LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN KROASIA KE KROASIA MEI 2016

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN KROASIA KE KROASIA MEI 2016"

Transkripsi

1 LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN KROASIA KE KROASIA MEI 2016 JAKARTA, 29 MEI

2 LAPORAN KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR-RI PARLEMEN KROASIA KE KROASIA MEI 2016 I. PENDAHULUAN A. Dasar Pengiriman Delegasi : Badan Kerjasama Antar Parlemen (BKSAP) sebagai salah satu alat kelengkapan Dewan yang bersifat tetap, mempunyai tugas antara lain membina, mengembangkan dan meningkatkan hubungan persahabatan dan kerjasama antara DPR RI dengan parlemen negara lain, baik secara bilateral maupun multilateral. Dalam kerangka pelaksanaan tugas tersebut, maka BKSAP DPR RI membentuk Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) yang juga bertujuan untuk lebih mengoptimalkan hubungan kerjasama antara dua negara di segala bidang. Berdasarkan tujuan tersebut, BKSAP DPR RI mengirimkan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI Parlemen Kroasia untuk melakukan kunjungan ke Kroasia pada tanggal Mei 2016 Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI Parlemen Kroasia ke Kroasia dilaksanakan atas dasar Keputusan Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Nomor : 115/PIMP/IV/ tanggal 11 Mei 2016 tentang Penugasan Delegasi Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dalam Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral Badan Kerja Sama Antar Parlemen Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dengan Parlemen Kroasia ke Kroasia dari tanggal 23 sampai dengan 29 Mei

3 B. Susunan Delegasi Susunan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI Parlemen Kroasia adalah : 1. A. Riski Sadig Ketua/F.PAN 2. Muhammad Syafrudin Wakil Ketua/F.PAN 3. Dony Maryadi Oekon Anggota/F.PDIP 4. Dr. Charles J. Mesang Anggota/F.PG 5. Sri Wulan Anggota/F.P. Gerindra 6. Moreno Soeprapto Anggota/F.P. Gerindra 7. Dwi Astuti Wulandari Anggota/F.PD 8. Bachrudin Nasori Anggota/F.PKB 9. Primus Yustisio Anggota/F.PAN 10. Nurhayati Monoarfa Anggota/F.PPP 11. Syaifullah Tamliha Anggota/F.PPP 12. Inas Nasrullah Anggota/F.P.Hanura C. Maksud dan Tujuan Pengiriman Delegasi Maksud dan tujuan kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral ke Kroasia, adalah : a. Meningkatkan hubungan dan kerjasama bilateral dengan Parlemen Kroasia. b. Mempererat tali persahabatan serta saling meningkatkan hubungan kerjasama yang saling menguntungkan khususnya di bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya, dan bidang lain yang dapat dikembangkan antara kedua negara. c. Melakukan pertukaran pandangan dan mencari solusi mengenai permasalahanpermasalahan dalam hubungan kedua negara, peningkatan investasi dan kerjasama di bidang pariwisata dan perdagangan Kroasia di Indonesia maupun sebaliknya, peningkatan kerjasama dalam bidang-bidang lain dan penyamaan visi terhadap beberapa masalah bilateral, regional maupun internasional yang dihadapi oleh kedua negara. D. Misi Delegasi Kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) DPR RI ke Kroasia menjadi vocal point dalam peningkatan hubungan kedua Parlemen secara lebih khusus dan kunjungan GKSB ini diharapkan dapat meningkatkan kerjasama kedua Negara secara umum baik dalam bidang ekonomi, politik, perdagangan, investasi, sosial budaya dan untuk menjembatani hal-hal yang masih menjadi pending matters bagi kedua Negara. Melalui kegiatan kunjungan GKSB ini, DPR RI dapat menyampaikan kepentingannya kepada Negara sahabat yang dikunjunginya. 2

4 E. Persiapan Pelaksanaan Tugas/Kunjungan Sebelum melaksanakan tugasnya melakukan kunjungan GKSB ke Negara Sahabat, Delegasi melakukan pertemuan-pertemuan dengan Kementrian Luar Negeri RI dan Duta Besar Kroasia untuk Indonesia dengan tujuan untuk mendapatkan informasi/masukan mengenai isu-isu penting/pending matters terkait hubungan bilateral Indonesia Kroasia. II. ISI LAPORAN A. Uraian Tentang Negara KROASIA a. Hubungan Bilateral Indonesia KROASIA Menyusul pengakuan Pemerintah RI atas kemerdekaan Kroasia pada 16 Mei 1992,telah ditandatangani Komunike Bersama mengenai pembukaan hubungan diplomatik di Jakarta, 2 September Kedutaan Besar Republik Kroasia dibuka di Jakarta pada tahun Dilain pihak, Kroasia dirangkap oleh Pemerintah RI melalui KBRI Budapest sampai Indonesia membuka perwakilan diplomatik di Zagreb pada Sejak dibukanya hubungan diplomatik, pejabat Kroasia telah berkunjung ke Indonesia seperti kunjungan PM Nikica Valentic (Januari 1995), PM Zlatko Matesa (Februari 1997) dan Presiden Stjepan Mesic (Februari 2002). Presiden RI terakhir yang berkunjung ke Kroasia adalah Presiden Megawati Soekarnoputri (September 2002). Kunjungan penting lain adalah kunjungan Menteri Luar Negeri RI ke Zagreb, 19 Maret Delegasi Grup Kerja Sama Bilateral Dewan Perwakilan Rakyat RI (GKSB DPR RI) berkunjung ke Kroasia pada tanggal Mei Dalam kunjungan tersebut, delegasi GKSB DPR RI bertemu Croatian-Indonesian Interparliamentary Friendship Group (CIIFG) Parlemen Kroasia (SABOR), dan sejumlah institusi terkait lainnya. DPR RI-SABOR menilai bahwa peningkatan kerjasama antar Parlemen mempunyai peran penting dalam upaya terus meningkatkan hubungan bilateral di semua bidang di masa datang. b. Sistem Politik dan Pemerintahan KROASIA Seiring dengan keberhasilannya menjadi anggota Uni Eropa yang ke-28 sejak tanggal 1 Juli 2013, Kroasia berharap dapat merubah citra negaranya dari 3

