FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014)
|
|
- Doddy Muljana
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) PENGARUH BIAYA AGENSI DAN SIKLUS HIDUP PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA INDUSTRI MANUFAKTUR Rio Roring dan Sautma Ronni Program Manajemen, Program Studi Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto , Surabaya Abstrak - Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Biaya Agensi dan Siklus hidup perusahaan terhadap kebijakan dividen. Sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan data dari neraca dan laporan laba rugi. Metode analisis statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah regresi linear berganda. Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel biaya agensi dan siklus hidup perusahaan berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap Kebijakan dividen dan untuk pengaruh secara parsial, variabel Debt to Equity dan siklus hidup perusahaan mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan, tapi Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, and Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen Kata Kunci Biaya Agensi, Kebijakan dividen, Konflik Agensi Siklus Hidup Perusahaan. Abstract - This study aimed to know the effect of variable Agency Cost and Company Life-Cycle. The sample that has been used was an manufacture industry listed in Indonesia Stock Exchange. This research used data from balance sheet and income statement of Indonesia companies. The statistical analysis method used to test the hypothesis was multiple regression linear. The result of the test showed that variable of Agency Cost and Company Life-Cycle together influence significantly to Dividend Policy. For the parsial effect, Debt to Equity Ratio and Company Life Cycle has significant effect to Dividend Policy, but Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, and Firm Size has no significant effect to Dividend Policy. Keyword Agency Cost, Agency Conflict, Company Life- Cycle, Dividend Policy 1. PENDAHULUAN Dengan makin ketatnya persaingan yang terjadi sekarang ini maka perusahaan dituntut untuk melakukan kinerja yang baik dan tujuan yang jelas. Setiap perusahaan pada umumnya mempunyai tujuan yang sama yaitu meningkatkan nilai perusahaan yang tercermin dari harga sahamnya. Untuk mengurus perusahaan para pemegang saham kadang menyerahkannya pada manajer. Seorang manajer belum tentu bertindak sesuai dengan keinginan pemegang saham. Kadang seorang manajer mengambil keputusan dengan tujuan untuk mensejahterakan dirinya sendiri. Tujuan pribadi dari para manajer bisa berdampak bagi perusahaan, Kondisi ini yang akan memicu konflik antara pemegang saham dan manajer di dalam perusahaan yang dikenal konflik agensi. Konflik agensi terjadi karena manajer dan pemegang saham memiliki kepentingan yang berbeda. Para pemegang saham memberikan hak kepada para manajer untuk melaksanakan tugas dalam mengatur keuangan perusahaan, akibatnya Para manajer lebih mengetahui informasi keuangan dibanding para pemegang saham. Untuk mencegah para manajer bertindak dengan tujuan pribadi, maka perlu dilakukan suatu mekanisme pengawasan. Mekanisme pengawasan memerlukan biaya dalam perusahaan, biaya ini dikenal dengan biaya agensi (Jensen dan Meckling, 1976). Salah satu cara untuk menurunkan biaya agensi adalah dengan melakukan pembagian dividen. Pembagian dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan karena dengan pembagian dividen akan mengurangi aliran kas perusahaan, sehingga perusahaan yang ingin memenuhi kebutuhannya dapat mencari sumber dana yang lebih relevan (Hatta dan Magdalena, 2010). Sebaliknya dengan tidak menahan dividen, maka dana perusahaan akan semakin besar. Oleh sebab itu untuk memperkecil konflik dalam perusahaan, maka diadakan rapat umum pemegang saham. Tujuan rapat ini adalah untuk mempertimbangkan keputusan yang diambil berdasarkan pertimbangan risiko dan hasil sehingga menciptakan keseimbangan antara dividen saat ini dan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Pertumbuhan perusahaan tidak mungkin selalu bertumbuh, ada saatnya suatu perusahaaan mengalami tahapan-tahapan dimana perusahaan tersebut tidak mengalami pertumbuhan lagi bahkan pertumbuhannya menurun, tahap-tahap yang membentuk siklus inilah yang disebut siklus hidup perusahaan. Siklus hidup perusahaan terdiri menjadi empat tahap, yaitu tahap awal (start up), tahap pertumbuhan (growth), tahap dewasa (mature), dan tahap penurunan (decline). Penelitian Setyowati (2000) bahwa perusahaan akan menahan pembagian dividen pada saat tahap bertumbuh, namun perusahaan akan membagikan dividen pada tahap dewasa karena keuntungan perusahaan semakin sedikit (lailiyah. Dalam biaya agensi terdapat terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Djumahir et al (1980) mengidentifikasi bahwa Insider Ownership, Collaterizable Assets, Free Cash Flow, Debt to Equty Ratio, dan Firm sebagai faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen. Terjadi perbedaan hasil pada faktor biaya agensi, pada penelitian Pujiastuti (2008) menunjukkan bahwa Insider Ownership, Collateralizable Asset, dan Free Cash Flow dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen, berbeda dengan hasil yang ditemukan oleh Jessica dan Handoko (2002). Sedangkan untuk faktor Debt to Equity Ratio dan Firm Size menunjukkan hasil yang
