Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi Muda Di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu
|
|
- Inge Agusalim
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Peranan Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi Muda Di Desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu ANDRI SETIANTO DAN Dr. TUTI KHAIRANI, S.Sos, M.si Fisip Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru CP: Abstract : Role In Karang Taruna Fostering Young Generation. Karang Taruna is at the bottom of society, the role of Karang Taruna can be seen from the duties and functions which together with the Government and the community in organizing coaching to minimize the incidence of social problems especially for the younger generation. The purpose of this study is to see how far the role of Karang Taruna and the factors that hinder Karang Taruna participation in running duties and functions. This study uses peneletian qualitatve so in the discussion in the form of descriptions of facts that exist in the field. The results of this research note that the younger generation in the research area is still in desperate need of guidance. There are many social problems that exist in the younger generation in the village of Buluh Rampai, Sub Seberida, Indragiri Hulu indicates still less successful Karang Taruna showed its role as a container that has the duty and function to nurture the younger generation so far away from the social issues. Kata Kunci : Role of Karang Taruna, Development of young people PENDAHULUAN Seiring dengan upaya-upaya pemberdayaan masyarakat dalam pembangunan kesejahteraan sosial, maka program pembinaan generasi muda juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial yang ada dimasyarakat. Masalah-masalah sosial yang dialami generasi muda saat ini sudah mencapai pada titik yang memprihatinkan. Baik dari segi moril dan materil, narkoba, perjudian, balap liar,kriminalitas, bahkan sampai pada moril yakni tidak adanya kejelasan menghadapi masa depan. Oleh karena itu betapa pentingnya pembinaan generasi muda yang kita lakukan saat ini, sebagai upaya mempersiapkan generasi mendatang yang handal 1
2 sebagai pemimpin bangsa. Selain itu generasi muda merupakan suatu sumber daya manusia yang sangat menjanjikan bagi bangsa untuk masa depan bangsa yang lebih baik. Ditangan merekalah bangsa ini menggantungkan harapan,baik buruknya bangsa ini kedepannya sangat tergantung pada kualitas generasi muda yang ada. Solidaritas sosial yang tinggi, mobilitas yang tinggi, keuletan, dan orientasinya kemasa depan yang cukup kuat, merupakan diantara sekian potensi yang dimiliki oleh generasi muda. Menurut Miftah Thoha (1997) Pembinaan adalah suatu tindakan, proses, hasil, atau peryataan menjadi lebih baik, dalam hal ini menunjukkan adanya kemajuan, peningkatan, pertumbuhan, evolusi atas berbagai kemungkinan, berkembang, atau peningkatan atas sesuatu. Dalam pembinaan generasi muda ini tidak terlepas dari peran-peran sektor pendidikan formal maupun nonformal,diantaranya yakni Karang Taruna. Karang Taruna lahir pada tanggal 26 september 1990 di kampung Melayu,Jakarta. Dalam perjalanan sejarahnya Karang Taruna telah berperan melakukan berbagai kegiatan sebagai upaya untuk turut serta dalam menanggulangi masalah-masalah kesejahteraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda di lingkunganya sesuai kondisi daerah dan tingkat kemampuan masing-masing. Menurut Soekanto (2007) Peranan merupakan aspek yang dinamis dari kedudukan (status). Apabila seseorang yang melakukan hak dan kewajibannya sesusai dengan kedudukannya, maka dia menjalankan suatu peranan. Peran Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan dapat dilihat dari tugas pokok dan fungsinya yang secara bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembinaan. Fungsi dari Karang Taruna yakni mencegah timbulnya masalah kesejahteraan pemuda baik meliputi kegiatan rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial terutama generasi muda. Peran lain yang bisa diambil oleh Karang Taruna adalah sebagai motivator, inisiator dalam pembangunan dan katalisator dalam keserasian sosial. Karang taruna juga merupakan wadah pemupukan karakter bangsa yang jika dikembangkan secara kreatif dapat menjadi kekuatan dahsyat bagi bangsa ini. 2
