II. TINJAUAN PUSTAKA. Pandanus. Tanaman pandan ini berasal dari Australia Timur dan Kepulauan
|
|
- Widyawati Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Buah Pandan Secara taksonomi Pandanus tectorius atau pandan aut termasuk keas Liiopsida (monokoti), ordo Pandanaes, famii Pandanaceae, dan genus Pandanus. Tanaman pandan ini berasa dari Austraia Timur dan Kepuauan Pasifik. Pohon Pandan (Pandanus tectorius) merupakan saah satu jenis tanaman perdu, yang dapat tumbuh pada berbagai agroekosistem dan daerah penyebaran yang sangat uas (Mogea, 1982 daam Haris dan Sunarya, 2004). Keunikan bunga pada jenis pandan ini bisa dibedakan jenis jantan dan betinanya. Bunga jantan bentuknya keci, wangi dan hanya hidup satu hari sedangkan bunga betinanya menyerupai nanas. Buah pandan aut berbentuk agak buat dan memiiki kuit berserat uar seperti duri. Buah ini dapat bertahan seama berbuan-buan (Ken, 2010). Buah pandan tersusun daam karangan berbentuk buat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, muai dari 50 cm hingga 5 m, bahkan di Papua banyak pandan hingga ketinggian 15 m. Daun pandan seau hijau (hijau abadi, evergreen), sehingga beberapa di antaranya dijadikan tanaman hias ada 600 jenis pandan di seuruh dunia, di antaranya pandan wangi, pandan aut dan pandan berduri. Tiap pohon pandan mempunyai rata-rata daun sebanyak 300 embar dan buah 8 12 per tahun (Engbeger et a., 2005). Buah pandan (Pandanus tectorius) dari sembian tempat di Kiribati mengandung karotenoid yang sangat bervariasi antara 62-19,086 µg β- carotene/100g. Secara umum semakin tinggi kandungan karoten semakin pekat 5
2 6 warna buah pandan (Engbeger et a., 2005). Buah pandan yang sudah matang bersifat engket dengan rasa manis asam, berwarna kuning pucat sampai oranye bahkan sampai merah. Di Papua Nugini dan Soomon buah pandan dikonsumsi daam bentuk segar atau yang sudah dioah (Thomson et a, 2006). Buah pandan disajikan pada Gambar 1. Gambar 1. Buah pandan (Thomson et a., 2006). Pandan aut merupakan saah satu sumber daya yang dipergunakan secara uas untuk produksi tenun, makanan, dan obat-obatan. Sebagai tanaman obat, pandan aut dipergunakan untuk mengobati penyakit keenjar. Bagian akar dapat dibuat jus untuk mengobati peradangan kuit. Bunga jantan pada tanaman ini dapat dicampur dengan akarnya, dan digunakan untuk obat pencahar/pencuci perut. Penduduk Fiji membuat teh dari daun pandan aut antara ain sebagai obat diare. Kegunaan tanaman pandan adaah sebagai bahan baku produk-produk makanan dan serat teksti (Stone, 1999 daam Haris dan Sunarya, 2004.) Di Indonesia tanaman pandan umumnya digunakan sebagai bahan baku industri anyaman yang sangat prospektif sebagai komoditas ekspor (Rahayu, 2004).
