PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN LAPIS GLASS FIBER REINFORCED POLYMER ( GFRP ) I Ketut Sudarsana 1 dan A.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN LAPIS GLASS FIBER REINFORCED POLYMER ( GFRP ) I Ketut Sudarsana 1 dan A."

Transkripsi

1 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN LAPIS GLASS FIBER REINFORCED POLYMER ( GFRP ) I Ketut Sudarsana 1 dan A.A Gede Sutapa1 Abstrak: Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh perkuatan kolom bulat beton bertulang dengan metode jacketing menggunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) dengan panjang sambungan (overlapping) GFRP yang bervariasi terhadap perilaku keruntuhan, daya dukung aksial dan daktilitas aksial kolom. Sebanyak 21 buah silinder beton dengan diameter 1 mm dan tinggi mm dibuat dan dites. Variasi panjang sambungan GFRP adalah 1%, 1%, 2%, 2% dan % dari panjang sambungan hasil perhitungan yang didasarkan pada kuat tarik dan kuat rekatan GFRP. Pengujian dilakukan dengan memberikan beban tekan pada benda uji sampai benda uji mengalami keruntuhan. Data yang dicatat dalam pengujian adalah perilaku runtuh, beban maksimum benda uji dan perpendekan longitudinal benda uji untuk setiap peningkatan beban sebesar 1 kn. GFRP dengan sambungan 1% dan 1% mengalami gagal geser pada sambungan sedangkan GFRP dengan sambungan 2% sampai dengan % gagal tarik (putus) di luar sambungan. Hasil pengujian menunjukkan perkuatan kolom bulat beton bertulang dengan metode jacketing/wrapping dengan satu lapis GFRP mampu meningkatkan daya dukung aksial sebesar 11,86% sampai dengan 1,2% dan daktilitas aksial sebesar 12,41 % sampai dengan 47,14%. Kata kunci: perkuatan, metode jacketing, kolom bulat beton bertulang, GFRP, daya dukung aksial, daktilitas aksial. STRENGTHENING OF CIRCULAR REINFORCED CONCRETE COLUMN USING GLASS FIBER REINFORCED POLYMER (GFRP) WRAP Abstract: The paper presents an experimental investigation the effect of circular reinforced concrete short columns strengthening using Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) wrap with variation of overlapping to failure behavior, axial capacity and axial ductility. Twenty one cylindrical concrete specimens with diameters of 1 mm, and mm high were made and tested. Variations of overlapping in this research were 1%, 1%, 2%, 2% and % from overlapping that calculation with GFRP ultimate tension and ultimate debonding strength. Compressive load was applied to the specimens until the specimens failure. Data that note when test were; failure behavior, maximum load and longitudinal strain for every 1 kn increasing load. GFRP with overlapping 1% and 1% failed by sliding (debonding) in overlapping zone, while GFRP with overlapping 2% until % failed by broken outside overlapping zone. The experimental results show that circular reinforced concrete columns strengthening by jacketing method/wrapping using one layer of GFRP sheet increasing axial capacity by 11,86% until 1,2% and axial ductility by 12,41% until 47,14%. Keywords: strengthening, jacketing method, circular reinforced concrete columns, GFRP, axial capacity, axial ductility. 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar. 1

2 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 PENDAHULUAN Latar Belakang Teknik perkuatan struktur, khususnya kolom beton bertulang, telah banyak dilaporkan dalam literatur, antara lain dengan menambah dimensi kolom dengan menggunakan campuran beton baru, beton pracetak atau baja, pemasangan wire mesh reinforcement, jacketing dengan beton atau baja serta jacketing dengan FRP. Penambahan dimensi kolom tentu akan menambah kapasitas dukung kolom, namun berat sendiri struktur juga akan bertambah besar. Hal ini tidak baik terhadap perilaku dinamis struktur. Perkuatan kolom dengan metode jacketing menggunakan material komposit Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kekuatan kolom. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Kawashiwa et.al (1997 ), Mirmiran dan Shahawy (1997), dibuktikan metode jacketing menggunakan FRP cukup efektif meningkatkan kapasitas aksial kolom. Jenis serat yang umum dipakai dalam FRP adalah serat gelas, karbon dan aramid. Efektivitas perkuatan dengan metode jacketing selain ditentukan oleh kekuatan material FRP yang dipakai, juga dipengaruhi oleh kekuatan rekatan pada daerah sambungan (overlapping zone). Penelitian ini meninjau pengaruh perkuatan kolom bulat beton bertulang dengan metode jacketing menggunakan Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) dengan panjang sambungan (overlapping) yang bervariasi terhadap perilaku runtuh, daya dukung aksial dan daktilitas aksial kolom. Manfaat Beberapa penelitian penggunaan lapis GFRP sebagai perkuatan komponen struktur terutama kolom telah banyak dilakukan dan menunjukkan hasil yang baik. Sebagian besar penelitian menggunakan GFRP dengan arah yang unidirection. Penggunaan serat dengan tipe woven roving belum banyak dilakukan pada 2 bangunan sipil, sementara keberadaan tipe ini banyak dijumpai dilapangan. Oleh karena itu masih perlu dilakukan penelitian Landasan Teori Beton yang dikekang lateral mengalami kondisi tegangan tiga arah (triaksial stress). Kuat tekan beton yang didapat dari pengujian silinder yang diberi tekanan lateral berupa benda cair mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuat tekan silinder dengan pembebanan uniaksial (MacGregor, 2). Untuk beton normal, hubungan antara kedua kuat tekan silinder beton dapat dinyatakan sebagai berikut : f ' cc f ' c 4,1 fl (1) sedangkan pengaruh dari pengekangan terhadap beton ringan dan beton mutu tinggi tidak terlalu tinggi (Park and Paulay, 197; MacGregor, 1997) dan dapat dinyatakan : f ' cc f ' c 2, fl (2) Dimana f cc adalah kuat tekan beton terkekang; f c adalah kuat tekan beton uniaksial; dan fl adalah tegangan lateral benda cair dengan nilai konstan. Daktilitas Aksial Beton Terkekang Daktilitas merupakan ukuran suatu komponen struktur untuk mampu berdeformasi (pasca-elastik) tanpa kehilangan kekuatan yang cukup besar. Razvi dan Saatcioglu (1989) mengusulkan daktilitas aksial kolom yang dibebani sentris dapat dihitung berdasarkan rasio regangan aksial pada tegangan 8 % tegangan maksimum setelah melewati beban puncak dengan regangan aksial pada saat tegangan puncak maksimum dicapai (ε8/ε1). Perilaku daktail dari kolom dengan beban aksial sentris dapat juga dilihat dari diagram hubungan antara tegangan dengan regangan yang terjadi seperti terlihat pada Gambar 1.

