Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta"

Transkripsi

1

2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Hak Cipta Lingkupan Hak Cipta: Pasal 2 Hak cipta merupakan hak eksklusif bagi pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatas menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana: Pasal Barang siapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp , 00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp , 00 (lima miliar rupiah). 2. Barang siapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp , 00 (lima ratus juta rupiah).

3 Penerbit CV Kekata Group, Surakarta 2017

4 ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA DAN ANAK PRASEKOLAH Copyright Ika Yuni Susanti, Dyah Permata Sari Penulis: Ika Yuni Susanti, Dyah Permata Sari Editor: Aditya Kusuma Putra Penata Letak: Arief Setyawan Penata Sampul: Raditya Pramono Sebagian materi sampul bersumber dari internet CV KEKATA GROUP Kekata Publisher Facebook: Kekata Perum Triyagan Regency Blok A No 1, Mojolaban, Surakarta Cetakan Pertama, Maret 2017 Surakarta, Bebuku Publisher, 2017 viii hal; 14,8 x21 cm ISBN: Katalog Dalam Terbitan Hak cipta dilindungi Undang-Undang All Right Reserved Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

5 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur dipanjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan pembuatan buku dengan judul Asuhan Pada Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah. Buku ini disusun berdasarkan Acuan Silabus Mata Kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra Sekolah Kurikulum Kebidanan Revisi Tahun Materi dalam buku ini berkaitan dengan asuhan kebidanan pada neontus, bayi, balita dan anak pra sekolah mencakup konsep teoritis maupun praktis. Tujuan buku ini untuk membantu dosen dan mahasiswa Program Studi DIII Kebidanan dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan memperkaya modul pembelajaran. Diharapkan buku ini dapat berkembang lebih lanjut di masa mendatang dan dapat memberi kontribusi nyata untuk mewujudkan kualitas Pendidikan DIII Kebidanan yang lebih baik. Kritik dan saran kami nantikan untuk perbaikan. Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang terkait dalam proses pembuatan dan penerbitan. Semoga Allah SWT selalu memberikan bimbingan kepada kita bersama dalam upaya meningkatkan kualitas anak sebagai generasi penerus bangsa. Aamiin. Mojokerto, Januari 2017 Ika Yuni Susanti Dyah Permata Sari v

6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi BAB 1 KONSEP ASUHAN NEONATUS,... 1 A. Adaptasi Bayi Baru Lahir... 1 B. Pencegahan Infeksi... 2 C. Rawat Gabung... 4 BAB 2 ASUHAN PADA BAYI USIA 2-6 HARI... 7 A. Pengkajian Fisik... 7 B. Pengkajian Antropometri... 9 C. Tanda Bahaya D. Penyuluhan BAB 3 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM) A. Pelaksanaan MTBM pada Bayi Umur Kurang dari 2 Bulan B. Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan C. Tindakan dan Pengobatan D. Konseling Bagi Ibu E. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut BAB 4 MANAGEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) A. Definisi MTBS B. Tujuan MTBS C. Proses Manajemen Kasus Balita Sakit D. Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan 5 Tahun vi

7 BAB 5 PEMANTAUAN TUMBUH KEMBANG A. Konsep Tumbuh Kembang B. Stimulasi C. DDTK D. Denver II BAB 6 ASUHAN NEONATUS DENGAN MASALAH KESEHATAN 55 A. Hemangioma B. Ikterik C. Gumoh D. Oral Trush E. Diaper Rush (Ruam Popok) F. Seborrhea G. Bisulan (Furunkel) H. Milliariasis (Biang Keringat) I. Diare J. Obtsipasi K. Infeksi L. Bayi Meninggal Mendadak BAB 7 ASUHAN NEONATUS DENGAN RISIKO TINGGI A. BBLR B. Asfiksia Neonatorum C. Sindrom Gangguan Pernapasan D. Pendarahan Tali Pusat E. Kejang F. Hypotermi G. Hypoglikemi H. Tetanus Neonatorum I. HIV/AIDS vii

8 BAB 8 IMUNISASI A. Imunisasi dan Vaksinasi B. Keuntungan Imunisasi C. Program Imunisasi D. Pemberian Imunisasi E. Kejadian Ikutan Paska Imunisasi (KIPI) BAB 9 PENATALAKSANAAN RUJUKAN A. Pelayanan Kesehatan B. Jenis Rujukan C. Prinsip Dasar Rujukan D. Kasus yang Harus Dirujuk E. Proses Rujukan F. Tindakan Sebelum dan Selama Rujukan DAFTAR PUSTAKA BIODATA PENULIS viii

9 BAB 1 KONSEP ASUHAN NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN APRAS A. Adaptasi Bayi Baru Lahir Bayi baru lahir akan mengalami adaptasi dengan lingkungan yang sebelumnya di dalam kandungan tergantunng dengan ibunya menjadi di luar kandungan yang menjadi mandiri secara fisiologis karena: 1. Mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya yang baru. 2. Mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup. 3. Dapat mengatur suhu tubuh. 4. Dapat melawan setiap penyakit dan infeksi. Sebelum diatur oleh tubuh bayi sendiri, fungsi tersebut dilakukan oleh plasenta yang kemudian masuk ke periode Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 1

10 trasnsisi. Periode transisi terjadi segera setelah lahir dan dapat berlangsung sampai 1 bulan atau lebih (untuk beberapa sistem). Transisi yang paling nyata dan cepat adalah sistem pernapasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi dan sistem metabolisme glukosa. B. Pencegahan Infeksi Definisi Pencegahan infeksi merupakan bagian terpenting dari setiap komponen perawatan bayi baru lahir yang sangat rentan terhadap infeksi karena sistem imunitasnya yang masih belum sempurna. Kewaspadaan Pencegahan Infeksi Sebaiknya siapapun yang kontak dengan bayi harus memiliki kewaspadaan akan terjadinya penularan infeksi. Kewaspadaan tersebut dapat dibangun melalui hal-hal berikut: 1. Anggaplah setiap orang yang kontak dengan bayi berpotensi menularkan infeksi. 2. Cuci tangan atau gunakan cairan cuci tangan dengan basis alkohol sebelum dan sesudah merawat bayi. 3. Gunakan sarung tangan bila melakukan tindakan. 4. Gunakan pakaian pelindung, seperti celemek atau gaun lainnya bila diperkirakan akan terjadi kontak dengan darah dan cairan tubuh lainnya. 5. Bersihkan dan bila perlu lakukan desinfeksi peralatan serta barang yang digunakan sebelum daur ulang. 6. Bersihkan ruang peralatan pasien secara rutin. 7. Letakkan bayi yang mungkin dapat terkontaminasi lingkungan, misalnya bayi dengan diare yang terinfeksi dalam ruangan khusus. 2 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

11 Cara Pencegahan Infeksi Beberapa cara untuk melakukan pencegahan infeksi adalah: 1. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau gunakan cairan pembersih tangan berbasih alkohol, pada saat sebelum dan sesudah merawat bayi. 2. Beri petunjuk pada ibu dan keluarga untuk cuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi. 3. Basahi kedua tangan dengan mencuci tangan selama detik dengan sabun dan air mengalir, setelah itu biarkan tangan kering di udara atau keringkan dengan tisu bersih/handuk pribadi. 4. Membersihkan tangan dengan cairan alkohol yang dibuat dari 2ml gliserin dan 100ml alkohol 60%. Caranya basahilah seluruh permukaan tangan dan jari dengan cairan pembersih dan basuh atau gosok cairan ke tangan sampai kering. 5. Gunakan alat-alat perlindungan pribadi. 6. Bila memungkinkan pakailah sepatu tertutup, jangan bertelanjang kaki. 7. Gunakan sarung tangan untuk melakukan tindakan/perawatan. 8. Sarung tangan sekali pakai sangat dianjurkan, tetapi dapat juga dipakai ulang. Teknik Aseptik untuk Melakukan Perawatan Cuci tangan selama 3-5menit dengan menggunakan sikat yang lembut dan sabun antiseptic. Kenakan sarung tangan steril atau sarung tangan yang di DTT. Siapkan bayi untuk dilakukan tindakan dengan mencuci menggunakan cairan antiseptik dengan gerakan melingkar dari sentral keluar seperti membentuk spiral. Bila ragu-ragu apakah peralatannya terkontaminasi atau tidak, anggaplah sudah terkontaminasi. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 3

12 Perawatan umum yang dilakukan antara lain: 1. Gunakan sarung tangan dan celemek sewaktu memegang BBL, sampai dengan memandikan bayi minimal 6 jam. 2. Bersihkan darah dan cairan bayi dengan menggunakan kapas yang direndam dalam air hangat kemudian keringkan. 3. Bersihkan bokong dan sekitar anus bayi setiap selesai mengganti popok atau setiap diperlukan dengan menggunakan kapas yang direndam air hangat atau sabun lalu keringkan dengan hati-hati. 4. Gunakan sarung tangan sewaktu merawat tali pusat. C. Rawat Gabung Definisi Rawat gabung merupakan suatu cara perawatan ketika bayi baru lahir ditempatkan bersama ibunya dalam satu ruangan (perawatan terpadu ibu dan anak). Tujuan Tujuan rawat gabung adalah: 1. Mencegah infeksi silang. 2. Agar bayi mendapatkan kolostrum ASI. 3. Memberi rangsangan secara dini untuk pertumbuhan dan perkembangan. 4. Membantu hubungan ibu dan bayi agar lebih dekat dan erat. 5. Member kesempatan pada ibu dan keluarga agar mendapat pengalaman. 6. Memberikan pendidikan kesehatan. Manfaat Manfaat bagi ibu dari segi psikologis adalah meningkatkan keakraban dan ikatan ibu dan bayinya, memberi kesempatan pada ibu untuk belajar merawat sendiri bayinya, memberi rasa percaya diri dan tanggung jawab kepada ibu untuk merawat 4 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

