BELAJAR DARI SYAKHYAKIRTI: PERGURUAN TINGGI MASA SRIWIJAYA. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BELAJAR DARI SYAKHYAKIRTI: PERGURUAN TINGGI MASA SRIWIJAYA. Abstrak"

Transkripsi

1 BELAJAR DARI SYAKHYAKIRTI: PERGURUAN TINGGI MASA SRIWIJAYA Oleh: Abstrak Tulisan ini adalah bagian dari penelitian hibah bersaing yang didapat oleh penulis. Kajian utamanya adalah alam pendidikan pada masa Sriwijaya dengan melihat peranan perguruan tinggi Syakhyakirti sebagai kawasan candradimuka mendidik para bikshu pendeta agama buddha. Peranannya dalam menarik pengunjung, para pelajar di Sriwijaya sangat berkenaan dengan kepentingan untuk memperdalam agama Buddha. Karena faktor agama inilah, para pelajar yang datang ke Sriwijaya untuk belajar di Perguruan Tinggi Syakhyakirti, tidak saja para pelajar lokal tetapi juga, para pelajar Nusantara lainnya, bahkan pelajar dari mancanegara. Perguruan tinggi Syakhyakirti, menposisikan diri sebagai bagian dari transit para pelajar mancanegara, untuk belajar di universitas-universitas lain agama Buddha, di India. Oleh karena itu, ada kewajiban, sebelum belajar ke India, mereka diharuskan belajar terlebih dahulu ke Sriwijaya. Datangnya para pelajar ini, menafsirkan bahwa selain tujuan untuk perdagangan, kunjungan mancanegara ke Sriwijaya juga untuk belajar menuntut ilmu. Kata Kunci: Agama, Syakhyakirti, Dharmapala, Perguruan Tinggi, Tafsir A. PENDAHULUAN Sriwijaya, beribukota sebuah kota berbenteng dikelilingi tembok. kota ini dihuni oleh kurang lebih seribu orang bhiksu, yang mendalami ajaran agama Budha seperti halnya di India Para Bhiksu yang belajar itu dibawah bimbingan gurunya yang terkenal bernama Dharmapala di Perguruan tinggi Syakhyakirti.. kemajuan Sriwijaya sebagai pusat agama Budha.. I-Tsing menganjurkan agar pendetapendeta Cina yang akan belajar di India terlebih dahulu singgah di Sriwijaya untuk mempelajari dasardasar agama Budha dan tata bahasa Sansekerta, selama setahun atau dua tahun. Tentunya, pada perguruan tingginya, Universitas Syakhyakirti (Takakusu, 1896, A Record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago) Ada dua versi tentang Syakhyakirti, pertama beberapa sejarawan menyebutkan bahwa Syakhyakirti adalah seorang mahaguru agama Buddha yang ada di Kerajaan 11 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

2 Sriwijaya. Versi kedua, mahaguru yang dimaksud bukan Syakhyakirti, namun bernama Dharmapala, sementara nama Syakhyakirti tersebut justru nama perguruan tinggi yang dimaksud. Sebenarnya versi kedua inilah, yang ditulis oleh Takakusu (1896) dalam bukunya A Record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Menurut kesaksian I-Tsing Sriwijaya telah menjadi pusat agama Buddha. Di sana ada lebih dari seribu pendeta yang belajar agama Buddha. Diperkirakan di Sriwijaya sudah berdiri sebuah perguruan Buddha, Universitas Syakhyakirti. Perguruan ini mempunyai hubungan baik dengan perguruan Buddha yang ada di Nalanda, India. Saat ini, nama Syakhyakirti, melekat pada dua hal, pertama nama jalan, Jalan Syakhyakirti yang terletak di daerah Tangga Buntung Palembang, di mana terdapat Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya (TPKS). Kedua, dihubungkan dengan salah satu perguruan tinggi swasta (PTS) di Palembang yang beralamat pada Jalan Sultan Muhammad Mansyur, Kecamatan Ilir Barat II Palembang. Nama Syakhyakirti tenggelam akibat kebesaran nama Sriwijaya, yang dilaketkan pada Universitas Sriwijaya, Pupuk Sriwijaya, Daerah Militer (Kodam) II Sriwijaya, dan klub sepak bola kebanggaan masyakarat Sumatera Selatan Sriwijaya FC. Padahal, pada tahun 1950-an, nama Syakhyakirti identik dengan perguruan tinggi itu sendiri di Palembang. Yayasan perguruan tinggi Syakhyakirti, dianggap pioneer berdirinya Universitas Sriwijaya. Menurut Sejarah Universitas Sriwijaya (Alfitri, dkk, 2011), pendirian Yayasan perguruan tinggi Syakhyakirti pada awalnya dibentuk oleh keinginan masyarakat Sumatera Selatan untuk memiliki sebuah perguruan tinggi. Setelah hari kemerdekaan, 17 Agustus 1952, dibentuklah Panitia Fakulteit Sumatera Selatan. Perguruan tinggi pertama yang dibentuk adalah Fakultas Ekonomi di bawah naungan yayasan perguruan tinggi Syakhyakirti pada tanggal 1 April Pada tanggal 1 November 1957, kemudian Yayasan Perguruan Tinggi Syakhyakirti, mendirikan Fakultas Hukum. Gedung permanen perguruan tinggi Syakhyakirti tersebut kemudian dibangun di kawasan Bukit Besar Palembang. Perguruan tinggi Syakhyakirti tersebut, kemudian pada tahun 1960, tepatnya tanggal 29 November (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

3 statusnya berubah menjadi universitas negeri dengan peraturan pemerintah No. 42 tahun 1960 dengan nama Universitas Sriwijaya. Menurut Buku Pedoman Akademik FKIP (2012), selanjutnya, kursus B-1 Bahasa Inggris Negeri Palembang yang didirikan tanggal 1 Oktober 1958, pada tanggal 13 Juni 1961 digabungkan ke perguruan tinggi baru, Universitas Sriwijaya tersebut dengan menambah jurusan bahasa Indonesia, Ekonomi dan Hukum dijadikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Akhir sampai pada saat ini, Universitas Sriwijaya telah memiliki beberapa fakultas. Sejalan dengan penegerian Universitas Sriiwijaya tersebut, perlahan namun pasti, nama perguruan tinggi Syakhyakirti tenggelam. Kemudian pada tanggal 12 Agustus 1980, nama Syakhyakiriti diaktifkan kembali sebagai Sekolah Tinggi Swasta di ranah pendidikan Sumatera Selatan (Buku Pedoman Akademik Universitas Syakhyakirti, 2012). Dua tahun kemudian, 1982, Sekolah Tinggi Syakhyakirti berubah menjadi Universitas Syakhyakirti (Unisti) Palembang sebagai salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Sumatera Selatan. Yang ingin dibicarakan dalam tulisan ini, bukan sejarah Universitas Sriwijaya atau Universitas Syakhyakirti, namun tulisan ini ingin menelaah mengenai kebesaran nama Syakhyakirti tersebut sebagai tempat kawasan candradimuka pendidikan di Sumatera Selatan. Syakhyakirti ditulis dalam sejarah Sriwijaya, sebagai kerajaan besar masa silam di Sumatera Selatan, sebagai perguruan tinggi yang memiliki nama harum di seantaro penjuru dunia. Perguruan ini pada masanya, tidak kalah dengan perguruan tinggi lain di dunia, seperti Universitas Nalanda di India atau Universitas Baghdad di Persia. Perguruan tinggi Syakhyakirti menjadi kiblat pendidikan dunia timur, khususnya sebagai syiar dan kajian agama Buddha. Oleh karena itu, pada masa Sriwijaya, kerajaan ini didatangi oleh para perantau dari berbagai tempat, tidak saja para pedagang, namun juga para pelajar. Boleh dikatakan, pada masa itu dan di masa lampau, Palembang karena keberadaan Perguruan tinggi Syakhyakirti menjadi simbol kota pelajar di Nusantara. Dalam tulisan ini, menjadi sebuah hal menarik untuk melihat bagaimana perkembangan perguruan tinggi pada masa lampau tersebut, terutama Universitas Syakhyakirti, dengan melihat perkembangan agama 13 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