3 Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui peran Karang Taruna dalam pembinaan generasi muda dan untuk mengetahui faktor faktor yang menghambat Karang Taruna dalam pembinaan generasi muda di desa Buluh Rampai kecamatan Seberida kabupaten Indragiri Hulu. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan Kualitatif yang mengambarkan dalam bentuk deskripsi-deskripsi, selain itu menggunakan purposive sampling dan disertai dengan snow ball sampling sebagai teknik pengambilan data. Purposive sampling yaitu pemilihan sampel yang cenderung memilih informan yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara mendalam. Namun demikian informan yang dipilih dapat menunjukkan informan lain yang lebih tahu, maka pilihan informan dapat berkembang sesuai kebutuhan dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Adapun maksud dari tekhik snow ball yaitu teknik pemilihan Narasumber yang berkembang dari informan pertama akan mencari informan selanjutnya sampai peneliti menemukan informan kunci sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peneliti. Teknik purposive sampling dilaksanakan dengan melakukan wawancara kepada ketua Karang Taruna desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Kabupaten Indragiri Hulu. Untuk masyarakat dipilih informan lain yang direkomendasikan oleh informan sesuai dengan kebutuhan peneliti memperoleh data menggunakan snowball sampling. HASIL Karang Taruna sebagai organisasi wadah kepemudaan, dalam melakukan kegiatan-kegiatannya bertumpu pada landasan hukumnya yakni Permensos RI No.77/HUK/2010 tentang Pedoman dasar Karang Taruna. Selain itu Karang Taruna berperan sebagai agen pembaharuan dan agen pencerahan pembangunan dalam pemberantasan kemiskinan karena berada sangat dekat dengan masyarakat level terbawah. 3
4 Peranan Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan dapat dilihat dari tugas pokok dan fungsinya yang secara bersama-sama dengan Pemerintah dan masyarakat dalam menyelenggarakan pembinaan. Fungsi dari Karang Taruna yakni mencegah timbulnya masalah kesejahteraan pemuda baik meliputi kegiatan rehabilitasi, perlindungan sosial, jaminan sosial, pemberdayaan sosial terutama generasi muda. Peran Karang Taruna bukan saja dalam pembinaan generasi muda,melainkan juga dalam usaha perubahan dan perbaikan sosial kemasyarakatan baik itu di bidang ekonomi,sosial,budaya maupun jasmani dan rohani. Sebagai wadah pembinaan tentu saja memiliki program yang akan dilaksanakan serta melibatkan seluruh komponen dan potensi yang ada di desa /kelurahan yang bersangkutan. KARTABRI merupakan Karang Taruna yang berada di desa Buluh Rampai yang menampung aspirasi para anggota karang taruna di desa Buluh Rampai. Anggota karang taruna desa ini adalah seluruh pemuda maupun pemudi yang ada di desa Buluh Rampai yang berusia 13 tahun hingga 35 tahun. Dari hasil observasi di lapangan ditemukan masih banyaknya masyarakat yang tidak tahu apa itu Karang Taruna, hal ini disebabkan kurang aktifnya Karang Taruna dalam mensosialisasikan Visi dan Misi maupun program kerja yang telah ada. Program kerja yang diselenggarakan oleh pengurus karang taruna kurang dijalankan kepada anggota karang taruna yang hal ini adalah seluruh lapisan masyarakat yang terlibat secara langsung maupun tidak. Peran KARTABRI diarahkan pada usaha peningkatan kesejahteraan generasi muda,namun dalam aplikasinya lebih kearah kesejateraan oknum-oknum yang berkepentingan. Sumber dana karang taruna sejauh ini masih sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga organisasi Karang Taruna, dan ada beberapa sumber dana yang diupayakan oleh kepengurusan Karang Taruna dengan menggunakan potensi dan sumber daya yang ada. Sumber dana Karang Taruna Desa Buluh Rampai didapat dari ADD dengan presentase tertentu. Selain itu dari usaha jual beli brodolan sawit lah yang mensuplai dana terbesar bagi kas Karang Taruna desa Buluh Rampai. Program kerja karang taruna yang telah dikonsepkan sebenarnya memiliki kontribusi atau dampak yang positif dan jelas terhadap masalah-masalah generasi 4
5 muda dalam mencegah dan meminimalisir masalah sosial. Namun karena kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna sehingga hal ini membayangi hasil positif dari program kerja yang pada awalnya membantu dalam mengatasi masalah-masalah sosial generasi muda pada umumnya. Partisipasi masyarakat juga salah satu penentu dalam pencapaian suatu tujuan yang kedepannya memiliki pengaruh yang positif, tidak bisa dipungkiri bahwa yang namanya kebiasaan yang sudah mempengaruhi lini kehidupan itu juga akan mengurangi rasa keterlibatan atau partisipasi dalam membantu pencapaian tujuan yang ada. Partisipasi Masyarakat dalam keterlibatannya terhadap program kerja karang taruna dengan tujuan dan berharap bisa membina generasi muda agar jauh dari kebiasaan yang negative tersebut juga dipengaruhi oleh tingkat daya dan upaya kepengurusan dalam mendekatkan diri kepada masyarakat. Selain itu minimnya loyalitas dan partisipasi generasi muda itu sendiri yang membuat KARTABRI kesulitan dalam menjalankan perannya sebagai organisasi wadah pembinaan seperti yang tercantum di peraturan perundang-undangan. Dalam hal ini generasi muda saat ini terkesan tidak peduli,acuh dan apatis untuk menjalankan program KARTABRI yang telah disusun sehingga peran dari KARTABRI sendiri seakan vakum di lingkungan masyarkat desa Buluh Rampai. Berdasarkan observasi dan hasil wawancara terhadap nara sumber ditemukan beberapa faktor yang menghambat peran karang taruna dalam membina generasi muda di desa buluh Rampai kecamatan Seberida Indragiri Hulu, diantaranya : 1. Karang taruna hanya menjalankan tugas dan fungsinya dari aspek dan segi-segi tertentu, dalam artian dalam menjalankan tugas dan fungsinya karang taruna tidak menjalankannya secara mengglobal. 