BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 3 PERANCANGAN SISTEM"

Transkripsi

1 3.1 Analisa Permasalahan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pendapatan tangkapan ikan tiap nelayan dipengaruhi oleh ketersediaan ikan itu sendiri. Dimana ketersediaan ikan di laut dipengaruhi oleh suhu, salinitas, arus permukaan, kedalaman perairan, kondisi laut dan cuaca. Pada beberapa daerah, nelayan seringkali tidak memanfaatkan hasil potensi laut semaksimal mungkin (Laporan Lipi, 2003). Beberapa daerah yang lain saat ini jumlah tangkapan nelayan terus-menerus berkurang, seperti yang terjadi di Kepulauan Seribu (Kompas Media, 2008). Tabel 3.1. Perkembangan Nilai Ikan Hasil Tangkapan di Perairan Umum Daerah Sumatera Selatan Tahun Selain masalah ketersediaan ikan, nelayan seringkali terhadang masalah penentuan jalur mana yang harus ditempuh, yang menyebabkan kebutuhan bahan bakar sangat penting. Kenaikan harga bahan bakar (Kompas Media, 2008) memberikan dampak bagi para nelayan. Kenaikan ini menyebabkan nelayan harus mengeluarkan dana yang lebih besar untuk bahan bakar. Padahal dana yang harus dikeluarkan untuk melaut sudah 82

2 83 cukup besar. (Firdaus, 2008). Seringkali setelah nelayan pulang melaut pun harus menghadapi kenyataan pulang dengan tangan hampa. Sejak tahun 2004, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dengan menggunakan fish finder dan teknologi navigasi GPS, nelayan bisa memetakan Zona Potensi Penangkapan Ikan (ZPPI). Dengan pemetaan ini, nelayan bisa mengetahui daerah mana yang berpotensi untuk menangkap ikan. Selain itu, sekitar tahun 2009, dibuatlah Peta Prakiraan Daerah Penangkapan Ikan (PPDPI) oleh Mahasiswa Universitas Diponogoro, Paret Agung Sanjaka. Seperti halnya ZPPI, alat ini menggunakan fish finder dan teknologi navigasi GPS. PPDPI ini dibuat dengan harapan dapat mengubah paradigma berburu untuk menangkap ikan menjadi mengambil dengan bantuan teknologi satelit. ZPPI dan PPDPI dapat membantu nelayan untuk mencari lokasi titik ikan, tetapi nelayan masih menggunakan cara lama untuk menentukan arah tujuan ke titik lokasi ikan. Dalam arti, hanya mengandalkan arah mata angin yang ditunjukan kompas saja, sehingga tetap ada kemungkinan membutuhkan waktu melaut yang lama. Untuk membantu mengatasi masalah yang ada, maka dibutuhkan alat yang dapat mengirimkan informasi titik ikan langsung ke Pusat Informasi, sekaligus menampilkannya ke nelayan. Dengan menggunakan teknologi GPS dan sistem komunikasi radio frekuensi (RF) serta pengoperasian fish finder, maka terciptalah Sistem Terpusat Penentuan Lokasi Keberadaan Ikan dan Penuntun Kapal Nelayan pada tahun 2007 oleh Antoni Susanto dkk. Dengan sistem ini, nelayan dapat langsung menuju titik ikan terdekat dengan mengikuti arah yang ditunjukkan sistem. Alat atau sistem ini, terbukti dapat mengirimkan informasi lokasi keberadaan ikan secara lengkap, menentukan titik ikan terdekat, dan menuntun kapal nelayan menuju titik ikan tersebut.

3 84 Sistem ini hanya dapat berkomunikasi pada 0 km hingga 1.2 km saja, karena masih menggunakan RF. Dengan kata lain, pada saat ini dibutuhkan alat yang bisa memberitahukan dimana lokasi ikan yang selalu update, sekaligus bisa memberikan arahan (menuntun) nelayan ke lokasi ikan tersebut. Dimana alat ini harus bisa berkomunikasi pada jarak yang bebas (tidak ditentukan), sehingga dapat mencari ikan di tengah laut sekalipun. Secara garis besar sistem yang dibuat untuk membantu masalah di atas: Membangun sebuah perangkat bergerak yang bisa berfungsi ganda. Fungsi yang pertama untuk mengirimkan lokasi keberadaan ikan ke pusat (Terminal) bila ditekan tombol tertentu pada mode mobile guidance. Selain itu, akan dilakukan proses penuntunan nelayan ke lokasi ikan dengan memberikan informasi arah yang dituju. Fungsi yang kedua untuk mencari dimana lokasi ikan berada, yang kemudian dijadikan titik ikan untuk dikirimkan ke terminal. Terminal akan terus melakukan monitoring terhadap mode mobile scanner ini, agar selalu bisa mengupdate data titik-titik ikan. Kedua fungsi ini bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Ketika perangkat ini dinyalakan, maka akan masuk mode navigasi kompas. Selama penggunaan mode navigasi kompas bisa dipanggil kembali dengan menekan tombol fungsinya. Membangun perangkat lunak yang digunakan pada pusat Terminal. Di sini Terminal akan menerima dan mengolah data titik ikan yang diterima dari mobile scanner, yang kemudian dikirimkan ke mobile guidance yang memintanya. Sekaligus menampilkan atau memvisualisasikan lokasi kapal dan lokasi ikan secara real time.

4 85 Untuk membangun alat ini maka peneliti memilih sejumlah komponen yang diharapkan mampu berintegrasi dan melakukan semua fungsi yang diinginkan. Komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut a. NB2-DSK01 Peneliti memilih NB2-DSK01 karena merupakan sebuah modul yang mempermudah perancangan FPGA. Penulis juga menggunakan FPGA dengan harapan di kemudian hari, sistem dapat dimodifikasi menjadi lebih baik dengan lebih mudah. b. GM862-GPS Alat yang dirancang memerlukan komunikasi GSM dan memerlukan kemampuan untuk menangkap sinyal GPS. GM862-GPS merupakan satu modul yang meninteregasikan komunikasi GSM dan kemampuan GPS dalam satu modul. c. HMC6343 Kompas diperlukan dalam melakukan navigasi dan perhitungan arah yang harus dituju oleh nelayan. Penulis memilih HMC6343 karena memiliki kemampuan Tilt Compensation untuk mengolah kemiringan kompas agar tetap menunjukan arah yang benar sehingga baik untuk digunakan di laut d. u-oled128 Penulis memilih u-oled128 sebagai display komponen karena daya yang diperlukan u-oled lebih kecil dari LCD biasa dan kemampuan u-oled128 untuk menampilkan bentuk grafis.

