Lokakarya Fungsional Non Pene68 Penyiapan dasar media pertumbuhan alkalis bouillon dilakukan dengan melarutkan 10 gram pepton bacto dan 5 gram NaCl da
|
|
- Suharto Salim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 TEKNIK ISOLASI KUMAN ANTRAKS PADA BAHAN PEMERIKSAAN DARI DAERAH Koko Barkah dan M.B. Poerwadikarta Balai Penelitian Veteriner, Bogor PENDAHULUAN Antraks dikenal sebagai penyakit menular pada hewan yang disebabkan oleh bakteri Bacillus anthracis. Penyakit ini dapat menular pada manusia dan dikelompokan kedalam penyakit zoonosis yang berbahaya. Di Indonesia, Antraks telah diketahui sejak tahun 1885 (Soemanagara, 1958) dan hingga saat ini beberapa daerah masih dikenal sebagai daerah endemik (Ditkeswan, 1992 ; Hardjoutomo, 1996). Peneguhan diagnosis antraks dilaboratorium, secara kultur bakteriologik dan uji biologik dengan menggunakan hewan percobaan biasanya perlu dilakukan. Peneguhan diagnosis tersebut dimaksudkan untuk lebih meyakinkan bahwa penyebab kematian pada hewan yang diduga antraks disebabkan oleh Bacillus anthracis. Di laboratorium bakteriologik Balai Penelitian Veteriner (Balitvet) Bogor, peneguhan diagnosis antraks dilakukan dengan menggabungkan hasil dari tiga pemeriksaan, yaitu pemeriksaan mikroskopik, kultur bakteriologik dan pemeriksaan biologik. Dalam beberapa keadaan tertentu diagnosis juga dilakukan dengan pengujian secara serologik yaitu uji presipitasi ascoli dan teknik antibodi flouresencent sebagai pelengkap dalam pemeriksaan (Poerwadikarta dkk., 1994). Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk mempelajari teknik sederhana yang dapat dilakukan dalam mengisolasi kuman antraks pada bahan pemeriksaan antraks yang dikirim dari daerah. PENYIAPAN MEDIA PERTUMBUHAN Jenis media pertumbuhan yang biasa digunakan pada pengerjaan isolasi kuman antraks, antara lain media agar darah dan media agar nutrien. Media agar darah dibuat berdasarkan metoda Supar dan Ibrohim (1981). Media agar darah mengandung bahan-bahan antara lain media alkalis bouillon (infusion broth) sebagai dasar media yang ditambahkan 5-10% darah normal domba sehat dan 2-3% agar bacto. Media agar nutrien mengandung bahan dasar media alkalis bouillon dengan penambahan 2-3% agar bacto. Kedua media tersebut memiliki derajat keasaam (ph) dan dibuat pada cawan petri yang berdiameter 9 cm dengan ketebalan 1.5 cm. 166
2 Lokakarya Fungsional Non Pene68 Penyiapan dasar media pertumbuhan alkalis bouillon dilakukan dengan melarutkan 10 gram pepton bacto dan 5 gram NaCl dalam 1000 ml air kaldu daging sapi yang dipanaskan dan ditambahkan 2-3% agar bacto. Selanjutnya media tersebut diukur derajat keasamannya dan disaring dengan menggunakan kertas saring. Sterilisasi media dilakukan pada suhu 121 C selama 30 menit menggunakan autoclave yang bertekanan 15 lb. Untuk media agar darah, penambahan darah dilakukan secara aseptik dan perlahan setelah media didinginkan menjadi suhu 56 C. Pada kondisi suhu 56 C, secara aseptik media dituangkan kedalam cawan petri dengan volume ml. Penuangan media tersebut dilakukan dalam ruangan khusus bebas cemar (biohazard). Selanjutnya media tersebut didiamkan sampai membeku dalam cawan petri. Untuk mengetahui adanya pencemaran pada media yang dibuat, sebelum dipergunakan media tersebut diinkubasikan pada suhu 37 C selama 24 jam. Media pertumbuhan dapat dipergunakan apabila tidak ada pertumbuhan kuman pencemar setelah diinkubasikan selama 24 jam. Media dapat disimpan dalam kondisi suhu 4 C sampai dipergunakan. Media agar nutrien dibuat pada botol Mc Cartney volume 30 ml dalam posisi miring dengan volume media 10 ml setiap botolnya. Penggunaan media agar nutrien ini adalah untuk menyimpan isolat kuman antraks yang diisolasi dari koloni yang tumbuh pada media agar darah. BAHAN PEMERIKSAAN ANTRAKS Beberapa bahan pemeriksaan berupa