BAB III STUDI LAPANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III STUDI LAPANGAN"

Transkripsi

1 BAB III STUDI LAPANGAN A. Kajian Umum Kabupaten Blora Sebagai jantung Pulau Jawa, letak geografis Blora berada di tengahtengah antara Jawa Tengah dan Jawa Timur. Secara administratif terletak di wilayah paling ujung di sisi timur Propinsi Jawa Tengah. Kabupaten diapit oleh lima wilayah administratif, yaitu bagian utara oleh Kabupaten Rembang dan Kabupaten Pati, bagian timur oleh Kabupaten Bojonegoro, bagian selatan oleh Kabupaten Ngawi, dan bagian barat oleh Kabupaten Grobogan. Kabupaten Blora memiliki 16 kecamatan. Sebagaimana diketahui, pada mulanya Kabupaten Blora terbagi menjadi 4 kawedanan (Blora, Cepu, Randublatung, dan Ngawen) dan 14 kecamatan. Kemudian pada tahun an terdapat dua kecamatan baru hasil pemekaran, yaitu Bogorejo dan Japah. Gb 3.1. Letak Geografis Kabupaten Blora di Propinsi Jawa Tengah (Sumber : wikipedia.org) Kabupaten Blora dengan luas wilayah administrasi 1.820,59 km 2 ( ,797 ha) memiliki ketinggian m dpl. Bagian terbesar penggunaan areal Kabupaten Blora adalah sebagai hutan yang meliputi hutan negara dan hutan rakyat, yakni 49,66 %, tanah sawah 25,38 %, dan 24,96 % digunakan sebagai pekarangan, tegalan, waduk, dan lain-lain. Secara demografi penduduk di Kabupaten Blora sebanyak (tahun 2009) dengan komposisi lebih banyak penduduk perempuan yakni orang (50,17 %). Data ketenagakerjaan tercatat jumlah penduduk yang menganggur cukup besar yakni orang (7,85%) yang terdiri dari orang setengah menganggur dan orang pengangguran terbuka. 68

2 Dari grafik di atas terlihat bahwa jumlah angkatan kerja cenderung meningkat, namun tingkat kesempatan kerja cenderung menurun, dengan demikian tingkat pengangguran cenderung meningkat. Gb 3.2. Peta Kabupaten Blora (Sumber : 4.bp.blogspot.com) Kemudian kondisi iklim menyebabkan perbedaan curah hujan yang nyata antara musim penghujan dan kemarau dengan curah hujan tahunan antara mm sampai mm. Menurut Oldeman, Kabupaten Blora termasuk zona C3 dan D3 yang dicirikan bulan kering 4-6 bulan dan bulan basah 4-5 bulan. Suhu udara rata-rata bulanan berkisar antara 26,5 o C sampai 28,4 o C dan rata-rata tahunan sebesar 27,5 o C. Curah hujan terbanyak dalam setahun terjadi di Kecamatan Blora dengan jumlah 150 hari. B. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) 1. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) merupakan unit pelaksana teknis di lingkungan Kementrian Perindustrian RI yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Pengkajian Kebijakan Iklim dan Mutu Industri (BPKIMI). Lembaga ini didirikan di Yogyakarta pada tahun 1922 dengan nama Textile Inrichting en Batik Proefstation dengan tujuan untuk mengembangkan industri batik dan tekstil. Tetapi tuntutan ruang lingkup yang lebih luas maka dikembangkan menjadi Balai Penelitian Batik dan Kerajinan. Pada tahun 1980 Balai Penelitian Batik dan Kerajinan berubah menjadi Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan 69

3 Batik. Pada tahun 2002 dalam rangka menyesuaikan visi dan misi organisasi serta kebutuhan nyata masyarakat industri dan perdagangan, maka Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik berkembang lagi menjadi Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB). 2. Tugas, Visi, dan Misi BBKB Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 46 Tahun 2002, BBKB mempunyai tugas untuk melaksanakan kegiatan penelitian, pengembangan, kerjasama, standardisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi industri kerajinan dan batik sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala BPKIMI. Visi BBKB adalah Menjadi pusat penelitian dan pengembangan serta pelayanan jasa teknis industri kerajinan dan batik yang kreatif, inovatif, dan profesional. Misi BBKB, yaitu : melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh industri kerajinan dan batik; melaksanakan standarisasi, pengujian, sertifikasi, kalibrasi, dan pengembangan kompetensi untuk mendukung peningkatan daya saing industri kerajinan dan batik; melaksanakan kerjasama dengan lembaga pembina industri dan perguruan tinggi untuk menciptakan sinergi pengembangan industri kerajinan dan batik; memberikan pelayanan yang berkualitas, efisien, dan efektif dengan sistem pelayanan satu pintu; menciptakan sistem pengembangan SDM untuk meningkatkan kreatifitas dan kompetensi. 3. Fungsi BBKB Penelitian dan pengembangan, pelayanan jasa teknis bidang teknologi bahan baku, bahan pembantu, proses, produk, peralatan, dan pelaksanaan pelayanan dalam bidang pelatihan teknis, konsultasi/penyuluhan, alih teknologi serta rancang bangun dan perekayasaan industri, inkubasi, dan penanggulangan pencemaran industri. Pelaksanaan pemasaran, kerjasama, pengembangan, dan pemanfaatan teknologi informasi. 70

4 Pelaksanaan pengujian dan sertifikasi bahan baku, bahan pembantu, dan produk industri kerajinan dan batik, serta kegiatan kalibrasi mesin dan peralatan. Pelaksanaan perencanaan, pengelolaan dan koordinasi sarana dan prasarana di lingkungan BBKB, serta penyusunan penerapan dan standarisasi industri kerajinan dan batik. Pelayanan teknis dan administrasi kepada semua unsur di lingkungan BBKB. 4. Struktur Organisasi Gb Struktur Organisasi BBKB Sumber : Balai Besar Kerajinan dan Batik 5. Jasa Layanan BBKB Balai Besar Kerajinan dan Batik memberikan pelayanan kepada industri dan masyarakat berupa: 1) Layanan Penelitian dan Pengembangan 2) Layanan Pengujian 3) Layanan Pelatihan Teknis Kerajinan dan Batik 4) Layanan Kalibrasi 5) Layanan Sertifikasi Produk 6) Layanan Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu 71

5 7) Layanan Labelisasi Batikmark 8) Layanan Rancang Bangun dan Perekayasaan Industri 9) Layanan Konsultasi Teknis Industri Kerajinan dan Batik 10) Layanan Konsultasi HaKI 11) Layanan Konsultasi Penganganan Pencemaran Industri 12) Layanan Kunjungan Wisata Teknologi 13) Layanan Desain Kerajinan dan Batik 14) Layanan Jasa Teknis lainnya. 6. Fasilitas BBKB Untuk mendukung pelayanan teknisnya kepada masyarakat, BBKB dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai, antara lain: 1) Lab. Batik 2) Lab. Serat Alam non Tekstil 3) Lab. Perhiasan (Logam Non Ferrous) 4) Lab. Kerajinan Umum (tempurung kelapa, kertas seni, keramik, dll) 5) Lab. Kayu, Rotan dan Bambu 6) Lab. Uji dan Kalibrasi Industri Kerajinan dan Batik (LUK-IKB) terakreditasi KAN LP-235-IDN 7) Lab. Kalibrasi terakreditasi KAN LK-125-IDN 8) Lab. Perekayasaan Alat 9) Lab. Desain Kerajinan dan Batik 10) Lab. Kimia dan Fisika Tekstil 11) Lab. Pencemaran Lingkungan 12) Lembaga Sertifikasi Produk (Ls-Pro) TOEGOE-PCB terakreditasi KAN LPSr-025-IDN 13) Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen (LSSM) terakreditasi KAN LSSM-030-IDN 14) Klinik HKI 15) Perpustakaan 16) Ruang Pamer Kerajinan dan Batik 17) Ruang Pertemuan 72

6 7. Jenis Pelatihan Beberapa jenis pelatihan yang ada di BBKB, antara lain: Pelatihan Batik : batik tulis dan cap dengan pewarna alami dan sintetis Pelatihan Pembuatan Canting Cap Pelatihan Kerajinan Serat Alam Non Tekstil : anyaman metode weaving, knitting dengan bahan bambu, mendong, agel, enceng gondok, akar wangi, pandan, dan lain-lain Pelatihan Perca : teknik smock, sashiko, dan wave Pelatihan Kerajinan Tekstil : tritik, sasirangan, jumputan, tenun ATBM Pelatihan Garmen/High Fashion Pelatihan Kerajinan Kayu, Bambu dan Rotan : kerajinan meubel kayu, bambu dan rotan, kerajinan ukir kayu Pelatihan Kerajinan Perak : casring, electroplating, designing, three dimension copy, uji kadar perak Pelatihan Kerajinan Umum : tempurung kelapa, kerang simping, kertas seni, bunga kering, kaca patri 8. Kegiatan dan Pola Kegiatan Kegiatan dan pelayanan di Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) berlokasi di Jalan Kusumanegara No.7 Yogyakarta dan buka pada hari Senin Kamis : WIB Jumat : WIB Sabtu Minggu : tutup Pola kegiatan awal untuk pengunjung BBKB yang ingin mengikuti pelatihan atau mengadakan pelatihan. 73

