ABSTRAK. Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi
|
|
- Verawati Hartanto
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ISSN : Vol. 2 No. 2 Oktober-Desember HUBUNGAN SOSIAL BUDAYA DAN STATUS EKONOMI TERHADAP TINGGINYA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI DESA KARANG BAYAN KECAMATAN LINGSAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS SIGERONGAN 1 Sri Murniati, 1 Dian Sukma Astuti, 1 IGA Juliantari 1 Staf Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mataram ABSTRAK Kontrasepsi adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan yang bertujuan untuk menjarangkan kehamilan, merencanakan jumlah anak dan meningkatkan kesejahteraan keluarga agar keluarga dapat memberikan perhatian dan pendidikan yang maksimal pada anak. Penelitian ini bertujuan untk mengetahui hubungan sosial budaya dan status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat. Berdasrkan hasil uji statistic didapatkan kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah.000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. Dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa ada hubungan antara social budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesms Sigerongan Kecamatan Lingsar Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bidan,khususnya dalam pembelajaran program kebidanan dan Keluarga Berencana (KB) Kata kunci : Kontrasepsi Suntik,Sosial Budaya,Sosial Ekonomi PENDAHULUAN Kondisi dalam bidang kependudukan saat ini sangat memperihatinkan, setelah melihat fakta penduduk Indonesia berdasarkan Sensus Penduduk 2010 berjumlah 237,6 juta dan laju pertumbuhan penduduk 1,49 persen pertahun, pemerintah menjadikan revitalisasi program KB masuk dalam prioritas pembangunan nasional. Banyak hal yang mempengaruhi akseptor dalam memilih alat kontrasepsi antara lain adalah pertimbangan medis, latar belakang sosial budaya, sosial ekonomi, pengetahun, pendidikan, dan jumlah anak yang di inginkan. Disamping itu adanya efek samping yang merugikan dari suatu alat kontrasepsi juga berpengaruh dalam
2 menyebabkan bertambah atau berkurangnya akseptor suatu alat kontrasepsi (Depkes RI, 2007). Di NTB, pada tahun 2010 peserta KB yang tertinggi yaitu Suntikan (53,45%), terendah MOP (0,19%) (BKKBN Provinsi NTB, 2010). Dalam pemilihan alat kontrasepsi suntik, ditinjau dari segi sosial budaya, ada beberapa hal yang menimbulkan berbagai macam pandangan atau pendapat yang dapat memicu terjadinya pro dan kontra dalam pemilihan alat kontrasepsi antara lain adalah alat kontrasepsi yang ditanamakan didalam tubuh seperti IUD, implant dan alat kontrasepsi mantap, yaitu Seperti belum terbiasanya masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi tersebut yang di sebabkan adanya hambatan dukungan dari suami, dan masyarakat berfikir beberapa alat kontrasepsi dapat mempengaruhi kenyamanan dalam hubungan seksual. Ada juga pandangan dari agama-agama tertentu yang melarang penggunaan IUD, Implant dan Kontap. Selain itu munculnya berbagai macam mitos tentang alat kontrasepsi yang ditanamkan didalam tubuh (Erfandi, 2008). Tingginya minat masyarakat khususnya pasangan usia subur dalam menggunakan alat kontrasepsi suntikan dipengaruhi oleh popularitas yang menerima kontrasepsi suntikan 21 memuaskan bagi ibu-ibu yang bekerja menginginkan anak lebih sedikit dan munculnya kesadaran bahwa kesuburan yang berlebihan berbahaya bagi kesehatan serta presentase yang memakai kontrasepsi adalah wanita yang menikah usia tahun (BKKBN 2009). Pendapatan keluarga mempunyai hubungan yang signifikan terhadap pemilihan jenis kontrasepsi KB suntik pada wanita usia tahun. Dengan hasil uji statistik didapatkan bahwa pendapatan keluarga bermakna (p = 0,039< alpa 0,05 (Andhiyani, 2011) Berdasarka data yang di ada di Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Kabupaten Lombok Barat wilayah kerja Puskesmas Sigerongan pada tahun 2013 jumlah peserta KB aktif sebanyak orang, menggunakan kotrasepsi suntik 650 orang (62,0%), implant 121 orang (11,5 %), IUD 37 orang (3,5%), dan pil 180 orang (17,2 %) (Puskesmas Sigerongan, 2013). Beberapa hal yang mendukung terwujudnya gerakan KB nasional. Pada tahun 2003 lebih dari orang wanita (67,53%) berstatus menikah pernah menggunakan salah satu alat kontrasepsi dan sekitar orang wanita (51,66%) berstatus menikah sedang menjadi peserta KB aktif (Badan Pusat Statistik, 2003)
3 Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti Hubungan Sosial Budaya dan Status Ekonomi terhadap Tingginya Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik, di Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui hubungan sosial budaya dan status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di Desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kabupaten Lombok Barat. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi sosial budaya terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik pada kelompok yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. b. Mengidentifikasi status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik pada kelompok yang memakai dan tidak memakai di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. c. Menganalisa hubungan sosial budaya terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik 22 pada kelompok yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. d. Menganalisa hubungan status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik pada kelompok yang memakai dan tidak memakai alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan. METODE PENELITIAN Populasi Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang akan di teliti (Notoadmodjo, 2010). Populasi penelitian ini ialah seluruh akseptor KB Suntik di desa Karang Bayan sebanyak 650 orang. Sampel Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi, dalam penelitian ini jumlah sampel yang dipakai adalah 87 sampel. dan bersedia menjadi subjek penelitian (mengisi lembar informed consent). (Notoatmodjo, 2010) Tehnik sampling yang digunakan yaitu simple random sampling adalah tehnik penentuan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata
4 yang ada dalam populasi (Sugiyono, 2010). Rancangan penelitian Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan rancangan crosssectional dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui faktor yang dominan mempengaruhi sosial budaya dan status ekonomi terhadap tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan Kecamatan Lingsar wilayah kerja Puskesmas Sigerongan (Notoatmodjo 2010 ). data Pengumpulan data dan Pengolahan Sebelum melakukan pengumpulan data, peneliti membuat Informed Concent/ Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Kuesioner Metode yang di gunakan untuk pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk dijawab secara tertulis pula oleh responden (Nasution, 2009). Untuk mendapatkan data tentang faktor-faktor yang mempengruhi tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik, dilakukan dengan menggunakan kuesioner. 23 b. Instrumen Penelitian Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar kuesioner untuk mengukur variabel-variabel penelitian berdasarkan jawaban yang di berikan responden. Analisis Data Analisis ini dilakukan untuk menggambarkan karakteristik masingmasing variabel yang diteliti dengan menggunakan distribusi frekuensi dan persentase masing-masing kelompok, meliputi Sosial Budaya Status Ekonomi,tingginya pemakaian alat kontrasepsi Suntik Penelitian ini menggunakan uji statistik uji chi-square dengan program SPSS versi 17 dengan nilai kemaknaan 5% (ρ < 0,05) artinya apabila ρ 0.05 Ha diterima yang berarti ada hubungan bermakna, dan (ρ 0.05) maka Ho ditolak yang berarti tidak ada hubungan (Sugiyono,2010). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut : ( f 2 o X f 2 :Nilai Chi-square :Jumlah O :Frekuensi yang diobservasi h :Frekuensi yang di harapkan h f h )
5 24 Sosial Budaya HASIL PENELITIAN 1. Hubungan antara Sosial Budaya dengan Tingginya Pemakaian alat Kontrasepsi Suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kab. Lombok Barat. Pemakaian Alkon suntik Tidak Pakai Pakai Total Dari tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa pandangan positif terhadap alat kontrasepsi suntik yang memakai alkon suntik sejumlah 67 orang (38,6%), sedangkan responden yang berpandangan negatif yang memakai berjumlah 20 orang (11.5%), pandangan positif terhadap alkon suntik yang tidak memakai alkon suntik sejumlah 62 orang (35.7%), sedangkan yang berpandangan negatif terhadap alkon suntik yang tidak memakai sejumlah 25 orang (14.4%). Analisis N % N % N % Buruk Ρ value = Baik Total X 2 α = 0.05 df = 2 Tehnik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara Sosial Budaya dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi Suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar adalah dengan menggunakan uji statistik uji chi-square dengan program SPSS versi 17 dengan nilai kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah.000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. 2. Hubungan Status Ekonomi dengan Tingginya Pemakaian Alat Kontrasepsi suntik di Wilayah Kerja Puskesmas Sigerongan Kab. Lombok Barat. Pemakaian Alkon Suntik Analisis Status Ekono mi Pakai Tidak Pakai Total n % n % N % Tinggi Ρ value Sedang = 000 Rendah α = df = 2 Total Sumber : Data Primer Dari tabel di atas dapat ditunjukkan bahwa responden dengan status ekonomi tinggi yang memakai alkon suntik sebanyak 13 orang (7.5%), responden dengan status ekonomi sedang yang X 2
6 25 memakai alkon suntik berjumlah 37 orang (21.3%) dan responden dengan status ekonomi rendah yang memakai alkon suntik berjumlah 37 orang (21.3%). Responden dengan status ekonomi tinggi yang tidak memakai alkon suntik sejumlah 39 orang (22.5%), responden dengan status ekonomi sedang yang tidak memakai alkon suntik sebanyak 33 orang (18.9%) dan responden dengan status ekonomi rendah yang tidak memakai alkon suntik 15 orang (8.7%) Tehnik analisis data yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara Status Ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi Suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar adalah dengan menggunakan uji statistik uji chi-square dengan program SPSS versi 17 dengan nilai kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah.000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dan status ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. PEMBAHASAN a. Sosial Budaya Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 174 responden Dari Tabel 4.4. dan 4.5 dapat ditunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pandangan yang baik terhadap alat kontrasepsi suntik yaitu sejumlah 92 orang (52.9%) dan sebagian kecil memiliki pandangan buruk yaitu sebanyak 82 responden (47,2%). Hasil penelitian ini, sama dengan konsep teori yang ada di mana konsep teori menyatakan bahwa Faktor sosial budaya merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan jenis kontrasepsi, semakin baik tanggapan seseorang tentang alat kontrasepsi maka semakin meningkat pula penggunaan alat kontrasepsi tersebut (Erfandi, 2008) Hasil penelitian ini di dapatkan lebih banyak ibu-ibu yang menggunakan Alat Kontrasepsi Suntik berpandangan baik terhadap Alat Kontrasepsi tersebut, rata-rata dari jawaban pada kuesioner responden tidak mau menggunakan alat konrasepsi selain suntik dikarenakan mereka takut akibat mendengar mitosmitos yang beredar, seperti alat kontrasepsi IUD, mereka berfikir
7 26 bahwa alat kontrasepsi ini dapat mengganggu aktifitas sehari-hari, adanya hambatan dari suami yang tidak memperbolehkan istrinya untuk menggunakan alat kontrasepsi IUD yang di sebabkan karena kurangnya pemahaman para suami tentang alat kontrasepsi IUD dan adanya kepercayaan atau agama yang melarang dalam penggunaan alat kontrasepsi IUD, begitu juga dengan alat kontrasepsi Implant. Oleh karena itu rata-rata suami dari akseptor KB menyuruh istrinya untuk menggunakan alat kontrasepsi suntik. Kemudian ada juga yang mengatakan bahwa tidak mau menggunakan alat kontrasepsi Pil karena sering lupa dan malas harus minum setiap hari, sehingga banyak terjadi kegagalan dalam menggunakan alat kontrasepsi. Disamping itu adanya kepercayaan tertentu yang di yakini oleh masyarakat setempat yang berkaitan tentang beberapa jenis alat kontrasepsi, sehingga mereka memutuskan untuk tetap menggunakan alat kontrasepsi suntik tanpa mau mencoba atau mengombinasikannya dengan alat kontrasepsi yang lain. Penelitian ini di dukung dengan hasil-hasil penelitian orang lain diantaranya, penelitian di lakaukan oleh : Andhiyani (2011) tentang Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia Tahun menyatakan dari 103 responden lebih banyak responden berpandngan baik tehadap alat kontrasepsi Suntik yaitu 63 responden (61,16%) dan paling sedikit responden yang berpandangan buruk yaitu 40 responden (38,83%). Winarti (2009) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik, mengatakan dari 79 responden yang menggunakan alat kontrasepsi suntik yang memiliki pandangan baik terhadap alat kontrasepsi suntik lebih banyak yaitu 44 responden (55,69%) dan paling sedikit yang berpandangan buruk yaitu 35 responden (44,30%). Hasil penelitian ini dan hasil penelitian orang lain dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara sosial budaya yang menyebabkan tingginya penggunaan alat kontrasepsi suntik, karena responden sudah merasa nyaman menggunakan alat kontrasesi tersebut disamping harganya yang terjangkau mudah didapat serta tidak berpengaruh terhadap aktifitas seharihari. b. Status Ekonomi Hasil penelitian ini didapatkan responden yang memiliki pendapatan
8 27 tinggi sebanyak 52 orang (29.9%), responden dengan status ekonomi sedang sebanyak 70 orang (94.6%) dan respnden yang status ekonominya rendah sebanyak 52 orang (29.9%). Hasil penelitian ini, sama dengan konsep teori yang ada di mana konsep teori menyatakan bahwa Ekonomi atau pendapatan keluarga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi seseorang dalam pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus menyediakan dana yang diperlukan (Proverawati 2010). Hasil penelitian ini didapatkan rata-rata status ekonomi masyarakat setempat adalah menengah kebawah dimana dapat dilihat dari pekerjaannya sebagian besar masyarakat setempat bekerja sebagai buruh dimana penghasilan mereka setiap harinya tidak menentu, yang artinya untuk memikirkan kebutuhan primer seperti makan dan biaya hidup yang lain masih sangat sulit, sehingga memakai kontrasepsi bukan prioritas utama bagi mereka, oleh karena itu tidak terfikirkan bagi mereka untuk menggunakan alat kontrasepsi yang terbilang mahal, maka dari itu solusi yang mereka ambil adalah tetap menggunakan alat kontrasepsi suntik sebagai pilihan mereka disamping harganya yang sangat ekonomis dan terjangkau. Walaupun jika dihitung dari segi ke ekonomisannya, kontrasepsi pil jauh lebih murah di bandingkan dengan kontrasepsi suntik, akan tetapi masyarakat setempat khususnya di desa Karang Bayan, menurut survey yang telah peneliti lakukan cendrung malas untuk meminum pil KB setiap malam, ada juga yang mengatakan sering lupa sehingga seringkali terjadi kasus kegagalan dalam menggunakan kontrasepsi. Oleh karena itu masyarakat setempat lebih senang menggunakan alat kontrasepsi suntik di bandingkan dengan alat konrasepsi yang lainnya disamping harganya yang cukup ekonomis, alat kontrasepsi suntik ini juga sangat efektif dan mudah cara pemakaiannya. Menurut Handayani (2010) tinggi rendahnya status ekonomi dan keadaan ekonomi penduduk indonesia akan mempengaruhi perkembangan dan kemajuan program KB di Indonesia. Kemajuan program KB tidak lepas dari ekonomi masyarakat karena berkaitan erat dengan kemampuan masyarakt untuk membeli alat kontrasepsi yang digunakan. Contoh : karena bagi keluarga yang kurang mampu KB bukan merupakan kebutuhan pokok.
