BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR"

Transkripsi

1 BAB II POLA DAN TIPE KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR Analisis terhadap data kalimat kompleks karangan siswa kelas VII SMP Dwijendra Denpasar ditemukan berbagai pola dan tipe kalimat. Pola dan tipe kalimat tersebut dijelaskan sebagai berikut. 2.1 Pola Kalimat Majemuk dalam Karangan Bahasa Indonesia Siswa Kelas VII SMP Dwijendra Denpasar Pola kalimat kompleks subjek-predikat, subjek-predikat (SP+SP) Pola kalimat (SP+SP) merupakan pola yang dapat menjadi kalimat kompleks apabila disisipi konjungsi dan. Misalnya: (2-1) nenek tersenyum, saya tertawa Kalimat (2-1) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang mengandung unsur dan, yaitu berpola SP+SP. Konstruksi pertama dan kedua dalam kalimat tersebut memperlihatkan kedudukan yang sama, yaitu sebagai induk kalimat karena tidak satu pun dari kedua klausa tersebut ditandai oleh konjungsi; sebagai salah satu pemerluas yang berfungsi menandai sebuah konstruksi sebagai 30

2 anak kalimat. Akan tetapi, dengan adanya tanda koma (,), maka dapat ditandai bahwa kontruksi setelah kalimat nenek tersenyum merupakan anak kalimat. (2-1) nenek tersenyum dan saya tertawa IK AK Konstruksi saya tertawa menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi saya tertawa terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 2.1 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang berpola SP+SP (2-1) Nenek tersenyum dan saya tertawa (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Nenek tersenyum dan saya tertawa 31

3 Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-1) itu terdiri atas unsur subjek: nenek, predikat: tersenyum, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi dan (menyatakan penggabungan) dan subjek saya, serta predikat tertawa. Dengan demikian, anak kalimat dan saya tertawa mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk kalimat nenek tersenyum. Jadi, Pola kalimat kompleks nenek tersenyum dan saya tertawa yang mengandung konjungsi dan adalah subjek-predikat, subjek-predikat (SP+SP). Dua konstruksi kalimat berikut adalah konstruksi kalimat kompleks yang dapat disisipi konjungsi sehingga, (2-2) Tack dan Burs ketakutan sehingga mereka berlari. Konstruksi mereka berlari setelah didahului konjungsi sehingga berfungsi sebagai keterangan yang memberi penjelasan pada kalimat dasar yang mendahuluinya. Kalau di dalam kalimat majemuk setara (tanpa kata sehingga) kedua unsur itu masingmasing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, dalam kalimat kompleks (dengan kata sehingga) kalimat dasar kedua telah turun derajatnya menjadi satu unsur kalimat dasar pertama, yaitu sebagai keterangan akibat. Unsur kalimat Tack dan Burs ketakutan disebut induk kalimat (IK) dan unsur kalimat mereka berlari.disebut anak kalimat (AK). (2-2) Tack dan Burs ketakutan sehingga mereka berlari. IK AK 32

4 Konstruksi mereka berlari menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi mereka berlari terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 2.2 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SP+SP (2-2) Tack dan Burs ketakutan sehingga mereka berlari (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Tack dan Burs ketakutan sehingga mereka berlari 33

5 Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-2) itu terdiri atas unsur subjek: Tack dan Brus, predikat: ketakutan, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi sehingga (menyatakan akibat) dan subjek: mereka, serta predikat: berlari. Dengan demikian, anak kalimat sehingga mereka berlari mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk kalimat tack dan burs ketakutan. Jadi, Pola kalimat kompleks tack dan burs ketakutan sehingga mereka berlari yang mengandung konjungsi sehingga adalah subjek-predikat, subjek-predikat (SP+SP). Selain penjelasan di atas, ada enam contoh pola kalimat kompleks (SP+SP) sebagai berikut. (2-3) Ia berusaha berdiri tetapi ia tidak berhasil bangun. S P S P (2-4) Keluarga itu hidup sederhana tetapi mereka tetap bahagia. S P S P (2-5) Kami berangkat sebab kami takut terlambat. S P S P (2-6) Kakaku sudah dewasa dan dia memang cantik. S P S P (2-7) Ayah berkebun sebelum matahari terbenam. S P S P 34

6 2.1.2 Pola kalimat kompleks subjek-predikat, subjek-predikat-keterangan (SP+SPK) Pola kalimat (SP+SPK) merupakan pola yang dapat menjadi kalimat kompleks apabila disisipi konjungsi karena. Misalnya: (2-1) Aku bersyukur, aku diberikan rumah sederhana. Kalimat (2-1) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang mengandung unsur dan,, yaitu berpola SP+SPK. Konstruksi pertama dan kedua dalam kalimat tersebut memperlihatkan kedudukan yang sama, yaitu sebagai induk kalimat karena tidak satu pun dari kedua klausa tersebut ditandai oleh konjungsi; sebagai salah satu pemerluas yang berfungsi menandai sebuah konstruksi sebagai anak kalimat. Akan tetapi, dengan adanya tanda koma (,), maka dapat ditandai bahwa konstruksi setelah kalimat aku diberikan rumah sederhana merupakan anak kalimat. (2-1) Aku bersyukur karena aku diberikan rumah sederhana. IK AK Konstruksi aku diberikan rumah sederhana menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi aku diberikan rumah sederhana terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 35

7 2.1 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SP+SPK (2-1) Aku bersyukur karena aku diberikan rumah sederhana (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Aku bersyukur karena aku diberikan rumah sederhana Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-1) itu terdiri atas unsur subjek: aku, predikat: bersyukur, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi karena (menyatakan akibat) dan subjek:aku, predikat: diberikan, serta keterangan: rumah sederhana. Dengan demikian, anak kalimat karena aku diberikan rumah sederhana mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk aku bersyukur. Jadi, Pola kalimat kompleks aku bersyukur karena aku diberikan rumah sederhana 36

8 yang mengandung konjungsi karena adalah subjek-predikat, subjek-predikatketerangan (SP+SPK). Dua konstruksi kalimat berikut adalah konstruksi kalimat kompleks yang dapat disisipi konjungsi sehingga, (2-2) Dia sangat terkenal sehingga dia ditakuti di hutan itu. Konstruksi dia ditakuti di hutan itu setelah didahului konjungsi sehingga berfungsi sebagai keterangan yang memberi penjelasan pada kalimat dasar yang mendahuluinya. Kalau di dalam kalimat majemuk setara (tanpa kata sehingga) kedua unsur itu masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, dalam kalimat kompleks (dengan kata sehingga) kalimat dasar kedua telah turun derajatnya menjadi satu unsur kalimat dasar pertama, yaitu sebagai keterangan akibat. Unsur kalimat dia sangat terkenal disebut induk kalimat (IK) dan unsur kalimat dia ditakuti di hutan itu disebut anak kalimat (AK). (2-2b) Dia sangat terkenal sehingga dia ditakuti di hutan itu. IK AK. Konstruksi dia ditakuti di hutan itu menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi dia ditakuti di hutan itu terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 37

