PENGARUH GAYA MENGAJAR KOMANDO DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI DAN KOGNITIF
|
|
- Inge Iskandar
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19(1): 1-8, 2013 PENGARUH GAYA MENGAJAR KOMANDO DAN GAYA MENGAJAR RESIPROKAL TERHADAP PENINGKATAN KESEGARAN JASMANI DAN KOGNITIF Nurman Hasibuan Jurusan Ilmu Keolahragaan FIK Universitas Negeri Medan, Jln. Willem Iskandar Pasar V, Medan Diterima 20 November 2012, disetujui untuk publikasi 15 Januari 2013 Abstract Penelitian ini bertujuan untuk menemukan informasi tentang pengaruh kesegaran jasmani dan kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung akibat pengaruh gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. Metode penelitian adalah eksprimental. Jumlah sampel 50 orang yang diperoleh dengan tehnik proportionate random sampling dengan menggunakan undian, selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok dengan tehnik matching by paired yaitu kelompok gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan setiap minggu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif. Kemudian ditemukan bahwa dalam perlakuan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal tidak ada perbedaan dalam meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif. Kata kunci: gaya mengajar komando, gaya mengajar resiprokal, kesegaran jasmani, kognitif. Pendahuluan Sekolah merupakan wadah atau tempat menimba ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi para peserta didik. Sekolah memiliki beberapa fungsi diantaranya tempat untuk mendidik, mengajar dan melatih. Di sekolah para peserta didik diberikan berbagai macam ilmu sesuai dengan mata pelajaran yang ada. Pendidikan jasmani dan kesehatan sebagai salah satu mata pelajaran yang ada yang merupakan bagian dari sistem pendidikan di sekolah. Dengan kata lain tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan merupakan tujuan pendidikan dalam rangka pembentukan manusia seutuhnya. Upaya pendidikan dilakukan manusia berdasarkan keyakinan tertentu atas suatu pandangan baik filosofis maupun teoritis (ilmiah). Artinya setiap orang akan melaksanakan suatu pekerjaan, jika tujuan atau hasil pekerjaan tersebut akan dapat Lembaga Penelitian Universitas Negeri Medan dicapai. Demikian pula menurut Sinulingga (2000) bahwa dalam pelaksanaan pendidikan jasmani berlangsung proses belajar mengajar yang bertujuan bukan hanya untuk meningkatkan keterampilan gerak dasar, kebugaran jasmani yang baik, namun juga meningkatkan sifat-sifat afektif dan kemampuan kognitif. Tujuan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah baik ditingkat SD, SMP dan SMU antara lain untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif siswa. Namun dalam pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan diperlukan guru yang memiliki kompetensi di bidangnya, sarana dan prasarana yang mendukung, dan juga siswa diharapkan aktif dalam proses belajarmengajar berlangsung. Siswa dan guru yang aktif akan menciptakan suasana belajar yang baik sehingga siswa bergairah, bersemangat dan mudah mengerti apa yang telah diajarkan. Dan sebaliknya, jika siswa pasif dan gurunya 1
2 Nurman Hasibuan juga pasif atau salah satunya pasif saat proses belajar-mengajar maka apa yang diharapkan dari hasil belajar itu kemungkinan sukar untuk dicapai khususnya yang menyangkut kesegaran jasmani dan kognitif siswa. Tingkat kesegaran jasmani dan kognitif yang baik dicapai melalui kegiatan olahraga secara teratur dan terus-menerus sesuai dengan takarannya. Peningkatan kesegaran jasmani dan kognitif siswa di sekolah salah satunya bergantung pada gaya guru dalam menyampaikan mata pelajaran sesuai dengan materi yang tertera pada kurikulum. Husdarta dan Saputra (2000) mengemukakan bahwa menentukan gaya mengajar yang serasi dapat mengurangi kesulitan yang dihadapi siswa dalam proses pembelajaran. Memilih gaya mengajar yang sesuai dan serasi untuk mencapai tujuan pengajaran merupakan hal yang tidak mudah dilakukan. Ada kalanya alternatif yang sudah dianggap paling tepat pada suatu saat justru menyebabkan kurang berkembangnya kesegaran jasmani dan kognitif siswa. Untuk mencapai tujuan pengajaran, guru berusaha mengembangkan gaya mengajar yang efektif dan efisien. Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti ingin meneliti dua gaya mengajar, yaitu gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. Yang dimaksud dengan gaya mengajar komando menurut Supandi (1992) adalah pembelajaran sepenuhnya didominasi oleh guru, sedangkan kebebasan siswa sangat terbatas. Sedangkan gaya mengajar resiprokal menurut Supandi (1992) merupakan pembelajaran yang memberikan kebebasan pada siswa untuk membuat keputusan sehubungan dengan pelaksanaan tugas, sedangkan guru mempersiapkan dan menyusun strategi proses belajar mengajar. Selanjutnya menurut Lutan (2000) mengatakan ciri gaya komando sebagai berikut gaya komando adalah pendekatan mengajar yang paling bergantung pada guru, guru menyiapkan semua aspek pengajaran dan sepenuhnya bertanggung jawab dan berinisiatif dalam memantau kemajuan belajar. ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan, juga dimulai dengan penjelasan tehnik baku, dan kemudian siswa mencontoh dan melakukannya berulang kali. Dalam gaya komando terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan yang diutarakan oleh Supandi (1992) yakni: (1) keuntungan gaya komando terdiri dari: a). Dapat membina keseragaman dan keserentakan gerakan sesuai dengan yang diinginkan oleh guru, b). Mempertinggi disiplin dan kepatuhan, c). Tidak menuntut pengetahuan yang banyak dari bahan ajarnya, d). Penggunaan waktu yang singkat dan efisien; (2) kelemahan gaya komando terdiri dari: a). Siswa sering kehilangan kemandiriannya, b). Sangat bergantung pada guru dan menurunkan kreasinya, c). Penggunaan alat pelajaran tidak efisien karena tidak dapat bergiliran, d). Bisa menimbulkan salah ajar yang sukar diperbaiki atau bahkan tidak disadari oleh guru, e). Variasi gerakan yang mungkin timbul dari proses belajar-mengajar menjadi tidak muncul karena tersisihkan dari aba-aba guru, dalam gaya ini sering mematikan motivasi belajar lanjutan dan ekstra. Sedangkan