Pendidikan Anak Autistk Bandi Delphie KATA PENGANTAR
|
|
- Sonny Cahyadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 KATA PENGANTAR Begitu serasi dan sangat sempurnanya jalinan kerja sama yang terjadi antara otak dengan daya pikir dan motorik kita, sehingga perasaan-perasaan, pikiran-pikiran dan kegiatan-kegiatan hanya dapat terjadi melalui kerja sama yang rumit dari susunan syaraf otak. Terjadinya perubahan susunan syaraf dalam otak, walaupun hanya sedikit dan sangat halus, akan berdampak terhadap perasaan, pikiran dan kegiatan seseorang. Anak-anak yang mempunyai kesulitan akademik di sekolah dan gerak-sensori dalam bersosialisasi merupakan salah satu contohnya. Dewasa ini, para ahli pendidikan khusus masih dihadapkan pada kesulitan-kesulitan dalam memahami psikologi-pikiran tanpa terlebih dahulu memahami fungsi kerja biologisotak. Ini berarti bahwa orang tua akan dihadapkan kepada permasalahan yang rumit berkaitan dengan perubahan-fungsi sistem syaraf pusat yang ada di otak dan pengaruh perubahan tersebut terhadap perilaku-perilaku anak yang bersangkutan. Kerja sama antara sel-sel syaraf yang ada pada otak dengan kemampuan-daya pikir seseorang sangat nyata pada peningkatan keterampilan diri. Anak-anak dengan kesulitan belajar dan bahasa, secara umum mempunyai permasalahan keterampilan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya. Keterampilan yang dimaksud adalah membaca, menulis, dan matematika. Bersamaan dengan ketidakmampuan pada keterampilan tersebut terdapat perubahan perilaku diri, seperti perasaan bingung, frustasi, dan sering marah terhadap guru dan orang tuanya. Lebih lanjut, pada diri mereka terdapat kecenderungan ketiadaan kemampuan menolong-diri sendiri, menjadi lebih agresif atau menjauhi kelompok, dan sering menolak untuk berpartisipasi dalam sebuah kegiatan tertentu di sekolah. Kesulitan mereka dalam belajar dan berbahasa dapat berakibat pula terhadap ketidakmampuannya untuk mengembangkan proses informasi yang diterima melalui indera. Umumnya mereka mengalami kesulitan untuk menginterpretasikan makna adanya cahaya, suara, dan sensasi rabaan dan gerak. Mereka akan mudah marah bila adanya cahaya yang menyilaukan dirinya, adanya suara-suara bising, bahkan terhadap sentuhan dan rabaan yang tidak dia harapkan. Terjadinya perubahan susunan syaraf atau ketidakberfungsian salah satu syaraf yang ada di otak (dimaksudkan disini adalah sensory integration dysfunction atau ketidakberfungsian kerja sensori-integrasi), sangat dimungkinkan menjadi salah satu sebab utama bagi seorang anak mempunyai kesulitan berbahasa dan belajar, di samping akan mempunyai masalah dalam pengontrolan dan pengaturan dirinya saat melakukan gerakan- i
2 gerakan otot secara efektif. Adanya sensory integration dysfunction merupakan penyebab yang membingungkan terhadap berbagai simptom atau gejala-gejala kelainan, disebabkan sistem syaraf pusat tersebut bekerja secara tidak efektif dalam melakukan proses sensori informasi yang datang. Berbahasa, menurut Gardner (1983), merupakan bagian yang sangat penting dalam kemampuan inteligensi manusia. Ia menambahkan bahwa hal yang sangat penting dalam aspek retoris dari bahasa antara lain: (a) kemampuan untuk meyakinkan orang lain atau suatu kegiatan; (b) merupakan potensi kemampuan untuk ingatan/menghafal; (c) kemampuan untuk menggunakan kata-kata saat menyebutkan urutan suatu kegiatan; (d) kapasitas berbahasa untuk menjelaskan konsep-konsep; (e) penggunaan bahasa untuk membayangkan arti suatu bentuk bahasa tertentu atau analisa metalinguistic (dalam Campbell, L. 1996:2). Inteligensi bahasa (Linguistic Intelligence), merupakan salah satu dari ke-enam inteligensi jamak (multiple intelligences). Kemampuan inteligensi lainnya adalah: Inteligensi dalam keberbakatan musik (Musical Intellegence); Inteligensi matematis-logis (Logical- Mathematical Intelligence); Inteligensi berkaitan dengan ruang/tempat (Intelligence Spatial); Inteligensi kinestetik-tubuh (Bodily-Kinesthetic Intelligence); dan Inteligensi pribadi (The Personal Intelligence), termasuk kemampuan intelligensi inter-personal dan intra-personal (Gardner, H. 1985:73-205). Dapat dikatakan bahwa kemampuan menggunakan kata-kata dalam berkomunikasi merupakan ekspresi diri secara emosional yang menjadikan diri manusia berbeda dengan makhluk lain dan memungkinkan diri manusia mampu menggali dan mengembangkan secara lebih luas kemampuan inteligensi dirinya Ketika mengalami kesulitan dalam pengkoordinasian antara otot-otot besar (gross motor) dan atau otot-otot kecil (fine motor), maka yang bersangkutan akan mempunyai masalah dalam berlari, melompat, melakukan loncatan dan memanjat (locomotor). Di samping itu mereka akan mempunyai kesulitan saat mengancing resluiting, memasukkan kancing ke dalam lobangnya, menalikan tali sepatu, memotong, mewarnai gambar atau menulis (daily activity life). Dampak berikutnya yang bersangkutan mempunyai kesulitan dalam menangkap dan melempar bola, menggunakan sendok, garpu, pensil dan sisir, dan kegiatan lainnya berkaitan dengan keterampilan-hidup yang sangat esensial. Anak yang bersangkutan dapat disebut sebagai anak yang mempunyai masalah gerak dan integrasisensori (Ayres, A.J. dan Martin, L.B., dalam Kranowitz, C.S., 1998: xii). Para orang tua yang mempunyai anak dengan hendaya spektrum autistik atau Autistic Spectrum Disorder yang merupakan hendaya perkembangan pervasif, pada umumnya lebih awal dalam mengenali gejala-gejala kelainan yang ada pada diri anaknya dari pada para ahli ii
