BAB II LANDASAN TEORI. kualitas catu daya listrik mulai hangat dibicarakan sejak tahun 1989

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. kualitas catu daya listrik mulai hangat dibicarakan sejak tahun 1989"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI 1. PENGERTIAN KUALITAS CATU DAYA LISTIK kualitas catu daya listrik mulai hangat dibicarakan sejak tahun 1989 oleh bangsa Amerika, hal ini mecuat setelah timbulnya masalah ekonomi yang serius dan mengancam keamanan manusia pada saat itu, misalnya kebakaran ataupun tersengat aliran listrik. Saat ini masalah kualitas mulai berkembang dan dikembangkan dengan tujuan untuk mengurangi timbulnya masalah-masalah baru agar bisa mencegah kerugian baik jiwa dan material. Kualitas catu daya listrik sering diartikan sebagai catu daya listrik yang tegangan operasional tidak stabil misalnya V L-N = 220 Volt ternyata V L-N = 180 Volt atau sering terjadi pemadaman. Kualitas disini diartikan sebagai kehandalan dari suplai catu daya listrik yang memiliki kontinyuitas suplai listrik, kestabilan tegangan dan frekuensi operasi, serta keamanan operasi. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh karakteristik beban terpasang, ketersediaan suplai listrik dengan tipe jaringan yang dipilih. 2. MASALAH-MASALAH PADA KUALITAS CATU DAYA LISTRIK Dengan adanya penurunan kualitas catu daya listrik, dapat menyebabkan kerusakan peralatan, kerugian waktu dan material. Beberapa masalah yang ditimbulkan oleh penurunan kualitas catu daya listrik : 6

2 7 2.1 Pemadaman Pemadaman adalah hilangnya catu daya listrik, seperti bentuk gelombang pemadaman yang ditunjukan pada (gambar 2.1). Pemadaman dapat terjadi dalam waktu yang singkat (3 sec) dengan sisa tegangan 1 %, kejadian ini dikenal dengan sebutan momentary outage, Gejala dari pemadaman ini dapat terlihat pada nyala lampu yang berkedip (blink). Pemadaman listrik adalah kejadian yang sering dialami dan mudah untuk diketahui. Seringnya terjadi pemadaman akan menggangu dan menimbulkan kerugian yang fatal pada keselamatan operasi penerbangan. Dalam dunia penerbangan diharapkan tidak terjadi pemadaman listrik, khususnya pada bandar udara yang pergerakan pesawatnya sangat padat. Karenanya telah direkomendasikan pada Annex 14 bahwa interval waktu antara pemadaman catu daya listrik utama dengan beroperasinya catu daya listrik cadangan maksimal 15 detik. Penyebab pemadaman secara garis besar dapat dikatagorikan sebagi berikut: a) Kenaikan beban terpasang. b) Gangguan pada sistem pembangkitan. c) Gangguan pada sistem jaringan listrik. Gambar 2.1 : Bentuk Gelombang Pemadaman

3 8 2.2 Tengangan dan Arus Transien Transien adalah perubahan besaran arus dan tegangan yang tinggi dan terjadi dalam waktu singkat (µsec). Gelombang transien (incident wave) merambat pada jaringan listrik dan bila menemui suatu titik peralihan, dari gelombang tersebut sebagian di pantulkan (reflected wave) dan sebagian lagi diteruskan (transmitted wave). Gelombang yang diteruskan dapat berosilasi menjadi lebih besar (gambar 2.2). Penyebab timbulnya tegangan dan arus transien dapat dibagi dalam 2 (dua) kelompok, yaitu: a) Transien yang disebabkan oleh alarm, dalam hal ini adalah akibat sambaran petir (lighting) baik sambaran langsung maupun sambaran tidak langsung. Jenis transien disebut impulsive transient dengan durasi 0,05 µsec + 0,002 sec.besarnya tegangan dan arus transien yang ditimbulkan oleh sambaran petir dapat mencapai puluhan ribu sampai jutaan volt dan puluhan ribu sampai jutaan ampere.ganguan ini sangat mudah untuk merusak berbagai peralatan dan bangunan di bandara udara. Petir merupakan fenomena alarm yang sampai saat ini belum dapat diketahui secara detail. Nilai gelombang tegangan dan arus transien akibat petir sangat besar dan bentuknya curam dalam waktu yang singkat. Pengamanan samabaran petir lebih banyak bersifat mengeleminir kemungkinan terjadinya kerusakan yang diakibatkan yaitu dengan

4 9 membuat saluran samabaran petir ketanah dan melindungi peralatan dari samabaran petir. b) Transien yang disebabkan oleh sistem adalah transien yang terjadi akibat proses switching / pelepasan beban besar.transien tegangan dan arus yang ditimbulkan lebih dari 110 % diatas normal (biasa disebut oscillatory transient) dengan durasi 5 µsec + 0,05 sec. Bentuk gelombang tegangan dan arus transien akibat switching tidak sebesar/securam gelombang transien akibat sambaran petir. Tetapi durasi proses switching lebih lama dari durasi akibat sambaran petir.pengaman yang diberikan umumnya masih independen yaitu pengaman yang melekat di masing peralatan. Selain itu masih ada peralatan yang belum dilengkapi pengaman yang melekat. Gambar 2.2 : Bentuk gelombang impuls dan gelombang impuls pada sine wave suplai listrik 2.3 Dip, Sag dan Swell Voltage dip adalah penurunan tegangan yang terjadi dalam waktu relatif singkat terhadap tegangan normal, dimana akibat yang ditimbulkan sangat tergantung pada spesifikasi dan karakteristik dari beban.

5 10 Voltage sag sama dengan voltage dip, tetapi waktunya relatif lebih lama. Selanjutnya pengertian voltage sag dan voltage dip disatukan, seperti yang ditunjukkan pada (gambar 2.3).Amplitudo penurunan sag (dip) antara 0,1 0,9 pu rms tegangan atau arus pada durasi frekuensi 0,5 cycle samapai 1 menit.berdasarkan document IEEE 1159 amplitudo dan durasi kejadian, sag (dip) dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu : 1) Instantaneous sag (dip), durasi 0,5 30 cycle, amplitudo 0,1 0,9 pu. 2) Momentary sag (dip), durasi 0,5 3 sec, amplitudo 0,1 0,9 pu. 3) Temporary sag (dip), durasi 3 sec 1 min, amplitudo 0,1 0,9 pu. Timbulnya sag (dip) disebabkan karena pengaruh penurunan tegangan akibat perubahan beban yang besar atau adanya gangguan temporary pada sistem jaringan transmisi/distribusi. Bilamana proses terjadinya sag (dip) berlangsung cukup lama (> 1 min) dengan amplitudo gelombang 0,8 0,9 pu, maka peristiwa ini disebut undervoltage.voltage swell adalah kebalikan dari voltage sag, yaitu terjadinya fluktuasi kenaikan tegangan pada suatu suplai listrik.berdasarkan document IEEE 1159 amplitudo dan durasi kejadian, swell dibagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu : 1) Instantaneous swell, durasinya 0,5 30 cycle, amplitudo 1,1 1,8 pu. 2) Momentary swell, durasinya 0,5 3 sec, amplitudo 1,1 1,8 pu. 3) Temporary swell, durasinya 3 sec 1 minute, amplitudo 1,1 1,8 pu.

