1. Pendahuluan Sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah secara mandiri wajib untuk memaksimalkan potensi masing-masing.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "1. Pendahuluan Sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah secara mandiri wajib untuk memaksimalkan potensi masing-masing."

Transkripsi

1 1. Pendahuluan Sejak diberlakukannya otonomi daerah, setiap daerah secara mandiri wajib untuk memaksimalkan potensi masing-masing. Pertanian merupakan sektor andalan dalam pembangunan wilayah di Kabupaten Boyolali, kondisi alam dan potensi pendukung lainnya memberi peluang bagi pengembangan pertanian. Potensi pertanian pertanian Boyolali meliputi tanaman pangan, palawija dan holtikultura. Untuk mencapai hasil pertanian yang optimal maka diperlukan program pembangunan yang tertata dengan baik agar lahan tetap produktif dan tidak mengalami kerusakan akibat penggunaan yang berlebihan. Zona agroekologi (ZAE) merupakan salah satu cara dalam menata penggunaan lahan melalui pengelompokan wilayah berdasarkan kesamaan sifat dan kondisi wilayah. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah. Pengelompokan bertujuan untuk menetapkan area pertanaman dan komoditas potensial, berskala ekonomi, dan tertata dengan baik agar diperoleh sistem usaha tani yang berkelanjutan [1]. Logika fuzzy merupakan logika yang mampu mengatasi ketidakpastian dalam menentukkan zona agroekologi di suatu wilayah. Logika fuzzy merupakan pengembangan dari logika boolean atau klasik, dimana logika boolean menyatakan bahwa segala hal diekspresikan dalam istilah, sedangkan logika fuzzy menyatakan segala hal diekspresikan dalam istilah derajat keanggotaan [2]. Dengan penerapan Sistem Informasi Geografis (SIG), informasi ZAE dapat ditampilkan dalam bentuk peta berbasis web sehingga mempermudah masyarakat umum untuk melihat dan memahami informasi mengenai ZAE. Penelitian yang dilakukan oleh Sri Yulianto (2012) telah menghasilkan SIG yang dapat menampilkan hasil perhitungan ZAE namun keterbatasan fungsi dan feature yang dimiliki mengakibatkan sistem yang dihasilkan masih sederhana dan kurang interaktif. Berdasarkan latar belakang yang ada maka perlu dirancang SIG baru memiliki kualitas yang lebih baik dari sistem sebelumnya. Pemakaian framework menjadi salah satu solusi untuk menambah fungsi pada sebuah SIG. Salah satu framework SIG yang tersedia yaitu framework Pmapper, Pmapper merupakan suatu framework yang menawarkan fungsi luas dan berbagai konfigurasi untuk memfasilitasi setup dari aplikasi MapServer berbasis PHP / MapScript [7]. Penambahan fungsi yang belum ada dari penelitian sebelumnya antara lain fungsi print untuk mencetak, fungsi zoom in dan zoom out dan fungsi query (identify, select, search). Sistem informasi geografis ZAE Kabupaten Boyolali dikembangkan dalam lingkungan sistem operasi windows menggunakan framework Pmapper. Pengguna dalam sistem ini yaitu Admin yang mengelola sistem dan User yang dapat melihat informasi yang disajikan sistem. Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebuah SIG yang mampu menampilkan informasi berupa peta persebaran ZAE Kabupaten Boyolali berbasis web secara dinamis.

2 2. Kajian Pustaka Sebuah penelitian yang berjudul Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial menuliskan dalam bidang pertanian terdapat hubungan yang erat antara faktor klimatologis, bentuk kewilayahan, dan tanah. Pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama, dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak ada perbedaan secara nyata, disebut sebagai Agroekologi. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah. Tujuan yang hendak dicapai pada penetapan zona agroekologi (ZAE) adalah untuk menetapkan komoditas potensial berskala ekonomi agar sistem usaha tani dapat berkelanjutan [3]. Penerapan logika fuzzy juga sudah banyak dalam menentukan suatu keputusan dengan memperhatikan data-data yang ada. Dalam jurnal lain yang berjudul The Agroecological Zone using Fuzzy Logic for Land Suitability and Regional Sustainable Food Insecurity in Boyolali, Central of Java Indonesia. Dinyatakan bahwa logika fuzzy dipilih karena cukup banyak data karakteristik lahan yang nilainya mengandung ketidakpastian. Konsep Fuzzy Inference Systems (FIS) memungkinkan untuk menetapkan kesesuaian lahan yang akan digunakan oleh jenis tertentu dari tanaman, faktor penghambat dan saran manajerial yang dapat diterapkan untuk mengatasi adanya faktor penghambat, dan juga lokasi yang tepat untuk jenis tanaman tertentu [4]. Perbedaan yang terdapat pada penelitian ini yaitu penggunaan framework Pmapper untuk menjawab kelemahan pada penelitian sebelumnya. Penelitian kali ini dapat menampilkan hasil pencarian lokasi ZAE berdasarkan nama desa dan kecamatan,sistem juga dapat mencetak melakukan proses zoom in dan zoom out serta mencetak peta dalam format PDF dan PNG. Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah. Sistem pertanian berkelanjutan akan terwujud apabila lahan digunakan untuk sistem pertanian yang tepat dengan cara pengelolaan yang sesuai. Apabila lahan tidak gunakan dengan tepat, produktivitas akan cepat menurun dan ekosistem menjadi terancam kerusakan. Penggunaan lahan yang tepat selain menjamin bahwa lahan dan alam ini memberikan manfaat untuk pemakai pada masa kini, juga menjamin bahwa sumberdaya alam ini bermanfaat untuk generasi penerus di masa mendatang [1]. Dengan mempertimbangkan keadaan agroekologi, penggunaan lahan berupa sistem produksi dan pilihan-pilihan tanaman yang tepat dapat ditentukan. Metode penyusunan Zona Agroekologi (ZAE) dilakukan melalui penggabungan antara karakteristik fisiografi lahan (kelerengan, drainase, tinggi tempat) dan iklim (curah hujan dan suhu). Data karakteristik fisiografi lahan dan iklim diperoleh melalui pengolahan peta kontur, peta ketinggian tempat, dan data curah hujan menjadi peta digital kemiringan, kelembaban, rejim suhu, dan drainase. Peta-peta digital yang telah dihasilkan tersebut ditumpang-susunkan sehingga diperoleh

