BAB I PENGANTAR. mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Indonesia juga
|
|
- Hadian Sudomo Tedja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENGANTAR A. Latar belakang Indonesia adalah negara hukum modern (welfare state) 1 yang hendak mewujudkan masyarakat adil dan sejahtera berdasarkan Pancasila. Indonesia juga merupakan negara kebangsaan yang religius (religious nation state), yakni negara yang tidak berdasarkan atas agama tertentu namun juga tidak sekuler. 2 Politik hukum dalam konsep negara kebangsaan yang religius adalah mewujudkan negara hukum modern yang religius (religious welfare state). 3 Pelaksanaan dari konsep negara hukum modern diwujudkan dalam berbagai macam tindakan pemerintah. Asas legalitas digunakan sebagai dasar bagi aparatur pemerintah untuk melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adanya keterbatasan dalam mengatasi permasalahan yang dinamis dalam masyarakat menjadikan aparatur pemerintah harus aktif mencari solusi mengatasi permasalahan tersebut. Pelaksanaan doktrin kebebasan bertindak (discretionary power) dengan menggunakan freies ermessen, memungkinkan aparatur pemerintah bertindak untuk mengutamakan tercapainya 1 Rumusan Pasal 1 ayat (3) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia (UUD NRI) tahun 1945 hasil amandemen ketiga. 2 Moh. Mahfud MD, 2012, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi, Cet. II, Rajawali Pres, Jakarta, hlm Hifdhil Alim, Akuntabilitas Pengelolaan Zakat, Seminar Nasional Zakat untuk Kesejahteraan Bangsa, Fakultas Hukum UGM, Yogyakarta, tanggal 14 Juni
2 2 tujuan daripada berpegang teguh kepada ketentuan hukum. 4 Namun tentunya kebebasan tersebut ada batasannya. Batasan tersebut ada dalam wilayah asas-asas hukum yang dikenal dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik (AAUPB). Penormaan AAUPB di Indonesia terdapat dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Asas-asas tersebut selain menjadi rambu bagi aparatur pemerintah, juga merupakan dasar gugatan bagi masyarakat terhadap suatu tindakan pemerintah yang melanggar hak-hak mereka. 5 Ridwan H.R. menyatakan AAUPB tersebut merupakan salah satu tolak ukur untuk menilai apakah tindakan pemerintah itu sejalan dengan konsepsi negara hukum atau tidak. 6 Salah satu aspek pembangunan yang berkembang setelah lahirnya orde reformasi adalah pengembangan dan pendayagunaan Pranata Islam dalam masyarakat. Beberapa bentuk Pranata Islam yang ada dalam masyarakat Indonesia diantaranya telah diformalisasikan menjadi peraturan perundang-undangan. Satu dari Pranta Islam yang telah diformalisasikan menjadi peraturan perundangundangan adalah pengelolaan zakat. Kebijakan pengelolaan zakat di Indonesia bersifat open legal policy yakni kebijakan pengaturan zakat disesuaikan dengan 4 M. Nata Saputra, 1988, Hukum Administrasi Negara, Rajawali, Jakarta, hlm S.F. Marbun, 2001, Menggali dan Menemukan Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik di Indonesia, tulisan pada Dimensi-Dimensi Pemikiran Hukum Administrasi Negara, UII Press, Yogyakarta, hlm Ridwan H.R, 2006, Hukum Administrasi Negara, PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta, hlm. 241.
3 3 kebutuhan masyarakat. 7 Berlakunya Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengeloaan Zakat, maka era baru pengelolaan zakat di Indonesia dimulai. Pasal 5 dan 6 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 memberi legitimasi kepada Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional. Peran sentral BAZNAS baik di tingkat pusat, wilayah, maupun daerah diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan efektifitas pengelolaan zakat di Indonesia. Pasal tersebut juga menegaskan kedudukan BAZNAS sebagai bagian dari aparatur pemerintah. Selaku bagian dari aparatur pemerintah, BAZNAS dalam melaksanakan tugasnya harus berpedoman hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk mengantisipasi kekosongan hukum dalam memecahkan permasalahan zakat di masyarakat yang dinamis, BAZNAS juga memiliki kewenangan untuk mengambil kebijakan yang didasarkan kepada AAUPB sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun AAUPB tersebut juga menjadi pedoman bagi aparatur BAZNAS dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan zakat adalah distribusi zakat. Distribusi zakat menjadi salah satu faktor penentu apakah zakat berhasil dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan baik oleh syariat Islam maupun peraturan perundang-undangan. Zakat wajib didistribusikan kepada Mustahik sesuai dengan 7 Hifdhil Alim, Loc.cit.
