I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh orang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh orang"

Transkripsi

1 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah salah satu jenis olahraga yang sangat digemari oleh orang seluruh dunia, sangat universal. Selain digemari para laki-laki olah raga ini juga digemari oleh para perempuan tidak hanya tua muda bahkan anak-anak. Sejak tahun 1990 an olahraga ini mulai digunakan untuk para wanita meskipun sebelumnya olah raga ini hanya diperuntukkan bagi kaum pria. Olahraga ini menjadi sangat menarik karena selain hanya memperebutkan sebuah bola dilapangan dengan menggunakan kaki tetapi juga terlihat gaya-gaya permainannya dalam memperebutkan bola untuk memasukkan bola ke dalam gawang lawan. Oleh karena olah raga ini melibatkan banyak orang, tentu kerjasama team yang baik sangat dibutuhkan selain teknik bermain yang baik. Sekarang ini mungkin kita bisa melihat hanya para atlet sepak bola manca Negara yang sukses membina karier di bidang olah raga ini. Hal itu tidak sepenuhnya benar karena anak-anak Indonesia pun punya kesempatan yang sama dengan yang lain yaitu dengan cara menggali bakat serrta potensi yang ada. Semua manusia diciptakan secara sama hanya beberapa hal yang

2 2 membedakannya, seperti minat yang besar, usaha yang keras, dukungan yang cukup dan sarana dan prasarana yang memadai. Suka tidak suka sepak bola saat ini sudah makin bergerak menjadi sebuah industri yang menjanjikan keuntungan besar didalamnya terutama apa yang didapat dari iklan dari pertandingan yang disiarkan secara langsung. Sebuah kejuaraan sepak bola seperti liga Champion, Piala dunia, Piala AFF, bahkan Sea games menjadi sebuah momen yang ditunggu daripada sebuah pemilu.bahkan dalam hal popularitas, para pemain sepak bola saat ini tidak kalah dengan para artis. Tontonan sepak bola telah membius semua kalangan mulai dari anak-anak, remaja, pemuda, orang dewasa, bahkan wanita dan tentu saja terutama para penggilanya. Bila dikaji bersama pola permainan sepak bola itu sederhana, pola permainan hanya menyerang (Attack) dan bertahan (defence). Hanya di butuhkan seorang pelatih yang mengerti bagaimana mengatasi itu semua menjadi sebuah strategi yang jitu. Serta dibutuhkan pemain yang bisa menafsirkan strategi pelatih melalui keahlian dan keterampilan masing-masing pemain saat menggiring bola, melepas umpan, merebut bola, mempertahankan bola, mengecoh lawan, sangat diperlukan oleh setiap pemain untuk diterapkan dalam kerja sama antara pemain. Berdasarkan pengalaman peneliti selama mengajar di SD Negeri 3 Kaorgading khususnya pada siswa kelas 5 terdapat, sebagian besar siswa disekolah tersebut belum dapat menguasai keterampilan gerak dasar dribel dengan baik dan benar seperti teknik menggiring saat perkeneaan kaki dengan bola, saat berbelok menggunakan kaki yang mana dan cara memposisikan tubuh saat melakukan dribel sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar siswa. Hal pokok dan

3 3 paling mendasar yang perlu ditingkatkan adalah kurangnya penguasaaan teknik gerak dasar dribel dengan baik dan benar seperti teknik menggiring, perkenaan kaki dengan bola, dan berbelok atau zig-zag. Kesemuanya ini dapat dilihat dari penilaian yang sudah dilakukan secara obyektif hanya sekitar beberapa siswa saja yang dapat melakukan, selebihnya penguasaan gerak dasar dribel jauh siswa masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini dibuktikan dengan penilaian yang ratarata siswa masih mendapatkan nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal yang sudah ditetapkan. Berdasarkan uraian di atas, cabang olah raga sepak bola menarik untuk dikaji bersama sehingga perkembangan sepak bola Indonesia semakin diminati masyarakat sekaligus sebagai bahan untuk memacu perkembangan anak-anak Indonesia ke level yang lebih baik. Masalah yang khusus menarik untuk dibahas Permainan Sepak Bola menggunakan media audio visual Pada Siswa Kelas V SDN 3 Kaorgading tahun ajaran 2011/2012. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Dalam proses belajar siswa masih belum menguasai cara mempertahankan bola saat mendribel. 2. Siswa belum dapat melakukan gerak berbelok saat mendribel. 3. Siswa masih belum dapat menguasai teknik perkenaan kaki dengan bola saat mendribel.

4 4 C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu Apakah media audio visual dapat meningkatkan kemampuan dribel pada siswa kelas V SDN 3 Kaorgading? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui peningkatan prestasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah menggunakan media audio visual. 2. Mengetahui pengaruh motivasi belajar dasar-dasar bermain sepak bola pada siswa setelah menggunakan media audio visual. E. Manfaat Penelitian Penulis mengharapkan dengan hasil penelitian ini dapat: 1. Bagi Siswa Upaya meningkatkan ketrampilan gerak dasar dribel dengan media audio visual yang menarik dan menyenangkan kemudian menunjang dalam pencapaian kemampuan gerak spesialisasi pada usia dewasa. 2. Bagi Guru Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam menentukan metode dan model atau pendekatan yang sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan erkembangan anak, sehingga anak dapat mengoptimalkan segenap kemampuannya dan tercapailah keberhasilan pembelajaran. 3. Bagi Peneliti

5 5 Peneliti dapat mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketrampilan gerak dasar dribel siswa.dan juga memberikan pengalaman berharga untuk pembelajaran pendidikan jasmani dimasa yang akan datang. 4. Bagi Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Dapat memberikan informasi dan sumbangan pemikiran untuk kemajuan program studi pendidikan jasmani dan kesehatan.

6 6 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993:38) menjelaskan bahwa anak bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak memiliki kemampuan dan kebutuhan yang sangat khusus.untuk itu perlu diipelajari bagaimana anak tumbuh, berkembang dan belajar, apa kebutuhan dan apa minatnya. Proses berkembang ini dibagi atas fase-fase tertentu. Dengan mengetahui tugas-tugas perkembangan pada fase tertentu, memberikan informasi dan landasan dalam menentukan alternative model pembelajaran yang cocok sehingga proses belajar mengajar lebih efektif, agar kemampuan anak dapat dikembangkan seoptimal mungkin. B. Model Pembelajaran Hasil belajar yang dicapai oleh siswa tidak terlepas dari peranan guru dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan siswa.menurut Soekamto dan Winataputra (1996/1997), model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman

7 7 belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran. Dengan demikian model pembelajaran memiliki makna yang lebih luas dari strategi, metode atau prosedur. Menurut Ismail (2002:11) model pembelajaran memiliki empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi atau metode tertentu,yaitu (1) rasional teoritik yang logis yang disusun oleh penciptanya; (2) tujuan pembelajaran yang akan dicapai;(3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat terlaksana secara berhasil; (4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran tersebut tercapai. Model pembelajaran adalah sebuah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menjabarkan kurikulum, untuk merancang materi pembelajaran dan untuk memandu kegiatan pembelajaran didalam kelas atau seting kelas yang lain. (Ahmad H. P, 2005:15) Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut model pembelajaran dapat diartikan sebagai penerapan konsep-konsep tertentu dalam pembelajaran yang harus dikerjakan menurut langkah-langkah yang teratur dan bertahap, sistematis dan terorganisir, agar mencapai pengalaman belajar dan tujuan belajar tertentu, sekaligus merupakan pedoman bagi para pembelajar dalam pelaksanaan aktivitas pembelajaran. Melihat fakta diatas maka jelaslah bahwa guru pendidkan jasmani perlu menerapkan model - model pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya meningkatkan mutu pembelajaran yang berbeda dalam rangka upaya

8 8 meningkatkan mutu pembelajaran penjaskes disekolah yang menarik, inovatif, dan kreatif dan disesuaikandengan perkembangan jiwa peserta didik. Model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam pembelajaran pendidikan jasmani adalah model pembelajaran dengan penggunaan alat bantu. Model ini sangat sesuai dengan materi pendidikan jasmani disekolah dengan pencapaian tujuan pendidikanya melalui aktivitas jasmani yang berupa gerak jasmani atau olahraga. Dengan penggunaan alat bantu diharapkan akan tercipta pembelajaran yang menyenangkan, menarik, dan dapat meningkatkan motivasi atau semangat anak untuk melakukan gerak. A. Gerak Dasar Sepakbola modern saat ini dilakukan dengan keterampilan lari dan operan bola dengan gerakan-gerakan yang sederhana disertai dengan kecepatan dan ketepatan. Aktivitas dalam permainan sepakbola tersebut dikenal dengan nama dribbling (menggiring bola). Menggiring bola diartikan dengan gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah.menggiring bola hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja, yaitu bebas dari lawan. Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang terputus-putus atau pelanpelan, oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Tujuan menggiring bola antara lain untuk mendekati jarak ke sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan. Dalam pengertian lain dribel atau menggiring bola adalah menguasai bola dengan berlari dan tetap menjaga posisi bola agar tetap berada dekat dan dalam penguasaan kita. Teknik drible ini biasanya digunakan untuk melewati

