KONDISI AIR TANAH DANGKAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN SIDAREJA BAGIAN UTARA KABUPATEN CILACAP

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KONDISI AIR TANAH DANGKAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN SIDAREJA BAGIAN UTARA KABUPATEN CILACAP"

Transkripsi

1 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember KONDISI AIR TANAH DANGKAL DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK BAGI MASYARAKAT DI KECAMATAN SIDAREJA BAGIAN UTARA KABUPATEN CILACAP Eka Yuliyanti 1, Dede Rohmat 2, Mamat Ruhimat 3 Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia ABSTRAK Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting bagi kehidupan manusia, namun demikian hanya sebagian kecil yang dapat dikonsumsi oleh manusia. Jumlah air di bumi ini relatif tetap hanya saja air mengalami sebuah siklus yang disebut sebagai siklus hidrologi. Kecamatan Sidareja didominasi oleh akuifer produktivitas rendah dengan daerah penyebaran setempat. Jika melihat kondisi akuifernya, Kecamatan Sidareja memiliki potensi air tanah yang relatif rendah. Di daerah penelitian sering kali masyarakat mengalami kekurangan air untuk memenuhi kebutuhan air domestik atau rumah tangga ketika musim kemarau, dan tidak semua air sumur penduduk dapat dikonsumsi, tetapi meskipun demikian tetap saja banyak masyarakat yang tinggal didaerah tersebut. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui kondisi air tanah dangkal dari segi kuantitas dan kualitas, kebutuhan air tanah penduduk dan upaya yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik survei. Untuk memperoleh data kuantitas (potensi air tanah) dan kualitas air tanah dilakukan dengan menentukan sepuluh sampel sumur dengan menggunakan overlay tiga peta yaitu peta hidrogeologi, peta topografi dan peta penggunaan lahan. Setelah itu dilakukan pengukuran sumur yang menjadi sampel yaitu kedalaman sumur, diameter sumur, kedalaman muka air tanah dan elevasi plot sumur sampel. Kualitas air diperoleh dengan melakukan uji laboratorium terhadap dua sampel air yang telah ditentukan. Parameter yang diuji adalah parameter fisik, kimia dan kandungan organik. Kuantitas air diperoleh dengan perhitungan debit air tanah di daerah penelitian dengan menggunakan perhitungan sepuluh plot sampel sumur. Hasil penelitian menunjukan kualitas air tanah dangkal di daerah penelitian yaitu pada sampel satu dan sampel dua tidak layak dikonsumsi sebagai air minum karena mengandung tingkat kandungan warna atau koloid yang melebihi ambang batas sehingga diperlukan penyaringan agar dapat dikonsumsi. Debit air tanah per sumur liter/ hari dengan asumsi produksi air per hari efektif (8 jam) maka di dapatkan hasil debit air sumur/ hari efektif sebesar liter/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat sebesar liter/hari dibutuhkan sumur sebanyak 147 buah sehingga diperoleh debit keseluruhan sebesar liter/ hari sehingga masih surplus. Telah ada kerjasama baik antar warga masyarakat maupun dengan pemerintah untuk menanggulangi permasalahan air tanah. Kata kunci: Air tanah dangkal, pemenuhan kebutuhan air domestic

2 2 Eka Yuliantini, dkk. Kondisi Tanah Dangkal dan Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik THE SHALLOW SOIL WATER CONDITIONS AND FULFILLMENT OF DOMESTIC WATER OF PEOPLES IN SUB-DISTRICT SIDAREJA THE NORTHERN PART OF DISTRICT CILACAP ABSTRACT Water is natural resources very important for human beings yet only a small part that can be consumed by humans. The amount of groundwater on earth it's relatively fixed just water under goes a cycle called cycle of hydrology. Sub-district sidareja dominated by aquifer productivity is low with the local the spread. If see the condition akuifernya, subdistrict sidareja has the potential ground water relatively low. Therefore, researchers want to find out the condition of shallow groundwater in terms of quantity and quality of groundwater, the needs of the population and the efforts made to meet the needs of water. Methods used in this research is a method of descriptive with the technique of survey. To obtain data quantity ( potential ground water ) and ground water quality do with ascertaining ten samples sumur by using overlay three maps hydro-geological, namely a map the use of land and map topographical maps. After that done measurement sumur who became samples namely depth well of water the diameter of the wells depth advance ground water and elevation plot sumur sample. The quality of water obtained by laboratory testing of two samples of water that has been determined. The parameters tested were the parameters of physical, chemical and organic content. Quantity of water is obtained by calculation of discharge of groundwater in the area of research with the use of the sample plot ten wells calculations. Research showed ground water quality shallow in the research area, in a sample of one and a sample of two unworthily consumed as water to drink because it contains the level of the womb of color or of a colloid that above the threshold level so required filtering so as to be consumed. Ground water discharge per the well litres/day assuming the effective production of water per day (8 hours) then get the discharge water well/day effective of litres/day. To meet the needs of the community of liters of water/day needed wells as much as 147 fruit so obtained the overall discharge of liters/day so still a surplus. There has been good cooperation between citizens and Government to tackling problems with ground water. Keyword: the shallow soil water, fulfilment domestic water Air merupakan sumber daya alam yang sangat penting dalam kehidupan manusia yang tidak dapat diganti dengan sumber daya lain. Hal ini diperkuat dengan pernyataan yang dikemukakan oleh Seperti halnya yang di katakan oleh Mulyanto (2007:2) yang mengatakan bahwa air adalah kebutuhan dari seluruh makhluk untuk kelangsungan hidup, selain itu air sebagai penunjang produksi pangan, pembasahan lahan irigasi dan perikanan. Hal tersebut diperkuat oleh pernyataan dari Kodoatie RJ dan Sjarief R (2010:1) bahwa air merupakan karunia Tuhan yang maha esa, manusia dan makhluk hidup lainnya membutuhkan air, tanpa air manusia dan makhluk hidup lainnya tidak dapat hidup. Bisa di katakan air merupakan hal yang sangat esensial dalam kehidupan manusia yang tidak bisa digantikan dengan sumber daya alam lainnya, tidak seperti beras yang dapat di ganti dengan jagung, air merupakan sumber daya alam yang tidak dapat di gantikan oleh sumber daya alam lainnya. Indonesia merupakan daerah kepulauan yang wilayahnya sebagian besar berupa perairan, melihat dari kondisi tersebut