3 yang ikut memberikan layanan melalui observasi secara teliti dan mendalam. Namun, mereka kurang memahami terjadinya perubahan-perubahan yang ada pada susunan syarafpancaindera yang ada di otak anak mereka, termasuk adanya ketidakmampuan yang ada pada syaraf-pengintegrasian pancaindera, lebih dikenal dengan istilah sensory integration disability. Sensory integration disability menunjukkan adaya ketidakefisienan yang bersifat neurologis saat pemrosesan informasi yang diterima melalui indera yang akan berdampak adanya kesulitan dalam belajar, perkembangan dan perilaku (sering dikenal dengan istilah lain, yaitu sensory integration disorder atau sensory integrative dysfunction). Ketidakberfungsian secara neurologis tersebut terjadi pada sistem syaraf pusat yang ada di kepala dimana otak kita berada. Saat terjadinya ditandai dengan ketidakmampuan otak untuk menganalisa, mengorganisir, dan melakukan hubungan atau integrasi pesan-pesan sensori. Dampak dari hal tersebut di atas, anak tidak mampu melakukan respon terhadap informasi yang datang melalui pancaindera/ sensorinya, ditandai dengan tidak adanya perilaku secara sesuai, berarti dan konsisten. Selanjutnya dampak dari ketidakmampuan sensori-integrasi menjadikan anak berkesulitan menggunakan informasi-sensori untuk mampu merencanakan dan mengorganisir tindakan yang ia ingin lakukan. Dengan kata lain ia tidak mampu belajar secara mudah. Salah satu yang paling sulit adalah memahami perbedaan-perbedaan yang ada pada diri-anak, karena secara individual, nampak berbeda dalam kepribadian, temperamen dan kemampuan belajar dengan ada atau tidak adanya tandatanda yang menunjukkan ketidakmampuan perkembangan (Kranowitz, C.S. 1998:8). Seorang guru bagi anak-anak usia dini, umumnya memberikan pembelajaran melalui kegiatan-kegiatan gerak diiringi dengan musik dan permainan dramatik. Anak-anak sangat menyenangi kegiatan menyanyi, bermain dengan teman-temannya, melakukan kegiatan menirukan untuk berpura-pura menjadi seekor gajah, bahkan berpura-pura dirinya tertembak oleh peluru dari pistol mainannya. Mereka sangat menyukai kegiatan-kegiatan tersebut karena mereka mempunyai integrasi-sensori yang berjalan efektif, yaitu kemampuan untuk mengorganisir sensori-informasi untuk digunakan dalam seluruh kegiatan sehari-hari. Anak senang untuk menggunakan panca-inderanya saat melakukan sentuhan, gerakan, melihat dan meneliti objek yang menarik dirinya, dan mendengarkan serta memperhatikan bunyi yang datang dari lingkungannya dan kemudian melakukan respon sejalan dengan rangsangan yang datang pada dirinya. Hanya saja beberapa dari anak-anak tersebut kurang beruntung. Diantara mereka tampak kurang gembira dan terlihatnya dalam wajah kebingungan, sering menolak untuk iii
4 turut berpartisipasi dalam suatu kegiatan di kelas atau saat waktu istirahat, dan biasanya ia ingin melakukan kegiatan dalam kesendirian melalui dunianya sendiri. Dalam kehidupannya sangat jarang untuk berjalan dan berlari, di sisi lain terlihat cepat lelah dan mudah menangis dan selalu ingin menyakiti dirinya. Mereka inilah merupakan anak-anak yang akan dibahas dalam buku ini. Mereka umumnya tidak mau merubah perilakunya, sehingga kita perlu untuk memahaminya lebih jauh tentang alasan-alasan yang melatarbelakangi perilakunya. Namun, kita hendaknya menyadari bahwa suatu perilaku yang muncul merupakan suatu bentuk pesan dan simptom atau gejala bukan merupakan diagnosa, sehingga kita perlu memahami perilaku setiap individu. Data tentang perilaku setiap individu sangat diperlukan saat memprogramkan suatu layanan pendidikan-khusus, karena dengan memahami perilaku mereka kita akan dapat membantunya secara benar. Sebagai seorang profesional (apakah yang bersangkutan tersebut sebagai: psikolog, dokter khusus, occupational therapist atau ahli terapi okupasi, fisio therapist atau ahli terapi fisio, speech therapist atau ahli terapi bicara, dan guru pendidikan khusus) akan melihat lebih jauh tentang permasalahan-permasalahan berkaitan dengan belajar, dan berbahasa dikaitkan dengan keberfungsian syaraf otak yang mengatur integrasi-sensori. Sedangkan bagi para orang tua, diperlukan pemahaman pengetahuan berkaitan dengan masalah-masalah neurologis dan faktor penyebab terjadinya kesulitan akibat adanya kelainan pada susunan syaraf otak yang menjadikan hambatan serta masalah dalam kegiatan sekolah dan keterampilan kehidupan sehari-hari pada diri anaknya. Setelah membaca buku ini, diharapkan para orang tua dan pendidik dapat memahami lebih jauh tentang masalah-masalah berkaitan dengan perencanaan gerak yang dapat dilakukan di rumah, seperti halnya bagaimana suatu kegiatan gerak disusun sehingga dapat meningkatkan kemampuan gerakan meraba atau sentuhan taktil yang bersifat sensitif. Ketidakberfungsian syaraf otak yang mengatur integrasi-sensori hampir tidak kentara dan dapat menjadikan berbagai simptom atau tanda-tanda kelainan yang membingungkan. Ketidakberfungsian tersebut disebabkan oleh sistem syaraf pusat yang kurang efektif dalam melakukan proses kegiatan sensori-informasi. Anak-anak yang mempunyai kesulitan semacam ini akan merasakan penderitaan sepanjang waktu dalam melakukan kehidupan sehari-harinya. Mereka sepertinya wajar-wajar saja dan mungkin mempunyai inteligensi yang tinggi, namun penampilan mereka terlihat adanya kejanggalan, kaku, menakutkan, dan sering menghindarkan dirinya dari orang lain yang ada di sekitarnya, atau terkadang menjadi agresif dan bermusuhan dengan orang-orang di sekitarnya. Ketidakberfungsian sensori- iv