3 7 2.2 Karotenoid Karotenoid adaah suatu keompok pigmen yang berwarna kuning, orange, atau merah orange, yang ditemukan pada tumbuhan, kuit, cangkang / kerangka uar (eksoskeeton) hewan air serta hasi aut ainnya seperti mousca (cam, oyster, scaop), crustacea (obster, kepiting, udang) dan ikan (samon, trout, sea beam, kakap merah dan tuna). Karotenoid juga banyak ditemukan pada keompok bakteri, jamur, ganggang dan tanaman hijau. Pigmen karotenoid mempunyai struktur aifatik atau aisikik yang pada umumnya disusun oeh deapan unit isoprena, dengan kedua gugus meti yang dekat pada moeku pusat teretak pada posisi C1 dan C6, sedangkan gugus meti ainnya teretak pada posisi C1 dan C5 serta diantaranya terdapat ikatan ganda terkonjugasi. Struktur kimia β-karoten disajikan pada Gambar 2. Gambar 2. Struktur kimia β-karoten (Ebe and Schwartz, 1996). Semua senyawa karotenoid mengandung sekurang-kurangnya empat gugus meti dan seau terdapat ikatan ganda terkonjugasi diantara gugus meti tersebut. Adanya ikatan ganda terkonjugasi daam ikatan karotenoid menandakan adanya gugus kromofora yang menyebabkan terbentuknya warna pada karotenoid. Semakin banyak ikatan ganda terkonjugasi, maka makin pekat warna pada karotenoid tersebut yang mengarah ke warna merah (Heriyanto et a., 2010)
4 Sifat-sifat Karotenoid Karotenoid tahan terhadap basa dan mudah teroksidasi karena mempunyai banyak ikatan rangkap terkonyugasi. Beberapa reaksi oksidasi mengakibatkan kehiangan warna pada makanan. Aktivitas enzim terutama ipoksigenase mempercepat degradasi pigmen karotenoid. Karotenoid agak stabi terhadap panas, mudah mengaami isomerisasi oeh panas, asam, dan sinar (Ebe and Schwartz, 1996) Manfaat Karotenoid Karotenoid banyak dikonsumsi orang dari makanan aami seperti buah dan sayur-sayuran karena ebih sehat serta memiiki angka kematian yang rendah dari beberapa penyakit kronis. Pada manusia karotenoid seperti β-carotene sangat berperan sebagai prekusor dari vitamin A, suatu pigmen yang sangat penting untuk proses pengihatan, karotenoid juga berperan sebagai anti oksidan daam tubuh (Ravi et a., 2010). Karatenoid merupakan scavenger yang efisien untuk radika bebas serta dapat secara signifikan mengurangi resiko dari penyakit kanker (Henrikson, 2009). Seain itu karotenoid juga banyak digunakan sebagai bahan tambahan pada makanan yaitu sebagai pewarna makanan (Mortensen, 2006), seperti ekstrak dari kuit citrus digunakan sebagai pewarna pada orange jus sejak meningkatnya harga pewarna jus. Safron banyak dimanfaatkan sebagai bumbu masakan karena rasanya dan warna yang di inginkan. Anato berperan seain sebagai pewarna makanan juga dimanfaatkan sebagai pewarna pada industri textie dan kosmetik, Astaxathin merupakan suatu pewarna pada trout dan samon (Henrikson, 2009). Preparasi
5 9 dari tomat teah digunakan secara uas untuk menyediakan pewarna pada bahanbahan makanan (Watson, 2008). Pada organisme fotosintesis, khususnya tanaman, karotenoid memegang peranan yang sangat penting daam reaksi utama fotosintesis karena berpartisipasi daam proses transfer energi, atau meindungi reaksi utama dari auto-oxidation (Cogde et a., 2000). Pada organisme non-fotosintesis, khususnya manusia karotenoid berhubungan dengan mekanisme pencegahan oksidasi. Produk dari degradasi karatenoida seperti ionones, damascones, dan damascenones juga sangat penting daam zat pewangi kimia sehingga sangat sering digunakan daam industri parfum dan wewangian. Beta-damascenones dan beta-ionone meskipun daam konsentrasi yang rendah pada distiasi bunga mawar, merupakan senyawa kunci yang memberikan kontribusi wangi (Xiaofen Du, 2009). Secara nyata bau harum bunga yang mucu pada teh hitam, tembakau tua, anggur, dan banyak buah berhubungan dengan senyawa aromatis hasi dari perusakan karotenoid Ekstraksi Karotenoid Ekstraksi merupakan pemisahan senyawa tertentu dari campuran menggunakan pearut. Ekstraksi pearut menghasikan senyawa tidak murni, karena seteah proses tersebut senyawa yang diinginkan masih tercampur dengan pearut, beberapa jenis iin, abumin dan zat warna, sehingga diperukan proses pemisahan dan pemurnian senyawa misanya rektifikasi. Ekstraksi secara umum dapat digoongkan menjadi dua yaitu ekstraksi cair-cair dan ekstraksi padat-cair. Pada ekstraksi cair-cair, senyawa yang dipisahkan terdapat daam campuran yang berupa cairan, sedangkan ekstraksi padat-cair adaah suatu metode pemisahan senyawa dari campurannya yang