5 Perancangan Perangkat Keras Gambar 3.1. Diagram blok sistem Diagram blok sistem di atas, terbagi atas dua buah bagian yang dihubungkan dengan modul GPS/ GSM. Bagian pertama dihubungkan dengan PC atau telepon selular, dimana sistem ini digunakan sebagai terminal penghubung dan pengawas antara mobile guidance atau mobile scanner. Bagian kedua merupakan blok sistem dari mobile guidance atau mobile scanner. Sistem ini terdiri dari Altium NanoBoard NB2-DSK01, modul GPS/ GSM (GM862-GPS), kompas digital (HMC6343), modul LCD (µ- Oled128) dan tombol joystick (atas, bawah, kiri, kanan, dan tekan). Altium NanoBoard ini berfungsi sebagai sistem kontrol utama yang akan mengatur dan mengolah data yang didapat dari modul GPS/ GSM dan kompas digital. Pada dasarnya modul ini merupakan development board yang menggunakan FPGA Spartan 3 sebagai chip prosesor utamanya. Dimana FPGA Spartan 3 ini menggunakan tipe

6 87 prosesor TSK3000A. Sistem kontrol ini akan menerima input dari modul GPS/ GSM, kompas digital dan beberapa tombol (tombol joystick) untuk memilih mode (mobile scanner atau mobile guidance), kemudian akan menampilkan tampilan sesuai dengan mode yang dipilih dan data yang diterima dari modul GPS/ GSM dan kompas digital. Tampilan tersebut akan ditampilkan pada modul LCD berupa jarak dan arah. Modul GPS/ GSM menggunakan modul GM862-GPS yang diproduksi oleh Telit. Modul ini mengintegrasikan GPS, GSM dan GPRS (tidak dipakai pada penelitian ini). Pada terminal, sistem akan bisa mengetahui keberadaan mobile guidance atau mobile scanner, sekaligus lokasi wilayah tangkap ikan yang didapatkan mobile scanner, dengan menggunakan fasilitas GPS/ GSM. Pada mobile scanner atau mobile guidance, sistem akan memberitahukan lokasinya, sekaligus menerima data lokasi ikan dengan fasilitas GSM. Modul GM862-GPS dan PC/ telepon selular akan berkomunikasi dengan komunikasi serial melalui kabel usb, sedangkan modul GM862-GPS dan NanoBoard NB2-DSK01 akan berkomunikasi dengan komunikasi serial UART. Kompas yang digunakan merupakan modul kompas digital HMC6343 (akurasi 2 0 dan resolusi 0,1 0 ) yang melakukan interface dengan I2C. Dengan modul ini, akan didapatkan data arah mata angin selayaknya kompas analog biasa. Data yang dikirimkan berupa byte yang akan menunjukkan pada posisi mana sistem berada (Timur, Selatan, Barat, Utara ataupun diantara ke empat arah mata angin tersebut). Modul LCD menggunakan µ-oled128 buatan 4D System. Modul LCD ini berfungsi untuk menampilkan berbagai informasi, antara lain: posisi di bumi berdasarkan arah mata angin (kompas), posisi target yang ingin dituju (baik lokasi wilayah tangkap ikan dan kembali ke tempat awal) dan informasi-informasi yang

7 88 dibutuhkan selama berlayar. Informasi-informasi ini ada yang ditampilkan secara langsung dan ada pula yang bisa dipilih dengan menekan tombol tertentu. Tombol pada sistem ini berupa joystick dengan pilihan ke atas, bawah, kiri, kanan dan ditekan. Pada kelima pilihan tombol ini, bisa dipilih mode yang ingin digunakan dan informasi yang ingin ditampilkan. Pemilihan menu bisa dilakukan dengan cara memilih atau menggerakkan joystick ke atas, bawah, kiri, kanan maupun ditekan. Dimana arah ke atas untuk memilih pilihan ke satu, ke kiri untuk pilihan ke dua, ke bawah untuk pilihan ke tiga, dan ke kanan untuk pilihan ke empat. Selain itu, untuk beberapa menu, terdapat pilihan ke lima yang bisa dipilih dengan menekan joystick Altium NanoBoard NB2-DSK01 FPGA yang dipakai pada Altium NanoBoard NB2-DSK01 menggunakan tipe prosesor TSK3000A. Tipe prosesor TSK3000A bisa menghubungkan beberapa peripheral sekaligus dengan cara yang lebih mudah. Dalam hal ini, digunakan tiga buah peripheral. Penghubungan ketiga peripheral tersebut menggunakan wishbone interconnect. Setiap peripheral pun menggunakan wishbone tertentu yang sesuai dengan cara mengkomunikannya agar dapat dihubungkan dengan wishbone interconnect. Seperti pada modul µ-oled128 dan modul GM862-GPS menggunakan wishbone UART karena untuk mengakses GM862-GPS tersebut menggunakan komunikasi serial. Wishbone UART tersebut akan dihubungkan ke peripheral RS232. Pada HMC6343 menggunakan wishbone I2C karena untuk mengakses HMC6343 tersebut menggunakan komunikasi I2C. Wishbone I2C tersebut akan

8 89 dihubungkan ke peripheral I2C dimana akan terdapat pin SDA dan SCL telah dihubungkan pada user header A pada NanoBoard NB2-DSK01 sehingga dapat langsung dihubungkan pada HMC6343. Gambar 3.2. Sistem OpenBus yang digunakan pada TSK3000A Wishbone interconnect dengan menggunakan prosesor TSK3000A ini dibuat dengan sistem OpenBus. Dengan menggunakan Altium Designer Summer 9, sistem OpenBus ini bisa dibuat. Pertama-tama di tentukan terlebih dahulu tipe prosesor apa yang digunakan, kemudian menentukan memori dan peripheral apa saja yang akan dipakai. Dalam hal ini, penulis menggunakan prosesor TSK3000A, sedangkan untuk peripheral akan dipakai WB_PRTIO_1 (port input output), WB_UART8_V2_1 (port komunikasi serial UART yang pertama), WB_I2CM_1 (port komunikasi I2C), dan WB_UART8_V2_2 (port komunikasi serial UART yang kedua). Peripheral-peripheral ini akan disambungkan sesuai kebutuhan,

9 90 sehingga menghasilkan desain seperti pada Gambar 3.2. Dari rangkaian OpenBus tersebut, kemudian dibuat menjadi sebuah sheet symbol yang sederhana untuk dihubungkan dengan komponen-komponen yang bersangkutan. Bentuknya berupa kotak yang terdapat pin-pin sesuai dengan peripheral yang digunakan. Sheet symbol dari sistem OpenBus ditunjukkan pada gambar kotak berwana hijau yang di tunjukkan panah pada Gambar 3.3.

10 Gambar 3.3. Skematik rangkaian TSK3000A 91

11 92 Pada rangkaian yang ditunjukkan Gambar 3.3, menunjukkan prosesor TSK3000A dengan instrumen dan peripheral-peripheral yang digunakan. Dimana TSK3000A menggunakan instrumen clock (CLK_I) dan reset (RST_I), sedangkan peripheral yang digunakan sesuai dengan yang dirancang pada sistem OpenBus, kecuali WB_MEM_CTRL_SRAM. Pin WB_MEM_CTRL_SRAM ini dihubungkan langsung ke memori yang terdapat pada NanoBoard. Pin ini dipakai untuk menyimpan data-data yang diterima oleh NanoBoard NB2-DSK01 tersebut. Dimana ukuran memori yang dipakai bisa di atur sesuai keinginan, yaitu antara 8KB sampai 1MB. Dalam prosesor TSK3000A ini, data disimpan dalam satu word. Satu word ini terdiri dari 32 bit. Besar memori yang di pilih 16KB, sehingga jumlah word yang bisa disimpan adalah 4K (32bit=4byte, 4K x 4byte=16KB). Pengaturan besar memori ini, dilakukan ketika melakukan konfigurasi prosesor TSK3000A, di bagian internal processor memory. Pada alat ini digunakan 32KB [8K x 32 bit words]. Komunikasi UART pada NanoBoard ini ada dua buah, untuk itu digunakan WB_UART8_V2_1 dan WB_UART8_V2_2. Dimana WB_UART_8_V2_2 dihubungkan ke RS232 yang terdapat pada NanoBoard, yang kemudian dihubungkan ke GM862-GPS. WB_UART8_V2_1 dihubungkan ke pin user header A dan kemudian dihubungkan dengan µ-oled128. Dimana user header pin 3, 5, 7 dan 9 digunakan sebagai pin RX, TX, CTS dan RTS. Untuk komunikasi UART ini (baik untuk berkomunikasi dengan GM862-GPS maupun µ-oled128), format yang digunakan adalah 8n1. Yang berarti 8 data, tidak terdapat parity, dan bit terakhir menandakan stop bit.

