FOTO. Acara Syukuran HUT Ke-14 Korem 151/Binaiya

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "FOTO. Acara Syukuran HUT Ke-14 Korem 151/Binaiya"

Transkripsi

1

2 FOTO Acara Syukuran HUT Ke-14 Korem 151/Binaiya

3 Dari REDAKSI Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena edisi majalah Caraka Binaiya telah diselesaikan dengan baik dan dapat dinikmati oleh pembaca setia majalah Caraka Binaiya. Dengan terbitnya majalah ini redaksi berharap agar informasi yang tersedia baik berupa tulisan maupun gambar dapat memberikan pengetahuan dan inspirasi bagi pembaca setia Majalah Caraka Binaiya. Seperti kita ketahui bersama bahwa sebagai insan teritorial. Prajurit Korem 151/Binaiya harus dapat menjadi prajurit yang profesional di bidangnya yang mampu melaksanakan tugas terutama yang berkaitan dengan pembinaan teritorial. Korem 151/Binaiya sebagai Sub Kompartemen Strategis Kodam XVI/Pattimura yang memiliki tanggung jawab melaksanakan pembinaan teritorial di wilayah Maluku menuntut kita sebagai prajurit TNI AD yang bertugas di Korem 151/ Binaiya untuk dapat memiliki kemampuan territorial, salah satunya dengan menjalin komunikasi dengan masyarakat yang ada di daerahnya sehingga kemanunggalan TNI-Rakyat dapat terpelihara dengan baik. TNI dan rakyat merupakan kekuatan yang tidak dapat dipisahkan. Kemerdekaan RI yang kita raih tidak lepas dari pengorbanan yang telah diberikan baik oleh TNI dan Rakyat yang bersatu padu melawan penjajah merebut kemerdekaan. Kekuatan TNI dan Rakyat ini harus dipelihara terus melalui kegiatan-kegiatan yang melibatkan TNI dan rakyat, semangat gotong-royong TNI dan rakyat mengatasi setiap permasalahan yang timbul dalam masyarakat, terutama yang berkaitan dengan kesejahteraan masyarakat. Pada edisi kali ini redaksi menyajikan tulisan yang berkaitan dengan pembinaan teritorial dimana TNI dan Rakyat bersama-sama menjadi kekuatan yang ampuh dalam menjaga kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kegiatan Misi Perdamaian di Libanon Selatan yang dilaksanakan oleh Prajurit terpilih Korem 151/Binaiya juga tersaji dalam majalah ini dimana sebagai spirit bagi prajurit jajaran Korem 151/ Binaiya yang berkeinginan melaksanakan tugas perdamaian PBB, serta kegiatan pembinaan teritorial dan fokus pada kegiatan-kegiatan yang langsung bersentuhan dengan masyarakat. Redaksi juga menyajikan beberapa artikel, opini dan pengetahuan serta kegiatan-kegiatan Korem 151/ Binaiya selama triwulan I tahun Redaksi berharap majalah Caraka Binaiya edisi 7 kali ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi pembaca setia serta menjadi sarana komunikasi yang baik dan dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok Korem 151/Binaiya. SUSUNAN REDAKSI Pembina : Danrem 151/Binaiya Penasehat : Kasrem 151/Binaiya Penanggung Jawab : Mayor Czi Gerald N L. Tobing Pimpinan Redaksi : Sertu Yusli Hendra Sekretaris Redaksi : Serka Waryono Redaktur Pelaksana : Sertu Dimas Ary S Redaktur Bahasa & Pracetak : Sertu Taufiq Teguh FotograFer/Desain Grafis : Serda Dika Rifki K Editor : Sertu Nurdin Alamat Redaksi : Penrem 151/Binaiya Jalan Ahmad Yani No. 1 Ambon Telp. (0911) Alamat Alamat Medsos : Binaiya

4 DAFTAR ISI EDISI 7 TW. I TAHUN Tahun Korem 151/Binaiya Berkiprah hal 6 UTAMA FOKUS Kesiapan Aparat Kowil TNI AD Memberdayakan Wilayah Pertahanan di Darat Melalui Kegiatan Binter hal 20 hal 14 Penyelenggaraan Bhakti TNI Dalam Rangka Pemberdayaan Wilayah Pertahanan Darat hal 26 Optimalisasi Kegiatan TMMD Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Di Daerah BINTER

5 ARTIKEL PROFIL SATUAN hal 35 Penerapan Wasbang Bagi Generasi Muda hal 44 Profil Yonif 731/Kabaresi OPERASI SOSOK hal 52 Mengemban Tugas Negara Dalam Misi Perdamaian di Lebanon Selatan hal 56 Sang Juara KARATE

6 14 Tahun Ha ri Ulang Tahun Korem 151/ Binaiya diperingati pada tanggal 13 Maret 2017 ini, Korem 151/ Binaiya mencapai usia ke-14. Suatu usia yang masih sangat muda namun Korem 151/Binaiya telah menunjukkan kiprahnya sebagai Satuan Komando Kewilayahan yang KOREM 151/Binaiya Berkiprah Saat masih sebagai SKOREM 174 telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab menjaga dan memelihara situasi kemanan di wilayah Maluku dengan sangat baik. Rangkaian kegiatan dalam peringatan ulang tahun tersebut dimulai dari satu bulan menjelang tanggal 13 April, beberapa kegiatan yang bertemakan olah raga, kesenian, kesehatan, hingga sosial pun digelar dengan mengikutsertakan masyarakat Maluku khususnya di pulau Ambon berpartisipasi dalam berbagai kegiatan lomba sebagai wujud kemanunggalan TNI dan Rakyat yang tetap terpelihara dengan baik. Sejarah Terbentuknya Korem 151/Binaiya. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah Belanda mencapai puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945 saat proklamasi kemerdekaan Indonesia oleh Presiden Soekarno. Provinsi Maluku yang merupakan salah satu provinsi tertua dalam sejarah Indonesia merdeka secara resmi dibentuk pada tanggal 1 juli 1958 sesuai dengan undang-undang darurat nomer 22 tahun 1957 yang kemudian diganti dengan undang-undang nomor 20 tahun

7 Utama Dislokasi Satuan Jajaran Korem 151/Binaiya Dalam perjalanannya, provinsi Maluku sempat mengalami konflik horisontal yang bernuansa sara yang menimbulkan instabilitas dan kekacauan serta mengakibatkan korban jiwa dan harta benda. Namun berkat upaya yang dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia dalam mengatasi konflik yang terjadi, situasi dan kondisi keamanan di wilayah Maluku kembali berjalan normal sampai saat ini. Seiring berjalannya waktu dan disertai dengan kondusifnya situasi keamanan di wilayah Maluku, maka Kepala Staf Angkatan Darat mengeluarkan Keputusan Nomor : Kep/10/III/2003 tanggal 13 Maret 2003 tentang pembentukan Korem 151/binaiya membawahi tiga Kodim dan satu Yonif terdiri dari Kodim 1502/ Masohi, Maluku Tengah, Kodim 1503/Tual Maluku Tenggara, Kodim 1504/Ambon dan pulaupulau lease serta Yonif 731/ Kabaresi. Sesuai dengan perkembangan organisasi dan tuntuan tugas yang semakin komplek, Korem 151/binaiya mengalami perubahan dan penambahan satuan yaitu Kodim 1506/Namlea, Kodim 1507/ Saumlaki dan Yonif 734/Satria Nusa Samudera. Korem 151/ Binaiya adalah badan pelaksana Kodam sebagai subkompartemen strategis matra darat yang bersifat kewilayahan dan berkedudukan langsung dibawah Pangdam XVI/ Pattimura. Korem 151/Binaiya memiliki tugas pokok menyelenggarakan pembinaan teritorial untuk menyiapkan wilayah pertahanan di darat dan menjaga keamanan wilayah Maluku dalam rangka mendukung tugas pokok Kodam XVI/Pattimura. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Korem menyelenggarakan fungsi utama, fungsi organik militer dan fungsi organik pembinaan. Fungsi utama diselenggarakan dengan melaksanakan tugas antara lain : pertempuran, pembinaan kekuatan satuan dan pembinaan territorial. Keresidenan Ambon, Sekarang menjadi Gedung Korem 151/Binaiya 7

8 Tugas pertempuran yaitu menyelenggarakan segala usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berkenaan dengan penyelenggaraan pertempuran darat di wilayah Maluku, baik dengan kemampuan sendiri maupun diperkuat dalam rangka mengamankan kepentingan nasional di wilayah Maluku. Tugas pembinaan kekuatan kesatuan antara lain penyiapan kekuatan Angkatan Darat yang mempunyai kemampuan intel, tempur, pembinaan teritorial dan kesiapan pertahanan di darat serta mengembangkan kekuatan dan kemampuan kesatuan Angkatan Darat yang profesional dalam rangka penyelenggaraan pertahanan negara di darat. Tugas pembinaan teritorial dilaksanakan dengan menyelenggarakan segala usaha, perencanaan dan pengembangan serta pengerahan dan pengendalian potensi geografi, demografi dan kondisi sosial dengan segenap aspeknya menjadi kekuatan meliputi ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh guna kepentingan pertahanan negara di darat. Korem 151/Binaiya mengatasi konfllik di masyarakat dengan menyelenggarakan perdamaian Setiap permasalahan yang timbul di masyarakat harus segera diselesaikan. Bila terjadi konflik di dalam masyarakat segera diatasi dengan kearifan lokal yang ada di masyarakat dengan tetap mengedepankan penegakan hukum yang berlaku di Negara Indonesia 8

9 Fungsi organik militer meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang intelejen, operasi, personel, logistik, teritorial, perencanaan serta pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka mendukung tugas pokok Korem 151/Binaiya rangka pelaksanaan tugasnya sesuai kebijakan dan ketentuan Pangdam XVI/Pattimura. Fungsi organik pembinaan meliputi segala usaha, pekerjaan dan kegiatan di bidang latihan dalam rangka mendukung tugas pokok Korem 151/Binaiya. Korem 151/Binaiya melaksanakan komando dan pengendalian terhadap penyelenggaraan operasi militer untuk perang (omp) dan operasi militer selain perang (omsp) di wilayah Korem 151/Binaiya sesuai rencana operasi pertahanan Korem 151/Binaiya. Korem 151/Binaiya juga mengadakan hubungan dengan instansi, badan dan lembaga di dalam maupun di luar korem dalam Korem 151/Binaiya ikut mendukung Program Emas Hijau dan Emas Biru untuk kesejahteraan masyarakat 9

10 Pengabdian Korem 151/Binaiya Melalui Pembinaan Teritorial Pembinaan teritorial yang dilaksanakan sebagai upaya dalam mewujudkan daya tangkal dapat memberikan kontribusi penting guna terwujudnya ketahanan wilayah. Kondisi ketahanan wilayah yang tangguh sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup bangsa dan negara. Kondisi ini dapat terwujud apabila seluruh aspek yang meliputi bidang geografi, demografi, idiologi, politik, ekonomi ekonomi, sosial budaya, agama dan hankam dapat berperan sebagai pendukung. Salah satu cara untuk mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh adalah dengan mengoptimalkan pembinaan teritorial oleh Satuan Komando Kewilayahan yang mana pada selanjutnya dilaksanakannya dengan pembinaan teritorial secara optimal dapat berpengaruh positif terhadap ketahanan wilayah. Kegiatan pembinaan teritorial yang dilaksanakan oleh Korem 151/ Binaiya selama ini antara lain berupa bhakti TNI seperti kegiatan rehab rumah, pembangunan sarana dan prasarana fisik di pedesaan melalui TMMD di Saumlaki dan Masohi, karya bakti bersama masyarakat, melaksanakan kegiatan program emas hijau dan emas biru dimasing-masing Kodim jajaran Korem 151/Binaiya dan kegiatan lainnya. Kemudian pembinaan ketahanan wilayah melalui upaya meningkatkan kesadaran bela Negara salah satunya dengan melaksanakan sosialisasi wawasan kebangsaan dan bahaya radikalisme yang diberikan kepada pelajar dan masyarakat di wilayah Maluku serta menyelenggarakan komunikasi social dengan tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh adat dan tokoh pemuda yang ada di wilayah Maluku untuk menjalin tali silaturahmi dan meningkatkan kemanunggalan TNI dan Rakyat. Korem 151/Binaiya melaksanakan cetah sawah 10

11 Rangkaian kegiatan dalam rangka HUT ke 14 Korem 151/Binaiya Korem 151/Binaiya juga terlibat dalam ketahanan pangan dengan melakukan kegiatan yang terstruktur dilapangan melalui satuan jajaran Korem 151/Binaiya dari tingkat Kodim, Koramil hingga Babinsa dengan memberikan bimbingan teknis secara langsung kepada para petani. Babinsa atau Bintara Pembina Desa yang tergelar dipelosok-pelosok desa memiliki potensi sebagai penggerak dalam mendukung terwujudnya ketahanan pangan, sehingga diharapkan desadesa yang menjadi wilayah binaannya akan dapat menjadi Lumbung Pangan. Untuk membantu menyiapkan konsep pedoman pelaksanaan ketahanan pangan, langkah-langkah yang telah diambil antara lain meliputi : menghimpun data (tentang lahan yang ada dan rencana perluasan lahan, kelompok-kelompok tani yang ada, kondisi irigasi terkini dan kapasitasnya, dan alat mesin pertanian yang ada) kemudian pengawasan dan pengendalian terhadap distribusi pupuk, terhadap distribusi bibit dan pengawasan penerimaan data, pendampingan kelompok tani, pemantauan dan evaluasi pengolahan lahan yang ada, perluasan lahan melalui indeks pertanaman, penyemaian dan penanaman serta pemupukan dan panen. 11

