BAB I PENDAHULUAN. swasta maupun pemerintah didorong dalam peningkatan efisien dan efektifitas
|
|
- Doddy Atmadjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini baik perusahaan swasta maupun pemerintah didorong dalam peningkatan efisien dan efektifitas kinerja yang mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaannya. Di tingkat perusahaan, keberhasilan usaha sangat ditentukan oleh kecepatan dan ketepatan pengambilan keputusan oleh manajer dalam menghadapi arus bisnis. Suatu perusahaan yang berhasil pada umumnya adalah perusahaan yang dapat mengambil keputusan yang tepat berkaitan, antara lain dalam pemilihan produk, pemasaran, keuangan perusahaan dan teknologi yang digunakan. Banyak perusahaan yang kinerjanya mengalami fluktuasi misalnya PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk (Telkom) pada pertengahan akhir tahun 2010 yang dialami Telkom bahwa kinerja keuangan menurun hal ini terlihat dari turunnya laba bersih tetapi unit bisnis dan anak usahanya mengalami pertumbuhan yang sangat signifikan yang mengakibatkan Telkom Group dapat menguasai pangsa pasar di industry (sumber: 1
2 2 PT Industri Telekomunikasi Indonesia disingkat PT INTI (Persero), sebagai salah satu perusahaan yang mengelola bisnis Telekomunikasi selama 37 tahun. Dalam perjalanan bisnisnya, INTI mengalami fluktuasi, hal ini tentu juga dialami oleh semua pelaku bisnis, pada tahun 2006 INTI memperoleh penjualan sebesar Rp. 629,55 Milyar dengan laba bersih Rp. 8,62 Milyar. Tahun 2007, INTI memperoleh penjualan sebesar Rp. 684,50 Milyar dengan laba sebesar Rp. 1,39 Milyar. Sedangkan pada tahun 2008, penjualan yang dicapai perusahaan sebesar Rp. 762,36 Milyar namun demikian perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 49,29 Milyar disebabkan oleh pembengkakan biaya. (Sumber : News and Events PT. INTI) PT Askrindo yang merupakan salah satu badan usaha milik negara yang menderita kerugian paling besar tahun lalu, kinerja manajer pusat biayanya buruk, pada tahun 2011 biaya yang dikeluarkan PT Askrindo sebesar lebih dari 177 milyar dan jauh ebih besar dari tahun sebelumnya yang hanya 142 milyar, pemborosan ini terkait dengan pengeluaran biaya umum dan administrasi yang mencapai 168 milyar, lebih besar dari pengeluaran pada tahun sebelumnya.(sumber: krindo-selalu-merugi) Begitu juga PT PAL yang dari tahun 2006 hingga tahun 2010 terus mengalami kerugian, kinerja keseluruhan manajer termasuk manajer pusat biayanya buruk, selama 6 tahun terakhir, biaya overhead rata-rata per tahun sebesar 214 milyar yang tidak mampu ditutup oleh laba bersih perusahaan. Jika
3 3 ditotal dari tahun PT PAL telah mengalami kerugian sebesar Rp 935 milyar. (Sumber : PT. Pelayaran Nasional Indonesia disingkat PT. PELNI. Mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun hal ini disebabkan adanya perubahan klasifikasi atas pengelompokan barang (container, kendaraan dan barang) yang dilakukan oleh perusahaan. Meskipun kinerja angkutan penumpang dan barang dalam fluktuasi yang stabil, namun kinerja PT PELNI memiliki trend yang positif di lima tahun terakhir ini, dari posisinya yang merugi pada tahun 2007 hingga memiliki profit di tahun 2011, peningkatan ini terjadi karena dukungan usaha penunjang dan sampingan seperti property dan galangan kapal. Realisasi penghasilan perusahaan dari usaha perkapalan tahun 2007 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan khususnya di tahun (Sumber: Fadjar Ari Dewanto/19-juli-2012/Kinerja Perusahaan PT. PELNI ). Industri sepatu nasional merupakan salah satu industri yang memiliki peranan cukup besar dalam menghasilkan devisa ekspor dan penyerapan tenaga kerja. Pada tahun 2007 nilai ekspor sepatu nasional mencapai US$ 1,64 miliar, naik dari US$ 1,60 miliar pada tahun Pada semester I (Januari sampai Juni 2008) nilai ekspor produk sepatu mencapai US$ 0,94 miliar. Industri sepatu nasional selama ini lebih banyak menggarap pasar domestik ketimbang pasar ekspor dengan perbandingan 5,2% : 94,8%. Negara tujuan ekspor sepatu Indonesia adalah AS, Eropa, Asia Timur, Timur Tengah dan Afrika. Sedangkan negara pesaing utama di pasar ekspor adalah China, Italia, Hong Kong, Vietnam, Thailand dan India.