13 bayinya dan member kesempatan pada ibu untuk mengenal tangisan bayinya. Sedangkan manfaat dari segi fisik bagi ibu adalah involusi uterus akan terjadi dengan baik, mempercepat mobilisasi dan mempercepat produksi ASI. Manfaat bagi bayi dari segi psikologis adalah dengan sentuhan dapat merupakan stimulasi mental dini yang diperlukan dalam tumbuh kembang anak, khususnya rasa aman. Sedangkan manfaat bagi bayi dari segi fisik adalah melindungi bayi dari bahaya infeksi, mengurangi kemungkinan terjadi infeksi nosokomial, mengurangi bahaya aspirasi dan bayi menyusu dengan teknik yang benar. Manfaat bagi keluarga dari segi psikologis adalah dapat mendorong ibu agar menyusui bayinya dan memberi kesempatan bagi ibu dan keluarga untuk mendapat pengalaman cara merawat bayi. Sedangkan manfaat bagi keluarga dari segi ekonomi adalah biaya perawatan sedikit, tidak perlu membeli susu, dan perlengkapan serta anak jarang sakit sehingga biaya berobat berkurang. Manfaat bagi bidan dari segi psikologis adalah dari segi kebutuhan, susu formula, perlengkapan, dan obat-obatan akan berkurang. Manfaat dari segi kebutuhan medis akan berkurang dan tenaga yang ada dapat melakukan pekerjaan yang lain. Manfaat lain adalah penurunan morbiditas ibu dan bayi sehingga hari perawatan berkurang. Persyaratan Persyaratan rawat gabung yang ideal: 1. Bayi: bayi diletakkan dalam box dekat ibunya dan disediakan pakaian bayi. 2. Ibu: tempat tidur ibu dan perlengkapan nifas. 3. Ruangan: ukuran ruang untuk tempat tidur. Ruang ibu/bayi yang masih memerlukan perawatan harus dekat. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 5

14 4. Sarana: lemari pakaian (ibu dan anak), tempat mandi bayi dan perlengkapannya, tempat cuci tangan ibu (air mengalir), setiap ruangan mempunyai kamar mandi bagi ibu, sarana penghubung, petunjuk perawatan (payudara, bayi, makanan buteki/bufas), perlengkapan perawatan bayi, satu petugas untuk 6 pasang ibu dan bayi, petugas mempunyai kemampuan dan ketrampilan pelaksanaan rawat gabung. 5. Untuk rumah sakit pendidikan: adanya audio visual dan buku. 6. Adanya sistem pencatatan dan pelaporan: bayi yang mempunyai syarat rawat gabung (nilai APGAR >7, berat badan >2500gram <4000gram, masa kehamilan >36minggu dan <42 minggu, lahir spontan presentasi kepala, tanpa infeksi intrapartum). 7. Ibu harus sehat, jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan ibu untuk merangsang pengeluaran ASI. 8. Fasilitas untuk pemberian penyuluhan, persiapan ibu dan bayi dapat bersama-sama dalam ruangan. 9. Adanya petugas perinatologi. 10. Bayi diletakkan di tempat tidur bayi yang ditempatkan disamping tempat tidur ibu. Bayi tidak boleh diberi susu dari botol. Bila ibu dan bayi pulang, ibu akan diberi penyuluhan. 6 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

15 BAB 2 ASUHAN PADA BAYI USIA 2-6 HARI A. Pengkajian Fisik Pemerikasaan pada bayi bermanfaat untuk memastikan bahwa perkembangan normal telah terjadi. Penyimpangan dari normal yang terjadi sejak lahir dapat dideteksi dan diobati secara dini untuk menurunkan risiko infeksi yang menimbulkan morbiditas dan mortalitas. Observasi Pada Bayi 1. Warna kulit: tampak merah muda yang mengindikasikan perfusi perifer baik, pigmen gelap pada membran mukosa, tepak tangan dan kaki. 2. Pola kulit: sianosis, tampak pucat. 3. Pola napas: normal 30-50x/menit. 4. Ikterus fisiologis: muncul pada hari ke-3 dan menghilang pada hari ke-7. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 7

16 5. Gerakan ekstremitas: harus dapat bergerak bebas. 6. Kepala: raba seluruh garis sutura dan fontanela dengan ujung jari, normalnya fontanela harus teraba datar. 7. Mata: untuk memastikan kebersihan, tanpa ada tanda rabas. 8. Mulut: terlihat bersih dan lembab, bila ada bercak putih harus dibersihkan untuk mencegah infeksi, 9. Kulit harus bersih tanpa ruam, bercak memar atau tanda infeksi/trauma, 10. Umbilikus: untuk melihat adanya tanda-tanda pelepasan dan infeksi, 11. Berat badan: biasanya terjadi penurunan beberapa hari pertama dan kembali normal pada hari ke-10. Prinsip Pemeriksaan Bayi 1. Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan. 2. Cuci dan keringkan tangan untuk mengurangi risiko pada bayi dan pakai sarung tangan. 3. Pastikan bahwa pencahayaan baik sehingga visualisasi dapat dilakukan dengan baik, akses ke bayi juga harus baik, terutama bila kedua orang tua bayi ikut hadir di tempat pemeriksaan. 4. Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat untuk menjaga suhu tubuh bayi, pajankan hanya bagian yang diperiksa dan segera selimuti kembali. 5. Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh. 6. Setelah pemeriksaan selesai, catat hasilnya. Prosedur Pemerikasaan Bayi 1. Awali dengan mendiskusikan perkembangan bayi dengan orang tua. 2. Jelaskan prosedur minta persetujuan tindakan dari orang tua. 3. Diskusikan perilaku dan aktifitas bayi dengan orang tua. 4. Cusi tangan dan bila perlu pakai sarung tangan. 8 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

17 5. Pencahayaan harus baik dan bayi harus selalu dalam keadaan hangat. 6. Observasi warna dan tampilan umum bayi. 7. Periksa kepala, mata, mulut dan umbilikus bayi. 8. Bila perlu timbang berat badan bayi. 9. Pakaikan kembali pakaian bayi. 10. Diskusikan hasil pemeriksaan dengan orang tua. 11. Dokumentasikan hasil pemeriksaan dan lakukan tindakan yang sesuai. B. Pengkajian Antropometri Pengukuran Berat Badan 1. Timbang berat badan dengan menggunakan timbangan bayi. 2. Lakukan penilaian dari hasil penimbangan, dengan kategori: - Normal : gram - BBLR : 2500 gram - Makrosomia : >4000 gram Pengukuran Panjang Badan 1. Ukur panjang badan dengan menggunakan pengukur panjang badan. 2. Lakukan penilaian dari hasil pengukuran, dengan kategori normal adalah cm. Pemeriksaan Kepala 1. Ukur lingkar kepala. 2. Lakukan penilaian hasil pengukuran, bandingkan dengan lingkar dada, jika diameter kepala lebih besar 3cm dari lingkar dada berarti bayi mengalami hidrosefalus dan jika diameter kepala lebih kecil 3cm dari lingkar dada berarti bayi mengalami mikrosefalus. 3. Kaji jumlah dan warna lanugo tertama di daerah bahu dan punggung, Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 9

18 4. Kaji adanya molase, yaitu tulang tengkorak yang saling menumpuk pada saat lahir, apakah simetris atau asimetris. 5. Kaji kaput suksedaneum, yaitu edema kulit kepala, lunak dan tidak berfluktuasi, batas tidak tegas dan melewati sutura, akan menghilang dalam beberapa hari. 6. Kaji sefal hematom, yaitu terjadi sesaat setelah lahir dan tidak tampak pada hari pertama karena tertutup kaput suksedaneum, konsistensi keras, berfluktuasi berbatas tegas pada tepi tulan tengkorak, tidak melewati sutura dan jika melewati sutura akan mengalami fraktur tulang tengkorak, akan menghilang dengan sempurna dalam waktu 2-6 bulan. 7. Kaji adanya perdarahan akibat pecahnya pembuluh vena yang menghubungkan jaringan di luar sinus dalam tengkorak, batasnya tidak tegas sehingga bentuk kepala tampak asimetris, dengan palpasi teraba fluktuasi. 8. Kaji adanya fontanela dengan cara melakukan palpasi menggunakan jari tangan, denyutannya sama dengan denyut jantung, fontanela posterior akan dilihat proses penutupan setelah usia 2 bulan dan fontanela anterior menutup saat usia bulan. C. Tanda Bahaya Tanda bahaya pada bayi antara lain: 1. pernapasan sulit atau >60x/menit, 2. terlalu panas/dingin, 3. warna kulit kuning, biru atau pucat, 4. isapan lemah (tidak mau mengisap), 5. mengantuk berlebihan, banyak muntah, 6. tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah, 7. infeksi, dan 8. eses (lembek, kuning, hijau tua, ada lender atau darah) dan kemih (tidak berkemih dalam 24jam). 10 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

19 D. Penyuluhan Penyuluhan sebelum bayi pulang mencakup: 1. Ajarkan pada ibu cara perawatan bayi sehari-hari (memandikan bayi, perawatan tali pusat). 2. Anjurkan pada ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif selama 6bulan dan tidak member makanan tambahan apapun pada bayi. 3. Anjurkan pada ibu cara perawatan payudara dan cara/posisi menyusui yang benar. 4. Beri tahu ibu tanda-tanda bahaya dan apa yang dilakukan bila terjadi. 5. Beri tahu ibu tentang imunisasi dan jadwalnya. 6. Anjurkan ibu untuk mengikuti keluarga berencana. Asuhan bayi yang mungkin tidak efektif atau bahkan merugikan adalah: 1. Membatasi waktu menyusui hanya sampai 10 menit saja pada masing-masing payudara atau periode lain yang ditentukan. 2. Membatasi frekuensi pemberian ASI hanya sekali dalam 3 jam atau periode lain yang ditentukan. 3. Memberikan puting artifisial atau empeng pada bayi yang diberi ASI. 4. Member tambahan minuman botol berisi air, glukosa atau susu formula sewaktu pemberian ASI. 5. Pemberian kontrasepsi hormonal pada ibu dalam 6 minggu pertama paskapartum. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 11