12 93 Selain WB_UART8_V2_1, WB_I2CM juga dihubungkan ke pin user header A. Pin ini digunakan sebagai komunikasi serial yang akan melakukan komunikasi dengan HMC6343. Untuk itu WB_I2CM ini dihubungkan dengan rangkaian I2C yang menghubungkan pin data (SDA) dan clock (SCL). Dimana user header A pin 17 (HA17) sebagai pin SDA dan user header A pin 19 (HA19) sebagai pin SCL. Untuk mengetahui ada tidaknya eror, maka digunakan LED sebagai indikatornya. Dimana LED ini terhubung ke pin WB_PRTIO. LED yang ada pada NanoBoard ada 8 buah, yang menyatakan 8 bit atau 0xFF. Ketika inisialisasi UART1 (yang terhubung ke µ-oled128) mengalami kegagalan, maka LED akan menyala 0x01, sedangkan jika berhasil akan menyala 0x0F. Ketika inisialisasi UART2 (yang terhubung ke GM862-GPS) mengalami kegagalan, maka LED akan menyala 0x02, sedangkan jika berhasil akan menyala 0xF0. Ketika inisialisasi I2C (yang terhubung ke HMC6343) mengalami kegagalan, maka LED akan menyala 0x03, sedangkan jika berhasil akan menyala 0xFF. Pada I2C, jika terdapat kegagalan saat read maka LED akan menyala 0x04, sedangkan jika berhasil akan menyala 0x06. Pada saat melakukan write, jika terjadi kegagalan maka akan menyala 0x05, jika berhasil 0x07 yang akan ditampilkan. Pada saat menjalankan aplikasi, jika tidak terdapat SMS balesan dari terminal, maka LED akan menyala 0x5F.

13 Konektor Penghubung Gambar 3.4. User Header A pada NanoBoard NB2-DSK01 Konektor penghubung ini digunakan untuk menghubungkan NanoBoard NB2-DSK01 dengan HMC6343 dan µ-oled128. Konektor penghubung ini mengunakan pin user header A yang terdapat pada NanoBoard NB2-DSK01. Dimana pin 1 sebagai VCC (5 volt) dan pin 20 sebagai Ground. Pin yang lain digunakan berdasarkan skematik yang dibuat. Dalam hal ini, pin-pin yang digunakan sesuai tabel dibawah ini. Tabel 3.2. Pin yang digunakan sebagai konektor penghubung Pin Fungsi Keterangan 1 VCC 5 volt 3 RX 5 TX 7 CTS Penghubung ke µ-oled128 9 RTS NC Tidak digunakan 17 SDA Penghubung ke 19 SCL HMC Ground -

14 95 Gambar 3.5. Rangkaian User Header A User header A bisa dipilih menggunakan tegangan 5 volt atau 3,3 volt sebagai VCC. Untuk alat ini digunakan tegangan 5 volt sebagai VCC Kompas Digital (HMC6343) Kompas digital HMC6343 yang di pakai ini, menggunakan tegangan 3,3 volt. Yang berarti memiliki tegangan yang berbeda dari tegangan NanoBoard ataupun GM862-GPS. Untuk itu, input yang diberikan ke HMC6343 ini diberikan voltage regulator terlebih dahulu. Voltage regulator yang digunakan adalah jenis CX yang akan membatasi tegangan menjadi 3,3 volt, yang sesuai dengan kebutuhan HMC6343.

15 96 Gambar 3.6. Pin Out HMC µ-oled128 µ-oled128 dalam perancangannya menggunakan carrier board yang langsung menghubungkan µ-oled128 dengan joystick. Dalam board ini, pin IO1 µ-oled128 sudah dihubungkan dengan joystick. Board ini mengeluarkan lima buah pin dari pin-pin yang ada pada µ-oled128. Dimana kelima pin inilah yang akan dihubungkan ke NanoBoard untuk berkomunikasi. Pin-pin ini terdiri dari pin reset, GND, TX, RX dan VCC 5 volt. Gambar 3.7. Pin UART pada carrier board µ-oled128 Selain itu, board ini terdapat rangkaian speaker atau penguat suara. Rangakaian ini langsung dihubungkan ke pin IO2 pada µ-oled128. Output suara dari µ-oled128 sebenarnya bisa dihubungkan ke pin IO1 maupun pin IO2, namun karena joystick hanya bisa dihubungkan ke pin IO1, maka rangkaian penguat suara ini dihubungkan ke pin IO2.

16 97 Gambar 3.8. Rangkaian penguat suara Tombol Joystick Tombol joystick yang dipakai pada alat ini, langsung disambungkan ke µ- Oled128. Tombol joystick yang memiliki enam kaki, lima kakinya dirangkai dengan resistor yang memiliki nilai berbeda-beda. Kaki ke enam dihubungkan langsung ke pin input output (IO1) pada µ-oled128. Rangkaian ini berfungsi sebagai rangkaian pembagi tegangan yang akan menjadi input IO1. Input yang di dapat oleh µ-oled128 akan di terjemahkan sehingga µ-oled128 dapat menentukan tombol apa yang ditekan oleh user. Tabel 3.3. Resistor yang digunakan untuk joystick Tombol Resistor 1 / SW1 22K 2/ SW2 10K 3/ SW3 4K7

17 98 4/ SW4 2K2 5/ SW5 1K2 Gambar 3.9. Rangkaian tombol joystick Pada pin satu dihubungkan dengan resistor 22K. Berdasarkan rumus pembagi 22K tegangan, maka = 0, 82. Nilai 0,82 inilah yang kemudian dikalikan 22K + 4K7 dengan VCC 3,3 volt dan menghasilkan 2,71 volt, jika nilai 2,71 volt ini terbaca oleh pin IO1 µ-oled128, secara otomatis µ-oled128 akan mengetahui pin satu yang digerakkan, atau dengan kata lain pengguna sedang menggeser joystick ke atas. Output pin enam dan aksi apa yang dilakukan, ditunjukkan pada Tabel 3.4.

18 99 Tabel 3.4. Output pin enam dan aksi yang dilakukan Pin Perhitungan Output pin 6 Aksi 22K 1 = 0, 82 22K + 4K7 10K 2 = 0, 68 10K + 4K 7 4K 7 3 = 0, 50 4K 7 + 4K7 2K 2 4 = 0, 32 2K 2 + 4K7 1K2 5 = 0, 20 1K 2 + 4K7 2,71 V atas 2,24 V kiri 1,65 V bawah 1,05 V kanan 0,66 V tekan 3,3 V diam Setelah pin IO1 membaca pin yang digerakkan, pin IO1 akan mengirimkan sinyal ke µ-oled128. Misal, ketika joystick digerakkan ke bawah, maka pin IO1 akan menerima 1,65 volt. Karena itu pin IO1 akan mengirimkan 3 ke µ-oled128, sebagai pernyataan pin 3 yang dipakai. Begitu juga dengan pergerakkan yang lainnya. Dengan begitu µ-oled128 bisa menjalankan program sesuai dengan input yang diterima pin IO1. Dalam alat ini, pergerakan joystick akan menyatakan menu ataupun mode yang dipilih baik oleh nelayan maupun seeker. Pilihan yang ditunjukkan pergerakan joystick ini ditunjukkan pada Tabel 3.5.