4 4 Tabel 1.1 Nilai Ekspor Produk Sepatu Indonesia Tahun (juta US$) Tahun Uraian Ekspor ke China 329,6 304,1 373,6 474,8 541,7 608,2 726, ,3 880,5 Ekspor ke ASEAN Ekspor ke Dunia Surplus/ Defisit 400,4 412,7 502,3 611,3 512,7 620,4 789,4 859,0 810, , , , , , , , , ,1 326,9 301,2 369,6 465,8 526,4 589,4 688,8 951, ,6 Sumber : Bloomberg, 2012 Bila dilihat perkembangan total ekspor sepatu Indonesia ke dunia pada tahun 2010 adalah sebesar US$ 2.501,9 juta, sedangkan permintaan dunia akan produk sepatu adalah sebesar US$ ,4 juta. Dengan demikian ekspor Indonesia mempunyai share terhadap dunia sebesar 2,08 persen. Seperti halnya ekspor ke China dan Asean 4, ekspor sepatu ke negara-negara lainnya (dunia) perkembangan ekspor sepatu mengalami penurunan tahun 2002 dan pada tahun 2009 saat terjadi krisis ekonomi global karena permintaan yang berkurang. Melemahnya perekonomian dunia akibat krisis finansial yang membelit Eropa dan Amerika Serikat dan sejumlah permasalahan, antara lain persoalan buruh di dalam negeri, membuat industri alas kaki di Indonesia semakin terpuruk. Sekretaris Jenderal (Sekjen) Asosiasi Persepatuan Indonesia (Apresindo), Binsar Marpaung mengatakan industri sepatu kian semakin terpuruk. Hal ini disebabkan banyak hal antara lain faktor eksternal yaitu kondisi ekonomi global yang belum membaik dan permasalahan buruh yang belum menemui jalan
5 5 keluar. Tahun lalu kinerja ekspor sepatu dari Indonesia hanya US$3,3 miliar dan hingga akhir tahun ini nilai ekspornya sekitar US$3,5 miliar. Peningkatan nilai ekspor yang hanya sedikit karena menurunnya permintaan dipasar Amerika Serikat dan Eropa,. Selain menurunnya permintaan sepatu dipasar International, menurut Binsar, aksi sweping yang dilakukan serikat kerja menghentikan proses produksi. Hampir 1 bulan pabrik sepatu dikawasan industri tidak bisa melakukan produksi karena sewping serikat kerja yang menuntut penghapusan sistem outsourcing. Hal ini membuat daya saing industri alas kaki nasional semakin terpuruk, paparnya. Pada tahun depan, lanjut Binsar, kinerja ekspor alas kaki nasional akan menyamai capaian tahun ini. Untuk 2013, pelaku usaha pesimis kinerja ekspor sepatu nasional bisa meningkat. Pasalnya, industri sepatu nasional dihambat dengan berbagai masalah, ujarnya. Binsar menambahkan, fungsi tripartit atau pemerintah, pengusaha dan buruh harus dijalankan dengan benar. akin.terpuruk Demi kelangsungan hidup perusahaan, maka sebaiknya perlu dilakukan pengendalian terhadap biaya-biaya yang akan dikeluarkan dan mengurangi biayabiaya yang tidak efektif dalam kegiatannya. Oleh karena itu, perusahaan perlu menerapkan akuntansi pertanggungjawaban guna menunjang pengendalian biaya. Semakin baik penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada perusahaan maka akan semakin baik pula pengendalian biaya, dan pengendalian biaya yang baik
6 6 akan memudahkan penerapan akuntansi pertanggungjawaban dalam perusahaan sehingga tujuan perusahaan dapat dicapai. Akuntansi pertanggungjawaban banyak dipakai oleh perusahaan dan badan usaha lainnya karena memungkinkan perusahaan untuk merekam seluruh aktivitas usahanya, kemudian mengetahui unit yang bertanggung jawab atas aktivitas tersebut, dan menentukan unit usaha mana yang tidak berjalan secara efisien. Kemampuan manajer dalam peningkatan kinerja perusahaan sangat dibutuhkan, manajer dituntut dapat mengambil berbagai keputusan penting baik untuk jangka pendek maupun panjang dari informasi yang ada. Di dalam perusahaan berskala besar, manajer terbagi dalam pusat pusat