9 2.2 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SP+SPK (2-2) Dia terkenal sehingga dia ditakuti di hutan itu (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Dia terkenal sehingga dia ditakuti di hutan itu Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-2) itu terdiri atas unsur subjek:dia, predikat: sangat terkenal, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi sehingga (menyatakan akibat) dan subjek: dia, predikat:ditakuti, serta keterangan: di hutan itu. Dengan demikian, anak kalimat sehingga dia ditakuti di hutan itu mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk dia sangat terkenal. Jadi, 38

10 Pola kalimat kompleks dia sangat terkenal sehingga dia ditakuti di hutan itu yang mengandung konjungsi sehingga adalah subjek predikat, subjek predikat keterangan (SP+SPK). Selain penjelasan di atas, ada tiga contoh pola kalimat kompleks (SP+SPK) sebagai berikut. (2-3 ) Aku senang sekali karena aku berlibur di rumah nenek S P S P K (2-4) Ibu merasa bahagia jika anakku menemui sukses di kemudian hari K S P S P O K K (2-5) Tia terharu ketika dia menerima penghargaan malam itu K S P S P O K Pola kalimat kompleks subjek-predikat-objek, subjek-predikat-objek (SPO+SPO) Pola kalimat (SPO+SPO) merupakan pola yang dapat menjadi kalimat kompleks apabila disisipi konjungsi sehingga. Misalnya: (2-1) Ia lupa belajar bahasa Indonesia, ia bertanya pada temannya. Kalimat (2-1) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang mengandung unsur dan,, yaitu berpola SPO+SPO. Konstruksi pertama dan kedua dalam kalimat tersebut memperlihatkan kedudukan yang sama, yaitu sebagai induk kalimat karena tidak satu pun dari kedua klausa 39

11 tersebut ditandai oleh konjungsi; sebagai salah satu pemerluas yang berfungsi menandai sebuah konstruksi sebagai anak kalimat. Akan tetapi, dengan adanya tanda koma (,), maka dapat ditandai bahwa konstruksi setelah kalimat Ia lupa belajar bahasa Indonesia merupakan anak kalimat. (2-1) Ia lupa belajar bahasa Indonesia sehingga ia bertanya pada temannya. IK AK Konstruksi ia bertanya pada temannya menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi ia bertanya pada temannya terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 40

12 2.1 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPO+SPO (2-1) Ia lupa belajar bahasa Indonesia sehingga ia bertanya pada temannya Pelengkap (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Pelengkap Ia lupa belajar Bhs. Indonesia sehingga Ia bertanya pada temannya Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-1) itu terdiri atas unsur subjek: ia, predikat: lupa belajar, objek: bahasa Indonesia dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi sehingga (menyatakan akibat) dan subjek: ia, predikat: bertanya, serta objek: pada temannya. Dengan demikian, anak kalimat sehingga ia bertanya pada temannya mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk ia lupa belajar 41

13 bahasa Indonesia. Jadi, Pola kalimat kompleks ia lupa belajar bahasa Indonesia sehingga ia bertanya pada temannya yang mengandung konjungsi sehingga adalah subjek-predikat-objek, subjek-predikat-objek (SPO+SPO). Dua konstruksi kalimat berikut adalah konstruksi kalimat kompleks yang dapat disisipi konjungsi tetapi, (2-2) saya geli pada belut tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek. Konstruksi saya tidak ingin mengecewakan kakek setelah didahului konjungsi tetapi berfungsi sebagai keterangan yang memberi penjelasan pada kalimat dasar yang mendahuluinya. Kalau di dalam kalimat majemuk setara (tanpa kata tetapi) kedua unsur itu masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, dalam kalimat kompleks (dengan kata tetapi) kalimat dasar kedua telah turun derajatnya menjadi satu unsur kalimat dasar pertama, yaitu sebagai keterangan koordinatif. Unsur kalimat saya geli pada belut disebut induk kalimat (IK) dan unsur kalimat saya tidak ingin mengecewakan kakek disebut anak kalimat (AK). (2-2) saya geli pada belut tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek. IK AK Konstruksi saya tidak ingin mengecewakan kakek menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah 42

14 memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi saya tidak ingin mengecewakan kakek terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 2.2 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPO+SPO (2-2) Saya geli pada belut tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Pelengkap Objek Saya geli pada belut tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-2) itu terdiri atas unsur subjek: saya, predikat: geli, objek: pada belut dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi tetapi (menyatakan koordinatif) dan subjek:saya, predikat: tidak ingin, serta objek: mengecewakan kakek. 43

15 Dengan demikian, anak kalimat tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk saya geli pada belut. Jadi, Pola kalimat kompleks saya geli pada belut tetapi saya tidak ingin mengecewakan kakek yang mengandung konjungsi tetapi adalah subjek-predikatobjek, subjek-predikat-objek (SPO+SPO). Selain penjelasan di atas, ada tiga contoh pola kalimat kompleks (SPO+SPO) sebagai berikut. (2-3) Diksa mendapatkan ikan besar namun saya mendapat ikan kecil K S P O S P O (2-4) Kami membeli sayuran dan kami juga membeli buah buahan K S P O S P O (2-5) Mereka sangat berterima kasih kepada Sang Pencipta, S P O karena mereka diberikan anak yang cantik K S P O Pel. 44

16 2.1.4 Pola kalimat kompleks subjek-predikat-keterangan, subjek-predikat-keterangan (SPK+SPK) Pola kalimat (SPK+SPK) merupakan pola yang dapat menjadi kalimat kompleks apabila disisipi konjungsi karena, (2-1) Mereka tampak senang sore itu, mereka mendapat kayu bakar di hutan. Kalimat (2-1) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang mengandung unsur,, dan,, yaitu berpola SPK+SPK. Konstruksi pertama dan kedua dalam kalimat tersebut memperlihatkan kedudukan yang sama, yaitu sebagai induk kalimat karena tidak satu pun dari kedua klausa tersebut ditandai oleh konjungsi; sebagai salah satu pemerluas yang berfungsi menandai sebuah konstruksi sebagai anak kalimat. Akan tetapi, dengan adanya tanda koma (,), maka dapat ditandai bahwa konstruksi setelah Mereka tampak senang sore itu merupakan anak kalimat. (2-1) Mereka tampak senang sore itu karena mereka mendapat kayu bakar di hutan. IK AK Konstruksi mereka mendapat kayu bakar di hutan menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi mereka mendapat kayu bakar di hutan terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 45

17 2.1 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPK+SPOK (2-1) Mereka senang sore itu karena mereka mendapat kayu bakar di hutan. (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Objek Mereka senang sore itu karena mereka mendapat kayu bakar di hutan Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-1) itu terdiri atas unsur subjek: Mereka, predikat: tampak senang, keterangan: sore itu dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi karena (menyatakan sebab) dan subjek: mereka, predikat: mendapat kayu bakar, serta keterangan: di hutan. 46