6 11 Proses timbulnya swell disebabkan oleh pelepasan beban besar yang keluar dari jaringan listrik. Bilamana proses terjadinya swell cukup lama (> 1min) dengan amplitudo gelombang 1,1 / 1,2 pu, maka kejadian ini disebut overvoltage. Gambar 2.3 : Bentuk gelombang Sag dan Swell 2.4 Distorsi Harmonik Pada sistem tenaga listrik yang ideal, bentuk gelombang tegangan yang disalurkan ke peralatan dan bentuk gelombang arus yang dihasilkan adalah gelombang sinus murni. Harmonik adalah gangguan yang terjadi pada sistem distribusi tenaga listrik yang diakibatkan oleh distorsi gelombang arus dan tegangan seperti yang di tunjukkan pada (gambar 2.4). Pada dasarnya, harmonik adalah gejala pembentukan gelombanggelombang dengan frekuensi berbeda yang merupakan perkalian bilangan bulat dengan frekuensi dasarnya. Hal ini disebut frekuensi harmonik yang timbul dari bentuk gelombang aslinya sedangkan bilangan bulat pengali frekuensi dasar disebut angka urutan harmonik. Misalnya, frekuensi dasar sistem tenaga listrik 50 Hz, maka harmonik keduanya adalah gelombang

7 12 dengan frekuensi sebesar 100 Hz, dan harmonik ketiga adalah gelombang dengan frekuensi sebesar 150 Hz dan seterusnya. Gelombang-gelombang ini kemudian menumpang pada gelombang aslinya, sehingga terbentuk gelombang cacat yang merupakan jumlah antara gelombang murni sesaat dengan gelombang harmoniknya. Distorsi harmonik timbul seiring dengan perkembangan teknologi elektronika yang diterapkan pada perlatan modern seperti komputer, ballast elektronik yang untuk penghemat energi pada lampu TL, adjusttable speed drive (ASD) yang dipergunakan pada motor-motor untuk penghematan energi, dan pada peralatan komunikasi dan navigasi penerbangan. Beban beban tersebut termasuk jenis beban non linier, yang mengakibatkan gelombang cacad pada gelombang sinus murni dan merupakan kelipatan frekuensi dasar / 50 Hz pada batas amplitudo (0-20 %). Gambar 2.4 : Gelombang fundamental, Harmonik ketiga dan hasil penjumlahannya

8 13 3. UPS (Uninteruptible Power supply) 3.1Pengertian UPS UPS adalah sistem catu daya listrik yang dapat memberikan tenaga listrik secara independen dalam jangka waktu tertentu tanpa harus adanya catu daya primer atau skunder atau sumber catu daya tersebut sedang dalam ganguan Yang dimaksud sumber catu daya primer atau main supply adalah sumber catu daya listrik yang disupply dari public main supply biasa disebut PLN atau pada keadaan tertentu untuk menjaga kontinuitas operasi adakalanya didukung dengan lokal generating set (catu daya yang diusahakan sendiri) dimana keduanya independen. Sedangkan catu daya skunder adalah catu daya listrik yang didapat dari sumber catu daya cadangan atau dapat disebut juga sebagai stand by catu daya unit Kegunaan utama UPS adalah untuk menyediakan atau memberikan catu daya tak terputus dengan mutu yang baik walaupun sumber daya utama mengalami kegagalan. Dan fungsi UPS antara lainnya adalah sebagai berikut: 1. Jika catu daya utama mengalami gangguan (gagal), maka batery segera menggantikan sebagai pensuplai ke beban selama waktu cadangan (back up). 2. Netralisasi perbedaan-perbedaan tegangan dan frekuensi jaringan. 3. Menghilangkan gangguan distorsi-distorsi dan noise tegangan yang melebihi dari tegangan catu daya utama berkenaan dengan beban.

9 14 4. Mensuplai beban dengan frekuensi catu daya utama tidak sama dengan beban. Adapun Jenis-jenis UPS sebagai berikut : 1. UPS Statis (Electronic Type UPS) adalah menggunakan komponen electronika daya. 2. UPS dinamis/rotari adalah menggunakan motor,alternator dan generator pada type peralatan mekanik dari UPS 3.2 Topologi UPS 1. ON LINE UPS On line UPS disebut juga Doubel Conversion UPS dimana AC power dari sumber catu daya diteruskan sebagai input ke rectifier/ dirubah ke DC power. Sumber DC ini akan dipertahankan untuk mengisi battery dan diteruskan juga ke inverter. Inverter akan merubah sumber daya DC kembali menjadi sumber daya AC yang selanjutnya digunakan sebagai sumber bagi beban/peralatan seperti yang ditunjukan pada (gambar 2.5). Gambar 2.5: On Line UPS

10 15 Keuntungan dari On Line UPS; pertama adalah good power conditioning/sebagai proteksi setiap saat karena dua sumber yang terkonversi dan dibangkitkan dari inverter. Critical load tidak langsung berhubungan dengan sumber yang mungkin terdapat spike, surge, fluktuasi tegangan dan masalah frekuensi. Kedua adalah tidak mungkin terjadi kehilangan sumber catu daya baik karena kehilangan atau kegagalan dan atau pada proses pemindahan catu daya listrik. Kerugian dari On Line UPS; pertama adalah ukuran UPS lebih besar karena UPS harus mempunyai ukuran penuh dari rectifier untuk mensuplai daya ke inverter dan terkadang juga sebagai pengisi battery. Kedua adalah membutuhkan biaya investasi lebih 2. OFF LINE UPS Pada Off Line UPS sumber catu daya beban dari main supply sedangkan UPS sebagai stand by power, artinya critical load mendapat listrik dari sumber kecuali bila terjadi kegagalan pada sumber, inverter akan mensuply beban dan waktu pemindahan supply kira-kira 4 s/d 10 msec sehingga akan terjadi kehilangan power sementara. Untuk dapat memberikan tingkat pengamanan biasanya Off Line UPS diperlengkapi dengan AVR dan filter seperti yang ditunjukkan pada (gambar 2.6). Gambar 2.6 : Off Line UPS

11 16 Keuntungan dari Off Line UPS; pertama adalah ukuran lebih kecil dan lebih ringan. Kedua adalah effisiensi tinggi karena tak terdapat double convertion dan daya langsung terhubung beban. Ketiga adalah more affordable price. Kakurangan dari Off Line UPS; pertama adalah memberikan power konditioning dan proteksi yang minimal. Kedua adalah terjadi pemutusan sementara pada kegagalan catu daya atau pada transition time. Ketiga terbatasnya battery back up time, karena kecilnya ukuran rectifier. Keempat dapat membangkitkan square wave inverter output. 3. LINE INTERACTIVE UPS Pada dasarnya line interactive UPS hampir sama dengan OFF Line UPS dimana sumber melalui 2 (dua) filter sebelum kebeban, voltage booster yang terhubung sebagai regulasi tegangan selama operasi normal, lihat (gambar 2.7). Gambar 2.7: Line interactive UPS

