tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. PERMASALAHAN 1. Latar Belakang Masalah Pembangunan Nasional suatu bangsa perlu dilandasi oleh investasi fisik, tidak hanya tetapi harus pula dilandasi oleh investasi sumber daya manusia melalui proses pendidikan, latihan dan pengembangan yang dikaitkan dan sesuai dengan program dalam perencanaan tenaga kerja. Selain itu perlu pula didorong oleh perubahan sistem nilai pendukung produktivitas, yaitu: etos kerja, disiplin dan motivasi serta orientasi ke masa depan. Dalam pengembangan sumber daya manusia produktif diperlukan suatu tahapan proses pengembangan melalui tenaga kerja terdidik, terlatih, profesional, mandiri dan kreatif serta inovatif. Profil, peranan dan tantangan sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu masalah yang perlu dikaji, terutama dilihat dari perencanaan tenaga kerja. Bertitik tolak pada asumsi bahwa untuk mampu tinggal landas, diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas, maka diutarakan oleh Bapak Soeharto, perlu diperhatikan ungkapan yang Presiden Republik

2 Indonesia dalam pidato kenegaraan, tanggal 16 Agustus 1984 yaitu sebagai berikut: Yang menjadi andalan utama pembangunan nasional kita bukanlah kekayaan yang berlimpah ruah, melainkan kualitas manusia indonesia. Kualitas manusia Indonesia itulah yang akan menentukan berhasil atau tidaknya usaha kita untuk tinggal landas nanti. Terlepas dari pandangan hidup, latar belakang budaya, perkembangan sejarahnya, banyak bangsa yang maju karena berhasil meningkatkan kualitas manusia, walaupun mereka miskin dengan kekayaan alam. Dari pidato tersebut, semakin jelaslah kiranya bahwa sumber daya manusia yang berkualitas merupakan kunci untuk mampu tinggal landas. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia untuk tinggal landas dalam kurun waktu Jangka Panjang Duapuluh Lima Tahun Kedua, adalah merupakan sasaran strategis yang harus dapat dicapai. GBHN/TAP MPR 11/1988 mengisyaratkan bahwa: "Jumlah penduduk yang sangat besar, apabila dapat dibina dan dikerahkan sebagai tenaga kerja yang efek tif, akan merupakan modal pembangunan yang besar dan sangat menguntungkan bagi usaha-usaha pembagunan disegala bidang". GBHN/TAP MPR 11/1993, mengisyaratkan pula bahwa: Salah satu modal dasar pembangunan nasional adalah "Penduduk yang besar jumlahnya sebagai sumber daya

3 manusia yang potensial dan produktif bagi pembangunan nasional". Dengan memperhatikan GBHN tahun 1983 dan tahun 1993 tersebut, maka jelaslah bahwa : Apabila sumber daya manusia tidak dibina dan dikembangkan kualitasnya, maka sumber daya manusia dalam jumlah besar tidak akan menjadi modal pembangunan atau aset nasional, tetapi akan menjadi beban dan penghambat pembangunan. Kualitas sumber daya manusia, sangat tergantung dari kemampuan pengembangan sumber daya manusia, dan pengembangan sumber daya manusia akan tergantung pada pendidikan, pelatihan dan pengembangan yang diperoleh. Kinerja dan produktivitas tenaga kerja akan sangat ditentukan oleh program pendidikan dan latihan serta pengembangan. Pendidikan dan latihan dilingkungan pegawai negeri sampai saat ini dirasakan masih belum sempurna dan belum luas daya jangkaunya sehingga belum menjadikan pegawai negeri mencapai mutu kerja yang tinggi dan belum tanggap menyerap perkembangan-perkembangan mutakhir. Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1993 (Bab VI bagian F butir 41) memberi arahan yang jelas, yaitu sebagai berikut:

4 "Pembangunan aparatur negara diarahkan untuk mewujudkan aparatur negara yang handal serta mampu melaksanakan keseluruhan penyelenggaraan tugas pemerintahan umum dan pembangunan dengan efisien, efektif dan terpadu, yang didukung oleh aparat negara yang profesional, bertanggung jawab, bersih dan berwibawa serta menjunjung tinggi keadilan. Pendayagunaan aparatur negara terus ditingkatkan terutama yang berkaitan dengan kualitas, efesiensi pelayanan dan pengayoman kepada masyarakat serta kemampuan profesional dan kesejahteraan aparatnya. Hal tersebut merupakan tantangan dan pekerjaan yang harus ditangani. Pembangunan Nasional Jangka Panjang (PJP II) yang menekankan kepada pengembangan sumber daya manusia, memerlukan pegawai yang berkualitas dan profesional. Sementara itu masih dirasakan adanya kesenjangan antara kemampuan profesional aparatur/ pegawai yang ada pada saat ini, dengan kemampuan profesional yang diharapkan/diantisipasi untuk melaksanakan PJP n. Kesenjangan tersebut perlu segera diatasi dengan jalan meningkatkan kemampuan profesional dan/atau menyiapkan kader melalui pendidikan yang variatif termasuk pendidikan tinggi yang secara khusus untuk menunjang/mempersiapkan hal tersebut. diselenggarakan Adanya arus globalisasi yang menimbulkan peruba han lingkungan secara global, regional dan nasional yang sangat cepat, menjadikan masyarakat antar bangsa makin saling tergantung, sehingga tidak clapat mengisolasi diri dari dunia sekitar. Perubahan yang cepat,