20 BAB 3 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA (MTBM) Manajemen Terpadu Bayi Muda mencakup umur kurang dari 2 bulan baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Umur 2 tahun tidak termasuk pada bayi muda tapi kedalam kelompok 2 bulan sampai 5 tahun. Bayi muda mudah sekali menjadi sakit, cepat menjadi berat dan serius bahkan meninggal terutama pada satu minggu pertama kehidupan bayi. Penyakit yang terjadi pada 1 minggu pertama kehidupan bayi hampir selalu terkait dengan masa kehamilan dan persalinan. Keadaan tersebut merupakan karakteristik khusus yang harus dipertimbangkan pada saat membuat klasifikasi penyakit. Pada bayi yang lebih tua pola penyakitnya sudah merupakan campuran dengan pola penyakit pada anak. Sebagian besar ibu mempunyai kebiasaan untuk tidak membawa bayi muda ke fasilitas kesehatan. Guna mengantisipasi kondisi tersebut program Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) memberikan pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir melalui kunjungan rumah oleh petugas kesehatan. 12 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

21 Melalui kegiatan ini bayi baru lahir dapat dipantau kesehatannya dan di lakukan dekteksi dini. Jika ditemukan masalah petugas kesehatan dapat menasihati dan mengajari ibu untuk melakukan asuhan dasar bayi muda di rumah, bila perlu merujuk bayi segera. Proses penanganan bayi muda tidak jauh berbeda dengan menangani balita sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. A. Pelaksanaan MTBM pada Bayi Umur Kurang dari 2 Bulan Proses manajemen kasus disajikan dalam bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya, yaitu: a. Penilaian dan Klasifikasi b. Tindakan dan Pengobatan c. Konseling Bagi Ibu d. Pelayanan Tindak lanjut Dalam pendekatan MTBS tersedia Formulir Pencatan untuk Bayi Muda dan untuk kelompok umur 2 bulan sampai 5 tahun. Kedua formulir pencatatan ini mempunyai cara pengisian yang sama yaitu: a. Penilaian berarti melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. b. Klasifikasi membuat keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya dan merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan bukan sebagai diagnosis spesifik penyakit. c. Tindakan dan pengobatan berarti menentukan tindakan dan memberi pengobatan difasilitas kesehatan sesuai dengan setiap klasifikasi. d. Konseling juga merupakan menasihati ibu yang mencakup bertanya, mendengar jawaban ibu, memuji, memberi Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 13

22 nasihat relevan, membantu memecahkan masalah dan mengecek pemahaman. e. Pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang. Menanyakan kepada ibu mengenai masalah bayi muda. Tentukan pemeriksaan ini merupakan kunjungan atau kontak pertama dengan bayi muda atau kunjungan ulang untuk masalah yang sama. Jika merupakan kunjungan ulang akan diberikan pelayanan tindak lanjut yang akan dipelajari pada materi tindak lanjut. Kunjungan Pertama lakukan pemeriksaan berikut: a. Periksa bayi muda untuk kemungkinan penyakit sangat berat atau infeksi bakteri. Selanjutnya dibuatkan klasifikasi berdasarkan tanda dan gejalanya yang ditemukan. b. Menanyakan pada ibu apakah bayinya diare, jika diare periksa tanda dan gejalanya yang terkait. Klasifikasikan bayi muda untuk dehidrasinya dan klasifikasikan juga untuk diare persisten dan kemungkinan disentri. c. Periksa semua bayi muda untuk ikterus dan klasifikasikan berdasarkan gejala yang ada. d. Periksa bayi untuk kemungkinan berat badan rendah dan atau masalah pemberian asi. Selanjutnya klasifikasikan bayi muda berdasarkan tanda dan gejala yang ditemukan. e. Menanyakan kepada ibu apakah bayinya sudah di imunisasi? Tentukan status imunisasi bayi muda. f. Menanyakan status pemberian vit. k1. g. Menanyakan kepada ibu masalah lain seperti kelainan kongenital, trauma lahir, perdarahan tali pusat dan sebagainya. h. Menanyakan kepada ibu keluhan atau masalah yang terkait dengan kesehatan bayinya. Jika Bayi Muda membutuhkan RUJUKAN SEGERA lanjutkan pemeriksaan secara cepat. Tidak perlu melakukan penilaian pemberian ASI karena akan memperlambat rujukan. 14 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

23 B. Penilaian dan Klasifikasi Bayi Muda Umur Kurang 2 Bulan a. Kemungkinan Penyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Infeksi pada Bayi Muda dapat terjadi secara sistemik atau lokal. Infeksi sistemik gejalanya tidak terlalu khas, umumnya menggambarkan gangguan fungsi organ seperti: gangguan kesadaran sampai kejang, gangguan napas, bayi malas minum, tidak bisa minum atau muntah, diare, demam atau hipotermia. Pada infeksi lokal biasanya bagian yang terinfeksi teraba panas, bengkak, merah.infeksi lokal yang sering terjadi pada Bayi Muda adalah infeksi pada tali pusat, kulit, mata dan telinga. Memeriksa gejala kejang dapat dilakukan dengan cara (Tanya, Lihat, Raba). 1) Kejang Kejang merupakan gejala kelainan susunan saraf pusat dan merupakan kegawatdaruratan. Kejang pada Bayi Muda umur 2 hari berhubungan dengan asfiksia, trauma lahir, dan kelainan bawaan dan jika lebih dari 2 hari dikaitkan dengan tetanus neonatorium. a. Tanya: adakah riwayat kejang? Tanyakan ke ibu dan gunakan bahasa atau istilah lokal yang mudah dimengerti ibu. b. Lihat: apakah bayi tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun? Tremor atau gemetar adalah gerakan halus yang konstan, tremor disertai kesadaran menurun menunjukkan kejang. Kesadaran menurun dapat dinilai dengan melihat respon bayi pada saat baju bayi dibuka akan terbangun. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 15

24 c. Lihat: apakah ada gerakan yang tidak terkendali? Dapat berupa gerakan berulang pada mulut, gerakan bola mata cepat, gerakan tangan dan kaki berulang pada satu sisi. d. Lihat: apakah mulut bayi mencucu? e. Lihat dan raba: apakah bayi kaku seluruh tubuh dengan atau tanpa rangsangan. Mulut mencucu seperti mulut ikan merupakan tanda yang cukup khas pada tetanus neonatorum. f. Dengar: apakah bayi menangis melengking tiba-tiba? g. Biasanya menunjukkan ada proses tekanan intra kranial atau kerusakan susunan saraf pusat lainnya. 2) Bayi tidak bisa minum dan memuntahkannya Bayi menunjukkan tanda tidak bisa minum atau menyusu jika bayi terlalu lemah untuk minum atau tidak bisa mengisap dan menelan. Bayi mempunyai tanda memuntahkan semua jika bayi sama sekali tidak dapat menelan apapun. 3) Gangguan Napas Pola napas Bayi Muda tidak teratur (normal kali/menit) jika <30 kali/menit atau 60 kali/menit menunjukkan ada gangguan napas, biasanya disertai dengan tanda atau gejala bayi biru (sianosis), tarikan dinding dada yang sangat kuat (dalam sangat kuat mudah terlihat dan menetap), pernapasan cuping hidung serta terdengar suara merintih (napas pendek menandakan kesulitan bernapas). 4) Hipotermia Suhu normal 36,5-37,5⁰C jika suhu <35,5⁰C disebut hipotermia berat yang mengidentikasikan infeksi berat sehingga harus segera dirujuk, suhu 35,5-36,0⁰C disebut hipotermia sedang dan suhu 37,5⁰C disebut demam. 16 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

25 Mengukur suhu menggunakan termometer pada aksiler selama 5 menit tidak dianjurkan secara rektal karena dapat mengakibatkan perlukaan rektal. 5) Infeksi Bakteri Lokal a. Infeksi Bakteri Lokal Kejadian yang sering terjadi adalah infeksi pada kulit, mata dan pusar. Pada kulit apakah ada tanda gejala bercak merah, benjolan berisi nanah di kulit. Pada mata terlihat bernanah, berat ringannya dilihat dari produksi nanah dan mata bengkak. Pusar kemerahan atau bernanah (kemerahan meluas ke kulit daerah perut berbau, bernanah) berarti bayi mengalami infeksi berat. Klasifikasi Kemungkinan Panyakit Sangat Berat Atau Infeksi Bakteri Tanda atau Gejala Tidak mau minum atau memuntahkan semua ATAU Riwayat kejang ATAU Bergerak hanya jika distimulasi ATAU Napas cepat ATAU Napas lambat ATAU Tarikan dinding dada ke dalam yang kuat ATAU Merintih ATAU Demam ( 37,5C) ATAU Hipotermi ( <35,5C) ATAU Nanah yang banyak di mata ATAU Pusar kemerahan meluas sampai dinding perut Pustul kulit ATAU Mata bernanah ATAU Pusat kemerahan atau bernanah Tidak terdapat salah satu tanda di atas Klasifikasi PENYAKIT SANGAT BERAT ATAU INFEKSI BAKTERI BERAT INFEKSI BAKTERI LOKAL MUNGKIN BUKAN INFEKSI Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 17

26 b. Diare Ibu mudah mengenal diare karena perubahan bentuk tinja yang tidak seperti biasanya dan frekuensi beraknya lebih sering dibandingkan biasanya. Biasanya bayi dehidrasi rewel dan gelisah dan jika berlanjut bayi menjadi letargis atau tidak sadar, karena bayi kehilangan cairan matanya menjadi cekung dan jika dicubit kulit akan kembali dengan lambat atau sangat lambat. Cubit kulit perut dengan menggunakan ibu jari dan telunjuk lihat apakah kulit itu kembali lagi dengan sangat lambat (lebih dari 2 detik), lambat atau segera. Klasifikasi Diare Tanda dan Gejala Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: Letargis atau tidak sadar Mata Cekung Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat Terdapat 2 atau lebih tanda berikut: Gelisah atau rewel Mata Cekung Cubitan kulit perut kembali lambat Tidak cukup tanda dehidrasi berat atau ringan/sedang Klasifikasi DIARE DEHIDRASI BERAT DIARE DEHIDRASI RINGAN/ SEDANG DIARE TANPA DEHIDRASI c. Ikterus Ikterus merupakan perubahan warna kulit atau selaput mata menjadi kekuningan sebagian besar (80%) akibat penumpukan bilirubin (hasil pemecahan sel darah merah) sebagian lagi karena ketidak cocokan gol. darah ibu dan bayi. Peningkatan kadar bilirubin dapat diakibatkan oleh pembentukan yang berlebihan atau ada gangguan pengeluaran. Ikterus dapat berupa fisiologik dan patologik (hiperbilirubin mengakibatkan gangguan saraf pusat). 18 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