6 10 berupa padatan. Semakin banyak penguangan daam ekstraksi, maka semakin besar jumah senyawa yang terekstrak dari campurannya atau efektivitas ekstraksi semakin tinggi, mengikuti persamaan berikut (Voge, 1978): D x V Xn = Xo ( ) n D x V x v Keterangan: Xn = berat zat terarut yang diperoeh (g) Xo D V v = berat zat terarut yang diekstrak (g) = perbandingan distribusi kedua fase = voume arutan (ml) = voume pearut (ml) Cara ekstraksi senyawa padat-cair dengan prosedur kasik adaah menggunakan ekstraksi kontinyu dengan aat ekstraktor Soxhet menggunakan pearut yang berbeda-beda, misanya eter, petroeum eter dan koroform. Cara kerja dengan ekstraksi pearut menguap cukup sederhana yaitu bahan dimasukkan ke daam kete ekstraktor. Pearut akan berpenetrasi ke daam bahan dan mearutkan minyak beserta beberapa jenis iin, abumin, dan zat warna (Guenther, 1987). Ekstrak yang diperoeh disaring dengan penyaringan vakum, au dipekatkan dengan rotary evaporator vakum yang akan memekatkan arutan tanpa terjadi percikan pada temperatur antara 30 o C sampai 40 o C. Saat ini, monoterpen dan seskuiterpen diisoasi dari jaringan tanaman dengan ekstraksi memakai eter, eter minyak bumi atau aseton (Harborne, 1987). Cara ain yang dapat diakukan adaah maserasi, yaitu menggunakan emak panas, dengan temperatur mencapai 80 o C dan jaringan tanaman yang dimaserasi diceupkan ke daamnya. Penggunaan emak panas dapat digantikan
7 11 dengan pearut organik yang voati. Penekanan utama metode ini adaah tersedianya waktu kontak yang cukup antara pearut dengan jaringan yang diekstrasi (Guenther, 1987). Beberapa peneitian yang teah diakukan yang menggunakan campuran beberapa pearut daam mengekstraksi karotenoid dari daam bahan saah satunya yaitu ekstraksi karoten dari buah paem (Licuaa grandis) hasi peneian terebut menunujukkan bahwa perakuan terbaik dihasikan pada perbandingan pearut (heksan : aseton) = 50 : 50 yang menghasikan ph pearut 6,8 yang diikuti dengan niai dieektrikum 11,295, kadar karotenoid sebesar 42,0272 mg/100 m, rendemen sebesar 18,86%, tingkat kemerahan 298,2395, tingkat kekuningan 64,18687 (Heryanto, 2010). Ekstraksi karoten pada buah merah menunjukkan hasi akurat dengan menggunakan campuran pearut aseton dan koroform (3:7) (Sundari, 2008). Ekstraksi karotenoid dari ubi jaar jingga pada ubi segar dan ubi yang dikurangi kadar airnya, menggunakan campuran pearut etano dan aseton pada beberapa perbandingan (5:5; 7:3; dan 9:1) diakukan oeh (Ginting, 2013). Hasi peneitian tersebut menunjukkan bahwa ekstraksi dengan pearut etanoaseton (5:5) pada ubi yang dikurangi kadar airnya menghasikan ekstrak pewarna dengan kadar beta-karoten tertinggi dibandingkan perakuan yang ain Pearut Pearut adaah benda cair atau gas yang mearutkan benda padat, cair atau gas, yang menghasikan sebuah arutan. Pearut yang paing umum digunakan daam kehidupan sehari-hari adaah air. Disamping itu juga dapat menggunakan bahan kimia organik (mengandung karbon) yang juga disebut pearut organik. Pearut organik biasanya memiiki titik didih rendah, ebih mudah menguap dan
8 12 mempunyai poaritas yang berbeda. Untuk membedakan antara pearut dengan zat yang diarutkan, pearut biasanya terdapat daam jumah ebih besar (Wanto dan Romi, 1977). Poaritas pearut dapat diketahui dari niai konstanta dieektrikum. Konstanta dieektrikum pearut dapat diihat pada Tabe 1. Tabe 1. Konstanta dieektrikum pearut Bahan Pearut n-heksana petroeum ether n-oktan sikoheksan benzene touene asam propanoat dietiether choroform butiasetat etiasetat asam asetat metiasetat tetrahidrofuran metienkhorida t-butano piridin 2-butano n-butano 2-propano 1-propano aseton ethano methano asam formiat air Konstanta Dieektrikum 1,89 1,90 1,95 2,02 2,28 2,38 3,30 3,34 4,81 5,01 6,02 6,15 6,68 7,58 9,08 10,09 12,30 15,80 17,80 18,30 20,10 20,70 24,30 33,60 58,50 80,40 Keterangan: t= tidak arut = sedikit arut Sumber: (Sudarmadji et a., 1997) Tingkat Kearutan daam Air t t t t t = arut Etano Etano disebut juga eti akoho adaah sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak berwarna, dan merupakan akoho yang paing