pertanggungjawaban, setiap manajer akan berperan dan bertanggungjawab dalam menentukan keputusan-keputusan bagi pusat pertanggungjawaban yang dipimpinnya. Salah satu pusat pertanggungjawaban yang dipimpin oleh manajer adalah pusat biaya, pusat biaya adalah pusat pertanggungjawaban yang manajernya diberi wewenang untuk mengendalikan biaya pusat pertanggungjawaban tersebut, biaya yang dikeluarkan merupakan pengukur kinerja manajernya. Dari fenomena yang telah dipaparkan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Akuntansi Pertanggungjawaban terhadap Penilaian Kinerja Manajer Pusat Biaya pada PT Universal Footwear Utama Indonesia ( UFU)
7 7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, penelitian ini akan membahas masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Akuntansi Pertanggungjawaban pada PT UFU 2. Bagaimana penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU 3. Seberapa besar pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh data, mengumpulkan, dan menganalisis data yang diperlukan sehingga diperlukan informasi mengenai pengaruh akuntansi pertanggunggjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui akuntansi pertanggungjawaban pada PT UFU. 2. Untuk mengetahui penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU. 3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh akuntansi pertanggungjawaban terhadap penilaian kinerja manajer pusat biaya pada PT UFU.
8 8 1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan Teoritis Dari hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat diantaranya bagi pengembangan ilmu pengetahuan : 1. Dapat memberi tambahan informasi bagi para pembaca yang ingin lebih menambah wawasan pengetahuan dibidang akuntansi. 2. Dapat memberikan sumbangan pemikiran dalam rangka pengembangan disiplin ilmu akuntansi khususnya akuntansi manajemen. 3. Sebagai sarana bagi peneliti untuk mengembangkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari perkuliahan serta dapat mengaplikasikannya ke dalam dunia kerja Kegunaan Praktis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak, antara lain : 1. Bagi Penulis Diharapkan dengan penelititan ini penulis dapat memahami penerapan teori-teori yang diperoleh dari perkuliahan dan literaturliteratur lainnya, sehingga dapat menjadi tambahan ilmu pengetahuan tentang masalah yang diteliti serta memperluas wawasan berfikir.
9 9 Untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh ujian dalam meraih gelar Sarjana Ekonomi Bidang Studi Akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan. 2. Bagi Pihak Perusahaan Diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengevaluasi Akuntansi Pertanggungjawaban dan penilaian kinerja manajer pusat biaya serta melakukan penyesuaian yang dianggap perlu dan memberikan sumbangan pikiran kepada pimpinan perusahaan dalam menerapkan akuntansi pertanggungjawaban dan dalam melaksanakan penilaian kinerja manajer pusat biaya secara afektif dan efisien. 3. Bagi pihak lain Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang konsep penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan pelaksanaan penilaian kinerja manajer, serta diharapkan hasil penulisan skripsi ini dapat djadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lebih lanjut. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian beralamat di Jl Industri II Kawasan Industri Jatake Bl G- 12/1 Pasir Jaya, Jatiuwung Tangerang Banten. Waktu penelitian dilaksanakan berdasarkan jadwal yang telah diberikan oleh PT Universal Footwear Utama Indonesia.
10 10
BAB 1 PENDAHULUAN. tetap bisa bertahan. Karena apabila suatu perusahaan tidak memiliki keunggulan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan kondisi ekonomi yang tidak stabil, maka suatu perusahaan harus memiliki keunggulan yang kompetitif agar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Faisal Basri (2006) mengatakan bahwa pertumbuhan sektor pertanian dan industri manufaktur pada tahun 2005 memang nyata-nyata merosot dibandingkan dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri alas kaki nasional memiliki potensi untuk dapat bersaing di era perdagangan bebas karena memiliki kualitas yang unggul dan mampu bersaing dengan China sebagai
Lebih terperinciIMAS SITI NURHASANAH, 2015 PENGARUH AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN TERHADAP PENGENDALIAN BIAYA
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, setiap negara dituntut untuk semakin maju dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, setiap negara dituntut untuk semakin maju dan berkembang seiring dengan zaman dimana setiap negara harus mampu mengacu pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan mempunyai tujuan yang akan dicapai, baik berupa laba yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan dan persaingan dunia bisnis dewasa ini mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai salah satu negara berkembang, menganut sistem perekonomian terbuka dimana lalu lintas perekonomian internasional sangat penting dalam perekonomian
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi dunia akan semakin besar seiring dengan pesatnya perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap terpenuhi agar roda
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan tersebut muncul dari faktor internal maupun faktor eksternal. Namun saat ini, permasalahan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Globalisasi menjadi sebuah wacana yang menarik untuk didiskusikan dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam bidang ekonomi. Menurut Todaro dan Smith (2006), globalisasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Tidak hanya berpengaruh terhadap perindustrian di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis keuangan global yang terjadi di tahun 2008 harus diakui telah memberikan dampak negatif ke seluruh dunia dan juga berimbas buruk kepada perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Dalam pengelolaan aktivitas aktivitas tersebut agar berjalan lancar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan tersebut, sebuah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pasar kita di Malaysia kecil sekali, di bawah 1%, dengan itu 10 merek sepatu
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ketua Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), menuturkan industri sepatu nasional saat ini dihadapkan sejumlah kendala, merosotnya permintaan dari pasar Eropa akibat
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM. 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM 4.1 Gambaran Umum Perekonomian di Negara-negara ASEAN+3 4.1.1 Produk Domestik Bruto (PDB) Selama kurun waktu tahun 2001-2010, PDB negara-negara ASEAN+3 terus menunjukkan tren yang meningkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara fundamental, bahwa gerak perdagangan semakin terbuka, dinamis, dan cepat yang menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kemajuan teknologi dewasa ini menuntut agar setiap perusahaan memiliki kemampuan daya saing yang tinggi, sehingga perusahaan mampu menghadapi persaingan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Krisis keuangan yang melanda sebagian besar negara di kawasan Eropa dan Amerika pada beberapa tahun terakhir telah membawa dampak runtuhnya sendi-sendi perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah tidak bisa berjalan sendiri karena dibutuhkan biaya yang sangat besar.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan disegala bidang harus terus dilakukan oleh pemerintah untuk mewujudkan masyarakat adil dan makmur. Untuk melaksanakan pembangunan, pemerintah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional adalah perdagangan yang dilakukan oleh suatu negara dengan negara lain atas dasar kesepakatan bersama. Di banyak negara, perdagangan internasional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan didirikan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan yang paling umum adalah meningkatkan laba yang maksimal. Perusahaan yang sedang berkembang memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan ekonomi suatu negara