4 Buddhanya di Sriwijaya? Dan mengapa serta bagaimana universitas Syakhyakirti ini dapat menjadi perguruan tinggi gointernasional pertama di Nusantara? B. AJARAN BUDDHA DI SRIWIJAYA Sriwijaya merupakan kerajaan terbesar, dan dianggap kerajaan tua bercorak pemerintahan modern. Namun, Kerajaan Sriwijaya relatif berusia muda di antara kerajaan-kerajaan yang pernah ada di Nusantara. Kerajaan ini lahir berkat temuan dan jasa George Coedes, pada awal abad ke-20. Tahun 1918, Goerge Coedes menulis buku legendarisnya, Le Royaume de Crivijaya, diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Kedatuan Sriwijaya. Mula-mula Prof. Chavannes, sejarawan Perancis, yang menerjemahkan buku perjalanan Pendeta I-ts'ing, berjudul Ta-t'ang-si-yuku-fa-kao-seng-ch'uan, pada tahun 1894 ke dalam bahasa Prancis dengan judul Memoire compose a l'epoque de la grande dynastie T'ang sur les religieux eminents qui allerent chercher la loi dans les pays d'occident. Lalu kemudian disusul Sarjana Jepang Takakusu, pada tahun 1896 menerjemahkan karya perjalanan Pendeta I-ts'ing lainnya, Nan-hai-chi-kueinai-fa-ch'uan, ke dalam bahasa Inggris berjudul A Record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Dalam kedua buku tersebut, belum mengenal nama Sriwijaya. Walaupun dalam kedua karya perjalanannya ini, I-ts ing, menyebut pernah mengunjungi Shih-li-fo-shih, atau dalam ejaan Perancis ditulis Che-li-fo-che. Tetapi dalam interpretasi kedua penerjemah tersebut dan juga sejarawan lainnya, nama itu masih dianggap dan diperkirakan transkripsi Cina dari nama asli Sribhoja, belum Sriwijaya. Dalam kedua buku itu, nama Shih-li-fo-shih, yang sering disingkat Fo-shih saja, telah digunakan untuk menyebut negara, ibukota pusat kerajaan, dan sungai yang muaranya sebagai pelabuhan, namun lokalisasinya kerajaan tersebut belum jelas. Menurut Irwanto (2011), titik terang tentang Sriwijaya diangkat oleh Goerge Coedes dalam bukunya di atas, yang mula-mula memberi gambaran jelas dan melokasikan Sriwijaya. Ketika Kern (1913), berhasil menerjemahkan dan menerbitkan isi prasasti piagam Kota Kapur, salah satu piagam Sriwijaya dari tahun 686 M. Namun Kern masih menganggap bahwa nama Sriwijaya yang tercantum pada piagam tersebut 14 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

5 adalah nama seorang raja, karena Cri biasanya digunakan sebagai sebutan atau gelar raja, diikuti nama raja yang bersangkutan. Coedes, berdasar terjemahan piagam Kota Kapur oleh Kern, dimana terdapat nama Sriwijaya, dan terjemahan karya I-ts'ing, dimana terdapat transkripsi Cina Shih-li-fo-shih, yang kemudian memungkinkan Coedes untuk menetapkan bahwa Sriwijaya adalah nama negara dan kerajaan di Sumatera Selatan. George Coedes pun tidak berhenti pada penemuan itu saja, ia berusaha pula menetapkan letak ibukotanya di Palembang berdasarkan anggapan Groeneveldt (1876), dalam karangannya, Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Sources, yang menyatakan bahwa Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i adalah Palembang. Sebenarnya, sarjana Beal (1886) telah mengemukakan pendapatnya, bahwa negara Shih-li-fo-shih terletak ditepi sungai Musi dekat Kota Palembang. Tetapi, ia masih menyebut kerajaan itu sebagai Shih-li-fo-shih atau San-fo-ts'i dengan nama Tionghoa yang tidak diketahui nama aslinya, belum Sriwijaya. Meskipun anggapan Beal tersebut boleh dipandang sebagai penemuan ilmiah yang asli, namun karena kepincangan tersebut masih kabur sekali. Sehingga dapat dikatakan bawah, nama Sriwijaya belum dikenal sampai pertengahan kedua abad ke-19 tersebut. Selain, temuan George Coedes di atas, nama Sriwijaya terabit kemudian dalam Prasasti Kedukan Bukit bertarikh 604 Saka (682 M). Prasasti ini merupakan prasasti berangka tahun yang tertua di Indonesia, terdiri atas sepuluh baris, tertulis dalam huruf Pallawa dan bahasa Melayu Kuno, masing-masing baris berbunyi sebagai berikut:. (1) bahagia! Pada tahun saka 605 hari kesebelas, (2) dari bulan terang bulan waisakha dapunta hyang naik (3) di perahu melakukan shiddhayatra. Pada hari ketujuh bulan terang (4) bulan Jyetsha dapunta hyang berangkat dari minanga (5) tma membawa tentara dua laksa orang (6) dua ratus orang di perahu yang berjalan seribu (7) 312 banyaknya datang di matada (8) dengan senang hati pada hari kelima dari terang bulan (asada) (9) dengan lega gembira datang membuat wanua (10) sriwijaya melakukan perjalanan dengan lengkap Isi Prasasti Kedukan Bukit ditafsirkan sebagai proklamasi Sriwijaya oleh Boechari (1979). Menurutnya pada mulanya Kerajaan Sriwijaya berpusat di Minanga yang terletak di Batang 15 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

