BAB II BAHAN RUJUKAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II BAHAN RUJUKAN"

Transkripsi

1 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kinerja Pengertian Kinerja Kinerja adalah Kinerja berasal dari kata job performance atau actual performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang. Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Menurut Nurlaila (2010:71), Performance atau kinerja merupakan hasil atau keluaran dari suatu proses. Menurut Luthans (2005:165), kinerja adalah kuantitas atau kualitas sesuatu yang dihasilkan atau jasa yang diberikan oleh seseorang yang melakukan pekerjaan Jenis kinerja Keberhasilan organisasi tergantung kepada kinerja para peserta organisasi yang bersangkutan dan unsur manusialah yang memegang peranan sangat penting dalam menentukan keberhasilan mencapai tujuan organisasi. Adapun menurut Sofa, 2013 di dalam organisasi di kenal tiga jenis kinerja yakni: a. Kinerja strategik Kinerja strategik biasanya berkaitan dengan strategi dalam penyesuaian terhadap ligkungannya dan kemampuan di mana suatu organisasi berada. Biasanya kebijakan strategik di pegang oleh top manajer, karena menyangkut strategi menghadapi pihak luar, dan juga kinerja strategik harus mampu membuat visi kedepan tentang kondisi makro ekonomi negara yang berpengaruh pada kelangsungan organisasi. b. Kinerja administratif Kinerja administratif berkaitan dengan kinerja administrasi organisasi. Termasuk didalamnya tentang struktur administratif yang mengatur 7

2 8 hubungan otoritas (wewenang) dan tanggung jawab dari orang yang menduduki jabatan atau bekerja pada unit-unit kerja yang terdapat dalam organisasi. Disamping itu, kinerja administratif berkaitan dengan kinerja dari mekanisme aliran informasi antar unit kerja dalam organisai,agar tercapai sinkronisasi kerja antar unit kerja. c. Kinerja operasional. Kinerja operasional berkaitan dengan efektifitas penggunaan setiap sumber daya yang digunakan organisasi. Kemampuan mencapai efektifitas penggunaan sumberdaya (modal, bahan baku, teknologi dan lain-lain) tergantung kepada sumberdaya manusia yang mengerjakan. 2.2 Laporan Keuangan Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi yang dapat digunakam untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Dalam PSAK No. 1 (2009) disebutkan bahwa tujuan laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2012:5) mengemukakan laporan keuangan yaitu, Laporan keuangan merupakan struktur yang menyajikan posisi keuangan dan kinerja keuangan dalam sebuah entitas. Tujuan umum dari laporan keuangan ini untuk kepentingan umum adalah penyajian informasi mengenai posisi keuangan (financial position), kinerja keuangan (financial performance),dan arus kas (cash flow) dari entitas yang sangat berguna untuk membuat keputusan ekonomis bagi para penggunanya. Untuk dapat mencapai tujuan ini, laporan keuangan menyediakan informasi mengenai elemen dari entitas yang terdiri dari aset, kewajiban, networth, beban, dan pendapatan (termasuk gain dan loss), perubahan ekuitas dan arus kas. Informasi tersebut diikuti dengan catatan, akan membantu pengguna memprediksi arus kas masa depan. Menurut Munawir (2010:5), pada umumnya laporan keuangan itu terdiri dari neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas. Neraca menunjukkan/menggambarkan jumlah aset, kewajiban dan

3 9 ekuitas dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Sedangkan perhitungan (laporan) laba-rugi memperlihatkan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan serta beban yang terjadi selama periode tertentu, dan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan. Menurut Gitman (2012:44), Annual report that publicly owned corporations must provide to stockholders; it summarizes and documents the firms financial 2 activities during the past year. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan untuk perusahaan terdiri dari laporan-laporan yang melaporkan posisi keuangan perusahaan pada suatu waktu tertentu, yang dilaporkan dalam neraca dan perhitungan laba-rugi serta laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, dimana neraca menunjukkan jumlah aset, kewajiban dan ekuitas perusahaan. Laporan laba-rugi menunjukkan hasil operasi perusahaan selama periode tertentu. Sedangkan laporan perubahan ekuitas menunjukkan sumber dan penggunaan atau alasan-alasan yang menyebabkan perubahan ekuitas perusahaan Pemakai Laporan Keuangan Menurut Harahap (2010:7), pengguna laporan keuangan adalah sebagai berikut: 1. Pemilik Perusahaan Bagi pemilik perusahaan, laporan keuangan untuk menilai prestasi atau hasil yang diperoleh manajemen, engetahui hasil dividen yang akan diterima, menilai posisi keuangan perusahaan dan pertumbuhannya, mengetahui nilai saham dan laba per lembar saham, sebagai dasar untuk memprediksi kondisi perusahaan di masa mendatang dan sebagai dasar untuk mempertimbangkan, menambah, atau mengurangi investasi. 2. Manajemen Perusahaan Bagi manajemen perusahaan, laporan keuangan ini digunakan sebagai alat untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan kepada pemilik, mengukur tingkat biaya dari setiap kegiatan operasi perusahaan, divisi, bagian, atau segmen tertentu, mengukur tingkat efisiensi dan tingkat keuntungan

4 10 perusahaan, divisi, atau segmen, menilai hasil kerja individu yang diberi tugas dan tanggung jawab, menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan perlu tidaknya diambil kebijaksanaan baru dan memenuhi ketentuan dalam undang-undang, peraturan, anggaran dasar, pasar modal, dan lembaga regulator. 3. Investor Bagi investor, laporan keuangan ini digunakan untuk mengetahui prospek keuntungan dan perkembangan perusahaan selanjutnya, sehingga para investor dapat mengetahui jaminan atas investasinya dalam kondisi keuangan janka pendek. 4. Kreditur dan Banker Bagi kreditur dan bankir laporan keuangan ini digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek maupun dalam jangka panjang, menilai kualitas jaminan kredit/ investasi untuk menopang kredit yang akan diberikan, menilai dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari perusahaan atau menilai rate of return perusahaan, dan menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai dasar dalam pertimbangan keputusan kredit. 5. Pemerintah Bagi pemerintah laporan keuangan ini digunakan untuk menghitung dan menetapkan jumlah pajak yang harus dibayar, sebagai dasar dalam penetapan-penetapan kebijakan baru, menilai apakah perusahaan memerlukan bantuan atau tindakan lain dan menilai kepatuhan perusahaan terhadap aturan yang ditetapkan. 2.3 Bank Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Perbankan, bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentukbentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

5 11 Menurut para ahli : 1. Prof. G.M. Verryn Stuart (2015), Pengertian Bank ialah badan usaha yang wujudnya ialah memuaskan keperluan orang lain, dengan cara memberikan kredit yang berupa uang yang diterimanya dari orang lain, sekalipun dengan cara dengan menambah uang baru (kertas atau logam). 2. Dr. B.N. Ajuha (2015), Pengertian Bank adalah Tempat menyalurkan modal dari mereka yang tidak dapat menggunakan secara menguntungkan kepada mereka yang dapat membuatnya dapat lebih produktif untuk dapat keuntungan masyarakat Jenis Bank Jenis bank di Indonesia menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2015) : Bank Sentral, yakni jenis bank yang bertugas untuk menerbitkan uang kertas dan juga uang logam untuk dapat dijadikan sebagai alat pembayaran yang sah di dalam suatu negara dan juga mempertahankan konversi uang yang dimaksud terhadap emas maupun perak maupun keduanya. Bank Umum, yakni jenis bank yang bukan saja dapat untuk meminjamkan ataupun menginvestasikan berbagai jenis tabungan yang diperolehnya, namun tetapi juga dapat memberikan pinjaman dari menciptakan sendiri suatu uang giral. Bank Perkreditan Rakyat (BPR), yaitu jenis bank yang melaksanakan kegiatan usaha dengan secara konvensional maupun yang didasarkan pada suatu prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak dapat memberikan jasa di dalam lalu lintas pembayaran. Bank Syariah, yakni jenis bank yang beroperasi dengan berdasarkan prinsip bagi hasil maupun sesuai dengan kaidah ajaran islam mengenai hukum riba.