3 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember seharusnya kebutuhan air masyarakat dapat terpenuhi, tetapi meskipun jumlah air melimpah hanya sebagian kecil saja yang dapat dikonsumsi. Menurut dinas kesehatan air yang dapat dikonsumsi manusia adalah air yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, serta tidak mengandung logam berat. Berdasarkan peta hidrogeologi, Kecamatan Sidareja merupakan daerah yang berada di daerah akuifer produktivitas sedang dan rendah tetapi sebagian besar wilayahnya merupakan daerah akuiver produktivitas rendah dan daerah persebaran setempat, dengan kata lain ketersediaan air tanah di Kecamatan Sidareja rendah meskipun demikian banyak penduduk yang tinggal dan Menetap di daerah tersebut. Ketika musim kemarau tiba masyarakat mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan air untuk kegiatan sehari harinya, bahkan ketika musim penghujan tidak semua sumur pendududk dapat dikonsumsi, meskipun demikian masyarakat tetap bertahan menetap di daerah tersebut, oleh karena itu penulis ingin mengetahui bagaimana kondisi air tanah dangkal di daerah penelitian, bagaimana pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat didaerah penelitian dan upaya upaya apa saja yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah, menganalisis kuantitas dan kualitas air tanah dangkal di Kecamatan Sidareja bagian utara Kabupaten Cilacap, menganalisis pemenuhan kebutuhan air bagi masyarakat di Kecamatan Sidareja bagian utara Kabupaten Cilacap dan mengidentifikasi upaya upaya yang dilakukan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air. Teori teori yang digunakan untuk menunjang dalam penelitian antara lain mengenai air tanah, debit air tanah (kuantitas air tanah), kebutuhan air tanah, tingkat pemenuhan kebutuhan air tanah, kualitas air tanah yang meliputi kualitas fiik air tanah, kualitas kimia air tanah dan kandungan organik air tanah, kebijakan kebijakan pemerintah mengenai pemenuhan kebutuhan air dan inovasi inovasi dalam pemenuhan kebutuahan air. Air tanah merupakan air yang berada di dalam butur butir tanah, air tanah juga merupakan salah satu komponen dalam siklus Hidrologi. Menurut Sosrodarsono S dan Takeda K (1983: 93) Air tanah

4 4 Eka Yuliantini, dkk. Kondisi Tanah Dangkal dan Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik adalah air yang bergerak dalam tanah di dalam ruang ruang antara butir butir tanah yang membentuk itu dan di dalam retak retak dari batuan. Hal tersebut di perkuat dengan adanya pengertian air tanah menurut Tisnasomantri A ( 1998:47) Air tanah adalah air yang terdapat dan bergerak di dalam pori pori tanah. Air tanah terdiri dari dua kategori yaitu air tanah dangkal dan air tanah dalam, air tanah dangkal adalah air tanah yang berada pada kedalaman maksimal 15 m di bawah permukaan tanah sedangkan air tanah dalam adalah air tanah yang berada minimal 15 meter di bawah permukaan tanah (Surbakti, 1986 dalam Saparudin, Keterangan : 2010). dh Sedangkan di dalam tanah air juga dl mengalami pergerakan yaitu mulai dari infiltrasi, perkolasi dan aliran air tanah. sama halnya dengan yang di katakan Kodoatie RJ dan Sjarief R (2010:1) Air secara alami mengalir dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Air mengalir di atas permukaan tanah dan juga di dalam tanah. Air akan bergerak ketika suatu tempat memiliki perbedaan ketinggian, karena air akan selalu mengalir dari daerah yang lebih tinggi ke daerah yang lebih rendah. Selain air permukaan yang mengalami pergerakan air tanah juga mengalami pergerakan hal ini sesuai dengan Hukum Darcy yang ber bunyi jika permukaan air tanah bebas itu mempunyai gradien maka air tanah akan bergerak ke arah itu. Gradien ini disebut dengan gradien hidrolik. Menurut hukum darcy yang dikemukakan oleh Sosrodarsono S dan Takeda K (1983:95), kecepatan v semu aliran adalah sebanding dengan gradien hidrolik I. V = k. I Keterangan : v = kecepetan semu aliran I = gradien hidrolik k = koifisien permebilitas dan debit yang melalui suatu satuan penampang melintang selama suatu satuan waktu. Kecepatan aliran air tanah setiap karakteristik tanah dalam akuifer berbeda, seperti yang tampak dalam pengukuran lapangan. Dengan demikian menurut Soemarto (1986:170), persamaan yang digunakan untuk menghitung air tanah, yaitu: Q = k. A. dh dl = Gradien Hidrolik Q = Debit (m 3 /detik) K = Konduktivitas Hidraulik V = Kecepatan Aliran Kuantitas air adalah jumlah air yang ada di bumi secara keseluruhan. Jumlah air yang ada di bumi tentulah lebih banyak jika di bandingkan dengan jumlah daratan karena sebagian wilayah bumi tertutup oleh air yaitu sekitar 71 %. Jumlah air yang ada di bumi ini tetap artinya tidak berkurang maupun bertambah karena terjadi perputaran air yang terjadi di bumi yang disebut dengan siklus hidrologi. Menurut Arsyad (1989:171) kualitas air menyatakan tingkat kesesuaian air untuk dipergunakan bagi pemenuhan tertentu bagi kehidupan manusia seperti mengairi tanaman, minuman ternaknya dan kebutuhan langsung untuk minum, mandi dan mencuci. Menurut dyah (Kodoatie et all, 2001:93) kebutuhan air terbesar berdasarkan sektor kegiatan dapat dibagi kedalam tiga kelompok besar yaitu : Kebutuhan domestik, Irigasi pertanian dan Industri. Seiring dengan pertambahan

5 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember jumlah penduduk maka kebutuhan manusia akan air juga semakin meningkat baik penduduk yang berada di perkotaan maupun pedesaan. Kebutuhan domestik yaitu kebutuhan air untuk keperluan rumah tangga seperti mandi, mencuci, minum, masak dan lain sebagainya. Sedangkan kebutuhan non domestik berarti kebutuhan air selain untuk keperluan rumah tangga seperti, untuk pertanian, untuk industri, untuk sarana dan prasarana kesehatan, pendidikan, pembangkit listrik, sarana transportasi dan lain sebagainya. METODE Metode yang digunakan peneliti adalah metode survei yang bersifat deskriptif. Menurut Tika P (2005:6) Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau individu dalam waktu yang bersamaan. Populasi yang diambil adalah populasi wilayah dan populasi penduduk dan sampel yang diambil juga sampel wilayah dan sampel penduduk. Sampel penduduk ditentukan dengan menggunakan dixondan B. Leach membuatpendekatandenganrumussebagai berikut (Tika P, 2005:25-27). Sedangkan sampel wilayah ditentukan dengan terlebihdahulu melakukan overlay dari tiga peta yaitu peta topografi, peta penggunaan lahan dan peta hidrogeologi setelah itu ditentukan sampel wilayah berupa plot plot sumur yang ditentukan berdasarkan interpretasi peta. Variabel penelitian merupakan ukuran sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok atau suatu set yang berbeda dengan yang lainnya. variable penelitian ini terdiri dari variable bebas (undependent variable) dan variable terikat (dependent variable) Dimana variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi, sedangkan variable terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi. Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan terikat. Variabel Bebas 1. Faktor geografis Penggunaan Lahan Tanah (jenis tanah) Cuaca dan Iklim (Curah Hujan) Topografi Geologi (jenis batuan) 2. Faktor sosial ekonomi Tingkat pendidikan Mata pencaharian Pendapatan Kepemilikan Fasilitas Kepemilikan Fasilitas Variabel Terikat 1. Kondisi air tanah Kedalaman Muka Air Tanah Kualitas air tanah dangkal Kuantitas air tanah dangkal 2. PemenuhanKebutuhan air bersih Upaya Pemenuhan Kebutuhan air