6 Kuantan, di tepi Sungai Inderagiri, dengan alasan minanga = muara = kuala = kuantan. Lalu pada tahun 682 Dapunta Hyang menyerang Palembang dan membuat kota yang kemudian dijadikan ibukota kerajaannya yang baru. Jadi pada tahun 682 terjadi perpindahan ibukota Sriwijaya dari Minanga ke Palembang. Tetapi tafsir asal mula Kerajaan Sriwijaya oleh Boechari tersebut dibantah oleh Mulyana (1981). Ia berpendapat bahwa Kerajaan Sriwijaya selamanya beribukota di Palembang dan tidak pernah berpindah-pindah. Isi prasasti Kedukan Bukit tidak ada hubungannya dengan pembuatan kota Sriwijaya, dan Minanga yang disebutkan dalam prasasti itu hanyalah sebuah daerah taklukan Sriwijaya. Slamet Mulyana melokasikan Minanga di Binanga, yang terletak di tepi Sungai Barumun, Sumatera Timur. Menariknya, tafsir kata wanua memiliki arti ganda yakni kota (negeri) dan rumah (bangunan). Dalam beberapa bahasa daerah di Sumatera bagian selatan, sampai sekarang kata wanua berarti rumah, sering disingkat menjadi nua atau nuo. Coedes, memberikan arti: wanua = pays, royaume, forteresse (kota, kerajaan, rumah pertahanan). Van Ronkel yang mula-mula menerjemahkan prasasti Kedukan Bukit mengartikan wanua dengan fortress (rumah pertahanan). Jadi kalimat marwuat wanua dapat berarti "membuat kota" atau "membuat rumah". Jika kita artikan membuat kota, kita terbentur pada kenyataan bahwa kota Sriwijaya sudah ada pada tahun 671. Maka satu-satunya pilihan adalah mengartikannya membuat rumah. Pada pecahan prasasti nomor D.161 yang ditemukan di Palembang, de Casparis (1956) yang isinya serupa dengan isi prasasti Kedukan Bukit, tertulis:... wihara ini, di wanua ini. Jelaslah bahwa wanua (rumah) yang dibuat Dapunta Hyang tahun 682 adalah sebuah wihara (rumah peribadatan). Secara agama, wihara pada teks Prasasti Kedukan Bukit adalah konsep agama dalam pendidikan. Ajaran utama Buddha terletak dalam kewajiban seseorang menjadi Boddhi, maka kewajiban seorang Buddha adalah menjadi Boddhi itu sendiri. Oleh karena itu, dalam ajaran Buddha ada konsep Samsara dan Moksha, hidup itu adalah samsara, menderita, sehingga manusia cenderung menjahui sifat keduniawian, untuk itu ia diharuskan menempuh moksha, hidup di dunia dalam penyiksaan menjahui semua kemewahan godaan duniawi. 16 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

7 Maka gambaran seorang Buddha hidup dalam biara berkepala gundul, dengan pakaian jubah tanpa jahitan, hidup dengan alat berbentuk tongkat dan piring dengan mencari makan secara mengemis. Jika ia tidak bisa melakukan moksha, maka ia tidak dapat dapat dan tidak pernah menjadi Boddhi, yang artinya tidak akan mati menuju Nirwana, surga adalah pilihan utama. Selama kematian tidak dapat menuntun ia ke Nirwana, maka ia akan terus berreinkarnasi. Jika dalam kehiduapan duniawi ia bersifat tamak dan rakus, mati dan menemupuh reinkarnasi dalam bentuk lain yang lebih hina, ia hidup kembali dalam wujud binatang tikus, anjing, babi dan binatang hina lainnya. Begitulah seterusnya, sampai ia dapat menjadi seorang Boddhi. C. PERGURUAN TINGGI INTERNASIONAL DI SRIWIJAYA Berdasarkan teks Prasasti Kedukan Bukit, maka daerah Bukit Siguntang adalah wilayah suci, di mana wihara, yang tertinggal dalam berbentuk bata candi, tinggalan patung, dan arca penanda pentingnya daerah ini pada masa itu. Pada abad ke-9, Bukit Siguntang merupakan pusat belajar agama para pendeta Buddha. Berdasarkan tafsir diyakini pada daerah inilah Universitas Syakhyakirti didirikan. Pendeta-pendeta dari Asia berguru ke sini kepada mahaguru Suvarnadvipa Dharmakirti. Daerah lerengnya, mulai dari Padang Kapas hingga Kambang Unglen adalah daerah produksi industri Sriwijaya dengan diketemukannya berbagai macam pecahan prasasti, arca dan keramik. Berdasarkan tafsir (Irwanto, 2011), Prasasti Kedukan Bukit sebagai interpretan atas konsep gerbang kota adalah pengingat bahwa masuk ke kota ini merupakan refleksi atas sebuah kelahiran. Berguru agama ada di Bukit Siguntang, di mana Universitas Syakhyakirti berada serta berdagang di daerah lereng sekitar Bukit Siguntang dari Padang Kapas hingga Kambang Unglen. Setelah masuk ke wilayah ini, mereka seperti dilahirkan kembali, baik sebagai pedagang, tentunya ekonom yang jangan terlalu mementingkan dunia, maupun sebagai pelajar yang mendalami agama Buddha atau keduanya, pedagang yang sambil belajar agama Buddha sekaligus. Lebih jauh dari tafsir semiotika ini, dapat dikatakan Kota Fo-shih, untuk menyebut Palembang pada waktu itu, adalah simbol Kota Dagang, Kota Agama dan Kota Pelajar. 17 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

8 Menariknya mengenai pelajar Universitas Syakhyakirti terdapat dalam mitos terbaik tentang Perguruan Tinggi Syakhyakirti sebagai arena kawasan Chandradimuka pendidikan bagi pelajar internasional di dapat dalam legenda Pulau Kemaro. Berdasarkan berbagai sumber, maka diceritakan, dahulu kala, di masa Kerajaan Sriwijaya, Palembang sebagai pusat pemerintahan terdapat sebuah perguruan tinggi agama Budha yakni Sjakhyakirti. Lalu salah satu pangeran dari Tiongkok, yang bernama Tan Bun An menuntut ilmu di perguruan tinggi tersebut. (Legenda Pulau Kemaro, 2012) Dalam proses belajarnya di Palembang, Tan Bun An mengenal seorang putri dari seorang pangeran Palembang yang beragama Islam. Namanya Siti Fatimah. Mereka pun jatuh cinta, dan sepakat menikah. Orangtua Siti Fatimah setuju, begitu pun dengan orang tua Tan Bun An. Tan Bun An kemudian mengirim seorang pengawalnya pulang ke Tiongkok untuk meminta emas kawin. Tentu saja permintaan ini disetujui orang tua Ta Bun An. Mereka pun mengirim keramik, guci, koin emas dan perak. Agar tidak dicuri atau dirampok di tengah perjalanan, semua emas kawin itu diletakkan di dalam guci raksasa yang di atasnya diletakkan sayur-sayuran. Panglima maupun hulubalang yang membawa guci-guci itu sama sekali tidak tahu keberadaa emas kawin tersebut. Namun, saat kapal bersandar di pelabuhan Kuto Gawang, Tan Bun An terkejut, sebab tidak ada barang yang sesuai dengan permintaannya. Dia hanya menemukan puluhan guci berisi sayuran. Tan Bun An pun marah dan Kesal. Dia menyangka kedua orangtuanya tidak setuju dirinya menikah dengan Siti Fatimah. Bukan mengetengahkan legendanya, namun yang terlihat disana adalah sosok pelajar dari Universitas Syakhyakirti tersebut yang berasal dari seorang putra pangeran Cina. Jadi yang belajar di Universitas Syakhyakirti tersebut kebanyakan anak-anak pejabat dari negeri Cina. Secara naratif, catatan tentang Universitas Syakhyakirti pada masa Sriwijaya terdapat dalam kisah perjalanan I-Tsing. Kerajaan Sriwijaya menjadi salah satu pusat pengembangan agama Buddha di Asia Tenggara. Hal ini terlihat pada catatan seorang sarjana dari China bernama I-Tsing yang melakukan perjalanan ke India dan Nusantara serta mencatat perkembangan agama Buddha disana. Biarawan Buddha lainnya yang 18 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

