TINJAUAN PUSTAKA. Identifikasi Buah Manggis

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Identifikasi Buah Manggis"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Identifikasi Buah Manggis Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia. Dari Asia Tenggara, tanaman ini menyebar ke daerah tropis lainnya seperti Srilanka, Malagasi, Karibia, Hawaii, dan Australia Utara dan ke daerah Amerika Tengah. Di Indonesia manggis disebut dengan berbagai nama lokal seperti manggu (Jawa Barat), manggus (Lampung), manggusto (Sulawesi Utara), manggista (Sumatera Barat). Di Indonesia, umumnya pohon manggis belum dibudidayakan secara perkebunan tetapi tumbuh di sekitar pemukiman penduduk atau tumbuh di hutan secara liar (Gambar 1). Gambar 1 Pohon manggis yang tumbuh di sekitar pemukiman penduduk.

2 9 Berdasarkan ilmu taksonomi, tanaman atau pohon manggis diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Sub divisi : Angiospermae Kelas Ordo : Dicotyledonae : Guttiferanales Keluarga : Guttifernae Genus : Garcinia Spesies : Garcinia mangostana L. balai penelitian pohon buah-buahan solok sumatera barat merekomendasikan tanaman manggis dibagi dalam 3 (tiga) klon, yaitu kelompok kecil, sedang, dan besar (tabel 4). di dunia publikasi, klon tanaman manggis tidak ada yang dikenal secara pasti karena biji dari buah tanaman manggis termasuk dalam golongan jenis biji apomiksis, dimana golongan tanaman jenis ini pembiakannya hanya dengan biji buah sehingga generasi tanaman berikutnya tetap tidak berubah seperti tanaman asalnya. Tabel 4 Tiga klon tanaman manggis Kriteria Kelompok Kecil Sedang Besar panjang daun < 17 cm cm > 20 cm lebar daun < 8.5 cm cm > 10 cm ketebalan kulit buah < 6.0 mm mm > 9.0 mm diameter buah < 5.5 cm cm > 6.5 cm berat buah < 70 g g > 140 g jumlah buah per tandan < 2 butir 1 2 butir > 2 butir Pertumbuhan tanaman manggis mempunyai masa muda yang panjang. Tanaman manggis mulai berproduksi buah dengan baik apabila telah berusia lebih dari 8 tahun. Masa muda tanaman manggis yang panjang ini membuat para investor kurang berminat menanamkan investasi modalnya membuka perkebunan manggis. Untuk pertama kalinya, jumlah hasil panen buah tanaman manggis

3 10 adalah rendah tetapi pada panen berikut dan seterusnya akan meningkat mengikuti bertambahnya umur tanaman. Tanaman manggis biasanya berbuah setahun sekali, namun dapat berbuah di luar musim dengan jumlah produksi buah yang jauh lebih rendah dari ketika musim biasanya. Di Indonesia, musim buah manggis dimulai pada bulan November sampai pada bulan April tahun berikutnya. Produksi rata-rata pada panen pertama hanya sejumlah 5-10 buah/pohon, pada panen kedua rata-rata sejumlah 30 buah/pohon, dan selanjutnya rata-rata dapat mencapai sejumlah buah/pohon sesuai dengan bertambahnya umur pohon. Puncak produksi pohon manggis yang dipelihara secara intensif dapat menghasilkan hingga sejumlah buah/pohon dengan rata-rata sejumlah buah/pohon. Produksi per ha (100 pohon) dapat mencapai sekitar buah atau 20 ton buah. Panen raya terjadi seiring dengan datangnya musim kemarau panjang. Buah manggis terletak pada ranting pohon dan dapat berkembang sekalipun tersembunyi dari cahaya matahari (Gambar 2). Buah yang besar dan berkulit mulus sering didapat pada ranting-ranting bagian dalam tajuk pohon, sebaliknya buah cenderung lebih kecil dan kulit berwarna kusam yang berada pada ujung ranting-ranting yang terbuka karena tidak terlindung dari gangguan alam dan hama penyakit. Secara normal, satu ranting hanya mengeluarkan 1 buah manggis namun pada secara berkala dapat ditemukan ranting yang mengeluarkan 3 hingga 7 buah manggis sekaligus. Sentra produksi buah manggis di Indonesia adalah Kalimantan Timur, Kalimantan Tengah, Jawa Barat (Jasinga, Ciamis, Wanayasa, Tasikmalaya), Sumatera Barat, Sumatera Utara, Riau, Jawa Timur, Sulawesi Utara, Bali, NTB, NTT, Maluku, dan Papua.

4 11 Gambar 2 Buah manggis timbul pada ujung atau bagian dalam ranting pohon. Anatomi, Morfologi, dan Sifat Fisik Buah Manggis Buah manggis berbentuk bulat, berdiameter lebih kurang 8 cm, dan memilik berat rata-rata antara g per buah (Gambar 3). Tebal kulit buahnya antara 6-10 mm dan jika matang penuh berwarna merah ungu. Setiap buah manggis memiliki rata-rata 4 helai daun kelopak buah yang melekat diantara kulit buah dan tangkai buah. Karena bentuk daun kelopak buah yang menyerupai mahkota inilah sehingga buah manggis dijuluki Queen of Fruit dan keutuhannya dijadikan salah satu standar mutu luar buah oleh masyarakat eropa. Baik serangga maupun kotorannya sering bermukim di bawah daun kelopak buah ini sehingga menjadi persoalan yang agak sulit untuk dibersihkan, yang juga dijadikan salah satu syarat standar mutu luar yang harus dipenuhi. Daging buah yang telah masak memiliki tekstur yang lembut, berwarna putih bersih, dan rasa manis berpadu asam sedikit sepat jika dimakan dalam keadaan segar. Setiap buah manggis memiliki daging buah antara 4 hingga 7 pasi dan jumlahnya dapat diduga dari bagian dasar buah yang berbentuk menyerupai daun kipas angin. Ukuran setiap pasi dalam buah yang sama tidak sama besar, dimana satu atau dua pasi lebih besar dari pasi

5 12 lainnya. Setiap pasi mengandung biji berbentuk pipih berwarna coklat kehitaman, sementara pasi yang berukuran kecil biasanya tidak mengandung biji. Rasa daging buah manggis yang manis berpadu asam dan sedikit sepat dan memilik aroma yang khas, menurut Nagy, S. and P.E. Shaw (1980) memiliki nilai gizi seperti diuraikan pada Tabel 5. Gambar 3 Bentuk bunga, buah muda di pohon, buah siap dipanen, dan buah manggis siap dikonsumsi. Tabel 5 Komposisi kandungan nilai gizi buah manggis (per 100 g) Jenis Gizi Nilai Gizi Jenis Gizi Nilai Gizi Air 79.7 g fosfor 11.0 mg kalori 76.0 kal Zat besi 0.3 mg karbohidrat 18.6 g serat kasar 1.3 g vitamin A 0.0 IU lemak 0.8 g thiamine 0.06 mg protein 0.7 g vitamin B riboflamin 0.01 mg Abu 0.2 g niacin 0.04 mg kalsium 18.0 mg vitamin C 2.0 mg Persyaratan minimum mutu buah manggis berdasarkan SNI ( ), buah manggis digolongkan menjadi 3 (tiga) kelas, yaitu Mutu Super, Mutu I, dan Mutu II (Tabel 6).