4 4 syariat Islam. 8 Pendistribusian zakat tersebut dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan, dan kewilayahan. 9 Niat baik pemerintah ini belum sepenuhnya terwujud, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pendistribusian zakat pada BAZNAS umumnya belum sejalan amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 dan Undang-Undang Nomor 28 tahun Data untuk menguatkan argumentasi di atas dapat dijabarkan dalam pelaksanaan tugas BAZNAS Kota Yogyakarta sebagai berikut. Hasil survey dari Badan Pusat Statistik menyatakan jumlah penduduk miskin Kota Yogyakarta pada tahun 2012 tercatat sebanyak jiwa atau 9,49 persen. Pada tahun 2013, jumlah itu menurun menjadi jiwa atau 8,82 persen 10. Kondisi tersebut seharusnya mendorong lembaga pengelola zakat di Kota Yogyakarta utamanya BAZNAS Kota Yogyakarta untuk memaksimalkan penyaluran zakat yang tidak lain ditujukan untuk kaum miskin. Berdasarkan data pada media informasi resmi milik BAZNAS Kota Yogyakarta pada laman akhir tahun 2012 terdapat saldo dana zakat yang relatif besar yakni sebesar Rp ,-. 11 Kenyataan demikian menjadi ironi, disaat saldo BAZNAS Kota Yogyakarta melimpah namun dalam waktu yang sama kondisi masyarakat miskin di Kota Yogyakarta relatif tinggi. 8 Lihat Pasal 25 Undang-Undang Nomor 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat. 9 Lihat Pasal 26, Ibid. 10 Yulianingsih, Empat Strategi Penanggulangan Kemiskinan Dikembangkan, tanggal akses 1 Juli Admin, Rekapitulasi Penerimaan dan Pengeluaran Zakat dan Infaq BAZNAS Kota Yogyakarta,. tanggal akses 30 Juni 2015.
5 5 Data lainnya berkaitan dengan transparansi proses distribusi zakat pada BAZNAS Kota Yogyakarta. Distribusi zakat berdasarkan Standar Operasional Prosedur dan Pelayanan Pentasyarufan (SOP3) Zakat dan Infaq BAZNAS Kota Yogyakarta semester II tahun dilakukan melalui Program Jogja Cerdas, Jogja Taqwa dan Jogja Sejahtera. Sasaran ketiga program sebagai saluran pendistribusian zakat adalah masyarakat miskin/ kurang sejahtera di wilayah Kota Yogyakarta. Kenyataan ini menimbulkan pertanyaan apakah dana zakat yang dikelola oleh BAZNAS Kota Yogyakarta hanya untuk golongan miskin saja ataukah ada pendistribusian kepada golongan Mustahik yang lainnya. Hasil penelitian Sularno 13 mengungkapkan kendala yang dihadapi pada bidang distribusi zakat pada Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kabupaten/ Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah belum terdatanya dengan baik para Mustahik. Akibatnya zakat yang diberikan belum dapat didayagunakan secara optimal, terutama pendayagunaan zakat secara produktif. Fakta lainnya dari penelitian Sularno 14, BAZDA di DIY masih mempunyai kendala sumber daya manusia yang merangkap jabatan sehingga tugas utama mereka di BAZDA hanya digunakan sebagai pekerjaan sampingan. Fakta ini tentunya bertolak belakang dengan semangat profesionalitas pengelolaan zakat sebagaimana amanat Undang- Undang Nomor 23 tahun Lampiran Peraturan Badan Amil Zakat Daerah (BAZDA) Kota Yogyakarta Nomor 1 tahun 2009 tentang Pedoman Pengumpulan, Pengelolaan, Pentasyarufan Zakat dan Infaq Badan Amil Zakat Daerah Kota Yogyakarta. 13 Sularno, Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Daerah Kabupaten/ Kota se-daerah Istimewa Yogyakarta, Jurnal Ekonomi Islam La Riba, Volume IV, Nomor 1, Juli, Ibid.