9 mengunjungi Indonesia adalah Atisa, Dharmapala, seorang profesor dari Nalanda, dan Vajrabodhi, seorang penganut agama Buddha yang berasal dari India Selatan. Calon pendeta I-Tsing, sebelum melakukan studi ke Universitas Nalanda di India, melakukan kunjungan ke Kerajaan Sriwijaya. Berdasarkan catatan I- tsing, Sriwijaya, dengan Universitas Syakhiyakirtinya, merupakan rumah bagi sarjana Buddha, dan menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Hal ini membuktikan bahwa selama masa kerajaan Sriwijaya, agama Buddhis berkembang sangat pesat dengan sentranya pada Universitas Syakhyakirti. Selain itu I-tsing juga melaporkan bahwa di Sriwijaya terdapat aliran Buddha Theravada, kadang disebut Hinayana dan Mahayana. Kemudian semakin lama Buddhisme di Sriwijaya mendapat pengaruh dari aliran Vajrayana dari India. Pesatnya perkembangan agama Buddhis di Sriwijaya juga didukung oleh seorang Mahaguru Buddhis di Sriwijaya, yakni Dharmapala yang menjadi mahaguru di perguruan tinggi Syakhyakirti, I-Tsing melaporkan perguruan tinggi Buddhis, Universitas Syakhyakirti, memiliki hubungan baik dengan Universitas Nalanda, India, sehingga ada cukup banyak orang yang mempelajari Buddhisme di kerajaan Sriwijaya. Mereka, selain pelajar local banyak juga yang dating dari mancanegara untuk belajar agama Buddha dengan digembleng untuk menjadi pendeta. Dalam catatannya, I- Tsing juga menulis ada lebih dari 1000 pendeta yang belajar Buddhis di Sriwijaya. I-Tsing menghabiskan waktunya hidup sendirian sebagai bhiksu di India dan Sumatera. Seluruh bukunya merupakan catatan lengkap tentang kehidupan biarawan. Ia tinggal di India seluruhnya berdasarkan peraturan vinaya. Menurut Soekmono (1980), bila dibandingkan catatan Fa Hsien tahun 414 dengan catatan I-Tsing, dapat diambil kesimpulan bahwa Agama Buddha di pulau Jawa dan Sumatera telah dibangun dengan sangat cepat. Pekerjaan I-Tsing selain menulis catatan seperti dikemukakan di atas, ia juga menulis buku tentang perjalanan seorang guru agama asal China bernama Hwui Ning yang datang ke Kerajaan Kalingga (Ho-Ling) di Jawa. Dalam bukunya dikatakan bahwa bhiksu asli Jawa dan Sumatera merupakan sarjana bahasa Sanskerta yang sangat bagus. Salah satunya adalah 19 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

10 Jnanabhadra yang merupakan orang Jawa asli asal Kerajaan Kalingga yang bertindak sebagai guru bagi para bhiksu China, termasuk Hwui Ning, dan membantu menerjemahkan sutra ke dalam bahasa China. I-Tsing juga menceritakan bahwa beberapa naskah yang diterjemahkan oleh Hwui Ning adalah mengenai mangkatnya (parinibbana) Sang Buddha. Namun, ia mengatakan bahwa naskah tersebut berbeda dengan naskah yang biasa digunakan dalam Mahayana. Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Agama Buddha yang dianut oleh mayoritas masyarakat Nusantara pada waktu itu adalah non-mahayana meskipun bahasa yang digunakan adalah bahasa Sanskerta. Namun di Melayu juga terdapat sedikit masyarakat yang mengadopsi Mahayana. Dari berita I-Tsing yang diterjemahkan sangat baik oleh Takakusu (1896) serta beberapa prasasti yang ada tentang Sriwijaya, selanjutnya dapat mengambil kesimpulan bahwa pada waktu itu, Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan yang termasyur karena merupakan pusat ilmu dan kebudayaan Buddhis, tentunya dengan berpusat kepada perguruan tinggi Syakhyakirti. Di sana terdapat banyak vihara dan dihuni oleh ribuan bhikkhu. Pada Perguruan Tinggi Agama Buddha, Universitas Syakhyakirti di Sriwijaya tersebut, selain kuliah-kuliah tentang Agama Buddha, orang dapat mengikuti juga kuliah-kuliah tentang bahasa Sansekerta dan bahasa Jawa Kuno (Kawi). Pujangga-pujangga Agama Buddha terkenal, salah satunya Dharmapala pernah mengajar di Perguruan Tinggi tersebut dan menyebarkan aliran Mahayana. Selain I-Tsing, seorang pengunjung dan pelajar Perguruan Syakhyakirti, Atisa dari Tibet, tercatat bahwa setelah mendalami ilmu di Perguruan Syakhyakirti, Ia kemudian berperan dalam mengembangkan Buddha Vajrayana di Tibet dalam kertas kerjanya Durbodhāloka. D. PENUTUP Sriwijaya dengan Perguruan Tinggi Syakhyakirti menjadi pusat pengajaran Buddha. Perguruan Tinggi Syakhyakirti menarik banyak peziarah dan sarjana dari negara-negara di Asia. Antara lain pendeta dari Tiongkok I Tsing, yang melakukan kunjungan ke Sriwijaya dalam perjalanan studinya di Universitas Nalanda, India, dengan terlebih dahulu 20 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

11 belajar di Universitas Syakhyakirti di Sriwijaya. Pada tahun 671 dan 695, I-Tsing ketika belajar di Universitas Syakhyakirti melaporkan bahwa Sriwijaya menjadi rumah bagi sarjana Buddha sehingga menjadi pusat pembelajaran agama Buddha. Di Sriwijaya, Perguruan Syakhyakirit menampung lebih dari 1000 orang pendeta yang belajar agama Budha pada Syakhyakirti, yang tidak saja berasal dari Nusantara, namun juga dari mancanegara. 21 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

12 PUSTAKA ACUAN Beals, S The Situation of the country called Shi-li-fo-shai, NBG, 24, 1886, I-V bijlage I. Takakusu, J A Record of the Buddhist Religion as Practised in India and the Malay Archipelago. Oxford : Claredon Press. Coedes, George le Royaume de Crivijaya,. B.E.F.E.O. XVIII. Termuat juga dalam Kumpulan Coedes dan L. Ch. Damais terj. Kedatuan Sriwijaya: Penelitian Tentang Sriwijaya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Groeneveldt, W.P Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from Chinese Sources, VBG XXXIX, Kern, H Insripties van de Indischen Archipel, Verspeide Geschriften VI, VII, s Gravenhage. Krom, N.J Les incriptions Malaises de Crivijaya. TBG. LIX, 1930, h Irwanto, Dedi. 2011, Dekonstruksi Lokasi Sriwijaya: Usaha Meningkatkan Pemahaman Kesejarahan Lokal Siswa Menengah Atas. Laporan Penelitian Hibah Bersaing Tidak dipublikasikan. Muljana, Slamet Sriwijaya. Yogyakarta: LkiS. Muljana, Slamet Kuntala, Sriwijaya dan Suwarnabhumi. Jakarta: Idayu. Moens, J.L Crivijaya, Yava en Kataha. T.B.G. LXXVII, afl dan disalin dalam jurnal bahasa Inggris Journal of the Malayan Branch No. XVII. 22 (Ripteksi Kependidikan PGRI, Volume 1, Nomor 1, Februari 2013: Hlm )

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki

I. PENDAHULUAN. pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia merupakan Negara Kepulauan yang terdiri dari berbagai macam pulau-pulau besar dan Pulau Sumatera salah satunya. Pulau Sumatera memiliki kota-kota

Lebih terperinci

PEMAKNAAN SIMBOLIK ATAS TINGGALAN PRASASTI SRIWIJAYA DI PALEMBANG Dedi Irwanto Muhammad Santun *) Abstrak

PEMAKNAAN SIMBOLIK ATAS TINGGALAN PRASASTI SRIWIJAYA DI PALEMBANG Dedi Irwanto Muhammad Santun *) Abstrak PEMAKNAAN SIMBOLIK ATAS TINGGALAN PRASASTI SRIWIJAYA DI PALEMBANG Dedi Irwanto Muhammad Santun *) Abstract This paper attempts to look up the meaning of semiotics remains Srivijaya inscriptions in the