9 13 sering digunakan daam kehidupan sehari-hari. Senyawa ini merupakan obat psikoaktif dan dapat ditemukan pada minuman berakoho dan termometer modern. Etano termasuk ke daam akoho rantai tungga, dengan rumus kimia C 2 H 5 OH dan rumus empiris C 2 H 6 O. Etano merupakan isomer konstitusiona dari dimeti eter. Etano sering disingkat menjadi EtOH, dengan "Et" merupakan singkatan dari gugus eti (C 2 H 5 ). Etano banyak digunakan sebagai pearut berbagai bahan-bahan kimia yang ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adaah pada parfum, perasa, pewarna makanan, dan obatobatan. Daam kimia, etano adaah pearut yang penting sekaigus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia ainnya (Sudarwanto et a., 2004) Koroform Koroform adaah nama umum untuk trikorometana (CHC 3 ). Koroform merupakan senyawa karbon yang berwujud cair dan mudah menguap pada suhu kamar. Koroform dikena karena sering digunakan sebagai bahan pembius, akan tetapi penggunaanya sudah diarang karena teah terbukti dapat merusak iver dan ginja. Koroform kebanyakan digunakan sebagai pearut nonpoar di aboratorium.wujudnya pada suhu ruang berupa cairan bening, mudah menguap, dan berbau khas. Koroform dapat disintesis dengan cara mencampur antara eti akoho atau etano dengan kasium hipokorit. Kasium hipokorit merupakan donor unsur kor. Seain kasium hipokorit, penyumbang unsur kor yang dapat dipakai adaah pemutih pakaian. Pemutih pakaian memiiki senyawa aktif yaitu asam
10 14 hipokorit. Eti akoho dipanaskan dan dicampurkan dengan kasium hipokorit (Sunarya, 2012) Aseton Aseton, yang dikena juga sebagai propanon, dimeti keton, 2-propanon, propan-2-on, dimetiformadehida, dan β-ketopropana, adaah senyawa berbentuk cairan yang tidak berwarna dan mudah terbakar. Karakteristik aseton adaah sebagai berikut: rumus moeku CH 3 COCH 3, berat moeku 50,1 kg/mo, meting point - 94,6 o C, dan spesifik gravity 0,7863 ( 25 o C). Aseton merupakan keton yang paing sederhana, digunakan sebagai pearut poar daam kebanyakan reaksi organik. Aseton digunakan untuk membuat pastik, serat, obat-obatan, dan senyawa-senyawa kimia ainnya. Pada peneitian Sari (2015) penggunaan pearut aseton dapat menghasikan ekstrak buah pandan dengan kadar karotenoid yang tinggi yaitu (0,12%) yang tidak berbeda nyata dengan pearut korofom (0,12%) dan eti asetat (0,17%).
TINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pandan Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk bulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pandan Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika. Golongan tumbuhan
Lebih terperinciBab II. Tinjauan Pustaka
Bab II. Tinjauan Pustaka A. Spektrofotometri UV-Vis Spektrofotometri UV-Vis adalah anggota teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) ultraviolet dekat (190-380 nm)
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciPERHITUNGAN CADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FACKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF
PERHITUNGAN ADANGAN PADA ASURANSI JIWA BERJANGKA MENGGUNAKAN METODE FAKLER DENGAN PRINSIP PROSPEKTIF Riaman, Kankan Parmikanti 2, Iin Irianingsih 3, Sudradjat Supian 4 Departemen Matematika, Fakutas MIPA,
Lebih terperinciSenyawa Alkohol dan Senyawa Eter. Sulistyani, M.Si
Senyawa Alkohol dan Senyawa Eter Sulistyani, M.Si sulistyani@uny.ac.id Konsep Dasar Senyawa Organik Senyawa organik adalah senyawa yang sumber utamanya berasal dari tumbuhan, hewan, atau sisa-sisa organisme
Lebih terperinciBAB 1 GUGUS FUNGSI. A. GUGUS FUNGSI Gugus fungsi adalah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. Nama Senyawa Karbon
BAB 1 GUGUS FUNGSI A. GUGUS FUNGSI Gugus fungsi adaah suatu gugus atom atau atom yang menentukan sifat suatu senyawa karbon. No 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Rumus Gugus Fungsi - -O- -CHO -CO-
Lebih terperinciPENDAHULUAN. secara kimia (warna sintetis) dan warna yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang biasa.