9 9 atau mengecoh lawan. Misalnya dengan melakukan latihan drible dengan cara yang bervariasi, contohnya membuat 4 sampai 5 penghalang berjarak sama, kemudian mulai mendrible bola (menggiring) melewati penghalang tersebut dengan gerakan zig-zag. Dengan mengusahakan bola jangan sampai menyentuh penghalang. Pada awal latihan, penghalang bisa dibuat dengan jarak yang agak lebar. Jika sudah merasa lancar jarak penghalang bisa dipersempit. B. Menggiring atau Dribel Bagi seorang pemain sepak bola profesional kemampuan dribel atau menggiring bola yang baik adalah sebuah modal untuk mencapai apa yang mereka inginkan. Secara umum dribel berfungsi untuk menjaga bola tetap ada dalam penjagaan kita. Dribel yang baik akan mmemudahkan untuk melakukan yang lainnya seperti mengumpan, menembak dan melewati hadangan lawan.untuk bisa menggiring bola dengan baik harus terlebih dahulu bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Dengan kata lain, seorang pemain tidak akan bisa menggiring bola dengan baik apabila belum bisa menendang dan mengontrol bola dengan baik. Berikut ini dapat penulis jelaskan mengenai kelebihan dan kekurangan teknik menggiring bola (dribbling) yang di kutip dari sebuah situs internet(zoudhasblog.wordpress.com):

10 10 - Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian luar yaitu bila menggunakan kaki kanan dapat mengecoh ke sebelah kiri lawan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kanan bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya. - Kelebihan dribbling menggunakan kaki bagian dalam adalah dapat mengecoh lawan ke sebelah kanan lawan apabila menggunakan kaki kanan atau sebaliknya. Sedangkan kelemahannya adalah tidak bisa mengecoh lawan ke sebelah kiri bila menggunakan kaki kanan, begitupula sebaliknya - Kelebihan dribbling menggunakan bagian punggung kaki adalah dapat menggiring bola dengan arah lurus apabila tidak ada lawan yang menghalangi. Sedangkan kelemahannya adalah kurang efektif untuk mengecoh lawan ke sebelah kiri atau sebelah kanan. Dikutip dari sebuah situs sepak bola Berikut ini adalah beberapa Tips dalam men-drible bola : 1. Pertahankan pusat gravitasi (gaya berat). Pusat gravitasi sangat penting dalam skill men-drible bola.sebagai gambaran bagaimana hal itu bekerja, coba kita tarik garis khayal atau bayangan dari batang tubuh kita ke tanah. Maka pusat tersebut akan ditempatkan di antara kedua kaki kita, apabila kita menutup kedua kaki maka garis atau pusat tersebut akan berada diluar kemudian kita akan jatuh (hilang keseimbangan). Akan tetapi jika kita membuka kaki atau jongkok sedikit maka kita bisa mempertahankannya. 2. Pelajari pergerakan lawan. Sangat penting membaca dan mempelajari gerakan lawan sebelum bermain sesungguhnya. Terutama bila belum pernah bertemu, usahakan

11 11 memata-matai cara pergerakan secara langsung ataupun rekaman pertandingan. 3. Jangan sering memainkan gerakan drible yang sama. Ketika bermain, usahakan jangan melakukan gerakan drible yang sama lebih dari 2 (dua) kali pada lawan yang sama karena lawan akan cepat mempelajari gerakan tersebut. 4. Selalu melihat arah pergerakan. Jangan melihat bola saat men-drible. Tetap fokus pada arah kemana akan bergerak, juga perhatikan gerakan lawan. 5. Tetap menjaga bola dekat dengan kaki. Usahakan bola selalu dekat dengan kaki kita, bola yang terlalu jauh dari jangkauan akan mudah direbut oleh pemain lawan. 6. Gunakan kedua kaki. Apabila ingin men-drible bola dengan baik gunakan kedua kaki, maksudnya kedua kaki harus aktif secara bergantian atau variatif mengolah bola. Hal ini akan membuat lawan bingung membaca gerakan kita. 7. Jangan terlalu prediktif atau meramalkan Dalam permainan sepak bola sesungguhnya segala hal bisa saja terjadi. Oleh karena itu improvisasi dalam gerakan drible sangat diperlukan, jangan terfokus pada satu macam gerakan C. Implementasi gerakan Dalam penelitian tindakan kelas ini selain dengan menggunakan media audio visual sebagai saran pembelajarannya, penelitian ini menggunakan beberapa alat untuk gerakan dribel itu sendiri. Alat-alat yang digunakan pun merupakan

12 12 alat yang sudah dimodifikasi dikarenakan keterbatasan,alat-alat itu adalah beberapa bilah bambu yang lurus dan tempurung kelapa. Model yang digunakan adalah dengan menggunakan gerakan zig-zag yaitu dengan cara menempatkan beberapa tempurung kelapa di atas lapangan dengan jarak yang disesuaikan dan disusun secara lulus. Kemudian bambu dipasang dengan posisi sama seperti tempurung kelapa. Hasil belajar yang diukur dari gerakan dribel ini adalah dengan mengukur sejauh mana kecepatan para siswa dalam melewati rintangan-rintangan itu dan berapa kali bola yang lepas saat melewati rintangan tersebut. Sebelum memulai gerakan dribel ini,beberapa hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut: - Lakukan Pemanasan. Gerakan pemanasan ini dimulai dari atas kepala sampai bawah kaki, hal ini memungkinkan saat latihan tidak mudah mengalami cidera otot. Dan dengan pemanasan otot kaki siap untuk menerima hentakan yang keras. - Menyiapkan bola dan alat halang rintang. Penempatan alat halang rintang disesuaikan dengan jangkauan kita, jangan terlalu pendek ataupun jauh. - Mulai menggiring. memulai dengan kaki menendang bola, mulai dengan gerakan pelan dan melewati alat halang rintang yang sudah di buat. Sesuaikan dengan kaki yang dianggap bisa, maksudnya jika terbiasa dengan kaki kanan gunakan kaki kanan untuk memulai menendang dan sebaliknya jika menggunakan kaki kiri. Lakukan - Memulai dengan satu kaki. Ini dilakukan agar terbiasa dengan membawa bola, caranya : jika dengan kaki kanan. Giring bola melalui telapak kaki

13 13 bagian depan, dan pada saat melewati penghalang pertama belokkan kekiri dengan sisi kaki bagian kiri, lalu dengan pelan untuk melewati penghalang ke dua belokkan bola ke kanan dengan sisi kaki bagian kanan dan seterusnya untuk panghalang berikutnya. - Tidak terburu-buru. Biasanya jika terburu-buruakan menghasilkan gerakan mendribling kurang sempurna, karena dilakukan tanpa menghiraukan halangan yang telahdibuat sehingga dalam gerakan akan sering menabrak halangan yang sudah dibuat, dan bagaimana jika kita melewati orang? - Melakukan gerakan kombinasi. Jika kita telah mendribling dengan baik, lakukan dengan gerakan kombinasi, hal ini dilakukan agar lawan tidak bisa menebak arah bola saat menggiring bola sehingga dengan mudah kita melewati lawan. Caranya, jika awalan menggunakan kaki kanan untuk lewati penghalang pertama dan pada saat membelok kekiri gunakan kaki kiri sebelah sisi kiri dan atur agar bola tidak jauh dari kaki. Untuk melewati penghalang kedua jalankan bola dan belokkan kekanan dengan kaki kanan sisi kanan, lakukan juga jika menggunakan awalan kaki sebelah kiri. Intinya untuk kombinasi pada saat melewati penghalang pertama digunakan kaki kiri untuk penghalang kedua dengan kaki kanan (ket: dimulai kaki kanan) dan sebaliknya. - Enjoy. Melakukan gerakan drible harus dilakukan dengan hati yang senang dan fokus. Misalkan jika penghalang itu adalah lawan yang akan merebut bola sehingga bagaimana caranya mengamankan bola agar tidak direbut sedangkan harus melewati lawan.

14 14 - Fokus. Jika fokus untuk latihan mendrible bola dalam waktu kurang dari 1 minggu bisa menghasilkan gaya dribling dengan baik. - Terapkan dan tunjukkan. Terapkan apa yang kita hasilkan dalam mendrible bola, tentunya dengan lawan yang sesungguhnya. Dan jangan takut terluka atau tertabrak. D. Media Belajar Sesuai dengan judul penelitian ini media yang akan digunakan adalah dengan menggunakan media audio visual. Media berasal dari bahasa Latin merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti, perantara atau pengantar, yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan.beberapa ahli yang dikutip Sudrajat memberikan definisi tentang media pembelajaran diantaranya, schram (1977) mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara, Briggs (1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk menyampaikan isi/ materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan sebagainya. Sedangkan National Education Association (1969)

15 15 mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik. Dalam kaitanya dengan efektivitas belajar Brown (1973) yang juga dikutip Sudrajat mengengkapkan bahwa media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dapat mempengaruhi tehadap efektivitas pembelajaran. Lebih lanjut Sudrajat (2007) menuliskan tentang beberapa fungsi media diantaranya : (1). Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh peserta didik tentang suatu objek, disebabkan : (a). objek terlalu besar; (b). objek terlalu kecil; (c). objek yang bergerak terlalu lambat; (d). objek yang bergerak terlalu cepat; (e). objek yang terlalu komplek; (f). objek yang bunyinya terlalu halus; (g). objek mangandung biaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan nedia yang tepat, maka semua objek dapat disajikan kepada peserta didik. (2). Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung antara peserta didik dengan lingkungannya; (3). Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar; (4).Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang konkrit sampai dengan yang abstrak.