18 Dengan demikian, anak kalimat karena mereka mendapat kayu bakar di hutan mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk mereka tampak senang sore itu. Jadi, Pola kalimat kompleks mereka tampak senang sore itu karena mereka mendapat kayu bakar di hutan yang mengandung konjungsi karena adalah subjek predikat-keterangan, subjek-predikat-keterangan (SPK+SPK). Dua konstruksi kalimat berikut adalah konstruksi kalimat kompleks yang dapat disisipi konjungsi agar, (2-2) Saya tidur lebih awal agar saya terbangun besok pagi Konstruksi saya terbangun besok pagi setelah didahului konjungsi agar berfungsi sebagai keterangan yang memberi penjelasan pada kalimat dasar yang mendahuluinya. Kalau di dalam kalimat majemuk setara (tanpa kata agar) kedua unsur itu masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, dalam kalimat kompleks (dengan kata agar) kalimat dasar kedua telah turun derajatnya menjadi satu unsur kalimat dasar pertama, yaitu sebagai keterangan tujuan. Unsur kalimat saya tidur lebih awal disebut induk kalimat (IK) dan unsur kalimat saya terbangun besok pagi disebut anak kalimat (AK). (2-2) Saya tidur lebih awal agar saya terbangun besok pagi IK AK 47

19 Konstruksi saya terbangun besok pagi menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan saya terbangun besok pagi terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 2.2 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPK+SPK (2-2) Saya tidur lebih awal agar saya terbangun besok pagi (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Saya tidur lebih awal agar saya terbangun besok pagi Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-2) itu terdiri atas unsur subjek: saya, predikat: tidur, keterangan: lebih awal dan keterangan yang berupa anak kalimat yang 48

20 terdiri atas konjungsi agar (menyatakan tujuan) dan subjek:saya, predikat: terbangun, serta keterangan: besok pagi. Dengan demikian, anak kalimat agar saya terbangun besok pagi mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk Saya tidur lebih awal. Jadi, Pola kalimat kompleks saya tidur lebih awal agar saya terbangun besok pagi yang mengandung konjungsi agar adalah subjek-predikat-keterangan, subjek-predikatketerangan(spk+spk). Selain penjelasan di atas, ada tiga contoh pola kalimat kompleks (SPK+SPK) sebagai berikut. (2-3) Saya lupa sarapan tadi pagi sehingga saya sakit perut di sekolah S P K S P Pel. K K (2-4) Aku melihat kemerlapan lampu di kota dan aku melihat keindahan kota S P K S P Pel. (2-5) Tono datang sore itu ketika ibu sedang memasak di dapur S P K S P K 49

21 2.1.5 Pola kalimat kompleks subjek-predikat-keterangan, subjek-predikat (SPK+SP) Pola kalimat (SPK+SP) merupakan pola yang dapat menjadi kalimat kompleks apabila disisipi konjungsi namun, (2-1) Sintya menyenangkan pagi itu, dia tampak sedih. Kalimat (2-1) adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang mengandung unsur,, dan, yaitu berpola SPK+SP. Konstruksi pertama dan kedua dalam kalimat tersebut memperlihatkan kedudukan yang sama, yaitu sebagai induk kalimat karena tidak satu pun dari kedua klausa tersebut ditandai oleh konjungsi; sebagai salah satu pemerluas yang berfungsi menandai sebuah konstruksi sebagai anak kalimat. Akan tetapi, dengan adanya tanda koma (,), maka dapat ditandai bahwa konstruksi setelah kalimat Sintya menyenangkan pagi itu merupakan anak kalimat. (2-1) Sintya menyenangkan pagi itu namun dia tampak sedih. IK AK Konstruksi dia tampak sedih menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi dia tampak sedih terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 50

22 2.1 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPK+SP (2-1) Sintya menyenangkan pagi itu namun dia tampak sedih (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Sintya menyenangkan pagi itu namun dia tampak sedih Konstruksi dalam kalimat kompleks (2-1) itu terdiri atas unsur subjek: Sintya, predikat: menyenangkan, keterangan: pagi itu, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi namun (menyatakan pertentangan) dan subjek: dia serta predikat: tampak sedih. Dengan demikian, anak kalimat namun dia tampak sedih mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk Sintya menyenangkan pagi itu. Jadi, 51

23 Pola kalimat kompleks sintya menyenangkan pagi itu namun dia tampak sedih yang mengandung konjungsi namun adalah subjek-predikat-keterangan, subjek-predikat (SPK+SP). Dua konstruksi kalimat berikut adalah konstruksi kalimat kompleks yang dapat disisipi konjungsi dan, (2-2) Kami bermain layangan di lapangan dan kami berkejar kejaran Konstruksi kami berkejar-kejaran setelah didahului konjungsi dan berfungsi sebagai keterangan yang memberi penjelasan pada kalimat dasar yang mendahuluinya. Kalau di dalam kalimat majemuk setara (tanpa kata dan) kedua unsur itu masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal, dalam kalimat kompleks (dengan kata dan) kalimat dasar kedua telah turun derajatnya menjadi satu unsur kalimat dasar pertama, yaitu sebagai keterangan penggabungan). Unsur kalimat kami bermain layangan di lapangan disebut induk kalimat (IK) dan unsur kalimat kami berkejarkejaran disebut anak kalimat (AK). (2-2) Kami bermain layangan di lapangan dan kami berkejar-kejaran IK AK Konstruksi kami berkejar-kejaran menjadi anak kalimat yang menduduki fungsi keterangan. Jika digambarkan dalam diagram pohon setelah memperoleh konjungsi, kedudukan konstruksi kami berkejar-kejaran terhadap konstruksi sebelumnya adalah sebagai berikut. 52

24 2.2 Diagram Pohon Kalimat Kompleks yang Berpola SPK+SP (2-2) Kami bermain layangan dilapangan dan kami berkejar kejaran Pelengkap (Anak Kalimat) Konjungsi Kalimat Dasar Kami bermain layangan Di lapangan dan kami berkejar - kejaran Kalimat kompleks (2-2) itu terdiri atas unsur subjek:kami, predikat: bermain layangan, keterangan: dilapangan, dan keterangan yang berupa anak kalimat yang terdiri atas konjungsi dan (menyatakan penggabungan) dan subjek: kami serta predikat: berkejar-kejaaran. 53

25 Dengan demikian, anak kalimat dan kami berkejar-kejaran mempunyai kedudukan yang lebih rendah (bawahan) daripada induk kalimat Kami bermain layangan dilapangan. Jadi, Pola kalimat kompleks kami bermain layangan dilapangan dan kami berkejar-kejaran yang mengandung konjungsi dan adalah subjek-predikat-keterangan, subjek-predikat (SPK+SP). Selain penjelasan di atas, ada tiga contoh pola kalimat kompleks (SPK+SP) sebagai berikut. (2-3) Adik menjerit kesakitan tadi malam ketika saya sedang belajar K S P K S P (2-4) Maria tidak dapat melihat pemandangan yang indah S P K karena ia tertidur K S P (2-5 ) Dia pindah rumah ke Singaraja sehingga kami merasa kangen K S P K S P Pel. 54