6 Fungsi Bank Fungsi Bank menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan (2015) : 1. Fungsi Bank Sebagai Agent Of Trust fungsi bank sebagai agent of trust ialah suatu lembaga yang berlandasakan pada suatu kepercayaan. Dasar utama pada kegiatan perbankan yaitu kepercayaan, baik itu sebagai penghimpun dana ataupun penyaluran dana. Dalam hal tersebut Masyarakat akan mau menyimpan dana dananya di bank apabila dilandasi dengan kepercayaan. 2. Fungsi Bank Sebagai Agent Of Development Fungsi bank ialah sebagai agent of development ialah suatu lembaga yang memobilisasi dana berguna untuk pembangunan ekonomi suatu negara. Kegiatan bank tersebut berupa penghimpun dan juga penyalur dana sangatlah diperlukan bagi lancarnya suatu kegiatan perekonomian di sektor riil. Dalam hal tersebut bank memungkinkan masyarakat itu untuk melakukan kegiatan untuk investasi, distribusi, dan juga kegiatan konsumsi barang serta jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi, distribusi dan juga konsumsi tidak terlepas dari adanya penggunaan uang. 3. Fungsi Bank Sebagai Agent Of Services Fungsi bank sebagai agent of service ialah merupakan lembaga yang memberikan suatu pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal tersebut bank memberikan jasa pelayanan perbankan kepada masyarakat agar masyarakat tersebut merasa aman dan juga nyaman dalam menyimpan dananya itu. Jasa yang ditawarkan didalam bank tersbut sangat erat kaitannya dengan suatu kegiatan perekonomian masyarakat secara umum.

7 Investasi Pengertian Investasi Investasi menurut Sunariyah (2011) : Investasi adalah penanaman modal untuk satu atau lebih aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa masa yang akan datang. Dengan kata lain tujuan penanaman dana yang dilakukan investor adalah untuk mendapatkan keuntungan dimasa masa yang akan datang. Definisi investasi menurut Relly dan Brown (2013:3) : Investasi adalah setiap dollar yang diinvestasikan akan memberikan return dimasa datang sesuai dengan jangka waktu investasi, tingkat inflasi dan kondisi ekonomi yang akan datang. Ada dua faktor yang terdapat dalam pengertian tersebut, yaitu : waktu dan risiko. Kebutuhan akan investasi terus bertambah karena ketidakpastian di masa yang akan datang selalu ada. Seiring dengan berkembangan zaman, instrumen investasi juga semakin beragam jenisnya. Reksadana sebagai salah satu instrumen investasi dengan berbagai keunggulan seperti halnya hanya membutuhkan modal relatif sedikit, memiliki ragam jenis sesuai dengan risk dan return dikelola oleh tenaga profesional tampkanya dapat menjadi solusi instrumen investasi bagi masyarakat Tujuan Investasi Menurut Irham Fahmi (2012:3) Dalam investasi terdapat 4 tujuan, yaitu : 1. Terciptanya keberlanjutan (continuity) dalam investasi tersebut. 2. Terciptanya profit yang maksimum atau keuntungan yang diharapkan (profit actual). 3. Terciptanya kemakmuran bagi para pemegang saham. 4. Turut memberikan andil bagi pembangunan bangsa. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari investasi, yaitu mengaharapkan pendapat return yang lebih besar atas investasi yang telah dilakukan untuk hasil yang diperoleh pada masa yang akan datang (Irhan Fahmi, 2013).

8 Risiko investasi Investor dalam mengambil setiap keputusan investasi adalah selalu berusaha untuk meminimalisir berbagai risiko yang timbul, baik resiko yang bersifat jangka pendek maupun risiko yang bersifat jangka panjang. Setiap perubahan berbagai kondisi mikro maupun makro ekonomi akan turut mendorong terbentuknya berbagai kondisi yang mengharuskan seorang investor memutuskan apa yang harus dilakukan dan strategi apa yang akan diterapkan agar ia tetap memperoleh return yang diharapkan. Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara actual return and expected return (Irhan Fahmi, 2013). Terdapat beberapa jenis resiko dalam investasi : 1. Resiko Suku Bunga Naik turunnya suku bunga perbankan baik deposito, tabungan dan pinjaman akan mempengaruhi keputusan publik dalam menetapkan keputusannya, yaitu jika suku bunga bank mengalami kenaikan maka publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika suku bunga bankterjadi penurunan maka publik akan mempengaruhi dana tersebut untuk membeli saham. 2. Risiko Pasar Kondisi risiko pasar tergambar pada fluktuasi pasar, krismon, dan resesi ekonomi. 3. Risiko Inflasi Daya beli masyarakat pada saat inflasi terjadi penurunan, namun pada saat inflasi stabil atau rendah maka daya beli masyarakat akan terjadi peningkatan. 4. Risiko Bisnis Perkembangan dalam bidang trend, mode, dan dinamika lainnya telah mampu mempengaruhi berbagai keputusan publik dalam melakukan pembelian.

9 15 5. Risiko Finansial Memakai utang dalam membiayai perusahaan, maka akan menyebabkan utang terjadi peningkatan hingga berefek pada risiko yang ikut meningkat juga sehingga otomatis risiko finansial akan ikut meningkat. 6. Risiko Likuiditas Menyangkut kemampuan likuiditas perusahaan dalam memenuhi kebutuhan jangka pendeknya 7. Risiko Nilai Tukar Mata Uang Risiko mata uang, naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan mata uang negara lainnya. 8. Risiko Negara (Contry Risk) Menyangkut dengan kerusuhan politik, kudeta militer, dan pemberontakan lainnya. 2.5 Pasar Modal Pengertian Pasar Modal Pasar modal merupakan pertemuan pihak-pihak yang memiliki kelebihan dan kekurangan dana dengan cara memperjualbelikan surat berharga/sekuritas. Pasar modal merupakan sarana investasi yang memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun seperti saham maupun obligasi (Tandelilin, 2010). Pasar modal harus bersifat likuid dan efisien agar dapat menarik para investor. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan pembeli dapat membeli surat berharga/sekuritas dengan cepat. Sedangkan pasar modal dikatakan efisien jika harga dari surat berharga/sekuritas mencerminkan nilai dari perusahaan secara akurat Instrumen Pasar Modal Terdapat beberapa instrumen penting yang berada di dalam pasar modal. Setiap instrumen tersebut memberikan return dan risiko yang berbeda-beda. Menurut Jogiyanto (2013) menjelaskan ada empat instrumen pasar modal, yaitu: 1. Saham Saham merupakan hak kepemilikan dalam suatu perusahaan. saham terdiri dari 3 jenis yaitu Saham Biasa (Common Stock), Saham Preferen