16 16

17 17 III. METODE PENELITIAN A. Metode penelitian Dalam memecahkan suatu masalah diperlukan suatu cara atau metode karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan penelitian. kenal sekarang memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syaratsyarat yang keras maksudnya untuk menjaga agar pengetahuan yang dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai karya ilmiah yang setinggi- Guna memperoleh karya yang setinggi-tingginya peneliti harus dapat mempertanggung jawabkan sesuai dengan aturan yang berlaku. Menurut Margono S. (2005) Metode adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta- fakta atau prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan dapat menaikkan tingkat ilmu serta teknologi.

18 18 B. Rancangan Penelitian Pada penelitian ini penulis merencanakan pelaksanaan penelitian sampai dua siklus (4x pertemuan) dan setiap siklus memiliki kegiatan yang berbeda tetapi saling berkaitan. Dalam pelaksanaanya, setiap proses penelitian merupakan tindak lanjut dari siklus penelitian sebelumnya. Penelitian Tindakan Kelas ini mencakup tahap Planing (rencana), Observation (Observasi) dan Reflective (Refleksi). Yang dimaksud dengan penelitian yang dilakukan melalui putaran spiral adalah penelitian yang melalui siklus-siklus berikut ini : Perencanaan Refleksi Tindakan / Observasi Perbaikan Rencana Refleksi Tindakan/ Observasi Perbaikan Rencana Refleksi Tindakan/ Observasi Dan seterusnya Gambar : Spiral Penelitian Tindakan Kelas. ( Hopkins, 1993) 1. Pelaksanaan penelitian Pelaksanaan penelitian selama satu setengah bulan dengan tahapan sebagai berikut : a. Tahap perencanaan

19 19 Dalam tahap penelitian ini terlebih dahulu melakukan perencanaan atau membuat program yang akan diteliti sehingga dalam pelaksanaanya teratur dan sesuai dengan program yang sudah dibuat. b. Tahap melakukan tindakan Tahap ini merupakan inti dari pelaksanaan penelitian secara keseluruhan, dengan melakukan implementasi dari program yang telah dibuat sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. c. Tahap pengamatan ( Observasi ) Pada tahap ini berisikan hasil pengamatan menggunakan berbagai instrumen.yang paling diperhatikan dalam hal ini adalah hasil-hasil pekerjaan yang otentik. d. Tahap refleksi Tahap ini adalah tahapan terakhir dari siklus yang penulis rencanakan dalam penelitian ini, dengan berisikan penjelasan tentang tingkat keberhasilan atau kegagalan yang telah terjadi setelah adanya penelitian. C. Definisi Operasional Penelitian

20 20 Pada dasarnya keterampilan gerak dasar dibagi menjadi 3 kategori, sebuah kategori gerak adalah sebuah kerangka penggolong berdasarkan pada unsur-unsur yang sama. Kategori gerak dasar itu adalah sebagai berikut : 1. Gerak lokomotor Gerak lokomotor adalah suatu gerak yang dilakukan dalam keadaan tubuh di pindahkan posisinya kearah mendatar ( horizontal ), atau vertikal dari satu titik ke titik lainnya ( Jalan, Lari,melompat ) 2. Gerak non lokomotor Gerak yang dilakukan seorang yang menetap pada suatu titik atau posisinya, bergerak pada sumbu vertikal atau horizontal, atau gerak aksial ( menjangkau, memutar, menggeliat, mengulur, membungkuk ). 3. Gerak manipulatif Gerak yang mengerahkan daya serta melibatkan otot-otot besar yang diarahkan pada suatu obyek atau sasaran ( melempar, menendang, memukul ). (Agus Mahendra 1999 : 20-22) D. Subyek dan Sampel Penelitian 1. Subyek Penelitian Populasipenelitian adalah wilayah generasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (sugiyanto,2008 : 117). Sedangkan menurut Arikunto (2006 : 130), Populasi adalah keseluruhan dari obyek penelitian. Dalam penelitian ini subyeknya adalah siswa kelas 5

21 21 SD Negeri 3 Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus. 2. Sampel Penelitian Ridwan (2005:11) menyatakan sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel penelitian menurut Arikunto, (2006:131) bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Jadi, penulis mengambil satu kelas sebagai sampel penelitian yangberjumlah 15 orang. E. Tempat dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 3 Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus 2. Waktu Pelaksanaan Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal...sampai dengan F. Pelaksanaan Penilaian Tindakan Kelas 1. Model sistem a) Peneltian putaran pertama 1. Guru menjelaskan dan memperlihatkan potongan gambar-gambar tentang bagaimana gerakan dribel atau menggiring bola 2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan menggiring setelah melihat apa yang dijelaskan dan dicontohkan dalam gambar tadi. b) Penelitian putaran kedua

22 22 1. Setelah melakukan penelitian putaran pertama lalu guru memperlihatkan video gerakan dribel atau menggiring bola melewati rintangan 2. Kemudian siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan seperti yang telah dijelaskan dan dicontohkan dalam video tadi serta mengevaluasinya. 2. Implementasi di Kelas Pelaksanaan tes awal (pre test), tes siklus pertama, tes siklus kedua, tes siklus ketiga, dilakukan oleh peneliti.tindakan ini dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. a. Siklus Pertama 1. Rencana : a. Menyiapkan sarana dan prasarana untuk proses pembelajaran b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus pertama dengan diawali apersensi, pemanasan, peregangan. 2. Tindakan: a. Guru menjelaskan tentang tata cara melakukan gerakan dribelnya dan memberikan contoh gerakan secara langsung b. Guru memberikan contoh beberapa gambar atau foto tentang pembelajaran gerak dasar mendribel bola c. Setelah melihat gambar tadi Siswa diberikan tugas untuk melakukan gerakan mendribel bola. 3. Observasi

23 23 Setelah diberikan tindakan maka peneliti melakukan pengamatan dan evaluasi serta penilaian dengan menggunakan instrument penelitian yang telah disusun. 4. Refleksi Refleksi dilakukan setelah pelaksanaan dan observasi b. Siklus kedua 1. Rencana : a. Menyiapkan alat-alat yang berkaitan dengan proses pembelajaran dan instrumen yang diperlukan dalam mengevaluasi tindakan. b. Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran pada siklus kedua dengan diawali apersensi, pemanasan dan peregangan 2. Tindakan: a. Guru kembali menjelaskan tentang tata cara melakukan gerakan dribelnya dan memberikan contoh gerakan secara langsung. b. Guru memberikan contoh sebuah video pembelajaran gerak dasar mendribel bola dan video tentang pembelajaran dribel dan video gerak dasar dribel melewati rintangan. c. Setelah melihat video Siswa diberikan tugas mendribel bola melewati rintangan dan melakukan secara bergantian. 3. Observasi Setelah dilakukan tindakan, pengamatan, koreksi, penilaian dan evaluasi hasil belajar pada siklus kedua. 4. Refleksi

24 24 Hasil observasi dapat disimpulkan setelah pelaksanaan dan observasi. G. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah teknik tes. Teknik ini akan peneliti uraikan sebagai berikut: Teknik tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, atau bakat yang dimiliki individuatau kelompok ( Arikunto,2006:223) Bentuk tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dribel bola secara zig-zag yang ditunjukkan kepada sampel kelas 5 siswa SD Negeri 3 Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus Instrumen Penilaian No Komponen gerak dasar Gerak dribel 1 Persiapan Sikap tubuh tegak dengan pandangan ke depan Meletakkan salah satu kaki di depan,kanan atau kiri Posisi tangan mengayun menyesuaikan gerakan kaki Nilai Pelaksanaan Menggunakan kaki bagian kanan saat belok ke

25 25 kanan dan kaki bagian kiri saat belok ke kiri jika dribel menggunakan kaki kanan Memiringkan badan saat berbelok guna menghindar dari rintangan Memfokuskan perhatian pada bola dan rintangan 3 Gerakan lanjutan Tetap menjaga penguasaan bola Jumlah skor Diadopsi dari H. Harsono, (2005:13) Keterangan : 1. Untuk melihat kualitas hasil tindakan disetiap siklus menggunakan rumus yang dikemukakan (Subagio dalam Fajar, 2005:36) P = X 100 % N Keterangan : P = Presentasi keberhasilan F = Jumlah siswa yang melakukan gerak dengan benar N = Jumlah sampel 2. Untuk keefektifan hasil tindakan pada penelitian ini digunakan perhitungan yang dipergunakan yang dikemukakan oleh Goodwin dan Coates dalam Fajar, (2005:37) dengan rumus sebagai berikut : E = Xn Xi x 100% Xi Keterangan : E : Efektifitas hasil belajar

26 26 Xn : Rerata nilai hasil siklus ketiga Xi : Rerata tes awal / tes sebelumnya 3. Menyimpulkan hasil penelitian, bila perhitungan meningkat 50% keatas maka tindakan yang dilakukan dinyatakan efektif. H. Uji Hipotesis Di dalam penelitian ini tingkatan selanjutnya adalah uji hipotesis dimana jawaban sementara dilakukan pengujian dalam bentuk praktik di lapangan dan apabila penelitian ini dilakukan tingkat keberhasilan siswa sudah melebihi 50 % maka penelitian ini dihentikan, karena penelitian ini sudah dianggap tuntas. I. Penentuan Kriteria Ketuntasan Minimal Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang bisa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukan pencapaian belajar peserta didik. Penilaian merupakan suatu pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan karakteristik seseorang atau sesuatu ( Griffin & Nix, 1991 ). Hal yang harus diperhatikan dalam menentukan kriteria ketuntasan minimal adalah : a. Tingkat kompleksitas Kesulitan atau kerumitan indikator, kompetensi dasar, dan standar kompetensi yang harus di capai peserta didik. b. Kemampuan Sumber Daya Pendukung

27 27 1. Sarana dan prasarana pendidikan yang sesuai dengan tuntutan kompetensi yang harus dicapai peserta didik. 2. Ketersediaan tenaga, manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholder sekolah. c. Tingkat Kemampuan (Intake) Rata-Rata Peserta Didik Penetapan Intake di kelas dapat didasarkan pada hasil seleksi pada saat penerimaan peserta didik baru. J. Proses Pembelajaran Gerak Dasar Dribel Proses pembelajaran ketrampilan gerak dasar passing bawah melalui siklus sebagai berikut : Tes Awal : Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar dribel dengan melakukan gerakan menggiring bola. Siklus Pertama Rencana : - Menyiapkan RPP pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar dribel atau menggiring bola yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran penjaskes bermain sepak bola. 15 orang, 9 putra dan 6 putri. - Membariskan siswa.