6 6 Keseluruhan data di atas timbul akibat dari kebijakan yang diambil oleh aparatur BAZNAS Kota Yogyakarta. Tentunya dalam mengambil kebijakan tersebut aparatur BAZNAS Kota Yogyakarta telah melakukan kajian dan mendasarkannya kepada hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk didalamnya AAUPB. B. Perumusan masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan tersebut, maka perumusan masalah yang menjadi fokus pembahasan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah penerapan AAUPB khususnya asas keterbukaan, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas, terbuka dan akuntabel pada kegiatan pendistribusian zakat oleh BAZNAS Kota Yogyakarta selama periode tahun 2012 sampai dengan 2013? 2. Faktor-faktor apa saja yang menunjang dan menghambat penerapan AAUPB khususnya ketiga asas tersebut di atas dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas, terbuka dan akuntabel pada kegiatan pendistribusian zakat oleh BAZNAS Kota Yogyakarta selama periode tahun 2012 sampai dengan 2013? C. Tujuan penelitian 1. Mengetahui dan mengkaji penerapan AAUPB khususnya asas keterbukaan, asas profesionalitas dan asas akuntabilitas dalam mewujudkan pelayanan yang
7 7 berkualitas, terbuka dan akuntabel pada kegiatan pendistribusian zakat oleh BAZNAS Kota Yogyakarta selama periode tahun 2012 sampai dengan Mengetahui dan mengkaji faktor-faktor yang menunjang dan menghambat penerapan AAUPB khususnya ketiga asas tersebut di atas dalam mewujudkan pelayanan yang berkualitas, terbuka dan akuntabel pada kegiatan pendistribusian zakat oleh BAZNAS Kota Yogyakarta selama periode tahun 2012 sampai dengan D. Manfaat penelitian Melihat kepada latar belakang permasalahan dan tujuan penelitian yang akan dicapai, setidaknya penelitian ini memperkaya kajian mengenai penerapan AAUPB dalam kegiatan pendistribusian zakat khususnya oleh BAZNAS Kota Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan keilmuan dibidang hukum khususnya hukum administrasi negara. Penelitian ini bermanfaat untuk melihat penerapan konsep religious welfare state yang dianut oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia. Konsep tersebut meneguhkan kedudukan negara untuk menjamin kebebasan beragama bagi pemeluknya dalam rangka mencapai kesejahteraan dimana salah satunya adalah melalui pranata keagamaan. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan bagi para pemangku kepentingan terkait dalam pengembangan kebijakan di bidang pengelolaan zakat di Indonesia.
8 8 E. Keaslian penelitian Sepanjang pengetahuan peneliti, masalah dalam penelitian ini belum diteliti oleh peneliti lain sebelumnya. Penelitian terdahulu yang telah dilaksanakan memiliki perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaan tersebut meliputi lingkup permasalahan, obyek, lokasi maupun waktu penelitian. Berdasarkan data tersebut maka penelitian ini adalah asli. A. Muin Fahmal 15 dalam penelitiannya mengulas permasalahan sebagai berikut: 1. Sejauh mana konsep good governance dan asas asas umum pemerintahan yang layak menjadi bagian dari aparat administrasi negara dalam melaksanakan wewenangnya? 2. Sejauh mana hukum dan perencanaan hukum administrasi dirancang melalui langkah-langkah strategi dengan elemen-elemen hukum? Penelitian A. Muin Fahmal 16 di atas memilki perbedaan dengan penelitian ini. Perbedaan tersebut meliputi: (1) Perbedaan obyek dan lokasi penelitian; dan (2) Perbedaan tujuan penelitian. Penelitian berikutnya dilaksanakan oleh Nurbadi Yunarko. 17 Permasalahan pada penelitian tersebut adalah: 15 A. Muin Fahmal, 2006, Peran Asas Asas Umum Pemerintahan yang Layak dalam Mewujudkan Pemerintahan yang Bersih, UII Press, Yogyakarta, hlm Ibid. 17 Nurbadi Yunarko, 2008, Analisis Ijin Pertambangan Daerah dalam Penerapan Asas Asas Umum Pemerintahan yang Layak (Studi Kasus pada Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan Kabupaten Kulon Progo), Skripsi Program Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, tidak diterbitkan.
9 9 1. Apakah Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Pertambangan Kabupaten Kulon Progo telah mengimplementasikan asas-asas umum pemerintahan yang layak khususnya asas keterbukaan, asas akuntabilitas dan asas kepastian hukum dalam mekanisme pemberian Ijin Pertambangan Daerah (IPD) seperti yang termuat dalam Undang-Undang Nomor 28 tahun 1999 dan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara nomor KEP/26/M.PAN/2/2004? 2. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kendala dalam implementasi asas-asas umum pemerintahan yang layak khususnya kepada ketiga asas tersebut diatas? 3. Upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi kendala dalam mengimplementasikan asas-asas umum pemerintahan yang layak khususnya kepada tiga aspek diatas? Penelitian Nurbadi Yunarko 18 di atas memilki perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Perbedaan tersebut terletak pada obyek dan lokasi penelitian. Penelitian lainnya dikemukakan oleh Anny Zuhraini 19 dengan pokok permasalahan sebagai berikut: 1. Sejauh mana penerapan prinsip transparancy, prinsip accountability, prinsip responsibility, prinsip independency, dan prinsip fairness Terhadap Kinerja 18 Ibid. 19 Anny Zuhraini, 2009, Pengaruh Prinsip Transparancy, Prinsip Accountability, Prinsip Responsibility, Prinsip Independency, dan Prinsip Fairness Terhadap Kinerja Ekonomi Lembaga Pengelolaan Zakat (Studi di BAZ dan LAZ) Provinsi DIY, Skripsi Program Sarjana pada Fakultas Syari ah Universitas Sunan Kalijaga, Yogyakarta, tidak diterbitkan.