5 negara yang hancur akibat perang saudara tahun , menjadi negara yang demokratis. Industri unggulan Kroasia adalah industri jasa, khususnya di bidang pariwisata dan perkapalan, dan disusul dengan industri pertanian. Sektor ekonomi Kroasia yang mempunyai potensi besar di pasar internasional antara lain perkayuan, industri tekstil, industri otomotif dan perkapalan. Sebagai dampak krisis ekonomi global tahun 2008, pertumbuhan ekonomi Kroasia melambat dalam 5 (lima) tahun terakhir. Peluang pemulihan perekonomian Kroasia dan perbaikan iklim investasi semula diharapkan akan mulai terlihat setelah Kroasia resmi diterima sebagai anggota UE ke-28 pada tanggal 1 Juli 2013 lalu. Namun demikian, meskipun telah terjadi peningkatan ekspor Kroasia ke negara UE pada 2014, pada kenyataannya Kroasia belum dapat mengatasi krisis perekonomiannya secara tuntas. Pada 11 Januari 2015, telah diselenggarakan Pilpres putaran kedua yang dimenangkan oleh Kolinda Grabar-Kitarović (diusung oleh partai Croatian Demoractic Union ((HDZ)) dengan perolehan suara (50,74%) dan mengalahkan Presiden Ivo Josipovic (diusung oleh Social Democratic Party (SDP)) yang hanya memperoleh suara (49,26%). Pada 15 Februari 2015, Kolinda Grabar-Kitarović resmi dilantik sebagai Presiden perempuan Kroasia yang pertama. Di bawah kepemimpinan Kolinda Grabar-Kitarović, pemerintah Kroasia akan memprioritaskan upaya mengatasi krisis ekonomi di Kroasia yang telah berlangsung selama 5 (lima) tahun terakhir. B. Program Kegiatan Kegiatan kunjungan dilaksanakan pada tanggal Mei 2016 dengan kegiatan sebagai berikut : 1. Senin, 23 Mei 2016 Pukul Pertemuan dengan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Zagreb, Bapak Widjoseno Sastroamidjojo dan jajarannya 2. Selasa, 24 Mei 2016 Pukul Pukul Pertemuan dengan Wakil Ketua Parlemen Kroasia, Mr. Ivan Tepes Pertemuan dengan Ketua Komite Kerjasama Antar Parlemen Kroasia, Mr. Sinisa Hajdas Doncic 4

6 Pukul Pukul Pukul Pertemuan dengan Ketua Kelompok Persahabatan Kroasia Indonesia, Mrs. Ljubica Ambrusec dan Anggotanya Jamuan makan siang oleh Mrs. Ljubica Ambrusec & Mr. Sinisa Hajdas Doncic Jamuan makan malam oleh Delegasi DPR RI kepada Anggota Parlemen Kroasia 3. Rabu, 25 Mei 2016 Pukul Pukul Pukul Pukul Pertemuan dengan Menteri Ekonomi Kroasia, Mr. Tomislav Panenic Pertemuan dengan Wakil Menteri Pariwisata Kroasia, Mr. Robert Pauletic Pertemuan dengan Walikota Krizevci, Mr. Branko Hrg, Wakil Walikota, Mr. Tomislav Katanovic, Mr. Ivan Vuk, Ketua Departemen Ekonomi dan Keuangan, Mr. Darko Masnec, Direktur Badan Pariwisata Krizevci, Mrs. Olinka Gjigas. Jamuan makan siang oleh Walikota Krizevci C. Hasil-hasil Kunjungan 1. Pertemuan dengan KBRI Zagreb Delegasi diterima oleh Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Zagreb, Bapak Widjoseno Sastroamidjojo dan jajarannya dalam jamuan makan malam. Dalam pertemuan tersebut, disampaikan bahwa Bapak Dubes tidak bisa menerima delegasi karena masih dalam kondisi sakit dan sudah dirawat di rumah sakit sejak satu bulan terakhir. Bapak Widjoseno memberikan penjelasan singkat mengenai tugas dan fungsi KBRI Zagreb sebagai perwakilan bilateral yang diakreditasikan untuk Kroasia. Disampaikan bahwa hubungan bilateral Kroasia Indonesia sudah berlangsung sangat baik dan diharapkan dengan kunjungan ini, hubungan antara kedua negara dapat terjalin lebih baik lagi. Hubungan antar parlemen kedua negara juga sudah berlangsung dengan baik. Beberapa kunjungan dari DPR RI pada periode yang lalu juga telah diterima dengan baik oleh Parlemen Kroasia (Sabor). Dalam kunjungan delegasi kali ini, telah disepakati pertemuan-pertemuan dengan Kementrian Ekonomi dan Kementrian Pariwisata selain dengan Parlemen. 5

7 Gb. 1. Pertemuan dengan KUAI Zagreb, Bp. Widjoseno Sastroamidjojo 2. Pertemuan dengan Wakil Ketua Parlemen Kroasia, Mr. Ivan Tepes Wakil Ketua Parlemen Kroasia, Mr. Ivan Tepes, menyambut Delegasi dengan sangat hangat di ruang pertemuan Janko Draskovic di dalam gedung parlemen Kroasia. Sebagai seorang politisi muda, beliau menyampaikan bahwa hubungan Indonesia dengan Kroasia sudah terjalin dengan sangat baik, dan akan terus ditingkatkan di masa yang akan datang. Ketua Delegasi menyampaikan terima kasih atas penyambutan yang sangat hangat dari Parlemen Kroasia, sambutan hangat juga sudah dirasakan sejak delegasi tiba di Kroasia. Diharapkan dengan kunjungan seperti ini, hubungan antar parlemen juga akan semakin baik lagi. Disampaikan juga bahwa Indonesia akan menjadi tuan rumah penyelenggaraan sidang Sustainable Development Goals pada bulan September 2016 di Bali. Dalam kesempatan ini, disampaikan pula undangan kepada Parlemen Kroasia untuk dapat menghadiri sidang tersebut. Mr. Tepes menyambut baik undangan tersebut dan menyampaikan bahwa ada rencana untuk kunjungan ke Indonesia, namun masih harus dilihat jadwalnya dulu. Disampaikan bahwa Indonesia dapat memanfaatkan Kroasia sebagai pintu masuk untuk ekspor produk-produk Indonesia ke Eropa. Dan Kroasia juga memandang Indonesia sebagai pasar yang sangat besar dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa. 6

8 Kerjasama yang baik antar kedua parlemen juga akan terus ditingkatkan dalam forum-forum internasional dimana kedua parlemen menjadi anggota organisasi internasional, seperti dalam Inter-Parliamentary Union. Gb. 2 : Foto dengan Mr. Ivan Tepes Gb. 3 : Foto dgn Mr. Ivan Tepes 7

