BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sebagai sumber kajian. Berbicara tentang manusia, psikologi jelas

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN. dan kehidupan sebagai sumber kajian. Berbicara tentang manusia, psikologi jelas"

Transkripsi

1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan kategorinya, sastra berbeda dengan psikologi. Meskipun berbeda, sastra dan psikologi memiliki kesamaan, yaitu keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber kajian. Berbicara tentang manusia, psikologi jelas terlibat erat karena psikologi mempelajari perilaku manusia yang tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai perilakunya (Siswantoro, 2005: 29). Oleh karena itu, psikologi dapat digunakan untuk menginterpretasikan dan menilai karya sastra. Salah satu bentuk karya sastra yang didalamnya terdapat berbagai peristiwa dan perilaku yang dialami serta diperbuat oleh manusia (tokoh) adalah drama. Secara etimologis, kata drama berasal dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku, bertindak, bereaksi, dan sebagainya (Dewojati, 2012: 7). Menurut KBBI, drama memiliki dua pengertian. Pertama, drama merupakan komposisi syair atau prosa yang diharapkan dapat menggambarkan kehidupan dan watak melalui tingkah laku (akting) atau dialog yang dipentaskan. Kedua, drama merupakan cerita atau kisah yang melibatkan konflik atau emosi yang khusus disusun untuk pertunjukan teater. Pengertian drama tidak hanya ada di KBBI saja, dalam kamus Naver (2015) bahasa Korea juga terdapat pengertian dari drama. Menurut kamus Naver, drama merupakan seni sandiwara yang dipertunjukkan 1

2 2 kepada penonton melalui gerakan dan perkataan tokoh atau berdasarkan pada skenario suatu kejadian yang diperankan oleh aktor ( Dari pengertian-pengertian drama tersebut, dapat disimpulkan bahwa drama merupakan cerita sandiwara atau kisah yang dapat menggambarkan tentang kehidupan yang melibatkan konflik atau emosi. Di Indonesia, istilah drama bisa disebut juga dengan teater, yaitu cerita yang diperagakan di atas panggung berdasarkan naskah. Berbeda dengan di Indonesia, istilah drama di Korea digunakan untuk menyebut sandiwara bersambung yang disiarkan oleh stasiun televisi, atau di Indonesia lebih populer dengan istilah sinetron (sinema elektronik). Dalam drama atau sinetron terdapat tokoh-tokoh yang biasanya memiliki karakter khas sehingga dapat menimbulkan konflik. Konflik tersebut kemudian semakin lama semakin besar dan sampailah pada titik klimaks (Dewojati, 2012: 27). Tema-tema yang disajikan biasanya berkisar seputar kehidupan manusia, seperti kehidupan dan permasalahan remaja, cinta, keluarga, pekerjaan, dan lain sebagainya. Tema-tema tersebut juga sering diangkat dalam drama Korea. Salah satu drama Korea yang bertema tentang cinta adalah drama Kill Me, Heal Me. Akan tetapi, selain bertemakan cinta, berdasarkan judul drama tersebut dapat dilihat bahwa drama Kill Me, Heal Me juga mengangkat tema psikologi. Drama Kill Me, Heal Me menceritakan kehidupan cucu konglomerat bernama Cha Do Hyun yang memiliki gangguan kejiwaan karena pengalaman traumatik di masa lalu. Selain drama Kill Me, Heal Me, tema psikologi juga sering diangkat dalam drama Korea, seperti It s Okay, that s Love ( 괜찮아, 사랑이야 ) dan Hyde,

3 3 Jekyll Me ( 하이드지킬, 나 ). It s Okay, that s Love adalah drama yang menceritakan kehidupan seorang novelis dan DJ bernama Jang Jae-Yeol yang memiliki gangguan mental karena pengalaman traumatik yang dialami saat kanakkanak dan Hyde, Jekyll Me adalah drama yang menceritakan kehidupan seorang konglomerat bernama Gu Seo Jin yang memiliki kelainan psikologis berupa kepribadian ganda karena kejadian traumatis di masa kecilnya. Ketiga drama tersebut menceritakan gangguan kejiwaan sebagai dampak dari pengalaman traumatik. Jalan cerita drama Kill Me, Heal Me menjadi berbeda dengan drama lainnya karena tokoh Cha Do Hyun diceritakan memiliki tujuh kepribadian yang berbeda dan gangguan kejiwaan dalam drama tidak hanya digambarkan pada tokoh utama saja, melainkan juga pada tokoh pendukung. Selain itu, pengalaman traumatik yang diangkat dalam drama Kill Me, Heal Me adalah tindak kekerasan terhadap anak, baik fisik maupun psikis yang menyebabkan gangguan kejiwaan pada tokoh. Hal tersebut membuat drama ini semakin menarik karena Korea merupakan salah satu negara maju yang masih banyak terjadi kasus kekerasan terhadap anak. Berdasarkan data statistik dari EBS News pada tanggal 30 Juli 2015, kasus kekerasan terhadap anak yang terjadi di Korea dari tahun 2010 sampai tahun 2014 terus mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2014 terdapat tujuh belas anak yang meninggal akibat kekerasan ( Drama Kill Me, Heal Me yang mengangkat gangguan kejiwaan sebagai dampak dari kekerasan anak diduga membuat masyarakat sadar akan bahaya kekerasan terhadap anak. Hal tersebut

4 4 terlihat dari para penonton yang mengadakan donasi untuk anak korban kekerasan setelah menonton drama ini ( Pada dasarnya, karya sastra hadir karena ada pengarang yang menciptakannya. Pengarang menggunakan daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, gagasan, dan pikiran pengarang untuk menciptakan karya sastra dan secara tidak sadar maupun secara sadar memasukan teori psikologi yang dianutnya ke dalam bentuk intrinsik cerita. Oleh karena itu, untuk menganalisis psikologi dalam karya sastra diperlukan teori psikologi untuk mengetahui teori yang dianut oleh pengarang dan bidang interdisipliner antara ilmu sastra dan ilmu psikologi yang disebut dengan psikologi sastra. Dalam psikologi sastra, terdapat berbagai macam teori yang dapat digunakan untuk menganalisis kejiwaan dalam karya sastra. Akan tetapi, salah satu teori yang menjadi dasar dalam psikologi sastra adalah teori psikoanalisis sastra. Teori psikoanalisis yang dikemukakan Freud digunakan untuk menganalisis gejala psikologi yang ada pada bahasa yang diungkapkan pengarang dan juga digunakan untuk menilai karya sastra sebagai proses kreatif. Dalam proses kreatifnya, pengarang akan menangkap gejala kejiwaan yang kemudian diolah ke dalam teks yang dilengkapi dengan kejiwaan. Dalam teks tersebut biasanya terdapat gagasan yang berisi amanat pengarang yang tersembunyi dalam alam bawah sadar pengarang. Gagasan tersebut terproyeksi dari fenomena psikologis yang dialami diri pengarang dan atau fenomena psikologis dari pengalaman hidup di sekitar pengarang. Fenomena-fenomena psikologis tersebut kemudian dituliskan oleh pengarang ke dalam teks sastra secara imajiner. Karya sastra yang