3 Perkuatan Kolom Bulat Beton Bertulang.. Sudarsana dan Sutapa Beton terkekang Sengkang putus pertama kali f'cc f'co f't Beton tak terkekang Ec Esec c 2 co sp cc Asumsi untuk selimut beton cu MATERI DAN METODE Kuat Tekan Beton (f c) Campuran beton dibuat berdasarkan rancangan campuran menurut SNI-22. Kuat tekan rata-rata rencana adalah 2. Pemeriksaan terhadap material agregat halus dan kasar didapat hasil seperti pada Tabel 1. Berdasarkan karakteristik material penyusunnya didapat perbandingan semen:pasir:kerikil adalah 1:2:. Pengujian tekan beton pada umur 28 hari didapatkan kuat tekan rata-rata rencana sebesar 14,6. Tabel 1. Hasil pemeriksaan agregat (halus dan kasar ) Kg/ltr % Agregat halus (Pasir) 2,8,627 Agregat kasar (Kerikil) 1,8 2,74-2,4 7,6 Kg/ltr 1,82 1,46 % %,41 2,889,9 - Satuan 1 2 Berat jenis Penyerapan air Modulus kehalusan Berat satuan Kadar air Kadar lumpur 4 6 Baja Ø mm 4 Tegangan leleh baja ( fy ) Tegangan tarik maksimum ( fsu ) Tegangan putus baja ( fsp ) fy,actual/fy, spec 474,2 98, 428,4 1,98 417,8 19,71 42, 1,74 fsu/fy 1,26 1,2 Keterangan 1 Gambar 1. Model tegangan-regangan beton terkekang dengan pembebanan statik (sumber: Mander et.al.,1984) Keterangan Baja Ø 7 mm No. 2 o No. Tabel 2. Hasil pengujian tarik baja tulangan Tabel 2 menunjukkan bahwa tegangan leleh baja hampir 2 kali tegangan leleh spesifikasi pabrik untuk baja polos U24 (fy = 24 ). Persyaratan yang ditentukan dalam SNI-22 untuk baja tulangan pada struktur tahan gempa dimana rasio antara kuat leleh baja hasil pengujian laboratorium dan kuat leleh yang ditentukan pabrik (fy,actual/fy,spec) sebesar 1, sampai 1, tidak dapat dipenuhi. Kondisi ini memiliki implikasi yang sangat besar dalam menentukan kapasitas momen suatu penampang dan pengaruhnya terhadap gaya geser yang bekerja. Namun persyaratan lain dari SNI-22 untuk baja tulangan dimana baja tulangan tersebut di atas memiliki kemampuan elastoplastis yang sesuai dengan persyaratan (fsu/fy > 1,2). Diagram teganganregangan baja hasil pengujian ditampilkan pada Gambar Baja tulangan Karakteristik baja tulangan yang dipergunakan dalam penilitian ini didapat berdasarkan pengujian tarik di laboratorium untuk baja tulangan Ø 7 mm dan Ø mm diperoleh hasil seperti pada Tabel Diameter 8 mm 1 Diameter 6 mm.1.2. R e g a ng a n ( m m / m m ).4. Gambar 2. Diagram tegangan regangan baja tulangan

4 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) FRP merupakan material komposit antara serat dan polymer. Dalam penelitian ini serat glass yang digunakan berupa lembaran yang telah dianyam yang termasuk tipe woven roving. Sedangkan perekat epoxy didapat dari produk komersial yang banyak beredar dipasaran. Serat gelas yang belum digabungkan ditunjukkan pada Gambar. Gambar. Serat gelas tipe woven roving sebelum digabungkan Pengujian tarik di laboratorium dilakukan setelah kedua material tersebut digabungkan sehingga membentuk material komposit seperti terlihat pada Gambar 4, specimen pengujian tarik GFRP dibuat mengikuti bentuk pengujian tarik baja profil (coupon test). Hasil uji tarik diketahui tegangan tarik ultimit (ffu) dan tegangan rekatan ultimit (τbu) GFRP adalah berturut-turut sebesar 6,7 dan 12,. longitudinal ini ditentukan dengan memperhitungkan kapasitas alat uji yang akan digunakan dengan sengkang bulat sejarak d/2, dimana d didapat dengan mengambil penutup beton bersih sebesar 2 mm. Panjang overlapping sengkang ini mengikuti ketentuan dalam SNI-22. Pengecoran benda uji dilakukan secara bertahap setiap buah benda uji mengingat kapasitas alat pencampur (concrete mixer) terbatas. Untuk mendapatkan campuran beton yang konsisten, terutama mengenai gradasi agregatnya, maka dilakukan pengaturan kandungan diameter agregat yang sama untuk setiap pencampuran. Perawatan benda uji dengan moist curing selama 7 hari dilakukan setelah cetakan dibuka. Perawatan ini dilakukan dengan menutupi benda uji dengan karung goni basah dan dibungkus dengan plastik. Setelah masa perawatan, benda uji disimpan pada tempat yang aman dalam kondisi ruangan sampai pemasangan FRP siap dilakukan pada umur 14 hari. Gambar. Konfigurasi tulangan Gambar 4. Serat gelas dan perekat epoxy setelah digabungkan SET-UP PENGUJIAN Rancangan Benda Uji Benda uji yang digunakan berupa silinder beton bertulang ukuran 1 x mm dengan jumlah tulangan longitudinal 4Ø7 mm dan sengkang Ø- mm, seperti terlihat pada Gambar. Jumlah tulangan 4 Panjang Overlapping GFRP Panjang overlapping GFRP dihitung berdasarkan tegangan tarik ultimit GFRP (ffu) dan tegangan rekatan ultimit GFRP (τbu). Panjang sambungan (overlapping) minimal yang diperlukan satu lapis GFRP dapat bekerja maksimal yaitu tercapainya ffu dihitung berdasarkan persamaan keseimbangan antara gaya yang mampu dipikul oleh serat (Ft) dan gaya yang dipikul oleh overlapping (Fb):

5 Perkuatan Kolom Bulat Beton Bertulang.. Sudarsana dan Sutapa Fb = Ft Ab x τbu = Af x ff u, dimana: Ab = Luas permukaan overlapping b = 12, Af = Luas fiber ffu = 6,7 Ab = (Af x ff ) / τb = (( 28 x 1, ) x 6,7 ) / 12, = 214,2 mm2 Bila lebar overlapping dinyatakan dengan a, maka: a = Ab / t = 214,2/28 = 7,644 mm 8 mm. Panjang sambungan (overlapping) minimal untuk mendukung tercapainya kekuatan serat adalah 8 mm. Variasi Benda Uji Keefektifan penggunaan GFRP sebagai eksternal reinforcement pada kolom ditentukan salah satunya oleh kekuatan overlapping sambungannya. Variasi benda uji yang digunakan terletak pada variasi panjang overlappingnya. Adapun variasi ini didapat dari panjang overlapping minimal hasil perhitungan untuk satu lapis GFRP. Panjang overlapping ini kemudian ditingkatkan sebesar %, 1%, 1% dan 2% sehingga diperoleh panjang overlapping sambungan berturut-turut sebesar 12 mm, 16 mm, 2 mm, 24 mm. Rangkuman semua benda uji ditunjukkan pada Tabel. Prosedur Pemasangan GFRP Langkah kerja pemasangan lapis GFRP dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Meratakan permukaan beton yang akan dilapisi dengan menggunakan gerinda. 2. Setelah permukaan beton rata, lalu dibersihkan dengan menggunakan amplas dan sikat kawat untuk menghilangkan butiran-butiran lepas yang masih tersisa pada permukaan beton.. Pencampuran resin dan hardener dengan perbandingan 1 : 1 4. Melapisi permukaan beton dengan resin epoxy dengan menggunakan kuas. Pemasangan serat gelas dengan panjang sambungan (overlapping) yang sudah ditentukan, kemudian dijenuhkan dengan mengunakan roller. 6. Melapisi resin epoxy untuk melindungi serat gelas, kemudian dikeringkan Tabel. Variasi pemasangan lapis GFRP pada benda uji Kode Benda Uji Variasi Perlakuan benda uji Jumlah A Tanpa tulangan, tanpa lapis GFRP B Dengan tulangan, tanpa lapis GFRP C Dengan tulangan, 1 lapis GFRP panjang overlapping 1% D Dengan tulangan, 1 lapis GFRP panjang overlapping 1 % E Dengan tulangan, 1 lapis GFRP panjang overlapping 2 % F Dengan tulangan, 1 lapis GFRP panjang overlapping 2 % G Dengan tulangan, 1 lapis GFRP panjang overlapping % TOTAL 21 Pengujian dan Peralatan Pengujian dilakukan setelah benda uji berumur 28 hari dengan menggunakan mesin desak kapasitas 2 kn. Untuk mengukur perpendekan longitudinal benda uji pada saat pengujian, dipasang 2 buah dial gauge. Pembebanan dilakukan secara bertahap dengan peningkatan sebesar 1 kn sampai benda uji mengalami keruntuhan. Perpendekan yang terjadi dicatat untuk setiap peningkatan beban 1 kn sampai benda uji hancur. Set-up pengujian benda uji ditunjukkan pada Gambar 6.