5 integrasi dapat berdampak tidak hanya pada bagaimana mereka belajar dan bergerak, tetapi juga terhadap perilaku, cara mereka bermain dan berteman, dan khususnya bagaimana perasaan mereka terhadap dirinya sendiri. Guru-guru pendidikan khusus, dokter dan profesional yang menangani kesehatanmental akan mengalami kesulitan untuk mengenali anak dengan hendaya ketidakberfungsian sensori-integrasi. Kesulitan tersebut disebabkan antara lain karena mereka kurang mengenali permasalahan, salah menilai perilaku anak yang bersangkutan, dan kurang mampu menilai harga diri yang dipunyai anak. Hanya beberapa orang saja yang memahami bahwa perilaku yang membingungkan tersebut sebetulnya berakar dari tingkat keberfungsian-fungsional yang sangat rendah pada suatu sistem syaraf yang ada di otak. Para ahli menganggap bahwa mengidentifikasi anak sejak usia dini dapat menolong mereka, karena otak lebih mudah menyerap perubahan saat masih dalam perkembangan. Namun sampai saat ini masih merupakan kendala dalam melakukan identifikasi dini khususnya pada sekolah-sekolah yang menangani anak-anak usia tiga hingga delapan tahun. Faktor utama kesulitan itu adalah belum tersedianya instrumen tes yang dapat diterapkan dalam proses skrining. Di sisi lain, proses skrining untuk keperluan ini memerlukan penyusunan dan pemograman sedemikian rupa sesuai dengan kebutuhan setiap individu. Kesempurnaan instrumen tes yang telah disusun dan diprogramkan secara tepat dan baik dapat membantu anak saat melakukan skrining tersebut, sehingga kegiatannya dapat dilakukan dengan penuh kegembiraan, mudah dilakukan dan para guru pendidikan khusus dapat membedakan secara langsung antara tingkat ketidakdewasaan dasar dan ketidakberfungsian sensori-integrasi. Hal yang sangat penting dari hasil suatu kegiatan skrining atau asesmen adalah kemampuan menyajikan data yang dapat mendorong para orang tua agar dapat menelusuri kemampuan anaknya secara dini melalui kerja sama dengan ahli yang tepat (seperti ahli terapi okupasi, ahli terapi fisik, psikolog dan ahli patologi berkaitan dengan bahasa/bicara). Tujuan dari penemuan secara dini terhadap kelainan anak dimaksudkan agar dapat membantu keberfungsian fungsional anak secara lebih baik, atau bahkan dapat berjalan mulus saat berada di kelas, di rumah, atau dalam kehidupan sehari-harinya. Dari beberapa pengalaman para ahli, umumnya kegiatan di awali dengan melakukan identifikasi terhadap anak sehingga memudahkan pemberian intervensi-dini saat dilakukan terapi terhadap anak yang bersangkutan. Data yang diperlukan biasanya dikumpulkan melalui informasi dari guru, orang tua dan pengamatan secara langsung guna melihat secara lebih jelas terhadap perilaku-perilaku anak yang terlihatnya membingungkan. Kegiatan awal v
6 biasanya lebih ditujukan pada kegiatan yang mengarahkan perkembangan sensorimotor ke arah yang lebih baik. Begitu keterampilan sensorimotor anak menjadi tepat guna, umumnya anak yang bersangkutan terlihat rileks, dalam melakukan suatu kegiatan lebih terfokus, dan mulai terlihat senang berada di sekolah. Pada saat inilah, orang tua dapat diundang agar dapat turut melihat dan mengamati keterampilan anaknya saat berada di kelas. Setelah itu mereka duduk bersama dengan guru, dan ahli terapi untuk melakukan pertemuan khusus hasil observasi mereka. Saat pertemuan inilah dibicarakan adanya ketidakberfungsian sensori integrasi pada anak yang bersangkutan. Ketidakberfungsian itu sesunggunya dapat disembuhkan melalui program penyembuhan yang di awali dengan intervensi dini dimana orang tua turut terlibat di dalamnya. Melalui paparan berkaitan dengan berbagai bentuk kelainan anak yang disajikan dalam buku ini, diharapkan para pembaca dapat mengenali tanda-tanda awal permasalahan yang dihadapi oleh anak mereka, yang selanjutnya dapat membantu anak agar lebih mampu berkembang ke arah yang sehat, gembira dan secara perlahan-lahan keberfungsian integrasi sensorinya lebih baik seiring dengan pertumbuhan dirinya ke arah dewasa. Penulis, Bandi Delphie Bandung, kilometer tujuh, dua nol nol delapan. vi
7 KEGUNAAN BUKU INI Apakah anak anda sudah atau belum didiagnosa oleh para ahli, buku ini akan membantu anda untuk memahami dan melakukan tindakan pertama dalam mengatasi ketidakberfungsian sensori-integrasi. Buku ini dibuat tidak saja bagi kepentingan para orang tua, tetapi juga diharapkan dapat berguna bagi para guru-kelas di sekolah dasar, guru pendidikan khusus, para ahli medis dan para-medis seperti ahli terapi okupasi, psikolog, para kakek yang sayang pada cucunya, dan orang lain yang menaruh perhatian dan turut menangani terhadap anak-anak yang berada di luar kewajaran atau anak berkebutuhan khusus yang ekstrim. Selama saya mempelajari dan mengamati literatur yang berkaitan dengan anak yang berada di luar kewajaran atau lebih dikenal dengan sebutan: anak autistik, saat saya mendidik mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Luar Biasa pada Fakultas Ilmu Pendidikan di Universitas Pendidikan Indonesia Bandung berkaitan dengan mata kuliah Pendidikan Anak Autistik, dan dalam kesempatan-kesempatan tertentu memberikan pendidikan dan latihan khusus (workshop/ diklat) berkaitan dengan penanganan Anak Autistik terhadap masyarakat yang berlatar-belakang profesi yang berbeda yang disponsori oleh lembaga yang menangani pendidikan anak berkebutuhan khusus di Jakarta, yaitu Dynamic Brain: Parenting and Educating. Saya merasakan bahwa pemahaman dan pengertian tentang anak autistik di masyarakat-umum secara lebih luas masih belum mencapai apa yang diharapkan mereka, terutama kalangan pemerhati terhadapan layanan pendidikan khusus. vii