5 5 dipandang sebagai fenomena psikologis akan menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokohnya, jika teks berupa drama maupun prosa. Dalam drama Kill Me, Heal Me tentunya juga terdapat ide, gagasan, dan pikiran pengarang yang tersembunyi dalam imajinasi pengarangnya, yaitu Jin Soo Wan. Jin Soo Wan mengangkat gangguan kejiwaan sebagai dampak dari kekerasan anak ke dalam teks drama Kill Me, Heal Me sebagai gagasan yang berisi mimpi-mimpinya yang tersembunyi dalam alam bawah sadar yang mungkin terproyeksi dari fenomena psikologis yang dialami diri Jin Soo Wan dan atau dari pengalaman hidup di lingkungan sekitarnya. Oleh karena itu, teori psikoanalisis dapat digunakan untuk menganalisis mimpi Jin Soo Wan yang terdapat dalam gagasan drama Kill Me, Heal Me. Jin Soo Wan merupakan salah satu penulis naskah drama terkenal di Korea Selatan. Dia dilahirkan di Korea Selatan pada tanggal 20 Juli Lulusan Duksung Women s University ( 덕성여자대학교 ) jurusan Bahasa dan Sastra Korea. Jin Soo Wan sudah menulis beberapa karya naskah drama, di antaranya: 눈꽃 (Snow Flower, 2000), 학교 4 (School 4, 2001), 형수님은열아홉 (Man 19 Year Old Sister in Law, 2004), 경성스캔들 (Scandal in Old Seoul, 2007), 해를품은달 (The Moon Embracing The Sun, 2012), dan 킬미, 힐미 (Kill Me, Heal Me, 2015). Kesuksesan drama Kill Me, Heal Me, mengantarkannya menjadi penulis buku dengan judul Kill Me, Heal Me, yang diterbitkan pada awal tahun 2016 lalu. Karya Jin Soo Wan tidak hanya menarik perhatian penonton di Korea saja, tetapi juga penonton luar negeri. Pada tahun 2013, karya Jin Soo Wan yang

6 6 berjudul The Moon Embracing The Sun mendapatkan penghargaan di Worldfest- Houston International Film & Video Festival, yang merupakan acara pengahargaan film dan video festival independen tertua di dunia. Karya Jin Soo Wan kembali mendapatkan penghargaan sebagai drama terbaik di Worldfest- Houston International Film & Video Festival pada tahun 2016 dengan karyanya yang berjudul Kill Me, Heal Me ( Melalui drama Kill Me, Heal Me, Jin Soo Wan juga sempat mendapatkan pujian dari psikolog asal Kuba yang tinggal di Florida. Psikolog tersebut mengirimkan surat untuk Jin Soo Wan dan menuliskan pujian untuk Jin Soo Wan karena drama Kill Me, Heal Me menggambarkan penyakit gangguan identitas disosiatif dengan kekakuan dalam batas-batas fiksi dan rekreasi yang sangat baik dari unsur psikopatologis dan memberikan sudut pandang yang mendalam indah dari terapi tanpa mengabaikan sisi drama. Psikolog tersebut juga mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Jin Soo Wan karena sudah menggunakan pendekatan dari kekerasan terhadap anak dan membuat protagonis memaafkan tindakan kekerasan tersebut ( Berdasarkan uraian di atas, alasan pemilihan drama Kill Me, Heal Me sebagai objek penelitian yaitu, drama Kill Me, Heal Me merupakan drama yang menampilkan gangguan kejiwaan sebagai dampak dari tindak kekerasan terhadap anak yang merupakan peristiwa yang terjadi dalam kehidupan masyarakat secara universal, sehingga drama ini menjadi menarik untuk diteliti. Gangguan kejiwaan sebagai dampak dari kekerasan anak yang dijadikan gagasan dalam drama ini

7 7 menjadikan teori psikoanalisis sebagai kajian yang tepat untuk meneliti obsesi dan amanat pengarang. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas sebagai berikut. a. Gangguan kejiwaan apa saja yang merupakan dampak dari tindak kekerasan terhadap anak dalam drama Kill Me, Heal Me ( 킬미, 힐미 )? b. Amanat apakah yang ingin disampaikan oleh pengarang dalam drama Kill Me, Heal Me ( 킬미, 힐미 ) dan hubungannya dengan kekerasan terhadap anak? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, berikut merupakan rumusan tujuantujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian ini. a. Mengetahui gangguan kejiwaan yang merupakan dampak dari tindak kekerasan tehadap anak dalam drama Kill Me, Heal Me ( 킬미, 힐미 ). b. Mengetahui amanat pengarang dalam drama Kill Me, Heal Me ( 킬미, 힐미 ) dan hubungannya dengan kekerasan terhadap anak.