5 adanya saling ketergantungan satu sama lain senantiasa dapat menimbulkan masalah yang kompleks dan rumit sehingga memerlukan wawasan yang luas dalam melakukan pendekatan dan pemecahannya. Ini menuntut adanya orientasi baru dalam penyelenggaraan pelayanan atau layanan administrasi pemerintah dan bisnis, dewasa ini maupun dimasa yang akan datang. Belum tercapainya layanan administrasi yang diperlihatkan/diberikan oleh pegawai negeri secara optimal, menuntut peningkatan kinerja pegawai negeri termaksud agar mempunyai wawasan luas dengan tetap didasarkan oleh nilai-nilai luhur kehidupan bangsa. Kecenderungan tersebut akan masih berlangsung lama dimasa depan. Usaha untuk mewujudkan manusia produktif, tidak dapat lepas dari peran pendidikan, terutama jenjang pendidikan tinggi. Jenjang pendidikan tinggi berorientasi pada penyiapan tenaga kerja yang berkemampuan akademis dan atau profesional (P.P No. 30/ 1990 Bab II Pasal 2 ayat 1). Dengan demikian pendidikan tinggi menjadi sarana kunci bagi pembangunan bangsa, sehingga kepedulian terhadap peningkatan kualitas jenjang pendidikan tinggi menjadi keharusan yang mendesak agar keluaran yang dihasilkan menjadi investasi sumber daya manusia

6 yang benar-benar produktif. Dalam rangka merealisasikan keluaran pendidikan tinggi yang berkualitas, perguruan tinggi dengan berbagai unsur didalamnya mempunyai peran yang strategis. Namun pada kenyataannya, perguruan tinggi menghadapi berbagai masalah yang intinya berfocus pada produktivitas pendidikan yang masih rendah. Rendahnya produktivitas pendidikan antara dibuktikan dengan: lain 1. Kualitas pendidikan yang masii rendah 2. Pendidikan yang belun relevan dengan kebutuhan pembangunan akan tenaga terampil 3. Manajemen pendidikan yang belum tertata secara efisien ( Tilaar, 1991 : 5 ) Permasalahan pokok pendidikan di Indonesic a dewasa mi dan masa mendatang berkisar pad a kualitas produktivitas pendidikan nasional van yang masih harus ditingkatkan, baik dari segi prestasi bertumbuh b"tnh K^1 yang Segl belum Pr SeS mantap atau ( Engkoswara, kemampuan 1992 untuk : i- ~. ). Disamping itu, dilingkungan perguruan tinggi terdapat beberapa hal yang harus dilaksanakan, seperti yang terdapat dalam ketetapan MPR Nomor ll/mpr/1983, yaitu sebagai berikut: 1. Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat 2. Mendidik mahasiswa agar mampu menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, berjiwa penuh

7 pengabdian serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara Indonesia dalam rangka pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi. 3. Mengembangkan tata kehidupan kampus sebagai masyarakat ilmiah yang berbudaya, bermoral Pancasila dan berkepribadian Indonesia. Dengan adanya perubahan aspirasi dan kebutuhan masyarakat, maka agar lulusan perguruan tinggi dapat semakin produktif dalam bekerja, mengisyaratkan kepada perguruan tinggi agar dapat selalu mengantisipasi aspirasi dan kebutuhan tersebut. mengantisipasi termaksud, Kemauan dan kemampuan salah satu upayanya diwujudkan dalam kesediaan untuk mengadakan studi evaluatif terhadap lulusan dalam melaksanakan tugas ( bekerja ). Perlu disadari bahwa dengan kondisi jumlah penduduk yang besar, apabila kualitas sumber daya manusia rendah dan tidak optimal pemanfaatannya, maka hal termaksud bukan lagi menjadi "aset negara" tetapi justru menjadi "beban negara". oleh sebab itu maka Perguruan Tinggi Negeri, Perguruan Tinggi Swasta dan Perguruan Tinggi Kedinasan diharapkan dapat lebih berperan guna mempersiapkan tenaga pembangunan yang lebih berkualitas. Dalam rangka mempersiapkan tenaga pembangunan yang berkualitas tersebut maka berdasarkan Keputusan Presiden nomor 34 tahun 1972 tentang pembagian tanggung jawab pendidikan dan latihan, diutarakan bahwa:

8 "Ketua Lembaga Administrasi Negara bert.ugas dan bertanggung jawab atas pembinaan pendidikem dan lati han khusus pegawai negeri " Untuk melaksanakan Keputusan Presiden tersebut, maka Lembaga Administrasi Negara telah mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia (STIA LAN-RI), yang salah satu kampusnya berada di Bandung. STIA sebagai salah satu Perguruan Tinggi Kedina-. san dihadapkan pada tantangan yang sama, yaitu pembi naan aparatur negara melalui pendidikan. Kondisi obyektif yang ada dewasa ini menjadi tantangan sekaligus membuka peluang bagi STIA untuk mempersiapkan para lulusannya yang perlu memiliki wawasan yang luas dan kemampuan profesional dalam bidang administrasi dan manajemen. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, yang salah satunya adalah adanya isu tentang rendahnya produktivitas pendidikan tinggi, menunjukkan adanya sesuatu yang kurang dalam penyelenggaraan/pengelolaan perguruan tinggi. Pada dasarnya, walaupun hasil pendidikan di STIA mempunyai manfaat bagi pribadi lulusan, akan tetapi kegunaan

9 riel bagi Instansi pengguna/tempat lulusan bekerja, m asih perlu untuk diketahui/diteliti. Untuk membuktikannya, salah satu upayanya adalah dengan cara mmengadakan evaluasi terhadap kualitas lulusan yang dapat dilihat atau salah satu caranya dinilai melalui kinerjanya. Secara skematis, ruang lingkup permasalahan dapat digambarkan sebagaiman a yang tertera pada bagan berikut ini.

10 10 BAGAN 1 RUANG LINGKUP PERMASALAHAN PENELITIAN I 1 Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Pembinaan pendidik- an umum & kejuruan I Jinaanl Peng ingan >er t -> Pendidikan -> L Ketua LAM-RI Pembinaan Pendidikan dan Latihan Pegawai Negeri L_ LAN-RI Sekolah 'I Tinggi j Ilmu Adminis I trasi Jakarta Bandung h- Ujung Pandang Input 1 Pegawai Negeri Pegawai Negeri Sipit - ABRI 2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) - PNS Pusat PNS Daerah - PNS Menurut UU No.8/1974 Proses Pengalaman Kerja Kuliah C Teori & Praktek) Bimbingan Peneli tian Skripsi Uj ian Sidang ]Kiner-j 1 1 Mpnfpri T^nngR 1 Kerja Pembinaan Latihan Keahlian dan Ke- j juruan tenaga 1 1 kerja bukan pega-1 wai negeri [ 1 i

11 11 Sehubungan dengan hal tersebut, maka perlu adanya identifikasi dengan mengacu kepada pertanyaan pokok penelitian yang dirumuskan sebagai berikut: "Sejauh manakah kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung". Pertanyaan pokok tersebut menyangkut beberapa permasalahan, yang penulis jabarkan dalam beberapa pertanyaan, yaitu sebagai berikut: 1. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat memperoleh tambahan ilmu pengetahuan. 2. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat melaksa nakan tugas/pekerjaan dengan lebih lancar (dapat lebih produktif dalam bekerja). 3. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat lebih memahami situasi/lingkungan kerja. 4. Apakah setelah mengikuti pendidikan di STIA, para lulusan (menurut persepsinya) merasa dapat termotivasi untuk lebih berprestasi ditempat kerjanya. 5. Apakah ada manfaat penugasan atau pemberian ijin mengikuti pendidikan di STIA dengan pembinaan dan rencana pengembangan organisasi ditempat kerja masing-masing lulusan STIA.

12 12 6. Faktor lain apakah yang selama proses belajar, berpengaruh terhadap keberhasilan program pendidi kan dalam kaitan/guna menunjang kinerja lulusan STIA. Permasalahan tersebut merupakan acuan penelitian yang perlu dibahas secara rinci, agar dapat memberi gambaran tentang kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung ditempat kerjanya masing-masing. B. TUJUAN DAN KRITERIA KEBERHASILAN KINERJA Tujuan penelitian ini, antara lain adalah: 1. Untuk dapat mengetahui lebih Ianjut tentang apakah para lulusan STIA merasakan adanya nilai tambah berupa ilmu pengetahuan, sehingga berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan tugas yang pada akhirnya diharapkan dapat berpengaruh pula terhadap kinerja di Instansi masing-masing. 2. Untuk dapat mengetahui tentang bagaiinana cara yang baik dan tepat dalam mengadakan penyempurnaan konsep pendidikan di STIA pada m;.sa yang akan datang, agar para lulusan STIA merasa dapat lebih mai >mpu (lebih berkualitas), sehingga kinerjanya me leningkat, dapat lebih berprestasi, dan pada akhir nya dapat meningkatkan produktivitas kerja individu dan Instansi tempat kerjanya.