12 17 Keuntungan dari Line Interactive UPS; pertama adalah proses switching lebih cepat dibandingkan dengan OFF Line UPS. Kedua adalah kecil, ringan dan kompak. Ketiga adalah mostly sine wave inverter output dan terakhir more intelligent feature incorporate. Kerugian dari Line Interactive UPS; pertama adalah power proteksi kurang dibandingkan dengan ON Line UPS. Kedua kapasitasnya terbatas. 3.3 Komponen UPS 1. Rectifier Rectifier adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (AC) menjadi sinyal sumber arus searah (DC). Gelombang AC yang berbentuk gelombang sinus hanya dapat dilihat dengan alat ukur CRO. Rangkaian rectifier banyak menggunakan transformator step down yang digunakan untuk menurunkan tegangan sesuai dengan perbandingan transformasi transformator yang digunakan. Penyearah dibedakan menjadi 2 jenis, penyearah setengah gelombang dan penyearah gelombang penuh, sedangkan untuk penyearah gelombang penuh dibedakan menjadi penyearah gelombang penuh dengan center tap (CT), dan penyearah gelombang penuh dengan menggunakan dioda bridge. 2. Inverter Inverter digunakan untuk mengubah tegangan input DC menjadi tegangan AC. Keluaran inverter dapat berupa tegangan yang dapat diatur dan tegangan yang tetap. Sumber tegangan input inverter dapat menggunakan battery, cell bahan bakar, tenaga surya, atau sumber tegangan

13 18 DC yang lain. Tegangan output yang biasa dihasilkan adalah 120 V 60 Hz, 220 V 50 Hz, 115 V 400 Hz. Gambar2.8 : Cara kerja inverter Prinsip kerja inverter dapat dijelaskan dengan menggunakan 4 sakelar seperti ditunjukkan pada (gambar2.8). Bila sakelar S1 dan S2 dalam kondisi on maka akan mengalir aliran arus DC kebeban R dari arah kiri ke kanan, jika yang hidup adalah sakelar S3 dan S4 maka akan mengalir aliran arus DC kebeban R dari arah kanan ke kiri. Inverter Dapat diklasifikasikan menjadi 2 macam : (1) inverter 1 fasa, (2) inverter 3 fasa. Inverter biasanya menggunakan rangkaian modulasi lebar pulsa (pulse width modulation PWM). Inverter juga dapat dibedakan dengan cara pengaturan tegangannya, yaitu : (1) jika yang diatur tegangan input konstan disebut Voltage Fed Inverter (VFI), (2) jika yang diatur arus input konstan disebut Current Fed Inverter (CFI), dan (3) jika tegangan input yang diatur disebut Variable dc linked inverter.

14 19 3. Battery Battery adalah perangkat/alat sumber tenaga yang dapat menghasilkan tanaga/energi berdasarkan reaksi kimia. Pada UPS batttery digunakan sebagai penyimpan tenaga listrik, untuk digunakan pada waktu daya ac (PLN) tidak ada atau main supply terputus. untuk mengetahui waktu otonomi (T ot ) battery pada UPS menggunakan rumus : I discharge =.... (1) Keterangan : I discharge : Arus discharge (Ampere) I eksisting : Arus pada beban (Ampere) Cos ϴ : faktor daya pada UPS, terlihat pada spesifikasi UPS Eff. UPS : Efisiensi UPS terdapat pada katalog UPS EOD : End of Dischage T ot =... (2) T ot : Waktu otonomi UPS (hour) Adapun fungsi battery adalah digunakan untuk menyimpan daya DC atau menyimpan muatan yang diberikan oleh penyearah sehingga pada saat sumber daya utama off, maka baterai dapat memberikan daya kepada inverter sehingga menghasilkan daya AC ke beban dari jenisnya battery terbagi dalam 2 (dua) yaitu ; battery primer dan battery sekunder. Battery primer adalah perangkat sumber tenaga yang cara kerjanya mengubah energi kimia menjadi listrik semata-mata digunakan hanya sekali hingga habis kemampuannya, contohnya battery sel kering. Dan battery sekunder adalah perangkat sumber tenaga yang cara kerjanya mengubah energi kimia menjadi listrik (reaksi primer) dan dapat pula mengubah energi

15 20 listrik menjadi kimia dengan kata lain dapat menyimpan energi listrik (reaksi sekunder), serta lazim disebut accumulator atau disingkat menjadi accu/aki Battery sekunder sebelum memberikan energi listrik (proses discharge) terlebih dahulu harus diisi (charging), yaitu dengan cara menghubungkannya dengan catu daya searah. Jenis battery sekunder ada 2 (dua) yaitu : battery asam/battery timbal (lead acid) dan battery basa/alkali (nickel cadmium/nicad) dan berdasarkan wujud elektrolit terdiri dari battery basah dan battery kering. Susunan utama dari battery terdiri dari; plat positif (anoda), plat negatif (katoda), elektrolit, separator (pemisah), wadah/baki beserta konstruksinya. a. Battery lead acid/battery timbal Susunan utama battery adalah sebagai berikut; kutub positif terdiri dari peroxida timbal (P 6 O 2 ), kutub negatif terdiri dari timbal murni (P 6 ) dan elektrolitnya terdiri dari larutan asam belerang (H 2 SO 4 ) + air murni (H2O), dengan reaksi kimia sebagai berikut: P 6 O 2 + 2H 2 SO 4 + P 6 => 2P 6 SO 4 + 2H 2 O (Reaksi discharging) 2P 6 O 4 + 2H 2 O => P 6 O 2 + P 6 + 2H 2 SO 4 (Reaksi charging) Keuntungan dari battery lead acid adalah; harga relatif murah, tegangan nominal per cell 2 volt, biaya perawatan relatif murah, ukuran dan berat lebih kecil. Kerugian dari battery lead acid adalah; umur lebih pendek, terpengaruh terhadap temperatur operasi, tidak tahan terdapat proses charging dan discharging yang berlebihan, tidak tahan terhadap arus hubung singkat, dan

16 21 zat eletronikanya bersifat merusak bahan aktif (anoda/katoda) yakni akan menimbulkan sulfat b. Battery alkali/nicad Susunan utama battery adalah sebagai berikut; kutub positif terdiri dari hidroksida nikel /Ni(OH)3, kutup negatif terdiri dari oxida cadmium (Cd) dan elektolitnya terdiri dari larutan basa yaitu potasium hidroksida (KOH) + air murni (H2O), dengan reaksi kimia sebagai berikut: 2Ni(OH)9 + 2KOH + Cd => 2Ni(OH)2 + 2KOH + Cd(OH)2 (discharging) 2Ni(OH)2 + 2KOH + Cd(OH)2 => 2Ni(OH)2 + 2KOH + Cd (charging) Keuntungan dari battery alkali/nicad adalah; tahan terhadap goncangan, tahap terhadap charging dan discharging berlebihan, tahan terhadap hubungan singkat, tahan terhadap kesalahan charging (polaritas terbalik), umur panjang. Kerugian dari battery alkali/nicad adalah; harga mahal, 4 buah battery harga terdiri dari 1 set, tegangan nominal hanya 1,2 volt, memerlukan ruang peyimpanan yang lebih luas. 4.Switch Bypass Switch Bypass adalah unti saklar untuk pelayanan beban kritis langsung dari sumber daya utama tanpa melalui rectifier dan inverter Persyaratan by pass pada UPS sebagai berikut : a. Harus ada kesamaan tegangan b. Harus ada kesamaan frekuensi c. Harus ada kesamaan/singkron anatar phase