6 13 Tabel 6 Persyaratan minimum SNI tentang pengkelasan mutu buah manggis Jenis Uji Persyaratan Mutu Super Mutu I Mutu II 1 Keseragaman seragam seragam seragam 2 Diameter buah > 65 mm mm < 55 mm 3 Tingkat kesegaran segar segar segar 4 Warna kulit hijau kemerahan merah muda mengkilap hijau kemerahan merah muda mengkilap hijau kemerahan 5 Buah cacat / busuk 0 % 0 % 0 % 6 Tangkai / kelopak utuh utuh Utuh 7 Kadar kotoran 0 % 0 % 0 % 8 Serangga hidup/mati tidak ada tidak ada tidak ada 9 Warna daging buah putih bersih khas manggis putih bersih khas manggis putih bersih khas manggis Tingkat Ketuaan dan Kematangan Buah Manggis Di dalam perkembangannya, buah mengalami tiga fase perubahan, yaitu pertumbuhan, penuaan, dan pematangan. Oleh karenanya di dalam buah dikenal istilah tua (mature) dan matang (ripe). Istilah tua pada buah didefinisikan sebagai fase pertumbuhan yang secara alami telah sempurna perkembangannya dan segera akan memasuki fase pematangan (Kader, 1992). Pada proses kematangannya, buah mengalami beberapa perubahan keadaan, diantaranya adalah perubahan sifat fisik (struktur, warna, tekstur) dan perubahan sifat kimia (rasa dan aroma). Adanya perubahan keadaan buah ini dapat dijadikan suatu petunjuk terjadinya kematangan. Perubahan Sifat Fisik Buah Manggis Perubahan struktur dengan kisaran yang luas seperti perubahan dalam tebal dinding sel, permeabilitas plasma, dan banyaknya ruang antar sel akan menyebabkan menjadi lunaknya jaringan daging buah. Menjadi lunaknya jaringan daging buah dianggap sebagai petunjuk utama terjadinya pemasakan buah (Pantastico et al., 1986).

7 14 Hurng (2000) mengatakan bahwa perubahan indeks tekstur buah dan sayuran berhubungan dengan perubahan nilai Young modulusnya. Selanjutnya Hurng menginformasikan hasil penelitiannya bahwa semakin tua buah mangga memiliki nilai Young modulus yang semakin rendah dan mempunyai hubungan korelasi yang nyata (R 2 = ). Dengan demikian, kematangan buah dapat ditunjukkan dengan adanya perubahan struktur jaringan buah yang dicerminkan oleh kekerasan (firmness) atau nilai Young modulus buah yang semakin rendah. Perubahan warna, tekstur, aroma, dan rasa menunjukkan terjadinya perubahan-perubahan buah dalam susunannya. Perubahan buah secara maksimal baru akan terjadi setelah terselesaikannya perubahan kimia. Umumnya perubahan warna kulit buah terjadi dari warna hijau ke arah warna kuning meski tidak semua buah mengalami demikian. Perubahan aroma setiap buah mempunyai intensitas yang berbeda, ada yang menyengat namun ada pula yang tidak mengeluarkan aroma. Sehingga secara umum tingkat kematangan buah biasanya ditandai dengan perubahan warna kulit buah dan keluarnya aroma buah. Dalam proses kematangannya, buah manggis memerlukan waktu lebih kurang minggu. Tanda kematangannya adalah apabila terjadi perubahan pada warna kulit buah. Kulit buah yang belum matang berwarna hijau kekuningan dan akan berubah menjadi hijau dengan bintik-bintik ungu atau kemerahan ketika memasuki masa matang penuh. Keseluruhan kulit buah akan berubah warna dari coklat kemerahan dan seterusnya kehitaman jika buah cukup matang. Terdapat berbagai tingkat kematangan dalam satu pohon pada masa yang sama dan untuk memudahkan waktu panen maka digunakan indeks warna sebagai petunjuk. Perubahan warna dari satu indeks warna ke satu indeks warna seterusnya setelah buah manggis dipanen memerlukan waktu satu hari pada suhu O C. Pemilihan buah manggis untuk dipanen tergantung dengan tujuan pemasarannya. Untuk tujuan ekspor buah manggis dipanen ketika berumur 104~108 hari sejak bunga mekar, sedangkan untuk pasaran lokal buah manggis dipetik ketika berumur 114 sejak bunga mekar. Adapun kriterianya adalah sebagai berikut : 1. Kulit buah berwarna ungu kemerah-merahan atau merah muda,

8 15 2. Kulit buah masih hijau dengan ungu merah mencapai 10~25 %, warna ungu merahnya mencapai 50 % masih bias ditolerir. Tingkat kematangan buah manggia sangat berpengaruh terhadap mutu dan daya simpannya. Suprapta (1999) merinci Indeks kematangan buah manggis berdasarkan indeks warna (Tabel 7). Tabel 7 Indeks kematangan buah manggis berdasarkan indeks warna kulit buah Indeks Warna Deskripsi warna kulit buah kehijauan dengan sedikit kesan merah, kulit buah masih bergetah jika dipotong warna kulit buah merah kekuningan dengan bercak merah, getah pada kulit buah agak kurang, daging buah masih sulit dipisahkan dari kulit buah keselurahan permukaan kulit buah berwarna kemerahan dan bercak merah masih jelas, kulit buah sedikit bergetah, daging buah sudah dapat dipisahkan dari kulit buah (pemetikan untuk ekspor) keseluruhan permukaan kulit buah berwarna coklat kemerahan, kulit buah masih bergetah jika dikonsumsi (untuk ekspor masih diizinkan hingga indeks ini) keseluruhan permukaan kulit buah berwarna ungu kemerahan, getah pada kulit buah sudah tidak ada, daging buah mudah dilepas dari kulit buah, 5 keseluruhan permukaan kulit buah berwarna ungu gelap atau kehitaman Dengan melihat deskripsi uraian Tabel 7 di atas maka bentuk fisik buah manggis yang dimaksud seperti digambarkan pada Gambar 4.