2. Dalam merealisasikan program kerja pun belum maksimal dengan tidak meratanya keterlibatan oleh seluruh anggota karang karuna karena tidak mengerti dan kurang memahami maksud dan tujuan dari program kerja yang direalisasikan tersebut. 5
6 3. Dalam pelaksanaan program kerja para pengurus pun tidak terlibat secara merata sehingga timbul pola pikir yang negative dari pada anggota karang taruna. 4. Kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna. 5. Kurangnya partisipasi masyarakat atau anggota Karang Taruna dalam keterlibatanya terhadap program kerja dari pada Karang Taruna. PEMBAHASAN Program kerja merupakan salah satu langkah guna mewujudkan visi dan misi yang diemban suatu instansi. Dalam konsep Program Kerja KARTABRI sangat bagus dan memiliki daya kompeten yang tinggi dalam upaya membina generasi muda. Program-program yang direncanakan juga sesuai dengan kondisi sosial yang ada di desa Buluh Rampai. Usaha pemusatan jual beli berondolan sawit dan penyewaan sound system diharapkan dapat menginspirasi generasi muda untuk berwirausaha dan berinovasi menciptakan lapangan kerja yang belum pernah terpikirkan sebelumnya. Namun realita di lapangan hingga transparansi dari dana itu sendiri tidak jelas dan banyak pemuda yang mempertanyakan keberadaan dari uang ka situ sendiri. Pasalnya kegiatan-kegiatan yang diharapkan terwujud dengan adanya anggaran yang dimiliki Karang Taruna itu sendiri hingga saat ini masih belum terlihat. Penyewaan sound system ditujukan untuk menambah kas dari Karang Taruna. Menurut hasil dari wawancara sound system ini disewakan guna menambah uang kas dari Karang Taruna sehingga kas yang tersedia bisa di alokasikan untuk pendanaan kegiatan yang lain. Sampai saat ini program ini masih berjalan cukup aktif, karena sering ada orang yang memiliki hajatan pernikahan atau yang lainya kerap menggunakan sound system dari Karang Taruna ini. Namun hingga saat ini audit dari hasil penyewaan sound system ini tidak pernah transparan, bahkan sering kali uang keluar masuk tidak ada pembukuan yang jelas. 6
7 Hal ini yang sering kali dikeluhkan para pemuda yang ada di desa Buluh Rampai,rasa kecewa kepada pengurus,rasa tidak percaya seringkali melatarbelakangi loyalitas para generasi muda untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada. Selain itu usaha penyewaan sound system juga terkendala dengan tidak adanya SDM yang cukup ahli dalam mengelola sound system yang tersedia. Program Peringatan Hari besar agama ini merupakan salah satu bentuk pembinaan yang ditujukan guna membenahi dan memupuk jiwa-jiwa generasi muda akan pengetahuan agama. Sehingga diharapkan generasi muda yang ada di desa Buluh Rampai memiliki spiritual yang kuat dan tidak mudah terpengaruh oleh budaya-budaya baru yang negatif. Program Di bidang rohani ini terkendala dikarenakan kurangnya partisipasi dari generasi muda itu sendiri. Dilihat dari sudut pandang masyarakat umum, masyarakat sangat menyayangkan kegiatan ini tidak bisa berlanjut. Padahal dukungan dari pihak orang tua di desa Buluh Rampai ini sangat tinggi dan cukup antusias, mereka bersedia membantu baik dalam bentuk financial maupun memberikan makanan kecil untuk acara pengajian tersebut. Namun kurangnya minat dan partisipasi dari generasi muda itu sendiri apapun usaha yang dilakukan akan terlihat sia-sia. Olahraga setiap sore dan Tournament olahraga pada Hari Ulang Tahun desa diharapkan agar generasi muda mampu mengembangkan potensinya dibidang olahraga dan memiliki cara yang tepat untuk menyalurkan power generasi muda yang berlebih pada umumnya. Selain itu untuk memupuk jiwa persatuan dan kesatuan dengan memperat silaturahim melalui ajang tournamen olahraga. Namun yang memprihatinkan dengan memiliki anggaran dalam jumlah yang besar tidak ada usaha untuk melakukan perawatan terhadap fasilitas olahraga yang dimiliki. Program pembinaan yang terlihat berdampak positif yakni pembinaan pada usaha kesejahteraan sosial,yakni pelatihan mekanik bengkel yang pernah diselenggarakan oleh Karang Taruna, salah satu pemuda yang pernah mengikutinya saat ini sudah bisa mendirikan sebuah bengkel guna menyalurkan bakat yang dimiliki. Hal ini seharusnya menjadi sebuah bumbu sedap bagi Karang Taruna untuk 7
