BAB III METODE PENELITIAN. sains ini dikembangkan secara teoretik maupun eksperimen. Pendekatan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN. sains ini dikembangkan secara teoretik maupun eksperimen. Pendekatan"

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Pola pikir yang mendasari perumusan masalah penelitian dan menjadi panduan terhadap pengembangan prosedur penelitian, disajikan pada gambar 3.1. Model sains merupakan rujukan konsep-konsep sains, termasuk konsep kelistrikan dan kemagnetan, yaitu konsep ilmiah menurut para ahli. Model sains ini dikembangkan secara teoretik maupun eksperimen. Pendekatan teoretik banyak dilandasi filosofi rasionalisme, sedangkan eksperimen lebih banyak dilandasi filosofi empirisme. Interaksi antara dunia realitas dengan pikiran para ilmuwan sains biasanya digambarkan dalam bentuk model sains, yang menjelaskan prinsip kerja alam. Rasional (Teoretik) Empiris (Eksperimen) Pendekatan Formal Pendekatan Intuitif Model Sains Model Fenomenologis Belajar Mahasiswa Konsep Kelistrikan - Kemagnetan Konsepsi Mahasiswa Tentang Fisika Dasar Konsepsi Mahasiswa Tentang Listrik Magnet Pola Epistemologi Konsep Kelistrikan Dan Kemagnetan Pada Mahasiswa Calon Guru Fisika Gambar 3.1 Paradigma Penelitian 29

2 Dalam pembelajaran sains, seorang guru mengajak siswa untuk berpikir tentang tatakerja alam. Siswa memiliki model berpikir sendiri yang belum tentu sama dengan pikiran ilmuwan sains. Apa yang menjadi pijakan berpikir seseorang bergantung pada pengalaman yang dimiliki sebelumnya dan bagaimana ia membentuk pengetahuannya itu. Cara mahasiswa berpikir tentang fenomena alam dinamakan model fenomenologis. Berdasarkan model fenomenologis ini mahasiswa akan membentuk konsepsi, yang berupa pemahaman terhadap suatu fenomena alam, termasuk peristiwa kelistrikan dan kemagnetan yang diperoleh dalam matakuliah Fisika Dasar maupun matakuliah Kelistrikan dan Kemagnetan. Dalam menginterpretasi gejala alam fisika, terdapat dua pendekatan sebagai titik tolak berpikir yang biasa dilakukan oleh siswa atau mahasiswa, yaitu pendekatan formal dan intuitif. Pendekatan formal didasarkan pada rumusrumus matematika yang dipelajari. Adapun pendekatan intuitif ini dikembangkan berdasarkan penalaran terhadap alam nyata (real world) atau non matematik. Pendekatan formal dipandang sebagai titik awal dari cara berpikir yang tidak produktif, sedangkan pendekatan intuitif merupakan cara berpikir lebih produktif. Meskipun demikian pendekatan formal sangat diperlukan dalam proses penalaran lebih lanjut karena memiliki kemampuan prediksi yang tinggi. Analisis konsepsi mahasiswa dalam memahami konsep kelistrikan dan kemagnetan, selanjutnya akan bermuara pada pola epistemologi konsep kelistrikan dan kemagnetan mahasiswa calon guru fisika. Konsepsi mahasiswa 30

3 ini belum tentu sama dengan konsep menurut model sains. Namun pola epistemologi dari pembentukan konsepsi mahasiswa dalam memecahkan masalah ini akan memberikan informasi mengenai karakteristik hasil belajar. B. Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah mahasiswa prodi pendidikan fisika suatu LPTK di Semarang, yang sedang atau sudah menempuh perkuliahan fisika dasar pada semester dua dan mahasiswa yang menempuh perkuliahan listrik magnet pada semester enam. Pengelompokan responden yang berasal dari mahasiswa semester dua selanjutnya dinamakan kelompok I, dan mahasiswa semester enam disebut kelompok II. Dasar dipilihnya responden pada kedua tingkatan itu, dimaksudkan agar hasil penelitian ini memetakan keadaan perkembangan cara penalaran konsep kelistrikan dan kemagnetan, sebagai luaran dari proses pembekalan pada mahasiswa calon guru. Dalam penelitian ini digunakan sampling teoretik, jumlah mahasiswa ditetapkan berdasarkan pada pertimbangan penemuan teori, dengan memperhatikan faktor variabilitas subyek hingga mencapai keadaan jenuh, yaitu data yang dikumpulkan sudah dapat menjawab pertanyaan penelitian yang ada. Subyek penelitian tidak dipilih secara acak, tetapi diambil dengan mempertimbangkan kemampuan berkomunikasi agar proses pengungkapan proses berpikir dapat dilakukan dengan baik. Responden penelitian terdiri atas mahasiswa semester dua angkatan tahun 2007/2008 yang telah menempuh matakuliah Fisika Dasar sebanyak 8 orang, dan mahasiswa semester enam angkatan tahun 2005/2006 yang telah 31