27 Sangat penting mengetahui kapan ikterus timbul, kapan menghilang dan bagian tubuh mana yang kuning. Timbul setelah 24 jam dan menghilang sebelum 14 hari tidak memerlukan tindakan khusus hanya pemberian ASI. Ikterus muncul setelah 14 hari berhubungan dengan infeksi hati atau sumbatan aliran bilirubin pada empedu.lihat tinja pucat seperti dempul menandakan adanya sumbatan aliran bilirubin pada sistem empedu. Untuk menilai derajat kekuningan digunakan metode KRAMER: Kramer 1: kuning pada daerah kepala dan leher. Kramer 2: kuning sampai dengan badan bagian atas (dari pusar ke atas). Kramer 3: kuning sampai badan bagian bawah hingga lutut atau siku. Kramer 4: kuning sampai pergelangan tangan dan kaki. Kramer 5: kuning sampai daerah tangan dan kaki. Klasifikasi Ikterus Tanda dan Gejala 1) Timbul kuning pada hari pertama (< 24 jam) ATAU 2) Kuning ditemukan pada umur lebih dari 14 hari ATAU 3) Kuning sampai telapak tangan /telapak kaki ATAU 4) Tinja berwarna pucat 5) Timbul kuning pada umur 24 jam sampai 14 hari dan tidak sampai telapak tangan/kaki Klasifikasi IKTERUS BERAT IKTERUS 6) Tidak kuning TIDAK ADA IKTERUS Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 19

28 d. Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan Atau Masalah Pemberian ASI Pemberian ASI merupakan hal yang penting bagi pertumbuhan dan perkembangan pada bayi 6 bulan pertama kehidupannya, jika ada masalah pemberian ASI maka bayi dapat kekurangan gizi dan mudah terkena penyakit. Tanyakan: apakah IMD dilakukan, apakah ada kesulitan menyusui, apakah bayi diberi ASI dan berapa kali dalam 24 jam, apakah bayi diberi selain ASI. Lihat: apakah ada bercak putih di mulut, adakah celah bibir/ di langit-langit. Timbang dan menentukan BB menurut umur dipakai standar WHO 2005 yang berbeda untuk laki-laki dan perempuan. Bayi muda dengan berat badan rendah yang memiliki BB menurut umur < -3 SD (di bawah garis merah), antara -2 SD dan -3 SD (BB pada pita kuning), >-2 SD (tidak ada masalah BB rendah). Penilaian Cara pemberian ASI (jika ada kesulitan pemberian ASI/diberi ASI kurang dari 8 jam dalam 24 jam, diberi selain ASI, BB rendah menurut umur). 1. Apakah bayi diberi ASI dalam 1 jam terakhir jika tidak sarankan ibu untuk menyusui, jika iya menunggu bayi mau menyusu lagi, amati pemberian ASI. 2. Lihat bayi menyusu dengan baik (posisi bayi benar, melekat dengan baik, mengisap dengan efektif). 20 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

29 Klasifikasi Kemungkinan Berat Badan Rendah Dan Atau Masalah Pemberian Asi Tanda dan Gejala 1) Ada kesulitan pemberian ASI 2) )Berat badan menurut umur rendah 3) ASI kurang dari 8 kali perhari 4) Mendapat makanan/minuman lain selain ASI 5) Posisi bayi salah 6) Tidak melekat dengan baik 7) Tidak mengisap dengan efektif 8) Terdapat luka bercak putih 9) Terdapat celah bibir/ langitlangit Tidak terdapat tanda/gejala diatas Klasifikasi BERAT BADAN RENDAH MENURUT UMUR DAN MASALAH PEMBERIAN ASI BERAT BADAN TINDAK RENDAH MENURUT UMUR DAN TIDAK ADA MASALAH PEMBERIAN ASI e. Memeriksa Status /Penyuntikan Vitamin K1 Karena sistem pembekuan darah pada bayi baru lahir belum sempurna maka semua bayi yang berisiko untuk mengalami perdarahan (HDN= Haemorrhagic Disease of the Newborn). Perdarahan bisa ringan atau berat berupa perdarahan pada kejadian ikutan pasca imunisasi ataupun perdarahan intrakranial dan untuk mencegah di atas maka semua bayi diberikan suntikan vit. K1 setelah proses IMD dan sebelum pemberian imunisasi Hb0. f. Memeriksa Status Imunisasi Penularan Hepatitis pada bayi dapat terjadi secara vertikal (ibu ke bayi pada saat persalinan) dan horizontal (penularan orang lain). Dan untuk mencegah terjadi infeksi vertikal bayi harus diimunisasi HB sedini mungkin. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 21

30 Imunisasi HB0 diberikan (0-7 hari) di paha kanan selain itu bayi juga harus mendapatkan imunisasi BCG di lengan kiri dan polio diberikan 2 tetes oral yang dijadwalnya disesuaikan dengan tempat lahir. g. Memeriksa masalah/keluhan Lain 1. Memeriksa kelainan bawaan/kongenital Adalah kelainan pada bayi baru lahir bukan akibat trauma lahir dan untuk mengenali jenis kelainan lakukan pemeriksaan fisik (anensefalus, hidrosefalus, meningomielokel dll). 2. Memeriksa kemungkinan trauma lahir Merupakan perlukaan pada bayi baru lahir yang terjadi pada proses persalinan (kaput suksedanium, sefal hematoma, dll). 3. Memeriksa perdarahan tali pusat Perdarahan terjadi karena ikatan tali pusat longgar setelah beberapa hari dan bila tidak ditangani dapat syok. h. Memeriksa masalah ibu Pentingnya menanyakan masalah ibu adalah memanfaatkan kesempatan waktu kontak dengan Bayi Muda untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada ibu. Masalah yang mungkin berpengaruh kepada kesehatan bayi: 1. Bagaimana keadaan ibu dan apakah ada keluhan (misalkan: demam, sakit kepala, pusing, depresi) 2. Apakah ada masalah tentang (pola makan-minum, waktu istirahat, kebiasaan BAK dan BAB) 3. Apakah lokea berbau, warna dan nyeri perineum 4. Apakah ASI lancar 5. Apakah ada kesulitan merawat bayi 6. Apakah ibu minum tablet besi, vit. A dan menggunakan alat kontrasepsi 22 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

31 C. Tindakan dan Pengobatan Bayi muda yang termasuk klasifikasi merah memerlukan rujukan segera ke fasilitas pelayanan yang lebih baik dan sebelum merujuk lakukan pengobatan prarujukan dan minta Informed Consent. Klasifikasi kuning dan hijau tidak memerlukan rujukan. a. Memerlukan Rujukan Klasifikasi berat (warna merah muda) memerlukan rujukan segera, tetap lakukan pemeriksaan dan lakukan penanganan segera sehingga rujukan tidak terlambat, contoh: 1) Penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat 2) Ikterus berat 3) Diare dehidrasi berat Tindakan/Pengobatan Pra Rujukan 1) Kejang a) Bebaskan jalan napas dan memberi oksigen b) Menangani kejang dengan obat anti kejang (pilihan 1 fenobarbital 30 mg= 0,6 ml IM, pilihan 2 diazepam 0.25 ml dengan berat <2500 gr dan 0,5 ml dengan berat 2500 gr per rektal) c) Jangan memberi minum pada saat kejang akan terjadi aspirasi d) Menghangatkan tubuh bayi (metode kangguru selama perjalanan ke tempat rujukan e) Jika curiga Tetanus Neonatorum beri obat Diazepam bukan Fenobarbital f) Beri dosis pertama antibiotika PP 2) Gangguan napas pada penyakit sangat berat atau infeksi bakteri berat a) Posisikan kepala bayi setengah mengadah jika perlu bahu diganjal dengan gulungan kain b) Bersihkan jalan napas dan beri oksigen 2 l per menit Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 23

32 c) Jika apnor lakukan resusitasi 3) Hipotermi a) Menghangatkan tubuh bayi b) Cegah penurunan gula darah (berikan ASI bila bayi masih bisa menyusu dan beri ASI perah atau air gula menggunakan pipet bila bayi tidak bisa menyusu) dapat menyebabkan kerusakan otak c) Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat selama perjalanan rujukan d) Rujuk segeta 4) Ikterus a) Cegah turunnya gula darah b) Nasihati ibu cara menjaga bayi tetap hangat c) Rujuk segera 5) Gangguan saluran cerna a) Jangan berikan makanan/minuman apapun peroral b) Cegah turunnya gula darah dengan infus c) Jaga kehangatan bayi d) Rujuk segerta 6) Diare a) Rehidrasi (RL atau NaCl 100 ml/kg BB 30 ml/kg BB selama 1 jam 70 ml/ kg BB selama 5 jam Jika memungkinkan beri oralit 5 ml/kg BB/jam b) Rehidrasi melalui pipa nasogastrik 20 ml/kg BB/jam selama 6 jam (120 ml/kg BB) c) Sesudah 6 jam periksa kembali derajat dehidrasi 7) Berat tubuh rendah dan atau gangguan pemberian ASI a) Cegah penurunan gula darah dengan pemberian infus b) Jaga kehangatan bayi c) Rujuk segera 24 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