6 6 Eka Yuliantini, dkk. Kondisi Tanah Dangkal dan Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian mengenai kondisi air tanah dangkal ini di lakukan di Kecamatan Sidareja yang merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cilacap. Berdasarkan peta rupabumi lembar Lakbok1 dan Peta rupabumi skala lembar Sidareja1 secara astronomis Kecamatan Sidareja terletak pada BT dan LS LS. Kecamatan Sidareja memiliki luas 5.495,482 ha. Sedangkan secara geografis Kecamatan sidareja berbatasan langsung dengan: a. Utara : Kec. Karangpucung,Cipari Dan Wanareja b. Selatan : Kec. Kedungreja Dan Gandrung Mangu c. Barat : Kec. Wanareja d. Timur : Kec. Gndrung Mangu Kualitas air tanah dangkal didaerah penelitian berdasarkan sampel satu dan dua diperoleh hasil yang sama yaitu thi amidak layak konsumsi karena mengandung tingkat koloid atau warna yang melebihi standar baku yang telah ditentukan kementrian kesehatan. Hasil uji laboratorium mengenai air tanah dangkal didaerah penelitian dapat dilihat pada tabel hasil uji laboratorium. Kuantitas air tanah dangkal dihitung melalui tahapan tahapan perhitungan yang telah ditentukan, tetapi sebelumnya menentukan sampel sumur sebanyak 10 sampel yang ditentukan berdasarkan peta satuan lahan yang terdiri dari tiga peta yaitu peta penggunaan lahan, hidrogeologi dan topografi. Hasil perhitungan debit air tanah adalah sebagai berikut. Agar lebih mudah dalam membahas debit air tanah maka rumus debit air tanah menurut persamaan Darcy akan di tulis kembali : Q = KA dh dl

7 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember Keterangan: Q = debit air tanah (m 3 / detik) A = penampang akuifer hidrolik K = konduktivitas dh dl = gradien hidraulik Hasil uji kualitas air No Parameter analisis Satuan Baku Hasil analisis Sampel 1 Sampel 2 mutu Fisika 1 Bau - - Tidak berbau Tidak berbau 2 TDS Mg/L , Kekeruhan NTU 5 6,67 1,04 4 Rasa - - Tidak berasa Tidak berasa 5 Temperatur o C Suhu udara ± 3 0 C 24,5 24,5 6 Warna Pt Co koloid 10 Koloid 7 Daya hantar listrik us/cm - 64,8 379 (DHL) Kimia 1 Besi (Fe) Mg/L 0,3 0,139 0,092 2 Fluorida (F) Mg/L 1,5 0,038 0,038 3 Kesadahan (CaCO 3) Mg/L CaCO , Klorida (Cl - ) Mg/L 250 8,45 9,94 5 Mangan (Mn) Mg/L 0,4 < 0,006 < 0,006 6 Natrium (Na) Mg/L 200 3,45 12,9 7 Nitrat (sebagai NO 3) Mg/L 50 < 0,006 1,11 8 Nitrit(sebagai NO 2) Mg/L 3 0,007 0,007 9 ph - 6,5 8,5 5,34 6,93 10 Sulfat (SO 4) Mg/L 250 4,17 47,0 11 Kalium (K) Mg/L - 0,44 5,56 12 CO 2 agresif Mg/L - 7,5 0,0 13 Keasaman pp Mg/L CaCO 3-17,7 17,7 14 Kelindian mo Mg/L CaCO 3-24,0 154,8 15 Daya pengikat chlor Mg/L - 0,56 0,56 Kimia organik 1 Zat organik (KMnO 4) Mg/L 10 0,45 1,19 Klasifikasi Kelas Kelas 1 Kelas 2 Sumber : Hasil uji laboratorium tahun 2013 Dari persamaan tersebut di peroleh nilai debit air tanah dari setiap perhitungan titik triangulasi plot terdekat dengan sifat : akuifer yang heterogen sebagai berikut yang di sajikan pada Tabel berikut:

8 8 Eka Yuliantini, dkk. Kondisi Tanah Dangkal dan Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik Nilai debit air tanah per lebar akuifer per lebar akuifer satu meterpersegi (1m 2 ) Wilayah K (m/ detik) K (m/hari) I A m 2 Q satuan m 3 /hari Q satuan Liter/hari I 5,21 x , , ,3 II 5,21 x , , ,75 III 5,21 x , , ,7 IV 5,21 x , , ,9 V 5,21 x , , ,6 VI 5,21 x , , ,2 VII 5,21 x , , ,8 VIII 5,21 x , , ,25 IX 5,21 x , , ,45 Jumlah 5,21 x , , ,95 Rata - rata 5,21 x , , ,55 Sumber : Hasil perhitungan tahun 2013 Jari jari (r), kefisien, ketebalan akuifer (t), luas bukaan masing masing plot sumur plot sumur Diameter sumur (m) Koevisien π Ketebalan akuifer (m) Luas bukaan/ plot (m) I 0,8 3,14 3,4 8,5 II 0,8 3, ,6 III 1,1 3,14 6,2 21,4 IV 1 3,14 2 6,3 V 0,8 3,14 3,5 8,8 VI 0,84 3,14 3,4 8,9 VII 0,9 3,14 4,7 13,3 VIII 1 3, ,6 IX 0,83 3, ,1 X 0,9 3,14 5,8 16,4 Jumlah 8,97 31, ,9 Rata - rata 0,9 3,14 4,8 13,5 Sumber : Hasil penelitin dan perhitungan tahun 2013 Wilayah Rata rata D (m) Nilai Luas Bukaan per wilayah Rata rata t (m) Koefisien π Luas bukaan (m 2 ) = 2π r.t I 0,9 4,8 3,14 13,5 II 0,9 4,8 3,14 13,5 III 0,9 4,8 3,14 13,5 IV 0,9 4,8 3,14 13,5 V 0,9 4,8 3,14 13,5 VI 0,9 4,8 3,14 13,5 VII 0,9 4,8 3,14 13,5 VIII 0,9 4,8 3,14 13,5 IX 0,9 4,8 3,14 13,5 Jumlah 8, ,4 121,5 Rata rata 0,9 4,8 3,14 13,5 Sumber: Hasil perhitungan tahun 2013

9 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember Setelah didapatkan nilai luas bukaan maka selanjutnya adalah perhitungan Qactual atau debit sebenarnya dari setiap sumur. Perhitungan debit tiap sumur dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Qactual/ sumur = Rata Q satuan x Luas Bukaan = 836,55 liter / hari x 13,5 m 2 = liter/ hari Produksi air per hari efektif (8 jam) = ( 8/24) x Qactual per sumur = : 3 = liter / hari efektif Berdasarkan perhitungan tersebut kita dapat mengetahui debit air tanah dangkal tiap sumur selama 24 jam yaitu sebesar liter per hari. Jika kita mengacu pada penggunaan air sumur atau pengambilan air sumur tidak selama 24 jam atau sehari melainkan hari efektif selama 8 jam maka debit air tanah yang di produksi sebesar 1/3 dari liter / hari yaitu sebesar. Sehingga debit air sumur masih surplus jika digunakan hanya pada hari efektif. Jika demikian maka kita dapat mengetahui penggunaan air sumur dapat digunakan oleh berapa orang atau distribusi air sumur. Daerah penelitian termasuk ke dalam kategori kota kecil dengan standar kebutuhan air sebesar 60 liter per hari berarti produksi air tanah satu sumur pada hari efektif adalah sebagai berikut: liter/ hari efektif : 60 = 62,8 di bulatkan menjadi 62 orang Berdasrkan perhitungan tersebut maka produksi air tanah satu sumur dapat mencukupi kebutuhan 62 orang setiap harinya. Sehingga untuk mencukupi kebutuhan seluruh penduduk di daerah penelitian maka dapat dihitung dengan terlebih dahulu menghitung jumlah kebutuhan air per hari dari seluruh penduduk di daerah penelitian. Setelah itu disandingkan dengan debit air tanah tiap sumur per hari efektif. Perhitungan mengenai jumlah sumur yang dapat memenuhi kebutuhan air tanah penduduk adalah sebagai berikut: Kebutuhanairtanah = jumlahpendudukx 60 liter Berdasarkan perhitungan tersebut maka jumlah sumur yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan air tanah seluruh penduduk di daerah penelitian yaitu di Desa Karanggedang dan Desa Penyarang yang berjumlah orang harus memiliki atau terdapat 147 sumur atau debit air tanah secara keseluruhan sebesar liter per hari. Dengan kata lain potensi air tanah di daerah penelitian cukup untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat di daerah penelitian. Upaya upaya yang dilakukan oleh masyarakat dan pemerintah dalam memenuhi kebutuhan air antara lain dengan cara mencari sumber air lain berupa mata air maupun sungai, sedangkan bentuk kerjasama antara pemerintah dan masyarakat adalah dengan diadakannya sumur bor untuk memenuhi kebutuhan air masyarakat. KESIMPULAN = x 60 liter = literperhari Jumlah sumur yang diperlukan = Jumlah kebutuhan air penduduk : Produksi air sumur/ hari efektif = literperhari : liter / hari efektif = 147