9 28 Dengan suksenya program KB maka perekonomian suatu negara lebih baik karena dengan anggota keluarga yang sedikit kebutuhan dapat lebih tercukupi dan kesejahteraan dapat terjamin. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden memiliki pendapatan sedang yaitu sebanyak 94.6%. walaupun penggalakan program KB mandiri di lakukan, tetapi ada kebijakan dari pemerintah untuk keluarga prasejahtera yaitu di sediakannya alat/obat kontrasepsi secara gratis. Penelitian ini didukung dengan hasil-hasil penelitian orang lain diantaranya, penelitian di lakaukan oleh : Agusleani (2011) tentang hubungan karakteristik, pengetahuan dan sikap aksepor KB suntik terhadap penggunaan KB suntik di desa Tambakbaya Puskesmas Mandala Cibadak Lebak, didapatkan hasil pendapatan keluarga tinggi sebanyak 54 orang (43.2%) pendapatan sedang 71 orang (56.8%) Annisa (2011) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kontrasepsi suntik pada akseptor KB di desa Pandiangan Kecamatan Lae Parira Kabupaten Dairi, didapatkan hasil status ekonomi mempunyai hubungan yang signfikan terhadap pemilihan jenis kontrasepsi KB suntik pada wanita usia tahun dengan hasil uji statistik didapatkan nila p = 0.039< α = Hasil penelitian ini dan hasil penelitian orang lain dapat di simpulkan bahwa ada hubungan antara status ekonomi yang menyebabkan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik, hal ini dikarenakan jika seseorang ingin mendapatkan pelayanan KB yang di inginkan maka seseorang tersebut harus menyediakan dana untuk mendaptkan pelayanan tersebut. Peneliti menggolongkan penghasilan tinggi jika penghasilannya Rp , sedang jika penghaslannya dan kategori rendah jika penghasilannya ( Badan Pusat statistik NTB). KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pandangan positf yaitu sebanyak 92 orang (52,9%)dan yang berpandangan negatif 82 orang (47.2%). 2. Dari hasil penelitian ini di dapatkan bahwa status ekonomi responden berdasarkan kategori tinggi sejumlah
10 29 52 orang (29.9%), Sedang sejumlah 70 orang (40.3%) dan Rendah sejumlah 52 orang (29.9%). 3. Dari hasil analisis data dari penelitian ini tentang hubungan sosial budaya dengan tingginya pemakaian alat kontarsepsi suntik di desa Karang Bayan dengan bantuan program SPSS versi 17 dengan dengan nilai kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah.000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. Dari hasil analisis data dari penelitian ini tentang hubungan Status Ekonomi dengan tingginya pemakaian alat kontarsepsi suntik di desa Karang Bayan dengan bantuan program SPSS versi 17 dengan dengan nilai kemaknaan atau dengan tingkat kesalahan ( ) 0,05 (ρ < 0,05, dengan perhitungan uji statistik Chi Square didapatkan nilai adalah.000. Karena nilai lebih kecil dari 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti terdapat hubungan antara sosial budaya dengan tingginya pemakaian alat kontrasepsi suntik di desa Karang Bayan wilayah kerja Puskesmas Sigerongan Kecamatan Lingsar. DAFTAR PUSTAKA Annisa, Ria.(2011). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Metode Kontrasepsi Pada PUS Di Wilayah Kerja Puskesmas. (Online) Agusleani.(2011).Hubungan Karakteristik,Pengetahuan Dan Sikap Akseptor KB Suntik Di Desa Tambakbaya Puskesmas Mandala Cibadak Lebak. Andhiyani.(2011).Faktor-Faktor Yang Berhubungan Denagn Pemilihan Kontrasepsi Non IUD Pada Akseptor KB Wanita Usia Tahun. BKKBN Provinsi NTB, (2010), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2010, Mataram BKKBN Provinsi NTB, (2011), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2011, Mataram BKKBN Provinsi NTB, (2012), laporan peserta KB baru dan aktif tahun 2012, Mataram BKKBN Pusat, (2011), Profil Kependudukan dan keluarga berencana nasional, Jakarta Glaster, Anna Metode Kontrasepsi, Jakarta:EGC Hanafi Keluarga Berencana Dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan Handayani, Sri. (2010). Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta. Pustaka Rihama Hidayat, Alimul Aziz Metode Penelitian Kebidanan Tenik
11 30 Analisa Data.Jakarta: Salemba Medik Imbarwati Panduan praktis pemilihan alat kontrasepsi. Jakarta : EGC Machfoedz,Ircham Teknik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Keperawatan dan Kebidanan. Yogyakarta: Fitriamaya Notoatmodjo Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta : PT Rineka Cipta Novita, Diah Panduan Lengkap Pelayanan KB. Jogjakarta : Muhamedika Nasution Metode Research. Jakarta : Bumi Aksara Sujiatini Metode alat kontrasepsi dan reproduksi. Jogjakarta : Muhamedika Saifudin, Abdul Bari (2010). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : YBP-SP Sugiyono Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA Sugiyono Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: ALFABETA Varney, Helen Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC Winarti.(2009).Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemakaian Alat Kontrasepsi Suntik.
Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013
Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 213 Dahliana, Dosen poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan Kebidanan ABSTRAK
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN AKSEPTOR TENTANG KONTRASEPSI SUNTIK CYCLOFEM ( 1 BULAN ) DENGAN KEPATUHAN JADWAL PENYUNTIKAN ULANG DI DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA Ita Rahmawati 1, Asmawahyunita
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA AKSEPTOR KB DI DESA PULO ARA KECAMATAN KOTA JUANG KABUPATEN BIREUEN Ridha Andria 1*) 1 Dosen STIKes Darussalam Lhokseumawe
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL
GAMBARAN PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG AKDR DI PUSKESMAS CIKOLE PANDEGLANG 2012 JURNAL ARSIAH NURHIDAYAH PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA BEKASI 2012
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG IUD DENGAN MINAT KB IUD DI DESA MOJODOYONG KEDAWUNG SRAGEN Hajar Nur Fathur Rohmah, Ida Fitriana Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: Keluarga Berencana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi oleh Indonesia di bidang kependudukan adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi. Semakin tingginya pertumbuhan penduduk maka semakin
Lebih terperinciSukriani 1),Priharyanti Wulandari 2)
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ALAT KONTRASEPSI DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA IBU PRIMIPARA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBAKAJI KOTA SEMARANG Sukriani 1),Priharyanti Wulandari 2) 1
Lebih terperinciKustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2)
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS NGESREP KELURAHAN NGESREP KECAMATAN BANYUMANIK SEMARANG Kustriyanti 1),Priharyanti Wulandari 2) 1 Program
Lebih terperinciAKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI
AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI Oleh: Elisya Handayani S, S.ST Efek samping yang paling tinggi frekuensinya dalam
Lebih terperinciHUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG
33 HUBUNGAN KELOMPOK UMUR PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DENGAN PEMILIHAN JENIS ALAT KONTRASEPSI DI DESA PADAMUKTI KECAMATAN SOLOKANJERUK KABUPATEN BANDUNG Abstrak Ratih Ruhayati, S.ST, M.Keb Alat Kontrasepsi
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PARTISIPASI SUAMI MENJADI AKSEPTOR KELUARGA BERENCANA (KB) DI DESA KEBET KECAMATAN BEBESEN KABUPATEN ACEH TENGAH JURNAL SKRIPSI Diajukanuntuk melengkapi tugas dan memenuhi
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN IBU DALAM PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA JEPANG PAKIS Mestuti Hadi AKBID Mardi Rahayu Kudus ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN
Lebih terperinciVolume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :
HUBUNGAN PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA DI KECAMATAN SERENGAN Devi Pramita Sari APIKES Citra Medika Surakarta ABSTRAK Pasangan Usia
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN
ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Yeti Yuwansyah Penggunaan alat kontrasepsi sangat
Lebih terperinciMEDICA MAJAPAHIT. Vol 5. No. 2 Oktober 2013
HUBUNGAN PEKERJAAN DAN PENGETAHUAN DENGAN KETEPATAN KUNJUNGAN ULANG KB SUNTIK 3 BULAN DI POLINDES ANYELIR DESA BENDUNG KECAMATAN JETIS KABUPATEN MOJOKERTO Dian Irawati*) Abstrak Tujuan dari penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan Negara terbesar keempat di dunia dalam hal jumlah penduduk. Permasalahan yang sangat menonjol adalah jumlah penduduk yang semakin meningkat, penyebaran
Lebih terperinciHUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR
HUBUNGAN PELAYANAN KONSELING KB TENTANG AKDR DENGAN CAKUPAN AKSEPTOR AKDR Yefi Marliandiani, Krisnamurti Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya ABSTRAK Program Keluarga Berencana yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG
BAB I PENDAHULUAN I.I LATAR BELAKANG Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia dapat menimbulkan masalah baik bagi pemerintah maupun masyarakat karena sangat erat hubungannya dengan kondisi ekonomi dan
Lebih terperinciFAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD) DIWILAYAH KERJA PUSKESMAS SIMPANG TIGA KABUPATEN PIDIE. TAHUN 2013 Nurbaiti Mahasiswi Pada STIKes U Budiyah Banda
Lebih terperinciGAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK
GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK Lina Darmayanti Bainuan* *Akademi Kebidanan Griya Husada, Jl. Dukuh Pakis Baru II no.110 Surabaya Email : admin@akbid-griyahusada.ac.id
Lebih terperinciFaktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan Kontrasepsi Pasangan Usia Subur Di Puskesmas Damau Kabupaten Talaud Anita Lontaan 1, Kusmiyati 2, Robin Dompas 3 1,2,3. Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). mengatur jarak kelahiran atau mengurangi jumlah kelahiran dengan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health Organization) adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana (KB). Progam KB yang baru didalam paradigma ini
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang memiliki banyak masalah kependudukan dan belum bisa teratasi hingga saat ini. Hasil sensus Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan
Lebih terperinciHUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO Hajar Nur Fathur Rohmah, Zulaikha Abiyah Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017
HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN DENGAN EFEK SAMPING ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTA MANNA KABUPATEN BENGKULU SELATAN Eka Rati Astuti Akademi Kebidanan Manna Abstrak: Alat kontrasepsi suntik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri, memiliki jumlah anak yang
Lebih terperinciHubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1
HUBUNGAN PENGGUNAAN KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN PADA WANITA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS LOK BAINTAN Adriana Palimbo 1, Hariadi Widodo 2, Nur Redha 3 1 Dosen Program Studi DIV
Lebih terperinciJl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK
Jurnal Ilmu Kebidanan dan Kesehatan (Journal of Midwifery Science and Health) Akbid Bakti Utama Pati ISSN: 2087-4154 Vol. 7 No. 2 Juli 2016 On-line http://akbidbup.ac.id/jurnal-2/ HUBUNGAN EFEK SAMPING
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mulai dari penyediaan fasilitas pendidikan, kesehatan, lapangan kerja, dan
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Indonesia berada di urutan ke empat dengan penduduk terbesar di dunia setelah Amerika, China, dan India. Jumlah penduduk Indonesia dari hasil Sensus 2010 mencapai angka
Lebih terperincipemakaian untuk suatu cara kontrasepsi adalah sebesar 61,4% dan 11% diantaranya adalah pemakai MKJP, yakni IUD (4,2 %), implant (2,8%), Medis
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara berkembang yang memiliki jumlah penduduk cukup padat. Berdasarkan sensus penduduk tahun 2010 jumlah penduduk Indonesia adalah 237.556.363
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN SUAMI TENTANG KB DENGAN PARTISIPASI SUAMI DALAM BER-KB DI KELURAHAN KEMANG KABUPATEN BOGOR Dedes Fitria 1, Sinta Nuryati 2 1 Poltekkes Kemenkes Bandung 2 Poltekkes Kemenkes
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014
JURNAL KEBIDANAN Vol 1, No 3, Oktober 2015: 110-115 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PADA WANITA USIA SUBUR (WUS)DI KELURAHAN CAMPANG RAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2014 Sunarsih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Program KB di Indonesia telah mengalami perkembangan yang sangat pesat, ditinjau dari sudut, tujuan, ruang lingkup geografi, pendekatan, cara operasional dan dampaknya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang memiliki banyak masalah kependudukan yang hingga saat ini belum bisa diatasi. Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan hasil sensus adalah
Lebih terperinciMitha Destyowati ABSTRAK
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal
Lebih terperinciImelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK
HUBUNGAN PARITAS DAN SIKAP AKSEPTOR KB DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI JANGKA PANJANG DI KELURAHAN MUARA ENIM WILAYAH KERJA PUSKESMAS PERUMNAS KOTA LUBUKLINGGAU TAHUN 2012 Imelda Erman, Yeni Elviani
Lebih terperinciGAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN
GAMBARAN PENGETAHUAN PUS TENTANG KB LENDIR SERVIKS DI DESA BALUNG TAWUN KECAMATAN SUKODADI KABUPATEN LAMONGAN Martikowati Suryanis*, Andri Tri Kusumaningrum**, Mu ah***.......abstrak....... Kontrasepsi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. berdasarkan sensus penduduk mencapai 237,6 juta jiwa. keluarga kecil yang sehat dan sejahtera yaitu melalui konsep pengaturan jarak
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Cina,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan masalah besar bagi Negara di dunia khususnya Negara berkembang. Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat
Lebih terperinciIDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG
IDENTIFIKASI SIKAP IBU USIA SUBUR TENTANG ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM DI RT 04 RW 07 KELURAHAN BALEARJOSARI KECAMATAN BLIMBING KOTA MALANG Eva Inayatul Faiza 1, Riski Akbarani 2 eva_inayatul@yahoo.com
Lebih terperinciHUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI
HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : Iga Sukma Anggriani 201410104236 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN
HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN SIKAP AKSEPTOR KB TERHADAP KONTRASEPSI METODE OPERASI WANITA (MOW) DI DESA BARON MAGETAN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat
Lebih terperinciOleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi
Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemilihan KB Hormonal Jenis Pil Dan Suntik Pada Akseptor KB Hormonal Golongan Usia Resiko Tinggi Di Puskesmas Cipageran Cimahi Utara Bulan Juli - Agustus 2010 ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingginya angka kelahiran di Indonesia masih menjadi masalah utama dalam kependudukan. Sejak 2004, program keluarga berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI DI WILAYAH PUSKESMAS SEKAMPUNG KABUPATEN LAMPUNG TIMUR Rosmadewi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Tanjungkarang E-mail:
Lebih terperinciFaktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Penggunaan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim Di Puskesmas Tatelu Kabupaten Minahasa Utara Sarce Pinontoan 1, Sesca D. Solang 2, Sandra G.J. Tombokan 3 1. Puskesmas Tatelu
Lebih terperinciPENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.