3 Zona Agroekologi (ZAE) sebagai satuan pemetaan. Tahap-tahap dalam menentukan Zona Agroekologi (ZAE) adalah : [11]. Pengelompokan zona utama, yang didasarkan pada peta digital kemiringan lereng. Wilayah dikelompokkan dalam empat zona berdasarkan kemiringan lereng, yaitu a) Zona satu : Kemiringan < 8%, dengan fisiografi datar hingga agak datar; b) Zona dua : Kemiringan 8-15%, dengan fisiografi berombak dan lereng agak curam; c) Zona tiga : Kemiringan 15-40%, dengan fisiografi berbukit dan lereng curam; d) Zona empat : Kemiringan > 40%, dengan fisiografi bergunung dan lereng sangat curam. Pengelompokan atas dasar rejim suhu udara maka wilayah terbagi menjadi tiga kelompok yaitu a).panas (simbol A) yaitu daerah pada ketinggian 500 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan > 26 C; b).sejuk (simbol B) yaitu daerah pada ketinggian mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan 26 C- 23 C; c).dingin (simbol C) yaitu daerah pada ketinggian >1000 mdpl atau memiliki rataan suhu udara tahunan < 23 C. Pengelompokan sub zona rejim kelembaban, dibedakan berdasarkan jumlah bulan kering (curah hujan<60 mm) dalam satu tahun atau didasarkan pada besarnya curah hujan. Sedangkan rejim suhu didasarkan pada ketinggian tempat dari permukaan laut yang mengikuti proses lapse rate adiabatic. Berdasarkan data rejim kelembaban yang didasarkan pada data bulan kering atau curah hujan, maka wilayah dibagi menjadi tiga kelompok yaitu a) Kering (X) yaitu jika bulan kering>7 bulan dalam satu tahun atau curah hujan tahunan <1500 mm; b).lembab(y) yaitu jika bulan kering antara empat sampai tujuh bulan dalam setahun atau curah hujan tahunan antara mm; c).basah (Z) yaitu bulan kering < 3 bulan dalam setahun atau curah hujan tahunan >3000 mm. Sistem Informasi Geografis (SIG) atau Geographic Information System (GIS) merupakan suatu sistem berbasis komputer yang digunakan untuk menyimpan dan memanipulasi informasi-informasi geografis. SIG dirancang untuk mengumpulkan, menyimpan, dan menganalisis objek-objek dan fenomenafenomena dimana lokasi geografis merupakan karakteristik yang penting atau kritis untuk dianalisis. Dengan demikian SIG merupakan sistem komputer yang memiliki empat kemampuan berikut dalam menangani data yang bereferensi geografis : (a) masukan, (b) keluaran, (c) manajemen data (penyimpanan dan pemanggilan data), (d) analisis dan manipulasi data. Hasil akhir (output) dapat dimanfaatkanuntuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan pengelolaan hal-hal yang berhubungan dengan geografi seperti penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya [5]. MapServer adalah sebuah lingkungan pengembangan bersifat open source untuk pengembangan aplikasi internet yang memungkinkan pengolahan data spasial atau peta digital. Bisa dijalankan sebagai sebuah program CGI atau melalui Mapscript yang mendukung beberapa bahasa pemrograman. Map Server bekerja secara berdampingan dengan aplikasi web server. Web Server menerima request peta melalui MapServer. MapServer mengenerate request terhadap peta dan mengirimkannya ke web server. Mapserver menghasilkan keluaran berupa file graphic berdasarkan masukan yang diberikan oleh user. Komponen kuncinya

4 adalah MapServer executable yang terdiri dari CGI program, file peta, sumber data dan output gambar [12]. Framework adalah sekumpulan library yang diorganisasikan pada sebuah rancangan arsitektur untuk memberikan kecepatan, ketepatan, kemudahan, dan konsistensi di dalam pengembangan aplikasi atau pemecahan suatu masalah.[8] Beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan framework adalah: 1) Penggunaan komponen-komponen reusable, waktu pengembangan lebih singkat, penerapan design patterns memudahkan dalam rancangan, pengembangan, dan pemeliharaan sistem. 2) Stability dan reliability. Aplikasi yang dibangun lebih stabil dan handal karena berbasis pada framework yang sudah teruji stabilitas dan kehandalannya. 3) Coding style yang konsisten memudahkan dalam membaca kode dan dalam menemukan bugs. 4) Security concern. Framework mengantisipasi dan memasang perisai terhadap adanya berbagai masalah keamanan yang mungkin timbul. 5) Dokumentasi. Framework dapat mendisiplinkan pengembang aplikasi untuk menulis dokumentasi yang harus dituliskan. Pmapper merupakan suatu framework yang menawarkan fungsi luas dan berbagai konfigurasi untuk memfasilitasi setup dari aplikasi MapServer berbasis PHP / MapScript. Fungsi yang terdapat di Pmapper antara lain: - DHTML(DOM) zoom/pan, didukung browser: Mozilla/Firefox 1.+/Netscape 6.1+, IE 5/6, Opera 6.+, Konqueror Pan/zoom dengan mouse, keyboard, slider, dan reference map. - Fungsi query (identify, select, search). - Hasil query ditampilkan dengan menggabungkan basis data dan hyperlinks. - Fungsi print dalam format HTML dan PDF. - Konfigurasi pada beberapa fungsi, tingkah laku dan tampilan menggunakan INI file. - Berbagai macam model untuk tampilan legenda dan tabel. - Penggunaan banyak bahasa interface (yaitu: English, German, Italian, French, Swedish). Aplikasi Pmapper ini telah diuji pada pada MapServer versi 4.0 sampai 4.8 dengan sistem operasi Windows, Linux, dan MAC OS X. Aplikasi ini mendukung format data raster dan vektor. Format data vektor adalah shapefile dan data raster adalah JPEG, TIFF, dan ECW [7]. Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy, yang secara tidak langsung mengisyaratkan bahwa tidak hanya teori probabilitas saja yang dapat digunakan mempresentasikan masalah ketidakpastian.namun demikian,teori himpunan fuzzy bukanlah pengganti dari teori probabilitas. Pada teori himpunan fuzzy, komponen utama yang sangat berpengaruh adalah fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan merepresentasikan derajat kedekatan suatu objek terhadap atribut tertentu, sedangkan pada teori probabilitas lebih pada penggunaan frekuensi relatif. Proses dalam logika fuzzy dapat dilihat pada Gambar 1. Input fuzzy adalah berupa bilangan crisp (bilangan tegas) yang dinyatakan dalam himpunan input. Fuzzifier merupakan proses untuk mengubah bilangan crisp menjadi nilai keanggotaan dalam himpunan fuzzy. Fuzzy inference system merupakan bagian pengambilan kesimpulan (reasoning) dan

5 keputusan.knowledge/ rule base berisi aturan-aturan yang biasanya dinyatakan dengan perintah IF THEN. Defuzzifier merupakan proses untuk merubah nilai output fuzzy menjadi nilai crisp. Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya.salah satu cara yang dapat digunakan untuk mendapatkan nilai keanggotaan adalah dengan melalui pendekatan fungsi [4]. Gambar 1 Skema Dasar Fuzzy Logic [2] Konsep logika fuzzy adalah pengelompokan sesuatu berdasarkan pada variabel yang dinyatakan dalam bentuk fungsi keanggotaan. Fungsi keanggotaan (membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai keanggotaannya [2]. Pada penelitian ini menggunakan representasi kurva Linier dan Segitiga dalam penyusunan fungsi keanggotaan sebagaimana pada persamaan (1) dan persamaan (2). (1) (2) Metode defuzzifikasi menggunakan komposisi aturan Mamdani MOM (Mean of Maximum) yaitu mengambil nilai rata-rata domain fuzzy yang memiliki nilai keanggotaan maksimum [2]. 3. Metode dan Perancangan Sistem Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan, diselesaikan melalui tahapan penelitian yang terbagi dalam empat tahapan, yaitu: 1) Analisis permasalahan, pengumpulan literatur, dan perumusan masalah; 2) Perancangan sistem; 3) Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian; dan 4) Penulisan laporan hasil penelitian. Tahapan penelitian tersebut dapat dilihat pada gambar 2.