8 Di sisi lain, saya melihat adanya kecenderungan di lapangan yang menunjukkan tendensi ke arah belum memahami secara benar tentang peranan ketidakberfungsian sensoriintegrasi bagi kalangan pemerhati anak autistik saat pemberian layanan pendidikan khusus terhadapnya, khususnya metode dan pendekatan yang sebaiknya dilakukan. Dalam kenyataannya saya melihat bahwa apakah itu para orang tua, dokter anak-anak, dan bahkan para ahli terapi-pun masih belum berkesempatan untuk menangani dan melakukan pengamatan secara teliti terhadap anak yang berada di luar kewajaran berkaitan dengan ketidakberfungsian syaraf pancaindera dalam pengintegrasian-geraknya sehubungan dengan adanya rangsangan berupa informasi yang datang ke pancaindera seorang anak. Olehkarenanya, buku ini juga saya tulis dengan harapan agar para ahli lainnya yang berkaitan dengan penanganan perkembangan anak, khususnya anak yang berada di luar kewajaran, untuk dapat menyadari dan dapat memahami serta dapat melihat secara lebih jauh terhadap perspektif guru dan orang tua dalam upaya memberikan layanan-khusus sesuai dengan keberadaannya terhadap anak autistik sesuai dalam upaya pencapaiannya perkembangannya, baik segi perilakunya maupun perkembangan sensorinya. Pada Bab I akan disampaikan secara rinci tentang gejala-gejala autism, berkaitan dengan isolasi sosial, hendaya perkembangan fungsional, ketidakmampuan berbahasa, dan perilaku stereotip. Selanjutnya akan diketengahkan teori-teori berkaitan dengan autism dalam (1) perspektif berdasarkan neuroscience, yang meliputi penelitian genetika, hasil penelitian terhadap kromosom, hasil penelitian biokemikal, kelainan bawaan dan komplikasi kelahiran, hasil penelitian yang bersifat neurologis; dalam (2) perspektif kognitif dibahas tentang kelompok yang mempunyai resiko menjadi autism, masyarakat dan orang-orang dengan hendaya perkembangan, pengintegrasian lingkungan dan dukungan terhadap keluarga yang mempunyai anak autistik. Bab II dibahas tentang definisi autism, prevalensi autism, etiologi autism berkaitan dengan: faktor-faktor biologis, konteks intrapersonal, dan Asperger s Disorder dilengkapi dengan model perkembangan integratif dari Wenar dan Kerig (2006). Bab III, diketengahkan tentang rangkaian autistik dan kebutuhan pendidikan khusus berkaitan dengan hendaya yang ada pada anak autistik, diketengahkan secara lebih rinci tentang hal-hal sebagai berikut. viii
9 1. Ketidakberfungsinya sensori-integrasi yang lebih tertuju pada penjelasan mengenai (a) definisinya, (b) asesmen terhadap gejala-gejala yang menyebabkan adanya permasalahan dalam memproses sensori, (c) permasalahan berkaitan dengan perilaku, (d) permasalahan berkaitan dengan attention deficit disorder (ADD) dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD). 2. Quesioner sensorimotor untuk para orang tua yang mempunyai anak usia dini, dan quesioner sensorimotor untuk guru kelas di sekolah dasar. 3. Pemahaman lebih jauh tentang sensory integration dysfunction berkaitan dengan ketidakberfungsian panca-indera, tingkat perkembangan sensori-integrasi pada bayi dan anak-anak, dan kapan terjadinya ketidak efisienan sensori-integrasi. 4. Apa yang anda lakukan manakala anak anda mempunyai masalah berkaitan dengan ketidakberfungsian indera peraba atau taktil (tactile dysfunction). 5. Apa yang anda lakukan manakala anak anda mempunyai masalah berkaitan dengan indera vestibular Bab IV Sebagai bab terakhir buku ini, membahas tentang (a) cara memberikan layanan terhadap anak autistik; (b) beberapa terapi dan pendekatan layanan pendidikan khusus yang berbeda-beda, termasuk terapi metabolisme tubuh; (c) bagaimanakah penanganan anak dengan gejala autism di rumah dan di sekolah. ix
10 PENDIDIKAN ANAK AUTISTIK OLEH PROF, DR. BANDI DELPHIE, M.A., S.E. x
PENANGANAN ANAK AUTISTIK
PENANGANAN ANAK AUTISTIK Oleh Prof. Dr.Bandi Delphie, M.A, S.E Berdasarkan penelitian genetika, khususnya pada neurologis, yang dilakukan pada dewasa ini terhadap kasus utama autism ternyata bahwa hasilnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak dijumpai berbagai macam gangguan psikologis yang terjadi pada anak-anak, diantaranya adalah ganguan konsentrasi (Attention Deficit Disorder) atau yang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bagan 1.1. Bagan Penyebab Gangguan Kesulitan Belajar (Sumber: Koleksi Penulis)
BAB 1 PENDAHULUAN Kesehatan dan lingkungan sosial yang baik perlu diperhatikan bagi orangtua untuk anak-anak mereka. Kesehatan dan lingkungan sosial terhubung dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal,
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Manusia adalah makhluk sosial. Dalam perkembangannya yang normal, seorang bayi mulai bisa berinteraksi dengan ibunya pada usia 3-4 bulan. Bila ibu merangsang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Banyak keterampilan yang harus dikuasai oleh manusia baik sebagai makhluk individu maupun makhluk sosial. Salah satu keterampilan yang penting dan harus dikuasai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan saraf tepi. Perkembangan dari susunan sistem saraf anak dimulai dari. berkebutuhan khusus termasuk autis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting, banyak faktor internal maupun external yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak, salah satunya adalah kematangan
Lebih terperinciAdakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?,
Dengan apakah Siswa Anda CERDAS? PENDAHULUAN Adakah anda memiliki siswa yang bisa menciptakan seni visual yang indah?, Apakah ada yang mahir dibidang olah raga yang mampu membuat gerakan gerakan fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Autisme berasal dari kata auto yang berarti sendiri. Kelainan ini dikenal dan diperkenalkan tahun 1943 oleh seorang psikolog anak di Amerika Serikat bernama Leo Kanner
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Prevalensi anak yang menderita autism dan Attention Deficit
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses tumbuh kembang dimulai dari dalam kandungan, masa bayi, dan masa balita. Setiap tahapan pada tumbuh kembang anak memiliki ciri khas tersendiri, sehingga jika
Lebih terperinciPermasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY
Permasalahan Anak Usia Taman Kanak-Kanak Oleh: Nur Hayati, S.Pd PGTK FIP UNY Pendahuluan Setiap anak memiliki karakteristik perkembangan yang berbeda-beda. Proses utama perkembangan anak merupakan hal
Lebih terperinciUKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang 1. Tumbuh Kembang Anak BAB I PENDAHULUAN Dalam pengertian tumbuh - Gangguan bicara dan bahasa. kembang anak terkandung dua pengertian yang berbeda yakni pertumbuhan dan perkembangan.
Lebih terperinciHASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Uji signifikansi
HASIL PENELITIAN Uji validitas dan reliabilitas Validitas alat ukur dalam penelitian ini adalah validitas isi, yaitu taraf sejauh mana isi atau item item alat ukur dianggap dapat mengukur hal hal yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini banyak ditemukan anak-anak yang mengalami masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini banyak ditemukan anak-anak yang mengalami masalah pengelolaan perilaku akibat sensorimotor yang belum optimal. Pada saat melakukan kegiatan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dapat dipastikan dalam kehidupan ini, bahwa setiap pasangan yang telah menikah pastilah mendambakan hadirnya buah hati di tengah-tengah kehidupan mereka, yaitu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dunia. Berbagai macam vitamin, gizi maupun suplemen dikonsumsi oleh
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anak adalah suatu titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberikan kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orang tua akan menjaga sebaik-baiknya dari mulai
Lebih terperinciMENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog*
MENGENAL ANAK ASPERGER Oleh : L. Rini Sugiarti, M.Si, psikolog* Mengapa ada anak yang tampak menyendiri, ketika anak anak lain sebayanya sedang asyik bermain? Mengapa ada anak yang tampak sibuk berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dari seseorang kepada orang lain dengan tujuan tertentu. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai macam gangguan perkembangan yang diderita oleh anak-anak antara
BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Anak merupakan anugerah terindah yang dimiliki oleh orang tua. Namun anugerah tersebut kadang-kadang memiliki kekurangan atau banyak dari mereka yang mengalami gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kualitas yang melayani, sehingga masalah-masalah yang terkait dengan sumber
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Fungsi utama Rumah Sakit yakni melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan kesehatan. Seiring dengan berjalannya waktu dan semakin majunya teknologi kedokteran,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. No. Daftar 1 : 185/S/PGSD-Reg/8/Agustus/2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. persoalan baru untuk diselesaikan, kemampuan untuk menciptakan sesuatu
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kecerdasan merupakan alat untuk belajar, menyelesaikan masalah, dan menciptakan semua hal yang bisa digunakan manusia. Gardner (2003) tidak memandang kecerdasan manusia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Halusinasi adalah gangguan terganggunya persepsi sensori seseorang,dimana tidak terdapat stimulus. Pasien merasakan stimulus yang sebetulnya tidak ada. Pasien merasa
Lebih terperinciMELATIH MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME DENGAN METODE PERSIAPAN MENULIS DI TK PERMATA BUNDA SURAKARTA
MELATIH MOTORIK ANAK DOWN SYNDROME DENGAN METODE PERSIAPAN MENULIS DI TK PERMATA BUNDA SURAKARTA Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Disusun Oleh : AFRIYAN QAHARANI NIM.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ada kecenderungan perbedaan kemampuan antara pria dan wanita dalam hal hasil belajar terutama di bidang matematika dan sains. Menurut Eriba dkk (Lisma, 2009)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orangtua akan menjaga
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Anak adalah titipan Tuhan yang sangat berharga. Saat diberi sebuah kepercayaan untuk mempunyai anak, maka para calon orangtua akan menjaga sejak dalam kandungan sampai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Rendahnya kemampuan anak disebabkan oleh kurangnya kegiatan yang bisa merangsang motorik halus anak. Kemampuan ibu-ibu dalam deteksi dini gangguan perkembangan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. JOGJA.AUTISM.CARE Pusat Terapi Anak Autis di Yogyakarta
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Saat ini Autistic Spectrum Disorder (ASD) yang lebih dikenal dengan nama autisme, telah merebak menjadi permasalahan yang menakutkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan
Lebih terperinciBAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya
4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek
Lebih terperinci2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi saat ini, dihadapkan pada banyak tantangan baik dalam bidang sosial, ekonomi, politik, budaya juga pendidikan. Semakin hari persaingan sumber
Lebih terperinciINTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah
INTERVENSI DINI (EARLY INTERVENTION) ANAK MDVI (MULTIPLE DISABILITY VISUALY IMPAIRMENT) Sukinah Apa yang kita lakukan? BAGAIMANA CARANYA Melalui asesmen : PAVII (Parents and Visually Impairment Infants)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu. di karuniai anak seperti yang diharapkan tersebut.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak merupakan suatu karunia yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua yang mendambakannya. Para orang tua selalu menginginkan anaknya berkembang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prestasi belajar merupakan suatu performance dan kompetensinya dalam suatu mata pelajaran setelah mempelajari materi untuk mencapai tujuan pengajaran. Performance
Lebih terperinciJurnal Pendidikan Kesehatan Rekreasi Volume 2 : Hal , Desember 2015 PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK. Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis.
PELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR GERAK Komang Ayu Tri Widhiyanti, S.Or., M.Fis. Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan IKIP PGRI Bali Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAHAN KULIAH PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE 5 PPS-PLB. Dr.Mumpuniarti, M Pd
BAHAN KULIAH PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE 5 PPS-PLB Kemampuan Motorik dan Hambatannya Point-point Kunci 1. Pengetahuan tentang tahapan prkembangan motorik kasar dan halus 2. Peranan physical
Lebih terperinciLAMPIRAN. Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Terlalu lelah.
LAMPIRAN LAMPIRAN Tabel Karakteristik ADHD dan gangguan Sensori Integrasi (SI) Karakteristik Permasalahan ADHD Gangguan SI Tingkat Aktifitas Tingkat aktifitas Gelisah, Terlalu lelah Jumlah pergerakan tidak
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bahasa dan berbahasa adalah dua hal yang berbeda. Bahasa adalah alat verbal yang digunakan untuk berkomunikasi, sementara berbahasa adalah proses penyampaian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Attention Deficit Hiperactivity Disorder (ADHD) merupakan suatu gangguan perkembangan yang mengakibatkan ketidakmampuan mengatur perilaku, khususnya untuk mengantisipasi
Lebih terperinciPENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS. Mohamad Sugiarmin
PENDIDIKAN BAGI ANAK AUTIS Mohamad Sugiarmin Pengantar Perhatian pemerintah dan masyarakat Upaya bantuan Sumber dukungan Tantangan dan Peluang Konsep Anak Autis dan Prevalensi Autism = autisme yaitu nama
Lebih terperinciII. Deskripsi Kondisi Anak
I. Kondisi Anak 1. Apakah Anak Ibu/ Bapak termasuk mengalami kelainan : a. Tunanetra b. Tunarungu c. Tunagrahita d. Tunadaksa e. Tunalaras f. Tunaganda g. Kesulitan belajar h. Autisme i. Gangguan perhatian
Lebih terperinciPEMBELAJARAN ANAK AUTIS. Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY
PEMBELAJARAN ANAK AUTIS Sukinah,M.Pd Staf pengajar Jurusan Pendidikan luar Biasa FIP UNY PENGERTIAN Istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti sendiri, dan Isme yang berati aliran. Autisme berarti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecerdasan seseorang masih diartikan secara sempit oleh banyak kalangan. Kecerdasan masih dianggap sebagai tingkat intelektualitas seseorang dalam hal akademis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Autisme merupakan suatu kumpulan gejala (sindrom) yang diakibatkan oleh kerusakan saraf. Gejalanya sudah tampak sebelum anak mencapai usia tiga tahun. Penyandang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan fase bayi. Anak usia 4 6 tahun rata-rata penambahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Orang tua mengharapkan anaknya dapat tumbuh dan berkembang secara optimal sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang berkualitas dan tangguh (Putri, 2009).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tubuh manusia merupakan hal yang bisa dipelajari, baik bentuk maupun perilakunya (gerakan anggota tubuh). Tubuh manusia akan terlihat kelenturannya apabila sering
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Aktivitas kehidupan sehari-hari tidak akan terlepas dari hal-hal yang berkaitan dengan keterampilan tangan, hal itu menunjukkan betapa pentingnya perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perilaku anak berasal dari banyak pengaruh yang berbeda-beda, diantaranya faktor genetik, biologis, psikis dan sosial. Pada setiap pertumbuhan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN UKDW. perkembangan fase selanjutnya (Dwienda et al, 2014). Peran pengasuhan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Peningkatan kualitas kesejahteraan anak menduduki posisi sangat strategis dan sangat penting dalam pembangunan masyarakat Indonesia, sehingga anak prasekolah merupakan
Lebih terperinciPEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI
i PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Memenuhi Persyaratan Guna
Lebih terperinciDesain dan Pengembangan Pelatihan
Modul ke: Desain dan Pengembangan Pelatihan Teori Pembelajaran Efektif Fakultas PSIKOLOGI EY Eka Kurniawan, M. Psi eyeka13@gmail.com Program Studi Psikologi Renungan Tell me and I forget. Teach me and
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anak sebagai makhluk individu yang unik dan memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Setiap anak selalu memiliki cara tersendiri untuk mengungkapkan apa yang diinginkannya.