10 10 Eka Yuliantini, dkk. Kondisi Tanah Dangkal dan Pemenuhan Kebutuhan Air Domestik 1. Kondisi air tanah dangkal meliputi kuantitas dan kualitas air tanah di daerah penelitian. Kuantitas air tanah dangkal diperoleh dari perhitungan debit air tanah dengan menggunakan plot sampel sumur yang telah ditentukan berdasarkan overlay tiga peta yaitu peta hidrogeologi, peta topografi dan peta penggunaan lahan. Jumlah sampel sumur yang ditentukan adalah 10 sumur yang diambil dari dua desa yaitu lima sampel dari Desa Karanggedang dan lima sampel dari Desa Penyarang. dari hasil penelitian dan perhitungan diperoleh debit air debit air per sumur adalah sebesar liter / hari jika menggunakan asumsi produksi air per sumur per hari produktif (8 jam) sebesar liter/ hari efektif jika melihat hal tersebut maka debit air tanah per sumur di bandingkan dengan produksi air per hari efektif tiap sumur masih surplus. Jika disandingkan dengan kebutuhan air penduduk yaitu sebesar liter/ hari maka dibutuhkan 147 sumur dengan debit keseluruhan dari sepuluh sumur tersebut liter / hari untuk dapat memenuhi kebutuhan air tanah seluruh penduduk. Kualitas air daerah penelitian. Kualitas air di daerah penelitian diketahui dengan melakukan uji laboratorium terhadap sampel air sumur yang telah ditentukan, sampel air sumur yang di uji berjumlah dua sampel sampel satu di ambil dari daerah yang kondisi akuifernya memiliki produktivitas rendah dan sampel dua di ambil dari daerah yang memiliki kondisi akuifer dengan produktivitas sedang. Berdasarkan hasil uji laboratorium didapatkan kualitas air berdasarkan parameter fisik, kimia dan kandungan organik. Pada sampel satu diperoleh hasil semua parameter sesuai standar baku yang telah ditentukan oleh mentri kesehatan hanya saja warna atau koloid 15 koloid dan melebihi standar baku yang telah ditentukan sehingga perlu dilakukan penyaringan untuk dikonsumsi sebagai air minum. Sedangkan pada sampel dua diperoleh hasil pada parameter warna atau kandungan koloid 10 koloid dan melebihi standar baku yang telah ditentukan mentri kesehatan sehingga perlu dilakukan penyaringan apabila akan dikonsumsi. 2. Kebutuhan air masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat pendidikan, pendapatan, kepemilikan fasilitas dan kondisi hidrogeologi daerah penelitian. Kebutuhan air di daerah penelitian berdasarkan ketentuan Ditjen Cipta Karya DPU tahun 1982 termasuk ke dalam kategori kota kecil dengan kebutuhan air sebesar 60 liter / hari sehingga diperoleh kebutuhan air tanah masyarakat sebesar tangga adalah liter / hari sedangkan debit air tanah di daerah penelitian adalah sebesar ,6448 liter per hari. jadi ketersediaan air tanah di daerah penelitian masih surplus. Meskipun surplus namun masyarakat masih kesulitan dalam memenuhi kebutuhan airnya hal tersebut dikarenakan kedalaman sumurnya yang masih kurang dalam dan masyarakat masih memanfaatkan sumber air tanah dangkal yang kuantitasnya sangat dipengaruhi oleh cuaca. 3. Upaya upaya yang dilakukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air telah dilakukan baik oleh diri sendiri, kerjasama antar warga masyarakat maupun kerjasama dengan pemerintah. Upaya yang dilakukan oleh diri sendiri yaitu dengan mencari sumber air lain seperti sungai atau mata air. upaya yang dilakukan dengan masyarakat yaitu dengan adanya swadaya masyarakat untuk membangun sumber mata air untuk digunakan secara bersama sama antar warga. Sedangkan upaya yang dilakukan dengan pemerintah yaitu

11 Antologi Pendidikan Geografi, Volume 1, Nomor 3, Desember dengan adanya program pembuatan sumur bor sebagai sumber air alternatif bagi masyarakat. SARAN Bardasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh peneliti sebenarnya kuantitas air tanah yang ada mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, namun demikian masih tetap terjadi kekurangan air oeleh karena itu rekomendasi yang dapat dikemukakan oleh penulis berdasarkan permasalahan yang ada adalah sebagai berikut: 1. Bagi masyarakat didaerah penelitian agar lebih mencari dan memanfaatkan sumber sumber air yang ada di daerah penelitian seperti sungai, mata air dan sumur bor agar dapat memenuhi kebutuhan air tanah ketika musim kemarau. Selain itu perlu adanya kerjasama antar warga masyarakat untuk membangun sumber air alternatif agar dapat memenuhi kebutuhan air masyarakat. 2. Berdasarkan hasil uji laboratorium. bagi masyarakat yang menggunakan sumber air sumur sebaiknya melakukan penyaringan terlebih dahulu sebelum digunakan atau dikonsumsi sebagai air minum, agar air yang dikonsumsi tidak menimbulkan dampak negatif bagi masyarakat yang menggunakannya. 3. Bagi pemerintah untuk lebih memperhatikan dan melakukan eksplorasi terhadap sumber sumber air yang ada di daerah penelitian, kemudisn dikembangkan agar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air sehingga ketika musim kemarau masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan untuk memenuhi kebutuhan airnya. 4. Pemerintah sebaiknya melakukan penyuluhan mengenai kualitas air yang ada didaerah penelitian, sehingga masyarakat mengetahui kualitas airnya. Kemudia memberikan beberapa treatmen yang dapat dilakukan terhadap air sumur yang digunakan agar dapat digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. DAFTAR PUSTAKA Mulyanto H.R Sungai ( Fungsi dan Sifat - sifatnya). Yogyakarta : Graha Ilmu Kodoatie, R et all. (2001). Pengelolaan Sumber daya Air dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta : ANDI Kodoatie, R dan Sjarief R. (2010). Tata Ruang Air. Yogyakarta : ANDI Mulyanto H.R Sungai ( Fungsi dan Sifat - sifatnya). Yogyakarta : Graha Ilmu Soemarto C.D. (1986). Hidrologi Teknik. Jakarta: Erlangga Sosrodarsono, S dan Kensaku Takeda. (1983). Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT Pradnya Paramita Tika, P Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Tisnasumantri, A Geomorfologi Umum (Konsep Dasar dan Geomorfologi sosial). Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Yuliyanti,2013 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan salah satu sumber daya alam yang keberadaannya dapat kita temukan di mana saja. Air bisa kita temukan di darat, laut bahkan di udara yang berupa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Mohamad Ali dalam ( Cholid Narbuko dan Abu Achmadi, 2001:2) yang menyatakan bahwa penelitian adalah suatu cara untuk memahami sesuatu dengan melalui

