BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Benny Hardja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TOMAT (Lycopersicum esculentum) Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu sayuran yang paling banyak dikonsumsi, dan telah menjadi tanaman sayuran yang paling penting kedua di seluruh dunia. Tomat merupakan sumber utama antioksidan. Pada kenyataannya, studi epidemiologi telah menunjukkan bahwa konsumsi tomat mentah dan produk berbasis tomat dikaitkan dengan penurunan risiko kanker dan penyakit kardiovaskular [19]. Antioksidan tomat termasuk karotenoid seperti β- karoten, prekursor vitamin A, dan terutama likopen, yang sebagian besar bertanggung jawab untuk warna merah dari buah, vitamin seperti asam askorbat dan tokoferol, dan senyawa fenolik seperti flavonoid dan turunan asam hydroxycinnamik [20,21]. Tomat dan produk tomat kaya sumber vitamin C dan A, likopen, β - karoten, lutein, lektin, dan berbagai senyawa fenolik seperti flavonoid dan asam fenolat. Mereka kaya folat, kalium, serat, dan protein, tetapi rendah lemak dan kalori, serta bebas kolesterol [2]. Secara taksonomi tomat termasuk dalam klasifikasi sebagai berikut : [22] Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Subdivisi : Angiospermae Kelas : Dicotylodenae Ordo : Tubiflorae Sub ordo : Myrtales Famili : Solanaceae Genus : Lycopersium Spesies : Lycopersicon esculentum Mill. sinonim Lycopersium licopersium. Serangkaian perubahan kuantitatif dan kualitatif dari komposisi kimia berlangsung selama pematangan buah tomat. Asam organik, gula larut, asam
2 amino, pigmen dan lebih dari 400 senyawa aroma berkontribusi terhadap rasa, aroma dan aroma profil volatil tomat [23]. Pematangan tomat ditandai oleh pelunakan buah, degradasi klorofil dan peningkatan laju respirasi, produksi etilen, serta sintesis asam, gula dan likopen [24,25]. Tabel 2.1 Kandungan Nutrisi Buah Tomat dalam 100 gram Buah Tomat [26] Nutrisi Satuan Kadar per 100 gram tomat Vitamin C mg 22,8 Vitamin B-6 mg 0,079 Folat μg 13 Vitamin A IU 489 Likopen μg β-karoten μg 293 Lutein μg 94 Vitamin E mg 0,56 Vitamin K μg 2,8 2.2 LIKOPEN Karotenoid merupakan komponen penting dalam fotosintesis organisme [27] Karotenoid juga menyediakan warna pada bunga dan buah-buahan. Misalnya, likopen memberikan warna merah pada tomat dan buah-buahan lainnya. Karotenoid terbagi menjadi karoten (misalnya likopen) dan xanthophylls (misalnya lutein) tergantung pada apakah terdapat oksigen dalam struktur molekul mereka [28]. Likopen adalah karotenoid dengan rumus C 40 H 56 dan memiliki berat molekul 536,85 g / mol. Rumus strukturnya adalah: Gambar 2.1 Rumus Struktur Likopen [8] Likopen terdapat dalam makanan terutama dalam bentuk all-trans [29,30] memiliki berbagai isomer cis (umumnya dalam darah manusia dan jaringan). Alltrans likopen adalah bubuk kristal merah dengan titik leleh 173 C yang larut dalam lemak dan pelarut organik tertentu, tetapi hampir tidak larut dalam air, metanol dan etanol [29].
3 Likopen adalah hidrokarbon tak jenuh yang mengandung 11 ikatan rangkap terkonjugasi dan dua ikatan rangkap tak terkonjugasi seperti yang diilustrasikan pada Gambar 2.2 [31,32]. Degradasi yang tidak diinginkan dari likopen tidak hanya mempengaruhi kualitas sensorik dari produk akhir, tetapi juga manfaat kesehatan dari makanan berbasis tomat bagi tubuh manusia. Likopen dalam buah tomat segar terjadi pada dasarnya dalam konfigurasi all-trans. Penyebab utama degradasi likopen tomat selama pemrosesan adalah isomerisasi dan oksidasi. Isomerisasi mengkonversi isomer all-trans ke cis-isomer karena masukan energi tambahan dan hasilnya tidak stabil. Pengolahan termal (bleaching, retort, dan proses pembekuan) umumnya menyebabkan hilangnya likopen dalam makanan berbasis tomat. Panas menginduksi isomerisasi all- trans ke bentuk cis. Cis-isomer meningkat dengan suhu dan waktu proses. Secara umum, tomat yang didehidrasi atau menjadi bubuk memiliki stabilitas likopen yang buruk kecuali dengan hati-hati segera diproses, serta disimpan dalam lingkungan tertutup rapat dan inert untuk penyimpanan. Peningkatan yang signifikan pada cis-isomer terjadi dengan penurunan simultan all-trans [8]. Sintesis pigmen pada tomat berhubungan dengan proses pematangan, dan warna merah pada buah merupakan hasil dari akumulasi likopen. Tingkat likopen buah tomat ditentukan dari potensi genetik jenisnya dan kondisi lingkungan, terutama suhu dan cahaya. Selama periode pematangan, komposisi likopen pada buah meningkat tajam [11]. Warna merah dari berbagai jenis buah-buahan adalah karena adanya likopen dan karotenoid lainnya. Likopen merupakan pigmen alami yang disintesis secara eksklusif oleh tanaman dan mikroorganisme. Salah satu fungsi dari likopen dan spesies karotenoid yang terkait adalah menyerap cahaya selama fotosintesis, sehingga melindungi tanaman terhadap photosensitasi. Likopen adalah salah satu pigmen alami yang penting. Kadang-kadang warna cemerlang likopen tertutupi oleh pigmen hijau klorofil (contohnya dalam sayuran hijau dan daun). Dalam sejumlah kasus, kandungan klorofil berkurang dengan semakin tumbuhnya suatu tumbuhan, meninggalkan likopen dan karotenoid lain untuk bertanggung jawab atas warna-warna cerah dari sebagian besar buah [33].