26 2.2 Tipe Kalimat Majemuk dalam Karangan Siswa SMP Dwijendra Denpasar Kalimat Majemuk Setara Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat, sekurang-kurangnya, dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat majemuk setara (Sugono, 2009:158). Kalimat majemuk setara adalah gabungan beberapa kalimat tunggal menjadi sebuah kalimat yang lebih besar, dan tiap-tiap kalimat tunggal yang digabungkan itu tidak kehilangan unsur-unsurnya (Putrayasa, 2009: 49). Contoh KMS yang ditemukan dalam karangan siswa kelsa VII SMP Dwijendra Denpasar : 1. Anak itu meniup seruling, dan teman-temannya menyanyi bersama. 2. Dia sudah bekerja keras, tetapi dia tetap miskin 3. Ayah membeli semua buah apel di pasar, dan buah apel yang dibeli ayah setengahnya busuk. 4. Sesudahnya saya dan keluarga melihat-lihat hasil karya, kemudian saya menuju ke tempat pembuatan keramik tersebut. 5. Ia pun berlari dan menghampiri Tini, kemudian ia memeluk Tini yang sudah tidak bernyawa. 6. Ani merasa bersalah pada ibunya, lalu ia meminta maaf pada ibunya. 7. Kakek pergi ke sawah, sedangkan saya memancing ikan di sungai. 55

27 8. Cuaca di rumah sedang mendung, padahal saya ingin berlibur ke bedugul Kalimat Majemuk Bertingkat Kalimat majemuk bertingkat ialah kalimat majemuk yang terdiri atas beberapa kalimat tunggal, tetapi kedudukan kalimat-kalimat tersebut tidak sama derajatnya. Bagian kalimat yang mempunyai kedudukan lebih tinggi disebut Induk Kalimat, sedangkan yang kedudukannya lebih rendah disebut Anak Kalimat. Klausa yang kedudukkannya lebih rendah, atau yang disebut Anak Kalimat ini biasanya didahului oleh kata penghubung. (Herusantoso, 1988: 51). Chaer (2000) menyebut kalimat majemuk beringkat sebagai kalimat luas bertingkat. Kalimat luas bertingkat adalah kalimat yang dibentuk dari dua buah klausa yang digabungkan menjadi satu. Biasanya dengan bantuan kata penghubung sebab, kalau, meskipun, dan sebagainya. Kedudukan kalusa-klausa di dalam kalimat luas bertingkat ini tidak sama derajatnya. Di satu pihak, klausa tersebut mempunyai kedudukan lebih tinggi daripada klausa lain, atau klausa yang satu mengikat atau tertarik klausa lain. Klausa yang kedudukannya lebih tinggi mempunyai kedudukan yang bebas sehingga tanpa klausa lain tetap dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat. Sementara itu, klausa yang kedudukannya lebih rendah mempunyai kedudukkan yang 56

28 tidak bebas sehingga tidak mungkin dapat berdiri sendiri sebagai sebuah kalimat (Putrayasa, 2009: 61). Contoh KMB yang ditemukan dalam karangan siswa kelsa VII SMP Dwijendra. a) Ikan yang dipelihara kakek ikan mas b) *Dan ikan mujair c) Di sepanjang perjalanan menuju rumah kakek saya melihat pemandangan d) *Yang sangat indah Kalimat a) dapat berdiri sendiri, sedangkan kalimat b) tidak bisa berdiri sendiri. 1. Putri kenanga hilang = kalimat tunggal 2. Raja dan ratu tertidur pulas= kalimat tunggal Jadi kalimat (1) dan (2) jika dihubungkan dengan konjungsi ketika kalimat itu akan berubah kedudukan menjadi kalimat majemuk bertingkat. Putri kenanga hilang ketika raja dan ratu tertidur pulas. IK AK 3. Dia makan bakso terlalu banyak = kalimat tunggal 4. Dia sakit perut = kalimat tunggal Jadi kalimat (3) dan (4) jika dihubungkan dengan konjungsi akibatnya kalimat itu akan berubah kedudukan menjadi kalimat majemuk bertingkat. 57

29 Dia makan bakso terlalu banyak akibatnya dia sakit perut IK AK 5. Saya berkerja keras = kalimat tunggal 6. Ibu yang sakit-sakitan= kalimat tunggal Jadi kalimat (5) dan (6) jika dihubungkan dengan konjungsi demi kalimat itu akan berubah kedudukan menjadi kalimat majemuk bertingkat. Saya bekerja keras demi ibu yang sakit-sakitan IK AK 58

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 menyatakan Kami putra-putri Indonesia mengaku berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sumpah ini membuktikan bahwa berbangsa satu, bertanah

Lebih terperinci

KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR

KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR KALIMAT MAJEMUK BAHASA INDONESIA DALAM KARANGAN SISWA KELAS VII SMP DWIJENDRA DENPASAR Oleh NI MADE SANTRI MAHADEWI 0701105004 JURUSAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR 2011

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.2 1. (1).Aku sudah selesai belajar. (2).Besok aku siap pulang (3).Karena ingin mendapat nilai yang baik,aku lebih Lama belajar dan lebih

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN NARASI SISWA KELAS XI MADRASAH ALIYAH NUR EL FALAH KUBANG PETIR SERANG Mutoharoh Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas

Lebih terperinci

Bagaimana kondisi cuaca di pantai? Cuaca di pantai sangat dingin di siang hari. Cuaca di pantai mendung di malam hari.

Bagaimana kondisi cuaca di pantai? Cuaca di pantai sangat dingin di siang hari. Cuaca di pantai mendung di malam hari. 1. SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 8. TEMA 8 Daerah Tempat TinggalkuLatihan Soal 8.1 Aku tinggal di daerah pantai. Setiap hari aku dibangunkan oleh suara ombak. Angin bertiup setiap hari dengan cukup

Lebih terperinci

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015

Alat Sintaksis. Kata Tugas (Partikel) Intonasi. Peran. Alat SINTAKSIS. Bahasan dalam Sintaksis. Morfologi. Sintaksis URUTAN KATA 03/01/2015 SINTAKSIS Pengantar Linguistik Umum 26 November 2014 Morfologi Sintaksis Tata bahasa (gramatika) Bahasan dalam Sintaksis Morfologi Struktur intern kata Tata kata Satuan Fungsi Sintaksis Struktur antar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi atau terbesar. Wacana direalisasikan dalam bentuk yang utuh berupa BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Menurut Harimurti Kridalaksana (Sumarlam,2009: 11), wacana merupakan satuan bahasa terlengkap: dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal tertinggi