9 3. Pertemuan dengan Ketua Komite Kerjasama Antar Parlemen Kroasia, Mr. Sinisa Hajdas Doncic Seperti di Indonesia, Parlemen Kroasia juga memiliki Komite Kerjasama Antar Parlemen, yang diketuai oleh Mr. Sinisa Hajdas Doncic Mr. Doncic sebelumnya adalah Menteri urusan Kelautan, Transportasi dan Infrastruktur Kroasia dan pernah ke Jakarta, Yogya dan Bandung pada tahun 2015 yang lalu dan juga melakukan kunjungan ke PT. INCA, Garuda Indonesia dan menandatangi Mou Kerjasama di bidang transportasi antara Indonesia dan Kroasia. Dengan kemiripan alam, sebagai negara kepulauan, banyak hal yang bisa dikerjasamakan antara Indonesia dan Kroasia. Ketua Delegasi DPR RI menyampaikan terima kasih banyak atas sambutan yang sangat baik oleh Parlemen Kroasia. Disampaikan bahwa DPR RI memiliki 11 Komisi yang memiliki counterpart dari Pemerintah dalam berbagai bidang, antara lain Komisi 1 yang membidangi pertahanan, Komisi II yang membidangi urusan dalam negeri, Komisi IV yang membidangi urusan pertanian, perkebunan, sampai dengan Komisi 11 yang membidangi urusan keuangan dan perbankan. DPR RI terdiri dari 10 fraksi yang merupakan hasil dari Pemilihan Umum secara langsung. Disampaikan pula bahwa dalam Grup Kerjasama Antar Parlemen di Indonesia, keanggotaannya berasal dari berbagai latar belakang fraksi maupun komisi. Sehingga lebih luas dan kerjasama yang dapat dilaksanakan tidak hanya pada satu bidang saja. Disampaikan pula bahwa Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, dapat bersikap moderat dan terbuka. Seluruh agama memiliki hak yang sama dan ada hari libur keagamaan. Sebagai negara muslim terbesar, Indonesia menganggap terorisme adalah perbuatan yang dikutuk dan bukan merupakan ajaran agama Islam, serta bukan cerminan ajaran agama-agama lainnya. Sehingga tidak benar apabila ada persepsi yang menganggap bahwa Islam adalah teroris. Ketua Delegasi menyampaikan bahwa Indonesia memiliki banyak destinasi wisata yang sangat bagus, bukan hanya Bali. Ada pulau Komodo dengan pasirnya yang berwarna merah muda, ada Raja Ampat di Papua, Danau Toba di Sumatera, dan lain-lainnya. Namun, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Indonesia belum terlalu banyak, bila dibandingkan dengan Kroasia yang bisa mendatangkan wisatawan dengan jumlah 3 kali lipat jumlah penduduknya. GKSB mengharapkan pihak Kroasia dapat memberikan pengalaman dan best practice sehingga bisa meningkatkan pariwisata Indonesia. 8

10 Indonesia juga adalah penghasil mutiara yang baik di dunia, sehingga peluang kerjasama ekspor mutiara ke Kroasia bisa dimanfaatkan dengan baik. Gb. 4 : Foto dgn Mr. Sinisa Hajdas Doncic Gb. 5. Penyerahan cinderamata dari Mr. Doncic kepada Ketua GKSB, Bapak Riski Sadig 9

11 Gb. 6. Penyerahan cinderamata DPR RI oleh Bapak Charles J. Mesang 4. Pertemuan dengan Kelompok Persahabatan Parlemen Kroasia DPR RI, yang dipimpin oleh Ketuanya, Mrs. Ljubica Ambrusec. Parlemen Kroasia baru saja membentuk Kelompok Persahabatan dengan DPR RI, dimana ketuanya adalah Mrs. Ljubica Ambrusec. Dalam Parlemen Kroasia, setiap anggota parlemen dimungkinkan untuk membentuk suatu kelompok persahabatan dengan parlemen negara lain yang dikehendaki, jadi, satu anggota bisa menjadi anggota kelompok persahabatan dengan lebih dari 1 negara. Berbeda dengan di DPR RI, dimana seorang anggota DPR RI hanya menjadi anggota dari satu Group Kerjasama Bilateral dengan negara sahabat. Tugas kedua kelompok persahabatan ini sama, yaitu untuk mempererat hubungan kerjasama diantara dua parlemen. Dengan adanya saling kunjung diharapkan hubungan antara kedua parlemen dapat semakin erat lagi. Dalam diskusi, Pihak Parlemen Kroasia menitikberatkan salah satu kerjasama yang ingin dibangun adalah dalam bidang olah raga. Kroasia memiliki tim sepak bola yang bagus. Indonesia juga memiliki minat yang sangat besar dalam olah raga sepak bola. Dengan penduduk yang lebih dari 200 juta jiwa, diharapkan suatu hari nanti tim nasional sepakbola Indonesia dapat berkiprah 10

12 dan berprestasi di dunia internasional. Kerjasama lainnya yang bisa dilaksanakan adalah dalam bidang ekonomi, antara lain industri militer, galangan kapal, pertanian, pendidikan. Gb. 7. Foto Ketua Delegasi dengan Mrs. Ambrusec dan Mrs. Budimir, Anggota Kelompok Persahabatan Parlemen Kroasia - Indonesia Gb. 8 : Foto Penyerahan Cinderamata dari Mrs. Ambrusec kepada Bapak Moreno Soeprapto 11

13 Gb. 9 : Foto Bersama debgan Mrs. Ambrusec 5. Pertemuan dengan Menteri Ekonomi, Mr. Tomislav Panenic Delegasi diterima Menteri Ekonomi, Mr. Tomislav Panenic di kantornya. Delegasi menyampaikan terima kasih atas sambutan yang hangat dari Mr. Panenic dan jajarannya. Mr. Panenic menyampaikan bahwa beliau bertugas menangani urusan ekonomi dan investasi di Kroasia. Oleh sebab itu, beliau menerima dengan terbuka delegasi Indonesia, dan diharapkan kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Kroasia dapat terjalin dengan baik dan kerjasama di bidang investasi terus ditingkatkan di kedua negara. Beberapa proyek penting yang dapat dikerjasamakan antara kedua negara antara lain di bidang energi, berupa LNG, gas untuk rumah tangga, pembangunan terminal LPG maupun kelistrikan. Selain juga kerjasama di bidang transportasi, berupa pembangunan koridor kereta maupun jalan tol ke wilayah eropa selatan. Selain itu, disampaikan bahwa Kroasia sudah berpengalaman dalam pembangunan galangan kapal/pelabuhan dan sektor pariwisata Kroasia juga merupakan salah satu industri yang terkenal. 12

14 Sebagai politisi, diharapkan Anggota DPR RI dapat menghasilkan peraturanperaturan yang dapat ditindaklanjuti secara konkrit oleh pengusahapengusaha di lapangan untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Ketua Delegasi menyampaikan bahwa walaupun Anggota DPR adalah politisi, namun sebagian juga adalah pengusaha, sehingga kerjasama ekonomi dapat dilanjutkan dalam pertemuan-pertemuan non formal, sehingga bisa menindaklanjuti peluang-peluang investasi yang ada. Disampaikan pula tentang sistem tata negara antara Indonesia dan Kroasia berbeda. Pihak legislatif tidak bisa serta merta memutuskan suatu kebijakan yang akan dilakukan pemerintah. Pihak eksekutif yang menentukan kebijakankebijakan pengelolaan negara. Namun demikian, hubungan antara legislatif dan eksekutif berjalan dengan baik dengan mekanisme check and balances. Ketua juga menyampaikan mengenai keingingan untuk meningkatkan kerjasama di sektor pariwisata. Untuk itu, perlu diupayakan pembebasan visa bagi yang ingin berkunjung ke Kroasia. Gb. 10 Foto dengan Mr. Panenic 13