4 Struktur terkonjugasi membuat likopen antioksidan yang sangat efektif dan mungkin juga bertanggung jawab untuk perannya dalam pencegahan kanker jenis tertentu [34]. Namun, struktur terkonjugasi ini juga membuat likopen rentan terhadap degradasi oksidatif, dan seperti karotenoid lain, sensitif terhadap faktorfaktor seperti oksigen, paparan cahaya, dan ph ekstrim [35]. Aktivitas antioksidan likopen yang dianggap mekanisme utama aksi in vivo. Likopen memiliki aktivitas antioksidan tinggi dibandingkan dengan karotenoid lain. Likopen dapat menyerap energi dari oksigen tunggal, mengkonversi likopen ke keadaan triplet nya. Energi ini kemudian tersebar ke media sekitarnya melalui gerakan rotasi dan vibrasi [36]. 2.3 EKSTRAKSI Untuk memisahkan satu atau lebih komponen pada campuran, campuran dikontakkan dengan fasa lain. Dua pasangan fasa dapat berupa gas-cair, uap-cair, cair-cair, atau cair-padat. Pada distilasi, cairan secara parsial diuapkan untuk membuat fasa lain, yaitu uap. Pemisahan dari komponen-komponennya tergantung dari tekanan uap parsial substansi tersebut. Fasa uap dan cair sama secara kimia. Pada ekstraksi cair-cair, kedua fasa secara kimia cukup berbeda, yang menuntun kepada pemisahan komponen-komponennya berdasarkan sifat fisik dan kimia. Ekstraksi pelarut dapat digunakan sebagai alternatif dari pemisahan secara distilasi maupun evaporasi [37] Ekstraksi Padat Cair (Leaching) Ekstraksi padat cair atau leaching adalah proses pengambilan komponen dalam suatu padatan dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Interaksi antara solute dengan padatan, solute dengan pelarut dan pelarut dengan padatan sangat berpengaruh pada proses ekstraksi. Pada proses ekstraksi ini, dengan adanya pemanasan solute yang terperangkap di dalam padatan mulai meleleh, bergerak melalui pori-pori padatan. Adanya penambahan pelarut menyebabkan pori-pori padatan mengembang dan pelarut yang masuk kemudian melarutkan solute
5 dilanjutkan dengan berdifusi keluar permukaan partikel padatan dan bergerak ke lapisan film sekitar padatan, untuk selanjutnya ke badan cairan [38]. Misalnya ada campuran fasa padat A dan C yang akan diambil C-nya, maka ditambahkan solven B cair yang bisa melarutkan C tetapi tidak melarutkan A. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B. Selanjutnya B dipisahkan dari C, biasanya dengan penguapan, dan dipakai lagi untuk leaching. Proses ini juga bisa dipakai untuk pengambilan minyak atsiri dari hasil-hasil tanaman Indonesia. Industri rakyat umumnya masih belum bisa memanfaatkan teknologi ini karena kelayakan proses ini sangat ditentukan oleh keberhasilan pengambilan kembali (recovery) solven, yang membutuhkan peralatan yang relatif baik. Harga solven ini biasanya relatif mahal, sehingga kehilangan solven akan sangat merugikan. Kelemahan lain proses ini adalah adanya sedikit solven yang tertinggal dalam produk. Untuk produk-produk tertentu, terutama bahan makanan, adanya sedikit solven tersisa tersebut perlu dihindari. Proses leaching umumnya memerlukan suhu agak tinggi karena daya larut akan naik dengan naiknya suhu. Suhu agak tinggi ini sering menimbulkan kerusakan bahan, sehingga kualitas produk turun. Masalah lain yang timbul adalah bahwa solven pada umumnya tidak sempurna selektivitasnya sehingga ada zat-zat lain yang ikut terambil dalam ekstrak. Setelah solven diuapkan, masih diperoleh campuran sejumlah zat yang perlu dimurnikan lebih lanjut. Misalnya pada ekstraksi minyak atsiri dari bunga-bungaan, diperoleh produk yang disebut concrete, yang masih perlu dimurnikan [39]. Efisiensi ekstraksi umumnya fungsi dari proses kondisi. Ekstraksi kuantitatif konstituen aktif merupakan langkah penting sebelum analisis. Kuantitas analit yang diekstrak dari matriks yang berbeda tergantung pada jenis matriks, teknik dan kondisi ekstraksi [40]. Banyak faktor, seperti konsentrasi pelarut, waktu ekstraksi, suhu, ph, rasio cairan/padatan dan ukuran partikel, dapat mempengaruhi secara signifikan ekstraksi padat-cair [41,42]. Peran positif atau negatif dari masing-masing faktor dalam transfer massa pada proses ini tidak selalu jelas; karakteristik kimia pelarut dan struktur beragam dan komposisi
6 produk alami memastikan bahwa setiap materi atau sistem pelarut menunjukkan perilaku yang berbeda, yang tidak dapat diprediksi [43] Ekstraksi Cair-Cair Ekstraksi cair-cair atau sering disebut ekstraksi saja, sudah lama dikenal dan dipakai dalam industri. Pada proses ini, campuran cair A dan C diambil C-nya dengan penambahan cairan B yang tidak/sedikit saling melarutkan dengan A tetapi bisa melarutkan C. Terbentuk dua fasa cair immiscible, yang pertama kaya A, yang lain kaya B, sedangkan C terdistribusi pada kedua fasa tersebut. Diperoleh ekstrak berupa larutan C dalam B dan rafinat berupa larutan C dalam A. Studi yang banyak dilakukan adalah mencari persamaan-persamaan fundamental proses ekstraksi untuk mendukung perancangan alat ekstraksi yang lebih efisien/optimal. Konsep dasar yang terlibat adalah kesetimbangan fasa caircair dan perpindahan massa cair-cair. Ada kecenderungan baru untuk mencoba menggunakan ekstraksi reaktif. Solven yang dipakai mengandung zat yang bisa berikatan kimia atau membentuk senyawa kompleks dengan zat yang diserap sehingga kemampuan solven mengekstraksi meningkat [39]. Ekstraksi cair-cair adalah aplikasi dari kelarutan parsial untuk pemisahan campuran cair dari dua atau lebih komponen. Proses ekstraksi cair-cair diterapkan, secara umum untuk pemisahan campuran yang tidak dapat dilakukan oleh distilasi untuk satu atau lebih alasan: a) Suhu distilasi yang terlalu tinggi b) Volatilitas relatif terlalu kecil atau adanya azeotrop c) Pemisahan berdasarkan volatilitas tidak memuaskan Setiap campuran apapun dapat dipisahkan dengan ekstraksi jika komponennya memiliki perbedaan berat molekul satu sama lain atau tipe molekul yang berbeda. Hal ini hanya diperlukan untuk menemukan pelarut dengan campuran yang larut sebagian dan di salah satu komponen atau satu jenis yang lebih larut dari yang lain [44]. Proses pemisahan zat yang ada dalam larutan asal ke dalam pelarut merupakan proses perpindahan massa yang memerlukan luas permukaan kontak yang besar, oleh sebab itu pelarut didispersikan dalam bentuk tetesan-tetesan kecil