6 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 Gambar 6. Set-up pengujian benda uji HASIL DAN PEMBAHASAN Model Keruntuhan Benda Uji Benda uji diperhitungkan telah mengalami keruntuhan pada saat pengujian setelah beban maksimum dicapai dan tidak mengalami peningkatan kapasitas beban lagi. Hal-hal yang menyebabkan keruntuhan diamati dan dicatat selama proses pengujian terlihat pada Tabel 4. Tabel 4. Model keruntuhan benda uji No Kode Benda Uji A1 A2 A B1 B2 B C1 C2 C D1 D2 D E1 E2 E F1 F2 F G1 G2 G Panjang Sambungan (mm) Model Keruntuhan splitting splitting splitting tekan tekan tekan geser overlap geser overlap geser overlap geser overlap geser overlap Keruntuhan benda uji tanpa tulangan dan tanpa lapis GFRP (Tipe A) diawali dengan terjadinya retak halus pada 6 permukaan benda uji. Retak ini bertambah panjang dan lebar ketika beban ditingkatkan. Setelah mencapai beban puncak, keruntuhan terjadi secara cepat. Model keruntuhan benda uji tanpa tulangan dan GFRP (tipe A) dikategorikan sebagai keruntuhan splitting, dimana pola retak sejajar dengan sumbu longitudinal benda uji. Benda uji ini sama seperti benda uji untuk pengujian kuat tekan silinder beton. Keruntuhan benda uji dengan tulangan tanpa lapis GFRP (tipe B) ditandai dengan lepasnya selimut beton ketika beban mendekati beban maksimum, dan setelah melewati beban maksimum benda uji masih mampu memberikan regangan yang cukup besar sampai akhirnya terjadi tekuk lokal pada tulangan longitudinal. Perilaku keruntuhan ini hamper sama seperti kolom dengan pembebanan uniaksial. Benda uji dengan penambahan satu lapis GFRP, keruntuhan terjadi setelah lapis GFRP mengalami kegagalan. Kegagalan lapis GFRP ditentukan oleh dua kondisi, yaitu gagal geser pada sambungan dan putus di luar sambungan. GFRP yang dipasang dengan sambungan 8 mm dan 12 mm mengalami gagal geser pada sambungan, sedangkan kegagalan GFRP yang dipasang dengan sambungan 16 mm, 2 mm dan 24 mm disebabkan putusnya GFRP di luar sambungan. Kondisi ini menunjukkan bahwa untuk mendapatkan kondisi dimana keruntuhan kolom dengan 1 (satu) lapis GFRP tipe woven roving sebagai perkuatan kolom yang menerima beban uni-aksial, panjang overlapping diperlukan minimal 2% dari panjang overlapping hasil perhitungan dengan prinsip keseimbangan gaya. Hubungan Tegangan Regangan Diagram tegangan-regangan untuk semua benda uji dengan penambahan lapis GFRP diplot bersama-sama dengan benda uji tanpa penambahan lapis GFRP seperti terlihat pada Gambar 7.

7 Perkuatan Kolom Bulat Beton Bertulang.. Sudarsana dan Sutapa 2 TIPE A TIPE B TIPE C 1 TIPE D Tegangan ( ) TIPE E TIPE F TIPE G Regangan ( mm/mm ) Gambar 7. Hubungan tegangan regangan rata-rata setiap benda uji Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa adanya tulangan transversal dan longitudinal (Tipe B) meningkatkan tegangan tekan aksial. Peningkatan ini disamping kontribusi dari tulangan longitudinal, juga kontribusi tegangan kekang dari tulangan transversal. Pengaruh dari tegangan kekang ini lebih jelas terlihat pada benda uji dengan penambahan lapis GFRP (Tipe C, D, E, F dan G). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh MacGregor (1997) yang menyatakan kekuatan dan daktilitas beton dengan pembebanan triaksial tekan (pengekangan) lebih besar daripada dengan pembebanan uniaksial tekan. Regangan pada saat dicapainya tegangan maksimum untuk benda uji dengan tulangan, baik dengan maupun tanpa penambahan lapis GFRP berkisar antara. sampai dengan.7. Regangan ini berkisar antara 2- kali regangan silinder beton (+.2). Secara umum kurva seperti pada Gambar 7 dapat dibedakan atas bagian ascending dan descending branch. Sebelum retak internal mengalami perubahan akibat beban yang bekerja, kurva masih merupakan garis lurus. Dengan meningkatnya beban, retak-retak internal bertambah dan juga terjadi penggabungan antara satu retak dengan retak lainnya. Ini dapat dilihat dari perilaku nonlinier bagian kurva ascending branch. Efek pengekangan baru akan bekerja setelah terjadinya perubahan volume pada beton. Tingkat daktilitas benda uji dapat dilihat dari bagian decending branch dari kurva. Semakin landai bagian ini, maka semakin daktail keruntuhannya. Dari Gambar 7 dapat dilihat bahwa penambahan lapis GFRP menghasilkan kurva decending branch yang lebih landai dan memiliki keruntuhan yang lebih daktail. Dari Gambar 7 juga dapat diamati, memperpanjang sambungan minimal hasil perhitungan tidak mempengaruhi peningkatan kekuatan benda uji, seperti yang ditunjukkan oleh kurva tegangan-regangan benda uji tipe C sampai dengan tipe G. Dalam hal ini tegangan maksimum yang dicapai hampir sama, yaitu sekitar 18. Hal ini menunjukkan panjang sambungan minimal hasil perhitungan berdasarkan kuat tarik ultimit dan kuat rekatan GFRP bekerja cukup baik. Daya Dukung Aksial Maksimum Daya dukung aksial maksimum benda uji merupakan gaya maksimum yang mampu dipikul benda uji sebelum mengalami keruntuhan. Tabel menunjukkan hasil gaya maksimum rata-rata tiga buah benda uji dengan berbagai panjang overlapping GFRP. Kecenderungan hubungan antara panjang overlapping dengan kapasitas maksimum ditampilkan pada Gambar 8. Tabel dan Gambar 8 menunjukkan efektivitas dari GFRP wrapping sebagai perkuatan kolom tergantung dari kekuatan material fiber dan panjang overlapping pada sambungannya. Dari Tabel dapat diamati penambahan satu lapis GFRP dengan panjang sambungan yang bervariasi pada benda uji tipe C sampai dengan tipe G mampu meningkatkan daya dukung aksial benda uji sebesar 11,86 % sampai dengan 1,2 % jika dibandingkan dengan benda uji tipe B. Penggunaan panjang overlapping yang berlebihan (+/- 2% dari hasil perhitungan) tidak memberikan peningkatan daya dukung aksial kolom, karena keruntuhan GFRP akan ditentukan hancurnya serat diluar overlapping. Hal ini ditunjukkan oleh benda uji tipe C sampai G. 7