PENGARUH PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI KOMBINASI PROGESTERON ESTROGEN TERHADAP KEJADIAN KANKER LEHER RAHIM DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA. Muthiah Rissa Pratiwi, S.S.T. Abstrak Kanker leher rahim adalah kanker
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk serta meningkatkan kesehatan ibu dan anak.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Program KB di Indonesia sudah dimulai sejak tahun 1957, namun masih jadi urusan kesehatan dan bukan menjadi urusan kependudukan. Sejalan dengan semakin meningkatnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memungkinkan wanita untuk merencanakan kehamilan sedemikian rupa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Program Keluarga Berencana (KB) berpotensi meningkatkan status kesehatan wanita dan menyelamatkan kehidupannya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara memungkinkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan salah satunya adalah keluarga berencana. Visi program
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kepadatan penduduk menjadi masalah pemerintah yang menjadi problem dalam pertumbuhan penduduk. Usaha pemerintah dalam menghadapi kependudukan salah satunya adalah keluarga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk yang relatif tinggi, penyebaran penduduk yang tidak merata, kualitas. penduduk yang harus ditingkatkan (Saifuddin, 2006).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan penduduk yang pesat merupakan suatu masalah yang dihadapi oleh Negara berkembang termasuk Negara Indonesia. Negara Indonesia mempunyai masalah yang komplek,
Lebih terperinciKata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
ORIGINAL RESEARCH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR MENGGUNAKAN NON METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG (NON MKJP) DI KOTA PONTIANAK Tisa Gusmiah 1, Surtikanti 1, Ronni Effendi 1 1 Sekolah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Meskipun program KB dinyatakan cukup berhasil di Indonesia, namun dalam pelaksanaan hingga saat ini juga masih mengalami hambatan hambatan. Dari hasil penelitian diketahui
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu dari lima negara berkembang yaitu, India, Pakistan, Brazil, dan Nigeria yang memberikan kontribusi besar pada pertambahan penduduk dunia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan. 35 tahun (Hartanto, 2004).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Jumlah penduduk Indonesia, menempati posisi keempat terbesar di dunia (Cina, India, dan Amerika Serikat) dengan laju pertumbuhan yang relatif tinggi. Program KB merupakan
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN KEPATUHAN AKSEPTOR KB PIL DENGAN KEGAGALAN KONTRASEPSI PIL DI KABUPATEN LAMPUNG SELATAN Helmi Yenie* *Dosen Jurusan Kebidanan Poltekkes Tanjungkarang Prevalensi kegagalan KB pil di
Lebih terperinciDesi Andriani * Kaca Kunci : Pengetahuan, Pendidikan, AKDR. Daftar pustaka : 16 ( )
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT PENDIDIKAN PASANGAN USIA SUBUR DENGAN PENGGUNAAN AKDR DI KELURAHAN BENTENG PASAR ATAS WILAYAH KERJA PUSKESMAS RASIMAH AHMAD BUKITTINGGI TAHUN 2014 Desi Andriani * ABSTRAK
Lebih terperinciGAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009
GAMBARAN MOTIVASI SUAMI TERHADAP KONTRASEPSI MANTAP DI DUKUH SIDOKERTO PURWOMARTANI KALASAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2009 Ani Fadhilah Prihastuti 1, Umu Hani Edi Nawangsih 2, Darmawanti Setyaningsih 3 Intisari
Lebih terperinciKARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN
KARAKTERISTIK AKSEPTOR NON AKDR TENTANG KONTRASEPSI AKDR DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GADANG HANYAR BANJARMASIN Dini Rahmayani 1, Ramalida Daulay 2, Erma Novianti 2 1 Program Studi S1 Keperawatan STIKES
Lebih terperinciHUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA ABSTRAK
HUBUNGAN INFORMASI DENGAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI METODE OPERASI PRIA (MOP) PADA PRIA PASANGAN USIA SUBUR DI KECAMATAN PAKUALAMAN YOGYAKARTA Susiana Sariyati Prodi DIII Kebidanan, Universitas Alma ata Yogyakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah jumlah penduduk yang besar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang tidak lepas dari masalah kependudukan. Secara garis besar masalah masalah pokok di bidang kependudukan yang dihadapi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai jenis masalah. Masalah utama di Indonesia dalam bidang kependudukan adalah masih tingginya pertumbuhan
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD
FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD Tetty Rihardini, SST Prodi D-III Kebidanan Universitas PGRI Adi Buana Surabaya tettyrihardini@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. penduduk 2010 telah mencapai jiwa (BPS, 2010).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia berdasarkan sensus penduduk 2010 telah mencapai 237.641.326 jiwa (BPS, 2010). Untuk menekan laju pertumbuhan penduduk, pemerintah telah menerapkan
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN KB VASEKTOMI TERHADAP PENGETAHUAN SUAMI DI DESA SOCOKANGSI KECAMATAN JATINOM KABUPATEN KLATEN SKRIPSI Diajukan UntukMemenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciGAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG
GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA CAKUPAN KB IUD DI DESA KEBONAGUNG KECAMATAN PAKISAJI KABUPATEN MALANG Riski Akbarani, Eva Inayatul Faiza Sekolah Email : aisha_kiki@yahoo.co.id ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional mencakup upaya peningkatan semua segi kehidupan bangsa. Agar penduduk dapat berfungsi sebagai modal pembangunan dan merupakan sumber daya manusia
Lebih terperinciOleh: Ismail dan Sisca Febryani Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Wiralodra Indramayu
HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN PASANGAN USIA SUBUR (PUS) TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI MANTAP (KONTAP) DI DESA KARANGAMPEL KIDUL KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Ismail dan Sisca Febryani Fakultas
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan telah, sedang dan akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah penduduk merupakan salah satu masalah yang dihadapi oleh negara berkembang, termasuk Indonesia. Salah satu masalah kependudukan yang dihadapi Indonesia adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia mengalami persoalan besar yang sedang dialami oleh sebagian besar negara-negara di dunia yaitu masalah kependudukan. Laju pertumbuhan penduduk di Indonesia
Lebih terperinciGASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 ( )
GASTER, Vol. 8, No. 1 Februari 2011 (633-646) HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PRIA TENTANG KELUARGA BERENCANA DENGAN PERILAKU PRIA DALAM BERPARTISIPASI MENGGUNAKAN METODE KONTRASEPSI KELUARGA BERENCANA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah utama yang dihadapi Indonesia di bidang kependudukan adalah pengendalian tingkat kelahiran dan usaha penurunan tingkat pertambahan penduduk yang demikian telah
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN RENDAHNYA PENGGUNAAN KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE () PADA WANITA USIA SUBUR (WUS) DI DESA SIDOMUKTI KECAMATAN BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG Novayanti Murdaningsih,
Lebih terperinciVolume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KB KONDOM DI DESA BANGSALAN KECAMATAN TERAS KABUPATEN BOYOLALI The Relationship Between The Knowledge Level And Men s Participation In Family
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi oleh semua negara baik negara maju maupun negara berkembang. Indonesia merupakan salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasangan Usia Subur diharapkan menggunakan metode kontrasepsi untuk menekan jumlah populasi penduduk. Anjuran pemakaian metode kontrasepsi ini sudah diterapkan dibeberapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya pemerintah, masyarakat juga diperlukan partisipasinya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belarkang Masalah kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat juga
Lebih terperinciABSTRAK. Referensi : 16 buku ( ) + 7 kutipan dari internet Kata Kunci : Pengetahuan, tingkat ekonomi, pemilihan alat kontrasepsi..