33 b. Tidak Memerlukan Rujukan Klasifikasi yang berwarna kuning dan hijau, misalnya infeksi bakteri lokal, mungkin bukan infeksi, diare dehidrasi ringan/sedang, diare tanpa dehidrasi, ikterus, berat badan rendah menurut umur dan atau masalah pemberian ASI, berat badan tidak rendah dan tidak ada masalah pemberian ASI Di bawah ini beberapa tindakan/pengobatan pada Bayi Muda yang tidak memerlukan rujukan: 1) Menghangatkan tubuh bayi segera 2) Mencegah gula darah tidak turun 3) Memberi antibiotik per oral yang sesuai 4) Mengobati infeksi bakteri lokal 5) Melakukan rehidrasi oral baik di klinik maupun di rumah 6) Mengobati luka atau bercak putih di mulut 7) Melakukan asuhan dasar Bayi Muda (mencegah infeksi, menjaga bayi tetap hangat, memberi ASI sesering mungkin, imunisasi) D. Konseling Bagi Ibu Konseling diberikan pada Bayi Muda dengan klasifikasi kuning dan hijau a. Mengajari ibu cara pemberian obat oral di rumah (macam obat, dosis, cara pemberian) b. Mengajari ibu cara mengobati infeksi bakteri lokal (tetes mata /salep tetraciklin/kloramfenikol, mengeringkan telinga dengan bahan penyerap, luka dimulut dengan gentian violet) c. Mengajari pemberian oralit d. Menasihati ibu tentang pemberian ASI: pemberian ASI eksklusif, cara meningkatkan produksi ASI, posisi yang benar saat meneteki, cara menyimpan ASI Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 25

34 e. Mengajari ibu cara merawat tali pusat dan menjelaskan jadwal pemberian imunisasi f. Menasihati ibu kapan harus segera membawa bayi kepetugas kesehatan dan kapan kunjungan ulang g. Menasihati ibu tentang kesehatan dirinya E. Kunjungan Ulang Untuk Pelayanan Tindak Lanjut Pada kunjungan ulang petugas dapat menilai apakah anak membaik setelah diberi obat atau tindakan lainnya. Apabila anak mempunyai masalah lain gunakan penilaian awal lengkap pada kunjungan awal. Kunjungan ulang: a. Dua hari 1) Infeksi bakteri lokal 2) Gangguan pemberian ASI 3) Luka atau bercak putih di mulut 4) Hipotermi sedang 5) Diare dengan dehidrasi ringan /sedang 6) Ikterus fisiologik jika tetap kuning b. 14 hari Berat Badan Rendah menurut umur. 26 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

35 BAB 4 MANAGEMEN TERPADU BALITA SAKIT (MTBS) MTBS singkatan dari Manajemen Terpadu Balita Sakit atau Integrated Management of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-5 tahun (balita) secara menyeluruh. MTBS bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya yang ditujukan untuk menurunkan kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan anak balita di unit rawat jalan kesehatan dasar seperti Puskesmas, Pustu, Polindes, Poskesdes, dan lain-lain. Bila dilaksanakan dengan baik, upaya ini tergolong lengkap untuk mengantisipasi penyakit-penyakit yang sering menyebabkan kematian bayi dan balita.dikatakan lengkap karena meliputi upaya kuratif (pengobatan), preventif (pencegahan), perbaikan gizi, Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 27

36 imunisasi dan konseling (promotif). Badan Kesehatan Dunia WHO telah mengakui bahwa pendekatan MTBS sangat cocok diterapkan negara-negara berkembang dalam upaya menurunkan kematian, kesakitan dan kecacatan pada bayi dan balita. A. Definisi MTBS Suatu manejemen untuk balita yang datang di pelayanan kesehatan, dilaksanakan secara terpadu mengenai klasifikasi,status gizi,status imun maupun penangan dan konseling yang diberikan. MTBS merupakan suatu program pemerintah untuk menurunkan angka kematian balita dan menurunkan angka kesakitan. Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) merupakan pendekatan keterpaduan dalam tata laksana balita sakit yang datang berobat ke fasilitas rawat jalan pelayanan kesehatan dasar yang meliputi upaya kuratif terhadap penyakit pneumonia, diare, campak, malaria, infeksi telinga, malnutrisi, dan upaya promotif dan preventif yang meliputi imunisasi, pemberian vitamin A dan konseling pemberian makan yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian bayi dan anak balita serta menekan morbiditas karena penyakit tersebut (Pedoman Penerapan Manajemen Terpadu Balita Sakit di Puskesmas, Modul ). Balita (bawah lima tahun) yaitu anak umur 0-5 tahun (tidak termasuk umur 5 tahun). B. Tujuan MTBS Menurunkan secara signifikan angka kesakitan dan kematian global yang terkait dengan penyebab utama penyakit pada balita, melalui peningkatan kualitas pelayanan kesehatan di unit rawat jalan fasilitas kesehatan dasar dan memberikan 28 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

37 konttribusi terhadap pertumbuhan perkembangan kesehatan anak. Penerapan MTBS dengan baik dapat meningkatkan upaya penemuan kasus secara dini, memperbaiki manajemen penanganan dan pengobatan, promosi serta peningkatan pengetahuan bagi ibu-ibu dalam merawat anaknya di rumah serta upaya mengoptimalkan sistem rujukan dari masyarakat ke fasilitas pelayanan primer dan rumah sakit sebagai rujukan. C. Proses Manajemen Kasus Balita Sakit Proses manajemen kasus disajikan dalam suatu bagan yang memperlihatkan urutan langkah-langkah dan penjelasan cara pelaksanaannya, yaitu: b. Menilai dan membuat klasifikasi anak sakit umur 2 bulan 5 tahun Menilai anak maksudnya adalah melakukan penilaian dengan cara anamnesis dan pemeriksaan fisik. c. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan Membuat klasifikasi diartikan membuat sebuah keputusan mengenai kemungkinan penyakit atau masalah serta tingkat keparahannya. Memilih suatu kategori atau klasifikasi untuk setiap gejala utama yang berhubungan dengan berat ringannya penyakit. Klasifikasi merupakan suatu kategori untuk menentukan tindakan, bukan sebagai diagnose spesifik penyakit. Menentukan tindakan dan memberi pengobatan di fasilitas kesehatan sesuai dengan klasifikasi, memberi obat untuk diminum di rumah dan juga mengajari ibu tentang cara memberikan obat serta tindakan lain yang harus dilakukan di rumah. d. Memberi konseling bagi ibu Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 29

38 Memberi konseling bagi ibu juga termasuk menilai cara pemberian makan anak, memberi anjuran pemberian makan yang baik untuk anak serta kapan harus membawa anaknya kembali ke fasilitas kesehatan. e. Manajemen terpadu bayi muda umur kurang dari 2 bulan, memberi pelayanan tindak lanjut. Manajemen terpadu bayi muda meliputi menilai dan membuat klasifikasi, menentukan tindakan dan memberi pengobatan, konseling, dan tindak lanjut pada bayi umur kurang dari 2 bulan baik sehat maupun sakit. Pada prinsipnya, proses manajemen kasus pada bayi muda umur kurang dari 2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan tidak berbeda dengan anak sakit umur 2 bulan sampai 5 tahun. Memberi pelayanan tindak lanjut berarti menentukan tindakan dan pengobatan pada saat anak datang untuk kunjungan ulang. Kegiatan MTBS memiliki 3 komponen khas yang menguntungkan, yaitu: a. Meningkatkan keterampilan petugas kesehatan dalam tata laksana kasus balita sakit (selain dokter, petugas kesehatan nondokter, dapat pula memeriksa dan menangani pasien apabila sudah dilatih). b. Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan dalam 1 kali pemeriksaan MTBS). c. Memperbaiki praktik keluarga dan masyarakat alam perawatan di rumah dan upaya pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam pelayanan kesehatan). 30 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

39 D. Manajemen Terhadap Balita Sakit Umur 2 Bulan 5 Tahun Pada pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun tahap pelaksanaan sama seperti pada bayi umur kurang dari 2 bulan yaitu dengan tahap penilaian dan gejala, tahap kalisifikasi dan tingkat kegawatan, tahap tindakan dan pengobatan, tahap pemberian konseling dan tahap pelayanan tindak lanjut, adapun secara jelas dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Penilaian Tanda & Gejala Pada penilaian tanda & gejala pada bayi umur 2 bulan sampai dengan 5 tahun ini yang dinilai adalah tindakannya tanda bahaya umum (tidak bisa minum atau muntah, kejang, letargis atau tidak sadar dan keluhan seperti batuk atau kesukaran bernapas, adanya diare, lemah, masalah telinga, malnutrisi, anemia dan lain-lain). a) Penilaian pertama keluhan batuk atau sukar bernapas, tanda bahaya umum, tarikan dinding wajah ke dalam, stridor, napas cepat. Penentuan frekuensi pernapasan adalah pada anak usia 2 bulan sampai 12 bulan normal pernapasan 50 atau lebih per menit sedangkan frekuensi pernapasan anak usia 12 bulan sampai 5 tahun adalah 40 kali per menit. b) Penilaian kedua keluhan dan tanda adanya diare seperti letargis atau tidak sadar, atau cenderung tidak bisa minum atau malas makan maka turgor kulit jelek, gelisah, rewel, haus atau banyak minum adanya darah dalam tinja (berak campur darah). c) Penilain ketiga tanda demam, disertai dengan adanya tanda bahaya umu, kaku kuduk, dan adanya infeksi lokal seperti kekeruhan pada kornea mata, luka pada mulut, mata bernanah adanya tanda presyok seperti nadi Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 31

40 lemah, ektremitas dingin, muntah darah, berak hitam, perdarahan hidung, perdarahan bawah kulit, nyeri ulu hati, dan lain-lain. d) Penilaian keempat tanda masalah telinga seperti nyeri pada telinga, adanya pembengkakan, adanya cairan keluar dari telinga yang kurang dari 14 hari, dan lain-lain. e) Penilaian kelima tanda status gizi seperti badan kelihatan bertambah kurus, bengkak pada kedua kaki, telapak tangan pucat, status gizi di bawah garis merah pada pemeriksaan berat badan menurut umur. 2) Penentuan Klasifikasi dan Tingkat Kegawatan Pada penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan ini dilakukan setelah penilaian tanda dan gejala yang diklasifikasikan berdasarkan dari kelompok keluhan atau tingkat kegawatan,adapun klasifikasinya dapat sebagai berikut. a) Klasifikasi Pneumonia Pada klasifikasi pneumonia ini dapat dikelompokkan menjadi 3 yaitu: (1) Diklasifikasi pneumonia berat apabilah adanya tanda bahaya umum,tarikan dinding dada kedalam,adanya stridor. (2) Adanya pneumonia apabila ditemukan tanda frekuensi napas yang sangat cepat. (3) Klasifikasi batuk bukan pneumonia apabilah tidak ada pneumonia ada hanya keluhan batuk. b) Klasifikasi Dehidrasi Pada klasifikasi ini termasuk klasifikasi diare dengan dihindari yang terbagi menjadi 3 kelompok yaitu: 32 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