PENDAHULUAN Pada proses fotosintesis tumbuhan memerlukan cahaya matahari,untuk menangkap cahaya tumbuhan menggunakan pigmen yang disebut klorofil. Pigmen inilah yang memberi warna hijau pada tumbuhan.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciP E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang. Karotenoid merupakan suatu kelompok pigmen organik berwarna kuning oranye, atau merah oranye yang terjadi secara alamiah dalam tumbuhan yang berfotosintesis,
Lebih terperinciCompany LOGO ZAT WARNA /PIGMEN
Company LOGO ZAT WARNA /PIGMEN Banyak sekali faktor yang menentukan kualitas produk akhir. Kualitas bahan pangan juga ditentukan oleh faktor sensoris (warna, kenampakan, citarasa, dan tekstur) dan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Preparasi Sampel Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah pandan wangi (Pandanus amaryllifolius Roxb.) 500 gram yang diperoleh dari padukuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Minyak dan Lemak Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang artinya lemak). Lipida larut dalam pelarut nonpolar dan tidak larut dalam air.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOMAT (Lycopersicum esculentum) Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu sayuran yang paling banyak dikonsumsi, dan telah menjadi tanaman sayuran yang paling penting
Lebih terperinciMadu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan
Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan
Lebih terperinciIDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)
IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN EVALUASI TOKSISITAS EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat) Abstrak Kulit buah langsat diekstraksi menggunakan metode maserasi dengan pelarut yang berbeda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman dan makanan merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia. Seiring dengan berkembangnya zaman, masyarakat semakin menyadari akan pentingnya mengkonsumsi makanan
Lebih terperinciANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE
Buetin Imiah Math. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 05, No. (206), ha 53-60. ANALISIS DANA TABARRU ASURANSI JIWA SYARIAH MENGGUNAKAN PERHITUNGAN COST OF INSURANCE Amanah Fitria, Neva Satyahadewi,
Lebih terperinciPENENTUAN CADANGAN PREMI MENGGUNAKAN METODE FACKLER PADA ASURANSI JIWA DWI GUNA
Buetin Imiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Voume 02, No. 2 (203), ha 5 20. PENENTUAN CAANGAN PREMI MENGGUNAKAN METOE FACKLER PAA ASURANSI JIWA WI GUNA Indri Mashitah, Neva Satyahadewi, Muhasah Novitasari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan yang kaya akan kekayaan alamnya. Tanahnya yang subur dan iklimnya yang tropis memungkinkan berbagai jenis tumbuhan dapat dibudidayakan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak
15 HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Penentuan kadar air berguna untuk mengidentifikasi kandungan air pada sampel sebagai persen bahan keringnya. Selain itu penentuan kadar air berfungsi untuk mengetahui
Lebih terperinciPenggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri
Penggolongan minyak Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri Definisi Lemak adalah campuran trigliserida yang terdiri atas satu molekul gliserol yang berkaitan dengan tiga molekul asam lemak.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Hasil Kadar protein tertinggi terdapat pada pakan perlakuan D (udang rebon 45%) yaitu dengan persentase sebesar 39,11%. Kemudian diikuti pakan perlakuan C (udang rebon 30%)
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciEKSTRAKSI DAN STABILITAS WARNA KAROTENOID DARI BUAH PALEM Licuala grandis SKRIPSI
EKSTRAKSI DAN STABILITAS WARNA KAROTENOID DARI BUAH PALEM Licuala grandis SKRIPSI Oleh : TEDY HERYANTO 0533010035 PROGRAM SRUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Limbah merupakan bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan atau proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan sebagainya. Limbah berdasarkan
Lebih terperinciPENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK WARNA ALAMI. BUAH PANDAN (Pandanus tectorius) SKRIPSI
PENGARUH UKURAN PARTIKEL DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK EKSTRAK WARNA ALAMI BUAH PANDAN (Pandanus tectorius) SKRIPSI Oleh : NI MADE RIA OKA ANTARI NIM : 1111205012 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI
Lebih terperinciEKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap
EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Uji Fitokimia Sampel Kering Avicennia marina Uji fitokimia ini dilakukan sebagai screening awal untuk mengetahui kandungan metabolit sekunder pada sampel. Dilakukan 6 uji