8 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 Tabel. Daya dukung aksial setiap tipe benda uji Type Overlap (cm) Persentase Rata-rata Peningkatan Peningkatan Daya Daya Daya Dukung Dukung Dukung Aksial Aksial Aksial ( kn ) ( kn ) (%) 226, B () 29, C (8 cm) 4, D (12 cm), E (16 cm), F (2 cm), 4 1,6 G (24 cm), 4 1,6 Gaya Tekan Maksimum (kn) A () A D G B E Average C F Benda uji dengan tulangan dan lapis GFRP sambungan 16 mm (E): 9,76 % Benda uji dengan tulangan dan lapis GFRP sambungan 2 mm (F): 12,41 % Benda uji dengan tulangan dan lapis GFRP sambungan 24 mm (G): 1,4 % Hasil pengujian menunjukkan penambahan satu lapis GFRP dengan panjang sambungan yang bervariasi pada benda uji dengan tulangan mampu meningkatkan daktilitas benda uji sekitar 12,41 %. hingga 47,14%. Dari tipe keruntuhan yang terjadi dapat juga diketahui keruntuhan yang diawali dengan hancurnya serat GFRP lebih getas dibandingkan dengan keruntuhan pada overlapping seperti ditunjukan oleh benda uji tipe F dan G. Tabel 6. Daktilitas benda uji akibat beban aksial Benda Uji Panjang Overlapping (cm) 2 ε1 ε 8 ε 8 / ε1 A A A Gambar 8. Hubungan antara panjang overlapping dan gaya tekan maksimum. B B Daktilitas Aksial Kolom Daktilitas benda uji yang dibebani aksial dihitung berdasarkan rasio antara regangan pada saat tegangan mengalami penurunan 1 % dari tegangan maksimum (ε8) dengan regangan pada saat tegangan puncak (ε1). Daktilitas masing-masing benda uji akibat beban aksial ditampilkan pada Tabel 6. Persentase peningkatan daktilitas benda uji dihitung dengan menggunakan nilai rata-rata daktilitas benda uji dengan tulangan tanpa lapis GFRP adalah sebagai berikut : Benda uji dengan tulangan tanpa penambahan lapis GFRP (B): % Benda uji dengan tulangan dan lapis GFRP sambungan 8 mm (C):,82 % Benda uji dengan tulangan dan lapis GFRP sambungan 12 mm (D): 47,14 % C C D D E E F F G G ε 8 / ε1 rata -rata SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa simpulan sebagai berikut : 1. Kegagalan perkuatan dengan satu lapis Glass Fiber Reinforced Polymer pada

9 Perkuatan Kolom Bulat Beton Bertulang.. Sudarsana dan Sutapa kolom bulat beton bertulang dengan metode jacketing/wrapping terjadi dalam dua kondisi, yaitu gagal geser pada sambungan dan putus di luar sambungan. 2. Memperpanjang overlapping hasil perhitungan tidak begitu mempengaruhi peningkatan kekuatan kolom bulat beton bertulang yang diberi perkuatan dengan satu lapis GFRP.. Beban aksial maksimum yang mampu dipikul oleh kolom dengan satu lapis GFRP baik yang mengalami gagal geser pada sambungan maupun putus di luar sambungan hampir sama yaitu kn. 4. Perkuatan dengan metode jacketing menggunakan satu lapis Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) dengan panjang sambungan (overlapping) yang bervariasi mampu meningkatkan daya dukung aksial kolom bulat beton bertulang sebesar 11,86 % sampai dengan 1,2 % dan dapat meningkatkan daktilitas aksial kolom bulat beton bertulang sebesar 12,41% hingga 47,14%. Saran Dari hasil penelitian ini dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Untuk menentukan panjang sambungan (overlapping) antar lapis GFRP yang digunakan sebagai perkuatan kolom bulat beton bertulang dengan metode jacketing dapat dilakukan berdasarkan kuat tarik GFRP dan kuat rekatan antar lapis GFRP. 2. Dalam penelitian selanjutnya, jumlah benda uji (sampel) sebaiknya dibuat lebih banyak untuk menambah ketelitian data.. Perlu diadakan penelitian lanjutan tentang perkuatan kolom beton bertulang dengan metode jacketing menggunakan bahan Fiber Reinforced Polymer (FRP) pada bentuk penampang kolom yang berbeda (persegi) dengan menggunakan jenis serat seperti gelas, karbon dan aramid. UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap Teknisi Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, dan semua pihak yang telah membantu hingga terselesaikannya penelitian ini. DAFTAR PUSTAKA Artha, K.J. 24. Pengaruh Luas Bidang Rekatan Lapis Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) Terhadap Kapasitas Lentur Balok Beton Bertulang, Tugas Akhir Program S1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Denpasar, Bali. Binawaty, V. 24. Pengaruh Rasio Volumetrik Sengkang dan Penutup Beton Terhadap Daya Dukung Aksial Tekan dan Daktilitas Kolom Bulat Beton Bertulang, Tugas Akhir Program S1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Bali. Kawashima, K., Hosotani, M., and Hoshikuma, J A Model for Confinement Effect for Concrete Cylinders Confined by Carbon fiber Sheets, NCEER - INCEDE Workshop on Earthquake Engineering Frontiers in Transportation Facilities, NCEER, State University of New York, Buffalo, N.Y. MacGregor, J.G Reinforced Concrete, Third Edition, Prentice-Hall International, 99 pp. Mander, J.B., Priestley, M.J.N. and Park, R Theoretical Stress-Strain Model for Confined Concrete, ASCE Journal of Structural Engineering, vol.114, No. 8, August, pp Mestroni, S., Botempi, A., Gottardo, R., and Arduini, M. 2. Fiber Reinforced Polymers in Underwater and Splash-Zone Applications, Advanced Composite Material in Bridges and 9

10 Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 11, No.1, Januari 27 Structures rd International Conference, pp Mirmiran, A., and Shahawy,M Behavior of Concrete Columns Confined by Fiber Composites, Journal of Structural Engineering, May, pp Razvi, S.R and Saatcioglu, M Behavior of Reinforced Concrete Columns Confined with Welded Wire Fabric and/ or Rectilinear Ties, University of Ottawa, December, 6 pp. Sudarsana, I K., Salain, I M.A.K., Binawaty, V. 24. Uniaxial Compressive Strength and Ductility of Confined R/C Circular Column, Jurnal Ilimiah Teknik Sipil, Vol. 8 No. 1, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Udayana, Januari. 1

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN FIBER GLASS JACKET PADA KONDISI KERUNTUHAN TARIK Johanes Januar Sudjati 1, Lisa Caroline 2 dan Christian Mukti Tama 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Atma

Lebih terperinci

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN PERBAIKAN KOLOM BETON BERTULANG MENGGUNAKAN GLASS FIBER JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Johanes Januar Sudjati 1, Randi Angriawan Tarigan 2 dan Ida Bagus Made Tresna 2 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul beban aksial, momen lentur, dan gaya geser sehingga keruntuhan pada suatu kolom merupakan lokasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bangunan merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi kehidupan manusia misalnya sebagai tempat tinggal, sebagai tempat suatu usaha, dan berbagai fungsi bangunan

Lebih terperinci

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA

DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA DAKTILITAS KURVATUR PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG TERKEKANG CINCIN BAJA Endah Safitri Prodi Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutami 36 A Surakarta Email: safitri47@gmail.com ABSTRAK Struktur

Lebih terperinci

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI JUDUL PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR DAFTAR ISI JUDUL i PENGESAHAN ii PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI iii ABSTRAK iv ABSTRACT v KATA PENGANTAR vi DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xii DAFTAR GAMBAR xiv DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN xvii BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan

BAB I PENDAHULUAN. penambahan dimensi dengan cara concrete jacketing. Namun perkuatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kolom merupakan komponen struktur yang tugas utamanya adalah menyangga beban aksial tekan vertikal. Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban seluruh bangunan ke pondasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada suatu struktur gedung terdapat banyak komponen struktur yang penting, dimana masing-masing komponen memiliki fungsi yang berbeda-beda namun saling berhubungan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kolom Kolom beton murni dapat mendukung beban sangat kecil, tetapi kapasitas daya dukung bebannya akan meningkat cukup besar jika ditambahkan tulangan longitudinal. Peningkatan

Lebih terperinci

PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS GLASS FIBRE REINFORCED POLYMER (GFRP)

PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS GLASS FIBRE REINFORCED POLYMER (GFRP) Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol., No., Januari 8 PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS GLASS FIBRE REINFORCED POLYMER (GFRP) I Ketut Sudarsana dan Ida Bagus Rai Widiarsa Abstrak:

Lebih terperinci

ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT

ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT ANALISIS KEKUATAN LENTUR DAN DAKTILITAS PADA PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG, KOLOM BAJA DAN KOLOM COMPOSITE DENGAN SOFTWARE XTRACT Rudy Tiara 1, Sanci Barus 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN

PENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN PENGARUH JARAK SENGKANG DENGAN VARIASI KUAT TEKAN PADA KOLOM EFFECT OF CROSS BAR SPACING WITH VARIATION COMPRESSIVE STRENGTH TO THE COLUMN ST. Nur Insani, Wihardi Tjaronge, Jonie Tanijaya Teknik Sipil

Lebih terperinci

Kata kunci: daktilitas regangan, kapasitas aksial kolom, sengkang, kolom penampang pipih, Galvanised Welded Wire Fabric, diagram tegangan-regangan.

Kata kunci: daktilitas regangan, kapasitas aksial kolom, sengkang, kolom penampang pipih, Galvanised Welded Wire Fabric, diagram tegangan-regangan. ABSTRAK Kolom beton bertulang penampang pipih memiliki perbandingan antara lebar dan panjang penampang yang kurang dari 0,3 atau panjang penampang lebih dari tiga kali lebar penampang kolom tersebut. Kapasitas

Lebih terperinci

Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder dan FRP sebagai Perkuatan Tulangan Tidak Standar pada Kolom Lingkaran

Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder dan FRP sebagai Perkuatan Tulangan Tidak Standar pada Kolom Lingkaran Kristianto, dkk. ISSN 0853-2982 Jurnal Teoretis dan Terapan Bidang Rekayasa Sipil Studi Eksperimental Penggunaan Pen-Binder dan FRP sebagai Perkuatan Tulangan Tidak Standar pada Kolom Lingkaran Abstrak

Lebih terperinci

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal

Kata Kunci : beton, baja tulangan, panjang lewatan, Sikadur -31 CF Normal ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban yang mampu diterima serta pola kegagalan pengangkuran pada balok dengan beton menggunakan dan tanpa menggunakan bahan perekat Sikadur -31 CF Normal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fiber Glass Fiber glass adalah kaca cair yang ditarik menjadi serat tipis dengan garis tengah sekitar 0,005 mm 0,01 mm. Serat ini dapat dipintal menjadi benang atau ditenun

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM PERSEGI BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP Nico Nathaniel Sutanto 1221011 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Gempa bumi

Lebih terperinci

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING

PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING Konferensi Nasional Teknik Sipil 11 Universitas Tarumanagara, 26-27 Oktober 2017 PERBAIKAN DAN PERKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER TIPE WOVEN ROVING Johanes Januar Sudjati 1, Arriel

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan,

BAB I PENDAHULUAN. beton yang demikian memerlukan perkuatan. FRP (Fiber Reinforced Polymer). FRP adalah jenis material yang ringan, BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang konstruksi dewasa ini mengakibatkan beton menjadi pilihan utama dalam suatu struktur. Beton mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan dengan

Lebih terperinci

DAYA DUKUNG AKSIAL DAN DAKTILITAS KOLOM BERPENAMPANG PIPIH DENGAN SENGKANG WELDED WIRE FABRIC (WWF)

DAYA DUKUNG AKSIAL DAN DAKTILITAS KOLOM BERPENAMPANG PIPIH DENGAN SENGKANG WELDED WIRE FABRIC (WWF) DAYA DUKUNG AKSIAL DAN DAKTILITAS KOLOM BERPENAMPANG PIPIH DENGAN SENGKANG WELDED WIRE FABRIC (WWF) TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:

TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012: TEKNOLOGI DAN KEJURUAN, VOL. 35, NO. 2, SEPTEMBER 2012:183 190 PENGGUNAAN CARBON FIBER-REINFORCED POLYMER SEBAGAI PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG AKIBAT BEBAN SIKLIK UNTUK MENINGKATKAN DAKTILITAS PERPINDAHAN

Lebih terperinci

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER

PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER PERILAKU BALOK BERTULANG YANG DIBERI PERKUATAN GESER MENGGUNAKAN LEMBARAN WOVEN CARBON FIBER TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh Ujian Sarjana Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN

PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN PENGARUH JARAK SENGKANG BAJA DARI METODE JAKET BETON BERTULANGAN BAMBU PADA KOLOM BERTULANGAN RINGAN Redita Putri R., Christin Remayanti N., ST., MT., Ari Wibowo, ST., MT., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

PERKUATAN KOLOM BULAT DARI BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER SHEET

PERKUATAN KOLOM BULAT DARI BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER SHEET PERKUATAN KOLOM BULAT DARI BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER SHEET CIRCULAR COLUMN REINFORCEMENT OF STRENGTHENING CONCRETE BY USING GLASS FIBER REINFORCED POLYMER SHEET

Lebih terperinci

PERILAKU KEKUATAN DAN DAKTILITAS SILINDER BETON YANG DIBUNGKUS DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER PADA SUHU TINGGI

PERILAKU KEKUATAN DAN DAKTILITAS SILINDER BETON YANG DIBUNGKUS DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER PADA SUHU TINGGI PERILAKU KEKUATAN DAN DAKTILITAS SILINDER BETON YANG DIBUNGKUS DENGAN GLASS FIBER REINFORCED POLYMER PADA SUHU TINGGI Butje Alfonsius Louk Fanggi Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Kupang, Jl.Adi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Umum Konstruksi dari beton banyak memiliki keuntungan yakni beton termasuk tahan aus dan tahan terhadap kebakaran, beton sangat kokoh dan kuat terhadap beban gempa bumi, getaran,

Lebih terperinci

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK

KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK KERUNTUHAN LENTUR BALOK PADA STRUKTUR JOINT BALOK-KOLOM BETON BERTULANG EKSTERIOR AKIBAT BEBAN SIKLIK Ratna Widyawati 1 Abstrak Dasar perencanaan struktur beton bertulang adalah under-reinforced structure

Lebih terperinci

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang

Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang Kapasitas Penggunaan Carbon Fiber Reinforced Polymer (Cfrp) Berlapis Banyak Terhadap Perkuatan Lentur Struktur Balok Beton Bertulang Sumargo a, Ujang Ruslan b, Mirza Ghulam R. c a Jurusan Teknik Sipil,

Lebih terperinci

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S)

PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG DENGAN GLASS FIBER JACKET UNTUK MENINGKATKAN KAPASITAS BEBAN AKSIAL (034S) Johanes Januar Sudjati 1, Hastu Nugroho 2 dan Paska Garien Mahendra 3 1 Program Studi Teknik Sipil,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMASANGAN ANGKER UJUNG TERHADAP PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN LAPIS GFRP (Glass Fibre Reinforced Polymer)