10 16 (Preffered Stock), dan Saham Treasuri (Treasury Stock). Saham merupakan instrumen pasar modal yang menawarkan keuntungan paling tinggi sehingga banyak diminati oleh para investor. 2. Obligasi Obligasi (bond) merupakan utang jangka panjang yang akan dibayarkan kembali pada saat jatuh tempo dengan bunga yang tetap jika ada. Bunga dari obligasi bersifat tetap sehingga dalam Reksa Dana jenis instrumen ini sering dikenal sebagai Reksa Dana pendapatan tetap. Jenis ini memberikan keuntungan yang relatif kecil namun memiliki potensi kerugian yang kecil pula. 3. Instrumen Derivatif Instrumen derivatif merupakan sekuritas yang nilainya merupakan turunan dari suatu sekuritas lain sehingga nilai instrumen derivatif sangat tergantung dari harga sekuritas lain yang ditetapkan sebagai patokan. Ada beberapa jenis instrumen derivatif diantaranya warrant, right issue, option dan futures. 4. Reksa Dana Reksa Dana merupakan sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan Reksa Dana untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik di pasar modal maupun di pasar uang. Perusahaan Reksa Dana akan menghimpun dana dari investor untuk kemudian diinvestasikan dalam bentuk portofolio yang dibentuk oleh Manajer Investasi. 2.6 Reksadana Pengertian Reksa Dana Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan bahwa Reksa Dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi.

11 Karakteristik Reksa Dana Menurut Manurung (2008) ada beberapa karakteristik dalam suatu Reksa Dana, yaitu: a. Kumpulan dana dan pemilik. Reksa Dana merupakan kumpulan dana dan pemilik (investor) Dana yang terkumpul dalam suatu Reksa Dana berasal dari beberapa investor yang dikumpulkan dan diserahkan kepada Manajer Investasi untuk dikelola. Hal tersebut menunjukkan bahwa suatu Reksa Dana merupakan kumpulan dana dari beberapa investor. b. Diinvestasikan pada efek yang dikenal dengan instrumen investasi. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat tersebut diinvestasikan ke dalam instrumen investasi seperti rekening koran, deposito, surat utang jangka pendek, surat utang jangka panjang, obligasi dan obligasi konversi, serta efek saham. Manajer Investasi melakukan investasi pada masingmasing instrumen tersebut dengan besaran yang berbeda-beda sesuai perhitungan Manajer Investasi untuk mencapai tujuan investasi yaitu tingkat pengembalian yang diharapkan. c. Reksa Dana dikelola oleh Manajer Investasi. Manajer Investasi merupakan pihak yang bertanggung jawab mengenai dana yang diinvestasikan oleh para investor. Manajer Investasi harus memiliki ijin resmi dari BAPEPAMLK untuk mengelola dana dari para investor. Kinerja dari suatu Reksa Dana dapat menjadi acuan baik buruknya suatu Manajer Investasi. d. Reksa Dana merupakan instrumen investasi jangka menengah dan panjang. Karakteristik yang keempat ini merupakan karakteristik yang tidak tertulis secara jelas tetapi merupakan karakteristik yang tersirat dari konsep tersebut. Jangka menengah dan jangka panjang merupakan refleksi dari investasi Reksa Dana tersebut karena umumnya Reksa Dana melakukan investasi kepada instrumen investasi jangka panjang seperti Medium Term Notes (MTN), obligasi dan saham. Melalui konsep

12 18 karakteristik tersirat ini maka Reksa Dana tidak dapat dianggap sebagai pesaing dari deposito produk perbankan tersebut. Reksa Dana dianggap produk pelengkap dari produk yang ditawarkan perbankan. Bank-bank yang sudah maju atau sudah memiliki priority banking akan menawarkan Reksa Dana sebagai produk investasi jangka panjang. e. Reksa Dana merupakan produk investasi yang berisiko. Berisikonya Reksa Dana dikarenakan instrumen investasi yang menjadi portofolio Reksa Dana dan pengelola Reksa Dana yang bersangkutan. Berisikonya Reksa Dana karena harga instrumen portofolionya yang berubah tiap waktu. Contohnya bila Reksa Dana tersebut berisikan obligasi maka kebijakan Bank Indonesia meningkatkan suku bunga akan membuat harga obligasi mengalami penurunan. Manajer Investasi yang mengelola portofolio juga bisa membuat Reksa Dana tersebut berisiko dengan tindakan disengaja maupun tidak disengaja. Misalkan ada dana tunai yang masuk ke Reksa Dana dan Manajer Investasi sedang mengadakan rapat seharian dan lupa melakukan penempatan dana sehingga pengembalian Reksa Dana turun Manfaat Investasi Reksada Reksadana merupakan instrumen yang menguntungkan bagi para investor. Manfaat diperoleh jika melakukan investasi pada reksadana menurut Irham Fahmi (2012:64), yaitu : a. Tingkat pengambilan yang potensial Tingkat pengembalian yang diharapkan investor dari investasi pada reksadana adalah: a) Deviden dan atau bunga, yang dapat diterima dari manajer investasi. b) Keuntungan atau capital gain dari peningkatan nilai aktiva bersih. b. Diversifikasi Suatu portofolio reksadana yang terdiri dari berbagai macam efek yang dapat dimiliki investor dengan biaya yang relative sedikit. Dimana tarif yang ditawarkan oleh reksadana rendah yaitu Rp

13 19 c. Pengelolaan secara profesional Investor tidak perlu melakukan analisa efek karena tugas tersebut sudah dilakukan manajer investasi yang profesional. d. Likuiditas Reksadana terbuka sangat likuid karena investor dapat menjual unit miliknya kapan saja kepada manajer investasi Jenis Reksa Dana Memahami jenis reksadana yang tersedia, sangatlah perlu untuk mengetahui mengenai instrumen dimana reksadana melakukan investasi, karakteristik potensi keuntungan serta risiko yang akan terjadi. Reksadana dapat dilihat dari beberapa sudut pandang, antara lain : Jenis reksadana berdasarkan struktur lembaga. Menurut Sri Hermuningsih (2012:251) : 1. Reksdana berbentuk perseroan (PT) Reksadana yang berbentuk PT memiliki badan hukum tersendiri. Reksadana tersebut beroperasi sebagai penjual unit penyertaan. Konsekuensi reksadana sebagai perseroan adalah harus memilikin anggaran dasar, direksi dan kekayaan sendiri, pemegang saham. Yang membedakannya dengan jenis perseroan lain, harus memperoleh izin mengelola reksadana dari Bapepam. Direksi dari reksadana ini kemudian akan menunjuk manajer investasi sebagai pengelola administrasi dana masabah. 2. Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK) Reksadana berbentuk KIK bukanlah badan hukum tersendiri, sehingga untuk mengoperasikan reksadana jenis ini tidak perlu didirikan PT khusus. Dengan kata lain, manajer investasi bisa langsung mengambail inisiatif untuk membentuk KIK bersama bank kustodian atau kontrak. Kontrak ini akan meningkat seluruh pemegang unit penyertaan yang mempercayakan dananya bersama sama kepada manajer investasi. Wewenang dari manajer investasi kolektif tersebut sedangkan wewenang bank kustodian adalah melaksanakan penitipan kolektif atas dana tersebut.