19 100 Tabel 3.5. Pilihan yang ditunjukkan pergerakan joystick Pergerakan joystick Menu yang dipilih Tekan Perancangan Piranti Lunak Piranti lunak yang dirancang untuk alat ini terbagi menjadi 3 bagian. Piranti yang pertama dibuat dan diprogram ke dalam µ-oled128, piranti lunak kedua dibuat dan diprogram ke dalam NanoBoard NB2-DSK01 dan piranti lunak ketiga dibuat dan diprogramkan ke GM862-GPS. Dimana ketiga piranti ini akan saling menunjang satu sama lain untuk menjalankan alat ini secara keseluruhan. Piranti lunak pada µ-oled128 berperan sebagai user interface yang berfungsi menampilkan menu dan sebagai penerima input dari user. Input dari user ini berasal dari tombol joystick yang digerakkan oleh user. Piranti lunak pada µ-oled128 ini dibuat dengan menggunakan software 4DGL_Workshop3 yang memakai bahasa pemrograman hasil modifikasi 4D System. Pada NanoBoard NB2-DSK01, piranti lunak semua yang dibuat berperan sebagai penghubung komunikasi antara µ-oled128, GM862-GPS dan HMC6343. Dalam

20 101 membuat piranti lunak ini digunakan bahasa pemrograman C dengan bantuan software pendukung Altium Designer Summer 9. Untuk GM862-GPS, piranti yang dibuat akan berperan sebagai komunikasi dengan menggunakan GSM dan pengambilan koordinat GPS. Piranti lunak ini dibuat dengan menggunakan software pendukung dari Telit Python yaitu PhytonWin. Dimana software ini menggunakan bahasa pemrograman khusus, yang dikenal dengan nama Phyton Diagram Alir µ-oled128-g1(gfx) Program µ-oled128 akan berjalan sesuai dengan input yang diberikan. Dimana input yang didapat µ-oled128 berasal dari tombol joystick dan NanoBoard NB2-DSK01. Selain menerima input, modul ini akan memberikan output sesuai dengan program yang dibuat. Output yang dikeluarkan ini, berupa tampilan yang ditunjukkan dan sinyal tertentu yang dikirimkan ke NanoBoard.

21 102 Start Inisialisasi Ambil data kompas Tidak Tampilkan kompas Ya Pilih tombol apa saja? Yes Tampilkan menu Tidak Tombol (menu) 1menit? Gambar Diagram alir program pada µ-oled128

22 103 Gambar Diagram alir sub-rutin tombol(menu) Setelah proses inisialisasi, µ-oled128 akan menampilkan kompas. Dimana kompas ini akan menunjukkan posisi saat itu (derajat pada arah mata angin). Ketika tombol joystick digerakkan, maka akan ditampilkan menu untuk memilih mode yang akan dipakai (mode mobile guidance untuk nelayan atau mode mobile scanner untuk pencari ikan/ seeker). Dimana pada saat ini sub-rutin tombol (menu) dijalankan. Pemilihan menu dilakukan dengan menggerakkan tombol joystick. Dari menu awal ini, jika sampai batas waktu satu menit tidak terdapat respon (pilihan mode), maka tampilan akan kembali ke kompas.

23 104 Gambar Tampilan pemilihan mode Pada sub-rutin tombol (menu), program akan berjalan berdasarkan menu yang dipilih. Pemilihan dilakukan oleh user, jika dipilih mode mobile guidance maka akan dipanggil sub-rutin mobile guidance, sedangkan jika dipilih mode mobile scanner maka akan dipanggil sub-rutin mobile scanner. Ketika dipilih mode kompas, maka akan ditampilkan kompas seperti pada saat alat ini dinyalakan pertama kali. Mode kompas ini akan memanggil sub-rutin kompas. Dimana subrutin ini akan langsung mengambil data kompas dari HMC6343. Mode mobile guidance: Gambar Tampilan menu pada mode mobile guidance

24 105 Pada saat nelayan memilih mode modile guidance, secara otomatis sistem menjalankan sub-rutin yang akan menampilkan menu pilihan terlebih dahulu. Nelayan bisa memilih untuk mencari ikan, panduan pulang, menampilkan kompas atau kembali ke menu pemilihan mode. Jika diperlukan, nelayan bisa memilih menu bantuan. Dimana menu bantuan ini, diperuntukkan bagi nelayan yang membutuhkan bantuan dalam menjala ikan.

25 Gambar Diagram alir untuk mode mobile guidance 106

26 107 Pada saat nelayan memilih menu mencari ikan, maka secara otomatis nelayan akan diberikan arahan atau panduan menuju lokasi wilayah tangkap ikan. Disini nelayan akan diarahkan menuju lokasi wilayah tangkap ikan yang terdekat. Penentuan titik lokasi wilayah tangkap ikan dikirimkan dari Terminal. Demikian juga ketika nelayan memilih menu pulang, maka secara otomatis nelayan akan diberikan arahan atau panduan menuju tempat ke kantor lokasi Terminal berada, dengan kata lain pulang. Pada saat nelayan memilih menu bantuan, maka terminal akan mengirimkan lokasi keberadaan nelayan pada saat itu ke nelayan lain yang bisa membantu pada saat itu. Pengiriman lokasi ini akan memberikan laporan berhasil atau tidaknya data lokasi dikirimkan. Untuk menu kompas, tampilan akan menunjukkan kompas seperti pada saat alat ini dijalankan pertama kali. Bedanya, jika pada saat menampilkan kompas ada pergerakan tombol joystick, maka tampilan akan kembali menampilkan menu mobile guidance bukan menu awal. Tampilan kembali ke menu pemilihan mode, jika dipilih kembali ke menu awal. Mode mobile scanner: Gambar Tampilan menu pada mode mobile scanner

27 108 Selain nelayan yang melaut, ada pula yang bertugas sebagai pencari ikan (seeker). Seeker akan memilih mode mobile scanner ketika mencari ikan. Mode ini akan menampilkan menu mengirim lokasi ikan, panduan pulang, tampilkan kompas dan kembali ke menu awal.

28 Gambar Diagram alir untuk mode mobile scanner 109

29 110 Pada saat seeker memilih menu kirim lokasi ikan, maka secara otomatis data lokasi seeker pada saat itu akan dikirimkan ke terminal. Data ini menunjukkan lokasi wilayah tangkap ikan yang telah ditemukan seeker. Proses pengiriman data ini akan memberikan laporan berahasil atau tidaknya data dikirim, kemudian laporan ini akan ditampilkan ke seeker. Pada saat data gagal dikirim, maka seeker bisa melakukan pengiriman ulang. Sama seperti nelayan, ketika seeker memilih menu pulang, maka seeker akan diberikan arahan atau panduan menuju pulang. Begitu juga dengan menu kompas, ketika seeker memilih menu ini, maka kompas akan ditampilkan. Saat kompas ditampilkan, jika tombol joystick digerakkan, maka akan kembali ke menu mobile scanner bukan menu pemilihan mode. Tampilan akan kembali ke menu pemilihan mode, ketika dipilih ke menu awal atau dengan kata lain terjadi return Diagram Alir NanoBoard NB2-DSK01 NanoBoard NB2-DSK01 ini memiliki program tersendiri yang dijalankan oleh TSK3000A. Pertama-tama, TSK3000A akan melakukan tahap inisialisasi terlebih dahulu. Dimana proses yang terjadi pada tahap inisialisasi ini termasuk proses pengaturan baud rate untuk komunikasi UART. TSK3000A akan menggunakan baud rate bps untuk berkomunikasi dengan GM862-GPS dan baud rate bps untuk berkomunikasi dengan µ-oled128. Program ini awalnya berjalan sesuai dengan input yang diberikan µ- Oled128, kemudian akan dijalankan sesuai dengan input yang diberikan µ- Oled128 dan GM862-GPS. Dimana dari input yang didapat ini, akan memberikan