potongan kecil daging, Wit clan irisan daun telinga yang diperoleh dari beberapa daerah yang mengalami kejadian antraks. Bahan pemeriksaan tersebut diambil dari hewan mati yang diduga terkena antraks berdasarkan hasil diagnosis sementara dan dikirim oleh dinas Peternakan setempat untuk diteguhkan di laboratorium Balitvet TEKNIK ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ISOLAT KUMAN ANTRAKS Pengerjaan isolasi kuman antraks pada bahan pemeriksaan yang dikirim dari daerah dilakukan berdasarkan metoda Hardjoutomo dkk (1990) dan dikerjakan dilaboratorium sesuai dengan jenisnya. Untuk bahan pemeriksaan yang berupa potongan daging, kulit dan telingga dikerjakan dengan cara menghancurkan. Penghancuran dilakukan menggunakan alat penghancur (stomacher) setelah bahan pemeriksaan tersebut dicuci dan dipotong-potong kecil atau diiris menggunakan pisau skalpel steril. kemudian ditambahkan larutan NaCI physiologis sebanyak 5 ml untuk setiap 5-10 gram bahan pemeriksaan dan dimasukan kedalam tabung reaksi volume 10 ml. Larutan bahan pemeriksaan tersebut selanjutnya dikocok menggunakan alat pengocok (vortex) selama 2-3 menit dan dipanaskan pada suhu 70 C selama 1 6 7
3 Lokakarya Fungsional Non PeneAW pengocok (vortex) selamaa 2-3 menit dan dipanaskan pada suhu 70 C selama 30 menit dalam pemanas air (water bath). Tujuan pemanasan ini dilakukan agar bakteri pencemar lainnya dapat terbunuh dan tidak menghambat pertumbuhan B. anthracis. Selanjutnya, setelah diendapkan bagian supernatan larutan bahan pemeriksaan tersebut ditanam pada media agar darah dan diinkubasikan pada suhu 37 C selama jam. Pertumbuhan koloni bakteri B. anthracis biasanya sudah mulai tampak setelah jam inkubasi. Koloni yang dicurigai diambil dengan menggunakan ose dan dipindahkan pada media agar nutrien untuk diidentifikasi secara marfologi dan sifat biokimianya (Tabel 1.). Pemeriksaan marfologi dan biokimia dilakukan berdasarkan metoda Pesti (1990) dan Cowan (1974). Tabel 1. Bentuk morfologi dan sifat biokimia B. anthracis Karakteristik B. anthracis*) Morfologi dan pertumbuhan Pewarnaan Gram Bentuk sel Kapsul Anaerob Penisilin 10 IU b Reaksi biokimia Katalase + Fermentasi - Gukosa + - Arabinosa - Xylose Karbohidrat (hidrolisis) Citrat (penggunaan) Gelatin Nitrat (reduksi) Voges -Proskauer Lecithinase (aktivitas) Patogenitas pada marmot v ') = sumber data dari Pesti (1990). ; b = bentuk batang + = Positif ; - = Negatif ; V = Variasi ;. = Tidak Dilakukan 1 6 8
4 Lokakarya Fungsional Non Penelit PENGGUNAAN HEWAN PERCOBAAN UNTUK UJI BIOLOGIK Untuk keperluan pemeriksaan biologik antraks dilaboratorium, hewan percobaan diperlukan untuk mengetahui keganasan dari kuman antraks yang berhasil diisolasi. Dalam pemeriksaan antraks dilaboratorium, hewan marmot dan mencit digunakan sebagai hewan percobaan. Hewan-hewan tersebut dapat menggambarkan sifat keganasan dari isolat antraks yang diisolasi. Hewan marmot biasanya lebih sering digunakan sebagai hewan percobaan dalam pemeriksaan bahan spesimen, karena hewan tersebut lebih peka terhadap antraks. Sebagian dari supernatan bahan pemeriksaan tersebut dijadikan sebagai bahan inokulum untuk disuntikan pada hewan percobaan marmot yang digunakan. Penyuntikan bahan inokulum dilakukan pada bagian daging paha marmot (intramuscular) dengan dosis 0.5 ml setiap ekornya. Untuk mencit penyuntikan dilakukan pada bagian rongga perut (intraperitonial) dengan dosis ml setiap ekomya. Setiap bahan pemeriksaan biasanya digunakan 2-3 ekor hewan percobaan. Hewan percobaan yang telah disuntik dengan bahan pemeriksaan tersebut di amati sampai 7 hari. Dari beberapa pengamatan biasanya kematian hewan percobaan yang disuntik dengan bahan pemeriksaan positif antraks terbunuh 48 jam setelah penyuntikan. Kematian hewan percobaan tersebut biasanya diikuti tandatanda keluarnya darah