8 terus menciptakan usaha-usaha pembinaan yang dapat diterima generasi muda itu sendiri. Namun kendala dalam Program ini, setelah SDM tersebut selesai magang dari bengkel besar milik perorangan, SDM generasi muda tersebut kesulitan dalam hal permodalan. Seharusnya Karang Taruna yang memiliki Kas dalam jumlah yang besar memberikan bantuan dana dalam bentuk pinjaman,agar SDM yang sudah terlatih memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan dan skill yang sudah dimilikinya. Sementara itu untuk program Penyuluhan Narkoba sudah lama tidak pernah dilakukan lagi, padahal sesuai dengan hasil wawancara dan observasi penulis di lapangan narkoba sudah memasuki generasi muda di segala kategori usia. Hal ini sangat memperihatinkan diman seharusnya generasi muda merupakan generasi penerus bangsa,namun apa jadinya jika penerus kemerdekaan ini sudah rusak karena narkoba. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan beberapa hal mengenai peran karang taruna dalam membina generasi muda di desa Buluh Rampai kecamatan Seberida Inderagiri Hulu, diantaranya yaitu Karang Taruna Buluh Rampai (KARTABRI) merupakan Karang Taruna yang berada di desa Buluh Rampai yang menampung aspirasi para anggota karang taruna di desa Buluh Rampai. Anggota karang taruna desa ini adalah seluruh pemuda maupun pemudi yang ada di desa Buluh Rampai yang berusia 13 tahun hingga 35 tahun dan memiliki peran yang sangat dominan dalam membina generasi muda, selain itu Peran lain yang bisa diambil oleh Karang Taruna adalah sebagai motivator, inisiator,inovator dalam pembangunan. Selain itu sebagai Wadah pemupukan karakter bangsa yang jika dikembangkan secara kreatif dapat menjadi kekuatan dahsyat bagi bangsa ini Faktor faktor Yang Menghambat Peran Karang Taruna Dalam Pembinaan Generasi Muda desa Buluh Rampai Kecamatan Seberida Inderagiri Hulu, diantaranya yakni Karang taruna yang hanya menjalankan tugas dan fungsinya dari aspek dan 8
9 segi-segi tertentu, dalam artian dalam menjalankan tugas dan fungsinya karang taruna tidak menjalankannya secara mengglobal. Selanjutnya dalam merealisasikan program kerja pun belum maksimal dengan tidak meratanya keterlibatan oleh seluruh anggota karang karuna karena tidak mengerti dan kurang memahami maksud dan tujuan dari program kerja yang direalisasikan tersebut; Dalam pelaksanaan program kerja para pengurus pun tidak terlibat secara merata sehingga timbul pola pikir yang negative dari pada anggota karang taruna, selain itu kurangnya realisasi dari pada program yang telah direncanakan dan kurangnya tingkat sosialisasi program kerja oleh pengurus karang taruna, ditambah lagi kurangnya partisipasi masyarakat atau anggota karang taruna dalam keterlibatanya terhadap program kerja dari pada karang taruna. DAFTAR RUJUKAN Soekanto, Soerjono Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada:. Thoha, Miftah Pembinaan Organisasi: proses diagnosa dan intervensi. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta. Permensos no : 77 / HUK / 2010 tentang pedoman dasar Karang Taruna PP RI no 39 tahun 2012 tentang penyelenggaraan kesejahteraan sosial UU no 40 tahun 2009 tentang kepemudaan 9
BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan menurut Merdikanto (2003) mendefinisikan partisipatif sebagai. berikut:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Terbentuknya kepribadian yang partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat sudah menjadi suatu keharusan khususnya dikalangan pemuda belakangan ini. Harapan terhadap
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG Nomor : 827 Tahun : 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SERANG, Menimbang
Lebih terperinciPELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING
223 PELAKSANAAN TUGAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DALAM MENERTIBKAN PEDAGANG MOBIL KELILING Fadil Muhammad Program Magister Ilmu Administrasi Fisip Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km 12.5 Simpang Baru
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT LD. 6 2008 R PERATURAN DAERAH KABUPATEN GARUT NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI GARUT, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA, Menimbang : a. bahwa dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sri Yanah, 2014 Peranan Karang Taruna dalam mengembangkan kesadaran moral pemuda
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini fenomena masalah moral pada kalangan remaja semakin meningkat dan menjadi lebih kompleks dari masa-masa sebelumnya. Hal tersebut dibuktikan dengan meningkatnya
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MATARAM, Menimbang : a. bahwa keberadaan dan peranan
Lebih terperinciPELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA. Oleh
PELEMBAGAAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA Oleh I Ketut Asmara Jaya I Wayan Parsa Bagian Hukum Pemerintahan Fakultas Hukum Universitas Udayana ABSTRAK Demokratisasi mengandung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan merupakan kehidupan yang penuh dengan tantangan sekaligus membuka peluang-peluang baru bagi pembangunan ekonomi dan sumber daya manusia Indonesia
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUANTAN SINGINGI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
SALINAN PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAJENE
PEMERINTAH KABUPATEN MAJENE PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJENE NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAJENE, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus
WALIKOTA Pekanbaru DR. Firdaus, ST, MT secara resmi melantik dan mengukuhkan Pengurus Dewan Perwakilan Daerah Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (DPD LPM) Kota Pekanbaru di lapangan Bukit, Senapelan, Pekanbaru,
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI, Menimbang Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciPERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG
PERATURAN DESA DAWAN KLOD NOMOR 02 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA-LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAWAN KLOD, KECAMATAN DAWAN KABUPATEN KLUNGKUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERBEKEL DESA
Lebih terperinciBIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN
91 BIROKRASI PELAYANAN PUBLIK PEMBUATAN AKTE KELAHIRAN Raja Hasnizar Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,
Lebih terperinciPEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN
PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BINTAN, Menimbang:
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO
PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO, Menimbang : a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DI KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA
PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA, Menimbang
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2017 PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA
Lebih terperinciPERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN
PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM MENJALANKAN FUNGSI PENGAWASAN PEMERINTAHAN DI DESA LOMPAD KECAMATAN RANOIAPO KABUPATEN MINAHASA SELATAN Oleh Oldi Arianto Pangemanan Abstrak Pemerintah desa
Lebih terperinciHimpunan Peraturan Daerah Kabupaten Purbalingga Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 03 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 11 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA Menimbang Mengingat
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
159 EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN Primadian dan Zulkarnaini FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Effectiveness of Land and Building
Lebih terperinciWALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG, Menimbang : Mengingat : bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciEFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DI KELURAHAN AIR HITAM KECAMATAN PAYUNG SEKAKI
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN FUNGSI LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN DI KELURAHAN AIR HITAM KECAMATAN PAYUNG SEKAKI Oleh: RINI MUSTIKA SARI (Email: rinimustikasari91@gmail.com) HP: 085222080004 Pembimbing:
Lebih terperinciPERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS
PERAN KEPALA DESA SEBAGAI ADMINISTRATOR PEMBANGUNAN DI DESA MONCONGLOE KECAMATAN MONCONGLOE KABUPATEN MAROS Sirajuddin Saleh, & Hariati Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK Penelitian
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT
PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG
Lebih terperinciPENYALURAN DANA PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT MISKIN DI DESA PASAK KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA
PENYALURAN DANA PROGRAM BANTUAN LANGSUNG SEMENTARA MASYARAKAT MISKIN DI DESA PASAK KECAMATAN SUNGAI AMBAWANG KABUPATEN KUBU RAYA Oleh WASILAH NIM. E11112092 Program Studi Pembangunan Sosial/Ilmu Sosiatri
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PACITAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terlalu dominan. Sesuai konsep government, negara merupakan institusi publik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsep governance dikembangkan sebagai bentuk kekecewaan terhadap konsep government yang terlalu meletakkan negara (pemerintah) dalam posisi yang terlalu dominan. Sesuai
Lebih terperinciKOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015