30 111 output tertentu. Berdasarkan input maupun output tersebut, program akan berjalan sesuai dengan diagram alir yang ditunjukkan Gambar Input yang diberikan µ-oled128 terjadi ketika nelayan ataupun seeker melakukan pemilihan menu. Berdasarkan menu ini µ-oled128 akan mengirimkan perintah ke TSK3000A untuk menjalankan atau memanggil sub-rutin yang akan mengoperasikan menu tersebut. Adapun pilihan menu yang dapat dipilih sesuai dengan tampilan pada layar µ-oled128. Perintah untuk memanggil sub-rutin terdapat kesamaan antara mode mobile guidance maupun mode mobile scanner, sehingga perintah-perintah tersebut dikelompokkan menjadi: Target (IKN/PLG) Pada mode mobile guidance terdapat menu mencari ikan, dimana nelayan menginginkan arahan menuju lokasi tangkap ikan yang terdekat. Bisa dikatakan ikan sebagai target dari menu ini. Baik pada mode mobile guidance maupun mobile scanner terdapat menu panduan pulang, dimana nelayan dan seeker ingin kembali ke terminal dan butuh arahan untuk pulang. Dalam hal ini terminallah yang menjadi target. Untuk itu, kedua menu ini dikelompokkan menjadi satu sebagai target. Dimana untuk mengaksesnya dikirimkan perintah IKN untuk nelayan yang ingin mencari ikan, sedangkan perintah PLG untuk nelayan dan seeker yang ingin pulang. Pilihan (LOK/BTN) Pada mode mobile scanner terdapat pilihan menu mengirim lokasi ikan, dimana titik kapal pada saat itu menyatakan lokasi tangkap ikan yang ingin dicatat oleh terminal. Pada mode mobile guidance terdapat menu bantuan, dimana titik kapal pada saat itu ingin dicatat oleh terminal, kemudian

31 112 dikirimkan ke nelayan lain yang bisa membantu. Kedua menu ini memiliki inti yang sama, untuk itu dikelompokkan menjadi satu sebagai pilihan. Dimana untuk mengaksesnya dikirimkan perintah LOK untuk seeker yang ingin mengirim lokasi, sedangkan perintah BTN untuk nelayan yang sedang membutuhkan bantuan. Kompas (CPS) Baik pada mode mobile guidance maupun mode mobile scanner terdapat menu tampilkan kompas. Dimana menu ini akan menampilkan kompas yang menunjukkan arah mata angin pada posisi tersebut. Menu ini bisa di akses dengan mengirimkan perintah CPS.

32 Gambar Diagram alir program pada NanoBoard NB2-DSK01 113

33 114 Pada saat µ-oled128 memberikan input IKN atau PLG, maka akan dipanggil sub-rutin target. Ketika sub-rutin ini dijalankan, pertama-tama TSK3000A akan mengirimkan tipe ke GM862-GPS. Tipe yang dimaksud adalah tipe IKN atau tipe PLG. Tipe IKN menunjukkan bahwa menu menuju titik ikan sedang dipilih dan ingin dijalankan, sedangkan tipe PLG menunjukan bahwa menu pulang sedang dipilih dan ingin dijalankan. Baik tipe IKN maupun PLG, akan meminta data target yang akan dituju ke GM862-GPS (IKN meminta data lokasi ikan, PLG meminta data tempat terminal atau pulang). Dari data yang didapat akan dikalkulasikan jarak dan arah dari posisi sekarang sampai target. Jika sudah sampai ke tujuan, maka akan dikirimkan laporan sampai, sedangkan jika ditengah jalan berubah pikiran, maka nelayan dan seeker bisa membatalkan perintah dan kembali ke menu sebelumnya.

34 Gambar Diagram alir sub-rutin target 115

35 116 Pada sub-rutin target, terdapat proses kalkulasi jarak dan arah. Proses kalkulasi ini menggunakan rumus dasar Haversine. Untuk menghitung jarak persamaan aslinya sebagai berikut : R = earth s radius (mean radius = 6,371km) dlat = lat2- lat1 dlong = long2- long1 dlat dlong2 2 2 a = sin ( ) + cos( lat1).cos( lat2).sin ( ) 2 2 c = 2 *arctan 2( a, 1 - a) d = R.c Untuk menghitung sudut (arah) perhitungannya adalah sebagai berikut: θ = a tan 2{[sin( dlong ).cos( lat2).sin( lat2) - sin( lat2).cos( lat2).cos( dlong )]} Berdasarkan rumusan di atas, di buat rumus perhitungan dengan menggunakan bahasa pemrograman C. Rumus ini akan di akses oleh TSK3000A untuk melakukan kalkulasi jarak dan arah. Untuk menghitung jarak yang harus ditempuh oleh kapal, maka digunakan rumus: slat = sqrt((lat2 - lat1) * (lat2 - lat1)) * / 180; slong = sqrt((long2 - long1) * (long2 - long1)) * / 180; a = sin(slat/2) * sin(slat/2) + cos(lat1 * / 180) * cos(lat2 * / 180) * sin(slong/2) * sin(slong/2); jarak = floor(2*r* atan2(sqrt(a), sqrt(1-a)));

36 117 Untuk menghitung sudut (arah) digunakan rumus: sudut = atan2(sin(long2 * / long1 * / 180)*cos(lat2 * / 180), cos(lat1 * / 180)*sin(lat2 * / 180)-sin(lat1 * / 180)*cos(lat2 * / 180)*cos(long2 * / long1 * / 180)); sudut = sudut / *180; Dimana lat2 dan long2 adalah koordinat yang harus di capai dalam format derajat, dan lat1 dan long1 adalah koordinat kapal sekarang dalam format derajat. Kedua data ini harus diubah kedalam bentuk radian yaitu dengan mengalikan pi/180derajat. Sesudah dihitung, hasil yang diperoleh di ubah kembali dari bentuk radian ke bentuk derajat R adalah jari-jari bumi yang besarnya tergantung besaran yang mau digunakan, jika data yang diinginkan dalam bentuk km, maka R=6371 jika jarak yang dinginkan dalam bentuk m maka R= Sesudah dihitung, hasil sudut yang diperoleh di ubah kembali dari bentuk radian ke bentuk derajat. Data yang telah didapat tersebut diolah oleh Nanoboard NB2-DSK01 dan kemudian ditampilkan ke µ-oled128.

37 118 Pilihan (tipe) Kirim tipe ke GM862-GPS Terima data dari GM862-GPS Terima data berhasil? Ya Kirim berhasil ke uoled Tidak Kirim gagal ke uoled Return Gambar Diagram alir sub-rutin pilihan Pada saat µ-oled128 memberikan input LOK atau BTN, maka akan dipanggil sub-rutin pilihan. Seperti halnya sub-rutin target, pada sub-rutin pilihan pertama-tama TSK3000A akan mengirimkan tipe ke GM862-GPS. Dimana tipe yang dimaksud pada sub-rutin ini adalah tipe LOK atau tipe BTN. Tipe LOK diperuntukan bagi seeker yang ingin mengirimkan data lokasi tangkap ikan yang ditemukan, sedangkan tipe BTN diperuntukan bagi nelayan yang ingin meminta bantuan dalam proses menangkap ikan. Kedua tipe ini akan meminta data keberadaan pada saat itu ke GM862-GPS, kemudian data tersebut akan dikirimkan ke terminal. Jika data berhasil ataupun gagal, maka akan dikirimkan laporan ke µ- Oled128 yang akan menampilkan berhasil atau gagal.