4 menempuh matakuliah pengayaan listrik magnet sebanyak 9 orang. Seluruh responden yang dipilih berstatus mahasiswa yang diterima melalui proses seleksi nasional. Kriteria kelompok tinggi, sedang, dan rendah didasarkan pada nilai Fisika Dasar yang diperoleh. Subyek yang dipilih juga berasal dari latar belakang profesi orangtua dan daerah asal yang bervariasi. Kemampuan komunikasi dan karakteristik responden diperoleh berdasarkan informasi dosen wali dan dosen pengampu matakuliah. Subyek penelitian dan karakteristiknya disajikan pada tabel 3.1 Tabel 3.1 Daftar Subyek Penelitian No Inisial/ Jenis Kelamin Semester Kelompok/ Nilai Fisika 1 S (l) 2 Rendah/ C 2 F (l) 2 Tinggi/ A 3 N (p) 2 Rendah/ C 4 H (l) 2 Tinggi/ A 5 T (l) 2 Sedang/ B 6 P (p) 2 Rendah/ C 7 Z (p) 2 Tinggi/ A 8 D (p) 2 Sedang/ B 9 R (l) 6 Sedang/ B 10 A (l) 6 Rendah/ BC 11 U (p) 6 Tinggi/ AB 12 E (p) 6 Rendah/ BC 13 L (p) 6 Tinggi/ AB 14 K (l) 6 Sedang/ B 15 G (p) 6 Tinggi/ AB 16 Y (l) 6 Sedang/ B 17 M (l) 6 Rendah/ BC 32

5 C. Disain Penelitian Penelitian ini dikembangkan dari paradigma kualitatif yang berusaha mencari makna atau hakekat dibalik fenomena yang terjadi. Perumusan masalah bertolak dari bagaimana mahasiswa calon guru fisika membentuk konsep kelistrikan dan kemagnetan. Studi literatur sebagai pendahuluan dilakukan untuk membentuk kerangka berpikir, sebelum dilaksanakan observasi lapangan. Langkah-langkah dalam penelitian digambarkan berikut ini. Analisis Epistemologi Konsep Kelistrikan dan Kemagnetan pada Mahasiswa Calon Guru Fisika Pertanyaan Penelitian Bagaimana mahasiswa Calon Guru Fisika Membentuk Konsep Listrik Magnet? Studi Pendahuluan : Literatur, dokumentasi Kerangka Berpikir Observasi Kelas Pengumpulan Data Deskripsi Reduksi Seleksi Analisis Data Penyajian Pola Temuan Hipotesis/Teori Gambar 3.2 Langkah kerja penelitian 33

6 Pengumpulan data dilakukan melalui pertimbangan agar didapatkan sampling kaya informasi. Pemilihan sampling dilakukan berdasarkan sampling teoretik dan berorientasi tujuan (purposive sampling). Pengertian sampling dalam penelitian kualitatif disini bukan dimaksudkan untuk keperluan generalisasi. Pengumpulan data dilakukan melalui metode think aloud, didukung dengan observasi, wawancara, dan analisis pekerjaan dan hasil tes mahasiswa. Pengumpulan dan analisis data dilakukan secara spiral, meliputi tahap deskripsi, reduksi, dan seleksi yang berulang-ulang. Selanjutnya, dilakukan penyajian pola. Dengan merujuk pada teori yang relevan, pola yang dihasilkan kemudian dianalisis, dan ditemukan suatu hipotesis atau teori. D. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik Think Out Loud (TOL) atau juga dikenal dengan sebutan think alouds, yaitu meminta subyek penelitian untuk menyelesaikan masalah, sambil mengungkapkan dengan suara keras apa yang sedang ia pikirkan. Think alouds dikembangkan oleh ahli psikologi kognitif dengan tujuan untuk mengungkap proses berpikir. Ketika seseorang memecahkan masalah, maka apa yang dipikirkan dapat direkam dan dianalisis untuk menentukan proses kognitif yang terkait dengan masalahnya. Dua hal penting dari metode think-aloud (Olson, et al., 1984) yaitu (1) siswa menuliskan atau menyatakan kesadaran berpikirnya ketika menyelesaikan masalah (lebih dalam dari sekedar menjelaskan perilaku yang ditampakkan), (2) siswa harus melaporkan apa yang benar-benar mereka pikirkan saat ini (bukan sekedar apa yang mereka ingat saat yang lalu). 34

7 Proses verbalisasi dari proses berpikir menurut Someren, et al., (1994) melewati lima tahap yaitu (1) tahap persepsi, informasi mengalir dari sensory buffer ke dalam memori kerja (working memory), (2) tahap pemanggilan kembali (retrieval), dari memori jangka panjang (LTM) ke memori kerja (working memory), (3) tahap konstruksi, informasi baru dikonstruksi dari informasi lain dalam memori kerja, (4) tahap penyimpanan (storage), informasi disimpan dari memori kerja ke memori jangka panjang, (5) tahap verbalisasi, informasi yang aktif di dalam memori kerja diungkapkan dalam bentuk kalimat dan keluaran dari proses ini adalah protokol pembicaraan. Keseluruhan proses verbalisasi disajikan dalam gambar 3.3 Penyimpanan (buffer) sensori Memori kerja (WM) Memori jangka panjang (LTM) protokol Gambar 3.3 Model memori selama proses verbalisasi Think aloud dipandang sebagai metode yang dapat meminimalkan gangguan dalam proses berpikir karena diungkapkan tanpa mendapat intervensi dari luar. Namun demikian think-aloud memiliki keterbatasan sebagai berikut. Pertama, ketidaklengkapan informasi karena adanya ketidakselarasan antara verbalisasi dan proses kognisi. Kedua, keterbatasan ingatan. Ketiga, kemampuan siswa untuk menjelaskan atau menjustifikasi dari perilakunya sendiri. Untuk mengatasi keterbatasan tersebut maka dipilih subyek yang memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik, penciptaan 35