gaya mengajar resiprokal menurut Mosston (dalam Mahendra dan Saputra, 2000) mengatakan bahwa gaya mengajar resiprokal yaitu memperhatikan perubahan yang lebih besar dalam membuat keputusan dari guru kepada siswa, siswa bertanggung jawab untuk mengobservasi penampilan dari teman atau pasangannya dan memberikan umpan balik segera pada setiap kali melakukan gerakan. Guru mempersiapkan lembar tugas yang menjelaskan tugas yang harus dilakukan oleh pasangannya itu sudah sesuai dengan rujukan. Deskripsi semacam ini akan membantu siswa selaku pengamat dalam analisis tugasnya. Setiap kali guru akan memberikan pelajaran, guru harus memulainya dengan memberikan peragaan dan menguraikan cara melaksanakan skillnya. Sejalan dengan itu gaya resiprokal terdapat beberapa keuntungan dan kelemahan yang diutarakan Supandi (1992) yakni: (1) keuntungan gaya resiprokal terdiri dari; a). Memberikan umpan balik 2 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret 2013
3 Pengaruh Komando dan Resiprokal terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Kognitif seketika tanpa ditunda-tunda yang mempunyai pengaruh nyata terhadap proses belajar siswa. Umpan balik itu berupa informasi tentang apa yang benar atau keliru, b). Dapat mengembangkan cara kerja dalam tim kecil sehingga aspek sosialnya berkembang, c). Meningkatkan proses belajarmengajar dengan cara mengamati secara sistemik gerakan atau pokok bahasan dari teman. Pada dasarnya mengamati kegiatan belajar teman itu meupakan suatu proses belajar-mengajar juga. Proses belajar ini sering disebut melakukan kegiatan mental berlatih pasif atau membina ciri gerak; (2) kelemahan gaya resiprokal terdiri dari: a). Sering menimbulkan prilaku yang emosional antara pelaku dan pengamat yang disebabkan pengamat berlaku berkelebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan. Prilaku berkelebihan itu antara lain menyampaikan dengan nada mengejek, menghakimi bergaya menggurui yang serba tahu, atau menganggap teman lebih rendah, b). Pada umumnya pelaku tidak tahan terhadap kritik siswa pengamat sehubungan dengan hasil belajar yang pernah dilakukan sebelumnya. Siswa pelaku tidak mau terima hasil pengamatan temannya. Situasi ini sering menimbulkan ketegangan antara siswa pelaku dengan siswa pengamat, c). Sering juga terjadi pasangan ini justru memantapkan suatu prilaku belajar yang salah, disebabkan mereka salah menafsirkan deskripsi gerakan atau pokok bahasan yang tertera dalam lembar kerja. Dari penjelasan kedua gaya mengajar di atas, terdapat keuntungan dan kelemahan kedua gaya mengajar tersebut yang berbeda. Keuntungan dan kelemahan gaya mengajar tersebut akan mempengaruhi tujuan dari proses belajar-mengajar. Proses belajarmengajar yang diharapkan dapat meningkatkan kesegaran jasmani, afektif dan kognitif. Oleh karena itu dengan menggunakan gaya mengajar tersebut dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif siswa. Menurut Sajoto (1998) berpendapat bahwa kesegaran jasmani merupakan kemampuan seseorang menyelesaikan tugas sehari-hari dengan tanpa mengalami kelelahan yang berarti dengan pengeluaran energi yang cukup besar, guna memenuhi kebutuhan gerakannya dan menikmati waktu luang serta untuk memenuhi keperluan darurat bila sewaktu-waktu diperlukan. Sedangkan menurut Ahli Pendidikan Jasmani (dalam Sudarno, 1992) mengemukakan bahwa kesegaran jasmani merupakan kapasitas fungsional total seseorang untuk melakukan sesuatu kerja tertentu dengan hasil baik/memuaskan dan tanpa kelelahan yang berarti. Adakalanya kesegaran jasmani didefinisikan dengan menunjukkan komponen-komponennya. Menurut Wahyoedi (2001) menyatakan komponen-komponen kesegeran jasmani terdiri dari: (1) Daya tahan jantung paru, (2) daya tahan otot, (3) kekuatan otot, (4) kelentukan, (5) komposisi tubuh, (6) kecepatan, (7) kecepatan reaksi, (8) daya ledak, (9) kelincahan, (10) keseimbangan, (11) ketepatan, (12) koordinasi. Dengan demikian semakin baik komponen-komponen kesegaran jasmani yang dimiliki seseorang, maka semakin baik pulalah kesegaran jasmaninya. Kesegaran jasmani yang baik akan menjadi modal bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajarnya, sehingga pengetahuan (kognitif) siswa terhadap suatu pelajaran yang diajarkan dalam proses belajar-mengajar akan tercapai. Menurut Bloom (dalam Dosen, 2003) mengemukakan bahwa kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan dan teknologi berarti ia menguasai sesuatu yang diketahui, dalam arti pada dirinya terbentuk suatu persepsi, dan pengetahuan itu diorganisasikan secara sistematik untuk menjadi miliknya. Setiap saat bila diperlukan, pengetahuan yang dimilikinya itu dapat diproduksi. Sejalan dengan itu, Bloom (dalam Edwar, dkk, 2002) mengatakan bahwa ranah kognitif yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi. Pengetahuan mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari. Tingkat pemahaman mencakup kemampuan untuk Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret
4 Nurman Hasibuan menangkap makna dan arti dari materi yang dipelajari. Penerapan, mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah atau metode pada suatu kasus konkrit. Analisis, mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke dalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya dapat dipahami dengan baik. Sintesa, kemampuan menghubungkan segala sesuatu yang pernah dipelajari, dialami atau dilakukan sehingga mewujudkan suatu pengertian baru. Evaluasi mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorang jika dia telah memiliki pengetahuan, pengertian dan kemampuan mengalisa serta mensintesakan sesuatu dalam situasi tertentu yang konkrit. Berdasarkan pendapat di atas ranah kognitif dapat disimpulkan sebagai kemampuan mengingat, menangkap, menerapkan, merinci, menghubungkan dan kemampuan membentuk suatu pendapat mengenai sesuatu. Hal ini hanya dapat dilakukan oleh seorang jika dia telah memiliki pengetahuan, pengertian dan kemampuan mengalisa serta mensintesakan sesuatu dalam situasi tertentu. Jadi, sesuai dengan berbagai penjelasan tetang teori di atas, fokus dari pada penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kesegaran jasmani dan kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung yang dikaitkan dengan materi yang ada dalam kurikulum. Hipotesis penelitian ini adalah: 1. Secara signifikan gaya mengajar komando kesegaran jasmani pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung 2. Secara signifikan gaya mengajar komando kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung 3. Secara signifikan gaya mengajar resiprokal kesegaran jasmani pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung 4. Secara signifikan gaya mengajar resiprokal kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung 5. Secara signifikan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal tidak kesegaran jasmani pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung 6. Secara signifikan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal tidak kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung Metode Penelitian Metode penelitian adalah metode eksprimen. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung sejumlah 101 orang. Jumlah sampel 50 orang yang diperoleh dengan tehnik proportionate random sampling dengan menggunakan undian, selanjutnya dibagi menjadi dua kelompok dengan tehnik matching by paired yaitu kelompok gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal. Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu, dengan 3 kali pertemuan setiap minggu. Instrumen untuk mengukur varibel kesegaran jasmani yang baik untuk siswa tersebut dengan menggunakan tes lari 40 meter, gantung siku lipat, baring duduk 30 detik, loncat tegak dan lari 600 meter. Sedangkan instrumen untuk variabel kognitif adalah dengan menggunakan tes Formatif. Tes Formatif dilakukan pada semua mata pelajaran di sekolah MIN Medan Tembung yang dilakukan oleh guru bidang studi masing-masing. Teknik analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik yakni; menggunakan uji normalitas, uji homogenitas dan dilanjutkan dengan uji-t. Hasil Penelitian dan Pembahasan Hasil penelitian untuk kelompok gaya mengajar komando dan kelompok gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kesegaran jasmani adalah sebagai berikut: 4 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret 2013
5 Pengaruh Komando dan Resiprokal terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Kognitif Komando Pre- Posttest test Resiprokal Pretest Posttest (R) Rata-rata 13,72 15,96 13,84 15,76 Mean ( ) 1-4 2, ,92 (RB)/Ratarata ( ) Simpangan Baku (SB) 3,31 3,50 3,39 3,15 Hasil penelitian untuk kelompok gaya mengajar komando dan kelompok gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kognitif adalah sebagai berikut: (R) Rata-rata Mean ( ) (RB)/Ratarata ( ) Simpangan Baku (SB) Komando ,7 2 Resiprokal Pretest Posttest Gabu ngan ,96 13,8 15, , ,92-3,31 3,50 3,39 3,15 SG = 1,82 Data gabungan hasil penelitian untuk kelompok gaya mengajar komando dan kelompok gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kognitif adalah sebagai berikut: Komando (R) Rata-rata Mean ( ) (RB)/Ratarata ( ) Simpangan Baku (SB) Resiprokal 62, ,16 88,4 85,88 89, , ,6 12,07 12,77 9,97 11,58 (R) Rata-rata Mean ( ) (RB)/Ratarata ( ) Simpangan Baku (SB) Komando Resiprokal 62, Ga bun gan 86,16 88,4 85,88 89, , ,6-12,07 12,77 9,97 11,58 SG = 3,50 - Data gabungan hasil penelitian untuk kelompok gaya mengajar komando dan kelompok gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kesegaran jasmani adalah sebagai berikut: Dari hasil penelitian di atas, maka dilakukan pengujian hipotesis. Berdasarkan hasil perhitungan yang dilakukan untuk hipotesis pertama, maka diperoleh pengujian hipotesis (t-hitung) sebesar 11,25, selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n -1 (25-1=24) pada taraf signifikan α = 0,05 adalah 1,71 dengan Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret
6 Nurman Hasibuan demikian th > tt (11,25 > 1,71), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis kedua, diperoleh pengujian hipotesis (t-hitung) sebesar 10,54 selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n - 1 (25-1=24) pada taraf signifikan α=0,05 adalah 1,71 dengan demikian th > tt (10,54 > 1,71), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis ketiga diperoleh pengujian hipotesis (t-hitung) sebesar 5,83 selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n -1 (25-1=24) pada taraf signifikan α=0,05 adalah 1,71 dengan demikian th > tt (5,83 > 1,71), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis keempat diperoleh pengujian hipotesis (t-hitung) sebesar 5,81 selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n -1 (25-1=24) pada taraf signifikan α=0,05 adalah 1,71 dengan demikian th > tt (5,81 > 1,71), berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Hipotesis kelima diperoleh pengujian hipotesis (t-hitung) sebesar -0,39, selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n - 1 (25-1=24) pada taraf signifikan α=0,05 adalah 1,71 dengan demikian th < tt (-0,39 < 1,71), berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Hipotesis keenam diperoleh pengujian hipotesis (thitung) sebesar 1,10, selanjutnya harga tersebut dibandingkan dengan harga ttabel dengan dk n -1 (25-1=24) pada taraf signifikan α=0,05 adalah 1,71 dengan demikian th < tt (1,10 < 1,71), berarti Ho diterima dan Ha ditolak. Dari hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok gaya mengajar komando. Hal ini menggambarkan bahwa gaya mengajar komando memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok gaya mengajar komando. Hal ini menggambarkan bahwa gaya mengajar komando memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kognitif siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Hasil pengujian hipotesis ketiga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok gaya mengajar resiprokal. Hal ini menggambarkan bahwa gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Hasil pengujian hipotesis keempat menunjukkan bahwa terdapat pengaruh perbedaan yang signifikan antara pre-test dan post-test pada kelompok gaya mengajar resiprokal. Hal ini menggambarkan bahwa gaya mengajar resiprokal memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kognitif siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Hasil