Tantangan Rekrutmen Hakim

Transkripsi

1 Problem dan Tantangan Rekrutmen Hakim dan Hakim Agung Oleh: Mustofa Abdullah Disampaikan pada PELATIHAN HAK ASASI MANUSIA UNTUK JEJARING KOMISI YUDISIAL RI, diselenggarakan oleh Puham UII, bekerjasama dengan Komisi Yudisial RI dan NCHR, di Bandung, 30 Juni 3 Juli

2 Komisi Yudisial lahir pada era reformasi saat amandemen ke III Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pada tahun 2001 bersamaan dengan lahirnya Mahkamah Konstitusi. 2

3 Walaupun Komisi Yudisial adalah lembaga baru, namun keberadaannya memperoleh justifikasi hukum yang sangat kuat karena diatur secara tegas di dalam konstitusi / Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 dan kewenangannya diberikanik oleh lhkonstitusi. i 3

4 Berkaitan ki dengan itu, khdi kehadiran Komisi iiyudisial i di dalam sistem kekuasaan Kehakiman di Indonesia bukanlah sebagai asesoris demokrasi atau proses penegakkan hukum. Komisi Yudisial lahir sebagai konsekuensi politik yang ditujukan untuk membangun sistem saling awas dan saling imbang (check and balances) di dalam struktur kekuasaan, termasuk di dalamnya pada sub sistem kekuasaan kehakiman. 4

5 Sebagai lembaga yang lahir dari hasil perubahan UUD 1945, keberadaan Komisi Yudisial pada prinsipnya merupakan amanah reformasi khususnya Reformasi Peradilan 5

6 Hakim Yang Baik Good Judges Are Not Born But Made Odette Buitendam 6

7 Ini berarti bahwa hakim yang baik yaitu hakim yang memiliki profesionalitas, integritas, kualitas bukanlah lahir dengan sendirinya akan tetapi dibentuk. Perubahan kearah terciptanya sistem peradilan yang lebih baik hanya dapat terjadi apabila kita berhasil membentuk dan menempatkan hakim yang baik tersebut pada badan badan peradilan. 7

8 Berkaitan dengan pernyataan odette buitendam maka dalam membentuk dan menempatkan hakim baru yang baik melalui cara : Pendidikan Rekrutmen 8

9 PENDIDIKAN HAKIM Undang UndangNomor 49 Tahun 2009Tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum mengatur : Pasal 14 tentang Pendidikan Hakim (1) Untuk dapat diangkat sebagai hakim pengadilan, seseorang harus memenuhi syarat sebagai berikut : a. Warga Negara Indonesia; b. Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; c. Setia kepada Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; d. Sarjana Hukum; 9

10 e. Lulus Pendidikan Hakim; f. Mampu secara rohani dan jasmani untuk menjalankan tugas dan kewajiban; g. Berwibawa, jujur, adil dan berkelakuan tidak tercela; h. Berusia paling rendah 25 (dua puluh lima) tahun dan paling tinggi 40 (empat puluh) tahun; dan i. Tidak pernah dijatuhi pidana penjara karena melakukan kejahatan berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 10

11 Penjelasan Pasal 14 (1) huruf e : Pendidikan hki hakim diselenggarakan bersama oleh Mahkamah Agung dan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta yang terakreditasi A dalam jangka waktu yang ditentukan dan melalui proses seleksi yang ketat. 11

12 ALUR PENDIDIKAN HAKIM DOKTOR DALAM ILMU HUKUM HAKIM MAGISTER HUKUM PENDIDIKAN PROFESI HAKIM TES SARJANA HUKUM TES DUNIA KERJA MAHASISWA PROGRAM AKADEMIK STRATA 1 TES CALON MAHASISWA 12

13 ISI KURIKULUM PENDIDIKAN TINGGI 1. Mata kuliah kompetensi umum : a. Pendidikan agama b. Pendidikan kewarganegaraan c. Bh Bahasa indonesia i d. Bahasa inggris e. Matematika tik dan/atau statistika ttitik dan/atau logika 13

14 2. Mata Kuliah Kompetensi Utama: Sejumlah matakuliah yang merupakan substansi kajian bidang ilmu yang menjadi isi program pendidikan akademik pada strata program studi tertentu. 14

15 3. Mata Kuliah Kompetensi Pendukung : Sejumlah matakuliah yang dapat dipilih untk menunjang program pendidikan akademik atau profesi, atau vokasi pada strata program studi tertentu 15

16 Disamping matakuliah matakuliah tersebut diatas, kurikulum perguruan tinggi wajib bermuatan kepribadian dan kebudayaan, baik dalam bentuk matakuliah yang berdiri sendiri maupun terintegrasi i dalam matakuliah lain. 16

17 Untuk mendapatkan hakim yang jujur dan bermoral, selain matakuliah yang berkaitan keprofesionalan pada pendidikan hakim haruslah diberikan matakuliah Etika Profesi dan Moral 17

