Neni Puji Astutik Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya (60293) Telp.

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA SELF REGULATED LEARNING DAN SELF EFFICACY DENGAN PRESTASI AKADEMIK MATA PELAJARAN KIMIA PADA SISWA HOMESCHOOLING DI SURABAYA THE RELATIONSHIP BETWEEN SELF REGULATED LEARNING AND SELF EFFICACY WITH ACADEMIC ACHIEVEMENT OF CHEMISTRY SUBJECT ON HOMESCHOOLING STUDENTS IN SURABAYA Neni Puji Astutik Magister Psikologi Sains, Fakultas Psikologi Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut Surabaya (60293) Telp ) Abstrak. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara self regulated learning dan self efficacy dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia pada siswa homeschooling. Sampel penelitian ini sebanyak 120 siswa kelas XI IPA Homeschooling di Surabaya yang menempuh mata pelajaran kimia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional dengan menggunakan uji korelasi parsial untuk membuktikan hipotesis minor dan uji regresi untuk membuktikan hipotesis mayor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara self regulated learning dan self efficacy dengan dengan prestasi akademik kimia dengan sumbangan efektif (R Square) kedua variabel sebesar 68,3 %, sisanya 31,7% disebabkan oleh variabel lain. Variabel self regulated learning memiliki nilai korelasi ( 0,222, p = 0,043), dan self efficacy (0,406, p = 0,000). Kata Kunci: self-regulated learning, self-efficacy, prestasi akademik Abstract. This study was conducted to know the relationship between self-regulated learning and self efficacy with academic achievement of chemistry subjects on homeschooling students. The research sample are 120 students of grade XI IPA Homeschooling in Surabaya who take chemistry subjects. This study uses a quantitative correlation with the partial correlation test was used to prove the hypothesis minor and regression test to prove the major hypothesis. The results showed that there is a relationship between self-regulated learning and self efficacy with the academic achievement of chemistry subject with effective contribution ( R Square ) both variables at 68.3 %, the remaining 31.7 % is caused by other variables. Self-regulated learning variables have a correlation value ( 0.222, p = ), and self efficacy ( 0.406, p = ). Keyword: self-regulated learning, self-efficacy, academic achievement B-221

2 PENDAHULUAN Prestasi akademik merupakan salah satu prioritas utama untuk sekolah. Prestasi merupakan hal penting karena melalui prestasi seseorang menunjukkan keahlian dan kemampuan yang telah diperolehnya kepada diri sendiri dan kepada orang lain. Soemantri (dalam Nurani, 2004) menyatakan prestasi akademik adalah hasil yang dicapai siswa dalam kurun waktu tertentu pada mata pelajaran tertentu yang diwujudkan dalam bentuk angka dan dirumuskan dalam rapor. Beberapa faktor memainkan peran penting untuk mempromosikan atau menolak prestasi akademik Seperti self efficacy, motivasi berprestasi, prokrastinasi akademik dan gender. Menurut Sobur (2003). Siswa dengan prestasi akademik yang tinggi merupakan asset bagi sebuah negara, Sedangkan prestasi akademik yang rendah dapat menyebabkan stress, keputusaan, kenakalan, psikopatologi dan penyalahgunaan obat. Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik pada remaja harus ditangani untuk meningkatkan prestasi akademik mereka. Prestasi akademik dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Jimerson, Egeland & Teo (dalam papalia, 2008) bahwa faktor yang mempengaruhi prestasi akademik, yaitu: Keyakinan akan kecakapan diri (self efficacy) dan motivasi akademik; B-222 Penggunaan waktu; Status sosioekonomis dan lingkungan keluarga; Keterlibatan orang tua dan gaya pengasuhan; Faktor sekolah; Harapan Guru ; Sistem Pendidikan. Ilmu kimia merupakan salah satu cabang ilmu yang memegang peranan penting dalam IPTEK. Bidang studi ini memiliki peran penting dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti bahan makanan, minuman, pakaian bahkan industri. Pada pembelajaran kimia, tidak sedikit siswa yang mengalami kesulitan belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa siswa homeschooling di Surabaya, diperoleh data bahwa kimia merupakan salah satu pelajaran yang dianggap sebagai pelajaran yang sulit untuk dikuasai dan ingin dihindari oleh para siswa. Siswa menganggap kimia adalah pelajaran yang sulit dan rumit karena selain banyak rumus hitungan, juga terdapat banyak hafalan dan penulisan senyawa-senyawa kimia yang asing bagi mereka. Salah satu faktor yang mempengaruhi pencapaian akademik adalah konsep self-efficacy berhubungan dengan keyakinan bahwa setiap orang harus mengevaluasi kemampuan mereka untuk melakukan tugas yang diberikan berhasil. Konsep ini memiliki pengaruh