pengujian hipotesis kelima menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan yang signifikan antara gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kesegaran jasmani siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Hasil pengujian hipotesis keenam menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh perbedaan yang signifikan antara gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal terhadap peningkatan kognitif siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Sesuai dengan hasil penelitian di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil pre-test gaya komando lebih rendah dibanding dengan gaya resiprokal terhadap kesegaran jasmani, namun setelah dilakukan perlakuan sesuai dengan kurikulum selama 6 minggu dilakukan posttest terhadap kedua kelompok, gaya komando lebih meningkat dibanding gaya resiprokal, ini diakibatkan karena siswa kelompok komando lebih banyak berbuat dalam melakukan materi yang diajarkan oleh guru, dimana dalam gaya komando guru selalu memerintah siswa untuk melakukan materi sesuai dengan keinginan guru. Sedangkan menurut Jeni (2004) mengatakan gaya mengajar komando dapat meningkatkan kesegaran jasmani siswa. Ini diakibatkan karena guru lebih banyak berperan daripada siswa sehingga anak didik serius untuk melakukan gerakan, 6 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret 2013
7 Pengaruh Komando dan Resiprokal terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani dan Kognitif sebagaimana dijelaskan Lutan (2000) bahwa pada dasarnya gaya ini ditandai dengan penjelasan, demonstrasi, dan latihan. Lazimnya gaya ini ditandai dengan penjelasan tehnik baku, dan kemudian siswa mencontoh dan melakukan berulang kali. Sedangkan dalam kelompok gaya mengajar resiprokal timbul kerja sama yang rendah, dimana terlihat pengamat kurang memperhatikan pasangannya, memberikan umpan balik yang berbeda dengan pendapat/tapsiran pasangannya terhadap materi yang diajarkan sehingga menimbulkan prilaku yang emosional. Dampak dari pada hal tersebut maka otomatis kegiatan melakukan tugas-tugas yang dibebankan sesuai dengan lembaran tugas yang disarankan kurang maksimal. Pada siswa kelompok ini diduga kurang mampu menafsirkan tugas-tugas yang harus dilaksanakan, sehingga selalu terjadi perbedaan pendapat yang sifatnya membuang waktu. Walaupun pada awalnya guru yang membimbing kelompok ini sudah mendemontrasikan materi gerakan yang akan dipelajari. Sebagaimana dikatakan Supandi (1992) bahwa gaya mengajar resiprokal ditandai dengan terjadinya prilaku yang emosional antara pelaku dan pengamat yang disebabkan pengamat berlaku berlebihan dalam menyampaikan informasi yang bersangkutan, memantapkan prilaku belajar yang salah disebabkan salah menafsirkan deskripsi yang ada pada lembar kerja. Selanjutnya dari hasil penelitian di atas, diketahui bahwa rata-rata hasil pre-test gaya komando lebih tinggi dibanding gaya resiprokal terhadap kognitif, namun setelah dilakukan perlakuan sesuai dengan kurikulum selama 6 minggu dilakukan post-test terhadap kedua kelompok, gaya resiprokal lebih meningkat dibanding gaya komando, ini diakibatkan karena diduga siswa-siswi kelompok resiprokal memiliki kemampuan belajar yang lebih baik yang dapat meningkatkan kecerdasan dan kognitifnya. Menurut Fahrizal (2004) mengatakan bahwa gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa berarti juga dapat meningkatkan kemampuan kognitifnya. Sedangkan dalam kelompok gaya mengajar komando, proses pembelajaran yang menuntut siswa untuk selalu melakukn tugas yang diintruksikan olah guru, sehingga menurut Supandi (1992) menyatakan siswa bergantung pada guru yang dapat menurunkan kemandiriannya sehingga dapat menghambat kreasinya. Kaitannya dengan pendapat di atas diduga siswa kelompok komando kurang memiliki kemampuan belajar yang baik. Dari hasil hipotesis pertama, kedua, ketiga dan keempat, kedua jenis gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal sama-sama berpengaruh terhadap peningkatan kesegaran jasmani dan kognitif, namun dari hasil hipotesis kelima dan keenam tidak ada perbedaan pengaruh gaya mengajar diantara keduanya terhadap kesegaran jasmani dan kognitif, ini mungkin diakibatkan karena kedua gaya mengajar tersebut samasama baik untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif, sehingga hipotesis yang diajukan terhadap kedua gaya mengajar tersebut tidak terbukti. Dengan melakukan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal terhadap materi secara berkesinambungan, maka akan dapat meningkatkan kesegaran jasmani, kemampuan berfikir dan kemampuan menangkap pelajaran yang diberikan oleh seorang pendidik. Dengan demikian kesegaran jasmani dan kognitif dari siswa akan dapat meningkat. Namun, bukan hanya gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif. Masih ada gaya mengajar lainnya yang dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif yaitu seperti gaya mengajar problem solving, gaya mengajar tugas, gaya mengajar eksplorasi terbatas, gaya mengajar eksplorasi tak terbatas dan gaya individual (Lutan, 2000) dengan memperhatikan tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret
8 Nurman Hasibuan Simpulan dan Saran Dari hasil penelitian dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut: Secara signifikan gaya mengajar komando dapat meningkatkan kesegaran jasmani pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Secara signifikan gaya mengajar komando dapat meningkatkan kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Secara signifikan gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan kesegaran jasmani pada siswasiswi kelas VI MIN Medan Tembung. Secara signifikan gaya mengajar resiprokal dapat meningkatkan kognitif pada siswa-siswi kelas VI MIN Medan Tembung. Secara signifikan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal tidak berpengaruh terhadap peningkatan kesegaran jasmani pada siswasiswi kelas VI MIN Medan Tembung. Secara signifikan gaya mengajar komando dan gaya mengajar resiprokal tidak berpengaruh terhadap peningkatan kognitif pada siswasiswi kelas VI MIN Medan Tembung. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada guru pendidikan jasmani di sekolah agar memperhatikan gaya mengajar yang sesuai, agar dapat meningkatkan kesegaran jasmani dan kognitif. Kepada pembaca yang berminat dengan penelitian ini dianjurkan untuk mengadakan penelitian yang dilihat dari kesegaran jasmani, kognitif, afektif dan psikomotor. Daftar Pustaka Dosen, Tim. (2002). Perkembangan Peserta Didik. UNIMED Edward, Rajab, Yusnadi, Rosdiana, Nasrun, dan Simanjuntak, M.. (2000). Belajar dan Pembelajaran. UNIMED Husdarta dan Saputra Yudha. (2000). Belajar dan Pembelajaran. Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP D-III. Jeni, Sopa. (2004). Skripsi.Pengaruh Perbedaan Komando dan Problem Solving Terhadap Penigkatan Kesegaran Jasmani Pada Siswa-Siswi Kelas V Y.P. Gajah Mada Medan. Medan, FIK UNIMED. Lutan, Rusli. (2000). Strategi Belajar Penjaskes. Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional Dirjen Olahraga. Lutan, Supandi, Santoso, Ichsan, Setiawan, Nadisyah, Hidayat dan Nurhasan. (1991). Manusia dan Olahraga. Bandung, ITB dan FPOk/IKP Mahendra, Agus. (2000). Bola Tangan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Bagian Proyek Penataran Guru SLTP Setara D-III Nazir, (1998). Metode Penelitian. Jakarta. Ghalia Indonesia. Purnomo Ananto dan Abdul Kadir. (1995). Memelihara Kesehatan dan Kesegaran Jasmani. Jakarta, Depdikbud Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi. Riduwan. (2003). Dasar-Dasar Statistik. Jakarta, ALPABETA Ronald dan Raymond. (1986). Ilmu Peluang dan Statistik untuk Insinyur dan pertanian. Bandung, ITB Sajoto, M. (1998). Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Kependidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan. Sinulingga, Albadi, (2000). Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan. Lembaga Penelitian UNIMED. Sudarno, SP. (1992). Pendidikan Kesegaran Jasmani. Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Sudjana. (2002). Metode Statistik. Bandung, PT. Tarsito. Suapandi. (1992). Strategi Belajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Wahjoedi. (2001). Landasan Evaluasi Pendidikan Jasmani. Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada. 8 Jurnal Penelitian Bidang Pendidikan Volume 19 Nomor 1 Maret 2013
SKRIPSI. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH:
PENGARUH PEMANASAN MENGGUNAKAN PERMAINAN KECIL UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA MENGIKUTI MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI PADA MATERI BOLA VOLI PADA SISWA KELAS VIII SMPN 2 NGADILUWIH SKRIPSI Diajukan
Lebih terperinciPENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN
PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Lebih terperinciPENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016
PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016 Oleh : Winarno Surahman NIM: 14.1.01.09.0380P Abstrak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan penelitian ini adalah untuk
30 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang dipergunakan untuk pemecahan masalah dengan teknik dan cara tertentu sehingga diperoleh hasil yang sesuai dengan
Lebih terperinciPERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO
Jurnal Prestasi Vol. 1 No. 1, Juni 2017 : 6-10 p-issn : 259-939 PERBEDAAN PENGARUH HASIL BELAJAR SMASH SEPAK TAKRAW DENGAN MENGGUNAKAN METODE BOLA DIGANTUNG DAN BOLA DIUMPAN PADA MAHASISWA PKO Ibrahim
Lebih terperinciPENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI
PENGARUH BERMAIN SHUTTLE RELAY TERHADAP HASIL BELAJAR LARI SPRINT 60 METER PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT
PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT Carsiwan, Mira Sandrawaty Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Departemen
Lebih terperinciARTIKEL. Diajukan Untuk Penulisan Skripsi Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Penjaskesrek
Artikel Skripsi PERBANDINGAN PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN KECIL DAN KONVENSIONAL DALAM PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA MENGIKUTI PEMBELAJARAN PERMAINAN BOLAVOLI DI SMA PEMUDA PAPAR KEDIRI TAHUN 2015 ARTIKEL
Lebih terperinciGAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI. Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY)
GAYA MENGAJAR INKLUSI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Oleh; Aris Fajar Pambudi* (dosen POR FIK UNY) Abstrak Physical education is a learning process designed to improve physical fitness, develop
Lebih terperinciPENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR
PENGARUH SENAM INDONESIA JAYA TERHADAP PENINGKATAN KOMPONEN FISIK KELINCAHAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR IYANNURDIYAN HARIS, M.Pd. Email: Iyanharisss@gmail.com ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Lebih terperinciPENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI
PENGARUH METODE RESIPROKAL ATAU TIMBAL BALIK TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLA VOLI PADA SISWA SMPN 6 KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciSURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN
SURVEI PERBEDAAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI PADA PESERTA DIDIK KELAS VIII DI SMPN 4 LAMONGAN DAN SMPN 1 SOLOKURO LAMONGAN Ilmul Ma arif Dosen Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
Lebih terperinciPERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK
PERBEDAAN TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA SDN 16 PULAU BINJAI DENGAN SDN 22 RANTAU SILANG KECAMATAN KUANTAN MUDIK Misrati Kepala SDN 012 Kasang Kecamatan Kuantan Mudik misratii729@gmail.com ABSTRAK Berdasarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Mengajar serta mendidik merupakan perbuatan yang bermanfaat dan bermartabat tinggi untuk membawa manusia ke tingkat pendidikan yang lebih baik, khususnya pada
Lebih terperinciKEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG
KEMAMPUAN GURU PENDIDIKAN JASMANI ADAPTIF DALAM MELAKSANAKAN PROGRAM PEMBELAJARAN DI SLB BAGIAN A KOTA BANDUNG Andi Suntoda S dan Santi Vidia Andriyani (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. aktifitas yang dilakukan bersifat pokok (karier) maupun aktifitas rileks