38 119 Pada saat nelayan ataupun seeker memilih menampilkan kompas, maka µ- Oled128 akan mengirimkan CPS ke NanoBoard, sehingga NanoBoard akan mengambil data kompas, dengan memanggil sub-rutin kompas. NanoBoard secara otomatis akan mengupadate posisi GPS, jika tidak terdapat input apapun dari µ- Oled128. Update posisi GPS ini dijalankan dengan memanggil sub-rutin GPS. Data GPS bisa diambil dengan mengirimkan GPS terlebih dahulu ke GM862-GPS. Setelah itu GM862-GPS akan memberikan informasi data GPS ke NanoBoard. Pada saat data berhasil dikirim, data tersebut akan disimpan di prosesor utama yang akan digunakan kembali ketika dibutuhkan. Gambar Diagram alir sub-rutin GPS

39 Diagram Alir GPS/ GSM (GM862-GPS) Pada modul Telit GM862-GPS juga terdapat program tersendiri. Pemrograman yang dilakukan ini, sudah termasuk inisialisasi awal untuk modul GPS sendiri. Dalam arti, inisialisasi agar memungkinkan dilakukan komunikasi GPS maupun GSM. GM862-GPS akan bekerja berdasarkan input yang diberikan oleh TSK 3000A yang terdapat pada NanoBoard NB2-DSK01. Berdasarkan input yang diberikan, GM862-GPS akan memberikan output yang dikirimkan ke TSK3000A. Pada kondisi (perintah) tertentu, output yang ada akan dikirimkan ke terminal. Data output ini akan dikirimkan melalui SMS dengan menggunakan fungsi GSM pada GM862-GPS.

40 Gambar Diagram alir program pada modul GM862-GPS 121

41 122 Pada saat GM862-GPS menerima input GPS dari TSK3000A, maka GM862-GPS akan mengambil data GPS pada saat itu. Data GPS yang didapat akan dikirimkan ke TSK3000A, kemudian diolah terlebih dahulu sebelum ditampilkan ke µ-oled128 atau digunakan untuk perhitungan. Selain itu, data GPS ini dikirimkan juga ke terminal melalui SMS untuk memberitahu terminal di mana posisi kapal saat itu. Pada saat TSK3000A memberikan input IKN atau PLG, maka akan dipanggil sub-rutin panduan menuju target. Dimana sub-rutin ini dijalankan berdasarkan tipe yang dikirimkan. Tipe IKN untuk nelayan yang ingin menuju lokasi ikan, sedangkan tipe PLG untuk nelayan yang ingin pulang. Pada awalnya GM862-GPS akan mengirimkan permintaan berdasarkan tipe yang dipanggil ke terminal, kemudian terminal akan mengirimkan data target yang akan dituju oleh nelayan ataupun seeker. Jika sampai batas waktu 3 menit tidak ada data target yang dikirim oleh terminal, maka GM862-GPS akan mengirimkan gagal ke TSK3000A, sedangkan jika data target berhasil dikirimkan, TSK3000A akan menerima data target tersebut. Data target inilah yang akan diolah TSK3000A berdasarkan sub-rutin target yang ada pada NanoBoard NB2-DSK01.

42 123 Panduan menuju target (tipe) Kirim permintaan (tipe) ke terminal Tidak Data target diterima? Tidak Waktu menunggu habis (3menit) Ya Kirim data target ke TSK3000A Ya Kirim gagal ke TSK3000A Return Gamabr Diagram alir sub-rutin panduan menuju target Ketika TSK3000A mengirimkan input LOK dan BTN, maka sub-rutin kirim posisi akan dijalankan. Sub rutin ini akan berjalan sesuai dengan tipe yang dikirimkan. Dimana tipe LOK untuk seeker yang ingin mengirimkan data lokasi ikan yang didapat, sedangkan BTN untuk nelayan yang ingin meminta bantuan dalam menjala ikan. Pada awalnya, sub-rutin ini akan mengambil koordinat data GPS kapal nelayan atau seeker pada saat itu. Data yang di dapat dikirimkan ke terminal, dan

43 124 diberi batas waktu tiga menit untuk Terminal mengirimkan konfirmasi. GM 862- GPS akan mengirimkan gagal ke TSK3000A jika batas waktu sudah terlewati, sedangkan jika berhasil TSK3000A akan menerima berhasil. Kirim posisi (tipe) Ambil koordinat dari GPS Rangkai koordinat ke dalam data packet yang akan dikirim Kirim data Tidak Acknowledgement dari terminal Tidak Waktu tunggu habis? (3menit) Ya Ya Kirim data berhasil ke TSK3000A Kirim data gagal ke TSK3000A Return Gambar Diagram alir sub-rutin kirim posisi

44 Diagram Alir Kompas Digital (HMC6343) Untuk membaca data kompas, pada modul kompas digital HMC6343 ini, diperlukan urutan perintah tertentu untuk mendapatkannya. Jika ada permintaan data dari prosesor utama, maka prosesor utama harus mengirimkan urutan perintah seperti pada diagram alir dibawah ini. Gambar Diagram Alir program pada modul HMC6343

45 126 Untuk mendapatkan data terbaru, maka program atau perintah ini harus dikirimkan secara berkala (kurang lebih setiap 200ms). Dimana perintah ini dimulai dengan mengirimkan data 0x32 yang merupakan alamat untuk menulis perintah ke HMC6343. Selanjutnya dikirimkan data 0x50 yang merupakan perintah untuk meminta heading (arah), pitch (kemiringan naik atau turun) dan roll (kemiringan kiri atau kanan). Setelah menunggu kurang lebih 1ms, terlebih dahulu dikirimkan data 0x33 yang merupakan alamat untuk membaca data dari HMC6343. Selanjutnya data bisa dibaca dan dikirimkan ke prosesor utama. Data yang diterima prosesor utama berupa 16 bit, yang terdiri dari 8 bit pertama MSB dan 8 bit kedua LSB. Dimana bit-bit inilah yang akan menunjukkan arah mata anginnya. Untuk HMC6343 arah mata angin dibaca dari 0 sampai dengan 3600, yang menyatakan 0 0 sampai dengan Misalnya, data yang diterima prosesor utama , data ini menyatakan untuk MSB dan untuk LSB, jika binary ini di desimalkan, maka akan menghasilkan angka 3590 yang berarti Cara Kerja Sistem Keseluruhan Secara keseluruhan alat ini berjalan dengan perangkat utama dan perangkat tambahan. Perangkat utama terdiri dari perangkat yang memiliki dua mode (mobile guidance dan mobile scanner) dan terminal utama. Perangkat utama ini akan dibantu dengan perangkat tambahan, seperti: kapal untuk mencari ikan yang dilengkapi dengan fish finder (kapal seeker).

46 127 Gambar Kapal seeker berangkat mencari ikan Kapal seeker betugas untuk mencari ikan dengan bantuan fish finder. Dengan fish finder, operator akan mendapat informasi pencitraan laut sehingga dapat langsung mengetahui ada tidaknya ikan di lokasi tersebut. Ketika menemukan suatu lokasi ikan, maka operator pada kapal seeker akan mengirimkan sinyal yang menyatakan titik ikan. Sinyal ini akan diterima oleh terminal dan langsung diolah, serta ditampilkan pada layar. Kapal seeker akan menggunakan perangkat dengan mode mobile scanner.

47 128 Gambar Kapal seeker mendapat ikan dan memberi tanda Gambar Lokasi ikan diolah terminal

48 129 Ketika ada nelayan yang ingin melaut (mencari ikan), maka akan menggunakan mode mobile guidance. Nelayan tinggal menekan tombol untuk meminta arahan titik lokasi ikan terdekat kepada terminal, kemudian terminal akan memberitahukan lokasi ikan yang akan dituju sekaligus arah (petunjuk) menuju lokasi ikan tersebut. Gambar Nelayan diberi arahan ke titik ikan Pengiriman data titik ikan dari mobile scanner ke terminal dibantu dengan teknologi GSM, begitu juga dengan mobile guidance ke terminal. Informasi lokasi, baik titik ikan maupun kapal nelayan, yang didapat oleh terminal dibantu dengan teknologi GPS. Untuk membantu mengetahui arah ketika melaut dibantu dengan mode navigasi kompas, dengan teknologi kompas digital.