7 ke dalam larutan asal yang didispersikan kedalam pelarut. Dengan demikian dalam proses ekstraksi cair-cair dikenal dua fasa saling kontak yaitu fasa dispersi yang merupakan cairan yang didispersikan dan fasa yang merupakan cairan yang bertindak sebagai medium dispersi [45]. 2.4 PELARUT YANG DIGUNAKAN UNTUK MENGEKSTRAKSI LIKOPEN Ada banyak variasi campuran ekstraksi yang digunakan untuk mengekstrak likopen. Tujuan dari ekstraksi adalah memisahkan likopen dari komponen larut air dari likopen yang berisi bahan makanan [46]. Karena karotenoid tomat larut dalam lemak, mereka biasanya diekstrak dengan pelarut organik seperti kloroform, heksana, aseton, petroleum eter, dan lain-lain [47, 48, 49,50]. Karena sampel dapat berisi sejumlah besar air, pelarut organik yang larut dalam air seperti etanol, aseton, dan lain-lain juga digunakan. Campuran berbagai pelarut biasanya digunakan dalam ekstraksi karotenoid. Etanol mendidih telah diusulkan untuk ekstraksi likopen dari tomat. Laju ekstraksi likopen adalah fungsi dari bahan pelarut termasuk dalam campuran ekstraksi. Likopen larut dalam lemak, sehingga lebih sering diekstraksi dengan pelarut organik seperti etanol, aseton, petroleum eter, heksana, benzena, kloroform, dan lain-lain sebelum analisis kimia untuk penentuan kuantitatif. Campuran heksana dengan aseton dan etanol atau metanol sering digunakan [33, 50, 51] karena komponen lain seperti dietil eter dan tetrahidrofuran mungkin mengandung peroksida yang bereaksi dengan karotenoid [51], tingkat pemulihan dengan campuran yang mengandung etil asetat sangat rendah [50], dan stabilitas ekstrak likopen yang diperoleh dengan heksana/aseton atau heksana/etanol lebih tinggi daripada ekstrak yang diperoleh dengan pelarut organik lainnya seperti kloroform, metanol, atau diklorometana [52]. Likopen dapat selanjutnya diukur secara spektrofotometri atau dengan High Performance Liquid Chromatography (HPLC), tetapi dalam kedua kasus, tingkat ekstraksi likopen yang tinggi dari sampel sangat penting untuk hasil yang akurat.
8 2.4.1 Sifat Fisika dan Kimia N-Hekasna Sifat Fisika N-Heksana Berat Molekul : 86,18 g/mol Warna : Tidak berwarna Bentuk fisik : Cairan Titik leleh : -95 o C Titik didih : 69 o C Densitas : 0,6603 g/cm Sifat Kimia N-Heksana Larut dalam alkohol, kloroform, dan eter [53] Sifat Fisika dan Kimia Etil Asetat Sifat Fisika Etil Asetat Nama lain : Ethyl ethanoate, Ethyl ester, Acetic ester, Ester of ethanol Rumus molekul : C 4 H 8 O 2 Berat molekul : 88,105 g/mol Wujud : Cairan tidak berwarna Densitas : 0,897 g/cm³ Titik beku : -83,6 C; 190 K; -118 F Titik didih : 77,1 C; 350 K; 171 F Kelarutan dalam air : 8,3 g/100 ml (20 C) Viskositas : 0,426 cp (25 C) Momen dipole : 1,78 D Sifat Kimia Etil Asetat Etil asetat dapat terhidrolisa oleh NaOH membentuk natrium asetat dan etanol, berdasarkan reaksi [54]. CH 3 CO 2 C 2 H 5 + NaOH C 2 H 5 OH + CH 3 CO 2 Na
9 2.5 METODE KRISTALISASI Kristalisasi adalah teknik pemisahan dan pemurnian digunakan untuk menghasilkan berbagai macam bahan. Kristalisasi dapat didefinisikan sebagai perubahan fasa di mana produk kristal diperoleh dari larutan. Sebuah larutan adalah campuran dari dua atau lebih spesies yang membentuk satu fasa homogen. Larutan biasanya diasumsikan dalam cairan, meskipun larutan dapat termasuk padatan tersuspensi. Sebuah larutan untuk dapat dikristalisasi harus berada pada kondisi sangat jenuh. Sebuah larutan di mana konsentrasi zat terlarut melebihi keseimbangan (jenuh), konsentrasi zat terlarut pada temperatur tertentu dikenal sebagai larutan jenuh. Ada empat metode utama untuk menghasilkan larutan sangat jenuh adalah sebagai berikut : Perubahan suhu (terutama pendinginan) Penguapan pelarut Reaksi kimia, dan Mengubah komposisi pelarut (misalnya dengan penggaraman) Kristalisasi dari larutan dapat dianggap sebagai proses dua langkah. Langkah pertama adalah pemisahan fasa (pembentukan) dari kristal baru. Yang kedua adalah pertumbuhan kristal ini menjadi ukuran yang lebih besar. Kedua proses dikenal sebagai nukleasi dan pertumbuhan kristal. Analisis proses kristalisasi industri membutuhkan pengetahuan baik nukleasi maupun pertumbuhan kristal. Pembentukan kristal baru, yang disebut nukleasi, mengacu pada awal proses pemisahan fasa. Molekul-molekul zat terlarut telah membentuk partikel berukuran sekecil mungkin pada kondisi saat ini. Tahap selanjutnya dari proses kristalisasi ialah inti tumbuh lebih besar dengan penambahan molekul zat terlarut dari larutan yang sangat jenuh. Bagian dari proses kristalisasi ini dikenal sebagai pertumbuhan kristal. Pertumbuhan kristal, bersama dengan nukleasi, mengontrol distribusi ukuran partikel akhir yang diperoleh pada sistem. Selain itu, kondisi dan laju pertumbuhan kristal memiliki dampak yang signifikan terhadap kemurnian produk dan sifat kristal [55].