pada dewasa ini tidak dapat dipisahkan dari keadaan ekonomi negara lain. Suatu negara akan sangat tergantung dengan negara lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Perkembangan industri garmen semakin mengglobal. Perkembangan ini dimulai dengan adanya mesin-mesin pembuat kain, baik yang menggunakan sistem rajut maupun dengan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan bagian penting dalam kehidupan perekonomian suatu negara, sehingga merupakan harapan bangsa dan memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang berlimpah, dimana banyak Negara yang melakukan perdagangan internasional, Sumberdaya yang melimpah tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perubahan sistem ekonomi dari perekonomian tertutup menjadi perekonomian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomensa globalisasi dalam bidang ekonomi mendorong perkembangan ekonomi yang semakin dinamis antar negara. Dengan adanya globalisasi, terjadi perubahan sistem ekonomi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan kegiatan transaksi jual beli antar negara yang saling membutuhkan satu sama lain. Kegiatan ini diperlukan oleh setiap negara untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari negara-negara maju, baik di kawasan regional maupun kawasan global.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam perjalanan menuju negara maju, Indonesia memerlukan dana yang tidak sedikit untuk melaksanakan pembangunan nasional. Kebutuhan dana yang besar disebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada
1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Pertumbuhan global diproyeksikan tumbuh sebesar 3,5 % pada 2012,seperti yang tercantum pada theglobal-review.com menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia
Lebih terperinciBAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN
BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN I. Ekonomi Dunia Pertumbuhan ekonomi nasional tidak terlepas dari perkembangan ekonomi dunia. Sejak tahun 2004, ekonomi dunia tumbuh tinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang membuat perusahaan merasa tidak aman bahkan di wilayah negaranya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pasar ekonomi dunia yang semakin terbuka di era globalisasi sekarang ini menuntut para pelaku usaha untuk lebih kreatif dan inovatif dalam rangka memenangkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri TPT merupakan penyumbang terbesar dalam perolehan devisa Indonesia. Pada kurun tahun 1993-2006, industri TPT menyumbangkan 19.59 persen dari perolehan devisa
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pariwisata saat ini telah menjadi salah satu motor penggerak ekonomi dunia terutama dalam penerimaan devisa negara melalui konsumsi yang dilakukan turis asing terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam era perdagangan bebas di lingkungan ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tahun 2003 dan dilanjutkan pada tahun 2020 bagi seluruh negara berkembang anggota
Lebih terperinciPERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014
PERKEMBANGAN PERDAGANGAN INDONESIA - THAILAND PERIODE : JANUARI AGUSTUS 2014 A. Perkembangan perekonomian dan perdagangan Thailand 1. Selama periode Januari-Agustus 2014, neraca perdagangan Thailand dengan
Lebih terperinciPerdagangan Indonesia
Tinjauan Terkini Tinjauan Terkini Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Perdagangan Indonesia Volume 7, September 2010 Daftar Isi Tinjauan Umum Hingga Juli 2010 Ekspor & Impor Beberapa Produk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dinamika perekonomian global masih diliputi oleh nuansa ketidakpastian yang tinggi yang tercermin dari perubahan yang berlangsung sangat cepat dan sulit diprediksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian internasional, diantaranya yaitu impor. Kegiatan impor yang dilakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, seperti Indonesia serta dalam era globalisasi sekarang ini, suatu negara tidak terlepas dari kegiatan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara yang mempunyai fungsi sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Guncangan (shock) dalam suatu perekonomian adalah suatu keniscayaan. Terminologi ini merujuk pada apa-apa yang menjadi penyebab ekspansi dan kontraksi atau sering juga