dari hidung dan anus, pembengkakan pada bagian bekas penyuntikan dengan pengembungan bagian perut dan hewan terlihat kaku. Selanjutnya Hewan percobaan yang terbunuh diperiksa bangkai dan seluruh organ bagian dalamnya. Pada marmot yang terbunuh karena antraks terlihat pada bagian antara kulit dan daging terdapat cairan seperti gelatin, organ limpa membesar berwarna merah kehitaman dan rapuh, organ jantung membengkak, besar melebihi bentuk normal. Dari hewan percobaan yang terbunuh dilakukan isolasi dari bagian organ tubuhnya yang secara makroskopis menunjukkan perubahan abnormal, seperti yang disebutkan diatas. Dari organ tubuh limpa, jantung dan cairan gelatin marmot mati diambil sedikit dengan mengoleskan alat ose yang sebelumnya sudah dipanaskan. Selanjutnya ose yang mengandung bagian dari organ tubuh marmot tersebut ditanamkan pada media agar darah dan diinkubasikan pada suhu 37 C selama jam. Jika perlu pengamatan pertumbuhan koloni kuman antraks dilakukan sampai 7 hari. Untuk pemeriksaan mikroskopis kuman antraks dari hewan marmot yang mati terbunuh dilakukan dengan membuat preparat ulas dari bagian organ tubuh jantung, limpa dan cairan gelatin. Preparat ulas difiksasi dengan alkohol 96% selama 1 jam dan dicuci dengan air bersih. Preparat ulas dapat diwarnai dengan pewarnaan cepat Giemsa atau Loeffler methylena blue. Pencucian preparat ulas dilakukan lagi setelah diwarnai dan dikeringkan untuk 1 6 9
5 Lokakarya Fungsional Non PeneMi dapat Iangsung diperiksa secara mikroskopik. Pemeriksaan preparat ulas secara mikroskopik dilakukan dengan dibawah mikroskop menggunakan pembesaran 100 x pada lensa objektif dan 10 x pada lensa ocular. Untuk peneguhan diagnosis antraks di laboratorium bakteriologi Balitvet, pengerjaan isolasi kuman antraks dilakukan secara kultur bakteriologik dan biologik. Berdasarkan jenis bahan pemeriksaan yang diperoleh dari daerah yang disebutkan dapat dikelompokan antara lain bahan pemeriksaan berupa potongan kulit, daging dan telinga. Dari ketiga jenis bahan pemeriksaan tersebut, potongan daging jumlahnya paling banyak dibandingkan dengan bahan pemeriksaan Iainnya seperti pada Tabel 2. Tabel 2. Bahan pemeriksaan dari hewan yang diduga antraks dari daerah untuk pengerjaan isolasi kuman antraks di laboratorium No. Jenis bahan Jumlah Hasil Isolasi kuman pemeriksaan pemeriksaan prosentase positif 1. Kulit Daging Telinga Jumlah Dari hasil pemeriksaan dan pengerjaan isolasi kuman antraks yang dilakukan menunjukkan bahwa prosentase keberhasilan isolasi pada bahan pemeriksaan berupa kulit hewan yang mati terbunuh antraks menunjukkan jumlah 9.9% (24/241). Jumlah tersebut merupakan jumlah yang paling tinggi dibandingkan dengan hasil isolasi kuman antraks pada bahan pemeriksaan yang berasal dari potongan daging dan telinga hewan yang terkena antraks. Prosentase keberhasilan isolasi pada bahan pemeriksaan berupa potongan daging adalah 7.1% (17/241), sedangkan isolasi bahan pemeriksaan berupa potongan telinga adalah 3.3% (8/241). Keberhasilan isolasi kuman antraks pada bahan-bahan pemeriksaan yang diperoleh dari daerah tersebut menunjukkan masih rendah (20.3%). Hal ini diperkirakan bahwa terdapat kendala yang terletak pada beberapa hal, antara lain : (1) kurang tepatnya penanganan bahan pemeriksaan sejak dari pengambilan dan pengirimannya ; (2) karena pengiriman bahan pemeriksaan dari lapang kelaboratorium memerlukan waktu cukup lama, sehubungan dengan tersebarnya daerah kasus dan seringkali bahan pemeriksaan sudah mengalami pembusukan, terutama pada bahan pemeriksaan yang berupa organ. Bahan pemeriksaan yang demikian sangat sulit dilakukan isolasi agen penyebabn.ya, karena pertumbuhan kuman antraks dipengaruhi oleh 1 7 0
