MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH"

Transkripsi

1 MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TERPADU YOGYAKARTA 2012

2 Kalau umurmu tak cukup, tuliskanlah pikiranmu untuk memperpanjangnya

3 BAB 1 BAHASA DAN TATA BAHASA 1. Pengertian Bahasa Apabila orang berbicara, ia mengeluarkan bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia dan dikeluarkan melalui mulutnya. Bunyi itu bersistem dan menandai suatu konsep atau pengertian tertentu. Pemakaian bunyi sebagai tanda atau lambang yang mewakili suatu konsep itu sifatnya arbitrer dan didasarkan konvensi. Konsep yang diungkapkan oleh manusia dapat berupa buah pikiran atau perasaan. Dengan media bahasa itulah pikiran dan perasaan manusia disampaikan kepada manusia yang lain. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa adalah tanda yang berupa bunyi yang dikeluarkan melalui mulut manusia, bersifat arbitrer dan berdasarkan konvensi, dan dengan tanda-tanda itu manusia saling berhubungan (berkomunikasi). Pikiran dan perasaan adalah isi bahasa, sedangkan bunyi yang teratur itu adalah bentuk bahasa. Untuk maksud tertentu kadang-kadang manusia tidak mengekspresikan gagasannya dengan bunyi bahasa (lisan), melainkan dengan cara lain. Bunyi-bunyi itu digambarkan dengan tanda-tanda yang disebut huruf. Selain itu terdapat penanda konsep yang lain yang biasa digunakan manusia, yaitu gerak anggota wajah (mimik), atau gerak tubuh (pantomimik) yang biasa juga disebut gesture. Dalam masyarakat Indonesia mengangguk berarti ya atau setuju, menggeleng berarti tidak. Orang-orang kapal biasa menggunakan permainan lampu, sedangkan pramuka menggunakan bendera untuk menyatakan maksud. Media untuk menyatakan maksud yang bukan merupakan bunyi bahasa dan bukan tulisan disebut bahasa isyarat. Penguasaan bahasa tidak terjadi dengan sendirinya walau nampaknya demikian, berbeda dengan makan atau minum dan berjalan. Manusia dewasa sejak anak-anak mencoba mengenali kata-kata yang didengarnya, memperhatikan cara penggunaannya, mengingat-ingat dan mencoba menggunakannya. Melalui trial and error akhirnya ia dapat menguasai bahasa ibu seperti orang lain dalam masyarakat. Jadi tindak berbahasa merupakan bagian dari kebudayaan, sedangkan makan, minum, berjalan, misalnya, bersifat alamiah, yang dengan sendirinya dapat dilakukan manusia meskipun tidak dipelajarinya kecuali ada gangguan. Bagaimana cara makan, cara minum, cara berjalanlah yang bersifat kebudayaan. 2. Pengertian Tata Bahasa Dalam tindak berbahasa sering terjadi peristiwa yang berulang-ulang. Peristiwa yang berulang-ulang itu membentuk suatu sistem. Sistem itu merupakan keseluruhan aturan yang ditaati tiap pemakai bahasa. Wujud peristiwa itulah yang disebut tata bahasa (Slamet Muljana, 1956:1). Tata bahasa dapat juga diartikan sebagai studi tentang bentuk kata dan cara menyusun kata-kata hingga menjadi kalimat. Tata bahasa yang kaidah-kaidah bahasanya

4 dirumuskan tidak berdasarkan pemakaian bahasa secara empiris, melainkan berdasarkan keinginan penulisnya, disebut tata bahasa preskriptif dan bersifat subjektif. Sedangkan yang kaidah-kaidahnya dirumuskan berdasarkan kenyataan empiris tanpa menambah maupun mengurangi disebut tata bahasa deskriptif dan bersifat objektif. 3. Bidang Tata Bahasa Deskripsi suatu bahasa meliputi subdisiplin ilmu bahasa (linguistik) fonologi, morfologi, sintaksis dan semantik. Jika orang mengadakan pendekatan kesejarahan akan dibicarakan etimologi, dan bila menjelaskan bahasa tulis akan dibicarakan ejaan. Namun pada umumnya orang membicarakan tata bahasa meliputi morfologi dan sintaksis Morfologi Morfologi adalah studi tentang morfem dan bagaimana hubungannya dengan morfem lain sehingga terbentuk kata disertai makna yang ditimbulkannya. Proses pembentukan tersebut meliputi: 1) Afiksasi, yaitu proses pembubuhan afiks pada morfem dasar. Misal menyusun, disusun, susunan, penyusunan. Kata-kata tersebut mempuyai bentuk dasar susun yang masing-masing mendapat imbuhan awalan me-, di-, -an, dan gabungan awalan-akhiran pe-an. 2) Reduplikasi, yaitu proses pengulangan. Misal pohon-pohon, tukar-menukar, orang-orang tua. 3) Persenyawaan, yaitu proses komposisi. Misal kereta api, mata air, anak sungai adalah persenyawaan antara unsur-unsur kereta dan api, mata dan air, anak dan sungai. Unsur-unsur tersebut melebur membentuk makna baru yang disebut kata jadian atau kata majemuk Sintaksis Sintaksis adalah studi tentang seluk-beluk frase dan kalimat. Dalam sintaksis dibicarakan struktur frase, kalimat dan proses pembentukannya. Seluk-beluk frase meliputi antara lain hubungan antara unsur-unsurnya, misalnya, apakah sifat hubungan itu subordinatif (bergantung) seperti frase pertandingan yang seru, ataukah koordinatif (setara) seperti frase pertandingan dan perlombaan. Seluk beluk kalimat meliputi antara lain: 1) Urutan kata 2) Fungsi kata dalam kalimat 3) Peran intonasi dan jeda dalam kalimat *****

