BAB II TELAAH PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TELAAH PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TELAAH PUSTAKA 2.1 Cognitive Theory of Multimedia Learning Pengertian Cognitive Theory of Multimedia Learning Multimedia Learning adalah teori pembelajaran yang dipopulerkan oleh Richard R. Mayer yang digunakan sebagai representasi mental dari gambar dan kata-kata yang kemudian dikenal sebagai Cognitive Theory of Multimedia Learning (CTML) (Sorden, 2012) Tiga Asumsi dari Cognitive Theory of Multimedia Learning Menurut Mayer (2003) CTML memiliki tiga asumsi dasar. Asumsi yang pertama adalah Dual Chanel, manusia memiliki dua cara dalam memproses informasi apa saja yang mereka dapat melalui dua jalur, visual (penglihatan) dan audio (pendengaran). Asumsi yang kedua adalah Limited Capacity, manusia memiliki daya tampung yang terbatas terhadap informasi yang masuk pada setiap jalur yang diterima pada waktu yang sama, asumsi ini diadopsi dari Cognitive Load Theory. Asumsi yang ketiga adalah Active Processing, manusia menggabungkan berbagai macam informasi yang mereka terima baik secara visual maupun audio yang kemudian digabungkan menjadi satu kesatuan yang koheren dan mengintegrasikannya dengan pengetahuan yang lain. Bagget (1984) juga menambahkan bahwa pembelajaran yang melibatkan pendengaran dan penglihatan akan menjadi lebih 9

2 relevan terhadap pembelajaran daripada hanya pendengaran atau penglihatan saja. Asumsi di atas menunjukkan bahwa CTML dibutuhkan sebagai dasar teori untuk membuat media pembelajaran yang lebih efektif dan efisien dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Mayer (2003) juga menambahkan bahwa perancangan e-learning haruslah berdasar pada CTML sebagai dasar teori. 2.2 Komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning Komponen-komponen yang ada pada Cognitive Theory of Multimedia Learning adalah word dan picture yang terletak pada multimedia presentation (Mayer, 2003). Pemilihan kata dan gambar yang akan disajikan harus sesuai dengan topik bahasan atau materi pembelajaran yang ada karena ini adalah tahap awal dimana proses pembelajaran dengan CTML terjadi. Setelah itu proses pembelajaran dengan teori ini akan berhubungan secara erat dengan tiga struktur memori penyimpanan manusia. Dalam teori ini juga dijelaskan bahwa manusia memiliki tiga struktur memori penyimpanan yaitu ears dan eyes yang terletak pada sensory memory, sound dan image yang terletak pada working memory dan yang terakhir adalah longterm memory (Mayer, 2003). Komponen ears dan eyes yang terletak pada sensory memory adalah komponen utama yang digunakan untuk menangkap multimedia presentation yang disajikan menggunakan bantuan adobe flash & flearn. Menurut Sweller (2005) mendefinisikan sensory memory yang terdiri dari telinga dan mata sebagai susunan kognitif yang mengijinkan masuknya informasi baru baik secara visual 10

3 maupun auditorial. Sehingga sensory memory adalah gerbang utama masuknya ilmu, sedangkan working memory adalah struktur kognitif yang secara sadar mengolah informasi (sounds dan images) yang didapat melalui mata dan telinga. Setelah sounds sebagai representasi suara yang bisa berupa kata-kata langsung atau musik latar (Paivio, 1986) dan images sebagai representasi gambar yang bisa berupa gambar, video dan animasi (Baddeley, 1999) diolah maka akan menghasilkan verbal model dan pictorial model. Struktur penyimpanan yang terakhir adalah longterm memory yang digunakan untuk menyimpan pengetahuan-pengetahuan yang didapat melalui proses terintegrasi yang terjadi sebelumnya. Gambar 2.1 menjelaskan proses yang terjadi pada teori CTML. GAMBAR 2.1 Cognitive Theory of Multimedia Learning 2.3 Manajemen Pendidikan Pengertian Manajemen Pendidikan Manajemen pendidikan adalah suatu kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerja sama sekelompok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidikan 11

4 yang telah diterapkan sebelumnya, agar efektif dan efisien, (Arikunto dan Yuliana, 2012) Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Arikunto dan Yuliana (2012) memaparkan manajemen pendidikan memiliki ruang lingkup yang dilihat dari empat sudut pandang, yaitu dari sudut wilayah kerja, objek garapan, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana. Di dalam tulisan ini, ruang lingkup manajemen yang akan dibahas secara lebih detail adalah ruang lingkup manajemen pendidikan dari sudut pandang objek garapan. Ruang lingkup manajemen pendidikan menurut objek garapan adalah semua jenis kegiatan manajemen yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam kegiatan mendidik. Arikunto dan Yuliana (2012) menjelaskan 8 objek garapan yaitu manajemen siswa, manajemen personil sekolah, manajemen kurikulum, manajemen sarana atau material, manajemen tata laksana pendidikan atau ketatausahaan sekolah, manajemen pembiayaan atau manajemen anggaran, manajemen lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi pendidikan, dan yang terakhir manajemen hubungan masyarakat atau komunikasi pendidikan Manajemen Sarana Pendidikan Manajemen sarana pendidikan yaitu segenap proses penataan yang bersangkut paut dengan pengadaan sarana dan materiil guna menunjang proses pendidikan. Arikunto dan Yuliana (2012) menjelaskan bahwa sarana pendidikan merupakan sarana penunjang bagi proses belajar mengajar. 12

5 Salah satu sarana penunjang proses belajar mengajar adalah penggunaan media pendidikan. Media pendidikan adalah sarana pendidikan yang digunakan sebagai perantara dalam proses belajar mengajar untuk mempertinggi efektivitas dan efisiensi pendidikan, tetapi dapat juga sebagai pengganti peranan guru. Menurut klasifikasi indera yang digunakan ada 3 jenis media yaitu media audio, media visual dan media audio visual. Selanjutnya dilihat dari komponennya, media terdiri dari dua bagian pokok yaitu hardware dan software. Hardware atau perangkat keras yaitu alat penampil software, sedangakan software atau perangkat lunak adalah bahan atau program yang ditampilkan dengan hardware. 2.4 Media Pembelajaran Pengertian Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber pesan dengan penerima pesan. Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya (Sadiman, Raharja, Haryono, dan Rahadjito, 1984). Sedangkan menurut Sadiman dkk. (2010) media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dan tujuan pembelajaran tercapai. 13

6 Jadi semua sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari pengajar kepada siswa, dimulai dari media cetak hingga elektronik adalah media pembelajaran Jenis-jenis Media Pembelajaran Melihat perkembangan internet serta dunia informasi dan teknologi yang begitu pesat, maka menurut Munir (2008) media pembelajaran sekarang ini terbagi menjadi dua jenis yaitu media pembelajaran sederhana dan media pembelajaran modern. Media pembelajaran sederhana menggunakan papan tulis, sedangkan media pembelajaran modern menggunakan komputer dan internet seperti multimedia grafis yang disediakan oleh beberapa perusahaan pengembang software. Lebih dalam lagi dapat dilihat bahwa multimedia didefinisikan sebagai kombinasi antara teks dan gambargambar. Teks bisa dalam bentuk tulisan atau presentasi secara oral, dan untuk gambar bisa dalam bentuk pencitraan grafis seperti ilustrasi, foto, animasi, atau video. (Mayer, 2011) Berdasarkan pernyataan Munir dan Mayer di atas maka f-learn (e-learning milik UKSW) dan adobe flash merupakan sarana multimedia sebagai media pembelajaran yang masuk dalam jenis media pembelajaran modern yang menggunakan komputer dan internet. 2.5 Adobe flash Pengertian Adobe Flash Istiono (2008) menjelaskan bahwa Macriomedia Flash 8.0 (yang sejak tahun 2005 berubah nama menjadi adobe flash) 14

7 adalah suatu program aplikasi berbasis vektor standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi dan bitmap yang sangat menarik untuk membuat animasi logo, movie, game, menu interaktis, dan pembuatan aplikasi-aplikasi web. Sedangkan menurut Madcoms (2004) Macromedia Flash 8.0 adalah program grafis yang diperuntukan untuk motion atau gerak dan dilengkapi dengan script untuk programming (action script) dengan program ini memungkinkan pembuatan animasi media interaktif, game. Prasetyo (2007) juga mengemukakan bahwa Macromedia Flash 8.0 adalah suatu software animasi yang dapat digunakan untuk mempermudah penyampaian suatu konsep yang bersifat abstrak yang dalam penerapannya menggunakan komputer dan media imager proyector. Software ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan software animasi lainnya diantaranya adalah program yang berorientasi objek, mampu mendesain gambar berbasis vector, kemampuannya menghasilkan animasi gerak dan suara dan dapat dipergunakan sebagai software pembuat situs website, serta masih banyak keunggulan lainnya dibandingkan dengan software animasi lain. Software ini menghasilkan output animasi dengan file extension swf. Yang bisa diputar di komputer mana saja yang sudah diinstal aplikasi adobe. Dengan keunggulan dan kelebihan yang dimilikinya, adobe flash sebagai teknologi audiovisual, mampu menghasilkan fitur-fitur baru yang dapat dimanfaatkan dalam pendidikan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa adobe flash merupakan salah satu software aplikasi desain grafis yang sangat populer saat ini terutama untuk membuat aplikasi animasi dalam efek yang dapat digunakan untuk 15

8 membantu pengajar dalam menyampaikan pembelajaran agar lebih menarik dan mudah di pahami siswa Fungsi adobe flash Software ini sangatlah berguna untuk digunakan pada proses belajar mengajar. Pengajar menjejalkan elemen-elemen seperti gambar atau movie, animasi, presentasi, game serta dapat digunakan sebagai piranti untuk mendesain web, dan berbagai aplikasi multimedia lainnya. 2.6 E-learning Pengertian E-learning Soekartawi (2003) mendefinisikan e-learning sebagai berikut: E-learning is a generic term for all technologically supported learning using an array of teaching and learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing, satellite transmissions and the more recognized web-based training or computer aided instuction also commonly refereed to as. Dengan demikian, e-learning berarti pembelajaran dengan bantuan jasa teknologi khususnya perangkat komputer, maka e-learning sering disebut sebagai on line course. Ruiz, Mintzer dan Leipzing (Islam et al, 2010) mendefinisikan e-learning merupakan penggunaan teknologi internet untuk meningkatkan pengetahuan dan kinerja penggunanya. Findlay (2004) juga mendefinisikan e-learning sebagai berikut: e-learning exploits interactive technologies and communication systems to improve the learning experience. It has the potential to transform the way we teach and learn across the board. It can raise standards and widen participation in lifelong learning. It cannot replace teachers and lecturers, but alongside existing methods it can enhance the quality and reach of their teaching. 16

9 E-learning Group: Final Report (dalam Findlay, 2004) e-learning is fundamentally about learning and not about technology. Strategic development of e-learning should be based on the needs and demands of learners and the quality of their educational experience. Berdasarkan beberapa definisi dari para hali di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa e-learning merupakan media pembelajaran online yang yang efektif dan efisien. Bahkan secara fundamental dijelaskan oleh Findlay bahwa e-learning lebih mengarah kepada pembelajaran daripada tentang teknologi yang tetap harus berdasarkan kepada kebutuhan dan permintaan siswa, serta kualitas pengalaman pembelajaran yang akan dibuat Karakteristik e-learning Soekartawi (2007) menjelaskan karakteristik e-learning, baik di sitem pembelajaran secara tatap muka ataupun dengan sistem pendidikan jarak jauh (PJJ) antara lain adalah: 1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berinteraksi atau berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler atau dibatasi oleh tempat jarak dan waktu. 2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks) 3. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (selflearning material) disimpan dikomputer, sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan di mana saja bila yang bersangkutan memerlukannya. 4. Memanfaatkan jadwal pembelajaran kurikulum hasil kemajuan belajar dan hal-hal yang berkaitan dengan 17

10 adsministrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer. 5. Mempercepat komunikasi. Karakteristik e-learning ini memungkinkan pembelajaran yang tidak mengharuskan terjadinya pertemuan antara pengajar dan siswa dengan memanfaatkan media komputer dan internet, yang memungkinkan terjadainya komunikasi yang lebih cepat dalam pembelajaran. Jadwal dan bahan yang fleksibelpun turut memudahkan siswa dalam mengerjakan tugas dengan lebih santai dan tidak terbebani Kelebihan e-learning Soekartawi (2007) menjelaskan beberapa kelebihan menggunakan e-learning sebagai berikut: 1. Tersedianya fasilitas e-moderating di mana guru dan murid dapat berkomunikasi dengan mudah melalui fasilitas internet secara reguler atau kapan saja, kegiatan berkomunikasi itu dilakukan dengan mudah tanpa dibatasi jarak, tempat dan waktu. 2. Guru dan siswa dapat menggunakan bahan ajar atau petunjuk belajar yang tersruktur dan terjadwal melalui internet, sehingga keduanya bisa saling menilai sampai berapa jauh bahan ajar dipelajari. 3. Siswa dapat belajar atau me-review bahan ajar setiap saat dan di mana saja, kalau diperlukan untuk mengingat bahan ajar dapat disimpan di komputer 4. Apabila siswa memerlukan tambahan informasi yang berkaitan dengan bahan yang dipelajarinya, ia dapat melakukan akses di internet. 5. Baik guru maupun siswa dapat melaksanakan diskusi melalui internet yang dapat diikuti dengan jumlah peserta 18

11 yang banyak, sehingga menambah ilmu pengetahuan dan wawasan yang lebih luas. 6. Berubahnya peran siswa dari yang biasanya pasif menjadi aktif. 7. Relatif lebih efisien. Misalnya bagi mereka yang tinggal jauh dari perguruan tinggi atau sekolah konvensional, bagi yang sibuk bekerja, bagi mereka yang bertugas di kapal, di luar negeri dan sebagainya. Findlay (2004) memaparkan keuntungan menggunakan e- learning sebagai berikut: 1. Connectivity. Informasi dapat diakses dan tersedia secara global atau dalam ukuran yang lebih luas. 2. Flexibility. Pembelajaran dapat dilakukan di manapun dan kapanpun. 3. Interactivity. Penilaian pada pembelajaran dapat dilakukan dengan segera dan otonomi. 4. Collaboration. Diskusi menggunakan media ini dapat mendorong adanya pembelajaran kolaboratif yang lebih optimal. 5. Extended opportunities. Isi dari e-learning dapat memperkuat dan memperlluas pembelajaran yang berbasis kelas saja. 6. Motivation. Sumber daya multimedia dapat menciptakan proses pembelajaran yang lebih baik. Kelebihan yang dimiliki oleh e-learning ini menopang kemajuan pendidikan di Indonesia yang kebanyakan masih menggunakan pembelajaran dengan cara konvensional (ceramah) yang mengharuskan adanya tatap muka dan kurang menarik bagi beberapa siswa. 19

12 2.6.4 Fungsi e-learning dalam Pendidikan Masalah pendidikan di Indonesia sekarang ini, dapat digolongkan tiga masalah besar, yaitu masalah yang berkaitan dengan pemerataan dan akses pendidikan, mutu, relevansi dan daya saing lulusan dan tata kelola, akuntabilitas dan citra publik terhadap pendidikan. Dalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003, pasal 31, dituliskan sebagai berikut pendidikan jarak jauh (PJJ) diselenggarakan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan. Jadi bisa PJJ untuk Sekolah Dasar, Sekolah Menengah maupun Pendidikan atau Perguruan Tinggi. PJJ diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang menjamin mutu lulusan sesuai dengan standar nasional pendidikan. 2.7 Hasil Belajar Pengertian Hasil Belajar Menurut Woordworth dalam (dalam Ismihyani, 2000) hasil belajar adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung, dan dari hasil pengukuran inilah akhirnya dapat diketahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan pengajaran tercapai. Sedangkan menurut Sudjana (2011) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajar. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah adanya output dari siswa yang terlihat pada kemampuan-kemampuan yang dimiliki secara aktual melalui proses belajar yang diukur secara langsung. 20

13 2.7.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Rochmana (2010) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu faktor fisiologis dan faktor psikologis. Adapun faktor fisiologis adalah faktor yang mencakup materi pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual siswa. Materi pembelajaran menjadi salah satu cara mencapai hasil belajar yang diharapkan, oleh karena itu pemilihan materi pembelajaran yang sesuai sangatlah penting dalam mencapainya. Pemilihan materi yang dimaksud adalah dengan menyesuaikan porsi yang tepat serta menyajikan material pembelajaran yang menarik. Faktor lingkungan yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial juga menjadi salah satu aspek penting dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Pembelajaran yang dilakukan pada waktu dan keadaan yang tepat memungkinan siswa untuk menangkap dan menyerap lebih banyak materi yang disampaikan. Faktor instrumental baik hardware dan software juga berperan terhadap hasil belajar siswa. Oleh karena itu, pendidik seharusnya memaksimalkan faktor instrumental seperti buku, komputer, alat praktikum, dsb ini guna mencapai hasil belajar yang optimal. Faktor kondisi individual seperti kesehatan jasmani siswa juga menjadi faktor vital yang perlu diperhatikan oleh pendidik. Suryabrata (1984) menambahkan bahwa kesehatan pancaindera terutama indera penglihatan dan pendengaran adalah yang terpenting. Faktor yang kedua adalah faktor psikologis. Faktor psikologis yang berpengaruh pada hasil belajar cukuplah 21

14 banyak dan masing-masing adalah faktor yang menjadi satu kesatuan dan tidak dapat dibahas secara terpisah. Hasil belajar menjadi hasil akhir dari macam-macam pengaruh dari perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif. Perhatian menjadi faktor psikologis yang pertama karena tak dapat dipungkiri lagi bahwa siswa dengan perhatian yang intensif terhadap pelajaran akan menuai hasil yang lebih maksimal pula. Oleh karena itu, menjadi kewajiban bagi para pengajar untuk membuat materi pembelajaran yang kreatif dan bervariasi agar dapat menarik perhatian siswa. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cenderung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang di sengaja (Rochmana, 2010). Pengamatan adalah faktor psikologis yang kedua. Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh peserta didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan dianggap sebagai gerbang masuknya pengaruh dari luar ke dalam diri siswa (Rochmana 2010). Dalam hal ini disimpulkan bahwa perolehan informasi pengetahuan yang didapat siswa lebih banyak dilakukan melalui pendengaran dan penglihatan. Dengan demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penggunaan piranti pembantu seperti chart, bagan, rekaman, slide dan sebagainya. Ingatan adalah faktor psikologis yang ketiga. Secara teoretis ada 3 aspek yang berkaitan dengan fungsi ingatan yakni, menerima kesan, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Menerima kesan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal seperti tekhnik pembelajaran yang digunakan oleh pengajar. Hal ini dapat dicapai menggunakan tekhnik pembelajaran yang disertai penampilan bagan, ikhtisar, dan 22

15 sebagainya akan berkesan lebih dalam bagi siswa. Sedangkan bagian menyimpan ingatan, guna mencpai proporsi yang perlu diingat oleh siswa, menurut para psikolog, siswa harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama (Rochmana, 2010). Hal ini bisa dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submateri pembelajaran selesai. Kemampuan reproduksi yakni pengaktifan dan proses produksi ulang hal-hal yang telah dipelajari melalui pemberian tugas-tugas. Berfikir adalah faktor psikologis yang keempat. Berfikir adalah proses psikologis dengan tahap-tahap pembentukan pengertian, penjalinan pengertian-pengertian dan penarikan kesimpulan. Dalam proses ini yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, bukanlah melemahkannya. Hal ini dapat ditempuh dengan memberikan pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional saja sehingga cara berfikir siswa berkembang dan tidak menjadi jenuh. Motif adalah faktor psikologis yang terakhir. Motif adalah keadaan dalam diri siswa yang mendorongnya melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Dalam hal ini ada dua factor, extrinsik dan intrinsik. Motif ekstrinsik biasanya dengan memberikan hadiah kepada siswa. Sedangkan motif intrinsik adalah self competition dalam diri siswa, hal ini dapat dicapai dengan menunjukkan grafik prestasi siswa secara terbuka sehingga siswa dapat terdorong minat belajarnya serta ada patokan yang mereka kejar (nilai siswa lain). 2.8 Hipotesis Penelitian H0 : Komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning tidak dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa FTI UKSW. 23

16 H1 : Komponen-komponen Cognitive Theory of Multimedia Learning dapat meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris mahasiswa FTI UKSW. 24

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat

UPI Bandung. Tugas Kuliah Komputer Masyarakat UPI Bandung Beberapa Definisi Pembelajaran jarak jauh Pembelajaran dengan perangkat komputer Pembelajaran formal vs informal Pembelajaran yang ditunjang oleh para ahli dibidang masing-masing Definisi E-Learning

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap

BAB I PENDAHULUAN. dan efisien untuk mencapai tujuan yang telah diprogramkan dan tetap BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) serta era globalisasi, menuntut para pebelajar dapat mengikuti semua perkembangan saat ini dan masa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan beberapa media untuk menggabungkan dan menyampaikan informasi dalam bentuk teks, audio, grafik, animasi, dan video.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi dan informasi yang sangat pesat membawa dampak yang besar pula pada setiap kehidupan manusia, tanpa terkecuali dalam dunia pendidikan. Seperti

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Belajar tidak selamanya hanya bersentuhan dengan hal-hal yang konkrit, baik dalam konsep maupun faktanya. Bahkan dalam realitasnya belajar seringkali bersentuhan

Lebih terperinci

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban

memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan memberikan jawaban BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Multimedia Multimedia dapat diartikan sebagai pemanfaatan komputer untuk membuat dan menggabungkan teks, grafis, suara dan gambar bergerak (video dan animasi) dengan menggabungkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia Pemerintah telah menerapkan kurikulum pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan di dunia pendidikan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk 7 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Media Pembelajaran 2.1.1 Pengertian media pembelajaran Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk jamak dari "Medium" yang secara harfiah berarti

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP

PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP PENGGUNAAN METODE E-LEARNING DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SEKOLAH PADA MATA PELAJARAN TIK TINGKAT SMP DISUSUN OLEH : ANDI AFIFUDDIN GURU MTs. THOLABUDDIN MASIN 2007 1 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen.

Aplikasi Komputer. Pengenalan E-learning. Miftahul Fikri, M.Si. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi Manajemen. Modul ke: Pengenalan E-learning Fakultas Ekonomi dan Bisnis Miftahul Fikri, M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id Jaya Kumar C. Koran (2002), mendefinisikan e-learning sebagai sembarang pengajaran

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang ada dalam kata bahasa inggris to animate yang berarti menggerakkan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika

BAB II LANDASAN TEORI. sistem komputer tersusun atas tiga elemen, yaitu. 1. Hardware (Perangkat Keras), merupakan rangkaian elektronika 4 BAB II LANDASAN TEORI II.1. Pengertian Komputer Komputer merupakan suatu perangkat elektronika yang dapat menerima dan mengolah data menjadi informasi, menjalankan program yang tersimpan dalam memori,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin berkembang pesat. Seiring dengan kebutuhan masyarakat atas informasi yang aktual. Peran teknologi semakin dilibatkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata medium secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 20 menyatakan pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

Lebih terperinci

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK

2014 PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN GEOGRAFI PADA MATERI POKOK SIKLUS AIR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan berlangsung sepanjang hayat, yang dimulai sejak lahir. Dalam proses perkembangannya, manusia memerlukan pendidikan, melalui proses ini manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemain akan terlibat di dalam suatu permasalahan sehingga dapat menghasilkan

BAB II LANDASAN TEORI. pemain akan terlibat di dalam suatu permasalahan sehingga dapat menghasilkan BAB II LANDASAN TEORI 2. 1 Pengertian Game Game merupakan suatu sistem yang memiliki aturan-aturan tertentu dimana pemain akan terlibat di dalam suatu permasalahan sehingga dapat menghasilkan suatu hasil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aditiarana, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Aditiarana, 2014 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam proses pembelajaran, banyak kendala yang dialami guru ataupun siswa sehingga dapat menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai secara optimal. Seiring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar belakang Perkembangan teknologi informasi terutama teknologi multimedia dewasa ini telah berkembang semakin pesat sehingga membuat kehidupan manusia sekarang ini menjadi demikian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan pustaka Pelaksanaan penelitian ini meninjau beberapa hasil penelitian sebelumnya sebagai tinjauan pustaka. Dengan adanya referensi,penelitian ini dapat terarah pada tujuan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai II. TINJAUAN PUSTAKA A. E-learning Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai pemanfaatan teknologi internet untuk mendistribusikan materi pembelajaran, sehingga siswa dapat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi yang diberikan, karena dalam implementasi pembelajarannya menggunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada era seperti sekarang ini dimana kemajuan teknologi informasi diterapkan di segala bidang, kita dituntut untuk mengikuti kemajuan teknologi tersebut dengan menerapkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiawati dkk menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul Penerapan Computer Assist Language

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Adobe Flash merupakan sebuah program yang didesain khusus oleh Adobe dan program aplikasi standar authoring tool professional yang digunakan untuk membuat animasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggungjawab untuk menciptakan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Judul Perancangan BAB I PENDAHULUAN A. Judul Perancangan Multimedia Interaktif Mari Belajar Shalat untuk Usia 6 8 Tahun. Tema yang penulis buat adalah mempelajari tentang tata belajar shalat serta menyisipkan pesan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada dasarnya pembelajaran merupakan proses komunikasi antara guru dan peserta didik. Proses komunikasi yang terjadi tidak selamanya berjalan dengan lancar, bahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Paradigma pendidikan mengalami perubahan yang disesuaikan dengan kemajuan teknologi. Perubahan paradigma dalam dunia pendidikan menuntut adanya perubahan pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah REZA FAUZI, 2013 BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument

BAB II KAJIAN TEORI. dimanipulasikan, dilihat, didengar, dibaca atau dibicarakan beserta instrument 6 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Media Pembelajaran a. Pengertian Media Secara harfiah, kata media berasal dari bahasa latin medium yang memiliki arti perantara atau pengantar. Menurut Asosiasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi di era globalisasi saat ini sangat mempengaruhi berbagai bidang, mulai dari telekomunikasi, teknologi grafis baik yang cetak maupun

Lebih terperinci

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu

Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian yang berjudul Aplikasi Pembelajaran Bahasa Arab pada Anak Prasekolah Berbasis Multimedia (Studi Kasus Tk Uswatun Hasanah Yogyakarta), mengemukakan

Lebih terperinci

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN

APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Seminar Nasional Sistem Informasi Indonesia, 2-4 Desember 2013 APLIKASI MULTIMEDIA INTERAKTIF BERBASIS KONSEP OPENWORLD DALAM PENGENALAN DASAR KOSAKATA BAHASA MANDARIN Hanny Haryanto 1), Sugiyanto 2),

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI BAB III LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai teori-teori dasar yang menjadi landasan oleh penulis sebagai acuan dalam membangun aplikasi, karena topik yang ditulis adalah aplikasi multimedia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Belajar adalah susatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya selalu seiring dengan perkembangan manusia. Melalui pendidikan pula berbagai aspek kehidupan

Lebih terperinci

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON

2015 PENGEMBANGAN COURSEWARE MULTIMED IA INTERAKTIF D ENGAN TAHAPAN PEMBELAJARAN 5M PAD A MATERI PENGGOLONGAN D AN TATA NAMA SENYAWA HID ROKARBON BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hidrokarbon merupakan salah satu dari materi kimia yang diajarkan pada Sekolah Menengah Atas (SMA) kelas XI. Dalam mempelajari materi ini peserta didik dituntut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori pada bab II ini disusun berdasarkan teori-teori mengenai konsep dari modul pembelajaran jaringan komputer berbasis multimedia interaktif yang ditulis oleh beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Media pembelajaran merupakan suatu alat atau perantara yang berguna untuk memudahkan proses belajar mengajar, dalam rangka mengefektifkan komunikasi antara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia, pendidikan adalah usaha sadar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

Belajar membuat gambar bergerak menggunakan Macromedia Flash MX

Belajar membuat gambar bergerak menggunakan Macromedia Flash MX Belajar membuat gambar bergerak menggunakan Macromedia Flash MX Pajrin Wurika Sahara Wurika.sahara@gmail.com Abstrak Macromedia Flash adalah software yang banyak dipakai oleh desainer Web karena mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini telah terjadi pergeseran paradigma dalam pembelajaran ke arah paradigma konstruktivisme. Sebagaimana dikemukakan oleh Rusman dan Dewi (2009 : 174) menurut

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti II. TINJAUAN PUSTAKA A. Multimedia Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Musfiqon (2012: 27) mengartikan media sebagai wadah dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat suatu perubahan terhadap nilai nilai yang terkandung dalam diri manusia. Sekarang ini teknologi mempunyai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa,

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kegiatan belajar umumnya berhubungan langsung dengan kegiatan siswa, baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Sebaliknya mengajar sering dikaitkan

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka

BAB II. Tinjauan Pustaka 6 BAB II Tinjauan Pustaka A. Media Pembelajaran Interaktif Media pembelajaran dapat diartikan sebagai perantara atau penghubung antara dua pihak yaitu antara sumber pesan dan penerima pesan ( Anitah, 2008

Lebih terperinci

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan

Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan Pemanfaatan Komputer di Bidang Pendidikan 1. Pemanfaatan Komputer Untuk Pembelajaran Kemajuan teknologi komputer membuat aktivitas menjadi serba cepat serta menjadikan dunia seperti tanpa batas. Berbagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan perkembangan teknologi dewasa ini, sebagian besar sekolah-sekolah yang ada di Indonesia khususnya di daerah perkotaan telah banyak yang memanfaatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan melalui proses bimbingan, dan pengajaran yang bertujuan untuk mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan

BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan 17 BAB III METODOLOGI 3.1 Analisis Kebutuhan Analisis sistem didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan

Lebih terperinci

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI

A. PENDAHULUAN B. KAJIAN TEORI 2 A. PENDAHULUAN Perkembangan teknologi sangatlah pesat. Hal ini dapat dilihat dengan terciptanya berbagai macam produk yang semakin canggih. Pendidikan juga tidak terlepas dari aspek teknologi, karena

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA 5 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Kajian Teori 2.1.1. Pengertian Media Media (bentuk jamak dari kata medium), merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara harfiah berarti tengah, perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini, perkembangan teknologi telah mempengaruhi keberadaan media pembelajaran dalam dunia pendidikan. Teknologi telah menjadi suatu kebutuhan pokok dalam perkembangan

Lebih terperinci

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media dalam Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti Istilah media adalah bentuk jamak dari medium yang berarti perantara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan pada masa kini selalu berupaya mendewasakan manusia melalui berbagai strategi, metode dalam melaksanakan pembelajaran yang diberikan oleh pendidik.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan selalu berupaya mendewasakan manusia melalui bermacam-macam metode yang diberikan oleh pendidik. Pendidik berperan sentral dalam dunia pendidikan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi komputer membawa pengaruh yang cukup besar bagi kehidupan manusia di seluruh dunia. Dalam berbagai aspek kehidupan, manusia terus mengembangkan teknologi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Berkembangnya ilmu dan teknologi telah membawa perubahan pada learning material atau materi pembelajaran. Dick and carey (1978 :127) menyatakan dua jenis pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa merupakan tujuan dan cita-cita setiap bangsa di dunia. Salah satu faktor pendukung utama bagi kemajuan suatu negara adalah

Lebih terperinci

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA PADA SMP XAVERIUS 1 JAMBI. Oleh : Hendri, S.Kom. Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA PADA SMP XAVERIUS 1 JAMBI. Oleh : Hendri, S.Kom. Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA PADA SMP XAVERIUS 1 JAMBI Oleh : Hendri, S.Kom Dosen Tetap STIKOM Dinamika Bangsa Jambi Abstrak: Kegiatan belajar mengajar bahasa inggris di SMP

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Belajar merupakan aktivitas penting dalam kehidupan manusia dan setiap orang mengalami belajar dalam hidupnya. Menurut Slameto (2010:2), belajar adalah suatu proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (Information and Communication Technology) telah membawa perubahan pada dunia pendidikan. Saat ini terdapat suatu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 45454545 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Subjek Penelitian Penelitian ini mengkaji courseware multimedia pembelajaran interaktif pada sub materi pengaruh suhu terhadap laju reaksi yang dikembangkan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4).

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No. 20, 2003, h. 4). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdasakan kehidupan bangsa,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Fisika merupakan suatu mata pelajaran yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan di Indonesia mulai dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) sampai Sekolah Menengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan komponen utama dalam peningkatan kualitas suatu bangsa. Seiring berkembangnya teknologi secara langsung menuntut dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengembangan software edukatif di Indonesia saat ini tampak semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, termasuk oleh institusi-institusi pendidikan untuk kepentingan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti 9 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah berarti tengah, perantara atau, pengantar. Dalam bahasa Arab media adalah sebuah perantara atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Perancangan Perancangan adalah penggambaran, perencanaan dalam pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah kedalam suatu kesatuan yang utuh dan berfungsi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium

II. TINJAUAN PUSTAKA. Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium II. TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran Media berasal dari bahasa latin yang merupakan bentuk jamak dari medium yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar yaitu perantara atau pengantar sumber

Lebih terperinci

TUTORIAL INTERAKTIF OPERASI BILANGAN DAN PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR PADA MATA KULIAH DASAR TEKNIK DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH

TUTORIAL INTERAKTIF OPERASI BILANGAN DAN PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR PADA MATA KULIAH DASAR TEKNIK DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH TUGAS AKHIR TUTORIAL INTERAKTIF OPERASI BILANGAN DAN PENGENALAN GERBANG LOGIKA DASAR PADA MATA KULIAH DASAR TEKNIK DIGITAL MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH 8 Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dewasa ini telah membawa perubahan pesat dalam aspek kehidupan manusia, perkembangan tersebut telah mengubah

Lebih terperinci

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI)

PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) PERANCANGAN APLIKASI E-LEARNING PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFOMASI DAN KOMUNIKASI (STUDI KASUS : SMAN 6 BATANGHARI) Muhammad Al-Aziz Sofyan 1, Jasmir 2, Irawan 3 Teknik Informatika, STIKOM Dinamika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran selama ini masih terbatas pada penjelasan konsep yang abstrak melalui ceramah dan ilustrasi melalui gambar di papan tulis. Permasalahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003

I. PENDAHULUAN. Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Lahirnya Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di tengah kehidupan kita berbangsa dan bernegara didasari bahwa

Lebih terperinci

Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013

Seminar Riset Unggulan Nasional Informatika dan Komputer FTI UNSA 2013 MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BAHASA INGGRIS UNTUK SISWA SEKOLAH DASAR KELAS II Linda Kartika Sari 1), Dimas Sasongko 2) Program Studi Teknik Informatika, Universitas Surakarta 1) artika_linda@yahoo.co.id

Lebih terperinci

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA

APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA Seminar Nasional Teknologi Informasi 2016 A12 APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MATA KULIAH INFORMATION TECHNOLOGY BERBASIS MULTIMEDIA Iwan Rijayana Program Studi Sistem Informasi, Universitas Widyatama

Lebih terperinci

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti

PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN. R. Nety Rustikayanti PENGELOLAAN METODE PEMBELAJARAN R. Nety Rustikayanti ISTILAH Metode pembelajaran cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk mengembangkan dirinya agar

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi telah membawa perubahan pesat dalam peradaban manusia. Pekerjaan yang dilakukan manusia secara manual, kini dapat digantikan dengan mesin. Hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan observasi awal yang telah dilakukan, diketahui bahwa media pembelajaran yang sering digunakan di sekolah tempat penelitian dilakukan adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Kebanyakan peserta didik sekolah dasar di Indonesia merasa kesulitan mempelajari mata pelajaran IPA. Padahal pelajaran IPA itu sendiri seharusnya menyenangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sistem pendidikan di Indonesia selalu mengalami perkembangan yang bertujuan untuk mewujudkan pendidikan yang lebih berkualitas, dengan meningkatkan kualitas