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum,
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Asam Asetat 1. Definisi Asam asetat dalam ilmu kimia disebut juga acetid acid atau acidum aceticum, akan tetapi di kalangan masyarakat asam asetat biasa disebut
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan
Lebih terperinciKIMIA. Sesi HIDROKARBON (BAGIAN II) A. ALKANON (KETON) a. Tata Nama Alkanon
KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 16 Sesi NGAN HIDROKARBON (BAGIAN II) Gugus fungsional adalah sekelompok atom dalam suatu molekul yang memiliki karakteristik khusus. Gugus fungsional adalah bagian
Lebih terperinciBab I Pengantar. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pengantar Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) terbesar di dunia. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 21.534 juta ton dan dengan nilai pemasukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Minuman herbal merupakan salah satu minuman berbahan dasar tumbuhan alami yang berkhasiat bagi tubuh. Minuman herbal dibuat dengan dasar rempahrempah, akar, batang,
Lebih terperinciGambar 6. Kerangka penelitian
III. BAHAN DAN METODOLOGI A. Bahan dan Alat Bahan baku yang digunakan adalah kayu secang (Caesalpinia sappan L) yang dibeli dari toko obat tradisional pasar Bogor sebagai sumber pigmen brazilein dan sinapic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. anorganik dan limbah organik. Limbah anorganik adalah limbah yang berasal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Limbah merupakan hasil sampingan dari aktivitas manusia yang sudah terpakai, baik dalam skala rumah tangga, industri, pertambangan dan lainlain. Limbah berdasarkan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus communis (sukun) yang diperoleh dari Garut, Jawa Barat serta
Lebih terperinciTRY OUT SELEKSI OLIMPIADE TINGKAT KABUPATEN/KOTA 2010 TIM OLIMPIADE KIMIA INDONESIA 2011 Waktu: 150 Menit PUSAT KLINIK PENDIDIKAN INDONESIA (PKPI) bekerjasama dengan LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR SSCIntersolusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kerang hijau (Perna viridis) merupakan salah satu komoditas sumber daya laut yang memiliki nilai ekonomis. Kerang ini tergolong dalam filum Mollusca makanan laut yang
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KAROTENOID PADA DAUN TEH
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 KAROTENOID PADA DAUN TEH Pengecekan karotenoid pada sampel serbuk kering daun teh hijau dan teh hitam dilakukan untuk mengetahui kemungkinan kandungan karotenoid yang masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Minyak atsiri yang juga dikenal dengan nama minyak eteris atau minyak terbang (essential oil, volatile oil) dihasilkan oleh tanaman. Minyak tersebut mudah menguap pada
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciPENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEWARNA ALAMI BUAH PANDAN (Pandanus tectorius) SKRIPSI JUDUL
PENGARUH SUHU DAN WAKTU EKSTRAKSI TERHADAP KARAKTERISTIK PEWARNA ALAMI BUAH PANDAN (Pandanus tectorius) SKRIPSI JUDUL Oleh : IDA AYU PUTU ARIK CAHAYANTI NIM : 1111205021 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Malaysia dalam produksi minyak sawit. Pada tahun 2004, produksi dan ekspor negara Malaysia mencapai masing-masing
Lebih terperinciBab II Tinjauan Pustaka
A. Minyak Sawit Bab II Tinjauan Pustaka Minyak sawit berasal dari mesokarp kelapa sawit. Sebagai minyak atau lemak, minyak sawit adalah suatu trigliserida, yaitu senyawa gliserol dengan asam lemak. Sesuai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Nilam Gambar 1. Daun Nilam (Irawan, 2010) Tanaman nilam (Pogostemon patchouli atau Pogostemon cablin Benth) merupakan tanaman perdu wangi berdaun halus dan berbatang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang terkenal akan kekayaan alamnya dengan berbagai macam flora yang dapat ditemui dan tentunya memiliki beberapa manfaat, salah
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rut, 2014 Peningkatan Kadar Mentol Pada Minyak Permen Dementolized Menggunakan Katalis Raney Nikel
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan berbagai tanaman rempah-rempah selain India, Cina, dan Brazil. Salah satu produk rempah-rempah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikembangkan sebagai usaha tanaman industri. Rimpangnya memiliki banyak
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Jahe (Zingiber officinale) merupakan salah satu rempah-rempah penting. Oleh karena itu, jahe menjadi komoditas yang mempunyai prospek untuk dikembangkan sebagai usaha
Lebih terperinciKingdom : Plantae. Divisi : Spermatophyta. Class : Dicotyledoneae. Ordo : Cistales. Famili : Caricaceae. Genus : Carica. Spesies : Carica papayal.