8 8 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara teoretis dan praktis Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan memiliki manfaat untuk menguatkan teori psikoanalisis yang bersangkutan dengan objek penelitian. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi tentang gangguan kejiwaan sebagai dampak kekerasan terhadap anak sekaligus sebagai referensi untuk penelitian yang menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud selanjutnya Manfaat Praktis Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu para pembaca dalam memahami drama Korea serta tokoh cerita drama secara mendalam melalui tinjauan psikoanalisis. 1.5 Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini, penulis merujuk pada penelitian-penelitian yang terlebih dahulu menggunakan teori psikoanalisis dan menganalisis gagasan pengarang dalam lingkungan Fakultas Ilmu Budaya UGM. Di antaranya adalah penelitian yang berjudul Kecenderungan Mythomania pada Tokoh Gyeon Woo sebagai Representasi Mimpi dan Gagasan Pengarang pada Film 엽기적인그녀 (My Sassy Girl) : Kajian Psikoanalisis Sastra karya Aria Prawira Dhana. Penelitian ini membahas kecenderungan mythomania yang dialami tokoh Gyeon Woo. Dengan

9 9 menggunakan teori psikoanalisis, penelitian ini menganalisis ide dan gagasan dari mythomania yang muncul dalam film merupakan hasil dari proses kreatif pengarang yang mempresentasikan alam bawah sadar dan mimpi pengarang. Penulis juga menjadikan penelitian Film Hello Ghost sebagai Mimpi dan Representasi Gagasan Pengarang oleh Oktavianie Wulan Sari tahun 2015 sebagai tinjauan pustaka. Penelitian ini menganalisis kejiwaan tokoh utama Sangman dan mimpi-mimpi yang dialami oleh pengarang dan juga masyarakat serta fenomena bunuh diri di lingkungan masyarakat Korea Selatan. Psikoanalisis dalam penelitian ini digunakan untuk mengungkap dan mendeskripsikan aspek id, ego, dan superego dalam kepribadian tokoh utama. Dari kedua penelitian analisis psikologis yang dipaparkan di atas, penelitian yang membahas gangguan kejiwaan tokoh dan gagasan pengarang dengan menggunakan teori psikoanalisis sastra memang sudah pernah dilakukan. Akan tetapi, objek data penelitian dan hasil yang diharapkan dari penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian sebelumnya hanya membahas gangguan kejiwaan yang dialami tokoh utama saja, sedangkan penelitian ini akan membahas gangguan kejiwaan yang dialami tokoh utama dan tokoh pendukung dalam drama. Dengan meneliti keseluruhan gangguan kejiwaan yang terdapat dalam drama, diharapkan hasil penelitian ini akan lebih maksimal dalam memberikan pengetahuan tentang gangguan kejiwaan dan amanat pengarang sesungguhnya dalam drama.

10 Landasan Teori Gangguan Kejiwaan Karya sastra dipandang sebagai gejala psikologis yang menampilkan aspek-aspek kejiwaan melalui tokoh-tokohnya jika teks berupa prosa atau drama. Oleh karena itu, karya sastra dapat dianalisis dengan menggunakan teori psikologi. Teori psikologi yang digunakan dalam membantu menganalisis drama Kill Me, Heal Me adalah teori gangguan kejiwaan. Teori ini membantu penulis untuk menentukan gejala-gejala dan faktor penyebab gangguan kejiwaan yang ditampilkan dalam drama Kill Me, Heal Me. Oleh karena itu, penulis akan menggunakan teori gangguan kejiwaan yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan yang dimunculkan dalam drama Gangguan Identitas Disosiatif Gangguan identitas disosiatif adalah gangguan kejiwaan yang berasal dari akibat simpangan trauma parah pada masa kanak-kanak (umur 3-11 tahun) dan remaja (umur tahun). Penderita gangguan identitas disosatif biasanya mengalami pengalaman traumatis yang cukup ekstrem dan terjadi berulang kali sehingga mengakibatkan terbentuknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda. Masing-masing kepribadian tersebut memiliki ingatan, kepercayaan, perilaku, pola pikir, serta cara melihat lingkungan dan diri mereka sendiri dengan cara yang berbeda-beda. Istilah gangguan identitas disosiatif merupakan sebuah istilah baru karena sebelumnya gangguan ini dikenal dengan gangguan kepribadian

11 11 majemuk ataupun banyak yang menyebutnya kepribadian ganda. Penderita gangguan identitas disosiatif memiliki beberapa gejala, yaitu: a. Gejala depersonalisasi dan derealisasi Pada gejala ini penderita biasanya akan mengalami perasaan tidak nyata, merasa terpisah dari diri sendiri baik secara fisik maupun mental dan merasa seperti mengamati dirinya sendiri seolah-olah sedang menonton diri mereka dalam sebuah film. b. Gejala distorsi waktu, amnesia, dan penyimpangan waktu Pada gejala ini penderita biasanya mengalami kehilangan waktu dan amnesia. Mereka kadang-kadang menemukan sesuatu yang tidak diketahuinya ataupun tersadar di suatu tempat yang tidak dikenal, sementara mereka tidak sadar kapan pergi ke tempat itu. c. Sakit kepala Penderita akan mengalami sakit kepala dan juga akan mendengar banyak suara-suara di kepalanya, seperti gejala skizofrenia. d. Keinginan bunuh diri Penderita juga biasanya memiliki keinginan untuk bunuh diri karena beberapa kepribadian mendorong mereka untuk melakukannya. e. Fluktuasi tingkat kemampuan dan gambaran diri

12 12 Berubah-ubahnya kondisi dan kemampuan penderita terjadi saat satu kepribadian bertukar dengan kepribadian lainnya. Perubahan yang terjadi tidak hanya pada kemampuan diri penderita, tapi juga pada gambaran dirinya. Gambaran diri penderita akan berbeda-beda tergantung dari kepribadian mana yang muncul. f. Perilaku menyakiti diri sendiri g. Kecemasan dan depresi Pada gejala ini penderita biasanya akan mengalami perasaan cemas dan depresi karena tidak mampu mengingat kejadian-kejadian yang dilakukannya saat menjadi kepribadian yang lain Gangguan Stres Paskatrauma Gangguan Stres Paskatrauma (Post-traumatic stress disorder disingkat PTSD) adalah suatu kondisi kesehatan mental yang dipicu oleh peristiwa mengerikan, seperti terlibat pertempuran, perkosaan, anak yang disia-siakan dan mengalami kekerasan fisik, penganiayaan seksual, serangan fisik, dan diancam dengan senjata. Akan tetapi, banyak traumatis lain yang juga dapat menyebabkan gangguan stres paskatraumatis, diantaranya mengalami kebakaran, bencana alam, penjambretan, perampokan, penganiayaan, konflik sipil, kecelakaan mobil, kecelakaan pesawat, penyiksaan, penculikan, mendapat diagnosis penyakit yang mengancam kehidupan, serangan teroris dan ekstrem lainnya atau peristiwa yang mengancam jiwa. Gejala gangguan stres paskatrauma umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis, yaitu:

13 13 a. Gejala kenangan mengganggu (intrusive memories) Gejala dalam kelompok kenangan mengganggu (intrusive memories) antara lain, kilas balik (flash back) atau hidupnya kembali peristiwa traumatis selama beberapa menit atau bahkan berhari-hari dan mengalami mimpi buruk tentang peristiwa traumatik. b. Gejala menghindari dan mati rasa Gejala menghindari (avoidance) dan mati rasa (numbing) antara lain, mencoba untuk menghindari dari berpikir atau berbicara tentang peristiwa traumatik, merasa mati rasa emosional, menghindari aktivitas yang dulu pernah disukai, keputusasaan tentang masa depan, gangguan memori, kesulitan berkonsentrasi, dan kesulitan mempertahankan hubungan dekat. c. Gejala kecemasan atau peningkatan gairah atau emosi (hyperarousal). Gejala peningkatan kecemasan dan gairah emosional, antara lain mudah marah, rasa bersalah, perilaku merusak diri sendiri, sulit tidur, mudah terkejut atau ketakutan, dan mendengar atau melihat hal yang tidak ada Gangguan Bipolar Gangguan bipolar adalah gangguan mental yang menyerang kondisi psikis seseorang yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang sangat ekstrem berupa mania dan depresi. Oleh karena itu, istilah medis sebelumya disebut dengan maniac depressive. Suasana hati penderitanya dapat berganti secara tiba-tiba antara dua kutub (bipolar) yang berlawanan, yaitu kebahagiaan

14 14 (mania) dan kesedihan (depresi) yang berlebihan tanpa pola atau waktu yang pasti. Episode pertama pada gangguan bipolar adalah mania. Pada episode ini terdapat beberapa gejala yang muncul, diantaranya adalah gembira berlebihan, mudah tersinggung sehingga mudah marah, merasa dirinya sangat penting, merasa kaya atau memiliki kemampuan lebih dibanding orang lain, penuh ide dan semangat baru, cepat berpindah dari satu ide ke ide lainnya, mendengar suara yang orang lain tak dapat mendengarnya, nafsu seksual meningkat, menyusun rencana yang tidak masuk akal, sangat aktif dan bergerak sangat cepat, berbicara sangat cepat sehingga sukar dimengerti apa yang dibicarakan, menghambur-hamburkan uang, membuat keputusan aneh dan tiba-tiba namun cenderung membahayakan, merasa sangat mengenal orang lain, mudah melempar kritik terhadap orang lain, sukar menahan diri dalam perilaku seharihari, sulit tidur, dan merasa sangat bersemangat seakan-akan satu hari tidak cukup 24 jam. Episode kedua dalam gangguan bipolar adalah gejala depresi bipolar. Gejala-gejala yang muncul dalam episode ini diantaranya, suasana hati yang murung dan perasaan sedih yang berkepanjangan, sering menangis atau ingin menangis tanpa alasan yang jelas, kehilangan minat untuk melakukan sesuatu, tidak mampu merasakan kegembiraan, mudah letih, tak bergairah, tak bertenaga, sulit konsentrasi, merasa tak berguna dan putus asa, merasa bersalah dan berdosa, rendah diri dan kurang percaya diri, beranggapan masa depan

15 15 suram dan pesimistis, berpikir untuk bunuh diri, hilang nafsu makan atau makan berlebihan, penurunan berat badan atau penambahan berat badan, sulit tidur, bangun tidur lebih awal, atau tidur berlebihan, mual sehingga sulit berbicara karena menahan rasa mual, mulut kering, susah buang air besar dan terkadang diare, kehilangan gairah seksual, dan menghindari komunikasi dengan orang lain. Seperti halnya gangguan kejiwaan lainnya, gangguan bipolar juga memiliki beberapa faktor penyebab. Faktor penyebab tersebut diantaranya, faktor genetika, faktor fisiologis (sistem neurokimia dan gangguan suasana hati). Selain itu, faktor eksternal seperti faktor lingkungan dan psikologis juga diyakini terlibat dalam pengembangan gangguan bipolar. Penderita penyakit ini cenderung mengalami faktor pemicu munculnya penyakit yang melibatkan hubungan antarperseorangan atau peristiwa-peristiwa pencapaian tujuan (penghargaan) dalam hidup Teori Psikoanalisis Sigmund Freud Siswanto (2004: 31-32) menyatakan bahwa secara kategori, sastra berbeda dengan psikologi, sebab sastra berhubungan dengan dunia fiksi, drama, puisi, dan esai yang diklasifikasikan dalam seni (art), sedangkan psikologi merujuk kepada studi ilmiah tentang perilaku manusia dan proses mental. Meski berbeda keduanya memiliki titik temu atau kesamaan, yakni keduanya berangkat dari manusia dan kehidupan sebagai sumber kajian. Bicara tentang manusia, psikologi jelas terlihat erat, karena psikologi mempelajari perilaku. Perilaku

16 16 manusia tidak lepas dari aspek kehidupan yang membungkusnya dan mewarnai perilakunya. Psikologi sastra mempelajari fenomena, kejiwaan tertentu yang dialami oleh tokoh utama dalam karya sastra ketika merespon atau berinteraksi terhadap diri dan lingkunganya. Dengan demikian gejala kejiwaan dapat terungkap lewat perilaku tokoh dalam sebuah karya sastra. Psikologi sastra memberikan perhatian pada masalah yang berkaitan dengan unsur-unsur kejiwaan tokoh-tokoh fiksional yang terkandung dalam sastra. Aspek-aspek kemanusian inilah yang merupakan objek utama psikologi sastra sebab semata-mata dalam diri manusia itulah aspek kejiwaan dicangkokkan dan diinvestasikan. Penelitian psikologi sastra dilakukan melalui dua cara yaitu (1) melalui pemahaman teori-teori psikologi kemudian diadakan analisis terhadap karya sastra, (2) dengan terlebih dahulu menentukan sebuah karya sastra sebagai objek penelitian, kemudian ditentukan teori-teori psikologi yang dianggap relevan untuk melakukan analisis (Ratna, 2009: 344). Teori psikologi sastra yang paling sering digunakan dalam menganalisis karya sastra adalah teori psikoanalisis Sigmund Freud. Sigmund Freud dilahirkan di Freiberg, Moravia, pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal di London pada 23 September Sigmund Freud belajar kedokteran di Wina dan menjadi dokter umum di rumah sakit Wina dalam bidang anatomi otak dan mengadakan penelitian terhadap obat bius. Pada tahun 1886 Sigmund Freud membuka praktik dokter saraf dan juga menulis berbagai bidang neurologi dan otak anak-anak.