3 yang kuat pada pendekatan untuk tugas, ketekunan untuk mencapai hal yang sama, serta tingkat usaha (Goulau,2014). Menurut Albert Bandura (1977), selfefficacyn adalah keyakinan dalam kemampuan seseorang untuk mengatur dan melaksanakan program tindakan yang diperlukan untuk mengelola calon situasi. Self-efficacy mengacu pada penilaian kemampuan seseorang, dan kemampuan untuk melaksanakan tindakan yang diperlukan untuk berhasil dalam tugas. Ini adalah salah satu faktor terkuat memprediksi kinerja dalam domain yang beragam seperti olahraga, bisnis, dan pendidikan (Azar, 2013). Tinggi atau rendah self-efficacy akan menentukan apakah seseorang akan memilih untuk mengambil tugas yang menantang atau menyerah sebagai tidak mungkin. Selfefficacy mempengaruhi setiap bidang usaha manusia. Orang dengan tinggi self-efficacy cenderung mengambil pandangan yang lebih luas dari tugas untuk menentukan rencana terbaik. Demikian juga, kendala yang sering merangsang orang dengan efikasi diri yang tinggi untuk upaya yang lebih besar, di mana seseorang dengan selfefficacy rendah akan cenderung ke arah kekecewaan dan menyerah. Bandura (1997) mengemukakan bahwa self-efficacy individu dapat dilihat dari tiga dimensi, yaitu : level ; b. generality ; c. Strength. B-223 Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Motlagh (2011) menyatakan bahwa predictor kuat dari prestasi akademik adalah self efficacy. Hassan (2015) dalam penelitiannya menemukan bahwa self efficacy memprediksi prestasi akademik sebesar 21 %, dan terdapat perbedaan prestasi akademik yang dicapai antara mahasiswa dengan self efficacy tinggi dan self efficacy rendah. Hasil penelitian Azar (2013) menyatakan bahwa self efficacy memiliki hubungan yang positif dengan prestasi akademik. Self-efficacy membantu pengembangan bakat pendidikan dengan keterlibatan dalam kegiatan belajar. Melalui kegiatan ini, tingkat pencapaian dan motivasi biasanya meningkat dan berpengaruh positif (Zimmerman, 1997). Seorang mahasiswa dengan self-efficacy yang tinggi untuk suatu topik tertentu percaya pada kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas, menemukan jawaban yang benar, mencapai tujuan, dan sering mengungguli temantemannya. Self-effficacy bertujuan untuk memprediksi prestasi akademik, tetapi tidak kemampuan kognitif (Kayu & Locke, 1987; Pajares, 1996; Huang & Chang, 1996 dalam Koehler, 2007). Homeschooling merupakan lembaga pendidikan nonformal dimana siswa