9 16 indeks 0 indeks 1 indeks 2 indeks 3 indeks 4 indeks 5 Gambar 4 bentuk fisik buah manggis menurut indeks kematangan berdasarkan indeks warna kulit buah. Perubahan Sifat Kimia Buah Manggis Pada proses pematangannya buah juga mengalami perubahan kandungan kimia dan aktivitas enzimatik berupa ester, alkohol, dan asam lemak rantai pendek. Perubahan ini terbentuk akibat terjadinya proses fermentasi pada buah. Sehingga adanya kandungan ester dan alkohol yang tercermin pada aroma yang ditimbulkan oleh buah masak dapat dijadikan suatu petunjuk kematangan buah. Zat-zat pektin dan selulosa merupakan karbohidrat cadangan yang labil, yang juga berfungsi sebagai sumber potensial bagi asam, gula, dan zat-zat respiratorik lainnya selama pematangan (Pantastico et al., 1986). Pada tahap awal pertumbuhan buah, kadar gula total termasuk gula pereduksi dan non-pereduksi sangat rendah. Ketika tingkat kematangan buah meningkat, kandungan gula total buah akan meningkat secara cepat dengan terbentuknya glukosa dan fruktosa. Kenaikan gula yang dapat dicerminkan dengan terjadinya peningkatan rasa manis

10 17 buah secara mendadak ini dapat digunakan sebagai petunjuk kimia telah terjadinya kematangan buah. Sedangkan Mahendra (2002) menyatakan untuk buah manggis terdapat 6 tingkat indeks panen seperti disajikan pada Tabel 8. Tabel 8 Warna, kekerasan kulit buah, dan total padatan terlarut buah manggis pada berbagai indeks panen Indeks Panen Warna Kulit Buah Kekerasan Kulit Buah (kg) Total Padatan Terlarut ( O Brix) Kondisi Daging Buah pada Kulit atau Cangkangnya 0 kuning hijau tidak terpisah keputih-putihan 1 hijau kekuningan tidak terpisah 2 hijau tua kemerahan sulit dipisahkan 3 merah kehijauan dapat dipisahkan 4 merah keunguan mudah dipisahkan 5 ungu kehitaman mudah dipisahkan Fisiologi Pasca Panen Buah Manggis Buah manggis seperti buah dan bahan pertanian lain masih melangsungkan aktivitas hidup setelah dipanen. Aktivitas hidup ini berlangsung menggunakan persediaan bahan bakar yang ada, yaitu substrat yang terakumulasi selama pertumbuhan dan pemasakan buah. Proses metabolisme ini terus berlangsung dan selalu mengakibatkan perubahan-perubahan yang pada akhirnya menyebabkan kerusakan. Wills et al. (1991) menyatakan bahwa semua bahan hidup terus menerus memerlukan energi yang digunakan untuk mempertahankan organisasi seluler, transportasi metabolit ke seluruh jaringan, dan mempertahankan permeabilitas membran. Sebagian besar energi yang diperlukan buah segar disuplai dari hasil respirasi aerob. Substrat yang digunakan pada respirasi ini adalah glukosa (heksosa) dengan reaksi kimia sebagai berikut :

11 18 C 6 H 12 O 6 + 6O 2 6CO 2 + 6H 2 O + energi ( 1 ) Apandi (1984) dan Syarif dan Irawati (1989) menyatakan bahwa respirasi adalah suatu proses metabolisme dengan cara menggunakan oksigen dalam pembakaran senyawa yang lebih komplek, seperti pati, gula, protein, lemak, dan asam organik sehingga menghasilkan molekul yang lebih sederhana seperti karbon dioksida dan air serta energi dan molekul lain yang dapat digunakan oleh sel untuk reaksi sintesa. Hal yang serupa dinyatakan oleh Muchtadi (1992) bahwa terdapat 3 fase dalam proses respirasi, yaitu : 1). perombakan polisakarida menjadi gula-gula sederhana, 2). oksidasi gula-gula sederhana tersebut menjadi asam piruvat, dan 3). transformasi aerobik asam piruvat dan asam-asam organik lainnya menjadi karbondioksida, air, dan energi. Kecepatan respirasi dapat dijadikan sebagai suatu indikasi yang baik untuk menentukan masa simpan buah. Proses respirasi dengan kecepatan tinggi biasanya dihubungkan dengan masa simpan yang pendek sehingga dapat menunjukkan kecepatan penurunan mutu buah dan nilai jual buah. Berdasarkan pola respirasinya, secara umum buah dikelompokkan menjadi dua golongan, yaitu buah golongan klimakterik dan non klimakterik (Rhodes, 1970). Buah golongan klimakterik adalah buah yang memiliki pola laju respirasi yang diawali dengan peningkatan secara lambat, kemudian meningkat hingga mencapai puncak dan menurun lagi, sedangkan buah golongan non klimakterik adalah buah yang memiliki pola laju respirasi yang hampir mendatar (Sjaifullah, 1996). Beberapa peneliti melaporkan bahwa klimakterik adalah suatu fase kritis dalam kehidupan buah dan selama terjadinya proses ini banyak sekali perubahan yang berlangsung (Winarno dan Wirakartakusumah, 1979). Pendapat lain menyatakan bahwa klimakterik adalah suatu keadaan auto stimulation dari dalam buah tersebut sehingga buah menjadi matang yang disertai dengan adanya peningkatan respirasi. Bentuk pertumbuhan dan pola laju respirasi buah klimakterik dan non klimakterik digambarkan pada Gambar 5.