KOPI DARAT Kongkow Pendidikan: Diskusi Ahli dan Tukar Pendapat 7 Oktober 2015 Topik #10 Wajib Belajar 12 Tahun Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Menjawab Daya Saing Nasional Latar Belakang Program Indonesia
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO
PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO PERATURAN DAERAH KABUPATEN JENEPONTO NOMOR : TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JENEPONTO Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciIMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU. Oleh : Reni Sabrina
IMPLEMENTASI PROGRAM WAJIB BELAJAR 12 TAHUN DI KABUPATEN INDRAGIRI HULU Oleh : Reni Sabrina Email : risa_sabrina@yahoo.co.id Pembimbing : Zulkarnaini, S. Sos, M. Si Jurusan Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu
Lebih terperinciPERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL
PERATURAN DESA ( PERDES ) NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL DESA PANGGUNGHARJO KECAMATAN SEWON KABUPATEN BANTUL - 1
Lebih terperincimereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Perusahaan Exxon Mobil melaksanakan program CSR berfokus pada tiga pilar, yaitu pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi. Salah satu program pilar pengembangan ekonomi
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik
127 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian terhadap organisasi Karang Taruna Gemmas dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
1 PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TUBAN, Menimbang : a.
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN,
PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABANAN NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TABANAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) Peraturan
Lebih terperinciEVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES)
295 EVALUASI PROGRAM BADAN USAHA MILIK DESA (BUMDES) Khairul Amri Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam,
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN POSO
PEMERINTAH KABUPATEN POSO PERTAURAN DAERAH KABUPATEN POSO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI POSO, Menimbang :
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA
PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAYONG UTARA, Menimbang : a. b.
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 23 TAHUN 2007 T E N T A N G LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten Ogan
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciS A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010
S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI
113 BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI 5.1 Simpulan 5.1.1 Simpulan Umum Berdasarkan hasil penelitian, Karang Taruna RW 10 yang berada di Cireundeu, tidak menjalankan organisasi sesuai dengan fungsinya.
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI WONOSOBO, Menimbang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dalam setiap kehidupan manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia. Pemerintah berkewajiban
Lebih terperinciPEMBINAAN PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIRO UMUM KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT
PEMBINAAN PEGAWAI DALAM PELAKSANAAN TUGAS DI BIRO UMUM KANTOR GUBERNUR PROVINSI SUMATERA BARAT Septiyuslianisa Jurusan Administrasi Pendidikan FIP UNP Abstract The goal of this research are to see information
Lebih terperinciSemakin tinggi tingkat pendidikan petani akan semakin mudah bagi petani tersebut menyerap suatu inovasi atau teknologi, yang mana para anggotanya terd
BAB IPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menjadikan sektor pertanian yang iiandal dalam menghadapi segala perubahan dan tantangan, perlu pembenahan berbagai aspek, salah satunya adalah faktor kualitas sumber
Lebih terperinciBAB IV PROFIL ORGANISASI
1 BAB IV PROFIL ORGANISASI IV.1. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga VISI KEMENPORA Terwujudnya kualitas sumber daya pemuda dan olahraga dalam rangka meningkatkan wawasan kebangsaan, kepemimpinan yang
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN
PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HUMBANG HASUNDUTAN,
Lebih terperinciEVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT
324 EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI PENYANDANG CACAT Lilis Wahyuni Program Magister Ilmu Administrasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas,
Lebih terperinciPETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN (HASIL AMANDEMEN MUSYAWARAH MAHASISWA VIII KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH
60 5.1. Latar Belakang Program BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH Pembangunan Sosial berbasiskan komunitas merupakan pembangunan yang menitikberatkan pada pemberdayaan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari hari, kita mengenal berbagai jenis organisasi yang mempengaruhi semua tingkatan kehidupan. Fakta menunjukkan bahwa kebanyakan diantara kita menjalani
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG ANGGARAN KAS
Urusan Pemerintahan : 1 Urusan Wajib Bidang Pemerintahan : 1. 18 Kepemudaan dan Olah Raga PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG KAS TAHUN 2014 Unit Organisasi : 1. 18. 01 DINAS PEMUDA, OLAH RAGA DAN PARIWISATA
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pada tahun 2012, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat telah menetapkan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebanyak 250 juta jiwa 1. Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia berimplikasi
Lebih terperinciLAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014
LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 PEMERINTAH KOTA DENPASAR KECAMATAN DENPASAR TIMUR JANUARI, 2015 KATA PENGANTAR Om Swastiastu, Tiada kata yang lebih nikmat dan bahagia selain
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN DEMAK
PEMERINTAH KABUPATEN DEMAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 05 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA/KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DEMAK, Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Industri yang semakin pesat dan maju, memaksa perusahaan untuk mendongkrak kekuatan internal organisasi untuk tetap bertahan dalam persaingan global
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia sudah semakin menjamur dan sepertinya hukum di Indonesia tidak
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di era globalisasi dewasa ini, kian meningkatnya penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang di kalangan generasi muda. Sehingga maraknya penyimpangan
Lebih terperinciBUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciPENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN NYUATAN KABUPATEN KUTAI BARAT
ejournal Ilmu Pemerintahan, 2014, 2 (1): 1842-1852 ISSN 2338-3651, ejournal. ip.fisip-unmul.ac.id Copyright 2014 PENERAPAN PRINSIP ALOKASI DANA KAMPUNG (ADK) DALAM PEMBANGUNAN DI KAMPUNG INTU LINGAU KECAMATAN
Lebih terperinciSIDANG UJIAN TUGAS AKHIR
SIDANG UJIAN TUGAS AKHIR PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PERBAIKAN LINGKUNGAN FISIK PERMUKIMAN (STUDI KASUS : KECAMATAN RUNGKUT) Disusun Oleh: Jeffrey Arrahman Prilaksono 3608 100 077 Dosen Pembimbing:
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 41 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN UMUM PELAKSANAAN PROGRAM REHABILITASI SOSIAL DAERAH KUMUH KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN KARANG TARUNA MANGGALA SEWU
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN UNTUK MENGOPTIMALKAN PERAN KARANG TARUNA MANGGALA SEWU Martanty Aditya, Felik Sad Windu Universitas Ma Chung martanty.aditya@machung.ac.id; felik.sad@machung.ac.id ABSTRAK. Karang
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. seorang warga yang bernama Bpk. Zulkifli, beliau merupakan warga asli Kab.
14 BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Sejarah Singkat Berdirinya Organisasi Organisasi Ikatan Kesejahteraan Penyandang Cacat ini berawal dari kreatifitas seorang warga yang bernama Bpk. Zulkifli, beliau
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian
122 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan 1. Sebab-sebab terjadinya kasus perceraian Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan tentangperan Konselor Badan Penasehat Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan(BP4) dalam
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia sejak awal kemerdekaannya telah menetapkan cita cita dan tujuan yang hendak dicapai, sebagaimana dinyatakan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU
PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, a. bahwa dalam
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 1 PERATURAN DAERAH BANJARNEGARA NOMOR 1 TAHUN 2017 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI BANJARNEGARA, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal
Lebih terperinciBUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN
BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARRU NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BARRU, Menimbang:
Lebih terperinciPENYUSUNAN LAPORAN KINERJA
LAMPIRAN IV PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 /PRT/M/2018 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DI KEMENTERIAN PEKERJAAN
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 05 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PANGKALPINANG, Menimbang : a.