Tanaman pepaya merupakan herba menahun dan tingginya mencapai 8 m. Batang tak berkayu, bulat, berongga, bergetah dan terdapat bekas pangkal daun. Dapat hidup pada ketinggian tempat 1m-1.000m dari permukaan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian
Lebih terperinciSAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA
SAINS II (KIMIA) LEMAK OLEH : KADEK DEDI SANTA PUTRA 1629061030 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA PROGRAM PASCASARAJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA 2017 SOAL: Soal Pilihan Ganda 1. Angka yang menunjukkan
Lebih terperinciDan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang
Dan langit itu kami bangun dengan kekuasaan (kami) dan sesungguhnya kami benar-benar berkuasa. Dan bumi itu kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami). Dan segala sesuatu kami ciptakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Preparasi Sampel Sampel telur ayam yang digunakan berasal dari swalayan di daerah Surakarta diambil sebanyak 6 jenis sampel. Metode pengambilan sampel yaitu dengan metode
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1 Isolasi Kitin dan Kitosan Isolasi kitin dan kitosan yang dilakukan pada penelitian ini mengikuti metode isolasi kitin dan kitosan dari kulit udang yaitu meliputi tahap deproteinasi,
Lebih terperinciJ. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-
Anggaran Tabel 2. Rencana Anggaran No. Komponen Biaya Rp 1. Bahan habis pakai ( pemesanan 2.500.000,- daun gambir, dan bahan-bahan kimia) 2. Sewa alat instrument (analisa) 1.000.000,- J. Gaji dan upah
Lebih terperinciI. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013
I. Judul: Isolasi Minyak Jahe Dari Rimpang Jahe (Zinger Officinale) II. Tanggal Percobaan: 6 Maret 2013 III. Tanggal selesai Percobaan: 6 Maret 2013 IV. Tujuan Percobaan: 1. Memilih peralatan yang dibutuhkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. organik disamping pupuk anorganik (Rubiyo dkk., 2003). Pupuk organik tersebut
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini sistem pertanian berkelanjutan yang berwawasan lingkungan sedang digalakkan. Semakin mahalnya pupuk anorganik dan adanya efek samping yang merugikan, memerlukan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciPATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 2013
1 PATEN NASIONAL Nomor Permohonan Paten :P00147 Warsi dkk Tanggal Permohonan Paten:19 November 13 2, bis(4 HIDROKSI KLORO 3 METOKSI BENZILIDIN)SIKLOPENTANON DAN 2, bis(4 HIDROKSI 3 KLOROBENZILIDIN)SIKLOPENTANON
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan
Lebih terperinciUJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL
UJI IDENTIFIKASI ETANOL DAN METANOL Alkohol merupakan senyawa turunan alkana yang mengandung gugus OH dan memiliki rumus umum R-OH, dimana R merupakan gugus alkil. Adapun rumus molekul dari alkohol yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bintaro adalah tanaman dengan nama ilmiah Cerbera odallam G. Bintaro
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bintaro adalah tanaman dengan nama ilmiah Cerbera odallam G. Bintaro berdaun rimbun sehingga cocok sebagai penghijauan, peneduh, dan penghias taman kota. Bunga bintaro
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan selama lima bulan dari bulan Mei hingga September 2011, bertempat di Laboratorium Kimia Hasil Hutan, Bengkel Teknologi Peningkatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. dicatat volume pemakaian larutan baku feroamonium sulfat. Pembuatan reagen dan perhitungan dapat dilihat pada lampiran 17.
Tegangan Permukaan (dyne/cm) Tegangan permukaan (dyne/cm) 6 dihilangkan airnya dengan Na 2 SO 4 anhidrat lalu disaring. Ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan dengan radas uap putar hingga kering.
Lebih terperinciBeberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,
Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].
Lebih terperinciEkstraksi pelarut atau ekstraksi air:
Ekstraksi pelarut atau ekstraksi air: Metode pemisahan atau pengambilan zat terlarut dalam larutan (biasanya dalam air) atau menggunakan pelarut lain (biasanya organik) Tidak memerlukan alat khusus atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nanas (Ananas comosus (L) Merr.) adalah buah yang memiliki mata yang banyak dan memiliki warna kuning keemasan. Pohon nanas sendiri dapat tumbuh subur di daerah beriklim
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Turi (Sesbania grandiflora) merupakan tanaman asli Indonesia,yang termasuk keluarga kacang-kacangan dari famili Papilionaceae. Kacang turi adalah salah satu jenis kacang-kacangan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Kadar Air Ekstraksi dan Rendemen Hasil Ekstraksi
24 Rancangan ini digunakan pada penentuan nilai KHTM. Data yang diperoleh dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) pada tingkat kepercayaan 95% dan taraf α 0.05, dan menggunakan uji Tukey sebagai
Lebih terperinciMENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI
MENGELOMPOKKAN SIFAT-SIFAT MATERI Materi ( zat ) adalah segala sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Batu, kayu, daun, padi, nasi, air, udara merupakan beberapa contoh materi. Sifat Ekstensif
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik
Paraf Asisten Judul JURNAL PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK : Identifikasi Gugus Fungsional Senyawa Organik Tujuan Percobaan : 1. Mempelajari teknik pengukuran fisik untuk mengidentifikasi suatu senyawa organik
Lebih terperinciJurnal Bahan Alam Terbarukan
Jurnal Bahan Alam Terbarukan ISSN 2303-0623 PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI BUNGA CENGKEH (Clove Oil) MENGGUNAKAN PELARUT n-heksana DAN BENZENA Saiful Hadi Program Studi Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciDistilasi, Filtrasi dan Ekstraksi
Distilasi, Filtrasi dan Ekstraksi Nur Hidayat Pengantar Teknologi Pertanian Minggu 9 Teori Produk hasil pertanian merupakan bahan komplek campuran dari berbagai komponen. Pemisahan atau ekstraksi diperlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ubi jalar adalah tanaman yang tumbuh menjalar di dalam tanah dan menghasilkan umbi. Ubi jalar dapat di tanam pada lahan yang kurang subur, dengan catatan tanah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagian besar masyarakat Jatisrono berwirausaha sebagai pedagang ayam, para pedagang tersebut menjualnya dalam bentuk daging mentah dan ada pula yang matang.