10 10 Ekonomi Lembaga Pengelolaan Zakat khusunya di BAZ dan LAZ Provinsi DIY? 2. Bagaimana pengaruh prinsip transparancy, prinsip accountability, prinsip responsibility, prinsip independency, dan prinsip fairness Terhadap Kinerja Ekonomi di BAZ dan LAZ Provinsi DIY? Penelitian Anny Zuhraini di atas memiliki perbedaan dengan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis. Letak perbedaan tersebut adalah: (1) Perbedaan metodologi dan kajian penelitian; dan (2) Perbedaan kurun waktu pelaksanaan penelitian. Yulkarnain Harahab 20 dalam penelitiannya menemukan bahwa mekanisme pengumpulan zakat pada Badan Amil Zakat Kabupaten Sleman (BAZ Kab. Sleman) berasal dari pemotongan gaji PNS dan penerimaan zakat dari non PNS. Adapun pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat sebagian besar untuk kelompok fisabilillah berdasarkan proposal yang diajukan kepada BAZ. Mekanisme pertanggungjawaban kepada publik terkait pengelolaan dana zakat pada BAZ Kab. Sleman melalui laporan pengelolaan zakat kepada Muzzaki serta memberi laporan kepada DPRD Kab. Sleman setiap tahun. Faktor penghambat pelaksanaan fungsi BAZ Kab. Sleman adalah kurangnya komitmen serta keterbatasan waktu pengurus, kurang fasilitas dan kepemimpinan yang kurang partisipatif. Faktor pendukungnya adalah dukungan politik dari Pemerintah Kab. Sleman dan komitmen dari sebagian kecil pengurus. Perbedaan penelitiaan di atas 20 Yulkarnain Harahab, 2004, Pelaksanaan Undang-Undang nomor 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat oleh Badan Amil Zakat Kabupaten Sleman, Laporan Penelitian Dana Masyarakat UGM tahun 2004, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, tidak diterbitkan.
11 11 dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: (1) Perbedaan lokasi dan obyek penelitian; dan (2) Perbedaan kurun waktu dan peraturan perundangundangan yang menjadi acuan. Hasil penelitian lainnya dikemukakan oleh Ira Alia Maerani. 21 Dalam penelitiannya ditemukan aplikasi nilai-nilai Islam sudah terakomodir dalam Peraturan Daerah (Perda) Kota Semarang Nomor 7 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Zakat. Nilai-nilai yang terkandung dalam Perda tersebut meliputi: (1) Nilai Ketuhanan (Ketauhidan); (2) Kemanusiaan; (3) Persaudaraan; (4) Tanggung jawab; dan (5) Keadilan. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah: (1) Perbedaan lokasi dan obyek penelitian; (2) Perbedaan jenis dan metode penelitian; dan (3) Perbedaan kurun waktu pelaksanaan penelitian. Hasil penelitian keenam adalah karya Rahmawati Muin mengenai sistem distribusi. 22 Dalam karyanya Rahmawati mengemukakan distribusi mengandung arti pembagian atau penyaluran sesuatu kepada pihak lain. Teori distribusi diharapkan dapat mengatasi masalah distribusi pendapatan antara berbagai kelas dalam masyarakat. Prinsip distribusi dalam ekonomi Islam adalah pemecahan kebutuhan bagi semua makhluk, menimbulkan efek positif bagi pemberi itu sendiri, menciptakan kebaikan antara golongan kaya dan golongan miskin, serta mengurangi kesenjangan pendapatan. Dalam Islam, dikenal dua sistem distribusi 21 Ira Alia Maerani, 2011, Aplikasi Nilai-Nilai Islam dalam Peraturan Daerah (Perda) tentang Pengelolaan Zakat dan Problematikanya pada Era Otonomi Daerah di Kota Semarang, Tesis pada Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Islam Sultan Agung, Semarang, tidak diterbitkan. 22 Rahmawati Muin, Sistem Distribusi dalam Perspektif Ekonomi Islam, Jurnal ASSETS, Volume 3, Nomor 1, tahun 2013.