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO EFEKTIVITAS PENGGUNAAN KATA SAMBUNG PADA KARANGAN SISWA SMP N 2 GATAK SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan Soal 3.1. Ayah pergi ke bandung,paman datang dari medan, Ibu menyambutnya dengan ramah. 1. 1. Ayah pergi ke Bandung 2. Paman datang dari Medan 3. Ibu menyambutnya dengan ramah Hasil penggabungan tiga kalimat tersebut yang Tepat adalah... SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 3. Teks EksposisiLatihan

Lebih terperinci

Kegiatan Sehari-hari

Kegiatan Sehari-hari Bab 1 Kegiatan Sehari-hari Kegiatan Sehari-hari 1 Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) membuat daftar kegiatan sehari-hari berdasarkan penjelasan guru; 2) menceritakan

Lebih terperinci

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK

MODUL 4. Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK MODUL 4 Kalimat Efektif Kerja belum selesai, belum apa-apa (Chairil Anwar) ABSTRAK Modul 4 memuat materi kalimat efektif. Kalimat efektif adalah materi lanjutan dari modul sebelumnya, yaitu tata kalimat

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 7. MEMBACA SASTRALatihan Soal 7.9 1. Di suatu siang yang terik, seekor burung pipit tengah asik menikmati buah Delima kesukaannya. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teriakan

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.3 1. Sesampainya di ladang, Kancil segera mencari tempat yang tersembunyi. Saat itu Pak Tani sedang menanam timun. Kata kerja

Lebih terperinci

dengan penuh hormat. rumah. mata.

dengan penuh hormat. rumah. mata. Kegiatan Norma-norma di Masyarakat Perhatikan cerita berikut baik-baik. Alin dan Keluarganya Alin sekarang duduk di kelas III. Ia tinggal bersama kedua orangtuanya. Keluarga Alin hidup dengan disiplin.

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangelsch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

Negeri Peri Di Tengah Hutan

Negeri Peri Di Tengah Hutan Negeri Peri Di Tengah Hutan EXT. Desa Terpencil. Pagi Hari Disebuah desa hiduplah seorang anak perempuan yang lugu, yang bernama. Ia senang sekali bermain ditepi hutan. Namun ibunya sebenarnya melarangnya.

Lebih terperinci

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final.

1. KALIMAT. 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. 1. KALIMAT 1. Satuan bahasa berupa kata/rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. 2. Memiliki intonasi final. Perbedaan kalimat dan klausa Klausa : gabungan kata yang

Lebih terperinci

Oleh Ratna Novita Punggeti

Oleh Ratna Novita Punggeti KALIMAT DLM BI Oleh Ratna Novita Punggeti STRUKTUR KALIMAT 1. SUBJEK Bagian kalimat yang menunjukkan pelaku/masalah. Menjawab pertanyaan: siapa, apa. Biasanya berupa kata benda/frasa (kongkret/abstrak)

Lebih terperinci

Jalan ke Taman Safari Pantai yang Indah

Jalan ke Taman Safari Pantai yang Indah Wini Yati IV B Jalan ke Taman Safari Waktu itu aku berlibur ke Taman Safari. Aku diberi oleh ayah dan ibu sebuah sepeda. Aku merasa senang. Aku senang pulang ke rumah dengan sepeda. Karya: Riska Ayu Pantai

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

kegiatan sehari hari pelajaran 2

kegiatan sehari hari pelajaran 2 pelajaran 2 kegiatan sehari hari semua anak senang bermain anak anak bermain setiap hari bermain membuat hati senang bermain boleh saja asal jangan lupa belajar kegiatan sehari hari 17 mengenal tanda baca

Lebih terperinci

PERANCANGAN FILM KARTUN

PERANCANGAN FILM KARTUN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH KISAH ANAK JALANAN Oleh YUS HARIADI 08.11.2104 S1 TEKNIK INFORMATIKA S1 5D Kisah Anak Jalanan Wrriten by Yus Hariadi 04 November 2010 Anak jalanan Mataram, NTB Blackscreen

Lebih terperinci

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini.

Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA. 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. Latihan Materi LOGIKA MATEMATIKA 1. Tentukan negasi dari pernyataan-pernyataan berikut ini. (a) Tarif dasar listrik naik. (b) 10 = 50 5 (c) Celana Dono berwarna hitam. (d) Semua jenis ikan bertelur. (e)

Lebih terperinci

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM)

AZAN PERTAMA DENDY. (Penulis : IDM) AZAN PERTAMA DENDY (Penulis : IDM) Jam menunjukkan pukul 10.30, suasana ruang kelas dua SD Negeri Watambo menjadi ramai. Setiap anak saling mendahului untuk keluar dari kelas. Ibu guru wali kelas dua hanya

Lebih terperinci

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG

BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG BAB 1 AKU DAN PULAU PISANG Jari ini berjalan begitu saja, seiring angan yang tidak pernah berhenti berharap. Merasa sebuah mimpi yang tidak pernah akan terwujud, harapan yang tidak pernah akan tercapai.

Lebih terperinci

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan

Frasa Endosentrik: - beberapa mahasiswa - segera melakukan Frasa Eksosentrik: - bakti sosial - di Cangkringan FRASA Pengertian Satuan gramatik yang terdiri dari dua kata atau lebih. Satuan yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Selalu terdapat dalam satu fungsi unsur klausa, seperti S, P, O, Pel, KET.

Lebih terperinci

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi

Eliora. orang yang sedang menjalaninya. 1 Artinya, seberat-berat kami melihat sesuatu terjadi, lebih menyakitkan lagi bagi 1 Nadia Eliora Yuda Putri Bahasa Indonesia 7 13 September 2012 Pelarian Jauh Di Hutan Duarr! Bunyi ledakan bom tentara-tentara Jepang. Setelah ledakan pertama itu, orang-orang di desaku menjadi kalang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anita Dahlan, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menulis merupakan kegiatan yang dapat dipandang sebagai suatu keterampilan, proses berpikir, kegiatan transformasi dan, sebuah proses. (Resmini, 2010: 221). Kemampuan

Lebih terperinci

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS

SINTAKSIS. Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. B. KATA SEBAGAI SATUAN SINTAKSIS SINTAKSIS Sintaksis adalah menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi kelompok kata atau kalimat. A. STRUKTUR SINTAKSIS Untuk memahami struktur sintaksis, terlebih dahulu kita harus Mengetahui fungsi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku,

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya perilaku, 53 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penulis menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dalam penelitian ini. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT MAJEMUK DALAM KARANGAN SISWA KELAS V SDN SOROPADAN 108 LAWEYAN NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra,

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jalan Merdeka No. 24, Bandung KALIMAT MAJEMUK

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jalan Merdeka No. 24, Bandung KALIMAT MAJEMUK YAYAAN WIDYA BHAKTI MA ANTA ANGELA Jalan Merdeka No. 24, Bandung 4214714 KALIMAT MAJEMUK Kalimat majemuk dibedakan menjadi tiga jenis, kalimat mejemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Mempertanggungjawabkan hasil penelitian bukanlah pekerjaan mudah. Seorang penulis harus mempertanggungjawabkan hasil penelitiannya disertai data-data

Lebih terperinci

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION. Indonesian Beginners. (Section I Listening) Transcript

HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION. Indonesian Beginners. (Section I Listening) Transcript 2014 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Beginners (Section I Listening) Transcript Familiarisation Text Sudah pindah rumah, Sri? Sudah Joko. Bagaimana rumah barumu? Bagus Joko. Aku punya

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.7

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.7 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.7 1. Lengkapilah pantun di bawah ini! Pergi ke Banten naik kereta Hati senang tiada gundah Meskipun kita sedikit harta...................