2 FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) positif pada penelitian Mulyono (2009), namun menurut penelitian Suwaldiman dan Azis (2006) bahwa faktor ini memberikan pengaruh negatif terhadap kebijakan dividen. Perbedaan hasil yang dilakukan oleh peneliti sebelumnya menjadikan hal menarik untuk diteliti. Dalam penelitian ini diambil industri manufaktur karena sebagian besar perusahaan manufaktur membagikan dividen secara konsisten. Periode menjadi periode yang dipilih karena trend industri manufaktur mengalami kenaikan pertumbuhan selama periode tersebut. Sampel yang diambil untuk meneliti pertumbuhan diambil dari kemenperin tahun 2013 dengan beberapa industri cabang manufaktur. Bagi perusahaan yang tumbuh kepemilikan manajerial pada suatu perusahaan merupakan suatu faktor yang penting, karena perusahaan yang tumbuh mempunyai potensi yang besar dalam menghasilkan laba. Namun dengan laba yang semakin meningkat, konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham pada perusahaan yang tumbuh akan semakin besar, hal ini disebabkan pada perusahaan tumbuh pembatasan kegiatan yang berkaitan dengan kebijakan pendanaan yang dilakukan oleh manajer akan semakin kecil. Peran kepemilikan manajerial ini sesuai dengan penelitian yaitu adanya kepemilikan manajerial akan mensejajarkan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham (Jensen and Meckling, 1976). Fenomena yang terjadi di Indonesia adalah sebagian perusahaan khususnya yang go public mempunyai tingkat utang yang tinggi dan rendahnya kepemilikan manajerial. Hasil penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh kepemilikan manajer terhadap kebijakan dividen, sehingga ada dugaan sementara dengan rendahnya kepemilikan manaierial dan tingginya konsentrasi kepemilikan saham akan menyebabkan manajer tidak mempunyai kemampuan untuk menjalankan keputusan sendiri, seluruh kebijakan yang dilakukan diatur oleh kelompok mayoritas. Fenomena berikutnya saat apabila kondisi perusahaan dalam tahap bertumbuh, maka pihak manajemen akan cenderung lebih memilih investasi baru daripada membayar dividen yang tinggi. Dana yang seharusnya dapat dibayarkan sebagai dividen tunai kepada pemegang saham akan digunakan untuk pembelian investasi yang menguntungkan. Sebaliknya pada tahap dewasa, investasi perusahaan cenderung kecil atau tidak ada. Berdasarkan uraian diatas, peneliti mencoba untuk melakukan penelitianmengenai pengaruh biaya agensi dan siklus hidup perusahaan terhadap kebijakan dividen pada industri manufaktur di Indonesia periode Dimana biaya agensi terdiri dari variabel Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, DER, dan Firm Size. 2. TEORI PENUNJANG Dividend Payout Ratio (DPR) DPR merupakan presentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada para pemegang saham sebagai dividen kas (Riyanto, 1995). Rasio pembayaran dividen menetukan laba yang akan dibagi dan laba yang ditahan sebagai sumber pendanaan. Rasio ini menunjukan presentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham, apabila laba ditahan lebih besar jumlahnya, berarti laba yang dibayarkan pada pemegang saham kecil. Sebaliknya jika laba yang dibagikan kepada pemegang saham besar maka laba ditahan akan kecil sehingga mengurangi pendanaan intern. Hubungan antara biaya agensi dan kebijakan dividen Manajemen seringkali menggunakan dana yang seharusnya digunakan untuk membayar pemegang saham dalam bentuk dividen untuk melakukan investasi. Keputusan untuk melalukan investasi tersebut dapat menyebabkan konflik antara pemegang saham dan manajer karena terjadi perbedaan kepentingan. Konflik antara pemegang saham dan manajer ini dinamakan konflik agensi. Konflik agensi terjadi saat Para pemegang saham hanya tertarik pada hasil keuangan atau pertumbuhan investasi pada perusahaan sedangkan manajer menginginkan insentif yang sebesar-besarnya atas kinerjanya. Salah satu cara untuk mengatasi konflik agensi adalah dengan melakukan pembagian dividen. Pembagian dividen akan mempengaruhi kebijakan pendanaan karena dengan pembagian dividen akan mengurangi aliran kas perusahaan, sehingga perusahaan yang ingin memenuhi kebutuhannya dapat mencari sumber dana yang lebih relevan (Hatta dan Magdalena, 2010). Sebaliknya dengan tidak menahan dividen, maka dana perusahaan akan semakin besar dan mengakibatkan manajer cenderung untuk menginvestasikan uang perusahaan ke proyek yang tidak menguntungkan. Untuk mengontrol kinerja manajer memerlukan suatu biaya yang dinamakan biaya agensi. Biaya agensi terdiri dari lima variabel yang dapat mempengaruhi kebijakan pembagian dividen yaitu Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, Debt to Equity Ratio, dan Firm Size. Insider Ownership adalah pihak yang merangkap sebagai manajer dan pemegang saham. Semakin besar Insider Ownership maka biaya agensi akan semakin menurun karena pemilik perusahaan merangkap sebagai manajer sehingga biaya pengawasan menurun. Dengan pihak Insider Ownership yang semakin besar maka kebijakan dividen menurun, hal ini disebabkan pihak Insider Ownerhip pasti lebih menginginkan perusahaan berkembang dibandingkan