17 22 Gambar 2.9: Switch Bypass Switch bypass static bekerja bila terjadi perpindahan dari inverter ke bypass dan sebaliknya secara otomatis saat terjadi gangguan pada beban maupun gangguan internal UPS, posisi switch bypass pada UPS seperti yang ditunjukkan pada (gambar 2.9). Sebagai contoh: jika over voltage, short circuit pada beban. Sistem ini bekerja berdasarkan kerja state switch electronic dengan komponennya berupa thryistor 2 buah yang dipasang bertolak belakang/sistem dapat juga bekerja secara manual. 3.4 Sistem Operasional UPS UPS dapat bekerja secara parallel maupun redundant seperti pada (gambar 2.10). - Tujuan UPS dihubungan paralel adalah untuk memperbesar kapasitas daya UPS - Tujuan UPS dihubung redudant adalah untuk mempertinggi keandalan kontinuitas catu daya

18 23 (a) Paralel UPS (b) Redundat Gambar 2.10 : Sistem Operasional UPS

19 24 4. PEMELIHARAAN 4.1 Harian : Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu. 4.2Mingguan : - Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu. - Periksa secara visual permukaan air baterai semua sell baterai. Jika permukaan air baterai mendekati permukaan bawah, maka tambahkan air suling hingga sekitar pertengahan antara garis permukaan atas dan bawah - Periksa apakah ada kebocoran air baterai, debu dan noda. Bersihkan baterai, jika ada yang bocor atau noda, sapu dengan lap basah. Jangan menggunakan bahan pelarut sperti thinner, gasoline, bensin atau alkohol untuk membersihkan batteri - Periksa sistem ventilasi dan operasi eshaust fan - Periksa kekencangan sambungan pada terminal-terminal dan hubungan kelistrikan (rile, kontaktor, connector, fastons, dll) pastikan bersih dari debu 4.3 Bulanan - Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu. - Periksa secara visual permukaan air baterai semua sell baterai. Jika permukaan air baterai mendekati permukaan bawah, maka tambahkan air suling hingga sekitar pertengahan antara garis permukaan atas dan bawah

20 25 - Periksa apakah ada kebocoran air baterai, debu dan noda. Bersihkan baterai, jika ada yang bocor atau noda, sapu dengan lap basah. Jangan menggunakan bahan pelarut sperti thinner, gasoline, bensin atau alkohol untuk membersihkan batteri - Periksa sistem ventilasi dan operasi eshaust fan - Periksa kekencangan sambungan pada terminal-terminal dan hubungan kelistrikan (rile, kontaktor, connector, fastons, dll) pastikan bersih dari debu - Periksa tegangan terminal baterai (pada bank baterai) dengan external DC voltmeter. Atur pengambangan (floating) tegangan, jika menyimpang dari nilai tertentu sesuikan dengan buku manual pabrik - Periksa kebersihan baterai terhadap karat dan noda pada kotak baterai, terminal kabel, sambungan dll. Lakukan tindakan jika perlukan - Bersihkan ruangan baterai, ukur dan catat temperatur ruangan 4.4 Triwulanan - Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu. - Periksa secara visual permukaan air baterai semua sell baterai. Jika permukaan air baterai mendekati permukaan bawah, maka tambahkan air suling hingga sekitar pertengahan antara garis permukaan atas dan bawah - Periksa apakah ada kebocoran air baterai, debu dan noda. Bersihkan baterai, jika ada yang bocor atau noda, sapu dengan lap basah. Jangan menggunakan bahan pelarut sperti thinner, gasoline, bensin atau alkohol untuk membersihkan batteri

21 26 - Periksa sistem ventilasi dan operasi eshaust fan - Periksa kekencangan sambungan pada terminal-terminal dan hubungan kelistrikan (rile, kontaktor, connector, fastons, dll) pastikan bersih dari debu - Periksa tegangan terminal baterai (pada bank baterai) dengan external DC voltmeter. Atur pengambangan (floating) tegangan, jika menyimpang dari nilai tertentu sesuikan dengan buku manual pabrik - Periksa kebersihan baterai terhadap karat dan noda pada kotak baterai, terminal kabel, sambungan dll. Lakukan tindakan jika perlukan - Bersihkan ruangan baterai, ukur dan catat temperatur ruangan - Periksa tegangan setiap cell pada floating charge dengan mengukur tegangan untuk setiap cell. Jika ada perbedaan ±0,05 Volt atau lebih antara tegangan diukur dan floating charge pada cell, catat cell-cell lain yang menyimpang dari ini. Ukur lagi setelah pengisian merata (equalizing charge) - Setelah 6 jam pengisian merata (equalizing charge) untuk baterai pada equalizing charge voltage 280 V, Periksa arus pengisiannya dan bandingkan dengan manual pabrik untuk nilai tertentu. Mengukur dan memonitor temperatur elektrisitas dari pilot cell seluruhnya pengisian merata dan jika temperatur melebihi batas dari ketentuan manual pabrik, lakukan penghentian sesaat 4.5 Semi Tahunan - Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu.

22 27 - Periksa secara visual permukaan air baterai semua sell baterai. Jika permukaan air baterai mendekati permukaan bawah, maka tambahkan air suling hingga sekitar pertengahan antara garis permukaan atas dan bawah - Periksa apakah ada kebocoran air baterai, debu dan noda. Bersihkan baterai, jika ada yang bocor atau noda, sapu dengan lap basah. Jangan menggunakan bahan pelarut sperti thinner, gasoline, bensin atau alkohol untuk membersihkan batteri - Periksa sistem ventilasi dan operasi eshaust fan - Periksa kekencangan sambungan pada terminal-terminal dan hubungan kelistrikan (rile, kontaktor, connector, fastons, dll) pastikan bersih dari debu - Periksa tegangan terminal baterai (pada bank baterai) dengan external DC voltmeter. Atur pengambangan (floating) tegangan, jika menyimpang dari nilai tertentu sesuikan dengan buku manual pabrik - Periksa kebersihan baterai terhadap karat dan noda pada kotak baterai, terminal kabel, sambungan dll. Lakukan tindakan jika perlukan - Bersihkan ruangan baterai, ukur dan catat temperatur ruangan - Periksa tegangan setiap cell pada floating charge dengan mengukur tegangan untuk setiap cell. Jika ada perbedaan ±0,05 Volt atau lebih antara tegangan diukur dan floating charge pada cell, catat cell-cell lain yang menyimpang dari ini. Ukur lagi setelah pengisian merata (equalizing charge) - Setelah 6 jam pengisian merata (equalizing charge) untuk baterai pada equalizing charge voltage 280 V, Periksa arus pengisiannya dan

23 28 bandingkan dengan manual pabrik untuk nilai tertentu. Mengukur dan memonitor temperatur elektrisitas dari pilot cell seluruhnya pengisian merata dan jika temperatur melebihi batas dari ketentuan manual pabrik, lakukan penghentian sesaat - Periksa pengaturan voltmeter pada panel charge dengan DC voltmeter external (periksa terminal baterai pada panel charger). Bandingkan pembacaannya. Jika panel meter ini tidak betul, disesuaikan dengan DC voltmeter external 4.6 Tahunan - Baca tegangan dan arus battery pada panel pengisian (charger), atur pengambangan (floating) tegangan jika menyimpang dari nilai tertentu. - Periksa secara visual permukaan air baterai semua sell baterai. Jika permukaan air baterai mendekati permukaan bawah, maka tambahkan air suling hingga sekitar pertengahan antara garis permukaan atas dan bawah - Periksa apakah ada kebocoran air baterai, debu dan noda. Bersihkan baterai, jika ada yang bocor atau noda, sapu dengan lap basah. Jangan menggunakan bahan pelarut sperti thinner, gasoline, bensin atau alkohol untuk membersihkan batteri - Periksa sistem ventilasi dan operasi eshaust fan - Periksa kekencangan sambungan pada terminal-terminal dan hubungan kelistrikan (rile, kontaktor, connector, fastons, dll) pastikan bersih dari debu

24 29 - Periksa tegangan terminal baterai (pada bank baterai) dengan external DC voltmeter. Atur pengambangan (floating) tegangan, jika menyimpang dari nilai tertentu sesuikan dengan buku manual pabrik - Periksa kebersihan baterai terhadap karat dan noda pada kotak baterai, terminal kabel, sambungan dll. Lakukan tindakan jika perlukan - Bersihkan ruangan baterai, ukur dan catat temperatur ruangan - Periksa tegangan setiap cell pada floating charge dengan mengukur tegangan untuk setiap cell. Jika ada perbedaan ±0,05 Volt atau lebih antara tegangan diukur dan floating charge pada cell, catat cell-cell lain yang menyimpang dari ini. Ukur lagi setelah pengisian merata (equalizing charge) - Setelah 6 jam pengisian merata (equalizing charge) untuk baterai pada equalizing charge voltage 280 V, Periksa arus pengisiannya dan bandingkan dengan manual pabrik untuk nilai tertentu. Mengukur dan memonitor temperatur elektrisitas dari pilot cell seluruhnya pengisian merata dan jika temperatur melebihi batas dari ketentuan manual pabrik, lakukan penghentian sesaat - Periksa pengaturan voltmeter pada panel charge dengan DC voltmeter external (periksa terminal baterai pada panel charger). Bandingkan pembacaannya. Jika panel meter ini tidak betul, disesuaikan dengan DC voltmeter external - Periksa dan ukur spesific gravity dan temperatur air baterai dari pilot cell pada floating charge - Periksa kelonggaran dan temperatur pada bagian sambungan

Materi 5: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

Materi 5: ELEKTRONIKA DAYA (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA Materi 5: ELEKTRONIKA DAYA 52150492 (2 SKS / TEORI) SEMESTER 106 TA 2016/2017 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA INVERTER DC ke AC What is an Inverter? An inverter is an electrical circuit capable

Lebih terperinci

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA

BAB III. PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA BAB III PRINSIP KERJA UPS dan PERMASALAHANNYA 3.1 Sejarah UPS UPS merupakan singkatan dari Uninterruptable Power Sistem atau sering juga disebut dengan Uninterruptable Power Supply, jika diterjemahkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan dibahas mengenai pengujian alat serta analisis dari hasil pengujian. Tujuan dilakukan pengujian adalah mengetahui sejauh mana kinerja hasil perancangan yang

Lebih terperinci

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI

BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI BAB IV SISTEM KONVERSI ENERGI LISTRIK AC KE DC PADA STO SLIPI 4.1 Umum Seperti yang telah dibahas pada bab III, energi listrik dapat diubah ubah jenis arusnya. Dari AC menjadi DC atau sebaliknya. Pengkonversian

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply UPS

Uninterruptible Power Supply UPS Uninterruptible Power Supply UPS Oleh: PT. 1 Fungsi UPS Membersihkan utility power dan memelihara tegangan dan frekwensi agar tetap stabil. Agar masalah kelistrikan tersebut tidak menimbulkan gangguan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem perangkat keras dari UPS (Uninterruptible Power Supply) yang dibuat dengan menggunakan inverter PWM level... Gambaran Sistem input

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MONITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5

I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MONITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5 ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK 2 III. KETERANGAN ALAT 3 IV. PANEL MITOR 3 V. PROSES PENGETESAN UPS 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN UPS 5 VII. TABEL KDISI 6 VIII. TABEL PETUNJUK TROUBLE

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi

KATA PENGANTAR. Meulaboh,15 Januari Penulis. Afrizal Tomi KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis panjatkan kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Blok Diagram dan Alur Rangkaian Blok diagram dan alur rangkaian ini digunakan untuk membantu menerangkan proses penyuplaian tegangan maupun arus dari sumber input PLN

Lebih terperinci

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane

ABSTRAK. kontrol pada gardu induk 150 kv UPT Semarang. lainnya seperti panel-pane Makalah Seminar Kerja Praktek SISTEM CATU DAYA SEARAH ( DC POWER ) PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL PT PLN (PERSERO) UPT SEMARANG Oleh : Guspan Hidi Susilo L2F 008 041 Jurusan Teknikk Elektro, Fakultas

Lebih terperinci

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian

TEORI DASAR. 2.1 Pengertian TEORI DASAR 2.1 Pengertian Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis VACUUM tube yang memiliki dua buah elektroda. Karena

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING

RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING RANCANG BANGUN SUPLAI DAYA LISTRIK BEBAN PARSIAL 200 WATT MENGGUNAKAN AKUMULATOR DENGAN METODA SWITCHING LAPORAN TUGAS AKHIR Disusun Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan Program Diploma III Oleh

Lebih terperinci

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM

Adaptor. Rate This PRINSIP DASAR POWER SUPPLY UMUM Adaptor Rate This Alat-alat elektronika yang kita gunakan hampir semuanya membutuhkan sumber energi listrik untuk bekerja. Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current)

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus

BAB II DASAR TEORI 2.1. Teori Catu Daya Tak Terputus BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan sistem. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah teori catu

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS

BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS BAB IV PERANCANGAN DAN ANALISA UPS 4.1 Perancangan UPS 4.1.1 Menghitung Kapasitas UPS Uninterruptible Power Supply merupakan sumber energi cadangan yang sangat penting bagi perusahaan yang bergerak di

Lebih terperinci

Adaptor/catu daya/ Power Supply

Adaptor/catu daya/ Power Supply Adaptor/catu daya/ merupakan sumber tegangan DC. Sumber tegangan DC ini dibutuhkan oleh berbagai macam rangkaian elektronika untuk dapat dioperasikan. Rangkaian inti dari catu daya / Power Supply ini adalah

Lebih terperinci

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA

RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA RN 1200 RN 2000 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY ICA DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.. 1 II. SPESIFIKASI TEKNIK.... 2 III. KETERANGAN ALAT.. 3 IV. PEMASANGAN UPS 3 V. PROSES PENGETESAN UPS.. 4 VI. CARA MENGOPERASIKAN

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM :

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL. oleh Roy Kristanto NIM : UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN INVERTER PWM 3 LEVEL oleh Roy Kristanto NIM : 612007004 Skripsi Untuk melengkapi salah satu syarat memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro

Lebih terperinci

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG

BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG BAB III PRINSIP KERJA ALAT DAN RANGKAIAN PENDUKUNG 3.1 RANGKAIAN SOLAR HOME SISTEM Secara umum sistem pemabangkit daya listrik fotovoltaik dapat dibedakan atas 2 (dua) jenis[2]: a. Sistem langsung, yaitu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bidang Teknik Elektro merupakan bidang yang sangat luas dan saat ini sangat dirasakan pesat perkembangannya. Dari penyediaan sumber energi listrik, kontrol industri,