28 28 - Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran. - Melakukan pemanasan - Menyiapkan perangkat kamera - Menyiapkan bola untuk pembelajaran Tindakan - Siswa di bariskan menjadi 2 berbanjar kebelakang menyesuaikan. Masingmasing anak dibarisan depan menghadapi bola yang akan didribel. - Pada saat akan menggiring bola,siswa melakukan secara bergantian. Menggiring bola ke arah depan dengan melewati rintangan kayu yang berjajar. - Memberi kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi - Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan. - Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola anak-anak masih menggunakan ujung kaki untuk menggiring bola yang menyebabkan hasil yang kurang bagus. - Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Refleksi - Dari data hasil observasi disimpulkan dan di diskusikan.

29 29 - Pada saat persiapan awalan anak yang melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola gerakan mendorong bola anak-anak masih menggunakan ujung kaki sehingga gerakannya tidak sempurna, sehingga pada siklus ke 2 gerakan-gerakan yang masih salah di betulkan untuk mendapat hasil yang lebih baik. - Didiskusikan rencana tindakan pada siklus kedua Siklus Kedua Rencana : Menyiapakan rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pembelajaran yang berisi kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup yang dilaksanakan untuk 2 kali pertemuan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-indikator gerak dasar dribel yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan instrumen penilaian berupa indikator-inkator gerak dasar dribel yang meliputi tahap persiapan, tahap gerakan dan akhir gerakan. - Menyiapkan siswa untuk mengikuti pembelajaran Penjaskes bermain sepak bola. - Membariskan siswa menjadi 3 bersab. Memberikan materi teori dan tujuan pembelajaran agar siswa memiliki motivasi untuk mengikuti pembelajaran - Melakukan pemanasan - Menyiapkan kamera - Menyiapkan bola untuk pembelajaran Tindakan - Siswa dibariskan untuk persiapan melakukan dribel.

30 30 - Siswa melakukan gerakan mendribel bola lurus ke depan dan kembali ke belakang secara bergantian. Lalu kembali melakukan gerakan menggiring kembali tetapi menggunakan rintangan batu bata yang telah disusun berjajar. Siswa melakukan secara bergantian - Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan dan memperbaiki gerakan-gerakan yang masih salah. Observasi - Setelah tindakan dilakukan, diamati, dikoreksi, diberikan waktu pengulangan, dievaluasi dari hasil tindakan pada siklus pertama dengan menggunakan kamera dan mendapatkan kesimpulan. - Pada saat observasi gerakan saat mendribel sudah benar dan gerakan saat berbelok sudah mengalami peningkatan ke arah yang lebih baik. - Jumlah testor ada 3 orang,untuk menjaga objektivitas dalam penilaian. Tes Akhir Siswa melakukan ketrampilan gerak dasar dribel atau menggiring bola melewati rintangan yang berjajar

31 31

32 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan peneliti terlebih dahulu melakukan observasi proses pembelajaran. Hasil observasi (tes awal) sangat menentukan tindakan yang akan dilakukan. Data-data yang diperoleh peneliti pada tes awal untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan dapat meningkatkan hasil belajar dan melihat efektivitas hasil Penelitian Tindakan Kelas (PTK) gerak dasar dribel. Deskripsi hasil penelitian dimaksud untuk memperoleh gambaran tentang nilai rata-rata serta prosentase dari masing-masing siklus. Berikut adalah hasil deskripsi hasil yang didapat dalam penelitian : 1. Analisis Prosentase Hasil PTK Data yang telah diperoleh peneliti pada saat melakukan tes awal selanjutnya dianalisis guna mengetahui prosentase hasil penelitian tindakan kelas (PTK) gerak dasar dribel. Deskripsi hasil penelitian dimaksud untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data yang meliputi nilai tertinggi, nilai terendah, nilai rata-rata, jumlah siswa yang lulus serta prosentase dari masing-masing siklus.

33 33 B. Deskripsi Prosentase Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Dribel Hasil yang didapat dari penelitian yang selanjutnya dianalisis guna mengetahui prosentase hasil PTK ketrampilan gerak dasar dribel. Deskripsi hasil penelitian dimaksudkan untuk memperoleh gambaran tentang penyebaran data yang meliputi nilai rata-rata dan prosentase dari masingmasing siklus. Berikut data lengkapnya dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2. Deskripsi Hasil PTK Pembelajaran Gerak Dasar Dribel No Siklus X Prosentase Nilai Prosentase Nilai Jumlah Jumlah >Rerata <Rerata (%) >Tuntas <Tuntas (%) Kelas Kelas 1 Tes Awal 44, ,3 86, Pertama 56, Kedua 68,99 46,6 53, Sebelum penelitian PTK dilaksanakan penulis telah mengambil nilai tes awal gerak dasar dribel (lihat tabel 2) dengan hasil rerata kelas 44,96 poin. Dilihat dari prosentase rerata kelas, yang mendapat nilai diatas rerata kelas sebesar 40 persen yang mendapat nilai dibawah rerata kelas sebesar 60 persen. Jika dilihat dari prosentase standar ketuntasan belajar, yang mendapat nilai diatas standar ketuntasan sebesar 13,3 persen dan yang mendapat nilai dibawah ketuntasan sebesar 86,7 %. Hasil perolehan tes awal itulah merupakan kemampuan awal yang dimiliki oleh siswa kelas V SDN 3 Kaorgading tahun pelajaran 2011/2012. Setelah tindakan pada siklus pertama diberikan, diperoleh hasil nilai dengan rerata kelas 56,60 poin. Dilihat dari prosentase rerata kelas, yang mendapat nilai diatas rerata kelas sebesar 40% dan yang mendapat nilai dibawah rerata kelas sebesar 60%. Jika dilihat dari prosentase standar ketuntasan belajar

34 34 yang mendapat nilai diatas standar ketuntasan sebesar 40% dan yang mendapat nilai dibawah standar ketuntasan sebesar 60%. Dapat dilihat dari pencapaian nilai setelah siklus pertama rerata kelas naik 11,64 poin,sedangkan prosentase ketuntasan belajar pada siklus ini 40%. Tabel 3. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Dribel Pada Siklus 1. No Hasil Jumlah Presentase 1 Rerata 56,60 40% 2 Ketuntasan Belajar 6 siswa 40% Indikator peserta keberhasilan siklus perta dapat dilihat dengan rumus : P = f X100% N P = 6 X 100% 15 P = 40 Setelah tindakan pada siklus kedua diberikan, diperoleh hasil nilai dengan rerata kelas 68,99 poin. Dilihat dari prosentase rerata kelas, yang mendapat nilai diatas rerata kelas sebesar 46,6% dan yang mendapat nilai dibawah rerata kelas sebesar 53,7%. Jika dilihat dari prosentase standar ketuntasan belajar seluruh siswa berada diatas standar ketuntasan belajar atau sebesar 100%. Dapat dilihat dari pencapaian nilai setelah siklus kedua rerata kelas naik 12,39 poin, sedangkan prosentase ketuntasan belajar pada siklus ini naik 60%. Dengan arti kata setelah tindakan diberikan sebanyak 2 siklus seluruh siswa mendapat nilai diatas standar ketuntasan belajar (100%).