membagikan dividen. Collateralizable Asset Adalah besarnya aset yang dijamin untuk kreditor. Collateralizable Asset yang tinggi akan menurunkan konflik antara pemegang saham dan manajer karena aset yang yang dijamin kepada kreditor besar. Menurunnya konflik di perusahaan maka biaya agensi juga mengecil dan dividen yang dibayar akan semakin sedikit. Free Cash Flow adalah arus kas perusahaan. Jika Free Cash Flow semakin besar maka manajer akan cenderung menginvestasikan uangnya ke proyek yang kurang menguntungkan sehingga konflik perusahaan meningkat. Meningkatnya konflik perusahaan akan memperbesar biaya agensi dan pembayaran dividen akan meningkat untuk mengurangi konflik. Debt to Equity Ratio adalah utang perusahaan. Dengan utang perusahaan akan membayar bunga periodik secara wajib, dengan begitu manajer akan bekerja lebih efisien sehingga biaya agensi akan menurun. Semakin banyak utang akan berakibat pembayaran dividen mengecil karena
3 FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) perusahaan lebih memlih untuk membayar utang dibandingkan membayar dividen. Firm Size adalah besarnya perusahaan. Semakin besar perusahaan akses untuk mendapatkan dana akan semakin mudah sehingga biaya agensi akan semakin besar. Semakin tinggi Firm Size dan biaya agensi pasti pembayaran dividen akan semakin besar. Hubungan Siklus Hidup Perusahaan dan Kebijakan Dividen Semua kehidupan, apapun itu mengikuti hukum alam yang berupa life cycle atau daur hidup. Siklus hidup perusahaan merupakan tahapan perusahaan mulai dari tahap awal (start up), tahap pertumbuhan (growth), tahap matang (mature) dan tahap penurunan (decline). Perusahaan yang berada pada tahap pertumbuhan cenderung untuk tidak membagikan dividen, karena pada tahap ini perusahaan lebih memilih untuk menahan laba dan membiayai pengembangan aktivitas perusahaan, sebaliknya perusahaan yang telah mencapai tahap matang cenderung untuk membagikan dividen. Jadi dapat dilihat bahwa tahapan daur hidup perusahaan saat mature mempunyai pengaruh yang positif signifikan terhadap kebijakan dividen, sebaliknya pada saat pertumbuhan tahapan siklus hidup perusahaan mempunyai pengaruh yang negatif terhadap kebijakan dividen. Berpengaruh positif signifikan artinya saat perusahaan matang perusahaan perusahaan semakin besar laba ditahan berarti kebijakan dividen juga akan semakin besar. Sebaliknya jika negatif signifikan artinya perusahaan akan menahan dividen seiring dengan bertambah besarnya laba (Djumahir, 1980). Kerangka berpikir Variabel Independen a. Insider Ownership Merupakan presentase saham yang dimililki oleh pihak manajemen. Dimana pihak manajemen yang dimaksud adalah direktur dan komisaris yang aktif ikut dalam pengambilan keputusan. Variabel ini dapat diukur dari jumlah presentase saham yang dimiliki atau manajemen. Indikator empirik : IO= b. Collateralizable Asset Aset tetap yang bisa dijaminkan untuk mengurangi permasalahan atas biaya keagenan yang terjadi antara pemegang saham dan pemegang onligasi yang akan memicu peningkatan pembayaran dividen. CA = c. Free Cash Flow Aliran arus kas bebas yang tersedia bagi para manajer yang cenderung digunakan sebagai dana tidak efisien. FCF = d. Debt to Equity Ratio Rasio yang bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar utang-utang yang dimilikinya dengan modal atau ekuitas yang ada. DER= Industri manufaktur Biaya Agensi Siklus Hidup Perusahaan Kebijakan Dividen e. Firm Size Firm size adalah skala besar kecilnya perusahaan yang ditentukan oleh beberapa hal antara lain adalah total penjualan, total aktiva, dan rata-rata tingkat penjualan perusahaan. variabel firm size diwakili oleh log natural dan total assets. 3. URAIAN PENELITIAN Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan industri pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Pemilihan anggota sample menggunakan kriteria-kriteria: 1. Perusahaan yang konsisten membagikan dividen selama periode dengan jumlah 2. Perusahaan yang tercatat di BEI tahun Perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur Variabel Dependen Dividend Payout Ratio Dalam penelitian ini yang menjadi variabel independen adalah Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio adalah rasio pembayaran dividen yang merupakan presentase laba yang dibagi sebagai dividen. DPR= FS= Ln total aset f. Siklus hidup perusahaan Pengukuran tahapan daur hidup perusahaan dapat dilakukan dengan mengukur proporsi laba ditahan terhadap total ekuitas SHP= Analisa Data Metode yang dipakai adalah regresi linear berganda ordinary least square (OLS) karena ingin menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel independen. Diperlukan adanya uji asumsi klasik untuk mencari hasil unbiased linear estimator dan varian minimum atau sering disebut dengan Best Linear Unbiased Estimator (BLUE). Teknik analisa data yang digunakan untuk menjawab pertanyaan dilakukan dengan