9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, dimana setiap hari manusia banyak melakukan berbagai aktifitas, baik aktifitas
Lebih terperinciPENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA
ISSN 2527-760X (Print) ISSN 2528-584X (Online) PENGARUH METODE KOOPERATIF DAN KOMANDO TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR BERMAIN SEPAKBOLA Novri Gazali Universitas Islam Riau novri.gazali@edu.uir.ac.id
Lebih terperinciJournal of Sport Sciences and Fitness
Journal of Sport Sciences and Fitness () () Journal of Sport Sciences and Fitness http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jssf PENGARUH LATIHAN SENAM AEROBIK LOW IMPACT DAN HIGH IMPACT TERHADAP KESEGARAN
Lebih terperinciBAB III PROSEDUR PENELITIAN
9 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN a. Lokasi dan waktu penelitian Lokasi penelitian akan dilaksanakan di : Lokasi : SMAN 2 Ciamis Waktu : 2-28 September 2013 b. Populasi dan sampel Dalam tercapainya suatu tujuan
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMK NEGERI 7 PALU PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
PENGARUH LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP KETEPATAN SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWA SMK NEGERI 7 PALU PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI Glen Novri Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Lebih terperinciPengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran Jasmani Siswi Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang
Lucy Oktavani, Arfon Meirony (2017). Pengaruh Senam SKJ 2008 Terhadap Kebugaran jasmani Siswa Sekolah Dasar Negeri 20 Alang Laweh Padang Selatan Kota Padang. Journal of Education Research and Evaluation.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara sadar dan terencana yang mengarah pada pencapaian tujuan dari kegiatan belajar yang sudah dirumuskan dan
Lebih terperinciTINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM ABSTRAK
Tingkat Kebugaran Jasmani (Heige Ma shum Hidaya) 1 TINGKAT KEBUGARAN JASMANI ANAK TUNAGRAHITA MAMPU DIDIK USIA 16-19 TAHUN DI SLB NEGERI 1 BANTUL Oleh : Heige Ma shum Hidaya NIM. 10603141037 ABSTRAK Kebugaran
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :
PERBANDINGAN KEMAMPUAN MOTORIK SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DAN YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER NON OLAHRAGA DI SMPN 4 KEDIRI TAHUN AJARAN 2014-2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan filosofi yang mendasari pendidikan jasmani. Pendidikan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani adalah bagian penting dari sistem pendidikan. Sebab secara esensi pendidikan jasmani membantu kelancaran proses pembelajaran. Hal ini sejalan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR AHMAD AL MUNAWAR. ABSTRAK Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi
PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN LARI CEPAT PADA SISWA SEKOLAH DASAR AHMAD AL MUNAWAR ABSTRAK Prodi PendidikanJasmani Kesehatan Dan Rekreasi Stok Bina Guna Medan Secara umum tujuan dari penelitian dan pengembangan
Lebih terperinciJURNAL SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) 2012 DAN SENAM JANTUNG SEHAT (SJS) SERI V
JURNAL SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SENAM KEBUGARAN JASMANI (SKJ) 2012 DAN SENAM JANTUNG SEHAT (SJS) SERI V TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWI KELAS V SD NEGERI MANCASAN 01 SUKOHARJO TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kurikulum, hal ini dilakukan mengingat kurikulum merupakan komponen inti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu kebijakan umum pembangunan pendidikan indonesia adalah peningkatan mutu pendidikan. Perbaikan pendidikan biasanya dimulai dari kurikulum, hal ini
Lebih terperinciYan Indra Siregar. Abstrak
120 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SLIDE JUMP SPRINT DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP WITH LATERAL MOVEMENT TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI DAN HASIL LARI 100 METER PADA MAHASISWA PKO STAMBUK 2014 TAHUN 2016
Lebih terperinciIV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan Senam Ayo
35 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Deskripsi Data Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan Senam Ayo Bergerak Indonesia dalam meningkatkan kesegaran jasmani siswa putra kelas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem lingkungan (kondisi) belajar yang lebih kondusif. Proses pembelajaran dikatakan efektif
Lebih terperinciELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
ELEMEN DASAR MENGAJAR PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN Cahya Mahardika (Pendidikan Olahraga, Pascasarjana, Universitas Negeri Malang) cahyamahardika1302@gmail.com Abstrak: Pendidikan jasmani dan kesehatan
Lebih terperinciLailly Ramadhani dan Tri Harsono. Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan.Jl.Willem Iskandar Pasar V Medan ABSTRAK
443 PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI POKOK PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELAS X SMA SWASTA R.A. KARTINI SEI RAMPAH TAHUN PEMBELAJARAN
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT.
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN PELAKSANAAN TES DALAM PENDIDIKAN JASMANI DI SMP NEGERI 1 CISARUA KABUPATEN BANDUNG BARAT Mudjihartono (Universitas Pendidikan Indonesia) Abstrak Penelitian ini
Lebih terperinciHUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN
Hubungan Kemampuan Motorik.(Gazali Abas Adnan) 1 HUBUNGAN KEMAMPUAN MOTORIK DENGAN TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA KELAS VII DI SMP NEGERI 2 KLATEN THE RELATIONSHIP BETWEEN MOTOR ABILITY AND STUDENT PHYSICAL
Lebih terperinciSEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE
PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN SIDE SHUFFLE DENGAN LATIHAN DEPTH JUMP LEAP TERHADAP DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PADA PEMAIN SEPAK BOLA SSB BINTANG TIMUR MEDAN TAHUN 2009 MAHMUDIN MATONDANG Jurusan Pendidikan Jasmani,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN A.