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... xi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Rumusan Masalah... 8 C. Tujuan Penelitian... 8 D.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... iv. DAFTAR TABEL... vii. DAFTAR GAMBAR... ix. A Latar Belakang...1 DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... ix BAB I PENDAHULUAN A Latar Belakang...1 B Rumusan Masalah...6 C Tujuan Penelitian...6 D Manfaat Penelitian...7

Lebih terperinci

water quantity and quality; the domestic needs of the population; management of potential sources of water.

water quantity and quality; the domestic needs of the population; management of potential sources of water. ISSN 0215-1790 MGI Vol. 30, No. 2, September 2016 (196-206) 2016 Fakultas Geografi UGM Saat ini masyarakat di beberapa daerah di Indonesia mengalami kekurangan air akibat kekeringan/krisis air yang disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment) 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air merupakan komponen utama makhluk hidup dan mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidupnya. Dublin,

Lebih terperinci

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA

POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA POTENSI AIR TANAH DANGKAL DAERAH KECAMATAN NGEMPLAK DAN SEKITARNYA, KABUPATEN SLEMAN, D.I. YOGYAKARTA Imam Fajri D. 1, Mohamad Sakur 1, Wahyu Wilopo 2 1Mahasiswa Jurusan Teknik Geologi, Fakultas Teknik,

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR UNTUK AKTIFITAS DI DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) KRUENG ACEH Susi Chairani 1), Siti Mechram 2), Muhammad Shilahuddin 3) Program Studi Teknik Pertanian 1,2,3) Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan untuk mencapai suatu tujuan penelitian. Menurut Sugiyono (2011: 2) metode penelitian pada dasarnya

Lebih terperinci

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8

Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 Buletin Geologi Tata Lingkungan (Bulletin of Environmental Geology) Vol. 22 No. 1 April 2012 : 1-8 KAJIAN KUANTITAS DAN KUALITAS AIR TANAH DI CEKUNGAN AIR TANAH BANDUNG-SOREANG TAHUN 2007-2009 (STUDY ON

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Desa pesisir, air bersih, kekeruhan, total dissolved solid, ph KUALITAS FISIKA DAN KIMIA AIR BERSIH DI DESA PESISIR MINAHASA UTARA (Studi Kasus Di Desa Marinsow Kecamatan Likupang Timur) Priskila E. Posumah*, Oksfriani J. Sumampouw*, Odi R. Pinontoan* *Fakultas Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas

BAB I PENDAHULUAN. Muka bumi yang luasnya ± juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muka bumi yang luasnya ± 510.073 juta Km 2 ditutupi oleh daratan seluas 148.94 juta Km 2 (29.2%) dan lautan 361.132 juta Km 2 (70.8%), sehingga dapat dikatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan 41 BAB III PROSEDUR PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini berada di Kecamatan Dayeuhkolot yang merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Bandung, tepatnya di Bandung Selatan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU BAB IV TINJAUAN AIR BAKU IV.1 Umum Air baku adalah air yang berasal dari suatu sumber air dan memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Sumber air baku dapat berasal dari air permukaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Permen ESDM No.2 tahun 2017, tentang Cekungan Airtanah di Indonesia, daerah aliran airtanah disebut cekungan airtanah (CAT), didefinisikan sebagai suatu wilayah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam perencanaan pembangunan, pendekatan wilayah merupakan alternatif lain dari pendekatan sektoral yang keduanya bisa saling melengkapi. Kelebihan pendekatan wilayah

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar

BAB V PEMBAHASAN. mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar 68 BAB V PEMBAHASAN Salah satu parameter penentu kualitas air adalah parameter TDS, yang mana tinggi rendahnya konsentrasi TDS dalam air akan mempengaruhi besar kecilnya DHL yang dihasilkan. Daya hantar

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soehartono (1995:9), metode penelitian adalah

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Metode penelitian menurut Soehartono (1995:9), metode penelitian adalah BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian menurut Soehartono (1995:9), metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan.

Lebih terperinci

Repository.Unimus.ac.id

Repository.Unimus.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber daya air merupakan kemampuan kapasitas potensi air yang dapat dimanfaatkan semua makhluk untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, termasuk manusia dalam menunjang berbagai

Lebih terperinci

INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK

INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK INTRUSI AIR LAUT PANTAI BAROMBONG MAKASSAR DENGAN METODE KONDUKTIVITAS LISTRIK Haswida Yanti, Ahmad Yani, Muhammad Arsyad Prodi Fisika Jurusan Fisika FMIPA UNM Jl. Mallengkeri Raya UNM Parantambung, Makassar

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH

PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR : 1451 K/10/MEM/2000 TANGGAL : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Indonesia Merupakan negara kepulauan dan dua pertiga bagian wilayah indonesia berupa perairan. Namun demikian, Indonesia juga tidak lepas dari masalah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5%

BAB I PENDAHULUAN. ini. Terdapat kira-kira sejumlah 1,3-1,4 milyard Km 3 air dengan persentase 97,5% BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan sumber kehidupan pokok untuk semua makhluk hidup tanpa terkecuali, dengan demikian keberadaannya sangat vital dipermukaan bumi ini. Terdapat kira-kira

Lebih terperinci

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG

ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG Vol 1, No.2 2017 p. 01-08 ANALISIS KEBERADAAN DAN KETERSEDIAAN AIR TANAH BERDASARKAN PETA HIDROGEOLOGI DAN CEKUNGAN AIR TANAH DI KOTA MAGELANG Puji Pratiknyo Jurusan Teknik Geologi FTM UPN Veteran Yogyakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. gas/uap. Maka dari itu, bumi merupaka satu-satunya planet dalam Tata Surya. yang memiliki kehidupan (Kodoatie, 2012). 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Air adalah salah satu kekayaan alam yang ada di bumi. Air merupakan salah satu material pembentuk kehidupan di bumi. Tidak ada satu pun planet di jagad raya ini yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Rencana pengembangan kawasan pantai selatan Pulau Jawa yang membentang dari Jawa Timur sampai Jawa Barat, tentu akan memberi dampak perkembangan penduduk di daerah-daerah

Lebih terperinci

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut

Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut Pemetaan Airtanah Dangkal Dan Analisis Intrusi Air Laut Penelitian Terhadap Airtanah Dangkal di Desa Bantan Tua, Kecamatan Bantan, Kabupaten Bengkalis, Propinsi Riau Dewandra Bagus Eka Putra 1, Yuniarti

