INOVASI PRODUK PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TABUNGAN ARISAN BPRS MADINA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "INOVASI PRODUK PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TABUNGAN ARISAN BPRS MADINA)"

Transkripsi

1 INOVASI PRODUK PENGHIMPUNAN DANA PERBANKAN SYARIAH (STUDI KASUS TABUNGAN ARISAN BPRS MADINA) Satria Utama 1), Putri Ega Handini 2) 1 Prodi Muamalat, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta satria.utama@fai.umy.ac.id 2 Alumni Prodi Muamalat, Fakultas Agama Islam, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Abstrak Industri perbankan syariah berkembang cukup baik di Indonesia. kemampuan menghimpun dana pihak ketiga merupakan salah satu tolak ukur utama efektifnya fungsi intermediari perbankan. proses penghimpunan dana perbankan dihadapkan pada tarik ulur antara likuiditas dan biaya yang harus dikeluarkan untuk menghimpun dana seefisien mungkin sehingga perbankan syariah dituntut untuk mampu melakukan inovasi produk penghimpunan dana yang berbiaya murah namun memiliki tingkat likuiditas cenderung rendah. penelitian ini bertujuan untuk menganalisa praktek inovasi produk tabungan Arisan di BPRS Madina Mandiri Sejahtera. inovasi produk dikaji dari sudut pandang manajemen dana dan rasio-rasio kinerja keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang manajemen dana, tabungan arisan sudah cukup inovatif dimana memiliki potensi penghimpunan dana sebesar Rp per kelompok tabungan dengan tingkat likuiditas yang rendah yaitu tiga tahun sehingga bank akan lebih fleksibel dalam mengelola dana tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi Dilain sisi tingkat biaya tabungan arisan yaitu setara 6,4% per tahun. Biaya ini relative murah jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya. Produk tabungan arisa memiliki keunggulan murahnya tingkat biaya (6,4%) dengan tingkat likuiditas yang sangat rendah yaitu 3 tahun. Namun dari sudut pandang kinerja keuangan belum ditemukan peningkatan yang berarti. Keywords: Inovasi, Tabungan, Arisan, Bank Syariah 1. PENDAHULUAN Inovasi produk penghimpunan dana sangat perlu dilakukan perbankan syariah ditengah ketatnya persaingan dalam meraih pangsa pasar khususnya pasar dana pihak ketiga yang merupakan sumber dana utama perbankan. Data otoritas jasa keuangan menyatakan bahwa pada tahun 2016 perbankan syariah baru mampu mencapai pangsa pasar sebesar 5% dari pangsa pasar perbankan nasional. Persaingan merebut pangsa pasar sumber dana perbankan tidak hanya terjadi antara perbankan syariah dengan perbankan konvensional, namun persaingan juga terjadi dalam lingkup perbankan syariah sendiri baik bank umum syariah maupun bank pembiayaan rakyat syariah. Komposisi dana pihak ketiga juga mempengaruhi kinerja penyaluran dana perbankan syariah. Tersedianya sumber dana yang variatif dan biaya dana yang murah serta kemampuan menghimpun dana yang baik merupakan kriteria komposisi dana pihak ketiga yang ideal. Komposisi dana pihak ketiga perbankan syariah didominasi oleh produk deposito mudarabah sebesar 61,75%, diikuti oleh tabungan mudarabah sebesar 28,73% dan giro wadiah sebesar 9,52%. 1 Berdasarkan data tersebut dapat dilihat bahwa komposisi dana pihak ketiga didominasi oleh produk pendanaan berbasis bagi hasil dengan akad mudhrabah yaitu sebesar 90,48%. Namun, dominasi produk 1 Otoritas Jasa Keuangan, Laporan Profil Industri Perbankan Triwulan I 2015 THE 5 TH URECOL 908

2 deposito mudharabah yang terlalu besar berdampak pada tingginya biaya dana perbankan syariah serta mengindikasikan kurangnya kemampuan menghimpun dana yang murah. Perbankan syariah dituntut untuk bisa melakukan deferensiasi dan juga inovasi produk sebagai solusi ketatnya persaingan yang terjadi. Produk yang dirancang harus merupakan produk yang memiliki keunggulan baik dari sudut pandang masyarakat (nasabah dan calon nasabah) serta dari sudut pandang internal perbankan. Inovasi produk penghimpunan dana yang baik dalam pandangan masyarakat diantaranya mempertimbangkan apakah produk tersebut merupakan solusi dari kebutuhan masyarakat, serta memberikan fasilitas yang baik dan juga menguntungkan. Di lain sisi, dari sudut pandang perbankan, inovasi dilakukan untuk meningkatkan potensi penghimpunan dana, dan mampu memperkecil gap antara tingkat likuiditas dan biaya produk penghimpunan dana. Perbankan syariah memiliki peluang inovasi yang cukup baik dimana memiliki banyak pilihan akad yang bisa diterapkan sehingga bisa dirancang produk-produk yang lebih inovatif. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan keunggulankeungulan sistem keuangan syariah juga menjadi peluang yang harus ditangkap disamping potensi Indonesia sebagai Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia. Perkembangan perbankan syariah di Yogyakarta cukup baik dibanding perkembangan nasional. Tahun 2016 pangsa pasar perbankan syariah di Yogyakarta mencapai 7% atau lebih tinggi dari pangsa pasar perbankan syariah nasional. BPRS Madina merupakan salah satu BPRS terbaik di Indonesia dengan total asset terbesar di Yogyakarta. Dalam rangka meningkatkan penghimpunan dananya, BPRS Madina melakukan inovasi produk tabungan arisan yang menggabungkan Antara prinsip tabungan dengan deposito. Inovasi produk serupa masih sangat jarang dilakukan oleh perbankan syariah lainnya sehingga produk ini menarik untuk dikaji lebih dalam terkait keunggulan dan pola manajemen dana yang diterapkan dalam inovasi produk tersebut. Penelitian ini bertujuan menjawab rumusan masalah diantaranya: 1) Bagaimanakah proses inovasi produk tabungan arisan di BPRS Madina? 2) apakah terjadi peningkatan kinerja keuangan setelah diterapkannya produk tabungan arisan? 2. KAJIAN LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS A. Kajian Literatur 1) Manajemen Dana Perbankan Syariah Perbankan merupakan lembaga intermediary keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Sumber dana pihak ketiga (masyarakat) merupakan sumber dana terbesar perbankan sehingga semakin mampu perbankan menghimpun dana masyarakat maka akan semakin tersedia sumberdaya yang bisa dikelola dalam kegiatan bisnis perbankan. Dalam proses penghimpunan dan pengelolaan dana tersebut, terdapat beberapa permasalahan utama yang harus diperhatikan. Secara singkat Pokok permasalahan manajemen dana bank pada umumnya dan bank syariah pada khususnya adalah: 2 a) Berapa memperoleh dana dan dalam bentuk apa dengan biaya yang relative murah b) Berapa jumlah dana yang dapat ditanamkan dan dalam bentuk apa untuk memperoleh pendapatan yang optimal. c) Berapa besarnya dividen yang dibayarkan yang dapatvmemuaskan pemilik/pendiri dan laba ditahan yang memadai untuk pertumbuhan Bank Syariah. 2 Muhammad. Manajeman Dana Bank Syariah (Jakarta: Rajawali Press, 2015), hlm. 47. THE 5 TH URECOL 909