6 AnalisisPermasalahan, Pengumpulan Literatur, dan Perumusan Masalah Perancangan Sistem meliputi Metode Perancangan Sistem (Metode Prototype), Model Perancangan Sistem (UML), Perancangan Antarmuka Implementasi dan Pengujian Sistem, serta Analisis 6. Hasil Pengujian Penulisan Laporan Hasil Penelitian Gambar 2. Tahapan Penelitian [10] Tahapan penelitian pada gambar 2, dapat dijelaskan sebagai berikut. Tahap pertama: analisis permasalahan, pengumpulan literatur, dan perumusan masalah. Pada tahap ini dilakukan penetapan permasalahan yaitu pernyataan yang bersifat umum terhadap permasalahan yang akan diamati. Misalnya bagaimana membangun SIG berbasis web yang dinamis menggunakan bantuan framework Pmapper. Langkah selanjutnya pada tahap ini yaitu melakukan pencarian dan pengumpulan literatur yang terkait dengan permasalahan baik berupa buku, artikel, majalah, jurnal, dan situs internet. Bahan dan data yang didapatkan dari literatur tersebut dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan penelitian untuk mengatasi permasalahan yang terkait. Langkah selanjutnya pada tahap ini yaitu perumusan masalah, yaitu menguraikan permasalahan beserta solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan tersebut. Tahap kedua: perancangan sistem yang meliputi metode perancangan sistem menggunakan metode prototype. Model perancangan sistem menggunakan diagram Unified Modelling Language (UML) misalnya perancangan use case diagram, activity diagram, sequence diagram, dan class diagram.perancangan antarmuka yaitu merancang tampilan antarmuka dari sistem yang berfungsi sebagai penghubung interaksi antara pengguna dengan sistem. Tahap ketiga: implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil pengujian, yaitu mengimplementasikan aplikasi yang sudah dibuat kemudian dilakukan pengujian alfa dan beta. Pada pengujian alfa dilakukan analisis apakah aplikasi SIG yang telah dibuat sudah sesuai dengan yang diharapkan atau tidak, jika belum sesuai maka akan dilakukan perbaikan. Sedangkan pada pengujian beta dilakukan analisis apakah aplikasi SIG dapat menyelesaikan permasalahan atau tidak. Tahap keempat, penulisan laporan hasil penelitian, yaitu mendokumentasikan proses penelitian yang sudah dilakukan dari tahap awal hingga akhir ke dalam tulisan, yang nantinya akan menjadi laporan hasil penelitian.

7 Perancangan Sistem Sistem aplikasi dirancang dengan menggunakan UML (Unified Modelling Language). Use case diagram mendeskripsikan rangkaian kegiatan yang dijalankan oleh aplikasi dan menggambarkan hubungan antara masing-masing aktor dengan setiap proses yang digambarkan melalui setiap use case. Setiap use case menggambarkan sebuah proses yang terdapat dalam sistem yang akan dikembangkan. Use case diagram pada penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3... Lihat Informasi Pembagian Wilayah Kab. Boyolali Lihat Informasi Ketinggian Kab. Boyolali User Lihat Informasi Kelerengan Kab. Boyolali Admin Lihat Informasi Curah Hujan Kab. Boyolali <<include>> Lihat Hasil Zona Agroekologi Kab. Boyolali Edit Data Kelerengan, Ketinggian, dan Curah Hujan Login Gambar 3. Use Case Diagram Admin dapat melakukan semua fungsi dalam sistem seperti melakukan login, meng-edit data, melihat informasi, dan mengakses peta interaktif, sedangkan User hanya dapat menjalankan fungsi, melihat informasi dan mengakses peta interaktif. Activity diagram merupakan penggambaran alur aktivitas dalam sistem yang sedang dirancang, bagaimana aktivitas dimulai, kegiatan yang mungkin terjadi dan bagaimana aktivitas berakhir. Gambar 4 menggambarkan activity diagram untuk admin. Admin memiliki fungsi untuk mengubah database, sedangkan Gambar 5 menggambarkan activity untuk user. User hanya bisa mengakses menu informasi untuk melihat informasi pembagian wilayah, ketinggian, kelerengan, curah hujan, dan menu zona agroekologi.

8 Admin Sistem START Input username & password Login Invalid Cek Login Valid Edit Database Logout END Gambar 4. Activity Diagram untuk Admin User Sistem START Lihat Informasi Pembagian Wilayah Lihat Informasi Ketinggian Pilih Menu Informasi Lihat Informasi Kelerengan Lihat Informasi Curah Hujan Pilih Menu Zona Agroekologi Lihat Hasil Zona Agroekologi END Gambar 5. Activity Diagram untuk User Sequence diagram berfungsi untuk mendeskripsikan interaksi antara setiap komponen baik di dalam maupun disekitar sistem dalam bentuk pesan yang digambarkan terhadap waktu. Sequence diagram juga mendeskripsikan alur yang dilakukan sebagai respon dari sebuah input untuk menghasilkan suatu output tertentu. Sequence diagram untuk admin dan user dapat dilihat pada gambar 6 dan gambar 7.

9 : Admin : Form Edit Database : Fuzzy Machine : database Pilih Desa Ambil Data Kelerengan, Ketinggian, CH Tampilkan Data Edit Data di Form Insert Data ke Fuzzy Machine HItung Derajat Keangotaan Operasi Zadeh Insert Data ke Database Gambar 6. Sequence Diagram untuk Admin Penjelasan sequence diagram untuk admin adalah sebagai berikut - Pertama kali admin akan memilih desa yang akan diubah datanya - Sistem akan menampilkan data kelerengan, ketinggian, dan curah hujan di dalam form berdasarkan desa yang dipilih. - Admin melakukan edit data(kelerengan, ketinggian, curah hujan) dalam form. - Selanjutnya admin menekan tombol edit, data tersebut kemudian dihitung pada kelas FuzzyMachine. Di dalam kelas tersebut terjadi proses perhitungan seperti menghitung derajat keanggotaan, dan menghitung hasil menggunakan operator Zadeh. - Hasil perhitungan dengan logika fuzzy (kode ZAE) dan data lainnya (kelerengan, ketinggian, curah hujan) kemudian dimasukkan di database postgresql. : User : Peta Interaktif ZAE : Data Spasial Kab. Boyolali : database Tampilkan Peta Memilih Wilayah Select Data ZAE Berdasarkan Wilayah Tampilkan Informasi ZAE Wilayah Gambar 7. Sequence Diagram untuk User Penjelasan sequence diagram untuk user adalah sebagai berikut - Data Spasial ditampilkan dalam bentuk peta interaktif. - User memilih wilayah desa yang ingin diketahui Zona Agroekologinya.

10 - Kemudian dilakukan pengambilan data ZAE dari database berdasarkan wilayah - Terakhir, Informasi ZAE ditampilkan kepada user. Sequence diagram untuk lihat informasi pembagian wilayah, kelerengan, ketinggian, dan curah hujan pada dasarnya sama dengan sequence diagram lihat informasi ZAE, perbedaan hanya terletak pada nama peta interaktif Class diagram menggambarkan struktur obyek, deskripsi obyek, class, package, dan relasi satu sama lain. Class diagram media pembelajaran organ tubuh manusia dapat dilihat pada gambar 8. Admin nama username password edit() kelerengan id desa kuas keliling kecamatan kelerengan edit() 1..* 1 1..* 1 zae id desa luas keliling kecamatan kelerengan ketinggian total curah hujan zae_1 zae_2 edit() tanah id entity layer ph tekstur 1 1..* drainase id desa luas keliling kecamatan drainase 1 total_hujan id area total_curah_hujan edit() 1 ketinggian id desa luas keliling kecamatan ketinggian suhu edit() edit() edit() Gambar 8. Class Diagram Algoritma yang digunakan dalam sistem ini adalah logika fuzzy. Logika fuzzy digunakan untuk menentukan zona agroekologi dari suatu wilayah desa di Kabupaten Boyolali. Indikator atau komponen yang digunakan adalah kelerengan atau kemiringan lahan, ketinggian tempat, dan curah hujan. Fungsi keanggotaan fisiografi lahan. Domain himpunan fuzzy yang terdiri dari fisiografi datar (<8%); fisiografi agak curam (8%-15%); fisiografi Curam (15%-40%); fisiografi sangat curam (>80%). Sedangkan kurva untuk fungsi keanggotaan fisiografi lahan ditunjukkan pada Gambar 9. Gambar 9 Kurva Fungsi Keanggotaan Fisiografi Lahan Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan datar ditunjukkan pada Persamaan (3). (3)