4 homeschooling menerima sistem pembelajaran yang berbeda dengan sekolah formal. Pembelajaran pada siswa homeschooling meliputi pembelajaran di kelas (Tatap Muka), Tutorial dan Mandiri. Sehingga pembelajaran tidak selalu berlangsung di kelas seperti halnya pada siswa sekolah formal pada umumnya. Siswa homeschooling tidak menerima pembelajaran berbagai mata pelajaran setiap hari dengan durasi yang panjang layaknya di sekolah formal. Pembelajaran di kelas pada siswa di homeschooling umumnya lebih sedikit dan durasinya lebih pendek untuk pembelajaran yang bersifat kognitif. Sebagian besar waktunya banyak digunakan untuk mengasah bakat, penanaman karakter, dan pembelajaran outdoor pada siswa. Sehingga untuk mendapatkan hasil akademis yang maksimal, siswa harus mampu untuk mengatur dan mengelola waktu belajarnya di rumah. Pembelajaran mandiri yang dilakukan oleh siswa menggunakan pendekatan self regulated learning. Zimmerman menyatakan bahwa self-regulated learning merupakan kemampuan individu untuk dapat mengatur fungsi-fungsi yang ada dalam dirinya baik afeksi, tingkah laku dan pikiran sehingga membantu mencapai tujuan belajar yang diinginkan (dalam Woolfolk, 2004). Selfregulated learning adalah sebuah konsep mengenai bagaimana individu menjadi B-224 regulator atau pengatur bagi belajarnya sendiri (Zimmerman & Martinez-Pons, dalam Schunk & Zimmerman,1998). Konsep self-regulated learning bukan kemampuan mental seperti intelegensi atau kemampuan akademik tetapi lebih kepada proses mengarahkan diri untuk mengubah kemampuan mental. Schunk & Zimmerman (1998) menegaskan bahwa individu yang bisa sebagai dikatakan self-regulated learners adalah individu yang secara metakognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta dalam proses belajar mereka. Individu tersebut dengan sendirinya memulai usaha belajar mereka secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang mereka inginkan tanpa bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain. Zimmerman dan Martinez-Pons (1989) menemukan bahwa ada hubungan yang erat antara strategi self-regulated learning dengan prestasi akademik. Individu yang menggunakan strategi self-regulated learning akan memiliki prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan dengan individu yang tidak menggunakan strategi selfregulated learning. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukan penelitian yang yang bertujuan untuk melihat hubungan

5 self regulated learning dan self efficacy dengan prestasi akademik mata pelajaran METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel self regulated learning dan self efficacy dengan prestasi akademik kimia pada siswa homeschooling di Surabaya. Pelaksanaan penelitian dilakukan dua tahap, tahap pertama uji coba terbatas pada tanggal 10 Oktober 2015 dan tahap kedua yaitu pengambilan data pada tanggal 12 Desember Responden penelitian ini berjumlah 120 siswa kelas XI IPA Homeschooling di Surabaya yang menempuh mata pelajaran kimia. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini untuk pengambilan sampel adalah teknik simple random sampling. Besar sampel yang ditargetkan dalam penelitian ini adalah sebanyak 120 responden dengan jumlah responden 45 siswa perempuan dan 75 siswa laki-laki. Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan untuk adalah kuisioner dengan jenis self report scale yang menggunakan bentuk skala Likert. Kedua alat ukur ini dari kimia pada siswa homeschooling di Surabaya. item favorable dan unfavorable. Skoring dilakukan dengan merubah pilihan responden kedalam bentuk angka. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan skala self efficacy dan skala self regulated learning, Sedangkan untuk mengukur prestasi akademik kimia diambil dari nilai ulangan siswa. Hasil uji validitas menunjukkan skala self efficacy memiliki validitas sebesar 0,312-0,715 dan skala self regulated learning memiliki validitas 0,323-0,678. Hasil uji reliabilitas skala self efficacy sebesar 0,787 dan skala self regulated learning sebesar 0,802. Pengolahan data dilakukan menggunakan program SPSS. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi dan analisis korelasi parsial. Analisis regresi untuk membuktikan hipotesis mayor, sedangkan korelasi parsial untuk membuktikan hipotesis minor. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL Sebelum dilakukan analisis data dilakukan uji normalitas sebaran untuk B-225 mengetahui normalitas distribusi sebaran, apakah penyebaran data variabel penelitian, baik dependent variable (prestasi akademik mata

6 pelajaran kimia) maupun independent variable (self regulated learning dan self efficacy) dari hasil pengumpulan angket telah mengikuti distribusi normal atau tidak. Hasil yang diperoleh adalah p= 0,200, p > Berdasarkan uji normalitas diketahui bahwa sebaran data normal,sehingga untuk uji hipotesis dilakukan uji statistik parametrik. Uji statistik yang digunakan adalah uji regresi untuk membuktikan hipotesis mayor dan uji korelasi parsial untuk membuktikan hipotesis minor. Tabel 1 Hasil Uji Hipotesis Mayor Korelasi IV-DV SRL,SE - Prestasi Akademik R R Square F Sig 0,927 0,683 4,275 0,000 0,05 yang artinya bahwa data prestasi akademik mata pelajaran kimia, self regulated learning dan self efficacy. dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diungkap dalam penelitian ini. Tabel 2 Hasil Uji Hipotesis Minor Korelasi IV-DV SRL- Prestasi Akademik - SE- Prestasi Akademik - Korelasi Parsial Sig Ket 0,222 0,043 Ada Hubungan 0,406 0,000 Ada Hubungan Berdasarkan data pada tabel 1 hipotesis mayor dibuktikan melalui uji regresi. Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh koefisien korelasi (R) 0,927, nilai F sebesar 4,275, p= 0,000. Dengan demikian p < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self regulated learning dan self efficacy dengan prestasi akademik kimia. Nilai R² = 0,683, menunjukkan bahwa prestasi akademik kimia dapat dijelaskan sebesar 68,3% oleh self regulated learning dan self efficacy, sisanya sebesar 31,7% adalah B-226 Berdasarkan data pada tabel 2 hipotesis minor dibuktikan melalui uji korelasi parsial. Hipotesis pertama, ada hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh koefisien korelasi (t) = 0,222, dan p= 0,043. Dengan demikian p < 0,05, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia.

7 Hipotesis kedua, ada hubungan antara self efficacy dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia. Berdasarkan hasil analisis di atas diperoleh koefisien korelasi (t) = 0,406, dan p= 0,000. Dengan demikian p < 0,05, sehingga Ho ditolak B. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diatas, dapat dijelaskan bahwa variabel self regulated learning dan self efficacy secara bersama memiliki pengaruh terhadap prestasi akademik kimia dengan sumbangan efektif sebesar 68,3 %. Begitu juga pada saat dilihat pengaruhnya secara pasrsial, diketahui bahwa variabel self regulated learning memiliki hubungan dengan prestasi akademik kimia dan variabel self efficacy juga memiliki hubungan dengan prestasi akademik kimia. Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suthar dan Khooharu (2013), Altun dan Erden (2013), Bekti dan Hermien (2014) yang menyatakan bahwa terdapat hubungan antara self regulated learning dan self efficacy dengan prestasi akademik. Prestasi akademik merupakan salah satu bentuk pengendali mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang menjadi salah satu pilar dalam pendidikan nasional. Faktor yang mempengaruhi prestasi akademik siswa bisa berupa B-227 dan Ha diterima pada taraf signifikansi 0,05. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara self efficacy dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia. faktor eksogen yang berasal dari dalam diri siswa, atau faktor endogen yang berasal dari dalam diri siswa. Faktor eksogen meliputi sistem pendidikan, kurikulum, lingkungan sosial dan pola asuh keluarga. Sedangkan faktor endogen meliputi motivasi, self efficacy, self regulated learning, motivasi dan faktor-faktor internal lainnya. Self-efficacy. Self-efficacy mengacu pada persepsi tentang kemampuan individu untuk mengorganisasi dan mengimplementasi tindakan untuk menampilkan kecakapan tertentu (Bandura, 1986). Pervin memberikan pandangan yang memperkuat pernyataan Bandura tersebut. Pervin menyatakan bahwa self-efficacy adalah kemampuan yang dirasakan untuk membentuk perilaku yang relevan pada tugas atau situasi yang khusus (Smet, 1994). Selfefficacy membantu pengembangan bakat pendidikan dengan keterlibatan dalam kegiatan belajar. Melalui kegiatan ini, tingkat pencapaian dan motivasi biasanya meningkat dan berpengaruh