3 Memperoleh dana yang relative murah merupakan tantangan besar bagi perbankan syariah. Pada produk-produk funding pada umumnya terjadi Tarik ulur Antara biaya yang murah dengan tingkat likuiditas dana tersebut yang tinggi. Semaikin murah imbalan yang ditawarkan maka akan semakin tinggi tingkat likuiditas yang dituntuk nasabah. Motivasi utama nasabah dalam mengorbankan likuiditas dananya sejalan dengan tingginya imbalan yang ditawarkan. Dalam rangka memaksimalkan kinerja penghimpunan dana, maka perbankan syariah harus melakukan inovasi produk yang bisa mempersempit gap antara likuiditas dan biaya yang harus dikeluarkan. 2) Sumber Dana Perbankan Syariah Sumber dana perbankan syariah diantaranya modal sendiri, dana pihak ketiga dan dana pihak lain. 3 Sumber dana perbankan didominasi dana pihak ketiga dimana deposito berjangka merupakan komponen utama pembentuk dana pihak ketiga sebagaimana data yang disampaikan OJK. 4 3) Bagi Hasil Bagi hasil adalah suatu sistem pengolahan dana dalam perbankan syariah dimana terjadi pembagian hasil usaha antara pemilik modal dan pengelola. 5 Bagi hasil adalah bentuk return (perolehan aktiva usaha) dari kontrak investasi, dari waktu ke waktu, tidak pasti dan tidak tetap didalam islam. Besar-kecilnya perolehan kembali tergantung pada perolehan hasil usaha yang diperoleh bank syariah. 6 Kontrak berdasarkan prinsip bagi hasil diterapkan dalam kontrak-kontrak 3 Gita danupranata, Manajemen Perbankan Syariah (Jakarta: salemba empat, 2013), hlm OJK, Laporan Industri Perbankan Triwulan I 2015, menunjukkan bahwa komposisi DPK perbankan syariah didominasi produk deposito mudarabah sebesar 61,75% 5 Syafii Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik (Gema insani, Jakarta: 2008), hlm Rivai, Arifin, Islamic Bank..., hlm mudharabah dan musyarakah. Berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa bagi hasil adalah suatu kontrak dalam produk penghimpunan dana maupun penyaluran dana dimana nasabah berperan sebagai pemilik dana dan bank sebagai pengelola dana dengan disepakati porsi pembagian atas keuntungan dan resiko yang didapat dari pengelolaan dana tersebut. besarnya keuntungan yang diberikan kepada nasabah tidak bisa ditentukan dimuka karena bergantung pada pendapatan yang dihasilkan bank yang juga merupakan cerminan kinerja pengelolaan dana. Tingggi rendahnya tingkat likuiditas dana pihak ketiga akan berpengaruh terhadap fleksibelitas perbankan dalam mengelola dana. Semakin rendah tingkat likuiditas dana pihak ketiga maka akan semakin tinggi potensi pengelolaan dana, dan perbankan akan lebih fleksibele dan maksimal mengalokasikan dana tersebut dalam produkproduk pembiayaan yang mampu menghasilkan pendapatan maksimal. 3. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sifat Penelitian penelitian ini menggunakan dua pendekatan yaitu kualitatif dan kuantitatif. penelitian kualitatif dilakukan untuk mengetahui proses inovasi produk yang dilakukan. pendekatan kuantitatif dilakukan dengan analisa deskriptif terhadap beberapa rasio keuangan guna melihat ada atau tidaknya peningkatan kinerja keuangan setelah diterapkannya produk tabungan arisan. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT BPRS Madina Mandiri Sejahtera, Jl Parangtritis Bantul, Yogyakarta. C. Teknik Pengumpulan Data Data kualitatif didapatkan dengan metode wawancara kepada direksi, marketing dan staff pembiayaan BPRS Madina. Data kuantitatif dalam penelitian ini bersumber THE 5 TH URECOL 910

4 dari laporan keuangan BPRS Madina periode dalam bentuk data bulanan. D. Penilaian Manajemen Dana Penilaian manajemen dana dilakukan dengan menilai hal-hal berikut: 1) Produk 2) Marketing 3) Potensi funding 4) Biaya 5) Likuiditas 6) Perbandingan dengan produk lain E. Penilaian Kinerja Keuangan kinerja keuangan perbankan dalam penelitian ini dianalisa melalui tiga sudut pandang, yaitu kinerja penghimpunan dana, profitabilitas, dan efisiensi: 1) Kinerja penghimpunan dana dilihat dari pertumbuhan dana pihak ketiga dan pertumbuhan aset. 2) Kinerja profitabilitas dilihat dari: return on asset (ROA), return on equity (ROE), return on investmen (ROI), dan net operating margin (NOM) 3) Kinerja efisiensi dilihat melalui BOPO 4. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Produk Tabungan Arisan Produk tabungan arisan syariah ini resmi berlaku pada bulan April Adapun ilustrasi produk tabungan arisan, sebagai berikut: 1) Arisan dibagi dalam beberapa grup, dimana setiap grup memiliki anggota 200 orang. 2) Setoran bulanan sebesar Rp untuk satu nomor arisan. 3) Jangka waktu arisan selama 36 bulan 4) Bagi peserta arisan akan diberikan hadiah langsung berupa souvenir. 5) Tabungan arisan tetap mendapatkan bagi hasil dengan ER 2-3 persen dibayarkan pada saat penutupan arisan (bln ke 36). 6) Pemutaran arisan dilakukan setiap tanggal 10 setiap bulannya dan dikeluarkan satu nomor dalam satu grupnya. Jadi dalam satu nomor yang keluar hanya 36 nomor, sisanya 164 nomor dapat mencairkan dananya pada saat penutupan arisan yaitu bulan ke 36. 7) Bagi nomor yang keluar mendapatkan bonus dari bank sebesar Rp plus dana yang sudah disetorkan nasabah yang dikembalikan dengan utuh. B. Analisa Manajemen Dana 1) Kebutuhan Masyarakat Akan Produk. Arisan merupakan bentuk sistem keuangan yang sudah banyak dikenal dan diterpakan masyarakat. Praktek arisan tradisional memiliki beberapa risiko seperti ketidakprofesionalan dalam pengelolaan dana, anggota yang tidak konsisten dalam membayar arisan, bahkan sampai pada aspek keamanan dari dana arisan tersebut. Dengan adanya peran serta perbankan syariah dalam mengembangkan serta mengelola sistem arisan menjadi produk keuangan yang lebih menguntungkan secara otomatis akan direspon baik oleh masyarakat. 2) Potensi Pemasaran Produk Tabungan arisan memiliki potensi untuk dipasarkan kepada elemen masyarakat yang saling terkait dalam suatu kelompok maupun golongan seperti para anggota suatu organisasi masyarakat, sekelompok pegawai pada institusi negeri maupun swasta, komunitas terkait hobi dan lain lain. Tabungan arisan akan sangat potensial dipasarkan kepada komunitas-komunitas masyarakat yang pernah maupun memiliki minat dengan arisan tradisional. 3) Potensi Funding THE 5 TH URECOL 911

5 berdasarkan ilustrasi manajemen dana tabungan arisan (terlampir) dapat dilihat dari satu kelompok tabungan arisan dengan jumlah anggota 200 orang dan setoran Rp ,- perbulan selama kurun waktu 36 bulan maka dana yang akan terkumpul adalah sebesar Rp dengan rata-rata dana yang mengendap sebesar Rp setiap bulannya 4) Biaya Total biaya yang dikeluarkan bank adalah: Komponen Biaya Bonus Rp X 36 Bulan 18,000,000 Bagi Hasil 19,596,495 Hadiah Langsung 10,000,000 Hadian Granprice 15,000,000 TOTAL BIAYA 62,596,495 RATA-RATA BIAYA 1,738,792 ER TABUNGAN ARISAN 6.42% Tabel 1. Analisa Biaya Tabungan Arisan Berdasarkan table diatas maka dapat dihitung bahwa untuk potensi penghimpunan dana sebesar Rp ,- dengan rata-rata dana mengendap sebesar Rp setiap bulannya BPRS Madina harus mengeluarkan biaya dan bagi hasil setara dengan 6,42% pertahun. 5) Tingkat Likuiditas Tingkat likuiditas tabungan arisan adalah selama tiga tahun atau 36 bulan. Tingkat likuiditas ini jauh lebih tinggi dari tingkat likuiditas produk perbankan pada umumnya dimana hanya maksimal 12 bulan. 6) Potensi Pengelolaan Dana Rendahnya likuiditas dana memungkinkan bank untuk mengalokasikannya kedalam produkproduk pembiayaan yang bersifat jangka panjang yang bisa memaksimalkan profitabilitas bank tersebut. Berdasarkan simulasi perhitungan yang dilakukan peneliti, dengan mengalokasikan dana kedalam produk pembiayaan yang memiliki rate of return minimal setara 15% per tahun, maka bank bisa mendapatkan spread sebesar 9,3%. 7) Perbandingan Dengan Produk Lain. Tabel 2. Perbandingan Produk. E qjenis Nisbah Ekuivalen u untuk Rate i nasabah vtabungan - 6,42% aarisan l Deposito emadina nsejahtera Deposito 12 58,0% 58,0% 10,03% 10,3% r bulan adeposito t bulan edeposito bulan ,0% 47,0% 9,00% 8,13% t abungan arisan ini lebih murah dibandingkan dengan equivalen rate deposito yang ada di bank tersebut. Likuiditasnya juga lebih rendah disbanding produk deposito yang hanya 12 bulan. C. Analisa Kinerja Keuangan 1) pertumbuhan dana pihak ketiga dan Aset berdasarkan data pada lampiran grafik.1 terlihat peningaktan dari setiap porsi dana masyarakat yang dihimpun. Baik dari porsi tabungan wadiah, tabungan mudharabah ataupun deposito. Terlihat terdapat peningkatan dalam tabungan wadiah namun tidak dapat dipungkiri pengikat pertama dan penyumbang utama dalam menaikan grafik DPK adalah besarnya dana masyarakat THE 5 TH URECOL 912

6 yang dihimpun oleh bank dalam bentuk deposito. Itu karena bank menjanjikan bagi hasil yang sangat menarik dalam deposito. Aset BPRS Madina juga mengalami peningkatan selama periode penelitian sebagimana tercantum dalam lampiran grafik. 2 2) Kinerja Profitabilitas. Return On Asset (ROA) Berdasarkan lampiran grafik 4. laba sebelum pajak memiliki nilai terendah untuk bulan Desember 2013 dengan nominal (dalam ribuan rupiah) ini karena pada tahun 2013 BPRS Madina mengalami kerugian dan menjadi perhatian khusus oleh pihak BI waktu itu. Dengan total aktiva terendah sebesar (dalam ribuan rupiah) dan laba sebelum pajak tertinggi sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2015 dengan nominal (dalam ribuan rupiah) dan nominal tertinggi di aktiva terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah ) itu terjadi sebelum produk tabungan arisan diberlakukan. Sehingga terlihat dalam grafik jika fluktuasi rasio ROA memiliki peringkat terendah pada data pertama yaitu bulan Desember 2013 diantara yang lainnya. Sedangkan pada saat setelah produk tabungan arisan laba sebelum pajak terendah terjadi pada bulan September 2015 dengan nominal (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sejumlah (dalam ribuan rupiah). Dan untuk aktiva terendah terjadi pada bulan Juni 2015 senilai (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan September 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah) fluktuasi ROA terendah terjadi pada bulan Desember 2013 sebelum diberlakukannya produk tabungan arisan yang dipengaruhi oleh kualitas laba sebelum pajak dan aktiva pada bulan Desember 2013 dan terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. 3) Return On Equity (ROE) Perbandingan antara laba bersih dan modal sendiri pada rasio ROE. Disini terlihat laba bersih memiliki nilai terendah untuk bulan Desember 2013 dengan nominal (dalam ribuan rupiah). Dengan nilai modal terendah pada bulan Maret 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan laba bersih tertinggi sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2015 dengan nominal (dalam ribuan rupiah) dan nominal tertinggi untuk modal sebesar (dalam ribuan rupiah) terjadi pada bulan Desember 2014 dan Maret 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah ) itu terjadi sebelum produk tabungan arisan diberlakukan. Sehingga terlihat dalam grafik jika fluktuasi rasio ROE memiliki peringkat terendah pada data pertama yaitu bulan Desember 2013 diatara yang lainnya. Sedangkan pada saat setelah produk tabungan arisan laba bersih terendah terjadi pada bulan September 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sejumlah (dalam ribuan rupiah). Dan untuk modal nilainya sama dari awal bulan Juni 2016 sampai dengan September 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sehingga fluktuasi ROE terendah terjadi pada bulan Desember 2013 sebelum diberlakukannya produk tabungan arisan yang dipengaruhi oleh kualitas laba bersih dan modal pada bulan Desember 2013 dan terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. 4) Return On Investmen (ROI) THE 5 TH URECOL 913

7 Berdasarkan lampiran grafik.5 dapat dilihat fluktuasi dan perbandingan antara laba bersih dan total aktiva pada rasio ROI. Disini terlihat laba bersih memiliki nilai terendah untuk bulan Desember 2013 dengan nominal (dalam ribuan rupiah). Dengan nilai total aktiva terendah pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan laba bersih tertinggi sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2015 dengan nominal (dalam ribuan rupiah) dan nominal tertinggi untuk aktiva sebesar (dalam ribuan rupiah) terjadi pada bulan Maret 2015 dan itu terjadi sebelum produk tabungan arisan diberlakukan. Sehingga terlihat dalam grafik jika fluktuasi rasio ROI memiliki peringkat terendah pada data pertama yaitu bulan Desember 2013 diantara yang lainnya. Sedangkan pada saat setelah produk tabungan arisan laba bersih terendah terjadi pada bulan September 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sejumlah (dalam ribuan rupiah). Dan untuk aktiva nilainya terendahnya adalah pada bulan Juni 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan September 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sehingga fluktuasi ROI terendah terjadi pada bulan Desember 2013 sebelum diberlakukannya produk tabungan arisan yang dipengaruhi oleh kualitas laba bersih dan aktiva pada bulan Desember 2013 dan terus mengalami pertumbuhan dari waktu ke waktu. 5) Net Operating Margin (NOM) Berdasarkan lampiran grafik 6 dapat dilihat bahwa data terendah untuk pendapatan operasional sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar (dalam ribuan rupiah ) dan tertinggi pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sedangkan setelah pemberlakuan produk tabungan arisan pendapatan operasional terjadi pada bulan Maret 2016 dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah). Kemudian untuk data distribusi bagi hasil terendah sebelum pemberlakuan produk terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sedangkan distribusi bagi hasil setelah pemberlakuan produk nominal terendah terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar (dalam ribuan rupiah ) dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah). Selanjutnya untuk data beban operasional sebelum pemberlakuan produk tabungan arisan terendah terjadi pada bulan maret 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sedangkan setelah pemberlakuan produk tabungan arisan beban operasional terendah terjadi pada bulan Maret 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi sebesar pada bulan Desember Dan yang terakhir rata-rata aktiva produktif terendah sebelum diberlakukannya produk tabungan arisan terjadi pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pad bulan Desember 2014 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sedangkan saat setelah pemberlakuan produk tabungan arisan jumlah rata-rata aktiva produktif terendah terjadi pada bulan THE 5 TH URECOL 914

8 September 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan tertinggi pada bulan September 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah). 6) Kinerja efisiensi dilihat melalui BOPO Berdasarkan grafik 6. dapat dilihat perubahan yang sangat drastis pada saat produk tabungan arisan diberlakukan. Meskipun begitu ada peningkatan yang terjadi pada rasio BOPO disaat pemberlakuan produk tabungan arisan. Tabungan arisan diberlakukan pada bulan April Dan presentase rasio BOPO memiliki perubahan meskipun tidak berubah terlalu jauh dari presentase sebelum produk tabris di berlakukan. Beban operasional terendah sebelum pemberlakuan produk tabungan arisan terjadi pada bulan Maret 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah) dan yang tertinggi pada bulan Desember 2013 sebesar (dalam ribuan rupiah). Sedangkan setelah pemberlakuan produk tabungan arisan beban operasional terendah terjadi pada bulan Maret 2016 sebesar (dalam ribuan rupiah ) dan tertinggi untuk beban operasional setelah pemberlakuan produk terjadi pada bulan Desember 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah). Dan untuk pembandingnya yaitu pendapatan operasional sebelum pemberlakuan produk tabungan arisan nominal terendah terjadi pada bulan Maret 2014 sebesar dan tertinggi pada bulan Desember (dalam ribuan rupiah). Sedangkan setelah pemberlakuan produk pendapatan operasional terendah terjadi pada bulan Maret 2016 sebesar dan tertinggi pada bulan Desember 2015 sebesar (dalam ribuan rupiah). 5. SIMPULAN A. Kesimpulan Setelah melakukan pembahasan, maka didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1) hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sudut pandang manajemen dana, tabungan arisan sudah cukup inovatif dimana memiliki potensi penghimpunan dana sebesar Rp per kelompok tabungan dengan tingkat likuiditas yang rendah yaitu tiga tahun sehingga bank akan lebih fleksibel dalam mengelola dana tersebut untuk menghasilkan keuntungan yang tinggi 2) Dilain sisi tingkat biaya tabungan arisan yaitu setara 6,4% per tahun. Biaya ini relative murah jika dibandingkan dengan produk-produk lainnya. 3) Produk tabungan arisa memiliki keunggulan murahnya tingkat biaya (6,4%) dengan tingkat likuiditas yang sangat rendah yaitu 3 tahun. 4) Namun dari sudut pandang kinerja keuangan belum ditemukan peningkatan yang berarti B. Saran Dari kesimpulan dan keterbatasan yang telah diuraikan oleh peneliti, maka saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1) Bank disarankan untuk memperbanyak kelompok tabungan arisanmengingat potensi dana yang mampu dihimpun cukup besar. 2) Bank diharpkan menyiapkan strategi likuiditas yang baik khususnya ketika program tabungan arisan yang dilaksanakan kana jatuh tempo mengingat besarnya dana yang harus dicairkan pada waktu yang cenderung bersamaan. REFERENSI P Antonio, Syafii Bank Syariah dari Teori ke Praktik. Jakarta: Gema insani. THE 5 TH URECOL 915

9 Booklet Perbankan indonesia Tahun 2008, 2009, 2010,dan Bank Indonesia. Dahlian, Salahuddin Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi tingkat suku Bunga Deposito Satu bulan Pada Bank Persero di Indonesia. Skripsi tidak diterbitkan. Medan: Universitas Sumatera Utara. Hanafi, Mamduh M Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Isna, Andriyani dan Kunti Sunaryo Analisa Pengaruh Return On Asset, BOPO dan Suku Bunga Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito Mudharabah Pada Bank Umum Syariah. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Volume 11. Nomor 01. September Fakultas Ekonomi UPN Veteran. Yogyakarta Karim, Adiwarman A Bank Islam : Analisis Fiqih dan Keuangan. Edisi Keempat. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kasmir Manajemen Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Meythi., En., dan Rusli Pengaruh Likuiditas dan Profitabilitas Terhadap Harga Saham Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Bisnis Manajemen dan Ekonomi, Vol. 10, No.2, Hal Margono, Slamet Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil Pada Bank Syariah : Tinjauan Umum Pada BTN Syariah Cabang Semarang. Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Universitas Diponegoro. Muhammad Manajemen Bank Syari ah (edisi revisi). Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Muhammad Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syariah. Edisi Revisi. Yogyakarta: UII Press. Peraturan Bank Indonesia Nomor: 11/ 25 /Pbi/2009 Tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/Pbi/2003 Tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin Islamic Banking : Sistem Bank Islam Bukan Hanya Solusi Menghadapi Krisis Namun Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Persoalan Perbankan & Ekonomi Global. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sam, M. Ichwan (et. al) (pengh.) Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Cetakan Keempat. Ciputat: Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Sensus penduduk Duinduh di pada Tanggal 1 November Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbS Tahun 2007 Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah Suwiknyo, Dwi Analisis Laporan Keuangan Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Taswan Manajemen Perbankan Konsep, teknik dan Aplikkasi. Edisi Kedua. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Undang-undang No 21 Tahun 2008 tentang Perbankan SyariaH Undang-undang No. 7 Tahun 1992 Undang-undang No. 10 Tahun 1998 THE 5 TH URECOL 916

10 LAMPIRAN-LAMPIRAN Grafik 1. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Rp40,000,000 Rp30,000,000 Rp20,000,000 Rp10,000,000 Tabungan Wadiah Tabaungan Mudharabah Deposito Mudharabah Total DPK Grafik.2 Pertumbuhan Aset % 10.0% 0.0% -10.0% Total Aset Growth Asset grafik.3 ROA laba sebelum pajak Total Aktiva ROA 10.00% 0.00% % % grafik 4. ROE Rp60,000,000 Rp40,000,000 Rp20,000,000 Rp(20,000,000) Rp8,000, % Rp6,000, % Rp4,000, % Rp2,000, % % THE Rp(2,000,000.00) 5 TH URECOL % Rp(4,000,000.00) % Rp(6,000,000.00) % Laba bersih Modal ROE

11 Grafik 5. ROI Total Aktiva Laba bersih ROI (0.050) (0.100) (0.150) (0.200) Grafik.6 NOM PO DBH BO Rata-Rata Aktiva Produktif NOM Rp50,000,000 Rp40,000,000 Rp30,000,000 Rp20,000,000 Rp10,000,000 Rp(10,000,000) Rp50,000,000 Rp40,000,000 Rp30,000,000 Rp20,000,000 Rp10,000,000 Rp(10,000,000) Rp20,000,000 Rp15,000,000 Rp10,000,000 Rp5,000,000 Rp20,000,000 Rp15,000,000 Rp10,000,000 Rp5,000,000 Grafik.6 BOPO Beban Penndapatan BOPO THE 5 TH URECOL 918

12 Simulasi Arisan Madina Dalam Satu Grup Setoran Dengan Jangka Waktu 36 Bulan 2% BLN N SETORAN SALDO BONUS BULANAN PENCAIRAN ARISAN SALDO AKHIR BAGI HASIL TOTAL BIAYA TABUNGAN ER BULAN BERJALAN 15% ,000,000 20,000, , ,000 19,900,000 33, , % 15% -17.2% ,900,000 39,900, , ,000 39,600,000 66, , % 15% -2.2% ,800,000 59,700, , ,000 59,100,000 98, , % 15% 2.8% ,700,000 79,400, , ,000 78,400, , , % 15% 5.3% ,600,000 99,000, , ,000 97,500, , , % 15% 6.8% ,900, ,900, ,000 2,200, ,600, ,930 1,155, % 15% 11.5% ,800, ,700, ,000 2,300, ,100, ,893 1,181, % 15% 11.5% ,700, ,400, ,000 2,400, ,400, ,520 1,207, % 15% 11.6% ,600, ,000, ,000 2,500, ,500, ,813 1,232, % 15% 11.6% ,500, ,500, ,000 2,600, ,400, ,770 1,257, % 15% 11.7% ,400, ,900, ,000 2,700, ,100, ,393 1,282, % 15% 11.7% ,300, ,200, ,000 2,800, ,600, ,680 1,306, % 15% 11.7% ,200, ,400, ,000 2,900, ,900, ,633 1,330, % 15% 11.8% ,100, ,500, ,000 3,000, ,000, ,250 1,354, % 15% 11.8% ,000, ,500, ,000 3,100, ,900, ,533 1,377, % 15% 11.8% ,900, ,400, ,000 3,200, ,600, ,480 1,400, % 15% 11.9% ,800, ,200, ,000 3,300, ,100, ,093 1,423, % 15% 11.9% ,700, ,900, ,000 3,400, ,400, ,370 1,445, % 15% 11.9% ,600, ,500, ,000 3,500, ,500, ,313 1,467, % 15% 12.0% ,500, ,000, ,000 3,600, ,400, ,920 1,488, % 15% 12.0% TOTAL 657,000,000 18,000, ,400,000 19,596,495 37,596,495 RATA RATA 500, ,983, ,347 1,044, % 9.3% TOTAL FUNDING 590,400,000 RATA-RATA FUNDING 324,983,333 TABEL 3 SIMULASI MANAJEMEN DANA TABUNGAN ARISAN THE 5 TH URECOL 919

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Proses Manajemen Dana Tabungan Arisan. sebagaimana yang diungkapkannya :

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN. A. Proses Manajemen Dana Tabungan Arisan. sebagaimana yang diungkapkannya : BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN A. Proses Manajemen Dana Tabungan Arisan 1. Hasil Wawancara a. Produk Menurut hasil wawancara dengan General Manajer Marketing PT. BPRS MADINA MANDIRI SEJAHTERA yaitu Sigit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara masyarakat yang kelebihan dana dengan masyarakat yang kekurangan dana, sedangkan bank menurut istilah adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya.

BAB I PENDAHULUAN. besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas. harus hati-hati dalam mengelola kegiatan operasionalnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syari ah di Indonesia memiliki peluang besar karena peluang pasarnya yang luas sejurus dengan mayoritas penduduk di Indonesia. Perkembangan

Lebih terperinci

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN :

Majalah Ilmiah UPI YPTK, Volume 18, No 2,Oktober 2011 ISSN : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN LABA RUGI DAN NILAI TAMBAH PADA BANK SYARI AH (Studi Kasus pada PT Bank Syahriah Mandiri) Ir. Zefriyenni, MM, Fakultas Ekonomi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank Syariah Mandiri merupakan salah satu perusahaan yang unggul dalam industri perbankan syariah di Indonesia. Keunggulan Bank Syariah Mandiri terlihat dari banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lembaga keuangan khususnya sektor perbankan menempati posisi sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi riil dengan pemilik dana.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup.

BAB II LANDASAN TEORI. meminimalkan risiko dan menjamin tersedianya likuiditas yang cukup. BAB II LANDASAN TEORI A. Profitabilitas Sebagaimana dengan Bank Umum lainnya, tugas utama Bank Syariah dalam upaya pencapaian keuntungan adalah dengan mengoptimalkan laba, meminimalkan risiko dan menjamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihadiri keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank tidak hanya

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS

2015 PENGARUH PEMBIAYAAN BAGI HASIL TERHADAP PROFITABILITAS A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Bank syariah merupakan bank yang secara operasional berbeda dengan bank konvensional. Bank syariah tidak membebankan bunga kepada nasabah, akan tetapi menerima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis

BAB I PENDAHULUAN. terutama untuk membiayai investasi perusahaan. 1 Di Indonesia terdapat dua jenis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, peran lembaga keuangan sangat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan perekonomian Indonesia. Menurut SK Menkeu RI No. 792 Tahun 1990, lembaga

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah

BAB IV PEMBAHASAN. Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja. Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Pengaruh Simpanan dan Pembiayaan Mudharabah Terhadap Kinerja keuangan Bank Muamalat Bank Muamalat dalam menerapkan sistem bagi hasil Mudharabah menggunakan akad Mudharabah Mutlaqah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem

BAB I PENDAHULUAN. dasarkan atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang perubahan. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, bahwa Sistem 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Praktik perbankan di Indonesia saat ini menganut dual banking system, yaitu adanya bank konvensional dan bank syariah. Sistem ini di dasarkan atas Undang-Undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas

BAB I PENDAHULUAN. bentuk simpanan giro, tabungan, dan deposito. Biasanya sambil diberikan balas BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perbankan adalah salah satu lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa-jasa lainnya. Menurut UU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Eksistensi perbankan syariah saat ini menempati posisi yang sangat strategis dalam menjembatani kebutuhan modal kerja dan investasi di sektor riil dengan pemilik dana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad. produknya dikembangkan berdasarkan Al-Qur an dan Hadist. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian Bank Syariah Perbankan syariah dalam dunia internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau disebut juga Interest Free Banking. Menurut Muhammad

Lebih terperinci

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk lainnya

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL

BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL 57 BAB IV ANALISIS MODEL PERHITUNGAN NISBAH BAGI HASIL PADA SIMPANAN BERJANGKA (DEPOSITO) DI BMT LESTARI MUAMALAT SURADADI TEGAL A. Model Perhitungan Nisbah Bagi Hasil pada Simpanan Berjangka (Deposito)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Peran Lembaga Keuangan sangat penting di kalangan masyarakat. Lembaga Keuangan telah berkembang pesat, sebagai contoh adalah Bank Syari ah. Berkembangnya Bank Syari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan industri perbankan syariah di Indonesia saat ini sudah mengalami peningkatan yang cukup pesat dan memberikan pengaruh yang cukup besar dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Sumber Buku: Adiwarman Azwar Karim. (2008). Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

DAFTAR PUSTAKA. Sumber Buku: Adiwarman Azwar Karim. (2008). Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada 134 DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku: Adiwarman Azwar Karim. (2008). Bank Islam; Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Al Adni, Abdurrahman bin Umar bin Mar i. (Tanpa Tahun). Syarhul Buyu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Koperasi Syari ah An-Nuur yang saat ini lebih dikenal oleh masyarakat dengan sebutan Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) An-Nuur merupakan salah satu lembaga keuangan yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh UU No.10 tahun 1998 dan undang-undang terbaru mengenai perbankan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi Islam saat ini berkembang cukup pesat. Hal ini ditandai dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah di Indonesia dan Negara lainnya. Sejak tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tika Indah Kawuryan, 2015 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perekonomian suatu negara dibangun atas dua sektor, yaitu sektor rill dan sektor moneter. Sektor rill adalah sektor ekonomi yang ditumpukan pada sektor manufaktur

Lebih terperinci

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Ilwin Husain 1, Zulkifli Bokiu 2, Mahdalena 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri Gorontalo

Lebih terperinci

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH

PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH PERHITUNGAN BAGI HASIL DAN PENANGANAN PENCAIRAN DEPOSITO MUDHARABAH PADA BPR SYARIAH AMANAH UMMAH Heny Kurniati dan Hendri Maulana Universitas Ibn Khaldun Bogor ABSTRAK Industri perbankan syariah di Indonesia

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk)

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH. (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SYARIAH (Studi Kasus PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk) Desiana, Mohamad Heykal Universitas Bina Nusantara Jl. K. H. Syahdan No. 9 Kemanggisan/Palmerah Jakarta Barat 11480

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Bank memiliki peran sebagai lembaga perantara antara unit-unit yang memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan merupakan salah satu instrumen yang penting dalam ekonomi modern, terutama dalam pembangunan suatu negara di bidang ekonomi. Bank memiliki peran sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. lembaga intermediasi keuangan (Financial intermediary institution),yakni. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan lembaga yang mempunyai peran utama dalam pembangunan suatu negara. Peran ini terwujud dalam fungsi bank sebagai lembaga intermediasi keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank dalam pasal 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang mempunyai peranan yang sangat penting di dalam perekonomian suatu Negara sebagai perantara lembaga keuangan. Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bunga baik tabungan, deposito, pinjaman, dll. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan dan perkembangan ekonomi global sangat mempengaruhi pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Salah satunya perubahan perubahan pada nilai suatu mata uang Rupiah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai perantara (financial intermediary) bagi mereka yang memiliki dana BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank dalam kehidupan masyarakat modern merupakan lembaga yang sulit untuk dihindari keberadaannya, sehingga menimbulkan ketergantungan bagi masyarakat. Bank

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana (defisit unit). Bank syariah secara resmi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank berfungsi sebagai Financial Intermediary, yaitu suatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling

BAB I PENDAHULUAN. bank terdiri atas bank konvensional dan bank syariah. Perbedaan yang paling BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank merupakan salah satu sektor penting yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap aktivitas ekonomi masyarakat, dalam operasionalnya bank terdiri atas bank konvensional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu Negara yaitu sebagai lembaga perantara keuangan. Sistem

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Rasio FDR, NPF, PDN, BOPO, FBIR secara simultan mempunyai pengaruh

BAB V PENUTUP. dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Rasio FDR, NPF, PDN, BOPO, FBIR secara simultan mempunyai pengaruh BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1 Rasio FDR, NPF, PDN, BOPO, FBIR secara simultan mempunyai

Lebih terperinci

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN

PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN FINANSIAL BANK DENGAN MENGGUNAKAN RASIO CAMEL PADA PT. BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PERIODE TAHUN 2008-2011 NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI 10 BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI A. Tinjauan Pustaka Dasar atau acuan yang berupa temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank

BAB I PENDAHULUAN. yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Dengan kata lain, Bank BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syariah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic Banking atau juga disebut dengan interest-free banking. Bank syariah adalah bank yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. juga berfungsi sebagai suatu lembaga intermediasi (intermediary instution), yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang dan melayani jasa pengiriman uang. Di dalam sejarah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang

BAB I PENDAHULUAN. memperlancar jalannya pembangunan suatu bangsa. Indonesia, yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berkembangnya sektor perbankan mempunyai peranan penting dalam perekonomian suatu negara. Bank merupakan suatu lembaga keuangan yang bertugas untuk mengelola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan dana yang dimiliki suatu lembaga harus benar-benar efektif. agar pendapatan yang diperoleh meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan merupakan Lembaga keuangan yang menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan dana. Sebagai Lembaga Keuangan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia sebagai sebuah Negara berpenduduk muslim terbesar di dunia baru pada akhir abad XX ini memiliki bank-bank yang mendasarkan pengelolaannya pada prinsip

Lebih terperinci

Pengaruh Dana Pihak Ektiga terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan Dampaknya terhadap Profitabilitas

Pengaruh Dana Pihak Ektiga terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan Dampaknya terhadap Profitabilitas Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah ISSN: 2460-6561 Pengaruh Dana Pihak Ektiga terhadap Pembiayaan Bagi Hasil dan Dampaknya terhadap Profitabilitas Raedy Ekaputra Rukmana Prodi Keuangan & Perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah merupakan bagian dari pelaksanaan ekonomi Islam. Bank syariah atau Lembaga Keuangan Syariah (LKS) adalah setiap lembaga yang kegiatan usahanya di

Lebih terperinci

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT

Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana Kupang-NTT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENENTUKAN TINGKAT KESEHATAN KEUANGAN BANK PADA PT. BANK PERKREDITAN RAKYAT CHRISTA JAYA PERDANA DI KOTA KUPANG TAHUN 2012-2014 Jacob Abolladaka Pendidikan Ekonomi, FKIP-Undana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Awal kelahiran sistem perbankan syariah di latar belakangi oleh pembentukan sistem berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan Islam pertama kali muncul di Mesir tanpa menggunakan embel-embel Islam, karena adanya kekhawatiran rezim yang berkuasa saat itu akan melihatnya sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ekonomi syariah secara konsisten telah menunjukan perkembangan dari waktu ke waktu. Diawali dengan berdirinya bank syariah di wilayah mesir pada tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bagi suatu negara, bank merupakan darahnya perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Bank Syariah merupakan Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip serta hukum Islam. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan

Lebih terperinci

BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN

BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN BAB II MANAJEMEN DANA DAN RASIO KEUANGAN A. Manajemen Dana 1. Pengertian Manajemen Dana Dana bagi sebuah lembaga keuangan yang berperan sebagai intermediary merupakan suatu yang sangat vital karena tanpa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Bank merupakan lembaga kepercayaan yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan yang tidak kalah pentingnya adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan memiliki peranan yang sangat strategis dalam menunjang berjalannya roda perekonomian dan pembangunan nasional mengingat fungsinya sebagai lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan

BAB I PENDAHULUAN. beranggapan bahwa bank syariah belum memiliki perbedaan yang esensial dan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia saat ini dihadapkan dengan situasi yang kompetitif. Kendala yang disebabkan oleh sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah dalam perbankan nasional mulai dikembangkan sejak tahun 1992, dengan diberlakukannya Undang-Undang No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, yang mulai

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah PT. Bank

BAB V PEMBAHASAN. A. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah PT. Bank BAB V PEMBAHASAN A. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap Pembiayaan Murabahah PT. Bank BCA Syariah Hasil pengujian data diatas dapat diketahui dari tabel Coefficient menunjukkan bahwa koefisien regresi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir

BAB I PENDAHULUAN. perbankan nasional. Bank Islam telah berkembang pesat pada dekade terakhir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian suatu negara terutama Indonesia diharapkan akan lebih maju dengan keberadaan perbankan syariah sebagai bagian dari sistem perbankan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan lembaga keuangan syariah non-bank yang ada di Indonesia. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejak mulai dikembangkannya sistem bagi hasil dalam kurun waktu 17 tahun, total aset perbankan syariah telah mengalami peningkatan sebesar 27 kali lipat dari Rp 1,79

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA

BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG MUDHARABAH, BAGI HASIL, DAN DEPOSITO BERJANGKA A. Mudharabah 1. Pengertian Mudharabah Mudharabah atau yang disebut juga dengan qirad adalah suatu bentuk akad kerja sama antara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran.

BAB 1 PENDAHULUAN. meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan, disamping itu juga. menerima segala macam bentuk pembayaran dan setoran. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejarah perbankan di dunia semakin pesat karena perkembangan dunia perbankan tidak terlepas dari perkembangan perdagangan dunia. Perbankan mulai dikenal di Indonesia

Lebih terperinci

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH

2016 PENGARUH PEMBIAYAAN MUDHARABAH BERMASALAH DAN PEMBIAYAAN MUSYARAKAH BERMASALAH TERHADAP TINGKAT PROFITABILITAS BANK UMUM SYARIAH 1 1. 1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Saat ini, masyarakat memiliki pilihan untuk memilih perbankan yang dapat menghimpun dana dan penyaluran dana dengan baik untuk melaksanakan pemutaran dana yang ada,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang kegiatan utamanya yaitu menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus dilakukan oleh para produsen dalam upaya mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan agar lebih berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Republik Indonesia No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah, memberikan kontribusi yang besar dalam perkembangan perbankan syariah di Indonesia.Undang-undang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara

Lebih terperinci

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK

BAB IV. ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI FATWA DSN NO. 03/DSN-MUI/IV/2000 TENTANG DEPOSITO PADA PRODUK SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH di BMT MASJID AGUNG DEMAK A. Analisis Perhitungan Nisbah Bagi Hasil Produk Simpanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001).