8 suasana yang nyaman agar mereka fokus terhadap tugas, dan peneliti tidak mencampuri proses berpikir agar mengurangi terjadinya interferensi yang tidak perlu, kecuali subyek telah berhenti berbicara. Ketidakjelasan informasi karena faktor verbalisasi ditriangulasi dengan metoda yang lain yaitu wawancara, dan observasi. Peneliti juga mengkondisikan mahasiswa untuk mengungkapkan apa yang sedang dipikirkan dengan bahasa yang bebas. Keterbatasan dalam hal ingatan responden diatasi dengan waktu pengumpulan data yang beriringan dengan saat responden mengikuti perkuliahan kelistrikan dan kemagnetan di semester dua atau enam. Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut (1) mahasiswa diberikan tugas berupa pertanyaan yang harus dijawab secara langsung dengan suara keras, setelah terlebih dahulu membaca pertanyaan pada kertas yang disediakan, (2) peneliti merekam ungkapan verbal dari mahasiswa dengan bantuan audio dan video, (3) peneliti mengemukakan pertanyaan, hanya jika diperlukan untuk mendalami apa yang sedang dipikirkan oleh mahasiswa, (4) peneliti berperan mengendalikan dan memantau suasana agar kondusif untuk pengambilan data. (4) triangulasi data dilakukan dengan konteks lain tetapi masih fokus pada persoalan yang sedang dieksplorasi, dan melalui metode yang lain yaitu diskusi dan tes. Triangulasi dalam konteks yang berbeda dimaksudkan untuk melihat konsistensi data dan kecenderungan pola umum antara kelompok subyek semester dua dan enam. Dalam rangka mendalami masalah atau mengklarifikasi proses berpikir yang diutarakan oleh mahasiswa dilakukan wawancara. Dalam penelitian ini 36

9 digunakan wawancara tidak terstruktur, pertanyaan tidak disusun terlebih dahulu, tetapi disesuaikan dengan keadaan dan ciri unik responden. Selama penelitian berlangsung, peneliti juga membuat catatan lapangan, agar temuan yang menarik, menyimpang atau tidak lazim segera dieksplorasi lebih lanjut. E. Instrumen Penelitian Dalam penelitian kualitatif, peran peneliti sekaligus sebagai instrumen penelitian, dipandu oleh instrumen lembar tugas dan tes. 1. Peneliti sebagai Instrumen Peneliti berperan sebagai perencana, pengumpul data, penganalisis data, penafsir data, dan akhirnya menjadi pelapor hasil penelitian. Moleong (2005) mengungkapkan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam peran peneliti sebagai instrumen sebagai berikut (a) responsif terhadap lingkungan dan pribadi-pribadi yang menciptakan lingkungan. Peneliti harus menyadari perlunya merasakan dimensi-dimensi konteks dan berusaha agar dimensidimensi itu menjadi eksplisit, (b) menyesuaikan diri pada keadaan dan situasi pengumpulan data, (c) memanfaatkan imajinasi dan kreativitasnya dan memandang dunia ini sebagai suatu keutuhan. Peneliti memandang konteks yang berkesinambungan secara utuh, diri sendiri dan kehidupannya adalah sesuatu yang riil, benar dan mempunyai arti, (d) mendasarkan diri atas perluasan pengetahuan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis di lapangan, (e) memproses data secepatnya, menyusun kembali, mengubah arah inkuiri atas dasar temuan, merumuskan hipotesis sewaktu berada di lapangan, dan mengetes hipotesis pada responden, sehingga peneliti dapat mengadakan 37

10 pengamatan dan wawancara lebih mendalam dalam proses pengumpulan data, (f) memanfaatkan kesempatan untuk mengklarifikasi dan mengikhtisarkan serta menjelaskan sesuatu yang kurang dipahami oleh subyek atau responden, (g) memanfaatkan kesempatan untuk menggali informasi yang lain dari yang lain, yang tidak direncanakan semula, yang tidak diduga terlebih dahulu atau tidak lazim terjadi. Peneliti meminimalkan intervensi selama proses pengungkapan proses berpikir, agar proses berpikir tidak terganggu. 2. Instrumen Lembar Tugas Alat pengumpul data berupa lembar tugas dan tes digunakan sebagai perangkat eksplorasi model berpikir mahasiswa ketika memecahkan masalah. Model yang diperoleh disebut model epistemologi, yang merupakan hasil interaksi antara tugas dan karakteristik psikologi mahasiswa. Berdasarkan teori verbalisasi dan model psikologis selanjutnya dibuat skema pengkodean dalam satuan-satuan analisis. Hasil transkripsi atau protokol yang sudah disegmentasi kemudian dilakukan pengkodean. Analisis dari pengkodean protokol selanjutnya digunakan untuk menemukan model epistemologi. Alat pengumpul data terdiri atas perangkat eksplorasi resource yang memerlukan jawaban spontan dilakukan dengan teknik think-aloud, pertanyaan diskusi kelompok digunakan untuk mengobservasi pergeseran frame, dan tes tertulis untuk mendapatkan data pendukung sekaligus triangulasi. Perangkat untuk mengumpulkan data divalidasi oleh dua orang ahli pendidikan fisika, dan seorang ahli fisika, di luar pembimbing. Validasi mencakup kesesuaian masalah dengan tujuan, konstruksi masalah, dan kesesuaian bahasa yang 38