11 Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan agak curam ditunjukkan pada persamaan (4). (4) Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan curam ditunjukkan pada persamaan (5). (5) Fungsi keanggotaan untuk fisiografi lahan sangat curam ditunjukkan pada persamaan (6). (6) Fungsi keanggotaan ketinggian tempat. Domain himpunan fuzzy terdiri dari suhu panas (<500 mdpl); suhu sejuk (500 mdpl-1000 mdpl) dan suhu dingin (> 1000 mdpl). Kurva untuk fungsi keanggotaan ketinggian tempat ditunjukkan pada Gambar 10. Gambar 10 Kurva Fungsi Keanggotaan Ketinggian Tempat Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu panas ditunjukkan pada persamaan (7). (7) Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu sejuk ditunjukkan pada persamaan (8). (8) Fungsi keanggotaan untuk ketinggian tempat dengan suhu dingin ditunjukkan pada persamaan (9). (9)

12 Fungsi keanggotaan curah hujan. Domain himpunan fuzzy terdiri dari kelembaban kering (<1500 mm); kelembaban lembab (1500 mm-3000 mm); kelembaban basah (>3000 mm). Kurva untuk fungsi keanggotaan curah hujan ditunjukkan pada Gambar 11. Gambar 11 Kurva Fungsi Keanggotaan Curah Hujan Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban kering ditunjukkan pada persamaan (10). (10) Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban lembab ditunjukkan pada persamaan (11). (11) Fungsi keanggotaan untuk curah hujan dengan kelembaban basah ditunjukkan pada persamaan (12). 4. Hasil dan Pembahasan Implementasi Logika Fuzzy Bagian ini menjelaskan penerapan logika fuzzy untuk menentukan zona agroekologi. Penerapan logika fuzzy diproses pada fungsi untuk menghitung derajat keanggotaan dalam Sistem Zona Agroekologi Kabupaten Boyolali adalah dengan mengambil nilai kelerengan, ketinggian, dan curah hujan dari database kemudian nilai tersebut diproses pada fungsi untuk menghitung derajat keanggotaan. Kode program ditunjukkan pada kode program 1. (12) Kode Program 1. Kode Program Untuk Menentukan Derajat Keanggotaan 1 function Datar($n) 2 { 3 if($n<=4.5) 4 { 5 return 1; 6 }

13 7 else if(($n>=4.5)&&($n<=11.5)) 8 { 9 return (11.5-$n)/7; 10 } 11 else 12 { 13 return 0; 14 } } function Agakcuram($n) 19 { 20 if($n<=8 $n>=15) 21 { 22 return 0; 23 } 24 else if($n>=8 && $n<=11.5) 25 { 26 return ($n-8)/3.5; 27 } 28 else if($n>=11.5 && $n<=18.5) 29 { 30 return (15-$n)/3.5; 31 } 32 } Kode prorgram menujukkan salah satu function untuk menentukan derajat keanggotaan. Baris 3-16 dan merupakan blok kondisi untuk menghitung nilai crisp sesuai dengan klasifikasi nilai tersebut. Selanjutnya nilai derajat keanggotaan dimasukkan ke dalam proses fuzzy inference system dengan menggunakan operasi zadeh min yaitu mencari nilai terkecil. Kode program ditunjukkan pada kode program2. Kode Program 2. Kode Program Untuk Mencari nilai terkecil 1 function operatormin($n1,$n2,$n3) 2 { 3 return min($n1,$n2,$n3); 4 } Proses terakhir adalah proses deffuzifikasi dengan metode MOM (Mean Of Maximum) yang berfungsi untuk mencari nilai rata-rata terbesar. Kode program ditunjukkan pada kode program 3. Kode Program 3. Kode Program Untuk Mencari MOM (Mean of Maximum) 1. foreach ($zona as $key=>$val) { 2. for($i=0;$i<1;$i++){ 3. $zae=$key[0]; 4. } 5. } 6. arsort($zona); 7. $keys = array_keys($zona); 8. $maxs = $keys[0]; 9. $mins = $keys[1];

14 Implementasi Sistem Informasi Geografis ZAE Kabupaten Boyolali Informasi disajikan dalam sistem berbasis web. Dalam Sistem Zona Agroekologi Kabupaten Boyolali ini, terdapat lima menu utama, yaitu: Home, Informasi, Peta, Zona Agroekologi, Data, dan Help. Halaman Home terdiri atas halaman Welcome yang berisi ucapan selamat datang bagi pengunjung, halaman Zona Agroekologi berisi informasi tentang zona agroekologi, dan halaman Kabupaten Boyolali berisi informasi tentang Kabupaten Boyolali.Tampilan halaman Home ditunjukkan pada Gambar 12. Gambar 12. Tampilah Awal Halaman Home Halaman Informasi merupakan halaman yang menampilkan data-data pembagian wilayah, kelerengan, ketinggian, dan curah hujan dalam bentuk tabel dan diagram. Tampilan grafik ditunjukkan pada Gambar 13. Gambar 13. Tampilan Halaman Diagram Pembagian Wilayah Kecamatan Untuk informasi kelerengan, ketinggian, dan curah hujan memiliki tampilan tabel dan grafik yang sama dengan informasi pembagian wilayah. Halaman peta berisi link menuju peta pembagian wilayah, kelerengan, ketinggian, curah hujan, dan tanah. Tampilan peta pembagian wilayah Kabupaten Boyolali ditunjukkan pada Gambar 14.

15 Gambar 14. Tampilan Peta Pembagian Wilayah Kabupaten Boyolali Peta curah hujan Kabupaten Boyolali menunjukkan kelembapan udara di suatu wilayah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar Kering yaitu jika bulan kering > 7 bulan dalam satu tahun atau curah hujan tahunan < 1500 mm. 2. Lembabyaitu jika bulan kering antara empat sampai tujuh bulan dalam setahun atau curah hujan tahunan antara mm. 3. Basah yaitu bulan kering < 3 bulan dalam setahun atau curah hujan tahunan > 3000 mm. Gambar 15. Tampilan Peta Curah Hujan Kabupaten Boyolali Peta tanah menujukkan jenis tanah di suatu wilayah sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 16.

16 Gambar 16. Tampilan Peta Lahan Kabupaten Boyolali Peta kemiringan lahan menunjukkan jenis fisiografi suatu wilayah dengan ketentuan sebagai berikut 1. Agak datar yaitu kemiringan < 8%. 2. Agak curam yaitu kemiringan 8-15%. 3. Curam yaitu kemiringan 15-40%. 4. Sangat curam kemiringan > 40%. Peta kemiringan lahan dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17. Tampilan Peta Kemiringan Lahan Kabupaten Boyolali Halaman Data berfungsi untuk maintenance database, dalam menu terdapat halaman login, hanya admin yang bisa masuk. Halaman Login untuk admin ditunjukkan pada Gambar 19.