Lebih terperinci

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado UJI KUALITAS FISIK DAN KIMIA AIR SUMUR GALI DI DESA GALALA KECAMATAN OBA UTARA KOTA TIDORE KEPULAUAN TAHUN 2015 Meyrwan N. Alting*, Rahayu H. Akili*, Joice R. T. S. L. Rimper* *Fakultas Kesehatan Masyarakat

Lebih terperinci

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR

STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR STUDI SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI PULAU BARRANG LOMPO KECAMATAN UJUNG TANAH KOTA MAKASSAR Mary Selintung 1, Achmad Zubair 1, Dini Rakhmani 2 Abstrak Air bersih merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM IV.1. Umum Air baku adalah air yang memenuhi baku mutu air baku untuk dapat diolah menjadi air minum. Air baku yang diolah menjadi air minum dapat berasal dari

Lebih terperinci

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000

LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000 LAMPIRAN I KEPUTUSAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL Nomor : 1451 K/10/MEM/2000 Tanggal : 3 November 2000 PEDOMAN TEKNIS EVALUASI POTENSI AIR BAWAH TANAH I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran sumberdaya

Lebih terperinci

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama

KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN. Setyawan Purnama KAJIAN PENGARUH LIMBAH INDUSTRI SOUN TERHADAP KUALITAS AIRTANAH DI DESA MANJUNG KECAMATAN NGAWEN KABUPATEN KLATEN Andita Yulli Puspita Dewi dita_mommyarkhan@yahoo.co.id Setyawan Purnama igiwan@ugm.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di

BAB I PENDAHULUAN. 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di BAB I PENDAHULUAN 1.1. URAIAN UMUM Danau Toba adalah sebuah danau vulkanik dengan ukuran luas 100 km x 31 km di atas area seluas 1145 km² di Sumatera Utara, Sumatera, Indonesia. Di tengah danau terdapat

Lebih terperinci

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI

BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI BAB IV KONDISI HIDROGEOLOGI IV.1 Kondisi Hidrogeologi Regional Secara regional daerah penelitian termasuk ke dalam Cekungan Air Tanah (CAT) Bandung-Soreang (Distam Jabar dan LPPM-ITB, 2002) dan Peta Hidrogeologi

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN DEBIT AIR UNTUK IRIGASI PEDESAAN DI SUNGAI CIPELES JAWA BARAT

KETERSEDIAAN DEBIT AIR UNTUK IRIGASI PEDESAAN DI SUNGAI CIPELES JAWA BARAT TAHUN 15, NO. 3 OKTOBER 2007 BMPTTSSI MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL KETERSEDIAAN DEBIT AIR UNTUK IRIGASI PEDESAAN DI SUNGAI CIPELES JAWA BARAT Supadi 1 Diterima 5 Mei 2007 ABSTRACT Indonesian s gorvernment

Lebih terperinci

KUALITAS AIRTANAH DI AREA PETERNAKAN SAPI DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS

KUALITAS AIRTANAH DI AREA PETERNAKAN SAPI DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS 1 KUALITAS AIRTANAH DI AREA PETERNAKAN SAPI DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan (S-1) Disusun Oleh :

Lebih terperinci

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES

KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES KUALITAS AIRTANAH UNTUK AIR MINUM DI SEKITAR PETERNAKAN AYAM DESA PAKUJATI KECAMATAN PAGUYANGAN KABUPATEN BREBES Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mencapai Derajat Sarjana Pendidikan (S-1) Oleh :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kabupaten Demak merupakan salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan kondisi geologi regional termasuk dalam Dataran Alluvial Jawa Bagian

Lebih terperinci

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015

Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo Kecamatan Sukoharjo Kabupaten Sukoharjo, Tahun 2015 Sanitasi: Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 9, No.1, Agustus 2017, pp.26-30 http://journalsanitasi.keslingjogja.net/index.php/sanitasi Kualitas Kimia Air Sumur di Perum Pondok Baru Permai Desa Bulak Rejo

Lebih terperinci

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR )

KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH KERANGKA ACUAN KERJA ( TERM OF REFERENCE TOR ) KEGIATAN KEGIATAN PENYUSUNAN ZONA PEMANFAATAN DAN KONSERVASI AIR TANAH PADA CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) DI JAWA TENGAH DINAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air

BAB I PENDAHULUAN. air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut dan airtanah. Air BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Lingkungan mempunyai daya dukung dan daya lenting. Daya dukung merupakan kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh dan berkembangnya makhluk hidup di dalamnya

Lebih terperinci

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003)

STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) STUDI ANALISIS RISIKO KONSENTRASI NITRAT, NITRIT, MANGAN, BESI DALAM AIR TANAH RUMAH TANGGA DI KOTA BANDUNG LAPORANTUGAS AKHIR (EV -003) Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Penyelesaian Program S-1 Program

Lebih terperinci

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya² Studi Efektifitas Filter Penjernih Air Tanah Menggunakan Media Zeolite, Karbon Aktif, Pasir Silika, Dan Kerikil Untuk Mengurangi Kadar Parameter Pada Kualitas Air Minum Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo²,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract...

DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i. Daftar Isi... ii. Daftar Tabel... vii. Daftar Gambar... ix. Daftar Lampiran... xiv. Intisari... xv. Abstract... DAFTAR ISI Halaman Judul Halaman Pengesahan Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii Daftar Tabel... vii Daftar Gambar... ix Daftar Lampiran... xiv Intisari... xv Abstract... xvi BAB I Pendahuluan... 1 1.1

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU Afandi Andi Basri,1), Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jurusan Teknik Lingkungan FTSP

Lebih terperinci

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA

2014 KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DI SEKITAR KAWASAN BUDIDAYA IKAN PADA KERAMBA JARING APUNG DI WADUK JATILUHUR KABUPATEN PURWAKARTA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan komponen pokok dan mendasar dalam memenuhi kebutuhan seluruh makhluk hidup di bumi. Menurut Indarto (2012) : Air adalah substansi yang paling melimpah

Lebih terperinci

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PASIR SEMBUNG TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR

DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PASIR SEMBUNG TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR Antologi Pendidikan Geografi, Volume 4, Nomor 2, Agustus 2016 1 DAMPAK TEMPAT PEMBUANGAN AKHIR (TPA) PASIR SEMBUNG TERHADAP KUALITAS AIR TANAH DI DESA SIRNAGALIH KECAMATAN CILAKU KABUPATEN CIANJUR S. Yuliani,

Lebih terperinci

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional)

Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) Geo Image 2 (2) (2013) Geo Image (Spatial-Ecological-Regional) http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR PENDUDUK AKIBAT PENURUNAN MUKA AIR SUMUR DI DESA BANJARANYAR

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air adalah kebutuhan pokok bagi semua makhluk hidup di dunia. Air dapat berbentuk padat, cair, dan gas. Air di bumi digolongkan menjadi 3 bagian pokok, yaitu air hujan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan suatu unsur penting dalam kehidupan manusia untuk berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat konsumsi air minum dalam kemasan semakin

Lebih terperinci

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

Available online  Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Jurnal Einstein 2 (3) (2014): 33-40 Jurnal Einstein Available online http://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/einstein Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas Air Sungai