11 digunakan. Setelah dilakukan perbaikan dari aspek redaksi maupun isi, kemudian diujicobakan kepada 4 orang mahasiswa di luar responden untuk melihat keterbacaan instrumen oleh responden dan mengantisipasi timbulnya permasalahan teknis dalam proses pengumpulan data. Perangkat pengumpul data yang sudah disempurnakan, disajikan pada lampiran 2. Materi yang dieksplorasi melalui perangkat penelitian mencakup konsep distribusi muatan, konsep medan dan gaya elektrostatik, konsep medan magnetik dan interaksinya, dan medan non statik terutama menyangkut konsep perubahan fluks magnetik. Kerangka berpikir yang mendasari pembentukan konsep dipetakan berdasarkan skema jawaban yang muncul. Urutan dan struktur skema juga menggambarkan model penalaran responden. F. Teknik Analisis Data Proses analisis data dalam penelitian dilakukan dengan langkahlangkah (1) membuat transkripsi data verbal dari hasil rekaman, yang disebut juga protokol; (2) menelaah seluruh data dari berbagai sumber, yaitu hasil think aloud, wawancara, observasi dalam bentuk catatan lapangan, dan tes; (3) membuat reduksi data dengan membuat abstraksi, yaitu membuat rangkuman dengan menjaga data tetap berada di dalamnya, termasuk membuat segmentasi protokol; (4) menyusun satuan-satuan analisis berdasarkan ranah dan kategori-kategori selanjutnya dilakukan pengkodean; (5) menggambarkan struktur berpikir dalam bentuk skema dan tabel berdasarkan pola umum kelompok; (6) menganalisis tema atau pola epistemologi; (7) menganalisis temuan-temuan menarik; dan (8) menarik 39

12 kesimpulan. Secara garis besar, kerangka berpikir dalam proses analisis data, disajikan pada gambar 3.4. Teori Psikologi Analisis tugas Model Psikologi Diprediksi melalui pengkodean protokol Pengkodean Protokol Skema pengkodean Teori verbalisasi Segmentasi Protokol Protokol kasar Gambar 3.4 Proses analisis data Dalam proses analisis data ini dikonstruksi suatu pemetaan model psikologi dan poses kognitif dengan menggunakan analisis protokol. Pemetaan disajikan dalam bentuk skema pengkodean yang didasarkan model psikologi dan teori verbalisasi yaitu suatu teori tentang proses verbalisasi. Hasil analisis protokol dalam bentuk skema pengkodean digunakan untuk memprediksi model dalam kerangka penelitian psikologi. Model psikologi dibentuk berdasarkan teori psikologi dan muncul sebagai respon terhadap tugas yang diberikan kepada responden. 40

13 1. Penyusunan Satuan Analisis Lincoln dan Guba (Moleong, 2005) menamakan satuan sebagai satuan informasi yang berfungsi untuk menentukan atau mendefinisikan kategori. Satuan juga merupakan bagian terkecil yang mengandung makna yang bulat dan dapat berdiri sendiri terlepas dari bagian yang lain. Ada dua karakteristik dari satuan, yaitu pertama, satuan harus heuristic artinya mengarah pada satu pengertian atau satu tindakan yang diperlukan oleh peneliti, dan kedua, satuan merupakan sepotong informasi tambahan selain pengertian umum dalam kontek latar penelitian. Setelah dipelajari seluruh data yang terkumpul, selanjutnya dilakukan identifikasi satuan-satuan dan diberi kode. Dalam analisis epistemologi ditetapkan lima ranah atau domain yang menjadi fokus penelitian yaitu kerangka berpikir, model penalaran, struktur konsep, pola pemecahan masalah dan konsistensi frame. Analisis epistemologi mencakup pertanyaan tentang apa yang diakses, bagaimana cara mengakses, dan bagaimana pola penerapannya. Apa yang diakses dipetakan dalam tiga ranah yaitu kerangka berpikir, struktur konsep, dan konsistensi frame. Bagaimana cara mengakses dideskripsikan melalui ranah model penalaran. Bagaimana pola penerapannya dipetakan berdasarkan tingkatan pemula-pakar dalam ranah pola pemecahan masalah. Empat ranah dieksplorasi melalui metode think-aloud dengan didukung oleh metode lain. Ranah konsistensi frame sebenarnya sebagai ranah pelengkap, satu-satunya ranah yang digali melalui kegiatan diskusi kelompok. 41

14 Satuan-satuan ranah kerangka berpikir dibagi dalam medan elektrostatik, medan magnetik, dan medan dinamik. Kerangka berpikir dideskripsikan melalui penentuan prioritas utama, yang diadaptasikan dari pemikiran DiSessa (1993) tentang cuing priority yang biasanya diterapkan untuk mengeksplorasi p-prim. Struktur konsep dikategorikan dalam struktur terpisah (fragmented) atau terkait (connected) yang disarikan dari pemikiran. Zohar (2006). Konsistensi frame diklasifikasikan dalam kategori labil dan stabil, yang diadaptasikan dari Scherr (2002). Model penalaran dikategorikan berdasarkan satuan p-prim, intuisi, berpikir analitis, dan rumus. Penetapan satuan untuk model penalaran didasarkan pada kajian teori p-prim (DiSessa, 1993), intuisi (Fishbein, 2005), berpikir analitik (Amer, 2005), dan rumus (Bing, 2008). Pola pemecahan masalah dikategorikan dalam forward dan backward dirujuk dari Ertmer. et al. (2009) dalam pembahasan mengenai tingkatan pemula-pakar (novice-experts). Dalam ranah tingkatan pemula-pakar, satuan ditetapkan berdasarkan cara penyelesaian masalah yaitu model ke depan (forward) dan model ke belakang (backward). Penyelesaian masalah model ke depan, bertolak dari identifikasi masalah dan berakhir dengan jawaban atas pertanyaan yang diajukan. Adapun pada model ke belakang, jawaban berawal dari kalimat pertanyaan yang diajukan, kemudian didukung oleh penjelasan lainnya. 2. Membuat pengkodean Pengkodean disusun untuk membantu pengelompokkan dengan suatu aturan yang memenuhi prinsip taat asas. Kategorisasi berkaitan dengan 42

15 komponen komponen dalam proses berpikir untuk menyederhanakan kompleksitas persoalan, mempermudah penafsiran data dan proses berpikir dari subyek penelitian. Kategorisasi atau pengkodean komponen proses berpikir disajikan pada tabel 3.2. Pengkodean komponen digunakan dalam analisis data, sebagaimana terdapat pada lampiran 3 dan 4. Tabel 3.2 Pengkodean komponen Istilah Pengertian Kode Kerangka berpikir Diambil dari istilah frame yaitu membingkai Frm pengetahuan, yang diperagakan ketika memberikan jawaban dalam pemecahan masalah Resource awal Resource yang pertama kali diakses dalam So pemecahan masalah Cuing Priority identifikasi kerangka berpikir yang menjadi Pi dasar pemecahan masalah, agar diketahui skala prioritas kerangka yang umumnya digunakan oleh responden Struktur pengetahuan Struktur dari resource memiliki asosiasi kuat Sc saling terkait Struktur pengetahuan Struktur dari resource memiliki asosiasi Ss saling terpisah lemah P-prim Berpikir primitif dengan struktur kognitif Prm sederhana berdasarkan pengalaman Intuisi Berpikir spontan tanpa penjelasan Int Berpikir analitik Berpikir melalui proses analisis bagian-bagian Anl dari permasalahan Berbasis rumus Berpikir dengan berpijak dari rumus semata Rms Bergerak maju (forward) Cara pemecahan masalah dimulai dengan membuat inferensi berdasarkan data, lalu membuat konseptualisasi permasalahan untuk Fw Bergerak mundur (backward) 3. Penafsiran Data menuju solusi masalah yang ditanyakan Cara pemecahan masalah dimulai dari masalah yang ditanyakan dengan kurang menghargai data berusaha memberikan solusi Selain menghasilkan deskripsi analitik yang dikembangkan dari kategori-kategori yang ditemukan dan hubungan-hubungan yang muncul dari data, penelitian ini juga bermaksud menemukan teori substantive yang Bw 43

16 berkaitan dengan pola epistemologi konsep kelistrikan dan kemagnetan pada mahasiswa calon guru fisika dalam memecahkan persoalan medan. Berdasarkan pengkodean dari satuan analisis dan komponen yang terlibat dalam proses berpikir, selanjutnya dilakukan kajian hubungan antar resource yang diungkapkan melalui pernyataan yang dikemukakan oleh mahasiswa baik secara lisan maupun tertulis. Keterkaitan antar resource ditinjau dari kerangka berpikir yang digunakan dan model penalaran yang diperagakan oleh mahasiswa dalam pemecahan masalah, merupakan pola epistemologi yang dicari. Data dalam penelitian kualitatif harus memenuhi syarat kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas (Sugiyono, 2006). Kredibilitas mengacu pada pertanyaan apakah data yang diperoleh sesuai dengan apa yang ada dalam realitas (kenyataan di lapangan). Uji kredibilitas penelitian antara lain dapat dilakukan dengan cara menguji kepercayaan temuan, diantaranya dapat dilakukan dengan teknik memperpanjang waktu pengamatan, meningkatkan ketekunan, dan triangulasi. Dalam penelitian ini, untuk memenuhi syarat kredibilitas, dilakukan observasi dengan tekun (persistent observation) yaitu peneliti mewawancarai subyek dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan dan mengadakan pengulangan pertanyaan terhadap responden dalam waktu yang berbeda terhadap informasi yang tidak jelas. Peneliti juga melakukan triangulasi untuk menvalidasi data dengan triangulasi metode. 44

17 Transferabilitas adalah upaya membangun generalisasi seperti dalam penelitian kuantitatif. Tetapi dalam penelitan kualitatif hanya menyajikan hipotesis kerja disertai deskripsi yang terkait dengan waktu dan konteks, tidak menggeneralisasi suatu penemuan yang berlaku atau diterapkan pada semua konteks. Transferabilitas dilakukan dengan mencari dan mengumpulkan kejadian empiris tentang kesamaan konteks, serta menguraikannya secara rinci. Dalam penelitian ini yang dilakukan adalah menguraikan secara rinci dan sistematik, sehingga pembaca memperoleh gambaran yang jelas bagaimana suatu hasil penelitian ini diberlakukan. Dependabilitas diartikan sama dengan reliabilitas pada penelitian kuantitatif, yaitu dapat tidak dibuat replikasi atau uji ulang hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif memandang realitas itu terkait langsung dengan konteks dan waktu, sehingga kecil kemungkinan mengadakan replikasi hasil studi. Dependabilitas dalam penelitian ini dijaga dengan teknik-teknik seperti yang dijelaskan untuk menjaga kredibilitas dan teknik audit yang menjaga kejujuran dan ketepatan sudut pandang peneliti. Konfirmabilitas menggantikan istilah objektivitas pada penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif memandang realitas itu ganda, terkait dengan konteks dan waktu. Objektivitas tidak berdasar kesepakatan atau persetujuan oleh beberapa atau banyak orang, tetapi berdasar data. Dalam penelitian ini, kepastian dipenuhi karena berdasarkan data yang digali dengan sebenarnya. 45

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut: BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran secara mendalam mengenai pengalaman psikologis pada remaja yang mengalami perceraian orangtua. Untuk mengetahui hasil dari

Lebih terperinci

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran,

Pertama, penulis bermaksud mengembangkan konsep pemikiran, 114 BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengkaji permasalahan dan memperoleh makna yang lebih mendalam sesuai dengan kondisi lingkungan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persoalan ketika berbicara mengenai kualitas pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi persoalan ketika berbicara mengenai kualitas pendidikan di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penyiapan program pendidikan calon guru menjadi isu yang selalu menjadi persoalan ketika berbicara mengenai kualitas pendidikan di Indonesia. Kemampuan sumber daya manusia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui dan BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Hal ini didasarkan atas tujuan penelitian yang ingin mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009).

BAB III METODE PENELITIAN. dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa. pribadi dan sosial para partisipan (Smith, 2009). BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian. Menurut Moleong (2012), penelitian kualitatif adalah penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, misalnya

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif,

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode untuk penyusunan perencanaan partisipatif berbasis kewilayahan dalam penelitian ini merujuk desain penelitian deskriptifkualitatif, yaitu suatu metode

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ini berkaitan dengan proses, prinsip dan prosedur penelitian. 68 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi, dalam pengertian luas mengacu kepada pengertian yang menyangkut proses, prinsip dan prosedur yang dipergunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawabannya.

Lebih terperinci

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat BAB HI METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis yang didukung oleh hasil pengolahan data kualitatif. Penggunaan metode dan pendekatan ini berangkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Memilih dan menggunakan metode yang tepat dalam sebuah penelitian adalah salah satu bagian penting dalam sebuah penelitian. Hal ini dilakukan agar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 146 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMPN 11 dan SMPN 36 Kota Bandung. PemilPihan ini didasarkan atas keberhasilan pelaksanaan

Lebih terperinci

yaitu (1) bagaimana distribusi tenaga guru SLTPN di Kabupaten Serang, (2) bagaimana pola mutasi guru SLTPN di Kabupaten Serang, (3)

yaitu (1) bagaimana distribusi tenaga guru SLTPN di Kabupaten Serang, (2) bagaimana pola mutasi guru SLTPN di Kabupaten Serang, (3) BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Penelitian yang penulis lakukan dimaksudkan untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan sebagaimana dijelaskan pada bab I. Data dan informasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang. SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang beralamat di Jl. RM. Hadisobeno Sosrowardoyo

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan dengan mempertimbangkan: pemahaman peneliti terhadap BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Disain penelitian ini adalah penelitian kualitatif yaitu suatu proses yang naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong,

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong, BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007: 4) mendefinisikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan 100 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian 1. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan fokus penelitian adalah pada pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan strategi penelitian studi kasus dan metode analisis deskriptif. Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan metode kualitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui dan mendeskripsikan persiapan siswa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa : dan menganalisis data secara mendalam tentang analisis kebutuhan tenaga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2009: 6) berpendapat, bahwa : dan menganalisis data secara mendalam tentang analisis kebutuhan tenaga 54 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut dengan ilmu atau pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang digunakan penelitian ini adalah SMP N 16 Surakarta kelas VIII C semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. 2. Waktu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Dalam penelitian ini sesuai dengan masalah yang akan dibahas peneliti menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif atas dasar paradigma naturalistik. Sugiyono (2007) menegaskan bahwa: Metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat yang dijadikan tempat penelitian adalah SMP Muhammadiyah 2 Surakarta tahun ajaran 2013/2014. Alasan pemilihan tempat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif atau kualitataif dilakukan dengan mempertimbangkan pendekatan BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan kualitatif. Menurut Patton (dalam Poerwandari, 2009), pemilihan pendekatan kuantitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode dan Desain Penelitian Fokus dari penelitian ini adalah untuk menyusun bahan ajar pada konsep persamaan linear satu variabel yang dapat memfasilitasi siswa dalam

Lebih terperinci

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi

informasi yang diperlukan. Jadi laporan kualitatif kaya dengan deskripsi BAB III METODE PENELITIAN A. Prosedur Penelitian Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain mengumpulkan, menyusun, menganalisis serta menginterpretasikan data yang dikumpulkan menjadi

Lebih terperinci

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang

hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat dalam rangka pengelolaan sumber daya pendidikan yang BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode dan Teknik Penelitian yang Digunakan 1. Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengungkapkan gambaran hubungan sekolah (perguruan tinggi) dengan masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita 87 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Metodologi sebagaimana dikemukakan oleh Bogdan dan Taylor (Mulyana, 2002: 145) merupakan proses, prinsip, dan prosedur yang kita gunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pos PAUD di RW 04 Desa Kertamukti Kecamatan Haurwangi dan sekitarnya. B. Desain Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran resiliensi pada istri yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga dengan menggunakan kajian fenomenologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 69 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kualitatif yaitu suatu pendekatan penelitian yang menghasilkan data

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan pertimbangan bahwa masalah yang diteliti adalah gejala

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dalam mengolah data mulai dari

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, yaitu pendekatan dalam mengolah data mulai dari 27 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Dari pertanyaan-pertanyaan penelitian yang diajukan membutuhkan data yang bersifat kualitatif, namun tidak tertutup kemungkinan dalam hal tertentu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode penelitian kualitatif Pengumpulan data oleh peneliti akan dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif. Penelitian kualitatif berkaitan dengan mengumpulkan dan menganalisis

Lebih terperinci

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan

kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Fokus kajian dalam penelitian ini menyangkut perilaku organisasi, maka metode yang dianggap tepat adalah metode deskriptif pendekatan kualitatif. Sejalan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis akuntabilitas dan transparansi laporan keuanga di BWI dan untuk mengetahui persepsi nadzir terhadap akuntabilitas

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji, 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian. Sacara umum penelitian ini bertujuan untuk mengamati, mengkaji, menganalisis dan mendeskripsikan data tentang bagaimana pembelajaran program kecakapan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja

BAB III METODE PENELITIAN. penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja 81 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bermaksud untuk memperoleh data empiris tentang penerapan prinsip-prinsip andragogi dalam Diklat Satuan Polisi Pamong Praja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Sebuah penelitian pastilah memerlukan metode-metode penelitian. Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk menentukan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.1

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode dekskriptif kualitatif. Sugiyono (2008:9) mengemukakan bahwa: metode kualitatif adalah metode yang berlandaskan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus. Poerwandari (1998), penelitian kualitatif

BAB III METODE PENELITIAN. studi kasus. Poerwandari (1998), penelitian kualitatif 57 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus. Poerwandari (1998), penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok

Penelitian ini tidak tergolong kepada penelitian kuantitatif karena tujuan pokok BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan metoda deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif. Penggunaan metoda penelitian dengan pendekatan ini disesuaikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 92 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian, Metode Penelitian Dan Teknik Pengumpulan Data 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan pada hakekatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dengan rancangan studi kasus karena studi kasus mempunyai keunggulan antara lain:

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan

BAB III METODE PENELITIAN. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan kepemimpinan transformasional dalam pembinaan toleransi budaya mahasiswa yang tinggal di Ma had al-jami

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma interpretif, dimana penelitian dilakukan untuk mengembangkan apa yang ada di balik peristiwa, latar belakang pemikiran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian yang besifat kualitatif. Penelitian yang digunakan yaitu penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Pemilihan pendekatan dan jenis penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat diperolehnya data yang dibutuhkan dari masalah yang sedang diteliti. Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian. Sedangkan karakteristik lain

(o) mengadakan analisis sejak awal penelitian. Sedangkan karakteristik lain BABffl METODELOGI PENELITIAN A. Metodelogi Penilitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kinerja Bidan Desa beserta faktor-faktor yang paling menghambat, dengan fokus kajian penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau

BAB III METODE PENELITIAN. yang diarahkan untuk mendeskripsikan gejala-gejala, fakta-fakta atau 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini digolongkan dalam penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang diarahkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan naturalistik kualitatif yang mengacu pada kondisi lingkungan alamiah (natural). Penggunaan

Lebih terperinci

keselumham karakteristik MI Asih Putera Cimahi yang berkaitan dengan upaya

keselumham karakteristik MI Asih Putera Cimahi yang berkaitan dengan upaya PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Rumusan masalah dan fokus penelitian sebagaimana dijelaskan pada Bab I menuntut penelitian yang bersifat deskriptif-analitis dengan menggunakan pendekatan kualitatif

Lebih terperinci

perubahan dan intervensi. Dalam hal ini peneliti langsung pergi ke SLTPN 1

perubahan dan intervensi. Dalam hal ini peneliti langsung pergi ke SLTPN 1 BABHI PROSEDUR PENELITIAN A. Metode Penelitian Tujuan pokok penelitian ini adalah mendeskripsikan dan menganalisa efektivitas pengelolaan program akselerasi belajar di SLTPN 1 Kota Sukabumi. Dengan kata

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap 32 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian tentang kesiapan kepala sekolah dan guru SLB terhadap pengembangan peran SLB untuk memberikan layanan sebagai Resource Center menggunakan metode deskriptif. Menurut

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis.

METODE PENELITIAN. lazim dipakai dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenoligis. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian 3.1.1 Pendekatan Pada penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Oleh karena itu tehnik pengumpulan data banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian lapangan (field research) yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Berdasarkan jenisnya, penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Menurut Lexy J. Moleong, penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian yang ditujukan untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

BAB III METODE PENELITIAN. analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis atau descriptive research. Melalui metode deskriptif analisis peneliti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh 53 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif naturalistik. Pertimbangannya sebab hasil penelitian yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis BAB III METODE PENELITIAN Bab ini merupakan kunci bagi pelaksanaan penelitian yang penulis lakukan. Agar mudah tergambarkan alur penelitiannya, maka berikut ini penulis menjelaskan metode penelitian, jenis

Lebih terperinci

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN 3. METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Fenomena perempuan bercadar merupakan sebuah realitas sosial yang terjadi di tengah masyarakat kita. Fenomena yang terjadi secara alamiah dalam setting dunia

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya.

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya. 38 BAB III METODE PENELITIAN A. Tujuan Penelitian 1. Untuk mendeskripsikan Kinerja Guru MAN Model Palangka Raya. 2. Untuk mendeskripsikan Faktor yang mendukung dan menghambat kinerja guru dan usaha yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai suatu gambaran kompleks, meneliti kata-kata, laporan terinci dari 58 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian 1. Pendekatan Kualitatif Dalam penelitian ini digunakan sebuah pendekatan yang dikenal dengan pendekatan kualitatif. Creswell menyatakan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. PENDEKATAN DAN METODE PENELITIAN 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ialah pendekatan kualitatif. Nasution (2003: 9) menjelaskan bahwa dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Menurut Sugiyono (2012), metode penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif merupakan proses penelitian yang bertujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Penelitian kualitatif, yaitu pendekatan induktif untuk menemukan atau mengembangkan pengetahuan yang memerlukan keterlibatan peneliti dalam mengidentifikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan fenomenologis dimana yang ditekankan adalah aspek subjektif dari perilaku orang. Konsep diri merupakan

Lebih terperinci

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk

peristiwa dan kejadian yang menjadi pusat perhatiannya untuk BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan peranan Kepala Cabang Dinas Pendidikan dalam mewujudkan manajemen kinerja sumber daya manusia kepala sekolah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Peneliti menggunakan pendekatan fenomenologis. Riset fenomenologis didasarkan pada falsafah fenomenologi, peneliti fenomenologis merumuskan suatu pertanyaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subyek Sampel Penelitian Lokasi penelitian adalah tempat melakukan penelitian guna memperoleh data yang berasal dari responden. Lokasi penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian. 80 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses pengembangan program pelatihan dengan mendeskripsikan hasil temuan penelitian. Pendekatan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan 60 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Sebelum melakukan penelitian ke lapangan, seorang peneliti harus melakukan persiapan yang sesuai dengan prosedur penelitian. Persiapan-persiapan ini akan membantu kelancaran

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 20 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif (qualitative research). Tylor (Molenong, 2007:4),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud 20 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Dimaksud dengan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini merupakan suatu proses

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, serta pendekatan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, serta pendekatan ini 58 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, serta pendekatan ini sering disebut penelitian naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang secara khusus menggali

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang terjadi pada subjek

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kualitatif deskriptif. Istilah penelitian kualitatif menurut Bogdan dan Taylor (dalam Lexy,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat.

BAB III METODE PENELIITIAN. sebagai metode yang dalam penelitiannya memperoleh data deskriptif. yang sedang terjadi di dalam masyarakat. BAB III METODE PENELIITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Pada penelitian yang berjudul Dampak Psikologis Eksekutor Pidana Mati ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan

Lebih terperinci

Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap. sekaligus memaknai kenyataan tersebut dapat diungkap

Moleong, 1996 : 5). Oleh karena itu, pemahaman terhadap. sekaligus memaknai kenyataan tersebut dapat diungkap BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam penelitian ini, penuiis memfokuskan pada permasalahan tentang pembinaan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh

Lebih terperinci

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF

PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF METODOLOGI PENELITIAN DR. ADI SETIAWAN, M. SC PERSPEKTIF METODE PENELITIAN KUANTITATIF & KUALITATIF A. Pengertian Metode Penelitian B. Jenis-jenis Penelitian C. Pengertian Metode Kuantitatif dan Kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di enam Sekolah Dasar Negeri yang ada di kecamatan Cireunghas Kabupaten Sukabumi yaitu SD

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat

BAB III METODE PENELITIAN. pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian adalah suatu rencana mengenai cara pengumpulan, pengolahan dan analisis secara sistematis dan terarah agar penelitian dapat dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (kuantitatif dan kualitatif).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (kuantitatif dan kualitatif). BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kombinasi (kuantitatif dan kualitatif). Penelitian ini menggunakan strategi penelitian studi kasus dan metode analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Peneliti harus dapat memilih dan menentukan metode yang tepat dan mungkin dilaksanakan (feasible) guna mencapai tujuan penelitiannya. Karena itu, seorang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pendekatan kualitatif. Bogdan dan taylor (dalam Moleong, 2009) Peneliti memilih menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan 99 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian Pendekatan dan metode dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan dan metode berikut: 1. Pendekatan Kualitatif Dalam praktek, penggunaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Dalam melakukan penelitian fungsi dan kegunaan metode adalah cara ilmiah bagi setiap peneliti untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu atau

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. perolehan sampel acak, melainkan berupaya memahami sudut pandang dan BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Poerwandari (1998) menjelaskan bahwa penelitian kualitatif memiliki dasar yang berbeda, tidak menekankan pada upaya generalisasi (jumlah) melalui perolehan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai 95 BAB III METODE PENELITIAN Dalam suatu penelitian, metode merupakan satu hal penting sebagai langkah yang sangat berpengaruh terhadap hasil penelitian. Ketepatan metodologi yang digunakan akan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian 1. Pendekatan penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan kualitatif. Pendekatan kualitatif adalah jenis penelitian yang

Lebih terperinci

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENGKONSTRUKSI BUKTI MENGGUNAKAN INDUKSI MATEMATIKA BERDASARKANTEORI PEMEROSESAN INFORMASI

PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENGKONSTRUKSI BUKTI MENGGUNAKAN INDUKSI MATEMATIKA BERDASARKANTEORI PEMEROSESAN INFORMASI PROSES BERPIKIR MAHASISWA DALAM MENGKONSTRUKSI BUKTI MENGGUNAKAN INDUKSI MATEMATIKA BERDASARKANTEORI PEMEROSESAN INFORMASI BUADDIN HASAN E-mail: buaddin87@gmail.com Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk

Lebih terperinci

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA

2014 PEMBELAJARAN FISIOLOGI TUMBUHAN TERINTEGRASI STRUKTUR TUMBUHAN BERBASIS KERANGKA INSTRUKSIONAL MARZANO UNTUK MENURUNKAN BEBAN KOGNITIF MAHASISWA BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan bertujuan untuk mendapatkan mutu sumber daya manusia sesuai dengan tuntutan kebutuhan pembangunan. Pendukung utama terlaksananya sasaran pendidikan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adanya proses pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara. menemukan makna yang ada di balik data yang diteliti.

BAB III METODE PENELITIAN. adanya proses pengumpulan data melalui pengamatan dan wawancara. menemukan makna yang ada di balik data yang diteliti. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Hal ini karena penelitian nanti akan dilakukan dengan penelitian lapangan dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Kualitatif Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Peneliti menggunakan metode kualitatif karena dengan data verbal yang diperoleh, peneliti dapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENEITIAN. A. Fokus Penelitian. memperkenalkan desain pembelajaran menggunakan virtual world

BAB III METODE PENEITIAN. A. Fokus Penelitian. memperkenalkan desain pembelajaran menggunakan virtual world BAB III METODE PENEITIAN A. Fokus Penelitian Fokus pada penelitian ini adalah mengenai analisis kebutuhan pada pembelajaran Psikologi Industri dan Organisasi pada mahasiswa S1. Penelitian ini berfokus

Lebih terperinci