13 13 Kriteria Keberhasilan Kinerja: Dalam menentukan kriteria keberhasilan kinerja, perlu diperhatikan adanya faktor yang mempengaruhi kinerja, yaitu sebagai berikut: 1. Ability 2. Capacity 3. Help 4. Incentive 5. Environment 6. Validity 7. Evaluation (Notoatmodjo, 1992 : 33) Dari ketujuh faktor yang mempengaruhi kinerja tersebut maka dapat ditentukan bahwa kriteria keberha silan kinerja adalah sebagai berikut: 1. Adanya kemampuan mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan keterampilan. 2. Adanya sistem dan prosedur, yang dapat berupa bantuan/pembinaan dan evaluasi. 3. Adanya lingkungan kerja, termasuk di dalamnya kepuasan kerja. 4. Motivasi untuk lebih berprestasi. Keseluruhannya tersebut, tertuang pada berbagai aspek, dan khususnya dalam penelitian ini meliputi yaitu sebagai berikut: 1. Kaitannya dengan adanya kemampuan untuk memahami pengetahuan dan keterampilan, maka khusus bagi STIA mengacu pada upaya mewujudkan lulusan yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan.

14 Hal termaksud dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor 1 yaitu tambahan ilmu pengetahuan, pembekalan selama proses belajar mengajar yang mempengaruhi keberhasilan pendidikan dan keberhasilan lulusan, dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor 6, yaitu faktor lain yang mempengaruhi kinerja. 2. Kaitannya dengan adanya sistem dan prosedur, maka selain pengalaman lulusan, bantuan/pembinaan dan evaluasi hasil kerja perlu dilaksanakan. Hal ter maksud dituangkan pada pertanyaan penelitian nomor 2 yaitu kelancaran pelaksanaan tugas. 3. Kaitannya dengan adanya lingkungan kerja yang baik, akan menciptakan ketertiban/disiplin, kepuasan kerja dan keberhasilan kinerja, hal termaksud tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 3 dan nomor 5, yaitu pemahaman terhadap situasi/lingku ngan kerja, dan rencana pengembangan pegawai/organisasi. 4. Kaitannya dengan motivasi untuk lebih berprestasi tertuang pada pertanyaan penelitian nomor 4. Dengan lebih berkualitasnya lulusan, maka di harapkan lulusan akan menunjukkan kinerja yang baik di tempat kerjanya masing-masing. Di samping bekal ilmu pengetahuan, keterampilan dan pengalaman yang ada, kriteria keberhasilan kinerja perlu diperhatikan untuk

15 15 dipenuhi guna mewujudkan kinerja yang baik. C. PENTINGNYA PENELITIAN Penelitian ini berhubungan dengan pembinaan dan pengembangan pegawai negeri, terutama dalam atau melalui pendidikan di STIA. Pendidikan sangat diperlu kan (dalam hal ini khususnya bagi pegawai negeri), agar supaya pegawai negeri dapat lebih terampil dan mampu melaksanakan tugas sesuai dengan peranan yang diberikan kepadanya. Sampai saat ini masih belum pernah dilakukan suatu penelitian yang menyangkut kinerja lulusan, setelah mengikuti pendidikan di STIA dan kembali bekerja di Instansinya. Oleh sebab itu penelitian tentang evaluasi hasil pendidikan di STIA perlu dilakukan. Penelitian ini penting untuk dilakukan karena beberapa alasan, yaitu: 1. Program pendidikan khususnya pendidikan bagi peg awai negeri, merupakan upaya pembinaan dan pengem bangan sumber daya manusia. Salah satu wujud dari pembinaan dan pengembangan termaksud adalah melalui pendi^xkan di STIA, dimana lulusannya dipersiapkan untuk menduduki golongan pangkat III A/Penata Muda atau yang setingkat dalam suatu instansi. Disamping itu penelitian ini dimaksudkan juga guna pemikiran