7 Gb Pola prosedur pelayanan informasi publik BBKB Sumber : BBKB Keterangan diagram 3.2, yaitu : 1) Permohonan informasi dapat dilakukan secara tertulis atau tidak tertulis 2) Untuk permohonan informasi secara tertulis pemohon datang ke layanan informasi publik BBKB dan mengisi form permohonan informasi (Model FM-1) dan diserahkan kepada petugas 3) Petugas unit layanan publik melakukan pemeriksaan atas kelengkapan data pada formulir permohonan yang meliputi: a) Nama dan alamat pemohon informasi b) Subjek dan format informasi c) Tujuan permohonan informasi, dan d) Cara penyampaian 4) Petugas melakukan evaluasi dan registrasi permohonan informasi serta diberikan tanda bukti permohonan informasi sesuai form (Model FM-2) 5) Pejabat pengelola informasi dan dokumentasi memberikan jawaban tertulis kepada pemohon informasi sesuai form (Model FM-3) Setelah melakukan prosedur di atas dan menentukan jadwal pelatihan, ada beberapa persyaratan mengenai pelatihan yang akan diadakan, yaitu: 74

8 Pelatihan 1) Harga tertera merupakan harga dalam satuan per orang, per 5 (lima) hari 2) Tempat pelatihan di BBKB, Jl. Kusumanegara No.7 Yogyakarta Telp./Fax.: (0274)546111/ ) Waktu pelatihan menyesuaikan permintaan 4) Metode pelatihan : 20% teori dan 80% praktek 5) Fasilitas peserta : materi/makalah pelatihan, perlengkapan, penggunaan alat, sertifikat, dan konsumsi (khusus peserta minimal 5 orang) Pengiriman Instruktur 1) 1 (satu) orang instruktur mengajar untuk maksimal 10 orang peserta 2) Tidak termasuk transportasi, akomodasi, dan konsumsi di tempat pengiriman 9. Pola Aktifitas Pengunjung di Lab. Batik Gb 3.5. Pola pelatihan dasar batik oleh peserta Sumber : analisa pribadi Pelatihan dasar membatik di atas merupakan jangka waktu 5 hari dengan produktifitas 2-3 jam per hari. Hasil wawancara dengan salah satu 75

9 instruktur kerajinan batik, Pak Kamijana, proses yang paling sulit untuk pelatihan membatik adalah proses pewarnaan. Peserta tidak dapat memenuhi keinginan pribadi ketika pelatihan karena keterbatasan alat dan waktu. Namun peserta akan diberi tahu bagaimana langkah selanjutnya untuk memenuhi keinginan tersebut. 10. Pola Aktifitas Pengelola/Instruktur di Lab. Batik Pada saat akan mengadakan pelatihan batik, pengelola teknis Lab. Batik akan mempersiapkan materi, perlengkapan bahan dan alat untuk membatik sebelum hari H. Setiap jenis pelatihan berbeda penanganan, tergantung dari permintaan pemohon/peserta, jumlah peserta, dan waktu/jadwal yang ditentukan. Di bawah ini adalah salah satu contoh pola aktifitas pengelola/instruktur sebelum dan selama 5 hari pelatihan dasar membatik. Gb 3.6. Pola aktifitas pengelola/instruktur sebelum dan selama pelatihan dasar membatik Sumber : analisa pribadi 11. Fasilitas di Lab. Batik Fasilitas yang terdapat di Lab.Batik, antara lain : Area mencanting Area batik cap 76

10 Area mendesain pola Ruang pewarnaan zat sintetis Ruang pewarnaan alami Ruang dapur Area penjemuran Area perebusan Bak daur ulang air limbah 12. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur di Lab. Batik dan Lab. Tenun Lab.Batik dan Lab.Tenun merupakan 2 laboratorium yang dijadikan 1 ruang. Hal ini disebabkan keterkaitan jenis kerajinan dan untuk kerajinan tenun hanya terdapat pelatihan bukan loka karya (workshop). Disebabkan peralatan di Lab.Tenun hanya sedikit, sehingga ruang tersebut dibagi untuk kegiatan batik dan tenun. Pembatas 2 laboraturium hanya berupa lemari berisikan hasil kerajinan batik dan tenun. Gb 3.7. Pembatas antara Gb 3.8. Area mencanting Lab. Batik dan Lab. Tenun 77

11 Gb 3.9. Area menenun Sumber: dokumentasi pribadi Ruangan ini terlihat bersih dan lapang karena warna putih mendominasi ceiling, dinding, dan lantai. Kemudian agar tak terasa membosankan, funitur yang digunakan dan peralatan yang tersedia didominasi oleh warna coklat. Cahaya alami yang masuk ke ruangan ini mencukupi karena tersedianya jendela/bukaan dengan ukuran yang besar didua sisi dinding, walaupun masih harus dibantu cahaya buatan seperti downlight agar proses pelatihan tidak terganggu oleh cahaya yang kurang. Di ruangan ini berkapasitas sekitar 50 orang. Penghawaan menggunakan penghawaan alami dan buatan. Penghawaan buatan menggunakan blower dan kipas angin. Tidak diperkenankan menggunakan AC karena akan mengganggu proses pencairan lilin. Menurut narasumber, Pak Kamijana, ruangan ini masih kurang untuk sirkulasi anginnya. Terlalu tertutup untuk area membatik. Sebaiknya area membatik dibuat lebih terbuka agar asap dari malam/lilin yang dipanaskan dapat keluar dengan baik dan tidak mengganggu pernafasan orang di dalamnya. 78

12 Gb Area batik cap yang berada di pojok selatan Lab. Batik Gb Lemari yang berisi cap-cap batik berbagai motif Sumber : dokumentasi pribadi Ketersediaan sistem keamanan seperti alarm atau detektor kebakaran tidak tersedia di ruang ini. Namun terdapat fire extinguiser disetiap titik rawan di ruang tersebut dan tersedia juga penglengkapan P3K jika terjadi kecelakaan kecil saat pelatihan. Kemudian peralatan untuk pelatihan membatik dirasa belum memenuhi standar untuk pelatihan berkapasitas 50 orang atau lebih. Terkadang pemohon pelatihan dapat membawa sampai 100 peserta atau lebih yang dapat menyebabkan peserta harus dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Di sebelah selatan ruang area mencanting dan menenun terdapat ruang pewarnaan zat sintetis. Keadaan ruangan tidak luas namun ceiling lebih tinggi dari ruang Lab. Batik. Pencahayaan utama menggunakan pencahayaan alami. Pencahayaan buatan hanya berupa lampu TL dibeberapa titik sehingga terkesan lebih gelap dari ruang sebelumnya. 79

13 Penghawaan utama ruang ini penghawaan alami. Ruang pewarna zat sintetis lebih sejuk karena luas ruang yang sebanding dengan ketersediaan bukaan/jendela yang banyak. Namun keadaan ruang ini tidak bersih disebabkan oleh pewarna kimia yang memang tidak mudah hilang juka dibersihkan. Ditambah lagi dengan penataan peralatan yang tidak rapi. Gb Alat menjemur portable diletakkan dekat bukaan yang lebar Gb Tempat penyimpanan peralatan yang terlihat tidak rapi Gb Beberapa bak untuk proses pewarnaan dan pembilasan 80

14 Gb Peralatan yang diletakkan sembarangan di ruang zat warna sintetis Sumber : dokumentasi pribadi Di sebelah timur ruang zat warna sintetis adalah ruang zat warna alami. Kedua zat warna ini tidak bisa dijadikan satu ruang karena berbeda penanganannya. Untuk ruang zat warna alami ditempatkan di luar ruangan karena bersamaan dengan area perebusan dan tempat penjemuran. Penyimpanan peralatan terdapat ruangan tersendiri berdekatan dengan area tersebut. Namun di ruang tersebut peralatan tidak tertata rapi, sehingga terlihat seperti gudang. Area ini mengutamakan pencahayaan dan penghawaan alami karena bersifat terbuka. Terlihat lebih bersih dari ruang zat warna sintetis karena zat warna alami mudah dibersihkan dan juga penyimpanan zat warnanya menggunakan tong besar. Gb Tempat penjemuran sebelum proses pewarnaan 81

15 Gb Bak untuk proses pewarnaan alami dan pembilasan Gb Tong- tong besar untuk menyimpan beberapa pewarna alami Gb Area proses pewarnaan dengan zat alami yang bersifat terbuka Di sebelah barat ruang Lab.Batik adalah area penjemuran kain batik yang telah diwarna. Kain batik dengan hasil warna yang maksimal tidak boleh terkena sinar matahari langsung, karena jika dijemur sembarangan maka akan berpengaruh pada warna batik. Area penjemuran di sini hanya menggunakan peneduh dengan material PVC. Walaupun menurut 82

16 narasumber seharusnya peneduh yang baik adalah menggunakan material genteng karena lebih sejuk dan proses pengeringan memang hanya diangin-anginkan. Area penjemuran juga tidak boleh bercampur antara kain yang diberi zat warna alami dan diberi zat warna sintetis. Hal ini dikarenakan akan berpengaruh pada hasilnya menjadi tidak bagus atau menodai kain tersebut. Maka dari itu, gantungan kain harus dibersihkan terlebih dahulu dan dikelompokkan dengan memberi tanda pewarnaan sebelum pelatihan, agar peserta tidak salah penempatan. Gb Area penjemuran Sumber : dokumentasi pribadi 13. Pola Aktifitas Pengunjung di Lab. Tenun Di Balai Besar Kerajinan dan Batik jenis kegiatan menenun berupa pelatihan, penelitian, dan percobaan. Tidak ada pelayanan berupa workshop dengan peserta yang banyak. Dikarenakan proses menenun yang cukup lama hingga berminggu-minggu, selain itu, peralatan yang tersediadi BBKB hanya sedikit. Kegiatan menenun juga seperti membatik, tergantung permintaan pemohon. Biasanya kegiatan menenun di sini adalah untuk percobaan 83

17 dan penelitian menggunakan serat-serat baru, seperti enceng gondong. Jadi tidak hanya benang katun atau sutra. Adapun pelatihan sangat dasar bagi pemula, yaitu pelatihan 5 hari. Itupun hanya pengenalan dasar proses menenun, tidak sampai membuat produk. 14. Pola Aktifitas Pengelola/Instruktur di Lab. Tenun Pengelola atau teknisi yang berada di Lab. Tenun mempunyai kegiatan sendiri, yaitu meneliti atau melakukan percobaan terhadap serat-serat yang baru ditemukan. Proses ini membutuhkan waktu hingga berbulan-bulan. Dari bahan baku yang masih berupa tanaman atau batang menjadi sebuah produk tenun. Menurut hasil wawancara dengan 2 teknisi Lab. Tenun, Pak Panji dan Bu. Eni, proses dari bahan baku menjadi serat-serat yang akan ditenun membutuhkan waktu sekitar 1-2 bulan. Hal tersebut ditambah dengan proses memasukkan benang ke ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) yang membutuhakan waktu lagi. Kemudian untuk proses menenun jika yang melakukan adalah seorang yang sudah ahli, maka 1 hari bisa menghasilkan panjang kain tenun hingga 5 meter. 15. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur di Lab. Tenun Lab. Tenun bergabung dengan Lab. Batik di mana proses kerajinan tersebut hampir sama. Proses tenun tidak membutuhkan ruang besar dan berpindah-pindah jika peralatan ATBM tidak untuk peserta yang banyak. Peralatan yang tersedia di BBKB untuk menunjang kegiatan ini, antara lain : 5 ATBM dengan jenis yang berbeda, meja printing ATBM, alat pintal serat alam, alat pintal tali, dan lain-lain. Penghawaan dan pencahayaan sama seperti Lab. Batik. Untuk proses pewarnaan benang dan proses dari bahan baku menjadi serat berada di luar ruangan. Disediakan pula meja dan kursi untuk menggambar pola motif sebelum memulai praktik menenun. 84

18 Gb Area tenun Gb Area yang disediakan untuk membuat gambar pola motif Gb Gb ATBM fungsi ganda ATBM model Spanyol Sumber : dokumentasi pribadi 85

19 16. Elemen Pembentuk Ruang, Interior Sistem, Furnitur Keseluruhan Bangunan BBKB Balai Besar Kerajinan dan Batik mempunyai beberapa bangunan. Bangunan utama memiliki 2 lantai dan saling terhubung dengan adanya jembatan antara bangunan satu dengan lainnya. Dari lantai 1 ke lantai 2 terdapat sarana tangga. Namun ukuran lebar tangga tidak sesuai standar, mengetahui bahwa banyaknya jenis kegiatan dan jumlah peserta yang mengadakan pelatihan. Tentu saja, hal tersebut juga tidak sesuai untuk pemohon pelatihan yang berkebutuhan khusus. Konsep bangunan dan interior sangat modern, yaitu simple, efektif dan efisien. Berbentuk geometris disetiap ruangnya. Penggunaan unsur netral dan abu-abu mendominasi pada unsur interiornya. Untuk elemen dan furnitur interior lebih banyak bermaterial kayu. Pada lobby BBKB akan terlihat display hasil karya berbagai macam kerajinan. Kemudian pengunjung akan menuju bagian informasi atau resepsionis untuk registrasi atau hanya sekedar bertanya. Terdapat area tunggu dengan 3 sofa, sebuah coffee table, dan tempat sampah stainless. Di belakang area tunggu, yaitu kasir untuk sarana membayar kegiatan yang diinginkan oleh pemohon. Jalur sirkulasi di lobby ini cukup luas di samping itu, ceiling dibuat tinggi setara lantai 2 bangunan tersebut. Lalu jendela yang tinggi dan dan besar memberikan kesan luas dan terang karena cahaya alami yang masuk ke ruangan. Penghawaan di lobby menggunakan penghawaan buatan berupa AC yang memberikan kesan nyaman dan sejuk saat awal masuk di BBKB Gb Pintu utama BBKB dari sudut pandang area tunggu 86

20 Gb Gb Bagian resepsionis Bukaan yang lebar dan tinggi di lobby Gb Tersedia informasi secara digital Gb Bagian kasir Gb Area tunggu Sumber : dokumentasi pribadi Pada area pamer BBKB terdapat 2 area, yaitu pertama di lantai 1 sepanjang jalur sirkulasi dari lobby sampai dengan jalan keluar menuju area teknis. Kedua berada di lantai 2, jika dari lobby pengunjung harus naik tangga lalu ke arah kiri. Di sana terdapat area cukup luas yang 87

21 dengan berbagai display kerajinan, berupa kain batik, kain tenun, dan lain-lain. Pencahayaan di area pamer dari yang terlihat sangat kurang. Pencahayaan buatan seperti downlight hanya sebagai penerang jalur sirkulasi. Secara detail karya tidak terlihat begitu jelas karena cukup gelap dan ada beberapa karya yang dipajang dalam lemari kaca. Kemudian penghawaan di area pamer cukup sejuk karena menggunakan AC. Gb Area pamer di lantai 1 Gb Area pamer di lantai 1 yang di-apit oleh ruang bagian kepegawaian Sumber : dokumentasi pribadi Kemudian bagian perpustakaan BBKB berada di gedung sebelah selatan gedung utama. Untuk menuju perpustakaan tidak perlu melewati pintu utama. Letaknya berada di timur koperasi dan sepanjang jalur evakuasi. Perpustakaan BBKB bersifat tertutup dari sistem 88

22 pelayanan dan ruangnya. Suasana di sana cukup tenang dengan ceiling, dinding, lantai yang menggunakan unsur putih dan furnitur bermaterial kayu. Penghawaan cukup baik karena menggunakan AC dan pencahayaan mengandalkan pencayaan alami. Bukaan yang lebar dan lampu yang cukup memadai di ruang tersebut. Untuk meminjam buku pustakawan akan menanyakan apa yang pengunjung cari. Tetapi pengunjung juga dapat mencari sendiri karena tersedia lemari yang berisikan berbagai macam buku. Namun kekurangannya adalah ukuran standar tidak berlaku di perpustakaan ini. Antara lemari satu dengan yang lain sangat berdekatan, sehingga hanya satu orang saja yang dapat melewatinya. Kemudian lemari yang terlalu tinggi dan mempunyai pintu geser. Ini menyulitkan pengunjung yang ingin mengambil buku. Gb Lemari buku dengan jarak dan bentuk yang tidak ergonomis Gb Area pelayanan oleh pustakawan Sumber : dokumentasi pribadi Di Balai Besar Kerajinan dan Batik ini juga terdapat taman yang dikelilingi oleh bangunan berlantai 2 tersebut. Sifatnya sebagai 89

23 penyejuk dan agar tidak monoton dengan konsep bangunan modern tersebut. Gb Taman di antara bangunan BBKB Sumber : dokumentasi pribadi Penanda atau signage di BBKB terpasang dengan rapi. Pengunjung dapat melihat dengan jelas. Seperti penanda jalur evakuasi, tempat sampah yang terpisah jenisnya, dan pamflet tentang keselamatan kerja. Setiap ruang juga terpasang papan bertuliskan nama ruangan tersebut. Tetapi untuk pengunjung yang baru pertama kali ke BBKB harus bertanya-tanya di mana letak ruang yang ingin dituju. Hal ini dikarenakan tidak adanya penanda khusus tata letak tiap-tiap ruang yang berada di lantai 1 maupun di lantai 2. Gb Pamflet keselamatan kerja yang terpasang di dinding Gb Signage yang terpasang dengan rapi dan jelas 90

24 Gb Signage yang terpasang di setiap ruang Sumber : dokumentasi pribadi C. Museum Batik Danar Hadi Surakarta 1. Sejarah Museum Batik Danar Hadi House of Danar Hadi (disingkat HDH) merupakan sebuah kompleks wisata heritage terpadu tentang batik yang terletak di jalan Brigjen Slamet Riyadi nomor 261, Sriwedari, Surakarta, Jawa Tengah. HDH didirikan oleh pengusaha batik Solo PT. Batik Danar Hadi, Santoso Doellah, pada tahun 2008 dan mengkhususkan batik beserta aspek-aspek budaya sebagai objek wisata utamanya. HDH terletak di dalam sebuah kompleks bangunan kuno yang merupakan cagar budaya, bangunan utama di dalam HDH adalah Ndalem Wuryaningratan. Dulu bangunan ini adalah kediaman seorang pangeran, cucu dari Raja Kasunanan Surakarta, Sri Susuhunan Pakubuwono IX dan menantu dari Sri Susuhan Pakubuwono X yang bernama KRMTA Wuryaningrat. Bangunan ini dibangun pada akhir abad ke 19 dengan gaya arsitektur unik yang merupakan kombinasi Jawa-Eropa pada zaman patih dalem Sosrodiningrat IV (Perdana Menteri Kasunanan Surakarta dan ayah dari Raden Wuryaningrat). Seiring dengan berjalannya waktu bangunan ini menjadi terbengkalai, hingga akhirnya dibeli PT Danar Hadi pada tahun 1999 dan direnovasi. Di samping Ndalem Wuryaningratan terdapat juga sebuah museum batik kuno yang dinamakan Museum Batik Kuno Danar Hadi. Museum ini adalah objek wisata utama di kompleks HDH dan telah dibuka terlebih dahulu pada tahun 2002 oleh Wapres Megawati Soekarnoputri. Museum 91

25 ini menyimpan koleksi kain batik yang mencapai helai dan diakui oleh MURI (Museum Rekor Indonesia) sebagai museum dengan koleksi batik terbanyak. (sumber: ) 2. Fasilitas Museum Batik Danar Hadi Untuk mendukung pelayanan teknisnya kepada masyarakat, Museum Batik Danar Hadi dilengkapi dengan berbagai sarana dan prasarana yang memadai, antara lain: Area Penjualan / Showroom Area Pamer / Koleksi Area Proses Membatik 3. Kegiatan dan Pola Kegiatan Museum Batik Danar Hadi Museum ini memulai aktivitas bagi pengunjung setiap hari bahkan tanggal 17 Agustus dan Hari Raya Islam dari pukul WIB sampai pukul WIB. Biaya masuk untuk umum adalah Rp dan mahasiswa atau pelajar Rp dengan ketentuan menunjukkan kartu mahasiswa atau pelajar yang berlaku. Jika berkunjung pada hari Minggu, pengunjung tidak dapat melihat proses mencanting pada rangkaian tur karena dihari tersebut pengrajin diliburkan. Ada pula pelatihan bagi pengunjung yang tertarik belajar membatik dengan paket workshop pembuatan batik satu warna selama lima hari. Pola kegiatan pengunjung di museum ini cukup banyak dengan fasilitas-fasilitas yang disediakan. Melihat-lihat produk batik Membeli produk batik Pulang Datang Membeli tiket masuk Bertemu dengan tour guide Menjalani rangkaian tur Pulang Melihat-lihat produk batik Selesai rangkaian tur Membeli produk batik Gb Pola Kegiatan Pengunjung Museum Danar Hadi Sumber : analisa penulis 92

26 4. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung Interior di Area Penjualan Produk Museum Danar Hadi Area penjualan atau showroom merupakan pintu masuk dan pintu keluar bagi pengunjung. Terdapat loket untuk membeli tiket masuk museum dan kasir untuk membayar barang yang pengunjung beli. Dinding di area ini dicat warna putih, begitupun dengan ceiling berwarna putih. Lantai menggunakan parket laminated berwarna cokelat tua dan sebagian lantai area penjualan menggunakan keramik jenis matt. Gb Showroom produk batik Danar Hadi sumber: Gb Lounge bagi pembeli produk batik Danar Hadi sumber: i museum_batik_danar_hadi-solo_central_java_java.html 93

27 Gambar di atas memperlihatkan perpaduan warna putih dari dinding dan ceiling dengan warna cokelat dari lantai dan perabotan ruang memberikan nuansa elegan, mewah, dan klasik. Beberapa lemari build-in disorot dengan spotlight memperindah produk jual, sehingga pembeli tertarik untuk melihat. Kemudian furnitur seperti meja dan sofa menggunakan material kayu yang diukir. Kain-kain batik digantung dengan tongkat kayu berornamen digunakan sebagai elemen estetis ruang. Karpet bermotif klasik diletakkan pada bagian inti seperti lounge dan showroom mempertegas sekaligus memperindah ruangan tersebut. Penerangan di area ini menggunakan penerangan alami dan buatan. Bukaan jendela disisi lounge dan pintu bermaterial kaca membuat sinar matahari masuk, sehingga menerangi area itu. Untuk pencahayaan buatan seperti downlight dan spotlight diletakkan pada area terpajangnya produkproduk batik yang ditawarkan. Karena produk batik Danar Hadi tidak dianjurkan terkena sinar matahari dalam jangka waktu yang lama. Pendant lamp dari kaca pada showroom utama menambah kesan mewah dan klasik di area penjualan ini. Vegetasi di dalam ruangan cukup banyak dengan menggunakan vas-vas besar, sehingga menetralkan warna putih dan cokelat yang dominan dan menyejukkan udara pada ruangan tersebut. Selain itu, penghawaan buatan seperti AC digunakan untuk menyejukkan ruangan dan menjadikan produk batik tidak rusak karena kelembaban. 5. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung Interior di Area Pamer Produk Museum Danar Hadi Setelah membeli tiket masuk dan melewati area penjualan, pengunjung dipersilahkan memasuki museum dengan melewati taman kecil diantara bangunan penjualan dan bangunan museum. Pada dinding, lantai, dan ceiling di bangunan museum ini didesain sangat sederhana serba putih dengan material keramik pada lantai, cat dinding pada dinding dan ceiling bermaterial gypsum board. Ketika masuk ke museum pengunjung akan melihat point of interest seperti saat masuk ke area 94

28 penjualan, yaitu meja bundar yang besar terbuat dari kayu bergaya klasik dengan rangkaian bunga pada vas di atas meja tersebut. Di bawah meja diletakkan karpet bermotif seperti karpet persia sebagai batasan jalur sirkulasi pengunjung. Gb Lobi di area Museum Danar Hadi sumber: Museum_Batik_Danar_Hadi-Solo_Central_Java_Java.html Di lobi tersebut sebelum pengunjung bertemu dengan pemandu tur (tour guide) dipersilahkan untuk duduk di area tunggu di sebelah selatan. Permainan elemen pendukung seperti furnitur dan hiasan dinding di lobi masih dominan dengan warna cokelat dan tekstur-tekstur kayu. Berbagai plakat penghargaan dan peresmian Museum Batik Danar Hadi dipajang di dinding sebelum memasuki area koleksi kain batik. Museum ini dibagi menjadi beberapa ruang yang disesuaikan dengan darimana koleksi kain batik tersebut berasal. Ketika mengunjungi museum tersebut, guide menjelaskan ada beberapa ruang koleksi, antara lain: Batik Keraton Solo, Batik Keraton Jogja, Batik Danar Hadi, ruang bahan dan alat membatik, lalu Batik Belanda, Batik Cina, Batik Adikarya (masterpiece atau favorit dari Bapak Santoso Doellah), dan batik kenang-kenangan dari kerabat. Setiap perpindahan ruang, jalan masuk kedua ruang akan dihiasi dengan list kayu ditepi dinding dan terdapat ukiran-ukiran yang rumit pada papan kayunya. 95

29 Koleksi kain batik yang telah berumur dipajang dengan rapi menggunakan berbagai ukuran gawangan. Beberapa diletakkan di dinding dan di rak hias dengan menjuntaikan kain tersebut. Selebihnya, kain berada di gawangan diletakkan di atas display kotak dengan finishing karpet merah mengelilingi ruangan koleksi. Kawasan museum batik ini dapat menampung hinggi koleksi batik. Menurut penjelasan dari pemandu, koleksi batik akan diganti setiap satu tahun. Maka dari itu, pengunjung yang ingin melihat keseluruhan koleksi milik Danar Hadi disarankan mengunjungj museum ini tiap tahunnya. Gb Suasana ruang koleksi batik Indonesia Gb Koleksi batik di ruang Batik Keraton Solo sumber: Perawatan batik-batik kuno ini cukup mudah sehingga bentuk kain tidak rusak dan warna tidak pudar. Menurut pemandu tur, dibalik kain 96

30 batik yang dipajang memiliki obat pembasmi serangga alami berupa butirbutir merica putih yang dibungkus kain tile. Obat ini berfungsi agar serangga yang menempel dikain batik pergi, sehingga kain batik tidak berlubang. Selain merica putih dapat menggunakan akar wangi. Kemudian sebagai pengharum ruangan, juga menggunakan bahan alami yang disebut dengan cepuk berisi bunga ranting yang diwadahi mangkuk kecil dari tanah liat. Bunga ranting terdiri dari irisan daun pandan, bunga mawar, melati, kenanga, dan cempaka dicampur dengan minyak srimpi. Resep ini berasal dari keraton dan diganti setiap sebulan sekali. Penggunaan pewangi alami disebabkan koleksi kain batik tersebut menggunakan pewarna alami pada proses pewarnaan batik. Jika menggunakan pengharum ruang kimia dapat menyebabkan warna batik pudar dan kusam. Gb Cepuk yang diletakkan bersebelahan dengan koleksi batik sumber: Selain itu, penghawaan dan pencahayaan buatan di Museum Danar Hadi juga mempengaruhi ketahanan koleksi batik yang dipamerkan. Area museum sangat tertutup dari sinar matahari maupun udara di luar, kecuali pada area proses membatik. AC berjenis standing floor dan AC split diletakkan ditiap ruangan dengan suhu 21 o C. Suhu tersebut harus tetap stabil agar ruangan tidak lembab. Kemudian pencahayaan buatan seperti downlight pada ceiling menggunakan bohlam dengan kuat cahaya yang hangat. Tidak begitu terang karena bisa merusak ketahanan warna batik. Bahkan pengunjung tidak diperbolehkan memotret objek dengan flash kamera. Terdapat pula lampu gantung mewah ditiap ruang menambah 97