Lebih terperinci

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply

CHAPTER 1. There s nothing left to say but good bye Air Supply CHAPTER 1 There s nothing left to say but good bye Air Supply Wolverhampton, 29 Agustus 2006 -Sierra s pov- Happy birthday, Lee! ucapku girang setelah Lee meniup lilin di atas kue ulang tahunnya. Lee,

Lebih terperinci

Oleh Septia Sugiarsih

Oleh Septia Sugiarsih Oleh Septia Sugiarsih satuan kumpulan kata yang terkecil yang mengandung pikiran yang lengkap. Conth: Saya makan nasi. Definisi ini tidak universal karena ada kalimat yang hanya terdiri atas satu kata

Lebih terperinci

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat

KALIMAT. Menu SK DAN KD. Pengantar: Bahasa bersifat Hierarki 01/08/2017. Oleh: Kompetensi Dasar: 3. Mahasiwa dapat menjelaskan kalimat KELOMPOK 5 MATA KULIAH: BAHASA INDONESIA Menu KALIMAT Oleh: A. SK dan KD B. Pengantar C. Satuan Pembentuk Bahasa D. Pengertian E. Karakteristik F. Unsur G. 5 Pola Dasar H. Ditinjau Dari Segi I. Menurut

Lebih terperinci

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B

LOGIKA MATEMATIKA. Tabel kebenarannya sbb : p ~ p B S S B LOGIKA MATEMATIKA A. Pernyataan, kalimat terbuka, dan ingkaran pernyataan. 1. Pernyataan Pernyataan adalah kalimat yang mengandung nilai benar atau salah tetapi tidak sekaligus kedua-duanya. a. Hasil kali

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat

BAB I PENDAHULUAN. (sikap badan), atau tanda-tanda berupa tulisan. suatu tulisan yang menggunakan suatu kaidah-kaidah penulisan yang tepat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa secara umum dapat diartikan sebagai suatu alat komunikasi yang disampaikan seseorang kepada orang lain agar bisa mengetahui apa yang menjadi maksud dan

Lebih terperinci

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013

ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN. NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 ANALISIS PENANDA KOHESI DAN KOHERENSI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VIII MTs AL-HIDAYAH GENEGADAL TOROH GROBOGAN TAHUN AJARAN 2012/2013 NASKAH PUBLIKASI LIFATATI ASRINA A 310 090 168 PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Setiap bangsa tentunya memiliki bahasa sebagai identitas, seperti Indonesia memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak hanya

Lebih terperinci

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING

TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN. Naskah Film Dan Sinopsis. Ber Ibu Seekor KUCING TUGAS PERANCANGAN FILM KARTUN Naskah Film Dan Sinopsis Ber Ibu Seekor KUCING DISUSUN OLEH : INDRA SUDRAJAT 09.12.3831 09-S1SI-05 SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011/2012

Lebih terperinci

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS

PEMBAHASAN SOAL SINTAKSIS PEMHSN SOL SINTKSIS 1. Perbedaan Frase dengan Kata Majemuk Frasa adalah frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang merupakan satu kesatuan dan menjadi salah satu unsur atau fungsi kalimat (subjek,

Lebih terperinci

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku

BATANG BERMANFAAT. Farhan Abdul Aziz M. Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku Kau berjalan diatas kertas Kau menari-nari diatas kertas Kau berjasa bagi kita Kau adalah pahlawanku Lembar demi lembar kuwarnai Perjalanan kosong menjadi berwarna Tak kenal Lelah Tak kenal Letih Dan tak

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6

SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 1. Bacalah kutipan cerpen berikut! SMA/MA IPS kelas 11 - BAHASA INDONESIA IPS BAB 1. MEMAHAMI CERPEN DAN NOVELLatihan Soal 1.6 (1) Pagi itu mbok salimah menangis keras. (2) Harta yang dikumpulkan berpuluh

Lebih terperinci

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.9

SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.9 SD kelas 6 - BAHASA INDONESIA BAB 8. MENULIS TERBATASLatihan Soal 8.9 1. (1) Colbi sangat kesepian. (2) Para Ibu melarang anak-anaknya berteman dengan Colbi. (3) Di sebuah hutan, tinggallah seekor anak

Lebih terperinci

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat

II. KAJIAN PUSTAKA. mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat 9 II. KAJIAN PUSTAKA A. Kalimat Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan yang mengungkapkan pikiran yang utuh (Alwi, 2003:311). Dalam wujud lisan, kalimat ditandai dengan nada

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A

YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A YAYASAN WIDYA BHAKTI SEKOLAH MENENGAH ATAS SANTA ANGELA TERAKREDITASI A Jl. Merdeka No. 24 Bandung 022. 4214714 Fax.022. 4222587 http//: www.smasantaangela.sch.id, e-mail : smaangela@yahoo.co.id 043 URS

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam.

SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak berbaju seragam. SMP kelas 7 - BAHASA INDONESIA BAB 9. KEBAHASAANLATIHAN SOAL BAB 9 1. Imbuhan ber dengan makna menggunakan terdapat dalam kalimat Makanan itu beracun. Karena kemarin hujan, hari ini banyak siswa tidak

Lebih terperinci

KOMPLEKSITAS KALIMAT DALAM KARANGAN ANAK DIDIK KELAS X MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL HUDA PANUNGGALAN, GROBOGAN DENGAN MADRASAH ALIYAH PPMI ASSALAAM

KOMPLEKSITAS KALIMAT DALAM KARANGAN ANAK DIDIK KELAS X MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL HUDA PANUNGGALAN, GROBOGAN DENGAN MADRASAH ALIYAH PPMI ASSALAAM KOMPLEKSITAS KALIMAT DALAM KARANGAN ANAK DIDIK KELAS X MADRASAH ALIYAH MIFTAHUL HUDA PANUNGGALAN, GROBOGAN DENGAN MADRASAH ALIYAH PPMI ASSALAAM SUKOHARJO ARTIKEL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagai persyaratan

Lebih terperinci

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju

PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju 1 PAGI itu Tahir dengan terburu-buru menuju halaman rumahnya dan sibuk untuk mengendarai sepeda bututnya itu. Gawat aku telat lagi, itu yang ada di dalam pikirannya. Dia tergesa-gesa hingga hampir menabrak

Lebih terperinci

Ulat Si Pencemburu Ulung

Ulat Si Pencemburu Ulung 0 Ulat Si Pencemburu Ulung Oleh: Kiki. A Di sebuah hutan tampak seekor kupu-kupu, ia terbang dengan sayap indahnya. Terdapat garis putih, hijau di sayap hitamnya. Ia hinggap di beberapa pohon yang daunnya

Lebih terperinci

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom.