PENGARUH PEMASANGAN ANGKER UJUNG TERHADAP PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN LAPIS GFRP (Glass Fibre Reinforced Polymer) Jurnal Ilmiah Teknik Sipil Vol. 13, No., Juli 9 PENGARUH PEMASANGAN ANGKER UJUNG TERHADAP PERILAKU RUNTUH BALOK BETON BERTULANG DENGAN PENAMBAHAN LAPIS GFRP (Glass Fibre Reinforced Polymer) I K. Sudarsana

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK Kolom memegang peranan penting dari suatu bangunan karena memikul beban aksial, momen lentur, dan gaya geser. Dengan adanya perkembangan teknologi, ditemukanlah material jenis baru yang dapat memperkuat

Lebih terperinci

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL

KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL KEKUATAN SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG DENGAN SIKADUR -31 CF NORMAL TUGAS AKHIR Oleh : Christian Gede Sapta Saputra NIM : 1119151037 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2016 ABSTRAK

Lebih terperinci

PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN

PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN PERBAIKAN KOLOM LANGSING BETON BERTULANG MENGGUNAKAN FIBER GLASS JACKET DENGAN VARIASI TINGKAT KERUSAKAN Laporan Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Universitas Atma

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN KEKANGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK

STUDI PERILAKU KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN KEKANGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK STUDI PERILAKU KOLOM PENDEK BETON BERTULANG DENGAN KEKANGAN CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) YANG DIKENAI BEBAN KONSENTRIK Stanislaus Pati 1 dan Ade Lisantono 2 1 Program Studi Magister Teknik Sipil,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL EFEKTIVITAS PENGEKANGAN KOLOM LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER) ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL EFEKTIVITAS PENGEKANGAN KOLOM LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER) ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL EFEKTIVITAS PENGEKANGAN KOLOM LINGKARAN DENGAN MENGGUNAKAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER) NICO TANDY SUSILO NRP: 1121004 Pembimbing: Dr. ANANG KRISTIANTO, S.T., M.T. ABSTRAK Perkembangan

Lebih terperinci

PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET

PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON FIBER JACKET Konferensi Nasional Teknik Sipil I (KoNTekS I) Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11 12 Mei 27 PENINGKATAN DISIPASI ENERGI DAN DAKTILITAS PADA KOLOM BETON BERTULANG YANG DIRETROFIT DENGAN CARBON

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN ANGKUR UJUNG PADA BALOK DENGAN LEMBAR GLASS FIBERS SEBAGAI PERKUATAN LENTUR

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN ANGKUR UJUNG PADA BALOK DENGAN LEMBAR GLASS FIBERS SEBAGAI PERKUATAN LENTUR Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 9 STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN ANGKUR UJUNG PADA BALOK DENGAN LEMBAR GLASS FIBERS SEBAGAI PERKUATAN LENTUR I Ketut Sudarsana Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S) Anggun Tri Atmajayanti 1, Iman Satyarno 2, Ashar Saputra 3 1 Program Studi

Lebih terperinci

STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK

STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK VOLUME 12 NO. 2, OKTOBER 2016 STUDI PARAMETRIK PENGARUH VARIASI TINGKATAN BEBAN AKSIAL TERHADAP PERILAKU LENTUR DAN AKSIAL PENAMPANG KOLOM BETON BERTULANG DENGAN BEBAN SIKLIK Agung Adrian Qausar 1, Rendy

Lebih terperinci

STUDI PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 2 LAPIS

STUDI PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 2 LAPIS JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PERKUATAN KOLOM BULAT BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 2 LAPIS Oleh : NIKEN INRIANY BABAY D 111 08257 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

Lebih terperinci

ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON 6.0

ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON 6.0 ANALISA RASIO TULANGAN KOLOM BETON BERPENAMPANG BULAT MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 Oleh : Indra Degree Karimah 3106 100 125 Dosen Pembimbing : Tavio, ST, MT, PhD. Ir. Iman Wimbadi, MS BAB I PENDAHULUAN

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER)

STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER) STUDI EKSPERIMENTAL PERKUATAN GESER BALOK BETON BERTULANG DENGAN GFRP (GLASS FIBER REINFORCED POLYMER) Fikri Alami 1, Ratna Widyawati 2 Abstrak Fiber Reinforced Polymer (FRP) merupakan material yang sangat

Lebih terperinci

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK

PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG AKIBAT PEMBEBANAN SIKLIK Raja Marpaung 1 ), Djaka Suhirkam 2 ), Lina Flaviana Tilik 3 ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Sipil Polsri Jalan Srijaya Negara Bukit Besar Palembang

Lebih terperinci

DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP. Vera Agustriana Noorhidana. Eddy Purwanto

DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP. Vera Agustriana Noorhidana. Eddy Purwanto DAKTILITAS KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN CFRP 1 Vera Agustriana Noorhidana 2 Eddy Purwanto 1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Lampung, Jl. Sumantri Brojonegoro No. 1 Gedong Meneng, Bandar

Lebih terperinci

KAJIAN PENGGUNAAN FERROCEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN

KAJIAN PENGGUNAAN FERROCEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN KAJIAN PENGGUNAAN FERROCEMENT UNTUK RETROFIT KOLOM BETON BERTULANG DENGAN VARIASI TINGKAT PEMBEBANAN Titik Penta Artiningsih Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan, Jl. Pakuan no. 1, Bogor, 16143

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT

PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT PENGARUH JARAK SENGKANG TERHADAP KAPASITAS BEBAN AKSIAL MAKSIMUM KOLOM BETON BERPENAMPANG LINGKARAN DAN SEGI EMPAT Febrianti Kumaseh S. Wallah, R. Pandaleke Fakultas Teknik, Jurusan Sipil Universitas Sam

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN BEBAN SIKLIK KOLOM LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN PERKUATAN PEN-BINDER DAN FRP Ricky Candra Wijaya 1221008 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Gempa bumi

Lebih terperinci

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PERKUATAN KOLOM BERPENAMPANG LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 1 LAPIS. Oleh : ANDI NURYADIN

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PERKUATAN KOLOM BERPENAMPANG LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 1 LAPIS. Oleh : ANDI NURYADIN JURNAL TUGAS AKHIR STUDI PERKUATAN KOLOM BERPENAMPANG LINGKARAN BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN GFRP-SHEET 1 LAPIS Oleh : ANDI NURYADIN D 111 08 272 JURUSAN SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN

Lebih terperinci

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010

Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 EFEKTIVITAS JACKETING METHOD MENGGUNAKAN SELF COMPACTING CONCRETE (SCC) UNTUK PERKUATAN BALOK T BETON BERTULANG I K. Sudarsana 1,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER)TERHADAP PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER)TERHADAP PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL PENGGUNAAN FRP (FIBER REINFORCED POLYMER)TERHADAP PERKUATAN KOLOM BETON BERTULANG Taufik Hasan Basri NRP: 1221906 Pembimbing:Dr. Anang Kristianto, ST.,MT ABSTRAK Indonesia merupakan

Lebih terperinci

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP)

ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) ANALISA KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN KOLOM YANG DIPERKUAT DENGAN LAPIS CARBON FIBER REINFORCED POLYMER (CFRP) TUGAS AKHIR Oleh : I Putu Edi Wiriyawan NIM: 1004105101 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Material 2.1.1 Beton Beton merupakan suatu komposit dari beberapa bahan batu-batuan yang direkatkan dengan bahan ikat. Beton berasal dari campuran agregat halus dan kasar dan