17 Gambar 18. Halaman Login untuk Admin Jika username dan password benar, maka akan tampil halaman management data. Admin dapat mengubah data kelerengan, ketinggian, dan curah hujan pada halaman ini, data ZAE juga akan ikut berubah mengikuti perubahan dari parameternya. Halaman management data ditunjukkan pada Gambar 20. Gambar 19. Halaman management data Tampilan Form edit informasi ZAE ditunjukkan pada Gambar 21.

18 Gambar 20. Form Edit Informasi ZAE Menu Help berisi informasi tentang Sistem Zona Agroekologi Kabupaten Boyolali, beserta ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berperan dalam pembangunan sistem ini. Implementasi Framework Pmapper Selanjutnya dibahas beberapa fungsi yang menjadi keunggulan dalam framework Pmapper.Fungsi Tool Tip berguna untuk melakukan identifikasi layer pada peta. Tampilan proses Tool Tip dapat dilihat pada Gambar 22. Gambar 21. Tampilan Proses Tool Tip Fungsi zoom in berguna untuk melihat tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih kecil. Tampilan proses zoom in dapat dilihat pada Gambar 23.

19 Gambar 22. Tampilan Proses Zoom In Untuk melihat informasi desa tertentu secara spesifik user memilih salah satu kecamatan yang ditampilkan oleh peta ZAE dengan fungsi identify. Misalkan user memilih detail zona agroekologi Desa Bojong, Kabupaten Wonosegoro. Setelah Desa Bojong pada peta dipilih, maka akan tampil tampilan ZAE dari Desa Bojong. Selanjutnya user dapat menyimpan penjelasan ZAE tersebut dalam file bertipe PDF. Hasil file PDF yang di-generate ditunjukkan pada Gambar 24. Gambar 23. Tampilan PDF Penjelasan Zona Agroekologi Hal-hal yang dijelaskan di dalam file pdf adalah: Kelerengan/kemiringan lahan Ketinggian tempat Curah hujan Semua zona agroekologi yang ada di desa tersebut Penjelasan umum masin-masing zona Sistem pertanian ideal yang direkomendasikan berdasarkan ZAE

20 Fungsi selanjutnya yaitu search. Search dapat menampilkan layer yang dicari. Kode program ditunjukkan pada kode program 4 dan tampilan proses search ditunjukkan pada Gambar 25. Kode Program 4. Kode Program Untuk Fungsi Search <searchlist version="1.0"> <dataroot>$</dataroot> <searchitem name="desa" description="desa"> <layer type="shape" name="desa"> <field type="s" name="name" description="" wildcard="0" /> </layer> </searchitem> <searchitem name="countries" description="kecamatan"> <layer type="shape" name="kecamatan"> <field type="s" name="isocode" description="kecamatan" wildcard="2"> <definition type="options" connectiontype="ms" sort="asc" firstoption="*"> <mslayer encoding="iso " keyfield="isocode" showfield="name_en"/> </definition> </field> </layer> </searchitem> </searchlist> Gambar 24. Tampilan Proses Search Pengujian Sistem Pengujian sistem dilakukan dengan metode black-box testing yang berfokus pada persyaratan fungsional sistem. Metode ini mengkaji beberapa aspek fundamental dari suatu sistem dengan sedikit memperhatikan struktur logis dari perangkat lunak yang dilakukan pada antarmuka sistem [9]. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 1.

21 Tabel 1. Hasil Pengujian Sistem Menggunakan Blackbox Kelas Uji Deskripsi Uji Skenario Uji Hasil yang Diharapkan Hasil Uji Menu sistem utama Menu login administrator Menampilkan informasi tentang zona agroekologi Menampilkan informasi tentang Kabupaten Boyolali Menguji validitas menu login administrator Klik Menu Zona Agroekologi Klik Menu Kabupaten Boyolali Administrator tidak mengisi username atau password lalu klik tombol login Tampilkan informasi tentang zona agroekologi Tampilkan informasi tentang Kabupaten Boyolali Muncul Pesan Maaf, Username atau Password anda salah!! Administrator mengisi username atau password yang salah lalu klik tombol login Muncul Pesan Maaf, Username atau Password anda salah!! Administrator mengisi username dan password yang sesuai lalu klik tombol login Masuk ke halaman khusus administrator Menu halaman peta Melakukan proses Undo pada Peta Klik Tombol Undo Kembali ke tampilan peta satu proses sebelum zoom sesudahnya Melakukan proses Redo pada Peta Klik Tombol Redo Kembali ke tampilan peta satu proses sebelum zoom sesudahnya Melakukan proses Zoom In pada peta Klik Tombol Zoom In lalu pilih area yang akan dilakukan perbesaran Tampilan peta dengan perbandingan skala yang lebih kecil Melakukan proses Zoom Out Klik Tombol Zoom Out lalu pilih Tampilan peta dengan Perbandingan skala yang lebih besar

22 pada peta area yang akan dilakukan pengecilan Menggeser Peta Klik Tombol Pan lalu pilih lokasi pada peta yang akan digeser Tampilan peta sesuai dengan pergeseran yang dilakukan Melakukan identifikasi layer pada peta Klik Tombol Identity dan klik lokasi pada peta yang akan diidentifikasi Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut terkait Melakukan proses Pemilihan Klik Tombol Select dan tentukan lokasi yang akan dipilih Tampilan peta dengan pemberian warna tertentu untuk lokasi yang dipilih dan informasi berupa tabel dengan atribut terkait Melakukan proses identifikasi layer secara otomatis Klik Tombol Tool Tip dan tentukan lokasi pada peta yang akan diidentifikasi Tampilan informasi berupa tabel dengan atribut terkait Melakukan Proses Pencarian Memilih layer yang akan dicari kemudian memasukkan nama yang akan dicari Tampilan layer yang dicari dengan memberikan warna yang berbeda untuk lokasi yang dicari Melakukan proses cetak peta dalam format PNG Klik menu Download, pilih Map Resolution dan klik OK Peta dicetak dalam format PNG Melakukan proses cetak peta dalam format PDF Klik menu Print, centang pilihan Create PDF Document kemudian klik tombol Print Peta dicetak dalam format PDF

23 Berdasarkan hasil pengujian blackbox pada tabel 1, maka disimpulkan aplikasi sudah berjalan sesuai dengan yang dirancang dan fungsi yang tersedia berjalan dengan baik. Aplikasi akan dilanjutkan dengan pengujian betat esting yang ditujukkan kepada user/responden sistem. Responden sebagian besar adalah pelajar. Untuk mengetahui hasil dari kuesioner yang telah diberikan, maka cara yang dilakukan adalah dengan memberikan penilaian atas jawaban dari tiap pertanyaan sesuai dengan aturan. Hal yang diuji dan hasil pengujian user/ responden sistem dapat dilihat pada Tabel 2. No Pertanyaan Table 2. Daftar Pertanyaan Kuisioner Keterangan Jawaban A B C D E 1 Apakah aplikasi SIG Kabupaten Boyolali ini mudah untuk digunakan? Sangat mudah Mudah Cukup Mudah Sulit Sangat Sulit 2 Apakah informasi ZAEyang ditampilkan mudah untuk dipahami? Sangat Mudah Mudah Cukup Mudah Sulit Sangat Sulit 3 Apakah fungsi & feature yang terdapat pada halaman peta sudah lengkap? Sangat Lengkap Lengkap Cukup Lengkap Kurang Lengkap Tidak Lengkap 4 Apakah fungsi & feature yang terdapat pada halaman peta bermanfaat? Sangat Bermanfa at Bermanf aat Cukup Bermanfaat Kurang Bermanf aat Tidak Bermanf aat 5 Apakah SIG Kabupaten Boyolali ini lebih lengkap dari SIG dari penelitian sebelumnya? Sangat Lengkap Lengkap Cukup Lengkap Kurang Lengkap Tidak Lengkap