12 Dan dalam rangka pencapaian hasil produksi pertanian di wilayah Maluku, Korem 151/ Binaiya juga melaksanakan pekerjaan cetak sawah baru untuk masyarakat petani di beberapa tempat di lahan-lahan yang berpotensi untuk dijadikan persawahan. Prajurit Korem 151/Binaiya dengan sesanti ka'i mese-mese aman, pegang eraterat negeri, yang dilandasi semangat kebersamaan bertekad untuk menegakkan kedaulatan negara yang berlandaskan Pancasila, Sapta Marga dan Sumpah Prajurit demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. PEJABAT-PEJABAT DANREM 151/BINAIYA DARI TAHUN 2002 SAMPAI DENGAN SEKARANG : 1. Kolonel lnf Tony SB Hoesodo,Danrem ke-1 tanggal 14 Oktober 2002 sampai dengan tanggal 14 Februari Kolonel Inf Iro Suparmo, Danrem ke-2 tanggal 14 Februari 2005 sampai dengan tanggal 16 November Kolonel Arm Sjafriel Marasin, S.IP, Danrem ke-3 tanggal 16 November 2006 sampai dengan tanggal 30 Juli Kolonel Inf Pratimun, S.Sos, Danrem ke-4 tanggal 30 Juli 2007 sampai dengan tanggal 11 September Kolonel Inf Bambang Hermanto, Danrem ke-5 tanggal 11 September 2008 sampai dengan tanggal 17 Juli Kolonel Arm Nazarudin, Danrem ke-6 tanggal 17 Juli 2010 sampai dengan tanggal 28 Juni Kolonel Inf Kurnaedi, Danrem ke- 7 tanggal 28 Juni 2012 sampai dengan tanggal 26 Nopember Kolonel Inf Wanti WF Mamahit, Danrem ke-8 tanggal 26 Nopember 2013 sampai dengan 28 Oktober Kolonel Inf Achmad Marzuki, Danrem ke-9 tanggal 28 Oktober sampai dengan 13 Pebruari Kolonel Inf Tri Nugraha Hartanta, Danrem ke-10 tanggal 13 Pebruari 2015 sampai dengan 28 Desember Kolonel Inf Edy Sutrisno, Danrem ke-11 tanggal 28 Desember 2015 sampai dengan 30 Maret Kolonel Inf Christian Kurnianto Tehuteru ke-12 tanggal 30 Maret 2017 sampai dengan sekarang 12

13 Pejabat-pejabat Danrem 151/Binaiya Dari Tahun 2002 sekarang 13

14 PENYELENGGARAAN BHAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT K omando Kewilayahan sebagai ujung tombak TNI AD dalam melaksanakan pembinaan teritorial tetap melaksanakan langkah-langkah kongkrit melalui pemberdayaan wilayah pertahanan yang implementasinya di lapangan diwujudkan dengan kegiatan Bhakti TNI baik berupa kegiatan Karya Bhakti maupun Operasi Bhakti dengan tujuan untuk membantu pemerintah dalam menggali potensi yang ada di wilayah guna kepentingan pertahanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan dalam lingkup internal TNI AD sendiri melalui Bhakti TNI diharapkan akan terwujud kemanunggalan TNI Rakyat. Dalam kenyataannya penyelenggaraan Bhakti TNI yang dilaksanakan oleh Kowil masih banyak menemui kendala dan keterbatasan antara lain rendahnya tingkat kesiapan aparat Kowil, terbatasnya piranti lunak yang dimiliki baik berupa buku-buku petunjuk maupun protap, serta masih belum padunya rencana kegiatan Bhakti TNI yang disusun oleh Kowil dengan pemerintah dan instansi terkait lainnya. Kondisi tersebut berakibat pada penyelenggaraan Bhakti TNI belum optimal dan tidak dapat mencapai sasaran yang telah ditetapkan Komando atas, sehingga tugas pemberdayaan wilayah pertahanan darat yang menjadi salah satu tugas TNI AD belum dapat tercapai. Bakti TNI merupakan salah satu wujud kepedulian TNI AD dalam membantu menangani permasalahan sosial dan kemanusian baik atas permintaan maupun atas inisiatif sendiri merupakan kekuatan bila diselenggarakan secara terkoordinasi dan terintegrasi dengan melibatkan pemerintah dan segenap lapisan masyarakat. Disamping itu Bakti TNI juga dapat dijadikan sebagai sarana untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan yang menjadi salah satu tugas yang harus dilaksanakan oleh TNI AD. Sejarah perjuangan Indonesia menunjukkan betapa kokohnya persatuan TNI dengan rakyat dalam kesatuan yang manunggal yang bangkit melancarkan revolusi untuk menumbangkan penjajahan. 14

15 Oleh karena itu TNI akan terus berjuang untuk kepentingan rakyat yang mendambakan keadilan dan kemakmuran, hal ini tentu akan terwujud melalui pembangunan yang merata ditengahtengah rakyat. Pembangunan nasional yang menuju kepada terwujudnya kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia, dalam konteks ini TNI selalu tampil kedepan menjadi pelopor, bersama-sama rakyat melaksanakan kegiatan pembangunan tersebut melalui beberapa kegiatan misalnya Karya Bhakti TNI, Operasi Bakti dan lain sebagainya. Dihadapkan dengan semangat Otonomi Daerah dan sejalan dengan adanya tugas pemberdayaan wilayah pertahanan, maka TNI dalam salah satu visinya antara lain berwawasan kebangsaan serta dicintai rakyat, oleh karena itu TNI berbakti dan mengabdi hanya kepada bangsa dan negara. TNI yang dicintai rakyat bermakna bahwa prajurit TNI harus manunggal dengan rakyat. Kemanunggalan TNI Rakyat harus tetap dipertahankan sebagai modal utama dalam menjaga keutuhan bangsa dan negara, dengan jalan mengintensifkan penyelenggaraan Bakti TNI sehingga pemberdayaan wilayah pertahanan dapat dilaksanakan secara optimal. Kegiatan Bhakti TNI merupakan salah satu bentuk pengejawantahan tugas-tugas TNI AD dalam bidang Binter untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa tujuan nasional bangsa Indonesia adalah untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi Pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat Fokus segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia adalah atas dasar persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia dan meningkatkan kesejahteraan umum. Pokok pikiran yang terkandung dalam pernyataan tersebut adalah bahwa Negara wajib menjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup masyarakat Indonesia, sehingga akan terwujud kehidupan sosial yang kondusif. Dan untuk itulah, maka TNI AD berupaya untuk membantu pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui kegiatan Bhakti TNI. 15

16 Budidaya Ikan di Keramba Anggota Koramil Saparua dan Pok. Nelayan Kegiatan Bhakti TNI yang dilaksanakan oleh TNI AD merupakan wahana untuk menggalang kemanunggalan TNI Rakyat sehingga akan terwujud persatuan dan kesatuan bangsa yang dapat berdayaguna bagi kepentingan pemberdayaan wilayah pertahanan darat. Dan untuk mewujudkan sistem pertahanan tersebut Komando Kewilayahan berperan sebagai wadah untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan, sehingga dapat mewujudkan ketahanan wilayah yang tangguh melalui pelaksanaan kegiatan Bhakti TNI. 2) Undang Undang RI No. 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia. Didalamnya disebutkan bahwa TNI AD sebagai bagian integral dari TNI seperti yang diatur dalam Pasal 8 ayat (d) memiliki tugas melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di Kemanunggalan TNI-Rakyat harus terus dipelihara darat. Hal ini berarti TNI AD memiliki tanggung jawab untuk membina potensi kewilayahan guna kepentingan pertahanan di darat melalui pemberdayaan wilayah pertahanan. Untuk melakukan pembinaan potensi wilayah, maka TNI AD perlu mengoptimalkan kegiatan Bakti TNI di daerah. Binter dalam metode Bhakti TNI pada intinya adalah merebut hati rakyat, oleh setiap prajurit Angkatan Darat dengan bersikap dan berperilaku baik terhadap rakyat dengan tujuan mengambil hati rakyat sehingga tumbuh simpati dan cinta terhadap tentaranya, yaitu Angkatan Darat guna mendorong terwujudnya kemanunggalan TNI-Rakyat, suatu kondisi yang melahirkan kekuatan sinergis yang sangat diperlukan bagi upaya-upaya menyelesaikan masalahmasalah bangsa. Semangat kemanunggalan TNI dan Rakyat itu memang harus dipertahankan dan bahkan harus terus dipupuk serta ditumbuhkembangkan dalam hati sanubari setiap prajurit TNI AD dan senantiasa akan menempatkan hati nurani rakyat pada tempat yang sentral dan suara hatinya kita dengarkan dengan baik. 16

17 Bhakti TNI sebagai upaya TNI AD untuk membantu pemerintah dalam menangani masalahmasalah sosial dan kemanusiaan diharapkan dapat lebih meningkatkan kemanunggalan TNI Rakyat. b. Hubungan Bhakti TNI dengan Pemberdayaan Wilayah Darat. Bakti TNI yang dilaksanakan secara bersama-sama dengan instansi terkait dan masyarakat tanpa mengabaikan kesiapan satuan. Sementara itu pemberdayaan wilayah pertahanan dengan melakukan serangkaian kegiatan pengelolaan potensi kewilayahan menjadi kekuatan kewilayahan untuk mendukung kepentingan pertahanan yang dilaksanakan melalui penyelenggaraan Pembinaan Teritorial metode Bhakti TNI pada dasarnya untuk mewujudkan ruang, alat dan kondisi juang yang tangguh dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya buatan serta pemberdayaan seluruh komponen bangsa di wilayah untuk kepentingan Sishanta. Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa kegiatan Bhakti TNI Kegiatan Pembibitan di desa Mamala Morella merupakan wahana untuk melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan. Pada hakekatnya TNI sebagai salah satu bagian dari komponen bangsa telah ikut berperan aktif untuk mendukung program pembangunan Nasional melalui serangkaian program kegiatan Bhakti TNI yang menyentuh langsung pada kebutuhan hidup rakyat, namun hal tersebut belum dapat terlaksana secara optimal dan berakibat pada tugas pemberdayaan wilayah pertahanan darat yang menjadi tugas TNI AD belum dapat tercapai sepenuhnya. Oleh karenanya ke depan diperlukan pentahapan kegiatan Bhakti TNI yang ter susun dengan baik sehingga penyelenggaraan Bhakti TNI dapat lebih ditingkatkan, dan piranti lunak sebagai legalitas formal bagi Kowil harus disesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan serta adanya peningkatan keterpaduan dalam pelaksanaan Bhakti TNI terutama menyangkut koordinasi yang dilakukan antara Satuan Kowil dengan pemerintah daerah dan instansi sektoral lainnya di daerah. 17

18 Binter pada dasarnya diarahkan untuk mendukung suksesnya Pembangunan Nasional melalui penyelenggaraan metoda Bhakti TNI, Bintahwil/Binwanwil dan Komsos sehingga terwujudnya ketahanan masyarakat di bidang Ipoleksosbudhankam Rehab Rumah di Morella yang tangguh. Sedangkan dalam lingkup Sisbin TNI, Binter diarahkan untuk membentuk dan mewujudkan sikap teritorial pada setiap prajurit Angkatan Darat dalam rangka meningkatkan dan memelihara kemanunggalan TNI-Rakyat. Salah satu azas pelaksanaan Binter adalah adanya kesatuan komando, yaitu penyelenggaraan Binter dilaksanakan dengan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian yang terkoordinasi di bawah satu komando serta azas manfaat, yaitu penyelenggaraan Binter harus dirasakan manfaatnya oleh masyarakat di samping untuk kepentingan pertahanan negara. Mengacu pada hal tersebut diatas, maka penyelenggaraan Bakti TNI sebagai wujud pelaksanaan Binter dalam prakteknya di lapangan harus dapat dilaksanakan secara terencana sehingga pelaksanaannya dapat memberikan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Dan oleh karenanya ke depan baik setiap tahapan kegiatan dalam penyelenggaraan Bakti TNI harus dapat dilakukan semaksimal mungkin. Dalam pelaksanaan kegiatan Bakti TNI sering diabaikan tentang pentingnya keterpaduan dalam melakukan setiap perencanaan maupun tindakan yang dilakukan, sehingga berakibat pada pencapaian kegiatan yang kurang maksimal. Untuk itu, ke depan diharapkan hal tersebut tidak terjadi lagi. Masing-masing pihak baik aparat Kowil, pemerintah daerah maupun instansi sektoral lainnya yang terkait harus dapat memegang teguh azas kesetaraan dan keterpaduan dalam setiap perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam kegiatan Bakti TNI, sehingga tujuan pemberdayaan wilayah pertahanan darat yaitu agar seluruh upaya pengelolaan potensi nasional yang diselenggarakan oleh jajaran Angkatan Darat khususnya Kowil bersama komponen bangsa lainnya mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan dapat tercapai. 18

19 Untuk itu diharapkan : a. Kerjasama antara Pemerintah dengan TNI dapat terlaksana dengan baik, dimana pengambilan keputusan dapat dilakukan secara tepat dengan dilandasi oleh kebijakan atau piranti lunak yang secara jelas dan rinci mencantumkan batasbatas kewenangan masingmasing. b. Penentuan obyek yang akan dijadikan sasaran Bakti TNI di lapangan harus dapat dilaksanakan secara maksimal dan terkoordinasikan dengan baik oleh aparat Kowil, Pemerintah daerah dan instansi sektoral lainnya yang terkait. c. Pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan RTRW antara pemerintah daerah dengan Satuan Komando Kewilayahan dapat berjalan dengan baik, dimana penyusunan RTRW pembangunan harus dapat disinkronkan dengan RUTR Pertahanan yang telah disusun oleh Kowil, sehingga pendekatan kesejahteraan dapat dilakukan seimbang dengan pembangunan yang berkaitan dengan kepentingan pertahanan. Bakti TNI merupakan salah satu metode yang dinilai efektif untuk mewujudkan partisipasi masyarakat dalam rangka menciptakan kemanunggalan TNI dengan Rakyat, serta dalam upaya memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa guna menjaga Keutuhan Negara kesatuan Republik Indonesia. Agar penyelenggaraan Bakti TNI mampu mencapai hasil yang optimal maka perlu ditempuh langkah optimalisasi dengan meningkatkan kegiatan pada setiap tahapan Bakti TNI, latihan dan penataran, penyamaan visi dan misi tentang penyelenggaraan Bakti TNI, penyusunan protap-protap penyelenggaraan pemberdayaan wilayah pertahanan darat, serta peningkatan kerjasama antara aparat Kowil dengan pemerintah daerah serta instansi terkait lainnya dengan harapan melalui Bakti TNI dapat mencapai sasaran yang telah disusun yakni terwujudnya kemanunggalan TNI dengan rakyat. Dengan adanya upaya ke arah yang lebih baik dengan berbagai langkah yang disesuaikan dengan aturan dan norma yang diberlakukan, baik terhadap peran dan fungsi dari Kowil itu sendiri melalui penyamaan visi, misi dan persepsi, maupun kinerja Aparat Kowil melalui peningkatan lima kemampuan teritorial serta kegiatan Bakti TNI melalui Operasi Bakti dan Karya Bakti yang dilaksanakan pada intinya adalah untuk merebut hati rakyat dengan bersikap dan berperilaku baik terhadap rakyat sehingga timbul simpati rakyat terhadap TNI sehingga mendorong terwujudnya Kemanunggalan TNI -Rakyat. Kondisi ini akan melahirkan kekuatan sinergis yang diperlukan bagi upaya-upaya untuk mewujudkan keberhasilan pelaksanaan pemberdayaan wilayah pertahanan darat yang menjadi tugas dari Kowil. Talud Penahan Banjir Hasil Kerja Personel Kodim Saumlaki dan Masyarakat desa 19