4 FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) menggunakan program statistical packcage for social sciene (SPSS) dengan tahapan sebagai berikut: 1. Menghitung Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, DER, dan Firm size dan Siklus Hidup Perusahaan. 2. Melakukan penelitian dengan analisa linear berganda. Menguji Pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap satu variabel dependen, umumnya dinyatakan dalam persamaan : DPR=a+b 1 IO+b 2 CA+b 3 FCF+b 4 DER+b 5 FS+b 6 SHP Keterangan : DPR= Dividen Payout Ratio IO= Insider ownership CA= Collateralizable Asset FCF= Free Cash Flow DER= Debt to Equity Ratio FS= Firm Size SHP= Siklus hidup perusahaan 3. Melakukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2006): 4. Mendeteksi adanya Uji koefisien determinasi 5. Uji hipotesis menggunakan uji t dan uji F 4. ANALISA DAN PEMBAHASAN Uji F Berdasarkan nilai dari hasil penelitian, hipotesis Ho ditolak karena nilai probabilitas 0 dan lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa keenam variabel secara serempak berpengaruh terhadap kebijakan dividen. Adjusted R Square Besarnya adjusted R 2 sebesar 0,384, hal ini berarti 38% variasi Dividend Payout Ratio dapat dijelaskan oleh variasi dari enam variabel independend yang telah dibahas dalam bab ini, sedangkan sisanya yaitu 62% dijelaskan oleh sebab lain di luar dari model. Uji t Dari hasil pengujian menggunakan 11 sampel perusahaan manufaktur dengan menggunakan uji statistik t, dengan 6 variabel bebas dapat diketahui bahwa hanya 2 variabel (Debt to Equity Ratio dan siklus hidup perusahaan) yang berpengaruh secara signifikan terhadap Dividend Payout Ratio dikarenakan angka probabilitas / signifikansi lebih kecil dari 0,05 sedangkan 4 variabel lainnya (Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow dan Firm Size) tidak berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio karena probabilitas lebih besar dari 0,05 pada periode Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Insider Ownership secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Hal ini dapat dilihat dari nilai Insider Ownership hanya sebesar 12,60% sehingga persentase Insider Ownership tidak signifikan memiliki pengaruh terhadap kebijakan dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Collateralizable Asset secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Collateralizable Asset perusahaan-perusahaan di industri manufaktur sebagian besar terdiri dari mesin dan peralatan. Dapat disimpulkan mesin dan peralatan di perusahaan-perusahaan manufaktur tidak dipakai sebagai penentu untuk menjaminkan aset perusahaan, ini terlihat dari nilai Collateralizable Asset sebesar 43,47% namun masih tidak berpengaruh terhadap kebijakan pembayaran dividen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Free Cash Flow secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Proporsi nilai akumulasi penyusutan untuk beberapa perusahaan cenderung lebih besar dari laba bersih sehingga nilai arus kas menjadi kecil. Nilai arus kas yang kecil mengakibatkan biaya agensi rendah sehingga tidak diperhitungkan dalam kebijakan dividen, ini bisa dilihat dari nilai arus kas sebesar 19,58%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Debt to Equity Ratio secara parsial berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Berarti besarnya utang terhadap ekuitas mempengaruhi kebijakan dividend suatu perusahaan. nilai dari Debt to Equity Ratio sebesar 0,004 dan lebih kecil dari probabilitas 5%. Dapat disimpulkan bahwa penggunaan utang di perusahaan manufaktur dapat mempengaruhi kebijakan dalam pembagian dividen, semakin tinggi utang yang dimiliki perusahaan maka semakin rendah dividen yang dibayar perusahan. Hasil penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan Pujiastuti (2008). Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel Firm Size secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Nilai dari Firm Size industri manufaktur di Indonesia sebagian besar terdiri dari aset lancar dibandingkan dengan aset tetap sehingga Firm Size tidak berpengaruh signifikan terhadap kebijakan dividen. Disimpulkan bahwa total aset yang sebagian besar terdiri dari aset lancar tidak mempengaruhi terhadap pembagian dividen, hal ini diduga karena aset lancar tidak bersifat jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel siklus hidup perusahaan secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel kebijakan dividen. Hasil ini bisa dilihat dari nilai rata-rata siklus hidup perusahaan yang besar yaitu 78,26%. Industri manufaktur adalah industri dalam tahap growth, artinya perusahaan-perusahaan akan cenderung untuk berinvestasi dibandingkan membagikan dividen. hal ini bisa dilihat dari sebagian besar perusahaan manufaktur di Indonesia, hanya terdapat sebelas perusahaan manufaktur yang membagikan dividen secara konsisten dalam lima tahun. Berarti sebagian perusahaan manufaktur dalam tahap growth cenderung untuk lebih sedikit membagikan laba tersebut kepada pemegang saham dalam bentuk dividen. 5. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan dalam pembahasan maka dapat disimpulkan: 1. Variabel Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, Debt to Equity Ratio, Firm Size, dan siklus hidup perusahaan secara serempak mempengaruhi kebijakan dividen. 2. Variabel Debt to Equity Ratio dan Siklus hidup perusahaan berpengaruh parsial terhadap kebijakan dividen perusahaan. Sedangkan variabel Insider Ownership, Collateralizable Asset, Free Cash Flow, dan Firm Size tidak berpengaruh parsial terhadap kebijakan dividen.