17 17 Penemuan psikoanalisis telah memperkenalkan Sigmund Freud menjadi seorang yang berpengaruh pada zamannya. Istilah psikoanalisis sendiri muncul pada tahun Psikoanalisis sendiri merupakan suatu cara pandang yang serba baru terhadap manusia pada zamannya. Dalam pandangan psikoanalisis, ketidaksadaran memainkan peran yang penting dan menjadi satu manfaat praktis dalam mengobati pasien-pasien yang mengalami gangguan jiwa. Freud menghubungkan psikoanalisis dengan sastra melalui wujud kesusastraan yang berupa bahasa. Selain itu, gagasan Sigmund Freud terhadap sastra juga terdapat dari berbagai tulisannya. Dalam buku yang berjudul Repression (1915), Sigmund Freud mengatakan bahwa pikiran yang tidak sadar mampu mengungkapkan dirinya dalam bentuk yang lain atau dalam satu tindakan-tindakan, kata-kata, fantasi-fantasi mental dalam mana arti dari keadaan tersebut dapat diketahui melalui pengetahuan kesadaran ataupun penyaringan dari kejiwaan. Dalam Studies in Hysteria ( ), Sigmund Freud mengatakan bahwa pikiran-pikiran tidak sadar bersumber dari faktorfaktor seksual yang dilakukan melalui energi yang tidak statis yang mendorong pada bentuk kesadaran. Sebaliknya, kekuatan dari bentuk penekanan atau repression itu memiliki ciri-ciri khusus yang disembunyikan. Hal-hal yang tersembunyi itu akan muncul melalui gejala-gejala fisik atau simptom-simptom fisik, mimpi-mimpi, guyonan, atau kelakar, salah ucap, salah dalam menulis, salah lafal, gagap bicara, keseleo lidah atau latah dalam bicara. Kesemua itu merupakan gerakan-gerakan yang tersembunyi yang secara tidak sadar mengungkapkan kehidupan sehari-sehari seseorang. Bahasa dalam hal ini sangat

18 18 jelas berhubungan dengan tak sadar atau ketidaksadaran. Menurut Milner (1992: xiii, via Susanto, 2012: 58) Sigmund Freud menjadikan mimpi, fantasi, dan mite sebagai bahan dasar dari ketidaksadaran. Oleh karena itu, Freud menghubungkan karya sastra dengan mimpi. Sastra dan mimpi dianggap memberikan kepuasan secara tidak langsung. Mimpi seperti tulisan merupakan sistem tanda yang menunjuk pada sesuatu yang berbeda yaitu melalui tanda-tanda itu sendiri. Perbedaan antara karya sastra dan mimpi adalah karya sastra terdiri atas bahasa yang bersifat linier sedangkan mimpi terdiri atas tanda-tanda figuratif yang tumpang tindih dan campur aduk. Mimpi dalam sastra adalah angan-angan halus (Endraswara dalam Minderoop, 2011: 16). Mimpi mempunyai dua sisi, yaitu isi manifes dan isi laten. Isi manifes adalah gambar-gambar yang kita ingat ketika kita terjaga, dan muncul ke dalam pikiran kita ketika kita mencoba mengingatnya. Isi laten yang oleh Freud disebut pikiran-pikiran mimpi ialah sesuatu yang tersembunyi (pikiran tersembunyi) bagaikan sebuah teks asli yang keadaanya primitif dan harus disusun kembali melalui gambar yang sudah diputarbalikkan sebagaimana disajikan oleh mimpi manifest (Milner, 1992: 27). Teori psikoanalisis mengenai mimpi yang dikemukakan oleh Sigmund Freud membantu penulis dalam menganalisis amanat dan obsesi yang ingin ditampilkan pengarang dalam drama Kill Me, Heal Me. Hal tersebut dikarenakan amanat dan obsesi dalam sebuah karya sastra merupakan bentuk dari

19 19 ketidaksadaran yang ada dalam diri pengarang dalam proses pembuatan karya sastra. 1.7 Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang bersifat alamiah dan menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang, perilaku, atau data-data lainnya yang dapat diamati oleh peneliti (Moleong, 1989 via Sangidu, 2004:7). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif Metode Pengumpulan Data Penulis melakukan studi pustaka dengan mengumpulkan data yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan, teori psikoanalisis, dan kekerasan terhadap anak sebanyak-banyaknya dari perpustakaan. Sumber-sumber kepustakaan diperoleh dari buku, jurnal, dan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penulis juga mengumpulkan data mengenai drama Kill Me, Heal Me secara online. Penulis mencari naskah drama sebagai penunjang agar proses analisis menjadi lebih mudah. Selain itu, penulis juga mengumpulkan beberapa referensi yang berkaitan dengan gangguan kejiwaan.

20 Metode Analisis Data Untuk menemukan gangguan kejiwaan pada tokoh-tokoh dalam drama, hal pertama yang akan dilakukan adalah mengamati dan menentukan bagian dalam drama Korea Kill Me, Heal Me yang berhubungan dengan gangguan kejiwaan sesuai dengan data-data yang sudah dikumpulkan sebelumnya. Setelah itu, penulis menganalisis drama dengan menggunakan teori gangguan kejiwaan dan teori Psikoanalisis Sigmund Freud. Teori psikoanalisis Sigmund Freud membantu penulis menganalisis amanat pengarang yang terdapat dalam drama. Hal terakhir yang akan dilakukan adalah menghubungkan drama dengan kekerasan terhadap anak. Analisis dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan. Tahap pertama penulis menonton drama Korea Kill Me, Heal Me. Kemudian penulis menentukan bagian drama yang menunjukkan adanya gangguan kejiwaan sesuai dengan data-data yang telah dikumpulkan mengenai gangguan kejiwaan dan menerjemahkan bagian tersebut ke dalam bahasa Indonesia dengan bantuan Kamus Bahasa Korea-Indonesia dan kamus online. Setelah itu, penulis mendeskripsikan gangguan kejiwaan berdasarkan gejala dan faktor penyebabnya. Kemudian penulis menganalisis amanat dalam drama dengan menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud dan menghubungkan drama dengan kekerasan terhadap anak. Hal terakhir yang dilakukan adalah penulis membuat kesimpulan dari hasil penelitian.