Lebih terperinci

SRIWIJAYA JAYA SEPANJANG MASA. Oleh YUNANI* Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Sejarahwan Indonesia Cabang Sumatera Selatan

SRIWIJAYA JAYA SEPANJANG MASA. Oleh YUNANI* Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Sejarahwan Indonesia Cabang Sumatera Selatan SRIWIJAYA JAYA SEPANJANG MASA Oleh YUNANI* Disampaikan pada Seminar Nasional Masyarakat Sejarahwan Indonesia Cabang Sumatera Selatan *Tenaga Pengajar pada FKIP UNSRI Jurusan IPS Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

No. Title Page 1 Formation of Colonial Society in the Philippine Islands until the end of the 19th Century

No. Title Page 1 Formation of Colonial Society in the Philippine Islands until the end of the 19th Century Table of Contents No. Title Page 1 Formation of Colonial Society in the Philippine Islands until the end of the 19th Century 100-114 2 Cancellation of Lease Land In Vorstenlanden 1823: Case Cons Lex Rei

Lebih terperinci

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA

KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA KERAJAAN HINDU-BUDHA DAN ISLAM DI INDONESIA BESERTA PENINGGALANNYA STANDAR KOMPETENSI: 1. Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan Islam, keragaman

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan menjadi topik penelitian. Dimana dalam penelitian ini akan dicari konsep-konsep yang dapat

Lebih terperinci

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Sriwijaya. 1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya Sriwijaya adalah salah satu kemaharajaan bahari yang pernah berdiri di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusanatara. Dalam bahasa sansekerta, Sri berarti kemenangan atau

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.3 1. Hipotesis yang menyebutkan bahwa agama dan kebudayaan Hindu dibawa ke Indonesia oleh para pedagang adalah hipotesis...

Lebih terperinci

Mengungkap Bukti Kejayaan Sriwijaya dalam Taman Purbakala Sriwijaya Nama Mahasiswa : Veronika Joan Putri NIM :

Mengungkap Bukti Kejayaan Sriwijaya dalam Taman Purbakala Sriwijaya Nama Mahasiswa : Veronika Joan Putri NIM : French Perahu Sriwijaya yang terukir di relief Candi Borobudur (Sumber: http://muamallat.wordpress.com/sarjawala/) AL5101 Sejarah dan Teori Arsitektur Lanskap Semester 1-2013/2014 Mengungkap Bukti Kejayaan

Lebih terperinci

Srivijaya. Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang. tsabit azinar ahmad-unnes

Srivijaya. Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang. tsabit azinar ahmad-unnes Srivijaya Tsabit Azinar Ahmad Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Semarang Lokasi Palembang G. Coedes, Nilakanta Sastri, Poerbatjaraka, Slametmuljan a, OW Wolters, B Bronsons Perak, Malaysia H.G Quartich

Lebih terperinci

MENELUSURI ASAL USUL BANGSA MELAYU

MENELUSURI ASAL USUL BANGSA MELAYU Menelusuri Asal Usul Bangsa Melayu, Yunani Hasan 27 MENELUSURI ASAL USUL BANGSA MELAYU Yunani Hasan FKIP Universitas Sriwijaya 082185109340 Abstrak: Asal usul orang Melayu Kuno mengalami kesulitan untuk

Lebih terperinci

MEMOAR I TSING (671 M)

MEMOAR I TSING (671 M) KERAJAAN SRIWIJAYA MEMOAR I TSING (671 M) IBUKOTA FO SHIH DIKELILINGI BENTENG TERDAPAT LEBIH DARI 1000 PENDETA BUDHA, YANG TIADA BEDANYA DENGAN MADYADESA DI INDIA. DI NEGERI SHIH LI FO - SHIH KITA MELIHAT

Lebih terperinci

BAB VI KERAJAAN SRIWIJAYA

BAB VI KERAJAAN SRIWIJAYA BAB VI KERAJAAN SRIWIJAYA Catatan Sejarah ABAD VII - Prasasti Kedukan Bukit (Palembang), berangka tahun 604 S (682 M), berhuruf Pallawa dan berbahasa Melayu Kuno. Isi tentang : Dapunta Hyang manalap siddhayatra

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Agama Buddha tidak pernah bisa dilepaskan dari perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Agama ini pernah berkembang pesat dan menjadi bagian kehidupan masyarakat Indonesia

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2 SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 4. INDONESIA MASA HINDU BUDHALatihan Soal 4.2 1. Persentuhan antara India dengan wilayah Nusantara didorong oleh berbagai faktor, salah satu faktor yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai sejarah panjang. Indonesia juga memiliki wilayah yang sangat luas dengan berbagai kepulauan. Salah satu pulau yang menjadi

Lebih terperinci

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA

FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fungsi Bahasa Secara Umum Bahasa Negara dan Bahasa Nasional Keunggulan Bahasa Indonesia Fakultas.. Dadi Waras Suhardjono, S.S., M.Pd. Program Studi. www.mercubuana.ac.id

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah

I. PENDAHULUAN. dikenal sebagai salah satu Kerajaan Maritim terbesar di Indonesia. Wilayah I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk dan memerdekakan diri pada 17 Agustus 1945, bangsa ini pernah menemukan atau memiliki sebuah masa kejayaan yang

Lebih terperinci

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi

Forum Bina Prestasi DI UNDUH DARI YUDHISTIRA LEARNING CENTER. Anggota Ikapi Forum Bina Prestasi Anggota Ikapi Pendalaman Buku Teks Tematik Pahlawanku 4E Kelas IV SD Penyusun Forum Bina Prestasi Pramita Indriani Damarasih Sumiyono Untari Teguh Purwantari Sutarman Editor Indriani

Lebih terperinci

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga :

3. Kehidupan ekonomi kerajaan Kalingga : Kerajaan Kalingga 1. Sejarah kerajaan Kalingga dimulai pada abad ke-6 dan merupakan sebuah kerajaan dengan gaya India yang terletak di pesisir utara Jawa Tengah. Belum diketahui secara pasti dimana pusat

Lebih terperinci

KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M

KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN M 62 Kerjasama Kerajaan Sriwijaya dengan Dinasti Tang. Alan Saputra, Yunani Hasan. KERJASAMA KERAJAAN SRIWIJAYA DENGAN DINASTI TANG PADA TAHUN 683-740 M Alan Saputra, Yunani Hasan Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55

Jakarta dulu dan Kini Senin, 22 Juni :55 Jakarta bermula dari sebuah bandar kecil di muara Sungai Ciliwung sekitar 500 tahun silam. Selama berabad-abad kemudian kota bandar ini berkembang menjadi pusat perdagangan internasional yang ramai. Pengetahuan

Lebih terperinci

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung

KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung KESASTRAAN MELAYU KLASIK oleh Halimah FPBS UPI Bandung Nama Melayu pertama kali dipakai sebagai nama kerajaan tua di daerah Jambi di tepi sungai Batang hari. Peninggalan paling tua dari bahasa Melayu adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatera Selatan. Palembang merupakan kota terbesar kedua di Sumatera setelah Medan. Sejarah Palembang yang pernah menjadi

Lebih terperinci

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA

PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA PETA KONSEP KERAJAAN-KARAJAAN HINDU BUDDHA DI INDONESIA IPS Nama :... Kelas :... 1. Kerajaan Kutai KUTAI Prasasti Mulawarman dari Kutai Raja Kudungga Raja Aswawarman (pembentuk keluarga (dinasti)) Raja