5 BAB 2 KALIMAT 1. Pengertian Kalimat Satuan tutur yang didahului oleh kesenyapan awal dan diakhiri kesenyapan akhir serta mengungkapkan pikiran yang utuh disebut kalimat. Dalam bahasa tulis satuan tutur selesai itu ditandai oleh huruf besar pada permulaan dan tanda baca akhir pada batas akhir. Tanda tersebut yakni /./,/?/,dan /!/. Selain kesenyapan awal dan kesenyapan final, dalam penuturan juga terdapat kesenyapan antara (jeda). Contoh: #Ketika hujan turun / kami sudah tiba di rumah# 2. Makna Kalimat Makna kalimat ditentukan oleh beberapa hal: 1) Pilihan kata, contoh a) Pak Amin memanggil Dika. b) Pak Amin dipanggil Dika. c) Mereka sedang belajar. d) Mereka sedang bermain. Kalimat a berbeda maknanya dengan kalimat b karena kata yang dipergunakan berbeda yakni memanggil vs dipanggil. Demikian pula kalimat c dan d, yakni belajar vs bermain. 2) Urutan kata, contoh a) Polisi mencurigai orang itu. b) Orang itu mencurigai polisi. 3) Intonasi, contoh a) Ahmad sudah datang. b) Ahmad sudah datang? 4) Pengelompokan kata, contoh a) Menurut cerita teman / Ali lulus. b) Menurut cerita / teman Ali lulus. 3. Struktur dan Unsur Kalimat Struktur atau bangun kalimat diisi oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap. Unsur kalimat adalah jabatan kata atau kelompok kata sebagai subjek (S), predikat (P), objek (O), pelengkap (Pel) atau keterangan (K) dalam kalimat.

6 3.1. Subjek Subjek (S) adalah dasar tuturan atau pangkal pembicaraan. Contoh: 1) Mereka mengadakan penelitian. 2) Pencemaran itu bisa berbahaya. 3) Orang-orang menyaksikan gerhana matahari pada hari Sabtu yang lalu. Kalimat 1 terdiri atas kata mereka sebagai satuan (unit) yang berfungsi sebagai subjek, mengadakan sebagai predikat dan penelitian sebagai objek. Kalimat 2 terdiri atas kelompok kata pencemaran itu sebagai subjek, dan bisa berbahaya sebagai predikat. Sedangkan kalimat 3 terdiri atas orang-orang sebagai subjek, menyaksikan gerhana matahari sebagai predikat yang berobjek, dan yang berfungsi sebagai keterangan adalah pada hari Sabtu lalu. Dari contoh 1,2,3 diketahui bahwa wujud subjek dapat sebuah kata atau kelompok kata, sedangkan jenis kata atau kelompok katanya bersifat substantif (kata benda, termasuk juga kata ganti). Pada pola kalimat 1, kata mereka dapat disubstitusikan dengan kata atau kelompok kata lain yang sejenis, misal: a. Mereka / mengadakan penelitian. b. Amin / mengadakan penelitian. c. Kami / mengadakan penelitian. d. Mahasiswa semester akhir / mengadakan penelitian. Tidak mungkin: - Sakit mengadakan penelitian. - Belajar mengadakan penelitian. Deret kata vertikal atau kelompok kata di bawah kata mereka semua dapat berfungsi sebagai subjek karena berjenis yang sama dengan mereka, yaitu substantif. Dengan mengambil pola kalimat 2, kita dapat membuat kalimat berikut ini: (1) Pencemaran itu / bisa berbahaya. (2) Narkotika itu / bisa berbahaya. (3) Penyakit itu / bisa berbahaya. (4) Merokok itu / bisa berbahaya. Di dalam contoh substitusi terakhir terdapat bentuk kata me-. Menurut bentuknya kata ini biasa digolongkan kata kerja, dan biasa menduduki posisi predikat, akan tetapi kata merokok mengalami transposisi sehingga menjadi kata benda dan berfungsi sebagai subjek. Juga kata itu yang mengikutinya menjadi ciri substantifnya Predikat Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberitakan tentang subjek. Predikat dapat berjenis kata kerja dapat pula tidak. (1) Saudara / siapa?

7 (2) Saya / Ahmad. (3) Ayamnya / seratus. (4) Pohon kelapa itu / tinggi. (5) Dia / dari medan. Dengan melihat contoh di atas dapatlah dinyatakan bahwa predikat kalimat selain berupa verba (kata kerja)dapat pula berjenis kata/kelompok kata.: a. Substantif (siapa, Ahmad); b. Numeral (seratus); c. Adjektif (tinggi); d. Kelompok preposisional (dari Medan) Objek Objek adalah kata atau kelompok kata yang melengkapi predikat inti, yang apabila kalimat itu diubah bentuknya menjadi pasif fungsinya berubah menjadi subjek. Bentuk aktif: (1) Tiap manusia mendambakan kebahagiaan. Bentuk pasif: (2) Kebahagiaan didambakan (oleh)tiap manusia Keterangan Keterangan kalimat dapat terletak di muka, tengah, atau bagian belakang kalimat, dan dapat berupa sebuah kata maupun kelompok kata. (1) Sekarang dia rajin solat malam. (2) Pada waktu tanah air kita dipimpin Presiden Soekarno, jiwa nasionalisme dapat dikatakan lebih baik daripada sekarang. (3) Air matanya menggenang ketika ayahnya dikebumikan. Kalimat no 1 mempunyai satu fungtor keterangan yakni sekarang.kalimat nomor 2 mempunyai 2 fungtor keterangan yakni pada waktu tanah air kita dipimpin Presiden Soekarno dan daripada sekarang. Sedangkan kalimat no 3 mempunyai keterangan ketika ayahnya dikebumikan Pelengkap Pelengkap adalah bagian dari kalimat yang berpredikat aktif intransitif (tidak memerlukan objek). (1) Aqil bermain bola. (2) Hafidz suka berenang. (3) Baju Fahmi berwarna hijau. (4) Rofi berkata bahwa bundanya belum pulang.