21 21 Menonton Drama Menentukan adegan dan dialog yang sesuai dengan data yang dikumpulkan mengenai gangguan kejiwaan Menerjemahkan dialog ke dalam bahasa Indonesia Mendeskripsikan gangguan kejiwaan berdasarkan gejala dan faktor penyebab Menganalisis amanat pengarang dengan menggunakan teori Psikoanalisis Sigmund Freud Membuat kesimpulan analisis serta saran yang berkaitan dengan analisis yang telah dilakukan. Bagan 1. Skema Analisis Data 1.8 Sistematika Penyajian Penelitian ini tersusun atas Bab I yang berisikan pendahuluan dengan rincian sub-bab berupa latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, sistematika penyajian.

22 22 Bab II merupakan isi dari penelitian yang mendeskripsikan gangguan kejiwaan sebagai dampak kekerasan terhadap anak dalam drama. Dalam bab ini akan terbagi ke dalam beberapa sub-bab yang berisi tentang gejala dan faktor penyebab gangguan kejiwaan yang dialami oleh para tokoh. Bab III berisi amanat pengarang dalam drama Korea Kill Me, Heal Me dan hubungannya dengan kekerasan terhadap anak. Pada bab ini, analisis mengenai pesan pengarang dalam drama dilakukan dengan menggunakan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Bab IV berisi kesimpulan analisis yang telah dilakukan.

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma

Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma Materi ini merupakan salah satu bahan kuliah online gratis bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa dan perawat pendamping Mengenal Gangguan Stress Pasca Trauma Oleh: Tirto Jiwo Juni 2012 Tirto Jiwo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, suatu metode analisis dengan penguraian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat

Lebih terperinci

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN 137 BAB. V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Konsep mimpi Sigmund Freud. Mimpi adalah produk psikis yang dianggap sebagai konflik antara daya-daya psikis. Dengan menganalisis mimpi maka dapat mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Konflik terjadi acap kali dimulai dari persoalan kejiwaan. Persoalan kejiwaan itu terjadi karena tidak terkendalinya emosi dan perasaan dalam diri. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa dan merupakan suatu yang indah.

BAB I PENDAHULUAN. dalam karya tulis yang mampu menggetarkan jiwa dan merupakan suatu yang indah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN Sastra merupakan hasil dari perwujudan pemikiran manusia tentang sesuatu yang dilihatnya. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, diartikan sebagai bahasa dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki arti atau keindahan tertentu (Mihardja, 2012: 2). Dalam Kamus Istilah Sastra (dalam Purba, 2012: 2) Panuti Sudjiman 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra (sansekerta/shastra) merupakan kata serapan dari bahasa Sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa

BAB I PENDAHULUAN. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sering disebut sebagai dunia dalam kata, bukan dunia manusia. Kejadian-kejadian yang sudah dilegitimasikan dalam teks tidak bisa diterjemahkan kembali ke dalam

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional (2008:725) Konsep merupakan (1)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang zaman (Sangidu, 2004:1-2). Secara umum, karya sastra berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang zaman (Sangidu, 2004:1-2). Secara umum, karya sastra berasal dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan, serta perhatiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu karya yang lahir dari hasil perenungan pengarang terhadap realitas yang ada di masyarakat. Karya sastra dibentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini

BAB I PENDAHULUAN. sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Drama merupakan kisah utama yang memiliki konflik yang disusun untuk sesuatu pertunjukan teater (Kamus Bahasa Indonesia: 212). Namun, dewasa ini drama bukan hanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh

BAB I PENDAHULUAN. yang berupa tulisan yaitu novel yang menceritakan tentang kehidupan tokohtokoh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan suatu ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman. Ungkapan-ungkapan tersebut di dalam sastra dapat berwujud lisan maupun tulisan. Tulisan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan masyarakat. Sekarang ini, media memiliki andil yang. budaya yang bijak untuk mengubah prilaku masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Media massa berperan sebagai sumber rujukan di bidang pendidikan dan penyebaran informasi yang cepat. Dalam hal ini, media dapat meningkatkan tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah media dari kehidupan masyarakat yang tergambar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah media dari kehidupan masyarakat yang tergambar dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah media dari kehidupan masyarakat yang tergambar dalam sebuah tulisan-tulisan fiksi. Sastra sangat dekat dengan masyarakat. Sastra bukan hanya sekadar

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, KERANGKA TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan data-data yang telah dikumpulkan, terdapat beberapa hasil penelitian yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Adapun

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI SASTRA NOVEL NEGERI PARA BEDEBAH KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Siti Fatimah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah fenomena kemanusiaan yang kompleks, ibarat memasuki hutan makin ke dalam makin lebat dan belantara, ada peristiwa suka dan duka, dan berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dengan kata lain, seorang aktor harus menampilkan atau. mempertunjukan tingkah laku yang bukan dirinya sendiri. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Membawakan peran atau akting dapat diartikan menampilkan atau mempertunjukan tingkah laku terutama diatas pentas. Berbuat seolaholah, berpura pura menjadi seseorang,

Lebih terperinci

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA)

PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) PERUBAHAN PERILAKU AKIBAT DELUSI PADA TOKOH- TOKOH DALAM NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA (KAJIAN PSIKOLOGI SASTRA) Widya Haznawati 1 Arif Mustofa 2, Riza Dwi Tyas.W 3 Pendidikan Bahasa dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang

Bab 1. Pendahuluan. Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Keberhasilan ekonomi sebagai akibat dari kemajuan teknologi menjadikan Jepang sebagai negara Asia yang penting. Begitu juga dengan kebudayaannya. Jepang merupakan negara

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama,

BAB V KESIMPULAN. masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, BAB V KESIMPULAN Berdasarkan analisis yang telah dilakukan sesuai dengan rumusan masalah, maka kesimpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, dalam novel Dan Hujan pun Berhenti terdapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berkembangnya era globalisasi berdampak pada tatanan persaingan kehidupan tingkat tinggi sehingga menuntut sumber daya manusia yang berkualitas dan mampu bersaing.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam

BAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang dianyam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap

BAB I PENDAHULUAN. yang bebas mengungkapkan semua ide dan ktreatifitasnya agar pembaca dapat menangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Sastra adalah sebuah media bagi pengarang untuk menuangkan ide kreatif dan imajinasinya. Dalam menciptakan sebuah karya kreatif, seorang pengarang menjadi

Lebih terperinci

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA

ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA ANALISIS PSIKOLOGI TOKOH UTAMA NOVEL HUJAN DI BAWAH BANTAL KARYA E. L. HADIANSYAH DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI SMA Oleh: Aji Budi Santosa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP, Universitas