12 19 Gambar 5 Perkembangan pertumbuhan dan pola laju respirasi buah (Kays,1991). Buah manggis termasuk dalam golongan buah klimakterik seperti juga alpukat, apel, durian, mangga, melon, pisang, semangka, dan sirsak, sedangkan buah yang termasuk dalam golongan buah non klimakterik antara lain adalah anggur, belimbing, duku, jambu air, jeruk, kelengkeng, nenas, rambutan, dan salak. Sjaifullah (1996) menyatakan bahwa buah golongan klimakterik dipanen pada saat mencapai pertumbuhan maksimum (mature) tetapi belum matang (unripe) sehingga proses pematangannya akan tetap berlanjut setelah dipetik dari pohon. Buah golongan klimakterik dapat dipercepat pematangannya melalui pemeraman. Apabila pemeraman dilakukan pada buah yang dipetik telah tua (mature) maka akan menghasilkan buah matang yang baik, sebaliknya pada buah yang dipetik belum cukup tua (immature) maka akan menghasilkan buah matang yang kurang baik, sedangkan apabila pemeraman dilakukan pada buah yang dipetik sebelum memasuki masa penuaan maka buah yang akan dihasilkan tidak akan mengalami kematangan yang sesungguhnya.

13 20 Kerusakan Bagian Dalam Buah Manggis Getah kuning (gamboges) merupakan penyakit utama buah manggis. Buah yang terkena penyakit ini arilnya mengandung getah berwarna kuning sehingga rasa daging buahnya menjadi pahit. Serangan penyakit ini kadang tidak diketahui sebelum buah manggis dibuka sehingga sulit untuk dibedakan antara buah manggis yang terkena getah kuning dengan buah manggis yang sehat. Penyebab penyakit ini belum diketahui secara pasti. Sebagian pakar menduga bahwa getah kuning merupakan suatu penyakit fisiologis yang terjadi akibat pecahnya sel-sel kulit buah bagian dalam akibat terjadinya perubahan potensial air. Getah berwarna kuning akan keluar dan melekat pada permukaan daging buah. Sebagian pakar lain berpendapat bahwa getah kuning timbul akibat terjadinya luka pada kulit bagian dalam yang disebabkan oleh benturan pada buah manggis ketika berada di pohon atau dipanen. Seorang pakar Thailand berpendapat bahwa keluarnya getah kuning disebabkan oleh memarnya buah dan serangan tungau dan bakteri pada tangkai buah. Namun Hadisutrisno (1996) menduga bahwa penyakit getah kuning disebabkan oleh serangan cendawan Fusarium sp. yang masuk melalui luka pada jaringan buah manggis. Memarnya buah dan serangan tungau hanyalah merupakan jalan masuk penyebab penyakit dan predesposisi, sedangkan bakteri berwarna kuning di sekitar daging buah manggis merupakan bakteri sekunder yang umum dijumpai pada buah manggis yang mendapat serangan lanjut. Selanjutnya Hadisutrisno menyatakan bahwa cendawan Fusarium sp akan menginfeksi buah manggis muda dengan bantuan kutu buah dan setelah masuk ke dalam buah cendawan ini mengalami masa inkubasi yang cukup lama, dan baru menunjukkan gejala setelah buah manggis matang. Selain penyakit getah kuning, kerusakan buah manggis lainnya adalah membusuknya daging buah. Kadang-kadang buah manggis diserang oleh sejenis kumbang Curculio sp., famili Curculionidae. Kumbang dewasa bertelur pada kulit buah ketika buah manggis mengalami pembesaran dan kemudian larva membesar di dalam buah manggis hingga dapat mencapai 8 ekor menempati pasi daging buah. Larva akan serentak menjadi dewasa ketika buah manggis masak

14 21 dan memakan daging buah hingga biji buah. Sebelum menjadi kepompong, larva akan membuat lubang pada bagian yang berhubungan dengan tangkai atau tampuk buah manggis. Kerusakan lain pada bagian dalam buah manggis adalah mengerasnya daging buah sehingga warnanya tidak putih bersih namun berwarna bening (tranluscent). Kerusakan ini adalah juga diakibatkan oleh getah kuning. Ketiga bentuk kerusakan bagian dalam buah manggis yang telah diuraikan di atas dapat dilihat pada Gambar 6. getah kuning (gamboges) pada permukaan kulit bagian luar buah getah kuning (gamboges) pada permukaan daging buah atau permukaan kulit buah bagian dalam daging buah berwarna bening dan mengkeras (transluscent) kebusukan pada daging buah (decay) Gambar 6 Kerusakan yang terjadi pada buah manggis. Evaluasi Mutu Buah Secara Non Destruktif NDT (non-destructive testing) atau NDE (non-destructive evaluation) atau juga NDI (non-destructive inspection) merupakan suatu metode pemeriksaan bersifat teknik yang secara khusus dapat memberikan informasi mengenai kondisi

15 22 bahan dan komponen yang diperiksa tanpa melakukan pengrusakan terhadap bahan dan komponen tersebut. NDT memeriksa suatu produk secara aktual dan langsung dan dapat mengungkap keberadaan kerusakan sebagai informasi hasil evaluasi untuk menuju kriteria penerimaan atau penolakan. NDT merupakan satu bagian alat utama sebagai pengontrol mutu dan dimasukkan dalam program mutu pada berbagai industri, seperti, industri pesawat, mobil, konstruksi, dan lain sebagainya. Di bidang pertanian, pengaplikasian NDT untuk menguji mutu buah secara cepat, tepat dan handal juga telah mulai giat dikaji dan menunjukkan hasil yang memberi harapan sehingga penanganan buah segar khususnya dalam pemeriksaan mutu bagian dalam dapat diatasi dengan tanpa merusak buah tersebut. Berikut adalah beberapa teknik NDT yang telah diaplikasikan untuk maksud tersebut : Image Processing (Citra Digital) Teknik image processing (citra digital) adalah suatu teknologi yang dikembangkan untuk mendapatkan informasi dengan cara memodifikasi bagian dari image yang diperlukan sehingga menghasilkan image dalam bentuk lain yang lebih informatif (Jain et al., 1995). NDT dengan citra digital telah berhasil digunakan untuk menentukan beragam sifat fisik seperti warna, bentuk, ukuran, dan cacat pada berbagai buah sub tropika (Chen, 1993) dan tropika (Budiastra et al., 1995). Namun sayangnya teknik ini hanya mampu menguji mutu luar buah saja, sedangkan sifat atau mutu bagian dalam buah tidak dapat dideteksi. Gelombang Infra Merah Dekat (NIR, atau near infra red) Gelombang NIR (near infra red) merupakan spektrum gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang gelombang pada daerah 7x10 2-3x10 3 nm (1 nm = 10-9 m), sedangkan panjang gelombang infra merah pada daerah 3x10 3 nm - 3x10 5 nm. Teknik ini memanfaatkan sifat refleksi dan absorpsi dari bahan yang diperiksa. Di bidang pertanian biasanya teknologi ini dimanfaatkan