24 Soal Tabel 3. Hasil Pengujian Kuisioner untuk Pengujian Kepada User Jumlah Jawaban A B C D E Total Hasil analisis pengujian pada Tabel 3, menunjukkan bahwa 80% dari 15 responden menyatakan bahwa aplikasi pada sistem sangat mudah digunakan; 66,67% dari 15 responden menyatakan bahwa informasi ZAE yang ditampilkan sangat mudah untuk dipahami; 66,67% dari 15 responden menyatakan bahwa fungsi &feature yang terdapat pada halaman peta sudah sangat lengkap ; 66,67% dari 15 responden menyatakan fungsi & feature yang terdapat pada halaman peta sangat bermanfaat; dan 73,33% dari 15 responden menyatakan SIG Kabupaten Boyolali ini jauh lebih lengkap dari SIG dari penelitian sebelumnya. Berdasarkan hasil analisis pengujian pada kuisioner dapat menunjukkan bahwa kemudahan dalam menggunakan aplikasi, informasi ZAE dapat dengan mudah dipahami, fungsi & feature pada halaman peta sudah lengkap, fungsi & feature pada halaman peta sangat bermanfaat dan sistem ini sudah lebih lengkap dari sistem yang dihasilkan dari penelitian sebelumnya. Hasil analisis menunjukkan sistem telah berjalan dengan baik dan dapat diimplementasikan. 5. Kesimpulan Dari penelitian yang sudah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut: Sistem zona agroekologi Kabupaten Boyolali dapat mengetahui karakteristik suatu daerah hingga tingkat desa baik kondisi tanah maupun iklim sehingga dapat direkomendasikan sistem pertanian yang cocok diusahakan, penerapan logika fuzzy menghasilkan informasi yang lebih akurat karena mengenal derajat keanggotaan suatu nilai terhadap informasi tertentu dan mencegah kekaburan informasi yang bersifat subjektif, framework Pmapper berhasil meningkatkan kinerja SIG dengan tambahan fungsi yang belum ada dari penelitian sebelumnya. Saran untuk pengembangan sistem selanjutnya adalah dengan penggunaan framework selain Pmapper untuk membandingkan kelengkapan fungsi & feature dari masing-masing framework. 6. Daftar Pustaka [1]. Balitbang Pertanian Panduan Metodologi Analisis Zone Agro Ekologi. Diakses tanggal 15 Oktober [2]. Kusumadewi, Sri, Sri Hartati, Agus Harjoko, dkk Fuzzy Multi-Attribute Decission Making (Fuzzy MADM).Yogyakarta: Graha Ilmu.

25 [3]. Prasetyo, Sri Yulianto J., Simanjuntak, B. H. and Hartomo, K. D The Agroecological Zone using Fuzzy Logic for Land Suitability and Regional Sustainable Food Insecurity in Boyolali, Central of Java Indonesia.. Diakses tanggal 25 Oktober 2013 [4]. Susetyo, Yeremia Alfa., Pakereng, M. A. Ineke dan Prasetyo, Sri Yulianto J Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial. AITI JurnalTeknologi Informasi (8/1), [5]. Budiyanto Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS. Yogyakarta. [6]. Chang, KT Introduction to Geographic Information Sistems. New York: McGraw-Hill. [7]. Pmapper Homepage. Diakses tanggal 25 Oktober [8]. Holili, Amad Rizki Sistem Informasi Geografi Pariwisata dan Sarana Publik Kota Bogor Portable Menggunakan Framework Pmapper. Bogor : Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamInstitut Pertanian Bogor.\ [9]. Pressman, R. S Rekayasa Perangkat Lunak Buku Satu, Pendekatan Praktisi (Edisi 7).Yogyakarta : ANDI. [10]. Hasibuan, Zainal, A., 2007, Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer Dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi, Jakarta: Ilmu Komputer Universitas Indonesia. [11]. Simanjuntak, Bistok Penyusunan Indikator dan Pemetaan Rawan Pangan Kabupaten Semarang Tahun Semarang: Bappeda Kab. Semarang. [12]. Banumasetya, Dhimas Anang Perancangan Sistem Informasi Trayek Angkutan Umum Kota Bogor Berbasis Web. Artikel_ pdf. Diakses tanggal 22 Oktober 2013

Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial

Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial Pembangunan Sistem Zona Agroekologi (ZAE) menggunakan Logika Fuzzy pada Wilayah Pertanian Kabupaten Semarang Berbasis Data Spasial 1) Yerymia Alfa Susetyo, 2) M. A. Ineke Pakereng, 3) Sri Yulianto J. Prasetyo

Lebih terperinci

Bab Implementasi Sistem

Bab Implementasi Sistem 37 Bab 4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Implementasi Sistem Basis Data Implementasi model sistem basis data merupakan implementasi dari perancangan basis data yang telah dibuat pada bab sebelumnya. Berdasarkan

Lebih terperinci

Bab 3. Metode Perancangan

Bab 3. Metode Perancangan Bab 3 Metode Perancangan 3.1 Metode Perancangan Sistem Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan

Lebih terperinci

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga

Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga. Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga LAMPIRAN Lampiran 1 DFD Level 1 GIS Kampus IPB Darmaga Lampiran 2 DFD Level 2 proses 3 GIS Kampus IPB Darmaga 20 Lampiran 3 Input Proses Output Id Nama Proses Data Input Data Output Deskripsi Proses Proses

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan

BAB III METODE PENELITIAN. sistem yang digunakan untuk menggambarkan aliran data secara keseluruhan 30 BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian pada tugas akhir ini mencakup beberapa tahapan pengerjaan antara lain : 3.1. Perancangan Sistem Perancangan sistem pada penelitian tugas akhir ini terdiri

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 PERANCANGAN SISTEM Untuk memudahkan pembuatan aplikasi sistem pakar berbasis website, maka akan dibuat model menggunakan UML (Unified Modeling Language). Perlu diketahui metode

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... Halaman i LEMBAR PERSETUJUAN... ii LEMBAR PENGESAHAN... iii LEMBAR PERNYATAAN... iv RIWAYAT HIDUP... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... xi DAFTAR GAMBAR...

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 30 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang berjalan Analisa terhadap suatu sistem sangat diperlukan untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang sedang berjalan dalam suatu sistem.