6 Lokakarya Fungsiona/ Non Penetitr lingkungan yang diubah kuman pembusuk lainnya, seperti Pseudomonas sp, Bacillus sp. Sejalan dengan pendapat Christie (1987) dan Titball dkk.(1991), bahwa kuman antraks dalam bentuk vegetative dapat terbunuh dengan cepat oleh proses pembusukan dalam organ tubuh hewan yang sudah mati. Selain itu, produk metabolik mikroorganisme lain dan perubahan batas ph lingkungan dapat mempengaruhi kondisi sporulasi kuman yang terjadi dalam tanah (Choquette dan Broughton, 1981). Untuk itu diperlukan perhatian yang baik terhadap penanganan bahan pemeriksaan agar diagnosisnya dapat ditegakkan secara tepat dan cepat. KESIMPULAN DAN SARAN Teknik isolasi kuman antraks yang dilakukan dilaboratorium, dengan pengerjaan bahan pemeriksaan antraks dari daerah secara pupukan (kultur bakteriologik) pada media agar darah, merupakan teknik sedehana yang dapat dilakukan untuk isolasi kuman antraks. Untuk memperoleh hasil peneguhan diagnosis laboratorik secara cepat dan tepat, sebaiknya perlu diperhatikan penanganan bahan pemeriksaan secara tepat. Penggunaan teknik diagnosis konvensional yang dilakukan dengan kultur bakteriologik dan biologik kiranya dianjurkan untuk dapat diterapkan pada laboratorium diagnostik veteriner di daerah-daerah endemik antraks. DAFTAR PUSTAKA Choquette, L.P.E. and Broughton, E Anthrax. In : Infectious Diseases of Wild Mammals., 2nd eds.ed. Davis, J.W., Kastrad L.H. and Trainer, D.O., Ames, Iowa, Iowa State University Press, pp Christie, A.B Infectous Diseases : Epidemiology and Clinical Practise, 4th eds. Edinburgh, Churchill Livingstone, pp Cowan S.T., Cowan and Steel's : Manual for Identification of Medical Bacteria, 2nd eds., Cambridge and London, Cambridge University Press. Direktorat Bina Kesehatan Hewan Pedoman Umum Pembinaan Keseahatan Hewan. Rapat Konsultasi Teknis Nasional Dit.Jend.Nak. Jakarta, 5-6 Pebruari 1992, hal.40. Hardjoutomo, S Incidence of anthrax in Indonesia : Salisbury Medical Bulletin. Special Supplement, (87) ;9 Office International Des Epizooties (OIE) Anthrax In : Manual of Standards for Diagnostic Tests and Vaccines. Second edition ;
7 Lokakarya Fungsiona/ Non Panama Pesti, L Methods for the Diagnosis of Anthrax. In : G.G. Alton,G.R. Carter, A.C. Kibor and L. Pesti. Veterinary Diagnostic Bacteriology. A. Manual of Laboratory Procedures for Selected Diseases of Livestock. FAO Animal Production and Health Paper. 81 :77-74 Poerwadikarta, M.B., S. Hardjoutomo Dan E. Martindah Studi Retrospektif laboratorik antraks di Indonesia : Prosiding Seminar Teknologi Veteriner. hal.1-6 Soemanagara R.Md.T., Ichtisar singkat dari penyakit Radang limpa, penyakit Ngorok dan Radang paha di Indonesia. Hemera Zoa. 65 : Supar dan Ibrohim Kultur Media dan Cara Pembuatannya. Balai Penelitian Penyakit Hewan, Bogor ; Titball, R.W., P.C.B. Turnbull and R.A. Hutson The Monitoring and Detection of B. anthracis in the environment, Journal of Applied Bacteriology Symposium Supplement, 70 ;9S-18S. 1 72
Kudrjawzow dan Rumanow (1928) yang telah dimodifikasi oleh Hardjoutomo dan Sri Poernomo (1976). Untuk pembuatan antigen kokto tersebut dikerjakan sepe
PEMBUATAN ANTIGEN KOKTO UNTUK SERUM ASCOLI Koko Barkah Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor 11614 PENDAHULUAN Antraks atau radang limpa adalah penyakit menular pada hewan yang disebabkan
Lebih terperinciISOLASI BA CILLUSANTHRACIS PADA KASUS ANTRAKS DI BOGOR
Temu Teknis Fungsional Non Peneliti 1001 ISOLASI BA CILLUSANTHRACIS PADA KASUS ANTRAKS DI BOGOR KOKO BARKAH Balai Penelitian Veteriner, Jl. R.E. Martadinata 30, PO Box 115 Bogor 11614 RINGKASAN Isolasi
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Kasim Riau yang beralamat di Jl. HR. Soebrantas KM 15 Panam, Pekanbaru.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) dan lahan kampus Universitas Islam Negeri Sultan Syarif
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat E. ictaluri Ikan Lele ( Clarias sp.)