14 20 Jenis reksadana berdasarkan jenisnya Menurut Irfan Fahmi (2012:64) : 1. Reksa Dana tertutup Reksa Dana tertutup adalah Reksa Dana yang transaksi perdagangan Unit Penyertaan dilakukan melalui bursa saham. Unit Penyertaan Reksa Dana tertutup sama seperti saham. pemegang saham Reksa Dana tertutup harus menjual ke bursa melalui broker saham untuk mendapatkan dananya. Jumlah saham Reksa Dana tertutup tidak berubah-ubah dari waktu ke waktu terkecuali adanya tindakan perusahaan. Harga saham Reksa Dana tertutup bervariasi sesuai dengan portofolionya. Biasanya harga saham Reksa Dana tertutup selalu lebih rendah dari Nilai Aktiva Bersihnya karena adanya biaya transaksi. Reksa Dana tertutup ini sudah tidak ada lagi di Indonesia, dimana sebelumnya hanya satu yang berdiri yaitu Reksa Dana BDNI. 2. Reksa Dana terbuka Reksa Dana terbuka yaitu Reksa Dana dimana pemegang unit menjual unitnya langsung kepada Manajer Investasi terkecuali Exchange Traded Fund (ETF). Manajer Investasi wajib membeli Unit Penyertaan yang dijual kembali oleh investor. Harga Unit Penyertaan ditentukan oleh harga penutupan perdagangan pada hari yang bersangkutan. Investor tidak mengetahui harga jual atau beli dari Unit Penyertaan dan akan diketahui pada esok harinya. Artinya investor tidak bisa melakukan arbitrase pada Reksa Dana. Reksa Dana dapat juga diklasifikasikan berdasarkan Jenis investasinya. Menurut Jogiyanto (2010), terdapat beberapa jenis Reksa Dana di Indonesia, yaitu: 1. Reksa Dana Saham Menurut Bapepam IV. C.3, Reksa Dana Saham merupakan Reksa Dana yang portofolionya minimum 80% asetnya diinvestasikan pada bursa saham. Reksa Dana jenis ini memiliki return yang paling tinggi sekaligus risiko yang tinggi karena saham merupakan instrumen investasi yang memiliki nilai paling fluktuatif dibandingkan instrumen yang lain. Reksa

15 21 Dana saham merupakan Reksa Dana untuk jangka panjang. Keuntungan memilih Reksa Dana Saham dibandingkan langsung membeli saham ke bursa efek adalah investor tidak perlu bingung untuk memilih dan mengawasi investasi yang dimilikinya karena sudah dikelola oleh pihak manajer investasi. 2. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Pendapatan Tetap Merupakan Reksa Dana yang berinvestasi sedikitnya 80% dari portofolio yang dikelola berupa utang. Portofolio tersebut mencakup bunga, deposito, obligasi, dan juga SBI. Reksa Dana jenis ini termasuk jenis Reksa Dana yang memiliki tingkat return menengah begitu juga dengan risikonya dengan jangka waktu antara 1 sampai 3 tahun. Reksa Dana pendapatan tetap memberikan keuntungan berupa dividen yang dibayarkan secara teratur (per bulan ataupun tahun). Investasi jenis ini cocok bagi para pemodal yang tidak mau mengambil risiko tinggi namun dengan pengembalian return yang cukup tinggi. 3. Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana Pasar Uang Merupakan jenis Reksa Dana yang menyertakan 100% dana dalam pasar uang seperti deposito, obligasi, maupun SBI yang memiliki waktu jatuh tempo kurang dari satu tahun. Reksa Dana ini memberikan tingkat risiko paling rendah diikuti dengan return yang rendah pula. Investasi jenis ini cocok bagi para investor dengan dana yang terbatas dan mengharapkan return yang teratur. 4. Reksa Dana Terproteksi Reksa Dana Terproteksi Merupakan Reksa Dana yang nilai pokok investasinya terproteksi jika dicairkan pada akhir periode. Investor yang akan melakukan pencairan sebelum periode perjanjian akan mengalami kerugian karena Reksa Dana ini tidak membuat nilai pokok awal investasi sama dengan akhir periodenya. Hal itu bertujuan untuk menanggulangi para investor yang ingin mengambil dana sebelum periode yang telah ditetapkan sebelumnya. Investasi jenis ini umumnya berlangsung selama 3-5 tahun.

16 22 5. Reksa Dana Campuran Reksa Dana Campuran Reksa Dana jenis ini dapat dikatakan merupakan gabungan dari beberapa jenis Reksa Dana dengan proporsi yang fleksibel. Investasi ini terdiri dari efek utang maupun ekuitas berupa saham, obligasi, deposito, dan instrumen lain Pengelolaan Reksa Dana Pengelolaan investasi dapat diartikan sebagai proses mengelola uang atau sering disebut pengelolaan portofolio. Manurung (2008) menjelaskan ada lima tahapan dalam pengelolaan Reksa Dana, yaitu: 1. Penentuan tujuan investasi 2. Pembentukan kebijakan investasi 3. Pemilihan strategi portofolio 4. Pemilihan aset 5. Pengukuran dan evaluasi kinerja Pengelolaan Reksa Dana Menurut Pratomo (2009), Reksa Dana dikelola oleh 2 pihak, yakni: 1. Manajer Investasi Manajer Investasi memiliki tanggung jawab untuk menganalisa dan memilih jenis investasi yang tepat dan menguntungkan. Manajer Investasi merupakan suatu perusahaan yang melakukan pengelolaan portofolio efek milik investor. Untuk dapat melakukan pengelolaan Manajer Investasi harus memiliki ijin dari Bapepam-LK. 2. Bank Kustodian Bank Kustodian merupakan bank yang bertindak sebagai penyimpan kekayaan dari para investor yang menginvestasikan kekayaannya ke dalam suatu Reksa Dana. Dana yang tersimpan dari investor yang meliputi suratsurat berharga seperti saham, obligasi, SBI, dan lainnya disimpan atas nama Reksa Dana di Bank Kustodian Istilah yang terkait dalam Reksa Dana Menurut Rudiyanto (2013), istilah yang terkait dalam reksadana sebagai berikut :