Lebih terperinci

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal

Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya. Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Materi Sesi Info Listrik Tenaga Surya Politeknik Negeri Malang, Sabtu 12 November 2016 Presenter: Azhar Kamal Pengantar Presentasi ini dipersiapkan oleh Azhar Kamal untuk acara Sesi Info Listrik Tenaga

Lebih terperinci

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia

BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL. Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia BATERAI-CHARGER PADA GARDU INDUK 150 KV SRONDOL Ibnu Salam 1, Susatyo Handoko, ST. MT 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang,

Lebih terperinci

BAB II NO BREAK SYSTEM

BAB II NO BREAK SYSTEM BAB II NO BREAK SYSTEM 2.1 Definisi Umum Sistem Catu Daya Sistem catu daya adalah suatu kumpulan dari perangkat-perangkat catu daya yang bekerja bersama-sama dalam rangka penyelenggaraan suatu energi listrik

Lebih terperinci

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC

RANGKAIAN INVERTER DC KE AC RANGKAIAN INVERTER DC KE AC 1. Latar Belakang Masalah Inverter adalah perangkat elektrik yang digunakan untuk mengubah arus searah (DC) menjadi arus bolak-balik (AC). Inverter mengkonversi DC dari perangkat

Lebih terperinci

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande

Pelatihan Sistem PLTS Maret 2015 PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI. Rabu, 25 Maret Oleh: Nelly Malik Lande PELATIHAN SISTEM PLTS INVERTER DAN JARINGAN DISTRIBUSI Rabu, 25 Maret 2015 Oleh: Nelly Malik Lande POKOK BAHASAN TUJUAN DAN SASARAN PENDAHULUAN PENGERTIAN, PRINSIP KERJA, JENIS-JENIS INVERTER TEKNOLOGI

Lebih terperinci

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER

PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER PENYEDIA DAYA CADANGAN MENGGUNAKAN INVERTER Zainal Abidin (1) (1) Staf Pengajar Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Banjarmasin Ringkasan Dalam penelitian ini di buat rancang pengganti cadangan sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN ALAT 4.1. Metodologi Pengujian Alat Dengan mempelajari pokok-pokok perancangan yang sudah di buat, maka diperlukan suatu pengujian terhadap perancangan ini. Pengujian dimaksudkan

Lebih terperinci

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM

RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH GELOMBANG (RECTIFIER) OLEH: SRI SUPATMI,S.KOM RANGKAIAN PENYEARAH (RECTIFIER) Rangkaian penyearah gelombang merupakan rangkaian yang berfungsi untuk merubah arus bolak-balik (alternating

Lebih terperinci

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984

PASCAL. Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 PASCAL Home U P S (UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM) Model : Home UPS 1200 / 2400 / 3600 / 5000 / 6000 / 8000 / 11000 INSTRUCTION MANUAL (Petunjuk Pemakaian) PASCAL: UPS & STABILIZER Since 1984 POWER FAMILY

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Spesifikasi Baterai Berikut ini merupakan spesifikasi dari baterai yang digunakan: Merk: MF Jenis Konstruksi: Valve Regulated Lead Acid (VRLA)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era sekarang ini, permasalahan kualitas daya pada sistem tegangan rendah banyak dibahas dalam forum-forum kelistrikan. Permasalahan kualitas daya sistem disebabkan

Lebih terperinci

Uninterruptible Power Supply (UPS)

Uninterruptible Power Supply (UPS) Uninterruptible Power Supply (UPS) Umum UPS adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk memberi daya sementara ketika daya utama dari jaringan padam,daya sementara ini bersumber dari daya DC yang disimpan

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional.

1 BAB I PENDAHULUAN. terbarukan hanya sebesar 5.03% dari total penggunaan sumber energi nasional. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Energi adalah salah satu isu terhangat yang dibahas dunia saat ini. Saat ini sumber energi primer dunia sangat bergantung pada bahan bakar minyak (BBM). Padahal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1. Sistem Eksitasi Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi 4.1.1. Umum Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Musi merupakan pembangkit listrik tenaga air dengan tipe

Lebih terperinci

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED

Sistem PLTS OffGrid. TMLEnergy. TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat. TMLEnergy. We can make a better world together CREATED TMLEnergy TMLEnergy Jl Soekarno Hatta no. 541 C, Bandung, Jawa Barat Jl Soekarno Hatta no. W: 541 www.tmlenergy.co.id C, Bandung, Jawa Barat W: www.tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id E: marketing@tmlenergy.co.id

Lebih terperinci

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT

CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT CATU DAYA MENGGUNAKAN SEVEN SEGMENT Hendrickson 13410221 Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma 2010 Dosen Pembimbing : Diah Nur Ainingsih, ST., MT. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Keandalan dan kualitas listrik

Keandalan dan kualitas listrik Keandalan dan kualitas listrik Disadur dari tulisan: Hanif Guntoro dan Parlindungan Doloksaribu Pentingnya Keandalan dan Kualitas Listrik Pemadaman listrik yang terlalu sering dengan waktu padam yang lama

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING 2.1 Jenis Gangguan Hubung Singkat Ada beberapa jenis gangguan hubung singkat dalam sistem tenaga listrik antara lain hubung singkat 3 phasa,

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER

ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER 01/ Tahun I. April 2008 ISSN 1979-2409 ANALISIS PENGARUH UPS TERHADAP KINERJA PERANGKAT KOMPUTER Moh. Suryadiman, Achmad Sunarko*) *Bidang Operasi Sarana Penunjang-PTBN BATAN ABSTRAK ANALISIS PENGARUH

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER

BAB II TEORI DASAR RECTIFIER BAB II TEORI DASAR RECTIFIER 2.1 Teori Umum Penyearah (Rectifier) adalah alat yang digunakan untuk mengubah sumber arus bolak-balik (Alternating Curent) menjadi sinyal sumber arus searah (Direct Curent).

Lebih terperinci

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag

Voltage sag atau yang sering juga disebut. threshold-nya. Sedangkan berdasarkan IEEE Standard Voltage Sag 2.3. Voltage Sag 2.3.1. Gambaran Umum Voltage sag atau yang sering juga disebut sebagai voltage dip merupakan suatu fenomena penurunan tegangan rms dari nilai nominalnya yang terjadi dalam waktu yang singkat,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Kualitas Daya Listrik Istilah kualitas daya listrik merupakan suatu konsep yang memberikan gambaran tentang baik atau buruknya mutu daya listrik akibat adanya gangguan

Lebih terperinci

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI

ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI ANALISIS PENGUJIAN KINERJA UPS STATIS TERHADAP VARIASI BEBAN PADA BEBERAPA TINGKAT PEMBEBANAN SKRIPSI Oleh ANGKY KURNIAWAN 04 03 03 016 Y DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA

Lebih terperinci

TU.015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI

TU.015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI KODE MODUL TU.015 SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BIDANG KEAHLIAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI Teknik Dasar Rectifier dan Inverter BAGIAN PROYEK PENGEMBANGAN KURIKULUM DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN DIREKTORAT

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENGOPERASIAN UPS (UNINTERUPTIBLE POWER SUPPLY) SEBAGAI SUMBER TENAGA CADANGAN DI PT. RCTI