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN , , , ,3 Pengangkutan dan Komunikasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian di Indonesia merupakan sektor yang memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Sektor pertanian secara potensial mampu memberikan kontribusi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan untuk membuat strategi-strategi yang lebih baik dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan manufaktur berlomba-lomba untuk memajukan jenis usahanya untuk mencapai laba yang maksimal. Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam dunia bisnis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia tidak dapat meramalkan apa yang akan terjadi diwaktu yang akan datang secara sempurna meskipun dengan menggunakan beberapa alat analisis. Hal itu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akumulasi modal yang diperlukan untuk pembangunan perekonomian.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu kunci dalam setiap pembicaraan tentang pertumbuhan ekonomi. Menurut penggunaannya investasi diartikan sebagai pembentukan modal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa di Amerika Serikat berdampak negatif bagi perekonomian dunia. Dampak krisis yang ditimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan. meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka pengembangan ekonomi daerah yang bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan ekonomi lokal sesuai potensinya menjadi sangat penting.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perdagangan internasional memiliki peranan penting sebagai motor penggerak perekonomian nasional bagi banyak negara di dunia. Semakin terbuka suatu negara terhadap arus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini dilihat dari kontribusi sektor
Lebih terperinciPerekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang. mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perekonomian Indonesia telah mengalami transformasi yang mengagumkan selama dekade yang lalu. Deregulasi yang dilakukan sejak awal tahun 1980 telah mampu melepaskan
Lebih terperinciBAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor perikanan Indonesia dalam era perdagangan bebas mempunyai peluang yang cukup besar. Indonesia merupakan negara bahari yang sangat kaya dengan potensi perikananan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan kertas di Indonesia sendiri saat ini sudah mencapai 7,7 juta ton
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap tahun volume kebutuhan terhadap kertas terus mengalami peningkatan. Direktur Jenderal Basis Industri Manufaktur Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.1.1 Potensi UMKM Kota Bandung Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di kota Bandung yang semakin berkembang ternyata membuat jumlah unit usaha tetap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi diartikan juga sebagai peningkatan output masyarakat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pertumbuhan ekonomi merupakan bagian penting dari pembangunan suatu negara bahkan bisa dikatakan sebagai salah satu indikator dalam menentukan keberhasilan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang menganut sistem perekonomian terbuka, hal ini ditunjukkan dengan hubungan multilateral dengan beberapa negara lain di dunia. Realisasi dari
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam
BAB PENDAHULUAN. Latar Belakang Karet merupakan komoditi ekspor yang mampu memberikan kontribusi di dalam upaya peningkatan devisa Indonesia. Ekspor Karet Indonesia selama 0 tahun terakhir terus menunjukkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang melanda Amerika Serikat telah memberikan dampaknya ke seluruh dunia di hampir seluruh sektor. Industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. industri tercepat dan terbesar yang menggerakkan perekonomian. Menurut World
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Selama beberapa dekade terakhir, pariwisata telah mengalami perkembangan dan perubahan yang membuat pariwisata menjadi salah satu industri tercepat dan terbesar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan spesifikasi tertentu berdasarkan pesanan. mengembangkan posisi perusahaan pada pangsa pasar khusus (niche market)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah PT. PAL adalah salah satu perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dibidang manufaktur. Lokasi Perusahaan berada di Jl. Ujung Surabaya, dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal adalah sarana untuk mencari dana yang bersumber dari masyarakat ke berbagai sektor yang melaksanakan investasi. Dari dana tersebut dapat diubah menjadi faktor-faktor
Lebih terperinciSAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015
SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA PEMBUKAAN INDO LEATHER AND FOOTWEAR 2015 (ILF 2015) JAKARTA, 7 MEI 2015 Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua Yth. Sdr. Menteri Perdagangan Yth.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang, karena itu pada saat ini, Indonesia dalam masa pembangunan. Banyak jenis usaha yang tumbuh dan berkembang di Indonesia,
Lebih terperinciAnalisis Perkembangan Industri
JUNI 2017 Analisis Perkembangan Industri Pusat Data dan Informasi Juni 2017 Pendahuluan Membaiknya perekonomian dunia secara keseluruhan merupakan penyebab utama membaiknya kinerja ekspor Indonesia pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Serangkaian kebijakan dibidang ekonomi dan moneter yang dilakukan oleh pemerintah indonesia telah cukup mendorong para pelaku ekonomi baik swasta, asing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Selama pasca krisis ekonomi global tahun 2008 yang melanda dunia, perekonomian dunia mengalami berbagai penurunan ekspor non migas. Beberapa negara di dunia membatasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri tekstil merupakan salah satu industri yang berkembang cukup pesat di Indonesia. Sampai dengan tahun 1998, jumlah industri TPT di Indonesia mencapai 2.581
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ekonomi merupakan salah satu sektor yang memainkan peranan yang sangat penting dan merupakan suatu indikator penentu kemajuan suatu Negara. Peningkatan pembangunan dan
Lebih terperinciV. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA. dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
115 V. PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI INDONESIA 5.1. Pertumbuhan Ekonomi Petumbuhan ekonomi pada dasarnya merupakan proses perubahan PDB dari waktu ke waktu. Dengan kata lain pertumbuhan ekonomi merupakan proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Neraca perdagangan komoditi perikanan menunjukkan surplus. pada tahun Sedangkan, nilai komoditi ekspor hasil perikanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor perikanan menjadi salah satu sektor yang menjadi perhatian utama bagi pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari adanya dukungan kebijakan fiskal maupun non-fiskal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada umumnya kondisi persaingan menuntut setiap perusahaan membaca dengan baik terhadap situasi internalnya baik di bidang pemasaran, produksi, sumber daya manusia
Lebih terperinciEkspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi Sepanjang Sejarah
SIARAN PERS Pusat HUMAS Kementerian Perdagangan Gd. I Lt. 2, Jl. M.I Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110 Telp/Fax: 021-3860371 www.depdag.go.id Ekspor Nonmigas Agustus 2010 Mencapai US$ 11,8 Miliar, Tertinggi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Krisis ekonomi yang terjadi di Amerika dan beberapa negara Eropa beberapa waktu yang lalu sempat membuat keadaan perekonomian dunia menjadi ikut terusik. Meskipun
Lebih terperinci1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri tekstil merupakan industri penting sebagai penyedia kebutuhan sandang manusia. Kebutuhan sandang di dunia akan terus meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah
Lebih terperinciPROVINSI JAWA BARAT MARET 2016
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.25/05/32/Th.XVIII, 02 Mei PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT MARET A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR MARET MENCAPAI US$ 2,12 MILYAR Nilai ekspor
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) / ASEAN Economic Community (AEC) merupakan salah satu bentuk realisasi integrasi ekonomi dimana ini merupakan agenda utama negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhanpun juga berkembang seiring jaman. Banyak produkproduk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertumbuhan ekonomi dan industri semakin melaju pesat. Sarana pemenuhan kebutuhanpun juga berkembang seiring jaman. Banyak produkproduk baru yang bermunculan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perdagangan Internasional merupakan salah satu kegiatan ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang disampaikan Salvatore
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Globalisasi perekonomian merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan yang memungkinkan negara-negara di seluruh dunia bersatu menjadi suatu kekuatan
Lebih terperinciNilai ekspor Jawa Barat Desember 2015 mencapai US$2,15 milyar naik 5,54 persen dibanding November 2015.