Lebih terperinci2014 OPTIMASI KONDISI HIDROGENASI ETANOL-NATRIUM UNTUK MENINGKATKAN KADAR MENTOL PADA MINYAK PERMEN
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang terkenal dengan kekayaan alamnya seperti rempah-rempah. Banyak rempah-rempah Indonesia yang telah diketahui khasiatnya, hal
Lebih terperinciKIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd
KIMIA TERAPAN (APPLIED CHEMISTRY) (PENDAHULUAN DAN PENGENALAN) Purwanti Widhy H, M.Pd Putri Anjarsari, S.Si.,M.Pd KIMIA TERAPAN Penggunaan ilmu kimia dalam kehidupan sehari-hari sangat luas CAKUPAN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN
III. METODELOGI PENELITIAN A. BAHAN DAN ALAT 1. Bahan Bahan baku yang digunakan adalah kelopak kering bunga rosela (Hibiscus sabdariffa L.) yang berasal dari petani di Dramaga dan kayu secang (Caesalpinia
Lebih terperinciBABI PENDAHULUAN. Indonesia dan menjadi komoditas andalan dari sektor perikanan yang umumnya
/ BABI PENDAHULUAN Bab I. Pendahuluan 1 BABI PENDAHULUAN Ll. Latar Belakang Udang (Panda/us borealis) [1] merupakan salah satu hasil!aut terbesar di Indonesia dan menjadi komoditas andalan dari sektor
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Pengambilan sampel ascidian telah dilakukan di Perairan Kepulauan Seribu. Setelah itu proses isolasi dan pengujian sampel telah dilakukan
Lebih terperinciatsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.
1. Warna Sesuai dengan SNI 06-2385-2006, minyak atsiri berwarna kuning muda hingga coklat kemerahan, namun setelah dilakukan penyimpanan minyak berubah warna menjadi kuning tua hingga coklat muda. Guenther
Lebih terperinciEKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL
EKSTRAKSI KURKUMIN DARI TEMULAWAK DENGAN MENGGUNAKAN ETANOL A. F. Ramdja, R.M. Army Aulia, Pradita Mulya Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya ABSTRAK Temulawak ( Curcuma xanthoriza
Lebih terperinciBAB IV PROSEDUR KERJA
BAB IV PROSEDUR KERJA 4.1. Penyiapan Bahan Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun alpukat dan biji alpukat (Persea americana Mill). Determinasi dilakukan di Herbarium Bandung Sekolah
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Zat Warna Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI tahun 2012, pewarna adalah bahan tambahan pangan (BTP) berupa pewarna alami, dan pewarna sintetis, yang ketika ditambahkan ataudiaplikasikan
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinciMINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K.
MINYAK DAN LEMAK TITIS SARI K. DEFINISI defines lipids as a wide variety of natural products including fatty acids and their derivatives, steroids, terpenes, carotenoids, and bile acids, which have in
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan
4.1 Ekstraksi dan Fraksinasi BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Serbuk halus daun tumbuhan jeringau sebanyak 400 g diekstraksi dengan cara maserasi menggunakan pelarut metanol, maserasi dilakukan 3 24 jam. Tujuan
Lebih terperinciI. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH
Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.
Lebih terperinciPelarut polar Pelarut semipolar Pelarut nonpolar
Berkaitan dengan polaritas dari pelarut, terdapat tiga golongan pelarut yaitu: Pelarut polar Memiliki tingkat kepolaran yang tinggi, cocok untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang polar dari tanaman. Pelarut
Lebih terperinci