17 23 1. NAB (Nilai Aktiva Bersih) NAB (Nilai Aktiva Bersih) merupakan jumlah dana bersih yang dikelola dan diperoleh oleh Reksa Dana dan sering disebut dengan AUM (Asset Under Management). 2. Unit Penyertaan Unit Penyertaan merupakan satuan yang digunakan dalam investasi pada Reksa Dana. Semakin banyak jumlah unit penyertaan, semakin banyak investor pada suatu Reksa Dana tersebut. 3. NAB/Unit Penyertaan NAB/Unit Penyertaan merupakan harga yang dimiliki oleh suatu Reksa Dana. Dalam hal ini Investor suatu Reksa Dana baru dapat mengetahui harga keesokan harinya (transaksi sebelum jam 12 siang per hari ini) 4. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks yang mencerminkan nilai representatif atas rata-rata semua saham perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama di Bursa Efek Indonesia Return dan Risiko Reksa Dana Return merupakan imbalan yang diterima investor dari suatu investasi. Halim (2001) berpendapat bahwa return dibedakan menjadi dua, yaitu return realisasi (actual return) dan return ekspektasi (expected return). Return realisasi merupakan pengembalian yang dihitung berdasarkan historis. Return tersebut dapat digunakan untuk menilai kinerja perusahaan di masa lalu. Sedangkan return ekspektasi merupakan pengembalian yang diharapkan dari investasi yang akan dilakukan. Menurut Halim (2001), risiko merupakan besarnya penyimpangan antara expected return dengan tingkat pengembalian yang dicapai secara nyata (actual return). Terdapat dua jenis risiko dalam investasi. Pertama, Risiko tidak sistematis (unsystematic risk) yaitu risiko yang dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi karena risiko hanya terdapat dalam satu perusahaan saja. Kedua, Risiko sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat dihilangkan

18 24 dengan melakukan diversifikasi karena fluktuasi risiko dipengaruhi oleh faktorfaktor makro yang dapat memengaruhi pasar secara menyeluruh. Risiko Reksa Dana juga dapat disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut: a. Risiko menurunnya NAB Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya perbandingan harga pasar dari instrumen investasi terhadap harga awal pembelian. b. Risiko likuiditas Risiko ini dapat terjadi apabila pemegang unit penyertaan reksadana pada salah satu Manajer Investasi tertentu melakukan penarikan dana dalam jumlah besar pada hari dan waktu yang sama. c. Risiko pasar Risiko pasar merupakan situasi dimana harga instrumen investasi mengalami penurunan yang disebabkan oleh menurunnya kinerja pasar saham atau obligasi secara drastis (bearish) yaitu harga-harga saham atau instrumen investasi mengalami penurunan harga yang sangat drastis. d. Risiko default Risiko ini terjadi jika pihak Manajer Investasi membeli obligasi milik emiten yang mengalami kesulitan keuangan padahal sebelumnya kinerja keuangan tersebut masih baikbaik saja. Risiko dapat dihindari dengan memilih Manajer Investasi yang menerapkan strategi pembelian portofolio investasi yang ketat Reksadana Bebas Pajak & Bukan Objek Pajak 1. Reksadana Bebas Pajak Maksud dari bebas pajak yaitu dimana pada awal penerbitan investasi reksadana dikenakan pajak hingga 5%. Berdasarkan Peraturan Pemerintah R.I. No. 16 Tahun 2009 ( PP No. 16 Tahun 2009 ), ketentuan bebas pajak akan dihapuskan secara pelan-pelan. Pemberlakukannya adalah sebagai berikut: Dari tahun reksa dana dikenakan pajak 5% Tahun 2014 dan seterusnya dikenakan pajak 15% (Rudiyanto, 2013).

19 25 2. Reksadana Bukan Objek Pajak Maksud dari reksadana bukan objek pajak yaitu dimana bila investor mendapatkan keuntungan dari reksadana tidak akan di pungut biaya pajak karena sebelumnya Manajer Investasi telah membayarkan pajak dari keuntungan tersebut beserta dengan transaksinya, sehingga dapat dikatakan bahwa keuntungan yang diterima oleh para investor dari reksadana bukan objek pajak Perhitungan kinerja yang Berkaitan 1. Indeks Harga Saham Gabungan Indeks Harga Saham Gabungan adalah indeks yang mencerminkan nilai representatif atas rata-rata semua saham perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia. IHSG menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama di Bursa Efek Indonesia. Indeks Harga Saham Gabungan diperkenalkan pertama kali pada tanggal 1 April 1983 dan bertujuan untuk memberikan informasi kepada pemegang saham mengenai pergerakan seluruh harga saham, baik saham biasa maupun saham preferen yang berlaku di pasar modal. Nilai dasar yang digunakan dalam perhitungan indeks ini adalah nilai pada tanggal 10 Agustus 1982 dengan dasar perhitungan weighted average (pembobotan). IHSG juga disetarakan dengan indeks Nikkei di Jepang, Hang Seng di Hongkong dan Dow Jones/S&P 500 di New York, karena dianggap sebagai indikator perkembangan saham utama di pasar modal. Tingkat keuntungan IHSG berfungsi sebagai pembanding atau patokan dalam menilai kinerja sebuah Reksa Dana saham terhadap rata-rata kinerja saham seluruh perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia. Reksa Dana saham merupakan Reksa Dana yang sebagian besar penempatan investasinya pada instrumen saham dan IHSG merupakan cerminan harga saham seluruh perusahaan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia. Hal ini menjelaskan bahwa kinerja Reksa Dana saham dapat dibandingkan dengan IHSG (Tandelilin, 2010).

20 26 2. Alpha dan Beta Alpha adalah tingkat imbal hasil portofolio yang merupakan buah dari keputusan manajer portofolio di luar fluktuasi pasar normal. Alpha merupakan ukuran kinerja Manajer Investasi yang disesuaikan dengan risiko pasar. Alpha sangat penting untuk mempertimbangkan biaya yang dibayarkan kepada Manajer Investasi dan melihat tingkat imbal hasil dalam hitungan alpha dibanding fee yang dikeluarkan. Alpha dapat memberitahu para investor dan calon investor jika Manajer Investasi mengambil risiko berlebih untuk jumlah imbal hasil yang didapat (Tandelilin, 2010). Beta merupakan ukuran angka koefisien yang menggambarkan sensitivitas atau kecenderungan respon suatu saham terhadap pasar. Beta merupakan pengukur risiko sistematik yang tidak dapat dihilangkan karena diversifikasi. Beta dari portofolio dikatakan 1 atau risiko sistematik suatu portofolio sama dengan risiko pasar bila fluktuasi return portofolio secara statistik mengikuti fluktuasi return pasar (Tandelilin, 2010). 3. Metode Sharpe Tandelilin (2010), menjelaskan Metode Sharpe dikembangkan oleh William Sharpe. Metode Sharpe mendasarkan perhitungannya pada konsep garis pasar modal (capital market line) sebagai patok duga. Garis pasar modal menggambarkan hubungan antara return harapan dengan risiko total dari portofolio efisien pada pasar yang seimbang. Garis pasar modal dapat dipakai untuk menilai tingkat return diharapkan dari suatu portofolio yang efisien pada suatu tingkat risiko portofolio efisien tertentu. Melihat itu, metode Sharpe akan bisa dipakai untuk mengukur premi risiko untuk setiap unit risiko pada portofolio tersebut. Investor dan calon investor bisa menggunakan persamaan berikut untuk menghitung metode Sharpe yaitu: Di mana:

21 27 = Hasil Kinerja menggunakan metode Sharpe = rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = standar deviasi return portofolio selama periode pengamatan Metode Sharpe dapat digunakan untuk membuat peringkat dari beberapa portofolio berdasarkan kinerjanya. Semakin tinggi metode Sharpe suatu portofolio dibanding portofolio lainnya, maka semakin baik kinerja portofolio tersebut. 4. Metode Treynor Tandelilin (2010), menjelaskan Metode Treynor merupakan ukuran kinerja portofolio yang dikembangkan oleh Jack Treynor. Sama halnya seperti metode Sharpe, pada metode Treynor kinerja portofolio dilihat dengan cara menghubungkan tingkat return portofolio dengan besarnya risiko dari portofolio tersebut. Perbedaannya dengan metode Sharpe 31 adalah menggunakan garis pasar sekuritas (security market line) sebagai patok duga, dan bukan garis pasar modal seperti metode Sharpe. Garis pasar sekuritas (security market line) adalah garis yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu sekuritas dengan risiko sistematis (beta). security market line digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta). Asumsi yang digunakan oleh Treynor adalah bahwa portofolio sudah terdiversifikasi dengan baik sehingga risiko yang dianggap relevan adalah risiko sistematis (diukur dengan beta). Cara mengukur metode Treynor pada dasarnya sama dengan cara menghitung metode Sharpe, hanya saja risiko yang diukur dengan standar deviasi pada metode Sharpe diganti dengan beta portofolio. Metode Treynor suatu portofolio dalam periode tertentu dapat dihitung dengan menggunakan persamaan seperti berikut ini:

22 28 Dimana: = Hasil Kinerja menggunakan metode Treynor = rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = beta portofolio 5. Metode Jensen Tandelilin (2010), menjelaskan Metode Jensen merupakan metode yang menunjukkan perbedaan antara tingkat return aktual yang diperoleh portofolio dengan tingkat return yang diharapkan jika portofolio tersebut berada pada garis pasar modal. Persamaan untuk metode Jensen ini adalah: = Hasil Kinerja menggunakan metode Jensen = rata-rata return portofolio selama periode pengamatan = rata-rata tingkat return bebas risiko selama periode pengamatan = rata-rata return benchmark (IHSG) = beta portofolio Persamaan metode Jensen dengan metode Treynor adalah kedua metode ukuran kinerja portofolio tersebut menggunakan garis pasar sekuritas sebagai dasar untuk membuat persamaan. Sedangkan perbedaannya adalah bahwa metode Treynor sama dengan slope garis yang menghubungkan posisi portofolio dengan return bebas risiko, sedangkan metode Jensen merupakan selisih antara return portofolio dengan return portofolio yang tidak dikelola dengan cara khusus.

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 9 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Lingkungan Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Lingkungan investasi meliputi berbagai jenis sekuritas atau efek yang ada, di mana dan bagaimana mereka diperjualbelikan. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund b. Panin Dana Maksima c. Trim Syariah Saham BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian a. Makinta Growth Fund Makinta Growth Fund merupakan reksa dana yang dikelola oleh Makinta Securities. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank.

BAB I PENDAHULUAN. bank. Suatu perusahaan dapat menerbitkan saham dan menjualnya di pasar. beban bunga tetap seperti jika meminjam ke bank. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal Indonesia dalam beberapa tahun terakhir telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya masyarakat bisnis. Hal ini disebabkan oleh kegiatan pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Single Index Model Pada dasarnya Single Index Model menyederhanakan masalah portofolio dengan mengkaitkan hubungan antara setiap saham dalam portofolio

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Menurut Undang-undang Pasar Modal No.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27). Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi Investasi adalah pengumpulan dana dalam mengantisipasi penerimaan yang lebih besar pada masa mendatang. Investasi merupakan penanaman dana yang bertujuan untuk mendapat

Lebih terperinci

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 REKSA DANA PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007 Reksa Dana UNDANG-UNDANG PASAR MODAL No. 8 tahun1995, BAB I, Pasal 1 Ayat 27 : Reksa Dana adalah wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meskipun sejak tahun 2008 perekonomian dunia sedang mengalami perlambatan dikarenakan krisis keuangan yang terjadi di Amerika Serikat dan negara-negara di kawasan

Lebih terperinci

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi.

Bab I. Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan. jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Seseorang yang memiliki uang akan selalu berusaha mengoptimalkan jumlahnya. Dengan kata lain setiap orang memerlukan investasi. Halim (2003:1) menyatakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kegiatan yang sangat menarik bagi seorang investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan mengharapkan return

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banyak digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang

BAB I PENDAHULUAN. lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa-masa yang akan datang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan suatu lembaga perantara (intermediasi) antara pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pasar modal menyediakan alternatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang

BAB I PENDAHULUAN. usia yang semakin lanjut. Hal ini juga dapat dikarenakan kesehatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring dengan berjalannya waktu kemampuan seseorang yang saat ini masih berusia produktif dalam bekerja dapat menurun kinerjanya dikarenakan usia yang semakin lanjut.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995

II. TINJAUAN PUSTAKA. Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 18 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksa Dana Definisi reksa dana berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27 adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Reksadana Menurut Undang-Undang Pasar Modal no.8 Tahun 1995, pasal 1 ayat (27) disebutkan bahwa Reksadana adalah wadah yang digunakan untuk menghimpun dana masyarakat

Lebih terperinci

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM.

PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL ANALISIS PORTOFOLIO DAN INVESTASI ANDRI HELMI M, SE., MM. PENGERTIAN PASAR MODAL Bursa efek merupakan arti fisik dari pasar modal. Pada tahun 2007, Bursa Efek Jakarta

Lebih terperinci

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN

EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN EVALUASI KINERJA REKSA DANA PENDAPATAN TETAP BERDASARKAN METODE SHARPE, METODE TREYNOR DAN METODE JENSEN Fitaning Intan Pradani R. Rustam Hidayat Topowijono Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investasi adalah pemahaman hubungan antara return yang diharapkan dan. return yang diharapkan. (Tandelilin, 2001 : 3) BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Investasi Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Dari pernyataan tersebut dapat disimpulkan bahwa. memberikan keuntungan tertentu di masa yang akan datang. BAB I 1.1 Latar Belakang PENDAHULUAN Di zaman yang serba moidern ini investasi sudah menjadi salah satu kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat. Menurut Sharpe (2005: 1) investasi merupakan pengorbanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. investasi mereka. Pada dasarnya investasi pada Reksa Dana bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN Pendahuluan berisikan latar belakang permasalahan, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah serta sistematika penulisan dalam pembuatan laporan tugas akhir. 1.1 Latar

Lebih terperinci

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh:

REKSADANA. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang. Disusun Oleh: REKSADANA Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pasar Modal dan Uang Disusun Oleh: Fitria Mayasari Evi Atikah Sari Arif Puji Utomo B.241.09.0051 B.241.10.0017 B.241.10.0047 FAKULTAS EKONOMI JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan keberadaan isu globalisasi tidak dapat di elakkan lagi. Hal itu dapat kita lihat dampaknya pada perkembangan perekonomian dunia yang semakin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat 23 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan

Lebih terperinci

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi

PASAR MODAL. Tujuan Pembelajaran. Perbedaan Pasar Modal dan Pasar Uang. Perihal Pasar Modal Pasar Uang Tingkat bunga Relatif rendah Relatif tinggi KTSP & K-13 ekonomi K e l a s XI PASAR MODAL Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan mempunyai kemampuan sebagai berikut. 1. Memahami karakteristik pasar modal. 2. Memahami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tujuan yang ingin kita capai, ialah kesuksesan finansial. Sukses finansial adalah kondisi ketika kita hidup berkecukupan, mempunyai pendapatan yang lebih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi yang semakin berkembang saat ini. Salah satu upaya menarik minat investor domestik di pasar modal dapat dilakukan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketidakpastian sehingga dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut. 15 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Investasi 2.1.1 Pengertian Investasi Investasi adalah bentuk penundaan konsumsi masa sekarang untuk memperoleh konsumsi di masa yang akan datang, di mana di dalamnya terkandung