20 KESIAPAN APARAT KOMANDO KEWILAYAHAN (KOWIL) TNI AD D alam UU RI Nomor 34 tahun 2004 pasal 8d menyatakan Angkatan Darat bertugas melaksanakan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat. Tugas Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat yang diamanahkan oleh Undang- Undang kepada Angkatan Darat, dilaksanakan dalam bentuk kegiatan operasi ataupun pembinaan yang sifatnya sebagai salah satu fungsi utama TNI AD. Indonesia adalah Negara yang besar, baik dalam arti geografis dan demografis yang MEMBERDAYAKAN WILAYAH PERTAHANAN DI DARAT MELALUI KEGIATAN PEMBINAAN TERITORIAL (BINTER) TNI AD memiliki potensi sumber kekayaan alam yang berlimpah dan kaya dengan berbagai budaya bangsa. Secara geografis posisi Indonesia berada pada posisi silang yang terletak antara Benua Asia-Australia dan Samudra Hindia Pasifik. Posisi silang ini mengandung makna penting dalam hubungan regional maupun global, serta mempunyai keuntungan dan kerawanan tertentu. Keberadaan ribuan pulau yang dihubungkan oleh lautan dengan rangkaian pulau-pulau yang memiliki garis pantai yang sangat panjang dan selat yang sedemikian luasnya, menimbulkan kesulitan dalam pengawasan dan pendeteksian atas pelanggaran wilayah kedaulatan dan yuridiksi nasional serta rawan terhadap berbagai hakekat ancaman. Kondisi seperti ini menuntut adanya suatu system pertahanan yang kuat dan tangguh, sehingga mampu mengawal, mengantisipasi dan mempertahankan eksistensi kokohnya NKRI yang berdasarkan pancasila dan UUD

21 kungnya. Binter Mengacu pada pengalaman sejarah membuktikan bahwa Sistem Pertahanan Negara yang kuat, ampuh dan telah teruji, baik dalam perang merebut kemerdekaan, mengusir penjajah serta upaya memadamkan berbagai pemberontakan dalam negeri dapat diantisipasi dengan Sistem Pertahanan Yang Bersifat Semesta (Sishanta). System tersebut melibatkan semua potensi nasional yang menjadi kekuatan pertahanan, sehingga Sistem Pertahanan yang bersifat semesta tersebut telah ditetapkan dalam Perundang-undangan sebagai Sistem Pertahanan Negara. Untuk mewujudkan Sistem Pertahanan yang bersifat semesta merupakan strategi pertahanan Negara Indonesia yang didukung oleh Komponen Utama, Cadangan dan Pendukung. Komponen Utama yang Komsos Babinsa dengan Masyarakat desa diperankan oleh TNI khususnya Gelar Komando Wilayah (satuan Kowil) menyelenggarakan pemberdayaan wilayah sesuai dengan amanat UU RI No. 34 tahun 2004 pasal 8d menyatakan bahwa Angkatan Darat bertugas melaksanakan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di darat, yang direalisasikan melalui kegiatan Pembinaan Teritorial. Pemberdayaan Wilayah Pertahanan adalah upaya membantu pemerintah untuk menyiapkan potensi nasional menjadi kekuatan pertahanan yang dipersiapkan secara dini. Meliputi wilayah pertahanan beserta kekuatan pendukungnya untuk melaksanakan operasi militer untuk perang, yang pelaksanaannya didasarkan pada kepentingan pertahnan Negara sesuai dengan Sishanta. Kekuatan pertahanan disini mengandung 2 (dua) unsur yaitu wilayah pertahanan dan kekuatan pendu- a. Unsur wilayah pertahanan, meliputi aspek geografi yang perlu dikelola dan didayagunakan, sehingga menjadi kekuatan pertahanan dalam bentuk ruang juang yang tangguh, dan bermanfaat sebagai ruang maneuver bagi pasukan saat melaksanakan operasi pertahanan serta sebagai tumpuan logistic wilayah yang dapat mendukung jalannya perang secara berlanjut. Babinsa melaksanakan pendampingan kepada Kelompok tani. 21

22 b. Unsur kekuatan pendukung terdiri dari manusianya (rakyat) yang meliputi 2 (dua) aspek yaitu aspek demografi dan aspek kehidupan berupa kondisi social. Aspek demografi, perlu dikelola dan didayagunakan, sehingga menjadi kekuatan pertahanan dalam bentuk alat juang yang tangguh, dan bermanfaat untuk mendukung pertahanan Negara. Alat juang ini diwujudkan dalam bentuk komponen cadangan dan komponen pendukung. Sedangkan Aspek kehidupan (konsos), perlu dikelola dan didayagunakan, sehingga menjadi kekuatan yang dapat mempengaruhi kondisi untuk mendukung lingkungan operasi, sehingga menjadi kekuatan pertahanan, dalam bentuk kondisi juang yang tangguh, untuk mendukung pertahanan Negara. Pemberdayaan wilayah pertahanan di darat merupakan Latihan Gladi Posko dilaksanakn untuk membekali aparat teritorial dalam melaksanakan tugas pokok salah satu tugas yang telah diamanahkan oleh Perundangundangan kepada Angkatan Darat yang pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan Pembinaan Teritorial. Aparat kewilayahan merupakan bagian dari penentu suksesnya tugas memberdayakan wilayah itu sendiri dimana pengembangannya harus menyesuaikan kondisi wilayah. Untuk dapat mempersiapkan aparat Kowil yang memiliki kemampuan dan keterampilan melaksanakan tugas pemberdayaan kewilayahan tidak terlepas dari peranan para komandan satuan untuk membekali aparatnya, yang berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan Binter TNI AD untuk dipedomani, dihayati dan dia malkan khususnya tentang sikap territorial dan melaksanakan 5 kemampuan territorial serta melaksanakan 3 metode Binter, memahami makna UU RI No. 3 tahun 2002 tentang Hanneg, UU RI nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI, serta Kemanunggalan TNI-Rakyat, sebagai pengetahuan aparat Kowil untuk dapat mendukung pelaksanaan tugas pemberdayaan wilayah dalam rangka menyiapkan segala sesuatunya agar dapat dijadikan sebagai pendukung pertahanan Negara di darat. 22

23 Kemampuan aparat Komando Kewilayahan sebagai prajurit yang langsung membina territorial di daerah sangat berpengaruh untuk menentukan kelacaran dan keberhasilan pelaksanaan tugas di lapangan. Untuk memiliki kesiapan sesuai yang diharapkan maka setiap prajurit di satuan komando kewilayahan harus berupaya meningkatkan kompetensinya secara terus menerus dengan cara belajar secara mandiri atau dengan mengikuti pendidikanpendidikan/kursus yang dilaksanakan oleh Komando Atas. Disamping itu sebagai aparat Kowil, dituntut untuk memahami dan menguasai secara baik tentang Binter TNI AD. Upaya merealisasikan pemberdayaan wilayah, yang dilaksanakan melalui kegiatan Binter, setiap prajurit yang ditugaskan sebagai pembuat kebijakan dan pelaksana teritorial di satuan Kowil harus mampu merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan Binter di wilayah binaan yang disesuaikan dengan kondisi wilayahnya, dalam arti setiap penyelenggara Binter mengerti tentang apa yang lebih dominan untuk dikelola dikembangkan dan direalisasikan di wilayah binaan sebagai andalan di bidang Geografi, Demografi dan Kondisi Sosial. Kemampuan yang harus dipahami setiap pi AD diantaranya, memedomani, menghayati dan mengamalkan Sikap Teritorial (murah senyum, tegur sapa, rasa hormat dan terima kasih, kenali adat istiadat, larut diri di setiap lapisan masyarakat (berbaur), positif dalamn tata susila, kesediaan untuk membantu, selalu ikut kegiatan keagamaan). Kemudian memiliki kemampuan untuk melaksanakan 5 Kemampuan Teritorial (temu cepat dan lapor cepat, manajemen territorial, penguasaan wilayah, perlawanan rakyat dan kemampuan komunikasi sosial). Komunikasi Sosial terus dilakukan oleh aparat teritorial dalam memelihara dan meningkatkan Kemanunggalan TNI-Rakyat 23

24 Upaya merealisasikan pemberdayaan wilayah yang dilaksanakan melalui kegiatan Binter, dengan cara 3 metoda yaitu : a. Metoda Bhakti TNI. Mampu melaksanakn Operasi Bhakti dan Karya Bhakti. Bhakti TNI merupakan kegiatan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi kesulitan masyarakat diwilayah binaannya. Kegiatan yang dilaksanakan antara lain membantu memelihara dan memperbaiki fasilitas umum, membantu korban bencana alam dan membantu mengatasi kesulitan rakyat lainnya. b. Metoda Binwanwil. Pembinaan perlawanan wilayah, dilaksanakan agar masyarakat timbul rasa kesadaran tentang bela Negara dan rasa cinta tanah air, sehingga memiliki ketangguhan atau keuletan dalam menghadapi berbagai pengaruh negative maupun ancaman baik yang datang dari dalam maupun dari luar negeri terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta keselamatan bangsa. c. Metoda Binkomsos. Pembinaan Komunikasi Sosial dilaksanakan dalam rangka memelihara dan meningkatkan keeratan hubungan dengan segenap komponen bangsa guna terwujudnya saling pengertian dan kebersamaan, sehingga timbul keinginan masyarakat untuk berpartisipasi pada kepentingan Negara. Kegiatan komunikasi social dapat dilaksanakan melalui silaturahmi, anjangsana, menghadiri undangan dengan tokohtokoh agama maupun masyarakat, dengan keluarga besar TNI dan dengan Aparat Pemerintah Daerah. Upaya Aparat Kowil melaksanakan Binter dengan mengelola Geografi untuk mewujudkan ruang juang yang tangguh bagi kepentingan pertahanan negara, yang dilakukan satuan TNI AD sifatnya membantu pemerintah dengan cara dan bekerjasama dengan instansi lain yang terkait antara lain Pemerintah Daerah, Lingkungan Hidup dan lain-lain sebagainya. Pendayagunaan Sumber daya Alam dan Buatan serta sarana dan prasarana baik daerah maupun nasional diarahkan untuk kepentingan kesejahteraan dan pertahanan Negara dalam wujud ketersedian logistik pertahanan di wilayah. Aspek Geografi disiapkan sebagai wilayah pertahanan yang mampu memberikan ruang gerak bagi pasukan sendiri, dalam rangka memenangkan peperangan. Sumber daya yang ada di dalamnya dan di atasnya, dikelola untuk disiapkan sebagai logistik wilayah untuk kepentingan pertahanan Negara. Unsur wilayah pertahanan, meliputi aspek geografi yang perlu dikelola dan didayagunakan, sehingga menjadi kekuatan pertahanan dalam bentuk ruang juang yang tangguh dan bermanfaat sebagai ruang manuver bagi pasukan saat melaksanakan operasi pertahanan serta sebagai tumpuan logistik wilayah yang 24

25 Pembekalan ilmu dan pengetahuan untuk mendukung tugas aparat teritorial dapat mendukung jalannya perang secara berlanjut dan tempat mengungsi masyarakat untuk dapat bertahan hidup. Mengelola Demografi yaitu dengan mewujudkan Alat Juang, untuk dibina menjadi kekuatan demografi dalam wujud alat juang yang tangguh dan memiliki daya tangkal kewilayahan untuk kepentingan pertahanan Negara. Pembinaan terhadap potensi ini adalah untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi kekuatan rakyat yang tergabung sebagai Komponen Utama, Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung yang pengabdiannya disesuaikan dengan profesi. Aspek Demografi disiapkan sebagai kekuatan pendukung yang memiliki kemampuan dan keterampilan untuk diorganisir dalam Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung. Pembinaan Sumber Daya Manusia diarahkan untuk mewujudkan kekuatan pendukung yang terorganisir dalam Komponen Cadangan dan Komponen Pendukung, yang siap dimobilisasi untuk memperkuat dan mendukung Komponen Utama dalam rangka pertahanan Negara. Mengelola Kondisi Sosial dengan mewujudkan Kondisi Juang merupakan perwujudan dari hasil pembinaan aspek kondisi social menjadi kekuatan pertahanan dalam wujud kondisi juang yang tangguh, sehingga memiliki daya tangkal kewilayahan yang kuat dan mampu mendukung kepentingan pertahanan Negara. Aspek Kondisi Juang tersebut merupakan aspek ketahanan nasional yang meliputi ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya serta pertahanan dan keamanan. Dalam mewujudkan Kemanunggalan TNI-Rakyat peranan rakyat sangat menentukan dalam perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk didalam aspek penyelenggaraan pertahanan negara. Bagi Indonesia peran aktif rakyat dalam bentuk Kemanunggalan TNI Rakyat sangat dibutuhkan dalam system pertahanan Negara. Sejarah telah membuktikan kesuksesannya pada saat perjuangan fisik. melawan dan mengusir penjajah serta memadamkan berbagai pemberontakan yang terjadi di dalam negeri. Mengacu dari pengalaman sejarah tersebut maka strategi pertahanan yang diterapkan adalah sistem pertahanan yang bersifat Semesta (Sishanta). Berkaitan dengan aspek sumber daya manusia dalam Sishanta tersebut diwujudkan dalam bentuk Kemanunggalan TNI- Rakyat, yang merupakan rohnya TNI AD dan memiliki kekuatan yang sangat ampuh dalam system pertahanan Negara di Indonesia. 25

26 OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA TNI Manunggal Membangun Desa adalah suatu program terpadu antara TNI khususnya TNI AD dan pemerintah daerah yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di daerah, dengan harapan kesejahteraan masyarakat di daerah juga akan meningkat. Selain sasaran pokoknya yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, TMMD juga bertujuan untuk pembinaan keamanan Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah 26 wilayah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah masih perlu mendapat perhatian dari pemerintah karena secara umum masyarakat hidup dibawah garis kemiskinan dan sebagian besar tinggal di daerah pedesaan. Program TMMD dapat terlaksana dengan baik apabila adanya kerjasama yang saling mendukung dari semua unsur yang terlibat baik TNI, Pemda maupun Masyarakat. Kerjasama yang baik akan terlaksana melalui koordinasi yang mantap baik pada saat penganggaran atau program dimulai, namun demikian masih belum dapat dilaksanakan secara optimal.