12 12 utama, yaitu distribusi secara komersial yang mengikuti mekanisme pasar dan distribusi yang bertumpu pada aspek keadilan sosial masyarakat, dalam hal ini melalui penyaluran zakat, infaq, sadaqah. Dengan adanya zakat selain membersihkan harta sipemiliknya juga ia berfungsi sebagai dana masyarakat yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan sosial juga mengurangi kemiskinan. Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah penelitian yang dilaksanakan oleh Rahmawati Muin bersifat teoritis, sedangkan penelitian penulis lebih bersifat empiris.
DAFTAR PUSTAKA. Departemen Agama Republik Indonesia, 2002, Al-Qur an Al-Karim dan Terjemahnya, Pena Pundi Aksara, Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA A. Buku-buku Departemen Agama Republik Indonesia, 2002, Al-Qur an Al-Karim dan Terjemahnya, Pena Pundi Aksara, Jakarta. Ali, Mohammad Daud, 1988, Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf, Penerbit
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lembaga zakat adalah lembaga yang berada ditengah-tengah publik sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi Pengelolaan Zakat (OPZ) dalam
Lebih terperinciPENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT I. UMUM Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Zakat merupakan salah satu rukun islam yang wajib ditunaikan oleh umat muslim atas harta kekayaan seorang individu yang ketentuannya berpedoman pada Al-Qur an
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adanya perbedaan harta, kekayaan dan status sosial dalam kehidupan adalah sunatullah. Bahkan dengan adanya perbedaan status sosial itu manusia membutuhkan antara satu
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 15 TAHUN 20085 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LEBAK, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Adanya perbedaan harta, kekayaan, dan status sosial dalam kehidupan adalah sunatullah. Bahkan dengan adanya perbedaan status sosial itu manusia membutuhkan antara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Belanja Daerah (APBD). Dampak dari sistem Orde Baru menyebabkan. pemerintah daerah tidak responsif dan kurang peka terhadap aspirasi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selama masa Orde Baru, harapan yang besar dari pemerintah daerah untuk dapat membangun daerah berdasarkan kemampuan dan kehendak sendiri ternyata semakin jauh dari kenyataan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Zakat, infaq, dan shodaqoh (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan (filantropi) dalam konteks masyarakat Muslim. Zakat merupakan kewajiban bagian dari setiap
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT
KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG,
PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 7 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SEMARANG, Menimbang: Mengingat: a. bahwa menunaikan zakat merupakan salah satu kewajiban
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN
BAB V SIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN PENELITIAN A. Simpulan Akuntabilitas di Badan Amil Zakat masih dalam kategori cukup baik. Penelitian ini menemukan bahwa: 1. Badan amil zakat, infaq sudah sesuai
Lebih terperinciBAB III TINJAUAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK. A. Sejarah Kelahiran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik
BAB III TINJAUAN ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK A. Sejarah Kelahiran Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik Sejak dianutnya konsepsi welfare state, yang menempatkan pemerintah sebagai pihak yang
Lebih terperinciDAFTAR PUSTAKA. Al Ba ly, Abdul Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan. Syari ah. Terjemahan. Jakarta: PT Raja Grafindo.
DAFTAR PUSTAKA Al Ba ly, Abdul. 2006. Ekonomi Zakat: Sebuah Kajian Moneter dan Keuangan Syari ah. Terjemahan. Jakarta: PT Raja Grafindo. Al-Zuhayly, Wahbah, 1995. Zakat Kajian Berbagai Mahzab, PT. Remaja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekal bahagia di akhirat kelak. Dalam konteks ini Islam memberikan tekanan. pentingnya dengan kehidupan di akhirat kelak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam merupakan agama yang multi-dimensional. Islam memberikan pandangan, keyakinan, dan jalan hidup bagi umat manusia agar mampu mengatasi segala masalah di
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal - usul, dan/atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
Lebih terperinciNo (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional
TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI No. 5508 KESEJAHTERAAN. Zakat. Pengelolaan. Pelaksanaan. (Penjelasan Atas Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 38) PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pulau yang dibatasi oleh lautan, sehingga di dalam menjalankan sistem pemerintahannya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari beribu pulau yang dibatasi oleh lautan, sehingga di dalam menjalankan sistem pemerintahannya
Lebih terperinciIMPLEMENTASI KONSEP GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA
IMPLEMENTASI KONSEP GOOD GOVERNANCE DI INDONESIA Oleh: Henry Arianto Dosen FH - UIEU henry_arianto_77@yahoo.com ABSTRAK Good governance dapat dikatakan bermula dari adanya rasa ketakutan sebagian masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Lahirnya Undang-Undang nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah telah merubah tatanan demokrasi bangsa Indonesia dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah sebuah negara yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945. Negara ini lahir dari perjuangan bangsa Indonesia yang bertekad mendirikan Negara kesatuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semangat para Penyelenggara Negara dan pemimpin pemerintahan. 1 Penyelenggara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyelenggaraan negara mempunyai peran penting dalam mewujudkan citacita perjuangan bangsa. Hal ini secara tegas dinyatakan dalam Penjelasan Undang- Undang Dasar Negara
Lebih terperinciPEMERINTAHAN DAERAH. Harsanto Nursadi
PEMERINTAHAN DAERAH Harsanto Nursadi Beberapa Ketentuan Umum Pemerintah pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan negara Republik Indonesia
Lebih terperinciBUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUKUMBA NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUKUMBA, Menimbang Mengingat : a.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggara negara memerlukan aspek akuntabilitas (pertanggungjawaban).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi kenegaraan yang dilakukan oleh pejabat penyelenggara negara memerlukan aspek akuntabilitas (pertanggungjawaban). Salah satu yang paling krusial
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepada daerah. Di samping sebagai strategi untuk menghadapi era globalisasi,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era reformasi ini, pemerintah dituntut untuk melakukan perubahan mendasar pada sistem pemerintahan yang ada. Salah satu perubahan mendasar yang dimaksud
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mencapai tujuan pembangunan nasional maka dalam penyelenggaraan negara, pemerintah membutuhkan sarana negara atau sarana tindak pemerintahan. Sarana negara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Anggaran pendapatan dan belanja daerah merupakan rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan umum dari penyelenggaraan pemerintahan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah. Dengan terbitnya Undang-undang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya berhubungan dengan nilai ketuhanan saja namun berkaitan juga dengan hubungan kemanusian yang bernilai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara merata bagi seluruh rakyat Indonesia yang sesuai dengan sila
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Negara Indonesia merupakan negara yang masih berkembang, yang terus melakukan pembangunan nasional di segala aspek kehidupan yang tujuannya untuk meningkatkan taraf
Lebih terperinciGubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG
1 Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT PROFESI, INFAK DAN SEDEKAH PEGAWAI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dibentuklah suatu lembaga yang dikenal dengan nama Lembaga Ombudsman
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semangat reformasi mengharapkan suatu penyelenggaraan negara dan pemerintahan yang bersih dari segala bentuk Korupsi, Kolusi dan Nepotisme di seluruh wilayah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuntutan pelaksanaan akuntabilitas sektor publik terhadap terwujudnya good governance di Indonesia semakin meningkat. Terdapat tiga aspek utama yang mendukung
Lebih terperinciBAB I. Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan. oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Beranjak dari Pasal 33 ayat (3) UUD Negara RI Tahun 1945 menyatakan bahwa, Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan
Lebih terperinciRENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG. Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N
RENCANA KERJA BAGIAN ADM. PEMERINTAHAN SETDAKAB. JOMBANG Tahun 2015 B A G I A N A D M I N I S T R A S I P E M E R I N T A H A N 2 0 1 5 Puji dan syukur kami panjatkan ke Khadirat Allah SWT, atas Rahmat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi informasi dipercaya sebagai kunci utama dalam sistem informasi manajemen. Teknologi informasi ialah seperangkat alat yang sangat penting untuk bekerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUD NRI Tahun 1945), Negara Indonesia secara tegas dinyatakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum, 1 yang menganut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara berdasarkan hukum, 1 yang menganut paham negara kesejahteraan. 2 Sebagai negara yang menganut paham negara kesejahteraan, maka konsekuensinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, yang diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang dalam tulisan ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam penyelenggaraan fungsi pemerintahan, sarana kepegawaian memiliki kedudukan dan peranan yang sangat penting. Arti penting dari sarana kepegawaian tersebut oleh
Lebih terperinciBAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah. Dalam upaya meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sistem penyelenggaraan pemerintahan khususnya penyelenggaraan pemerintahan daerah, instrumen pemerintahan memegang peran yang sangat penting dan vital guna melancarkan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia sedang berada di tengah masa transformasi dalam hubungan antara pemerintah pusat, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB IV ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 4.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Bandung Kulon sebagai Satuan
Lebih terperinciBUPATI MERANGIN, Menimbang : a.