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Fakhruddin (2008:9), pasar modal memfasilitasi kebutuhan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi di Indonesia saat ini berkembang semakin pesat. Masyarakat mulai tertarik dengan dunia investasi untuk memenuhi kebutuhan hidup seharihari. Menurut

Lebih terperinci

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor

BAB II Tinjauan Pustaka. Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 14 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1. Pengertian Reksa Dana Menurut Standar Akuntansi Keuangan 2002 yaitu dalam PSAK Nomor 49, pengertian reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27):

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Reksadana Menurut Undang-undang Pasar Modal nomor 8 Tahun 1995 pasal 1, ayat (27): Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal

Lebih terperinci

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr

Pasar Modal EKO 3 A. PENDAHULUAN B. PRODUK PASAR MODAL PASAR MODAL. materi78.co.nr Pasar Modal A. PENDAHULUAN Pasar modal (capital market) atau bursa efek adalah pasar tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana-dana jangka panjang dalam bentuk jual-beli surat berharga. B. PRODUK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal. dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan atau memenuhi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia, sadar atau tidak sadar, sejak lahir sudah mengenal kebutuhan. Kebutuhan untuk sehari-hari seperti makan, minum, pakaian, hiburan, pendidikan, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipenuhi dengan melakukan go public atau menjual sahamnya kepada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Industri manufaktur telah mengalami pasang surut yang membuat perkembangan industri manufaktur membutuhkan dana yang besar. Hal ini menyebabkan industri-industri

Lebih terperinci

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan berbagai konsumsi hari ini, dengan tujuan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di masa sekarang ini banyak orang berpikir untuk investasi. Banyak juga orang mengatakan investasi tanpa jelas dan mengerti apa itu investasi dan apa contoh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Investasi Tidak sedikit orang yang mau melakukan investasi karena kebutuhan hidup yang semakin meningkat, penurunan produktifitas serta ketidakstabilan situasi ekonomi secara

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang.

PENDAHULUAN. Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada. saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Namun dalam dunia yang sebenarnya

Lebih terperinci

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL

Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Pertemuan ke-1 INVESTASI & PERANAN PASAR MODAL Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar investasi, lingkungan investasi, dan peranan pasar modal terhadap investor dan perusahaan yang saling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133), BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kondisi perekenomian yang tidak stabil dan sulit diprediksi sangat berpengaruh terhadap perkembangan dunia bisnis dewasa ini. Kondisi tersebut bisa menyebabkan penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan.

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisikan latar belakang, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan. 1.1 Latar Belakang Pasar Modal merupakan sebuah organisasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. bagi keuntungan masa depan, dengan demikian maka pengertian investasi dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Investasi Menanamkan uang sekarang, berarti uang tersebut seharusnya dapat dikonsumsi namun karena kegiatan investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu alternatif bagi para pemodal untuk berinvestasi. Perkembangan pasar modal Indonesia dalam menggalang dana mempunyai peranan yang penting

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Investasi Menurut Sharpe et.al (1997:1) : Investasi dalam pengertian luas, berarti pengorbanan dollar sekarang. Dua berbeda atribut biasanya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan, selain itu laporan keuangan merupakan faktor yang signifikan dalam pencapaian efisiensi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dan sesuai dengan kemampuan akan modal. ditempatkan, (2) tingkat inflasi, (3) tingkat risiko.

BAB II LANDASAN TEORI. dan sesuai dengan kemampuan akan modal. ditempatkan, (2) tingkat inflasi, (3) tingkat risiko. BAB II LANDASAN TEORI II.1. Landasan Teori dan Literatur II.1.1 Investasi Secara harafiah, investasi adalah penyimpanan uang dengan tujuan memperoleh return yang diharapkan lebih besar dibanding bunga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi dapat diartikan sebagai suatu komitmen penempatan dana pada satu atau beberapa objek investasi dengan harapan akan mendapatkan keuntungan di masa mendatang.

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis

BAB 2. Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 10 BAB 2 Tinjauan Teoritis dan Perumusan Hipotesis 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pasar Modal a. Pengertian Pasar Modal Pengertian pasar modal secara umum adalah suatu tempat bertemunya para penjual dan pembeli

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan semakin membaiknya perekonomian dunia, khususnya perekonomian Indonesia, masyarakat dunia semakin menyadari kebutuhannya untuk berinvestasi. Hal ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi

TINJAUAN PUSTAKA Asuransi 8 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1. Asuransi 2.1.1 Pengertian Asuransi Asuransi atau pertanggungan adalah suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya

I. PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya I. PENDAHULUAN I.1 latar Belakang Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2005 hingga 2007 mengalami pertumbuhan secara signifikan yang ditandai oleh meningkatnya surplus neraca pembayaran serta membaiknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup. besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang penelitian Pasar modal (capital market) telah terbukti memiliki andil yang cukup besar dalam perkembangan perekonomian suatu negara. Pasar modal memiliki beberapa daya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tidak pasti (uncertain) dapat berakibat menguntungan atau merugikan. Ketidak BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Risiko Pada dasarnya risiko muncul akibat adanya kondisi ketidakpastian akan sesuatu yang diharapkan terjadi dimasa yang akan datang. Sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan

BAB I PENDAHULUAN. likuid dan efisien. Pasar modal dikatakan likuid jika penjual dapat menjual dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya, pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan risiko untung dan rugi. Selain itu, pasar modal juga merupakan suatu usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini dapat dijadikan sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nilai Aktiva Bersih Syariah merupakan indikator untuk menentukan harga beli maupun harga jual dari setiap unit penyertaan reksadana. Perubahan Nilai Aktiva Bersih ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan

BAB I PENDAHULUAN. mendatang (Tandelilin, 2001). Seorang investor apabila ingin berinvestasi akan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan harapan memperoleh sejumlah keuntungan di masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. maka hal yang perlu dilakukan oleh calon investor adalah menilai kinerja BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penilaian kinerja suatu organisasi sangat perlu dilakukan untuk memperoleh informasi tentang bagus atau tidaknya kinerja suatu organisasi. Kinerja merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan kegiatan ekonomi beberapa cara yang dilakukan seperti dengan bekerja, berdagang, maupun berinvestasi. Dalam melakukan kegiatan tersebut terdapat risiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager

REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI. Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * Keywords: investment, mutual fund, investment manager REKSA DANA SEBAGAI PILIHAN BENTUK INSTRUMEN INVESTASI Yovita Vivianty Indriadewi Atmadjaja * ABSTRACT There are various types of investment instruments that can be chosen by investors in accordance with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan salah satu media yang mempertemukan antara pihak yang memerlukan dana dengan pihak yang kelebihan dana. Pihak yang memerlukan dana menjual

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Meningkatnya kegiatan investasi membuat pemerintah selalu bertekad untuk mengusahakan agar pasar modal menjadi salah satu sektor kegiatan penting di bidang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan industri manufaktur memicu perkembangan sektor industri jasa dan perdagangan. Perusahaan dituntut untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia memerlukan dana investasi yang sangat besar agar mampu menciptakan kesempatan kerja baru dan meningkatkan tingkat pertumbuhan Produk Nasional

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal di Indonesia memiliki peran besar bagi perekonomian negara. Dengan adanya pasar modal (capital market), pemodal sebagai pihak yang memiliki kelebihan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 1. a 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Teori Persinyalan (Signaling Theory) Menurut Sharpe et al (dalam, Setiyono 2016) pengumuman informasi akuntansi memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau

BAB I PENDAHULUAN. tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Investasi adalah hal yang dilakukan oleh masyarakat agar mendapatkan tingkat hasil atau return sehingga dapat meningkatkan besarnya harta atau kekayaaan yang dimilikinya.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia.