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009

BAB 5 KESIMPULAN. Universitas Indonesia. Hubungan Malayu..., Daulat Fajar Yanuar, FIB UI, 2009 91 BAB 5 KESIMPULAN Pada masa Jawa Kuno, raja merupakan pemegang kekuasaan dan otoritas tertinggi dalam pemerintahan. Seorang raja mendapatkan gelarnya berdasarkan hak waris yang sifatnya turun-temurun

Lebih terperinci

KULDESAK PENULISAN SEJARAH SRIWIJAYA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH: SEBUAH WACANA AWAL. Oleh: Dedi Irwanto

KULDESAK PENULISAN SEJARAH SRIWIJAYA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH: SEBUAH WACANA AWAL. Oleh: Dedi Irwanto KULDESAK PENULISAN SEJARAH SRIWIJAYA DALAM MATA PELAJARAN SEJARAH DI SEKOLAH: SEBUAH WACANA AWAL Oleh: Dedi Irwanto Abstrak Kajian ini sebagai wacana untuk mendesak perlunya sebuah penulisan sejarah yang

Lebih terperinci

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli.

Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar. Menurut berita-berita Cina, pulau Bali dikenal dengan nama P oli. Alur Perkembangan Kebudayaan Bali III Oleh: Hendra Santosa, Dosen PS Seni Karawitan ISI Denpasar 3. P oli dari Berita-berita Cina a. Berita-berita Cina Tentang Bali Menurut berita-berita Cina, pulau Bali

Lebih terperinci

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia

Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Wujud Akulturasi Budaya Islam Di Indonesia Islam Budaya lokal Pengantar 611M Masa Kelahiran Islam Di Arab. 632-661 M Mulai muncul Kekhafilahan di Arab untuk menggantikan kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.

Lebih terperinci

Vol. 13 No. 2 (Juli-Desember) 2013 ISSN x DAFTAR ISI

Vol. 13 No. 2 (Juli-Desember) 2013 ISSN x DAFTAR ISI Vol. 13 No. 2 (Juli-Desember) 2013 ISSN 1412-999x DAFTAR ISI 1. Corporate Strategies in the Spread of Hallyu (Korean Wave) in Indonesia Citra Hennida... 117-125 2. Celebrity Status in RCTI s Idola Cilik:

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2

BAB II PEMBAHASAN. Kamajaya,Karkono,Kebudayaan jawa:perpaduannya dengan islam,ikapi,yogja,1995 2 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan adalah upaya menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh setiap insan. Potensi itu berupa kemampuan berbahasa, berfikir, mengingat menciptakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai.

I. PENDAHULUAN. Islam datang selalu mendapat sambutan yang baik. Begitu juga dengan. kedatangan Islam di Indonesia khususnya di Samudera Pasai. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Islam adalah agama yang damai, dimana agama ini mengajarkan keharusan terciptanya keseimbangan hidup jasmani maupun rohani sehingga dimanapun Islam datang selalu

Lebih terperinci

1. Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M)

1. Prasasti Kedudukan Bukit (605 Saka=683 M) Sriwijaya dalambahasasanskerta,mengandungduasuku kata: sri beraticahaya; wijaya berartikemenangan. Jadi, Sriwijaya berarti kemenangan yang bercahaya. Dan memang, Sriwijayaadalahsatudarikerajaanterbesardalamsejarah

Lebih terperinci

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D

KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR. Oleh : SABRINA SABILA L2D KAJIAN PELESTARIAN KAWASAN BENTENG KUTO BESAK PALEMBANG SEBAGAI ASET WISATA TUGAS AKHIR Oleh : SABRINA SABILA L2D 005 400 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Lebih terperinci

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya.

SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6. Ksatria. Waisya. SMA/MA IPS kelas 10 - SEJARAH IPS BAB 6. AKULTURASI BUDAYA INDONESIA DENGAN HINDU BUDHA DAN ISLAMLATIHAN SOAL BAB 6 1. Berdasarkan letak geografis Indonesia yang berada dalam jalur perdagangan dunia, serta

Lebih terperinci

BELAJAR DARI DĀTU ŚRĪWIJAYA: BANGKITLAH KEMBALI BANGSA BAHARI. Bambang Budi Utomo

BELAJAR DARI DĀTU ŚRĪWIJAYA: BANGKITLAH KEMBALI BANGSA BAHARI. Bambang Budi Utomo BELAJAR DARI DĀTU ŚRĪWIJAYA: BANGKITLAH KEMBALI BANGSA BAHARI Bambang Budi Utomo Pengantar Śrīwijaya dikenal sebagai kerajaan bahari yang sebagian besar masyarakatnya hidup dari pelayaran dan perdagangan.

Lebih terperinci

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang

dari periode yang awal sampai pada periode-periode berikutnya?. Perkembangan terjadi bila berturut-turut masyarakat bergerak dari satu bentuk yang PERIODISASI SEJARAH Apakah yang disebut dengan periodisasi? Pertanyaan tersebut kita kembalikan pada penjelasan sebelumnya bahwa sejarah adalah studi tentang kehidupan manusia dalam konteks waktu. Untuk

Lebih terperinci

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA

MATA KULIAH BAHASA INDONESIA Modul ke: MATA KULIAH BAHASA INDONESIA 03 Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SUPRIYADI, M.Pd. HP. 0815 1300 7353/ 0812 9479 4583

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan

TINJAUAN PUSTAKA. Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Tinjauan Historis Secara etimologis konsep tinjauan historis terdiri dari dua kata yakni tinjauan dan historis. Kata tinjauan dalam bahasa Indonesia berasal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Beberapa artefak yang ditemukan di Indonesia pada awal Masehi memperlihatkan unsur-unsur kebudayaan India sehingga hal tersebut menunjukkan bahwa bangsa India telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah

BAB I PENDAHULUAN. di Katulistiwa. Sejak awal abad Masehi, Pulau Sumatera telah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pulau Sumatera atau yang dahulu dikenal dengan nama Pulau Swarnadwipa merupakan pulau terbesar keenam di dunia yang memanjang dari 6 0 Lintang Utara hingga

Lebih terperinci

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk

Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah ada di Indonesia pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu sebelum bangsa Indonesia terbentuk Proses perumusan materi Pancasila secara formal dilakukan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA

PENDIDIKAN PANCASILA. Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia. Novia Kencana, S.IP, MPA PENDIDIKAN PANCASILA Hakikat Pancasila dalam Konteks Sejarah Perjuangan Bangsa Indonesia Novia Kencana, S.IP, MPA novia.kencana@gmail.com Pengantar Secara epistomologis dan pertanggung jawaban ilmiah,

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Berdasarkan dari hasil pencarian penelitianterdahulu tentang animasi sejarah kerajaan terdapat makalah yang berjudul Kerajaan Demak, Pajang dan Mataram

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Peran Cheng Ho dalam proses perkembangan agama Islam di Nusantara pada tahun 1405-1433 bisa dikatakan sebagai simbol dari arus baru teori masuknya agama Islam

Lebih terperinci

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Saya yang bertanda tangan di bawah ini dengan sebenarnya menyatakan bahwa skripsi ini saya susun tanpa tindakan plagiarisme sesuai dengan peraturan yang berlaku di Jika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia terdiri dari berbagai kelompok etnik salah satunya adalah kelompok etnik Tionghoa. Kelompok etnik Tionghoa di Indonesia adalah salah satu kelompok etnik yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Pariwisata penting bagi negara karena menghasilkan devisa dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul Pariwisata merupakan industri global yang bersifat fenomenal. Perkembangan kepariwisataan dunia dari tahun ke tahun semakin meningkat baik dari jumlah wisatawan