5 FINESTA Vol. 2, No. 2, (2014) Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Dalam penelitian selanjutnya sebaiknya dapat digunakan variabel yang lain selain dari variabel dalam penelitian ini karena biaya agensi memiliki banyak variabel. 2. Bagi penelitian selanjutnya, sebaiknya menggunakan sampel dan jenis industri yang berbeda dari yang digunakan dalam penelitian ini, juga menggunakan periode waktu yang lebih panjang karena hasil yang akan diperoleh belum tentu sama atau bisa saja berbeda. DAFTAR PUSTAKA. Djumahir (1980). Pengaruh Biaya Agensi, Daur Hidup Perusahaan Dan Regulasi Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia.. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol. 11, No. 2, September 2009: Ghozali (2006). Buku Ekonometrika, Teori Konsep dan Aplikasi Dengan SPSS Hatta dan Magdalena (2010). Faktor Penentu Kebijakan Dividen:Implikasi Afiliasi Grup Bisnis, Jurnal Solusi, volume 5, nomor 2, tahun 2010 Jensen, M.C. dan Meckling, W.H. (1976), Theory of The Firm: Managerial Behaviour, Agency Cost and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, (3): Jessica dan Handoko (2002). Pengaruh Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Go Public di Bursa Efek Jakarta, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2011, p. 44 Mulyono (2009). Pengaruh Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Size, Dan Investment Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen, Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2011, p.49 Pujiastuti, Triani "Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Pada Perusahaan Manufaktur dan Jasa yang Go Public Di Indonesia". Jurnal Keuangan dn Perbankare Vol. 12 No. 2. Mei. Hal Riyanto (1995). pembelanjaan perusahaan, Edisi keempat, Yogyakarta, Yayasan Penerbit Gajah Mada. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang, 2011, p. 19 Setyowati. E, (2000). Efek Systematic Risk (Beta), Growth, Agency Cost dan Transaction Cost Terhadap Dividend Payout Ratio (Pada Industri Barang Konsumsi yang Go- Publik di BEJ). Tesis Program Pasca Sarjana, Universitas Brawijaya Malang Suwaldiman dan Aziz (2006). Pengaruh Insider Ownership dan Risiko Pasar terhadap Kebijakan Dividen. Jurnal Sinergi, Vol 8, No 1 (2006)
akibatnya dapat menghambat tingkat pertumbuhan perusahaan (rate of growth)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan tempat yang didirikan untuk melakukan proses produksi barang atau jasa. Perusahaan yang telah berkembang secara baik, umumnya memutuskan untuk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1 Teori Kebijakan Dividen Menurut preferensi investor ada tiga teori yang mendasari kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : 1. Teori Dividen
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan Satu hal penting dalam manajemen keuangan bahwa tujuan perusahaan adalah memaksimumkan kemakmuran pemegang saham yang diterjemahkan sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606) dividen adalah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah pembayaran dari perusahaan kepada pemegang saham atas keuntungan yang diperolehnya. Menurut Ross et al. (2003:606)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kondisi perusahaan dicerminkan dari Laporan Keuangan yang telah disajikan, karena di dalam Laporan Keuangan tersebut terdapat informasiinformasi yang dibutuhkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Hubungan agensi terjadi karena adanya suatu perjanjian atau kontrak yang dilakukan oleh principal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. konflik kepentingan antara prinsipal dan agen, kontrak yang tidak lengkap, serta
12 BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1. Teori Keagenan (Agency Theory) Menurut Jensen dan Meckling (1976), dalam kerangka hubungan keagenan (agency theory), timbulnya masalah keagenan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. antara variabel-variabel melalui analisis data dalam pengujian hipotesis.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah pengujian hipotesis yang menjelaskan sifat dari hubungan antar variabel, yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausalitas
Lebih terperinciFINESTA Vol. 3, No. 2, (2015)
FINESTA Vol. 3, No. 2, (2015) 18-22 18 Pengaruh Agency Cost Terhadap Kebijakan Dividen Perusahaan Keuangan dan Non-Keuangan Periode 2010-2013 Irene Lie Mei Fong dan Dewi Astuti, Program Manajemen Keuangan,
Lebih terperinci[JURNAL ECOBISMA] Vol. 2 No. 1 Jan 2015
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI Raja Saul Marto Hendry Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Labuhanbatu ABSTRACT Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBABl PENDAHULUAN. Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan tentang pembagian
BABl PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakaug Kebijakan dividen merupakan keputusan perusahaan tentang pembagian laba bersih kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah salah satu alternatif yang dapat dimanfaatkan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan dananya. Dana yang diperoleh dari masyarakat (investor)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.1.1. Pengertian Kebijakan Dividen Dividen adalah laba dari perusahaan yang dibagikan kepada para pemegang saham. Kebijakan dividen adalah bagian yang tidak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian dalam menentukan kebijakan hutang telah banyak dilakukan oleh beberapa peneliti, diantaranya sebagai berikut: 1. Novi Anggraini (2015)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan dengan pasti memiliki harapan dan tujuan untuk memperoleh keuntungan yang berlipat ganda. keuntungan yang dihasilkan perusahaan selanjutkan
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik simpulan sebagai berikut: 1. Arus kas operasional tidak berpengaruh terhadap leverage artinya arus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. timbul bila terjadi kesulitan keuangan pada industri manufaktur, maka perlu. kemungkinan kebangkrutan dapat dideteksi lebih awal.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semua perusahaan manufaktur di Indonesia dalam era globalisasi selayaknya berusaha unuk memproksi barang berkualitas tinggi dengan biaya rendah dalam rangka meningkatkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi yang dilakukan oleh investor kepada perusahaan bertujuan agar investor mendapatkan profit maksimal yang dapat meningkatkan kesejahteraannya
Lebih terperinciBAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan. Hal ini menunjukkan bahwa