1 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam sebuah penelitian diperlukan metode yang tepat dan sesuai denga masalah dan tujuan yang akan dicapai. Secara umum metode merupakan cara yang hendak
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
41 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dijelaskan oleh Sugiyono (2010 : 2) bahwa metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efesien tanpa mengalami kelelahan yang berarti.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tujuan Operasional Penelitian Secara operasional, tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh metode pembelajaran demonstrasi dan metode pembelajaran tugas (latihan)
Lebih terperinciSURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013
SURVEY TINGKAT KEBUGARAN JASMANI MAHASISWA BARU PENJASKES STKIP-PGRI PONTIANAK TAHUN 2013 Iskandar Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi IKIP-PGRI Pontianak Jalan Ampera No. 88
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kesegaran Jasmani 2.1.1 Pengertian Kesegaran jasmani sudah umum dipakai dalam bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang keolahragaan. Kesegaran jasmani biasa diucapkan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kemampuan jasmani dan rohani pelakunya. Melalui pendidikan jasmani
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani termasuk bagian integeral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan suatu proses yang diarahkan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciOleh. Rajip Mustafillah Rusdiyanto ABSTRAK
Pengaruh Penerapan Model Learning Aktivity And Development Dalam Pembelajaran Bola Basket Terhadap Pengembangan TanggungjawabSiswa Sma Negeri 22 Bandung Oleh Rajip Mustafillah Rusdiyanto ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciMETODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS
Erudio ( Journal of Educational Innovation), Volume 4, Nomor 1, Desember 2017 55 METODE KESELURUHAN DAN METODE SAINTIFIK TERHADAP TEKNIK DASAR SERVIS ATAS Muchamad Ishak Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan
Lebih terperinciLuh Putu Tuti Ariani. Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Ganesha
PENGARUH PELATIHAN MENARIK KATROL BEBAN 5 KG DUABELAS REPETISI TIGA SET DAN SEMBILN REPETISI EMPAT SET TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT LENGAN SISWA SMK-1 DENPASAR Luh Putu Tuti Ariani Jurusan Pendidikan
Lebih terperinciBayu Puspayuda*,Made Darmada**, Putu Citra Permana Dewi***
PELATIHAN LONCAT GAWANG SETINGGI 25 CM DENGAN JARAK 0,5 M DAN 1 M TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI TAHUN 2015/2016 Bayu Puspayuda*,Made
Lebih terperinciPerbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step
Perbedaan Pengaruh Pembelajaran Lempar Lembing dengan Pendekatan Konvensional dan Modifikasi Sarana terhadap Kemampuan Lempar Lembing Gaya Hop Step Siswa Putra Kelas VIII SMP Negeri 1 Simo Boyolali Tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dianggap belum memenuhi tujuan utama pembelajaran. Tujuan utama pembelajaran dalam pendidikan jasmani tidak hanya untuk
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melihat perkembangan pembelajaran pendidikan jasmani dan kesehatan dalam menumbuhkembangkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah, maka pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan keseluruhan yang terpadu dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi dan melaksanakan fungsi-fungsi tertentu dalam rangka membantu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah
7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Menurut Sadoso Sumodisardjono (1989;9), Kebugaran Jasmani adalah kemampuan seseorang untuk menunaikan tugasnya sehari-hari dengan mudah tanpa meraskan lelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani dan kesehatan seluruh masyarakat, sedangkan secara khusus pembinaan
Lebih terperinciPENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN
PENINGKATAN HASIL BELAJAR MENGGIRING BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA DENGAN PENERAPAN VARIASI MENGAJAR PADA SISWA/I KELAS VIII SMP KARTIKA 1 2 MEDAN MAHMUDDIN MATONDANG Prodi PendidikanJasmani Kesehatan
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI
PENGARUH PEMBERIAN PERMAINAN SEBAGAI BENTUK PEMANASAN TERHADAP MINAT SISWA DALAM MENGIKUTI PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI Oleh: Septyaning Lusianti Dosen Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi
Lebih terperinciPengaruh Metode Pendekatan Bermain terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa Adaptif Tuna Grahita Ringan
Pengaruh Metode Pendekatan Bermain terhadap Partisipasi Belajar Pendidikan Jasmani pada Siswa Adaptif Tuna Grahita Ringan Azhar Ramadhana Sonjaya Program Studi Manajemen, Universitas Garut Abstrak Tujuan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL
PERBANDINGAN PENGARUH LATIHAN PEREGANGAN PROPRIOCEPTIVE NEUROMUSCULAR FACILITATION (PNF) DAN PEREGANGAN PASIF TERHADAP KELENTUKAN SENDI PANGGUL (Eksperimen pada Siswa Kelas XI SMA Negeri Banjar Tahun Ajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penggunaan sebuah metode dalam penelitian bertujuan agar dapat memperoleh data yang dapat mengungkap permasalahan yang ingin diselesaikan. Hal ini seperti
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen merupakan kegiatan percobaan untuk meneliti sesuatu peristiwa atau gejala
Lebih terperinciPENGARUH METODE MENGAJAR DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VI SD NEGERI PROPPO 1 PAMEKASAN
PENGARUH METODE MENGAJAR DAN KELINCAHAN TERHADAP KETERAMPILAN TEKNIK DASAR SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS VI SD NEGERI PROPPO 1 PAMEKASAN SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB.
PENGARUH LATIHAN NAIK TURUN BANGKU TERHADAP JAUH LOMPATAN PADA OLAHRAGA ATLETIK NOMOR LOMPAT JAUH SISWA KELAS X SMK PGRI WLINGI KAB. BLITAR Johan Kalpirtanata Fakultas Ilmu Keolahragaan, Jurusan Ilmu Keolahragaan
Lebih terperinciPerbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012
Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 011/01 Desy Hanisa Putri Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas
Lebih terperinciHUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN NILAI PSIKOMOTOR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR
HUBUNGAN KELINCAHAN DENGAN NILAI PSIKOMOTOR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR Zikrur Rahmat 1 dan Nazaruddin 2 Abstrak Penelitian ini berjudul
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Jadwal yang terencana dengan baik sangat menentukan terhadap kelancaran dan kelangsungan dari pelaksanaan penelitian.
Lebih terperinciJurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (1) Hal PGSD FKIP Universitas Bengkulu
Jurnal PGSD: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 10 (1) 2017. Hal.61-65 PGSD FKIP PENGARUH PENATAAN TEMPAT DUDUK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA KELAS V SD N 20 KOTA BENGKULU
Lebih terperinciPENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI. Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta
PENGARUH PERBEDAAN LATIHAN TERHADAP KEMAMPUAN SMASH BOLA VOLI Slamet Riyadi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan FKIP UNS Surakarta ABSTRACT The purpose of this research was (1) to compare the difference
Lebih terperinciANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK
ANALISIS TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK IKIP PGRI PONTIANAK Stephani Yaneˡ, Zainal Arifin², Mira Fuzita³ 1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi Fakultas
Lebih terperinciMahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam melaksanakan kehidupannya tidak akan lepas dari pendidikan, karena pendidikan berfungsi untuk meningkatkan kualitas manusia itu sendiri baik individu
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.