16 16 kembali tentang konsep atau program penyempurnaan sistem pendidikan khususnya di STIA, agar dapat mengupayakan konsep yang lebih terarah, sempurna dan _^rmanfaat, agar menghasilkan lulusan yang lebih berkualitas. 2. Apabila diadakan penghitungan secara kuantitatif, maka program pendidikan di STIA telah cukup banyak menghasilkan/mengeluarkan lulusan sejak berdirinya STIA LAN Kampus Bandung tahun Sejak tahun 1983 sampai April 1994, jumlah lulusan adalah orang, oleh sebab itu sudah waktunya untuk mengadakan pengkajian efektivitasnya dengan cara mengada kan evaluasi tentang kinerja lulusan, ditempat kerjanya masing-masing. 3. Bila diperhatikan dari segi ilmu pegetahuan, maka keberadaan pendidikan kedinasan pegawai negeri, merupakan salah satu bidang garapan administrasi pendidikan yang belum banyak dibahas secara khusus, sehingga dengan demikian diharapkan penelitian ini dapat lebih menarik untuk dikaji lebih lanjut. 4. Dari penelitian ini, nantinya diharapkan dapat menemukan konsep untuk perbaikan/penyempurnaan pendi "i;kan, khusv ;:nya bagi Perguruan Tinggi Kedinasan yang sampai saat ini masih perlu dibina dan dikembangkan secara terus menerus. Dikaitkan

17 16 dengan tugas pokok Lembaga Administrasi Negara, ini akan bermanfaat guna penyempurnaan dan pengembangan kebijaksanaan lebihi lanjut, khususnya yang berkaitan dengan pembinaan perguruan tinggi kedinasan maupun pembinaan pegawai negeri.

18

kembali bekerja di Instansinya masing-masing.

kembali bekerja di Instansinya masing-masing. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Setelah memperhatikan berbagai teori, kebijaksanaan dan pengembangannya, studi data empirik, deskripsi serta masalah tentang kinerja lulusan STIA-LAN Kampus Bandung, maka berikut

Lebih terperinci

profesional, b^ertanggung jawab, bersih dan berwibawa

profesional, b^ertanggung jawab, bersih dan berwibawa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1999-2004 mengamanatkan bahwa pembangunan aparatur negara diarahkan untuk mewujudkan aparatur negara yang andal serta

Lebih terperinci

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. 14 BAB I PENDAHULUAN Penyelenggaraan pemerintah daerah sebagai subsistem pemerintahan negara dilakukan untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat.

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting

I. PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber daya manusia merupakan aset yang mempunyai peranan penting dalam suatu organisasi, baik organisasi pemerintah maupun organisasi swasta. Dalam organisasi pemerintah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan tantangan bagi bangsa Indonesia. Tantangan tersebut bukan hanya dalam menghadapi dampak tranformasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan nasional sangat tergantung pada kesempurnaan aparatur negara khususnya Pegawai Negeri Sipil. Dalam

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagaimana telah diamanatkan di dalam peraturan perundangundangan, aparatur negara dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa Pendidikan dan Pelatihan Jabatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk

I. PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan. sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perubahan yang terjadi dengan cepat dalam segala aspek kehidupan sebagai dampak globalisasi memaksa organisasi pemerintah untuk mempersiapkan diri dalam kehidupan global

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Pemberdayaan sumber daya manusia yang maksimal akan memungkinkan perusahaan untuk mampu bersaing dengan menghasilkan efesiensi dan efektivitas dalam proses produksinya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan mengambil keputusan dengan cepat dan akurat. Kemampuan tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Era Globalisasi, yang ditandai antara lain dengan adanya percepatan arus informasi menuntut adanya sumber daya manusia yang mampu menganalisa informasi dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di

BAB I PENDAHULUAN. diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan otonomi daerah di Indonesia merupakan isu menarik untuk diamati dan dikaji. Otonomi acap kali menjadi bahan perbincangan baik di kalangan birokrat, politisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. wilayah tanah air Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang adil makmur materiil dan spiritual yang merata di seluruh wilayah tanah air

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wahana atau salah satu instrumen yang digunakan bukan saja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN JUMLAH

BAB I PENDAHULUAN JUMLAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Upaya meningkatkan kualitas pendidikan terus-menerus dilakukan baik secara konvensional maupun inovatif dalam menghadapi berbagai tantangan yang dipengaruhi

Lebih terperinci

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya.

bersih berwibawa, berdaya guna, bermutu tinggi dan sadar akan tugas serta tanggungjawabnya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai Negeri merupakan aparatur pemerintah yang melaksanakan tugastugas umumpemerintahan dan pembangunan secaramenyeluruh. Untuk menjamin terselenggaranya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi sangat mempengaruhi perekonomian masyarakat untuk menghadapi era globalisasi, bukan hanya masyarakat terpencil saja bahkan seluruh

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat sentralistik telah ditinggalkan seiring dengan adanya reformasi birokrasi yang bersifat desentralistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Dalam pasal 3 Undang - undang Nomor 28 tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara yang bersih dan bebas dari KKN, terdapat 7 (Tujuh) azas umum penyelenggaraan negara,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat

I. PENDAHULUAN. Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Paradigma lama tentang penyelenggaraan pemerintahan yang bersifat sentralistik telah ditinggalkan seiring dengan adanya reformasi birokrasi yang bersifat desentralistik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan. membutuhkan adanya kepastian dalam menerima pelayanan, sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Seiring dengan perkembangan politik dan penyelenggaraan negara yang ditandai dengan bergulirnya era reformasi, maka tuntutan akan kebutuhan masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tugas Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah mengelola BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Memahami pentingnya keberadaan sumber daya manusia di era global, saat ini salah satu upaya harus dicapai oleh lembaga adalah meningkatkan kualitas SDM.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di

I. PENDAHULUAN. rangka meningkatkan sumber daya manusia yang handal dan mampu bersaing di I. PENDAHULUAN A. LatarBelakang Masalah Keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) yang terlibat di dalam organisasi tersebut. Untuk itu dalam rangka meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam menghadapi tantangan peningkatan mutu sumber daya manusia pada masa yang akan datang, bangsa Indonesia telah berusaha meningkatkan mutu sumber daya manusia

Lebih terperinci

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN

LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN LANDASAN PERJUANGAN ANGKATAN MUDA PEMBAHARUAN INDONESIA PENDAHULUAN Landasan Perjuangan AMPI ini adalah dasar-dasar pandangan yang bersifat filosofis dan empiris dari AMPI di dalam menghayati hakikat Keberadaan

Lebih terperinci

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN;

UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 43 TAHUN 1999 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1974 TENTANG POKOK POKOK KEPEGAWAIAN; DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Pendidikan formal mempunyai proses bimbingan yang terencana dan sistematis mengacu pada kurikulum. Kurikulum merupakan unsur yang siknifikan dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil (selanjutnya disebut Undang- Undang Nomor 43 tahun 1999), adalah suatu landasan hukum untuk 13 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Pokok Kepegawaian yaitu Undang-Undang Nomor 8 tahun 1974 telah dirubah melalui Undang - Undang nomor 43 Tahun 1999 tentang Pegawai Negeri Sipil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk. mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Birokrasi merupakan instrumen BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu fungsi pemerintah yang utama adalah menyelenggarakan pelayanan umum sebagai wujud dari tugas umum pemerintahan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu dampak dari tuntutan era globalisasi bagi bangsa Indonesia adalah sangat diperlukannya peningkatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah pelayanan publik yang terjadi di Indonesia sudah menjadi fenomena terbesar di negara kita, ditandai dengan semakin rendahnya kepercayaan masyarakat terhadap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai peranan penting dalam organisasi karena sumber daya manusia ini mempunyai peran sangat srategis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan dan pengayoman pada masyarakat serta kemampuan professional dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam meningkatkan kualitas aparatur negara dengan memperbaiki kesejahteraan dan keprofesionalan serta memberlakukan sistem karir berdasarkan prestasi kerja dengan prinsip

Lebih terperinci

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas

BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN. kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota Medan dengan tugas BAB II BADAN PENGELOLA KEUANGAN DAERAH (BPKD) KOTAMEDAN A. Sejarah Ringkas Instansi Badan Pengelola Keuangan Daerah dahulu masih berupa unit kerja yang kecil yaitu bagian keuangan sekretariat daerah kota

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi pada abad ke-21 ini, ternyata telah terjadi banyak perubahan besar dalam kehidupan bangsa Indonesia. Perubahan tersebut sangat dirasakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK

PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK PERATURAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 45/Permentan/SM.240/8/2015 TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KARYA ILMIAH BAGI TENAGA PENDIDIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumber Daya Manusia adalah aset atau unsur yang paling penting diantara unsur unsur organisasi lainnya. SDM penting dikarenakan mempengaruhi efisiensi dan efektivitas

Lebih terperinci

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR DAN IZIN BELAJAR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan teknologi dan seni (IPTEKS) mengalami perkembangan dan kemajuan yang sangat pesat pada saat ini. Sejalan dengan itu persaingan di segala bidang

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk meningkatkan penyelenggaraan dan

Lebih terperinci

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD ) merupakan suatu proses untuk menentukan tindakan pada masa depan tepat melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat dan Banten

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Perguruan Tinggi Swasta di Jawa Barat dan Banten BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu permasalahan yang dihadapi bangsa Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan pada setiap jenjang dan satuan pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI. Presiden Republik Indonesia,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI. Presiden Republik Indonesia, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 33 TAHUN 1985 TENTANG POKOK-POKOK ORGANISASI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI Presiden Republik Indonesia, Menimbang : bahwa untuk meningkatkan penyelenggaraan dan pembinaan pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan meningkatkan pelayanan untuk menghasilkan lulusan yang bermutu. Apalagi dengan adanya deregulasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Negara Indonesia mempunyai jumlah penduduk yang besar dengan jumlah tenaga kerja yang banyak, hal ini menjadi masalah yang perlu dihadapi. Dikarenakan daya dukung ekonomi