8 Latihan dan Tugas Mandiri 1 1. Tentukan subjek, predikat, objek, pelengkap dan keterangan kalimat berikut ini! (1) Ia menjadi direktur. (2) Iqbal menendang bola. (3) Mereka bermain bola. (4) Membaca adalah hobinya sejak kecil. (5) Kambingnya berjumlah tujuh puluh. (6) Ia membawakan saya roti. (7) Mereka para ustadzah yang rajin belajar. (8) Dia mahasiswa terbaik Prodi Manajemen Pendidikan Islam. (9) Setiap Sabtu pagi hingga siang mereka belajar di kampus STAIT Yogyakarta. (10) Meskipun banyak pekerjaan yang harus segera diselesaikan mereka tetap belajar dengan sungguh-sungguh. 2. Buatlah sebuah paragraf pengantar tentang Managemen dakwah sekurangnya-kurangnya terdiri dari 10 kalimat, lalu analisalah unsur-unsur kalimat yang terdapat dalam paragraf tersebut! *****

9 BAB 3 PENGGOLONGAN KALIMAT BERDASAR KUANTITAS KLAUSANYA Kalimat dapat terdiri atas satu atau beberapa klausa. Klausa adalah sebuah satuan bahasa yang memiliki pengertian dan unsur yang utuh. Sehubungan dengan klausanya, kalimat terbagi atas: 4.1. Kalimat Tunggal Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat atau satu klausa dan sekurang-kurangnya memiliki unsur S dan P. (1) Udara sangat dingin. (2) Dia datang paling awal. Bentuk 1 adalah sebuah konstruksi yang disebut klausa karena unsur yang membentuknya berupa subjek (udara) dan predikat (sangat dingin), demikian pula bentuk 2. Klausa tunggal ini membentuk kalimat tunggal Kalimat Majemuk Berdasarkan relasi klausanya kalimat majemuk terbagi atas kalimat majemuk bertingkat (KMB) dan kalimat majemuk setara (KMS). A. Kalimat majemuk bertingkat (1) Sebelum hujan reda dia sudah datang. Bentuk 1 mempunyai dua klausa yaitu - sebelum hujan reda. Bentuk di atas mempunyai unsur subjek (hujan) dan predikat (reda) yang didahului konjungsi sebelum. - dia sudah datang. Bentuk di atas mempunyai unsur subjek (dia) dan predikat (sudah datang). Klausa pertama merupakan klausa bawahan (anak kalimat) dari keseluruhan konstruksi yang membentuk kalimat 1 yang didahului oleh konjungsi sebelum sebagai penanda relasinya dengan klausa kedua sebagai klausa utama. Dengan demikian klausa pertama menerangkan klausa kedua (induk kalimat). Untuk lebih jelasnya kalimat majemuk bertingkat terbagi atas: a. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai subjek. (2) Kuterangkan pula bahwa aku tak dapat menolak. P S (konjungsi) + s + p b. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai predikat. (3) Perkuliahan ini setengah jam lamanya. S P P + s

10 c. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai objek. (4) Azam semalam mangatakan bahwa kepalanya pusing. S K P O (konjungsi) + s + p d. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai keterangan. (5) Meskipun rumahnya jauh, dia tidak pernah datang terlambat. K S P (konjungsi) + s + p e. KMB dengan anak kalimat berfungsi sebagai pelengkap. (6) Rofi berkata bahwa bundanya belum pulang. S P Pel (konjungsi) + s + p B. Kalimat Majemuk Setara. Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang klausanya mempunyai hubungan setara (tidak saling membawahi). Kalimat majemuk setara terdiri atas: a. KMS penjumlahan Ditandai oleh konjungsi lalu, dan, kemudian, baik maupun, dan sejenisnya. (1) Dia menggeleng-geleng dan menyatakan tidak. (2) Dia rajin membaca baik sewaktu menjadi mahasiswa maupun setelah bekerja. b. KMS pemilihan Ditandai oleh konjungsi atau. (3) Dia sedang belajar atau sedang melamun? c. KMS pertentangan Ditandai oleh konjungsi tetapi, namun, bukan melainkan, tidak tetapi, dan sejenisnya. (4) Saya tidak memperhatikan penjelasan itu, tetapi dapat menjawab semua pertanyaan. (5) Tabungannya bukan untuk ke tanah suci, melainkan untuk ke Hongkong. LATIHAN DAN TUGAS MANDIRI 2 1. Apakah yang dimaksud dengan klausa? 2. Apakah yang dimaksud dengan kalimat tunggal? 3. Apakah perbedaan kalimat tunggal dan kalimat majemuk? 4. Ada berapa macam kalimat majemuk dalam bahasa Indonesia? 5. Apakah yang dimaksud dengan anak kalimat dan induk kalimat? Buatlah sebuah contoh kalimat, kemudian analisislah anak dan induk kalimat beserta unsur-unsur kalimatnya!