Lebih terperinci

M. Yanuar, D. Rohmat *), Jupri *) Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

M. Yanuar, D. Rohmat *), Jupri *) Departemen Pendidikan Geografi Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia 1 Antologi Geografi, Volume 4, Nomer 1, April 2016 TINGKAT PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BERSIH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT (STUDI KAJIAN UNTUK WILAYAH PERKOTAAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan kebutuhan utama seluruh makhluk hidup. Air diperuntukan untuk minum,mandi dan mencuci,air juga sebagai sarana transportasi, sebagai wisata/rekreasi,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR INTISARI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR... viii INTISARI... xii BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang... 1 1.1.1.Rumusan

Lebih terperinci

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency

Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency 2 Grand Water Quality Dose To Sand Mining In Timbulun River, Kenagarian Aur Duri Surantih Pesisir Selatan Regency Nia Ayu Salpia*Helfia Edial** Farida** Students of Geography Education Departement of STKIP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air merupakan zat kehidupan, dimana tidak satupun mahluk hidup di planet bumi ini yang tidak membutuhkan air. Namun demikian perlu disadari bahwa keberadaan air di

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang 32 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Menurut Arikunto (2006:26) Metode Penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam menggunakan data penelitiannya. Selanjutnya Surakhmad (1994:139)

Lebih terperinci

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG

ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG ANALISIS KAJIAN METEOROLOGIS KETERSEDIAAN DAN TINGKAT KEKRITISAN AIR DOMESTIK DESA GIRIMOYO, KECAMATAN KARANGPLOSO, KABUPATEN MALANG Akhmad Faruq Hamdani, Nelya Eka Susanti Geografi Universitas Kanjuruhan

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN 34 BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Kecamatan Cibeunying Kidul Kota Bandung. Wilayah Kecamatan Cibeunying Kidul meliputi 6 Kelurahan yaitu Kelurahan Cicadas,

Lebih terperinci

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK

EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK EVALUASI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR YANG DITERIMA PELANGGAN PDAM KECAMATAN WATULIMO KABUPATEN TRENGGALEK Hadi Iswanto 1) dan Nieke Karnaningroem 2) 1) Teknik Sanitasi Lingkungan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

Rina Widyaningsih 1,*, CH. Muryani 2, Danang Endarto 2. *HP: ,

Rina Widyaningsih 1,*, CH. Muryani 2, Danang Endarto 2. *HP: , KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI AREA INDUSTRI TEPUNG AREN DESA DALEMAN KECAMATAN TULUNG KABUPATEN KLATEN TAHUN 2012 (THE ANALYSIS OF SHALLOW GROUND WATER QUALITY IN THE AREA OF SUGAR PALM FLOUR INDUSTRY

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.2 Perumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sumberdaya air bawah tanah merupakan sumberdaya yang vital dan strategis, karena menyangkut kebutuhan pokok hajat hidup orang banyak dalam berbagai aktivitas masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia. Indonesia memiliki 17,504 pulau dengan luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2, dan memiliki panjang

Lebih terperinci

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas.

Kata Kunci : Kualitas Air, Pamsimas. UJI KUALITAS FISIK AIR PADA SARANA AIR BERSIH PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM DAN SANITASI BERBASIS MASYARAKAT (PAMSIMAS) DI DESA ILOHUNGAYO KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO SRI WAHYUNI R. TILOME 811409014

Lebih terperinci

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KABUPATEN SUMENEP

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KABUPATEN SUMENEP PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DANGKAL DI KABUPATEN SUMENEP Wildhan Rosyidi S1 Pendidikan Teknik Bangunan, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya wildan.oci@gmail.com Abstrak

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur LAMPIRAN 55 Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur Hari/ Tgl Menara Fahutan No Jam Meteran terbaca Volume Ketinggian Air Di Air Menara Terpakai Keterangan (m 3 ) (m 3 ) (m 3 ) 1 6:00

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita sebagai manusia yang berbudaya. Air juga diperlukan untuk mengatur suhu tubuh. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Air merupakan kebutuhan yang sangat pokok bagi kehidupan. Semua makhluk hidup memerlukan air. Tanpa air tidak akan ada kehidupan. Demikian pula manusia tidak

Lebih terperinci

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi

Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak. Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Analisis Kesesuaian Lahan Untuk Padi Sawah Kecamatan Demak Kabupaten Demak Usulan Penelitian Untuk Skripsi S-1 Program Studi Geografi Diajukan oleh: Fadkur Romadhon E100120032 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS

Lebih terperinci

KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. Andri Yudistira

KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN. Andri Yudistira KAJIAN POTENSI DAN ARAHAN PENGGUNAAN AIRTANAH UNTUK KEBUTUHAN DOMESTIK DI KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN Andri Yudistira yudistiraclan@gmail.com Tjahyo Nugroho Adji adji@geo.ugm.ac.id Abstract The objectives

Lebih terperinci

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG

PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG PENYEDIAAN AIR TAWAR DARI PENYULINGAN ENERGI SURYA MENGGUNAKAN TEKNIK REFLEKTOR CERMIN CEKUNG Muhammad Edisar 1), Usman Malik Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau 28293, Indonesia 1) e-mail : edisar_m@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas

BAB I PENDAHULUAN. Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bumi yang terbentuk dengan proporsi jumlah perairan yang lebih luas daripada daratan, menjadikan jumlah air yang tersedia sangatlah berlimpah. Tapi dalam kenyataannya,

Lebih terperinci

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MENGKAJI SUMBERDAYA AIR TANAH DAERAH TELAGA BANTA, KABUPATEN TANAH DATAR

APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MENGKAJI SUMBERDAYA AIR TANAH DAERAH TELAGA BANTA, KABUPATEN TANAH DATAR APLIKASI TEKNOLOGI EKSPLORASI UNTUK MENGKAJI SUMBERDAYA AIR TANAH DAERAH TELAGA BANTA, KABUPATEN TANAH DATAR Teguh Prayogo Peneliti PTSM - BPPT Abstract Water is a component in the earth that is very important

Lebih terperinci

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A)

PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) PENGARUH INTRUSI AIR LAUT TERHADAP AKUIFER PANTAI PADA KAWASAN WISATA PANTAI IBOIH SABANG (187A) Mellisa Saila 1, Muhajjir 1, dan Azmeri 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, FT Universitas Syiah Kuala,

Lebih terperinci

BAB 4 Analisa dan Bahasan

BAB 4 Analisa dan Bahasan BAB 4 Analisa dan Bahasan 4.1. Penentuan Komposisi untuk Kolom Dari data yang telah didapatkan setelah melakukan percobaan seperti pada 3.5 maka selanjutnya di analisa untuk mendapatkan komposisi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Air diperlukan manusia untuk memenuhi berbagai macam kebutuhan hidup. Pemanfaatannya tidak sekedar hanya untuk keperluan air rumah tangga, tetapi diperlukan untuk

Lebih terperinci

Abstrak. Kata Kunci: Debit Maksimum, Aliran Permukaan, Perumahan Banteng Abstract

Abstrak. Kata Kunci: Debit Maksimum, Aliran Permukaan, Perumahan Banteng Abstract 1 Estimasi Debit Maksimum (Surya Waradi Muwahid) ESTIMASI DEBIT MAKSIMUM ALIRAN AIR PERMUKAAN DI PERUMAHAN BANTENG BARU DESA SINDUHARJO KECAMATAN NGAGLIK KABUPATEN SLEMAN ESTIMATED MAXIMUM FLOW SURFACE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan seperti pembangkit listrik, transportasi, industri, dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan seperti pembangkit listrik, transportasi, industri, dan lain sebagainya. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan salah satu sumberdaya alam yang mengisi 75% dari muka bumi dan memiliki peranan yang penting dalam kehidupan seluruh makhluk hidup baik flora, fauna

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU 85 LAMPIRAN 1 PERATURAN MENTERI KESEHATAN RI NOMOR : 416/MENKES/PER/IX/1990 TANGGAL : 3 SEPTEMBER 1990 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. No Parameter Satuan A. FISIKA Bau Jumlah

Lebih terperinci

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU

IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU IMPLEMENTATION of RAPID SAND FILTER TECHNOLOGY for GROUNDWATER PROCESSING in KULIM TENAYAN RAYA, PEKANBARU Yohanna Lilis Handayani 1), Bambang Sujatmiko 2), Sigit Sutikno 3) 1 Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi.