Lebih terperinci

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR

HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ABSTRAK KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... iv DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR LAMPIRAN... vii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 4 1.3

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Kantor Cabang BRI di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem

Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Bab 3 Metoda dan Perancangan Sistem Pada bab ini akan dibahas mengenai metode perancangan yang digunakan dalam membuat perancangan sistem aplikasi pendeteksian kata beserta rancangan design interface yang

Lebih terperinci

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pembangunan Sistem Sesuai dengan target penelitian capaian tahun ke 1 dari penelitian Model Pemetaan Lahan Pertanian Dengan Sistim Informasi Geografis Sebagai Landasan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Bank BTPN di kota Medan yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1 Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai dengan BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III. Analisis Masalah Sistem yang dibuat pada studi kasus pemilihan spesifikasi komputer ini, ditujukan untuk menangani pencarian spesifikasi komputer yang sesuai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru)

RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) RANCANG BANGUN WEBGIS PEMETAAN LOKASI PANTI SOSIAL MENGGUNAKAN PMAPPER (Studi Kasus : Dinas Sosial dan Pemakaman Kota Pekanbaru) 1 Joko Siswanto, 2 Muhammad Jazman Program Studi Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Sistem Informasi Geografi (SIG) adalah suatu teknologi informasi berbasis komputer yang digunakan untuk memproses, menyusun, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP), masih bersifat manual, yaitu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis wilayah rawan kecelakaan di kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Pengertian Sistem Informasi II.1.1. Sistem Sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM III.1. Analisa Masalah Kemudahan untuk mendapatkan informasi rumah susun merupakan salah satu tuntutan di Kota Medan, terutama bagi masyarakat yang membutuhkan tempat

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Transmisi TVRI Di Sumatera Utara yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem.

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Pemetaan Daerah Rawan Kejahatan di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota

BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota BAB IV ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Pada bab ini dijelaskan mengenai prosedur yang berjalan dan yang diusulkan dari sistem yang ada di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM. permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Analisis Masalah Langkah awal dalam pembuatan sistem adalah mengidentifikasi permasalahan yang ada sebagai dasar untuk membuat sebuah solusi yang disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM 34 BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Analisa masalah dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Pesantren Di Kota Medan. Sehubungan dengan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Sistem Informasi lokasi rawan narkoba di kota Medan adalah menggambarkan lingkungan rawan narkoba yang harus dihindari oleh

Lebih terperinci

Bab II. Tinjauan Pustaka

Bab II. Tinjauan Pustaka Bab II Tinjauan Pustaka 2.1 Penelitian Terdahulu Principal Component Analysis (PCA) merupakan metode dalam statistika yang digunakan untuk mereduksi dimensi input dengan kehilangan informasi yang minimum,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang

BAB I PENDAHULUAN. (SIG) adalah salah satu sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 36 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM III.1 Analisa Perancangan aplikasi E-Learning ini membahas seputar materi Microsoft Word 2003. Setiap penjelasan disertai dengan arahan berupa suara untuk melanjutkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Utama Pada Halaman Menu Utama Sistem Informasi Geografis ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan. Halaman ini berisi

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Dalam mengevaluasi suatu proses diperlukan tahap analisis untuk menguji tingkat kelayakan terhadap proses perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisis Dari hasil penelitian yang dilakukan pada PT. EVRBRIGHT ditemukan bahwa sistem yang ditemukan untuk menetukan kadar obat hitam baterai belum

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 1. Processor Pentium III 1 Ghz BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1 Implementasi Spesifikasi sistem Informasi Geografis (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). 4.1.1

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA

RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA RANCANG BANGUN APLIKASI ALOKASI RESOURCE MANAGEMENT DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS TANJUNGPURA Hendri Supryadi 1, Tursina 2, Novi Safriadi 3 Program Studi Teknik Informatika Universitas Tanjungpura 1,2,3

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu 38 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung yang berada di jalan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan sejak bulan Agustus 2010 hingga bulan Maret 2011 di Laboratorium Penginderaan Jauh dan Informasi Spasial, Departemen Ilmu

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III. 1. Analisa Sistem Yang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum sistem informasi geografis letak lokasi baliho di Kota Medan, yakni menganalisis

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis penentuan jumlah penduduk yang kurang mampu pada kecamatan Medan Labuhan berbasis web yang meliputi analisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN SISTEM 4.1 Implementasi Sistem Tahap Implementasi dan Pengujian Sistem, Dilakukan setelah tahap analisis dan Perancangan Selesai dilakukan. Pada bab ini akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Apotik 24 Jam di Kota Medan masih bersifat manual, banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Kantor Lurah Daerah Kecamatan Medan Labuhan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN PENELITIAN BAB III PERANCANGAN PENELITIAN 3.1 Peralatan Pendukung Peralatan pendukung dalam pembuatan aplikasi berbasis website terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi mengenai geografis semakin dibutuhkan oleh banyak pihak misalnya informasi jarak antar daerah, lokasi, fasilitas, sumberdaya alam yang dicari, dan banyak

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian 3.1 Proses Alur Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Tabel 3.1 Alur Metodologi Penelitian Tahap Pengerjaan Tugas Akhir Input Proses Output Studi Literatur -Teori mengenai web GIS -Teori perancangan

Lebih terperinci

Gambar 4.1 Flowchart

Gambar 4.1 Flowchart BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1. Perancangan Algoritma Dalam merancang proses pada Sistem Informasi ini penulis menggunakan Flowchart dan UML sebagai case tool dalam merancang proses yang terjadi di dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Menu Utama Pada Halaman Menu Utama Aplikasi Geografis ini merupakan halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan. Halaman ini berisi menu

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem

HASIL DAN PEMBAHASAN. ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem ditampilkan dalam sebuah layer yang akan muncul dalam aplikasi SIG. Integrasi dan Perancangan Antarmuka Sistem Aplikasi SIG bukanlah sistem yang plug and play sehingga ada kemungkinan beberapa komponen

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... vii. INTISARI... viii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR...

DAFTAR ISI. PRAKATA... iv. ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi. ABSTRACT... vii. INTISARI... viii. DAFTAR ISI... ix. DAFTAR GAMBAR... DAFTAR ISI PRAKATA... iv ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN... vi ABSTRACT... vii INTISARI... viii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xvii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Berikut ini dijelaskan tentang tampilan hasil dari pembuatan Sistem Informasi Geografis Lokasi Yang Terkena Dampak Bencana Gunung Sinabung Berbasis Web

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam sistem informasi geografis lokasi kantor telkom di kota medan masih bersifat manual. Bentuk manual

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

BAB IV PERANCANGAN SISTEM BAB IV PERANCANGAN SISTEM 4.1 Perancangan Sistem Perancangan aplikasi ini dibangun bertujuan untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan informasi mengenai komplek perumahan baru, serta mempermudah pengembang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM 40 BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Letak Universitas Di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain sistem. III.1.

Lebih terperinci

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO

TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp ISSN X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO TELEMATIKA, Vol. 06, No. 02, JANUARI, 2010, Pp. 21 30 ISSN 1829-667X SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS BERBASIS WEB LOKASI BAHAN GALIAN KABUPATEN PONOROGO Budi Santosa, Nur Heri Cahyana, Dita Ratna Kristanti

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV EVALUASI DAN EVALUASI. Implementasi pada penelitian tugas akhir ini berupa aplikasi

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV EVALUASI DAN EVALUASI. Implementasi pada penelitian tugas akhir ini berupa aplikasi 64 BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB IV EVALUASI DAN EVALUASI 4.1. Implementasi Implementasi pada penelitian tugas akhir ini berupa aplikasi pemrograman yang menerapkan query fuzzy untuk menentukan

Lebih terperinci

BAB I PERSYARATAN PRODUK

BAB I PERSYARATAN PRODUK BAB I PERSYARATAN PRODUK I.1 Pendahuluan Sesuai dengan perkembangan teknologi yang sudah dapat dicapai hingga pada saat ini, khususnya di bidang komputer grafik, web application, dan teknologi informasi,

Lebih terperinci

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto

Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Lahan Pertanian di Wilayah Mojokerto Retno Mufidah 1, Arif Basofi S.Kom., M.T., OCA 2, Arna Farizza S.Kom., M.Kom 3 Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika 1, Dosen