13 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani 1. Pengertian Kebugaran Jasmani Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani. Menurut Safrit (1994: 146) ada dua definisi yang bisa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
35 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu rangkaian studi penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya,
Lebih terperinciPENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI. Loan Subarno*) ABSTRAK
PENGARUH KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP AKURASI JUMP SERVIS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI Loan Subarno*) ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh latihan
Lebih terperinciOleh YUDHA BAYU ARIANTO
PERBANDINGAN EFEKTIVITAS ANTARA SHOOTING 11 METER MENGGUNAKAN KAKI BAGIAN DALAM DAN DENGAN MENGGUNAKAN PUNGGUNG KAKI TERHADAP HASIL SHOOTING DALAM PERMAINAN SEPAKBOLA PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER SMA NEGERI
Lebih terperinciRidwan Abdullah Sani dan Maryono Jurusan Pendidikan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar, Pasar V, Medan ABSTRAK
PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KONVENSIONAL PADA MATERI FISIKA TOPIK TEKANAN DI KELAS VIII SMP CERDAS MURNI TEMBUNG KABUPATEN
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR. Jamaluddin
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PENJASORKES TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SD INPRES BTN IKIP II MAKASSAR Jamaluddin Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Makassar email: jamal_fik63@yahoo.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, persepsi yang sempit dan keliru terhadap pendidikan jasmani akan mengakibatkan nilai-nilai
Lebih terperinciKONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
KONTRIBUSI KELINCAHAN DAN KECEPATAN TERHADAP KETERAMPILAN MENGGIRING BOLA DALAM PERMAINAN BOLA BASKET (Studi Deskriptif pada Siswa Ekstrakurikuler Bola Basket SMP Negeri 11 Kota Tasikmalaya Tahun Ajaran
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK.
HUBUNGAN ANTARA PANJANG LENGAN DAN KEKUATAN OTOT LENGAN DENGAN KEMAMPUAN TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING PADA SISWA PUTRA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 2 KARANGAN KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN PELAJARAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai tujuan. Tujuan penelitian adalah untuk mengungkapkan, menggambarkan, dan menyimpulkan
Lebih terperinciPENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI.
PENGARUH PERMAINAN TRADISIONAL LOMPAT TALI TERHADAP HASIL LOMPAT TINGGI PADA SISWA KELAS X SMA N 1 GONDANG TAHUN 2014/ 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Lebih terperinciPERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI
PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI Tri Ariani 21, Nurma Fitriyani 22 Abstrak. Fisika
Lebih terperinci1 Didin Budiman 1. (FPOK Universitas Pendidikan Indonesia)
Perbandingan Pengaruh Pemberian Umpan Balik Positif Dan Umpan Balik Netral Dalam Pembelajaran Pendidikan Jasmani Terhadap Pembentukan Konsep Diri Yang Positif Siswa SD 1 Didin Budiman 1 (FPOK Universitas
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas gaya
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan utama penelitian ini adalah mengungkapkan efektifitas gaya resiprokal dan komando terhadap hasil belajar menendang dan menahan bola dalam permainan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Definisi Pendidikan Jasmani (Penjas) menurut Harold M. Barrow dalam Freeman yang dikutip (Bambang Abduljabar, 2009:6) menyatakan bahwa, Pendidikan jasmani dapat didefinisikan
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar Mengajar Hampir para ahli telah mencoba merumuskan dan membuat tafsirannya tentang belajar. Belajar adalah modifikasi atau memperteguhkan kelakuan melalui pengalaman.
Lebih terperinciBIORMATIKA Jurnal Ilmiah FKIP Universitas Subang Vol. 2 No.1 Pebruari 2016 ISSN
HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR PENDIDIKAN JASMANI (Studi Deskriptif di SMPN 2 Sidamulih Kecamatan Sidamulih Kabupaten Pangandaran) Aris Risyanto ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah
Lebih terperinciTINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI
TINGKAT KETERAMPILAN BERMAIN BOLA VOLI SISWA SD NEGERI PELEM 1 KELAS V KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada
Lebih terperinciS K R I P S I. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
PENGARUH METODE RESIPROKAL TERHADAP HASIL BELAJAR PASSING BAWAH PERMAINAN BOLAVOLI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 PLOSOKLATEN KEDIRI TAHUN PELAJARAN 2014/2015 S K R I P S I Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciPENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA
PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA Eva M. Ginting dan Harin Sundari Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. hendak dicapai dan merupakan jalan bagi keberhasilan arah penelitian. Untuk itu
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Untuk menyelesaikan dan memecahkan masalah dalam penelitian digunakan suatu metode yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi, tujuan yang hendak dicapai
Lebih terperinciPENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI. Jurnal. Oleh. Ramandhani Ardi Pratiwi
PENGARUH LATIHAN SIRKUIT TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN JASMANI SISWA PUTRI Jurnal Oleh Ramandhani Ardi Pratiwi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG BANDAR LAMPUNG 2016 ABSTRACT EFFECT
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. dihadapi. Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 1 : Hal , Januari 2017
PELATIHAN LONCAT GAWANG SETINGGI 25 CM DENGAN JARAK 0,5 M DAN 1 M TERHADAP PENINGKATAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI PUTRA SMP NEGERI 2 SUKAWATI 2015/2016 Bayu Puspayuda*, Made
Lebih terperinciPENERAPAN IPTEKS. NurmanHasibuan
Hubungan antara Kesegaran Jasmani, Inteligensi, dan Jenis Kelamin dengan Hasil Belajar Siswa SMA Negeri Kelas XIdi Perkotaan dan di Pedesaan Kabupaten Sleman NurmanHasibuan Abstrak Penelitian ini bertujuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah cara yang digunakan untuk melakukan sebuah penelitian. Penggunaan metode dalam pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di sekolah sepakbola PSBUM FPOK UPI jalan PHH. Mustopa Nomor 00 Bandung.. Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepadanya (dari kerja yang dilakukan sehari-hari) tanpa. menimbulkan kelelahan yang berlebihan. ( Muhajir : 2004 )
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kebugaran Jasmani Kebugaran jasmani adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh melakukan penyesuaian (adaptasi) terhadap pembebasan fisik yang diberikan kepadanya (dari kerja yang
Lebih terperinciMateri kebugaran jasmani dalam Kurikulum
Pengaruh Latihan Lari Di Tempat Diiringi Irama Musik Terhadap Peningkatan Kesegaran Jasmani Siswa Kelas V SDN Warungketan Sumedang Entan Saptani ABSTRAK Peningkatan kebugaran jasmani sangat dibutuhkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani pada dasarnya merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara keseluruhan. Oleh karena itu, pelaksanaan pendidikan jasmani harus diarahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
30 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode ialah cara atau jalan untuk mendapatkan tujuan tertentu. Menurut Poerwadarminta (1999:767) mengemukakan bahwa : Metode adalah cara yang telah teratur
Lebih terperinci