STMIK CIC CIREBON Nurul Bahiyah, M. Kom. STMIK CIC CIREBON - 2016 Nurul Bahiyah, M. Kom. PENGERTIAN Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah

PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS. Oleh. Suci Sundusiah PERBANDINGAN KLAUSA INTI DAN KLAUSA SEMATAN BAHASA INDONESIA DAN BAHASA INGGRIS Oleh Suci Sundusiah 1. Klausa sebagai Pembentuk Kalimat Majemuk Dalam kajian struktur bahasa Indonesia, kumpulan dua kluasa

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7 1. Aduh, Kaka, kalau rambutmu kau sisir model begitu kau kelihatan lebih tua. Kau seperti nenek-nenek! Alah kau ini hanya sirik,

Lebih terperinci

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja

Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan dan Seekor Penyu dalam Senja Perempuan itu berjalan di antara gerimis dan licinnya jalan kampung. Bagian bawah kainnya sudah basah terkena percikan. Ia menenteng sendalnya di tangan kirinya sementara

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9

SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9 SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALATIHAN SOAL BAB 9 1. Bacalah kalimat tersebut dengan cermat! Setiap siswa harap menyiapkan pensil 2B penghapus dan rautan Penggunaan

Lebih terperinci

TUGAS UJIAN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH FILM. Disusun Oleh :

TUGAS UJIAN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH FILM. Disusun Oleh : TUGAS UJIAN PERANCANGAN FILM KARTUN NASKAH FILM Disusun Oleh : Nama : Fajar Nugroho Nim : 11.22.1342 Kelas : 11 S1 SI TS - 01 Jurusan : S1 Sistem Informasi SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1

pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 pelajaran 1 keluarga setiap anak pasti punya ayah ibu kakek nenek dan saudara semua itu disebut keluarga tahukah kamu anggota keluargamu keluarga 1 menulis kapital bertanya melengkapi cerita memperkenalkan

Lebih terperinci

MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH

MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH MODUL BAHASA INDONESIA PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM TERPADU YOGYAKARTA 2012 Kalau umurmu tak cukup, tuliskanlah pikiranmu untuk memperpanjangnya BAB 1 BAHASA DAN TATA BAHASA

Lebih terperinci

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang.

Bintang Pembuka. Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Bintang Pembuka Kepada orang-orang yang tidak pernah naik keatas atap rumahnya untuk sekedar melihat betapa indahnya bintang-bintang. Kepada orang-orang yang belum pernah merasakan nikmatnya menatap bintang

Lebih terperinci

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole.

Seorang pria menyelinap keluar dari balik pohon, dan Endra mengenalinya sebagai pemandunya, Lole. Hampir sore, saat Endra berada di hutan bedugul. Jari-jari lentik sinar matahari menembus kanopi puncak pepohonan menerangi kerimbunan hutan. Suara burung mengiringi langkahnya menembus batas hutan terlarang.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Alquran merupakan wahyu Allah swt yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw untuk disampaikan kepada umat manusia sebagai pedoman hidup. Anwar, dkk. (2009:

Lebih terperinci

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi

Modul ke: BAHASA INDONESIA. Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM. 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Akuntansi Modul ke: 11Fakultas Ekonomi dan Bisnis BAHASA INDONESIA Pilihan Kata (Diksi) Sri Rahayu Handayani, SPd. MM Program Studi Akuntansi Pilihan Kata (Diksi) Pilihan kata atau Diksi adalah pemilihan kata-kata

Lebih terperinci

Belajar Memahami Drama

Belajar Memahami Drama 8 Belajar Memahami Drama Menonton drama adalah kegiatan yang menyenangkan. Selain mendapat hiburan, kamu akan mendapat banyak pelajaran yang berharga. Untuk memahami sebuah drama, kamu dapat memulainya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang berkaitan dengan penggunaan konjungsi sudah pernah dilakukan oleh peneliti bahasa. Konjungsi sebagai bagian dari ilmu kebahasaan sudah tidak

Lebih terperinci

Rina meminta pada ayah ibunya untuk merayakan ulangtahunnya yang ke 12 di restoran mewah bersama teman-teman sekelas, karena sebentar lagi akan lulus

Rina meminta pada ayah ibunya untuk merayakan ulangtahunnya yang ke 12 di restoran mewah bersama teman-teman sekelas, karena sebentar lagi akan lulus 1 Rina meminta pada ayah ibunya untuk merayakan ulangtahunnya yang ke 12 di restoran mewah bersama teman-teman sekelas, karena sebentar lagi akan lulus SD dan berpisah. Ayah dan ibu menyarankan untuk merayakan

Lebih terperinci

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang...

Seru sekali lomba lari itu! Siapa yang lebih dulu tiba di lapangan, dialah yang menjadi pemenang... SODIS BOTOL AJAIB Seru sekali lomba lari itu! Mereka berlari sekencang-kencangnya untuk memenangkan perlombaan. 4 5 Pada suatu pagi di hari Minggu, Ani dan Ayah berjalan-jalan. Sesampai di dekat lapangan,

Lebih terperinci

HANDOUT Bahasa INDONESIA

HANDOUT Bahasa INDONESIA YAYAAN WIDYA BHAKTI MA ANTA ANGELA Jalan Merdeka No. 24, Bandung 4214714 HANDOUT Bahasa INDONEIA KELA X/ semester 2.. KM, KMB, dan KMR.... Disusun oleh: Elysabeth Citra Raharja.. 1 KALIMAT MAJEMUK Kalimat

Lebih terperinci

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama

PIPIN, KAKEK, DAN KERETA API. El Johan Kristama ,, DAN KERETA API By El Johan Kristama 2011-El Johan Kristama Perancangan Film Kartun NIM 09.11.2906 09-S1TI-05 STMIK AMIKOM YOGYAKARTA eljohan.mail@gmail.com Sinopsis Naskah ini menceritakan tentang kisah

Lebih terperinci

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015

ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH PIMPINAN CABANG MUHAMMADIYAH WONOSARI SD MUHAMMADIYAH WONOSARI Alamat : Tawarsari, Wonosari, Wonosari, Gunungkidul Telp. (0274)391884 ULANGAN TENGAH SEMESTER GENAP

Lebih terperinci

Felicia N. Utorodewo

Felicia N. Utorodewo Felicia N. Utorodewo KALIMAT EFEKTIF adalah kalimat yang secara jitu mewakili pikiran atau perasaan penulis SYARAT KALIMAT EFEKTIF kesatuan gagasan, kepaduan, penalaran, kehematan atau ekonomisasi bahasa,

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA SET 9 SINTAKSIS MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA

BAHASA INDONESIA SET 9 SINTAKSIS MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA 09 BAHASA INDONESIA MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN TOP LEVEL - XII SMA SET 9 SINTAKSIS A. PENGERTIAN SINTAKSIS Dalam Kamus Lingustik karya Kridalaksana, Sintaksis adalah cabang linguistik yang mempelajari

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana pembelajaran yang dapat diperoleh baik di sekolah maupun di luar sekolah. Pendidikan yang utama diperoleh melalui sebuah lembaga

Lebih terperinci

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul.