35 35 Tabel 4. Rekapitulasi Analisis Hasil Pembelajaran Gerak Dasar Dribel Pada Siklus 2. No Hasil Jumlah Presentase 1 Rerata 68,99 46,7% 2 Ketuntasan Belajar 15 siswa 100% Indikator peserta keberhasilan siklus perta dapat dilihat dengan rumus : P = f X 100% N P = 15 X 100% 15 P = 100% Dari perhitungan diatas diketahui bahwa setiap siklus terdapat peningkatan hasil. Pada tes siklus I berhasil 6 siswa dari 15 siswa naik menjadi 15 siswa dari 15 siswa pada siklus II. Dengan prosentase ketuntasan mencapai 100%. Ketuntasan belajar yaitu bila siswa telah mencapai nilai rata-rata 60, maka di nyatakan tuntas. C. Pembahasan Penelitian Berdasarkan data yang terlampir, prosentase kemampuan melakukan gerak dasar dribel di SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus

36 36 tahap pertama atau siklus ke satu, siswa melakukan gerak dasar dribel dengan melakukan gerak menggiring bola belum menunjukan hasil yang diinginkan. Dengan 15 subjek kaji tindak dari setiap indikator yang terdapat dalam gerak dasar dribel tidak semua siswa mampu melakukannya atau menguasainya. Pada siklus pertama 9 orang mendapat nilai kurang, 2 mendapat nilai cukup dan 4 orang mempunyai nilai baik. Pada tahap persiapan ini diketahui kesalahan siswa terletak pada gerak mendorong yang masih menggunakan ujung kaki dan diberikan untuk perbaikan pada siswa gambar-gambar foto kaki saat mendribel menggunakan punggung kaki, kaki bagian dalam dan kaki bagian luar. Pada tahap melakukan gerakan pelaksanaan 11 orang siswa memperoleh nilai kurang, 2 orang siswa mendapat nilai cukup, dan 2 orang siswa mendapat nilai cukup. Pada tahap melakukan gerak akhir, 7 orang siswa mendapat nilai kurang, 5 orang siswa mendapat nilai cukup, dan 3 orang siswa memperoleh nilai baik. Diperoleh dengan rerata kelas 56,60. Sedangkan yang mendapat nilai diatas rerata kelas 40% dan yang mendapat dibawah rerata kelas 60%. Jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar 6 siswa atau 40% dan yang mendapat nilai ketuntasan belajar 9 siswa atau 60%. Karena tingkat efektivitasnya hanya 25,88% maka dinyatakan penelitian pada siklus pertama ini belum efektif. Setelah diberikan tindakan siklus kedua atau putaran kedua dengan melakukan gerak dasar dribel dengan menggunakan metode audio visual yaitu menggunakan video pembelajaran dribel maka dibandingkan hasil siklus kesatu lebih meningkat. Pada tahap melakukan gerak awalan, 0 orang siswa mendapat nilai kurang,8 siswa mendapat nilai cukup, 7 orang siswa

37 37 mendapat nilai baik. Pada tahap melakukan gerak pelaksanaan, 0 orang siswa siswa mendapatkan nilai kurang, 7 orang siswa mendapat nilai cukup, 8 orang siswa mendapat nilai cukup. Pada tahap melakukan gerak akhir 0 siswa mendapat nilai kurang, 8 siswa mendapat nilai cukup dan 7 siswa mendapat nilai baik. Hasil siklus kedua dapat dilihat dari perolehan rerata kelas 68,99. Dan yang mendapat nilai diatas rerata kelas yaitu 46,6% dan yang mendapat nilai dibawah rerata kelas 53,4%, jika dilihat dari perolehan nilai ketuntasan belajar. Karena tingkat efektivitasnya mencapai 53,44% maka dinyatakan penelitian pada siklus kedua efektif. D. Uji Hipotesis jika pembelajaran dengan metode audio visual menggunakan gambar dan video pembelajaran dribel sepak bola siswa kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus tahun Pelajaran 2011/2012 akan efektif. Setelah diberikan tindakan penelitian, yakni dengan metode audio visual terdapat hasil yang meningkat. Ini menunjukan bahwa hipotesis yang diajukan pada penelitian ini terbukti.

38 38 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan hasil penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan media audio visual terbukti dapat meningkatan hasil belajar gerak dasar dribel dalam bermain sepak bola siswa kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2011/ Pembelajaran gerak dasar dribel sepak bola yang dilakukan dengan menggunakan metode audio visual dengan gambar dan video dengan dua siklus tindakan secara keseluruhan telah terbukti menghasilkan proses pembelajaran yang sangat efektif bagi siswa kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2011/ Dengan menggunakan metode audio visual gambar dan video dalam proses pembelajaran gerak dasar dribel sepak bola yang dilakukan melalui dua siklus tindakan telah mencapai keadaaan yang maksimal yaitu meningkatkan gerak dasar tahap persiapan, tahap gerakan, dan tahap akhir gerakan.

39 39 4. Berdasarkan nilai rerata yang diperoleh dari setiap siklus tindakan dalam proses pembelajaran gerak dasar dribel bermain sepak bola, maka implikasinya adalah untuk meningkatkan hasil pembelajaran harus diberikan perlakuan yang sesuai dengan rencana yang di tetapkan. Bila bentuk perlakuan yang diberikan tidak sesuai dengan rencana yang ditetapkan, maka kenaikan hasil pembelajaran akan sulit tercapai. 5. Berdasarkan standar ketuntasan belajar, seluruh siswa kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2011/2012, dinyatakan tuntas dalam pembelajaran gerak dasar dribel dalam bermain Sepak bola. B. Saran Berdasarkan hasil simpulan penelitian ini, selanjutnya diajukan beberapa saran bagi : 1. Siswa siswi kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus tahun pelajaran 2011/2012. Agar selalu berupaya meningkatkan kemampuannya baik pengetahuan maupun ketrampilan motoriknya, khususnya pada ketrampilan gerak dasar dribel dalam bermain sepak bola. 2. Guru pendidikan jasmani SDN 3 Kaorgading Pematang sawa kabupaten Tanggamus, dapat mencoba strategi pembelajaran dengan menggunakan metode audio visual gambar dan video untuk diterapkan pada materi ketrampilan gerak dasar dribel dalam bermain sepak bola. 3. SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus agar memperhatikan bahwa model audio visual berperan penting dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran Pendidikan Jasmani.

40 40

41 41 DAFTAR PUSTAKA Agus Mahendra. (2003). Falsafah Pendidikan Jasmani. Jakarta : Direktorat Pendidikan Luar. Biasa. Arikunto, Suharsimi dkk Penelitian tindakan kelas.pt. Bumi aksara. Jakarta Bahagia,Yusuf dan Suherman. (2000). Atletik.Depdikbud Dirjen Pendidikan dasar dan menengah. Jakarta Brown, H. Douglas Teori & praktek pembelajaran pendidikan dasar. Griffin, P. & Nix, P. (1991). Educational assessment and reporting. Sydney: Harcout... Kamus Pusat Kamus Besar Bahasa Indonesia,. Jakarta: Balai Pustaka Ismail Media Pembelajaran (Tipe-Tipe Pembelajaran). Jakarta: Direktorat Pendidikan lanjutan Pertama. Margono. (2005). Prosedur Penelitian. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Lutan, Rusli dan Agung Suherman Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta. Erlangga. Ridwan (2005). belajar penelitian untuk guru karyawan dan peneliti pemula. CV alfaheta.bandung. Rivai, H Veithzal ( ) Faktor -Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Belajar Mahasiswa. Soekamto, T dan Winataputra, Udin Teori Belajar dan Model-Model Pembelajaran.Depdikbud. Jakarta Sudrajat, Ahkmad (2007). Media Pembelajaran. Surya, Mohamad (2004). Psikologi Pembelajaran & Pengajaran.Bandung. Pustaka Bani Quraisy. Sutrisno Hadi Statistik. Yogyakarta: Andi Offset. Thompson, Peter J. L Pengenalan kepada teori kepelatihan.terjemahan oleh PB Pasi Jakarta

42 42 Unila Format Penulisan karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung. Wardani. IGKA Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Lampung. zoudhasblog.wordpress.com Lampiran 1

43 43 Langkah langkah Penghitungan Skor dan Data Prosentase 1. Nilai skor maksimal dalam penelitian ini adalah 63 yang didapat dari 3 penilai, lalu diubah menjadi nilai berskala 100, dengan demikian setiap perolehan skor mentah dibagi 63 dikalikan 100. Contoh : Skor mentah 22 Nilai : 22 x 100 = 34, Mencari nilai rerata kelas. 3. Menghitung jumlah prosentase yang mendapat nilai diatas dan dibawah rerata kelas Contoh : Hasil tes awal dribel, 2 siswa mendapat nilai diatas atau sama dengan rerata kelas,sedangkan siswa berjumlah 15 siswa. Jadi, prosentase rerata kelas : 2 x 100% = 13,3% Menghitung jumlah prosentase yang mendapat nilai diatas dan dibawah standar ketuntasan belajar 60. Contoh : hasil tes siklus kedua mendribel bola, 15 siswa mendapat nilai diatas atau sama dengan standar ketuntasan belajar, sedangkan siswa berjumlah 15 siswa. Jadi, prosentase rerata kelas : 2 x 100% = 13,3% Menghitung efektivitas tindakan, rerata kelas tindakan terakhir dikurangi rerata tes awal dan dibagi denganrerata tes awal, lalu dikalikan 100%.