10 2.5.1 Kristalisasi Antisolvent Kristalisasi merupakan proses pemisahan terpenting kedua pada industri kimia setelah distilasi. Konsentrasi larutan harus lebih tinggi dari pada konsentrasi kesetimbangan pada suhu kelarutannya agar terjadi nukleasi dan pertumbuhan kristal terjadi. Perbedaan antara konsentrasi sebenarnya dan konsentrasi kesetimbangan disebut lewat jenuh (supersaturated) yang merupakan gaya pendorong (driving force) kristalisasi. Lewat jenuh dapat ditimbulkan pada sistem dengan pendinginan, evaporasi pelarut, atau perubahan media penambahan antisolvent yang mengurangi kelarutan zat terlarut pada sistem resultan, atau pengubahan zat terlarut melalui reaksi kimia menghasilkan senyawa lain dengan kelarutan yang jauh lebih rendah. Lewat jenuh dapat terbentuk dengan mengubah kelarutan dari sistem tersebut dengan penambahan antisolvent. Keuntungan dari kristalisasi antisolvent adalah prosesnya dapat berlangsung pada temperatur yang mendekati temperatur lingkungan. Metode ini lebih sesuai untuk senyawa yang sensitif terhadap panas. Juga, proses membutuhkan energi yang lebih kecil dari proses evaporasi pelarut. Bagaimanapun, campuran pelarut-antisolvent harus dipisahkan untuk memulihkan dan mendaur ulang (recycle) satu atau kedua pelarut. Keuntungan lain dari kristalisasi antisolvent adalah bahwa perubahan dalam komposisi pelarut dapat mendukung satu struktur kristal dalam kasus-kasus di mana zat terlarut dapat mengkristal dalam dua atau lebih fase kristal (yang disebut polimorfisme), dan hanya satu dari mereka yang diinginkan untuk aplikasi produk. Karena karakteristik ini, kristalisasi antisolvent telah banyak digunakan untuk mengkristalkan produk farmasi, yang secara umum sensitif oleh degradasi akibat pemanasan [56]. 2.6 ALAT ANALISA LIKOPEN Banyak teknik yang berbeda seperti ekstraksi dengan pelarut yang konvensional [13] dan ekstraksi fluida superkritik (SFE) yang telah digunakan untuk ekstraksi likopen dari Lycopersicum esculentum [14]. Untuk isolasi dan pemurnian lebih lanjut, teknik kromatografi kolom [15] dan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) [16] telah diadaptasikan. Namun, teknik isolasi ini
11 membutuhkan manipulasi yang sensitif dan kompleks dan menghabiskan banyak waktu [17] Fourier Transform Infrared Spectroscopy (FTIR) Spektroskopi inframerah telah menjadi teknik terpenting untuk analisis bahan di laboratorium selama lebih dari tujuh puluh tahun. Spektrum inframerah menampilkan identitas dari sampel dengan puncak serapan yang sesuai dengan frekuensi getaran antara ikatan atom yang membentuk materi. Karena setiap bahan yang berbeda adalah kombinasi unik dari atom-atom, tidak ada dua senyawa menghasilkan spektrum inframerah yang tetap sama. Oleh karena itu, spektroskopi inframerah dapat menghasilkan identifikasi positif (analisis kualitatif) dari setiap jenis materi yang berbeda. Selain itu, ukuran puncak dalam spektrum merupakan indikasi langsung dari jumlah yang hadir dalam suatu material. Dengan algoritma perangkat lunak modern, inframerah adalah alat yang sangat baik untuk analisis kuantitatif [57]. 2.7 ANALISA BIAYA Analisa biaya dilakukan untuk mengetahui apakah produk yang dihasilkan melalui penelitian ini bersifat ekonomis. Bahan-bahan yang digunakan dibagi menjadi dua bagian, yaitu bahan untuk ekstraksi dan bahan baku untuk kristalisasi. Bahan-bahan yang digunakan untuk ekstraksi yaitu pelarut berupa heksana atau etil asetat dan jus tomat. Dari penelitian yang telah dilakukan, diperoleh kadar likopen tertinggi diperoleh dengan menggunakan perbandingan Umpan dan Pelarut (F/S) 1:4,5, maka untuk perhitungan analisa biaya ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan jumlah umpan (jus tomat) yaitu 150 ml dan jumlah pelarut 675 ml. Dimana untuk memperoleh 150 ml jus tomat dilakukan penghalusan 110 gram tomat. Diasumsikan bahwa dilakukan recycle pada penggunaan pelarut dan antisolvent hingga tidak dapat digunakan kembali hingga penggunaan tomat sebesar 110 kg tomat.