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Dividen Dividen merupakan aliran tunai bersih bebas yang didistribusikan perusahaan kepada pemilik saham. Dividen tunai yang diharapkan merupakan variabel
Lebih terperinciINSIDER OWNERSHIP, FREE CASH FLOW DAN DIVIDEND POLICY PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEJ
20 INSIDER OWNERSHIP, FREE CASH FLOW DAN DIVIDEND POLICY PERUSAHAAN MANUFAKTUR TERDAFTAR DI BEJ Yuniningsih* * Staf Pengajar FE Jurusan Manajemen UPN Veteran Jatim ABSTRACT Dividend policy is related to
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan,dapat melakukan menahan uang sebagai laba. yang tepat dan memaksimalisasi keuntungan untuk perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu sumber dana yang diperoleh suatu perusahaan merupakan hasil dari operasional yang berwujud keuntungan. Suatu perusahaan yang sudah mendapatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi UKDW
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu hal yang penting pada sebagian besar perusahaan besar yakni potensi terjadinya konflik keagenan. Penyebab terjadinya konflik keagenan dikarenakan manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio merupakan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada para pemegang saham secara tunai dan menentukan jumlah
Lebih terperinciKeywords : Current Ratio, Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Dividend Payout Ratio (DPR). vii Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT The Influence of Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets To Dividend Policy: An Empirical Study on Listed Companies in Indonesia Stock Exchange Period 2010-2013 This study tries
Lebih terperinciKeyword : Insider Ownership, debt policy, dividen policy, opportunistic behaviour, Fixed Asset, Risk, Size, Growth, Profit.
3 ANALISIS PERSAMAAN SIMULTAN INSIDER OWNERSHIP, KEBIJAKAN HUTANG DAN DIVIDEN DALAM PERILAKU OPORTUNISTIK MANAGERIAL (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang listed di BEI pada tahun Penelitian ini akan menganalisis
49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian Objek dan populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang listed di BEI pada tahun 2011-2014. Penelitian ini
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia)
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIJAKAN HUTANG (Studi pada Perusahaan Manufakur Bursa Efek Indonesia) Oleh: Sri Retno Handayani 1), Intan Shaferi 2) 1), 2) Dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melimpahkan kepada pihak lain yaitu manajer sehingga menyebabkan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajemen keuangan bertujuan untuk memaksimumkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui keputusan dan kebijakan yang tercermin dalam harga saham dipasar
Lebih terperinciPENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN
PENGARUH FREE CASH FLOW, PROFITABILITAS, LIKUIDITAS, KEBIJAKAN UTANG, DAN COLLATERALIZABLE ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DEVIDEN (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin tinggi harga saham perusahaan maka nilai perusahaan tersebut juga akan semakin tinggi. Nilai perusahaan yang tinggi menjadi indikator dari meningkatnya kemakmuran
Lebih terperinciAldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1
Aldea,et al, Pengaruh Biaya Agensi, Risiko Sistematik, dan Peluang Investasi terhadap... 1 PENGARUH BIAYA AGENSI, RISIKO SISTIMATIK DAN PELUANG INVESTASI TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
51 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan
Lebih terperinciPENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING
PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN, STRUKTUR KEPEMILIKAN, DAN KEBIJAKAN HUTANG TERHADAP NILAI PERUSAHAAN DALAM PERSPEKTIF TEORI AGENSI DAN TEORI SIGNALING AMANDA WONGSO E-mail: amanda_wongso@yahoo.com ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pihak yang menjalankan dan mengendalikan jalannya perusahaan.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di dalam era ekonomi modern sekarang ini, khususnya pada perusahaan Go Public, terdapat pemisahan antara pihak manajemen dan pemilik. Manajemen adalah pihak
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Pasar Modal Pasar modal menurut Husnan (2003:3) dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang
Lebih terperinciAnalisa Pengaruh Leverage dan Harga Saham Terhadap Earning Management Industri Otomotif Di Indonesia
FINESTA Vol.1, No.2, (2013) 13-17 13 Analisa Pengaruh Leverage dan Harga Saham Terhadap Earning Management Industri Otomotif Di Indonesia Natalina Rumengan Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. para pemegang saham dalam bentuk dividen. Laba ditahan (retained earning)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tujuan dari perusahaan dalam beroperasi adalah untuk mendapatkan laba. Bagi perusahaan yang berbentuk korporasi, laba yang diperoleh perusahaan akan dialokasikan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sudah sangat banyak orang yang tertarik ataupun ingin mencoba untuk menginvestasikan dana mereka ke pasar modal. Investasi merupakan suatu kegiatan penanaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun selalu mengalami perkembangan yang pasang surut, hal tersebut diikuti oleh adanya persaingan yang ketat antar perusahaan
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES
ANALISIS PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, TINGKAT PERTUMBUHAN, DAN RISIKO BISNIS TERHADAP STRUKTUR MODAL PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGES YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ( Studi Kasus Pada Tahun 2007 2015
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Signal merupakan suatu hal yang dilakukan manajemen perusahaan bertujuan
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Pensinyalan (Signalling Theory) Signal merupakan suatu hal yang dilakukan manajemen perusahaan bertujuan untuk memberikan
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
PENGARUH STRUKTUR MODAL, PROFITABILITAS, UKURAN PERUSAHAAN DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mendefinisikan hubungan agensi sebagai : sebuah kontrak satu orang atau
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Teori Keagenan (Agency Theory) Teori agensi merupakan salah satu dari teori yang penting dalam kebijakan dividen. Menurut Jensen dan Meckling (dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Hutang Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihakpihak lain yang belum terpenuhi, dimana hutang ini merupakan sumber dana