TUGAS AKHIR PENGOPERASIAN UPS (UNINTERUPTIBLE POWER SUPPLY) SEBAGAI SUMBER TENAGA CADANGAN DI PT. RCTI TUGAS AKHIR PENGOPERASIAN UPS (UNINTERUPTIBLE POWER SUPPLY) SEBAGAI SUMBER TENAGA CADANGAN DI PT. RCTI Diajukan Oleh : FAIZAL NIM 41406120017 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam sepuluh tahun terakhir perkembangan mengenai teknologi konversi energi mengalami kemajuan yang sangat pesat. Hal ini disebabkan oleh penetrasi yang

Lebih terperinci

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR

1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR 1. PRINSIP KERJA CATU DAYA LINEAR Perangkat elektronika mestinya dicatu oleh suplai arus searah DC (direct current) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah sumber catu daya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tahap Proses Perancangan Alat Perancangan rangkaian daya Proteksi perangkat daya Penentuan strategi kontrol Perancangan rangkaian logika dan nilai nominal Gambar 3.1 Proses

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba

BAB III PERANCANGAN. pembuatan tugas akhir. Maka untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mencoba BAB III PERANCANGAN 3.1 Tujuan Perancangan Sebagai tahap akhir dalam perkuliahan yang mana setiap mahasiswa wajib memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang yudisium yaitu dengan pembuatan tugas

Lebih terperinci

Sistem PLTS Off Grid Komunal

Sistem PLTS Off Grid Komunal PT. REKASURYA PRIMA DAYA Jl. Terusan Jakarta, Komp Ruko Puri Dago no 342 kav.31, Arcamanik, Bandung 022-205-222-79 Sistem PLTS Off Grid Komunal PREPARED FOR: CREATED VALID UNTIL 2 2 mengapa menggunakan

Lebih terperinci

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI

PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI PENGARUH HARMONIK PADA TRANSFORMATOR DISTRIBUSI Oleh : CRISTOF NAEK HALOMOAN TOBING 0404030245 Sistem Transmisi dan Distribusi DEPARTEMEN ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS INDONESIA DEPOK 2008 I. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga. Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah 24 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pembangkit Harmonisa Beban Listrik Rumah Tangga Secara umum jenis beban non linear fasa-tunggal untuk peralatan rumah tangga diantaranya, switch-mode power suplay pada TV,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi dari konverter dc-dc adalah untuk sistem battery charger. Pada aplikasi

BAB I PENDAHULUAN. aplikasi dari konverter dc-dc adalah untuk sistem battery charger. Pada aplikasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang ilmu kelistrikan yang sedang berkembang pesat dan berpengaruh dalam perkembangan teknologi masa kini adalah bidang elektronika daya. Perkembangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini meliputi waktu dan tempat penelitian, alat dan bahan, rancangan alat, metode penelitian, dan prosedur penelitian. Pada prosedur penelitian akan dilakukan beberapa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang 7 BAB II LANDASAN TEORI A. LANDASAN TEORI 1. Pembebanan Suatu mobil dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik selalu dilengkapi dengan alat pembangkit listrik berupa generator yang berfungsi memberikan tenaga

Lebih terperinci

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan.

1 BAB I PENDAHULUAN. bidang ilmu kelistrikan yang menggabungkan ilmu elektronika dengan ilmu ketenaga-listrikan. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu bidang ilmu kelistrikan yang sedang berkembang pesat dan berpengaruh dalam perkembangan teknologi masa kini adalah bidang elektronika daya. Elektronika

Lebih terperinci

BAB III SISTEM UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM

BAB III SISTEM UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM BAB III SISTEM UNINTERRUPTIBLE POWER SYSTEM 3.1 Teori Umum Uninterruptible Power Supply Disadari atau tidak adalah bagian penting paling utama dalam pengoperasian alat-alat listrik, sebagai sumber daya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan,

TINJAUAN PUSTAKA. Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem kontrol (control system) Sistem kontrol adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendalikan, memerintah dan mengatur keadaan dari suatu sistem. [1] Sistem kontrol terbagi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Suatu sistem tenaga listrik dikatakan ideal jika bentuk gelombang arus yang dihasilkan dan bentuk gelombang tegangan yang disaluran ke konsumen adalah gelombang sinus murni.

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN

ABSTRAK. Kata kunci: Solar Cell, Media pembelajaran berbasis web, Intensitas Cahaya, Beban, Sensor Arus dan Tegangan PENDAHULUAN Rancang Bangun Sistem Kontrol dan Monitoring Sel Surya dengan Raspberry Pi Berbasis Web Sebagai Sarana Pembelajaran di Akademi Teknik dan Penerbangan Surabaya Hartono Indah Masluchah Program Studi Diploma

Lebih terperinci

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton

Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Rancangan Awal Prototipe Miniatur Pembangkit Tegangan Tinggi Searah Tiga Tingkat dengan Modifikasi Rangkaian Pengali Cockroft-Walton Waluyo 1, Syahrial 2, Sigit Nugraha 3, Yudhi Permana JR 4 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3)

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem distribusi tiga (3) fasa digunakan untuk melayani beban-beban tiga (3) fasa. Dengan beban linier yang seimbang dimana arus pada masing-masing fasa berbeda 120

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Perancangan Alat Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh. BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Jaringan Distribusi Pada dasarnya dalam sistem tenaga listrik, dikenal 3 (tiga) bagian utama seperti pada gambar 2.1 yaitu : a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan

Lebih terperinci

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green.

Diode) Blastica PAR LED. Par. tetapi bisa. hingga 3W per. jalan, tataa. High. dan White. Jauh lebih. kuat. Red. White. Blue. Yellow. Green. Par LED W PAR LED (Parabolic Light Emitting Diode) Tidak bisa dielakkan bahwa teknologi lampu LED (Light Emitting Diode) akan menggantikan lampu pijar halogen, TL (tube lamp) dan yang lain. Hal ini karena

Lebih terperinci

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini sebagian besar pembangkit listrik di dunia masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, batu bara dan gas bumi sebagai bahan bakarnya.

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Rangkaian Elektronik Lampu Navigasi Energi Surya Rangkaian elektronik lampu navigasi energi surya mempunyai tiga komponen utama, yaitu input, storage, dan output. Komponen input

Lebih terperinci

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus.

DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. DIODA SEBAGAI PENYEARAH (E.1) I. TUJUAN Mempelajari sifat dan penggunaan dioda sebagai penyearah arus. II. DASAR TEORI 2.1 Pengertian Dioda Dioda adalah komponen aktif bersaluran dua (dioda termionik mungkin

Lebih terperinci

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 Halaman 1 LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2 SMP NEGERI 55 JAKARTA A. GGL INDUKSI Sebelumnya telah diketahui bahwa kelistrikan dapat menghasilkan kemagnetan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. sumber energi tenaga angin, sumber energi tenaga air, hingga sumber energi tenaga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini, penelitian mengenai sumber energi terbarukan sangat gencar dilakukan. Sumber-sumber energi terbarukan yang banyak dikembangkan antara lain sumber energi tenaga

Lebih terperinci

No. Nama Komponen Fungsi

No. Nama Komponen Fungsi Jobsheet Baterai / Aki PROSEDUR MELEPAS BATERAI 1. Matikan mesin atau putar kunci kontak pada posisi OFF. 2. Buka tutup tempat baterai atau body pada sepeda motor. 3. Kendorkan terminal baterai negatif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inverter merupakan suatu rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai pengubah tegangan arus searah menjadi tegangan arus bolak-balik dengan frekuensi tertentu. Tegangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapasitor Kapasitor banyak digunakan dalam sirkuit elektronik dan mengerjakan berbagai fungsi. Pada dasarnya kapasitor merupakan alat penyimpan muatan listrik yang dibentuk