16 23 untuk pemeriksaan mutu hasil proses pemanasan dan pengeringan produk makanan dan produk pertanian. Dalam pemeriksaan mutu teknik NDT dengan gelombang NIR terbukti mampu menentukan sifat atau mutu bagian dalam buah seperti kandungan gula buah peach (Kawano et al., 1989), apel (Ikeda et al., 1992) dan gula dan asam buah mangga gedong (Purwadaria et al., 1997). Daya tembus gelombang NIR sayangnya hanya memiliki kemampuan yang terbatas pada kedalaman 5 mm di bawah permukaan kulit buah. Gelombang Sinar X dan Sinar Gamma Seperti gelombang NIR, gelombang sinar X dan gamma juga merupakan spektrum gelombang elektromagnetik namun mempunyai panjang gelombang masing-masing pada daerah nm dan x10-1 nm. Teknik NDT dengan sinar X atau gamma ini menganalisa image hasil proses film berupa keadaan bagian dalam bahan yang ditangkap ketika gelombang sinar X atau gamma dilewatkan ke dalam bahan. Image tersebut berupa suatu susunan warna abu-abu yang merupakan warna antara hitam dan putih. Teknik NDT dengan gelombang sinar X atau gamma telah teruji dapat diterapkan untuk memeriksa komponen dalam buah semangka (Kawano, 1993). Tetapi karena investasi alat yang mahal dan kekawatiran adanya efek samping terhadap buah yang diperiksa, penerapan di masyarakat secara luas belum dilakukan. Hal yang sama juga pada penerapan spektrum gelombang elektromagnetik NMR (Nuclear Magnetic Resonance) untuk mengevaluasi bagian dalam buah (Chen, 1993). Panjang gelombang NMR adalah pada daerah 9x10 9-2x10 11 nm. Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik bukan merupakan spektrum gelombang elektromagnetik tetapi merupakan gelombang akustik (suara) yang mempunyai frekuensi sangat tinggi untuk dideteksi oleh telinga manusia rata-rata. Teknologi

17 24 gelombang ultrasonik menjadi alternatif pilihan untuk menentukan mutu bagian dalam buah karena daya tembusnya yang melebihi NIR, dan biaya investasinya yang lebih murah dibanding teknik dengan gelombang sinar X, sinar gamma, ataupun NMR, serta tanpa adanya efek yang berbahaya dari buah yang dievaluasi jika dikonsumsi. Aplikasi Gelombang Ultrasonik untuk Penentuan Mutu Buah Pengamatan terhadap karakteristik gelombang ultrasonik yang dirambatkan melalui medium merupakan dasar dari pengaplikasian gelombang ultrasonik. Penentuan parameter gelombang ultrasonik seperti kecepatan rambat, koefisien atenuasi, dan power spectral density dalam material enjiniring dan banyak jaringan biologi telah didokumentasikan dengan baik dalam literatur (Well, 1969; Krautkramer dan Krautkramer, 1990). Besarnya ketiga parameter gelombang ultrasonik tersebut dipengaruhi oleh bentuk geometri dan sifat fisik bahan medium yang dirambatkan. Karena pengaplikasian gelombang ultrasonik untuk pemeriksaan yang bersifat non destruktif atau tidak mengganggu sifat bahan medium, biasanya gelombang ultrasonik yang digunakan memiliki intensitas yang rendah (Cheng et al., 1994 dan Trisnobudi, 1998). Berikut akan diuraikan kesimpulan dari beberapa hasil penelitian dalam memeriksa mutu buah dengan menganalisis ketiga parameter karakteristik gelombang ultrasonik tersebut ketika dirambatkan. Perbedaan Kecepatan Rambat Gelombang Ultrasonik Ada perbedaan kecepatan rambat gelombang suara pada tingkat kematangan buah alpukat, apel, dan melon (Mizrach et al., 1989). Kecepatan gelombang ultrasonik pada buah dipengaruhi oleh susunan sel internal serta modulus elastik jaringannya. Dan kecepatan rambat gelombang ultrasonik pada buah akan menurun dengan semakin matangnya buah (Self et al., 1994). Kecepatan

18 25 gelombang ultrasonik menunjukkan fluktuasi yang datar selama waktu penyimpanan (proses pelunakan buah), namun dengan menggunakan suatu persamaan pangkat tiga terdapat hubungan yang berkorelasi cukup baik (r = ) antara kecepatan rambat gelombang ultrasonik dengan masa simpan (Mizrach et al., 1998b). Prediksi tingkat kematangan buah tomat jenis cherry dapat dilakukan menggunakan kecepatan rambat gelombang ultrasonik (Trisnobudi, 1998). Kecepatan rambat gelombang ultrasonik juga telah dimanfaatkan pada produk pertanian olahan dan produk pertanian selain buah, yaitu dalam mengukur : kadar padatan lemak dalam daging, kadar ampas buah atau gula dalam jus, kadar bubuk dalam kopi, kadar alkohol dan padatan dalam minuman anggur, kadar lemak dan padatan dalam susu, kadar minyak dalam emulsi, kadar padatan dalam yeast slurry, dan kadar air dan struktur es cream, kematangan dan umur buah dan telur, ketebalan kulit telur, mendeteksi keretakan keju, dan kerenyahan biskuit (Bamberger et al., 1999). Perbedaan Koefisien Atenuasi Gelombang Ultrasonik Perubahan warna kulit buah merupakan suatu indikasi tingkat kematangan buah melon utuh. Koefisien atenuasi gelombang ultrasonik pada buah melon utuh berkorelasi baik (r = ) dengan perubahan warna kulit buah atau tingkat kematangannya. Namun karena kulit buah melon terlalu tebal, keluaran signal output gelombang ultrasonik berkorelasi kurang baik dengan keadaan daging buahnya. Oleh karenanya diperlukan suatu sistem pemancar gelombang ultrasonik dengan frekuensi diatas 50 khz (galili et al., 1993). Nilai atenuasi buah alpokat mentah (pemetikan : 13 agustus) sebesar 4.54 db/mm dan pada buah alpokat matang (pemetikan : 19 nopember) sebesar db/mm. Disimpulkan bahwa terjadi penurunan koefisien atenuasi gelombang ultrasonik dengan semakin tingginya tingkat kematangan buah alpukat (mizrach et al., 1998a). Hasil analisis terhadap buah alpukat yang sama terdapat hubungan korelasi yang tinggi, yaitu antara kekerasan daging buah dengan masa proses pelunakan (r = ) dan antara kekerasan daging buah dengan koefisien atenuasi gelombang ultrasonik (r = ). Mizrach et al. (1998b) selanjutnya