12 Berikut ini adalah tabel jumlah bahan baku yang digunakan untuk mengekstraksi likopen dari buah tomat : Tabel 2.2 Keterangan Jumlah Bahan Baku untuk Mengekstraksi Likopen dari Buah Tomat Menggunakan Pelarut Etil Asetat Teknis Bahan Kuantitas Harga/satuan (Rp) Harga (Rp) Etil Asetat Teknis 675 ml ,00/L ,00 Tomat 110 kg 2.000,00/kg ,00 Total Rp ,00 Bahan baku untuk proses kristalisasi adalah antisolvent berupa metanol teknis atau etanol teknis sebanyak 100 ml. Rendemen kristal likopen yang diperoleh lebih besar jika digunakan penggunaan antisolvent metanol teknis, maka untuk perhitungan analisa biaya ini dilakukan perhitungan dengan menggunakan antisolvent metanol teknis. Berikut ini adalah tabel jumlah bahan baku yang digunakan untuk proses kristalisasi likopen dari ekstrak buah tomat : Tabel 2.3 Keterangan Jumlah Bahan Baku untuk Proses Kristalisasi Likopen dari Ekstrak Buah Tomat Menggunakan Antisolvent Metanol Teknis Bahan Kuantitas Harga/satuan (Rp) Harga (Rp) Metanol Teknis 100 ml ,00/liter 1.500,00 Total Rp 1.500,00 Dari Tabel 2.2 dan 2.3 diperoleh total biaya bahan baku untuk ekstraksi dan kristalisasi likopen dari buah tomat adalah Rp ,00 + Rp 1.500,00 = Rp ,00. Diasumsikan bahwa dari 110 kg tomat menghasilkan 3,2 gram likopen maka harga 1 gram likopen = Rp ,00/3,2gram = Rp /gram = Rp ,00/kg. Harga pasaran 1 kg likopen bernilai US$ dengan nilai tukar dolar terhadap rupiah US$ 1 = Rp ,00 maka harga 1 kg likopen adalah Rp ,00. Sehingga penelitian ini bernilai ekonomis.
EKSTRAKSI CAIR-CAIR. Bahan yang digunkan NaOH Asam Asetat Indikator PP Air Etil Asetat
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN PERCOBAAN Mahasiswa mampu mengoperasikan alat Liqiud Extraction dengan baik Mahasiswa mapu mengetahui cara kerja alat ekstraksi cair-cair dengan aliran counter current Mahasiswa
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014,
III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari sampai dengan Juli 2014, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas Matematika
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Masalah Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang dapat memberikan kontribusi untuk peningkatan devisa negara. Indonesia merupakan salah satu negara pemasok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1 Prarancangan Pabrik Dietil Eter dari Etanol dengan Proses Dehidrasi Kapasitas Ton/Tahun Pendahuluan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dietil eter merupakan salah satu bahan kimia yang sangat dibutuhkan dalam industri dan salah satu anggota senyawa eter yang mempunyai kegunaan yang sangat penting.
Lebih terperincia. Pengertian leaching
a. Pengertian leaching Leaching adalah peristiwa pelarutan terarah dari satu atau lebih senyawaan dari suatu campuran padatan dengan cara mengontakkan dengan pelarut cair. Pelarut akan melarutkan sebagian
Lebih terperinciI. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH
Petunjuk Paktikum I. ISLASI EUGENL DARI BUNGA CENGKEH A. TUJUAN PERCBAAN Mengisolasi eugenol dari bunga cengkeh B. DASAR TERI Komponen utama minyak cengkeh adalah senyawa aromatik yang disebut eugenol.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minyak Goreng 1. Pengertian Minyak Goreng Minyak goreng adalah minyak yang berasal dari lemak tumbuhan atau hewan yang dimurnikan dan berbentuk cair dalam suhu kamar dan biasanya
Lebih terperinciII. DESKRIPSI PROSES
II. DESKRIPSI PROSES Usaha produksi dalam pabrik kimia membutuhkan berbagai sistem proses dan sistem pemroses yang dirangkai dalam suatu sistem proses produksi yang disebut teknologi proses. Secara garis
Lebih terperinciTugas Perancangan Pabrik Kimia Prarancangan Pabrik Amil Asetat dari Amil Alkohol dan Asam Asetat Kapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR
BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Perkembangan industri di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun. Mulai dari industri makanan, tekstil, kimia hingga farmasi. Dalam proses produksinya, beberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah kita ketahui bahwa materi terdiri dari unsur, senyawa, dan campuran. Campuran dapat dipisahkan melalui beberapa proses pemisahan campuran secara fisika dimana
Lebih terperinciEKSTRAKSI CAIR-CAIR. BAHAN YANG DIGUNAKAN Aquades Indikator PP NaOH 0,1 N Asam asetat pekat Trikloroetan (TCE)
EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN Dapat menerapkan prinsip perpindahan massa pada operasi pemisahan secara ekstraksi dan memahami konsep perpindahan massa pada operasi stage dalam kolom berpacking. II. III.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
13 HASIL DAN PEMBAHASAN Sampel Temulawak Terpilih Pada penelitian ini sampel yang digunakan terdiri atas empat jenis sampel, yang dibedakan berdasarkan lokasi tanam dan nomor harapan. Lokasi tanam terdiri
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pandan Buah pandan tersusun dalam karangan berbentuk bulat, seperti buah durian. Ukuran tumbuhan ini bervariasi, mulai dari 50 cm hingga 5 meter, bahkan di Papua
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Tahap Sintesis Biodiesel Pada tahap sintesis biodiesel, telah dibuat biodiesel dari minyak sawit, melalui reaksi transesterifikasi. Jenis alkohol yang digunakan adalah metanol,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI EKSTRASI EKTRAKSI Ekstraksi tanaman obat merupakan suatu proses pemisahan bahan obat dari campurannya dengan menggunakan pelarut. Ekstrak adalah sediaan yang diperoleh dengan
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)
23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gliserol Biodiesel dari proses transesterifikasi menghasilkan dua tahap. Fase atas berisi biodiesel dan fase bawah mengandung gliserin mentah dari 55-90% berat kemurnian [13].
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK PERCOBAAN II SIFAT-SIFAT KELARUTAN SENYAWA OGANIK OLEH NAMA : ISMAYANI NIM : F1F1 10 074 KELOMPOK : III ASISTEN : SYAWAL ABDURRAHMAN, S.Si. LABORATORIUM FARMASI FAKULTAS
Lebih terperinci4. Hasil dan Pembahasan
4. Hasil dan Pembahasan 4.1. Sintesis Polistiren Sintesis polistiren yang diinginkan pada penelitian ini adalah polistiren yang memiliki derajat polimerisasi (DPn) sebesar 500. Derajat polimerisasi ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan Ca-Bentonit. Na-bentonit memiliki kandungan Na +
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bentonit Bentonit merupakan salah satu jenis lempung yang mempunyai kandungan utama mineral smektit (montmorillonit) dengan kadar 85-95% bersifat plastis dan koloidal tinggi.