11 BAB 4 KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif adalah kalimat yang singkat dan jelas serta mampu menyampaikan informasi secara tepat. Ciri-cirinya adalah: a. Kesejajaran Kesejajaran adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan secara konsisten dalam kalimat, misal: - Kesatuan, kemakmuran, kedamaian, keimanan, kesejahteraan, dsb. - Pertanian, perikanan, perusahaan, dsb. - Mengerjakan, menyanyikan, melambaikan, dsb. (1) Gozi segera menangkap Arman karena dikejarnya dengan cepat. (salah) (2) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah: a. pertemuan dengan penasihat akademik (salah) b. mengajukan topik c. melapor kepada ketua jurusan d. bertemu pembimbing (salah) (3) Ibu ke pasar membeli minum, makanan, dan sayuran.(salah) Seharusnya: (1) Gozi segera menangkap Arman karena mengejarnya dengan cepat. (2) Penulis skripsi harus melakukan langkah-langkah: e. menemui penasihat akademik f. mengajukan topik g. melapor kepada ketua jurusan h. menemui pembimbing (3) Ibu ke pasar membeli minuman, makanan, dan sayuran. b. Kesatuan Gagasan Kesatuan gagasan kalimat dapat terganggu apabila kedudukan subjek dan predikat tidak jelas dikarenakan kerancuan kata depan Di Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata. (salah) 1.2. Menurut ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit jika hukum ditegakkan. (salah) 1.3. Petani yang bekerja di sawah. (salah) Seharusnya: 1.1. Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata Ahli hukum menyatakan bahwa ekonomi Indonesia akan bangkit jika hukum ditegakkan Petani bekerja di sawah.

12 c. Kehematan Kata Kesalahan umum: - Kalimat memiliki subjek ganda. - Kalimat memiliki superordinat dan subordinat sekaligus. - Kalimat mengandung kata-kata yang bersinonim. Bentuk tidak efektif: - Buku ini saya sudah membaca. - Saat ini Selly memakai baju berwarna merah jingga. - Banyak anak-anak berlarian menuju lokasi kejadian. - Sekarang ini ia sedang membersihkan motornya di halaman belakang. - Setiap kali bertemu mereka saling bersalam-salaman. Bentuk efektif: - Saya sudah membaca buku ini. - Saat ini Selly memakai baju merah jingga. - Anak-anak berlarian menuju lokasi kejadian. - Ia sedang membersihkan motornya di halaman belakang. - Setiap kali bertemu mereka saling bersalaman. d. Kelogisan Makna Bentuk tidak efektif: - Untuk mempersingkat waktu, kita lanjutkan acara ini dengan - Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami persilakan. - Antara penderitaan manusia dan Pencipta. - Acara itu berjalan tersendat karena sistem penerangan di kampus itu kurang terang. Bentuk efektif: - Untuk menghemat waktu, kita lanjutkan acara ini dengan - Yang kami hormati, Ibu Direktur, dipersilakan untuk - Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami serahkan. - Antara Pencipta dan penderitaan manusia. - Acara itu berjalan tersendat karena sistem penerangan di kampus itu kurang baik. Atau - Acara itu berjalan tersendat karena lampu-lampu di kampus itu kurang terang. e. Struktur dan Bentuk Rancu Bentuk tidak efektif: - Sudah berulang kali saya menjelaskan kepadanya. - Ia sedang menginventarisir perabot sekolah.

13 - Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa harus menyelesaikan administrasi keuangan sebelum ujian berlangsung. - Baik mahasiswa baru atau lama dikenakan peraturan yang sama. - Karena harga terus melambung tinggi maka rakyat menderita kelaparan. - Sejak dari dulu sampai sekarang metode penelitian bahasa tidak pernah diperbarui oleh linguis. Bentuk efektif: - Sudah berulang-ulang saya menjelaskan kepadanya. - Ia sedang menginventarisasi perabot sekolah. - Sesuai dengan ketentuan yang berlaku - Baik mahasiswa baru maupun lama - Karena harga terus melambung tinggi, rakyat - Sejak dulu sampai sekarang PERTANYAAN DAN LATIHAN 3 1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif? 2. Jelaskan 5 ciri kalimat efektif! 3. Suntinglah kalimat-kalimat di bawah ini agar menjadi kalimat yang efktif! a. Gozi segera menangkap Arman karena dikejarnya dengan cepat. b. Di Yogyakarta terkenal sebagai Kota Pendidikan dan Pariwisata. c. Setiap kali bertemu mereka saling bersalam-salaman. d. Kepada Ibu Direktur, waktu dan tempat kami persilakan. e. Sesuai ketentuan yang berlaku, mahasiswa harus menyelesaikan administrasi keuangan sebelum ujian berlangsung.

14 BAB 5 PARAGRAF 1. Pengertian Paragraf Paragraf merupakan bagian karangan tulis yang membentuk satu kesatuan pikiran/ ide/gagasan. Setiap paragraf dikendalikan oleh satu ide pokok yang dikemas dalam kalimat topik atau kalimat utama. Dari kalimat utama itulah kalimat-kalimat penjelas dituliskan. Perincian tergantung kepada kadar ketajaman intuisi lingual penulis/penutur meliputi aspek kepandaian, keluasan cakrawala pandang dan pengalaman, faktor personal dan psiko-sosial, dsb. Secara visual paragraf atau alinea ditandai oleh baris pertama yang ditulis/diketik menjorok ke dalam sebanyak lima ketukan dari marjin kiri. 2. Unsur-unsur Paragraf Lazimnya paragraf tersusun dari: (1) kalimat topik atau kalimat utama; (2) kalimat pengembang atau kalimat penjelas; (3) kalimat penegas; (4) kata transisi. Dalam paragraf naratif, ide pokok tersebar di dalam keseluruhan kalimat yang membangun. Jadi paragraf naratif tidak selalu harus mengikuti ciri-ciri lahiriah paragraf pada lazimnya. 3. Pola Pengembangan Paragraf a. Pola Runtutan Ruang dan Waktu Pola ini biasanya digunakan untuk menggambarkan suatu kejadian/peristiwa atau cara membuat sesuatu, selangkah demi selangkah menurut runtutan ruang dan waktu. b. Pola Sebab-Akibat Pola ini digunakan untuk mengemukakan alasan tertentu, alasan terjadinya sesuatu, menjelaskan suatu proses yang berpautan dari terjadinya hal-hal tertentu. c. Pola Pembanding Pola ini digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih tentang persamaam ataupun perbedaan hal tersebut. d. Pola Ibarat Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu yang memiliki keserupaan atau kemiripan dengan hal tertentu. e. Pola Contoh Dalam paragraf ini, kalimat rinciannya lazim menggunakan contoh-contoh tentang apa yang dimaksudkan dalam kalimat topik. f. Pola Difinitif Pola ini digunakan untuk menjelaskan sesuatu secara difinitif. g. Dll

15 4. Teknik Pemaparan Paragraf a. Teknik Deskriptif Paragraf ini disebut juga paragraf lukisan, yakni melukiskan apa saja yang dilihat di depan mata penulisnya. Bersifat loyal terhadap tata ruang atau tata objek yang dilukiskan dan segala sesuatu yang diserap oleh pancaindera. b. Teknik Ekspositoris c. Teknik Argumentatif d. Teknik Naratif 5. Karangan Karangan adalah rangkaian paragraf yang membentuk suatu ide yang utuh. Adapun paragraf yang membentuknya terdiri dari beberapa fungsi paragraf di bawah ini. a. Paragraf Pembuka Paragraf ini merupakan pembuka atau pengantar untuk sampai pada segala pembicaraan yang akan menyusul kemudian. Sebagai pengantar, paragraf pembuka harus benar-benar menarik. Berikut ini beberapa tips untuk menarik pembaca dalam paragraf pembuka. - Menyampaikan berita hangat - Menyampaikan anekdot - Memberikan latar belakang pembicaraan - Memberikan contoh konkret - Mengawali karangan dengan suatu pernyataan yang tegas - Menyentak pembaca dengan pertanyaan yang tajam - Menyentak pembaca dengan perbandingan yang kontras - Mengungkapkan isu yang belum terungkap - Mengungkapkan peristiwa luar biasa b. Paragraf Pengembang Paragraf ini mengemukakan inti persoalan yang hendak disampaikan, dapat berupa penjelasan, contoh, alasan, argumentasi, rincian, dsb. Jumlahnya tidak terbatas. Yang menjadi ukuran adalah ketuntasan pengungkapan gagasan. c. Paragraf Penutup Paragraf penutup merupakan kesimpulan pembicaraan yang telah dipaparkan. Mungkin sebuah rangkuman, atau penegasan pokok. Kalimatkalimat reflektif, pertanyaan-pertanyaan retoris, sering kali dipakai untuk mengakhiri agar meninggalkan bekas-bekas akhir yang tidak mudah untuk dilupakan dan menuntut pemikiran lanjut.

16 PERTANYAAN DAN LATIHAN MANDIRI 4 1. Jelaskan pengertian paragraf! 2. Apa sajakah unsur-unsur paragraf? 3. Jabarkan pola-pola pengembangan paragraf! 4. Jelaskan dengan contoh teknik-teknik pemaparan paragraf! 5. Apakah yang dimaksud dengan karangan? 6. Buatlah sebuah karangan, lalu analisislah, apakah sudah terdapat unsur-unsur paragraf yang baik di dalamnya? Memakai pola pengembangan dan teknik pemaparan yang bagaimanakah paragraf yang anda buat? 7. Cobalah menganalisis kalimat dalam paragraf pertama yang anda buat. Sudahkah struktur dan unsurnya sesuai dengan kaidah umum kalimat bahasa Indonesia? Bila belum cobalah anda diskusikan dan revisi bersama teman!

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG KARAKTERISTIK KHUSUS BAHASA INDONESIA KEILMUAN PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG Anggota Kelompok A.Khoirul N. Khoirunnisa M. J. Fida Adib Musta in Sub Pokok Bahasan EYD DIKSI KEILMUAN

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA

BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA BAHASA INDONESIA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA Fungsi Bahasa 1. Alat/media komunikasi 2. Alat u/ ekspresi diri 3. Alat u/ integrasi & adaptasi sosial 4. Alat kontrol sosial (Keraf,

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih

KALIMAT EFEKTIF. Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih KALIMAT EFEKTIF Makalah Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Ibu Suprihatiningsih Disusun Oleh : Mukoyimah (1601016060) Laila Shoimatu N. R. (1601016061) Laeli Uzlifa

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia memerlukan sarana untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Peningkatan hasil belajar siswa merupakan tujuan yang ingin selalu dicapai oleh para pelaksana pendidikan dan peserta didik. Tujuan tersebut dapat berupa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan. paling utama adalah sebagai sarana komunikasi. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan bermasyarakat manusia selalu menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

Lebih terperinci

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan

Sebuah kalimat efektif mempunyai ciri-ciri yang khas, yaitu kesepadanan struktur, keparalelan, ketegasan, kehematan, kecermatan, kepaduan, dan KALIMAT EFEKTIF Kalimat Efektif Kalimat Efektif adalah kalimat atau bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Kalimat efektif memiliki kemampuan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Untuk STIKOM Bandung Tahun Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk STIKOM Bandung Tahun 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Jadi, bila tidak

Lebih terperinci

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA

BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA MODUL BAHASA INDONESIA KELAS XI SEMESTER 2 BAB V TEKS ULASAN FILM/DRAMA OLEH NI KADEK SRI WEDARI, S.Pd. A. Pengertian Teks Ulasan Film/Drama Teks ulasan yaitu teks yang berisi ulasan atau penilaian terhadap

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG

UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ BANDUNG Nama Mata Kuliah Kode/SKS Waktu SOAL TUGAS TUTORIAL II : Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD : PGSD 4405/3 (tiga) : 60 menit/pada pertemuan ke-5 PILIHLAH SALAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan. Bahasa juga merupakan alat untuk berkomunikasi sehari-hari dan menjadi jembatan dalam bersosialisasi dengan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesalahan berbahasa ini tidak hanya terjadi pada orang-orang awam yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi tertentu, tetapi sering

Lebih terperinci

Pengertian Kalimat Efektif

Pengertian Kalimat Efektif MENULIS EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. 1 Syarat-syarat secara tepat mewakili

Lebih terperinci

Kebermanfa atan Tingkat kesulitan Kondisi setempat Kelayakan Analisis Materi Kebahasaan dalam KTSP mkompetrnsi Dasar Materi 1. Menceritakan berbagai pengalaman dengan pilihan kata dan ekspresi yang tepat

Lebih terperinci

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Pengertian Kalimat Pengertian kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan suatu pikiran yang utuh. Pengertian Kalimat Fakta & Opini Kalimat Fakta adalah

Lebih terperinci

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti

KALIMAT EFEKTIF. Karina Jayanti KALIMAT EFEKTIF Karina Jayanti DEFINISI KALIMAT EFEKTIF kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain. Syarat-syarat Kalimat efektif

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN Dalam Bab 1 ini, penulis menjelaskan hal-hal yang menjadi latar belakang dilakukannya penelitian. Selanjutnya dalam Bab 1 ini, penulis juga menjelaskan tentang identifikasi masalah, pembatasan

Lebih terperinci

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6

04/10/2016. Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT. Pertemuan 6 Dengan bangga, kami mempersembahkan KALIMAT Pertemuan 6 1 Bahasan Identifikasi Aktualisasi Unsur-unsur Struktur Pengembangan Identifikasi Kalimat ialah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemampuan berkomunikasi merupakan hal yang sangat diperlukan saat ini. Kemampuan ini hendaknya dilatih sejak usia dini karena berkomunikasi merupakan cara untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ruang lingkup pembelajaran bahasa Indonesia mencakup komponenkomponen kemampuan berbahasa Indonesia yang meliputi aspek berbicara, menyimak, menulis, dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun

BAB I PENDAHULUAN. Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Suatu karangan terdiri dari beberapa kalimat yang kemudian disusun menjadi satu kesatuan dengan suatu kesesuaian yang kemudian membentuk paragraf-paragraf, sehingga

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian yang Relevan Sebelumnya Penelitian tentang menulis paragraf telah dilakukan sebelumnya. Namun untuk paragraf deduktif dan induktif belum ada. Penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan manusia dengan sesama anggota masyarakat lain pemakai bahasa itu. Bahasa berisi gagasan, ide, pikiran, keinginan atau

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORETIS

BAB 2 LANDASAN TEORETIS BAB 2 LANDASAN TEORETIS 2.1 Kerangka Acuan Teoretis Penelitian ini memanfaatkan pendapat para ahli di bidangnya. Bidang yang terdapat pada penelitian ini antara lain adalah sintaksis pada fungsi dan peran.

Lebih terperinci

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D

anak manis D M sebatang rokok kretek M D M sebuah rumah mewah M D M seorang guru M D Sintaksis adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari proses pembentukan kalimat, atau yang menganalisis kalimat atas bagian-bagiannya. Kalimat ialah kesatuan bahasa atau ujaran yang berupa kata atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah bahasa. Bahasa adalah sitem lambang bunyi yang bersifat arbiter BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR Analisis terhadap data kalimat kompleks karangan siswa kelas VII SMP Dwijendra Denpasar ditemukan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses, atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak

BAB II KAJIAN TEORI. Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak 9 BAB II KAJIAN TEORI Persinggungan antara dua bahasa atau lebih akan menyebabkan kontak bahasa. Chaer (2003: 65) menyatakan bahwa akibat dari kontak bahasa dapat tampak dalam kasus seperti interferensi,

Lebih terperinci

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam

Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam Satuan bahasa yang menyampaikan sebuah gagasan bersifat predikatif dan berakhir dengan tanda titik (.) sebagai pembatas. Sifat Predikatif dalam kalimat berstruktur yang dibentuk oleh unsur subyek, predikat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memegang peran yang sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana berkomunikasi yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Peranan bahasa sangat membantu manusia dalam menyampaikan gagasan, ide, bahkan pendapatnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai

I. PENDAHULUAN. Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Terampil berbahasa Indonesia merupakan salah satu tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Atas (SMA). Keterampilan berbahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Dalam arti, bahasa mempunyai kedudukan yang penting bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia dalam berkomunikasi. Bahasa mempunyai hubungan yang erat dalam komunikasi antar manusia, yakni dalam berkomunikasi

Lebih terperinci

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA

TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA TATA KATA DAN TATA ISTILAH BAHASA INDONESIA Tata bentukan dan tata istilah berkenaan dengan kaidah pembentukan kata dan kaidah pembentukan istilah. Pembentukan kata berkenaan dengan salah satu cabang linguistik

Lebih terperinci

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Struktur adalah perangkat unsur yang di antaranya ada hubungan yang bersifat ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas

Lebih terperinci

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM Supadmi, A310090132, Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Anwar, dkk. (2009:

Lebih terperinci

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF

PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF KALIMAT EFEKTIF Pengertian Kalimat Efektif Ciri-ciri Kalimat Efektif Penggunaan Kalimat Efektif Syaratsyarat Kalimat Efektif Penerapan Kalimat Efektif PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF Kalimat efektif ialah kalimat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring perkembangan zaman kehadiran surat kabar semakin dianggap penting oleh masyarakat. Surat kabar dikatakan sebagai sebuah simbol bagi peradaban masyarakat

Lebih terperinci

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN

RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN 0 RELASI MAKNA KLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN SURAT LUQMAN SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG

ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG ANALISIS KESALAHAN EJAAN PADA MAKALAH MAHASISWA PENDIDIKAN EKONOMI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAMULANG HERI INDRA GUNAWAN 1, SAPTINA RETNAWATI 2 Dosen Pendidikan Ekonomi FKIP Universitas

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa.

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kehidupannya mulai dari bangun tidur, melakukan aktivitas, menyampaikan pendapat dan informasi melalui bahasa. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan hal penting yang perlu dipelajari karena bahasa mempunyai fungsi dan peranan yang besar dalam kehidupan manusia. Fungsi bahasa utama yaitu sebagai alat

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PARAGRAF. Makalah Bahasa Indonesia. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Kelengkapan Mata Kuliah Bahasa Indonesia OLEH : Edi Riwanto

PENGGUNAAN PARAGRAF. Makalah Bahasa Indonesia. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Kelengkapan Mata Kuliah Bahasa Indonesia OLEH : Edi Riwanto PENGGUNAAN PARAGRAF Makalah Bahasa Indonesia Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Kelengkapan Mata Kuliah Bahasa Indonesia OLEH : Edi Riwanto FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA UNIVERSITAS Dr. SOETOMO 2009

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi memunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pengguna bahasa selalu menggunakan bahasa lisan saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia diberikan anugerah yang luar biasa oleh Tuhan Yang Maha Esa berupa ilmu tauhid dalam dirinya. Hal ini dapat diurai melalui proses pendalaman dan penjabaran

Lebih terperinci

Oleh Ratna Novita Punggeti

Oleh Ratna Novita Punggeti KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengantar Dalam penelitian ini, dijelaskan konsep bentuk, khususnya afiksasi, dan makna gramatikal. Untuk menjelaskan konsep afiksasi dan makna, penulis memilih pendapat dari Kridalaksana

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam kehidupan manusia. Bahasa sangat penting untuk berkomunikasi dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, bahasa berfungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia membutuhkan alat untuk berkomunikasi dalam masyarakat. Kalimat berperan penting sebagai wujud tuturan dalam berkomunikasi dan berinteraksi sesama manusia. Penutur

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S )

RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER ( R P K P S ) 1. Mata Kuliah : Bahasa Indonesia 2. SKS : 2 SKS 3. Semester : GANJIL 2014/2015 4. Program Studi :DESAIN INTERIOR 5. Dosen Pengampu : Dr.

Lebih terperinci

TATARAN LINGUISTIK (3):

TATARAN LINGUISTIK (3): TATARAN LINGUISTIK (3): SINTAKSIS 6(0) Sebelumnya kita membahas istilah morfosintaksis. morfosintaksis adalah gabungan kata dari morfologi dan sintaksis. morfologi pengertiannya membicarakan sruktur internal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi dalam berinteraksi sesama manusia. Dengan bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang dipergunakan oleh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia, karena dalam kehidupannya manusia tidak terpisahkan dari pemakaian bahasa. Dengan bahasa, manusia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna.

BAB 1 PENDAHULUAN. Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Realisasi sebuah bahasa dinyatakan dengan ujaran-ujaran yang bermakna. Ujaran-ujaran tersebut dalam bahasa lisan diproses melalui komponen fonologi, komponen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa sebagai kebutuhan utama yang harus dipelajari dan dikembangkan karena bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan sehari-hari. Chaer (2009: 3) berpendapat

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA. Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA Wagiati Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran 1. Pengantar Makalah ini merupakan salah satu upaya untuk membantu pemahaman mengenai kalimat dalam bahasa Indonesia, khususnya

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan

I. PENDAHULUAN. tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ragam bahasa menurut sarananya terdiri atas ragam lisan atau ujaran dan ragam tulis (Alwi, 2003:7). Ragam bahasa lisan memiliki beberapa perbedaan dengan ragam

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf

BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf Modul ke: BAHASA INDONESIA UMB Tata Paragraf Fakultas Psikologi Dra. Hj. Winarmi. M. Pd. Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Definisi Paragraf Paragraf merupakan seperangkat kalimat yang membicarakan

Lebih terperinci

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan RELASI TEMPORAL ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK BERTINGKAT PADA HARIAN SOLO POS EDISI APRIL 2010 SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra

Lebih terperinci

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF

Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF Pertemuan 11 KALIMAT EFEKTIF 1. Materi Kalimat Efektif ialah kalimat yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti apa yang ada dalam pikiran

Lebih terperinci

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA.

STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. STRUKTUR KALIMAT BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN DESKRIPSI MAHASISWA PROGRAM BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA oleh Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. FPBS UPI 1. Pendahuluan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya.sarana yang paling vital untuk menenuhi kebutuhan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sepanjang hidupnya hampir-hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi.di dalam berkomunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kuantitatif serta bertambahnya aspek psikis yang lebih bersifat kaulitatif. Dalam BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemampuan Siswa sekolah dasar merupakan individu-individu yang sedang tumbuh dan berkembang dalam rangka pencapaian kepribadian yang dewasa. Pertumbuhan individu terlihat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca

BAB II LANDASAN TEORI. 2. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan 1. Penelitian dengan judul Analisis Kesalahan Berbahasa pada Surat Pembaca dalam Tabloid Mingguan Bintang Nova dan Nyata Edisi September-Oktober 2000,

Lebih terperinci

LARAS dan RAGAM BAHASA

LARAS dan RAGAM BAHASA LARAS dan RAGAM BAHASA STMIK CIC CIREBON - 2016 Kedudukan Bahasa Indonesia FUNGSI BAHASA LARAS & RAGAM BAHASA Implikasi BI dalam hidup sehari-hari LARAS BAHASA Adalah kesesuaian antara bahasa dan fungsi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim

BAB II KAJIAN PUSTAKA. onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Sinonim Secara etimologi kata sinonim berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu onoma yang berarti nama dan syn yang berarti dengan. Secara harfiah sinonim berarti nama lain

Lebih terperinci

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami

mengungkapkan gagasan secara tepat, mudah dipahami Kalimat Efektif Kalimat Efektif Kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan pembicara/penulis secara tepat, sehingga mudah dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. 1 Kesepadanan Struktur, 2 Keparalelan

Lebih terperinci

BENTUK KATA DAN MAKNA

BENTUK KATA DAN MAKNA BENTUK DAN MAKNA BENTUK KATA DAN MAKNA 1. FONEM bunyi bahasa yang membedakan arti/ makna Contoh : /apēl/ dan /apəl/ /mental/ dan /məntal/ /s/ayur - /m/ayur /s/ : /m/ Fonem ada dua : Konsonan dan Vokal

Lebih terperinci

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

ARTIKEL OLEH RAHMAWATY THAIB NIM PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA DAN BUDAYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO 1 PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM KORESPONDENSI DI LINGKUNGAN JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO TAHUN 2013 SAMPAI DENGAN 2014 ARTIKEL Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu

Lebih terperinci

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS

BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Nama : Khoirudin A. Fauzi NIM : 1402408313 BAB VI TATARAN LINGUISTIK SINTAKSIS Pada bab terdahulu disebutkan bahwa morfologi dan sintaksis adalah bidang tataran linguistik yang secara tradisional disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018

Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki. Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia dan Penggunaannya Zaman Saiki Ivan Lanin Kafe Basabasi Yogyakarta, 24 Maret 2018 Bahasa Indonesia Riwayat Fakta Berasal dari bahasa Melayu yang diperkaya oleh berbagai sumber Lahir pada

Lebih terperinci

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek

Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yang Efisien & Efektif dalam Iptek Bahasa yg efisien: bhs yg mengikuti kaidah yg dibakukan atau yg dianggap baku, dg mempertimbangkan kehematan kata dan ungkapan. Bahasa yg efektif: bhs yg mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan

BAB I PENDAHULUAN. sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Analisis kalimat dapat dilakukan pada tiga tataran fungsi, yaitu fungsi sintaksis,fungsi semantis dan fungsi pragmatis.fungsi sintaksis adalah hubungan gramatikal antara

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah berisikan pengetahuan bahasa dan keterampilan berbahasa. Pendidikan pengetahuan bahasa mencakup pengajaran di bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan kekacauan pada tindak berbahasa. Salah satu contoh penggunaan bentuk bersinonim yang dewasa ini sulit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi yang digunakan oleh setiap individu dalam kehidupan sehari-hari. Bahasa adalah sarana atau media yang digunakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan

BAB I PENDAHULUAN. E. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan 18 BAB I PENDAHULUAN E. Latar Belakang Pembelajaran bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa. Kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sarana yang paling utama dan vital untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia dalam sepanjang hampir tidak pernah dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak dapat terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi manusia memerlukan sarana untuk mengungkapkan ide,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun,

BAB 1 PENDAHULUAN. Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Istilah klausa dalam dunia linguistik bukanlah hal yang baru. Namun, pemerian mengenai klausa tidak ada yang sempurna. Satu sama lain pemerian klausa saling melengkapi

Lebih terperinci