I. PENDAHULUAN. reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang. sebagai salah satu instrument investasi di Indonesia. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Reksadana di Indonesia mulai dikembangkan sejak tahun 1995, dengan penerbitan reksadana pertama oleh PT. BDNI Reksadana. Pengesahan Undang-Undang Nomor 8 Tahun

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu

II. LANDASAN TEORI. lainnya. Laporan neraca dapat menggambarkan posisi keuangan suatu II. LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan diperlukan sebagai bahan untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan, dan kondisi keuangan tersebut mengindikasikan kondisi keuangan secara umum

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Reksa Dana 2.1.1 Pengertian Reksa Dana Berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 Tentang Pasar Modal, reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tepat mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan 16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan memiliki tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dari sebuah perusahaan adalah mendapatkan keuntungan bagi perusahaan tersebut. Tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Sebuah negara yang memiliki keuangan yang kuat dan modern, berarti telah memiliki perubahan pola pikir tentang uang dan pengalokasiannya. Hal ini menjadi sangat di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menerbitkan obligasi dengan tujuan untuk menghindari risiko yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan perusahaan agar bisa mendapatkan dana tanpa harus berutang ke perbankan dan menerbitkan saham baru adalah menerbitkan obligasi. Perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa

BAB I PENDAHULUAN. bagi investor untuk menanamkan dananya untuk memperoleh return berupa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi mempunyai peranan yang penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tanpa adanya investasi maka pertumbuhan perekonomian suatu negara akan berhenti.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Hasil penelitian Ardiani (2007) menunjukkan bahwa secara simultan CAR, RORA, ROA, LDR, NPM dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga

Lebih terperinci

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals

Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals Judul : Kinerja Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal (Studi pada Perusahaan Sektor Basic Industry and Chemicals dan Sektor Trade, Service, and Investment) Nama : Golden Jr. Aliakur NIM :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain

BAB I PENDAHULUAN. keuangan (financial assets) merupakan salah satu bentuk dari investasi selain BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada pasar modal merupakan salah satu cara bagi masyarakat pemodal untuk memperoleh keuntungan dengan cepat. Investasi pada aktiva keuangan (financial assets)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan dimasa mendatang. Secara umum, investasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Tandelilin (2010), investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS BAB III KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 3.1. Kajian Teori 3.1.1. Pengertian Investasi Investasi adalah penanaman modal, biasanya dalam jangka panjang untuk pengadaan aktiva lengkap atau

Lebih terperinci

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL)

INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) INSTRUMEN INVESTASI BAGI PEMODAL YANG MEMILIKI DANA TERBATAS (INVESTOR INDIVIDUAL) Oleh: DEDEN MULYANA Disampaikan pada Seminar Bulanan Fakultas Ekonomi Universitas Siliwangi 15 Mei 2013 Pendahuluan Investasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan keahlian untuk mengelola investasinya. Menurut Undang-Undang Republik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal merupakan salah satu tempat bagi suatu perusahaan untuk memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal menjadi alternatif bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, berinvestasi pada instrumen keuangan atau financial assets menjadi sebuah cara yang banya k digemari oleh para pemilik modal untuk mengembangkan dana yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Investasi 2.1.1 Definisi dan Tujuan Investasi Investasi adalah komitmen penempatan sejumlah dana pada satu atau lebih aset yang akan disimpan pada jangka waktu tertentu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun

BAB I PENDAHULUAN. suku bunga menyebabkan pengembalian (return) yang diterima oleh investor pun BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal atau bursa efek merupakan bagian dari pasar keuangan (financial market). Peran pasar modal sangat penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara.

Lebih terperinci

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015

Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal SMAK BPK Penabur, Cirebon 30 April 2015 Pasar Modal Pasar Modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi lain dan sebagai sarana bagi kegiatan berinvestasi. 2 Fungsi Pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pilihan instrumen investasi. Menurut Tandelilin (2010, h.1), investasi merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investor dihadapkan pada berbagai pilihan dalam menentukan sumber daya yang dimiliki untuk konsumsi saat ini atau di investasikan pada berbagai jenis pilihan instrumen

Lebih terperinci

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya

MODUL PERKULIAHAN Kapita Selekta Ilmu Sosial Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya MODUL PERKULIAHAN Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya FAKULTAS Bidang Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh ILMU KOMUNIKASI Public relations/ MK 42005 Yuni Tresnawati,S.Sos., M.Ikom. Humas 11 Abstract Dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Manajemen Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Keuangan 1. Pengertian Manajemen Keuangan Suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang dikehendaki, perusahaan harus menjalankan fungsi-fungsinya dengan baik. Manajemen

Lebih terperinci

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA

EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA EDUKASI & LITERASI KEUANGAN PENGETAHUAN UMUM TENTANG INVESTASI DAN REKSA DANA Inflasi Memproteksi nilai asset Meningkatkan nilai asset Mencapai impian 1996 2013 Hero granulated sugar 4 kg 1,700 6,800 Rinso

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak

I. PENDAHULUAN. bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saham merupakan bukti penyertaan modal di suatu perusahaan, atau merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat menjual hak kepemilikannya dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang

BAB I PENDAHULUAN. datang. (Tandelilin, 2010:2). Investasi merupakan Penundaan konsumsi sekarang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh

I. PENDAHULUAN. Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Investasi di pasar modal merupakan salah satu cara yang dapat ditempuh oleh perusahaan dalam meningkatkan laba. Jenis Investasi sangat beragam, dengan banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar modal Indonesia sebagai lembaga keuangan selain perbankan keberadaannya dapat dijadikan tempat untuk mencari sumber dana baru dengan tugasnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan BAB I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap individu di dunia mempunyai keinginan untuk meningkatkan kekayaan taraf hidup atau derajatnya di masyarakat meningkat. Banyak cara yang dilakukan

Lebih terperinci

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. MATERI 2 PENGERTIAN DAN INSTRUMEN PASAR MODAL Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. OVERVIEW 1/52 Sekuritas di pasar ekuitas. Sekuritas di pasar obligasi. Sekuritas di pasar derivatif. Reksa dana. Penghitungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. persen ke depan, dibutuhkan investasi sekitar Rp Trilyun per tahun. Investasi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia membutuhkan dukungan dana / modal yang cukup besar untuk menumbuhkan perekonomiannya. Dukungan dana / modal ini sangat

Lebih terperinci