44 44 Contoh : Rerata kelas tindakan terakhir dribel bola adalah 68,99, rerata kelas tes awal adalah 44,96. Jadi prosentase efektivitas tindakan yang diperoleh adalah 68,99 44,69 = 24, ,30 x 100% = 54,37% 44,69 Lampiran 2. Data Siswa Kelas V SDN 3 Kaorgading Pematang sawa Kabupaten Tanggamus Tahun Pelajaran 2011/2012

45 45 No Nama Jenis Kelamin Laki - laki 1 Apri V 2 Ando V 3 Budi V 4 Cici V 5 Destia V 6 Erwan V 7 Fina V 8 Ida V 9 Miswanto V 10 Rina V 11 Rizal V 12 Sarmila V 13 Sahrial V 14 Shifa V 15 Yadi V Jumlah 9 6 Perempuan Lampiran 3. Kriteria Penilaian Gerak dasar Dribel No Komponen gerak dasar Gerak dribel Nilai

46 Persiapan Sikap tubuh tegak dengan pandangan ke depan Meletakkan salah satu kaki di depan,kanan atau kiri Posisi tangan mengayun menyesuaikan gerakan kaki 2 Pelaksanaan Menggunakan kaki bagian kanan saat belok ke kanan dan kaki bagian kiri saat belok ke kiri jika dribel menggunakan kaki kanan Memiringkan badan saat berbelok guna menghindar dari rintangan Memfokuskan perhatian pada bola dan rintangan 3 Gerakan lanjutan Tetap menjaga penguasaan bola Jumlah skor Lampiran 4. Hasil Tes Awal Gerak dasar Dribel No Nama Indikator Jumlah N Ketuntasan

47 Tuntas Belum 1 Ando ,61 V 2 Apri ,49 V 3 Budi ,44 V 4 Cici ,92 V 5 Destia ,85 V 6 Erwan ,09 V 7 Fina ,33 V 8 Ida ,33 V 9 Miswanto ,26 V 10 Rina ,50 V 11 Rizal ,09 V 12 Sarmila ,38 V 13 Sahrial ,96 V 14 Shifa ,79 V 15 Yadi ,49 V Jumlah 2 13 Prosentase Ketuntasan (%) 13,33 86,67 Lampiran 5. Hasil Tes Siklus 1 Gerak Dasar Dribel No Nama Indikator Jumlah N Ketuntasan

48 Tuntas Belum 1 Ando ,90 V 2 Apri ,25 V 3 Budi ,55 V 4 Cici ,44 V 5 Destia ,96 V 6 Erwan ,20 V 7 Fina ,03 V 8 Ida ,44 V 9 Miswanto ,55 V 10 Rina ,61 V 11 Rizal ,96 V 12 Sarmila ,07 V 13 Sahrial ,07 V 14 Shifa ,90 V 15 Yadi ,19 V Jumlah 6 9 Prosentase Ketuntasan (%) Lampiran 6. Hasil Tes Siklus2 Gerak Dasar Dribel No Nama Indikator Jumlah N Ketuntasan

49 Tuntas Belum 1 Ando ,01 V 2 Apri ,36 V 3 Budi ,07 V 4 Cici ,31 V 5 Destia ,49 V 6 Erwan ,07 V 7 Fina ,90 V 8 Ida ,31 V 9 Miswanto ,84 V 10 Rina ,31 V 11 Rizal ,49 V 12 Sarmila ,60 V 13 Sahrial ,19 V 14 Shifa ,19 V 15 Yadi ,30 V Jumlah 15 0 Prosentase Ketuntasan (%) 100 Lampiran 7. Skenario Pembelajaran SKENARIO PEMBELAJARAN

50 50 SIKLUS I Satuan Kerja : SDN 3 Kaorgading Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Kelas / Semester : V / I (dua) Jumlah Siswa / Pa / Pi: 15 / 9 / 6 Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 3 x Pertemuan ) Hari / Tanggal : Rabu, 11 April 2012 I. Standar Kompetensi Mempraktekkan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan olahraga dengan peraturan menggunakan model pembelajaran dan nilainilai yang terkandung didalamnya II. Kompetensi Dasar Mempraktekkan variasi gerak dasar dribel atau menggiring bola menggunakan metode audio visual, serta nilai semangat, sportivitas, kerja sama, percaya diri dan kejujuran III. Indikator 1. Melihat gambar dan foto tentang bagaimana melakukan gerak dasar dribel. 2. Melakukan gerak dasar dribel secara individu 3. Melakukan gerak dasar dribel dengan benar IV. Tujuan Pembelajaran 1. Siswa dapat memahami gambar dan foto tentang bagaimana gerak dasar dribel atau menggiring bola

51 51 2. Siswa dapat melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola secara individu 3. Siswa dapat melakukan gerak dasar dribel atau menggiring bola dengan benar V. Materi Permainan Sepak bola VI. Metode 1. Ceramah 2. Audio visual 3. Penugasan 4. Demonstrasi VII. Skenario Peembelajaran No Kegiatan Formasi Gambar Metode 1 Pendahuluan Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan rencana yang akan dilakukan dilapangan Siswa berbaris melakukan pemanasan dengan berlari keliling lapangan kemudian dilanjutkan dengan peregangan 2 Kegiatan Inti (pertemuan 1,2,3) Siswa di perintahkan untuk melakukan gerakan dribel atau menggiring bola lurus bolak balik secara bergantian X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X Ceramah

52 52 Siswa dikumpulkan diruang kelas untuk melihat fota dan gambar tentang gerakan dribel atau menggiring bola Setelah siswa selesai melihat foto dan gambar kemudian siswa melakukan gerakan dribel atau menggiring bola melewati rintangan 3 Penutup Guru mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan Tanya jawab Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam penutup X X X X X X X X X X X X X X X Ceramah VIII. Sumber dan media pembelajaran 1. Buku Penjaskes kelas 5 2. Foto dan gambar dribel bola 3. Lapangan 4. Bola sepak 2 buah 5. Peluit IX. Penilaian Proses :mengamati selama proses pembelajaran berlangsung Hasil : siswa melakukan gerak dasar dribel atau menggirng bola

53 53 Kepala Sekolah Kota agung,11 April 2012 Guru Penjas Abu yazed NIP Imron cahyadi NIP Lampiran 8. Scenario Pembelajaran SKENARIO PEMBELAJARAN SIKLUS II

54 54 Satuan Kerja : SDN 3 Kaorgading Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani Kelas / Semester : V / I (dua) Jumlah Siswa / Pa / Pi: 15 / 9 / 6 Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit ( 3 x Pertemuan ) Hari / Tanggal : Rabu, 18 April 2012 I. Standar Kompetensi Mempraktekan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan olahraga dengan peraturan dengan menggunakan media audio visual dan nilai-nilai yang terkandung didalamnya II. Mempraktekkan variasi gerak dasar dribel atau menggiring bola menggunakan metode audio visual, serta nilai semangat, sportivitas, kerja sama, percaya diri dan kejujuran III. Indikator 1. Melihat video pembelajaran tentang bagaimana melakukan gerak dasar dribel. 2. Melakukan gerak dasar dribel secara individu 3. Melakukan gerak dasar dribel dengan benar No Kegiatan Formasi Gambar Metode 1 Pendahuluan Guru memberikan penjelasan tentang tujuan dan rencana X X X X X Ceramah

55 55 yang akan dilakukan dilapangan Siswa berbaris melakukan pemanasan dengan berlari keliling lapangan kemudian dilanjutkan dengan peregangan 2 Kegiatan Inti (pertemuan 1,2,3) Siswa di perintahkan untuk melakukan gerakan dribel atau menggiring bola lurus bolak balik secara bergantian Siswa dikumpulkan diruang kelas untuk melihat video pembelajara n tentang gerakan dribel atau menggiring bola Setelah siswa selesai melihat video kemudian siswa melakukan X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X X

56 56 gerakan dribel atau menggiring bola melewati rintangan 3 Penutup Guru mengevaluas i seluruh rangkaian kegiatan Tanya jawab Guru menutup pelajaran dengan mengucap salam penutup X X X X X X X X X X X X X X X Ceramah IV. Sumber dan media pembelajaran 1. Buku Penjaskes kelas 5 2. Foto dan gambar dribel bola 3. Lapangan 4. Bola sepak 2 buah 5. Peluit V. Penilaian Proses :mengamati selama proses pembelajaran berlangsung Hasil : siswa melakukan gerak dasar dribel atau menggirng bola Kepala Sekolah Kota agung,18 April 2012 Guru Penjas

57 57 Abu yazed NIP Imron cahyadi NIP PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PEMATANG SAWA SD NEGERI 3 KAORGADING Alamat : Jl. Pengenan dua Pekon Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus SURAT IZIN MELAKSANAKAN PENELITIAN Nomor : 422/54/20/24/06/2012

58 58 Berdasarkan Surat No : 3225 / UN26/3/PL/2012 tentang izin pelaksanaan penelitian maka dengan ini : Nama : Abu Yazed NIP : Jabatan : Kepala Sekolah Unit Kerja : SD Negeri 3 Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaen Tanggamus Memberikan Izin untuk melaksanakan tugas penelitian kepada : Nama : Imron Cahyadi NPM : Jurusan :Ilmu Pendidikan Program Studi :Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat diprgunakan sebagaimana mestinya. Kota Agung, April 2012 Kepala SD Negeri 3 Kaorgading Abu Yazed NIP PEMERINTAH KABUPATEN TANGGAMUS UPT DINAS PENDIDIKAN KECAMATAN PEMATANG SAWA SD NEGERI 3 KAORGADING Alamat : Jl. Pengenan dua Pekon Kaorgading Kecamatan Pematang Sawa Kabupaten Tanggamus SURAT KETERANGAN Nomor : 422 /55 /20/24/06/ 2012