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu
4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Kadar air = Ekstraksi
2 dikeringkan pada suhu 105 C. Setelah 6 jam, sampel diambil dan didinginkan dalam eksikator, lalu ditimbang. Hal ini dilakukan beberapa kali sampai diperoleh bobot yang konstan (b). Kadar air sampel ditentukan
Lebih terperinciBAB II. KESEIMBANGAN
BAB II. KESEIMBANGAN Pada perhitungan stage wise contact konsep keseimbangan memegang peran penting selain neraca massa dan neraca panas. Konsep rate processes tidak diperhatikan pada alat kontak jenis
Lebih terperinci4 Pembahasan Degumming
4 Pembahasan Proses pengolahan biodiesel dari biji nyamplung hampir sama dengan pengolahan biodiesel dari minyak sawit, jarak pagar, dan jarak kepyar. Tetapi karena biji nyamplung mengandung zat ekstraktif
Lebih terperincitetapi untuk efektivitas ekstraksi analit dengan rasio distribusi yang kecil (<1), ekstraksi hanya dapat dicapai dengan mengenakan pelarut baru pada
I. TUJUAN PERCOBAAN 1.1 Memahami pemisahan berdasarkan ekstraksi asam asetat. 1.2 Menentukan harga koefisien distribusi senyawa dalam dua pelarut yang tidak saling campur (ekstraksi cair - cair) II. DASAR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kemangi Kemangi merupakan salah satu tumbuhan berbau yang terkenal [15], termasuk dalam famili Lamiaceae, subfamili Nepetoideae genus Ocimum yang terdiri dari 65 spesies [4,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung.
16 III. METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 di Laboratorium Biomassa Terpadu Universitas Lampung. 3.2 Alat
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2)
I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Penelitian, (6) Hipotesis Penelitian
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
Bab IV Hasil dan Pembahasan Secara garis besar, penelitian ini dibagi dalam dua tahap, yaitu penyiapan aditif dan analisa sifat-sifat fisik biodiesel tanpa dan dengan penambahan aditif. IV.1 Penyiapan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Molase Molase adalah hasil samping dari proses pembuatan gula tebu. Meningkatnya produksi gula tebu Indonesia sekitar sepuluh tahun terakhir ini tentunya akan meningkatkan
Lebih terperinciISOLASI BAHAN ALAM. 2. Isolasi Secara Kimia
ISOLASI BAHAN ALAM Bahan kimia yang berasal dari tumbuhan atau hewan disebut bahan alam. Banyak bahan alam yang berguna seperti untuk pewarna, pemanis, pengawet, bahan obat dan pewangi. Kegunaan dari bahan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ 20:1 berturut-turut
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 5. Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Persentase konversi metil ester dari minyak jelantah pada sampel MEJ 4:1, MEJ 5:1, MEJ 9:1, MEJ 10:1, MEJ 12:1, dan MEJ
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. rusak serta terbentuk senyawa baru yang mungkin bersifat racun bagi tubuh.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lipida merupakan salah satu unsur utama dalam makanan yang berkontribusi terhadap rasa lezat dan aroma sedap pada makanan. Lipida pada makanan digolongkan atas lipida
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Determinasi Tumbuhan Tumbuhan yang akan diteliti dideterminasi di Jurusan Pendidikan Biologi FPMIPA UPI Bandung untuk mengetahui dan memastikan famili dan spesies tumbuhan
Lebih terperinciANALISIS GRAVIMET RI. Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANALISIS GRAVIMET RI Dosen : Dr. Tutus Gusdinar Kelompok Keilmuan Farmakokimia SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Hal yang harus diperhatikan dalam analisis Analisis gravimetri adalah analisis
Lebih terperinciPEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.
PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium
Lebih terperinciEKSTRAKSI Ekstraksi padat-cair Ekstraksi cair-cair Ekstraksi yang berkesinambungan Ekstraksi bertahap Maserasi metode ekstraksi padat-cair bertahap
EKSTRAKSI Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Berdasarkan bentuk campuran yang diekstraksi, dapat dibedakan dua macam ekstraksi yaitu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,
I PENDAHULUAN Bab ini akan membahas mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,
Lebih terperinciDiagram Fasa Zat Murni. Pertemuan ke-1
Diagram Fasa Zat Murni Pertemuan ke-1 Perubahan Fasa di Industri Evaporasi Kristalisasi Diagram Fasa Diagram yang bisa menunjukkan, pada kondisi tertentu (tekanan, suhu, kadar, dll) zat tersebut berfasa
Lebih terperinciF L U I D A S U P E R K R I T I K. Nosy Awanda Amrina Malahati Wilujeng Sulistyorini A
F L U I D A S U P E R K R I T I K Nosy Awanda 191338 Amrina Malahati 191338 Wilujeng Sulistyorini 19133862A Samsiyati Andriani 19133863A Fluida superkritik ialah keadaan fluida ketika berada pada temperatur
Lebih terperinciPEMISAHAN CAMPURAN proses pemisahan
PEMISAHAN CAMPURAN Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia. Sebagian besar senyawa kimia ditemukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DESKRIPSI PROSES 2.1 Sejarah dan Perkembangan Furfural pertama kali diisolasi tahun 1832 oleh ilmuwan kimia jerman bernama Johan Dobreiner dalam jumlah yang sangat sedikit dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Bentonit diperoleh dari bentonit alam komersiil. Aktivasi bentonit kimia. Aktivasi secara kimia dilakukan dengan merendam bentonit dengan menggunakan larutan HCl 0,5 M yang bertujuan
Lebih terperinciKELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI. Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt
KELARUTAN DAN GEJALA DISTRIBUSI Oleh : Nur Aji, S.Farm., Apt LARUTAN Larutan sejati didefinisikan sebagai suatu campuran dari dua atau lebih komponen yang membentuk suatu dispersi molekul yang homogen,
Lebih terperinciMemiliki bau amis (fish flavor) akibat terbentuknya trimetil amin dari lesitin.
