BAB I PENDAHULUAN. narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia 15-64

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang United Nation Office on Drugs and Crime memperkirakan penyalahguna narkoba pada tahun 2012 berkisar 3,5%-7% dari populasi dunia yang berusia tahun (UNODC, 2014). Di Indonesia, penyalahguna narkoba diperkirakan mencapai 3,8-4,1 juta orang dalam satu tahun terakhir pada kelompok usia tahun. Pada tahun 2014, prevalensi penyalahguna narkoba diperkirakan berkisar 2,1%-2,25%. Bila dibandingkan dengan prevalensi tahun 2011, angka tersebut cenderung stabil yaitu 2,2%, namun mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan prevalensi tahun 2008 yang hanya mencapai 1,9%. Prevalensi penyalahguna narkoba di Provinsi Bali pada tahun 2014 hampir sama dengan prevalensi nasional yang diperkirakan mencapai 2,2% (BNN, 2015). Penyalahgunaan narkoba dapat mempengaruhi fungsi otak sehingga menyebabkan perubahan perilaku pada penggunanya dan harus segera mendapat pertolongan (Deputi Bidang Rehabilitasi, 2014). Direktorat Bina Upaya Kesehatan, Kementrian Kesehatan mencatat bahwa sebanyak 6854 pasien rawat jalan di rumah sakit adalah pasien gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida. Ketergantungan terhadap narkoba menyebabkan 32% penyalahguna melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, agar dapat membeli barang terlarang tersebut (BNN, 2015). Solusi yang ditawarkan untuk menurunkan prevalensi penyalahguna narkoba dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu upaya penegakan hukum dan upaya 1

2 2 rehabilitasi. Undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika mengamanatkan bahwa, pecandu narkotika dan korban penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan rehabilitasi sosial. Akan tetapi, hanya 6% penyalahguna narkoba yang pernah mengikuti rehabilitasi dengan rata-rata waktu rehabilitasi 1 sampai 3 bulan (BNN, 2015). Rehabilitasi dilaksanakan di rumah sakit maupun instansi pemerintah dan/atau masyarakat yang telah mendapat persetujuan menteri (UU RI No 35 tahun 2009). Tempat rehabilitasi yang paling banyak dipilih adalah lembaga swadaya masyarakat (18%), rumah sakit (11%), panti rehab keagamaan (10%), dan hanya 9% yang memilih BNN (BNN, 2015). Yayasan Dua Hati Bali merupakan salah satu lembaga swadaya masyarakat yang melaksanakan program rehabilitasi rawat jalan bagi penyalahguna narkoba sejak Juli 2015, dan menjadi mitra kerjasama BNNP Bali. Pola rehabilitasi rawat jalan diwali dengan penjangkauan penyalahguna narkoba yang kemudian diregistrasi sesuai dengan kartu identitas yang dimiliki. Lalu, dilanjutkan dengan resume assesmen dan konseling individu sebanyak delapan kali. Hasil dari pelaksanaan rehabilitasi tersebut kemudian dilaporkan pada BNNP Bali. Data terkait penyahgunaan narkoba dan pelaksanaan rehabilitasi sangat jarang dilaporkan, sehingga landasan dalam perencanaan dan evaluasi program rehabilitasi sangatlah terbatas. Laporan akhir survei BNN Republik Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hanya 6% dari 3,8 juta sampai 4,1 juta penyalahguna narkoba yang pernah mengikuti rehabilitasi. Evaluasi kinerja Deputi Bidang Rehabilitasi BNN juga menunjukkan bahwa hanya 49,8% dari 963 orang penyalahguna yang mengikuti rehabilitasi dapat menyelesaikan program. Oleh karena itu, dipandang perlu adanya penelitian terkait faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi peserta rehabilitasi narkoba.

3 3 1.2 Rumusan Masalah Laporan akhir survei BNN Republik Indonesia pada tahun 2014 menunjukkan bahwa hanya 6% dari 3,8 juta sampai 4,1 juta penyalahguna narkoba yang pernah mengikuti rehabilitasi. Disamping itu, evaluasi kinerja Deputi Bidang Rehabilitasi BNN tahun 2014 juga menunjukkan bahwa hanya 49,8% dari 963 orang penyalahguna yang mengikuti rehabilitasi dapat menyelesaikan program. Hal tersebut menunjukkan rendahnya kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam program rehabilitasi, yang seharusnya diikuti sampai akhir oleh 100% peserta. Belum ada penelitian terkait kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam program rehabilitasi. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi peserta rehabilitasi narkoba. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan di Yayasan Dua Hati Bali? 1.4 Tujuan Tujuan Umum Adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mengaplikasikan metode analisis kesintasan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan di Yayasan Dua Hati Bali.

4 Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Mengetahui tingkat kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan di Yayasan Dua Hati Bali. 2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan di Yayasan Dua Hati Bali. 1.5 Manfaat Penelitian Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi ilmiah terkait bidang kesehatan masyarakat mengenai pemanfaatan metode analisis kesintasan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan di Yayasan Dua Hati Bali Manfaat Praktis Adapun manfaat praktis dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Sebagai bahan evaluasi dalam pelaksanaan program rehabilitasi rawat jalan untuk penyalahguna narkoba di Yayasan Dua Hati Bali dalam upaya meningkatkan partisipasi penyalahguna narkoba. 2. Sebagai sumber informasi bagi Yayasan Dua Hati Bali khususnya dan masyarakat pada umumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelangsungan partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan. 3. Sebagai landasan untuk mengidentifikasi penyalahguna narkoba yang mungkin untuk tidak berpartisipasi dalam rehabilitasi rawat jalan berdasarkan karakteristik demografinya.

5 5 1.6 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan aplikasi metode analisis kesintasan dalam mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi penyalahguna narkoba dalam rehabilitasi rawat jalan, dengan menggunakan penyalahguna narkoba yang berpartisipasi dalam program rehabilitasi di Yayasan Dua Hati Bali sebagai kohort.