8 positif (Zimmerman, 1997). Seorang siswa dengan self-efficacy yang tinggi mampu menerima tugas secara positif dan menjadikan tuntutan tugas sebagai tantangan, Mereka percaya pada kemampuan sendiri untuk menyelesaikan tugas dan tidak mudah frustasi jika Dalam mencapai prestasi akademik kimia yang tergolong mata pelajaran yang cukup kompleks selain self efficacy tentu saja diperlukan kemauan dan keterampilan yang diintegrasikan pada suatu kemampuan yang disebut dengan self regulated learning. Self-regulated learning dapat berlangsung apabila peserta didik secara sistematis mengarahkan perilakunya dan kognisinya dengan cara memberi perhatian pada instruksi-instruksi, tugastugas, melakukan proses dan menginterpretasikan pengetahuan, mengulang-mengulang informasi untuk mengingatnya serta mengembangkan dan memelihara keyakinan positifnya tentang kemampuan belajar dan mampu mengantisipasi hasil belajarnya (Schunk, dalam Schunk & Zimmerman, 1998). Self-regulated learning merupakan proses dimana peserta didik mengaktifkan pikirannya, perasaan dan tindakan yang diharapkan dapat mencapai tujuan khusus pendidikan (Zimmerman, Bonner & Kovach, 2003). Selain itu Schunk & B-228 menemui hambatan. Self-effficacy bertujuan untuk memprediksi prestasi akademik, tetapi tidak kemampuan kognitif (Kayu & Locke, 1987; Pajares, 1996; Huang & Chang, 1996 dalam Koehler, 2007). Zimmermann (1998) menegaskan bahwa peserta didik yang bisa dikatakan sebagai self-regulated learners adalah yang secara metekognisi, motivasional dan behavioral aktif ikut serta dalam proses belajar. Peserta didik dengan sendirinya memulai usaha belajar secara langsung untuk memperoleh pengetahuan dan keahlian yang diinginkan tanpa bergantung pada guru, orang tua, dan orang lain. Strategi self regulated learning merupakan salah satu fondasi dalam pelaksanaan program homeschooling, dimana anak akan mengalami tiga jenis model pembelajaran, yaitu tatap muka, tutorial dan mandiri. Untuk pembelajaran mandiri sangat diperlukan kemandirian untuk mampu mengatur waktu, menyusun tujuan dan rencana belajar serta dan mengorganisasikan tugas yang disusun sendiri oleh siswa. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena porsi pembelajaran di kelas dan tatap muka dengan guru tidak sebanyak

9 seperti di sekolah formal. Sehingga prestasi akademik siswa juga sangat ditentukan oleh kemampuan siswa dalam melakukan self regulated learning. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Zimmerman dan Martinez-Pons (dalam Boerkarts, Pintrich, & Zeidner, 2000) ditemukan empat belas strategi self-regulated learning meliputi : evaluasi diri : pengaturan dan meminta sebaya; meminta bantuan guru/pengajar; mengulang tugas atau test sebelumnya; mengulang catatan; mengulang buku pelajaran. Siswa yang mampu merencanakan sendiri strategi belajarnya dan mampu untuk mengelola lingkungan yang kondusif untuk belajar dapat meningkatkan pencapaian prestasi akademiknya. Hal ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Weinsten & Meyer (dalam Pintrich & De Groot, 1990) yang menyimpulkan bahwa siswa yang mampu memberdayakan strategi-strategi dalam self-regulated learning, khususnya strategi metakognisi dan strategi kognisi, akan menghasilkan prestasi akademik yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak mampu memberdayakannya. Zimmerman (1998) mengatakan bahwa self-regulated learners mengubah materi pelajaran; membuat rencana dan tujuan belajar; mencari informasi; mencatat hal penting; Mengatur lingkungan belajar lebih baik; konsekuensi setelah mengerjakan tugas; mengulang dan mengingat ; meminta bantuan teman meminta bantuan orang dewasa ; memiliki motivasi superior serta mampu menggunakan strategi belajar yang efektif, sehingga mereka akan lebih sukses secara akademis dan lebih optimis dalam memandang masa depan. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa self regulated learning dan self efficacy memiliki sumbangan efektif sebesar 68,3 % terhadap prestasi akademik kimia dan 31,7% diperoleh dari konstribusi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Variabel lain yang dapat memberikan sumbangan efektif unyuk meningkatkan prestasi akademik kimia dapat berupa faktor endogen seperti motivasi, self esteem dan dapat juga berupa faktor eksogen misalnya kurikulum, pola asuh orang tua, lingkungan sekolah, sistem pendidikan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : B-229