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan

Bab 2. Landasan Teori. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Penokohan Penokohan merupakan satu bagian penting dalam membangun sebuah cerita. Tokoh-tokoh tersebut tidak saja berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari, kita ketahui terdapat beberapa jenis seni yang di antaranya adalah Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, dan Seni Teater. Beberapa jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam

BAB I PENDAHULUAN. terkenal adalah Senseijutsu Satsujin Jiken. Novel ini berhasil menjadi finalis dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Soji Shimada adalah novelis besar Jepang yang telah banyak menghasilkan karya sastra bermutu tinggi dan dihargai oleh masyarakat penikmat sastra dunia. Soji Shimada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat dilepaskan dari masyarakat pemakainya. Bahasa yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan ide, gagasan, pendapat serta perasaan kepada orang lain. Sebagai alat komunikasi antar anggota masyarakat, bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Jepang adalah salah satu negara yang memiliki kekuatan dalam bidang sastra dan budaya. Selain itu, Jepang juga melahirkan banyak penulis berbakat. Salah satunya

Lebih terperinci

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI)

KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) KLASIFIKASI EMOSI PEREMPUAN YAN TERPISAH DARI RAGANYA DALAM NOVEL KOMA KARYA RACHMANIA ARUNITA (SEBUAH KAJIAN PSIKOLOGI) Disusun Oleh: JOANITA CITRA ISKANDAR - 13010113130115 FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan realitas sosial (semua menyangkut aspek kehidupan manusia) yang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra lahir disebabkan oleh dorongan dasar manusia untuk mengungkapkan eksistensi dirinya, perhatian besar terhadap masalah manusia dan kemanusiaan serta

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya pada usia ini sekolah menjadi pengalaman inti anak. Periode ketika anak-anak dianggap mulai bertanggung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap orang memiliki karakteristik dan sifat yang berbeda-beda. Hal tersebut merupakan representasi psikologis masing-masing orang yang dibangun dari latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah seni yang tercipta dari tangan-tangan kreatif, yang merupakan jabaran dari kehidupan yang terjadi di muka bumi ini. Sastra merupakan salah satu seni yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perilaku seseorang timbul disebabkan adanya motivasi. Motivasi merupakan suatu keadaan yang mendorong atau merangsang seseorang untuk melakukan sesuatu atau kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu

Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu Oleh: Esa Putri Yohana 1 Abstrak Skripsi ini berjudul Trauma Tokoh Nayla dalam Novel Nayla Karya Djenar Maesa Ayu. Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba.

BAB I PENDAHULUAN. peneliti ingin meneliti salah satu karya dari Asa Nonami berjudul Kogoeru Kiba. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asa Nonami merupakan seorang novelis terkenal di Jepang, ia lahir pada 19 Agustus 1960 di Tokyo. Asa Nonami adalah penulis cerita fiksi kejahatan dan cerita horor,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. sastra dalam bentuk novel yang terpenting adalah pendekatannya yaitu pendekatan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi dan kreatifitas pengarang, serta refleksinya terhadap gejala sosial yang terdapat di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik

BAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun

Lebih terperinci

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD)

Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) Oleh : Husna Nadia 1102010126 Pembimbing : dr Prasila Darwin, SpKJ DEFINISI PTSD : Gangguan kecemasan yang dapat terjadi setelah mengalami /menyaksikan suatu peristiwa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan produk pengarang yang bermediakan bahasa dan imajinasi. Karya sastra merupakan cerminan pemikiran, perasaan, kepribadian, dan pengalaman hidup

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia. Kemampuan berbahasa seseorang dapat menunjukkan kepribadian serta pemikirannya.

Lebih terperinci

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH RAIHANA DALAM NOVEL PUDARNYA PESONA CLEOPATRA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Hariyanto Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan berkaitan erat dengan proses belajar mangajar. Seperti di sekolah tempat pelaksanaan pendidikan, peserta didik dan pendidik saling melaksanakan pembelajaran

Lebih terperinci

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA

PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Artikel PERSOALAN DEPRESI PADA REMAJA Mardiya Depresi merupakan penyakit yang cukup mengganggu kehidupan. Saat ini diperkirakan ratusan juta jiwa penduduk di dunia menderita depresi. Depresi dapat terjadi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam

BAB II KAJIAN TEORI. bagaimana unsur cerita atau peristiwa dihadirkan oleh pengarang sehingga di dalam BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Drama Sebagai Karya Fiksi Sastra sebagai salah satu cabang seni bacaan, tidak hanya cukup dianalisis dari segi kebahasaan, tetapi juga harus melalui studi khusus yang berhubungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan

BAB I PENDAHULUAN. dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan karya sastra di Indonesia saat ini cukup pesat. Terbukti dari banyak karya sastra yang muncul, baik berupa novel, puisi, cerpen, dan drama. Hasil

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Pelecehan seksual kian marak terjadi di lingkungan sekitar. Biasanya pelecehan seksual terjadi di tempat seperti transportasi umum seperti bis atau kereta yang sesak

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan

Bab 1. Pendahuluan. Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar belakang Jepang seperti yang banyak kita ketahui merupakan suatu negara maju dan modern hampir di segala bidang. Kemajuan di segala bidang ini tidak terkecuali media hiburan.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan bahwa sastra adalah institusi sosial BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Rumusan Masalah 1.1.1. Latar Belakang Sastra 1 merupakan curahan hati manusia berupa pengalaman atau pikiran tentang suatu objek tertentu. Rene Wellek mengatakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupan, yang menggunakan bahasa sebagai medium. Sebagai seni kreatif

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan dan saran. bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu

Bab 4. Simpulan dan saran. bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Bab 4 Simpulan dan saran 4.1 Simpulan Melalui analisis yang telah dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa tokoh yang bernama Frank dalam novel In The Miso Soup karya Ryu Murakami mengalami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berjudul Analisis Tokoh Utama pada Film Curse of the Golden Flower Berdasarkan Pendekatan Struktural. Film yang akan penulis analisis diadaptasi dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkaitan erat dengan berbagai aspek kehidupan. Menurut Undang-Undang No. 33 Tahun BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia adalah homo pluralis yang memiliki cipta, rasa, karsa, dan karya sehingga dengan jelas membedakan eksistensinya terhadap makhluk lain. Karena memiliki

Lebih terperinci

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA

PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA PENGANIAYAAN TERHADAP ANAK DALAM KELUARGA Oleh: Alva Nadia Makalah ini disampaikan pada Seminar Online Kharisma ke-3, dengan Tema: Kekerasan Pada Anak: Efek Psikis, Fisik, dan Tinjauan Agama Dunia Maya,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini.

BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. BAB II KONSEP, TINJAUAN PUSTAKA, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dalam penelitian ini melibatkan beberapa konsep seperti berikut ini. 2.1.1 Novel Novel adalah jenis prosa yang mengandung unsur tokoh, alur,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang

BAB I PENDAHULUAN. Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra selalu identik dengan ungkapan perasaan dan pikiran pengarang tentang hidup. Karya sastra yang diciptakan seorang pengarang adalah gambaran dan kepekaan terhadap

Lebih terperinci

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model

Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Materi ini merupakan salah satu Bahan kuliah online gratis Bagi anggota keluarga, relawan kesehatan jiwa Dan perawat pendamping Strategi pemulihan gangguan jiwa berdasar stress vulnerability model Oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. definisi serta perbedaan karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah karya sastra mempunyai beberapa definisi, yaitu karya sastra sebagai karya seni dan karya sastra sebagai ilmu pengetahuan. Badrun mengungkapkan definisi serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia memiliki banyak realita yang mempengaruhi kehidupan itu sendiri. Peristiwa atau kejadian yang ada dalam kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan tekanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan sarana bagi seorang pengarang untuk menyampaikan suatu pemikiran atau gagasan berdasarkan problem-problem sosial yang terjadi di lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012

KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 KEMAMPUAN MENULIS NASKAH DRAMA SISWA KELAS VIII SMPN 1 UJUNGPANGKAH KABUPATEN GRESIK TAHUN PELAJARAN 2011/2012 MUSTOFA Universitas Negeri Malang E-Mail: Mustofagresik@gmail.com Pembimbing: (I) Dr. Heri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN Gangguan stres akut (juga disebut shock psikologis, mental shock, atau sekedar shock) adalah sebuah kondisi psikologis yang timbul sebagai tanggapan terhadap peristiwa yang mengerikan.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77

BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN. dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. 77 BAB IV ANALISIS HASIL DATA PENELITIAN A. Temuan Penelitian Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola kategori dan suatu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema

Lebih terperinci

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar

BAB I. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan dunia imajinasi yang diciptakan oleh pengarang. Imajinasi yang diciptakan berasal dari diri sendiri dan lingkungan sekitar pengarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Kebutuhan tersebut tidak hanya secara fisiologis

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perselingkuhan sebagai..., Innieke Dwi Putri, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra menggambarkan jiwa masyarakat. Karya sastra sebagai interpretasi kehidupan, melukiskan perilaku kehidupan manusia yang terjadi dalam masyarakat. Segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban

BAB I PENDAHULUAN. Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Karya sastra dapat dikatakan bahwa wujud dari perkembangan peradaban manusia sesuai dengan lingkungan karena pada dasarnya, karya sastra itu merupakan unsur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, secara langsung maupun tidak langsung membutuhkan kehadiran orang lain. Tanpa kehadiran orang lain ia merasa kurang berarti,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang dipentaskan dihadapan penonton. Jika melihat drama berati kita melihat kejadian yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna

BAB I PENDAHULUAN. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh

1. PENDAHULUAN. pembelajaran sastra berlangsung. Banyak siswa yang mengeluh apabila disuruh 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran sastra di sekolah kini tampak semakin melesu dan kurang diminati oleh siswa. Hal ini terlihat dari respon siswa yang cenderung tidak antusias saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh

BAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, budayanya serta budaya orang lain. Pembelajaran bahasa juga dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat untuk melakukan komunikasi dan bekerja sama dengan orang lain serta alat untuk mengidentifikasi diri. Bahasa memiliki peranan didalam perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah bentuk seni yang diungkapkan oleh pikiran dan perasaan manusia dengan keindahan bahasa, keaslian gagasan, dan kedalaman pesan (Najid, 2003:7). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu

BAB I PENDAHULUAN. indah dan berusaha menyalurkan kebutuhan keindahan manusia, di samping itu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif manusia dalam kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sastra seni kreatif menggunakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian

PENDAHULUAN. sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan imajinasi pengarang yang dipengaruhi oleh lingkungan sosialnya. Imajinasi pengarang dituangkan dalam bentuk bahasa yang kemudian dinikmati oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah

BAB I PENDAHULUAN. dan diantaranya adalah tindak kekerasan dan pelecehan seksual yang mengarah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak terjadi tindak kekerasan yang terjadi di berbagai tempat di lingkungan sekitar kita. Tindak kekerasan yang terjadi berbagai macam dan diantaranya

Lebih terperinci

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Pedologi. Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga. Yenny, M.Psi. Psikolog. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Modul ke: Pedologi Penganiayaan Anak dan Kekerasan dalam Rumah Tangga Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi. Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Tipe-tipe Penganiayaan terhadap Anak Penganiayaan

Lebih terperinci

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS

EPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film,

Bab 1. Pendahuluan. Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang memiliki beraneka ragam seni kebudayaan seperti matsuri, odori, film, ongaku, haiku dan lain-lain. Film Jepang adalah film yang diproduksi untuk diputar di Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sastra adalah pengungkapan masalah hidup, filsafat, dan ilmu jiwa yang dituangkan dalam sebuah karya. Sastra lahir dari dorongan manusia untuk mengungkapkan diri,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sosiologi dan Sastra Secara institusional objek sosiologi dan sastra adalah manusia dalam masyarakat, sedangkan objek ilmu-ilmu kealaman adalah gejala alam. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tedjo Narsoyo (2010:3), Kurikulum merupakan acuan pembelajaran dan pelatihan dalam pendidikan. Pengembangan kurikulum melibatkan pemikiran-pemikiran secara filsafati,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Dalam meningkatkan hal tersebut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan

Lebih terperinci

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI

KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI KEMAMPUAN MENULIS CERPEN BERDASARKAN PENGALAMAN SISWA DI SMP NEGERI 17 KOTA JAMBI Pada hakikatnya belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.

BAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mental Emosional 2.1.1 Definisi Mental Emosional Mental adalah pikiran dan jiwa, sedangkan emosi adalah suatu ekspresi perasaan, atau dapat juga diartikan sebagai sebuah afek

Lebih terperinci