Lebih terperinci

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang diharapkan, harus

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 VISI Dalam periode Tahun 2013-2018, Visi Pembangunan adalah Terwujudnya yang Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berwawasan Lingkungan dan Berakhlak Mulia. Sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang

I. PENDAHULUAN. Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pegawai negeri yang sempurna menurut Marsono adalah pegawai negeri yang penuh kesetiaan pada Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan pemerintah serta bersatu padu, bermental

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diberikan kepada daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang diberikan kepada daerah diatur dalam TAP MPR RI Nomor XV/MPR/1998 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai Negara Kesatuan menganut azas desentralisasi dalam penyelenggaraan pemerintahan, dengan memberikan kesempatan dan keleluasaan kepada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pegawai negeri bukan saja unsur Aparat Negara tetapi juga merupakan Abdi Negara dan Abdi Masyarakat yang selalu hidup ditengah masyarakat dan bekerja untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Sumber Daya Manusia (SDM) seluruh kemampuan atau potensi penduduk yang berada di dalam suatu wilayah tertentu dengan semua karakteristik atau ciri demografis,

Lebih terperinci

tinggal landas menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

tinggal landas menuju masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Befakang Masalah Pembangunan nasional sebagai proses yang terus berlanjut, menghadapi berbagai tantangan untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas, dan dewasa ini bangsa Indonesia

Lebih terperinci

hasil penelitian, dan kajian kepustakaan yang relevan

hasil penelitian, dan kajian kepustakaan yang relevan BAB V KESIMFTJTLAN DAN REKOMENDASI Kesimpulan yang dipaparkan berikut, didasarkan atas hasil penelitian, dan kajian kepustakaan yang relevan serta temuan selama penelitian berlangsung, terutama yang berkenaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta.

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia merupakan salah satu sumber daya manusia yang penting bagi setiap organisasi, baik organisasi publik maupun organisasi swasta. Bagaimanapun majunya

Lebih terperinci

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS)

PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) PENEGAKAN DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) Dwi Heri Sudaryanto, S.Kom. *) ABSTRAK Dalam rangka usaha memelihara kewibawaan Pegawai Negeri Sipil, serta untuk mewujudkan Pegawai Negeri sebagai Aparatur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pada sektor

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pada sektor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan era globalisasi saat ini telah menjadi tantangan global yang tidak dapat dihindari baik dari sektor swasta maupun pemerintah. Pada sektor pemerintahan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini, organisasi birokrasi dituntut untuk dapat menjadi pelayan masyarakat yang dapat memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN 5.1 Visi Visi sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, khususnya dalam Pasal 1, angka 12 disebutkankan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk

I. PENDAHULUAN. agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pendidikan mempunyai peranan besar dalam memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan kemajuan bangsa. Pendidikan merupakan kunci utama sebagai fondasi untuk meningkatkan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN

RENCANA STRATEGIS BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI TAHUN BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan aparatur negara mencakup aspek yang luas. Dimulai dari peningkatan fungsi utama, kelembagaan yang efektif dan efisien dengan tata laksana yang jelas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan 1 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tujuan pembangunan Indonesia adalah mewujudkan visi pembangunan Indonesia jangka panjang yaitu Indonesia yang maju dan mandiri, adil dan demokratis, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia yang selanjutnya disingkat dengan LPP RRI adalah satu-satunya radio yang menyandang nama negara yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula..

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat. kualitas sumber daya manusia yang tinggi pula.. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan di era globalisasi dan dengan kemajuan teknologi yang sangat pesat di berbagai bidang memerlukan tenaga yang berkualitas, yaitu manusia yang dapat bersaing

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer PENDAHULUAN Tujuan dan Keuntungan Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer Pengertian, Rumpun Jabatan, Kedudukan, Tugas Pokok dan Jenjang Jabatan Tujuan dan Keuntungan 1.1. Tujuan Penetapan Jabatan

Lebih terperinci

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI POKOK-POKOK KEBIJAKAN PEMBANGUNAN SDM APARATUR MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI I. PENDAHULUAN 1. Langkah pertama kebijakan pemerintah untuk mempercepat pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI. 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas Tenaga Kerja Permasalahan pembangunan daerah merupakan gap expectation