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN TINGKAT EKONOMI KELUARGA TERHADAP PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI PADA PUS DI DESA BLANG LANCANG KECAMATAN JEUNIEB KABUPATEN BIREUEN TAHUN 2016 Dewi Lisnianti 1*) dan Desi Safriani
Lebih terperinciPENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PROFIL KB IUD PADA IBU PRIMIGRAVIDA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DONOROJO PACITAN NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Made Intan Wahyuningrum
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN
PENELITIAN HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN DEPO MEDOKRASI PROGESTRONE ASETAT (DMPA) DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN Ayu Safitri *, Holidy Ilyas **, Nurhayati ** *Alumni Jurusan Keperawatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar. Indonesia masuk dalam peringkat ke empat di dunia setelah berturut-turut China, India dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo, 2007). Berdasarkan data
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih memiliki kualitas penduduk yang sangat rendah dengan ditandai terhambatnya pelaksanaan pembangunan nasional (Prawirohardjo,
Lebih terperinciPENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT. Yunik Windarti
PENGARUH PENGETAHUAN AKSEPTOR DENGAN PEMILIHAN KONTRASEPSI IMPLANT Yunik Windarti Fakultas Keperawatan dan Kebidanan Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya Jl. Smea 57 Surabaya Email : yunikwinda@unusa.ac.id
Lebih terperinciJurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID
PENELITIAN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID Anisa K.A*,Titi Astuti* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang
Lebih terperinciNuke Devi Indrawati. Tlp : ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR KEBIJAKAN DAN PENGETAHUAN TENTANG PELAYANAN KB YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD PADA IBU PASANGAN USIA SUBUR AKSEPTOR KB DI KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG Nuke
Lebih terperinciVolume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA PEMILIHAN KB MOW DI DESA KALIPUCANG KULON WELAHAN JEPARA TAHUN 2013 Devi Rosita 1 INTISARI Peningkatan penduduk di Indonesia sangat mengkhawatirkan. Tanpa adanya
Lebih terperinciVol 1, No 1, April 2017 ISSN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SUAMI DENGAN PENGGUNAAN KONDOM DI DESA BUKIT MELINTANG WILAYAH KERJA PUSKESMAS KUOK TAHUN 204 Fitri Handayani Dosen FIK Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai, Riau, Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan menyelenggarakan program KB nasional. (BKKBN, 2011) dihitung berbagi perbandingan atau rasio (ratio) antara lain : rasio jenis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dasar penanganan masalah kependudukan adalah Undang-undang No. 52 tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga yang mengamanatkan bahwa kewenangan
Lebih terperinciHUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN.
HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK 1 BULAN DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPS NY. YULIANA KABUPETEN LAMONGAN Diah Eko Martini.......ABSTRAK....... Kontrasepsi hormonal 1 bulan merupakan Alat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Target dari Millenium Development Goals (MDGs) 2015, salah satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka kematian Bayi atau Balita (AKB), serta
Lebih terperinciOleh : Eti Wati ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN METODE KONTRASEPSI JANGKA PANJANG PADA PUS DI DESA KANCANA WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2015 Oleh : Eti Wati ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 :
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut WHO (World Health Organisation) expert Committe 1970 : keluarga berencana adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk menghindari kehamilan yang
Lebih terperinciMotivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi
Motivasi Ibu dalam Penggunaan KB IUD di Puskesmas Pakuan Baru Kota Jambi Subur meningkat sebesar 1,7% (758.770). Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya kelangsungan pemakaian kontrasepsi, termasuk pembinaan
Lebih terperinciYeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang
Hubungan Usia dan Partus Terhadap Device (IUD ) di Wilayah Kerja Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang ABSTRAK Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan berbagai
Lebih terperinciTingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia JOURNAL NERS AND MIDWIFERY INDONESIA Tingkat Ekonomi Keluarga Berhubungan dengan Pemilihan Alat Kontrasepsi di Dukuh Manukan Sendangsari Pajangan Bantul Diyah Intan
Lebih terperinciHUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN
HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang besar. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu permasalahan global yang muncul
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah kepadatan kependudukan di Indonesia merupakan salah satu masalah serius yang perlu mendapatkan perhatian khusus dari semua pihak. Tidak hanya pemerintah, masyarakat
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN
HUBUNGAN PENGETAHUAN AKSEPTOR KB PIL ORAL KOMBINASI DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI KB PIL DI DESA KARANG KECAMATAN DELANGGU KLATEN Endah Purwaningsih 1), Yeniatun Kusumah 2) ABSTRAK Menurut WHO, tahun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai. masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dengan berbagai masalah. Masalah utama yang dihadapi di Indonesia adalah dibidang kependudukan yang masih tingginya
Lebih terperinci