49 Rancang Bangun Gambar Rancangan sistem Gambar di atas merupakan rancangan sistem yang masih menggunakan NanoBoard NB2-DSK01. Dimana rancangan yang dibuat terdiri dari dua bagian. Bagian pertama modul NanoBoard NB2-DSK01 dan GM862-GPS, sedangkan bagian kedua modul sementara yang berisi µ-oled128 dan kompas digital dalam satu kotak. Dalam modul ini dilengkapi dengan joystick yang akan digunakan sebagai tombol untuk menjalankan sistem sesuai keinginan Sketsa Kotak Pada rancangan sistem dijalaskan bahwa akan dibuat dua buah kotak. Dimana kotak pertama berisi NanoBoard Nb2-DSK01 dan GM862-GPS. Kotak ini berukuran 45 cm x 30 cm x 15 cm, yang ditunjukkan pada Gambar Kotak kedua berisi HMC6343, µ-oled128 dan joystick. Kotak kedua ini berukuran 8 cm x 6,5 cm x 3 cm, yang ditunjukkan pada Gambar 3.31.

50 131 Gambar Sketsa kotak pertama Gambar Sketsa kotak kedua

51 Foto Alat Gambar Tampilan alat secara keseluruhan Gambar Tampilan alat tampak samping

52 133 Gambar Tampilan alat tampak atas Gambar Tampilan user interface

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dengan satelit maupun selular, seperti Global Positioning System (GPS)

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi dengan satelit maupun selular, seperti Global Positioning System (GPS) BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kemajuan teknologi sudah sangat pesat pada beberapa dekade terakhir. Dahulu penangkapan ikan dilakukan dengan berbagai macam alat sederhana, seperti tombak, alat pancing,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem berikut: Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem 6 1 Baterai Sensor: - GPS 2 Sensor Suhu dan Kelembapan 4 Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan dari penelitian ini yaitu membuat suatu alat yang dapat mengontrol piranti rumah tangga yang ada pada

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab tiga ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada alat ini. Dimulai dari uraian perangkat keras lalu uraian perancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Model Penelitian Agar mendapatkan hasil yang diinginkan maka diperlukan suatu rancangan agar dapat mempermudah dalam memahami sistem yang akan dibuat, oleh karenanya akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM Dalam bab ini penulis akan membahas prinsip kerja rangkaian yang disusun untuk merealisasikan sistem alat, dalam hal ini mikrokontroler 2560 sebagai IC utama untuk

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED 3.1. Rancang Bangun Perangkat Keras Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar 3.1. Sistem ini terdiri dari komputer, antarmuka

Lebih terperinci

Menampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0

Menampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0 Menampilkan nilai dari 8 kanal ADC ke Port Serial PC oleh Modul ST-51 dan AD-0809 V2.0 Seringkali dalam suatu system elektronik dibutuhkan komunikasi antara system tersebut dengan PC. Pada art ikel kali

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 34 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab IV ini akan dibahas tentang analisis data dan pembahasan berdasarkan perencanaan dari sistem yang dibuat. Rancangan alat indikator alarm ini digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram

BAB III PERENCANAAN. 3.1 Perencanaan Secara Blok Diagram BAB III PERENCANAAN Pada bab ini penulis akan menjelaskan lebih rinci mengenai perencanaan dalam pembuatan alat. Penulis membuat rancangan secara blok diagram sebagai pembahasan awal. 3.1 Perencanaan Secara

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan sistem dan realisasi perangkat keras dan perangkat lunak dari setiap modul yang mendukung alat secara keseluruhan.

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1. Gambaran Umum Sistem Sistem yang akan dibuat memiliki fungsi untuk menampilkan kondisi volume air pada tempat penampungan air secara real-time. Sistem ini menggunakan sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari modifikasi kelistrikan pada kendaraan bermotor, perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Pada bab ini menjelaskan perangkat keras yang digunakan dalam membuat tugas akhir ini. Perangkat keras yang digunakan terdiri dari modul Arduino

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan membahas mengenai perancangan alat yang dibuat berdasarkan pemikiran dan mengacu pada sumber yang berhubungan dengan alat, seperti pengkabelan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu Tangkis Indoor Pada lapangan bulu tangkis, penyewa yang menggunakan lapangan harus mendatangi operator

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 36 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM PEMANTAUAN POSISI DAN TINGKAT PENCEMARAN UDARA BEGERAK 3.1 PRINSIP KERJA SISTEM Sistem pemantauan posisi dan tingkat pencemaran udara bergerak, merupakan sebuah sistem yang

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Dengan memahami konsep dasar dari sistem meteran air digital yang telah diuraikan pada bab sebelumnya yang mencakup gambaran sistem, prinsip kerja sistem dan komponen komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 29 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram sistem absensi ini dapat dilihat pada gambar 3.1 di bawah ini. Gambar 3.1. Diagram Blok Sistem Fungsi fungsi dari blok diatas adalah sebagai

Lebih terperinci

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS SISTEM 4.1 Pengujian Perangkat Yang Digunakan Sebelum melakukan pengujian sistem secara keseluruhan, terlebih dahulu harus dilakukan pengujian perangkat-perangkat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Lampung yang dilaksanakan mulai dari bulan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

BAB III PERANCANGAN. Mikrokontroler ATMEGA Telepon Selular User. Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem BAB III PERANCANGAN 3.1 Prnsip Kerja Sistem Sistem yang akan dibangun, secara garis besar terdiri dari sub-sub sistem yang dikelompokan ke dalam blok-blok seperti terlihat pada blok diagram pada gambar

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16

BAB III PERANCANGAN SISTEM. ATMega16 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Parancangan Sistem Blok diagram dari sistem yang dibuat pada perancangan Tugas Akhir ini terbagi menjadi 2 bagian, yaitu bagian pengirim dan bagian penerima pada komputer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem manajemen catu daya pada studi kasus manajemen catu daya router. Perancangan terdiri dari perancangan perangkat keras dan perancangan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat

BAB III PERANCANGAN Gambaran Alat BAB III PERANCANGAN Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai perancangan dan realisasi sistem indikator peringatan berbelok dan perlambatan pada helm sepeda dengan menggunakan android smartphone sebagai

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN Pengukuran tinggi badan menggunakan ARDUINO adalah alat yang digunakan untuk mengukur tinggi badan seseorang dengan cara digital. Alat ini menggunakan sebuah IC yang

Lebih terperinci

1 Pendahuluan Spesifikasi Sistem yang Dianjurkan... 3

1 Pendahuluan Spesifikasi Sistem yang Dianjurkan... 3 USB Smart I/O Trademarks & Copyright I 2 C is a Registered Trademark of Philips Semiconductors. AT, IBM, and are trademarks of International Business Machines Corporation. Pentium is a registered trademark

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

DT-BASIC Application Note

DT-BASIC Application Note DT-BASIC Application Note AN90 BASIC LCD Interface Oleh: Tim IE LCD saat ini merupakan kebutuhan pokok dalam berbagai macam aplikasi. Pada artikel kali ini akan diberi contoh penggunaan LCD karakter pada

Lebih terperinci

Wireless Gamepad Interface

Wireless Gamepad Interface Smart Peripheral Controller Wireless Gamepad Interface Trademarks & Copyright PlayStation and DUALSHOCK are registered trademarks of Sony Computer Entertainment Inc. AT, IBM, and PC are trademarks of International

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI

BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI BAB III PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI Suatu tujuan akan tercapai dengan baik bila dilakukan melalui tahaptahap yang disusun dan dikerjakan dengan baik pula. Sebelum suatu ide diwujudkan dalam bentuk nyata,