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian telah dilaksanakan di Laboratorium Balai Uji Standar Karantina Ikan Departemen Kelautan dan Perikanan di Jakarta dan Bagian Patologi, Departemen Klinik, Reproduksi
Lebih terperinciPenelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014.
2. MATERI DAN METODE 2.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Pangan Universitas Katolik Soegijapranata pada Agustus 2013 hingga Januari 2014. 2.2. Materi
Lebih terperinciII. METODOLOGI PENELITIAN. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana,
II. METODOLOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif meliputi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif kualitatif
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada April hingga Juni 2008. Isolasi dan identifikasi bakteri, cendawan serta parasit dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ikan, Departemen
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari sampai bulan April 2014.
14 III. METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksplorasi dan eksperimen. Penelitian eksplorasi dengan cara menggunakan isolasi jamur endofit dari akar kentang
Lebih terperinciGambar 1 Tanaman uji hasil meriklon (A) anggrek Phalaenopsis, (B) bunga Phalaenopsis yang berwarna putih
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Isolasi dan perbanyakan sumber inokulum E. carotovora dilakukan di Laboratorium Bakteriologi Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian, Institut Pertanian
Lebih terperinciKAMAN RETROSPEKTIF ANTRAKS DI DAERAH ENDEMIK MENGGUNAKAN UM ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA)
KAMAN RETROSPEKTIF ANTRAKS DI DAERAH ENDEMIK MENGGUNAKAN UM ENZYME-LINKED IMMUNOSORBENT ASSAY (ELISA) S. HARDJOUTOMO dan M.B. POERWADIKARTA Balai Penelitian Veteriner Jalan R.E. Martadinata 30, P.O.Box
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. 2. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Universitas
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
METODOLOGI PENELITIAN Waktu Dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus 2012 di Bagian Mikrobiologi Balai Laboratorium Kesehatan Provinsi Sumatera utara.
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai Oktober 2009. Pengambilan sampel susu dilakukan di beberapa daerah di wilayah Jawa Barat yaitu
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. selesai. Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium FIKKES Universitas. Muhammadyah Semarang, Jl. Wonodri Sendang No. 2A Semarang.