18 Contoh Etika Profesi The four commandements for judge dari Socrates : a. To hear courteously (mendengar dengan sopan dan beradab) b. To answer wisely (menjawab dengan arif bijaksana) c. To consider soberly (mempertimbangkan tak terpengaruh) d. To decide impartially (memutus tak berat sebelah). 18

19 REKRUTMEN HAKIM (BARU) Undang Undang d Nomor 49, 50 dan 51 Tahun 2009 : 1) Pengangkatan hakim pengadilan negeri dilakukan melalui proses seleksi yang transparan, akuntabel dan partisipatif. 2) Proses seleksi pengangkatan hakim pengadilan negeri dilakukan bersama oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial. 3) Ketentuan lebih lanjut mengenai proses seleksi diatur bersama oleh Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial. 19

20 Rekrutmen selama ini mengandung beberapa masalah : 1. Penentuan kelulusan kll tidak jelas jl dan tidak terbuka; 2. Minimnya peminat yang berkualitas; 3. Perencanaan rekrutmen terpusat dan tidak melibatkan pengadilan daerah; 4. Informasi rekrutmen kurang terbuka; 5. Persyaratan calon hakim tidak relevan dengan tanggung jawab bjbt jabatan; 6. Pelaksana rekrutmen tidak kompeten; 7. Formasi tidak sesuai dengan kebutuhan; 8. Adanya campur tangan pihak luar. 20

21 Selama ini berlangsung HAKIM Masyarakat Slki Seleksi CPNS/ PNS Sarjana CAKIM oleh CAKIM Hukum MA Pendidikan Hki Hakim oleh lhma : Pendidikan Ujian Tidak Lulus Tidak Lulus PNS Non Hakim 21

22 Amanat UU No. 49, 50 dan 51 Tahun 2009 Masyarakat Sarjana Hukum Pendidikan Hakim oleh MA dan PTN/PTS : Seleksi lk calon peserta didik pendidikan ujian Masyarakat Potensial Menjadi Hakim (Sarjana Hukum dan Lulus Pendidikan Hakim) Seleksi Pengangkat an Hakim oleh MA dan KY HAKIM Tidak Lulus Tidak Lulus 22

23 Rekrutmen Hakim Agung Mendapatkan Calon Hakim Agung gyang baik ditentukan oleh : 1. Sistem rekrutmen 2. Persyaratan yang dipergunakan 3. Lembaga yang melakukan rekrutmen. 23

24 HakimAgung yang akandicari : 1. Hakim Agung yang mempunyai kompetensi dan profesionalitas; 2. Mempunyai integritas; 3. Mempunyai track record; 4. Jujur dan bermoral; 5. Memiliki leadership atau kepemimpinan. Untuk mendapatkan Hakim Agung dengan kit kriteria i tersebut tharus melalui lliseleksi lki: 1. Seleksi kualitas 2. Seleksi Kepribadian 3. Seleksi Kesehatan (tes kesehatan) 24

25 1. Karya Ilmiah Materi Seleksi Kualitas Ditinjau dari segi : a. Contextural b. Construction of core c. Command of the law and procedure d. Legal reasoning Juga dari segi : a. Yuridis b. Sosiologis c. Filosofis 2. Legal Case : a. Kasus Pidana b. Kasus Perdata c. Kasus TUN 3. Karya profesional ldua tahun terakhir 25

26 Materi Seleksi Kepribadian 1. Tes kecocokan k dan konsistensi iuntuk Hakim Agung 2. Tes pengalaman dan potensi kedepan 3. Dayatahan dan daya pikir 4. Wawancara terhadap empat aspek : a. Integrity b. Intent/Motivation c. Capacity d. Result 26

27 Materi Seleksi Kesehatan Able Disable 27

28 Materi Investigasi Setelah seleksi kualitas, kepribadian dan kesehatan dilakukan Investigasi. Materi investigasi : a. Track record b. Laporan Harta Kekayaan (LHK) 28

29 Materi Wawancara Terakhir dilakukan wawancara dengan seluruh anggota Komisi Yudisial. Materi wawancara : 1. Teori teori ilmu hukum 2. Filsafat hukum 3. Leadership 4. Masalah aktual di bidang hukum 5. Klarifikasi Laporan Harta Kekayaan. 29

30 Hambatan dan Tantangan Untuk Seleksi Hakim Baru : 1. Intervensi dari luar 2. IPK 3. Perguruan Tinggi calon hakim 30

31 Untuk Seleksi Hakim Agung : 1. Tidak adanya track record atau database dari Mahkamah Agung tentang calon yang diajukan oleh Mahkamah Agung. 2. Tidak adanya informasi dari Mahkamah Agung tentang rasio kebutuhan hakim karir dan non Karir 3. Tidak adanya informasi tentang kebutuhan Hakim Agung dalam bidang pidana, perdata, Tata Usaha Negara, Agama dan Militer. 4. Pengalaman Calon Hakim Agung tidak sesuai dengan kebutuhan (non karir). 31

32 32