19 26 melaporkan bahwa ada hubungan korelasi yang cukup baik antara bobot kering buah alpukat tua (maturity) sebagai indikator dalam mengevaluasi kandungan minyaknya dengan koefisien atenuasi gelombang ultrasonik (r = ). Indeks penyakit fisiologi buah mangga dapat diindikasikan dengan koefisien atenuasi gelombang ultrasonik (berfrekuensi 500 khz) yaitu dengan nilai di atas dan di bawah 14 neper/m (hurng et al., 2000)). Atenuasi gelombang ultrasonik juga telah diaplikasikan pada produk pertanian olahan dan produk pertanian selain buah, seperti untuk mengukur kestabilan orange juice dan umur telur (bamberger et al., 1999). Perbedaan Power Spectral Density Gelombang Ultrasonik Perbedaan power spectral density dapat digunakan untuk menentukan tingkat kematangan dan kerusakan buah durian dengan ketepatan yang tinggi masing-masing sebesar 97% dan 73% (Budiastra et al., 2000). Nilai power spectral density buah durian muda lebih besar dibanding nilai pada durian tua (Haryanto, 2002). Pada buah manggis bagus dan buah manggis rusak dapat dibedakan berdasarkan nilai power spectral density dimana nilai pada buah manggis bagus adalah ± sedangkan pada buah manggis rusak sebesar ± (Budiastra et al., 2002).

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Manggis merupakan salah satu buah tropis yang sangat disukai baik oleh masyarakat dalam negeri maupun masyarakat luar negeri. Buah manggis memiliki beberapa kekhasan sehingga

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 17 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Penelitian ini berlangsung di kebun manggis daerah Cicantayan Kabupaten Sukabumi dengan ketinggian 500 700 meter di atas permukaan laut (m dpl). Area penanaman manggis

Lebih terperinci

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman, bulky/voluminous/menghabiskan banyak tempat, sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga 3 TINJAUAN PUSTAKA Buah Naga Tanaman buah naga termasuk dalam kingdom Plantae, divisi Magnoliophyta, kelas Magnoliopsida, ordo Caryophyllales, famili Cactaceae, subfamili Cactoidae, genus Hylocereus Webb.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Umur Simpan Penggunaan pembungkus bahan oksidator etilen dapat memperpanjang umur simpan buah pisang dibandingkan kontrol (Lampiran 1). Terdapat perbedaan pengaruh antara P2-P7 dalam

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing

HASIL DAN PEMBAHASAN Pola Spektra Buah Belimbing IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pola Spektra Buah Belimbing Buah belimbing yang dikenai radiasi NIR dengan panjang gelombang 1000-2500 nm menghasilkan spektra pantulan (reflektan). Secara umum, spektra pantulan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017

PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS. Nafi Ananda Utama. Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 7 PENANGANAN PASCA PANEN MANGGIS Nafi Ananda Utama Disampaikan dalam siaran Radio Republik Indonesia 20 Januari 2017 Pengantar Manggis merupakan salah satu komoditas buah tropika eksotik yang mempunyai

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN Perubahan mutu yang diamati selama penyimpanan buah manggis meliputi penampakan sepal, susut bobot, tekstur atau kekerasan dan warna. 1. Penampakan Sepal Visual Sepal atau biasa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang.

PENDAHULUAN Latar belakang. PENDAHULUAN Latar belakang. Manggis merupakan salah satu primadona ekspor buah-buahan segar, yang menjadi andalan Indonesia untuk meningkat pendapatan devisa Negara, dan memiliki pangsa pasar dan nilai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

TINJAUAN PUSTAKA. pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya II. TINJAUAN PUSTAKA 1.1. Pisang Raja Pisang raja termasuk jenis pisang buah. Menurut ahli sejarah dan botani secara umum pisang raja berasal dari kawasan Asia Tenggara dan pulau-pulau pasifik barat. Selanjutnya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan buah yang tumbuh berkelompok. Tanaman dari famili Musaceae ini hidup di daerah tropis dengan jenis yang berbeda-beda, pisang ambon, pisang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Botani Buah Naga TINJAUAN PUSTAKA 4 Botani Buah Naga Buah naga termasuk famili Cactaceae dengan biji berkeping dua (dikotil). Famili ini meliputi 120-200 genera yang terdiri atas 1 500-2 000 spesies yang ditemukan khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara dengan penghasil komoditi pertanian yang beranekaragam dan melimpah. Beberapa jenis buah yang berasal dari negara lain dapat dijumpai dapat

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Manggis Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY

KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY KARAKTERISTIK EDIBLE FILM BERBAHAN DASAR KULIT DAN PATI BIJI DURIAN (Durio sp) UNTUK PENGEMASAN BUAH STRAWBERRY SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI Kemampuan Akhir yang Diharapkan : Mahasiswa PS ITP semester 3 mampu menjelaskan karakteristik biologi dan fisiologi bahan pangan PROSES METABOLISME Bahan hasil pertanian

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Parameter Mutu Mentimun Jepang Mentimun jepang yang akan dipasarkan harus memenuhi karakteristik yang ditentukan oleh konsumen. Parameter mutu untuk mentimun jepang meliputi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian. Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi : Spermatophyta ( tumbuhan berbiji ) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Durian 1. Taksonomi Dan Morfologi Tanaman Durian Menurut Rahmat Rukmana ( 1996 ) klasifikasi tanaman durian adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae ( tumbuh tumbuhan ) Divisi

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$)

PENDAHULUAN. Tabel 1 Ekspor komoditas hortikultura tahun Volume. Nilai (US$) PENDAHULUAN Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan salah satu hasil pertanian yang memiliki nilai ekonomi cukup tinggi. Perkembangan volume dan nilai perdagangan tanaman hias, sayur-sayuran, buah-buahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat

I. PENDAHULUAN. berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bangsa Indonesia memiliki begitu banyak plasma nuftah tanaman berkhasiat obat (biofarmaka) dan kurang lebih 9606 spesies tanaman obat terdapat di negara ini. Menurut Taslim

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Snack telah menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat. Hampir seluruh masyarakat di dunia mengonsumsi snack karena kepraktisan dan kebutuhan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu 4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae

TINJAUAN PUSTAKA. A. Klasifikasi Tanaman Pisang. Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai. berikut: : Plantae 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Klasifikasi Tanaman Pisang Menurut Cronquist (1981) Klasifikasi tanaman pisang kepok adalah sebagai berikut: Regnum Divisio Classis Ordo Familya Genus : Plantae : Magnoliophyta