Lebih terperinciA. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manajemen keuangan merupakan salah satu bidang manajemen fungsional dalam suatu perusahaan, yang mempelajari tentang penggunaan dana, memperoleh dana dan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1) Bird In The Hand Theory Teori bird in the hand adalah salah satu teori dalam kebijakan dividen, teori ini dikembangkan oleh Myron Gordon (1956) dan John Lintner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini semakin banyaknya perusahaan-perusahaan besar yang bermunculan, maka semakin ketat persaingan antar perusahaan. Untuk itu setiap perusahaan mencoba untuk
Lebih terperinciANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DIVIDEND PER SHARE PADA INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA Isfenti Sadalia dan Khalijah Staf Pengajar FE USU Abstract: The purpose of this research is to
Lebih terperinciPENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN
1 PENGARUH KINERJA KEUANGAN TERHADAP DIVIDEN PAYOUT RATIO PADA PERUSAHAAN TRANSPORTASI DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE TAHUN 2011-2013 Budi Hermawan. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, \ Universitas
Lebih terperinciAnalisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership, Investment Opportunity Set, Return On Assets Terhadap Kebijakan Dividen
Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Thesis of Accounting http://repository.ekuitas.ac.id Banking Accounting 2015-12-14 Analisis Pengaruh Cash Ratio, Debt To Equity Ratio, Insider Ownership,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan yang terdaftar ke dalam Jakarta Islamic Indeks (JII) yang listing di Bursa Efek Indonesia. Periode waktu
Lebih terperinciNASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : RICKY EKO PRAKOSO NIM. B
PENGARUH DIVIDEND YIELD, DPR, EPS, ROE DAN SIZE TERHADAP HARGA SAHAM (Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2014) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Sebagai Salah Satu
Lebih terperinciPUBLIKASI ILMIAH. Disusun Oleh: NOVIA CANDRA UTAMI B PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
ANALISIS PENGARUH RETURN ON ASSETS (ROA), RETURN ON EQUITY (ROE), DAN DEBT TO EQUITY RATIO (DER) TERHADAP DIVIDEND PAYOUT RATIO (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Lebih terperinciPENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
ISSN : 2302 8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.3 (2014) : 709-716 PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL, LEVERAGE, DAN UKURAN PERUSAHAAN PADA KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN MANUFAKTUR Ni Putu Yunita
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 2.1.1 Pengertian merupakan hak pemegang saham biasa (common stock) untuk mendapatkan bagian dari keuntungan perusahaan. Jika perusahaan memutuskan untuk membagi keuntungan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Kebijakan Utang Keputusan pendanaan berkaitan dengan pemilihan sumber dana baik yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan sangat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan bidang keuangan yang dijalankan perusahaan harus selaras dan serasi dengan tujuan maksimalisasi keuntungan yang merupakan tujuan utama dari perusahaan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : Rizka Putri Indahningrum dan Ratih Handayani, (2009)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu yang mendasari tentang analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan hutang perusahaan, antara Lain : 2.1.1 Rizka Putri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengharapkan return investasi dalam bentuk dividen dan atau capital gains.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Investasi merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang. Investor dapat mengharapkan return investasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kondisi ekonomi dan politik dalam suatu negara. Informasi yang diperoleh dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas investasi merupakan aktivitas yang dihadapkan pada berbagai macam risiko dan ketidakpastian yang sering kali sulit diprediksikan oleh para investor.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama dari perusahaan adalah memaksimalkan kesejahteraan pemilik (shareholder) melalui kebijakan investasi, pendanaan dan dividen yang tercermin dalam harga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya konflik kepentingan antara shareholder dan manajer, karena
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah agensi telah menarik perhatian yang sangat besar dari para peneliti di bidang akuntansi keuangan (Fuad, 2005). Masalah agensi timbul karena adanya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan usaha yang semakin keras menuntut perusahaan untuk semakin meningkatkan nilai perusahaannya. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat penting bagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan perusahaan dari sudut pandang manajemen keuangan adalah untuk memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau stockholder. Kartika Nuringsih (2005) menyatakan manajemen
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menguji pengaruh yang ditimbulkan oleh set peluang investasi, pertumbuhan perusahaan, struktur aset, laba ditahan, dan kepemilikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Profitabilitas Kinerja keuangan diukur dengan profitabilitas, menurut Warsono (2003) Profitabilitas merupakan hasil bersih dari sejumlah kebijakan dan keputusan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1. Pengertian Dividen Adapun Pengertian dividen menurut Zaki Baridwan (2004:434) menyatakan bahwa : Dividen adalah pembagian laba perusahaan kepada para
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hubungan manajer dengan pemegang saham di dalam teori keagenan (agency theory) merupakan suatu hubungan antara agent dengan principal. Dimana pemilik perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. antara manajer ( agent) sebagai pengelola dengan pemegang saham ( principal)
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Peningkatan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan nilai perusahaan sebagai tujuan utama perusahaan kadang tidak sejalan dengan tujuan pihak manajemen perusahaan,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment opportunity