59 59 Kepala SD Negei 3 Kaorgading menerangkan bahwa : Nama : Imron Cahyadi NIP : Pangkat / Golongan Jabatan : Pengatur Muda / IIb : Guru Penjaskes SD Negeri 3 Kaorgading Nama tersebut diatas adalah benar guru SD Negeri 3 Karangrejo dan Mahasiswa S1 Dalam Jabatan Program studi penjaskes pada FKIP Universitas Lampung, yang telah melaksanakan penelitian dari tanggal 21 Maret sampai 20 April Penelitan ini sebagai syarat kelulusansebagai sarjan S1 bagi yang bersangkutan. Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dipergunakan sebagaimana mestinya. Kota Agung, Mei 2012 Kepala SD Negeri 3 Karangrejo Abu Yazed NIP

60 60 Lintasan Halang rintang dribel bola Siswa berbaris sebelum melakukan pemanasan

61 61 Berlari melewati rintangan tanpa bola Mendribel bola zig zag Siswa melakukan tes dribel

62 62 Mendribel bola ke kanan dan ke kiri Mendribel bola melewati rintangan

63 63 Melihat foto dan video pembelajaran dribel Melihat video dribel sepak bola sebelum tes praktek

I. TINJAUAN PUSTAKA. bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak

I. TINJAUAN PUSTAKA. bukanlah hanya sekedar versi yang lebih kecil dari orang dewasa. Anak I. TINJAUAN PUSTAKA A. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Anak dipandang sebagai salah satu sumber untuk menentukan apa yang akan dijadikan bahan pelajaran. Thompson (1993:38) menjelaskan bahwa anak bukanlah

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah

III. METODOLOGI PENELITIAN. tindak kelas (Clas room action research) CAR. Dari namanya sudah 27 III. METODOLOGI PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian tindakan karena penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan pedoman yang peneliti tindak kelas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Belajar Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom 24 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Metodologi penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan

III. METODE PENELITIAN. penelitian suatu subyek akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin menggunakan 23 III. METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasikan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI GAYA MENGAJAR LATIHAN Rinaldi Aditya Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. individu secara menyeluruh. Namun, perolehan keterampilan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan pendidikan melalui aktivitas jasmani yang dijadikan sebagai media untuk mencapai perkembangan individu secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat

BAB I PENDAHULUAN. Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA SEKOLAH DASAR ANDI NURABADI Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) belakangan ini sangat mempengaruhi perkembangan pendidikan, terutama dinegara-negara yang sudah maju. Pendidikan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP Muhammad Syaleh Sekolah Tinggi Olahraga Kesehatan Bina Guna Medan msyaleh3@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan

III. METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK) yang akan dilaksanakan III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan olahraga sering kali terkalahkan oleh pendidikan akademis lainya, padahal aspek kesehatan jasmani merupakan aspek penting guna mendukung pendidikan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan 33 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan secara sistematis mengikuti aturan-aturan, direncanakan oleh para peneliti untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang penjaga gawang. Sepakbola adalah permainan yang sangat populer.

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini. 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan olahraga merupakan sebuah investasi jangka panjang dalam upaya pembinaan mutu sumber daya manusia Indonesia. Hasil yang diharapkan itu akan dicapai

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid,

I. METODOLOGI PENELITIAN. Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, I. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Setiap kegiatan penelitian yang dilakukan membutuhkan data-data yang valid, agar isi dari penelitian bisa dipertanggung jawabkan kebenarannya. Untuk mendapatkan

Lebih terperinci

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action

I. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action I. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Menurut Arikunto dkk (2007: 58) Penelitian Tindakan Kelas adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK DI KELAS VI SD NEGERI WOTAN

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK DI KELAS VI SD NEGERI WOTAN UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK DI KELAS VI SD NEGERI WOTAN Hardini Tri Yudha E. Guru SDN Wotan Sumberrejo Bojonegoro Email :hardini.triyudae@gmail.com

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN III. METODELOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan terasa kurang lengkap jika tidak ada pendidikan jasmani. Pendidikan Jasmani seringkali tersampingkan oleh pendidikan akademis lainnya, padahal aspek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode 50 BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan metode penellitin tindakan kelas (classroom action research) atau PTK. Penelitian tindakan merupakan

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK

UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK UPAYA MENINGKATKAN EFEKTIVITAS BELAJAR LEMPAR CAKRAM DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA MODIFIKASI PIRING PLASTIK ( PTK di Kelas VI SD Negeri Boto No. 80 Kab. Tuban ) Penelitian ini disusun untuk memenuhi persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permainan sepak bola sudah tidak asing lagi di negara kita maupun di seluruh dunia, semua orang mengenalnya, baik anak-anak, remaja, tua -muda, pria maupun wanita bahkan

Lebih terperinci

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2015 / 2016 SKRIPSI Oleh : VENSA LUKITA

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER

PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER PENERAPAN METODE PERMAINAN LARI SAMBUNG MATA PELAJARAN PENJASKES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA SISWA KELAS 2 A SDN TANGGUL KULON 03 JEMBER Sularmi 40 Abstrak. Pendidikan jasmani merupakan bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan perwujudan manusia yang bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola (SSB) di berbagai daerah yang merupakan wujud perkembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga permainan yang menuntut keterampilan yang tinggi. Hal ini di tunjukan dengan munculnya banyak Sekolah Sepakbola (SSB)

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMP N 1 Prambanan Klaten Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Tema/Topik : Permainan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode

METODE PENELITIAN. Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode III. METODE PENELITIAN A. Metode Peneiitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan factor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu peneiitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka

III. METODOLOGI PENELITIAN. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (class room action

Lebih terperinci

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd.

Sepakbola. Oleh: Rano Sulisto,S.Pd. Sepakbola Oleh: Rano Sulisto,S.Pd Untuk bermain bola dengan baik pemain harus dibekali dengan teknik dasar yang baik. Pemain yang memiliki teknik dasar yang baik pemain tersebut cenderung dapat bermain

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua

I. PENDAHULUAN. manusia. Seperti telah diketahui di dalam kehidupan sehari-hari, semua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan zaman yang semakin meningkat yang banyak ditandai dengan munculnya alat-alat modern dan makin meningkatnya bidang ilmu pengetahuan dan teknologi ini sangat

Lebih terperinci

ZANUAR BUDIANTO K

ZANUAR BUDIANTO K UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA MELALUI PENERAPAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 GENTAN KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2013 /

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu

III. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu 12 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara

Lebih terperinci

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung Dinamika: Jurnal Praktik Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Dasar & Menengah Vol. 7, No. 2, April 2017 ISSN 0854-2172 MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR CHEST PASS BOLA BASKET MELALUI VARIASI PEMBELAJARAN PADA SISWA KELAS X SMA SWASTA NURANI BELAWANTAHUN AJARAN 2015/2016 Andi Nur Abady Dosen STOK Bina Guna Medan Abstrak

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada

III. METODE PENELITIAN. penelitian terhadap subyek yang akan diteliti. guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan factor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian terhadap subjek yang akan diteliti. Dalam hal ini peneliti ingin III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam memecahkan masalah sangat diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan dari suatu penelitian

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN MAHMUDDIN MATONDANG Prodi PendidikanJasmani Kesehatan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Kajian Teoretis 2.1.1 Hakikat Permainan Sepakbola Permainan sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan masingmasing oleh sebelas orang pemain termasuk

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua

I. PENDAHULUAN. Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan. sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola adalah suatu cabang olahraga permainan yang populer dan sangat digemari oleh seluruh lapisan masyarakat Indonesia, baik tua maupun muda, laki-laki maupun perempuan.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA

PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI PENDEKATAN BERMAIN DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BOLA PLASTIK Devi Catur Winata Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan

METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan 18 1 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, peneliti ini menggunakan metode tindakan kelas, (Class Room Action research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan cara

Lebih terperinci

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal

B. Tujuan. Makalah ini bertujuan : Dapat mengetahui tentang Futsal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Futsal diciptakan di Montevideo, Uruguay pada tahun 1930, oleh Juan Carlos Ceriani. Keunikan futsal mendapat perhatian di seluruh Amerika Selatan, terutamanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sepak bola merupakan cabang olahraga yang sangat popular diseluruh dunia. Sepak bola telah banyak digemari orang-orang baik di Indonesia maupun negara-negara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Anggi Sugiyono, 2015 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang penelitian Sepakbola termasuk olahraga permainan. Olahraga sepakbola merupakan olahraga yang tidak asing lagi di dunia maupun di Indonesia, setiap orang baik laki-laki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sepakbola merupakan cabang olahraga yang sangat digemari oleh semua lapisan masyarakat di Indonesia, baik di kota-kota maupun di desa-desa. Bahkan sekarang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket

BAB I PENDAHULUAN. Apriandi Mauliate Mangaratua Sinaga,2014. Konstruksi Tes Ball Handling Dalam Cabang Olahraga Bola Basket BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan bola basket dikenal sebagai olahraga yang dinamis dan aktraktif, karena menuntut suatu kombinasi kemampuan fisik dan keterampilan teknik yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan bagian penting dari proses pendidikan. Artinya, pendidikan jasmani bukan hanya dekorasi atau ornament yang ditempel pada program

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau

III. METODOLOGI PENELITAN. tertentu yang sesuai dengan persedur penelitian. Penelitan tindakan bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru atau 38 III. METODOLOGI PENELITAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang di tempuh untuk mencapai suatu hasil, tujuan penelitian ini untuk memperbaiki hasil belajar, melalui cara-cara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju. Pendidikan merupakan sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed).