41 (1) Dehidrasi berat apabila ada tanda dan gejala seperti letargis atau tidak sadar, mata cekung, turgor kulit jelek sekali. (2) Klasifikasi dehidrasi ringan sedang dengan tanda seperti gelisah, rewet, mata cekung, haus, turgor jelek. (3) Klasifikasi diare tanpa dehidrasi apabila tidak cukup tanda adanya dehidrasi. c) Klasifikasi Diare Persisten Untuk klasifikasi diare ini ditemukan apabila diarenya sudah lebih dari 14 hari dengan dikelompokkan menjadi 2 kategori yaitu diare persisten berat ditemukan adanya tanda dehidrasi dan diare persisten apabila tidak ditemukan adanya tanda dehidrasi. d) Klasifikasi Disentri Pada klasifikasi disentri ini juga termasuk klasifikasi diare secara umum akan tetapi apabilah diarenya disertai dengan darah dalam tinja atau diarenya bercampur dengan darah. e) Klasifikasi Risiko Malaria Pada klasifikasi risiko malaria ini dikelompokkan menjadi risiko tinggi rendah atau tampak risiko malaria dengan mengidentifikasi apabila darahnya merupakan risiko terhadap malaria ataukah pernah ke daerah yang berisiko, maka apabila terdapat hasil klasifikasi maka dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Klasifikasi dengan risiko tinggi terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi dua bagian yaitu klasifikasi penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum disertai dengan kaku kuduk dan klasifikasi malaria apabila hanya demam ditemukan suhu 37,5⁰C atau lebih. (2) Klasifikasi rendah terhadap malaria yang dikelompokkan lagi menjadi 3 yaitu penyakit berat Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 33

42 dengan demam apabila ada tanda bahaya umum atau kaku kuduk dan kalsifikasi malaria apabila tidak ditemukan tanda demam atau campak dan klasifikasi demam mungkin bukan malaria apabila hanya ditemukan flek atau adanya campak atau juga adanya penyebab lain dari demam. Klasifikasi tanpa risiko malaria diklasifikasikan menjadi 2 yaitu penyakit berat dengan demam apabila ditemukan tanda bahaya umum dan kaku kuduk serta klasifikasi demam bukan malaria apabila tidak ditemukan tanda bahaya umum dan tidak ada kaku kuduk. f) Klasifikasi Campak Pada klasifikasi campak ini dikelompokkan menjadi 2 yaitu: (1) Campak dengan komplikasi berat apabila ditemukan adanya tanda bahaya umum terjadi kekeruhan pada kornea mata, adanya luka pad daerah mulut yang dalam & luas serta adanya tanda umum campak seperti adanya ruang kemerahan dikulit yang menyeluruh, adanya batuk, pilek, atau mata merah. (2) Campak dengan komplikasi pada mata atau mulut apabila ditemukan tanda mata bernanah serta luka dimulut dan ketiga klasifikasi campak apabila hanya khas campak yang tidak disertai tanda klasifikasi di atas. g) Demam Berdarah Dengue Pada klasifikasi ini apabila terdapat demam yang kurang dri 7 hari, yaitu: (1) DBD apabila ditemukan tanda seperti adanya tanda bintik perdarahan dikulit (ptkie) adanya tanda syok seperti extermitas peraba dingin, nadi lemah, atau tidak teraba, muntah bercampur darah, perdarahan hidung atau gusi, adanya tourniquet positif. 34 Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah

43 (2) Kalsifikasi mungkin DBD apabila adanya tanda nyeri ulu hati atau gelisah, bintik perdarahan bawah kulit dan uji tourniquet negatif jika ada sedikit ptkie (3) Klasifikasi terakhir adalah klasifikasi demam mungkin bukan DBD apabila tidak ada tanda seperti diatas hanya ada demam. h) Klasifikasi Masalah Telinga Pada klasifikasi masalah telinga ini dikelompokkan menjadi 4 bagian, yaitu: (1) Klasifikasi mastoiditis apabila ditemukan adanya pembengkakan & nyeri di belakang telinga. (2) Klasifikasi infeksi telinga akut apabila adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan telah terjadi kurang dari 14 hari serta adanya nyeri telinga. (3) Klasifikasi infeksi telinga kronis apabila ditemukan adanya cairan atau nanah yang keluar dari telinga dan terjadi 14 hari lebih. (4) Klasifikasi tidak ada infeksi telinga apabila tidak ditemukan gejala seperti di atas. i) Klasifikasi Status Gizi Klasifikasi status gizi pada penentuan klasifikasi ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu: 1. Klasifikasi gizi buruk dan atau anemia berat apabila adanya bengkak pada kedua kaki serta pada telapak tangan ditemukan adanya kepucatan. 2. Klasifikasi bawah garis merah dan atau anemia apabila ditemukan tanda sebagai berikut: apabila lapak tangan agak pucat, berat badan menurut umur di bawah garis merah 3. Klasifikasi tidak bawah garis merah dan tidak anemia apabila tidak ada tanda seperti di atas. Ika Yuni Susanti, M.P.H., Dyah Permata Sari, MM. 35

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN

MANAJEMEN TERPADU UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR 1 HARI SAMPAI 2 BULAN PENDAHULUAN Bayi muda : - mudah sekali menjadi sakit - cepat jadi berat dan serius / meninggal - utama 1 minggu pertama kehidupan cara memberi pelayanan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENDAHULUAN Seorang ibu akan membawa anaknya ke fasilitas kesehatan jika ada suatu masalah atau

Lebih terperinci

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN

PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter

Lebih terperinci

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR

PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR PERAWATAN NEONATAL ESENSIAL PADA SAAT LAHIR 1. Penilaian Awal Untuk semua bayi baru lahir (BBL), dilakukan penilaian awal dengan menjawab 4 pertanyaan: Sebelum bayi lahir: Apakah kehamilan cukup bulan?

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 6 TINDAK LANJUT Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta

KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS. Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta KOMPLIKASI PADA IBU HAMIL, BERSALIN, DAN NIFAS 1. Ketuban pecah Dini 2. Perdarahan pervaginam : Ante Partum : keguguran, plasenta previa, solusio Plasenta Intra Partum : Robekan Jalan Lahir Post Partum

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 MANAJEMEN TERPADU BAYI MUDA UMUR KURANG DARI 2 BULAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012

Lebih terperinci

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS

1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS 1. ASUHAN IBU SELAMA MASA NIFAS Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, berlangsung kirakira 6 minggu. Anjurkan

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 3 MENENTUKAN TINDAKAN DAN MEMBERI PENGOBATAN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 5 TINDAK LANJUT PENDAHULUAN Ibu telah diberitahu kapan harus kembali untuk kunjungan ulang sesuai dengan klasifikasi (misalnya dalam waktu 2 hari atau 5 hari). Sebagian

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT A. KONSEP DASAR MTBS Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) adalah intervensi yang cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh ISPA, diare,

Lebih terperinci

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS Asuhan segera pada bayi baru lahir Adalah asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah persalinan. Aspek-aspek penting yang harus dilakukan pada

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Asfiksia dan Resusitasi BBL Mengenali dan mengatasi penyebab utama kematian pada bayi baru lahir Asfiksia Asfiksia adalah kesulitan atau kegagalan untuk memulai dan melanjutkan

Lebih terperinci

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur

Asfiksia. Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur Asfiksia Keadaan dimana bayi baru lahir tidak dapat bernapas secara spontan dan teratur 1 Tujuan Menjelaskan pengertian asfiksia bayi baru lahir dan gawat janin Menjelaskan persiapan resusitasi bayi baru

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 1 PENGANTAR Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran 2011 / 2012 Program Studi Pendidikan Dokter UNIVERSITAS

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini berisi pembahasan asuhan kebidanan pada Ny.S di Wilayah Kerja Puskesmas Karangdadap Kabupaten Pekalongan, ada beberapa hal yang ingin penulis uraikan, dan membahas asuhan

Lebih terperinci

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI)

RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) RENCANA TERAPI A PENANGANAN DIARE DI RUMAH (DIARE TANPA DEHIDRASI) JELASKAN KEPADA IBU TENTANG 4 ATURAN PERAWATAN DI RUMAH: BERI CAIRAN TAMBAHAN a. Jelaskan kepada ibu: - Pada bayi muda, pemberian ASI

Lebih terperinci

Oleh JUSTIN DARREN RAJ

Oleh JUSTIN DARREN RAJ Oleh JUSTIN DARREN RAJ 0810314259 Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan. Sebagai

Lebih terperinci

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI GANGGUAN NAPAS PADA BAYI Dr R Soerjo Hadijono SpOG(K), DTRM&B(Ch) Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi BATASAN Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau

Lebih terperinci

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya

infeksi setempat hanya bila tidak Bila ya, Apakah wajahnya MENILAI, MENKLASIFIKASI DAN MENGOBATI BAYI 0 2 BULAN (TIMOR-LESTE) TANYAKAN atau Periksa penyakit yang sangat berat (J2, J7) - Apakah bayi menyusui LIHAT - pernafasan cepat(>60/men) - Kemungkinan suatu

Lebih terperinci

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita

PMR WIRA UNIT SMA NEGERI 1 BONDOWOSO Materi 3 Penilaian Penderita Saat menemukan penderita ada beberapa hal yang harus dilakukan untuk menentukan tindakan selanjutnya, baik itu untuk mengatasi situasi maupun untuk mengatasi korbannya. Langkah langkah penilaian pada penderita

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR

INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR INFORMASI SEPUTAR KESEHATAN BAYI BARU LAHIR DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK DEPARTEMEN KESEHATAN R I 2008 DAFTAR ISI Gambar Pesan No. Gambar Pesan No. Pemeriksaan kesehatan 1 selama hamil Kolostrum jangan