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai acuan penelitian ini, yaitu : 1. Kadek dan Luh (2016) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh invesment
Lebih terperinciNurlaila
PENGARUH KEPEMILIKAN MANAJERIAL DAN BIAYA KEAGENAN TERHADAP KEBIJAKAN HUTANG (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia) Nurlaila Email: nurlailae71@gmail.com Dwi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN SARAN. BUMN di Indonesia yang terdaftar di BEI periode diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
77 BAB V SIMPULAN DAN SARAN 1.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data tentang pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen secara parsial maupun secara simultan terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendanaan merupakan salah satu komponen penting dalam keberlangsungan hidup suatu perusahaan di era globalisasi sekarang ini. Keputusan pendanaan akan berkaitan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah suatu bidang usaha perdagangan surat-surat berharga seperti saham, sertifikat saham, dan obligasi. 1 Bursa Efek Indonesia memiliki peran
Lebih terperinciSKRIPSI OLEH MARTINA ROSA DEMAK
SKRIPSI PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE DAN RETURN ON ASSETS TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA OLEH MARTINA ROSA DEMAK 130521034 PROGRAM
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah:
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka kesimpulan dari penelitian ini adalah: 1. Rasio free cash flow to total
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor aneka industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari beberapa sub sektor yaitu, sub sektor otomotif dan komponen, sub sektor tekstil dan garmen,
Lebih terperinciPENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE, RETURN ON ASSETS, DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN GROWTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI
PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN, LEVERAGE, RETURN ON ASSETS, DAN SIZE TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN GROWTH SEBAGAI VARIABEL MODERASI Ida Putri Damayanti Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi Surakarta
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Teori Akuntansi Positif (Positive Accounting Theory) Teori akuntansi positif adalah teori yang memprediksi tindakan pemilihan kebijakan akuntansi oleh manajer
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi
Lebih terperinciANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI. (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
ANALISIS PENGARUH PROFITABILITAS, LEVERAGE, DAN HARGA SAHAM TERHADAP JUMLAH DIVIDEN TUNAI (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi
Lebih terperinciyang diangkat oleh pemegang saham bertindak atas kepentingan pemegang saham.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama perusahaan adalah untuk menaikkan nilai perusahaan dengan cara memaksimalkan kemakmuran pemegang saham. Karena itu diharapkan manajer yang diangkat oleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Likuiditas, Leverage, Pertumbuhan, Jaminan Dan Profitabilitas Terhadap Kebijakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kebijakan dividen dalam perusahaan merupakan salah satu hal yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Dalam kebijakan dividen ditentukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. implikasi pada persaingan antarperusahaan. Untuk itu, sebagai pelaku dari
BAB I PENDAHULUAN Dalam perkembangannya sebuah perusahaan harus dapat bersaing dengan perusahaan lain agar tidak tersingkir dari persaingan. Perkembangan industri yang semakin pesat tentunya akan membawa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Keuntungan merupakan sumber dana yang utama bagi pertumbuhan perusahaan. Makin besarnya bagian kebutuhan dana yang dipenuhi dengan dana yang berasal dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tahun 2015 karena akan diberlakukannya AFTA (Asean Free Trade Area). AFTA
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ekspor adalah kegiatan dimana sebuah negara menjual produknya ke negara lain. Ekspor Indonesia pada Desember 2013 mengalami kenaikan sebesar 10.33% dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciJudul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor
Judul : Pengaruh Investment Opportunity Set, Leverage, Free Cash Flow, dan Collateral Assets pada Dividend Policy pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Nama : Ida Ayu Anggi Pramitadewi NIM :
Lebih terperinciDeterminan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun dalam Perpektif Agency Theory
Determinan Kebijakan Dividen Perusahaan Manufaktur yang Tercatat Pada Bursa Efek Indonesia Tahun 2002-2010 dalam Perpektif Agency Theory TESIS Oleh: ISHAK JEFFRY SETIAWAN, ST (8122410018) PROGRAM STUDI
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. data populasi perusahaan food and beverages yang terdaftar di Bursa Efek
BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan manajerial, struktur modal, pertumbuhan dan ukuran perusahaan terhadap nilai perusahaan. Penelitian ini merupakan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak. diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui kemakmuran pemilik atau pemegang saham. Namun pihak manajemen atau manajer perusahaan sering
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Utang Pada Perusahaan Manufaktur Periode 2009-2011 Affectings Factors On Debt Policy In Manufacturing Company In The Period 2009-2011 Feliks Leonard, Nurhayati,
Lebih terperinciPENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN RISIKO PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN PERUSAHAAN DAN RISIKO PERUSAHAAN TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Christina Heti Tri Rahmawati ABSTRACT To know partially effect
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola. Minow, 2001). Isu mengenai CG ini mulai mengemuka, khususnya di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Corporate Governance (CG) banyak menjadi bahasan utama berbagai perusahaan, karena Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebijakan dividen perusahaan memiliki peranan yang penting dalam menentukan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebijakan dividen merupakan salah satu kebijakan dalam perusahaan yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan secara seksama. Hal tersebut dikarenakan kebijakan
Lebih terperinci