31 kemewahan interior museum, namun hanya dinyalakan jika terdapat tamu undangan khusus. Gb Pendant lamp menerangi tiap ruang koleksi batik sumber: 6. Elemen Pembentuk Ruang, Sistem Interior, dan Elemen Pendukung Interior di Area Proses Membatik Museum Danar Hadi Setelah melihat koleksi batik, pengunjung akan diajak ke area proses membatik. Proses yang diperlihatkan hanya tahap awal, yaitu tahap mencanting dan cap malam dikain. Kompleks museum ini awalnya menjadi satu dengan industri pembuatan batik Danar Hadi. Dari proses desain pola, mencanting, pewarnaan, pencelupan, hingga ditahun 2014 dipindah ke Pabelan menjadi satu kawasan khusus industri pembuatan batik Danar Hadi. Hal ini disebabkan kawasan Slamet Riyadi yang tidak memperbolehkan adanya pabrik agar tidak mencemari lingkungan sekitar. Ruangan proses membatik ini berbeda dengan ruangan koleksi. Terletak dibagian belakang museum bersampingan dengan ruang audio visual, mushola, dan toilet. Ketika masuk di ruang pertama pencantingan, terlihat 5 orang pengrajin sedang mencanting kain batik dengan perlengkapan sederhana. Dinding, lantai, dan ceiling dibuat sederhana dengan warna putih, namun telah terlihat kusam. Perabotan di dalamnya pun hanya rak kosong dan TV plasma. 98

32 Gb Ruang pencantingan Gb Proses mencanting dengan perlengkapan sederhana sumber: dokumen pribadi Pencahayaan mengandalkan pencahayaan alami dan buatan. Sinar matahari tidak masuk langsung ke ruang tersebut, hanya pantulan sinar karena di depan ruang pencantingan terdapat kanopi. Lampu TL yang tergantung cukup rendah memudahkan untuk melihat detail-detail pola, namun menurut penulis cahaya lampu tersebut tidak sesuai standar untuk melihat sesuatu yang detail. Penghawaan mengandalkan penghawaan alami yang keluar masuk melalui jendela dan pintu yang terbuka. Tidak dipasang penghawaan buatan dalam ruang tersebut bertujuan agar malam tetap kondisi panas dan tidak cepat membeku saat diaplikasikan ke kain. 99

33 Ruang selanjutnya adalah ruang pengecapan malam ke atas kain. Terdapat 2 pengrajin laki-laki yang sedang mengaplikasikan malam dengan alat cap dari tembaga kombinasi besi. Ruangan cukup sempit dan memang diperuntukkan untuk 2 pengrajin dan beberapa pengunjung. Gb Ruang pengecapan sumber: dokumen pribadi Ruang ini lebih terang dari ruang mencanting karena mendapat sinar matahari langsung dan juga lampu TL yang terang. Sehingga tidak membuat mata mudah kelelahan. Penghawaan alami digunakan dengan bantuan exhaust fan dan kipas angin untuk mengeluarkan asap malam yang dipanaskan. Malam dipanaskan menggunakan wajan besar dan kompor minyak. Kemudian meja yang digunakan sebagai alas mencap malam ke kain juga dirancang khusus. Tidak hanya meja kayu biasa, namun terdapat lapisan ditengah meja, yaitu dari bagian atas kertas kaca, lalu kertas karton yang dilapisi bungkus bekas semen, spon/busa basah, plastik dan multipleks. Meja ini dikondisikan untuk tetap dingin agar malam cepat membeku di atas kain setelah dicap. Setelah belajar proses awal membatik, pengunjung diajak kembali ke ruang koleksi yang berbeda dari sebelumnya. Koleksi dari pemberian 100

34 kerabat dan juga alat cap yang sudah tidak terpakai menghiasi ruangan sebagai elemen estetis. Pemandu menjelaskan juga mengenai logo yang berubah dari Danar Hadi dari masa ke masa. Ketika rangkaian tur berakhir, pengunjung keluar dengan melewati area penjualan. Berupa lorong yang dipinggirannya penuh dengan produk aksesoris. Kemudian keluar bangunan melewati pintu keluar yang menjadi satu dengan pintu masuk. Gb Area penjualan setelah keluar dari ruang koleksi. sumber: i museum_batik_danar_hadi-solo_central_java_java.html D. Tropical Balinese Modern House Sumber: Terletak di jalan Kataman Permai 2, Pantai Indah Kapuk, Jakarta Utara, bangunan ini dirancang oleh arsitek Ir. Julio Julianto B.,IAI., HDII. Dibangun di atas lahan 550 m2 terbagi dalam 3 ½ lantai. Ketika menjalani proses desain dengan berdialog bersama pemilik rumah, akhinya disimpulkan bangunan rumah dikemas dalam desain karakter bali modern tropis. Gb Eksterior Tropical Balinese Modern House 101

35 Konsep desain yang menggabungkan halaman rumah (inner courtyard) modern Bali dari decking kayu dan kolom/ pilar dengan cover kayu untuk akses koridor menuju rumah utama. Massa bangunan dirancang untuk memberikan 'pengalaman' arsitektur modern untuk penduduk Bali, yang terdiri dari dua buah massa bangunan yang menghubungkan ke innercourt (jembatan konektor) dek kayu atau daerah transisi, dengan kolam ikan dan taman air dikedua sisinya dengan atap terbuka. Kanopi bermaterial PVC dipasang sepanjang koridor untuk menghalangi tetesan hujan ke wilayah ruang sebagai pusat kegiatan perumahan. Gb Jalan menuju akses rumah utama Gb Innercourt dengan kolam dan taman air di sampingnya 102

36 Daerah ini juga dihadapkan dengan teras dek kayu dan permainan kolam renang dan lansekap yang luas dengan rumput hijau segar belakangnya sebagai ruang untuk sirkulasi udara alami, sehingga angin keluar masuk ruangan dengan lancar Gb Bukaan dan taman di tengah bangunan Mengacu pada prinsip-prinsip desain yang merespon iklim tropis, hunian ini dirancang dengan perisai dan atap genteng, aperture lebar untuk mengoptimalkan udara segar ke dalam rumah sehingga hunian tetap dingin. Terlihat dari unsur-unsur paduan bahan lokal seperti kayu kelapa, marmer, batu alam, semen, persiapan gabungan untuk dinding coating, lantai, pilar, elemen dekoratif, membentuk kesan hangat dan "menyambut" di atas tropis khas desain modern. Benar-benar membenamkan diri dalam serangkaian kamar penuh sensasi tropis. Gb Ruang tamu 103

37 Gb Tangga berlapis papan kayu untuk akses ke lantai atas Zonasi dan layout bangunan tempat tinggal yang dirancang secara umum mengorientasi ke dalam. Lantai semibasement digunakan sebagai ruang garasi, ruang studio, daerah dengan zona pelayanan publik. Kemudian ruang serbaguna atau home theater room memiliki akses khusus. Lantai dasar berfungsi sebagai penempatan kamar utama: ruang tamu, ruang makan, pantry, ruang keluarga, kamar tidur tamu dan paviliun kamar tidur utama dirancang sebagai hunian, yang dilengkapi dengan walk-in closet, dikombinasikan dengan kamar mandi. kamar tidur ini memiliki pemandangan ke kolam air atau taman air. Gb Ruang keluarga Gb Ruang makan dan pantry Lantai dasar diangkat sekitar tiga meter dari permukaan jalan, sehingga menjadikan lahan fill di depan dan samping menjadi barrier enclosure visual. Courtyard yang dikelilingi oleh dua massa bangunan diletakkan pada area tengah. Hal ini diupayakan untuk pertibangan pengudaraan dan 104

38 pencahayaan tetap optimal masuk pada lantai semibasement, sedangkan pada area belakang teras terbuka, seperti kolong mampu mengalirkan pergerakan angin dalam komposisi massa bangunan. Lantai dua merupakan bagian ruang-ruang privat; tiga kamar tidur anak dan ruang santai yang didesain dengan banyaknya bukaan lubang void untuk mengoptimalkan masuknya cahaya alami kedalam hunian dan menciptakan kesinambungan visual antar ruang. Lantai roof top difungsikan untuk area servis, ruang jemur dan ruang linen. 105

DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN KERAJINAN TEKSTIL DI BLORA DENGAN KONSEP MODERN TROPIS TUGAS AKHIR

DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN KERAJINAN TEKSTIL DI BLORA DENGAN KONSEP MODERN TROPIS TUGAS AKHIR DESAIN INTERIOR PUSAT PENGEMBANGAN KERAJINAN TEKSTIL DI BLORA DENGAN KONSEP MODERN TROPIS TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Melengkapi Gelar Sarjana Seni Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. Perpustakaan Grhatama Pustaka Berlokasi di Jl. Janti, Banguntapan Bantul, D.I. Yogyakarta. Jam layanan untuk hari Senin-Jumat : 08.00 s.d. 22.00 WIB, hari Sabtu : 08.00 s.d. 16.00

Lebih terperinci

Jenis Pelayanan Pelatihan dan Workshop

Jenis Pelayanan Pelatihan dan Workshop Lampiran IX IX. Jenis Pelayanan Pelatihan dan Workshop NO KOMPONEN URAIAN A. Dasar Hukum 1. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik 2. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2011 tentang

Lebih terperinci

b e r n u a n s a h i jau

b e r n u a n s a h i jau 01 TOW N H O U S E b e r n u a n s a h i jau Penulis Imelda Anwar Fotografer M. Ifran Nurdin Kawasan Kebagusan di Jakarta Selatan terkenal sebagai daerah resapan air bagi kawasan ibukota sekaligus permukiman

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN. A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik. Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN A. Sejarah Balai Besar Kerajinan dan Batik Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) adalah unit pelaksanan teknis dilingkungan Kementerian Perindustrian yang berada di bawah

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen.

KONSEP DESAIN. WARNA Warna yang digunakan adalah warna khas budaya Toraja yang terdapat pada elemen arsitektural dan motif ornamen. BENTUK Bentuk yang digunakan dapat berupa transformasi dari bentuk Tongkonan, ragam hias tradisional Makassar dan Toraja, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan budaya Makassar dan Toraja. Untuk menciptakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Konsep/Citra Ruang Citra atau image yang digunakan dalam mendukung karakter desain adalah modern natural with batavian etnic, dengan menggunakan bentuk bentuk yang geometris

Lebih terperinci

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015

Architecture. Modern Aesthetic. Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto. Home Diary #009 / 2015 Architecture Modern Aesthetic in Neoclassic Style Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto 86 Kolaborasi gaya neoklasik dengan elemen yang mengusung aspek kekinian, menjadi kekuatan desain rumah ini.

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1 Kerangka Berpikir Konsep Bagan 4.1 Kerangka Berpikir Konsep 105 106 Dari kerangka berpikir diatas dapat penulis memilih konsep Batik Pekalongan : The Diversity of Culture

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pusat es krim merupakan fasilitas yang dirancang untuk penikmat es krim. Pusat es krim menyediakan berbagai jenis es krim dan kebutuhan mengenai es krim bagi masyarakat terutama

Lebih terperinci

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary

Architecture. White Simplicity in. Neoclassic. Home 80 #006 / Diary Architecture White Simplicity in Neoclassic 80 #006 / 2014 Teks: Widya Prawira Foto: Bambang Purwanto Eleganitas yang terpancar lewat pilihan warna, proporsi dan elemen detilnya, dapat melengkapi karakter

Lebih terperinci

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious

BAB IV SINTESA PEMBAHASAN. yang diusung dalam sebuah konsep desain Hotel Mulia adalah luxurious BAB IV SINTESA PEMBAHASAN 4.1 Gaya Dan Tema Perancangan Menentukan jenis tema merupakan langkah awal dalam membangun suatu ruangan. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada klien akan interior Hotel Mulia

Lebih terperinci

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA LAMPIRAN 1 133 134 KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA Aspek Pertanyaan 1. Latar belakang 1. Bagaimanakah sejarah berdirinya LPIT BIAS? 2. Siapakah pendiri LPIT BIAS? 3. Apa tujuan didirikan LPIT BIAS? 4. Ada

Lebih terperinci

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin

BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN. dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin BAB VI KLASIFIKASI KONSEP DAN APLIKASI RANCANGAN Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bagi Anak Putus Sekolah Di Sidoarjo dirancang berangkat dari permasalahan kualitas ruang pendidikan yang semakin menurun.

Lebih terperinci

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic

Konsep BAB V KONSEP. 5.1 Kerangka Konsep. 5.2 Konsep Young Dynamic BAB V KONSEP 5.1 Kerangka Konsep Konsep Sekolah Fotografi Darwis Triadi adalah sebuah sekolah fotografi yang didirikan oleh seorang fotografer profesional bernama Andreas Darwis Triadi pada tahun 2003.

Lebih terperinci

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR

ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR ELEMEN PEMBENTUK RUANG INTERIOR Ruangan interior dibentuk oleh beberapa bidang dua dimensi, yaitu lantai, dinding, plafon serta bukaan pintu dan jendela. Menurut Wicaksono dan Tisnawati (2014), apabila

Lebih terperinci

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan

MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang. meningkatkan jumlah pengunjung/wisatawan MAKASSAR merupakan salah satu kota yang mengalami perkembangan pesat dalam berbagai bidang EKONOMI SOSIAL POLITIK INDUSTRI PARIWISATA BUDAYA mengalami perkembangan mengikuti kemajuan zaman meningkatkan

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #008 / 2015

Architecture. Home Diary #008 / 2015 Architecture 82 A View of White Teks : Widya Prawira Foto : Bambang Purwanto Sejurus mata memandang, palette putih mendominasi dalam kesederhanaan desain yang elegan, warm dan mewah. K lasik adalah abadi.

Lebih terperinci

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin

KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin 01 02 KLINIK ULTRAMODERN Penulis : Imelda Anwar Fotografer : M. Ifran Nurdin Good design is good business. Inilah yang terwujud pada desain klinik yang berhasil mengakomodasi kegiatan konsultasi dokter

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN HASIL DESAIN 5.1. Gaya dan Tema dalam Perancangan Perancangan interior Sing a Song Family Karaoke ini mengambil gaya modern dan tema Pop Art, karena ingin menciptakan suasana

Lebih terperinci

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA 2011 KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA RUMAH TINGGAL BAPAK Ir. Budiman, M.A. Jl. Merdeka Barat 12 Jakarta Designed by: Karina Larasati NIM. 00987654333 JURUSAN PENDIDIKAN SENI RUPA FBS UNY

Lebih terperinci

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture

Natural Friendly Neoclassical Style. Architecture Architecture Natural Friendly Neoclassical Style Teks: Widya Prawira Foto: BambangPurwanto Desain rumah yang everlasting dengan mengoptimalkan potensi lingkungan, menjadikan rumah ini bersahabat dengan

Lebih terperinci

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR.

GEOMETRIS, KANTILEVER LEBAR. ARC HIT EC T U RE Lokasi rumah yang berada di tepi telaga, relatif jarang ditemukan untuk rumah tinggal di Jakarta dan sekitarnya, khususnya di Tangerang. Inilah yang menjadi keunggulan rumah karya Arsitek

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN KHUSUS

BAB IV TINJAUAN KHUSUS BAB IV TINJAUAN KHUSUS 4.1. Perencanaan Bahan 4.1.1. Perencanaan Lantai Lantai dasar difungsikan untuk area parkir mobil, area service, pantry, ruang tamu, ruang makan, ruang keluarga, kamar mandi tamu.

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN III. A. Tinjauan Umum Lokasi proyek berada di Kota Surakarta atau biasa dikenal dengan nama Kota Solo. Dahulu "Sala" adalah dusun yang dipilih oleh Sunan Pakubuwana II dari tiga

Lebih terperinci

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008

Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Griya Asri The Arsana Estate Edition 2008 Paduan Villa dan Alam yang Menakjubkan Penulis: Yosi Wyoso Fotografer: Sjahrial Iqbal, Yosi Wyoso dan Istimewa Bayangkan suasana sebuah sebuah vila yang memiliki

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN

BAB III KONSEP PERANCANGAN BAB III KONSEP PERANCANGAN Dalam perancangan pusat Informasi dan kegiatan Muslim Tionghoa Lau Tze ini, banyak hal hal yang telah di jelaskan pada bab bab sebelumnya yang akan diterapkan pada perancangan.

Lebih terperinci

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18.

DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar A Gambar Gambar Gambar 2.18. DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Logo Badan Tenaga Nuklir Nasional... 20 Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan (PSTNT) BATAN... 23 Gambar 2.3. Site Plan Gedung PSTNT-BATAN...

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERENCANAAN INTERIOR 4.1 Konsep Perancangan HEPOL BUILDING HANNINE RESTO Suasana khas Korea Budaya Korea Hanok Nyaman Tenang Gedung Perkantoran Bangunan dengan konsep modern Restoran Korea

Lebih terperinci

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012

Eksotisme & GALLERY. Vol. 13 No. 05 Mei 2012 Eksotisme KONSEP RESTO & GALLERY Penulis Qisthi Jihan Fotografer Ahkamul Hakim Berwisata kuliner di Bali, tidak sekadar mencari makanan yang nikmat, tetapi kebanyakan dari pengunjung juga mencari sebuah

Lebih terperinci

Architecture. Home Diary #007 / 2014

Architecture. Home Diary #007 / 2014 Architecture 58 The Art of Tropical Living Teks : Wdya Prawira Foto : Bambang Purwanto Desain rumah tropis yang menampilkan keindahan detil pada setiap sudutnya ini mampu menghadirkan sebuah rasa romantis

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN IV.1 KONSEP DASAR Konsep dasar dalam perancangan hotel ini adalah menghadirkan suasana alam ke dalam bangunan sehingga tercipta suasana alami dan nyaman, selain itu juga menciptakan

Lebih terperinci

EKSTERIOR SIANG HARI

EKSTERIOR SIANG HARI 1. RUSTIC. Konsep rustic adalah konsep yang berbasis pada kesadaran lingkungan, dan dideskripsikan sebagai gaya yang menekankan pada unsur alam serta elemen yang belum terfabrikasi. Desain interior rustic

Lebih terperinci

18 HOME LIVING desember 2013

18 HOME LIVING desember 2013 18 desember 2013 Passive Solar Home Design FOTOGRAFER IRKHAM AR LOKASI PANTAI INDAH KAPUK, JAKARTA BARAT Memiliki lokasi rumah yang kaya akan sinar matahari tentu menjadi kelebihan yang harus dioptimalkan.