27 Binter Permasalahan permasalahan yang muncul antara lain menyangkut tentang sasaran dari TMMD tersebut, koordinasi yang kurang mantap dengan unsur-unsur terkait dan pendanaan yang tidak sesuai dengan rencana sasaran. Mengingat betapa pentingnya program TMMD sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan kemanunggalan TNI-Rakyat, membantu tugas pemerintah. Pemerintah daerah dalam upaya meningkatkan akselerasi pembangunan dan mengatasi masalah-masalah sosial serta meningkatkan kesejahteraan rakyat maka perlu adanya Optimalisasi Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa Dalam Rangka Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat di Daerah. Kemanunggalan TNI-Rakyat, adalah suatu keadaan atau sikap perilaku yang menyatu dari atau bersatu padunya TNI- Rakyat, baik secara lahir maupun batin dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional untuk mencapai tujuan nasional. Peran serta masyarakat mendukung tugas TNI akan memperkokoh Kemanunggalan TNI-Rakyat untuk kesejahteraan masyarakat 27

28 Kegiatan TMMD merupakan bagian dari Pembinaan Teritorial yang pada hakikatnya sebagai salah satu kegiatan utama dalam mencapai tugas pokok TNI AD merupakan kegiatan yang sangat strategis untuk memenangkan pertempuran dan membantu mengatasi kesulitan masyarakat. Untuk melaksanakan tugas yang mempunyai nilai strategis tersebut diperlukan suatu konsepsi dalam mengoptimalkan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah, hal ini juga sebagai wujud kepedulian TNI terhadap rakyat. Karena TNI berasal dari rakyat sudah merupakan hal yang wajar apabila pokok perjuangannya demi kepentingan rakyat. Dalam pasal 7 ayat 2 salah satu bentuk tugas dari Operasi Militer Selain Perang yang dilaksanakan TNI adalah untuk memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta. Adapun dalam pasal 8 salah satu tugas TNI AD Pekerjaan Pembukaan Jalan pada TMMD ke-97 di Bula adalah melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di darat, dalam rangka terdukungnya tugas tersebut upaya yang dilakukan dengan cara Pembinaan Teritorial yang salah satunya dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan TMMD. Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa adalah kegiatan terpadu yang dapat dijadikan alternatif jalan keluar ditengah keterbatasan anggaran pemerintah daerah dalam mensejahterakan masyarakat di daerah, karena kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa dapat menghemat anggaran pemerintah dalam pendanaan pembangunan. Tapi walaupun kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa dapat dijadikan alternatif, namun sampai saat ini terkesan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa dilaksanakan asal jadi terutama karena masih ada pemerintah daerah yang kurang merespon kegiatan ini. Hal ini dapat dilihat dari seringnya keterlambatan dukungan kebutuhan dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa. Penentuan program TNI Manunggal Membangun Desa ditentukan sebelum pelaksanaan TNI Manungggal Membangun Desa dimulai, namun dalam pelaksanaannya dilapangan masih didapatkan kesulitan dalam penentuan program padahal hal ini berkaitan langsung dengan prioritas sasaran. 28

29 Pemerintah daerah sebagai penentu program pembangunan di daerah masih kurang maksimal dalam melibatkan semua instansi terkait sehingga instansi terkait yang merasa tidak dilibatkan tidak mengikut sertakan tenaga ahlinya. Setelah program dari Komando Atas turun selanjutnya kegiatan yang dilaksanakan adalah kegiatan koordinasi untuk mensinkronkan program yang ada dengan program pemerintah daerah. Hal yang seringkali terjadi lambatnya keputusan dari pejabat pemerintah daerah padahal kegiatan ini dilaksanakan 1 (satu) tahun sebelum pelaksanaan dimulai dengan harapan Pemda dapat memasukkan program tersebut kedalam anggaran tahun berikutnya, sehingga pemda mempunyai waktu yang cukup dalam perencanaan terutama Babinsa membantu petani saat prose pembibitan tanaman produktif dalam segi alokasi anggaran pembangunan. Pada tahap ini kegiatan sudah mulai menentukan rencana penentuan sasaran. Dalam penentuan sasaran ini hendaknya pihak pemda yang harus pro aktif melakukan survei di lapangan untuk menentukan sasaran disesuaikan dengan prioritas kebutuhan masyarakat sebagai pengguna dan tentunya disesuikan dengan rencana anggaran yang tersedia. Tetapi yang terjadi pada saat Penyuluhan Kesehatan di Bula, Seram Bagian Timur ini seringkali pemda asal menentukan sasaran tanpa dilakukan koordinasi dengan masyarakat yang akan menjadi obyek sasaran, sehingga masyarakat seringkali merasa kecewa. Pada tahap peninjauan medan seharusnya kegiatan yang dilakukan adalah pengecekan secara rinci dan harus melibatkan semua instansi yang terkait agar dalam penentuan sasaran dapat disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia maupun dilihat dari segi dana yang tersedia, sehingga pengecekan secara fisik di lapangan sangat diperlukan untuk kelancaran pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa. Saat ini yang terjadi seringkali pemda kurang melibatkan instansi yang terkait pada saat survei atau peninjauan medan sehingga ada sasaran yang tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat dan pada 29

30 akhirnya tidak dapat digunakan oleh masyarakat. Penyiapan sarana dan prasarana perlu disiapkan sejak dini untuk mengurangi hambatan yang akan dihadapi di lapangan seperti penyiapan alat peralatan kerja. Yang sering terjadi saat ini personil yang akan bekerja sudah berada di lokasi tetapi peralatan kerja belum siap, sehingga dalam pelaksanaan kegiatan terhambat. Pelaksanaan pembangunan melalui kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa khususnya kegiatan fisik ditujukan pada pembangunan sarana yang akan digunakan oleh rakyat dalam meningkatkan kesejahteraannya. Sebagai dampak dari perencanaan yang kurang maksimal dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa khususnya pelaksanaan pembangunan fisik sering mengalami hambatan. Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa sudah dimulai sedangkan bahan maupun alat peralatan yang Pembuatan Kandang Kambing pada saat kegiatan TMMD ke - 97 di Bula, Seram Bagian Timur dibutuhkan belum tersedia di lapangan, bahkan lebih ironis lagi kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa sudah sampai waktu penutupan bahanbahan tersebut belum juga terpenuhi. Hal yang demikian tentunya tidak kita harapkan sampai terjadi karena akan menimbulkan kekecewaan berbagai pihak, terlebih lagi masyarakat yang sangat mengharapkan hasilnya. Hal yang demikian menunjukkan kurang pro aktifnya dari pihak yang bertanggung jawab sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan. Alasan yang selalu dikedepankan dan merupakan alasan yang klasik yaitu belum siap padahal rencana TNI Manunggal Membangun Desa bukanlah program dadakan tapi sudah direncanakan bersama dan disampaikan jauh hari sebelum pelaksanaan dengan harapan semua pihak yang terkait dapat menyiapkan dirinya masing-masing sesuai dengan tugas dan tanggung jawab. Padahal apabila kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa berhasil Pemda juga yang akan merasakan keuntungannya selain masyarakat. Sasaran pelaksanaan pembangunan non fisik lebih menitik beratkan pada peningkatan Sumber Daya Manusia. Seperti halnya pembangunan fisik dalam pembangunan non fisik inipun melibatkan banyak pihak terutama dari instansi terkait seperti Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Dinas Peternakan. 30

31 Kenyataan di lapangan tidak jauh beda dengan pembangunan fisik, seringkali dinas yang sudah ditunjuk untuk memberikan penyuluhan dan pelatihan tidak datang dengan alasan tidak ada pemberitahuan. Melihat kenyataan demikian lagi-lagi masyarakat yang akan kecewa dan membawa dampak yang kurang baik bagi personel TNI sebagai pelaksana di lapangan yang berkumpul dan bekerja bersama-sama masyarakat di lapangan. Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa seyogyanya dilaksanakan evaluasi dari satu kegiatan ke kegiatan lainnya, sehingga dalam pelaksanaan berikutnya akan ada perbaikan. Tetapi sampai saat ini pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa di daerah-daerah hampir sama dari tahun ke tahun. Dan apabila ada ketidakberhasilan dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa yang selalu jadi kambing hitam adalah TNI dalam hal ini prajurit yang bekerja di lapangan dikatakan tidak maksimal dalam bekerja. Padahal kalau dicermati dari kegiatan yang dilaksanakan di lapangan banyak faktor penyebab kurang optimalnya pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa. Hal inilah perlu dilaksanakan kaji ulang dengan harapan masing-masing bagian dapat menyadari kekurangannya untuk selanjutnya dilaksanakan perbaikan dalam kegiatan berikutnya. Kondisi keterbatasan kemampuan pemerintah khususnya pemerintah daerah yang saat ini tidak merata sebagai dampak dari pemberlakuan otonomi daerah, ada yang sudah mampu baik dari Sumber Daya Alam maupun Sumber Daya Manusianya tetapi ada daerah yang belum mampu dan masih sangat bergantung kepada pemerintah pusat. Faktor ekonomi bangsa secara keseluruhan merupakan faktor penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan disamping faktor lain yang tidak kalah pentingnya. Untuk keberhasilan dalam melaksanakan pembangunan disegala bidang kehidupan dibutuhkan beberapa kriteria Pekerjaan fisik berupa pembuatan saluran irigasi dikerjakan bersama-sama TNI dan masyarakat yang dapat mendukung keberhasilan tersebut. 31

32 Pemasangan gorong-gorong oleh peronel TNI dan masyarakat TNI Manunggal Membangun Desa adalah salah satu program terpadu yang bertujuan untuk membantu percepatan program pembangunan di daerah. Keberhasilan pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa berarti juga keberhasilan pemerintah dalam pemerataan hasil pembangunan. Hasil pengamatan di lapangan pelaksanaan pembangunan di daerah masih tertinggal dan hal ini membawa dampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah yang masih rendah. Peningkatan kesejahteraan masyarakat di daerah harus menjadi prioritas pemerintah dan salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan adalah melalui optimalisasi pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa. Pada masa reformasi sekarang ini dimana sistem pemerintahan beralih dari sentralisasi kepada desentralisasi berarti berlakunya Otonomi Daerah. Dengan berlakunya otonomi daerah berarti penentu program pembangunan di daerah adalah pemerintah daerah setempat, hal ini seharusnya lebih memudahkan dalam penentuan program karena daerah dapat menentukan langsung prioritas sasaran maupun alokasi anggaran yang disiapkan. Dengan otonomi daerah maka penentuan program TNI Manunggal Membangun Desa dapat ditentukan lebih dini sehingga diharapkan pelaksanaan kegiatan dapat mencapai sasaran yang diinginkan. Pada saat penentuan program TNI Manunggal Membangun Desa diharapkan pemerintah daerah dapat melibatkan semua instansi terkait, dan masingmasing instansi dapat menurunkan para ahli yang ada sesuai sasaran TNI Manunggal Membangun Desa yang akan dilaksanakan. Pelaksanaan koordinasi sebelum pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa seharusnya lebih mudah dibanding pada masa lalu, pada masa lalu pemerintah daerah tidak mempunyai kewenangan untuk menentukan atau memutuskan bisa dan tidaknya suatu program dilaksanakan akan tetapi dengan Otonomi Daerah saat ini pemerintah daerah sendiri yang menentukan dihadapkan dengan anggaran yang tersedia, dengan demikian pelaksanaan program TNI Manunggal Membangun Desa juga diharapkan dapat berjalan dengan lancar. Koordinasi dapat dilaksanakan ditingkat bawah tidak harus menunggu keputusan dari atas. Melaksanakan koordinasi sebelum melaksanakan suatu kegiatan sangatlah penting karena dengan koordinasi yang terpadulah suatu kegiatan dapat berjalan dengan lancar. 32

33 Setelah koordinasi dilaksanakan dengan baik, mulailah dibuat rencana awal diantaranya menentukan kemungkinan sasaran. Dalam tahap penentuan rencana sasaran TNI Manunggal Membangun Desa ini perlu melibatkan dari berbagai unsur lapisan masyarakat dengan maksud pemerintah dapat masukan sasaran mana yang perlu menjadi prioritas. Perlunya melibatkan unsur masyarakat dalam penentuan perencanaan sasaran agar tidak salah dalam menentukan sasaran kegiatan nantinya, sehingga apa yang akan dikerjakan betul-betul untuk kepentingan masyarakat dan akan digunakan untuk kepentingan masyarakat. Setelah menentukan sasaran sementara untuk memastikan menjadi sasaran TNI Manunggal Membangun Desa perlu dilaksanakan peninjauan medan/survei di lapangan. Pada saat pelaksanaan survei perlu melibatkan instansi atau departemen yang dimiliki daerah yang tentunya memiliki orang yang ahli dibidang masing-masing. Dengan demikian diharapkan dalam penentuan sasaran dapat diperhitungkan sasaran yang dapat dilaksanakan dihadapkan dengan situasi dan kondisi wilayah maupun dihadapkan dengan anggaran dan waktu yang tersedia, mengingat pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa dibatasi dengan waktu yang sudah ditentukan maka sasarannyapun harus sisesuaikan agar dalam pencapaian sasaran tersebut mencapai target yang diinginkan. Setelah sasaran TNI Manunggal Membangun Desa sudah ditentukan barulah dibuat rencana lengkap, rencana dibuat harus sudah memuat berapa besar kemampuan pemerintah daerah dalam membantu pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa baik dari sarana dan prasarana maupun dana dan anggaran. Penyempurnaan rencana ini harus sudah matang sehingga rencana dari Pemda maupun TNI sendiri sudah dapat disinkronkan dan dapat meminimalisasi kemungkinan hambatan yang akan dihadapi di lapangan. Dalam penyempurnaan rencana ini semua pihak harus dilibatkan baik dari TNI maupun dari pemerintah daerah. Pada setiap kegiatan TMMD selalu dilakukan kegiatan komsos dengan masyarakat desa untuk tetap memelihara hubungan emosional yang baik dengan masyarakat 33