Lebih terperinci

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan

Diploma III,danS-l dengan tujuan untuk menghasilkan lulusan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah Tinggi Seni Indonesia ( STSI ) merupakan Sekolah Tinggi Seni yang memiliki tiga jurusan, yakni Jurusan Tari, Jurusan Karawitan, Jurusan Teater. Perguruan Tinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai peranan penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak pengaruh era globalisasi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Menurut Slameto (2003:102), persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber daya lainnya tidak dapat memberikan manfaat jika tidak dikelola oleh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peran sumber daya manusia dalam sebuah organisasi tidak kalah pentingnya dengan sumber daya lain seperti modal, investasi dan teknologi. Sebab sumber daya

Lebih terperinci

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL

ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL ANALISIS PELAKSANAAN UJIAN KOMPETENSI PRODUKTIF DALAM PEMBENTUKAN SUMBER DAYA MANUSIA UNGGUL (Studi Kasus Pada Siswa Program Keahlian Akuntansi SMK Negeri 1 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008) SKRIPSI Untuk

Lebih terperinci

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I LATAR BELAKANG 1 BAB I LATAR BELAKANG A. Latar Belakang Masalah Kondisi masyarakat yang mengalami perkembangan dinamis, tingkat kehidupan masyarakat yang semakin baik, mengakibatkan masyarakat semakin sadar akan apa

Lebih terperinci

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3)

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL, PENGGANTI DAFTAR PENILAIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN (DP3) OLEH AKHMAD DISAMPAIKAN PADA PERTEMUAN SELURUH PEJABAT ESELON III DAN IV UNHAS GEDUNG IPTEKS 14 SEPTEMBER

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 198, 2000 KEPEGAWAIAN.PENDIDIKAN DAN LATIHAN.JABATAN. Pegawai Negeri Sipil. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran

Lebih terperinci

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI POLEWALI MANDAR BUPATI POLEWALI MANDAR PERATURAN BUPATI POLEWALI MANDAR NOMOR 52 TAHUN 2012 TENTANG PENINGKATAN KOMPETENSI APARATUR DALAM PENYELENGGARAN PELAYANAN PUBLIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN POLEWALI MANDAR

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Untuk itulah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu hasil dari pelaksanaan otonomi daerah adalah menghasilkan birokrasi yang handal, profesional, efisien dan produktif yang mampu memberikan pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Januardi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andi Januardi, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan zaman serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin maju serta tata kehidupan masyarakat yang serba kompetitif sebagai dampak dari arus globalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan. Pada Instansi pemerintahan kinerja biasa disebut sebagai sebuah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kinerja pada dasarnya menitikberatkan permasalahan pada proses perencanaan, pelaksanaan, dan juga hasil yang di dapatkan setelah melaksanakan pekerjaan. Pada

Lebih terperinci

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Menimbang KETETAPAN SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG Nomor : 023/SK/K01-SA/2002 TENTANG HARKAT PENDIDIKAN DI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG SENAT AKADEMIK INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG : (a) bahwa pasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan diberlakukannya sistem otonomi daerah di Indonesia, pemerintah daerah memiliki hak, wewenang, dan kewajiban untuk mengelola sendiri pengelolaan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. cita-cita bangsa dan negara. Untuk itu diperlukan pengembangan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemerintahan yang baik (good governance) merupakan issue yang paling hangat dalam sektor publik dewasa ini dan merupakan prasyarat utama untuk dapat mewujudkan aspirasi

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1992 TENTANG PENYELENGGARAAN OTONOMI DAERAH DENGAN TITIK BERAT PADA DAERAH TINGKAT II PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Manusia merupakan sumber daya terpenting dalam suatu instansi pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan misi dan tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi.

BAB I PENDAHULUAN. semua tingkatan manajemen di perusahaan. Bagaimanapun majunya. berhasil atau tidaknya suatu organisasi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset penting untuk menunjang keberhasilan suatu organisasi. Sumber daya manusia adalah pelaksana seluruh kebijakan organisasi sehingga

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa sesuai dengan tuntutan nasional dan tantangan global untuk mewujudkan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN) NO. 1. Judul Undang-undang tentang Pokok- Pokok kepegawaian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya manusia (SDM). Kualitas sumber daya manusia dapat menentukan kualitas organisasi dalam keberhasilan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada

BAB I PENDAHULUAN. bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kedudukan dan peranan pegawai negeri sipil sebagai unsur aparatur negara yang bertugas sebagai abdi masyarakat harus menyelenggarakan pelayanan secara adil

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 56/Permentan/KP.120/7/2007 TENTANG PEDOMAN PENILAIAN GURU SEKOLAH PERTANIAN PEMBANGUNAN (SPP) BERPRESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN, Menimbang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kualitas sumber daya manusia Indonesia menjadi isu yang sering dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan dianggap tidak mampu bersaing karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sesuai Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah serta Undang-Undang Nomor 33 Tahun2004 Tentang perimbangan keuangan pusat dalam rangka mengimplementasikan

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci