BAB III. Faktor Pendorong Kebijakan Internasionalisasi. Muhammadiyah
|
|
- Hartanti Kusnadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB III Faktor Pendorong Kebijakan Internasionalisasi Muhammadiyah Bab ketiga dalam penelitian ini memaparkan serangkaian analisa untuk menjawab pertanyaan utama dalam penelitian ini faktor apa yang mendorong diberlakukannya kebijakan internasioalisasi Muhammadiyah. Sebagaimana hipotesa yang ditulis di bab pertama, peneliti dalam bab ini akan memaparkan tiga poin utama faktor pendorong lahir dan berkembangnya internasionalisasi Muhammadiyah. Karena itu, sistematikan penulisan bab ketiga ini adalah dengan menjelaskan tiga faktor pendorong kebijakan internasionalisasi Muhammadiyah; 1) Kebijakan PP Muhammadiyah, 2) Partisipasi aktif kader Muhammadiyah di luar negeri, 3) Landasan konstitusional organisasi yang suportif pada ide dan praktik internasionalisasi organisasi. 1. Kebijakan PP Muhammadiyah Sejak awal proses pengembangan ide dan praktik internasionalisasi Muhammadiyah, nampak peran sentral dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Sebagaimana diatur dalam Anggaran Rumah Tangga (ART) Muhammadiyah, Pimpinan Pusat merupakan pimpinan tertinggi persyarikatan dan memiliki garis koordinasi pada wilayah-wilayah dan majelis di bawahnya termasuk PCIM. Namun, dalam konteks analisa peran PP Muhammadiyah dalam mendorong 1
2 internasionalisasi kelembagaan, kebijakan seharusnya tidak dilihat sebatas dalam bentuk produk aturan-aturan semata. Kebijakan dalam hal ini bisa diartikan sebagai langkah praktis Muhammadiyah dalam membantu kader-kader mereka di negara-negara lain dalam membentuk dan mengembangkan PCIM. Muktamar Muhammadiyah pada tahun 2000 adalah momen pertama bergulirnya ide internasionalisasi kelembagaan Muhammadiyah melalui pendirian cabang di luar negeri. Momen inilah yang mendorong munculnya serangkaian kebijakan PP Muhammadiyah untuk mendirikan PCIM dan membantu proses perkembangannya. Mengutip Ridho Al-Hamdi ketua PCIM Jerman raya bahwa Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman didirikan berdasarkan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 07/KEP./I.0/B/2007 tertanggal 03 Muharram 1428 H bertepatan dengan 22 Januari 2007 M yang ditandatangani oleh ketua umum Prof Dr. HM. Din Syamsuddin, MA dan sekretaris umum Drs. H. A. Rosyad Sholeh. 1 Selain kebijakan PP dalam bentuk pemberian SK berdirinya PCIM, bentuk dukungan kebijakan lainnya adalah pengesahan kepengerusan yang terjadi secara berkala sesuai dengan periode kepengurusan. Ini seperti yang diceritakan Ridho dimana kepengurusan PCIM Jerman Raya mendapat pengesahan dari pada 1 Wawancara dengan ketua PCIM Jerman raya , Ridho Al-Hamdi (2017) 2
3 tanggal 15 Januari 2016 dengan No. 28/Kep/I.0/D/2016 yang ditandatangani oleh ketua umum dan sekretaris umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Abdul Mu ti. 2 Kebijakan lain PP Muhammadiyah dalam mendorong internasionalisasi adalah memberikan konsultansi dan asistensi pada kader Muhammadiyah yang ada di luar negeri. Hal ini dialami oleh Hakimuddin Salim ketua PCIM Arab Saudi dan kawan-kawannya di Saudi saat beberapa pimpinan PP Muhammadiyah (Pak Abdul Mu thi dan pak Marpuji Ali) datang ke Madinah pada tahun 2016 dan menerima konsultansi Hakimuddin dan kawan-kawannya tentang rencana pendirian PCIM di Arab Saudi. Abdul Mu thi dan Marpuji Ali sangat mendukung rencana ini dan memberikan saran agar kawan-kawan mengumpulkan SDM (calon pengurus) nya terlebih dahulu. 3 Selanjutnya, PP Muhammadiyah juga mengeluarkan kebijakan asistensi kader Muhammadiyah di luar negeri yang akan membangun PCIM di wilayah bermukimnya. Asistensi ini didapat oleh kader Muhammadiyah di Arab saudi saat mereka sedang berjuang mendirikan PCIM di saudi lalu Ustadz Faturrahman Kamal (Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah) yang merupakan alumni Universitas Islam Madinah memberikan asistensi dengan berkomunikasi rutin untuk memastikan PP Muhammadiyah dapat siap selalu untuk memberikan berbagai bentuk dukungan. Ustadz 2 Ibid wawancara Ridho 3 Wawancara dengan ketua PCIM Arab Saudi 2017, Hakimuddin Salim (2017) 3
4 Faturrahman Kamal menyampaikan dukungan Ketua Umum dan menegaskan akan kebutuhan organisasi yang sangat mendesak terhadap kaderisasi Ulama. 4 Di Arab Saudi, bentuk lain kebijakan PP Muhammadiyah dalam mendorong berkembangnya PCIM dapat dilihat juga dalam kebijakan PP Muhammadiyah membantu dibentuknya kepanitiaan kerja sama (Lajnah Ta'awuniyah bainal Jam'iyyah wal Mamlakah Al-'Arabiyah As-Su'udiyah) antara Muhammadiyah (diwakili oleh PCIM Arab saudi) dengan kerajaan saudi. Kepanitian ini dibentuk untuk mendiskusikan dan mengadakan berbagai bentuk kegiatan bersama seperti kunjungan PP Muhammadiyah ke mufti kerajaan dan ke beberapa rektor universitas ternama di negeri ini. 5 Di PCIM belahan dunia lain seperti di United Kingdom pun dapat ditemukan kebijakan PP Muhammadiyah dalam mendorong proses internasionalisasi Muhammadiyah melalui berbagai bentuk dukungan. Sebagaimana diceritakan oleh Zain Maulana ketua PCIM UK saat PCIM UK mengadakan Muhammadiyah International Forum dengan tema Islam and sustainable development, Islamic Charity and Social Empowerment lalu PP Muhammadiyah mendukung kegiatan ini dengan mengirim kadernya di Indonesia sebagai pembicara seminar. 6 Kebijakan ini peneliti kategorikan ke dalam 4 Ibid wawancara dengan Hakimuddin Salim 5 Ibid wawancara dengan Hakimuddin Salim 6 Wawancara dengan ketua PCIM UK, Zain Maulana (2017) 4
5 bentuk kebijakan asistensi perkembangan PCIM oleh PP Muhammadiyah. Kebijakan PP Muhammadiyah terakhir yang peneliti anggap sebagai sebuah faktor pendorong berjalannya proses internasionalisasi Muhammadiyah adalah kebijakan memberikan keleluasaan pada PCIM di luar untuk melakukan penggabungan dan perluasan melampaui batas teritori tertentu. Sebagaimana diungkapkan oleh Pak Syafiq, dimana PP Muhammadiyah mendukung inisiatif lokal kader Muhammadiyah di negara tertentu yang mencoba menggabungkan kepengurusan PCIM di beberapa negara menjadi satu Jerman Raya adalah gabungan dari Jerman, Austria, Belgia, Luxemburg, Swiss, Polandia dan Liechtenstein. Kebijakan memberikan fleksibilitas bagi pengurus PCIM untuk memastikan organisasi dan dakwah Muhammadiyah dapat berjalan diakui sangat membantu perkembangan PCIM (Ridho & Syafiq, 2017). Dari berbagai bentuk kebijakan dukungan PP Muhammadiyah di atas, peneliti menyimpulkan ada lima varian kebijakan PP Muhammadiyah dalam mendorong proses internasionalisasi kelembagaan Muhammadiyah; 1) Kebijkan normatif/aturan melalui produk muktamar tahun 2000 dan 2010, 2) Kebijakan pemberian SK berdirinya PCIM beserta pengesahannya, 3) Kebijakan penyediaan konsultansi baik secara tatap muka maupun via teknologi informasi sebagaimana didapat oleh PCIM Arab saudi, 4) Kebijakan penyediaan 5
6 asistensi berupa dukungan pada kegiatan seminar (PCIM UK) dengan mengirim pembicara dan berupa asistensi pembentukan kepanitiaan kerja sama antara Muhammadiyah dengan kerajaan Arab saudi, 5) Terakhir, Kebijakan fleksibilitas yang diberikan oleh PP Muhammadiyah kepada PCIM di tiap negara untuk merombak memerkarkan, memperluas atau menggabungkan struktur lembaga PCIM sebagaimana dapat dilihat pada PCIM Jerman Raya yang merupakan gabungan dari banyak negara bertetanggaan. 2. Partisipasi Kader Muhammadiyah di Luar Negeri Faktor pendorong kedua yang berkontribusi besar dalam mendorong proses internasionalisasi Muhammadiyah adalah partisipasi kader Muhammadiyah yang aktif di luar negeri. Artinya, proses internasionalisasi Muhammadiyah juga bertumpu pada mobilitas kader Muhammadiyah di berbagai belahan dunia. Persebaran dan mobilitas ini dipicu oleh berbagai motivasi mulai dari menempuh pendidikan hingga berkarir dan mencari nafkah. Syafiq Mughni, salah satu pimpinan PP Muhammadiyah, mengatakan PCIM dapat dilihat performanya dari dua sudut pandang. Pertama, dari segi kuantitas, dimana PCIM dapat berjalan efektif atau tidak tergantung pada mobilitas kader Muhammadiyah di negara tertentu yang biasanya tenporer (menempuh pendidikan). Kader Muhammadiyah yang memiliki karir dan berprofesi di negara tertentu secara otomatis akan menetap dalam waktu lama dan menjadi tumpuan penting eksistensi 6
7 PCIM. Kedua, dari segi kualitas, saat kader Muhammadiyah berhasil menjadi duta organisasi yang positif melalui aktifitasnya di komunitas akademik, lembaga islam, atau di LSM. 7 Selain perkara kuantitas, inovasi dan daya juang merupakan hal yang sangat penting yang dilakukan oleh kader Muhammadiyah dalam mempertahankan dan mengembangkan aktivitas dakwah kemuhammadiyahan. Hal ini senada dengan cerita Ridho Al-Hamdi dimana inovasi PCIM Jerman untuk memperluas cakupan lembaganya ke negara-negara tetangga sekitar sehingga PCIM di sana bisa bertahan dan tetap berkembang. Syafiq Mughni juga menjelaskan bahwa faktor terpenting yang menentukan eksistensi PCIM di suatu negara bukanlah karena di negara tersebut warga islam adalah mayoritas atau minoritas, namun lebih ditentukan oleh partisipasi kader Muhammadiyah di sana yang gigih dan berdaya juang tinggi dalam mempertahankan, mengkonsolidasikan dan mempromosikan eksistensi organisasi (Syafiq dan Ridho, 2017). Partisipasi kader Muhammadiyah di luar negeri sebagai pendorong terbentuknya PCIM dapat kita lihat pada sejarah berdirinya PCIM Jerman (sebelum menjadi Jerman Raya). Saat itu, Dr. med. Barbara Kleemann-Soeparwata dan Ahmad Norma Permata adalah dua tokoh sentral yang menginisiasi didirikannya sebuah cabang Muhammadiyah di Jerman. Soeparwata sendiri merupakan dokter asal 7 Wawancara dengan Syafiq Mughni, salah satu pimpinan PP Muhammadiyah (2017) 7
8 Yogyakarta yang sudah menetap lama di Münster, sedangkan ketua PCIM Jerman pertama diamanahkan kepada Ahmad-Norma Permata yang saat itu menempuh studi doktor bidang ilmu politik di Universität Münster. Dua orang yang mobilitasnya di Jerman didorong oleh dua motivasi yang berbeda (berkarir dan menempuh pendidikan) mendorong kebutuhan akan adanya sebuah wadah berupa organisasi yang dapat menampung dan menjadi wadah aktivitas anggota Muhammadiyah yang ada di Jerman. 8 Lebih jauh lagi, sebelum didirikannya cabang Muhammadiyah di Jerman, ternyata kader Muhammadiyah di sana secara aktif telah memulai dakwah Muhammadiyah lewat pembentukan Tapak Suci yang berpusat di Bonn di bawah asuhan Joko Suseno. Kegiatan TS ini bahkan telah berjalan sejak tahun 1990-an, jauh sebelum PCIM Jerman resmi berdiri. Puluhan warga Jerman telah ikut bergabung dalam seni bela diri ini sehingga Tapak Suci menjadi jalur dakwah Muhammadiyah kepada warga Jerman yang non-muslim. 9 Setelah dua tahun berdiri (dari tahun 2007), pada tahun 2009 PCIM sempat vakum dikarenakan banyak anggotanya pulang kembali ke Indonesia namun aktif kembali pasca 2011 saat banyak kader Muhammadiyah datang ke Jerman untuk studi dan kerja. Namun, jumlah SDM tetap tidak dapat dikatakan banyak, sehingga pada 2014 saat mereka ingin mengaktifkan kembali PCIM Jerman, mereka 8 Ibid wawancara dengan Ridho Al-hamdi (2017) 9 Ibid wawancara dengan Ridho Al-Hamdi (2017) 8
9 akhirnya melebarkan sayap dakwah ke berbagai negara tetangga sehingga akhirnya kepengurusan pun diperluas menjadi Jerman Raya yang meliputi Austria, Belgia, Luxemburg, Switzerland, Poland, dan Liechtenstein. 10 Dari situ dapat kita simpulkan bahwa mobilitas dan partisipasi kader Muhammadiyah sangat menentukan eksistensi dari PCIM. Cerita lain tentang partisipasi kader Muhammadiyah sebagai pendorong proses internasionalisasi Muhammadiyah dapat kita temukan pada PCIM Arab saudi. Diceritakan oleh ketua PCIM Arab saudi, Hakimuddin Salim, bahwa inisiasi didirikannya PCIM Arab saudi adalah motivasi untuk kaderisasi ulama yang berkompeten untuk kembali ke Indonesia dan mendakwahkan misi tajdid dan amar ma ruf nahi munkar karena sebelumnya banyak anggota Muhammadiyah yang tidak kembali ke Indonesia pasca selesai menimba ilmu agama di Arab saudi. Lalu mereka secara aktif mengkonsolidasikan anggota Muhammadiyah di berbagai kota di saudi hingga akhirnya berhasil melebihi batas minimal anggota (10 orang) untuk mendirikan sebuah PCIM. 11 Partisipasi aktif inilah yang akhirnya memungkinkan terjadinya internasionalisasi Muhammadiyah. Gambaran lain peran partisipasi kader dalam mendorong internasionalisasi Muhammadiyah dapat kita temukan juga di United Kingdom. Di UK, para anggota Muhammadiyah mayoritas tinggal di 10 Ibid wawancara dengan Ridho Al-Hamdi (2017) 11 Ibid wawancara dengan Hakimuddin Salim (2017) 9
10 sana karena sedang menempuh studi bergerakn dengan cara yang lebih akademis. Dengan spirit islam yang rahmatan lil-alamin, selain merangkul komunitas-komunitas muslim lokal yang ada di UK, para kader Muhammadiyah di sana secara aktif mengadakan kegiatan akademis seperti seminar/forum internasional dimana topik utama Muhammadiyah sebagai organisasi dan tatanan nilai coba didiskusikan dalam berbagai ranah sosial, politik, ekonomi, budaya, dan lingkungan. Kegiatan Muhammadiyah International Forum dengan tema Islam and sustainable development, Islamic Charity and Social Empowerment dapat menjelaskan aspek akademis dari dakwah anggota Muhammadiyah di UK. Geliat partisipasi akademis ini lah yang mendorong internasionalisasi Muhammadiyah dapat berjalan. Hasil wawancara dengan berbagai PCIM tersebut membuat peneliti sadar bahwa selain partisipasi anggota Muhammadiyah lah yang telah memungkinkan diagendakan dan didorongnya proses internasionalisasi Muhammadiyah, namun juga partisipasi kader di setiap PCIM memiliki warna dan coraknya sendiri dalam menjalankan roda internasionalisasi kelembagaan Muhammadiyah ini. 3. Landasan Konstitusional Organisasi Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan sosial memiliki wadah fisik berupa organisasi. Sebagai sebuah organisasi, maka tentutnya ia memiliki seperangkat aturan yang dijadikan landasan dalam pengelolaan organisasi. Sebagai sebuah gerakan, tentu seperangkat 10
11 aturan ini juga menjadi landasannya. Dalam diskursus internasionalisasi Muhammadiyah, kelembagaan jejaring internasional PCIM diatur dalam AD/ART dan Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 114/KEP/I.0/B/2008 tentang Cabang istimewa Muhammadiyah. Kedua landasan konstitusional inilah yang menjadi basis legal ide dan praktik internasionalisasi kelembagaan Muhammadiyah melalui pendirian PCIM. Secara konstitusional, PCIM didirikan dengan mengingat Anggaran Dasar pasal 10 ayat (4), pasal 11 ayat (1), dan Anggaran Rumah Tangga pasal 3 dan pasal 10 ayat (1). Pada AD pasal 10 tentang Penetapan Organisasi ayat (4) tertulis: Dalam hal-hal luar biasa, Pimpinan Pusat dapat mengambil ketetapan lain. Lalu, dalam pasal 11 tentang Pimpinan Pusat ayat (1): Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin Muhammadiyah secara keseluruhan. Kedua pasal tersebut menyiratkan bahwa meskipun dalam AD/ART tidak diatur secara khusus pasal tentang cabang istimewa, namun hal itu tetap dapat diberlakukan selama itu disepakati oleh Pimpinan Pusat. Landasan selanjutnya ada pada ART pasal 3 dimana tertulis tentang berbagai usaha Muhammadiyah dalam bentuk amal usaha, program, dan kegiatan mulai dari ranah ekonomi, kemasayarakatan/sosial, filantropis, ekonomi, dan keagamaan dan secara khusus pada ayat (9) tertulis: mengembangkan komunikasi, 11
12 ukhuwah, dan kerja sama dalam berbagai bidang dan kalangan masyarakat dalam dan luar negeri. Selanjutnya, pada ART pasal 10 ayat (1) juga dijelaskan tentang tugas dari Pimpinan Pusat. Dalam ART ini, cabang istimewa menemukan basis legalnya dalam bentuk penjelasan cakupan usaha Muhammadiyah yang meliputi berbagai dimensi kehidupan dan dapat dilakukan dengan membangun jaringan/komunikasi ke luar negeri (pasal 3 ayat 9) dan juga sekali lagi penekanan peran PP yang mengesahkan diadakannya satuan kepengurusan/cabang di luar negeri. Pasal 10 dalam ART ini jelas menyiratkan hal tersebut masuk dalam lingkup tugas PP. Selain AD/ART, landasan legal-formal yang menopang cabang istimewa adalah Surat Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 114/KEP/I.0/B/2008. Surat ini dibuat dan disahkan oleh PP Muhammadiyah setelah melalui diskusi panjang di tataran internal organisasi dan dengan anggota yang merantau di negeri lain.surat ini menetapkan pengertian, fungsi, keanggotaan, pengaturan organisasi dan pimpinan, tata cara musyawarah, mekanisme pelaporan, dan ketentuan lain. Melalui surat yang disahkan pada tahun 2008 ini, maka semakin kuat dan semakin jelas rujukan tata cara pengaturan cabang istimewa Muhammadiyah secara legal/konstitusional dan normatif. Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa upaya internasionalisasi Muhammadiyah melalui pembentukan cabang istimewa di luar negeri 12
13 juga didorong oleh aspek konstitusional organisasi yang jelas sehingga memungkinkan didirikannya cabang istimewa secara organisatoris. 13
14 14
KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR : 233/KEP/I.0/B/2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA KERJA PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PERIODE
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR : 233/KEP/I.0/B/2015 TENTANG PEDOMAN DAN TATA KERJA PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PERIODE 2015-2020 BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM PIMPINAN
Lebih terperinciBAB II PROFIL WILAYAH
BAB II PROFIL WILAYAH A. Deskripsi Wilayah Kuliah Kerja Nyata (KKN) Alternatif Periode L Divisi I Kelompok A Unit 2 Universitas Ahmad Dahlan tahun akademik 2015/2016, berlokasi di Kantor Pimpinan Pusat
Lebih terperinciANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH MUQADDIMAH Dengan nama Allah yang Maha Pemurah, Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang mengasuh semesta alam, yang menguasai hari pembalasan. Hanya kepada
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS GADJAH MADA PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) KELUARGA MAHASISWA MAGISTER ILMU HUKUM PEMBUKAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Bahwa salah satu upaya untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat adalah
Lebih terperinciPIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH
Lampiran 1 SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor: 149/Kep/I.0/B/2006 Tentang: KEBIJAKAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH MENGENAI KONSOLIDASI ORGANISASI DAN AMAL USAHA MUHAMMADIYAH 240 Lampiran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muhammadiyah merupakan gerakan Islam, da wah amar ma rūf nahī munkar berasas Islam bersumber Al-Qur an dan As-Sunnah, yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMK NEGERI 5 DENPASAR BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 Anggota (1) Anggota IKANI SKANEMA adalah lulusan SMK Negeri 5 Denpasar yang terdaftar dalam Daftar Anggota IKANI SKANEMA.
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1 N a m a. Pasal 2 Waktu Diresmikan
ANGGARAN DASAR MAJELIS TA LIM TELKOMSEL BAB I NAMA, WAKTU, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 N a m a Organisasi ini bernama Majelis Ta lim Telkomsel disingkat MTT. Pasal 2 Waktu Diresmikan MTT diresmikan
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014
RANCANGAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA DI HSINCHU TAHUN 2014 Pasal 1 Kegiatan dan Usaha Kegiatan organisasi terdiri atas: a. kegiatan yang berhubungan dengan akademis berupa pendidikan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor : 120/KEP/I.0/B/2006 Tentang:
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Nomor : 120/KEP/I.0/B/2006 Tentang: QA`IDAH UNSUR PEMBANTU PIMPINAN PERSYARIKATAN Bismillahirrahmanirrahim Pimpinan Pusat Muhammadiyah:
Lebih terperinciANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH
ANGGARAN DASAR MUHAMMADIYAH BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN ALUMNI SMA NEGERI DELAPAN JAKARTA PENDAHULUAN Sebagai penjabaran dan pelaksanaan Anggaran Dasar, maka disusunlah Anggaran Rumah Tangga Ikatan Alumni SMA Negeri 8 Jakarta ini
Lebih terperinciJADWAL TANWIR MUHAMMADIYAH
JADWAL TANWIR MUHAMMADIYAH Makassar, 16 17 Syawal 1436 H / 1 2 Agustus 2015 M Di Universitas Makassar Makassar WAKTU A C A R A PENANGGUNGJAWAB/ PIMPINAN SIDANG Jumat 31 Juli 2015 08.00-22.00 TUKAR MANDAT
Lebih terperinciREVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH
Pengantar Diskusi REVITALISASI IDEOLOGI MUHAMMADIYAH Oleh: Muhammad Purwana PENGERTIAN 1) kumpulan konsep bersistem yang dijadikan asas pendapat (kejadian) yang memberikan arah dan tujuan untuk kelangsungan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN AHLI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA BAB I PENGERTIAN Pasal 1 Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia disingkat IAKMI yang dalam bahasa Inggris disebut Indonesia Public Health
Lebih terperinciANGGARAN DASAR AL-JANNATUL FIRDAUS (AJF) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA. Bismillahirrohmanirrohim
ANGGARAN DASAR AL-JANNATUL FIRDAUS (AJF) FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNISSULA Bismillahirrohmanirrohim BAB I Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan, Azas Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Al-Jannatul Firdaus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Muhammadiyah sebagai ormas keagamaan menyatakan tidak berpolitik praktis artinya tidak terlibat dalam kegiatan politik yang berkaitan dengan proses
Lebih terperinciMENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA
MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2005 TENTANG ORGANISASI DAN TATAKERJA INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN. Pasal 1
ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I NAMA, WAKTU, DAN KEDUDUKAN Pasal 1 Organisasi ini bernama Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Airlangga yang selanjutnya disebut BEM
Lebih terperinciPEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 02/PED/I.0/B/2012 TENTANG PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH Menimbang Mengingat Berdasarkan
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016. Tentang
SURAT KEPUTUSAN Nomor : 0027/KPTS/DPP/V/2016 Tentang PETUNJUK PELAKSANAAN MUSYAWARAH WILAYAH, MUSYAWARAH WILAYAH LUAR BIASA, MUSYAWARAH CABANG, MUSYAWARAH CABANG LUAR BIASA, MUSYAWARAH ANAK CABANG, MUSYAWARAH
Lebih terperinciANGGARAN DASAR LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
ANGGARAN DASAR LEMBAGA DAKWAH KAMPUS UNIT KEGIATAN DAKWAH MAHASISWA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA Mukadimah Bismillahirrahmanirrahim Berkat rahmat Allah SWT dengan didorong kesadaran, tanggung jawab
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH
LAMPIRAN IV-B: KEPUTUSAN MUKTAMAR MUHAMMADIYAH KE-45 TENTANG ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya,
Lebih terperinciMILAD 100 TAHUN AISYIYAH M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA
MILAD 100 TAHUN AISYIYAH 1917-2017 M AISYIYAH AWAL ABAD KEDUA: MEMULIAKAN MARTABAT UMAT, BERKIPRAH MEMAJUKAN BANGSA A. DASAR PEMIKIRAN 1. Aisyiyah sebagai organisasi sosial keagamaan yang bergerak pada
Lebih terperinciAnggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah Pasal 1 Tempat Kedudukan (1) Muhammadiyah berkedudukan di tempat didirikannya, yaitu Yogyakarta (2) Pimpinan Pusat sebagai pimpinan tertinggi memimpin Muhammadiyah secara
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG. Pasal 1. Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan
ANGGARAN DASAR PEMUDA MUAHMMMADIYAH BAB I NAMA, IDENTITAS, TEMPAT KEDUDUKAN DAN LAMBANG Pasal 1 Nama, Identitas dan Tempat Kedudukan 1. Organisasi ini bernama Pemuda Muhammadiyah yang didirikan di Yogyakarta
Lebih terperinciPENUTUP. berbagai belahan dunia, di Malaysia ada Islam Hadhori di bawah pimpinan. Abdullah bin Ahmad Badawi dan di Yordania ada Islam Wasatiyyah yakni
113 PENUTUP A. KESIMPULAN Dari hasil kajian ini, pada akirnya peneliti dapat mengambil beberapa kesimpulan terkait dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, yakni sebagai berikut: 1. wacana gagasan
Lebih terperinciMUKADDIMAH. Forum Pimpinan Fakultas Bidang Ilmu Pertanian PTM se Indonesia (FPF-BIP PTM) mempunyai:
MUKADDIMAH Dalam rangka menunjang pencapaian sasaran pembangunan pertanian (Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kehutanan dan Teknologi Pertanian), diperlukan sumberdaya manusia yang berkualitas untuk mengelola
Lebih terperinciKETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG
KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATANUNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 01/BPM FIK UI/I/2016 TENTANG KODE ETIK BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciSURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 269/KEP/I.0/B/2015 TENTANG PENETAPAN KODE INDEKS SURAT ORGANISASI UNTUK PERIODE
SURAT KEPUTUSAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 269/KEP/I.0/B/2015 TENTANG PENETAPAN KODE INDEKS SURAT ORGANISASI UNTUK PERIODE 2015 2020 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH: Memperhatikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelaksanaan KKN Kuliah Kerja Nyata (KKN) adalah aset nasional yang lahir dari saham mahasiswa dalam pembangunan. Konsep ini muncul dari kesadaran mahasiswa sebagai calon
Lebih terperinciMUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH. Pertemuan ke-6
MUQODDIMAH DAN ISI ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUHAMMADIYAH Pertemuan ke-6 PENDAHULUAN Muqoddimah AD Muhammadiyah; pokok pikiran yang menjiwai dan melandasi gerakan Muhammadiyah Isi AD/ART
Lebih terperinciKETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014
KETETAPAN MUSYAWARAH BESAR MAHASISWA IKATAN KELUARGA MAHASISWA NOMOR 02/MUBESMA IKM FIK UI/IV/2014 TENTANG PENETAPAN ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN KELUARGA MAHASISWA TAHUN 2014 DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciIKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015
IKATAN KELUARGA MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA KETETAPAN DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 03/TAP/DPM UI/I/2015 TENTANG TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Islam, baik yang dilakukan oleh perorangan, maupun oleh kelompok atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehadiran lembaga-lembaga pendidikan Islam yang bercorak modern di Indonesia, tidak terlepas dari upaya yang dilakukan para ulama atau tokoh-tokoh Islam, baik
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM. Pasal 1
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN PERFILMAN INDONESIA BAB I UMUM Pasal 1 Anggaran Rumah Tangga ini disusun berdasarkan Pasal 28 Anggaran Dasar Badan Perfilman Indonesia, merupakan rincian atas hal-hal yang telah
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga Perhimpunan Pelajar Indonesia di Jerman Pembukaan ANGGARAN DASAR Bab I (Tata Organisasi) 1. Nama, Waktu dan Kedudukan 2. Sifat dan Bentuk 3. Lambang Bab II (Dasar,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PENDIDIK DAN PENELITI BAHASA DAN SASTRA (APPI-BASTRA) BAB I PENGERTIAN UMUM Pasal 1 Pengertian Umum Pendidik dan peneliti adalah ilmuwan berprofesi pendidik dan peneliti
Lebih terperinciDRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
DRAFT ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA MUSYAWARAH BESAR XI KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA M A K A S S A R 2015/2016 ANGGARAN DASAR KABAMAFAR UMI MUQADDIMAH
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Penelitian ini menggambarkan tentang Studi Komparatif Badan Eksekutif Mahasiswa tingkat Universitas dan Fakultas dalam Konteks Pendidikan Politik. Adapun kesimpulan
Lebih terperinciHIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD)
HIMPUNAN ALUMNI SASTRA INGGRIS UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAMILY OF ENGLISH LETTERS (FELLAS) ANGGARAN DASAR (AD) MUKADIMAH Cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa seperti yang tercantum dalam Pembukaan
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinciAnggaran Dasar Muhammadiyah
Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah
Lebih terperinciAnggaran Dasar Muhammadiyah
Anggaran Dasar Muhammadiyah BAB I NAMA, PENDIRI, DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Persyarikatan ini bernama Muhammadiyah. Pasal 2 Pendiri Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tanggal 8 Dzulhijjah
Lebih terperinciBab I LAMBANG ASASI. Pasal 1. Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih.
1 Bab I LAMBANG ASASI Pasal 1 Lambang ASASI berupa perpaduan simbol toga dan buku dengan tulisan ASASI di tengahnya, dengan warna hitam putih Pasal 2 Anggaran Rumah Tangga ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan
Lebih terperinciPANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN
PANDUAN PELAKSANAAN PENGAJIAN DILAKSANAKAN DALAM RANGKA FOLLOW UP ALUMNI DARUL ARQAM DASAR (DAD) Disusun Oleh : Korps Instruktur Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Kota Parepare Bekerjasama dengan Lembaga Pengkajian
Lebih terperinciPEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU
PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH TENTANG LAZISMU PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PEDOMAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR: 01/PED/I.0/B/2017 TENTANG LAZISMU Bismillahirrahmanirrahim PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciINSITUT ILMU SOSIAL & ILMU POLITIK JAKARTA ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017
ANGGARAN DASARDAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART) HIMPUNAN MAHASISWA JURNALISTIK, IISIP JAKARTA 2017 ANGGARAN DASAR BAB I Nama, Kedudukan, dan Waktu Berdiri Pasal 1 1. Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa
Lebih terperinciAnggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL
Anggaran Dasar & Anggaran Rumah Tangga PPI SPANYOL Doddy Irawan Ni Wayan Bejug W. Kurniawan Rizalina Tama S. Yogawira Prada Pasiaji Shantosa Yudha Siswanto Seilendria Hadiwardoyo Negara Kerajaan Spanyol,
Lebih terperinciGARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA
GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI (GBHO) HIMPUNAN MAHASISWA HUBUNGAN INTERNASIONAL (HIMAHI) UNIVERSITAS PARAMADINA JAKARTA, 2016 DAFTAR ISI BAB I... 3 PENDAHULUAN... 3 1.1 UMUM... 3 1.2 MAKSUD DAN TUJUAN...
Lebih terperinciKEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012
KEPUTUSAN KONFERENSI BESAR XVIII GERAKAN PEMUDA ANSOR TAHUN 2012 Nomor : 02/KONBES-XVIII/VI/2012 PENGESAHAN PERATURAN ORGANISASI GERAKAN PEMUDA ANSOR TENTANG LEMBAGA MAJELIS DZIKIR DAN SHOLAWAT RIJALUL
Lebih terperincibentuk hubungan tertentu (bersosialisasi) dengan dunia sekitarnya dan memiliki jenjang struktural yang jelas, memiliki tujuan dan prinsip-prinsip
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, manusia merupakan makhluk individu sekaligus makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hidup dalam suatu bentuk hubungan tertentu (bersosialisasi)
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN
UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS INDONESIA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pemuda-pemudi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran dan telah
Lebih terperinciANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
ANGGARAN DASAR BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA PERIODE 2016-2017 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BAB I Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Badan Eksekutif
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM. Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi
ANGGARAN RUMAH TANGGA KOALISI INDONESIA UNTUK KEPENDUDUKAN DAN PEMBANGUNAN BAB I UMUM Pasal 1 Nama dan Sifat Organisasi 1. Organisasi ini bernama Koalisi Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan yang
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG ====================================================================== ANGGARAN DASAR U-GREEN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG MUKADDIMAH
Lebih terperinciBAB III SEJARAH SINGKAT MAJELIS ULAMA INDOSESIA. pada masa itu, 10 orang ulama yang merupakan unsur dari ormas-ormas Islam
BAB III SEJARAH SINGKAT MAJELIS ULAMA INDOSESIA A. Sekilas Tentang Berdirinya MUI 1. Sejarah Berdirinya MUI MUI berdiri sebagai hasil dari pertemuan atau musyawarah para ulama, cendekiawan dan zu ama yang
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA Hasil Kongres V PPI Tiongkok Hong Kong, 8 April 2016 ANGGARAN DASAR Tujuan Didirikan PPI Tiongkok 1. Mempererat rasa persaudaraan di antara para pelajar Indonesia
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH
ANGGARAN DASAR DEWAN PENGURUS PUSAT IKATAN KELUARGA ALUMNI INSTITUT MANAJEMEN KOPERASI INDONESIA MUKADIMAH Bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat sebagaimana amanat UUD 1945 tiada lain adalah
Lebih terperinciDAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAFTAR ISI ANGGARAN RUMAH TANGGA FORUM BELA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAFTAR ISI BAB I UMUM. 1 BAB II ORGANISASI. 1 BAB III KEANGGOTAAN. 1 BAB IV MAJELIS PERMUSYAWARATAN ORGANISASI... 4 BAB V STRUKTUR,
Lebih terperinciANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI
ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA (AD/ART), PROGRAM KERJA DAN KODE ETIK AHLI GIZI PERSAGI (Persatuan Ahli Gizi Indonesia) 2015 ANGGARAN DASAR/ ANGGARAN RUMAH TANGGA ( AD/ART ) PERSATUAN AHLI GIZI
Lebih terperinciANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER
ANGGARAN DASAR PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA LEICESTER Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami para pelajar Indonesia di Leicester yang sadar dan meyakini bahwa Pancasila adalah dasar negara dan pandangan
Lebih terperinciABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN)
ABSTRAK (RINGKASAN PENELITIAN) Pemilihan umum merupakan salah satu wadah yang bertujuan untuk memberikan kesempatan pada masyarakat untuk menentukan siapa yang akan mewakili mereka dalam lembaga legislatif
Lebih terperinciOktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r
Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 BAB II KEANGGOTAAN
ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI INSTITUSI PENDIDIKAN TINGGI KESEHATAN MASYARAKAT INDONESIA (AIPTKMI) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Institusi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Kesehatan Masyarakat yang dimaksud
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN MAHASISWA FISIKA UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I NAMA, WAKTU DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Himpunan Mahasiswa Fisika Universitas Brawijaya yang disingkat
Lebih terperinciDEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA
DEWAN PIMPINAN PUSAT KORPS INSPEKTUR TAMBANG INDONESIA Gedung A Jalan Prof. Dr. Supomo, SH No. 10, Jakarta 12870 Kotak Pos: 4632/kby Telepon: (021) 8295608 Fax: (021) 8297642 E-mail: kita@minerba.esdm.go.id
Lebih terperinciPIMPINAN PUSAT BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA
PETUNJUK PELAKSANAAN ORGANISASI BADAN KOORDINASI KEGIATAN MAHASISWA TEKNIK KIMIA INDONESIA I. MEKANISME KERJA ORGANISASI A. Mekanisme Kerja Internal 1. Kerja Sama Anggota dengan Anggota a. Beberapa institusi
Lebih terperinciBAB III. A. Mahkamah Partai Politik Menurut Undang-Undang No 2 Tahun 2011
47 BAB III PERAN DAN FUNGSI MAHKAMAH PARTAI POLITIK DALAM MENYELESAIKAN KONFLIK INTERNAL PARTAI MENURUT UNDANG- UNDANG NO 2 TAHUN 2011 TENTANG PARTAI POLITIK A. Mahkamah Partai Politik Menurut Undang-Undang
Lebih terperinciRANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA
RANCANGAN PEDOMAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA Bahwa sesungguhnya mahasiswa adalah pelajar perguruan tinggi yang memiliki keyakinan kepada kebenaran sebagai
Lebih terperinciKETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017. Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017
KETETAPAN SENAT MAHASISWA FISIP UNDIP 2017 Nomor : 002/TAP/SMFISIP/UNDIP/II/2017 Tentang Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga SMFISIP UNDIP 2017 Menimbang 1. Bahwa Untuk Kelancaran Kinerja SMFISIPUNDIP2017
Lebih terperinciSTATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM*
STATUTA INSTITUT INTERNASIONAL UNTUK DEMOKRASI DAN PERBANTUAN PEMILIHAN UMUM* Institut Internasional untuk Demokrasi dan Perbantuan Pemilihan Umum didirikan sebagai organisasi internasional antar pemerintah
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI No. 04/PO/DPP/BERKARYA/III/2018 TENTANG HUBUNGAN DAN KERJASAMA ANTARA DENGAN ORGANISASI KEMASYARAKATAN PENDIRI, ORGANISASI KEMASYARAKATAN YANG DIDIRIKAN OLEH, SERTA ORGANISASI KEMASYARAKATAN
Lebih terperinciMANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT
MANAJEMEN PARTISIPASI MASYARAKAT TITIK TOLAK: MPMBS DIPERLUKAN KEMANDIRIAN DAN KREATIVITAS SEKOLAH DALAM MENGGALI SUMBER DAYA MASYARAKAT TENAGA, PIKIRAN, UANG, SARANA PRASARANA PENDIDIKAN PARTISIPASI MASYARAKAT
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMUNITAS LINGKAR BACA INDONESIA (KLBI)
RANCANGAN ANGGARAN DASAR & ANGGARAN RUMAH TANGGA KOMUNITAS LINGKAR BACA INDONESIA (KLBI) PEMBUKAAN Bahwa kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 adalah Anugerah, dan berkat
Lebih terperinciANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART)
ANGGARAN DASAR (AD) DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) IKATAN GURU BAHASA JERMAN INDONESIA ANGGARAN DASAR (AD) IKATAN GURU BAHASA JERMAN INDONESIA Pasal I NAMA Organisasi ini dinamakan Ikatan Guru Bahasa
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH. BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret.