34 Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa merupakan bagian dari Pembinaan Teritorial yang dilaksanakan untuk pemberdayaan wilayah pertahanan di darat dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai dengan sistem pertahanan semesta serta untuk mewujudkan Kemanunggalan TNI- Rakyat. Agar penyelenggaraan TNI Manunggal Membangun Desa tersebut dapat berhasil secara optimal, diperlukan kebijakan melalui pengembangan kerjasama antar instansi terkait dan masyarakat. TNI Manunggal Membangun Desa merupakan Program terpadu antara TNI dengan pemerintah yang bertujuan untuk mempercepat pelaksanaan pembangunan di daerah dengan harapan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah. Program TNI Manunggal Membangun Desa dapat terlaksana dengan baik dan sukses apabila adanya kerjasama yang Pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat saling mendukung dari semua unsur baik TNI, pemerintah, instansi terkait maupun masyarakat. Koordinasi yang terpadu akan menunjang kelancaran pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa. Dalam pelaksanaan TNI Manunggal Membangun Desa penentuan sasarannya harus direncanakan dengan baik, agar sasaran yang ditentukan dapat menyentuh kebutuhan masyarakat dan sesuai dengan skala prioritas kebutuhan. Peningkatan kesejahteraan masyarakat harus menjadi tolok ukur keberhasilan TNI Manunggal Membangun Desa. Kegiatan koordinasi lebih diintensifkan agar pelaksanaan TMMD dapat dilaksanakan secara terpadu antara TNI, pemerintah daerah, instansi terkait dan masyarakat sehingga dapat mencapai hasil yang optimal. Pemenuhan bahan maupun alat perlengkapan dapat terpenuhi sejak dini sehingga dalam pelaksanaan TMMD khususnya pembangunan fisik waktu dan sasaran yang telah ditentukan dapat tercapai dengan maksimal. Dalam penentuan sasaran TNI Manunggal Membangun Desa agar melibatkan masyarakat pengguna sehingga hasil dari kegiatan TMMD tersebut sesuai dengan skala prioritas kebutuhan masyarakat. 34

35 Artikel Penerapan Wawasan Kebangsaan Bagi Generasi Muda Profil Jangan tanyakan kepada negara, apa yang dapat diberikannya kepada kita, melainkan tanyakanlah kepada diri kita apa yang dapat kita dharma baktikan bagi negara kita, demikian John F. Kennedy yang menjadi Presiden Amerika Serikat tahun Pendapat Kennedy di atas masih relevan untuk kita percakapkan ketika Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika mengamati pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah adanya kecenderungan kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya dis-orientasi dan perpecahan. 35

36 bangsa Indonesia yang dikenal dengan "Wawasan Nusantara". Banyak kalangan yang melihat perkembangan politik, sosial, ekonomi dan budaya di Indonesia sudah sangat memprihatinkan. Bahkan, kekuatiran itu menjadi semakin nyata ketika mengamati pada apa yang dialami oleh setiap warganegara, yakni memudarnya wawasan kebangsaan. Dan yang lebih menyedihkan lagi adalah adanya kecenderungan kita kehilangan wawasan tentang makna hakekat bangsa dan kebangsaan yang akan mendorong terjadinya disorientasi dan perpecahan. Dewasa ini, dampak krisis multi-dimensional ini telah memperlihatkan tanda-tanda awal munculnya krisis keper- Bangsa Indonesia yang menghuni Negara Kesatuan Republik Indonesia ini adalah sebuah bangsa yang besar. Negara dengan jumlah penduduk ± orang ini merupakan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Keadaan tanahnya yang subur dan terletak diantara dua benua serta dua samudra besar membuat posisi geografis Indonesia sangat strategis menyebabkan banyak bangsa-bangsa lain di dunia sejak dulu ingin menguasai bumi Nusantara ini. Kondisi geografis yang sangat menguntungkan bangsa ini diperindah lagi dengan keanekaragaman suku, etnis, Pelatihan Drum Band oleh personel Yonif 731/Kabaresi agama, bahasa dan adat istiadat, namun sangat rentan terhadap perpecahan jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu dalam pengelolaan sebuah "negara bangsa" diperlukan suatu cara pandang atau wawasan yang berorientasi nasional (Wawasan Nasional) dan merupakan suatu kesepakatan cayaan diri (self-confidence crisis) dan rasa hormat diri (self-esteem crisis) sebagai bangsa. Krisis kepercayaan sebagai bangsa dapat berupa keraguan terhadap kemampuan diri sebagai bangsa untuk mengatasi persoalanpersoalan mendasar yang terus-menerus datang, seolaholah tidak ada habis-habisnya mendera Indonesia. Aspirasi politik untuk merdeka di berbagai daerah, misalnya, adalah salah satu manifestasi wujud krisis kepercayaan diri sebagai satu bangsa, satu nation. 36

37 Apabila krisis politik dan krisis ekonomi sudah sampai pada krisis kepercayaan diri, maka eksistensi Indonesia sebagai bangsa (nation) sedang dipertaruhkan. Maka, sekarang ini adalah saat yang tepat untuk melakukan re-evaluasi terhadap proses terbentuknya nation and character building kita selama ini, karena mungkin saja persoalan-persoalan yang kita hadapi saat ini berawal dari kesalahan dalam menghayati dan menerapkan konsep awal kebangsaan yang menjadi fondasi ke- Indonesia-an. Kesalahan inilah yang dapat menjerumuskan Indonesia, seperti yang ditakutkan Sukarno, menjadi bangsa kuli dan kuli di antara bangsabangsa. Bahkan, mungkin yang lebih buruk lagi dari kekuatiran Sukarno, menjadi bangsa pengemis dan pengemis di antara bangsabangsa. Disamping itu, timbul pertanyaan mengapa akhirakhir ini wawasan kebangsaan menjadi banyak dipersoalkan. Apabila kita coba mendalaminya, menangkap berbagai ungkapan masyarakat, terutama dari kalangan cendekiawan dan pemuka masyarakat, memang mungkin ada hal yang menjadi keprihatinan. Pertama, ada kesan seakanakan semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi muda, seringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah idealisme yang merupakan jiwa kebangsaan. Kedua, ada kekuatiran ancaman disintegrasi bangsa, dengan melihat gejala yang terjadi di berbagai daerah, terutama yang amat mencekam adalah pertikaian yang terjadi di Ambon, Aceh, Papua dan Poso, dimana terdapat kecenderungan paham kebangsaan merosot menjadi paham kesukuan atau keagamaan. Ketiga, ada keprihatinan tentang adanya upaya untuk melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola pikir yang asing untuk bangsa ini. Melihat perkembangan wawasan kebangsaan yang dimiliki anak-anak bangsa seperti itu, apabila dibiarkan dapat dipastikan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang sangat kita cintai ini akan terpecah-pecah, dan pada gilirannya akan memudahkan kekuatan asing masuk ke wilayah kita seperti terjadi pada jaman penjajahan Belanda dahulu. Ketika itu bangsa Indonesia ditindas, diperas dan dibelenggu kebebasan hak-haknya oleh Belanda. Seminar Kebangsaan yang diikuti pelajar dan masiswa se-kota Ambon 37

38 Dengan semangat persatuan Indonesia bangsa ini kemudian bangkit bersatu padu mengusir penjajah. Untuk diketahui bahwa, sebenarnya Wawasan Kebangsaan Indonesia sudah dicetuskan oleh seluruh Pemuda Indonesia dalam suatu tekad pada tahun 1928 yang dikenal dengan sebutan "Sumpah Pemuda" yang intinya bertekad untuk bersatu dan merdeka (satoe Noesa, Satoe Bangsa, Satoe Bahasa) dalam wadah sebuah "Negara Kesatuan Republik Indonesia". Untuk itu seharusnya dalam menghadapi keadaan negara yang serba sulit seperti sekarang ini kita bangsa Indonesia harus bangkit bersatu dan bergandengan tangan mengatasi masalah bangsa. Pentingnya Wawasan Kebangsaan Menyimak keadaan Wawasan Kebangsaan Indonesia pada rakyat kita yang sangat memprihatinkan saat ini, sepatutnya bangsa ini sepakat untuk memantapkan kembali nilainilai kebangsaan yang sudah longgar itu. Kita perlu suatu landasan yang kuat dan konsepsional untuk membangun kembali persatuan dan kesatuan bangsa serta jiwa nasionalisme yaitu "Wawasan Kebangsaan". Membahas Wawasan Kebangsaan, harus dimulai dari nilai-nilai yang dibangun oleh para pendahulu dan pendiri bangsa ini. Mereka telah menanamkan nilai-nilai persatuan dengan mencetuskan "Sumpah Pemuda" yang kemudian menjadi embrio dari Wawasan Kebangsaan yaitu : Satoe Noesa, Satoe Bangsa dan Satoe Bahasa, yaitu Indonesia. Makna dari Wawasan Kebangsaan memang belum begitu popular dalam kehidupan masyarakat kita, sehingga sampai saat ini belum ada rumusan yang baku tentang Wawasan Kebangsaan itu, mengingat sifatnya abstrak dan dinamis. Disamping itu, timbul Keterlibatan Pemuda dan Pelajar dalam kegiatan yang menumbuhkan semangat Nasionalisme pertanyaan mengapa akhirakhir ini wawasan kebangsaan menjadi banyak dipersoalkan. Apabila kita coba mendalaminya, menangkap berbagai ungkapan masyarakat, terutama dari kalangan cendekiawan dan pemuka masyarakat, memang mungkin ada hal yang menjadi keprihatinan. Pertama, ada kesan seakan-akan semangat kebangsaan telah menjadi dangkal atau tererosi terutama di kalangan generasi muda seringkali disebut bahwa sifat materialistik mengubah idealisme yang merupakan jiwa kebangsaan. 38

39 Kedua, ada kekuatiran ancaman disintegrasi bangsa, dengan melihat gejala yang terjadi di berbagai daerah, terutama yang amat mencekam adalah pertikaian yang terjadi di Ambon, Aceh, Papua dan Posos, dimana terdapat kecenderungan paham kebangsaan merosot menjadi paham kesukuan atau keagamaan. Ketiga, ada keprihatinan tentang adanya upaya untuk melarutkan pandangan hidup bangsa ke dalam pola pikir yang asing untuk bangsa ini. Kelihatannya masyarakat intelektual bahkan para pakar lebih tertarik dan mementingkan nilai-nilai universal daripada nilai-nilai nasional. Akibatnya rumusan pengertian Wawasan Kebangsaan sangat beragam Pelajar SD memeriahkan Hari Kemerdekaan RI memupuk Nasionalisme dan sulit dipahami oleh masyarakat umumnya. Sesungguhnya Wawasan Kebangsaan perlu dipahami oleh seluruh anak bangsa, bukan hanya oleh kelompok tertentu saja. Dengan demikian Wawasan Kebangsaan akan bermakna dan menyentuh langsung kedalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pada lingkungan internasional, fenomena yang muncul adalah isu-isu global yang memuat nilai-nilai universal dan mengungguli nilai-nilai nasional. Nilai-nilai universal tersebut bahkan sengaja dipaksakan kepada negara tertentu oleh negaranegara yang mengklaim dirinya sebagai negara yang paling menjungjung tinggi nilai-nilai tersebut. Sosialisasi wawasan kebangsaan di P. Saparua 39

40 Upaya Penerapan Wawasan Kebangsaan di Kalangan Generasi Muda. Bukan hal mudah untuk mewujudkan tekad dalam memahami wawasan kebangsaan. Namun menghadapi millenium ke III yang dimulai pada abad ke XXI ini, kira-kira tiga setengah tahun lagi, wawasan kebangsaan Indonesia mutlak dihayati dan diwujudkan oleh kita sebagai orang dewasa dan anak-anak kita bersama-sama dengan seluruh bangsa kita demi keutuhan persatuan dan kesatuan nasional Indonesia. Pengalaman menunjukan bahwa, Yugoslavia dan Uni Soviet adalah contoh negara-negara yang porak poranda menjadi banyak negara kecil karena mereka masing-masing tidak memiliki wawasan kebangsaan dan nasionalisme yang berakar pada kebudayaan nasional mereka masingmasing. Sebagai bangsa kita memiliki Pancasila yang menjadi pandangan hidup bangsa, dasar negara dan ideologi nasional di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara yang berakar kuat di dalam kebudayaan daerah -daerah Indonesia. Rasa memiliki dan keyakinan menjadi bagian integral dari bangsa kita inilah yang perlu kita pupuk dan kembangkan di antara generasi muda. Pengenalan lebih dalam mengenai aneka ragam adat istiadat, flora fauna, kekayaan alam, kelebihan dan kekurangan masyarakat kita, lagu-lagu rakyat, nyanyian dan tarian daerah, sastra daerah, pemahaman humaniora dan historiografi peristiwa-peristiwa daerah dan nasional Indonesia, tantangan yang dihadapi bangsa di dalam abad XXI di bidangbidang ekonomi, kebudayaan, ilmu pengetahuan dan teknologi, kehidupan keluarga, riwayat hidup pahlawan-pahlawan bangsa Indonesia, peran serta rakyat Indonesia di dalam upaya kemanusiaan dan perdamaian di dunia internasional, sumbangsih Indonesia di dunia olah raga dan kesenian merupakan upaya yang dapat dilaksanakan dengan pelbagai metode yang relevan untuk melaksanakan bimbingan di atas di sekolah maupun di keluarga. Cara-cara yang dapat digunakan selain membaca buku-buku, mendengarkan nyanyian-nyanyian juga mengadakan festival, lomba, sayembara, penjelajahan, diskusi, seminar, Sosialisasi Wawasan Kebangsaan perlu diberikan kepada generasi muda untuk Menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air 40

41 Para pelajar harus selalu diingatkan untuk selalu berbuat terbaik bagi bangsa dan negara lokakarya, kegiatan rohani di pelbagai bidang seni, sastera, ilmiah pada peringatan hari-hari nasional atau pada kesempatankesempatan lain. Di rumah, cara-cara ini memang dilakukan secara informal. Di sekolah cara-cara ini dapat dilakukan sebagai kegiatan ko kurikuler dan ekstra kurikuler yang dilaksanakan secara sistematis dan sistemik, berkesinambungan, berjenjang mulai dari Taman Kanak-Kanak sampai dengan Perguruan Tinggi. Wawasan Kebangsaan adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh kita semua sebagai anak bangsa terutama Generasi Muda yang merupakan generasi penerus bangsa, yang bertugas meneruskan perjuangan-perjuangan para pahlawan dalam rangka membangun suatu Bangsa dan Negara menjadi Bangsa dan Negara yang maju, sejahtera, dan tentram-damai, serta untuk menjaga dan melestarikan kultur bangsa di era globalisasi ini, agar kultur bangsa kita menjadi kultur bangsa asli dan tidak tercampur dengan kultur bangsa luar yang dapat menghilangkan jati diri bangsa. Untuk itu perlu diperhatian: Pertama, tumbuh kembangkan terus pemahaman tentang Wawasan Kebangsaan sebagai alat pemersatu bangsa dalam kehidupan sehari-hari di tengah-tengah rakyat, walaupun latar belakang suku, agama, ras dan adat istiadat yang berbeda; Kedua, hayati dan pahami secara utuh tentang butir-butir dari Wawasan Kebangsaan yaitu; rasa kebangsaan, paham kebangsaan dan semangat kebangsaan yang merupakan jiwa bangsa Indonesia dan pendorong tercapainya citacita bangsa; dan Ketiga, bina terus semangat kebangsaan, di lingkungan kita sebagai anak bangsa dalam upaya mewujudkan Persatuan dan kesatuan bangsa. 41