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR No.09/02/32/Th.XVIII, 01 Februari 2016 PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT DESEMBER A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR DESEMBER MENCAPAI US$2,15 MILYAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Bidang keuangan menjadi bidang yang sangat penting bagi perusahaan. Banyak perusahaan yang berskala besar maupun kecil, baik bersifat profit motif maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Saat ini terjadi persaingan di dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Perusahaan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Saat ini terjadi persaingan di dalam dunia bisnis yang semakin ketat. Perusahaan dituntut untuk selalu dapat menggunakan strateginya, mengembangkan eksistensi
Lebih terperinciBPS PROVINSI JAWA BARAT
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT FEBRUARI No.20/32/Th.XVIII, 01 April A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR FEBRUARI MENCAPAI US$ 1,97 MILYAR Nilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, maka setiap individu melakukan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemenuhan akan kebutuhan hidup memacu setiap manusia untuk berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya, maka setiap individu melakukan berbagai usaha agar kebutuhan
Lebih terperinciAnalisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011
Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011 Nomor. 30/AN/B.AN/2010 0 Bagian Analisa Pendapatan Negara dan Belanja Negara Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN SETJEN DPR-RI Analisis Asumsi Makro Ekonomi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam memasuki pasar bebas, persaingan usaha antar perusahaan semakin kuat dan ketat. Kondisi ini menuntut perusahaan agar selalu mengembangkan strategi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha perkebunan merupakan usaha yang berperan penting bagi perekonomian nasional, antara lain sebagai penyedia lapangan kerja dan sumber pendapatan bagi petani, sumber
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara yang sedang berkembang sehingga perekonomian masih sangat bergantung pada negara lain. Teori David Ricardo menerangkan perdagangan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Era globalisasi menuntut adanya keterbukaan ekonomi yang semakin luas dari setiap negara di dunia, baik keterbukaan dalam perdagangan luar negeri (trade openness) maupun
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu pendorong peningkatan perekonomian suatu negara. Perdagangan internasional, melalui kegiatan ekspor impor memberikan keuntungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi akibat subprime mortgages (kredit perumahan) yang berimbas ke sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi tahun 2008 membuat kondisi bursa dan pasar keuangan secara global mengalami tekanan yang sangat berat, akibat kerugian yang terjadi akibat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor rill dan sektor keuangan. Salah satu sektor yang cukup baik untuk dicermati
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Perekonomian dalam negeri mengalami perbaikan pada tahun 2010 ini. Fenomena pertumbuhan ekonomi negara yang terus bergerak naik serta dukungan pemerintah terhadap iklim
Lebih terperinciPERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER 2015
BPS PROVINSI JAWA BARAT PERKEMBANGAN EKSPOR IMPR PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAWA BARAT OKTOBER No.68/11/32/Th.XVII, 16 November A. PERKEMBANGAN EKSPOR EKSPOR OKTOBER MENCAPAI US$2,23 MILYAR Nilai
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3
IV. GAMBARAN UMUM INDIKATOR FUNDAMENTAL MAKRO EKONOMI NEGARA ASEAN+3 4.1 Pertumbuhan Ekonomi Negara ASEAN+3 Potret ekonomi dikawasan ASEAN+3 hingga tahun 199-an secara umum dinilai sangat fenomenal. Hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul (Barlian, 2003). (Orniati, 2009).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul Perkembangan dalam berbagai bidang dewasa ini sangatlah cepat, hal ini dapat dilihat dari perubahan-perubahan yang terjadi sekarang ini khususnya dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia telah memasuki era pasar bebas, dan dalam era pasar
BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Penelitian Negara Indonesia telah memasuki era pasar bebas, dan dalam era pasar bebas ini persaingan bisnis diramalkan akan semakin ketat. Lingkungan bisnis yang semakin
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE
BAB IV GAMBARAN UMUM PERDAGANGAN INDONESIA KE ASEAN PLUS THREE 4.1. Kerjasama Ekonomi ASEAN Plus Three Kerjasama ASEAN dengan negara-negara besar di Asia Timur atau lebih dikenal dengan istilah Plus Three
Lebih terperinciPerkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2016
Ringkasan Eksekutif Perkembangan Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Bulan Oktober 2016 A. Pertumbuhan Ekspor Impor Industri Pengolahan 12.000 10.000 8.000 6.000 4.000 2.000 0 Perkembangan Nilai Ekspor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Krisis ekonomi global yang terjadi pada saat ini sangat berpengaruh pada perekonomian dalam negeri. Penurunan kondisi ekonomi ini ditandai oleh kebangkrutan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan internasional merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara di dunia. Dengan perdagangan internasional, perekonomian akan saling terjalin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia usaha dengan semakin berkembangnya kegiatan usaha maka semakin rumit pula tugas yang dilakukan manajemen, terutama dalam pengambilan keputusan. Semua keputusan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai negara berkembang tidak dapat menutup diri terhadap hubungan kerjasama antar negara. Hal ini disebabkan oleh sumber daya dan faktor produksi Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya kemajuan suatu bangsa akan tercapai apabila bangsa tersebut mampu memecahkan segala permasalahan yang dihadapinya dengan baik dan benar.
Lebih terperinci