15 Gb. 11. Suasana pertemuan dengan Mr. Panenic 6. Pertemuan dengan Wakil Menteri Pariwisata, Mr. Robert Pauletic Delegasi diterima Wakil Menteri Pariwisata, Mr. Robert Pauletic dan jajarannya di kantor Kementrian Pariwisata. Delegasi menyampaikan terima kasih atas sambutan yang hangat dari Mr. Pauletic dan jajarannya. Dalam pertemuan tersebut Ketua Delegasi menyampaikan beberapa hal yang sebelumnya telah disampaikan kepada Parlemen Kroasia maupun Menteri Ekonomi, bahwa untuk mempererat hubungan kerjasama antara Indonesia dan Kroasia, perlu diupayakan pembebasan visa untuk kunjungan ke Kroasia. Saat ini Indonesia sudah memberlakukan pembebasan visa untuk kunjungan ke Indonesia, diharapkan Kroasia juga dapat mengupayakan pembebasan visa untuk berkunjung ke Kroasia. Dengan pembebasan visa untuk masuk, diharapkan akan terjadi peningkatan kunjungan, baik wisatawan maupun kalangan bisnis, sehingga hubungan antara kedua negara dapat lebih baik lagi. Ketua Delegasi juga menyampaikan keinginannya untuk mempelajari bagaimana Kroasia dapat memikat wisatawan untuk berkunjung ke Kroasia, karena jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kroasia sebanyak tiga kali lipat dari penduduk Kroasia sendiri. Sementara Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta, jumlah wisatawannya masih sangat sedikit, padahal Indonesia memiliki beragam destinasi wisata yang sangat indah. 14

16 Mr. Pauletic menyampaikan bahwa dengan senang hati dapat menerima delegasi Parlemen Indonesia dan mengapresisasi Indonesia dengan Bhinneka Tunggal Ika-nya, yang walaupun berbeda-beda tetapi tetap dapat menjaga persatuan. Disampaikan bahwa wisatawan dari Kroasia tidak banyak yang mengenal Indonesia, dan bila ada yang ke Indonesia, dapat dipastikan pasti ke Bali. Untuk itu Indonesia perlu lebih meningkatkan promosi pariwisatanya kepada seluruh dunia, bahwa di Indonesia bukan hanya ada Bali, tetapi banyak tempat lain yang indah untuk dikunjungi. Pariwisata di Kroasia memang salah satu unggulan dan bisa mendatangkan banyak devisa untuk negaranya. Salah satu yang perlu diperhatikan adalah kelaikan infrastruktur menuju tempat wisata. Di Kroasia, semua infrastuktur sudah sangat baik, baik itu untuk transportasi darat, laut maupun udara. Jalan raya, jalan tol, kereta, maupun penerbangan langsung menuju tempat wisata, semuanya harus dikelola dengan baik. Ketua Delegasi mengundang jajaran dari Kementrian Pariwisata Kroasia untuk dapat berkunjung ke Indonesia, dan akan diperlihatkan berbagai tempat pengrajin batik atau budidaya mutiara dan banyak hal lain yang dapat dilihat di Indonesia. Pariwisata merupakan kunci untuk peningkatan kerjasama ekonomi, untuk itu diharapkan kedua negara dapat meningkatkan hubungan di sektor pariwisata sehingga kerjasama ekonomi lainnya akan dapat meningkat pula. Gb. 12. Suasana pertemuan dengan Mr. Pauletic 15

17 Gb. 13. Suasana pertemuan dengan Mr. Pauletic Gb. 14. Pemberian cinderamata oleh Ibu Dwi Astuti Wulandari kepada Mr. Pauletic 16

18 Gb. 15. Foto Bersama jajaran Kementrian Pariwisata Kroasia 7. Pertemuan dengan Jajaran Pemerintah Daerah Krizevci Delegasi GKSB mendapat undangan khusus untuk mengunjungi Kota Krizevci dan bertemu dengan jajaran Walikota Krizevci yaitu Mr. Darko Koren; County Prefect of the County Koprivnica Krizevci; Mr. Branko Hrg, Walikota Krizevci; Mr. Tomislav Katanovic dan Mr. Ivan Vuk, Para Wakil Walikota; Mr. Darko Masnec, Kepala Urusan Ekonomi dan Keuangan; Mrs. Olonka Gjigas, Direktur Dewan Pariwisata Krizevci. Dalam kunjungan ke Krizevci tersebut, delegasi mendapatkan uraian tentang kota Krizevci serta berbagai peluang investasi yang dapat dimanfaatkan disana. Banyak peluang potensial untuk pengembangan ekonomi dan pariwisata di Krizevci yang dapat digunakan oleh Indonesia untuk investasi. Dari sisi pertanian, peternakan, maupun perhotelan. Karena Kroasia merupakan destinasi wisata yang sangat populer, banyak wisatawan yang berkunjung ke Kroasia, salah satunya adalah Krizevci, namun masih terkendala dengan masih minimnya jumlah penginapan berskala besar dan representatif. Sehingga kalau ingin dimanfaatkan, delegasi dapat berinvestasi di bidang ini. Setelah paparan tentang Kota Krizevci, Delegasi dijamu makan siang di OPG Rakic Cabraji, yang merupakan contoh tempat wisata pedesaan, dengan sajian khas Kroasia. Jenis produk unggulan dari Kroasia antara lain adalah keju serta wine produksi rumahan. 17

19 Gb. 16. Pemberian Cinderamata dari Ibu Nurhayati kepada Mr. Hrg Gb. 17. Suasana pertemuan di pedesaan Krizevci 18

20 Gb. 18. Suasana pertemuan di pedesaan Krizevci 8. LAIN-LAIN Jamuan Makan Malam oleh Delegasi GKSB Kepada Anggota Parlemen Kroasia dan KBRI Untuk mempererat hubungan antara DPR RI dengan Parlemen Kroasia, delegasi GKSB menjamu makan malam para Anggota Parlemen Kroasia di Sestinski Lagvic, kawasan perbukitan di Kroasia. Gb. 19. Foto Bersama Anggota Parlemen Kroasia 19

21 Gb. 20. Foto Bersama Anggota Parlemen Kroasia dalam jamuan dinner Gb. 21. Foto Bersama Anggota Parlemen Kroasia dalam jamuan dinner 20

22 III. KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN 1. Kunjungan Delegasi GKSB DPR RI - Parlemen Kroasia ke Kroasia pada tanggal Mei 2016, secara keseluruhan berjalan dengan baik dan memberikan dampak dan arti positif bagi Indonesia. Kunjungan ini dinilai positif untuk menunjukkan dukungan badan legislatif terhadap hubungan bilateral RI Kroasia, khususnya terhadap kalangan industri. 2. Dalam kunjungan ini diidentifikasi sejumlah potensi kerjasama antara kedua negara diantaranya untuk memanfaatkan kemajuan Kroasia di bidang pengembangan industri pariwisata maupun dalam pembangunan infrastruktur. 3. Mengingat lokasi Kroasia yang cukup strategis di daratan Eropa, hendaknya dapat dimanfaatkan sebagai pintu masuk ekspor produk-produk Indonesia ke Eropa. 4. Keberhasilan Indonesia dalam membangun kehidupan demokrasi dan perekonomiannya saat ini, telah memberikan arti positif bagi Kroasia yang secara konsisten mendukung integritas wilayah R.I. dan menilai Indonesia sebagai negara yang berperan penting dalam menjaga stabilitas di kawasan. 5. Sejumlah kerjasama di berbagai bidang di antaranya adalah dalam hal industri dan perdagangan telah dilakukan antara Indonesia Kroasia, Pemerintah R.I. diharapkan dapat memberikan perlindungan dan jaminan investasi bagi Kroasia apabila berinvestasi di Indonesia. 6. Kebijakan bebas visa untuk berkunjung ke Indonesia hendaknya diikuti oleh pembebasan visa untuk masuk Kroasia maupun negara-negara Eropa lainnya untuk lebih memperluas dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Kroasia. B. SARAN 1. Merangkum berbagai catatan dari hasil kunjungan Delegasi GKSB DPR RI- Parlemen Kroasia di Kroasia tersebut, agar berbagai isu yang menjadi perhatian bersama kedua pihak dan khususnya juga menjadi concern dari seluruh anggota Delegasi GKSB DPR RI, kiranya dapat dikoordinasikan secara dekat dengan berbagai kalangan terkait pemerintah di Indonesia, untuk dapat ditindaklanjuti secara nyata guna mendapatkan kemajuan yang berarti bagi pengembangan kunjungan kerjasama bilateral antara RI dan Kroasia, yang tentunya lebih ditujukan bagi kepentingan nasional Indonesia. 21