Lebih terperinci

Historiografi. Sejarah Kerajaan Sriwijaya

Historiografi. Sejarah Kerajaan Sriwijaya Sejarah Kerajaan Sriwijaya Kerajaan Sriwijaya (atau juga disebut Srivijaya) adalah salah satu kemaharajaan maritim yang kuat di pulau Sumatera dan banyak memberi pengaruh di Nusantara dengan daerah kekuasaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Bandung, dengan julukan Paris Van Java mempunyai pesona yang begitu luar biasa mulai dari kuliner, budaya sundanya, peninggalan bersejarah dan tujuan wisata. Salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah

BAB I PENDAHULUAN. Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Agama Budha lahir dibagian Timur Laut India sekitar abad ke-6 SM. Setelah lebih dari 2500 tahun hingga saat ini, agama Budha berkembang keluar India hingga sampai ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mengenai tokoh Sanjaya sebagai pendiri Kerajaan Mataram Hindu di Jawa Tengah sebenarnya masih menjadi bahan perdebatan hingga saat ini. Jati diri Sanjaya yang

Lebih terperinci

Misteri Gandrung dari Tiongkok

Misteri Gandrung dari Tiongkok 1 Misteri Gandrung dari Tiongkok Sumono Abdul Hamid Dua puluh satu tahun yang lalu, tepatnya 5 Maret 1990, saya menonton pementasan gandrung di Taman Ismail Marzuki, garapan seniman kondang Hendrawanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Palembang merupakan salah satu kota besar di Indonesia dan merupakan ibu kota dari Sumatra Selatan. Salah satu tempat wisata yang terkenal di kota Palembang adalah

Lebih terperinci

PERCANDIAN PADANGLAWAS

PERCANDIAN PADANGLAWAS PERCANDIAN PADANGLAWAS Di daerah Padanglawas yang merupakan dataran rendah yang kering, pada masa lampau mungkin tidak pernah menjadi pusat pemukiman, dan hanya berfungsi sebagai pusat upacara keagamaan.

Lebih terperinci

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7

SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 SD kelas 4 - BAHASA INDONESIA BAB 1. INDAHNYA KEBERSAMAANLatihan Soal 1.7 1. Sejarah Sunda Kata Sunda artinya Bagus/ Baik/ Putih/ Bersih/ Cemerlang, segala sesuatu yang mengandung unsur kebaikan, orang

Lebih terperinci

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2

BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2 BAB 2 : KEHIDUPAN BANGSA INDONESIA PADA MASA HINDU-BUDDHA Nurul Layyina X IIS 2 A. Teori tentang proses masuk dan berkembangnya agama dan kebudayaan hindu-buddha di indonesia 1. Masuk dan berkembangnya

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 0532/Pdt.G/2013/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD

MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH. By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD MENGHARGAI PENINGGALAN SEJARAH By : Arista Ninda Kusuma / PGSD USD STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR 1. Memahami sejarah, kenampakan alam, dan keragaman suku bangsa di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi

Lebih terperinci

5. (775 M) M M M 9. (832 M) 10. (842 M) 11. (850 M) 12. (856 M) 13. (863 M) 14. (880 M) 15. (907 M) 16.

5. (775 M) M M M 9. (832 M) 10. (842 M) 11. (850 M) 12. (856 M) 13. (863 M) 14. (880 M) 15. (907 M) 16. MATARAM 1. Prasasti Tuk Mas 2. Prasasti Sojomerto (akhir abad 7) 3. Prasasti Canggal (732 M) 4. Prasasti Plumpungan 750 M 5. Prasasti Ligor B (775 M) 6. Prasasti Kalasan 778 M 7. Prasasti Kelurak 782 M

Lebih terperinci

INTERAKSI KEBUDAYAAN

INTERAKSI KEBUDAYAAN Pengertian Akulturasi Akulturasi adalah suatu proses sosial yang timbul manakala suatu kelompok manusia dengan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur dari suatu kebudayaan asing. Kebudayaan asing

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat

I. PENDAHULUAN. adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara umum masyarakat Lampung dibedakan menjadi dua yaitu masyarakat adat Lampung Saibatin dan masyarakat adat Lampung Pepadun. Masyarakat adat Lampung Peminggir

Lebih terperinci

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional

Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Bahasa Indonesia Sebagai Bahasa Internasional Oleh : Andy Wijaya NIM :125110200111066 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Brawijaya Malang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa memiliki peranan penting

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN KERAJAAN MELAYU SAMPAI MASA ADITYAWARMAN. Oleh: Drs. Alian, M.hum. Abstrak

PERTUMBUHAN KERAJAAN MELAYU SAMPAI MASA ADITYAWARMAN. Oleh: Drs. Alian, M.hum. Abstrak PERTUMBUHAN KERAJAAN MELAYU SAMPAI MASA ADITYAWARMAN Oleh: Drs. Alian, M.hum Abstrak Kerajaan Melayu adalah salah satu kerajaan awal di Indonesia yang terletak di Jambi. Ada dua kerajaan di Sumatera yang

Lebih terperinci

MUNCULNYA AGAMA HINDU

MUNCULNYA AGAMA HINDU MUNCULNYA AGAMA HINDU di INDIA Agama Hindu tumbuh bersamaan dengan kedatangan bangsa Aria (cirinya kulit putih, badan tinggi, hidung mancung) ke Mohenjodaro dan Harappa (Peradaban Lembah Sungai Indus)

Lebih terperinci

Uji Kompetensi. Sumber : Taufik Abdullah (ed) Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid II. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve.

Uji Kompetensi. Sumber : Taufik Abdullah (ed) Indonesia Dalam Arus Sejarah. Jilid II. Jakarta: PT. Ichtiar Baru van Hoeve. Uji Kompetensi Prasasti Jambu ( Pasir Koleangkak) terletak di sebuah bukit, di Desa Parakan Muncang, Nanggung, Bogor. Prasasti ini ditulis dalam dua baris tulisan dengan aksara Pallawa dan bahasa Sanskerta.

Lebih terperinci

Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom.

Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Untuk Stikom Bandung Semester Ganjil 2011-2012 Nantia Rena Venus, S.S., M.I.Kom. Sumber Bahasa Indonesia Berdasarkan petunjuk-petunjuk dari prasasti-prasasti dikemukakan: a. Bahasa Melayu berfungsi sebagai

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada :

KATA PENGANTAR. Dalam kesempatan ini pula saya menyampaikan rasa bahagia dan ucapan rasa terima kasih kepada : KATA PENGANTAR Puji syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas sejarah yang berjudul Terbentuknya Jaringan Nusantara Melalui Perdagangan

Lebih terperinci

Dharmayatra tempat suci Buddha

Dharmayatra tempat suci Buddha Dharmayatra tempat suci Buddha 1. Pengertian Dharmayatra Dharmayatra terdiri dari dua kata, yaitu : dhamma dan yatra. Dharmma (Pali) atau Dharma (Sanskerta) artinya kesunyataan, benar, kebenaran, hukum,

Lebih terperinci

Benteng Fort Rotterdam

Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam Benteng Fort Rotterdam merupakan salah satu benteng di Sulawesi Selatan yang boleh dianggap megah dan menawan. Seorang wartawan New York Times, Barbara Crossette pernah menggambarkan