Lebih terperinci

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST

Electronic Learning. Oleh : Shobbah Sabilil M, ST Electronic Learning Oleh : Shobbah Sabilil M, ST DEFINISI E-LEARNING (1) Source : http://www.m-edukasi.web.id Hartley, 2001 E-learning merupakan suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor penting dalam kehidupan sosial guna menjamin perkembangan dan kehidupan masyarakat yang bersangkutan. Fungsi dan tujuan penddikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mutimedia dari waktu ke waktu berubah-rubah pada setiap masanya. Pada masa 60-an multimedia diartikan sebagai kumpulan atau gabungan dari berbagai peralatan media yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Animasi berasal dari kata Animation yang dalam bahasa Inggris to animate yang berarti menggerakan. Contohnya sebuah benda yang mati, lalu digerakkan melalui perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi kelangsungan kehidupan bangsa. Kemajuan suatu bangsa tergantung pada kualitas pendidikan yang ada pada bangsa

Lebih terperinci

BAB III METODE PERANCANGAN. tentang visi misi dan jasa yang ditawarkan bagi klien. tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

BAB III METODE PERANCANGAN. tentang visi misi dan jasa yang ditawarkan bagi klien. tersebut diperlukan langkah-langkah sebagai berikut: BAB III METODE PERANCANGAN 3.1 Metodologi Dalam laporan ini, penulis mengemukakan beberapa permasalahan terkait dengan perancangan Interaktif company profile PT. Simpati Global. Penulis berusaha untuk

Lebih terperinci

APLIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA

APLIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA APLIKASI INTERAKTIF SEBAGAI MEDIA PENGENALAN KEBUDAYAAN INDONESIA Santi Widianti 1), Dede Anggriawan 2), Iwan Setiadi 3) 1,2,3) Sistem Informasi, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Gunadarma Jl. Margonda

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. (ILM) dapat dikampanyekan oleh organisasi profit atau non profit dengan tujuan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan media untuk mengenalkan, mempengaruhi, meyakinkan, dan mendorong seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Iklan layanan masyarakat (ILM) dapat dikampanyekan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan II. TINJAUAN PUSTAKA A. Keterampilan Generik Sains Belajar sains merupakan suatu proses memberikan sejumlah pengalaman kepada siswa untuk mengerti dan membimbing mereka untuk menggunakan pengetahuan sains

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. baik dunia kerja maupun dunia pendidikan. Ditambah lagi dengan adanya dunia

BAB I PENDAHULUAN. baik dunia kerja maupun dunia pendidikan. Ditambah lagi dengan adanya dunia 1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini perkembangan computer sudah semakin pesat, computer bukan lagi hal yang baru. Computer sudah menjadi peran utama dalam berbagai kegiatan baik dunia kerja

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media pembelajaran secara umum adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan

Lebih terperinci

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG

2015 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN MED IA ELEKTRONIK PENGUKURAN PANGKALA ELEKTRONIKA DI SMK NEGERI 4 BAND UNG 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) yang semakin cepat menyebabkan banyak perubahan pada dinamika kehidupan. Aplikasinya terasa langsung

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT DESAIN LOGO VECTOR MENGGUNAKAN ADOBE ILLUSTRATOR DAN ADOBE FLASH DI SMK BINA CIPTA PALEMBANG

PELATIHAN MEMBUAT DESAIN LOGO VECTOR MENGGUNAKAN ADOBE ILLUSTRATOR DAN ADOBE FLASH DI SMK BINA CIPTA PALEMBANG JURNAL PENGABDIAN PADA MASYARAKAT Volume 1, Pelatihan No. 1, Desember Membuat 2016: Desain Page Logo 25-29 Vector Menggunakan Adobe Illustrator dan P-ISSN: 2540-8739 E-ISSN: 2540-8747 PELATIHAN MEMBUAT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya.

BAB I PENDAHULUAN. memimpin, mengajar anak baik dari segi jasmani maupun rohaninya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya pendidikan adalah segala usaha yang dimaksudkan untuk membantu menumbuhkembangkan segala potensi yang ada pada diri siswa. Dalam hal ini diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya laju perkembangan media pembelajaran pada saat ini merupakan faktor yang penting dalam pembelajaran karena sebuah media merupakan suatu perantara yang

Lebih terperinci

PELATIHAN MEMBUAT DESAIN LOGO VECTOR MENGGUNAKAN ADOBE ILLUSTRATOR DAN ADOBE FLASH DI SMK BINA CIPTA PALEMBANG

PELATIHAN MEMBUAT DESAIN LOGO VECTOR MENGGUNAKAN ADOBE ILLUSTRATOR DAN ADOBE FLASH DI SMK BINA CIPTA PALEMBANG JURNAL Pelatihan PENGABDIAN Membuat PADA Desain MASYARAKAT Logo Vector Menggunakan Adobe Illustrator dan Volume 1, No. 1, Desember Adobe 2016: Flash Page di 25-29 SMK Bina Cipta Palembang P-ISSN: 2540-8739

Lebih terperinci