23 2. Melalui kunjungan Grup Kerjasama Bilateral (GKSB) ini diharapkan kedua belah pihak mendapat masukan dan pandangan mengenai pentingnya kerjasama bagi kedua negara yang perlu ditingkatkan pada masa-masa mendatang serta lebih mengefektifkan pertemuan yang bersifat jangka pendek maupun jangka panjang dalam menghadapi isu isu global maupun regional sehingga hubungan bilateral antara kedua negara akan senantiasa langgeng dan terbina dengan baik. 3. Kesuksesan Kroasia dalam mengembangkan pariwisata, hendaknya dapat menjadi masukan bagi Pemerintah Indonesia untuk dapat mengembangkan potensi pariwisata yang sangat besar dengan memperbaiki manajemen pengelolaan serta infrastuktur. Jakarta, 30 Mei 2016 Ketua Delegasi Ahmad Riski Sadig 22

24 LAMPIRAN LAMPIRAN I. SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN DPR RI TENTANG PENUGASAN DELEGASI GKSB DPR-RI PARLEMEN KROASIA KE KROASIA II. HUBUNGAN BILATERAL R.I. KROASIA 23

LAPORAN KUNJUNGAN GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN THAILAND KE THAILAND 9 12 FEBRUARI 2016

LAPORAN KUNJUNGAN GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN THAILAND KE THAILAND 9 12 FEBRUARI 2016 LAPORAN KUNJUNGAN GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN THAILAND KE THAILAND 9 12 FEBRUARI 2016 I. PENDAHULUAN A. Pengiriman Delegasi Surat Keputusan Pimpinan DPR RI Nomor :... 2016. /PIMP/ /2015-2016

Lebih terperinci

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN ARGENTINA KE ARGENTINA AGUSTUS 2016

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN ARGENTINA KE ARGENTINA AGUSTUS 2016 LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN ARGENTINA KE ARGENTINA 20 26 AGUSTUS 2016 JAKARTA, SEPTEMBER 2016 LAPORAN KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR-RI PARLEMEN

Lebih terperinci

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE

CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE LAPORAN KEGIATAN BKSAP DPR RI MENJADI NARA SUMBER DALAM SEMINAR INTERNASIONAL : PROSES DAN TUJUAN DENGAN TEMA CONSOLIDATION DÉMOCRATIQUE ET D ENRACINEMENT DE LA BONNE GOUVERNANCE TANGGAL 10-11 JUNI 2013,

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JERMAN KE-JERMAN MEI 2012

TERM OF REFERENCE KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JERMAN KE-JERMAN MEI 2012 TERM OF REFERENCE KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJA SAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JERMAN KE-JERMAN 20 26 MEI 2012 I. Latar Belakang Hubungan bilateral Indonesia-Jerman dimulai sejak tahun 1952. Salah

Lebih terperinci

Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017

Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017 Press Release Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Rumania ke Rumania 27 November - 3 Desember 2017 Delegasi GKSB DPR-RI Parlemen Rumania telah melakukan kunjungan kerja persahabatan

Lebih terperinci

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA

DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA DEKLARASI BERSAMA TENTANG KEMITRAAN STRATEGIS ANTARA PERANCIS DAN INDONESIA Jakarta, 1 Juli 2011 - 1 - Untuk menandai 60 tahun hubungan diplomatik dan melanjutkan persahabatan antara kedua negara, Presiden

Lebih terperinci

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009

SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009 SAMBUTAN PRESIDEN RI PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REP. KOREA. 6 MARET 2009 Jumat, 06 Maret 2009 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA KUNJUNGAN KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK KOREA, YANG MULIA

Lebih terperinci

COURTESY CALL KEPADA H.E. MR.ZANDAAKHUU ENKHBOLD, CHAIRMAN OF THE STATE GREAT HURAL OF MONGOLIA.

COURTESY CALL KEPADA H.E. MR.ZANDAAKHUU ENKHBOLD, CHAIRMAN OF THE STATE GREAT HURAL OF MONGOLIA. COURTESY CALL KEPADA H.E. MR.ZANDAAKHUU ENKHBOLD, CHAIRMAN OF THE STATE GREAT HURAL OF MONGOLIA. Pada pertemuan ini, delegasi menyampaikan salam dari Ketua DPR RI, Dr. Ade Komarudin kepada Ketua State

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dan Presiden Korsel, Seoul, 16 Mei 2016 Senin, 16 Mei 2016 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN KOREA SELATAN KUNJUNGAN KENEGARAAN KE KOREA

Lebih terperinci

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN PALESTINA KE PALESTINA JULI 2016

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN PALESTINA KE PALESTINA JULI 2016 LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN PALESTINA KE PALESTINA 17 23 JULI 2016 JAKARTA, 23 JULI 2016 0 (KERTAS LOGO DPR) LAPORAN KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB)

Lebih terperinci

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan

RESUME. Nusa Tenggara Timur kaya akan budaya dan tradisi, keindahan alam, potensi perikanan dan kelautan ABSTRAK Upaya Swisscontact yang dilakukan di dalam negeri, bekerjasama dengan pemerintah dan masyarakat lokal melalui pengembangan infrastruktur, pemberdayaan sumber daya manusia, dan mensosialisasikan

Lebih terperinci

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011

Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 Keterangan Pers Bersama Presiden RI dengan Perdana Menteri Perancis, Jakarta, 1 Juli 2011 Jumat, 01 Juli 2011 KETERANGAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DENGAN PERDANA MENTERI PERANCIS, Y.M. FRANÃ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki daya tarik wisata yang sangat menarik telah secara serius memperhatikan perkembangan sektor pariwisata, dapat dilihat

Lebih terperinci

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010

Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 Pidato Presiden RI mengenai Dinamika Hubungan Indonesia - Malaysia, 1 September 2010 Rabu, 01 September 2010 PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI DINAMIKA HUBUNGAN indonesia - MALAYSIA DI MABES