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang

I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang I. PENDAHULUAN UMUM Latar Belakang Pepaya merupakan salah satu komoditi buah penting dalam perekonomian Indonesia. Produksi buah pepaya nasional pada tahun 2006 mencapai 9.76% dari total produksi buah

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Famili ini memiliki sekitar 90 genus dan sekitar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar

TINJAUAN PUSTAKA. Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Susu Kambing Susu segar menurut Dewan Standardisasi Nasional (1998) dalam Standar Nasional Indonesia nomor 01-3141-1998 didefinisikan sebagai cairan yang berasal dari ambing ternak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buahnya. Dilihat dari bentuk daun dan buah dikenal ada 4 jenis nanas, yaitu Cayene BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Nanas (Ananas comosus L. Merr) Nanas merupakan tanaman buah yang banyak dibudidayakan di daerah tropis dan subtropis. Tanaman ini mempunyai banyak manfaat terutama pada buahnya.

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Radish Radish (Raphanus sativus L.) merupakan tanaman semusim atau setahun (annual) yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di Indonesia,

Lebih terperinci

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN

PEMATANGAN BUAH INDEKS KEMATANGAN PEMATANGAN BUAH & INDEKS KEMATANGAN Pemasakan Tahap akhir fase perkembangan buah,,yang meliputi pembesaran sel, akumulasi fotosintat, dan senyawa aromatik, serta penurunan kadar asam, dan posisi buah masih

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999).

I. PENDAHULUAN. penghasil pisang terbesar yaitu ton buah pisang per tahun. Buah. dan B yang penting bagi tubuh (Anonim, 1999). 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Pisang merupakan salah satu jenis tanaman di Indonesia yang memiliki potensi besar untuk dikembangkan serta dimanfaatkan oleh masyarakat karena memiliki nilai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang

I. PENDAHULUAN. Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Produk hortikultura memiliki peranan penting bagi pembangunan pertanian yang meliputi buah-buahan dan sayuran. Buah-buahan berfungsi penting dalam proses metabolisme tubuh

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian

PENDAHULUAN. Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian PENDAHULUAN Latar Belakang Pada dasarnya bahan pangan hasil pertanian seperti buah-buahan, umbiumbian dan juga sayuran memiliki sifat yang mudah mengalami kerusakan setelah dilakukan pemanenan. Hal ini

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Menurut Fachruddin (2000) tanaman kacang panjang termasuk famili leguminoceae. Klasifikasi tanaman kacang panjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika

BAB I PENDAHULUAN. Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tomat termasuk tanaman sayuran buah, yang berasal dari benua Amerika dan kini telah menyebar di kawasan benua Asia termasuk di Indonesia. Tomat biasa ditanam di dataran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar perekonomiannya didukung oleh pertanian. Salah satu produk pertanian Indonesia adalah buah-buahan yaitu buah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai Kedelai termasuk tanaman kacang-kacangan dengan klasifikasi lengkap tanaman kedelai adalah sebagai berikut, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas Dicotyledonae,

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae

TINJAUAN PUSTAKA. Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Terung belanda (Cyphomandra betacea) termasuk keluarga Solanaceae yang berasal dari daerah subtropis. Buah terung belanda saat ini telah banyak dibudidayakan oleh petani

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 38 Pencemaran Getah Kuning Pencemaran getah kuning pada buah manggis dapat dilihat dari pengamatan skoring dan persentase buah bergetah kuning pada aril dan kulit buah, serta persentase

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama

BAB I PENDAHULUAN. upaya untuk menyelamatkan harga jual buah jambu getas merah terutama 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah jambu getas merah merupakan buah-buahan tropis yang mudah sekali mengalami kerusakan dan secara nyata kerusakannya terjadi pada saat penanganan, transportasi,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh Suhu Penyimpanan Terhadap Laju Respirasi Respirasi merupakan proses metabolisme oksidatif yang mengakibatkan perubahan-perubahan fisikokimia pada buah yang telah dipanen.

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Durian merupakan tanaman buah-buahan khas tropik basah yang telah

PENDAHULUAN. Durian merupakan tanaman buah-buahan khas tropik basah yang telah PENDAHULUAN Latar Belakang Durian merupakan tanaman buah-buahan khas tropik basah yang telah dikenal luas oleh masyarakat. Buah durian juga terkenal dengan julukan sebagai raja buah tropika dengan alasan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Klasifikasi Tanaman Pisang Pisang (Musa spp.) merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tenggara dan kini sudah tersebar luas ke seluruh dunia termasuk Indonesia (Prihatman,2000).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah

I. PENDAHULUAN. mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pisang adalah buah yang sangat bergizi yang merupakan sumber vitamin, mineral, dan juga karbohidrat (Prihatman, Kemal. 2000). Produksi buah pisang di Indonesia memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Manggis (Garcinia mangostana L.) 5 TINJAUAN PUSTAKA Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis merupakan tanaman buah berupa pohon yang berasal dari hutan tropis yang teduh di kawasan Asia Tenggara, yaitu hutan belantara Malaysia atau Indonesia.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

":1 ",_,.!.\.,~,. ""~J ;)"'" BABI PENDAHULUAN. Tanaman coklat (Theobroma cocoa L) adalah tanaman yang berasal dari

:1 ,_,.!.\.,~,. ~J ;)' BABI PENDAHULUAN. Tanaman coklat (Theobroma cocoa L) adalah tanaman yang berasal dari Bab 1. Pendahuluan \ ":1 ",_,.!.\.,~,. ""~J ;)"'" BABI ". '" ~ '. i --_/ I-I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tanaman coklat (Theobroma cocoa L) adalah tanaman yang berasal dari daerah antara perairan sungai

Lebih terperinci

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++)

Tabel 1. Pola Respirasi Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna Hijau kekuningan (+) Hijau kekuningan (++) V. HASIL PENGAMATAN Tabel 1. Pola Buah Klimakterik dan Non Klimakterik Jeruk (blanko: 24,5 ml) Warna (++) Aroma Khas jeruk Khas jeruk Khas jeruk - - (++) Tekstur (++) Berat (gram) 490 460 451 465,1 450

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buah Naga Buah naga atau dragon fruit merupakan buah yang termasuk kedalam kelompok tanaman kaktus. Buah naga berasal dari Negara Mexico, Amerika Tengah dan Amerika Selatan.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut 5 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Merbau Darat 1. Deskripsi Ciri Pohon Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut (Martawijaya dkk., 2005). Regnum Subregnum Divisi Kelas Famili