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 1. Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran Dasar pasal 6 adalah sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammadiyah adalah gerakan Islam dan dakwah amar ma ruf nahi munkar, beraqidah Islam dan bersumber dari Al-Qur an dan Sunnah. Sebagai gerakan dakwah Islam Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengajar dengan materi-materi kajian yang terdiri dari ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Madrasah berasal dari bahasa Arab yaitu Madrasah yang artinya tempat untuk belajar atau sistem pendidikan klasikal yang didalamnya berlangsung proses belajar
Lebih terperinciMAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA
KETETAPAN MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA TAP No. 07/MPM/XI/2016 TENTANG HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA Menimbang : a. bahwa mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan dalam
Lebih terperinciBAB I NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
ANGGARAN DASAR ORGANISASI KEMASYARAKATAN GERAKAN PEMUDA DAN RAKYAT INDONESIA (GPRI) Pemuda adalah salah satu elemen bangsa yang mempunyai peran dan tanggung jawab terhadap arah bangsa demi mewujudkan keadilan
Lebih terperinciPERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN. Bismillahirrahmanirrahim
PERATURAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN DEKAN DAN WAKIL DEKAN Bismillahirrahmanirrahim REKTOR UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pendidikan nasional, yang sesuai dengan kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Saat ini, pendidikan merupakan salah satu aspek utama sasaran pembangunan bangsa Indonesia yang orientasinya adalah peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Lebih terperinciAnggaran Dasar ASASI DEKLARASI
DEKLARASI Anggaran Dasar ASASI Asosiasi Akademisi Perguruan Tinggi Seluruh Indonesia Ditetapkan pada Mu tamar Luar Biasa ASASI, 20 September 2006 di Bandung. Bahwa pendidikan tinggi di Indonesia memegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yang senantiasa saling memerlukan adanya bantuan dari orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Manusia dituntut untuk saling
Lebih terperinciKEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008. Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR
KEPUTUSAN SILATNAS PGMI Nomor : 04/SK/Silatnas-PGMI/XI/2008 Tentang ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA PGMI ANGGARAN DASAR PERSATUAN GURU MADRASAH INDONESIA (PGMI) Bahwa sesungguhnya Islam adalah
Lebih terperinciIKA FIA UB GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA
GARIS BESAR ATURAN ORGANISASI IKATAN ALUMNI FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI UNIVERSITAS BRAWIJAYA BAB I KEANGGOTAAN Pasal 1 STATUS ANGGOTA 1. Anggota IKA FIA UB terdiri dari: a. Anggota Biasa b. Anggota Luar
Lebih terperinciRANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN
RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
Lebih terperinciPANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO
PANDUAN ORGANISASI KEMAHASISWAAN (ORMAWA) UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sumberdaya manusia (SDM) merupakan salah satu faktor kunci dalam reformasi ekonomi, yakni bagaimana
Lebih terperinciMUSYAWARAH DAN RAPAT KERJA NASIONAL IKATAN LEMBAGA MAHASISWA PSIKOLOGI INDONESIA ( ILMPI ) PSIKOLOGI BERSATU DEMI NUSANTARA
GARIS BESAR HALUAN KERJA PERIODE 2014-2015 BAB I PENDAHULUAN I. Pengertian Garis-garis Besar Haluan Kerja Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) adalah pedoman dalam melaksanakan pola yang
Lebih terperinciUPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH
UPAYA SISTEMATISASI DAKWAH DI RUMAH SAKIT MUHAMMADIYAH / AISYIYAH Disampaikan dalam acara : RAKERNAS MPK Pimpinan Pusat Muhammadiyah 28 30 April 2016 AGUS BUDIANTORO Div. Pembinaan dan Pengembangan SDI
Lebih terperinciANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN
ANGGARAN DASAR HIMPUNAN ALUMNI SEKOLAH BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR PEMBUKAAN Pada awal mulanya Sekolah Bisnis IPB bernama Magister Manajemen Agrisbisnis IPB atau biasa disingkat MMA-IPB. MMA-IPB memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciPERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI
PERATURAN ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA NOMOR : V TAHUN 2010 TENTANG TATA KERJA ORGANISASI IKATAN PERSAUDARAAN HAJI INDONESIA ------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciPERATURAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 03/PRN/I.0/B/2012 TENTANG MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM
PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH PERATURAN PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH NOMOR 03/PRN/I.0/B/2012 TENTANG MAJELIS PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PIMPINAN PUSAT MUHAMMADIYAH: Menimbang Mengingat
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
ANGGARAN RUMAH TANGGA IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH BAB I WAKTU DAN LAMBANG Pasal 1 Milad Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah tanggal 14 Maret. Pasal 2 Lambang IMM sebagaimana tersebut dalam Anggaran
Lebih terperinciPEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM
PEDOMAN DASAR LEMBAGA SENI BUDAYA MAHASISWA ISLAM BAB I Pasal 1 Nama Organisasi ini bernama Lembaga Seni Budaya Mahasiswa Islam Himpunan Mahasiswa Islam Cabang Malang atau disingkat LSMI HMI Pasal 2 Waktu,
Lebih terperinciRancangan TATA-TERTIB SIDANG MUNAS VI IKATAN ALUMNI UPN VETERAN YOGYAKARTA
Rancangan TATA-TERTIB SIDANG MUNAS VI IKATAN ALUMNI UPN VETERAN YOGYAKARTA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Musyawarah Nasional VI IAUPNVY 2016 1) Musyawarah Nasional VI Ikatan Alumni UPN Veteran Yogyakarta
Lebih terperinciBAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK. menginginkan adanya perkembangan pada sisi keagamaan dengan
22 BAB II BERDIRINYA SMP MUHAMMADIYAH PURWAREJA KLAMPOK A. Latar Belakang dan Proses Pendirian Sekolah adalah penentu pendidikan dan PCM Purwareja Klampok yang diketuai oleh S. Darto serta Bachrun di bidang
Lebih terperinci