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR

LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR LAMPIRAN 1 PERAN ENERGI DALAM ARSITEKTUR Prasato Satwiko. Arsitektur Sadar Energi tahun 2005 Dengan memfokuskan permasalahan, strategi penataan energi bangunan dapat dikembangkan dengan lebih terarah.strategi

Lebih terperinci

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa

BAB VII RENCANA. 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa Tahapan Pembangunan Rusunawa BAB VII RENCANA 7.1 Mekanisme Pembangunan Rusunawa 7.1.1 Tahapan Pembangunan Rusunawa Agar perencanaan rumah susun berjalan dengan baik, maka harus disusun tahapan pembangunan yang baik pula, dimulai dari

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN ANGGARAN 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI BESAR KERAJINAN DAN BATIK Jl. Kusumanegara No.7

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan BAB I PENDAHULUAN Bab I membahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi dari penelitian yang berjudul Hubungan

Lebih terperinci

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1

DENAH LT. 2 DENAH TOP FLOOR DENAH LT. 1 0.15 8.60 2.88 Pada area lantai,1 ruang parkir di perluas dari yang sebelumnya karena faktor jumlah kendaraan pada asrama yang cukup banyak. Terdapat selasar yang difungsikan sebagai ruang tangga umum

Lebih terperinci

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV: PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Survey (Observasi) Lapangan Dalam penelitian ini, secara garis besar penyajian data-data yang dikumpulkan melalui gambar-gambar dari hasil observasi lalu diuraikan

Lebih terperinci

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING

BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING BAB III PERMASALAHAN & DATA SURVEY PEMBANDING A. Permasalahan Umum Permasalahan umum ini berisi tentang pertanyaan-pertanyaan mengenai apa saja yang berkaitan dengan desain interior sebuah showroom mobil.

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis.

BAB IV ANALISA DESAIN. dikawasan pusat keramaian dengan lokasi yang strategis. BAB IV ANALISA DESAIN A. ANALISA EKSISTING 1. Asumsi Lokasi Dasar pertimbangan penentuan siteplan Museum Film Horor mengambil lokasi di daerah Jakarta Pusat lebih tepatnya di JL. Cikini Raya (kawasan TIM).

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan 1. Ada beberapa fasilitas fisik di kamar tidur 1 yang belum ergonomis, yaitu tempat tidur ukuran double, meja rias, kursi rias dan console table. 2. Fasilitas

Lebih terperinci

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim

Compact House. Fotografer Ahkamul Hakim Compact House Penulis Mufliah Nurbaiti Fotografer Ahkamul Hakim Idealnya sebuah bangunan, khususnya rumah tinggal didirikan berdasarkan kebutuhan penghuninya. Selain itu, bentuk kaveling juga turut memengaruhi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN INTERIOR IV.1. Konsep Perancangan Konsep Perancangan hotel resort merupakan kesimpulan dari analisis Perancangan hotel resort. Konsep Perancangan hotel resort di pantai Jakarta

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY

BAB V KESIMPULAN ARSITEKTUR BINUS UNIVERSITY 81 BAB V KESIMPULAN V.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan V.1.1 Keterkaitan Konsep dengan Tema dan Topik Konsep dasar pada perancangan ini yaitu penggunaan isu tentang Sustainable architecture atau Environmental

Lebih terperinci

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013

Interior. Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS. Vol. 14 No. 01 Januari 2013 Interior Pe n u lis Mufliah Nurbaiti Foto g r a f e r Tri Rizeki Darusman M O D E R N & CLEAN LOOKS 72 Kian terbatasnya lahan hunian serta keinginan kemudahan akses mencapai tempat beraktivitas merupakan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Letak Geografis Site Site yang akan dibangun berlokasi di sebelah timur Jalan Taman Siswa dengan koordinat 07 o 48 41.8 LS 110 o 22 36.8 LB. Bentuk site adalah persegi panjang

Lebih terperinci

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO

KONSEP MAKRO & KONSEP MIKRO KONSEP MAKRO & KONSEP MAKRO Pemilihan langgam Post-modern di rasa lebih sesuai pengaplikasian nya pada konsep desain interior clubhouse eastcoast residence ini, ditambah dengan nuansa natural. Konsep ini

Lebih terperinci

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini.

Dramatic Lighting. Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. APARTEMEN LU: 60 m² Dramatic Lighting Pencahayaan menjadi kekuatan desain pada apartemen yang terinspirasi dari gaya Jepang ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI PROPERTI SUMARTONO TAN

Lebih terperinci

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa

Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa G272 Desain Interior Hotel Alila dengan Langgam Modern Luxury Nuansa Budaya Jawa Timotius Disa dan R. Adi Wardoyo Departemen Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Lebih terperinci

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5 BAB V KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Konsep perancangan mengacu pada karakteristik arsitektur organik, yaitu 1. Bukan meniru bentuk dari alam tapi mengembangkan prinsip yang ada di alam Mengembangkan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. kendaraan dan manusia akan direncanakan seperti pada gambar dibawah ini. BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pintu Masuk Kendaraan dan Manusia Dari analisa yang telah dibahas pada bab sebelumnya pintu masuk kendaraan dan manusia akan

Lebih terperinci

Bab IV. Konsep Perancangan

Bab IV. Konsep Perancangan Bab IV Konsep Perancangan 4.1 Konsep Perancangan Konsep perancangan pada proyek ini didasari oleh tinjauan data mengenai sifat dan karakteristik pasien, dimana beberapa dari pasien dewasa maupun anak-anak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN A. Konsep Makro Konsep makro merupakan konsep dasar perancangan bangunan secara makro yang bertujuan untuk menentukan garis besar hotel bandara yang akan dirancang. Konsep makro

Lebih terperinci

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan

BAB 6 HASIL RANCANGAN. Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan. bab sebelumnya didasarkan pada sebuah tema arsitektur organik yang menerapkan BAB 6 HASIL RANCANGAN 6.1 Perubahan Konsep Tapak pada Hasil Rancangan 6.1.1 Bentuk Tata Massa Konsep perancangan pada redesain kawasan wisata Gua Lowo pada uraian bab sebelumnya didasarkan pada sebuah

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S

SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS. Disusun Oleh: Ignatius Christianto S SAINS ARSITEKTUR II BANGUNAN ARSITEKTUR RAMAH LINGKUNGAN MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS Disusun Oleh: Ignatius Christianto S 0951010043 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAANN

Lebih terperinci

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1

Bayanaka Canggu. tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Bayanaka Canggu tentang sebuah rumah peristirahatan di Bali, 2007 oleh: Fransiska Prihadi 1 Sebuah harmoni dalam karya arsitektur tercipta ketika seluruh unsur dalam bangunan termasuk konsep arsitektur,

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. OBSERVASI 1. Stasiun Gambir Jakarta Pusat Merupakan Stasiun yang terbesar di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, Indonesia dan terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Dibangun pada dasawarsa

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan,

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL. di kota Bandung mulai dari pemerintahan pusat daerah, pendidikan, BAB IV KONSEP PERANCANGAN BANDUNG CITY HOTEL 4.1. Fungsi Perancangan Perkembangan kota Bandung yang sangat pesat karena mudahnya sarana transportasi baik darat maupun udara yang dapat ditempuh menuju kota

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan

BAB IV KONSEP PERANCANGAN. Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. TUJUAN PERANCANGAN Tujuan dari perancangan Pusat Gerontologi di Jawa Barat merupakan sebuah fasilitas kesehatan berupa hunian bagi kaum lansia agar dapat terlihat lebih nyaman

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 2.1. Sejarah Perusahaan Chantiqa Handycraft merupakan suatu jenis usaha kerajinan yang memanfaatkan limbah dari tanaman kelapa sawit yang selanjutnya diolah menjadi barang

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Konsep Perancangan Didalam sebuah perancangan interior, fasilitas sangat menunjang dalam aktifitas yang dilakukan di dalamnya. Fasilitas merupakan hal penting dalam mendesain

Lebih terperinci

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III

KONSEP DESAIN Konsep Organisasi Ruang Organisasi Ruang BAB III BAB III KONSEP DESAIN Sebagaimana fungsinya sebagai Museum Budaya Propinsi Jawa Barat, museum ini mewakili kebudayaan Jawa Barat, sehingga tema yang diangkat adalah Kesederhanaan Jawa Barat dengan mengadaptasi

Lebih terperinci

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru.

BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dengan lingkungannya yang baru. BAB 5 KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Dasar Perencanaan dan Perancangan Beberapa hal yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Asrama Mahasiwa Bina Nusantara: a. Mahasiswa yang berasal dari

Lebih terperinci

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan

BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN. 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan BAB III RUMAH ADAT BETAWI SETU BABAKAN 3.1 Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Gambar 3.1 Gerbang Masuk Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan adalah sebuah perkampungan budaya yang dibangun untuk

Lebih terperinci

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN

BAB IV. KONSEP PERANCANGAN BAB IV. KONSEP PERANCANGAN IV. 1 Konsep Citra Pada Ayu Balinese Beauty & Spa ini memilih untuk memberikan kesan citra seperti pada tabel dibawah ini. Bagan 4. 1 Konsep Citra IV. 2 Latar Belakang Pemilihan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 5.1 Konsep Makro 5.1.1 Site terpilih Gambar 5.1 Site terpilih Sumber : analisis penulis Site terpilih sangat strategis dengan lingkungan kampus/ perguruan tinggi

Lebih terperinci

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida

Rumah Sehat. edited by Ratna Farida Rumah Sehat edited by Ratna Farida Rumah Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada. * Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya

Lebih terperinci

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( )

SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS. Di susun oleh : ROMI RIZALI ( ) SAINS ARSITEKTUR II GRAHA WONOKOYO SEBAGAI BANGUNAN BERWAWASAN LINGKUNGAN DI IKLIM TROPIS Di susun oleh : ROMI RIZALI (0951010018) Dosen Pembimbing : HERU SUBIYANTORO ST. MT. UPN VETERAN JAWA TIMUR FAKULTAS

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR

Dasar-Dasar Rumah Sehat KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Guna menunjang program pemerintah dalam penyediaan infrastruktur perdesaan, Puslitbang Perumahan dan Permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya BAB V KONSEP PERANCANGAN 5.1. Gaya dan Tema Perancangan Gaya dari perancangan interior Museum permainan tradisional Jakarta ini mengarah pada gaya modern etnik. Pemilihan gaya modern etnik berdasarkan

Lebih terperinci

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya

BAB VI HASIL RANCANGAN. terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya 165 BAB VI HASIL RANCANGAN 6.1. Dasar Rancangan Hasil perancangan diambil dari dasar penggambaran konsep dan analisa yang terdapat pada Bab IV dan Bab V yaitu, manusia sebagai pelaku, Stadion Raya sebagai

Lebih terperinci

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut:

BABV ADAPTIVE RE-USE. Upaya yang akan dilakukan untuk perencanaan perubahan fungsi bangunan Omah Dhuwur Gallery adalah sebagai berikut: BABV ADAPTIVE RE-USE Dengan melihat kondisi eksisting Omah Dhuwur Gallery pada Bab III dan analisa program pada Bab IV, maka pembahasan-pembahasan tersebut di atas digunakan sebagai dasar pertimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perancangan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perancangan Di berbagai bidang, suatu penelitian yang berkaitan dengan suatu rancangan produk atau proses, kualitas menjadi hal yang sangat diperhitungkan. Kualitas

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Fasilitas Fisik 1) Sekat Pemisah Saat ini belum terdapat sekat pemisah yang berfungsi sebagai pembatas antara 1 komputer dengan komputer yang lainnya pada Warnet

Lebih terperinci

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan DKI Jakarta yang terkenal dengan kota yang tidak pernah berhenti beraktifitas menyebabkan meningkatnya tingkat stress penduduknya. Oleh karena itu, dibutuhkan

Lebih terperinci

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN

SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN SOLUSI VENTILASI VERTIKAL DALAM MENDUKUNG KENYAMANAN TERMAL PADA RUMAH DI PERKOTAAN Ronim Azizah, Qomarun Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. A. Yani Tromol

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN BAB 4 KONSEP PERANCANGAN 4.1 Tema Interior Konsep desain pada perancangan fasilitas Pusat Pengembangan Kreativitas Anak ini menggunakan pendekatan terhadap konsep fungsi dan citra. Fasilitas ini mengambil

Lebih terperinci

PERANCANGAN RUANG DALAM

PERANCANGAN RUANG DALAM UNIVERSITAS UDAYANA JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK PERANCANGAN RUANG DALAM Ulasan Teori dan Konsep Perancangan Ruang Dalam Metode Studi Literatur Mahasiswa; ARFIEL ZAQTA SURYA 131925105 Teori dan konsep

Lebih terperinci

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN BAB V KONSEP PERANCANGAN DAN PERENCANAAN 6.1 Konsep Umum Perancangan Menjawab permasalahan depresi yang dialami oleh penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Wirogunan Yogyakarta yang terjadi karena berbagai

Lebih terperinci

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO

MATA DIAFRAGMA VISUALISASI DENAH DENAH STUDIO DENAH merupakan bagian yang paling sensitif dari sebuah bangunan karena sangat berpengaruh terhadap sirkulasi didalamnya, yang bersinggungan langsung dengan tata telat furnitur dan desain interior, pemilihan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KHUSUS

BAB III TINJAUAN KHUSUS BAB III TINJAUAN KHUSUS 3.1. Pengertian Tema 3.1.1. Green Architecture (Arsitektur Hijau) Banyak orang memiliki pemahaman berbeda-beda tentang Green Architecture, ada yang beranggapan besaran volume bangunan

Lebih terperinci

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

BAB VI KONSEP PERANCANGAN BAB VI KONSEP PERANCANGAN 6.1. Konsep Multifungsionalitas Arsitektur Kesadaran bahwa perancangan youth center ini mempunyai fungsi yang lebih luas daripada sekedar wadah aktivitas pemuda, maka dipilihlah

Lebih terperinci

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM

BAB 3 SRIWIJAYA ARCHAEOLOGY MUSEUM BAB 3 PENYELESAIAN PERSOALAN PERANCANGAN Pada bab kali ini akan membahas penyelesaian persoalan perancangan dari hasil kajian yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Kajian yang telah dielaborasikan menjadi

Lebih terperinci

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki BAB V KONSEP 5.1 Konsep Perancangan Tapak 5.1.1 Pencapaian Pejalan Kaki Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki Sisi timur dan selatan tapak terdapat jalan utama dan sekunder, untuk memudahkan

Lebih terperinci

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi

hunian lama, BERNYAWA BARU Fotografer Lindung Soemarhadi 1 2 hunian lama, BERNYAWA BARU Penulis Qisthi Jihan Fotografer Lindung Soemarhadi Di tengah maraknya pembangunan rumah modern, seperti cluster atau apartemen, pemilik rumah ini malah memutuskan untuk memilih

Lebih terperinci

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN

BAGIAN DESKRIPSI HASIL RANCANGAN a. Property Size Bangunan Karst Research Center memiliki property size sebagaimana tertulis pada tabel 5.1 di bawah ini. Tabel 5.1 Property Size Karst Research Center Semi- Basement Ground Floor 1st Floor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas

BAB IV ANALISIS. Diagram 6 : skema hubungan fasilitas BAB IV ANALISIS IV.1 Analisis Bangunan IV.1.1 Organisasi Ruang Berdasarkan hasil studi banding, wawancara, dan studi persyaratan ruang dan karakteristik kegiatan di dalamnya, hubungan fasilitas dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA

BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA BAB III KONSEP PERANCANGAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN KEBUDAYAAN RUSIA 3.1 Tema dan Penggayaan Pusat Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Rusia merupakan sebuah sarana yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN

BAB III STUDI LAPANGAN BAB III STUDI LAPANGAN A. 2MADISON KEMANG 2madison.com didirikan oleh PT Madison Mahacipta, yang berbasis di lokasi berkembang dari Jakarta yaitu Kemang, Jakarta Selatan. Setelah Amortisasi PT Madison

Lebih terperinci

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini.

Cozy Urban Loft SEBIDANG DINDING ABU- Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. APARTEMEN LU: 140 m² Cozy Urban Loft Tekstur alami kayu dipadu dengan semen menghasilkan suasana nyaman dalam sentuhan modern di hunian ini. TEKS FRANSISCA WUNGU PRASASTI FOTO ADELINE KRISANTI DESAIN INTERIOR

Lebih terperinci

Setiap orang pasti mempunyai gagasan

Setiap orang pasti mempunyai gagasan YOUR HOME PALM HOUSE VILLA: YOUR HOME LARGE CONTEMPORARY HOUSE FOTOGRAFER ARNO SANTOSA TEKS LUCKY Setiap orang pasti mempunyai gagasan tentang bagaimana mereka ingin menikmati hidupnya. Seperti juga, bagaimana

Lebih terperinci

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4

BAB III STUDI LAPANGAN. Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 BAB III STUDI LAPANGAN III. III. A. OBSERVASI A.1. Syariah Hotel Lor In Solo Syariah Hotel Lor In Solo adalah sebuah Hotel syariah berbintang 4 terbesar di kota Solo. Hotel yang memiliki luasan yang tidak

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan 73 BAB IV KONSEP DESAIN IV.1 Konsep Ruang (Citra Ruang) Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan dengan bergaya futurisctic. Konsep fun ini diartikan sebagai sesuatu

Lebih terperinci

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern

Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern JURNAL SAINS DAN SENI ITS Vol. 6, No.1, (2017) 2337-3520 (2301-928X Print) F-17 Desain Interior Kantor PT. Insastama dengan Konsep Industrial Modern Nikita Bunga Pratiwi, Budiono, dan Mahendra Wardhana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perpustakaan adalah sebuah ruang yang di dalamnya terdapat sumber informasi dan pengetahuan. Sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang berada di perpustakaan

Lebih terperinci

BAB III KAJIAN LAPANGAN

BAB III KAJIAN LAPANGAN BAB III KAJIAN LAPANGAN A. Ieke Coffe and Gelato (survei café es krim) 1. Lokasi: Jl. Yos Sudarso No. 197 Solo. Merupakan jalan utama ke arah Solo Baru. Letaknya di pinggir jalan. 2. Aktivitas a. Pengunjung:

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN LAPANGAN

BAB III TINJAUAN LAPANGAN BAB III TINJAUAN LAPANGAN A. TINJAUAN UMUM Gambar 3.3 peta lokasi (sumber gambar : google map) Surakarta adalah kota karisidenan yang sedang berkembang baik dari segi perekonomian, perdagangan, maupun

Lebih terperinci

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang

BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN. memproduksi, memamerkan dan mengadakan kegiatan atau pelayanan yang BAB VI PENERAPAN KONSEP PADA RANCANGAN 6.1 Dasar Perancangan Kabupaten Pamekasan paling berpotensi untuk membangun sentra batik di Madura. Sentra batik di pamekasan ini merupakan kawasan yang berfungsi

Lebih terperinci