Lebih terperinci

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus)

KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) KOMPARASI UJI KARBOHIDRAT PADA PRODUK OLAHAN MAKANAN DARI TEPUNG TERIGU DAN TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus heterophyllus) SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya

TINJAUAN PUSTAKA. dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Siam Jeruk siam (Citrus nobilis LOUR var Microcarpa) merupakan salah satu dari sekian banyak varietas jeruk yang sudah dikenal dan dibudidayakan. Buahnya berbentuk bulat dengan permukaan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan TINJAUAN PUSTAKA Terung Belanda Tanaman terung belanda berbentuk perdu yang rapuh dengan pertumbuhan yang cepat dan tinggi dapat mencapai 7,5 meter. Tanaman ini mulai berproduksi pada umur 18 bulan setelah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai 13 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai Cabai merupakan tanaman perdu dari famili terung-terungan (Solanaceae). Keluarga ini diduga memiliki sekitar 90 genus dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tanaman umbi-umbian dapat tumbuh di daerah yang beriklim tropis seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau uwi-uwian. Genus Dioscorea

Lebih terperinci

Buah-buahan dan Sayur-sayuran

Buah-buahan dan Sayur-sayuran Buah-buahan dan Sayur-sayuran Pasca panen adalah suatu kegiatan yang dimulai dari bahan setelah dipanen sampai siap untuk dipasarkan atau digunakan konsumen dalam bentuk segar atau siap diolah lebih lanjut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae, genus Lycopersicon, spesies Lycopersicon esculentum Mill. Tomat sangat bermanfaat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang

BAB I PENDAHULUAN. selai adalah buah yang masak dan tidak ada tanda-tanda busuk. Buah yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Buah-buahan merupakan bahan pangan sumber vitamin. Buah cepat sekali rusak oleh pengaruh mekanik, kimia dan mikrobiologi sehingga mudah menjadi busuk. Oleh karena itu,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pisang merupakan salah satu tanaman yang cukup penting di Indonesia, yang tergolong ke dalam famili Musaceae. Daerah sentra produksi pisang di Indonesia adalah

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji. dalam jumlah yang meningkat drastis, serta terjadi proses pemasakan buah. 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Sifat Fisik dan Kimia Buah Jambu Biji Buah jambu biji merupakan buah klimakterik, sehingga setelah dipanen masih melangsungkan proses fisiologis dengan menghasilkan

Lebih terperinci

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F

KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F KAJIAN PERUBAHAN MUTU BUAH MANGGA GEDONG GINCU SELAMA PENYIMPANAN DAN PEMATANGAN BUATAN OLEH : NUR RATIH PARAMITHA F145981 29 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor II. TINJAUAN PUSTAKA A. TALAS Talas Bogor (Colocasia esculenta (L.) Schott) termasuk famili dari Araceae yang dapat tumbuh di daerah beriklim tropis, subtropis, dan sedang. Beberapa kultivarnya dapat beradaptasi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Curah hujan harian di wilayah Kebun Percobaan PKBT IPB Tajur 1 dan 2 pada Februari sampai Juni 2009 berkisar 76-151 mm. Kelembaban udara harian rata-rata kebun tersebut

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini

I. PENDAHULUAN. Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Tanaman melon (Cucumis melo L.) merupakan tanaman semusim yang saat ini banyak dibudidayakan di Indonesia. Buah melon banyak digemari oleh masyarakat karena

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mempunyai agroekologi dataran rendah sampai dataran tinggi yang hampir semua dapat menghasilkan buah-buahan. Indonesia menghasilkan banyak jenis buah-buahan.

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Pepaya Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman yang berasal dari daerah Amerika tropis. Tanaman ini termasuk dalam ordo Caricales, famili Caricaceae, dan genus Carica

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal

PENDAHULUAN. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal PENDAHULUAN Latar Belakang Peluang berkebun buah selalu berangkat dari adanya peluang pasar. Setelah peluang pasar diperoleh, baru beranjak ke ketersediaan modal. Dua hal pokok inilah yang paling menentukan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tomat Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam genus Lycopersicon, sub genus Eulycopersicon. Genus Lycopersicon merupakan genus sempit yang terdiri atas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman: Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae, Divisi : Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo : Euphorbiales, Famili

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang

TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Pisang Pisang adalah salah satu jenis tanaman pangan yang sudah dibudidayakan sejak dahulu. Pisang berasal dari kawasan Asia Tenggara termasuk Indonesia, kemudian menyebar luas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 571/Kpts/SR.120/9/2006 TENTANG PELEPASAN MANGGIS WANAYASA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang Mengingat : a. bahwa

Lebih terperinci

TANAMAN PENGHASIL PATI

TANAMAN PENGHASIL PATI TANAMAN PENGHASIL PATI Beras Jagung Sagu Ubi Kayu Ubi Jalar 1. BERAS Beras (oryza sativa) terdiri dari dua jenis, yaitu Japonica yang ditanam di tanah yang mempunyai musim dingin, dan Indica atau Javanica

Lebih terperinci

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at:

Created with Print2PDF. To remove this line, buy a license at: 22 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Cemaran Getah Kuning pada Aril dan Kulit Buah Manggis Tanaman yang diberi kalsium menghasilkan skor getah kuning aril dan kulit buah yang lebih rendah daripada tanaman yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok.

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia kaya akan keanekaragaman hayati yang belum dimanfaatkan secara optimal, contohnya adalah tanaman Muntingia calabura L atau talok. Talok atau Muntingia calabura

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi pangan semakin maju seiring dengan perkembangan zaman. Berbagai inovasi pangan dilakukan oleh beberapa industry pengolahan pangan dalam menciptakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah.

II. TINJAUAN PUSTAKA. khusus maupun yang ditanam sembarangan di kebun atau halaman rumah. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pisang Hampir semua lapisan masyarakat Indonesia mengenal buah pisang. Buah pisang termasuk ke dalam golongan buah klimakterik. Penyebarannya sangat luas mulai dari dataran rendah

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian

PENDAHULUAN. Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian PENDAHULUAN Latar Belakang Buah-buahan tidak selalu dikonsumsi dalam bentuk segar, tetapi sebagian besar diolah menjadi berbagai bentuk dan jenis makanan. Pengolahan buahbuahan bertujuan selain untuk memperpanjang

Lebih terperinci