Lebih terperinci

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA

MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA MASUKNYA HINDU-BUDHA KE INDONESIA A. Masuknya Hindu Ada pendapat yang menganggap bahwa bangsa Indonesia bersikap Pasif dan hanya menerima saja pengaruh budaya yang datang dari India. Menurut para ahli

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di

BAB I PENDAHULUAN. menguasai Nusantara, bangsa China telah terlebih dahulu menginjakkan kaki di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang China adalah salah satu negara di Asia yang mempunyai hubungan erat dengan Indonesia. Sebelum negara Indonesia terbentuk dan sebelum Belanda menguasai Nusantara, bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Batubara merupakan salah satu kabupaten yang berada di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten yang baru menginjak usia 8 tahun ini diresmikan tepatnya pada 15

Lebih terperinci

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi

BAB II DATA DAN ANALISA. Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh. 3. Pengamatan langsung / observasi BAB II DATA DAN ANALISA 2. 1 Data dan Literatur Sumber data-data untuk menunjang studi Desain Komunikasi Visual diperoleh dari: 1. Media elektronik: Internet 2. Literatur: Koran, Buku 3. Pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara republik Indonesia merupakan negara kesatuan bahasa. dilihat dari letak geografisnya yang berupa pulau-pulau, dan juga keragaman budaya yang sangat banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga.

I. PENDAHULUAN. telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hubungan lalu lintas pelayaran antara Tionghoa dari Tiongkok dengan Nusantara telah berlangsung sejak zaman purba sampai batas waktu yang tidak terhingga. Berdasarkan

Lebih terperinci

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

BAHASA INDONESIA FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA. Drs. SUMARDI, M. Pd. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS BAHASA INDONESIA Modul ke: FUNGSI DAN KEDUDUKAN BAHASA INDONESIA Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Drs. SUMARDI, M. Pd Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id A. SEJARAH PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Kerajaan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara

BAB V KESIMPULAN. Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara BAB V KESIMPULAN Di dalam aktivitas pelayaran dan perniagaan internasional Nusantara merupakan salah satu tempat tujuan maupun persinggahan bagi kapal-kapal dagang dari berbagai negara di dunia. Nusantara

Lebih terperinci

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks

lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks 3 Relief menjadi media penyampaian pesan karena merupakan media yang lebih cepat dan mudah dikenal oleh masyarakat luas daripada teks. Membaca teks lebih sulit karena diperlukan pengetahuan tentang bahasa

Lebih terperinci

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT

LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT LAMPIRAN II UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1961 TENTANG PERSETUJUAN ATAS TIGA KONVENSI JENEWA TAHUN 1958 MENGENAI HUKUM LAUT KONVENSI MENGENAI PENGAMBILAN IKAN SERTA HASIL LAUT DAN PEMBINAAN

Lebih terperinci

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan

Bahagian A. (40 markah) Jawab semua soalan Bahagian A (40 markah) Jawab semua 1. Kerajaan yang muncul dalam tamadun awal Asia Tenggara boleh dibahagikan kepada kerajaan agraria dan kerajaan maritim. a) Apakah yang dimaksudkan dengan kerajaan agraria?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Buddhism atau yang biasa dikenal sebagai ajaran Agama Buddha, merupakan salah satu filsafat tua dari timur yang ikut berkembang di Indonesia sejak abad ke 5. Pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota Palembang merupakan kota tertua di Indonesia berumur setidaknya 1324 tahun jika berdasarkan prasasti Sriwijaya yang dikenal sebagai prasasti Kedudukan Bukit. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh

BAB I PENDAHULUAN. antarbudaya yang tidak terselesaikan. Dan lanjutnya, Umumnya orang menaruh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Huntington & Harrison, 2000, hal. 227) mengatakan bahwa pada era globalisasi budaya-budaya lokal yang bersifat keetnisan semakin menguat, dan penguatan budaya

Lebih terperinci

BAB VII RAGAM SIMPUL

BAB VII RAGAM SIMPUL BAB VII RAGAM SIMPUL Komunitas India merupakan bagian dari masyarakat Indonesia sejak awal abad Masehi. Mereka datang ke Indonesia melalui rute perdagangan India-Cina dengan tujuan untuk mencari kekayaan,

Lebih terperinci

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA

SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA SEJARAH, KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA A. Sejarah Perkembangan Bahasa Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Sampai saat ini, bahasa Indonesia telah mengalami perubahan dan perkembangan,

Lebih terperinci

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja

senopati tersebut berada di Desa Gading. Mereka menetap di sana hingga akhir hayat. Kapal yang mereka gunakan untuk berlayar dibiarkan begitu saja Masa Pra Penjajahan Pulau Kundur memiliki jejak sejarah sendiri sebelum masa penjajahan. Dikisahkan bahwa Kerajaan Singasari di Pulau Jawa yang berada di bawah kepemimpinan Kertanegara hendak melakukan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan

BAB I PENDAHULUAN. menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suku bangsa Tionghoa merupakan salah satu etnik di Indonesia. Mereka menyebut dirinya dengan istilah Hokkian, Tiochiu, dan Hakka. Kedatangan leluhur orang Tionghoa

Lebih terperinci

Materi 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Materi 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA Materi 1 SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA A. SEJARAH BAHASA INDONESIA Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan di Nusantara. Bentuk bahasa sehari-hari

Lebih terperinci

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang

Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang TEMU ILMIAH IPLBI 2016 Menelusuri Makna Ruang Publik pada Dermaga di Sungai Musi Palembang Studi Kasus: Dermaga Point BKB Arsyil Zahra Magister Arsitektur, Sekolah Arsitektur, Perencanaan dan Pengembangan

Lebih terperinci

Komunisme dan Pan-Islamisme

Komunisme dan Pan-Islamisme Komunisme dan Pan-Islamisme Tan Malaka (1922) Penerjemah: Ted Sprague, Agustus 2009 Ini adalah sebuah pidato yang disampaikan oleh tokoh Marxis Indonesia Tan Malaka pada Kongres Komunis Internasional ke-empat

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh

BAB I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, bangunan bersejarah mulai dilupakan oleh masyarakat khusunya generasi muda. Perkembangan zaman dan kemajuan teknologi membuat bangunan-bangunan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada

Lebih terperinci

SEJARAH JAKARTA. Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia

SEJARAH JAKARTA. Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia SEJARAH JAKARTA Jakarta berasal dari kata Jayakarta Betawi berasal dari perubahan penyebutan Batavia NASKAH KUNO Naskah Chu Fan Chi karya Chan Yu-kua (1225 M), menginformasikan peta topografi Nusa Kelapa.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pulau Jawa kaya akan peninggalan-peninggalan purbakala, di antaranya ialah bangunan-bangunan purbakala yang biasa disebut candi. Candi-candi ini tersebar di

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor 1406/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor 1406/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor 1406/Pdt.G/2013/PA.Plg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PENETAPAN Nomor 0976/Pdt.G/2015/PA.Plg

PENETAPAN Nomor 0976/Pdt.G/2015/PA.Plg PENETAPAN Nomor 0976/Pdt.G/2015/PA.Plg DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai

Naskah Drama. Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Naskah Drama Sejarah Kerajaan Samudera Pasai Kerajaan Samudra Pasai merupakan kerajaan Islam pertama di Nusantara. Kemunculan kerajaan ini diperkirakan berdiri mulai awal atau pertengahan abad ke-13 M[1]

Lebih terperinci