PROLOG. Wow, lihat! Dia datang. Kata Ronald sambil bersiul. PROLOG Frankfurt, Germany. Nick umur 9 tahun. Aku berlarian di padang rumput. Mengitari lapangan yang seperti permadani hijau. Rumput-rumputnya sudah mulai meninggi. Tingginya hampir melewati lututku.

Lebih terperinci

Liburan 63. Bab 6. Liburan

Liburan 63. Bab 6. Liburan Liburan 63 Bab 6 Liburan Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari bab ini kamu diharapkan mampu: 1) mengomentari tokoh cerita Gara-gara Tape Recorder ; 2) memberikan tanggapan dan saran tehadap suatu masalah;

Lebih terperinci

Mengajarkan Budi Pekerti

Mengajarkan Budi Pekerti 4 Mengajarkan Budi Pekerti Sukakah kamu membaca cerita dan dongeng? Banyak cerita dan dongeng anak-anak yang dapat kamu baca. Dalam sebuah cerita, terdapat pelajaran. Belajarlah dari isi cerita dan dongeng.

Lebih terperinci

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber.

SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah Alokasi Sumber. Tema 8 Subtema 1 Mata PPKn Bahasa Indonesia SILABUS TEMATIK KELAS II : Keselamatan di Rumah dan di Perjalanan : Aturan Keselamatan di Rumah 3.2 Memahami tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan

Lebih terperinci

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video :

Setiap siswa harap menyiapkan: pensil 2B, penghapus, da. E. Kunci Jawaban : D. Pembahasan Teks : Pembahasan Video : 1. SMP kelas 9 - BAHASA INDONESIA BAB 9. MENYUNTING EJAAN DAN TANDA BACALatihan Soal 9.2 Bacalah kalimat tersebut dengan cermat! Setiap siswa harap menyiapkan pensil 2B penghapus dan rautan Penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan BAB III METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan subjek tunggal (Single Subject), yaitu suatu metode yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya akibat

Lebih terperinci

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA

NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA NOMINA DAN PENATAANNYA DALAM SISTEM TATA BAHASA INDONESIA Suhandano Universitas Gadjah Mada ABSTRAK Tulisan ini membahas bagaimana nomina ditata dalam sistem tata bahasa Indonesia. Pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

2. Gadis yang Dijodohkan

2. Gadis yang Dijodohkan 2. Gadis yang Dijodohkan Burung-burung berkicau merdu di tengah pagi yang dingin dan sejuk. Dahan-dahan pohon bergerak melambai, mengikuti arah angin yang bertiup. Sebuah rumah megah dengan pilar-pilar

Lebih terperinci

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI

ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI ANALISIS STRUKTUR KALIMAT PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII F SMP NEGERI 2 KARTASURA, SUKOHARJO SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra

Lebih terperinci

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles

10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina (Kata Benda) 10 Jenis Kata Menurut Aristoteles Nomina adalah kelas kata yang dalam bahasa Indonesia ditandai oleh tidak dapatnya bergabung dengan kata tidak. Contohnya, kata rumah adalah nomina

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sepanjang hidupnya, manusia tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Di dalam komunikasi tersebut, manusia memerlukan sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA OLEH SISWA ASING Oleh Rika Widawati Abstrak. Penelitian ini menggambarkan kesalahan penggunaan bahasa Indonesia terutama dalam segi struktur kalimat dan imbuhan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. jawabkan, karena itulah disertakan data-data yang kuat yang ada hubungannya BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kepustakaan yang Relevan Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang relevan dan jurnal. Hasil suatu karya ilmiah bukanlah pekerjaan yang mudah dipertanggung

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Para ahli bahasa selalu menghimbau agar pemakaian bahasa senantiasa berusaha untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Ini menunjukkan bahwa, masih sering

Lebih terperinci

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS

LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS AUDREY LEMAN LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Diterbitkan secara mandiri melalui Nulisbuku.com LEGEND OF THE BATTLING PRINCESS Oleh: Audrey Leman Copyright 2017 by Audrey Leman Penerbit Audrey Leman audreyleman03@yahoo.co.id

Lebih terperinci

PERISTIWA PENTING DALAM KELUARGA

PERISTIWA PENTING DALAM KELUARGA PERISTIWA PENTING DALAM KELUARGA Setiap orang pernah mengalami peristiwa penting. Peristiwa ada yang menyenangkan. Peristiwa menyenangkan adalah merayakan ulang tahun. Peristiwa ada juga yang menyedihkan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

KONJUNGSI. Karina Jayanti

KONJUNGSI. Karina Jayanti KONJUNGSI Karina Jayanti Konjungsi Konjungsi adalah suatu kata tugas atau kata penghubung yang berfungsi untuk menghubungkan dua buah klausa, kalimat, paragraf atau lebih. 1.Konjungsi antar klausa 2.Konjungsi

Lebih terperinci

Indonesian Continuers

Indonesian Continuers 2015 HIGHER SCHOOL CERTIFICATE EXAMINATION Indonesian Continuers ( Section I Listening and Responding) Transcript Familiarisation Text Bagaimana perayaan Natal? Cukup baik. Kami ke rumah kakek dan nenek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengulangan unsur harus dihindari. Salah satu cara untuk mengurangi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada penggabungan klausa koordinatif maupun subordinatif bahasa Indonesia sering mengakibatkan adanya dua unsur yang sama atau pengulangan unsur dalam sebuah

Lebih terperinci

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Pendidikan

Lebih terperinci

Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia..

Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia.. Wahai puteraku Agar engkau menjadi seorang raja yang berwibawa di hadapan manusia.. Janganlah berbicara dalam berbagai urusan.. Kecuali setelah mengecek kebenaran sumbernya.. Dan jika seseorang datang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory),

BAB I PENDAHULUAN. memiliki berbagai rubrik berita maupun iklan, yakni rubrik berita utama (coverstory), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Surat kabar atau tabloid adalah lembaran-lembaran kertas yang tertuliskan berita (Alwi, 2007: 1109). Berita sendiri dapat diartikan sebagai laporan tercepat

Lebih terperinci