Lebih terperinciTINJAUAN MATA KULIAH...
iii Daftar Isi TINJAUAN MATA KULIAH... ix MODUL 1: PERKEMBANGAN MANUSIA 1.1 Prinsip-prinsip Perkembangan... 1.3 Latihan... 1.10 Rangkuman... 1.11 Tes Formatif 1..... 1.11 Isu dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana yang dilakukan sebagai salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok orang dalam hal mendewasakan
Lebih terperinciANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS Apakah yang dimaksud dengan ABK (exceptional children)? a. berkaitan dengan konsep/istilah disability = keterbatasan b. bersinggungan dengan tumbuh kembang normal--abnormal, tumbuh
Lebih terperinciGambar 4.1 Perkembangan Fisik Manusia https://tinycards.duolingo.com/decks/31kdb6vw/stage-of-human-growth-anddevelopment
A. Hakikat Perkembangan Fisik dan Motorik Perkembangan fisik berkaitan dengan adanya pertumbuhan dan perubahan yang terjadi pada tubuh seseorang. Perkembangan fisik mudah teramati dengan ditandai adanya
Lebih terperinciperkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN PENGARUH PERMAINAN RABA RASA (TACTILE PLAY) TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (Penelitian Pre Eksperimen di TK PGRI Parungponteng Kecamatan Parungponteng Kabupaten
Lebih terperinciKONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI
KONSEP KESEHATAN MENTAL OLEH : SETIAWATI PPB-FIP FIP-UPI PENGERTIAN KESEHATAN MENTAL KONDISI ATAU KEADAAN MENTAL YANG SEHAT SERTA TERWUJUDNYA KEHARMONISAN YANG SUNGGUH- SUNGGUH ANTARA FUNGSI JIWA UNTUK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Lembang. Lembaga formal dalam pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) pada umumnya berada pada rentang usia antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat di zaman globalisasi sekarang ini membutuhkan manusia yang mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ANAK USIA DINI
PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI Perkembangan anak usia dini merupakan hal penting yang harus diketahui oleh sitiap guru PAUD, sehingga guru dapat memberikan stimulus dengan benar, karena kita yakin ketika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan. yang lebih baik, pendidikan ini berupa pembelajaran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Blakang Pendidikan merupakan proses membantu mengembangkan dan meningkatkan harkat martabat manusia. Pendidikan akan menciptakan kemampuan untuk menghadapi setiap perubahan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Millatulhaq, 2014
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu aspek yang sangat penting bagi setiap individu. Setiap individu memiliki hak yang sama dalam memperoleh pendidikan, seperti yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan anak yang sehat dan normal biasanya dilihat dari bagaimana perkembangan motorik anak tersebut. Terkadang perkembangan motorik dijadikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan negara. Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan, seperti yang tercantum dalam Undang Undang
Lebih terperinciSEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK
SEKOLAH UNTUK ANAK AUTISTIK Oleh Augustina K. Priyanto, S.Psi. Konsultan Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus dan Orang Tua Anak Autistik Berbagai pendapat berkembang mengenai ide sekolah reguler bagi anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. membantu mengembangkan seluruh potensi dan kemampuan fisik,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak usia dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan dan pengasuhan yang ditujukan kepada anak sejak lahir hingga usia 6 tahun, meskipun sesungguhnya akan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam seluruh rangkaian tumbuh kembang manusia, usia dini merupakan usia yang sangat menentukan. Pada usia dini itulah seluruh peletak dasar tumbuh kembang fisik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang. sistem Pendidikan Nasional Pasal 28 Ayat (3) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga PAUD yang selama ini dikenal oleh masyarakat luas salah satunya adalah Taman Kanak-Kanak (TK). Undang-undang tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal
Lebih terperinci2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PROGRAM SON-RISE PADA KELUARGA DALAM MENGURANGI PERILAKU OFF-TASK PADA ANAK AUTIS
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Autis bukan sesuatu hal yang baru lagi bagi dunia, pun di Indonesia, melainkan suatu permasalahan gangguan perkembangan yang mendalam di seluruh dunia termasuk
Lebih terperinciASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. H DENGAN PERUBAHAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI PENDENGARAN DI RUANG SENA RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA Disusun oleh : TRI ARI AYUNANINGRUM J 200 080 051 KARYA TULIS ILMIAH
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan
13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Komunikasi merupakan bagian dari kehidupan manusia sehari-hari, bahkan merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
Lebih terperinciPenyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan. Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty.
Penyuluhan Perkembangan Anak Usia Dini dan Anak Hyperactive Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan Chr Argo Widiharto, Suhendri, Venty Abstrak Kesibukan orangtua yang bekerja berdampak pada kurang diperhatikannya
Lebih terperinciadapun tahap-tahap perkembangan anak sesuai dengan usianya sebagai berikut:
Aspek Aspek Perkembangan Anak Ditulis oleh : Sanjaya Yasin Perkembangan Anak.inilah yang menarik darianak karena anak berkebang tidak secara serentak, dalam artian anak berkembang secara bertahap sesuai
Lebih terperinciMimi M Lusi/Astrid L. Seminar AD/HD. Universitas Bina Nusantara
Mimi M Lusi/Astrid L. Seminar AD/HD Universitas Bina Nusantara Jakarta/ Senin,24 Juni 2013 Disabilitas, apa itu? 1. Bukan handicap dan bukan impairment 2. Disabilitas = akibat ketidakmampuan / kekurangmampuan
Lebih terperinciOleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
Oleh TIM TERAPIS BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KHUSUS DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH Pendahuluan Tidak ada anak manusia yang diciptakan sama satu dengan lainnya Tidak ada satupun manusia tidak memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaan kepada orang lain. 1. lama semakin jelas hingga ia mampu menirukan bunyi-bunyi bahasa yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang senantiasa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Sejak bayi, manusia telah berkomunikasi dengan orang lain, yaitu ibu dan ayahnya. Menangis di
Lebih terperinciKarakteristik Anak Usia Sekolah
1 Usia Sekolah Usia Sekolah 2 Informasi Umum dengan Disabilitas 3 Usia Sekolah Anak dengan Disabilitas Anak Dengan Disabilitas adalah anak yang mempunyai kelainan fisik dan/ atau mental yang dapat mengganggu
Lebih terperinciPENDAHULUAN Sebagai manusia pastinya akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Proses dan tugas tugas
PENDAHULUAN Sebagai manusia pastinya akan mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan baik secara fisik maupun mental. Proses dan tugas tugas individu dalam kaitannya dengan perkembangan akan berbeda
Lebih terperinciProses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara
Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang
Lebih terperinciRehabilitasi pada perdarahan otak
Rehabilitasi pada perdarahan otak Hal-hal yang timbul akibat perdarahan otak menyebabkan gangguan fungsi dan menjadi masalah pokok pada rehabilitasi medik, adalah : lokomotor, ketrampilan tangan, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komunikasi dengan orang lain dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidupnya.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan aspek penting dalam kehidupan manusia. Sepanjang kehidupannya, manusia akan selalu mengadakan interaksi dan komunikasi dengan orang lain
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya (Q.S. At-Tin/95: 5). 1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna. Seperti yang disebutkan dalam firman-nya: Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya
Lebih terperinciCara Membaca Bahasa Tubuh
Cara Membaca Bahasa Tubuh Disunting oleh WikiHowID Editor, Rosy Guerra Memerhatikan sinyal yang dikirim orang dengan bahasa tubuhnya adalah keterampilan sosial yang sangat bermanfaat. Sebagian dari kita
Lebih terperinciApakah Autisme Itu? Author: Stanley Bratawira
Apakah Autisme Itu? A U T I S M E Gangguan Perkembangan Neurobiologis yg Kompleks, yang terjadinya atau gejalanya sudah muncul pada anak sebelum berusia Tiga tahun. Gangguan perkembangan yg terjadi mencakup
Lebih terperinciA. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL
A. KONSEP DASAR DIAGNOSTIK KESULITAN BELAJAR DAN PENGAJARAN REMEDIAL Proses belajar mengajar merupakan ciri yang sangat umum dalam dunia pendidikan. Dalam prakteknya tidak selalu berjalan sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kebutuhan mendasar seseorang untuk dapat berinteraksi dengan lingkungannya dengan komunikasi. Komunikasi juga merupakan bentuk penyampaian pesan dari seseorang kepada
Lebih terperinciAdriatik Ivanti, M.Psi, Psi
Adriatik Ivanti, M.Psi, Psi Autism aritnya hidup sendiri Karakteristik tingkah laku, adanya defisit pada area: 1. Interaksi sosial 2. Komunikasi 3. Tingkah laku berulang dan terbatas A. Adanya gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap anak memerlukan aktivitas melalui bermain sambil belajar, bagi seorang anak bermain sambil belajar adalah suatu kegiatan di mana anak dapat memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak adalah individu yang masih bergantung pada orang dewasa dan lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tetapi lebih mendalam yaitu pemberian pengetahuan, pertimbangan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan secara umum adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai makhluk sosial, komunikasi menjadi hal terpenting dalam kehidupan yang mana manusia tidak bisa terhindar dari proses komunikasi. Pentingnya proses komunikasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang indah di mata orang tua. Karena anak merupakan buah cinta yang senantiasa ditunggu oleh pasangan yang telah menikah.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anak-anak autis di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Data UNESCO pada tahun 2014 mencatat bahwa jumlah anak autis di dunia mencapai 35 juta jiwa
Lebih terperinciBAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu perkembangan anak supaya lebih progresif baik dalam perkembangan akademik maupun emosi sosialnya sehingga mereka dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Anak adalah anugerah yang diberikan oleh Tuhan kepada setiap orang tua untuk dirawat dan dididik sebaik-baiknya agar kelak menjadi anak yang berguna. Anak juga dikatakan
Lebih terperinciMy OT - Alert Program
1 My OT - Alert Program Oleh: Bapak Taufiq Hidayat Seiring berjalannya waktu sang anak akan tetap belajar hingga akan tiba satu saat pelajaran yang ia dapat dilakukan pada lingkungan tanpa perlu bergantung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesulitan belajar merupakan terjemahan dari learning disability. Learning adalah belajar, disability artinya ketidak mampuan sehingga terjemahannya menjadi ketidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek Anak merupakan harapan bagi setiap orang tua agar kelak menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa. Setiap orang tua berharap
Lebih terperinci