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan Maret 2012. Kegiatan penelitian terdiri dari dua bagian, yaitu pembuatan alat dan uji

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pengaturan Intensitas Sensor Gas dan Temperatur suhu merupakan hal yang sangat penting dalam perancangan perangkat pendeteksi kebocoran Gas LPG, oleh karena itu Perancangan meliputi

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksperimen (uji coba). Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah membuat suatu alat yang dapat menghitung biaya pemakaian

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat

BAB III PERANCANGAN ALAT. Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana alat dapat menjalankan perintah inputan dan gambaran sistem monitoring Angiography yang bekerja untunk pengambilan data dari

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian muncul 19 BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Perancangan Perancangan merupakan tata cara pencapaian target dari tujuan penelitian. Proses perancangan meliputi tujuan dari sebuah penelitian yang kemudian

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Bab ini akan menjelaskan tentang perancangan, gambaran sistem serta realisasi perangkat keras maupun perangkat lunak yang digunakan pada tongkat tunanetra. 3.1. Gambaran Alat Alat

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position)

APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position) APLIKASI DGPS-508 sebagai penanda lokasi kecelakaan kapal (Beacon Locator Position) Informasi posisi kapal pada saat terjadi kecelakaan adalah suatu hal yang sangat penting bagi Tim SAR agar dapat segera

Lebih terperinci

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 UNIVERSITAS BINA NUSANTARA Jurusan Sistem komputer Skripsi Sarjana Komputer Semester Ganjil Tahun 2006/2007 Analisis dan Perancangan Sistem Terpusat Penentuan Lokasi Keberadaan Ikan dan Penuntun Kapal

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1 Prosedur Perancangan Prosedur perancangan merupakan langkah langkah dalam pembuatan tugas akhir ini. Dan prosedur perancangan ini digambarkan pada diagram alir berikut:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara maju lainnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara maju lainnya. 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi perikanan sudah sangat berkembang pesat di negara-negara maju seperti Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Inggris dan negara-negara maju lainnya. Nelayan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu. BAB III PERANCANGAN Pada bab tiga akan diuraikan mengenai perancangan sistem dari perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan pada Data Logger Parameter Panel Surya. Dimulai dari uraian cara kerja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan BAB III METODE PENELITIAN Penelitian dilakukan dengan merancang beberapa node yang akan dipasang seperti pada gambar 3.1 berikut. Gambar 3.1. Pemasangan Node Dari gambar 3.1 dapat dilihat bahwa penelitian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN SISTEM BAB III PERECAAA SISTEM Perencanaan system control dan monitoring rumah ini untuk memudahkan mengetahui kondisi lingkungan rumah pada titik - titik tertentu serta dapat melakukan pengendalian. Dimulai

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Agustus 2015. Perancangan dan pembuatan dilaksanakan di laboratorium Elektronika

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI Dalam bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan aplikasi dengan menggunakan metodologi perancangan prototyping, prinsip kerja rangkaian berdasarkan

Lebih terperinci

DT-SENSE. IR Proximity Detector

DT-SENSE. IR Proximity Detector DT-SENSE IR Proximity Detector Trademarks & Copyright AT, IBM, and PC are trademarks of International Business Machines Corp. Windows is a registered trademark of Microsoft Corporation. Pentium is a trademark

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang mencakup perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perangkat keras ini meliputi sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan

BAB III PERANCANGAN Bahan dan Peralatan BAB III PERANCANGAN 3.1 Pendahuluan Perancangan merupakan tahapan terpenting dari pelaksanaan penelitian ini. Pada tahap perancangan harus memahami sifat-sifat, karakteristik, spesifikasi dari komponen-komponen

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALA 3.1 Perancangan Hardware 3.1.1 Perancangan Alat Simulator Sebagai proses awal perancangan blok diagram di bawah ini akan sangat membantu untuk memberikan rancangan

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan

BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS. dapat berjalan sesuai perancangan pada bab sebelumnya, selanjutnya akan dilakukan BAB V PENGUJIAN DAN ANALISIS Pada bab ini akan diuraikan tentang proses pengujian sistem yang meliputi pengukuran terhadap parameter-parameter dari setiap komponen per blok maupun secara keseluruhan, dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Waktu : Febuari s.d. Mei Tempat : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta 3.2 Alat dan Bahan Komponen-komponen yang dibutuhkan untuk membuat sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL xxxi BAB III PERANCANGAN PERANGKAT LUNAK MENENTUKAN JENIS KAWANAN IKAN, JARAK KAWANAN IKAN, DAN POSISI KAPAL Perangkat lunak pengenal gelombang perubahan fasa ini dilakukan dengan menggunakan komputer

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Sistem Sistem ini bertujuan untuk mengambil data sudut kemiringan tubuh bagian tulang belakang, dirancang dengan accelerometer dan gyro yang dapat dimanfaatkan sebagai

Lebih terperinci

Konsep dan Cara Kerja Port I/O

Konsep dan Cara Kerja Port I/O Konsep dan Cara Kerja Port I/O Pertemuan 3 Algoritma dan Pemrograman 2A Jurusan Sistem Komputer Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi Universitas Gunadarma 2015 Parallel Port Programming Port

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN ALAT III.1. Analisa Permasalahan Perancangan Alat Ukur Kadar Alkohol Pada Minuman Tradisional Dalam melakukan pengujian kadar alkohol pada minuman BPOM tidak bisa mengetahui

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi yang ada pada sistem ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan spesifikasi perangkat lunak

Lebih terperinci

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04

Nama : Zulham.Saptahadi Nim : Kelas : 08 Tk 04 Nama : Zulham.Saptahadi Nim : 10808017 Kelas : 08 Tk 04 Latar Belakang Dalam bidang transportasi masih banyak sekali permasalahan-permasalahan yang sering ditemukan salah satunya di terminal. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan pada tugas akhir ini yaitu berupa hardware dan software. Table 3.1. merupakan alat dan bahan yang digunakan. Tabel 3.1. Alat dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. patok, serta pemasangan sensor ultrasonik HC-SR04 yang akan ditempatkan pada BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Dalam sistem perancangan ini awal mula dilakukan pemasangan sensor getar SW-420 untuk mendeteksi apakah pemohon SIM C menabrak/menyenggol

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM

BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM BAB III DESAIN DAN PENGEMBANGAN SISTEM 3.1 Perangkat Keras Perancangan perangkat keras untuk sistem kontrol daya listrik diawali dengan merancangan sistem sensor yang akan digunakan, yaitu sistem sensor

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan dan pembuatan alat simulasi Sistem pengendali lampu jarak

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pendeteksi kadar alkohol pada buah-buahan untuk dikonsumsi ibu hamil menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS

BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS BAB V PENGUJIAN SISTEM DAN ANALISIS Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan sistem yang dibuat, maka pada bab ini dilakukan pengujian sistem. Kemudian akan dilakukan analisis berdasarkan hasil yang diperoleh

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

Perancangan Serial Stepper

Perancangan Serial Stepper Perancangan Serial Stepper ini : Blok diagram dari rangakaian yang dirancang tampak pada gambar dibawah Komputer Antar Muka Peralatan luar Komputer Komputer berfungsi untuk mengendalikan peralatan luar,

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 1.1 Skema Alat Pengukur Laju Kendaraan Sumber Tegangan Power Supply Arduino ATMega8 Proses Modul Bluetooth Output Bluetooth S1 S2 Komputer Lampu Indikator Input 2

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi sistem yang telah dibuat dalam skripsi ini. Secara umum cara kerja alat dapat dijelaskan sebagai berikut: 3. Cara Kerja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam suatu perancangan sistem, langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan prinsip kerja dari suatu sistem yang akan dibuat. Untuk itu perlu disusun

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci