Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing"

Transkripsi

1 Mancing : Jenis-Jenis Alat Tangkap Pancing Sebagaimana kita ketahui, alat tangkap yang termasuk kepada perikanan pancing ini dapat dibedakan menjadi dua kategori : 1. Alat tangkap pancing berumpan. Pancing tangan dan pancing ulur sederhana Alat pancing bergagang pancing Alat pancing dengan laying-layang Alat pancing gurita Alat pancing rawai (long line). 2. Alat tangkap pancing tanpa umpan Alat pancing tonda (troll line) Alat pancing huhate (pole and line) Alat pancing yang di tarik (drag line). Adapun bagian-bagian pokok dari suatu alat pancing terdiri dari mata pancing, umpan dan tali pancing. Berbeda jenis alat pancingnya maka akan berbeda pula pelengkap sebagai tambahannya, seperti gagang pancing atau joran, pelampung, pemberat serta lain sebagainya. Selain itu, berbeda jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya, maka berbeda pula jenis alat pancing yang digunakan. Mengingat struktur alat tangkap pancing yang dapat dikatakan tidak rumit ini, maka variasi dari alat tangkap pancing ini pun akan banyak sekali, walau diatas telah dicobakan mengelompokkannya dalam dua kategori berdasarkan satu hal saja, yaitu dari segi umpan saja. 2.1.a. pancing tangan/ulur sederhana Jenis pancing ini tersebar luas di Negara kita, bahkan dapat dikatakan tiap nelayan memilikinya paling kurang satu perangkat. Jenis ini ada yang menggunakan satu mata pancing peralat ataupun ada yang dengan beberapa mata pancing peralat. Jenis pancing ini ada yang dioperasikan dari suatu tebing di pantai, dari bebatuan yang ada di pantai, dari perahu maupun kapal. Beberapa jenis pancing dari kelompok ini yang ada di tanah air antara lain : pancing usep, pancing jegog, pancing mungsing, pancing gambur serta sejumlah penamaan lainnya. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain

2 bambangan (kakap merah, snapper) ekor kuning (Caesio sp.), Caranx sp. Dan lain sebagainya. 2.1b. Pancing Berjoran (pole line) Contoh yang dapat diketengahkan dari jenis bergagang pancing ini adalah pancing welesan. Panjang gagang dari jenis pancing ini 2-3 m lebih yang terbuat dari batang bamboo. Contoh lain adalah pancing tiger, pancing dewel, pancing sumbal, pancing pemaphav dan lainnya. Ikan yang menjadi tujuan penangkapan biasanya kakap merah ekor kuning, belanak, kakap serta lainnya. 2.1c. Pancing Dengan Layang-Layang (Kite Line). Jenis pancing yang satu ini cukup unik,karena pada pengoperasiannya menggunakan laying-layang. Jenis pancing yang banyak dijumpai di pulau seribu (Jakarta), banten, sulawesi dan maluku ini umumnya dioperasikan dari sebuah perahu ataupun kapal kecil. Sebagai laying-layangnya, nelayan biasanya menggunakan daun kiter (Polypodium quercifollum), sebagai ganti ekor laying-layang, diikatkan tali pancing tanpa mata pancing sama sekali. Sebagai mata pancing dibuatkan jerat berumpan. Nelayan mengoperasikan alat ini sama seperti halnya orang bermain laying-layang. Layang-layang tersebut dinaikkan sedemikian rupa dan diusahakan agar ujung tali (yang berjerat dan berumpan) seperti bermain diatas air. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan yang umumnya berupa ikan cendro (Tylosurus melenotes blk) akan berusaha untuk dapat menangkap umpan tadi, hingga suatu saat ikan tersebut akan masuk ke dalam jerat dan tertangkap. 2.1d. Alat pancing gurita (Octopus Jigg) Sesuai dengan namanya, jenis alat pancing ini ditujukan untuk menangkap gurita (octopus). Kita tahu, gurita merupakan salah satu komuditi mahal bagi restoran yang menyajikan sea foods maupun hidangan sabu-sabu yang harganya cukup waaah.pancing gurita ini sangat spesifik, karena pada badan alat pancingnya terdapat sekian banyak mata kail yang melengkung dan mencuat ke atas. Melalui tali pancing yang panjang, maka alat pancing yang bermata banyak tersebut diturunkan pada lokasi yang diduga banyak dihuni gurita, yang umumnya pada karang bergua-gua batu, sedikit

3 disebelah atas mata pancing tersebut ditautkan beberapa ikan umpan pada tali pancing. Manakala gurita tengah sibuk memakan umpan-umpan tadi, melalui sentakan mendadak, akan memungkinkan gurita akan tersangkut pada mata pancing. 2.1e. Alat pancing rawai (Long Line) Ayodhyoa (19720, Sainsbury (19680, Von Brandt (1972) maupun Nedeleo (1990) mengetengahkan bahwa jenis alat tangkap pancing yang di Indonesia ini umum dikenal sebagai pancing perawe ataupun prawe ini, bila dilihat dari segi teknisnya dan beragam alat Bantu yang digunakan, sangatlah berkembang dengan pesat. Hal ini dikarenakan kemampuannya untuk dioperasikan baik dilaut selasar benua maupun di laut lepas. Selain itu, ikan yang menjadi tujuan penangkapan utamanya adalah jenis ikan ekonomis penting, utamanya adalah jenis-jenis ikan tuna. Tidak mengherankan bahwa bila yang kita maksudkan adalah longlinemaka secara ototmatis diartikan Tuna long line. Hasil tangkapan yang diperoleh sebenarnya tidaklah mutlak jenis tuna semata, karena tidak jarang tertangkap juga jenis-jenis ikan lain seperti cucut, pari, layaran, setuhuk, ikan pedang atau ikan todak serta lain sebagainya. Sehubungan dengan jenis alat tangkap ini, ternyata terdapat sejumlah variasi baik dalam hal ukuran, struktur maupun besar-kecil serta jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapannya. Berdasarkan besar-kecilnya alat tangkap long-line ini, Anonimous (1971) Membedakannya menjadi : a. Onawa (long line besar). Long line besar ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis tuna berukuran besar dengan kisaran bobot kg seperti jenis bluefin tuna, tuna mata besar (Bigeye tuna), Madidihang (Yellowfin Tuna) serta lainnya ; b. Tombonawa (Albacore long line) yang sesuai dengan namanya, lebih banyak dikhususkan untuk menangkap jenis ikan albakora. Jenis ikan albakora yang menjadi sasaran penangkapan umunya dengan kisaran bobot tubuh Kg. c. Meijinawa (Meiji Long line). Sasaran penangkapan adalah jenis-jenis tuna berukuran bobot tubuh lebih kecil daripada kedua jenis long line terdahulu, yaitu yang berbobot antara 3-10 Kg. jenis long line ini pada dasarnya hamper tidak berbeda dengan jenis tombonawa (Albacore long line), bahkan dikarenakan banyak memperoleh perbaikan maka umum juga dikenal sebagai improved long line.

4 Selain berbeda dalam hal ikan yang menjadi tujuan utamanya, juga berbeda dalam hal jumlah branch line atau tali cabang yang digunakan. Pengklasifikasian long line lainnya ada yang mendasarkannya pada faktor kedalaman perairan tempat mengoperasikannya. Sehubungan dengan hal ini, maka dikenal : a. jenis long line yang dioperasikan pada lapisan di bawah permukaan (sub-surface layer) ataupun pada perairan dangkal. Jenis long line ini diduga biasa dikenal sebagai Albacore type long line ; b. jenis long line yang dioperasikan pad perairan dalam. Jenis ini dikenal sebagai Black tuna type long line. ( Shapiro, 1950 dalam tambunan 1964). Pembagian jenis long line lainnya, adapula yang mendasarkan pada cara bagaimana long line tersebut dioperasikan, apakah perentangannya ditetapkan dengan adanya pelampung dan jangkar ataukah jenis long line tersebut dibiarkan terhanyut di ayun dan dihanyutkan oleh adanya arus. Berdasarkan hal ini maka pembagiannya adalah : a. Jenis long line yang ditetapkan (Set long line) ; b. Jenis long line hanyut (Drift long line) (Ayodhyoa, 1972 ; Sainsbury, 1968 ; von Brandt, 1972 ; Nedelec and Prado, 1990). Walau dikatakan bahwa jenis long line sangatlah berfariasi baik dalam hal ukurannya, cara pengoperasiannya, daerah penangkapannya, jenis ikan yang menjadi tujuan maupun tradisi lokal, sainbury (1968) membedakan long line utamanya pada lapisan kedalaman tempat alat tersebut dioperasikan. Beliau menggklasifikasikannya menjadi : a. sub surface long line. Long line ini leluasa dioperasikan pada lapisan air dibawah permukaan menurut kedalaman yang dihendaki berdasarkan pengetahuan kedalaman renang ikan yang menjadi tujuan penangkapan ; b. Bottom long line. Long line ini direntang dekat maupun didasar perairan. kecenderungan daerah asal long line mendasari penggolongan long line yang di tempuh oleh von Brandt (1972) : a. Long line Eropa yang ditujukan untuk belut dan sidat Eropa ; b. Long line dengan rangkaian lampu pada jarak tertentu ; c. Jenis long line Portugis, long line ini diatur sedemikian rupa sehingga posisi long line ini terangkat dari dasar perairan.

5 2.2. Alat tangkap pancing tanpa umpan a. Alat pancing tonda ( Troll line ) b. Alat pancing huhate ( Pole and line ) c. Alat pancing yang ditarik ( Drag line ) 2.2.a. Pancing tonda ( Troll line ) Alat tangkap ini ditujukan untuk menangkap jenis-jenis ikan palagis yang biasa hidup dekat permukaan, mempunyai nilai ekonomis tinggi dan mempunyai kualitas daging setengah mutu tinggi. Jenis-jenis ikan yang menjadi tujuan penangkapan antara lain jenis ikan bonito ( Scomberomerous sp. ), tuna, salmon, cakalang, tengiri dan lainnya. Melalui bagian belakang maupun samping kapal yang bergerak tidak terlalu cepat, dilakukan penarikan sejumlah tali pancing dengan mata-mata pancing yang umumnya tersembunyi dalam umpan buatan. Ikan-ikan akan memburu dan menangkap umpan-umpan buatan tersebut, hal ini tentu saja memungkinkan mereka tertangkap. Sainsbury ( 1986 ) menegaskan bahwa kunci keberhasilan penangkapan umumnya banyak ditentukan oleh : Kemampuan pendugaan tempat-tempat pengkonsentrasian daerah yang banyak didiami jenis-jenis ikan menjadi tujuan penangkapan ; Kesiapan ikan-ikan untuk memekan umpan ; Kemampuan untuk mengetahui keadaan suhu dan gradiasi suhu maupun termoklin yang ada di daerah penangkapan tersebut, karena ikan-ikan pelagis yang hidup dekat permukaan ini umumnya sangat sensitif terhadap hal ini ; Bunyi yang dihasilkan baik oleh mesin maupun propeler kapal dapat mengganggu dan mengusir ikan-ikan yang membuntuti kapal yang sedang dioperasikan. Sehubung dengan hal ini, perahu atau kapal yang digerakan oleh tenaga layar tampaknya justru akan lebih baik.

6 Cara Memancing dan Membuat Umpan Gurita Bagian I : Cara Memancing Gurita Gurita hidup di terumbu karang dan biasa memakan kepiting/rajungan, oleh karena itu umpan untuk memancing gurita dibuat menyerupai rajungan. Bagian badannya dibuat dari bola plastik kecil pada permainan anak-anak mandi bola, cangkang kepiting/rajungan atau juga potongan botol mineral, batok kelapa dll. Berdasarkan pengalaman, terkadang gurita juga memakan ikan kecil yang digunakan untuk umpan memancing ikan dasar. Bahkan rekan saya pernah mendapat gurita pada saat jigging di perairan dangkal Ujung Genteng menggunakan metal jig.untuk memancing gurita, biasa menggunakan perahu dengan cara dihanyutkan mengikuti arus diatas terumbu karang. Di tempat yang berarus deras, digunakan parasit sebagai penahan laju perahu. Gunakan handline dengan benang mono ukuran atau lebih, benang ukuran kecil meskipun kuat akan membuat jari-jari tangan mudah terluka. Penggunaan joran dan benang PE tidak dianjurkan mengingat resiko umpan tersangkut di karang sangat besar. Turunkan umpan sampai menyentuh dasar, kemudian angkat sekitar 0,5-1 m dari atas karang agar tidak mudah tersangkut. Gerakkan umpan naik turun dengan frekwensi lambat atau cepat. Apabila terasa tersangkut... ada 2 kemungkinan : betul tersangkut karang, atau gurita memakan umpan. Tarik cepat ke atas dan hindari gurita menempel di badan perahu. Biasanya nelayan menangkap gurita hasil pancing pada saat masih berada di permukaan air dengan memegang bagian yang bulatnya. Hal ini berguna untuk menghindari gurita menyemprotkan tinta hitamnya di dalam perahu. Lepaskan dari mata pancing dan masukkan ke dalam karung yang kemudian diikat. Apabila dimasukkan ke dalam coollbox, pastikan tutupnya terkunci, apabila ada celah sedikit, gurita pasti merayap melarikan diri. Bagian II : Cara Membuat Umpan Langkah 1 - Mempersiapkan Bahan Baku dan Peralatan Dalam ilustrasi pembuatan umpan ini, saya gunakan potongan botol minuman tertentu dengan pertimbangan : bahan baku adalah limbah yang mudah didapat dan tekstur botol menyerupai jeruk yang sudah dikupas kulitnya, mempermudah kita dalam membagi lingkaran botol menjadi 4-6 bagian. Mata pancing saya ganti dengan kawat baja stainless steel. Sebagai pengisi bagian dalam yang biasanya menggunakan resin, saya ganti dengan campuran semen dan pasir. Pemberat saya gunakan timah + mur/baut yang sudah tidak terpakai. Tali penggantung sebagai kaki serta tali leader saya gunakan tali nylon ukuran (kalau ada gunakan ukuran lebih besar).

7 Bahan lain yang diperlukan adalah kili-kili ukuran kecil dan besar, sedotan minuman, kawat stainless untuk pengikat serta 2 buah sendok makan stainless. Peralatan kerja, sesuaikan dengan kebutuhan. (Foto 1 & 2) Langkah 2 - Mempersiapkan bagian badan Bila anda menggunakan bola plastik ukuran kecil, lubangi bagian bola sebesar uang logam Rp. 500,- atau lebih, gunanya untuk memasukkan timah pemberat, mata pancing, tali pancing sebagai gantungan sendok dan tali leader serta menuang cairan resin/semen. Penggunaan cangkang kepiting/rajungan memerlukan kesabaran dalam membuat lubang mengingat cangkang mudah sekali pecah. Cara pembuatan umpan dari botol plastik atau bola plastik sebagai berikut : Potong bagian atas botol tepat pada lekukan yang bertekstur jeruk. Cat bagian dalamnya dengan cat semprot berwarna merah atau orange. Bolongi bagian atas 1-2 cm dibawah tutup sebanyak 5 lubang dan masukkan mata pancing dengan bagian tajamnya menghadap keluar. Gunakan lem plastik bakar untuk mengatur posisi mata pancing. Apabila perlu tekuk mata pancing dengan tang agar posisi yang lancip menghadap ke atas di sekeliling bola. Lubangi bagian bawah dekat ke dasar sebanyak 6 lubang dan masukkan 3 tali nylon secara bersilangan menembusi botol. Potong sepanjang 6 cm di luar botol. Lubangi tutup botol di pusat lingkaran dan masukkan tali leader sepanjang 40 cm dan ikatkan pada persilangan tali penggantung atau ikatkan pada timah pemberat. Guna pengikatan ini adalah agar tali leader tidak mudah merosot pada saat ditarik ke atas. Masukkan pemberat berupa timah atau mur/baut. Berat timah/besi bisa disesuaikan dengan arus perairan dimana umpan akan digunakan. Semakin kencang arus, semakin berat timah/besi. (Foto 3) Langkah 3 Mengecor dengan semen/resin Siapkan botol dengan lubang menghadap ke atas untuk di cor dengan adukan semen/resin. Agar tidak mudah terguling, bisa diletakkan diatas potongan botol bagian bawah atau kaleng bulat sesuai ukuran. (Foto 4) Aduk semen dan pasir sebagaimana kita membuat adukan untuk bangunan dan tuangkan ke

8 dalam botol sampai penuh atau dapat juga dibuat lancip ke atas. Apabila menggunakan resin, aduk resin secukupnya dengan talk dan pewarna (biasanya digunakan warna merah atau oranye). Masukkan pengeras dan segera tuangkan ke dalam botol sampai penuh. Setelah mengeras, cat ulang seluruh permukaan botol dengan cat semprot berwarna merah atau oranye. Gantung dan biarkan cat mengering untuk dilanjutkan ke langkah berikut. (Foto 5) Langkah 4 : Memasang accessories Potong sedotan menjadi 2, selongsongkan ke kaki gantung dengan cara dipadatkan. agar kaki gantung betambah keras tetapi tetap fleksibel. Pasang kili-kili ukuran kecil di ujungnya dengan melipat sebagian ujung tali dan ikat dengan kawat stainless. Potong sendok makan jadi 3 bagian dengan menggunakan gunting seng atau alat sejenis. Gagangnya 1 bagian, yang lebarnya potong/belah jadi 2 bagian memanjang. Lubangi salah satu ujungnya dengan paku dan gantungkan pada kili-kili dengan menggunakan kawat stainless. Pasang kili-kili ukuran besar di ujung tali leader yang nantinya akan disambungkan ke tali utama. Umpan siap digunakan. (foto 6 & 7) Pada awalnya, umpan berbahan bola plastik atau cangkang rajungan disi resin, dijual di Ujung Genteng dengan harga Rp ,-. Saat ini nelayan membuat sendiri dengan modal dibawah Rp ,-, Umpan dari botol plastik isi semen, jauh lebih murah dengan hasil pancing tidak berbeda dengan yang lainnya. Bogor, 18 Oktober (foto Cara Memancing dan Membuat Umpan Gurita Bagian I : Cara Memancing Gurita

9 Gurita hidup di terumbu karang dan biasa memakan kepiting/rajungan, oleh karena itu umpan untuk memancing gurita dibuat menyerupai rajungan. Bagian badannya dibuat dari bola plastik kecil pada permainan anak-anak mandi bola, cangkang kepiting/rajungan atau juga potongan botol mineral, batok kelapa dll. Berdasarkan pengalaman, terkadang gurita juga memakan ikan kecil yang digunakan untuk umpan memancing ikan dasar. Bahkan rekan saya pernah mendapat gurita pada saat jigging di perairan dangkal Ujung Genteng menggunakan metal jig.untuk memancing gurita, biasa menggunakan perahu dengan cara dihanyutkan mengikuti arus diatas terumbu karang. Di tempat yang berarus deras, digunakan parasit sebagai penahan laju perahu. Gunakan handline dengan benang mono ukuran atau lebih, benang ukuran kecil meskipun kuat akan membuat jari-jari tangan mudah terluka. Penggunaan joran dan benang PE tidak dianjurkan mengingat resiko umpan tersangkut di karang sangat besar. Turunkan umpan sampai menyentuh dasar, kemudian angkat sekitar 0,5-1 m dari atas karang agar tidak mudah tersangkut. Gerakkan umpan naik turun dengan frekwensi lambat atau cepat. Apabila terasa tersangkut... ada 2 kemungkinan : betul tersangkut karang, atau gurita memakan umpan. Tarik cepat ke atas dan hindari gurita menempel di badan perahu. Biasanya nelayan menangkap gurita hasil pancing pada saat masih berada di permukaan air dengan memegang bagian yang bulatnya. Hal ini berguna untuk menghindari gurita menyemprotkan tinta hitamnya di dalam perahu. Lepaskan dari mata pancing dan masukkan ke dalam karung yang kemudian diikat. Apabila dimasukkan ke dalam coollbox, pastikan tutupnya terkunci, apabila ada celah sedikit, gurita pasti merayap melarikan diri. Bagian II : Cara Membuat Umpan Langkah 1 - Mempersiapkan Bahan Baku dan Peralatan Dalam ilustrasi pembuatan umpan ini, saya gunakan potongan botol minuman tertentu dengan pertimbangan : bahan baku adalah limbah yang mudah didapat dan tekstur botol menyerupai jeruk yang sudah dikupas kulitnya, mempermudah kita dalam membagi lingkaran botol menjadi 4-6 bagian. Mata pancing saya ganti dengan kawat baja stainless steel.

10 Sebagai pengisi bagian dalam yang biasanya menggunakan resin, saya ganti dengan campuran semen dan pasir. Pemberat saya gunakan timah + mur/baut yang sudah tidak terpakai. Tali penggantung sebagai kaki serta tali leader saya gunakan tali nylon ukuran (kalau ada gunakan ukuran lebih besar). Bahan lain yang diperlukan adalah kili-kili ukuran kecil dan besar, sedotan minuman, kawat stainless untuk pengikat serta 2 buah sendok makan stainless. Peralatan kerja, sesuaikan dengan kebutuhan. Langkah 2 - Mempersiapkan bagian badan Bila anda menggunakan bola plastik ukuran kecil, lubangi bagian bola sebesar uang logam Rp. 500,- atau lebih, gunanya untuk memasukkan timah pemberat, mata pancing, tali pancing sebagai gantungan sendok dan tali leader serta menuang cairan resin/semen. Penggunaan cangkang kepiting/rajungan memerlukan kesabaran dalam membuat lubang mengingat cangkang mudah sekali pecah. Cara pembuatan umpan dari botol plastik atau bola plastik sebagai berikut : Potong bagian atas botol tepat pada lekukan yang bertekstur jeruk. Cat bagian dalamnya dengan cat semprot berwarna merah atau orange. Bolongi bagian atas 1-2 cm dibawah tutup sebanyak 5 lubang dan masukkan mata pancing dengan bagian tajamnya menghadap keluar. Gunakan lem plastik bakar untuk mengatur posisi mata pancing. Apabila perlu tekuk mata pancing dengan tang agar posisi yang lancip menghadap ke atas di sekeliling bola. Lubangi bagian bawah dekat ke dasar sebanyak 6 lubang dan masukkan 3 tali nylon secara bersilangan menembusi botol. Potong sepanjang 6 cm di luar botol. Lubangi tutup botol di pusat

11 lingkaran dan masukkan tali leader sepanjang 40 cm dan ikatkan pada persilangan tali penggantung atau ikatkan pada timah pemberat. Guna pengikatan ini adalah agar tali leader tidak mudah merosot pada saat ditarik ke atas. Masukkan pemberat berupa timah atau mur/baut. Berat timah/besi bisa disesuaikan dengan arus perairan dimana umpan akan digunakan. Semakin kencang arus, semakin berat timah/besi. Langkah 3 Mengecor dengan semen/resin Siapkan botol dengan lubang menghadap ke atas untuk di cor dengan adukan semen/resin. Agar tidak mudah terguling, bisa diletakkan diatas potongan botol bagian bawah atau kaleng bulat sesuai ukuran. Aduk semen dan pasir sebagaimana kita membuat adukan untuk bangunan dan tuangkan ke dalam botol sampai penuh atau dapat juga dibuat lancip ke atas. Apabila menggunakan resin, aduk resin secukupnya dengan talk dan pewarna (biasanya digunakan warna merah atau oranye). Masukkan pengeras dan segera tuangkan ke dalam botol sampai penuh. Setelah mengeras, cat ulang seluruh permukaan botol dengan cat semprot berwarna merah atau oranye. Gantung dan biarkan cat mengering untuk dilanjutkan ke langkah berikut. Langkah 4 : Memasang accessories

12 Potong sedotan menjadi 2, selongsongkan ke kaki gantung dengan cara dipadatkan. agar kaki gantung betambah keras tetapi tetap fleksibel. Pasang kili-kili ukuran kecil di ujungnya dengan melipat sebagian ujung tali dan ikat dengan kawat stainless. Potong sendok makan jadi 3 bagian dengan menggunakan gunting seng atau alat sejenis. Gagangnya 1 bagian, yang lebarnya potong/belah jadi 2 bagian memanjang. Lubangi salah satu ujungnya dengan paku dan gantungkan pada kili-kili dengan menggunakan kawat stainless. Pasang kili-kili ukuran besar di ujung tali leader yang nantinya akan disambungkan ke tali utama. Umpan siap digunakan. Pada awalnya, umpan berbahan bola plastik atau cangkang rajungan disi resin, dijual di Ujung Genteng dengan harga Rp ,-. Saat ini nelayan membuat sendiri dengan modal dibawah Rp ,-, Umpan dari botol plastik isi semen, jauh lebih murah dengan hasil pancing tidak berbeda dengan yang lainnya. Bogor, 18 Oktober 2012.

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP

2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP 6 2 GAMBARAN UMUM UNIT PERIKANAN TONDA DENGAN RUMPON DI PPP PONDOKDADAP Unit Penangkapan Ikan Kapal Pengoperasian kapal tonda atau yang dikenal dengan kapal sekoci oleh nelayan Sendang Biru dilakukan sejak

Lebih terperinci

METODE PENANGKAPAN IKAN

METODE PENANGKAPAN IKAN METODE PENANGKAPAN IKAN ASEP HAMZAH FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN PERIKANAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA TEXT BOOKS Today s Outline Class objectives Hook and line (handline, longlines, trolline, pole

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA Penangkapan Ikan. Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penangkapan Ikan Ayodhyoa (1981) mengatakan bahwa penangkapan ikan adalah suatu usaha manusia untuk menghasilkan ikan dan organisme lainnya di perairan, keberhasilan usaha penangkapan

Lebih terperinci

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA)

BEBERAPA JENIS PANCING (HANDLINE) IKAN PELAGIS BESAR YANG DIGUNAKAN NELAYAN DI PPI HAMADI (JAYAPURA) Tersedia online di: http://ejournal-balitbang.kkp.go.id/index.php/btl e-mail:btl.puslitbangkan@gmail.com BULETINTEKNIKLITKAYASA Volume 15 Nomor 2 Desember 2017 e-issn: 2541-2450 BEBERAPA JENIS PANCING

Lebih terperinci

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO Teknik Penangkapan Ikan Pelagis Besar... di Kwandang, Kabupaten Gorontalo (Rahmat, E.) TEKNIK PENANGKAPAN IKAN PELAGIS BESAR MEMAKAI ALAT TANGKAP FUNAI (MINI POLE AND LINE) DI KWANDANG, KABUPATEN GORONTALO

Lebih terperinci

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN

PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN PENGGUNAAN PANCING ULUR (HAND LINE) UNTUK MENANGKAP IKAN PELAGIS BESAR DI PERAIRAN BACAN, HALMAHERA SELATAN Enjah Rahmat ) ) Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristasi

Lebih terperinci

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) Alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu; tali (line) dan mata

Lebih terperinci

Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu

Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu Pengalaman Membuat dan Memasang Tanda Batas Di Taman Nasional Kepulauan Seribu A. Pemilihan pelampung Ada beberapa bahan pelampung yang bisa dipilih, tapi alasan kami memilih drum plastik ukuran 200 liter

Lebih terperinci

KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL)

KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) KLASIFIKASI ALAT / METODE PENANGKAPAN DI INDONESIA (STANDAR NASIONAL) PANCING Alat penangkap yang terdiri dari dua komponen utama, yaitu; tali (line) dan mata pancing (hook). Sedangkan bahan, ukuran tali

Lebih terperinci

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA

TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA TEKNIK PENGOPERASIAN PANCING TENGGIRI DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU CAHAYA Agus Salim Teknisi Litkayasa pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 29 Mei 2008; Diterima

Lebih terperinci

Karakteristik Perikanan Laut Indonesia

Karakteristik Perikanan Laut Indonesia IV Karakteristik Perikanan Laut Indonesia Tujuan pembelajaran: Memahami karakteristik perikanan tangkap secara umum serta perikanan laut Indonesia pada khususnya; mengenal berbagai jenis alat tangkap dan

Lebih terperinci

Pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang di Selat Bangka

Pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang di Selat Bangka Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 2(Edisi Khusus): 6-12, Januari 2015 ISSN 2337-4306 Pengaruh umpan buatan terhadap hasil tangkapan pancing layang-layang di Selat Bangka The effect of artificial

Lebih terperinci

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian

Alat bantu Gill net Pengertian Bagian fungsi Pengoperasian Hand line: Pancing ulur merupakan suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari seutas tali dengan mata pancing berbentuk seperti jangkar. Pada mata pancing diikatkan umpan. Berdasarkan klasifikasi DKP tahun

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Analisis Komparasi 6 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Analisis Komparasi Kabupaten Klungkung, kecamatan Nusa Penida terdapat 16 desa yang mempunyai potensi baik sekali untuk dikembangkan, terutama nusa Lembongan dan Jungutbatu. Kabupaten

Lebih terperinci

Alat Tangkap Longline

Alat Tangkap Longline Alat Tangkap Longline Longline merupakan suatu alat tangkap yang efektif digunakan untuk menangkap ikan tuna. Selain itu alat tangkap ini selektif terhadap hasil tangkapannya dan pengoperasiannya bersifat

Lebih terperinci

Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi

Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi Metode Menarik Perhatian Ikan (Fish Attraction) Muhammad Arif Rahman, S.Pi Prinsip dari metode ini adalah mengumpulkan ikan dalam ruang lingkup suatu alat tangkap. Dalam menarik perhatian ikan, digunakan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 30 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 HASIL 5.1.1 Unit penangkapan Pancing rumpon merupakan unit penangkapan yang terdiri dari beberapa alat tangkap pancing yang melakukan pengoperasian dengan alat bantu rumpon.

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Lokasi Penelitian Pulau Pramuka secara administratif termasuk ke dalam wilayah Kelurahan Pulau Panggang, Kecamatan Kepulauan Seribu, Kotamadya Jakarta

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih

TINJAUAN PUSTAKA. mata jaring ke arah panjang atau ke arah horizontal (mesh length) jauh lebih TINJAUAN PUSTAKA Alat Tangkap Jaring Insang (Gill net) Jaring insang (gill net) yang umum berlaku di Indonesia adalah salah satu jenis alat penangkapan ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Budidaya laut (marinecultur) merupakan bagian dari sektor kelautan dan perikanan yang mempunyai kontribusi penting dalam memenuhi target produksi perikanan. Walaupun

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : LIMBAH IKAN SEBAGAI ALTERNATIF UMPAN BUATAN UNTUK ALAT TANGKAP PANCING TONDA

Jurnal KELAUTAN, Volume 2, No.1 April 2009 ISSN : LIMBAH IKAN SEBAGAI ALTERNATIF UMPAN BUATAN UNTUK ALAT TANGKAP PANCING TONDA LIMBAH IKAN SEBAGAI ALTERNATIF UMPAN BUATAN UNTUK ALAT TANGKAP PANCING TONDA Indah Wahyuni Abida Firman Farid Muhsoni Aries Dwi Siswanto Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo E-mail:

Lebih terperinci

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap

Alat Lain. 75 Karakteristik perikanan laut Indonesia: alat tangkap Gambar 4.11 Alat tangkap Pukat Harimau atau Trawl (kiri atas); alat Mini-Trawl yang masih beroperasi di Kalimantan Timur (kanan atas); hasil tangkap Mini-Trawl (kiri bawah) dan posisi kapal ketika menarik

Lebih terperinci

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N

CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N CARA PENANGKAPAN IKAN HIAS YA NG RA MA H LINGKUNGA N Pendahuluan Ekosistem terumbu karang merupakan gantungan hidup bagi masyarakat Kelurahan Pulau Panggang, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Lebih terperinci

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR

PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR ABSTRAK PERIKANAN TUNA SKALA RAKYAT (SMALL SCALE) DI PRIGI, TRENGGALEK-JAWA TIMUR Erfind Nurdin Peneliti pada Balai Riset Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregristrasi I tanggal: 18 September 2007;

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.2 Musim

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.2 Musim 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil yang diperoleh secara nyata maupun fisik dengan masukan yang sebenarnya. Artinya produktivitas sama

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian penangkapan rajungan dengan menggunakan jaring kejer dilakukan di perairan Gebang Kabupaten Cirebon, Jawa Barat (Lampiran 1 dan Lampiran 2). Penelitian

Lebih terperinci

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL MANAJEMEN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN BAHAN VALIDASI BIDANG LOMBA NAUTIKA PERIKANAN LAUT TEMA LOMBA PENGELOLAAN USAHA PENANGKAPAN IKAN DENGAN KAPAL LONG LINE NASKAH SOAL TEORI DI B A N D U N G DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL DIREKTORAT JENDERAL

Lebih terperinci

Jaring Angkat

Jaring Angkat a. Jermal Jermal ialah perangkap yang terbuat dari jaring berbentuk kantong dan dipasang semi permanen, menantang atau berlawanlan dengan arus pasang surut. Beberapa jenis ikan, seperti beronang biasanya

Lebih terperinci

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan

6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan 6 PEMBAHASAN 6.1 Daerah Penangkapan Ikan berdasarkan Jalur Jalur Penangkapan Ikan Daerah penangkapan ikan kakap (Lutjanus sp.) oleh nelayan di Kabupaten Kupang tersebar diberbagai lokasi jalur penangkapan.

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Lokasi penelitian mengambil tempat di pulau Pramuka Kepulauan Seribu, Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Propinsi DKI Jakarta (Peta Lokasi Lampiran

Lebih terperinci

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi

(Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi GILL NET (Jaring Insang) Riza Rahman Hakim, S.Pi Pendahuluan Gill net (jaring insang) adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pemberat pada tali ris bawahnya dan pelampung

Lebih terperinci

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) Penangkapan Tuna dan... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.) PENANGKAPAN TUNA DAN CAKALANG DENGAN MENGGUNAKAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR (HAND LINE) YANG BERBASIS DI PANGKALAN PENDARATAN

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis

4 KEADAAN UMUM. 4.1 Letak dan Kondisi Geografis 29 4 KEADAAN UMUM 4.1 Letak dan Kondisi Geografis Keadaan geografi Kabupaten Aceh Besar merupakan salah satu kabupaten yang memiliki luas laut yang cukup besar. Secara geografis Kabupaten Aceh Besar berada

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di perairan Teluk Mutiara Kabupaten Alor Provinsi Nusa Tenggara Timur. Peta lokasi penelitian ditampilkan pada Gambar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Jumlah Armada Penangkapan Ikan Cirebon Tahun Tahun Jumlah Motor BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Keadaan Umum Perikanan Tangkap di Cirebon Armada penangkapan ikan di kota Cirebon terdiri dari motor tempel dan kapal motor. Jumlah armada penangkapan ikan dikota Cirebon

Lebih terperinci

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu

Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu LAMPIRAN 84 Lampiran 1 Peta PPN Palabuhanratu 85 86 Lampiran 2 Daerah penangkapan madidihang kapal long line berbasis di PPN Palabuhanratu U PPN Palabuhanratu B T S Sumber: Hasil wawancara setelah diolah

Lebih terperinci

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Letak Geografis dan Batas Administrasi Secara geografis Kabupaten Halmahera Utara terletak antara 127 O 17 BT - 129 O 08 BT dan antara 1 O 57 LU - 3 O 00 LS. Kabupaten

Lebih terperinci

Fishing Technology: Longline. Ledhyane Ika Harlyan

Fishing Technology: Longline. Ledhyane Ika Harlyan Fishing Technology: Longline Ledhyane Ika Harlyan Tujuan Instruksional Khusus Mahasiswa mampu: Menjelaskan bagian-bagian longline Menjelaskan alat bantu longline Mampu menganalisis teknis untuk mengukur

Lebih terperinci

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI

PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI PEMBUATAN PETI/PALKA BERINSULASI BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN JAKARTA 1997 / 1998 KATA PENGANTAR Upaya para nelayan dalam mempertahankan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian di lapang dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Juni 2009. Penelitian dilaksanakan di Perairan Pulau Karang Beras, Kepulauan Seribu (Lampiran

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perilaku Laju Perubahan 2.1.1 Laju Perubahan Rata-Rata Laju perubahan rata-rata fungsi dalam selang tertutup ialah : 2.1.2 Garis Singgung pada Sebuah Kurva Andaikan sebuah fungsi

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR

PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCING GANDA PADA RAWAI TEGAK TERHADAP HASIL TANGKAPAN LAYUR Pengaruh Penggunaan Mata Pancing.. terhadap Hasil Tangkapan Layur (Anggawangsa, R.F., et al.) PENGARUH PENGGUNAAN MATA PANCNG GANDA PADA RAWA TEGAK TERHADAP HASL TANGKAPAN LAYUR ABSTRAK Regi Fiji Anggawangsa

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar

ABSTRAK. Kata kunci: Jumlah tangkapan; struktur ukuran; jenis umpan; ikan demersal dan rawai dasar RESPON IKAN DEMERSAL DENGAN JENIS UMPAN BERBEDA TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA PERIKANAN RAWAI DASAR Wayan Kantun 1), Harianti 1) dan Sahrul Harijo 2) 1) Sekolah Tinggi Teknologi Kelautan (STITEK) Balik

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Luas terumbu karang Indonesia kurang lebih 50.000 km 2. Ekosistem tersebut berada di wilayah pesisir dan lautan di seluruh perairan Indonesia. Potensi lestari sumberdaya

Lebih terperinci

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI

PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI Pengoperasian Alat Tangkap Pancing Toda di Laut Banda yang Berbasis di Kendari (Rahmat, E & H. Illhamdi) PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP PANCING TONDA DI LAUT BANDA YANG BERBASIS DI KENDARI Enjah Rahmat dan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 36 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Analisis Teknik Unit penangkapan pancing rumpon merupakan unit penangkapan ikan yang sedang berkembang pesat di PPN Palabuhanratu. Berikut adalah penjelasan lebih rinci tentang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008).

TINJAUAN PUSTAKA. jenis merupakan sumber ekonomi penting (Partosuwiryo, 2008). TINJAUAN PUSTAKA Sumberdaya Perikanan Indonesia terletak di titik puncak ragam jenis ikan laut dari perairan tropis Indo-Pasifik yang merupakan sistem ekologi bumi terbesar yang terbentang dari pantai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas

TINJAUAN PUSTAKA. dimana pada daerah ini terjadi pergerakan massa air ke atas TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Pustaka Wilayah laut Indonesia kaya akan ikan, lagi pula sebagian besar merupakan dangkalan. Daerah dangkalan merupakan daerah yang kaya akan ikan sebab di daerah dangkalan sinar

Lebih terperinci

KONSTRUKSI DAN PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT

KONSTRUKSI DAN PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 5 No. 1 November2014: 117-129 ISSN 2087-4871 KONSTRUKSI DAN PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE DI PERAIRAN PALABUHANRATU, JAWA BARAT CONSTRUCTION AND PRODUCTIVITY

Lebih terperinci

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan

SAMBUTAN. Jakarta, Nopember 2011. Kepala Pusat Penyuluhan Kelautan dan Perikanan SAMBUTAN Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan hidayahnya serta kerja keras penyusun telah berhasil menyusun Materi Penyuluhan yang akan digunakan bagi

Lebih terperinci

MODUL MERAKIT RAWAI TUNA

MODUL MERAKIT RAWAI TUNA A-PDF Watermark DEMO: Purchase from www.a-pdf.com to remove the watermark 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT 2015 NAUTIKA PERIKANAN LAUT a n a ik P u a s t P e n d id e K MODUL MERAKIT PUKAT CINCIN n a k i r

Lebih terperinci

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract

Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2), Isnaniah 2) Abstract THE EFFECT OF HOOK TYPE (TYPE J, KIRBY AND CYRCLE) ON LONGLINE CATCHES (MINI LONG LINE) IN THE TELUK PAMBANG, SUBDISTRICT BANTAN, DISTRICT BENGKALIS, PROVINCE OF RIAU By Muhamad Farhan 1), Nofrizal 2),

Lebih terperinci

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. 4.2 Keadaan Umum Perikanan di Sulawesi Utara 58 4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN 4.1 Keadaan Umum Provinsi Sulawesi Utara Provinsi Sulawesi Utara dengan ibu kota Manado terletak antara 0 15 5 34 Lintang Utara dan antara 123 07 127 10 Bujur Timur,

Lebih terperinci

PRAKARYA. by F. Denie Wahana

PRAKARYA. by F. Denie Wahana PRAKARYA by F. Denie Wahana (Produk Sederhana dengan Teknologi) Kompetensi Inti (KI) 1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya 2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Pengambilan sampel ikan tuna mata besar dilakukan pada bulan Maret hingga bulan Oktober 2008 di perairan Samudera Hindia sebelah selatan Jawa

Lebih terperinci

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESKRIPSI ALAT TANGKAP IKAN DI KECAMATAN BONTOMANAI KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR DESCRIPTION OF FISHING GEARS IN KECAMATAN BONTOMANAI, KEPULAUAN SELAYAR REGENCY Andi Lisdawati 1), Najamuddin 1), Andi Assir

Lebih terperinci

Perikanan: Armada & Alat Tangkap

Perikanan: Armada & Alat Tangkap Perikanan: Armada & Alat Tangkap Mengenal armada dan alat tangkap sesuai dengan Laporan Statistik Perikanan Kul 03 Tim Pengajar PDP FPIK-UB. pdpfpik@gmail.com 1 Oktober 2013 Andreas, Raja Ampat Perikanan

Lebih terperinci

BAB V PONDASI TELAPAK

BAB V PONDASI TELAPAK BAB V PONDASI TELAPAK I. METODA KONSTRUKSI PONDASI SETEMPAT A. Urutan Kegiatan Pekerjaan Pondasi Setempat Metoda konstruksi untuk pekerjaan pondasi setempat yaitu: 1. Penggalian tanah pondasi 2. Penulangan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 33 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Ukuran Mata Jaring Lintasan Masuk Bubu Hasil pengamatan terhadap tingkah laku kepiting bakau saat melewati bidang lintasan masuk menunjukkan bahwa kepiting bakau cenderung

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Keadaan Umum Kota Cirebon Kota Cirebon merupakan kota yang berada di wilayah timur Jawa Barat dan terletak pada jalur transportasi Jawa Barat dan Jawa Tengah. Kota Cirebon secara

Lebih terperinci

II METODOLOGI A. Orisinalitas Perancangan kursi mancing lipat dengan cagak pancing yang dibuat memiliki orisinalitas sendiri berdasarkan fungsi seperti kursi lipat yang ada cagak pancingnya, Dengan menonjolkan

Lebih terperinci

Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku

Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap 1(6): 221-226, Desember 2014 ISSN 2337-4306 Perbandingan hasil tangkapan tuna hand line dengan teknik pengoperasian yang berbeda di Laut Maluku Catch comparison

Lebih terperinci

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014

STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014 STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014 74/12/72/Th. XVII, 23 Desember 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT, BANDENG, DAN NILA DI ATAS Rp. 5 JUTA JUMLAH BIAYA PER TRIP USAHA PENANGKAPAN

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur.

KATA PENGANTAR. Dengan modul ini peserta diklat dapat melaksanakan praktik tanpa harus banyak dibantu oleh instruktur. KATA PENGANTAR Modul dengan judul Memasang Ikatan Batu Bata merupakan bahan ajar yang digunakan sebagai panduan praktik peserta diklat (siswa). Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) untuk membentuk salah satu

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK

METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK METODE PELAKSANAAN PEMASANGAN KERAMIK Pemasangan keramik pada suatu gedung terdiri dari pemasangan keramik didinding dan dilantai. Pemasangan keramik lantai dan dinding sebaiknya pada tahap akhir, untuk

Lebih terperinci

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA

PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Pengamatan Aspek Operasional Penangkapan...di Selat Malaka (Yahya, Mohammad Fadli) PENGAMATAN ASPEK OPERASIONAL PENANGKAPAN PUKAT CINCIN KUALA LANGSA DI SELAT MALAKA Mohammad Fadli Yahya Teknisi pada Balai

Lebih terperinci

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100

Jumlah kapal (unit) pada ukuran (GT) >100 34 2001, kecamatan ini mempunyai penduduk sebesar 91.881 jiwa. Luas wilayahnya adalah 26,25 km 2 dengan kepadatan penduduknya adalah 3.500,23 jiwa per km 2. PPS Belawan memiliki fasilitas pokok dermaga,

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Perairan Gebang Mekar Kabupaten Cirebon (Lampiran 1). Survey dan persiapan penelitian seperti pencarian jaring,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Distribusi Cumi-Cumi Sirip Besar 4.1.1. Distribusi spasial Distribusi spasial cumi-cumi sirip besar di perairan Karang Congkak, Karang Lebar, dan Semak Daun yang tertangkap

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003

BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003 BUPATI JEMBRANA KEPUTUSAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 656 TAHUN 2003 TENTANG PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 9 TAHUN 2003 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN IJIN USAHA PERIKANAN BUPATI JEMBRANA,

Lebih terperinci

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA LAMPIRAN SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL CIPTA KARYA NOMOR: 111/KPTS/CK/1993 TANGGAL 28 SEPTEMBER 1993 TENTANG: PEDOMAN PEMBANGUNAN BANGUNAN TAHAN GEMPA A. DASAR DASAR PERENCANAAN BANGUNAN TAHAN GEMPA

Lebih terperinci

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 1. Ilustrasi Peta Lokasi Penelitian 42 Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian Lampiran 3. Alat yang Digunakan GPS (Global Positioning System) Refraktometer Timbangan Digital

Lebih terperinci

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari

BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,

Lebih terperinci

Pengaruh penambahan bentangan horizontal pada pancing dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang

Pengaruh penambahan bentangan horizontal pada pancing dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang Jurnal Ilmu dan Teknologi Perikanan Tangkap (): 50-56, Desember 0 Pengaruh penambahan bentangan horizontal pada pancing dasar terhadap hasil tangkapan ikan-ikan karang Effect of horizontal stretch on bottom

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu ( Traps 4 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Bubu (Traps) Bubu merupakan alat penangkapan ikan yang pasif (pasif gear). Alat tangkap ini memanfaatkan tingkah laku ikan yang mencari tempat persembunyian maupun

Lebih terperinci

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya

BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA. Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya BAB II TABUNG, KERUCUT, DAN BOLA Tujuan Pembelajaran Memahami sifat-sifat tabung, kerucut dan bola, serta menentukan ukurannya A. Pendahuluan Istilah tabung, kerucut, dan bola di sini adalah istilah-istilah

Lebih terperinci

TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN PANCING ULUR (HANDLINE) TUNA DI PERAIRAN LAUT SULAWESI BERBASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE

TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN PANCING ULUR (HANDLINE) TUNA DI PERAIRAN LAUT SULAWESI BERBASIS DI KABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Teknologi Alat Penangkapan Ikan... Berbasis di Kabupaten Kepulauan Sangihe (Rahmat, E & A. Salim) TEKNOLOGI ALAT PENANGKAPAN IKAN PANCING ULUR (HANDLINE) TUNA DI PERAIRAN LAUT SULAWESI BERBASIS DI KABUPATEN

Lebih terperinci

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET

Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Pembuatan dan Penggunaan ALAT PERAGA SEDERHANA FISIKA SMP LISTRIK MAGNET Oleh : Drs. Sutrisno, M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN

Lebih terperinci

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

G U B E R N U R SUMATERA BARAT No. Urut: 11, 2016 G U B E R N U R SUMATERA BARAT PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Lembaran Negara Republik

Lebih terperinci

KAPAL IKAN PURSE SEINE

KAPAL IKAN PURSE SEINE KAPAL IKAN PURSE SEINE Contoh Kapal Purse Seine, Mini Purse Seine, Pengoperasian alat tangkap. DESAIN KAPAL PURSE SEINE Spesifikasi kapal ikan yang perlu di perhatikan : 1. Spesifikasi teknis : khusus

Lebih terperinci

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN

BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN BADAN PUSAT STATISTIK BPS PROVINSI SULAWESI SELATAN STRUKTUR ONGKOS USAHA PERIKANAN TAHUN 2014 No. 74/12/73/Th. II, 23 Desember 2014 JUMLAH BIAYA PER HEKTAR USAHA BUDIDAYA RUMPUT LAUT, BANDENG, DAN UDANG

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan

PENDAHULUAN. yang lokasinya di pantai Timur Sumatera Utara yaitu Selat Malaka. Kegiatan PENDAHULUAN Latar Belakang Kotamadya Medan merupakan salah satu daerah penghasil ikan di Provinsi Sumatera Utara. Kecamatan penghasil ikan yang produktif di daerah ini ialah Kecamatan Medan Belawan. Kecamatan

Lebih terperinci

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5 HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keragaan Unit Penangkapan Ikan 5.1.1 Unit penangkapan ikan multigear (Kapal PSP 01) Penangkapan ikan Kapal PSP 01 menggunakan alat tangkap multigear, yaitu mengoperasikan alat

Lebih terperinci

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE BAB III BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian penangkapan ikan dengan menggunakan jaring arad yang telah dilakukan di perairan pantai Cirebon, daerah Kecamatan Gebang, Jawa Barat

Lebih terperinci

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA

PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA Pengaruh Lampu terhadap Hasil Tangkapan... Pemalang dan Sekitarnya (Nurdin, E.) PENGARUH JUMLAH LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PUKAT CINCIN MINI DI PERAIRAN PEMALANG DAN SEKITARNYA Erfind Nurdin Peneliti

Lebih terperinci

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU

6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6 KINERJA OPERASIONAL PPN PALABUHANRATU 6.1 Tujuan Pembangunan Pelabuhan Tujuan pembangunan pelabuhan perikanan tercantum dalam pengertian pelabuhan perikanan dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di perairan pesisir Pulau Pramuka dan Pulau Semak Daun, Kepulauan Seribu DKI Jakarta (Lampiran 2 dan Lampiran 3). Penelitian

Lebih terperinci

Natuna adalah salah satu Kabupaten di Kepulauan Riau yang terletak. di bagian paling Timur Propinsi Riau.-Daerah ini terdiri dari 271 pulau, dan

Natuna adalah salah satu Kabupaten di Kepulauan Riau yang terletak. di bagian paling Timur Propinsi Riau.-Daerah ini terdiri dari 271 pulau, dan 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Beiakang Natuna adalah salah satu Kabupaten di Kepulauan Riau yang terletak di bagian paling Timur Propinsi Riau.-Daerah ini terdiri dari 271 pulau, dan didominasi oleh lautan

Lebih terperinci

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW

PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW PENUNTUN PELAKSANAAN MONITORING TERUMBU KARANG DENGAN METODE MANTA TOW PENDAHULUAN Metoda Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin

Lebih terperinci

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU

BIDANG USAHA TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU BIDANG TERTENTU DAN DAERAH TERTENTU LAMPIRAN II PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 62 TAHUN 2008 TANGGAL 23 SEPTEMBER 2008 BIDANG 1. Pengembangan tanaman pangan a. Pertanian Padi 01111 Industri

Lebih terperinci

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN GUBERNUR SUMATERA BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 T E N T A N G PEMASANGAN DAN PEMANFAATAN RUMPON DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA BARAT, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan

Lebih terperinci

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik

BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK. Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik BAB IV PROSES PEMBUATAN DESIGNER TOYS KERAMIK Proses produksi karya akhir memanfaatkan hasil studi terpilih, baik dari bentuk maupun material. Berikut ini adalah proses produksi designer toys keramik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu sumberdaya hayati laut Indonesia yang cukup potensial adalah rumput laut atau yang dikenal dengan sebutan ganggang laut atau alga laut. Beberapa diantaranya

Lebih terperinci

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah.

PONDASI. 1. Agar kedudukan bangunan tetap mantab atau stabil 2. Turunnya bangunan pada tiap-tiap tempat sama besar,hingga tidak terjadi pecah-pecah. PONDASI Pondasi bangunan merupakan bagian yang penting dari konstruksi bangunan. Pondasi adalah bagian dari suatu konstruksi bangunan yang mempunyai kontak langsung dengan dasar tanah keras dibawahnya.

Lebih terperinci

IV. KONSEP PERANCANGAN A. TATARAN LINGKUNGAN 1. Lingkungan Hidup a. Limbah Limbah merupakan buangan atau sisa yang dihasilkan dari suatu proses atau kegiatan dari industry maupun domestik ( rumah tangga

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis

KEADAAN UMUM. 4.1 Letak Geografis III. KEADAAN UMUM 4.1 Letak Geografis Kabupaten Bangka Selatan, secara yuridis formal dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. menunjukan bahwa material rockwool yang berbahan dasar batuan vulkanik BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Rockwool. Dalam studi kali ini, material rockwool sebelum digunakan sebagai bahan isolasi termal dalam tungku peleburan logam ialah dengan cara membakar

Lebih terperinci