7 METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif. A. Waktu Dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilakukan mulai bulan April 2007 sampai dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Airlangga pada bulan Januari-Mei
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Riau.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2013 di Laboratorium Teknologi Pascapanen dan Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Fakultas
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Sampel tanah diambil dari Hutan Larangan Adat Rumbio Kabupaten Kampar. Sedangkan Enumerasi dan Analisis bakteri dilakukan di Laboratorium Patologi,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Penelitian
Lebih terperinciSampel air panas. Pengenceran 10-1
Lampiran 1. Metode kerja Sampel air panas Diambil 10 ml Dicampur dengan media selektif 90ml Di inkubasi 24 jam, suhu 50 C Pengenceran 10-1 Di encerkan sampai 10-10 Tiap pengenceran di tanam di cawan petri
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE III.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga Maret 2012 di kawasan konservasi lumba-lumba Pantai Cahaya, Weleri, Kendal, Jawa Tengah
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian observasional laboratorik untuk mengetahui pertumbuhan mikroorganisme pengganti Air Susu Ibu di Unit Perinatologi Rumah Sakit
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini sampel air sumur diambil di rumah-rumah penduduk sekitar Kecamatan Semampir Surabaya dari 5 kelurahan diantaranya Ujung, Ampel,
Lebih terperinciLampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri
LAMPIRAN 13 14 Lampiran 1 Komposisi media pertumbuhan bakteri No Media Komposisi 1 Media gelatin Sebanyak 150 g gelatin dilarutkan dengan akuades hingga 1000 ml, cek ph 6.7±7.0, lalu disterilisasi dengan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian dan Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboraturium Mikrobiologi Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian
9 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian Universitas Lampung sejak Juli sampai dengan September 2015. Pengambilan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan
III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media Agar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari:
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri atas 5 perlakuan dengan 3 ulangan yang terdiri dari: 1. 0 ppm: perbandingan media
Lebih terperinciBAB III MATERI DAN METODE. Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda
15 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian mengenai penambahan starter ekstrak nanas dengan level berbeda pada pollard terhadap kandungan total bakteri, Gram positif/negatif dan bakteri asam laktat telah
Lebih terperinciBAB III METODA PENELITIAN
BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif. B. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di laboratorium mikrobiologi, Universitas Muhammadiyah Semarang.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. menggunakan media Mannitol Salt Agar (MSA). pada tenaga medis di ruang Perinatologi dan Obsgyn Rumah Sakit Umum
38 III. METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif laboratorik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan metode difusi dengan memakai media
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian isolasi dan identifikasi bakteri asam laktat pada susu kambing segar ini menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) faktorial yang
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian tempat + 25
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian, Medan dengan ketinggian tempat + 25 meter di atas permukaan laut pada bulan
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE
BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, tahap pertama dilaksanakan di laboratorium bioteknologi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Unpad, tahap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan adalah penelitian deskripsi eksploratif untuk mengidentifikasi bakteri yang diisolasi dari limbah cair Tekstil di Instalasi Pengolahan
Lebih terperinciPseudomonas fluorescence Bacillus cereus Klebsiella cloacae (Enterobacter cloacae) MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian
6 mudah pada medium nutrien sederhana (Pelczar dan Chan 1988). Escherichia coli bersifat motil atau non-motil dengan kisaran suhu pertumbuhannya adalah 10-40 o C, dengan suhu pertumbuhan optimum adalah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Populasi yang diamati pada penelitian ini diperoleh dari penelitian
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian dasar dengan metode deskriptif (Nazir, 1998). B. Populasi dan Sampel Populasi yang diamati pada penelitian
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Penelitian Susu UHT Impor Bahan Media dan Reagen Alat
21 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari bulan Agustus sampai dengan September tahun 2008. Tempat penelitian di Laboratorium Bagian Kesehatan Masyarakat Veteriner (KESMAVET) Departemen
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Materi Penelitian Bahan yang akan digunakan meliputi ikan plati, kultur mikroorganisme yang diisolasi dari asinan sawi, Paramaecium sp.,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh disajikan secara deskriptif meliputi karakteristik
Lebih terperinciLokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Tabel 1. Pengambilan sampel anak sapi diare dan anak sapi tidak diare Peternakan Batu Raden Sukabumi (A) Bandun
Lokakarya Fungsional Non Penelili 1997 ISOLASI DAN IDENTIFIKASI ESCHERICHIA COLI K99 PENYEBAB DIARE PADA ANAK SAM Djaenuri dan Nina Kurniasih Balai Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata 30, Bogor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari
28 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian Deskriptif karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi pada udara di inkubator
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Metode Pengumpulan Data 2.1.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Sampel nasi bungkus diambil dari penjual nasi bungkus di wilayah sekitar kampus Universitas Udayana Bukit Jimbaran.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium
11 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Maret 2014 di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciMedia Sintetik BAHAN DAN CARA KERJA Untuk menumbuhkan dan memperbanyak kuman M.bovis galur standar AN 5 sebagai pokok kuman digunakan media sintetik D
TEKNIK PEMBUATAN DAN PENGUJIAN TUBERKULIN PPD (PURIFIED PROTEIN DERIVATIVE) BOVIN BUATAN BALITVET AGUS EFENDI DAN SUTARMA Balai Penelitian VeterinerX. R.E. Martadinata 30, Bogor 16114 RINGKASAN Tuberkulosis
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mikrobiologi, Departemen Biologi dan Laboratorium Biokimia, Departemen Kimia Fakultas Sains dan Teknologi,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012, bertempat di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2015 di Laboratorium Patologi, Entomologi dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim
Lebih terperinciMETODE. A. Peremajaan Salmonella sp. B. Verifikasi Salmonella sp.
METODE Alur Penelitian Alur penelitian dan metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 6 tahapan, yaitu: peremajaan bakteri Salmonella sp., verifikasi bakteri Salmonella sp., isolasi fage,
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian diadakan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana. Pengambilan
Lebih terperinciII. METODE PENELITIAN
II. METODE PENELITIAN 2.1 Metode Pengambilan Data 2.1.1 Lokasi dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE PENELITIAN
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian 3.1.1 Bahan yang Digunakan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Aquades 2. Sarang Lebah 3. Media Nutrien
Lebih terperinciBAB 4 METODE PE ELITIA
BAB 4 METODE PE ELITIA 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian : eksperimental laboratorik 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG UI Waktu penelitian : Minggu ke-4
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Lokasi Pengambilan Sampel Ikan Patin a. Kolam pendederan b. Kolam pembesaran c. Kolam indukan Gambar lokasi pengambilan sampel pada Kecamatan Lau Bekri a. Kolam pendederan b. Kolam
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juli sampai Agustus 2012 di Balai Laboratorium Kesehatan Medan. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan adalah garam buffer
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Metode Penelitian Sampel
16 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai Agustus 2012 di Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian Pra-pengamatan atau survei
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Pusat Kajian Buah-Buahan Tropika IPB (PKBT-IPB) Pasir Kuda, Desa Ciomas, Bogor, dan Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan,
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu . Bahan dan Alat Metode Penelitian Survei Buah Pepaya Sakit
5 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman dan Kebun Percobaan Leuwikopo, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE
III. MATERI DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai Juli 2015. Sempel tanah diambil pada dua tempat yaitu pengambilan sempel tanah hutan
Lebih terperinciBAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN
BAB II MATERI DAN METODE PENELITIAN 2.1. Materi Penelitian 2.1.1. Lokasi Sampling dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini sampel diambil dari lokasi-lokasi sebagai berikut: 1. Rumah Pemotongan Hewan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium
23 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-Desember 2015 di Laboratorium Biokimia Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic
27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode descriptive analitic karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas mikrobiologi
Lebih terperinciIII. METODOLOGIPENELITIAN
III. METODOLOGIPENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan antara Februari-Agustus 2007, di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciKeragaman Bakteri Endofit Pada Kultivar Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) Leor Dan Duri Di Kabupaten Subang
19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian dengan menggunakan metode deskriptif untuk mengidentifikasi keragaman bakteri endofit pada kultivar nanas (Ananas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi yang dilakukan dengan cara identifikasi bakteri dari probiotik yang berpotensi sebagai bahan biodekomposer.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan
20 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni sampai Desember 2013 dengan tahapan kegiatan, yaitu pengambilan sampel, isolasi dan identifikasi bakteri
Lebih terperinci2. Prosedur Isolasi ke Media Padat
1. Prosedur Isolasi ke Media Cair 1. Seluruh proses dilakukan didekat api 2. Pegang jarum inokulasi di tangan kanan dan tabung berisi biakan bakteri di tangan kiri 3. Buka kapas penutup tabung dengan jari
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis Kesehatan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian yang akan dilakukan menggunakan metode deskriptif. B. Tempat dan waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Analis
Lebih terperinciMATERI DAN METODE. Pekanbaru. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Mei sampai September
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium Patologi, Entomologi, dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Alat Penelitian 3.1.1 Bahan Penelitian Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : (1) Dendeng daging sapi giling yang diperoleh dari
Lebih terperinciMETODELOGI PENELITIAN. Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium. Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung dalam waktu 4
27 III. METODELOGI PENELITIAN A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah, Rumah Sakit Umum DR. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung dan Laboratorium Mikrobiologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. sampai Desember Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama ± 3 bulan dimulai bulan Oktober sampai Desember 2013. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pembinaan dan Pengujian
Lebih terperinciLAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Lampiran 1. Sterilisasi Alat dan Bahan Semua peralatan yang akan digunakan dalam penelitian disterilisasikan terlebih dahulu. Peralatan mikrobiologi disterilisasi dengan oven pada suhu 171 o C
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Metode Penelitian
BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di peternakan Kunak, Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Sampel diuji di laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner, Departemen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif.
A. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan jenis penelitian dasar dengan menggunakan metode deskriptif. B. Populasi dan Sampel 1. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di
17 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan dari Bulan April sampai dengan Juni 2013, di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Lebih terperinciBAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN
BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada April 2013 sampai dengan Mei 2013 di laboratorium Nutrisi Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni laboratorium in vitro. B. Subjek Penelitian 1. Bakteri Uji: bakteri yang diuji pada penelitian ini
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi
11 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat Penelitian dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penyakit Tumbuhan Jurusan Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Pelaksanaan penelitian
Lebih terperinciII. METODELOGI PENELITIAN
II. METODELOGI PENELITIAN 2.1 Metode Pengumpulan Data 2.1.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di UPT Laboratorium Biosain dan Bioteknologi Universitas Udayana. Penelitian ini berlangsung
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis dan rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian isolasi dan identifikasi bakteri resisten antibiotik dari sampel tanah di Rumah
Lebih terperinciBAB 4 METODE PENELITIAN
BAB 4 METODE PENELITIAN 4.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian : eksperimental laboratorik 4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian : Laboratorium Biologi Oral FKG UI Waktu penelitian : Minggu
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis/Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian penjelasan atau Explanatory Research karena ingin mengetahui variabel-variabel
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. observasi kandungan mikroorganisme Coliform dan angka kuman total pada susu
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian deskripsi dengan metode observasi. Penelitian dilakukan dengan melakukan observasi kandungan
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Peremajaan Aktinomiset dari Kultur Penyimpanan Perbanyakan Sclerotium rolfsii dari Kultur Penyimpanan
BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Bakteriologi Tumbuhan, Departemen Proteksi Tanaman, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) mulai Maret 2011 sampai
Lebih terperinciIII. MATERI DAN METODE. Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru pada bulan Mei 2013 sampai dengan Juni 2013.
III. MATERI DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini telah dilaksanakan di laboratorium Patologi Entomologi dan Mikrobiologi (PEM) Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan
Lebih terperinciTeknik Identifikasi Bakteri
MODUL 5 Teknik Identifikasi Bakteri POKOK BAHASAN : 1. Teknik Pewarnaan GRAM (Pewarnaan Differensial) 2. Uji Katalase 3. Pembuatan stok agar miring TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Mempelajari cara menyiapkan apusan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Asam Jawa (Tamarindus indica L) yang diujikan pada bakteri P. gingivalis.
BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental laboratoris secara in vitro menggunakan ekstrak buah Asam Jawa
Lebih terperinciKoloni bakteri endofit
Lampiran : 1 Isolasi Bakteri Endofit pada tanaman V. varingaefolium Tanaman Vaccinium varingaefolium Diambil bagian akar tanaman Dicuci (menghilangkan kotoran) Dimasukkan ke dalam plastik Dimasukkan ke
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji
III. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik untuk menguji efektivitas pada antiseptik di Unit Perinatologi Rumah Sakit Umum Abdul Moeloek.
Lebih terperinciIII BAHAN DAN METODE
meliputi daerah Jawa, Kalimantan dan Sumatera. Tanaman Kilemo di daerah Jawa banyak ditemui pada daerah dengan ketinggian 230 700 meter di atas permukaan laut (mdpl). Tanaman ini terutama banyak ditemui
Lebih terperinciLAMPIRAN. Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi
LAMPIRAN Lampiran 1. Alur Kerja Isolasi Bakteri Endofit dari Batang dan Akar Tanaman Dara metode Radu & Kqueen (2002) yang dimodifikasi Bagian akar dan batang (3-5 cm) Dicuci dengan air mengalir selama
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research
17 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan berupa penelitian murni atau pure research yang dilakukan dengan metode deskriptif, yaitu suatu metode penelitian untuk membuat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilakukan pada 4 April 2016 sampai 16 Agustus 2016. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Riset Kimia Material dan Hayati Departemen
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar
III. BAHAN DAN METODE A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada April 2014 di Tempat Pemotongan Hewan di Bandar Lampung, Laboratorium Penguji Balai Veteriner Lampung, dan Laboratorium Nutrisi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah RAL faktorial dengan 15 perlakuan dan 3 kali ulangan. Desain perlakuan pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2010 Juli 2011. Untuk pengambilan sampel tanah dilakukan di kawasan mangrove Wonorejo Surabaya.
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
23 III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung dari bulan Januari sampai
Lebih terperinci