42 Lensa Peristiwa PANGDAM XVI/PTM MAYJEN TNI DONI MONARDO PADA APEL PAM VVIP RI 1 DANREM 151/BNY KOLONEL INF EDY SUTRISNO MENINJAU PELAKSANAAN PILKADA DI TJ.KASUARI DANREM 151/BNY KOLONEL INF EDY SUTRISNO MEMBERIKAN SANTUNAN KEPADA ANAK-ANAK YATIM PIATU JALIN KEMITRAAN DENGAN WARTAWAN DALAM RANGKA PEMBINAAN PENERANGAN KUNJUNGAN KE MEDIA INEWS TV DALAM RANGKA PEMBINAAN PENERANGAN PEMBANGUNAN MASJID SALAHUDIN KOREM 151/BINAIYA 42

43 Lensa Peristiwa SERTIJAB DANDIM 1504/AMBON DAN SERTIJAB DANYONIF 734/SNS PENANAMAN BIBIT JAGUNG DI LAHAN PENGHIJAUAN YONIF 731/KABARESI PERSIT KCK KOORCABREM 151/BINAIYA MELAKSANAKAN LATIHAN SENAM BERSAMA LOMBA DANCE DALAM RANGKA HUT KE-14 KOREM 151/BINAIYA OLAH RAGA BERSAMA ANGGOTA KOREM 151/BINAIYA PENGECEKAN RUTIN KENDARAAN DINAS KOREM 151/BINAIYA 43

44 Profil YONIF 731/KABARESI B atalyon Infanteri 731/Kabaresi merupakan salah satu Batalyon Infanteri yang dimiliki Kodam XVI/ Pattimura dan keamanan di wilayah Kodam XVI/ Pattimura.Yonif 731/kabaresi berlokasi di masohi seram.untuk mengenal lebih jauh tentang Yonif 731/ Kabaresi redaksi Penrem 151/Binaiya mengulas lebih jauh Profil Yonif 731/Kabaresi serta kiprahnya dalam mengabdi kepada Bangsa dan Negara yang kita cintai. 44

45 Profil Satuan 1. Latar belakang pembentukan Periode tahun 1945 s.d 1950 merupakan masa pergolakan setelah Indonesia merdeka. Pemerintah masih mengutamakan kekuatan diplomasi politik untuk menghadapi pemerintah belanda yang tidak mau mengerti apa proklamasi kemerdekaan Indonesia. Dari situasi ini pertumbuhan angkatan bersenjata kurang mendapat perhatian dari pemerintah. Pada tahun 1950 di belahan Indonesia bagian timur telah terbentuk tentara teritorium Indonesia timur dengan nama TERR-7, berasal dari beberapa kesatuan yang bergabung menjadi satu, diantarnya Bun-P yang nantinya menjadi Bataliyon Paliyama, dan pasukan-pasukan KNIL yang atas kesadarannya mau bergabung masuk menjadi APRIS, kemudian bersamasama berjuang mengusir pemerintah Belanda demi tegaknya NKRI. Bataliyon ini diresmikan oleh Panglima Teritorium di Indonesia bagian timur menjadi Bataliyon Paliyama yang di pimpin oleh Kapten Inf Paliyama yang berlokasi di Watampone ( Sulawesi Selatan). 2. Pemrakarsa Penggabungan Tentaratentara pejuang yang tergabung dalam bataliyon Paliyama yang dipimpin oleh Kapten Inf Paliyama dan satuan-satuan eks KNIL yang terdiri dari putraputra bangsa yang telah sadar akan perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia merupakan cikal bakal dari Yonif 731/ Kabaresi. Proses penggabungan ini dilaksanakan secara bertahap pada hari yang berlainan, penggabungan pertama dimulai kompi IV eks KNIL masuk menjadi APRIS yang dipimpin oleh Letda Inf Salim, baru disusul oleh kompi markas kompi I,III,dan V, maka resmilah terbentuknya Batalyon Paliyama. Dari peristiwa bersejarah tersebut maka di tetapkan bahwa pada tanggal 01 Juni 1990 merupakan hari jadi Batalyon Infanteri 731/Kabaresi. Personel Yonif 731/Kabaresi selalu berlatih dan berlatih untuk meningkatkan kemampuan dalam bertempur 45

46 3. Proses Pembentukan Masa pembentukan Batalyon Infanteri 731/Kaberesi sebagai satuan tempur mengalami peralihan-peralihan sebagai berikut : a. Berdasarkan Surat Perintah Pan glima Tentara Teritorium Indonesia Timur Nomor Sprin/157/KTT/VII/1950 tanggal 27 Juli 1950 Batalyon Paliyama beralih menj adi Batalyon 704. b. Berdasarkan Surat Perintah Pan glima Tentara Teritorium Indonesia Timur Nomor Sprin/95/KPTS/7/1954 tanggal 01 Desember 1954 beralih lokasi ke wilayah Maluku yang dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 1955 dengab kedudukan Markas Batalyon Berada di Ambon. c. Berdasarkan Surat Perintah Pan glima Tentara Teritorium Indonesia Timur Nomor Sprin/95/KPTS/7/1954 tanggal 01 Desember 1954 Batalyon 704 beralih menjadi batalyon 713/ROI dilaksanakan pada tanggal 16 desember d. Tanggal 01 juli 1961 Batalyon 713/ ROI beralih nama menjadi Batalyon In fanteri 151 dan masuk bagian dari kodam 16 Pattimura pada tangga 17 juni 1961 dengan lokasi sebagai berikut : 1) Markas batalyon berada di am bon 2) Kompi I Berada di saparua 3) Kompi II berada di piru 4) Kompi III berada di ternate 5) Kompi IV berada di Tulehu 6) Kompi V berada di Piru Prosedur hubungan Komandan dan Staf selalu dilatihkan untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok 46

47 e. Tanggal 28 april 1965 Batalyon 151 beralih menjadi Batalyon 151 beralih menjadi batalyon 731/BS bagian dari Kodam XV/Pattimura yang selanjutnya menjadi satuan tempur ROI-73 dengan lokasi sebagai berikut : 1) Markas Batalyon K ima Kipan C dan Kiban Berada di Waipo 2) Kompi Senapan A berada di Namlea 3) Kompi Senapan B berada di Piru f. Berdasarkan Su rat perintah pang dam XVI/ Pattimura No mor Skep/110/ X/1982 tanggal 23 Oktober 1982 tentang pergeseran pasukan Kipan B dari Piru ke Waipo maka pada tang gal 28 s.d 29 Nopember 1982 dilaksanakanlah pergeseran personel beserta keluarga dan materil kompi. 26 Desember 1984, tentang Orgas dan DSPP korem dalam rangka reorganisasi TNI -AD. Sprint pangdam XV/ Pattimura Nomor Sprin/47/ I/1995 tanggal 12 Januari 1985 tentang perubahan Batalyon Infanteri 731/Ter dengan komposisi dan dislokasi sebagai berikut: 1) markas batalyon kima kipan B,C, D berada di Waipo. 2) Kompi Senapan A Berada di Namlea. h. Dalam rangka penataan organisasi kesatuan jajaran TNI AD untuk orgas yonif April 2008 Berdasarkan ST Danrem 151/Binaiya nomor ST Danrem 151/Binaiya Nomor ST/297/2006 tanggal 11 desember 2006 tentang pembentukan Yonif diperkuat dengan penambahan 2 kipan pada yonif 731/kaberesi dengan dislokasi sebagai berikut : 1) Markas Batalyon kima kipan B Kipan C dan Kiban berada di waipo 2) kompi senapan A berada di namlea 3) kompi senapan D berada di namrole 4) Kompi Senapan E berada di bula g. Dalam rangka reorganisasi ABRI pada periode Renstra III maka ada Tahun 1985/1986 Yonif 731 Direorganisasikan berdasarkan Skep Kasad Nomor Skep/14/ XII/1984 tanggal Kemampuan perorangan selalu dilatihkan untuk mendukung tugas pokok diperkuat disahkan dengan peraturan kasad nomor perkas/21/iv/2008 tanggal 22 47

48 Berdasarkan TOP/ DSPP Yonif diperkuat dengan jumlah personel 1039 orang dengan komposisi : a. Maka Yonif 731/ kaberesi berada di Waipo dengan 8 orang. b. Kompi Markas berada di Waipo jum lah personel 165 orang c. Kompi Senapan A berada di Namlea jumlah personel 146 orang d. Kompi senapan B berada di Waipo jumlah personil 146 orang e. Kompi senapan C berada di Waipo jumlah personel 146 orang f. Kompi senapan D berada berada di Namrole jumlah per sonel 146 orang g. Kompi senapan E berada di Bula jum lah personel 146 orang h. Kompi bantuan berada di Waipo jum lah personel 136 orang 4. Tunggul Batalyon Infanteri 731/Kabaresi a. Bentuk. 1) Tunggul.Tunggal Batalyon In fanteri 731/Ka baresi berbentuk empat persegi pan jang terbuat dari bahan kain buludru warna dasar hijau l umut, berjumbai benang emas sepanjang sisi/ tepinya. 2) Pada bagian muka sebelah kanan dilukiskan lambang pataka Ko dam XVI/Pattimura. 3) Pada bagian muka sebelah kiri dilukiskan lambang tunggul Batalyon In fanteri 731/Kabaresi dengan susunan se bagai berikut : a) warna Dasar merah b) gambar per ang dan sela waku berwarna biru tua c) Gambar 7 bunga pala dan bunga cengkeh serta daunya berwarna coklat tua merah dan hijau daun d) gambar ke lapa dilaut serta ombak ber warna hijau muda biru dan putih e) gambar bin tang berwarna kuning emas f) tulisan Ka baresi dan dasar warna hi tam dan merah darah 48

49 4) Tiang. Tiang terbuat dari kayu jati dipelitur dengan kepala tiang/ mahkota dibuat dari logam kuningan/ pe runggu. b. Arti dan Makna 1) Tunggul. Tunggul Batalyon Infanteri 731/ Kaberesi mempunyai arti dan makna sebagai berikut : a) Warna dasar merah yang berarti keberanian yang bermakna prajurit gagah dan berani dalam menghadapi musuh. b) gambar parang dan salawanku me rupakan senjata pusaka nenek moy ang didaerah Maluku tengah yang bermakna pengab dian kepada Negara dan bangsa c) gambar 7 bunga pala dan 5 bunga cengkeh yang meru pakan hasil pokok daerah Maluku dari nenek moyang da hulu sampai sekarang dan mem punyai makna kemakmuran dan kesejahteraan rakyat d) gambar kelapa diartikan persatuan dan kesatuan dan gelombang lautan diartikan semangat prajurit yang bergelora e) gambar bintang berwarna kuning emas bermakna cita-cita yabg tinggi dan penuh gemilang dalam menjalankan tugas. f) tulisan KABARESI merupakan gelar yang diberikan oleh leluhur kepada anak cucu di daerah Maluku tengah yang mempumyai makna kepandaian, kepahlawanan, hal ini melambangkan bahwa kesatuan ini dahulu diberikan gelar sebutan kabaresi dikarenkan selalu aktif dan mengambil inisiatif dalam melaksanakan tugasnya untuk mengayomi dan melindungi rakyat sekitarnya. g) sebutan tunggul yonif 731/Kabaresi adalah Vira Manggala Dharma Buana yang mempunyai arti dan makna kesatria yang jujur, pemberani, pantang menyerah dan selalu siap sedia melaksanakan bhakti nyaterhadap nusa dan bangsa. 2) Arti keseluruhan lam bang. Dengan semangat Ka baresi yang berlan daskan Pancasila, UUD 1945, Sapta Marga, Sumpah Prajurit dan Identitas prajurit Pat timura, maka seluruh warga Yonif 731/Kabaresi sebagai prajurit pejuang yang professional maju terus dengan semangat yang menyala-nyala dalam mengejar cita-cita nasional mengisi kemerdekaan ber dasarkan Proklamasi 17 Agustus ) tahun 2006/2007 warna dasar tunggul di rubah menjadi warna dasar hitam petunjuk dari Panglima Ko dam XVI/Pattimura melalui perintah lisan kepada dan Yonif 731/Kaberesi s/d sekarang. 49

50 5. Arti dan Makna bendera perang Yonif 731/Kabaresi a.bentuk 1) Bendera perang. Bendera perang yonif 731/Kaberesi berbentuk empat persegi panjang ter buat dari kain satin berwarna dasar merah dan hijau ditepi bagian luar diberi jumbai kuning dan tepi bagian dalam keliling kain satin hijau. 2) Pada bagian muka sebelah kiri atau pun kanan dilukiskan bendera perang Yonif 731/Kabaresi dengan susunan sebagai berikut : d) Kedua tangan memegang erat sangkur dan granat 3) Tiang. Tiang terbuat dari kayu, dan terdapat tempat keling kuningan bentuk tulisan pengalaman operasi. b.arti bendera perang Yonif 731/ Ka baresi dengan semangat Kabaresi, se luruh warga Yonif 731/Kabaresi dalam menjalankan tugas operasi dengan se mangat yang menyala-nyala dan penuh kebanggaan dalam penyelesaian tu gasnya dengan tidak melupakan ke manunggalan TNI rakyat. a) Warna dasar merah dan hijau b) Gambar senjata silang (lambang Infanteri) c) Tulisan

51 6.KEBERHASILAN BATA- LYON INFANTERI 731/ KABARESI a.tahun 1950 berhasil menumpas pemberontakan Andi azis dan gerombolan DI/ TII Kahar Muzakkar di Sulawesi. b.tahun 1952 berhasil menumpas gerombolan RMS ( Dr. Soamokil ) di Maluku. c.tahun 1958 berhasil menumpas gerombolan PERMESTA. d.tahun 1968 berhasil melaksanakan tugas operasi di Irian Barat. e.tahun 1973 berhasil melaksanakan tugas pengawalan tapol G / 30 S / PKI di pulau buru. f.tahun 1974 berhasil melaksanakan tugas penyergapan pelarian tapol G / 30 S / PKI di pulau buru. g.tahun 1981 berhasil melaksanakan tugas operasi Timor-Timor h.tahun 1986, 1987, 1990, 1994, dan 1997 berhasil melaksanakan tugas operasi / penugasan di irian jaya i.tahun 1999 s/d 2004 berhasil melaksanakan tugas pemulihan kondisi Maluku akibat konflik yang bermuansa sara. j.tahun 2005 s/d 2006 berhasil melaksanakan tugas operasi di wilayah papua. k.tahun 2007 berhasil melaksanakan tugas pam pulau terluar di kisar, wetar, lirang dan saumlaki. l.tahun 2009 berhasil melaksanakan tugas pengamanan VVIP RI-1 pada saat peresmian Gong Perdamaian Dunia. m.tahun 2011 berhasil melaksanakan tugas pengamanan konflik yang bernuansa sara di ambon. n.tahun 2012 berhasil melaksanakan tugas pengamanan VVIP RI-1 pada saat pembukaan MTQ Nasional. o.tahun 2013 s/d 2014 berhasil melaksanakan tugas pengamanan wilayah di Maluku. p. Tahun 2015 s/d 2016 berhasil melaksanakan tugas Opspamrahwan Maluku. Pelaksanaan tugas Yonif 731/Kabaresi 51

52 Menjadi seorang prajurit TNI merupakan kebanggaan tersendiri bagi warga Negara Indonesia.Mengabdi bagi Nusa dan Bangsa serta menjaga kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan tugas mulia yang diemban bagi setiap prajurit TNI.Negara kita yang luas dengan terdiri dari berbagai pulau baik besar dan kecil serta keanekaragaman bahasa dan budaya yang dimiliki Indonesia harus tetap dijaga dan dilindungi dari setiap ancama yang dapat mengganggu keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.Hal ini menjadi tanggung jawab besar bagi TNI sebagai alat Negara dibidang pertahanan dimana tugas untuk menjaga dan melindungi segenap tumpah darah Indonesia merupakan harga mutlak yang tidak bias ditawar.tni sebagai komponen utama dalam pertahanan Negara telah menunjukkan kiprahnya sejak jaman perang kemerdekaan sampai pada saat ini.bahkan kredibilitas TNI sebagai tentara pejuang, tentara rakyat, tentara professional dan tentara nasional tidak diragukan. Bahkan dikancah Internasional TNI menjadi kekuatan militer yang sangat disegani oleh Negara lain. TNI juga dipercaya untuk ambil bagian menjadi pasukan perdamaian sejak tahun 1957 kiprah TNI dalam menjaga perdamaian di Negara-negara yang mengalami konflik tidak diragukan, hal ini terbukti PBB selalu meminta Indonesia untuk mengirimkan pasukan TNI terlibat dalam operasi perdamaian dikarenakan TNI mampu menunjukkan profesionalitas dalam menjalankan tugas sebagai pasukan perdamaian. Menjadi bagian dalam pasukan perdamaian PBB juga merupakan kebanggaan tersendiri bagi setiap prajurit TNI yang terpilih dan bergabung dalam pasukan perdamaian PBB atau yang biasa kita kenal dengan Kontingen Garuda.Prajurit prajurit TNI dipersiapkan secara baik meliputi fisik, mental dan pengetahuan tentang penanganan konflik yang terjadi di Negaranegara yang sedang bertikai. 52

53 Operasi Perbatasan Israel dan Lebanon Kebanggaan menjadi prajurit TNI yang tergabung dalam pasukan perdamaian PBB melalui Kontingen Garuda juga dirasakan oleh 3 (tiga) prajurit Binaiya, Serka Yusran Sanduan, Serka La Sarfi dan Praka Jems Kastanya. Tugas sebagai duta bangsa dilaksanakan bukan tanpa resiko. Bertugas di daerah atau wilayah yang mengalami konflik harus dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan dan yang terpenting adalah menjaga nama baik Bangsa dan Negara Indonesia. Serka Yusran yang sehari-hari melaksanakan tugas sebagai Wadan Unit 2 Tim Intel Korem tidak menyangka mendapat kepercayaan dari Pimpinan untuk bergabung dalam Kontingen Garuda melaksanakan tugas operasi perdamaian di Serka Yusran saat melaksanakan patroli Lebanon Selatan. Suami dari Deviana dan Ayah dari Rezky dan Anisya ini memiliki tugas dan tanggung jawab sebagai aparat intelejen yang memantau dan memonitor wilayah dan satuan jajaran Korem 151/ Binaiya. Sebagai prajurit TNI AD, Yusran menyadari bahwa setiap perintah yang diberikan oleh atasan harus dilaksanakan dengan baik dan tetap menunjukan yang terbaik dalam tugas dan tanggung jawab yang sudah diberikan oleh pimpinan.keinginan untuk berbuat yang terbaik inilah yang mendorong Sertu Yusran untuk selalu berprestasi.kemampuan Bela Diri Karate yang dimiliki oleh Yusran, ditekuni dan diasah dengan baik sehingga dalam setiap event pertandingan Karate baik tingkat Nasional maupun Internasional selalu mendapatkan juara.prestasi yang diraih selama ini memberi peluang bagi Yusran untuk dapat terpilih menjadi prajurit TNI yang tergabung dalam Kontingen Garuda melaksanakan misi perdamaian di Lebanon Selatan. Seleksi yang diselenggarakan di PMPP (Pusat Misi Perdamaian meliputi tes kesehatan umum, kesehatan jiwa, jasmani, bahasa Inggris, computer dan mengemudi harus diikuti sebagai persyaratan untuk menjadi personel pasukan perdamaian PBB. 53

54 54 Serka Yusran S Setelah lulus dari tahap tes yang telah diikuti Serka Yusran terpilih sebagai personel pasukan perdamaian PBB dan menjabat sebagai Komandan Tim (Dantim) 5 Kompi Mekanik Batalyon Mekanik Garuda XXIII/J dan ditempatkan di Lebanon Selatan tepatnya di Achit Alqusair. Tugas yang dilaksanakan Serka Yusran dan personel lainnya yang tergabung dalam Batalyon Mekanik adalah menjaga situasi dan kondisi keamanan di wilayah tanggung jawab mereka tetap aman dan kondusif serta menjaga jangan sampai terjadi pertikaian antara Lebanon dan Israel.Dan yang paling utama setiap personel pasukan perdamaian PBB tidak boleh berpihak kepada salah satu Negara yang bertikai. Selama melaksanakan tugas di Lebanon Selatan banyak pengalaman yang didapat oleh Serka Yusran diantaranya kesempatan untuk berinteraksi dengan peduduk lokas serta mengenal adat istiadat Negara Lebanon, dapat mengenal personel dari Negara lain yang tergabung dalam misi perdamaian PBB seperti Cina, Spanyol, Italia, Prancis, Korea Selatan dan Negara lainnya, dan yang terpenting dapat membawa nama harum bangsa di tingkat Internasional dengan menjadi personel pasukan perdamaian PBB. Pengalaman Serka Yusran juga dirasakan olehh dua orang personel Korem 151/Binaiya lainnya Serka La Sarfi dan Praka Jems Stevenson Kastanya.Kedua prajurit Binaiya ini juga merupakan prajuritprajurit berprestasi terutama dibidang olah raga.dan karena prestasi mereka inilah mengantarkan keduanya menjadi personel pasukan perdamaian PBB yang tergabung dalam Kontingen Garuda di Lebanon selatan. Serka La Sarfi bertugas di Tim Intel Korem 151/ Binaiya. Prestasinya di bidang olah raga beladiri Karate dan Yongmoodo sangat baik. Berbagai kejuaran yang pernah diikuti diantaranya Kejuaraan Serka La Sarfi Karate PORAD meraih medali perak, Kejuaraan Yongmoodo Piala Kasad meraih medali emas dan Kejuaraan Yongmoodo di Korea Selatan meraih medali Perunggu.Berbagai prestasi inilah yang membuat Serka La Sarfi mendapatkan kesempatan untuk ikut bergabung bersama personel TNI lainnya dalam tugas perdamaian PBB di Lebanon Selatan. Sertu La Sarfi ditempatkan di satuan Batalyon Infanteri Mekanis TNI Kontingen Garuda XXIII-J/ UNIFIL (United Nations Interim Force In Lebanon) sebagai Bintara Konstruksi Tempur Peleton Zeni pada Kompi Bantuan dan selama melaksanakan tugas Serka La Sarfi ikut mengerjakan pembangunan pagar perlindungan menggunakan Hesco, pembangunan Shelter dan ikut melaksanakan tugas patroli udara di sektor operasional UNIFIL.

55 Serka La Sarfi saat melaksanakan pek. konstruksi Pengalaman sebagai duta bangsa di Negara lain juga diemban oleh Praka Jems Stevenson Kastanya. Putra Maluku yang memiliki jabatan sebagai Tamudi Sintel Korem 151/Binaiya mampu melewati setiap tes yang diikuti untuk menjadi personel pasukan perdamaian PBB. Atlet tinju yang memiliki prestasi membawa nama Provinsi Maluku di setiap kejuaraan tinju ini, mengawali olah raga tinju sejak duduk di kelas 2 SMP dan masuk di Pusat Pendidikan Latihan Pelajar (PPLP) sebagai atlit tinju Provinsi Maluku. Berbagai prestasi yang telah disumbangkan kepada TNI AD khususnya Kodam XVI/Pattimura dan Provinsi Maluku membawa Praka Jems ikut bergabung menjadi personel pasukan perdamaian PBB.Semangat untuk berbuat yang terbaik bukan hanya dia tunjukkan dalam bidang olah raga namun juga ditunjukkan dalam pelaksanaan tugas sebagai prajurit TNI AD. Hal ini terbukti saat melaksanakan tugas sebagai personel pasukan perdamaian tepatnya sebagai anggota tim 5 Kompi Alfa, Praka Jems bersama anggota tim berhasil menemukan alat sadap Israel (Sky Box) yang diletakkan di perbatasan Lebanon Israel saat melaksanakan patrol rutin dan mendapatkan apresiasi dan penghargaan dari Unifil Force Commander. Pengalaman tugas sebagai personel pasukan perdamaian PBB yang tergabung dalam Kontingen Garuda UNIFIL telah ditunjukkan oleh ketiga anggota Korem 151/ Praka Jems Stevenson Binaiya.Tugas sebagai duta bangsa bukanlah tugas yang mudah.hal ini memerlukan semangat, disiplin dan loyalitas serta kesungguhan dalam menyelesaikan setiap tugas yang diberikan. Prestasi yang Praka Jems Stevenson saat melaksanakan patroli telah ditunjukkan oleh Serka Yusran Sanduan, Serka La Sarfi dan Praka Jems Stevenson Kastanya hendaknya dapat memberi inspirasi kepada seluruh prajurit TNI AD khususnya setiap anggota Korem 151/Binaiya untuk selalu berprestasi dan berbuat yang terbaik bagi Bangsa dan Negara Republik Indonesia yang sangat kita cintai bersama. 55

56 Sosok SANG JUARA Sertu Muhammad Aane, adalah anak ke 7 dari 9 bersaudara dari pasangan Bapak La Ompo (Alm) dan Ibu- Mayda (60 Th). Putra daerah asli Sulawesi Tenggara Muhamad Aane atau yang sering disapa Ane ini Lahir di Buton 13 Maret Ane (32 Th) adalah salah satu Atlet Karate Kodam XVI/Pattimura dari satuan Korem 151/ Binaiya yang sehari-hari menjabat sebagai Baurlaklap IV Jasrem 151/ Binaiya. Sertu M. Aane saat mengikuti Asia Champion Karate Cup Ane memulai kariernya bermula dari hobi, dimana karate telah digeluti semenjak kelas 4 SD, berawal dari hobi itulah iamengikuti ekstrakurikuler di sekolahnya untuk belajar dasar karate (keehong) dengan guru karatenya. Belajar karate diikuti di semua jenjang pendidikandari SD,SMP dan SMA. Setelah Lulus SMA dia pun mendaftarkan diri sebagai prajurit TNI-AD dengan bekal kemampuan bela dirinya, perjalanan dinasnya di TNI-AD banyak digunakan untuk berlatih memperdalam kemampuan karate. Selama perjalanan karier di TNI AD pendidikan militer yang pernah diikuti antara lain Sus Ralasuntai di Pusdikjas pada Tahun 2010, Sus Ba Provos Multi Korps di Pusdikpom Tahun Ketertarikannya pada olahraga beladiri Karate ini antara lain yang pertama dalam hal menjaga diri dan menjaga fisik ungkapnya. Pada dasarnya olahraga bela diri sangat membutuhkan fisik yang prima, sehingga harus pandai mengatur ritme pola hidup antara olahraga, makan dan Istirahat. Berbagai perlombaan tingkat Nasional Telah diaikuti antara lain Kejurnas Inkai, Porad, Asia Champion Karate Cup, Piala Panglima TNI, Kesemuanya perlombaan telah ia ikuti dan mendapatkan hasil yang membanggakan. Adapun Medali yang sudah pernah dia dapatkan yakni Medali Emas dan Perak di Ajang Asia Champion Karate Cup. 56

57

METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah :

METHODE. 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah : METHODE 1. Pembinaan Bakti TNI. a. Bakti TNI adalah : 1) Pengertian umum. Dharma Bakti TNI dalam perjuangan bangsa untuk mewujudkan cita-cita nasional. 2) Pengertian khusus. Pelibatan TNI sebagai komponen

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace dicabut: UU 3-2002 lihat: UU 1-1988 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 51, 1982 (HANKAM. POLITIK. ABRI. Warga negara. Wawasan Nusantara. Penjelasan

Lebih terperinci

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1982 TENTANG KETENTUAN-KETENTUAN POKOK PERTAHANAN KEMANAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 2012, No.362 4 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN PENGINTEGRASIAN KOMPONEN PERTAHANAN NEGARA 1. Latar belakang

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara

BAB I PENGANTAR. strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara 1 BAB I PENGANTAR 1.1 Latar Belakang Peran Koramil dalam proses pemberdayaan wilayah pertahanan sangat strategis guna menghadapi tantangan tugas ke depan. Sistem pertahanan negara Indonesia yang menganut

Lebih terperinci

KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT

KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT TERBATAS TENTARA NASIONAL INDONESIA ANGKATAN DARAT KOMANDO DAERAH MILITER VI/MULAWARMAN KARANGAN MILITER OPTIMALISASI PENYELENGGARAAN BAKTI TNI DALAM RANGKA PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN DARAT Oleh :

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945

I. PENDAHULUAN. Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 diantaranya melindungi segenap Bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam rangka menyikapi permasalahan yang muncul di wilayah binaan pada era reformasi pembina teritorial pada hakekatnya adalah segala unsur potensi wilayah geografi,

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA www.bpkp.go.id PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN

OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN TERBATAS OPTIMALISASI KEGIATAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA DALAM RANGKA MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI DAERAH BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. TNI Manunggal Membangun Desa adalah suatu program