Lebih terperinci

Menanti Kerjasama Pariwisata Indonesia - Maroko (18/S) Oleh : I Made Rumadi Putra Senin, 02 Mei :12

Menanti Kerjasama Pariwisata Indonesia - Maroko (18/S) Oleh : I Made Rumadi Putra Senin, 02 Mei :12 KOPI, Indonesia, salah satu Negara demokrasi yang berada di wilayah asia tenggara, bagian timur dari benua asia. Sedangkan Maroko adalah Negara kerajaan yang berada di wilayah afrika utara atau bagian

Lebih terperinci

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JEPANG KE JEPANG APRIL 2016

LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JEPANG KE JEPANG APRIL 2016 LAPORAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR RI PARLEMEN JEPANG KE JEPANG 10 16 APRIL 2016 JAKARTA, 16 APRIL 2016 0 LAPORAN KUNJUNGAN DELEGASI GRUP KERJASAMA BILATERAL (GKSB) DPR-RI PARLEMEN JEPANG

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Pada dasarnya Moratorium TKI merupakan suatu tindakan politik yang diambil oleh pemerintah Indonesia, dalam hal ini yaitu Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Lebih terperinci

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata.

oleh semua pihak dalam pengembangan dunia pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keindahan alam dan budaya Indonesia memberikan sumbangan yang sangat besar khususnya pendapatan dari bidang kepariwisataan. Kepariwisataan di Indonesia telah

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015

PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA- SAUDI ARABIA BULAN : JULI 2015 A. Perkembangan Perekonomian Saudi Arabia. 1. Laju pertumbuhan Produk domestik bruto (PDB) Saudi Arabia selama kuartal kedua tahun 2015

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJA SAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap persatuan dan kesatuan nasional, penegakan hukum dan penghormatan HAM

Lebih terperinci

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL

BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL BAB 7 PEMANTAPAN POLITIK LUAR NEGERI DAN PENINGKATAN KERJASAMA INTERNASIONAL A. KONDISI UMUM Perhatian yang sangat serius terhadap

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Jln Tol Nusa Dua-Ngurahrai-Benoa di Bali tgl. 23 Sept 2013 Senin, 23 September 2013 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN JALAN TOL NUSA DUA - NGURAH RAI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata.

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam. pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sektor yang memiliki peranan yang cukup besar dalam pembangunan perekonomian nasional adalah sektor pariwisata. Dunia pariwisata Indonesia sempat

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri pariwisata saat ini sudah menjadi salah satu primadona dunia dan menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011, United Nations World

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia BAB 5 KESIMPULAN Dalam bab terakhir ini akan disampaikan tentang kesimpulan yang berisi ringkasan dari keseluruhan uraian pada bab-bab terdahulu. Selanjutnya, dalam kesimpulan ini juga akan dipaparkan

Lebih terperinci

HANNA GAYATRI, SH. A 466 FRAKSI PAN DPR RI

HANNA GAYATRI, SH. A 466 FRAKSI PAN DPR RI LAPORAN KEGIATAN PENYERAPAN ASPIRASI MASYARAKAT DALAM RANGKA KUNJUNGAN KERJA PERORANGAN PADA MASA RESES MASA PERSIDANGAN II TAHUN SIDANG 2014 2015 DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN II HANNA GAYATRI, SH.

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang.

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. I.1 Latar Belakang. Bab I PENDAHULUAN Indonesia dikenal sebagai negara yang memiliki potensi wisata alam yang melimpah. Terletak di garis khatulistiwa dengan iklim tropis yang mendapat sinar matahari yang

Lebih terperinci

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan

BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan Akuntansi merupakan satu-satunya bahasa bisnis utama di pasar modal. Tanpa standar akuntansi yang baik, pasar modal tidak akan pernah berjalan dengan baik pula karena laporan

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2007 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 81.406.623 88.821.300 25.893.402 0 196.121.325 14.349.217

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MANILA, PHILIPINA AGUSTUS 2014

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MANILA, PHILIPINA AGUSTUS 2014 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KUNJUNGAN KERJA KOMISI I DPR RI KE MANILA, PHILIPINA 11 13 AGUSTUS 2014 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2014 I. PENDAHULUAN Hubungan diplomatik

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU. Kamis, 29 Desember 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN SUMPAH ANGGOTA DPR RI PENGGANTI ANTAR WAKTU Kamis, 29 Desember 2011 DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2011 SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PENGUCAPAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT...

HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT... Kolom IBRAHIM ISA Kemis, 03 Oktober 2013 -------------------- HUBUNGAN INDONESIA -- TIONGKOK BERKEMBANG PESAT... Hubungan dua negeri Asia: -- Indonesia dan Tiongkok--, Yang satu negeri kepulauan terbesar

Lebih terperinci

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016

Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016 Memasuki 50 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Singapura Sepakat Tingkatkan Kerja Sama Senin, 14 November 2016 Pemerintah Indonesia dan Singapura sepakat untuk meningkatkan kerja sama kedua negara di

Lebih terperinci

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR Oleh: TUHONI ZEGA L2D 301 337 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

Lebih terperinci

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016

Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016 Pernyataan Pers Bersama, Presiden RI dan Presiden Federasi Rusia, Rusia, 18 Mei 2016 Rabu, 18 Mei 2016 PERNYATAAN PERS BERSAMA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA DAN PRESIDEN FEDERASI RUSIA KEDIAMAN PRESIDEN

Lebih terperinci

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump...

Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump... Dari Fadli dan Novanto: Welcome Papa Trump... Reporter Dede Suryana Sumber Rimanews http://rimanews.com/nasional/politik/read/20161110/307857/dari-fadli-dan-novanto-welcome-papa-trump- 10 NOV 2016 06:01

Lebih terperinci

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MENGENAI KERJA SAMA EKONOMI). DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2008 TENTANG PENGESAHAN AGREEMENT BETWEEN THE GOVERNMENT OF THE REPUBLIC OF INDONESIA AND THE GOVERNMENT OF THE CZECH REPUBLIC OF ECONOMIC COOPERATION

Lebih terperinci

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENINGKATAN DAYA SAING NASIONAL DALAM RANGKA MENGHADAPI MASYARAKAT EKONOMI ASSOCIATION OF SOUTHEAST ASIAN NATIONS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata merupakan industri yang turut berperan serta dalam membangun perekonomian negara melalui pemasukan devisa negara dari wisatawan. Selain itu, industri pariwisata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga.

BAB I PENDAHULUAN. September Matriks Rencana Tindak Pembangunan Jangka Menengah per Kementerian/Lembaga. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberadaan sektor pariwisata sebagai salah satu sektor andalan pembangunan perekonomian nasional, merupakan peran yang signifikan. Secara nasional, sektor pariwisata

Lebih terperinci

Strategi Promosi Perdagangan Iran Central Chamber of Cooperatives (ICC) Oleh: M. R. Ramezani Sekretaris Jenderal ICC Bali- Indonesia Juli, 2007

Strategi Promosi Perdagangan Iran Central Chamber of Cooperatives (ICC) Oleh: M. R. Ramezani Sekretaris Jenderal ICC Bali- Indonesia Juli, 2007 Simposium tentang Jejaring Perdagangan antar Koperasi Strategi Promosi Perdagangan Iran Central Chamber of Cooperatives (ICC) Oleh: M. R. Ramezani Sekretaris Jenderal ICC Bali- Indonesia Juli, 2007 1 Pertama-tama,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Republik Perancis saat ini merupakan salah satu negara yang dapat dikatagorikan sebagai salah satu negara yang maju dari benua Eropa. Republik Perancis saat ini adalah

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 305.536.058 24.747.625 0 351.389.880 13.550.500

Lebih terperinci

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar

RESUME SKRIPSI. Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak. bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar RESUME SKRIPSI Dalam pergaulan internasional setiap negara tidak bisa melepaskan diri dari hubungan atau kerjasama antar negara yang melintasi batas negara. Sebagian besar negara-negara di dunia saling

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 )

KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 ) KERANGKA ACUAN KUNJUNGAN KERJA PANITIA KHUSUS RUU TENTANG TENTANG PROTOKOL KE NEGARA CANADA ( 11 Juli 17 Juli 2010 ) A. PENDAHULUAN Masalah keprotokoleran semula diawali dengan adanya pengaturan atas pembukaan

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH )

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2008 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 79.185.200 117.232.724 20.703.396 0 217.121.320 13.993.473

Lebih terperinci

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM 111 VI. RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM Rancangan strategi pengembangan pariwisata bahari di Kabupaten Natuna merupakan langkah terakhir setelah dilakukan beberapa langkah analisis, seperti analisis internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayaran antar pulau di Indonesia merupakan salah satu sarana transportasi dan komunikasi yang sangat diandalkan dalam mewujudkan pembangunan nasional yang berwawasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk saat ini, pariwisata merupakan pembangkit ekonomi (terutama untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia), kesejahteraan atau kualitas hidup bagi masyarakat

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Melalui uraian pembahasan pada bab-bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa kerjasama internasional memiliki peranan penting dalam mendukung pencapaian nasional,

Lebih terperinci

Indonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M)

Indonesia-Maroko; Peluang Peningkatan Hubungan Bilateral melalui Kerjasama Ekonomi (533/M) KOPI, Berbeda dengan Indonesia yang terletak di Asia tenggara, Maroko merupakan negara yang berada di wilayah afrika Utara. Maroko berbentuk monarki konstitusional dengan kepala negara yang dipimpin oleh

Lebih terperinci

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia.

BAB VI KESIMPULAN. Parlemen selama 30 tahun. Kakek John Malcolm Fraser berasal dari Nova Scotia. BAB VI KESIMPULAN Malcolm Fraser dilahirkan 21 mei 1930, dari keluarga petani dan peternak domba yang kaya, kakeknya Sir Simon Fraser adalah salah seorang pertama-tama dipilih sebagai senator mewakili

Lebih terperinci

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF)

ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) ASIA PACIFIC PARLIAMENTARY FORUM (APPF) www.appf.org.pe LATAR BELAKANG APPF dibentuk atas gagasan Yasuhiro Nakasone (Mantan Perdana Menteri Jepang dan Anggota Parlemen Jepang) dan beberapa orang diplomat

Lebih terperinci

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE

VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE VISI DAN MISI PEMBANGUNAN KOTA SORONG PERIODE 2017-2022 Pasangan Calon Walikota dan Wakil Walikota Sorong Drs. Ec. Lamberthus Jitmau, MM & dr. Hj. Pahima Iskandar A. LATAR BELAKANG Kebijakan pemerintah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan Indonesia memiliki banyak potensi untuk untuk dikembangkan baik dalam sektor pertanian, perkebunan,

Lebih terperinci

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS KAUKUS PEREMPUAN PARLEMEN REPUBLIK INDONESIA (KPP-RI) Periode

SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS KAUKUS PEREMPUAN PARLEMEN REPUBLIK INDONESIA (KPP-RI) Periode KETUA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA SAMBUTAN KETUA DPR RI PADA ACARA PELANTIKAN PENGURUS KAUKUS PEREMPUAN PARLEMEN REPUBLIK INDONESIA (KPP-RI) Periode 2009-2014 Assalamu alaikum Warahmatullahi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang terletak di kawasan Ring of Fire, dimana banyak gunung berapi yang tersebar di seluruh Indonesia. Dengan beragamnya keadaan wilayah

Lebih terperinci

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET

STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS KABINET REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 4 TAHUN 2015 TANGGAL : 19 JUNI 2015 STRUKTUR ORGANISASI SEKRETARIAT KABINET Sekretaris Kabinet Wakil Sekretaris Kabinet Deputi Bidang Politik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata dinilai banyak pihak memiliki banyak arti penting sebagai salah satu alternatif pembangunan, terutama bagi negara atau daerah yang memiliki keterbatasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Hal ini dapat menggerakkan pertumbuhan industri pada sektor-sektor BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Pariwisata merupakan salah satu sektor industri yang diharapkan mampu menjadi kekuatan pembangunan, yang dapat diandalkan terutama sebagai penghasil devisa negara

Lebih terperinci

Laporan Kerja Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Ekuador Ke Quito Tanggal 2-8 Oktober 2016

Laporan Kerja Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Ekuador Ke Quito Tanggal 2-8 Oktober 2016 Laporan Kerja Kunjungan Delegasi Grup Kerjasama Bilateral DPR RI-Parlemen Ekuador Ke Quito Tanggal 2-8 Oktober 2016 1. PENDAHULUAN 1.1. Dasar Pengiriman Delegasi Badan Kerja Sama Antar-Parlemen adalah

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011

SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011 GUBERNUR SULAWESI TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI TENGAH PADA ACARA PENETAPAN TITIK NOL PEMBANGUNAN TERMINAL BANDARA MUTIARA PALU SABTU, 19 MARET 2011 ASSALAMU ALAIKUM WAR, WAB, SALAM SEJAHTERA BAGI

Lebih terperinci

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Bandara Internasional Kualanamu, tgl 27 Mar 2014, di Sumut Kamis, 27 Maret 2014

Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Bandara Internasional Kualanamu, tgl 27 Mar 2014, di Sumut Kamis, 27 Maret 2014 Sambutan Presiden RI Pd Peresmian Bandara Internasional Kualanamu, tgl 27 Mar 2014, di Sumut Kamis, 27 Maret 2014 SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA PERESMIAN KUALANAMU INTERNASIONAL AIRPORT DAN

Lebih terperinci

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL

TUNJANGAN KINERJA JABATAN STRUKTURAL 5 LAMPIRAN PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN DAN KELAS JABATAN SERTA TUNJANGAN KINERJA PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN KOORDINASI PENANAMAN

Lebih terperinci

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1

RINCIAN ANGGARAN BELANJA PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS BELANJA ( DALAM RIBUAN RUPIAH ) Halaman : 1 RINCIAN ANGGARAN PEMERINTAH PUSAT TAHUN 2009 MENURUT BAGIAN ANGGARAN, UNIT ORGANISASI DAN JENIS Halaman : 1 001 MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT 21.106.197 281.961.663 34.630.463 0 337.698.323 10.833.500

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010.

BAB V PENUTUP. Universitas Indonesia. Diplomasi energi..., Muhammad Ali Busthomi, FISIP UI, 2010. 100 BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Rusia adalah salah satu negara produksi energi paling utama di dunia, dan negara paling penting bagi tujuan-tujuan pengamanan suplai energi Eropa. Eropa juga merupakan

Lebih terperinci

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PENANAMAN MODAL Jalan Ampera Raya No. 7, Jakarta Selatan 12560, Indonesia Telp. 62 21 7805851, Fax. 62 21 7810280 http://www.anri.go.id, e-mail: info@anri.go.id PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadi agenda utama pemerintah Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pariwisata adalah suatu fenomena yang kompleks karena banyak faktor yang berinteraksi, didukung berbagai fasilitas serta layanan yang melibatkan seluruh lapisan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN LUMAJANG Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lumajang tahun 2015-2019 merupakan bagian dari Rencana Pembangunan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata

BAB I Pendahuluan. Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata 1.1 Latar Belakang BAB I Pendahuluan Pariwisata merupakan sebuah industri yang menjanjikan. Posisi pariwisata saat ini menjadi sebuah kebutuhan bagi berbagai elemen masyarakat. Pariwisata dalam UU NOMOR

Lebih terperinci

Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013

Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013 Konferensi Pers Presiden RI Mengenai Penurunan Nilai Tukar Rupiah, Tgl. 21 Agt 2013, di Jakarta Rabu, 21 Agustus 2013 KONFERENSI PERS PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MENGENAI PENURUNAN NILAI TUKAR RUPIAH PADA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sektor pariwisata merupakan sektor penting dalam pembangunan perekonomian nasional maupun daerah. Seperti yang dituangkan dalam konsep Masterplan Percepatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena memberikan manfaat ekonomi, termasuk Indonesia. Daerah-daerah di Indonesia berlomba mengembangkan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang 1 I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Sektor pariwisata merupakan salah satu sumber penghasil devisa potensial selain sektor migas. Indonesia sebagai suatu negara kepulauan memiliki potensi alam dan budaya

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 [Type text] LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012 BUKU I: Prioritas Pembangunan, serta Kerangka Ekonomi Makro dan Pembiayaan Pembangunan

Lebih terperinci

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen)

Grafik 1 Laju dan Sumber Pertumbuhan PDRB Jawa Timur q-to-q Triwulan IV (persen) BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI JAWA TIMUR No. 13/02/35/Th. XII, 5 Februari 2014 PERTUMBUHAN EKONOMI JAWA TIMUR I. PERTUMBUHAN DAN STRUKTUR EKONOMI MENURUT LAPANGAN USAHA Pertumbuhan Ekonomi Jawa Timur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keleluasaan kepada daerah Kota/kabupaten untuk mengurus rumah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, telah memberikan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka pembangunan Indonesia yang sedang berkembang saat ini, pembangunan dan pengembangan dalam bidang olahraga diarahkan untuk mencapai cita-cita bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai wilayah sangat luas yang terdiri dari beribu-ribu pulau besar dan kecil serta susunan masyarakatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan

I. PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pariwisata memegang peranan penting dalam menunjang pembangunan nasional dan mempunyai peranan besar dalam perekonomian. Hal ini ditandai dengan semakin meningkatnya

Lebih terperinci

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia

SIARAN PERS. Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia SIARAN PERS Masyarakat Bisnis Indonesia dan Eropa Mengidentifikasi Peluang Pertumbuhan Menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Uni Eropa Indonesia Pada Dialog Bisnis Uni Eropa - Indonesia (EIBD) keempat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. negaranya untuk dikembangkan dan dipromosikan ke negara lain. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor penghasil devisa bagi negara yang cukup efektif untuk dikembangkan. Perkembangan sektor pariwisata ini terbilang cukup

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. No.701, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BKPM. Jabatan. Kelas Jabatan. Tunjangan. Kinerja. PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2000 TANGGAL 21 DESEMBER 2000 TENTANG PENETAPAN PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG NOMOR 2 TAHUN 2000 TENTANG KAWASAN PERDAGANGAN BEBAS DAN PELABUHAN

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D

PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR. Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D PENGEMBANGAN PARIWISATA DI KABUPATEN MANGGARAI BARAT MELALUI PEMBENTUKAN CLUSTER WISATA TUGAS AKHIR Oleh: MEISKE SARENG KELANG L2D 605 199 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS

Lebih terperinci

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*

STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW.

KATA PENGANTAR. Kami berharap klipping ini bermanfaat untuk monitoring media BPIW. RABU, 03 FEBRUARI 2016 KATA PENGANTAR Klipping Media Massa adalah kumpulan guntingan berita yang kami sajikan secara rutin. Guntingan berita ini kami seleksi dari berita yang muncul di media cetak. Adapun

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran N No.1996, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENPAR. Pameran Pariwisata. Partisipasi. Penyelenggaraan. Pedoman PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS - 1 - Pemerintah Republik Indonesia dan Pemerintah Republik Perancis, untuk selanjutnya disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, tingkat daya saing menjadi tolak ukur yang wajib dimiliki dalam mewujudkan persaingan pasar bebas baik dalam kegiatan maupun

Lebih terperinci

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D

STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR. Oleh : M. KUDRI L2D STUDI KEBUTUHAN PENGEMBANGAN KOMPONEN WISATA DI PULAU RUPAT KABUPATEN BENGKALIS TUGAS AKHIR Oleh : M. KUDRI L2D 304 330 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN 2010-2025 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat

BAB I PENDAHULUAN. npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pariwisata merupakan salah satu sektor yang diperhatikan dalam kancah npembangunan nasional. Hal ini dilakukan karena sektor pariwisata diyakini dapat dijadikan

Lebih terperinci

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA

PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA PADA MUSRENBANG RKPD KABUPATEN BANGKA Sungailiat, 14 Maret 2017 Oleh: Dr. YAN MEGAWANDI, SH., M.Si. Sekretaris Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung OUTLINE PERIODESASI DOKUMEN PERENCANAAN CAPAIAN

Lebih terperinci

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010

Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 Pengantar Presiden RI pada Sidang Kabinet Terbatas Penyelenggaraan Ibadah Haji, 13 Juli 2010 Selasa, 13 Juli 2010 SAMBUTAN PENGANTAR PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA SIDANG KABINET TERBATAS PENYELENGGARAAN

Lebih terperinci

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI

LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI (Bidang Pemerintahan Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Kepemiluan, Pertanahan dan Reforma Agraria)

Lebih terperinci

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR

BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR BAB 5: INDIKASI INVESTASI INFRASTRUKTUR Pelaksanaan MP3EI memerlukan dukungan pelayanan infrastruktur yang handal. Terkait dengan pengembangan 8 program utama dan 22 kegiatan ekonomi utama, telah diidentifikasi

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berwisata merupakan salah satu cara untuk melepaskan diri dari rutinitas. Padatnya penduduk yang ada di perkotaan serta tingkat polusi baik udara maupun suara, membuat

Lebih terperinci