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Peta Lokasi Studi. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Hidrologi. Menurut Triatmodjo (2008) Hidrologi adalah ilmu yang berkaitan dengan air di bumi, baik mengenai terjadinya, peredaran dan penyebarannya, sifatsifatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang

BAB I PENDAHULUAN. manusia berkisar antara % dengan rincian 55 % - 60% berat badan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air adalah senyawa H2O yang merupakan bagian paling penting dalam kehidupan dan manusia tidak dapat dipisahkan dengan air. Air dalam tubuh manusia berkisar antara 50

Lebih terperinci

Kajian Kualitas Air Tanah Dangkal di Desa Jimbaran Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

Kajian Kualitas Air Tanah Dangkal di Desa Jimbaran Kulon Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DI DESA JIMBARAN KULON KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO Irma Prihatini Mahasiswa S1 Pendidikan Geografi, prihatiniirma99@gmail.com Drs.Daryono, M.Si Dosen Pembimbing

Lebih terperinci

SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA. Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H

SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA. Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H SKRIPSI PEMETAAN STATUS KERUSAKAN TANAH UNTUK PRODUKSI BIOMASSA DI BAGIAN TIMUR KABUPATEN NATUNA Oleh : MUH KHOIRUL ANWAR H 0709073. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013 PEMETAAN

Lebih terperinci

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...i HALAMAN PENGESAHAN...ii KATA PENGANTAR...iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN...iv DAFTAR ISI...v DAFTAR TABEL...viii DAFTAR GAMBAR...x DAFTAR PETA...xii DAFTAR LAMPIRAN...xiii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, salah satu contohnya adalah sumber daya air. Air merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG Laksmi Handayani, Taufik Anwar dan Bambang Prayitno Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Pontianak E-mail: laksmihandayani6@gmail.com Abstrak:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kondisi air di bumi terdiri atas 97,2% air laut, 2,14% berupa es di kutub, airtanah dengan kedalaman 4.000 meter sejumlah 0,61%, dan 0,0015% air pemukaan (Fetter, 2000).

Lebih terperinci

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI

ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI ANALISIS KUALITAS AIR TANAH BEBAS DI SEKITAR TPA BANYUROTO DESA BANYUROTO KECAMATAN NANGGULAN KABUPATEN KULON PROGO YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian...

1.5. Lingkup Daerah Penelitian Lokasi, Letak, Luas dan Kesampaian Daerah Penelitian Lokasi dan Letak Daerah Penelitian... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PERSETUJUAN... ii KATA PENGANTAR... iii PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... iv DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR TABEL... xi DAFTAR PETA... xii INTISARI...

Lebih terperinci

POLA PERSEBARAN DAN POTENSI MATA AIR DI BENTUK LAHAN KARST DI KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

POLA PERSEBARAN DAN POTENSI MATA AIR DI BENTUK LAHAN KARST DI KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI POLA PERSEBARAN DAN POTENSI MATA AIR DI BENTUK LAHAN KARST DI KECAMATAN GIRIWOYO KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana S-1 Fakultas Geografi OLEH

Lebih terperinci

STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE

STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 STUDI KUALITAS DAN KUANTITAS AIR SUNGAI KARAJAE SEBAGAI SUMBER AIR BERSIH UNTUK KOTA PAREPARE Rahmawati 1, Muh. Saleh Pallu

Lebih terperinci

STUDI HIDROGEOLOGI DAN POTENSI RESAPAN AIR TANAH DAERAH PUNCRUT DAN SEKITARNYA, BANDUNG TUGAS AKHIR

STUDI HIDROGEOLOGI DAN POTENSI RESAPAN AIR TANAH DAERAH PUNCRUT DAN SEKITARNYA, BANDUNG TUGAS AKHIR STUDI HIDROGEOLOGI DAN POTENSI RESAPAN AIR TANAH DAERAH PUNCRUT DAN SEKITARNYA, BANDUNG TUGAS AKHIR Dibuat untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Teknik Pertambangan di Institut Teknologi

Lebih terperinci

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER UNTUK MENDAPATKAN SUMBER AIR YANG BERKUALITAS DI DENPASAR BARAT SKRIPSI BIDANG MINAT KEBUMIAN I Kadek Suardika JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sebagai kebutuhan dasar dalam kehidupan, air selalu diperlukan manusia untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk keperluan sehari-hari

Lebih terperinci

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL AKIBAT KEBERADAAN PERMUKIMAN DAN PERTANIAN DI DAERAH GUMUK PASIR

KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL AKIBAT KEBERADAAN PERMUKIMAN DAN PERTANIAN DI DAERAH GUMUK PASIR KAJIAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL AKIBAT KEBERADAAN PERMUKIMAN DAN PERTANIAN DI DAERAH GUMUK PASIR (Studi Kasus Di Desa Karanggadung, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Provsinsi Jawa Tengah) SKRIPSI

Lebih terperinci

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK MELALUI SUMUR RESAPAN SUNGAI CI WULAN DI KELURAHAN LEUWILIANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA

UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK MELALUI SUMUR RESAPAN SUNGAI CI WULAN DI KELURAHAN LEUWILIANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA UPAYA PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR DOMESTIK MELALUI SUMUR RESAPAN SUNGAI CI WULAN DI KELURAHAN LEUWILIANG KECAMATAN KAWALU KOTA TASIKMALAYA Nedi Sunaedi (nedi_pdil@yahoo.com) Siti Rohimah (s_rohimah45@yahoo.co.id)

Lebih terperinci

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat

Tugas Akhir Pemodelan Dan Analisis Kimia Airtanah Dengan Menggunakan Software Modflow Di Daerah Bekas TPA Pasir Impun Bandung, Jawa Barat BAB V ANALISIS DATA 5.1 Aliran dan Pencemaran Airtanah Aliran airtanah merupakan perantara yang memberikan pengaruh yang terus menerus terhadap lingkungan di sekelilingnya di dalam tanah (Toth, 1984).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi kehidupan. Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun

Lebih terperinci

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN:

PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (2017), Hal ISSN: PRISMA FISIKA, Vol. V, No. 1 (217), Hal. 31 36 ISSN: 2337-824 Uji Perbandingan Kualitas Air Sumur Tanah Gambut dan Air Sumur Tanah Berpasir di Kecamatan Tekarang Kabupaten Sambas Berdasarkan Parameter

Lebih terperinci