Lebih terperinci

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun

TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU. Tim Penyusun MANUAL KETERAMPILAN KLINIK TEKNIK PERAWATAN METODE KANGURU Tim Penyusun Prof. Dr. Djauhariah A. Madjid, SpA K Dr. dr. Ema Alasiry, Sp.A. IBCLC dr. A. Dwi Bahagia Febriani, PhD, SpA(K) CSL SIKLUS HIDUP

Lebih terperinci

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA

KEDARURATAN LAIN DIABETES HIPOGLIKEMIA DIABETES HIPOGLIKEMIA GEJALA TANDA : Pusing Lemah dan gemetar Lapar Jari dan bibir kebas Pucat Berkeringat Nadi cepat Mental bingung Tak sadar DIABETES HIPOGLIKEMIA PERTOLONGAN PERTAMA ; Bila tak sadar

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman :

PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : UPTD PUSKESMAS PAUH SOP PENANGANAN DIARE No Dokumen : No. Revisi : Tanggal Terbit : Halaman : dr. Hj. Nurlia, MM NIP.197306162006042011 1. Pengertian Buang air besar yg frekwensinya, lebih sering dari

Lebih terperinci

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA

MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA MATERI KELAS IBU HAMIL PERTEMUAN KEDUA PERTEMUAN II * Persalinan - Tanda - tanda persalinan - Tanda bahaya pada persalinan - Proses persalinan - Inisiasi Menyusui Dini (IMD) * Perawatan Nifas - Apa saja

Lebih terperinci

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan

SERI BACAAN ORANG TUA. Faktor. Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin. Milik Negara Tidak Diperjualbelikan 01 SERI BACAAN ORANG TUA Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan & Perkembangan Janin Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian

Lebih terperinci

NEONATUS BERESIKO TINGGI

NEONATUS BERESIKO TINGGI NEONATUS BERESIKO TINGGI Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) REFERENSI Abdul Bari Saifuddin, Buku Acuan Nasional Palayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal, Ed. 1, Cet. 3. 2002, Jakarta: YBP-SP (Hal :376-378)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).

Lebih terperinci

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH

ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH ASUHAN IBU POST PARTUM DI RUMAH Jadwal kunjungan di rumah Manajemen ibu post partum Post partum group Jadwal Kunjungan Rumah Paling sedikit 4 kali kunjungan pada masa nifas, dilakukan untuk menilai keadaan

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE 79 /A/P2M/203 Salah satu elemen yang sangat penting untuk mendapat gambaran dan informasi program pengendalian penyakit diare Tujuan. Mendapatkan informasi hasil pelaksanaan

Lebih terperinci

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE

SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Dokumen SOP PENCATATAN & PELAPORAN P2 DIARE No. Revisi : Halaman 79 /A/P2M/2013 Tanggal Ditetapkan : Disusun oleh : 1 Ditetapkan KEPALA DINAS KESEHATAN KABUPATEN MAGETAN Pengertian Tujuan Kebijakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Inisiasi Menyusui Dini 1. Pengertian Inisiasi menyusui dini (early initation) atau permulaan menyusu dini adalah bayi mulai menyusu sendiri setelah lahir. Cara bayi melakukan

Lebih terperinci

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

SOP RESUSITASI BAYI BARU LAHIR Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 6 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Usaha dalam memberikan ventilasi yang adekuat, pemberian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram,

BAB I PENDAHULUAN. Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara gram, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500-4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan kongenital (cacat bawaan) yang berat.

Lebih terperinci

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi )

JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR. ( Revisi ) JARINGAN NASIONAL PELATIHAN KLINIK KESEHATAN REPRODUKSI PUSAT PELATIHAN KLINIK PRIMER (P2KP) KABUPATEN POLEWALI MANDAR ( Revisi ) PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN MENGGUNAKAN PENUNTUN BELAJAR. Perubahan Buku

Lebih terperinci

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare. PENYAKIT CAMPAK Apakah setiap bintik-bintik merah yang muncul di seluruh tubuh pada anak balita merupakan campak? Banyak para orangtua salah mengira gejala campak. Salah perkiraan ini tak jarang menimbulkan

Lebih terperinci

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03

Written by Administrator Sunday, 07 August :30 - Last Updated Wednesday, 07 September :03 Muntah tanpa Sebab Bayi belum selesai makan, tiba-tiba "BOOMM!" Makanannya mengotori baju. Mengapa? Gumoh hingga muntah kerap terjadi pada bayi berusia kurang dari enam bulan. Perilaku ini membuat ibu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN)

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR Asuhan Persalinan Normal (APN) Aspek Yang Dinilai Nilai MENGENALI GEJALA DAN TANDA KALA DUA 1 2 3 4 1. Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda kala dua Ibu merasa

Lebih terperinci

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M)

A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 0,014. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) 1. Manajemen Terpadu Balita Sakit Berbasis Masyarakat (MTBS-M) Manajemen Terpadu Balita Sakit bagi Masyarakat

Lebih terperinci

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat

PENANGANAN DIARE. B. Tujuan Mencegah dan mengobati dehidrasi, memperpendek lamanya sakit dan mencegah diare menjadi berat Yusi Meilia, S.ST, M.Kes Halaman : 1 / 5 NIP A. Pengertian Buang air besar yang frekuensi, lebih sering dari biasnya pada umumnya 3 kali atau lebih per hari dengan konsistensi cair berlangsung < 7 hari

Lebih terperinci

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT

PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT PELATIHAN MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT K ematian ibu, bayi dan balita merupakan salah satu parameter derajat kesehatan suatu negara. MDG s dalam goals 4 dan 5 mengamanatkan bahwa angka kematian balita

Lebih terperinci

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal

Persalinan Normal. 60 Langkah. Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat. Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat Dikutip dari Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal PERSALINAN NORMAL 60 Langkah Asuhan Persalinan Kala dua tiga empat KEGIATAN I. MELIHAT

Lebih terperinci

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal

60 Langkah Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah Asuhan Persalinan Normal I. MELIHAT TANDA DAN GEJALA KALA DUA 1. Mengamati tanda dan gejala persalinan kala dua. Ibu mempunyai keinginan untuk meneran. Ibu merasa tekanan yang semakin meningkat

Lebih terperinci

Pola buang air besar pada anak

Pola buang air besar pada anak Diare masih merupakan masalah kesehatan nasional karena angka kejadian dan angka kematiannya yang masih tinggi. Balita di Indonesia ratarata akan mengalami diare 23 kali per tahun. Dengan diperkenalkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu maupun perinatal (Manuaba 2010:109). Perlunya asuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan, persalinan dan nifas merupakan suatu keadaan yang alamiah. Dimulai dari kehamilan, persalinan, bayi baru lahir dan nifas yang secara berurutan berlangsung

Lebih terperinci

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)

Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) 1 LATAR BELAKANG Setiap tahun, lebih dari 10 juta anak di dunia meninggal sebelum Latar mencapai Belakang usia 5 tahun Lebih dari setengahnya akibat dari 5 Latar Belakang

Lebih terperinci

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus.

Jika ciprofloxacin tidak sesuai, Anda akan harus minum antibiotik lain untuk menghapuskan kuman meningokokus. CIPROFLOXACIN: suatu antibiotik bagi kontak dari penderita infeksi meningokokus Ciprofloxacin merupakan suatu antibiotik yang adakalanya diberikan kepada orang yang berada dalam kontak dekat dengan seseorang

Lebih terperinci

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN

PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN DAN PERAWATAN BAYI BARU LAHIR YANG KAMI INGINKAN PROSES KELAHIRAN NORMAL Proses Kelahiran bayi kami harap dapat dilakukan sealami mungkin. Apabila dibutuhkan Induksi, Pengguntingan, Vakum,

Lebih terperinci

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio Pengertian Polio Polio atau poliomyelitis adalah penyakit virus yang sangat mudah menular dan menyerang sistem saraf. Pada kondisi penyakit yang bertambah parah, bisa menyebabkan kesulitan 1 / 5 bernapas,

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun.

DIARE AKUT. Berdasarkan Riskesdas 2007 : diare merupakan penyebab kematian pada 42% bayi dan 25,2% pada anak usia 1-4 tahun. DIARE AKUT I. PENGERTIAN Diare akut adalah buang air besar lebih dari 3 kali dalam 24 jam dengan konsistensi cair dan berlangsung kurang dari 1 minggu. Kematian disebabkan karena dehidrasi. Penyebab terbanyak

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 8 Anak menderita HIV/Aids. Catatan untuk fasilitator. Ringkasan Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 8 Anak menderita HIV/Aids Catatan untuk fasilitator Ringkasan Kasus: Krishna adalah seorang bayi laki-laki berusia 8 bulan yang dibawa ke Rumah Sakit dari sebuah

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk

Pelayanan Kesehatan bagi Anak. Bab 7 Gizi Buruk Pelayanan Kesehatan bagi Anak Bab 7 Gizi Buruk Catatan untuk fasilitator Ringkasan kasus Joshua adalah seorang anak laki-laki berusia 12 bulan yang dibawa ke rumah sakit kabupaten dari rumah yang berlokasi

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan

BAB I PENDAHULUAN. adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi psikologi. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi kehidupannya ke kehidupan

Lebih terperinci

PELAYANAN BAYI No Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman :

PELAYANAN BAYI No Dokumen : No. Revisi : SOP Tanggal Terbit : Halaman : PELAYANAN BAYI 1 Pengertian Pelayanan kesehatan sesuai dengan standar yang diberikan oleh tenaga kesehatan. 2 Tujuan Meningkatkan akses bayi terhadap kesehatan dasar, untuk mengetahui sedini mungkin bila

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator.

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah. Catatan untuk fasilitator. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 3 Permasalahan Neonatus-Berat Badan lahir rendah Catatan untuk fasilitator Rangkuman kasus Maya, 19 tahun yang hamil pertama kali (primi gravida), dibawa ke

Lebih terperinci

KEDARURATAN LINGKUNGAN

KEDARURATAN LINGKUNGAN Materi 14 KEDARURATAN LINGKUNGAN Oleh : Agus Triyono, M.Kes a. Paparan Panas Panas dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Umumnya ada 3 macam gangguan yang terjadi td&penc. kebakaran/agust.doc 2 a. 1.