Lebih terperinci

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk

AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk AVOMETER 1 Pengertian AVO Meter Avometer berasal dari kata AVO dan meter. A artinya ampere, untuk mengukur arus listrik. V artinya voltase, untuk mengukur voltase atau tegangan. O artinya ohm, untuk mengukur

Lebih terperinci

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA

UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA TUGAS AKHIR RE 1599 UNINTERRUPTIBLE POWER SUPPLY MENGGUNAKAN DOUBLE SWITCH SEBAGAI PENYEARAH DAN PERBAIKAN FAKTOR DAYA FELDY MARTINUS CHANDRA NRP 2202100040 Dosen Pembimbing Dr. Ir. Mochamad Ashari, M.Eng

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Uninterruptible Power Supply Uninterruptible Power Supply (UPS) adalah suatu alat yang memiliki rangkaian yang berfungsi untuk menjamin kontinuitas suplai daya serta

Lebih terperinci

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV

BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV BAB II STRUKTUR JARINGAN DAN PERALATAN GARDU INDUK SISI 20 KV 2.1. UMUM Gardu Induk adalah suatu instalasi tempat peralatan peralatan listrik saling berhubungan antara peralatan yang satu dengan peralatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan III-1 BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Dalam perancangan dan realisasi alat pengontrol lampu ini diharapkan menghasilkan suatu sistem yang dapat mengontrol cahaya pada lampu pijar untuk pencahayaanya

Lebih terperinci

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PEMBUATAN RANGKAIAN INVERTER DARI DC KE AC Rahmi Dewi, Usman Malik, Syahrol Jurusan Fisika, FMIPA, Universiatas Riau, Pekanbaru, Indonesia E-mail : drahmi2002@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan penelitian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Proteksi Sistem Tenaga Listrik Proteksi terhadap suatu sistem tenaga listrik adalah sistem pengaman yang dilakukan terhadap peralatan- peralatan listrik, yang terpasang pada sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Inverter dan Aplikasi Inverter daya adalah sebuah perangkat yang dapat mengkonversikan energi listrik dari bentuk DC menjadi bentuk AC. Diproduksi dengan segala bentuk dan ukuran,

Lebih terperinci

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT

DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A. Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT DESAIN DAN IMPLEMENTASI INVERTER SATU PHASA 500 V.A Habibullah 1 Ari Rizki Ramadani 2 ABSTRACT This research aims to create a single phase inverter which serves to complement the performance of a hybrid

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sumber Harmonisa Beban non linier pada peralatan rumah tangga umumnya merupakan peralatan elektronik yang didalamnya banyak terdapat penggunaan komponen semi konduktor pada

Lebih terperinci

PRAKTEK TV & DISPLAY

PRAKTEK TV & DISPLAY PRAKTEK TV & DISPLAY REGULATOR TEGANGAN OLEH : MUHAMMAD YASIR 2005 / 66357 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2008 A. TUJUAN Setelah melakukan praktikum ini mahasiswa

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD

PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L8038CCPD ISSN: 1693-693 79 PERANCANGAN SISTEM UPS SPS DENGAN METODE INVERTER SPWM BERBASIS L838CCPD Widodo 1, Tole Sutikno, Siswanto 3 1 Program Studi Fisika, FMIPA, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, Kampus

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Mutakhir Sistem hibrida yang memadukan PLTS dengan pembangkit lain saat ini sudah banyak diteliti dan dikembangkan aplikasinya. Berikut adalah tinjauan mutakhir dari

Lebih terperinci

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra

BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra BAHAN BAKAR KIMIA (Continued) Ramadoni Syahputra 6.2 SEL BAHAN BAKAR Pada dasarnya sel bahan bakar (fuel cell) adalah sebuah baterai ukuran besar. Prinsip kerja sel ini berlandaskan reaksi kimia, bahwa

Lebih terperinci

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK Oleh: FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS NEGERI MALANG Oktober 2017 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring jaman

Lebih terperinci

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika

DAN RANGKAIAN AC A B A. Gambar 4.1 Berbagai bentuk isyarat penting pada sistem elektronika + 4 KAPASITOR, INDUKTOR DAN RANGKAIAN A 4. Bentuk Gelombang lsyarat (signal) Isyarat adalah merupakan informasi dalam bentuk perubahan arus atau tegangan. Perubahan bentuk isyarat terhadap fungsi waktu

Lebih terperinci

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai

Memelihara baterai. Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Memelihara baterai Mendeskripsikan standar karakteristik operasional baterai Batere berfungsi untuk penyimpan daya listrik sementara. Batere mengalirkan arus searah (DC) dan memiliki banyak tipe. Batere

Lebih terperinci

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR

PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR PEMANFAATAN ENERGI MATAHARI MENGGUNAKAN SOLAR CELL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF UNTUK MENGGERAKKAN KONVEYOR M. Helmi F. A. P. 1, Epyk Sunarno 2, Endro Wahjono 2 Mahasiswa Teknik Elektro Industri 1, Dosen

Lebih terperinci

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS

KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS KEGAGALAN PROTEKSI PADA GARDU INDUK 150 kv AKIBAT SUPLAI TEGANGAN DC SUGIANTO, NASRUN LUBIS Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri, Institut Sains dan Teknologi Nasional, Jakarta Jalan

Lebih terperinci

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter

Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Penggunaan Filter Daya Aktif Paralel untuk Kompensasi Harmonisa Akibat Beban Non Linier Menggunakan Metode Cascaded Multilevel Inverter Renny Rakhmawati 1, Hendik Eko H. S. 2, Setyo Adi Purwanto 3 1 Dosen

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Penelitian Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Generator Sinkron Satu Fasa Pabrik Pembuat : General Negara Pembuat

Lebih terperinci

Blok Diagram Sebuah Osiloskop

Blok Diagram Sebuah Osiloskop OSILOSKOP BAB VI Kegunaan Osiloskop Untuk mengamati secara visual tingkah tegangan bolak balik dan tegangan searah. Sebagai alat ukur: tegangan searah dan tegangan bolak balik. : tegangan (Vpp) berbagai

Lebih terperinci

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4.

ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. ABSTRAKSI ANALISIS DISTORSI HARMONIK PADA SISTEM DISTRIBUSI DAN REDUKSINYA MENGGUNAKAN TAPIS HARMONIK DENGAN BANTUAN ETAP POWER STATION 4. 0 TUGAS AKHIR Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Harmonisa Dalam sistem tenaga listrik dikenal dua jenis beban yaitu beban linier dan beban tidak linier. Beban linier adalah beban yang memberikan bentuk gelombang keluaran

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Gambaran Umum Sistem pengendalian otomatis generator pada saat listrik padam, berfungsi untuk mengalihkan sumber catu daya listrik, dari listrik PLN ke listrik yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Perancangan Perancangan merupakan suatu tahap yang sangat penting dalam pembuatan suatu alat, sebab dengan menganalisa komponen yang digunakan maka alat yang akan dibuat dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Tahun-tahun belakangan ini, terjadi peningkatan penggunaan komponen elektronika daya baik sebagai beban maupun sebagai alat kontrol yang mengakibatkan bentuk

Lebih terperinci