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI LEBAR CFRP PADA BAGIAN TARIK TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG PASKA PERBAIKAN

PENGARUH VARIASI LEBAR CFRP PADA BAGIAN TARIK TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG PASKA PERBAIKAN PENGARUH VARIASI LEBAR CFRP PADA BAGIAN TARIK TERHADAP DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG PASKA PERBAIKAN Atika Ulfah Jamal 1, Novi Rahmayanti 2, Helmy Akbar Bale 3 dan Iqbal Haqiqi 4 1 Program

Lebih terperinci

PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK

PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK PENGARUH JARAK SENGKANG DAN RASIO TULANGAN LONGITUDINAL TERHADAP DAKTILITAS KOLOM BERTULANGAN RINGAN AKIBAT BEBAN SIKLIK Karina Pearlaura Vadra, Ari Wibowo, Sugeng P. Budio Jurusan Teknik Sipil Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan

BAB I PENDAHULUAN. bangunan saat ini adalah : kayu, beton, dan baja. Pada mulanya, bangunan-bangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam membangun suatu bangunan, perlu diperhatikan bahan konstruksi yang akan digunakan. Bahan-bahan konstruksi yang sering dijumpai dalam konstruksi bangunan

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Konferensi Nasional Teknik Sipil 4 (KoNTekS 4) Sanur-Bali, 2-3 Juni 2010 STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH SERAT BAMBU TERHADAP SIFAT-SIFAT MEKANIS CAMPURAN BETON Helmy Hermawan Tjahjanto 1, Johannes Adhijoso

Lebih terperinci

STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S)

STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S) STUDI PERBANDINGAN PERSYARATAN LUAS TULANGAN PENGEKANG KOLOM PERSEGI PADA BEBERAPA PERATURAN DAN USULAN PENELITIAN (166S) Anang Kristianto 1 dan Iswandi Imran 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Kristen

Lebih terperinci

PENGARUH PENGEKANGAN (CONFINEMENT) DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS KEKUATAN KOLOM

PENGARUH PENGEKANGAN (CONFINEMENT) DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS KEKUATAN KOLOM PENGARUH PENGEKANGAN (CONFINEMENT) DENGAN VARIASI JARAK SENGKANG TERHADAP PENINGKATAN KAPASITAS KEKUATAN KOLOM Arry Kurniansyah 1), Elvira 2), M. Yusuf 2) Abstrak Terdapat perbedaan pada mutu beton antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peristiwa gempa bumi dengan skala yang cukup besar dapat mengakibatkan kerusakan struktur maupun non-struktur pada bangunan yang terbuat dari konstruksi beton bertulang.

Lebih terperinci

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR

PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR PERILAKU RUNTUH BALOK DENGAN TULANGAN TUNGGAL BAMBU TALI TUGAS AKHIR OLEH : Gusti Ayu Ardita Fibrianti 1004105096 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA 2015 ABSTRAK.Baja merupakan

Lebih terperinci

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG

STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG 9 Vol. Thn. XV April 8 ISSN: 854-847 STUDI DAKTILITAS DAN KUAT LENTUR BALOK BETON RINGAN DAN BETON MUTU TINGGI BERTULANG Ruddy Kurniawan, Pebrianti Laboratorium Material dan Struktur Jurusan Teknik Sipil

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Analisis Lentur Balok Mac. Gregor (1997) mengatakan tegangan lentur pada balok diakibatkan oleh regangan yang timbul karena adanya beban luar. Apabila beban bertambah maka pada

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI TULANGAN SENGKANG PADA KOLOM PERSEGI ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI TULANGAN SENGKANG PADA KOLOM PERSEGI ABSTRAK STUDI EKSPERIMENTAL VARIASI TULANGAN SENGKANG PADA KOLOM PERSEGI Binsar Gandaria Layuk 0921038 Pembimbing: Dr. Anang Kristianto, S.T., M.T. ABSTRAK Indonesia merupakan negara yang terletak di daerah rawan

Lebih terperinci

ANALISA KAPASITAS DAN DESAIN PERKUATAN KOLOM BULAT STRUKTUR GEDUNG AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI GEDUNG

ANALISA KAPASITAS DAN DESAIN PERKUATAN KOLOM BULAT STRUKTUR GEDUNG AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI GEDUNG ANALISA KAPASITAS DAN DESAIN PERKUATAN KOLOM BULAT STRUKTUR GEDUNG AKIBAT PENAMBAHAN LANTAI GEDUNG Oleh: Wachid Hasyim Fakultas Teknik (FT) Universitas Wiralodra Indramayu Abstract Perubahan fungsi gedung

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM

PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM PERBANDINGAN KUAT LENTUR DUA ARAH PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP LAPIS STYROFOAM DENGAN PLAT BETON BERTULANGAN BAMBU RANGKAP TANPA STYROFOAM Lutfi Pakusadewo, Wisnumurti, Ari Wibowo Jurusan Teknik

Lebih terperinci

PERILAKU LENTUR BETON MUTU TINGGI YANG DIKEKANG DENGAN BAJA MUTU TINGGI

PERILAKU LENTUR BETON MUTU TINGGI YANG DIKEKANG DENGAN BAJA MUTU TINGGI PERILAKU LENTUR BETON MUTU TINGGI YANG DIKEKANG DENGAN BAJA MUTU TINGGI Zulfikar Djauhari *) dan Iswandi Imran**) 1 PENDAHULUAN Salah satu detail penulangan yang penting untuk menghasilkan respon struktur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan.

BAB I PENDAHULUAN. digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik. pembuatan, cara evaluasi dan variasi penambahan bahan. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Beton merupakan salah satu bahan bangunan yang pada saat ini banyak digunakan di Indonesia dalam pembangunan fisik. Karena sifat nya yang unik diperlukan pengetahuan

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: steel jacketing, baja siku, pelat baja, analisis penampang, pengaruh pengekangan, diagram interaksi Pn-Mn, daktilitas kurvatur

ABSTRAK. Kata kunci: steel jacketing, baja siku, pelat baja, analisis penampang, pengaruh pengekangan, diagram interaksi Pn-Mn, daktilitas kurvatur ABSTRAK Berlakunya SNI 1726:2012 mengakibatkan perubahan pada spektral desain yang digunakan. Beberapa bagunan struktur beton bertulang akan memerlukan penambahan perkuatan struktur. Salah satu metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pada setiap bidang kehidupan pada era globalisasi saat ini terjadi dengan sangat cepat tanpa terkecuali di bidang konstruksi. Bangunan gedung mulai dibuat

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini merupakan suatu studi kasus pekerjaan perbaikan struktur kantilever balok beton bertulang yang diakibatkan overloading/ beban yang berlebihan. Tujuan dari

Lebih terperinci

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS

BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS IV-1 BAB IV HASIL EKSPERIMEN DAN ANALISIS Data hasil eksperimen yang di dapat akan dilakukan analisis terutama kemampuan daktilitas beton yang menggunakan 2 (dua) macam serat yaitu serat baja dan serat

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah balok dengan ukuran panjang 300 cm, tinggi 27 cm dan lebar 15 cm. Material yang digunakan dalam penelitian ini adalah beton

Lebih terperinci

STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN PADA KOLOM CONCRETE FILLED STEEL TUBE AKIBAT PEMASANGAN CROSS TIE

STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN PADA KOLOM CONCRETE FILLED STEEL TUBE AKIBAT PEMASANGAN CROSS TIE PROGRAM SARJANA LINTAS JALUR JURUSAN TEKNIK SIPIL Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2012 TUGAS AKHIR RC09 1380 STUDI PERILAKU PENGARUH EFEK PENGEKANGAN

Lebih terperinci

FAKTOR DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG MUTU NORMAL (PEMANFAATAN OPEN SOURCE RESPONSE2000)

FAKTOR DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG MUTU NORMAL (PEMANFAATAN OPEN SOURCE RESPONSE2000) FAKTOR DAKTILITAS KURVATUR BALOK BETON BERTULANG MUTU NORMAL (PEMANFAATAN OPEN SOURCE RESPONSE2000) Heru Satiadi 1, Zulfikar Djauhari 2, dan Reni Suryanita 3 1 Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap.