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Adapun analisa sistem yang sedang berjalan saat ini adalah sebagai berikut : III.1.1. Analisa Input Input dari sistem yang sedang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP:

TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB. Nurul Hilmy Rahmawati NRP: TUGAS AKHIR SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) PENGELOLAAN REKLAME DI SURABAYA BERBASIS WEB Nurul Hilmy Rahmawati NRP: 1210100023 JURUSAN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Tampilan Hasil Penulis merancang program sistem informasi geografis pengiriman buah import pada PT. Sekar Mulia Abadi berbasis Web dengan menggunakan bahasa pemrograman

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DAERAH BANJIR DI DKI JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARC VIEW Created by : Adeline Narwastu, Eri Prasetyo Sistem Informasi / Universitas Gunadarma Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALAN KABUPATEN PADA KABUPATEN KUDUS

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALAN KABUPATEN PADA KABUPATEN KUDUS 1 RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS JALAN KABUPATEN PADA KABUPATEN KUDUS Abstract Dinas Bina Marga Kabupaten Kudus selama ini masih kesulitan dalam mengelola, menganalisis, merancang dan memperbaiki

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria

PERANCANGAN SISTEM. Kelas Kriteria Kelas Kriteria Lahan S2 Unit lahan memiliki lebih dari 4 pembatas ringan, dan/atau memiliki tidak lebih dari 3 pembatas sedang S3 Unit lahan memiliki lebih dari 3 pembatas sedang, dan/atau 1 atau lebih

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut adalah tampilan hasil dan pembahasan dari sistem informasi geografis lokasi kolam renang di kota Medan. 1. Halaman Menu Awal Tampilan pertama kali saat sistem

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi

BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. hasil analisis ini digambarkan dan didokumentasiakan dengan metodologi BAB IV ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1. Analisis Sistem yang Sedang Berjalan Kegiatan analisis sistem yang berjalan dilakukan dengan analisis yang berorientasi pada objek-objek yang diperlukan oleh

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 4.1 Spesifikasi Sistem Spesifikasi Sistem Informasi Geografi (SIG) untuk aplikasi ini dibagi menjadi dua, yaitu perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Sistem Analisis sistem adalah tahapan yang memiliki tujuan untuk mempelajari prosedur yang sedang berjalan saat ini dan kebutuhan pengguna dari aplikasi

Lebih terperinci

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP

APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP Media Informatika, Vol. 4, No. 1, Juni 2006, 13-26 ISSN: 0854-4743 APLIKASI BERBASIS WEB PEMETAAN INFORMASI PADA GAMBAR BITMAP M. Irfan Ashshidiq, M. Andri Setiawan, Fathul Wahid Jurusan Teknik Informatika,

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Di Kota Medan pencarian suatu lokasi service center perangkat komputer selama ini masih dilakukan secara manual yaitu dengan cara bertanya kepada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu 21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID PERANCANGAN DAN PEMBUATAN APLIKASI D3 TEKNIK INFORMATIKA UNS BERBASIS WEB DAN ANDROID Yudho Yudhanto Fakultas MIPA, Program Studi D3 Teknik Informatika Universitas Negeri Sebelas Maret Email: yuda@mipa.uns.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA)

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air (Puslitbang SDA) Bandung adalah salah satu instansi di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Departemen

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam Perancangan Sistem Informasi Geografis Objek Pariwisata Kabupaten Serdang Bedagai masih bersifat

Lebih terperinci

3.4 Data dari Melati Mekar Mandiri... 38

3.4 Data dari Melati Mekar Mandiri... 38 ABSTRAK UD Melati Mekar Mandiri adalah sebuah perusahaan pengrajin yang bergerak di bidang kain tenun gedog dan batik tulis. Perusahaan yang terletak di Kerek, Jawa Timur ini mempunyai pengrajin, baik

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM. disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI SISTEM 1.1. Implementasi Sistem Pada tahap ini merupakan proses pembuatan perangakat lunak yang disesuaikan dengan desain sistem yang sudah dibuat. Rancang Bangun sistem

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang sedang Berjalan Dalam penulisan skripsi ini, penulis membahas dan menguraikan tentang masalah sistem informasi geografis lokasi pemasaran produk

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Kota medan memiliki jumlah penduduk yang tidak sedikit, dimana mayoritas penduduk kota Medan sekarang ialah Suku Jawa, Melayu dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... 1 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... Error! Bookmark not def KATA PENGANTAR... Error! Bookmark not def DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... i iv x BAB I PENDAHULUAN... Error! Bookmark not def BAB II

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Valentine Ponsel dalam melakukan pemilihan perangkat Android masih dilakukan secara manual berdasarkan model dan merk. Cara seperti ini menyebabkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sistem informasi geografis berbasis web saat ini merupakan sistem informasi yang menarik untuk dikaji lebih dalam. Hal ini dikarenakan sistem ini mampu menyajikan informasi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Hasil Berikut ini dijelaskan tentang hasil dari Perancangan Sistem Informasi Geografis Lokasi Bimbingan Belajar Di Kota Medan Berbasis Web, yang berisi tentang daftar bimbingan

Lebih terperinci

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. antarmuka, menu yang tersedia pada sistem, form-form masukan, analisis kinerja BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN Pada bab ini akan dibahas implementasi dari perancangan Sistem Informasi Geografis Pariwisata Pulau Bintan yang meliputi batasan implementasi, tampilan antarmuka, menu

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi geografis pemetaan masyarakat miskin di kecamatan Medan Johor yang meliputi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk

BAB I PENDAHULUAN. ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kesibukan maupun kemacetan merupakan kendala pelanggan untuk pergi ke suatu lokasi tujuan, padahal kendaraan harus tetap terawat dengan baik. Produk kendaraan Toyota

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Pengembangan Sistem Pendekatan metode pengembangan sistem yang digunakan peneliti merupakan salah satu dari agile methods yaitu extreme Programming (XP). Dalam metode

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. DAFTAR ISI... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... xii. DAFTAR LAMPIRAN... xiii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR TABEL... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan...

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PENANGANAN IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN Ika Arum Puspita, Budi Sulistyo, Devi Pratami Program Studi Teknik Industri Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University, Bandung,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV.1. Tampilan Hasil 1. Tampilan Halaman Menu Utama Pada Halaman Menu Utama Sistem Informasi Geografis ini sebagai halaman pertama kali saat aplikasi ini dijalankan, halaman ini

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Masalah Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data SMA dan SMK di Nias Barat masih menggunakan daftar tabel yang tertulis, banyaknya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian Lokasi Pasar di Kota Medan, masih bersifat manual, yaitu untuk pencarian

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem Yang Sedang Berjalan Analisa sistem dilakukan guna mengetahui gambaran umum Sistem Informasi Geografis Lokasi Loket Pemesanan Tiket Bus Antar Provinsi

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia

Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2015 STMIK STIKOM Bali, 9 10 Oktober 2015 Rancang Bangun Aplikasi Latihan Ujian Nasional pada Sekolah SMP Ambia Max Robert Cirus Aiba 1), Edson Yahuda Putra 2)

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain penelitian Tahap Analisis Studi Literatur Data Penelitian Tahap Perancangan Desain Sistem Fuzzy Mamdani Tahap Pengembangan Pembangunan Perangkat Lunak Tahap Pengujian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1 Hasil Hasil dari sistem informasi geografis lokasi karate wadokai Kota Medan yang dibangun dapat dilihat pada gambar-gambar dibawah ini. a. Halaman Beranda Halaman beranda

Lebih terperinci