Lebih terperinci

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan menjadi topik

I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan menjadi topik I. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan menjadi topik penelitian. Dimana dalam penelitian ini akan dicari

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA

KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA 1 KAJIAN TENTANG PERAN KODAM DALAM MENYIAPKAN KOMPONEN CADANGAN GUNA MENDUKUNG SISTEM PERTAHANAN SEMESTA BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Di dalam Undang-Undang RI Nomor 3 tahun 2002 tentang pertahanan Negara,

Lebih terperinci

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut

Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut Pada pembahasan sebelumnya telah dijelaskan bahwa negara Indonesia adalah negara kepulauan. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki wilayah laut bebas di antara pulau-pulau di Indonesia. Laut bebas

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER VI/ MULAWARMAN AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) KE-96 TAHUN 2016

PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER VI/ MULAWARMAN AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) KE-96 TAHUN 2016 PANGLIMA KOMANDO DAERAH MILITER VI/ MULAWARMAN AMANAT PADA UPACARA PEMBUKAAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) KE-96 TAHUN 2016 HARI : SELASA TANGGAL : 3 MEI 2016 PUKUL : 09.00 WIB TEMPAT : SELURUH PKP

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN Bela Negara Dalam Rangka Kepentingan Hanneg 1 KAJIAN TENTANG KOMUNIKASI SOSIAL TNI AD GUNA MENINGKATKAN KESADARAN BELA NEGARA DALAM RANGKA KEPENTINGAN HANNEG BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Manusia diciptakan

Lebih terperinci

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH

MARKAS BESAR TENTARA NASIONAL INDONESIA Tim Teknis PWP dalam KLH RAKOTER TNI TAHUN 2009 Tema Melalui Rapat Koordinasi Teritorial Tahun 2009 Kita Tingkatkan Pemberdayaan Wilayah Pertahanan di Jajaran Komando Kewilayahan TNI CERAMAH KETUA TIM TEKNIS KETAHANAN LINGKUNGAN

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan,

BAB I. PENDAHULUAN. melalui kontribusi nyata dalam pembentukan capital, penyediaan bahan pangan, 1 BAB I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan komoditi yang sangat penting dan strategis bagi bangsa Indonesia mengingat pangan adalah kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi oleh pemerintah

Lebih terperinci

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA PENDAHULUAN 1. Umum. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA I. UMUM Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG - UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : a. bahwa pertahanan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA Menimbang: DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Disusun Oleh: I Gusti Bagus Wirya Agung, S.Psi., MBA UPT. PENDIDIKAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA U N I V E R S I T A S U D A Y A N A B A L I 2016 JUDUL: PENDIDIKAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA)

UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 27 TAHUN 1997 (27/1997) Tanggal: 3 OKTOBER 1997 (JAKARTA) Tentang: MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pertahanan negara bertitik tolak pada falsafah

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg

2 Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Neg LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.200, 2015 PERTAHANAN. Pertahanan Negara. 2015-2019 Kebijakan Umum. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 97 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 2012 KEMENTERIAN PERTAHANAN. Kebijakan. Sistem Informasi. Pertahanan Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 2012, No.86 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA KEBIJAKAN SISTEM INFORMASI PERTAHANAN NEGARA 1. Latar Belakang.

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi

BAB I PENGANTAR. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi 1 BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Masalah Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 30 berbunyi : Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.190, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERTAHANAN. Wilayah. Penataan. Penetapan. Perencanaan. PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA

Lebih terperinci

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA

KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN NOMOR : 7 TAHUN 2008 TANGGAL : 26 JANUARI 2008 KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA A. UMUM. Pertahanan negara sebagai salah satu fungsi pemerintahan negara merupakan usaha untuk

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2011 TENTANG INTELIJEN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk terwujudnya tujuan nasional negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sosial. Didalamnya sekaligus terkandung makna tugas-pekerjaan yang harus 1 2 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia didirikan oleh para pendiri bangsa ini dengan tujuan yang sangat mulia sebagaimana yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang

Lebih terperinci

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT

UPAYA EDUKATIF PADA PROGRAM TENTARA MANUNGGAL MEMBANGUN DESA (TMMD) DALAM MENINGKATKAN PARTISIPASI MASYARAKAT 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembangunan nasional adalah upaya untuk meningkatkan seluruh aspek kehidupan masyarakat yang juga merupakan proses pengembangan keseluruhan sistem penyelenggaraan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. Bahwa penyelenggaraan pertahanan

Lebih terperinci

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL

ANATOMI KEAMANAN NASIONAL ANATOMI KEAMANAN NASIONAL Wilayah Negara Indonesia Fungsi Negara Miriam Budiardjo menyatakan, bahwa setiap negara, apapun ideologinya, menyeleng garakan beberapa fungsi minimum yaitu: a. Fungsi penertiban

Lebih terperinci

KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI METODE BHAKTI TNI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SASARAN BINTER BAB I PENDAHULUAN

KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI METODE BHAKTI TNI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SASARAN BINTER BAB I PENDAHULUAN KAJIAN TENTANG IMPLEMENTASI METODE BHAKTI TNI DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SASARAN BINTER BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. TNI AD dalam melaksanakan tugas pemberdayaan wilayah pertahanan aspek darat dengan melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG POKOK-POKOK PENYELENGGARAAN TUGAS BANTUAN TENTARA NASIONAL INDONESIA DALAM MENANGGULANGI BENCANA ALAM, PENGUNGSIAN DAN BANTUAN

Lebih terperinci

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009

Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, Senin, 05 Oktober 2009 Amanat Presiden RI pada Peringatan HUT TNI Ke-64, 05-10-09 Senin, 05 Oktober 2009 Â AMANAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA ACARA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN TNI KE-64 DI MABES TNI, CILANGKAP, JAKARTA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1997 TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, PARADIGMA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Perjuangan Pengertian perjuangan merupakan suatu usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan, yang dilakukan dengan menempuh

Lebih terperinci

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA Kelompok 3 Nama Anggota Kelompok : 1. Dewi nurfitri 2. Fatih 3. Fadri Wijaya 4. Moh. Akmal 5. Rahman Suwito PRODI TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TENGAH

GUBERNUR JAWA TENGAH 1 GUBERNUR JAWA TENGAH SAMBUTAN GUBERNUR JAWA TENGAH PADA UPACARA PENUTUPAN TNI MANUNGGAL MEMBANGUN DESA TAHAP I (REGULER 94 DAN SENGKUYUNG I) PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2015 TANGGAL 27 MEI 2015 HUMAS

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: KETAHANAN NASIONAL by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id KETAHANAN NASIONAL POKOK BAHASAN: 1. PENGERTIAN DARI KETAHANAN NASIONAL 2. TUJUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, perjuangan menuju kemerdekaan Indonesia tidaklah mudah karena membutuhkan pengorbanan yang luar biasa kala itu dan merupakan

Lebih terperinci

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RESEPSI KENEGARAAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT PROKLAMASI RI KE 63 TAHUN 2008

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RESEPSI KENEGARAAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT PROKLAMASI RI KE 63 TAHUN 2008 1 SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA RESEPSI KENEGARAAN DALAM RANGKA PERINGATAN HUT PROKLAMASI RI KE 63 TAHUN 2008 Yang terhormat, Pontianak, 17 Agustus 2008 - Ketua DPRD Provinsi Kalimantan

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN. KEWARGANEGARAAN Modul ke: WAWASAN NUSANTARA by Fakultas FEB Syahlan A. Sume Program Studi MANAJEMEN www.mercubuana.ac.id WAWASAN POKOK BAHASAN: NUSANTARA 1. PENGERTIAN DARI WAWASAN NUSANTARA 2. MAKSUD

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan bernegara, aspek pertahanan merupakan faktor yang sangat hakiki dalam menjamin kelangsungan hidup negara tersebut. Tanpa mampu mempertahankan diri terhadap

Lebih terperinci

BUPATI BURU. Assalamu alaikum wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara keluarga besar Tentara Nasional Indonesia yang berbahagia,

BUPATI BURU. Assalamu alaikum wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara keluarga besar Tentara Nasional Indonesia yang berbahagia, BUPATI BURU Assalamu alaikum wr. Wb. Salam sejahtera untuk kita semua, Saudara-saudara keluarga besar Tentara Nasional Indonesia yang berbahagia, Hadirin peserta upacara yang berbahagia, Pada kesempatan

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN PENDUKUNG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa"tiap-tiap warga

Lebih terperinci

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG BUPATI JEMBRANA PROVINSI BALI PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DESA DAN RENCANA KERJA PEMERINTAH DESA DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah

BAB I PENDAHULUAN. wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia adalah sebuah negara yang secara geografis sangat luas wilayahnya dan berbatasan langsung dengan beberapa negara lain. Sudah sepatutnya Indonesia

Lebih terperinci

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA)

UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN. Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA) UU 15/1997, KETRANSMIGRASIAN Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 15 TAHUN 1997 (15/1997) Tanggal: 9 MEI 1997 (JAKARTA) Tentang: KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang PRESIDEN

Lebih terperinci

*10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

*10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Copyright (C) 2000 BPHN UU 27/1997, MOBILISASI DAN DEMOBILISASI Menimbang: a *10197 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 27 TAHUN 1997 (27/1997) TENTANG MOBILISASI DAN DEMOBILISASI PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH

NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Penyelenggaraan Program TMMD di Desa Sukamaju 115 BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Bagian ini menjelaskan mengenai kesimpulan dalam penelitian, berdasarkan pada pertanyaan penelitian serta pembahasan penelitian. Berikut hasil penelitian yang dapat

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010 SABID UAK SADAYU A NG T E N T A N G PEMBENTUKAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA PARIAMAN KOTA PARIAMAN TAHUN 2010-0

Lebih terperinci

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG

RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG RANCANGAN (disempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 7 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN KUNINGAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN

KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN 2012, No.119 4 LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN KEBIJAKAN PEMBERDAYAAN WILAYAH PERTAHANAN 1. Latar Belakang

Lebih terperinci

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD

Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Bab II Perawatan Kendaraan Tempur di Lingkungan TNI AD Angkatan Darat merupakan bagian dari sistem pertahanan darat yang dimiliki TNI dan mengambil peran yang tetap di wilayah pertahanan darat, oleh sebab

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN NOMOR 41 TAHUN 2010 TENTANG KEBIJAKAN UMUM PERTAHANAN NEGARA TAHUN 2010-2014 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa pertahanan negara merupakan salah satu fungsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Dalam suatu kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif maupun yang sudah modern

Lebih terperinci

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH BUPATI BADUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BADUNG, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika

KEWARGANEGARAAN KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Teknik Informatika KEWARGANEGARAAN Modul ke: KETAHANAN NASIONAL DAN POLITIK STRATEGI NASIONAL Fakultas FASILKOM Nurohma, S.IP, M.Si Program Studi Teknik Informatika www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Abstract : Menjelaskan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 56 TAHUN 1999 TENTANG RAKYAT TERLATIH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pertahanan keamanan negara untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

Potensi Pertahanan di Indonesia sebagai Daya Dukung Pembangunan Nasional

Potensi Pertahanan di Indonesia sebagai Daya Dukung Pembangunan Nasional Potensi Pertahanan di Indonesia sebagai Daya Dukung Pembangunan Nasional Kol Sus Drs. Khaerudin, MM dan Dr. Supandi, MM (Materi Kuliah Umum di Prodi PPKn FKIP UNS, 8 September 2017) 1. Pendahuluan Pada

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN WILAYAH PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN, Menimbang : a. bahwa keberadaan Lembaga Kemasyarakatan Desa dalam

Lebih terperinci

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 14 TAHUN 2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANYUMAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT Menimbang : PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA / KELURAHAN DALAM KABUPATEN TANJUNG JABUNG

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN

PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PEMERINTAH KABUPATEN NUNUKAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN NUNUKAN NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NUNUKAN DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGADA NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN NGADA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGADA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG KOMPONEN CADANGAN PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a. bahwa pertahanan negara

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA

LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA LEMBARAN DAERAH KOTA SAMARINDA PERATURAN DAERAH KOTA SAMARINDA NOMOR 10 TAHUN 2009 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SAMARINDA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan pasal

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1997 TENTANG KETRANSMIGRASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa transmigrasi merupakan bagian integral

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG DARURAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1958 TENTANG TANDA-TANDA PENGHARGAAN UNTUK ANGGOTA ANGKATAN PERANG PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : 1. Bahwa Angkatan Perang dalam usahanya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 4, 1988 (ADMINISTRASI. HANKAM. ABRI. Warga Negara. Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEAMANAN NASIONAL RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL Jakarta, 16 Oktober 2012 RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KEAMANAN NASIONAL DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN :

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2002 TENTANG SISTEM NASIONAL PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 2 TAHUN 2007 TENTANG KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KAPUAS HULU, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. No.110, 2008 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Menteri Pertahanan. Komunikasi dan Elektronika. Negara. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN NOMOR 24 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM KOMUNIKASI DAN ELEKTRONIKA

Lebih terperinci

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014

PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 PETUNJUK PELAKSANAAN KEGIATAN KERJASAMA DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN DENGAN TNI-AD MENDUKUNG KETAHANAN PANGAN (TMKP) TA. 2014 DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang

berkualitas agar siap untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya pokok dan personil, materiil terutama alutsista, dan fasilitas yang E. PAGU ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah) 1. Pengembangan Integratif Terwujudnya postur TNI yang siap melaksanakan tugas pokok dan dengan

Lebih terperinci

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN - 1 - PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

Lebih terperinci

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit)

BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit) BERBAGAI ANCAMAN TEHADAP KEUTUHAN NKRI (6 X 40 Menit) Kompetensi Inti: 1.Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yg dianutnya. 2.Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI

Lebih terperinci

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, 1 RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN, SUSUNAN ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DAN PEDOMAN PELAKSANAAN PENANGGULANGAN BENCANA DENGAN

Lebih terperinci

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P

2016, No Indonesia Tahun 2004 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2012 tentang P No.379, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMHAN. Penanganan Konflik Sosial. Penggunaan dan Pengerahan. Kekuatan TNI. Bantuan. PERATURAN MENTERI PERTAHANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal

BAB I PENDAHULUAN. Cikal bakal lahirnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) pada awal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada saat mempertahankan kemerdekaan, banyak orang Indonesia berjuang untuk membentuk pasukan mereka sendiri atau badan perjuangan Masyarakat. Tradisi keprajuritan

Lebih terperinci

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik BAB I PENGANTAR 1.1. Latar Belakang Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 34 Tahun 2004 mempunyai tugas pokok sebagai penegak kedaulatan negara dengan mempertahankan

Lebih terperinci