Lemak dan minyak merupakan senyawa trigliserida atau trigliserol, dimana berarti lemak dan minyak merupakan triester dari gliserol. Dari pernyataan tersebut, jelas menunjukkan bahwa lemak dan minyak merupakan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika.
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Pandan Pandan merupakan golongan tumbuhan monokotil dari genus Pandanus. Sebagian besar anggotanya merupakan tumbuhan di pantai-pantai daerah tropika. Golongan tumbuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alkena Alkena merupakan hidrokarbon tak jenuh yang mempunyai ikatan rangkap dua C=C. Suku alkena yang paling kecil terdiri dari dua atom C, yaitu etena. Jumlah atom H pada gugus
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN. Hasil pemeriksaan ciri makroskopik rambut jagung adalah seperti yang terdapat pada Gambar 4.1.
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Pada awal penelitian dilakukan determinasi tanaman yang bertujuan untuk mengetahui kebenaran identitas botani dari tanaman yang digunakan. Hasil determinasi menyatakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. lainnya. Secara visual, faktor warna berkaitan erat dengan penerimaan suatu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mutu suatu bahan makanan pada umumnya sangat bergantung pada beberapa faktor di antaranya cita rasa, warna, tekstur, nilai gizi, dan faktor lainnya. Secara visual, faktor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Indonesia memiliki hasil perkebunan yang cukup banyak, salah satunya hasil perkebunan ubi kayu yang mencapai 26.421.770 ton/tahun (BPS, 2014). Pemanfaatan
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kuantitatif Departemen Farmasi FMIPA UI, dalam kurun waktu Februari 2008 hingga Mei 2008. A. ALAT 1. Kromatografi
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Absorpsi dan stripper adalah alat yang digunakan untuk memisahkan satu komponen atau lebih dari campurannya menggunakan prinsip perbedaan kelarutan. Solut adalah komponen
Lebih terperinciReaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena. Oleh : Kelompok 3
Reaksi Dehidrasi: Pembuatan Sikloheksena Oleh : Kelompok 3 Outline Tujuan Prinsip Sifat fisik dan kimia bahan Cara kerja Hasil pengamatan Pembahasan Kesimpulan Tujuan Mensintesis Sikloheksena Menentukan
Lebih terperinciBAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR
BAB V EKSTRAKSI CAIR-CAIR I. TUJUAN 1. Mengenal dan memahami prinsip operasi ekstraksi cair cair. 2. Mengetahui nilai koefisien distribusi dan yield proses ekstraksi. 3. Menghitung neraca massa proses
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia
4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tunibiilian nenas (Ananas comosus) Nenas atau nanas "Pineapple" bukan tanaman asli Indonesia. Nenas berasal dari ber.ua Amerika, selanjutnya berkembang meiuas di se'.uiuh dur.ia
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO
LAPORAN TUGAS AKHIR PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO (The Period s effect to increase Patchouli
Lebih terperinciUJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI
UJI DAYA REDUKSI EKSTRAK DAUN DEWANDARU (Eugenia uniflora L.) TERHADAP ION FERRI SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai Derajat Sarjana Farmasi (S. Farm) Progam Studi Ilmu Farmasi pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan bulan Juni 2013 di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material serta di Laboratorium
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
22 BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Produksi Furfural Bonggol jagung (corn cobs) yang digunakan dikeringkan terlebih dahulu dengan cara dijemur 4-5 hari untuk menurunkan kandungan airnya, kemudian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produksi bahan bakar alternatif (biofuel) saat ini mendapat perhatian lebih dari beberapa pemerintahan di seluruh dunia. Beberapa pemerintahan telah mengumumkan komitmen
Lebih terperinciMadu tidak hanya bermanfaat dalam bidang pangan, tapi juga bermanfaat dalam bidang kesehatan dan kecantikan. Karena kandungan madu yang kaya akan
Bab I Pendahuluan Sejak zaman dahulu, madu telah menjadi produk penting yang digunakan oleh berbagai suku bangsa sebagai bagian dari bahan makanan dan minuman [1]. Madu merupakan suatu cairan manis dan
Lebih terperinciSumber:
Sifat fisik dan kimia bahan 1. NaOH NaOH (Natrium Hidroksida) berwarna putih atau praktis putih, massa melebur, berbentuk pellet, serpihan atau batang atau bentuk lain. Sangat basa, keras, rapuh dan menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam sistem biologis makhluk hidup. Menurut deman (1989) enzim merupakan
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Enzim Peroksidase Enzim adalah senyawa protein yang dapat mengkatalisis reaksi kimia dalam sistem biologis makhluk hidup. Menurut deman (1989) enzim merupakan komponen tambahan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo,
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyiapan Sampel Sampel daging buah sirsak (Anonna Muricata Linn) yang diambil didesa Monggupo Kecamatan Atinggola Kabupaten Gorontalo Utara Provinsi Gorontalo, terlebih
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebesar 11,4 juta ton dan 8 juta ton sehingga memiliki kontribusi dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara terbesar kedua setelah Malaysia dalam produksi minyak sawit. Pada tahun 2004, produksi dan ekspor negara Malaysia mencapai masing-masing
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biodiesel Biodiesel merupakan bahan bakar rendah emisi pengganti diesel yang terbuat dari sumber daya terbarukan dan limbah minyak. Biodiesel terdiri dari ester monoalkil dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Asam Stearat Monoetanolamida Asam stearat monoetanolamida mempunyai rumus molekul HOCH 2 CH 2 NHCOC 17 H 35 dan struktur molekulnya Gambar 2.1 Struktur molekul Asam stearat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan minyak goreng merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat Indonesia dalam rangka pemenuhan kebutuhan sehari-hari (Ketaren, 1986). Minyak goreng diekstraksi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. mengoksidasi lignin sehingga dapat larut dalam sistem berair. Ampas tebu dengan berbagai perlakuan disajikan pada Gambar 1.