BUPATI MERANGIN PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN MERANGIN NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG TATA KELOLA ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MERANGIN, Menimbang : a. Bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan mempunyai kedaulatan penuh atas kehidupan bangsa nya sendiri. Pembangunan nasional yang terdiri dari pembangunan ekonomi,
Lebih terperinciLampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH
1 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT, Menimbang
Lebih terperinciSEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N
PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon 41928 K I S A R A N 2 1 2 1 6 NOMOR 9 TAHUN 2008 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN
Lebih terperinciPROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT
SALINAN PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BELITUNG TIMUR, Menimbang : a.
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. perkembangan penduduk yang cepat sehingga dapat menimbulkan
BAB I P E N D A H U L U A N A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara berkembang yang mempunyai tingkat perkembangan penduduk yang cepat sehingga dapat menimbulkan kerentanan sosial di semua daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR, Menimbang Mengingat : a. bahwa zakat merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki penduduk besar yang sebagian besar penduduknya menganut agama Islam, dimana dalam ajaran Islam terdapat perintah yang harus
Lebih terperinciPENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro)
PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH (Suatu Studi pada Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro) Oleh MELANI DWIYANTI SELAMAT Abstraksi Berkembangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan ekonomi merupakan hal yang terpenting bagi setiap Negara, hal ini dikarenakan pembangunan ekonomi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyelenggarakan pemerintah daerah sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, pemerintah daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semua masalah diselesaikan dengan hukum sebagai pedoman tertinggi. Dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia secara tegas dalam konstitusinya menyatakan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum. 1 Salah satu prinsip negara hukum menurut A.V. Dicey adalah
Lebih terperinciBUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI LUMAJANG NOMOR 50 TAHUN 2016 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ, DAN SEDEKAH DI KABUPATEN LUMAJANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUMAJANG,
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PADANG
PADANG KOTA TERCINTA PEMERINTAH KOTA PADANG Menimbang PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 02 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, : a. bahwa kewajiban
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. permasalahannya berupa pola pikir pemerintah dalam struktur pemerintahan,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan sejarah Indonesia, khususnya pada era Orde Baru terdapat berbagai permasalahan dalam pelaksanaan sistem pemerintahan Indonesia. Bentuk permasalahannya berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi deklarasi yang disebut dengan Millenium Declaration Goals (MDG s) di New York. Deklarasi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara dunia ketiga atau negara berkembang, termasuk Indonesia. Data Badan Pusat Statistik (BPS)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh pemikiran Immanuel Kant. Menurut Stahl, unsur-unsur negara hukum
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Republik Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang termaktub dalam UUD NRI 1945, yang bertujuan menciptakan kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kedudukan negara Indonesia yang terdiri dari banyak pulau dan Daerah mengharuskan untuk diterapkannya kebijakan otonomi daerah. Meskipun dalam UUD 1945 disebutkan
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
Lebih terperinciRENCANA STRATEGIS (RENSTRA)
PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) TAHUN 2015-2019 RENCANA STRATEGIS KINERJA TAHUN 2015 2019 PENGADILAN NEGERI RANGKASBITUNG PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penerapan sistem pertanggung jawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional yang ada di Indonesia merupakan kegiatan yang berlangsung terus-menerus dan berkesinambungan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki masa pemulihan akibat krisis ekonomi yang berkepanjangan.seluruh pihak termasuk pemerintah sendiri mencoba mengatasi hal ini dengan melakukan
Lebih terperincib. menetapkan Perda yang telah mendapat persetujuan bersama DPRD;
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasca reformasi bergulir di Indonesia, salah satu aspek penting dalam penyelenggaraan otonomi daerah adalah semakin sentralnya peran kepala daerah dalam penyelengaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin meningkatnya tuntutan masyarakat atas penyelenggaraan pemerintahan yang bersih, adil, transparan, dan akuntabel harus disikapi dengan serius dan sistematis.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan, keistimewaan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasarkan amanat Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pemerintahan daerah, yang mengatur dan mengurus sendiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN 2.1 Tinjauan Umum Tentang Badan Layanan Umum Daerah 2.1.1. Definisi dan Dasar Pengaturan Badan Layanan Umum Daerah Sebelum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam Islam, harta merupakan hak penuh milik Allah SWT sedangkan manusia tidak lain hanya sebatas kepemilikan sementara dengan tujuan menjalankan amanah untuk mengelola