Lebih terperinciEVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN
79 EVALUASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DAN RESTORAN Tengku Rahardian dan Isril FISIP Universitas Riau, Kampus Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru Panam, Pekanbaru 28293 Abstract: Evaluation Tax Withholding of
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kendali pemerintah sehingga meningkatkan efektifitas penyelenggaraan pemerintah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemekaran wilayah dipandang sebagai sebuah terobosan untuk mempercepat pembangunan melalui peningkatan kualitas dan kemudahan memperoleh pelayanan bagi masyarakat.pemekaran
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN CILACAP
PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP PERATURAN DAERAH KABUPATEN CILACAP NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KABUPATEN CILACAP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CILACAP,
Lebih terperinciBUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN
BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 43 TAHUN 2008 TENTANG TUGAS, FUNGSI, HAK DAN KEWAJIBAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciVII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN
VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN Program Promosi Kesehatan adalah upaya meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN
PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 6 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUDUS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF 5.1 Rencana Program Dan Kegiatan Peran strategis Kecamatan di Kota Bandung menuntut adanya peningkatan pelayanan
Lebih terperinciBAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur
BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur PP Nomor : 65 tahun 1951, Penyerahan urusan bidang pendidikan Pengajaran dan kebudayaan Kepada provinsi
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER I. PENDAHULUAN 1. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Organisasi (GBHO) adalah garis-garis besar sebagai
Lebih terperinciEFEKTIVITAS HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (Studi di Pemerintah Kota Tarakan) ARTIKEL ILMIAH
EFEKTIVITAS HUKUM PELAKSANAAN KERJASAMA ANTARA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DENGAN PIHAK KETIGA (Studi di Pemerintah Kota Tarakan) ARTIKEL ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Syarat Memperoleh
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG Nomor : 25 Tahun 2008 PEMERINTAH KABUPATEN MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 25 TAHUN 2008 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA ATAU
Lebih terperinciBERITA DESA TANJUNGSARI PERATURAN DESA TANJUNGSARI TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA
BERITA DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 PERATURAN DESA TANJUNGSARI NOMOR : 01 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA TANJUNGSARI KECAMATAN SUKAHAJI KABUPATEN MAJALENGKA Menimbang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. usia remaja yaitu tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2010 yang tercatat telah mencapai 237,6 juta jiwa, dimana 26,67% atau 63,4 juta diantaranya merupakan penduduk usia remaja
Lebih terperinciINTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT
1 INTEREST OF STUDENTS OF CLASS X SMAN 12 PEKANBARU FOLLOW EXTRACURRICULAR SCOUT Riska Anggrainiˡ, Tri Umari 2, Rosmawati 3 E-mail anggrainiriska46@gmail.com, triumari2@gmail.com. Rosandi5658@gmail.com
Lebih terperinciPERSEPSI MASYARAKAT DESA TERHADAP PERANAN MAHASISWA KKN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DI DESA KANDANG KECAMATAN TABIR KABUPATEN MERANGIN
PERSEPSI MASYARAKAT DESA TERHADAP PERANAN MAHASISWA KKN DALAM PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA DI DESA KANDANG KECAMATAN TABIR KABUPATEN MERANGIN Rhendy Rahma Wandra (1,Jarjani, (2 Azwarta (3,Anwar (4,Riska
Lebih terperinciDISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemuda merupakan suatu elemen yang sangat penting dalam memajukan suatu bangsa dan juga perubahan bangsa di era globalisasi saat ini. Generasi mudalah
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,
333333333333 SALINAN WALIKOTA KEDIRI PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI, Menimbang : a. bahwa perkembangan
Lebih terperinciPartisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta
Partisipasi Perajin Batik Dalam Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Di Kawasan Kampung Batik Laweyan Surakarta SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi dan Memenuhi Persyaratan guna Memperoleh
Lebih terperinci2015 MENINGKATKAN MINAT BACA MASYARAKAT MELALUI PROGRAM PERPUSERU DALAM PENGELOLAAN TAMAN BACAAN MASYARAKAT BERBASIS INFORMATION TECHNOLOGY
A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Membaca merupakan langkah awal perjalanan menuju pencerahan. Kegiatan membaca ini juga dapat menciptakan generasi muda yang kreatif, produktif dan inovatif,
Lebih terperinciPERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu)
PERANAN MASYARAKAT DALAM KEMANDIRIAN PEMBANGUNAN SARANA DAN PRASARANA (Studi Di Desa Sumber Brantas Kecamatan Bumiaji, Kota Batu) Nikander Neksen dan Agung Suprojo Program Studi Ilmu Administrasi Negara
Lebih terperinci