BAB I PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada bangunan, seperti: gedung, jembatan, perkerasan jalan, balok, plat lantai, ring balok, ataupun plat atap. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Beton merupakan elemen struktur bangunan yang telah dikenal dan banyak dimanfaatkan sampai saat ini. Beton banyak mengalami perkembangan, baik dalam pembuatan campuran

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON

STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON Konferensi Nasional Teknik Sipil 3 (KoNTekS 3) Jakarta, 6 7 Mei 2009 STUDI EKSPERIMEN KAPASITAS TARIK DAN LENTUR PENJEPIT CONFINEMENT KOLOM BETON Bernardinus Herbudiman 1, Hazairin 2 dan Agung Widiyantoro

Lebih terperinci

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI

BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI BAB II TEKNOLOGI BAHAN DAN KONSTRUKSI 2.1. PENGERTIAN BETON BERTULANG Beton bertulang (reinforced concrete) tersusun dari bahan beton dan baja, yang antara keduanya mempunyai ikatan/lekatan (bond) yang

Lebih terperinci

Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM

Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS TEKAN KOLOM Halaman 366 374 JURNAL KARYA TEKNIK SIPIL, Volume 6, Nomor 1, Tahun 2017, Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkts Gambar 1 PENGARUH KONFIGURASI BAJA DAN FAKTOR KELANGSINGAN TERHADAP KAPASITAS

Lebih terperinci

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP

ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP ANALISIS KUAT LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN CARBON FIBER WRAP Endah Kanti Pangestuti 1) dan Januar Prihanantio 2) 1) Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang (UNNES) Kampus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balok dan kolom adalah elemen struktur yang berfungsi untuk membentuk kerangka dari suatu bangunan. Balok adalah elemen struktur yang dirancang untuk menahan dan mentransfer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996).

BAB I PENDAHULUAN. runtuh total (total collapse) seluruh struktur (Sudarmoko,1996). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, banyak kita temukan fenomena konstruksi bangunan yang dinyatakan layak huni namun pada kenyataannya bangunan tersebut mengalami kegagalan dalam pelaksanaan

Lebih terperinci

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Konferensi Nasional Teknik Sipil 1(KoNTekS1)-Universitas Atma Jaya Yogyakarta Yogyakarta, 11-12 Mei 2007 MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Antonius 1, Endah K.

Lebih terperinci

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG

METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG METODE RETROFIT DENGAN WIRE MESH DAN SCC UNTUK PENINGKATAN KEKUATAN LENTUR BALOK BETON BERTULANG A. Arwin Amiruddin 1 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin, Jl. Perintis Kemerdekaan Km. 10 Makassar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Material Beton II.1.1 Definisi Material Beton Beton adalah suatu campuran antara semen, air, agregat halus seperti pasir dan agregat kasar seperti batu pecah dan kerikil.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP

PERBANDINGAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP PERBANDINGAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN PERKUATAN CFRP DAN GFRP Siti Nurlina, Hendro Suseno, M. Taufik Hidayat, I Made Yana Pratama Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Beton Beton sebagai bahan yang berasal dari pengadukan bahan-bahan susun agregat kasar dan halus kemudian diikat dengan semen yang bereaksi dengan air sebagai bahan perekat,

Lebih terperinci

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK

STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG ABSTRAK VOLUME 12 NO. 1, FEBRUARI 216 STUDI EKSPERIMENTAL PERILAKU GESER BALOK PADA SAMBUNGAN BALOK KOLOM BETON BERTULANG Rita Anggraini 1, Jafril Tanjung 2, Jati Sunaryati 3, Rendy Thamrin 4, Riza Aryanti 5 ABSTRAK

Lebih terperinci

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS

LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS LENTUR PADA BALOK PERSEGI ANALISIS Ketentuan Perencanaan Pembebanan Besar beban yang bekerja pada struktur ditentukan oleh jenis dan fungsi dari struktur tersebut. Untuk itu, dalam menentukan jenis beban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang memiliki daerah dengan tingkat kerawanan gempa yang tinggi. Hal ini disebabkan karena wilayah kepulauan Indonesia berada di antara

Lebih terperinci

MEKANISME KERUNTUHAN BALOK BETON YANG DIPASANG CARBON FIBER REINFORCED PLATE Antonius 1, Endah K. Pangestuti 2 1 Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Islam Sultan Agung (UNISSULA), Jl. Raya Kaligawe

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA

INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA INFRASTRUKTUR KAPASITAS LENTUR BALOK BETON BERTULANG DENGAN MENGGUNAKAN AGREGAT KASAR TEMPURUNG KELAPA Flexural Capacity of Reinforced Concrete Beam Using Coarse Aggregate from Coconut Shell I Wayan Suarnita

Lebih terperinci

Resty Rekmala., Pengujian Serta Analisis Perilaku Elemen Tekan Persegi Berkubang (Hollow) Terhadap 1

Resty Rekmala., Pengujian Serta Analisis Perilaku Elemen Tekan Persegi Berkubang (Hollow) Terhadap 1 Resty Rekmala., Pengujian Serta Analisis Perilaku Elemen Tekan Persegi Berkubang (Hollow) Terhadap 1 Perilaku Elemen Tekan Persegi Berlubang (Hollow) Terhadap Kapasitas Menahan Beban Aksial (Testing and

Lebih terperinci

PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG

PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG PENGGUNAAN CARBON FIBER REINFORCED PLATE SEBAGAI BAHAN KOMPOSIT EKSTERNAL PADA STRUKTUR BALOK BETON BERTULANG Agung Budiwirawan, Endah Kanti Pangestuti Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan dan Material Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam campuran beton dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Agregat halus yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR

PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR PERBANDINGAN KUAT TARIK LENTUR BETON BERTULANG BALOK UTUH DENGAN BALOK YANG DIPERKUAT MENGGUNAKAN CHEMICAL ANCHOR Regina Deisi Grasye Porajow M. D. J. Sumajouw, R. Pandaleke Fakultas Teknik Jurusan Sipil

Lebih terperinci

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU

PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU PENGARUH VARIASI KADAR LIGHTWEIGHT EXPANDED CLAY AGGREGATE (LECA) TERHADAP KARAKTERISTIK BETON SERAT BAGU COVER TUGAS AKHIR Oleh : Ni Made Yokiana Wati NIM: 1204105021 JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 UMUM Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kajian eksperimental yang dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil dan Laboratorium di P4TK.

Lebih terperinci

PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S)

PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S) PERILAKU LENTUR BALOK BETON DENGAN PERKUATAN BAMBU PETUNG DAN PEREKAT BERBAHAN DASAR SEMEN (160S) Yanuar Haryanto 1, Nanang Gunawan Wariyatno 2 dan Gathot Heri Sudibyo 3 1 Program Studi Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pada saat ini kolom bangunan tinggi banyak menggunakan material beton bertulang. Seiring dengan berkembangnya teknologi bahan konstruksi di beberapa negara, kini sudah

Lebih terperinci