Lebih terperinci

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN)

DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) DAFTAR TILIK KETERAMPILAN PERTOLONGAN ASUHAN PERSALINAN NORMAL (APN) Nama : NPM : Tanggal Ujian : Penguji : a) Nilai 2 : Memuaskan :Memperagakan langkah-langkah atau tugas sesuai dengan prosedur standar

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud Lampiran 1 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Ponorogo,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada proses laktasi. Dalam prosesnya kemungkinan keadaan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di mulai dari kehamilan, persalinan bayi baru lahir dan nifas yaang secara berurutan berlangsung secara fisisologis dan diharapkan ibu pasca melahirkan menggunakan

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE

KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE KERANGKA ACUAN PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT DIARE I. PENDAHULUAN Hingga saat ini penyakit Diare maerupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia, hal dapat dilihat dengan meningkatnya angka kesakitan

Lebih terperinci

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini

LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN. Universitas Muhammadiyah Ponorogo, bermaksud. Kebidanan pada Masa Hamil sampai Masa Nifas. Asuhan Kebidanan ini Lampiran 1 289 Lampiran 2 290 Lampiran 3 291 292 Lampiran 4 LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN Kepada : Yth. Calon Responden Di tempat Dengan hormat, Saya sebagai mahasiswa Prodi D. III Kebidanan Fakultas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan terjadi melalui BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian pengetahuan Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, penginderaan

Lebih terperinci

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.:

PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL. Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: PENUNTUN BELAJAR PROSEDUR PERSALINAN NORMAL Nilailah kinerja setiap langkah yang diamati menggunakan skala sebagai berikut.: 1. Perlu perbaikan: langkah tidak dikerjakan atau tidak sesuai dengan seharusnya

Lebih terperinci

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain

Derajat 2 : seperti derajat 1, disertai perdarah spontan di kulit dan atau perdarahan lain Demam berdarah dengue 1. Klinis Gejala klinis harus ada yaitu : a. Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlagsung terus menerus selama 2-7 hari b. Terdapat manifestasi perdarahan ditandai dengan

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih

ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR. Mei Vita Cahya Ningsih ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI RESIKO TINGGI DENGAN BBLR Mei Vita Cahya Ningsih D e f e n I s i Sejak tahun1961 WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby ( bayi berat lahir

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g

PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari gram (sampai dengan g ASUHAN PADA BAYI DENGAN BERAT BADAN LAHIR RENDAH By. Farida Linda Sari Siregar, M.Kep PENGERTIAN Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat badannya saat kelahiran kurang dari

Lebih terperinci

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721) PANDUAN CUCI TANGAN RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) 787799, Fax (0721) 787799 Email : rsia_pbh2@yahoo.co.id BAB I DEFINISI Kebersihan

Lebih terperinci

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL

PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL PENGARUH KOMPETENSI BIDAN DI DESA DALAM MANAJEMEN KASUS GIZI BURUK ANAK BALITA TERHADAP PEMULIHAN KASUS DI KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2008 ARTIKEL Untuk memenuhi persyaratan mencapai derajat Sarjana S-2

Lebih terperinci

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT

SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT SITUASI UPAYA KESEHATAN JAKARTA PUSAT A.UPAYA KESEHATAN IBU DAN ANAK Salah satu komponen penting dalam pelayanan kesehatan kepada masyarakat adalah pelayanan kesehatan dasar. UU no.3 tahun 2009 tentang

Lebih terperinci

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK Demam pada anak merupakan salah satu pertanda bahwa tubuhnya sedang melakukan perlawanan terhadap kuman yang menginfeksi. Gangguan kesehatan ringan ini sering

Lebih terperinci

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS

Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Materi 13 KEDARURATAN MEDIS Oleh : Agus Triyono, M.Kes Pengertian Kedaruratan medis adalah keadaan non trauma atau disebut juga kasus medis. Seseorang dengan kedarutan medis dapat juga terjadi cedera.

Lebih terperinci

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013

Kehamilan Resiko Tinggi. Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan Resiko Tinggi Oleh Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 Kehamilan adalah masa di mana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam tubuhnya.

Lebih terperinci

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi. Modul ke: Pedologi Cedera Otak dan Penyakit Kronis Fakultas Psikologi Yenny, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Apakah yang Dimaksudkan dengan Kelumpuhan Otak itu? Kelumpuhan

Lebih terperinci

Pusat Hiperked dan KK

Pusat Hiperked dan KK Pusat Hiperked dan KK 1. Gangguan pernafasan (sumbatan jalan nafas, menghisap asap/gas beracun, kelemahan atau kekejangan otot pernafasan). 2. Gangguan kesadaran (gegar/memar otak, sengatan matahari langsung,

Lebih terperinci

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT

BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT BUKU REGISTER PERINATOLOGI DI RUMAH SAKIT Cetakan Keempat : ver.23 Juni 2015 No.Buku Periode Nama RS Kabupaten Petunjuk Pengisian Kolom Nama Kolom Cara Pengisian Definisi 1. No Urut Angka Nomor Urut Pasien

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009). BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu

Lebih terperinci

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL

SOP PERTOLONGAN PERSALINAN NORMAL Status Revisi : 00 Halaman : 1 dari 11 Disiapkan Oleh: Diperiksa Oleh: Disetujui Oleh: Ka. Laboratorium Gugus Kendali Mutu Ka. Prodi Pengertian : Suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus.

BAB IV PEMBAHASAN. minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada bayi selama masa neonatus. BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis melakukan analisis asuhan kebidanan pada Ny. A 32 tahun G2P1A0. Penulis melakukan asuhan mulai dari usia kehamilan 27 minggu sampai bersalin, nifas serta asuhan pada

Lebih terperinci

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

Asuhan Persalinan Normal. Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi Asuhan Persalinan Normal Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi 1 Mendengar, melihat dan memeriksa gejala dan tanda Kala Dua Ibu merasa ada dorongan kuat menekan Ibu merasa regangan

Lebih terperinci

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS)

OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) OTC (OVER THE COUNTER DRUGS) Obat adalah bahan atau panduan bahan-bahan yang siap digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis,

Lebih terperinci

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh

MALNUTRISI. Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh MALNUTRISI Prepared by Rufina Pardosi UNICEF Meulaboh Apa itu malnutrisi? Kebutuhan tubuh akan makronutrien (lemak, karbohidrat dan protein) tidak terpenuhi Penyebab : Asupan makanan kurang Penyakit Klasifikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asuhan Kebidanan merupakan penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai kebutuhan atau masalah dalam

Lebih terperinci

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas

NIFAS NORMAL MASA NIFAS 11/15/2010. Tujuan asuhan masa nifas MASA NIFAS NIFAS NORMAL Defenisi dan Tujuan Masa nifas ( puerperium ) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung

Lebih terperinci

Merawat Bayi Prematur

Merawat Bayi Prematur Merawat Bayi Prematur Kontribusi dari didinkaem Saturday, 24 February 2007 Perawatan bayi prematur ternyata tidaklah sesulit yang dibayangkan. Asal tahu langkah-langkahnya, kondisi si mungil akan semakin

Lebih terperinci

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA)

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) 1. Pengertian ISPA Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan atas atau bawah, biasanya menular, yang dapat menimbulkan berbagai spectrum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Setiap prosesnya tidak dapat dipisahkan satu sama lain dan kondisi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan dan persalinan adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat. Gangguan kesehatan dalam masa kehamilan dan persalinan mengakibatkan ancaman, baik bagi jiwa

Lebih terperinci

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2

MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT MODUL - 2 PENILAIAN DAN KLASIFIKASI ANAK SAKIT UMUR 2 BULAN SAMPAI 5 TAHUN Oleh : Dr. Azwar Djauhari MSc Disampaikan pada : Kuliah Blok 21 Kedokteran Keluarga Tahun Ajaran

Lebih terperinci

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp

Keterangan : P1,2,3,...P15 : Pertanyaan Kuesioner. : Jawaban Tidak Setuju. No. Urut Resp No. Urut Sikap Total Skor Kategori Umur Pendidikan Lama Kerja 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 41 Positif 25 BIDAN 5 Tahun 2 2 1 1 2 2 2 1 2 1 1 1 1 1 2 2 22 Negatif

Lebih terperinci

Pemeriksaan Fisis Neonatus

Pemeriksaan Fisis Neonatus Pemeriksaan Fisis Neonatus DIVISI PERINATOLOGI Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RSHAM 1 Pedoman Penilaian Fisis Penilaian fisis lengkap harus dilakukan pada saat pertama kali bayi dirawat. Pastikan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari

BAB IV PEMBAHASAN. dilakukan asuhan kebidanan pada Ny. N di Puskesmas Kedungwuni I mulai dari BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini dibahas analisa hasil penatalaksanaan studi kasus dengan harapan untuk memperoleh gambaran secara nyata dan sejauh mana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia sedang

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Lampiran 1

LAMPIRAN. Lampiran 1 LAMPIRAN Lampiran 1 407 408 Lampiran 2 408 409 Lampiran 3 409 410 Lampiran 4 BUKU KIA 410 411 412 413 414 Lampiran 5 KSPR 414 415 416 Lampiran 6 416 LEAFLET PERSIAPAN PERSALINAN 417 418 LEAFLET TANDA-TANDA

Lebih terperinci

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF

B. MANFAAT ASI EKSKLUSIF ASI EKSKLUSIF A. PENGERTIAN Menurut WHO, ASI Eksklusif adalah air susu ibu yang diberikan pada enam bulan pertama bayi baru lahir tanpa adanya makanan pendamping lain. ( www.tabloid- nakita.com, 2005 )

Lebih terperinci

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) Aspirasi Vakum Manual (AVM) merupakan salah satu cara efektif evakuasi sisa konsepsi pada abortus inkomplit. Evakuasi dilakukan dengan mengisap sisa konsepsi dari kavum uteri

Lebih terperinci