10 1. Self regulated learning dan self efficacy secara bersama memiliki sumbangan efektif (R Square) sebesar 68,3% terhadap prestasi akademik kimia. 2. Ada hubungan antara self regulated learning dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia dengan koefisien korelasi (t) = 0,222, dan p= 0, Ada hubungan antara self efficacy dengan prestasi akademik mata pelajaran kimia dengan koefisien korelasi (t) = 0,406, dan p= 0,000. DAFTAR PUSTAKA Altun, Sertel & Erden, Munire. (2013). Self- Regulation based Learning Strategies and Self-Efficacy Perceptions as Predisctors of Male and Female Student s Mathematic Achievement. Procedia-Social and Behavioral Science, 106(1): , (Online), diakses 28 Agustus Bandura, Albert. (1997). Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York: W.H Freemen dan Company Stressor. Baron, Robert A. (2004). Social Psychology 10th Edition. Terjemahan Ratna Djuwita, dkk. Jakarta: Penerbit Erlangga. Fatima Goulaou., Maria.D The relationship between self-efficacy and academic achievement in adults learners. Athens journal of education. Vol.1, no 3, hal diakses pada 25 Agustus 2015 Nurani AT Pengaruh Kualitas Perkawinan, Pengasuhan Anak dan Kecerdasan Emosional Terhadap Prestasi Belajar Anak (online). Bogor: Fakultas Pertanian,Institut Pertanian Bogor Papalia,D.E., Old, SW., dan Feldman, R.D Human Development ( Psikologi Perkembangan). Jakarta : Kencana. B-230 Pintrich, P.R., & De Groot, E.V Motivational and Self-Regulated Learning Components of Classroom Academics Performance. Journal of Educational Psychology, 82(1): 33-40, (Online), web.stanford.edu, diakses 26 September Santrock, John. W Psikologi Pendidikan (Edisi Kedua). Terjemahan Tri Wibowo, Jakarta: Prenada Media Group. Suthar, Velo & Khooharo, Aijaz Impact of Students Mathematical Beliefs and Self-regulated Learning on Mathematics Ability of University Students. European Academic Research, (Online), diakses 28 Agustus Schunk, D,H., Zimmerman, B., Influencing Childrens Self Efficacy and Self Regulated of Readingand Writing Thought Modelling, Reading and Writing Quarterly, 23((1) Sobur, A Psikologi Umum. Bandung : Pustaka Setia Zimmerman, Bary J. (1989). A Social Cognitive View of Self-Regulated Academic Learning. Journal of

11 Educational Psychology, 81(3): , (Online), anitacrawley.net, diakses 26 Agustus Zimmerman, Bary J. & Martinez-Pons, Manuel. (1990). Student Differences in Self-Regulated Learning: Relating Grade, Sex and Giftedness to Self- Efficacy and Strategy Use. Journal of Educational Psychologist, 82(1):51-59, (Online), diakses 26 Agustus (2000). Self-Efficacy : An Essential Motive to Learn. Contemporary Educational Psychology, 25:82-91, (Online), diakses 26 Agustus (2002). Becoming Self-Regulated Learner: An Overview. Theory into Practice, 41(2), (Online), diakses 26 Agustus (2008). Investigating Self-Regulation and Motivation: Historical Background, Methodological Developments, and Future Prospects. American Educational Research Journal, 45(1): , (Online), ethinking-precollegemath.wikispaces.com, diakses 26 Agustus B-231