ANALISIS SISTEM TANDA DAN MAKNA SEBUAH IKLAN SUSU TAHUN 1990 DI BELANDA BERSLOGAN MELK DE WITTE MOTOR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS SISTEM TANDA DAN MAKNA SEBUAH IKLAN SUSU TAHUN 1990 DI BELANDA BERSLOGAN MELK DE WITTE MOTOR"

Transkripsi

1 1

2 2

3 3

4 4

5 ANALISIS SISTEM TANDA DAN MAKNA SEBUAH IKLAN SUSU TAHUN 1990 DI BELANDA BERSLOGAN MELK DE WITTE MOTOR Sandy Agung Ramadhan, Triaswarin Sutanarihesti Sastra Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia Sastra Belanda, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia sandy_agung1@yahoo.com ABSTRAK Jurnal ini membahas sistem tanda dan makna yang terkandung dalam kalimat slogan melk de witte motor pada sebuah iklan susu yang muncul tahun 1990 di Belanda. Dalam iklan ini terdapat audio dan visualisasi yang mendukung iklan tersebut dengan latar tempat sebuah bar dan tampilan pendukung berupa susu dan bir. Dalam jurnal ini digunakan metode kajian pustaka dan disajikan secara deskriptif disertai dengan analisis sistem tanda dan makna pada keseluruhan sajian iklan tersebut berdasarkan buku-buku semantik dan internet. Hasilnya menunjukan bahwa kalimat slogan pada sebuah iklan susu tahun 1990 di Belanda ini menggunakan indeks, ikon dan simbol serta makna leksikal, gramatikal, konotatif dan figuratif dengan maksud menghimbau masyarakat agar hidup sehat dengan meminum susu serta menjauhkan kehidupan tidak sehat dengan mengurangi konsumsi minuman beralkohol seperti bir. Kata Kunci : Iklan; Makna; Sistem Tanda; Slogan; Susu Analyse sign system and meaning from an advertising of milk in 1990 in Netherland with slogan Melk De Witte Motor Abstract This journal talks about the system of signal and meaning for a sentence melk de witte motor in advertisement published in 1990 in the Netherland. On this advertisement there are audio and vizualitation taken support the aim of the ad, and it takes a bar as the background set, with some visual supporting details, such as milk and beer. This journal used a method of literature studies and it was describeing as descriptive text with the analysis of signal system and meaning in all of the subject of the advertisement based on semantic books and internet finding as the sources. The result showed that slogan on a milk advertisement in the Netherland in 1990 had used index, icon, sysmbol, and also lexical meaning, grammatical meaning, connotative meaning, and figurative 1

6 meaning as a purpuse to urge people to do healthy life by drinking milk and to decrease comsuption of alcohol like beer. Keyword : Advertisement; Meaning; Milk; Signal System; Slogan 1. Pendahuluan Iklan merupakan segala bentuk pesan dari suatu produk atau jasa yang disampaikan melalui media cetak maupun media elektronik seperti televisi, majalah, surat kabar, radio, dan internet yang ditujukan kepada masyarakat. Sementara istilah periklanan diartikan sebagai keseluruhan proses seperti perencanaan, persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan. Sebagai sarana komunikasi, media itu masing-masing memiliki kekuatan sekaligus kelemahan bila dibandingkan satu sama lain. Hal ini harus menjadi pertimbangan dalam menyusun strategi pemilihan media yang akan dipakai untuk menyampaikan pesan komunikasi kita itu (Agus Madjadikara, 2004:11). Seperti radio, daya tarik iklan ditonjolkan melalui gaya bicara penyampai iklan tersebut. Melalui keunikan wacana, pendengar akan tertarik pada produk yang diiklankannya. Namun adapula kekurangan dari itu semua, yaitu pendengar tidak bisa melihat secara langsung bagaimana wujud dari produk tersebut. Media yang cukup efektif untuk menyampaikan iklan sebenarnya adalah media cetak, seperti surat kabar dan majalah. Pengiklanan melalui media cetak lebih mudah diterima fungsinya sebagai sarana promosi karena iklan tersebut dapat kita baca terus menerus tanpa adanya batasan. Informasi di media cetak lebih mudah disimpan atau didokumentasikan untuk keperluan di kemudian hari (Agus Madjadikara, 2004:12). Unsur unsur di media cetak meliputi tajuk iklan, slogan, isi dan gambar. Yang menarik dalam sebuah iklan di media cetak seperti majalah adalah slogan yang digunakan. Slogan iklan adalah sebuah kalimat yang menjadi ciri karakter produk. Namun media cetak juga memiliki kekurangan tersendiri dibandingkan media elektronik seperti televisi. Kelebihan iklan yang ditampilkan melalui media televisi yaitu kita bisa melihat produk dengan tampilan yang lebih menarik karena cara mengiklankannya lebih hidup, yaitu adanya pergerakan dan aktifitas serta suara dari cara mengiklankannya dan yang terpenting adalah kita bisa lebih memahami konteks karena disajikan dengan satu atau lebih kegiatan yang mendukung kita dalam memahami maksud dari iklan tersebut. Media radio dan televisi membuat sasaran komunikasi tidak perlu aktif dalam arti bahwa pesan tetap sampai pada 2

7 mereka saat mereka sengaja atau tidak sengaja, suka atau tidak suka mendengar atau melihat acara atau program radio ataupun televisi tersebut (Agus Madjadikara, 2004:13). Kekurangannya yaitu kita tidak bisa melihat secara terus menerus seperti media cetak, karena iklan dalam televisi hanya memakan waktu kurang lebih satu menit saja. Produk iklan yang dipasarkan melalui media elektronik seperti televisi ditampilkan secara audio dan visual yang dikemas secara menarik dan beragam. Lazimnya dalam iklan terdapat slogan. Slogan tidak hanya muncul dalam media cetak, namun dalam media elektronik seperti televisi slogan juga kerap kali muncul. Biasanya slogan dalam sebuah iklan dituliskan dengan kalimat yang menarik sehingga membuat penonton atau calon pembeli penasaran dengan maksud dan pesan dari slogan iklan tersebut. Iklan pada media elektronik, terutama televisi yang menyajikan audio dan visual pasti menggunakan sebuah ilustrasi dalam memainkan jalannya suatu iklan. Sebuah ilustrasi dalam periklanan merupakan salah satu unsur penting yang sering digunakan dalam komunikasi periklanan karena sering dianggap sebagai bahasa universal yang dapat menembus rintangan yang ditimbulkan oleh perbedaan bahasa kata-kata. Ilustrasi (dalam hal ini termasuk pula foto, diagram, peta, grafik, dan tanda-tanda) dapat mengungkapkan suatu hal secara lebih cepat dan lebih berhasil guna daripada teks. Pembubuhan ilustrasi dalam iklan harus berdasarkan fungsinya yang khas (Dendi Sudiana, 1986:37). Ilustrasi dalam sebuah iklan yang mengandung slogan menjadi salah satu hal penting dalam pemahaman dari pesan yang sebenarnya ingin disampaikan karena dengan bantuan visual tersebut slogan dalam sebuah iklan dapat lebih dipahami. Kalimat slogan menarik yang sejenis seperti iklan tersebut ternyata juga terdapat pada sebuah iklan susu di Belanda yang muncul pada tahun 1990 dengan tampilan yang menarik perhatian para penonton. Dalam iklan susu di Belanda tersebut ditampilkan seorang wanita yang sedang berada di bar memesan susu dan susu tersebut beradu cepat dengan segelas bir di meja. Dengan tampilan yang menarik dapat membantu kita memahaminya. Hal tersebut yang menimbulkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih dalam mengenai apa saja sistem tanda pada latar iklan susu yang terdapat slogan Melk. De witte motor yang muncul tahun 1990 di Belanda serta apa saja makna yang terkandung dari slogan iklan tersebut. Penelitian ini bertujuan menjelaskan apa saja sistem tanda yang terdapat pada latar iklan susu yang bertuliskan slogan Melk. De witte motor dan juga menjelaskan makna pada 3

8 slogan tersebut. Penelitian ini akan dibatasi pada analisis sistem tanda pada latar iklan tersebut dan makna yang terkandung pada slogannya yang bertuliskan Melk. De witte motor. 2. Tinjauan Teoritis Iklan merupakan suatu sarana komunikasi di antara produsen dan konsumen. Tujuan akhir komunikasi periklanan yang diharapkan tentunya untuk menciptakan respons perilaku di pasaran (Dendi Sudiana, 1986:8). Respons yang diharapkan dari suatu iklan baik komersial maupun Iklan Layanan Masyarakat tentunya respons yang baik, seperti membangkitkan kesadaran, memberikan informasi, membina suatu citra dan mendorong perilaku (Dendi Sudiana, 1986:10). Manusia sebagai makhluk sosial tidak terlepas dari komunikasi satu dengan yang lainnya, sehingga komunikasi yang dilakukan entah mengenai apa yang dilihat, rasakan, percaya, ketahui atau apa yang akan dilakukan dan sudah dilakukan. Semua cara tindakan atau pengucapan yang memiliki maksud disebut tanda. Pengertian paling umum, sebuah tanda bisa didefinisikan sebagai sebuah bentuk atau petunjuk tertentu yang diekspresikan dengan tindakan maupun ucapan dengan maksud yang terkandung di dalamnya. Kita bisa menunjukan apa yang kita ingin sampaikan dengan berbagai cara misalnya dengan mengernyitkan alis mata seseorang manandakan bahwa ia sedang terheran-heran, itu merupakan tanda. Berbeda dengan orang yang sedang buang ludah tidak memiliki maksud apapun, kecuali ia ingin menunjukan sebuah maksud tertentu seperti sedang marah atau melecehkan (Dirven, R & Marjolijn, V, 1999:2). Dalam bab ini terlebih dahulu dibahas mengenai Iklan Layanan Masyarakat, kemudian sistem tanda dan makna. 2.1 Iklan Layanan Masyarakat Iklan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu iklan komersial dan nonkomersial. Iklan komersial adalah iklan yang bertujuan mendukung kampanye pemasaran suatu produk atau jasa. Iklan komersial biasanya dimuat atau disiarkan melalui media audio seperti radio atau audio visual seperti televisi. Sedangkan iklan nonkomersial banyak jenisnya, termasuk iklan undangan tender, orang hilang, lowongan kerja, duka cita dan sebagainya. Iklan nonkomersial bertujuan menjual gagasan atau ide untuk kepentingan atau pelayanan masyarakat. Iklan jenis ini biasanya disebut Iklan Layanan Masyarakat atau ILM, dalam bahasa Inggris Public Service Advertising atau PSA. (Agus S. Madjadikara, 2004:17). 4

9 Biasanya pesan ILM ini berupa ajakan atau himbauan kepada masyarakat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu tindakan demi kepentingan umum atau mengubah suatu kebiasaan atau perilaku masyarakat yang tidak baik supaya menjadi lebih baik, misalnya masalah pembuangan sampah, mendorong minat baca, berlalu lintas tertib, keluarga berencana, berhenti merokok, menghindari AIDS, menjauhkan narkoba dan sebagainya. Biasanya pesan ILM ini diberi embel-embel seperti logo atau slogan. (Agus S. Madjadikara, 2004:18) 2.2 Sistem tanda Ilmu yang membahas mengenai sistem tanda disebut semiotik, dari kata semeion yang juga mempunyai arti tanda. Bidang penelitian dari semiotik ini mengenai analisis verbal dan nonverbal dari sistem tanda dalam komunikasi masyarakat, dan juga semua bentuk komunikasi dari hewan dan tanaman. Semiotik terbagi menjadi 3 jenis : indeks, ikon, dan simbol (Dirven, R & Marjolijn, V, 1999:1). Berikut akan dibahas mengenai ketiga sistem tanda tersebut Indeks Sebuah indeks berkaitan erat dengan sesuatu yang memiliki kedekatan atau keberlanjutan. Contoh jelas dari indeks adalah sebuah penunjuk jalan yang terdapat di sepanjang jalan, yang menandai tempat selanjutnya. Tanda panah tersebut mengacu kepada sebuah arah tertentu dan maksud di dalamnya yaitu ambil arah ini/itu jika anda menuju X. Contoh lain dari indeks yaitu seorang yang berjalan dengan sempoyongan. Cara jalan yang sempoyongan menandakan bahwa seseorang tersebut sedang dalam keadaan mabuk. Kita mengatakan hal ini sebagai kontiguitas atau menunjukan keberlanjutan, atau kesinambungan dari suatu tanda ke keadaan tertentu. Jadi semua bahasa tubuh adalah termasuk sistem tanda indeks karena mengacu atau mengarah kepada suatu hal yang memiliki maksud (Dirven, R & Marjolijn, V, 1999:2) Ikon Sebuah ikon adalah penggambaran perseptual auditif dan visual dari sebuah kejadian, gambar, atau keadaan. Prinsip ikon adalah kemiripan, dalam arti bahwa tanda ikon menunjukkan kemiripan dengan hal, benda, sifat atau suara yang ditandainya. Seperti tanda lalu lintas yang memperingatkan pengendara yang berada di sekitar sekolah bagi anak-anak, menggambarkan 5

10 2 atau 3 orang anak sedang menyeberang dengan menggunakan zebracross. Gambar tersebut dekat dengan keadaan yang sebenarnya meskipun pada keadaan yang sebenarnya hanya satu orang anak atau bahkan segerombolan anak yang menyebrang, namun rambu lalu lintas menunjukan maksud yang jelas. Contoh lain yaitu tanda lalu lintas berupa papan peringatan dengan gambar hewan seperti sapi, rusa, angsa, kuda dan lain-lain, memberitahukan bahwa pengemudi diharapkan berhati-hati karena adanya hewan-hewan (Dirven, R & Marjolijn, V, 1999:3) Simbol Simbol merupakan sebuah tanda yang digunakan untuk mewakili objek tertentu atas dasar kesepakatan. Sistem tanda simbol tidak memiliki hubungan antara bentuk dan maknanya. Seperti contoh, bendera Indonesia memiliki makna filosofis. Merah berarti berani dan putih berarti suci. Merah melambangkan raga manusia, sedangkan putih melambangkan jiwa manusia. Keduanya saling melengkapi dan menyempurnakan jiwa dan raga manusia untuk membangun Indonesia 1. Penggunaan warna merah dan putih sebagai bendera Indonesia dilakukan atas dasar kesepakatan. Contoh lain dari simbol adalah sebuah cincin yang digergaji menjadi dua bagian, lalu kedua potongan itu dipisahkan dan dipegang oleh sepasang kekasih dengan masing-masing memegang setengah bagian. Simbol tersebut memiliki dua maksud, yaitu pertama lambang harapan bahwa sepasang kekasih bisa seperti cincin tersebut yang saling membutuhkan satu sama lainnya sehingga mereka tidak bisa terpisahkan, kedua yaitu melambangkan sepasang kekasih yang ingin menunjukkan sebuah identitas bahwa mereka adalah sepasang kekasih, dengan masing-masing memiliki setengah bagian dari cincin tersebut (Dirven, R & Marjolijn, V, 1999:3). 2.3 Makna Makna dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Adapun jenis-jenis makna itu antara lain makna leksikal dan makna gramatikal, makna denotatif dan makna konotatif, makna literal dan makna figuratif, yang secara berurutan dibahas sebagai berikut. 1 diakses pada 26 Mei 2014 pukul

11 2.3.1 Makna leksikal dan makna gramatikal Makna leksikal adalah makna unsur-unsur bahasa sebagai lambang benda, peristiwa, dan lainnya atau bisa juga berarti makna yang unsur-unsur bahasanya lepas dari penggunaannya atau konteksnya (Harimurti Kridalaksana, 2008:149). Satuan atau unit semantik terkecil di dalam bahasa disebut leksem. Seperti halnya fonem dalam fonologi, morfem dalam morfologi, leksem juga bersifat abstrak. Leksem menjadi dasar pembentukan suatu kata (Wijana, D, P., & Muhammad, R, 2008:22). Seperti dalam bahasa Belanda kopen beli. Kata kopen beli, kocht (telah) beli, dan wordt gekocht dibeli dibentuk dari leksem yang sama yaitu Kopen. Makna kopen dapat diidentifikasikan tanpa menggabungkan dengan satuan kebahasaan lain. Makna yang demikian itu disebut makna leksikal. Kopen Beli adalah memperoleh sesuatu melalui penukaran atau pembayaran dengan uang, atau bisa juga mempunyai arti yaitu memperoleh sesuatu dengan pengorbanan atau usaha dan sebagainya yang berat (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Selain itu, adapula satuan kebahasaan yang baru dapat diidentifikasikan setelah satuan itu bergabung dengan satuan kebahasaan yang lain. Makna yang demikian disebut dengan makna gramatikal. (1) Ik koop een boek Saya membeli sebuah buku (2) Ik kocht gisteren een boek Saya kemarin membeli sebuah buku Kata kopen pada contoh (1) dan (2) muncul dalam bentuk berbeda. Hal tersebut terjadi karena ada penyesuaian bentuknya dengan subjek dan kala. Subjek ik menyebabkan kopen muncul dalam bentuk koop yang menunjukkan kala kini pada contoh (1), yang memiliki pengertian bahwa kegiatan membeli sebuah buku sedang berlangsung saat ini, sementara kopen dalam contoh (2) muncul dalam bentuk kocht karena digunakan dalam konteks kala lampau, karena kegiatan yang dilakukan oleh ik tidak berlangsung saat itu. Kata gisteren kemarin yang menegaskan adanya kala lampau atau kegiatan yang sudah berlangsung. Contoh lain : (3) De mooie kamer Kamar yang indah/cantik Contoh (3) merupakan frasa nomina dengan kata benda kamer yang diterangkan dengan adjektif mooi. Kamer berarti kamar, dan mooi berarti indah/cantik. De sebagai artikel dari kamer yang menegaskan bahwa kamar mana yang dibicarakan sudah jelas. Kata mooi sebagai adjektif bergabung dengan kata kamer sebagai kata benda. Dalam struktur kalimat bahasa 7

12 Belanda, adjektif yang menerangkan kata benda harus mendapat penambahan e di belakang jika nomina yang diterangkannya merupakan definit/tentu. Pada contoh di atas terdapat artikel de yang menjelaskan bahwa kamar yang dibicarakan sudah tentu/definit (Ham, E., W.H.T.M. Tersteeg., L. Zijlmans, 2007:132) Makna Denotatif dan Konotatif Makna denotatif adalah makna kata atau kelompok kata yang didasarkan atas penunjukan yang lugas pada sesuatu di luar bahasa atau yang didasarkan atas konvensi tertentu sifatnya objektif (Harimurti Kridalaksana, 2008:46). Makna kata man dan kerel kesemuanya mengacu kepada referen atau acuan di luar bahasa, yaitu orang yang berjenis kelamin laki-laki. Makna yang demikian disebut makna denotatif. Walaupun man dan kerel memiliki makna denotatif yang sama, tetapi masing-masing mempunyai nilai emotif yang berbeda. Nilai emotif di sini menyangkut nuansa netral, halus, kasar, kuat, lemah, dan sebagainya. Nilai emotif yang terdapat pada suatu bentuk kebahasaan disebut konotasi. Konotasi adalah aspek makna sebuah atau sekelompok kata yang didasarkan atas perasaan atau pikiran yang timbul atau ditimbulkan pada pembicara (penulis) dan pendengar (pembaca) (Harimurti Kridalaksana, 2008:132). Oleh karenanya, man dan kerel dikatakan memiliki nilai konotatif yang berbeda. Kata man memiliki nuansa makna yang netral, sedangkan kerel memiliki nuansa makna yang lebih informal dan biasanya tidak digunakan pada bahasa tulisan (Kamus Belanda Indonesia, 2008). Contohnya : (4) We waren met acht mannen Kita bersama dengan delapan laki-laki (5) Wat een arme kerel! Laki-laki yang menyedihkan! Dapat dilihat perbedaannya pada contoh (4) dan (5), nuansa yang muncul antara penggunaan man dan kerel berbeda, nuansa yang muncul pada man lebih netral dibandingkan kerel yang lebih informal dan negatif serta biasanya digunakan pada bahasa lisan Makna Figuratif Makna figuratif merupakan makna yang tidak mengacu kepada referen yang konvensional tetapi disimpangkan kepada referen yang lain untuk berbagai tujuan etis (moral), estetis 8

13 (keindahan), insultif (penghinaan), dan lainnya. Dengan kata lain, makna figuratif ini adalah makna yang bentuk kebahasaannya menyimpang dari referennya. Contoh sebagai berikut : (6) Di rawa-rawa dan sungai-sungai besar di Kalimantan masih terdapat buaya (7) Jangan mudah tergoda rayuan buaya Buaya pada contoh (6) berbeda dengan buaya pada contoh (7) (Wijana, D, P., & Muhammad, R, 2008:25). Pada contoh (6) maknanya mengacu kepada referen yang sebenarnya yaitu binatang berdarah dingin yang merangkak (reptilia) bertubuh besar dan berkulit keras, bernapas dengan paru-paru, hidup di air (sungai, laut). Sedangkan pada contoh (7), buaya memiliki pengertian laki-laki yang gemar perempuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Buaya pada contoh (6) mengacu pada maksud referensial, sementara contoh (7) memperlihatkan makna figuratif dari kata buaya. 3. Metode Penelitian Pertama-tama pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan telaah sebuah video mengenai iklan susu dengan slogannya. Video iklan susu ini diambil dari sumber internet, yaitu youtube. Iklan susu dari youtube ini berasal dari Belanda yang muncul tahun Video iklan susu tersebut yang berasal dari youtube diambil sebagai sumber karena di dalamnya terdapat iklan dengan slogan yang unik dengan maksud yang tersirat, sehingga menarik untuk dianalisis secara semantik. Kemudian setelah melihat slogan dan ilustrasi iklan tersebut, dilakukan analisis dengan menggunakan buku-buku semantik dan buku-buku periklanan. Terakhir, slogan dan iklan tersebut kemudian dilihat apakah ada unsur semantik berupa sistem tanda seperti, indeks, ikon, dan simbol dalam ilustrasinya serta makna yang muncul dari slogannya. Dalam menganalisis sistem tanda dan makna yang dalam ilsutrasi iklan dan slogan iklan susu di Belanda tersebut, digunakan landasan teori semantik dan periklanan. Landasan tersebut dianggap sebagai hal yang penting dalam menganalisis sistem tanda dan makna. Semantik merupakan titik awal munculnya makna. Semantik membahas mengenai semiotik, yaitu sistem tanda. semiotik terbagi menjadi 3 jenis : indeks, ikon dan simbol. 4. Hasil dan pembahasan 4.1 Iklan Layanan Masyarakat 9

14 Iklan susu yang bertuliskan slogan Melk. De witte motor yang muncul di Belanda pada tahun 1990an ini didukung dengan latar tempat sebuah bar dan tampilan segelas susu serta segelas bir yang sedang beradu cepat di atas meja dengan diiringi suara motor sport dan susu menjadi pemenangnya merupakan sebuah Iklan Layanan Masyarakat. Pertama akan dibahas terlebih dahulu mengapa iklan tersebut bisa muncul pada tahun 1990 di Belanda dan mengapa iklan ini termasuk Iklan Layanan Masyarakat. Dalam membuat iklan terutama Iklan Layanan Masyarakat, pastinya pembuat iklan sudah memperhitungkan mengapa suatu iklan akan muncul. Pembuat Iklan Layanan Masyarakat memperhitungkan keadaan yang sedang terjadi saat itu, entah karena situasi politik, ekonomi, budaya, dan sebagainya. Iklan susu tersebut muncul dengan mengambil latar tempat sebuah bar, dimana sebuah tempat hiburan malam yang dihiasi dengan kehidupan yang tidak sehat seperti minuman beralkohol, merokok, bahkan mungkin obat-obatan terlarang. Kita tahu bahwa saat ini di zaman yang modern tidak sedikit orang yang berperilaku hidup tidak sehat. Pembuat iklan sengaja menggambarkan kehidupan saat ini dengan tampilan iklan yang tidak biasa dengan menampilkan susu dan bir untuk menghimbau masyarakat agar berperilaku hidup sehat dengan mengurangi minuman beralkohol seperti bir dan mengubah menjadi meminum minuman sehat seperti susu. Iklan ini muncul di Belanda pada tahun 1990, saat itu penggunaan alkohol di Belanda cukup mengkhawatirkan dilihat dari peningkatannya semenjak setelah perang dunia kedua. Gambar Grafik konsumsi minuman beralkohol di Belanda abad 20 10

15 Saat itu penggunaan alkohol pada masyarakat Belanda cukup tinggi. Setelah perang dunia kedua yaitu sekitar tahun 1950 penggunaan alkohol di kalangan masyarakat Belanda meningkat drastis sampai tahun 1980an. Sistem pemerintahan yang berkembang dijadikan alasan meningkatnya penggunaan alkohol saat itu dikarenakan struktur sosial dan mental para pekerja. Dengan meningkat dan berkembangnya sistem pemerintahan saat itu menjadikan tingkat berpikir semakin tinggi dan seacara otomatis tingkat stres meningkat. Tingkat stres yang berlebihan mungkin menjadi penyebab alkohol menjadi minuman yang digemari dan unggul saat itu (Jan Luiten van Zanden, 1997:29). Dari hal ini bisa kita lihat bahwa pembuat iklan mengambil susu sebagai objek dan disandingkan dengan bir serta latar tempat sebuah bar karena melihat keadaan masyarakat budaya dari tahun-tahun sebelumnya dan saat itu juga. Peningkatan penggunaan alkohol meningkat drastis sehingga iklan susu dan slogannya tersebut memiliki maksud atau memberikan himbauan kepada masyarakat agar berperilaku hidup sehat dengan mengurangi konsumsi minuman beralkohol seperti bir dan sebaiknya meminum minuman sehat seperti susu. 4.2 Sistem Tanda pada iklan televisi Melk. De Witte Motor Iklan Layanan Masyarakat yang akan dibahas pada bab ini yaitu mengenai sistem tanda indeks. Dalam iklan susu yang muncul di Belanda pada tahun 1990 ini berlatar tempat di sebuah bar dengan kehidupan layaknya di sebuah bar. Dalam iklan tersebut seorang wanita yang sedang berada di bar memesan segelas susu kepada seorang bartender dan kemudian bartender memberikan segelas susu yang dipesan wanita tersebut dengan cara menggeserkan gelas yang berisi susu tersebut di atas meja, kemudian muncul secara tiba-tiba segelas bir yang juga bergeser di samping segelas susu tersebut, secara otomatis segelas susu dan segelas bir tersebut beradu cepat layaknya dalam sebuah perlombaan motor sport karena saat itu pun terdengar efek suara motor sport yang sedang beradu balap. Segelas susu yang lebih dahulu sampai kepada wanita yang memesan dan susu pun menjadi pemenang Indeks Latar dan situasi yang dimunculkan dalam iklan susu yang muncul di Belanda pada tahun 1990 ini terdapat sistem tanda indeks di dalam iklan tersebut. Dalam iklan ini diperlihatkan 11

16 bahwa segelas susu dan segelas bir sedang beradu balap di atas meja bar dan segelas susu terlebih dahulu sampai kepada wanita yang memesan dan menjadi pemenangnya. Ada kedekatan atau kesinambungan sehingga membentuk sebuah sistem tanda indeks. Susu yang lebih dahulu sampai pada wanita yang memesan memberikan maksud bahwa susu adalah minuman yang lebih unggul dibandingkan bir. Kedekatan atau kesinambungan dalam hal ini adalah keunggulan, sehingga membentuk suatu sistem tanda indeks yang memiliki kedekatan yaitu susu adalah minuman yang lebih baik dan lebih unggul daripada bir karena susu adalah minuman sehat dan berenergi yang apabila kita memimumnya maka kita akan sehat, kuat, dan cepat seperti motor, berbeda jika dibandingkan dengan bir yang merupakan minuman tidak sehat bagi tubuh kita Ikon Dalam iklan ini juga terdapat sistem tanda Ikon. Dalam iklan susu yang muncul di Belanda ini terdapat perseptual auditif yang cukup jelas terdengar untuk mendukung iklan tersebut. Efek suara yang dimunculkan dalam iklan yaitu berupa efek suara motor sport yang layaknya sedang beradu balap di arena balapan. Efek suara motor sport inilah yang merupakan sistem tanda ikon karena adanya kemiripan dalam menggambarkan perseptual dalam iklan tersebut secara auditif. Ikon juga muncul pada efek suara pendukung dalam iklan ini seperti suara wanita yang berteriak memesan susu, lalu suara keramaian orang-orang ketika sedang di dalam bar, suara musik, dan suara bergesernya gelas merupakan auditif yang mendukung latar dan situasi iklan ini. Selain itu, dalam iklan digambarkan dengan segelas susu dan segelas bir serta latar tempat sebuah bar dengan beberapa orang di dalamnya. Segelas susu dan segelas bir yang digambarkan dalam iklan memiliki kemiripan dengan keadaan aslinya atau bentuk aslinya berupa segelas susu dan segelas bir. Latar tempat sebuah bar dengan beberapa orang di dalamnya juga menggambarkan kemiripan dengan keadaan bar pada umumnya dalam dunia nyata. Jelas adanya kemiripan antara gambaran pada iklan dan bentuk dan situasi sebenarnya sehingga mengandung sistem tanda ikon. 12

17 4.2.3 Simbol Dalam iklan ini, susu diibaratkan adalah sebuah motor yang sebenarnya adalah sebuah mesin atau mesin yang menjadi tenaga penggerak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2002). Ketika mendengar, membaca, bahkan melihat motor maka dalam benak kita muncul secara spontan bahwa motor adalah sebuah kendaraan roda yang kuat dan gagah serta cepat. Hal ini terjadi karena adanya suatu kesepakatan yang secara tidak langsung kita akui bahwa motor adalah kendaraan lelaki roda dua yang kuat yang mampu bergerak cepat dan bertenaga, sehingga susu yang disimbolkan sebuah motor maksudnya adalah sebuah minuman sehat yang apabila kita meminumnya maka tubuh kita akan sehat dan kuat serta cepat seperti motor. Dalam ilustrasi iklan ini, ditampilkan pula bahwa susu lebih cepat dari bir ketika beradu cepat di atas meja. Hal tersebut menimbulkan kesan di benak kita bahwa susu yang lebih cepat dari bir mempunyai simbol bahwa susu minuman yang dapat membuat tubuh kita sehat dan cepat apabila meminumnya. 4.3 Makna Slogan Melk. De Witte Motor Makna Leksikal dan Gramatikal Pada bagian ini dibahas mengenai makna dari kalimat slogan yang tertulis di dalam iklannya yaitu Melk. De Witte Motor. Kata Melk dalam kalimat Melk. De Witte Motor mengandung makna leksikal, kata melk susu dapat diidentifikasikan tanpa harus menggabungkan unsur tersebut dengan unsur lain. Susu adalah organ tubuh yang terletak di dada wanita yang dapat menghasilkan makanan untuk bayi dan berupa cairan, atau bisa juga memiliki arti yaitu bahan minuman, berupa cairan atau bubuk. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Kemudian kata Motor dalam kalimat slogan yang sama di atas, juga bermakna leksikal karena dapat diidentifikasikan tanpa harus menggabungkan unsur tersebut dengan unsur lain. Sedangkan Motor adalah mesin yang menjadi tenaga penggerak. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Namun berbeda dengan kata Wit putih dalam kalimat tersebut. Kata Wit merupakan adjektif yang dapat berubah bentuk ketika bergabung dengan kata benda yang dijelaskannya. Kata Wit putih merupakan adjektif yang menerangkan kata benda motor. Kata wit berubah bentuk setelah bergabung dengan kata motor yang merupakan kata benda definit berartikel de karena 13

18 sudah jelas motor mana yang dimaksud sehingga mendapat penambahan -e di belakang dan menjadi witte. Selain itu, adjektif diletakkan di depan kata benda yang diterangkan tersebut, sehingga menjadi Witte Motor Makna Denotatif dan Konotatif Pada slogan iklan ini tertulis Melk. De witte motor susu si motor putih. Kata motor memiliki makna denotatif sebuah kendaraan roda dua yang bergerak menggunakan mesin dan bensin, atau bisa juga berarti mesin yang menjadi tenaga penggerak (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2008). Warna putih menunjukkan warnanya. Jadi melk de witte motor susu si motor putih adalah motor yang berwarna putih. Namun terdapat nilai emotif di dalamnya, susu diibaratkan adalah sebuah motor yang sebenarnya adalah sebuah mesin yang menjadi tenaga penggerak. Hal ini memberikan suatu nilai emotif tertentu jika kita mendengar atau membaca kalimat slogan tersebut. Apabila kita mendengar kata motor maka yang ada di benak kita adalah sesuatu yang gagah, maskulin, kuat dan cepat sehingga susu yang diibaratkan sebuah motor putih mempunyai nilai emotif yang positif bahwa susu adalah minuman berenergi yang apabila kita meminumnya maka kita akan sehat, kuat dan cepat seperti motor yang sebenarnya merupakan sebuah mesin penggerak. Makna tersebut merupakan makna konotatif Makna Figuratif Melk De Witte Motor juga memiliki makna figuratif. Melk De Witte Motor susu si motor putih dalam iklan ini bukan merupakan motor sebenarnya yaitu sebuah mesin penggerak atau alat transportasi roda dua yang berwarna putih dengan menggunakan mesin dan bensin untuk menjalankannya. Akan tetapi, maksud dari susu si motor putih di sini adalah minuman menyehatkan berwarna putih yang apabila kita meminumnya maka kita akan sehat, kuat dan dapat bergerak cepat seperti motor. 4. Kesimpulan 14

19 Iklan Layanan Masyarakat dengan slogan Melk. De Witte Motor muncul di Belanda pada tahun 1990an karena pada saat itu jumlah konsumsi alkohol sangat tinggi dari sekitar tahun 1950 yang terus meningkat sampai 1990an. Iklan Layanan Masyarakat ini juga memiliki sistem tanda pada latar iklan dengan bantuan ilustrasi yang menarik seperti seorang wanita memesan segelas susu kepada seorang bartender dan kemudian bartender memberikan segelas susu yang dipesan wanita tersebut dengan cara menggeserkan gelas yang berisi susu di atas meja bersamaan dengan segelas bir. Mereka beradu cepat dan susu lah yang menjadi pemenangnya. Dalam kenyataannya susu yang merupakan minuman kesehatan memang lebih unggul daripada bir yang merupakan minuman beralkohol yang apabila kita konsumsi akan berdampak buruk pada kesehatan, ini merupakan indeks. Efek suara sebagai pendukung auditif berupa suara motor sport serta suara-suara lain seperti suara wanita yang memesan susu, suara keramaian orang di bar serta suara beregesernya gelas adalah sistem tanda ikon karena mirip dengan kenyataannya. Susu yang diibaratkan sebagai sebuah motor adalah sebuah simbol, karena dalam benak kita apabila melihat, mendengar atau membaca kata motor maka sesuatu yang maskulin, gagah, kuat dan cepat. Jadi sistem tanda yang terdapat dalam latar dan setting pada iklan susu yang muncul di Belanda pada tahun 1990 ini memiliki tiga sistem tanda, yaitu indeks ikon dan simbol. Slogan Melk. De Witte Motor dalam iklan ini dibuat dengan konsep yang bagus karena dapat menghubungkan susu dengan motor yang notabene adalah sebuah kendaraan dan dalam kenyataannya sangat jauh dengan susu yang merupakan sebuah minuman. Susu yang disimbolkan dengan sebuah motor, bukan merupakan sebuah mesin penggerak atau alat transportasi roda dua yang kita kenal, melainkan sebuah minuman kesehatan yang apabila kita meminumnya maka kita akan sehat, kuat, dan cepat seperti motor. Iklan Layanan Masyarakat ini dikemas sedemikian menarik dengan ilustrasi serta efek suara yang mendukungnya memiliki maksud memberikan himbauan kepada masyarakat umum dan masyarakat Belanda khususnya yang saat itu mengalami peningkatan konsumsi alkohol, bahwa marilah kita jalani hidup sehat dengan mengkonsumsi minuman sehat seperti susu yang notabenenya merupakan minuman yang menyehatkan dibandingkan bir yang merupakan minuman beralkohol serta hindari kehidupan malam seperti bar dan sebagainya. 15

20 DAFTAR REFERENSI Madjadikara, Agus. (2004). Bagaimana Biro Iklan Memproduksi Iklan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Sudiana, Dendi. (1986). Komunikasi Periklanan Cetak. Bandung: Remadja Karya. Dirven, Rene., & Marjolijn, Verspoor. (1999). Cognitive Inleiding tot Taal en Taalwetenschap. Leuven: Acco. Kridalaksana, Harimurti. (2008). Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa. Moeimam, Susi., & Hein, Steinhauer. (2008). Kamus Belanda-Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Wijana, Dewa Putu., & Muhammad, Rohmadi. (2008). Semantik, Teori dan Analisis. Surakarta: Yuma Pustaka. Ham, E., W.H.T.M, Tersteeg., & L, Zijlmans. (2007). Help! Kunt u mij helpen. Utrecht: Nederlands Centrum Buitenlanders. Jan Luiten van Zanden. (1997). Een klein land in de 20e eeuw. Utrecht: Het spectrum. Gijs Van Der Ham. (2004). Geschiedenis van Nederland. Amsterdam: SUN. Internet diakses pada 1 maret 2014 pukul diakses pada tanggal 18 maret 2014 pukul diakses pada 26 Mei 2014 pukul

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa pada prinsipnya merupakan alat komunikasi. Melalui bahasa manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium, merupakan makhuk yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari obyek, proses atau apa pun yang ada di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Dalam kelangsungan hidupnya manusia selalu membutuhkan orang lain untuk hidup bersama. Untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Iklan secara komprehensif merupakan semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama,

BAB I PENDAHULUAN. arbitrer yang digunakan oleh suatu anggota masyarakat untuk bekerja sama, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa adalah salah satu bentuk perwujutan peradaban dan kebudayaan manusia. Dalam kamus linguistik, bahasa adalah satuan lambang bunyi yang arbitrer yang digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dilakukan secara lisan maupun tertulis. Melalui bahasa, manusia berinteraksi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi utama bagi manusia. Manusia menggunakan bahasa sebagai media untuk mengungkapkan pikirannya, baik yang dilakukan secara lisan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari sangat penting untuk proses interaksi sosial. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari sangat penting untuk proses interaksi sosial. Penggunaan bahasa 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peran bahasa sebagai salah satu alat komunikasi bagi manusia dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk proses interaksi sosial. Penggunaan bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi yang digunakan manusia dalam menyampaikan dan menerima informasi yang dapat mempengaruhi hidup setiap manusia. Bahasa memegang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempelajari makna pada hakikatnya berarti mempelajari bagaimana setiap pemakai bahasa dalam suatu masyarakat bahasa saling mengerti. Bahasa dan masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa

BAB I PENDAHULUAN. bentuk dari bahasa tersebut dapat diklasifikasikan ke dalam dua jenis yaitu bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan suatu hal yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia dalam melakukan komunikasi untuk mendukung proses interaksi. Secara umum bentuk dari bahasa tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebagai mahluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan manusia lain. Proses interaksi tersebut terjadi karena adanya komunikasi antar anggota masyarakat.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi verbal atau alat untuk berinteraksi yang sangat penting bagi manusia. Kepentingan bahasa itu hampir mencakupi segala bidang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang komunikasi sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-media komunikasi. Bangsa Indonesia termasuk salah satu Negara

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia lebih banyak melakukan komunikasi lisan daripada komunikasi tulisan oleh sebab itu, komunikasi lisan dianggap lebih penting dibandingkan komunikasi dalam

Lebih terperinci

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA PEMAKAIAN GAYA BAHASA HIPERBOLA PADA IKLAN DALAM TABLOID NYATA DAN KAITANNYA DENGAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel

BAB I PENDAHULUAN. menyuguhkan berbagai acara menarik yang dimiliki oleh masing-masing channel 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Televisi merupakan sarana informasi dan komunikasi jarak jauh yang menggunakan media visual atau penglihatan. Beberapa iklan dan hiburan disiarkan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan suatu hal yang sangat penting bagi masyarakat. Dengan bahasa seseorang dapat berinteraksi dengan orang lain, serta menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki sistem fonologi dan tata bahasanya sendiri, yang membedakannya dari bahasa lain. Oleh karena itu, masyarakat pemakai bahasa membutuhkan satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia pasti membutuhkan sarana untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran, dan sebagainya. Bahasa dianggap sebagai sarana yang paling utama dalam memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial perlu untuk berinteraksi untuk bisa hidup berdampingan dan saling membantu. Bahasa merupakan alat yang digunakan manusia untuk berinteraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan dalam segala kegiatan seperti pendidikan, keagamaan, perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai alat interaksi sosial peranan bahasa besar sekali. Hampir tidak ada kegiatan manusia yang berlangsung tanpa kehadiran bahasa. Bahasa muncul dan diperlukan dalam

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI IMPLIKATUR PERCAKAPAN DAN DAYA PRAGMATIK PADA IKLAN PRODUK KOSMETIK DI TELEVISI SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi,

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada hakekatnya manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dan kerjasama dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berinteraksi, manusia dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu hasil budaya manusia yang bernilai sangat tinggi. Hal ini terlihat dari manfaat bahasa yang dapat digunakan manusia untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah

BAB I PENDAHULUAN. Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi merupakan salah satu media massa yangcukup populer di tengah masyarakat. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan kehidupan sehari-hari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. wacana kritis oleh kalangan ahli komunikasi. Untuk itu,diperlukan pengembangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analisis mengenai wacana kritis relatif masih sedikit dilakukan oleh kalangan ahli bahasa. Hal ini bertolak belakang dengan banyaknya penelitian wacana kritis oleh kalangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada

BAB I PENDAHULUAN. produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Persaingan pasar yang ketat pada era globalisasi saat ini membuat para produsen harus pintar dan jeli dalam memasarkan produk yang dijualnya kepada konsumen.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat komunikasi untuk mendukung proses suatu interaksi dalam kehidupan manusia, baik interaksi secara langsung maupun tidak langsung. Dalam penyampaiannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, manusia membutuhkan interaksi dengan sesamanya dalam kehidupan. Dalam berinteraksi sosial manusia yang satu dengan lainnya akan mengalami proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca).

BAB I PENDAHULUAN. penulis) maupun sebagai komunikan (mitra-bicara, penyimak, atau pembaca). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam sepanjang hidupnya hampir tidak pernah terlepas dari peristiwa komunikasi. Setiap anggota masyarakat dan komunitas tertentu selalu terlibat dalam komunikasi,

Lebih terperinci

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA

BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA BAHASA IKLAN DAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN: SEBUAH KAJIAN KOMUNIKASI DAN BAHASA TERHADAP IKLAN TV PRODUK CITRA Unika Atma Jaya, Jakarta Memasarkan sebuah produk di media massa bertujuan untuk mencapai target

Lebih terperinci

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia

tahun 2007 menjadi 6,9% pada tahun Adapun sekitar 6,3 juta wanita Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang sangat lazim dilakukan orang dan sudah meluas di masyarakat. Meskipun hampir semua orang telah paham mengenai resiko

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem lambang bunyi yang bermakna dan dihasilkan oleh alat ucap manusia (Keraf, 2004:1), sedangkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan sebagai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan salah satu kegiatan komunikasi. Iklan digunakan sebagai penyampai pesan produsen mengenai suatu produk tertentu dengan tujuan untuk mempengaruhi khalayak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Khalayak pada zaman modern ini mendapat informasi dan hiburan di dalam kehidupan sehari harinya melalui media massa ( surat kabar, majalah, film, radio, dan TV ), untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua

BAB I PENDAHULUAN. melalui media massa. Negara Indonesia di masa yang lampau sebelum. masa kemerdekaan media massa belum bisa dinikmati oleh semua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Balakang Masalah Media massa sudah menjadi bagian hidup bagi semua orang. Tidak dikalangan masyarakat atas saja media massa bisa diakses, akan tetapi di berbagai kalangan masyarakat

Lebih terperinci

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat BAB l PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa melakukan hubungan interaksi dengan manusia lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Dalam melakukan interaksi tersebut manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti

BAB I PENDAHULUAN. membuat setiap orang melakukan berbagai bentuk komunikasi, seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Setiap individu berusaha untuk mengenal dan mencari jati dirinya, mengetahui tentang orang lain, dan mengenal dunia luar atau selalu mencari tahu mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan

BAB I PENDAHULUAN. dimungkinkan juga sebagai pengguna terbesar media massa. Kedudukan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ini berdasarkan pada fenomena semakin maraknya perempuan menjadi model iklan di media massa elektronik, khususnya televisi. Dilihat dari sisi sosiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 Nama Judul : Dewi Maria : Analisis tindak tutur dan implikatur dalam wacana iklan mobil majalah otomotif Autocar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perkembangan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda, baik itu tanda diluar rumah, dalam rumah, maupun dilingkungan sekitar. Namun manusia tidak

Lebih terperinci

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009

PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 PENANDA KOHESI LEKSIKAL REPETISI PADA WACANA TAJUK RENCANA SURAT KABAR SEPUTAR INDONESIA EDISI MARET 2009 SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I PEndidikan

Lebih terperinci

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009) KARYA BENNY RACHMADI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan salah satu alat paling penting dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Masyarakat menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi

Lebih terperinci

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagai Peryaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berawal dari kebijakan pemerintah yang berani dalam rangka meningkatkan kualitas hidup bangsa sangat diperlukan agar bangsa Indonesia memiliki ketahanan fisik dan

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

BAB IV KONSEP PERANCANGAN BAB IV KONSEP PERANCANGAN 4.1. Ide / Gagasan Perancangan 4.1.1. Ide Desain Atas dasar Gagasan iklan yang datang dari pihak produsen produk, disini penulis bertugas sebagai team kreatif yang menerjemahkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang. Cabang-cabang itu diantaranya adalah fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, pragmatik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. calon konsumen membeli atau menggunakan suatu produk atau jasa yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Iklan telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia. Iklan merupakan suatu bentuk komunikasi yang menyampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada hakikatnya manusia membutuhkan sebuah media massa untuk mendapatkan informasi terkini, wawasan maupun hiburan. Media massa sendiri dalam kajian komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti

BAB I PENDAHULUAN. dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu identitas sebuah bangsa demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia memiliki dialek oleh karena seperti bahasa Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

BAB I PENDAHULUAN. atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap saat kita dapat melihat orang-orang menonton televisi, membaca koran atau majalah, dan juga mendengarkan radio. Perkembangan media yang terjadi saat

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010

ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 ANALISIS PENGGUNAAN DIKSI PADA ARTIKEL SURAT KABAR SOLOPOS EDISI APRIL - MEI 2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep dan Landasan Teori 2.1.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada di luar bahasa yang digunakan untuk memahami

Lebih terperinci

Semiotika, Tanda dan Makna

Semiotika, Tanda dan Makna Modul 8 Semiotika, Tanda dan Makna Tujuan Instruksional Khusus: Mahasiswa diharapkan dapat mengerti dan memahami jenis-jenis semiotika. 8.1. Tiga Pendekatan Semiotika Berkenaan dengan studi semiotik pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Teknologi informasi sangat berperan untuk segala sesuatu yang kita lakukan, baik di masa kini maupun masa depan, dengan satu tujuan yaitu mencapai efisiensi

Lebih terperinci

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A

Diajukan Oleh: ALI MAHMUDI A ANALISIS MAKNA PADA STATUS BBM (BLACKBERRY MESSENGER) DI KALANGAN REMAJA: TINJAUAN SEMANTIK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa adalah sebuah sistem lambang bunyi yang bersifat arbitrer yang digunakan oleh masyarakat umum dengan tujuan berkomunikasi. Dalam ilmu bahasa dikenal dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan (Advertisement) merupakan fenomena pemakaian bahasa yang tidak terpisahkan dengan kehidupan kita. Setiap hari ketika kita mendengarkan radio, menonton televisi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah Saat ini adalah era di mana orang membeli barang bukan karena nilai manfaatnya, melainkan karena gaya hidup yang disampaikan melalui media massa. Barang yang ditawarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Budaya merupakan ciptaan masyarakat yang berkembang dan dimiliki suatu kelompok, kemudian dikembangkan menjadi suatu kebiasaan aktifitas turun-temurun. Kebudayaan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang

BAB I PENDAHULUAN. Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sekian banyak majalah remaja ternama di Indonesia, ada sebuah majalah yang cukup dikenal dan menjadi trend para anak remaja, khususnya remaja puteri. Majalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran.

BAB I PENDAHULUAN. efektif dan efisien untuk berkomunikasi dengan konsumen sasaran. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Industri periklanan belakangan ini menunjukan perubahan orientasi yang sangat signifikan dari sifatnya yang hanya sekedar menempatkan iklan berbayar di media massa menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan semiotik lazim dipakai oleh ilmuwan Amerika. Istilah tersebut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semiotik atau semiologi merupakan terminologi yang merujuk pada ilmu yang sama. Istilah semiologi lebih banyak digunakan di Eropa sedangkan semiotik lazim dipakai oleh

Lebih terperinci

PENULISAN PR EKSTERNAL

PENULISAN PR EKSTERNAL Modul ke: PENULISAN PR EKSTERNAL TEKNIK PENULISAN DISPLAY IKLAN DAN IKLAN PUBLIC RELATIONS Fakultas FIKOM Syerli Haryati, S.S. M.IKom Program Studi Public Relations Pengembangan Strategi kreatif 1. Pendekatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan periklanan menjadi bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan yang paling awal yakni barter, iklan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media

BAB I PENDAHULUAN. dan dampaknya bagi perusahaan adalah semakin beragam pilihan jenis media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehadiran berbagai media saat ini, baik cetak maupun elektronik semakin memperlihatkan persaingan yang ketat di Indonesia. Arah media semakin bersaing dan dampaknya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Semiotika sebagai Metode Penelitian Semiotika merupakan cabang ilmu yang membahas tentang bagaimana cara memahami simbol atau lambang, dikenal dengan semiologi. Semiologi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Bahasa merupakan salah satu pendukung pemilik kebudayaan masyarakat bahasa. Sebagai anggota masyarakat bahasa seorang penutur tidak terlepas dari tuturan dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Arus teknologi dan informasi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32),

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah alat komunikasi yang digunakan oleh manusia dalam bersosialisasi. Menurut Kridalaksana dan Djoko Kentjono (dalam Chaer, 2012: 32), bahasa adalah sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena dengan bahasa manusia dapat berbicara mengenai apa saja,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah 1.1.1 Latar Belakang Kailani (2001:76) menyatakan bahwa bahasa merupakan alat komunikasi yang berbentuk lisan dan tulisan yang dipergunakan oleh masyarakat,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa Orientasi Siswa (selanjutnya disebut MOS) merupakan suatu kegiatan yang rutin dilakukan oleh pihak sekolah untuk menyambut kedatangan siswa baru. Kegiatan ini

Lebih terperinci

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya

BAB 2 DATA DAN ANALISA. Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya 4 BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Data Perkembangan Balita Untuk mempelajari perkembangan anak dari usia 2 tahun, ada baiknya mengetahui sekelumit pertumbuhan fisik dan sisi psikologinya. Ada beberapa aspek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai

BAB I PENDAHULUAN. pemilihan simbol-simbol, kode-kode dalam pesan dilakukan pemilihan sesuai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi dikatakan berhasil disaat transmisi pesan oleh pembuat pesan mampu merengkuh para pemakna pesan untuk berpola tingkah dan berpikir seperti si pemberi

Lebih terperinci

BAB IV KONSEP DESAIN

BAB IV KONSEP DESAIN BAB IV KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori Landasan teori ini dibutuhkan sebagai acuan dan landasan pola pikir dalam menciptakan strategi kreatif kampanye, sekaligus berfungsi sebagai pengarah dan batasan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal

BAB I PENDAHULUAN. yang wujudnya berupa aneka simbol, isyarat, kode, dan bunyi (Finoza, 2008:2). Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi, baik secara lisan maupun tertulis. Bahasa memiliki peran penting bagi kehidupan manusia, dapat dikatakan bahwa hampir seluruh

Lebih terperinci

ERIZA MUTAQIN A

ERIZA MUTAQIN A IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA BAHASA IKLAN PRODUK (STUDI KASUS DI RADIO GSM FM) SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau

BAB III METODE PENELITIAN. Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini hanya memaparkan situasi atau BAB III METODE PENELITIAN A. Tipe Penelitian Tipe penelitian ini bersifat deskripsi kualitatif dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes. Sebagai sebuah penelitian deskriptif, penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda dengan yang sudah ada atau keluar dari suatu zona aman dalam beriklan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Seiring munculnya berbagai macam industri ditengah masyarakat, membuat persaingan antar industri yang menghasilkan produk sejenis semakin ketat. Banyak dari mereka

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS DATA BAB IV ANALISIS DATA A. Temuan Penelitian Film merupakan media komunikasi yang efektif untuk menyampaikan pesan sosial maupun moral kepada khalayak dengan tujuan memberikan informasi, hiburan, dan ilmu

Lebih terperinci

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK

PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK 1 PEMAKNAAN IKLAN HONDA SUPRA X 125 VERSI SANG RAJA TAMPIL MAKIN KEREN DENGAN WARNA BARU DI MEDIA CETAK (Studi Semiotik tentang Pemaknaan Iklan Honda Supra X 125 versi Sang Raja Tampil Makin Keren dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif adalah karena penelitian ini BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Semiotika adalah ilmu yang mempelajari sederetan luar objek-objek, peristiwa-peristiwa seluruh kebudayaan sebagai tanda. Alasan mengapa penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan menggunakan ketrampilan kreatif, seperti copywriting, layout, ilustrasi, tipografi,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-

Lebih terperinci

BAB IV PEMECAHAN MASALAH

BAB IV PEMECAHAN MASALAH BAB IV PEMECAHAN MASALAH 4.1 Konsep Umum Konsep dari media yang akan dibuat adalah membantu pengajar dalam memberikan pengajaran pada siswa dalam belajar pengetahuan desain. Media pembelajaran yang disebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa jurnalistik merupakan ragam bahasa tersendiri yang dipakai dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa menjadi bagian penting bagi manusia secara mayoritas dan menjadi milik masyarakat pemakainya. Salah satu aplikasi bahasa sebagai alat komunikasi adalah penggunaan

Lebih terperinci

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori

BAB 4 KONSEP DESAIN. 4.1 Landasan Teori BAB 4 KONSEP DESAIN 4.1 Landasan Teori 4.1.1 Definisi Publikasi Publikasi berarti penyiaran, pengumuman atau penerbitan suatu karya yang telah diciptakan agar diketahui publik. Pengumuman tersebut dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa adalah aktivitas sosial. Seperti halnya aktivitas-aktivitas sosial lain, kegiatan berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan pesan, konsep, ide, atau pemikiran. Oleh karena itu, bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Bahasa memiliki fungsi yang penting bagi manusia. Menurut Chaer (1994: 45), fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi bagi manusia, menyampaikan pesan, konsep, ide,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merek dagang yang dikomunikasikan melalui media. Pesan - pesan iklan pada

BAB I PENDAHULUAN. merek dagang yang dikomunikasikan melalui media. Pesan - pesan iklan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Iklan merupakan sebuah alat untuk mengkomunikasikan sebuah pesan yang bertujuan untuk mempersuasi para pendengar, pemirsa, pembaca agar mereka memutuskan suatu tindakan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1. ParadigmaKonstruktivis Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi manusia atas realitas. Konstruktivisme melihat bagaimana setiap orang pada

Lebih terperinci

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jepang adalah salah satu negara maju di Asia Timur yang dikenal memiliki berbagai macam budaya dan keunikan tersendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, budaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan bagi kehidupan manusia. Terbukti dari penggunaannya untuk percakapan sehari-hari, tentu ada peran bahasa yang membuat satu sama lain dapat

Lebih terperinci