PEMBAHASAN Pengaruh Pencucian, Delignifikasi, dan Aktivasi Ampas tebu mengandung tiga senyawa kimia utama, yaitu selulosa, lignin, dan hemiselulosa. Menurut Samsuri et al. (2007), ampas tebu mengandung
Lebih terperinciSEJARAH. Pertama kali digunakan untuk memisahkan zat warna (chroma) tanaman
KROMATOGRAFI PENDAHULUAN Analisis komponen penyusun bahan pangan penting, tidak hanya mencakup makronutrien Analisis konvensional: lama, tenaga beasar, sering tidak akurat, tidak dapat mendeteksi pada
Lebih terperinciPENGANTAR ILMU KIMIA FISIK. Subtitle
PENGANTAR ILMU KIMIA FISIK Subtitle PENGERTIAN ZAT DAN SIFAT-SIFAT FISIK ZAT Add your first bullet point here Add your second bullet point here Add your third bullet point here PENGERTIAN ZAT Zat adalah
Lebih terperinciNME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA
1 NME D3 Sperisa Distantina BAB II NERACA MASSA PENYUSUNAN DAN PENYELESAIAN NERACA MASSA KONSEP NERACA MASSA = persamaan yang disusun berdasarkan hukum kekekalan massa (law conservation of mass), yaitu
Lebih terperinciP E N D A H U L U A N
BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang. Karotenoid merupakan suatu kelompok pigmen organik berwarna kuning oranye, atau merah oranye yang terjadi secara alamiah dalam tumbuhan yang berfotosintesis,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. beriklim dingin maupun di daerah beriklim panas (Sato et al, 2006). untuk pengembangan budidayanya maupun penelitian ilmiah.
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Buah tomat mengandung sumber antioksidan yang baik untuk digunakan sebagai asupan harian. Buah tomat ini dapat dikonsumsi dalam keadaan segar ataupun yang
Lebih terperinci4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol
4028 Sintesis 1-bromododekana dari 1-dodekanol C 12 H 26 O (186.3) OH H 2 SO 4 konz. (98.1) + HBr (80.9) C 12 H 25 Br (249.2) Br + H 2 O (18.0) Klasifikasi Tipe reaksi dan penggolongan bahan Substitusi
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia?
BAB I. PENDAHULUAN OTK di bidang Teknik Kimia? Aplikasi dasar-dasar ilmu pengetahuan alam yang dirangkai dengan dasar ekonomi dan hubungan masyarakat pada bidang yang berkaitan Iangsung dengan proses dan
Lebih terperinciOLIMPIADE KIMIA INDONESIA
OLIMPIADE KIMIA INDONESIA OLIMPIADE SAINS NASIONAL SELEKSI KABUPATEN / KOTA UjianTeori Waktu 2 Jam Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Managemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat
Lebih terperinciProses Pembuatan Madu
MADU PBA_MNH Madu cairan alami, umumnya berasa manis, dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga tanaman (floral nektar); atau bagian lain dari tanaman (ekstra floral nektar); atau ekskresi serangga cairan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan sumber bahan bakar semakin meningkat dari waktu ke waktu seiring dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk. Akan tetapi cadangan sumber bahan bakar justru
Lebih terperinciKROMATOGRAFI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
KROMATOGRAFI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. Tujuan Pembelajaran 1. Mahasiswa memahami pengertian dari kromatografi dan prinsip kerjanya 2. Mahasiswa mengetahui jenis-jenis kromatografi dan pemanfaatannya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan
III. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan preparasi sampel, bahan, alat dan prosedur kerja yang dilakukan, yaitu : A. Sampel Uji Penelitian Tanaman Ara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 MINYAK KELAPA SAWIT Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia [11]. Produksi CPO Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, seperti
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reaksi-reaksi kimia berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara dua zat murni. Salah satu bentuk yang umum dari campuran ialah larutan. Larutan memainkan peran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sampel dan Lokasi Penelitian Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil determinasi tumbuhan dilampirkan pada Lampiran 1) yang diperoleh dari perkebunan
Lebih terperinciLAMPIRAN A DATA HASIL PENELITIAN
LAMPIRAN A DATA HASIL PENELITIAN LA.1 Data Hasil Penelitian Tabel LA.1 Data Hasil Penelitian No. Perbandingan Umpan dan Pelarut (F/S) Volume Antisolvent (Metanol) (ml) I 1:2 II III IV Likopen Terekstrak
Lebih terperinciEKSTRAKSI LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (Lycopersicum Esculentum) MENGGUNAKAN PELARUT TUNGGAL DENGAN METODE KRISTALISASI ANTISOLVENT SKRIPSI
EKSTRAKSI LIKOPEN DARI BUAH TOMAT (Lycopersicum Esculentum) MENGGUNAKAN PELARUT TUNGGAL DENGAN METODE KRISTALISASI ANTISOLVENT SKRIPSI Oleh SOLA FIDE GAVRA TARIGAN 110405073 DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Keadaan Lokasi Pengambilan Sampel Sampel yang digunakan adalah sampel bermerek dan tidak bermerek yang diambil dibeberapa tempat pasar
Lebih terperinciKromatografi tambahan. Imam S
Kromatografi tambahan Imam S Kromatografi serapan Bentuk alat : mirip buret, didalamnya berisi, glass wool/kapas untuk penyangga, penyaring dari gelas yang dilapisi kertas saring, bahan isian kolom yang
Lebih terperinciBab I Pengantar. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang Bab I Pengantar Indonesia merupakan salah satu produsen kelapa sawit (Elaeis guineensis) terbesar di dunia. Produksinya pada tahun 2010 mencapai 21.534 juta ton dan dengan nilai pemasukan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK (KI2051) PERCOBAAN 03 PEMISAHAN SENYAWA ORGANIK: EKSTRAKSI DAN ISOLASI KAFEIN DARI DAUN TEH SERTA UJI ALKALOID Nama : Anca Awal Sembada NIM : 11214003 ` Kelompok : 1 (Shift
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa. steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran 1, Hal.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 1. Pemeriksaan kandungan kimia kulit batang asam kandis ( Garcinia cowa Roxb.) menunjukkan adanya golongan senyawa flavonoid, terpenoid, steroid, saponin, dan fenolik.(lampiran
Lebih terperinciPERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT
I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu
Lebih terperinci