BAB I PENDAHULUAN. meliputi: ketahanan (endurance), kekuatan (strength) dan kecepatan (speed). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Saat ini Sepakbola adalah suatu permainan beregu yang dimainkan masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain. Sepakbola adalah permainan yang sangat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sepakbola merupakan olahraga yang sangat digemari oleh masyarakat dunia, khususnya masyarakat Indonesia. Fakta membuktikan bahwa saat ini sepakbola menduduki peringkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang dibidang ilmu dan teknologi serta dibidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat kebugaran jasmani.hal ini dapat kita lihat dari antusias 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga sekarang ini telah menjadi kebutuhan setiap individu, karena melakukan kegiatan olahraga yang baik dan benar serta berkesinambungan dapat meningkatkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun

I. PENDAHULUAN. banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini di Indonesia permainan bola basket merupakan permainan yang banyak digemari tidak hanya kalangan orang dewasa tetapi anak-anak pun sudah banyak memainkannya.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan

BAB I PENDAHULUAN. lagi adalah stadion, yang mana stadion tersebut bisa membuka sendiri saat ada hujan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini Sepak bola telah mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hal ini bisa kita perhatikan pada peralatan, sarana dan prasarana olahraga yang dipakai, contohnya

Lebih terperinci

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD

MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD MODEL PEMBELAJARAN PASSING SEPAK BOLA DI SD Gutomo Harianto 1, Mochamad Nurhadi 2, Nur Wakit 3, Eko Sujarwo 4 1 SDN Karangrejo I Kec. Ngasem Kab. Kediri, 2 SDN Karangrejo II Kec. Ngasem Kab. Kediri, 3

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola

I. PENDAHULUAN. kebiasaan hidup sehat. Yang dipelajari dalam belajar gerak adalah pola-pola 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani dan kesehatan secara umum bertujuan membantu siswa maupun mahasiswa untuk meningkatkan kesehatan, kebugaran jasmani, keterampilan gerak dasar serta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil

TINJAUAN PUSTAKA. ini, belajar adalah merupakan salah satu proses suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau hasil II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.

Lebih terperinci

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015

PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 PERBEDAAN EFEKTIFITAS TENDANGAN PENALTI DENGAN MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN PUNGGUNG TIM SEPAK BOLA UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian ini dilakukan dengan metode kaji tindak dengan menggunakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sepakbola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari sebelas pemain, dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan sepak bola adalah permainan bola besar yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Sepak bola merupakan olahraga paling populer

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN

PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN 1 PENGARUH LATIHAN FOOT SPEED LADDER DRILLS TERHADAP PENINGKATAN KELINCAHAN MENGGIRING BOLA PADA CABANG OLAHRAGA SEPAK BOLA BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Sepakbola adalah olahraga yang paling

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. pertandingan tingkat lokal, regional hingga tingkat dunia. Berjuta-juta pasang BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Hakekat Sepak Bola Ikman Suleman (2008 : 3) menjelaskan sepak bola merupakan jenis olahraga yang fenomenal. Minat masyarakat terhadap sepak

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XI / 2 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 2 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu. 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepak bola merupakan permainan beregu walaupun keahlian individual dapat digunakan pada saat tertentu. Dalam segala hal, keberhasilan tim tegantung pada pemain

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan data dengan tujuan dan keguaan tertentu. Cara ilmiah berdasarkan hal tersebut

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan mendapat simpati di hati masyarakat. Sepakbola digemari oleh BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang paling banyak digemari oleh sebagian besar manusia yang ada di bumi ini. Demikian juga di Indonesia bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah passing, dribbling, controlling, dan shooting. Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam permainan sepak bola mutlak diperlukan beberapa teknik dasar yang antara satu dengan yang lain sangat erat kaitannya. Adapun teknik dasar yang dimaksud

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU. (Jurnal) Oleh ANDRI SOFYAN

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU. (Jurnal) Oleh ANDRI SOFYAN 1 UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN ALAT BANTU (Jurnal) Oleh ANDRI SOFYAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2014 2 ABSTRACT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. cukup digemari dan diminati serta seringkali dipertandingkan antar kelas maupun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permainan bolabasket selalu dipertandingkan baik antar mahasiswa, pelajar, atau club-club yang ada di Indonesia. Di kalangan pelajar permainan bolabasket cukup digemari

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

METODOLOGI PENELITIAN. karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan. hal ini peneliti akan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) 38 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metodologi Penelitian Dalam memecahkan masalah sangatlah diperlukan suatu cara atau metode, karena metode merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan dari

Lebih terperinci

SP VOL 1 NO 1 2016 MENINGKATKAN GERAK DASAR PASSING KAKI BAGIAN DALAM MELALUI MEDIA MODIFIKASI BOLA PADA PERMAINAN SEPAK BOLA DI KELAS V SDN GADINGAN II KECAMATAN SLIYEG KABUPATEN INDRAMAYU Eka Widodo

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : XII / 1 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

ARTIKEL ILMIAH OLEH: KHOIRUL UMAM NPM: P

ARTIKEL ILMIAH OLEH: KHOIRUL UMAM NPM: P USAHA MENINGKATKAN KELINCAHAN DAN KECEPATAN DRIBLE BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DENGAN METODE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION DI SMP BHAKTI NALUMSARI TAHUN PELAJARAN 2015/2016 ARTIKEL ILMIAH OLEH:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dua tim dengan 5 pemain pertim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor)

BAB I PENDAHULUAN. dua tim dengan 5 pemain pertim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wissel (1996: 3) mengemukakan: Permainan bola basket dimainkan oleh dua tim dengan 5 pemain pertim. Tujuannya adalah mendapatkan nilai (skor) dengan memasukkan

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMP N 1 Klaten Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : VIII / 1 (Ganjil ) Materi Pokok : Permainan Sepakbola Alokasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang BAB II KAJIAN TEORITIS 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pengertian Kecepatan Sepak bola merupakan olahraga yang paling terkenal di dunia. Lebih dari 200 juta orang di seluruh dunia memainkan lebih dari 20 juta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan salah satu negara yang sedang berkembang di bidang ilmu dan teknologi serta di bidang lainnya, termasuk olahraga. Olahraga adalah

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT

UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT UPAYA MENINGKATKAN GERAK DASAR MENGGIRING BOLA DENGAN KURA-KURA KAKI PADA PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI MODIFIKASI ALAT Jumiatik,Eka Supriatna,Kaswari Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Untan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sistematis melalui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka memperoleh kemampuan dan

Lebih terperinci

JURNAL. IMPROVED dribbling skills SOCCER GAME IN SHAPE THROUGH EXERCISE IN CLASS IV SDN BLUMBUNGAN V DISTRICT BANS Pamekasan LESSON YEAR 2015/2016

JURNAL. IMPROVED dribbling skills SOCCER GAME IN SHAPE THROUGH EXERCISE IN CLASS IV SDN BLUMBUNGAN V DISTRICT BANS Pamekasan LESSON YEAR 2015/2016 JURNAL PENINGKATAN KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA MELALUI BENTUK LATIHAN PADA SISWA KELAS IV SDN BLUMBUNGAN V KECAMATAN LARANGAN KABUPATEN PAMEKASAN TAHUN PELAJARAN 2015/2016 IMPROVED

Lebih terperinci

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI

PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI PENINGKATAN KEMAMPUAN TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK SISWA SEKOLAH DASAR MELALUI STRATEGI MODIFIKASI Maijum Guru SDN 002 Pulau Komang maijum226@gmail.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah suatu olahraga yang tidak asing lagi ditelinga kita. Semua orang suka dengan sepakbola. Baik orang tua, dewasa hingga anakanak. Tidak hanya

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Nama Sekolah : SMA... Mata Pelajaran : Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Kelas/Semester : X / 1 Pertemuan : 4 kali pertemuan Alokasi Waktu : 8 X 45 menit

Lebih terperinci

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK PERANAN PENDIDIKAN JASMANI DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK DI KELOMPOK B PAUD TERPADU TRI DHARMA SANTI LEBAGU KECAMATAN BALINGGI KABUPATEN PARIGI MOUTONG Ni Luh Gede Sudewiyani 1 ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Variasi Permainan Sepak Bola

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. : Variasi Permainan Sepak Bola RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Satuan Pendidikan Mata Pelajaran Kelas/ semester Materi Pokok Alokasi Waktu : SMP 3 Pajangan : Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan : VIII / 1 (Ganjil) : Variasi

Lebih terperinci

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK. Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta KEMAMPUAN DASAR BERMAIN SEPAKBOLA SISWA KELAS VIII SMP N 2 PANDAK Oleh Fitri Hermawan N dan Soni Nopembri Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh

BAB I PENDAHULUAN. Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sepakbola adalah permainan beregu yang dimainkan masing-masing oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang, lapangan sepakbola berbentuk segi empat yang

Lebih terperinci

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang

bab 1 gerak dasar kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang bab 1 gerak dasar sumber www.sdialazhar14.wordpress.com tanggal 11 Juni 2009 kata kunci berjalan memutar melempar berlari mengayun menangkap melompat menekuk menendang meloncat menggiring setiap hari kamu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan olahraga yang menarik. Sepakbola merupakan olahraga permainan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permainan sepakbola dalam perkembangan dewasa ini makin dapat diterima dan digemari oleh masyarakat. Gejala ini terjadi karena permainan sepakbola merupakan

Lebih terperinci