Lebih terperinciAbstrak tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (UU PWP -PPK)
HAK PENGELOLAAN PERAIRAN PESISIR DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 27 TAHUN 2007 TENTANG PENGELOLAAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL Indra Lorenly
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan yang sudah ditentukan. Saat ini good governance sangat ramai. yang dipimpin oleh seorang atasan terhadap pegawai-pegawainya.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Good Governance adalah suatu tata kelola pemerintahan yang baik yang harus diterapkan untuk mencapai sebuah kesuksesan dalam setiap organisasi, sehingga akan menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tujuan negara yang sudah tercantum dalam UUD 1945 alenia ke-4 yaitu untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemerintah daerah memiliki sistem penyelenggaraan yang merujuk pada otoritas administrasi dan pelayanan kepada publik disuatu daerah. UU Nomor 23 tahun 2014
Lebih terperinciBAB III VISI, MISI DAN NILAI
BAB III VISI, MISI DAN NILAI VISI PEMBANGUNAN KABUPATEN SIAK Dalam suatu institusi pemerintahan modern, perumusan visi dalam pelaksanaan pembangunan mempunyai arti yang sangat penting mengingat semakin
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa negara menjamin kemerdekaan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015
LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SEDEKAH DENGAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keuangan Daerah memegang peranan yang sangat penting dalam menyelenggarakan kegiatan pemerintahan dan pelayanan publik. Oleh karena itu, dalam pengelolaannya harus
Lebih terperinciPeraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia
Peraturan Daerah Syariat Islam dalam Politik Hukum Indonesia Penyelenggaraan otonomi daerah yang kurang dapat dipahami dalam hal pembagian kewenangan antara urusan Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara hukum.negara
Lebih terperinciisempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,
isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN, Menimbang : a. bahwa pembayaran zakat fitrah dan harta
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pemerintahan di Indonesia semakin pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Hal ini terjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemiskinan merupakan masalah yang hingga saat ini masih dihadapi oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk dicarikan solusinya karena sudah
Lebih terperinciLaporan Kinerja Instansi Pemerintah ( LKIP ) Tahun 2016 BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN Terselenggaranya kepemerintahan yang baik (good governance) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintah untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kepercayaan publik melalui peningkatan pelayanan publik.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dikeluarkannya paket perundang-undangan di bidang Keuangan Negara yang meliputi Undang-Undang No. 17/2003 tentang Keuangan Negara, Undangundang No. 1/2004
Lebih terperinciKebijakan Bidang Pendayagunaan Aparatur Negara a. Umum
emangat reformasi telah mendorong pendayagunaan aparatur Negara untuk melakukan pembaharuan dan peningkatan efektivitas dalam melaksanakan fungsi penyelenggaraan pemerintahan Negara dalam pembangunan,
Lebih terperinciKATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,
KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG WALIKOTA SERANG,
WALIKOTA SERANG PROVINSI BANTEN Menimbang : PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT WALIKOTA SERANG, a. bahwa menunaikan zakat merupakan kewajiban umat Islam yang mampu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan biaya pelayanan tidak jelas bagi para pengguna pelayanan. Hal ini terjadi
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Praktek penyelenggaraan pelayanan publik di Indonesia dewasa ini masih penuh dengan ketidakpastian biaya, waktu dan cara pelayanan. Waktu dan biaya pelayanan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, semakin membuka kesempatan yang cukup luas bagi daerah untuk mewujudkan otonomi daerah yang nyata dan bertanggung jawab,
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK
LEMBARAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR 23 SERI E.23 ================================================================= PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berdasarkan ketentuan Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (selanjutnya disebut UUDNRI Tahun 1945), Negara Indonesia ialah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004
PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 4 TAHUN 2004 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KOTA PRABUMULIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PRABUMULIH, Menimbang : a. bahwa mengeluarkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan zaman telah membawa konsepsi negara hukum, berkembang pesat menjadi negara hukum modern. Hal ini mengakibatkan tugas, wewenang, dan tanggung jawab pemerintah
Lebih terperinciDISUSUN OLEH: FARIDA RIANINGRUM Rombel 05
MAKALAH ASAS-ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG BAIK Menganalisis pelanggaran AAUPB terhadap Surat Keputusan Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 2238 Tahun 2014 tentang Pemberian Izin Pelaksanaan Reklamasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. optimalisasi peran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (selanjutnya disebut
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reformasi bidang pemerintahan daerah salah satunya adalah tuntutan demokratisasi penyelenggaraan pemerintahan di daerah itu sendiri, terutama optimalisasi peran
Lebih terperinci