BAB 1 PENDAHULUAN. nilai-nilai normatif dan rambu-rambu Ilahi (Antonio, 2001). BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negaranegara barat. Banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu

BAB I PENDAHULUAN. perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bank syariah sebagaimana bank konvensional memiliki fungsi sebagai perantara jasa keuangan (financial intermediary), memiliki tugas pokok yaitu menghimpun

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007)

TINJAUAN PUSTAKA. memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir, 2007) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Definisi Bank Pengertian bank yaitu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah penghimpun dana dari masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. (Kasmir,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN Produk Tabungan Ziarah di KOPENA Pekalongan menggunakan akad Wadiah dengan prosedur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Umat Islam di Indonesia sudah cukup lama menginginkan perekonomian yang berbasis nilai-nilai dan prinsip syariah untuk dapat diterapkan dalam segenap aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbankan syariah di Indonesia, pertama kali dipelopori oleh Bank Muamalat Indonesia yang berdiri pada tahun 1991. Bank ini pada awal berdirinya diprakarsai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam.

BAB I PENDAHULUAN. dengan nilai moraldan prinsip-prinsip syari ah Islam. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perbankan syari ah pada dasarnya merupakan pengembangan dari konsep ekonomi Islam, terutama dalam bidang keuangan yang dikembangkan sebagai suatu respon dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank sebagai lembaga keuangan mempunyai peranan yang cukup besar dalam usaha untuk meningkatkan perhimpunan dana dari masyarakat dan dapat mendorong pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004).

BAB I PENDAHULUAN. mendalam. Bank syariah yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi keuangan, hasil, prinsip ujoh dan akad pelengkap (Karim 2004). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan ekonomi islam identik dengan berkembangannya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai lembaga keuangan telah menjadi lokomotif bagi berkembangnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya bagi umat islam. Rasa terpercaya, amanah dan aman serta 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri perbankan syariah di Indonesia telah diperkenalkan selama lebih dari dua dekade, metode pendekatan syariah islam dapat memberikan alternatif bagi masyarakat

Lebih terperinci

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan fungsi-fungsi perbankan sebenarnya telah menjadi tradisi sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

BAB I PENDAHULUAN. gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sejak awal kelahirannya, perbankan syariah dilandasi dengan kehadiran dua gerakan renaissance Islam Modern: neorevivalis dan modernis. Tujuan utama dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara

BAB 1 PENDAHULUAN. popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem ekonomi syariah atau biasa disebut dengan Ekonomi Islam, semakin popular bukan hanya di negara-negara Islam tapi bahkan juga di negara-negara barat. Banyak kalangan

Lebih terperinci

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version) BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Sistem Bunga Pada Bank Konvensional (Non Syariah) 1. Penerapan sistem bunga pada bank konvensional Operasional perbankan konvensional sebagian besar ditentukan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting di dalam perekonomian suatu negara. Bank didefinisikan oleh Undangundang Nomor 10

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dewasa ini perkembangan dunia ekonomi di Indonesia semakin meningkat. Hal ini tidak terlepas dari peran semakin meningkatnya sektor usaha mikro, kecil dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat (Kasmir, 2003:27).

BAB I PENDAHULUAN. semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat (Kasmir, 2003:27). 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perbankan semakin mendominasi mengingat semakin berkembangnya zaman maka akan semakin beragam pula kebutuhan masyarakat, sehingga kebutuhan jasa keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bisnis modern di dunia. Kegiatan perekonomian masyarakat kebanyakan tidak didukung oleh kemampuan masyarakat

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. 1. Variabel CAR, NPF, NOM, REO, dan FDR secara bersama-sama mempunyai

BAB V PENUTUP. 1. Variabel CAR, NPF, NOM, REO, dan FDR secara bersama-sama mempunyai 79 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis yang telak dilaksanakan, maka kesimpulan yang didapat dari penelitian ini sebagai berikut, 1. Variabel CAR, NPF, NOM, REO,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Kemudian bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan perbankan syariah di Indonesia diawali dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI) pada tanggal 1 November 1991 yang kemudian diikuti dengan keluarnya

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71).

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. pengelolaan aset yang dilakukan oleh bank bersangkutan (Frianto, 2012:71). 8 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Return On Asset (ROA) Return On Asset (ROA) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam

BAB I PENDAHULUAN. Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Telah menjadi pengetahuan umum bahwa perkembangan ekonomi Islam identik dengan berkembangnya lembaga keuangan syariah. Bank syariah sebagai motor utama lembaga keuangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank

BAB I PENDAHULUAN. adalah dalam hal penentuan harga, baik harga jual maupun harga beli. Bank BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan lembaga keuangan yang memiliki fungsi menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut pada masyarakat serta memberikan jasa-jasa lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perbankan dalam perekonomian suatu negara memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting. Perbankan merupakan salah satu sub sistem keuangan yang paling penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perbankan syariah merupakan suatu sistem perbankan yang dikembangkan berdasarkan Syariah (hukum) Islam. Usaha pembentukan sistem ini didasari oleh larangan dalam Islam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perbankan di Indonesia mulai mengalami goncangan saat terjadinya krisis ekonomi yang merambah kepada krisis multidimensional, terutama pada kisaran tahun 1997-1998.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK) (2009:31.2) bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberikan perhatian yang serius dan bersungguh sungguh dalam mendorong perkembangan perbankan syariah. Semangat ini dilandasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 7 tahun 1992 tentang Perbankan, yang secara eksplisit menetapkan bahwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagaimana diketahui, kegiatan perbankan syariah di Indonesia baru di mulai sejak tahun 1992. Pengaturan mengenai perbankan syariah pada saat itu masih sangat terbatas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua 1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehidupan perekonomian di dunia sampai saat ini tidak dapat dipisahkan dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua aktivitas perekonomian

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Kaleem dan Mansor Md Isa, Causal Relationship Between Islamic and. Conventional Banking Instrument in Malaysia

DAFTAR PUSTAKA. Ahmad Kaleem dan Mansor Md Isa, Causal Relationship Between Islamic and. Conventional Banking Instrument in Malaysia DAFTAR PUSTAKA Ahmad Kaleem dan Mansor Md Isa, Causal Relationship Between Islamic and Conventional Banking Instrument in Malaysia Antonio, Muhammad Syafi i. 2001. Bank Syariah, Dari Teori dan Praktek.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perbankan Syari ah atau Bank Islam yang secara umum pengertian Bank Islam (Islamic Bank) adalah bank yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip syariat Islam.

Lebih terperinci