ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Berdirinya Radio Komunitas Citra FM
|
|
- Indra Yuwono
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II GAMBARAN UMUM PENELITIAN II.1 Sejarah Berdirinya Radio Komunitas Citra FM Sebagai sebuah lembaga penyiaran komunitas, Citra FM tidak tumbuh dengan instan. Apalagi, baru pada UU No. 32 Tahun 2002 radio komunitas diakui sebagai salah satu lembaga penyiaran. Rakom Citra FM sendiri telah berdiri pada tahun 1998, tepatnya tanggal 17 September. Saat itu, dengan semangat ingin menggaungkan kebudayaan Banyuwangi melalui radio, Joko Sutrisno dan beberapa rekan membuat sebuah komunitas pecinta budaya Banyuwangi. Berawal dari komunitas yang terbentuk atas kesamaan diri sebagai fans dari salah satu radio swasta di Banyuwangi saat itu, Joko dan kawan-kawannya membentuk Suara Citra FM sebagai sebuah lembaga penyiaran. Jadi ceritanya waktu itu kan ada radio swasta di daerah Sempu ini, namanya Gandrung FM. Saya dan teman-teman yang suka dengan budaya Banyuwangi menjadi fans dari radio tersebut. Tapi kemudian radio itu dijual dan pindah ke kecamatan lain. Berawal dari itu, teman-teman berinisiatif untuk membuat sebuah radio disini. (Wawancara dengan Joko Sutrisno 12 April 2015) Joko menambahkan, keinginannya dan teman-temannya untuk membuat sebuah radio terkendala biaya. Karena untuk membuat sebuah radio swasta diperlukan biaya yang besar. Mulai dari membeli frekuensi, alat-alat II-1
2 penyiara, dan pajak-pajak terkait. Untuk itu, ia berinisiatif untuk membuat sebuah radio komunitas. Meskipun saat itu, belum dikenal lembaga penyiaran komunitas seperti sekarang ini. Ya pokok prinsipnya membuat radio untuk komunitas. Saat itu kita ya belum kenal apa itu radio komunitas. Yang penting membuat sebuah radio dan bisa didengarkan oleh orang banyak. (Wawancara dengan Joko Sutrisno 12 April 2015) Setelah berhasil menyapa pendengar mulai tahun 1998 itu, masalah mulai dihadapi oleh Radio Suara Citra. Tahun 2001, Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi (Balmon) mendatangi studio Suara Citra untuk menindak radio tersebut karena dianggap illegal. Namun, Joko Sutrisno dan pengelola radio Suara Citra lainya tidak serta merta memenuhi penindakan yang dilakukan oleh Balmon tersebut. Kesempatan itu justru digunakan oleh pengelola Suara Citra untuk menanyakan tentang proses perizinan sebuah lembaga penyiaran komunitas seperti yang dikehendaki oleh Joko dan kawankawan. Balmon akhirnya menjelaskan bagaimana proses yang dpat ditempuh oleh Radio Suara Citra untuk mendapatkan sebuah izin siaran. Keinginan Joko dan pengelola Radio Suara Citra mendapatkan titik terang pada tahun berikutnya dengan disahkannya UU Penyiaran terbaru menggantikan UU No. 24 Tahun Dalam UU tersebut radio komunitas diakomodir sebagai salah satu lembaga penyiaran yang diakui keberadaannya. Joko terus mendatangi Dinas Perhubungan sebagai bagian dari pemerintah yang membawahi media penyiaran, Komisi Penyiaran Indonesia Daerah II-2
3 (KPID) Jawa Timur, serta Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi. Namun perjuangan Joko tidak mudah untuk mendapatkan izin penyiaran atas radio komunitas yang ia kelola. Berkali-kali, Joko hanya mendapatkan jawaban segera tanpa ada kepastian. Mulai tahun 2001 itu ya langsung usaha ngurus izinnya, Mas. Tapi ya memang tidak mudah. Kita bolak-balik datang ke Dinas Perhubungan dan KPID cuma dapat checklist tentang apa yang harus dipenuhi. Setelah dipenuhi kita dapat checklis baru lagi. Begitu terus sampai kita ini capek bolak-balik. Sedangkan sampean tahu sendiri kan posisi Citra ini dimana. Belum kalau harus ke KPID kan adanya di Surabaya. (Wawancara dengan Joko Sutrisno 12 April 2015) Joko tidak berhenti berjuang untuk mendapatkan legalitas dari radio yang ia kelola. Hingga pada tahun 2004, setelah melalui proses yang panjang, keberadaan Radio Suara Citra diakui sebagai sebuah radio komunitas. Pada tahun 2005, setelah keluar Peraturan Pemerintah (PP) tentang pelaksanaan lembagai penyiaran komunitas di UU No. 32 Tahun 2002, Radio Suara Citra mendapatkan izin Rekomendasi Kelayakan untuk diakui sebagai LPK untuk kemudian meneruskan perizinan ke tahap selanjutnya. Hingga tahun 2015, Radio Suara Citra yang kemudian mengubah namanya menjadi Radio Citra FM masih pada tahap Rekomendasi Kelayakan untuk keabsahan lembaganya. Hal itu, menurut Joko, karena telah ada 2 radio di kecamatan Sempu dimana Citra FM mengudara yang mendapatkan Izin Pelaksanaan Penyiaran (IPP) Prinsip. Jarang ketiga radio tersebut sebenarnya sesuai dengan yang disyaratkan oleh UU yakni 2,5 km. Namun, kebijakan II-3
4 Pemerintah Kabupaten Banyuwangi yang meningkatkan coverage area untuk tiap-tiap radio komunitas menghambat keinginan Citra FM. II.2 Profil Radio Komunitas Citra FM II.2.1 Visi dan Misi Visi : Menjadi media informasi, pemberdayaan, dan pelestarian kebudayaan Banyuwangi sebagai salah satu keragaman Indonesia. Misi : Menyajikan informasi tentang budaya Banyuwangi dan Indonesia Menghibur komunitas serta masyarakat pendengar Menjadi media untuk menyalurkan hobi berkesenia Ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan Banyuwangi Memberdayakan komunitas budaya Banyuwangi untuk menjaga agar tetap lestari II.2.2 Wilayah Layanan/Jangkauan Siaran Sesuai dengan UU No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, jangkauan siar sebuah radio komunitas adalah 2,5km ke seluruh penjuru mata angin. Itu didapatkan dari daya pemancar sebesar 50 watt. UU memang membatasi jangkauan siar sebuah radio komunitas II-4
5 hanya pada jarak tersebut karena sebuah radio komunitas seyogianya dibentuk berdasarkan domisili dimana radio itu berdiri. Dengan jangkauan siar sejauh itu, Rakom Citra FM hanya dapat menjangkau beberapa wilayah di sekitarnya. Rakom Citra FM sendiri bertempat di Dusun Truko, Desa Karangsari, Kecamatan Sempu, Banyuwangi. Rakom Citra FM saat ini bisa didengarkan di seputar Desa Karangsari, Desa Gendoh, Desa Sumber Arum, dan Desa Temuguruh yang merupakan wilayah di Kecamatan Sempu. Selain itu, Rakom Citra FM juga dapat didengarkan di Desa Parijatah Kulon dan Desa Parijatah Wetan di Kecamatan Srono, dan Dusun Kaliputih, Desa Genteng Wetan di wilayah Kecamatan Genteng. Sebelum menjamurnya radio komunitas di Banyuwangi seperti saat in, Rakom Citra FM dapat didengarkan hingga Kecamatan Gambiran, Muncar, Rogojampi, hingga Purwoharjo yang berjarak lebih dari 15km. Namun banyaknya radio komunitas yang mengudara membuat jangkauan siar kian lama kian mengecil. Hal ini dikarenakan, kanal frekuensi yang disediakan untuk radio komunitas oleh pemerintah hanya pada 107,7 hingga 107,9. Sedangkan seperti diketahui, jumlah radio komunitas di Banyuwangi telah mencapai 280 radio saat ini. II-5
6 II.2.3 Struktur Organisasi Dewan Penyiaran Komunitas (DPK) Ketua : Joko Sutrisno Wakil Ketua : Wahyudi Sekretaris : Suharnik Anggota : Wijanarko Rizal Mahfudz Badan Penyelenggara Penyiaran Komunitas (BPPK) Ketua : Rahmat Mulyono Wakil Ketua : Samiran Sekretaris : Budi Harsono Wk. Sekretaris : Fatkur Ridho Bendahara : Lely Nurhasanah Wk Bendahara : Sumiyati Koor. Siaran : Wiwit Rusmanto Penyiar : Naning, Rudi Irawan, Dimas, Listiani II-6
7 Programmer : Heri Santoso Humas/ILM : Ahmad Baidowi Korlap Fans : Wahyu Hendrawan, Hariono, Suhartatik, Karmin Teknisi : Abdullah Wahab Koord. Liputan : Bambang Hadiwiyono Reporter : Samsuri, Suci Ramadhani, Danang, Dimas Setiawan II.3 Radio Komunitas Citra FM, JRKBB, dan Banyuwangi II.3.1 Perkembangan Radio Komunitas di Banyuwangi Berdasarkan keterangan yang dihimpun oleh peneliti, embrio radio komunitas mulai tumbuh di Banyuwangi medio 1990an. Saat itu, konsep radio komunitas atau lembaga penyiaran komunitas belum dikenal oleh masyarakat. Venus, penggagas Radio Komunitas Planet FM menjelaskan: Saat itu, model penyiaran hanya ada 3. Pertama radio pemerintah, seperti RRI. Kalau di Banyuwangi ya Radio Blambangan FM. Kedua, radio swasta yang seperti sampean tahu. Dan ketiga radio amatir yang pakai break-break gitu. Perkumpulannya ya ORARI (Organisasi Radio Amatir Republik Indonesia) itu, dan sekarang juga ada RAPI (Radio Antar Penduduk Indonesia). Waktu itu, Planet FM berdiri tahun 1999 ya namanya belum radio komunitas. Sama dengan radio swasta, cuma yang ini duitnya tidak ada dan tidak mengurus izin seperti radio swasta pada umumnya. Bisa dikatakan ilegal juga.(wawancara dengan Venus pada 19 April 2015) II-7
8 Sebelum Rakom Planet FM yang berdiri pada 1999, juga sebelumnya Rakom Citra FM pada tahun 1998, terdapat beberapa radio dengan model penyiaran komunitas sebelumnya. Namun informan tidak dapat merinci dengan jelas radio-radio tersebut. Wacana tentang pemunculan lembaga penyiaran komunitas mulai merebak di masyarakat selepas reformasi Tuntutan perubahan UU No. 24 Tahun 1997 tentang penyiaran yang dianggap sebagai bentuk otiritarianisme terhadap penyiaran terus digaungkan oleh masyarakat. Runtuhnya pemerintahan orde baru membuat masyarakat menuntut kebebasan di segala bidang, termasuk penyiaran. Pada tahun 2002, disahkan UU No. 32 tentang penyiaran. Dalam UU tersebut, terdapat pembahasan mengenai bentuk-bentuk dan segala aturan tentang pelaksanaan penyiaran di Indonesia. UU No. 32 Tahun 2002 membagi lembaga penyiaran menjadi 4 yakni Lembaga Penyiaran Publik (LPP), Lembaga Penyiaran Swasta (LPS), Lembaga Penyiaran Berlangganan (LPB), dan Lembaga Penyiaran Komunitas (LPK). Adanya LPK dalam UU tersebut melalui perjuangan yang cukup berat. Donni Maulana, Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Timur mengatakan bahwa LPK seperti anak haram yang tidak diinginkan kehadirannya dalam khasanah penyiaran di Indonesia.(Wawancara dengan Donni Maulana 21 April 2015) II-8
9 Aguk Wahyudi, koordinator Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) Jawa Timur wilayah Banyuwangi dalam pertemuan rutin JRKBB, 19 April mengatakan: Pembentukan LPK yang didalamnya ada radio komunitas seperti sebuah keterpaksaan. Pada akhirnya, kita, para penggiat LPK sangat dibatasi pergerakannya. Frekeunsi hanya boleh segitu, namun dituntut untuk dapat membentuk karakter bangsa dan sebagainya. Lihat saja pasal dalam UU Penyiaran tentang LPK Aguk adalah pendiri Radio Komunitas Bung Tomo FM di Banyuwangi. Selain itu, Aguk juga aktivis penyiaran komunitas yang ikut memberdayakan beberapa komunitas di Banyuwangi. Bung Tomo FM sendiri merupakan radio yang cukup penting dalam perkembangan radio komunitas di Banyuwangi. Bersama Citra FM, Planet FM, Brit FM, dan Ijen FM sama-sama menggagas berdirinya Jaringan Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi (JRKBB) sebagai wadah untuk berkumpul, advokasi, hingga pemberdayaan radio-radio komunitas yang ada di Banyuwangi. Perjuangan mengenai keabsahan LPK memnemui titik terang ketika disahkan Peraturan Pemerinta (PP) No. 51 Tahun 2005 sebagai pedoman pelaksanaan Lembaga Penyiaran Komunitas. Dalam PP tersebut, keberadaan LPK resmi diakui dan perizinannya telah diatur dengan rinci. Masduki (2004) mengatakan bahwa coverage area sebuah radio komunitas adalah 2,5 km ke segala penjuru mata angin. II-9
10 Dalam artian, setiap radio komunitas yang berdiri harus berjarak minimal 2,5 km dari radio komunitas lainnya. Coverage area ini mengalami permasalah ketika berusaha diterapkan di Banyuwangi. Dengan banyaknya rakom yang berdiri, pemerintah melalui Dinas Perhubungan, Komunikasi, dan Informasi; KPID; dan Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi kesulitan dalam mematuhi amanat UU tentang coverage area radio komunitas. Dalam sebuah pertemuan dengan stakeholder penyiaran komunitas akhirnya disepakati coverage area untuk rakom di Banyuwangi ditingkatkan menjadi 5 km. Balai Monitoring Spektrum dan Frekuensi Jawa Timur bahkan sempat meminta untuk memakai coverage area 7,5 km, namun hal itu ditentang oleh semua pihak. Peningkatan coverage area ini dimaksudkan untuk menjaga frekuensi agar tidak saling tumpang tindih. Karena menurut PP No. 51 Tahun 2005 frekuensi yang dapat digunakan oleh radio komunitas adalah pada 107,7; 107,8; dan 107,9 FM. (wawancara dengan Navi, Kasi Komunikasi Dishubkominfo Banyuwangi, 19 April 2015) Pembatasan frekuensi yang dapat digunakan oleh radio komunitas sebenarnya mendapat tentangan dari penggiat radio komunitas. Wahyudi, dalam Mutohar (2011) mengatakan bahwa pembatasan frekeunsi ini hanya trik pemerintah untuk membatasi II-10
11 pergerakan radio komunitas dan mendukung radio swasta komersil sebagai bagian dari kapitalisme. Frekuensi 106,5 hingga 107,9 itu kan kosong. Namun kita hanya disediakan di 107,7 sampai 107,9. Dengan frekuensi segitu, jangkauan dengar radio komunitas hanya 2,5 hingga 5 km. Sebenarnya kita minta frekuensi kita dibawah 88 sampai 90. Di frekeuensi itu jangakaun dengar bisa sampai 10 km. Kalau sudah begini kan namanya pergerakan radio komunitas dibatasi sekali. (wawancara dengan Aguk Wahyudi, 19 April 2015) Namun penggiat rakom di Banyuwangi tidak patah arang. Semenjak PP No. 51 Tahun 2005 berlaku, rakom berbondongbondong mengurus izin siaran. Citra FM, Planet FM, Brit FM, Ijen FM, dan Bung Tomo FM adalah gelombang pertama radio yang mendapatkan izin dari KPID Jawa Timur. Izin tersebut masih berupa Rekomendasi Kelayakan untuk kemudian diteruskan menjadi Izin Pelaksanaan Penyiaran (IPP). Setelah kelima rakom tersebut mendapatkan izin, rakom lainnya menyusul untuk mengurus izin. Permasalahan kemudian timbul setelah pertumbuhan rakom di Banyuwangi menjadi sangat pesat. Dari data JRKBB, pertumbuhan rakom mulai pesat sejak tahun Saat itu, tren karaoke di rakom mulai marak di kalangan pendengar. Sutrisno mencatat hingga tahun 2010, hanya ada 10 rakom yang telah mendapatkan izin rekomendasi kelayakan dari KPID dan masuk ke dalam JRKBB. Sedangkan yang belum berizin sekitar 20an II-11
12 radio. Namun tahun 2012, telah terdapat lebih dari 100 radio yang mengudara di Banyuwangi. Sebagian besar diantaranya tidak berizin dan menggunakan frekuensi radio swasta. (wawancara dengan Joko Sutrisno 15 April 2015) Jumlah itu terus bertambah hingga awal tahun 2015 ketika penelitian ini dilakukan. Meski bukan data yang valid karena rakom di Banyuwangi terus mati dan tumbuh dalam tempo yang cepat. JRKBB memperkirakan jumlah rakom hingga awal 2015 sekitar 250. Menurut Sutrisno, di Kecamatan Sempu saja terdapat 10 radio komunitas yang terlacak, 3 diantaranya telah resmi berizin. (wawancara dengan Joko Sutrisno 29 Maret 2015) Pertumbuhan radio komunitas yang sangat pesat di Banyuwangi tidak diimbangi dengan informasi mengenai pengurusan perizinan yang jelas oleh pemerintah. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi (Dishubkominfo) Kabupaten Banyuwangi sebagai institusi yang menaungi radio komunitas belum maksimal dalam menjalankan perannya. Sebenarnya Dishubkominfo menunjukkan itikad baik dengan membentuk Forum Radio Komunitas (Forkom). II-12
13 II.3.2 Jaringan Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi Pertumbuhan radio komunitas yang cukup pesat di Kabupaten Banyuwangi menuntut setiap rakom menggunakan berbagai cara untuk tetap bertahan dan didengarkan. Salah satunya adalah berjejaring dengan berbagai radio lainnya. Salah satu jaringan radio komunitas di Banyuwangi adalah Jaringan Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi (JRKBB). Hingga 2015, JRKBB memiliki 24 anggota aktif. 18 diantaranya telah memiliki izin mulai dari Rekomendasi Kelayakan (RK) hingga IPP Prinsip. Rakom di Banyuwangi belum ada yang memiliki IPP Tetap sebagai syarat utama sebuah lembaga penyiaran untuk mengudara. JRKBB saat ini diketuai oleh Joko Sutrisno, pengelola Rakom Citra FM. Joko menjadi ketua JRKBB sejak 2011 hingga saat ini. Selama kepengurusannya, Joko berfokus pada pengurusan izin siaran sebuah radio. Ia bersama kawan-kawan anggota JRKBB lainnya terus berusaha mengajak rakom lain untuk turut mengurus izin siaran. Pada awal kepengurusannya, hanya 6 radio yang telah berizin, kini telah 18 radio yang turut dibantu JRKBB untuk mengurus izin siaran. Meski belum ada satupun yang memenuhi syarat mendapatkan IPP Tetap. Kendala yang dihadapi temen-temen rakom ini ya biaya, Mas. Untuk mendapatkan IPP Tetap kita harus membayar Biaya Hak Penggunaan (BHP) Frekuensi yang itu tidak murah. Sedangkan sampean tahu sendiri bagaimana rakom ini hidup. Untuk tetap siaran saja kita II-13
14 harus memutar otak cari biaya pengelolaan. (Joko Sutrisno, 17 April 2015) Untuk membantu proses perizinan, JRKBB membebankan biaya sebesar 6 juta rupiah kepada rakom yang akan bergabung ke dalam jaringan. Biaya itu digunakan untuk pembinaan pengelola rakom hingga mendapatkan izin yang dikehendaki. Target kami ya membantu hingga dapat RK, Mas. Karena sebelum rakom itu dapat RK kan ada yang namanya Tinjau Lapangan (TL), Pra Evaluasi Dengar Pendapat (EDP), EDP, baru bisa turun RK. La selama proses itu kan pengelola rakom yang ngurus izin kita dampingi. Kita beri pembelajaran, ya maksudnya mendatangkan ahli. Bukan saya yang ngajari. Saya juga masih belajar soalnya. Untuk mendatangkan narasumber itu kan ya butuh biaya. Semua itu diambil dari iuran yang kita tarik di awal. Selain itu biayanya ya digunakan untuk cetak proposal rangkap 3 untuk diajukan ketika sidang EDP. Proposalnya itu bisa sampai 500 lembar jumlahnya. (Joko Sutrisno, 17 April 2014) Keberadaan JRKBB memang dinilai membantu ketika sebuah rakom akan mengurus izin siaran. Sebuah jaringan diyakini lebih dipercaya oleh pemangku kebijakan saat hendak mengeluarkan sebuah izin siaran. Hal itu dibuktikan dengan jumlah radio yang mendapatkan RK berjumlah lebih banyak daripada yang mengurus perizinan secara pribadi. JRKBB dibentuk dengan semangat untuk mengadvokasi rakom di Banyuwangi. Sebelumnya, JRKBB akronim dari Jaringan Radio Komunitas Budaya Banyuwangi. Pada masa kepemimpinan Joko II-14
15 Sutrisno, dia mengubah namanya menjadi Jaringan Radio Komunitas Blambangan Banyuwangi. Perubahan nama itu saya lakukan untuk lebih meluaskan jangkauan anggota. Kalau namanya Jaringan Radio Komunitas Budaya Banyuwangi kan berarti yang bisa masuk hanya radio budaya. Sedangkan di Banyuwangi in ya ada radio pertanian, radio pendidikan, radio wisata, hingga radio umkm. Dari situ kan nama jaringan radio budaya sudah tidak relevan. Maka dari itu nama budaya saya ganti menjadi Blambangan. Karena Blambangan itu kan nama lain dari Banyuwangi yang sudah dikenal oleh masyarakat luas. (wawancara dengan Joko Sutrisno17 Mei 2015) Untuk menjaga kekompakan dan membahas isu-isu terkait tentang permasalahan radio komunitas, JRKBB melakukan pertemuan rutin setiap bulan. Pertemuan itu digelar bergantian di studio tiap-tiap anggota. Dalam setiap agenda pertemuan, selalu ada isu utama yang akan dibahas oleh semua anggota. Selain itu, beberapa kali pertemuan dilakukan dengan mengadakan pelatihan untuk anggota JRKBB. Mulai dari pemograman acara, reportase, hingga penyiaran. Salah satu pertemuan bulanan pada April 2015 dilaksanakan di Rakom Planet FM di Desa Bajulmati, Kecamatan Wongsorejo. Pertemuan tersebut berbarengan dengan perayaan ulang tahun ke-16 Rakom Planet FM. Salah satu agenda pada petemuan tersebut adalah pembahasan mengenai izin dan legalitas radio komunitas. JRKBB mengundang Navi, Kepala Seksi Komunikasi Dinas Perhubungan, Informasi, dan Komunikasi Kabupaten Banyuwangi. Para anggota II-15
16 JRKBB mengadakan diskusi dengan perwakilan pemerintah tersebut atas permasalahan yang sedang dihadapi mengaenai proses perizinan dan banyaknya radio illegal di Banyuwangi. Setiap pertemuan anggota JRKBB selalu diusahakan ada agenda yang dibahas dan bermanfaat buat anggota. Contohnya hari ini kita mendatangkan Pak Navi dari Dishub. Tujuannya kan baik untuk mempertemukan pemerintah dan kami para pengelola radio. Kalau ada yang masu disampaikan tentang izin atau masalah lain seputar rakom kan enak kalau ketemu langsung gini. (Wawancara dengan Joko Sutrisno, 19 April 2015) Selain diskusi dengan pihak Dishubkominfo, karena bersamaan dengan Ulang Tahun Planet FM, acara pertemuan pada hari itu juga diisi dengan pengajian, santunan yatim/piatu/ serta khataman Al-Quran. Acara-acara seperti ini kami lakukan untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa radio komunitas itu isinya juga banyak yang positif. Kalau sampean lihat diluar kan pandangan masyarakat tentang rakom ini kan jelek,. Banyak yang bilang Cuma dibuat karaoke, minum-minuman keras, perselingkuhan, dll. tapi lihat di planet apa yang kami lakukan. Semuanya positif. Jadi ya jangan disama-ratakan. (Wawancara dengan Venus Hadi, 19 April 2015) Sebagai sebuah asosiasi, JRKBB terus berbenah untuk kelangsungan asosiasi dan anggotanya. Meski saat ini di Banyuwangi ada beberapa jaringan radio komunias lain, JRKBB terus berusaha eksis. Sebagai bentuk usaha mereka untuk memberdayakan radio-radio komuitas yang ada di Banyuwangi agar lebih mandiri, berdaya, dan tertata. Apalagi ditambah semakin maraknya radio berlabel komunitas II-16
17 yang berdiri membuat keberadaan JRKBB penting sebagai wadah berkumpul dan berorganisasi untuk radio-radio komunitas di Banyuwangi. II-17
ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB IV PENUTUP. Radio Komunitas Citra FM sebagai objek penelitian merupakan salah satu
BAB IV PENUTUP IV. 1 Kesimpulan Pertumbuhan radio komunitas di Banyuwangi mengalami peningkatan yang cukup pesat. Hal ini dibuktikan dengan jumlah radio komunitas yang mencapai 280 radio. Dengan jumlah
Lebih terperinciPEMBERDAYAAN KOMUNITAS DAN EKSISTENSI MUSIK KENDANG-KEMPUL DI MEDIA PENYIARAN KOMUNITAS (Studi Kasus Pada Radio Komunitas Citra FM Banyuwangi)
PEMBERDAYAAN KOMUNITAS DAN EKSISTENSI MUSIK KENDANG-KEMPUL DI MEDIA PENYIARAN KOMUNITAS (Studi Kasus Pada Radio Komunitas Citra FM Banyuwangi) Rendy Diawangsa 071115016 AB Email: diawangsa@gmail.com ABSTRAK
Lebih terperinciPERSYARATAN PENDIRIAN DAN PERIZINAN LPPL WORKSHOP PENYIARAN PERBATASAN
PERSYARATAN PENDIRIAN DAN PERIZINAN LPPL WORKSHOP PENYIARAN PERBATASAN DASAR HUKUM UU 32/2002 tentang Penyiaran PP No. 11,12,13,50, 51, 52 tahun 2005 tentang Penyelenggaraan Penyiaran LPP, LPS, LPK dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menggambarkan bagaimana seorang manusia adalah makhluk sosial. Manusia
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat butuh akan media informasi. Setidaknya kalimat ini menggambarkan bagaimana seorang manusia adalah makhluk sosial. Manusia selalu ingin tahu kejadian yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini merupakan kesimpulan yang menjabarkan pernyataan singkat hasil temuan penelitian yang menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian. Kesimpulan penelitian akan dimulai
Lebih terperinciBAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN
BAB II PENGATURAN TENTANG PENYIARAN DI INDONESIA BERDASARKAN UNDANG UNDANG PENYIARAN NOMOR 32 TAHUN 2002 TENTANG PENYIARAN A. Peraturan Perundang-Undangan tentang Perizinan Bagi Lembaga Penyiaran Dalam
Lebih terperincib. Zona-2 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,315,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 927,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun 1,190,000
A. BIAYA IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK 1. JASA PENYIARAN RADIO 1) Izin Prinsip (Baru) Per Izin 1,460,000 2) Izin Tetap (Baru) Per tahun 1,030,000 3) Izin Perpanjangan Per tahun
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
KONSULTASI PUBLIK RANCANGAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG PELAPORAN PERUBAHAN DATA PERIZINAN, BIAYA IZIN, SISTEM STASIUN JARINGAN, DAN DAERAH
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2016 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO
PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PESONA FM KABUPATEN WONOSOBO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciQANUN KOTA SABANG. Nomor 10 Tahun 2010
QANUN KOTA SABANG Nomor 10 Tahun 2010 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA SABANG FM BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SABANG, Menimbang Mengingat
Lebih terperinciPROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk Luas Wilayah km 2
PROFIL KABUPATEN SAMPANG (2014) Tahun berdiri Jumlah penduduk 883.282 Luas Wilayah 1.233 km 2 Skor IGI I. 4,02 Anggaran pendidikan per siswa II. 408.885 rupiah per tahun III. Kota Yogyakarta KABUPATEN
Lebih terperinciWALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G
WALIKOTA PARIAMAN PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR 10 TAHUN 2015 T E N T A N G PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GANDORIAH FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
Lebih terperinciBUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG
BUPATI BLORA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BLORA NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GAGAK RIMANG KABUPATEN BLORA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BLORA, Menimbang
Lebih terperinciWALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR
WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KOTA DENPASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA DENPASAR, Menimbang
Lebih terperinciGUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN
SALINAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam hidup ini terdapat macam media massa. Media massa memberikan pengaruh dalam pikiran dan tingkah laku masyarakat atau khalayak yang menikmatinya. Media
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Potret Dunia Penyiaran di Kalimantan Tengah Sebagai amanat luhur dari Undang-Undang Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 adalah lahirnya sebuah lembaga yang bertugas
Lebih terperinciWALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR
SALINAN WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA SURABAYA NOMOR 15 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA PELAYANAN PEMBERIAN REKOMENDASI IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN JASA PENYIARAN RADIO WALIKOTA
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan
BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Masyarakat Indonesia saat ini, telah sampai pada tahap dimana memberikan aspirasi atau mengemukakan pendapat merupakan sebuah kebutuhan utama yang harus dipenuhi. Menyampaikan
Lebih terperinciBUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN BUPATI JEPARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KARTINI FM KABUPATEN JEPARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciPeraturan organik untuk berbagai lembaga penyiaran terkait keberadaan LPPPS dan LPPPM adalah sebagai berikut:
PENDAPAT HUKUM KOMISI PENYIARAN INDONESIA MENGENAI PENGATURAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN TELEVISI DIGITAL TERESTRIAL PENERIMAAN TETAP TIDAK BERBAYAR (FREE TO AIR) Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) mendukung
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik
PROVINSI JAWA BARAT KABUPATEN TASIKMALAYA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciBUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU
1 BUPATI PELALAWAN PROVINSI RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN PELALAWAN NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PEMERINTAH SUARA BONO FM KABUPATEN PELALAWAN DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciSIARAN PERS ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) TENTANG SIARAN TELEVISI DIGITAL
SIARAN PERS ALIANSI JURNALIS INDEPENDEN (AJI) TENTANG SIARAN TELEVISI DIGITAL Latar Belakang Siaran televisi yang kita saksikan di Indonesia saat ini, secara teknis telekomunikasi, masih menggunakan teknologi
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 18 /PER/M.KOMINFO/03/2009 TENTANG TATA CARA DAN PROSES PERIZINAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciS A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG
S A L I N A N KEPUTUSAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 005/SK/KPI/5/2004 TENTANG KEWENANGAN, TUGAS, DAN TATA HUBUNGAN ANTARA KOMISI PENYIARAN INDONESIA PUSAT DAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH KOMISI
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA SALINAN NOMOR : 2 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO KABUPATEN MAJALENGKA
Lebih terperinciBERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
No.1017, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Perubahan Data. Perizinan Penyiaran. Tata Cara. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR
Lebih terperinciOleh: Ir. Alimin Abdullah A-469
Laporan Kegiatan Penyerapan Aspirasi Masyarakat Dalam Rangka Kunjungan Kerja Perorangan Diluar Masa Reses dan Diluar Masa Sidang DPR Ke Daerah Pemilihan Lampung II Anggota Fraksi PAN DPR RI Oleh: Ir. Alimin
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI
1 PEMERINTAH KABUPATEN NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 14 TAHUN 2010 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SUARA NGAWI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI NGAWI, Menimbang
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL ABIRAWA TOP FM
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 11 TAHUN 2005 TENTANG PENGELOLAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL ABIRAWA TOP FM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BATANG, Menimbang : a. bahwa Lembaga penyiaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. para pembuat keputusan yang membutuhkan informasi aktual, namun semua
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Informasi yang aktual, akurat, dan terpercaya merupakan komoditi utama dalam berbagai aktivitas kehidupan. Tidak saja tenaga profesional dan para pembuat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Radio Republik Indonesia (RRI) adalah satu-satunya stasiun radio yang dimiliki oleh Negara Kesatua Republik Indonesia (NKRI). Radio ini memiliki slogan sekali
Lebih terperinciKomisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN
Komisi Penyiaran Indonesia PEDOMAN GUGUS TUGAS PENGAWASAN DAN PEMANTAUAN PEMBERITAAN, PENYIARAN, DAN IKLAN KAMPANYE PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR, BUPATI DAN WAKIL BUPATI, DAN/ATAU WALIKOTA DAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Masalah Televisi dibandingkan dengan media massa lainnya seperti radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya, tampaknya memiliki sifat istimewa. Televisi merupakan gabungan
Lebih terperinciPENDAHULUAN Latar belakang Penelitian
PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN
PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERSYARATAN DAN TATA CARA PERIZINAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI. Banyuwangi Tahun Anggaran 2014; Banyuwangi Tahun Anggaran 2014; MEMUTUSKAN:
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/325/KEP/429.011/2014 TENTANG PEMBENTUKAN PANITIA PERINGATAN HARI ULANG TAHUN KE 69 REPUBLIK INDONESIA DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Media penyiaran merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio dikenal sebagai media yang praktis dan sederahana sehingga penyampaian pesan yang dilakukan dengan lisan atau suara menciptakan suasana begitu akrab.
Lebih terperinciWawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager
Hasil Wawancara Wawancara dengan Pak Gatot Supriyanto, selaku Stasion Manager 1. Bagaimana peran dan partisipasi warga terhadap radio komunitas Saka Peran dan partisipasi warga terhadap radio, peran dari
Lebih terperinciGUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG
GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 43 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI SEKRETARIAT KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH PROVINSI JAMBI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR
Lebih terperinciGUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG
GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 3TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL INFO RADIO PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG
Lebih terperinciDengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH PROVINSI GORONTALO dan GUBERNUR GORONTALO MEMUTUSKAN:
GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN BERLANGGANAN TELEVISI MELALUI KABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR GORONTALO, Menimbang
Lebih terperinciContoh Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Lembaga/Yayasan
Contoh Angaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Lembaga/Yayasan DECEMBER 31, 2010 LEAVE A COMMENT (NAMA YAYASAN/LEMBAGA) Jargon Alamat lembaga. Keterangan lain seperti email, web site, dll. ANGGARAN
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI
PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL TELEVISI KABUPATEN SINJAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka
Lebih terperinciPERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG
SALINAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENDIRIAN DAN PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN KOMUNITAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan. minoritas seperti pemuda, petani, perempuan, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Disertasi ini mengkaji tentang relasi gender dalam keterlibatan perempuan di radio komunitas. Karakteristik radio komunitas yang didirikan oleh komunitas, untuk komunitas
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 ayat (10), Pasal 15,
Lebih terperinci4. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik
SALINAN BUPATI TASIKMALAYA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL KABUPATEN TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI
Lebih terperinciSekretaris Subbag Umum Setiap 1 tahun Selama Berlaku
DAFTAR PUBLIK DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA A. YANG WAJIB DISEDIAKAN DAN DIUMUMKAN SECARA BERKALA NO RINGKASAN ISI PENANGGUNG JAWAB / PENERBIT UNIT KERJA YANG BENTUK SEKRETARIAT
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO
PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO PUBLIK KABUPATEN PURWOREJO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN
PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL DI KABUPATEN MADIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MADIUN, Menimbang
Lebih terperinciOktober Tata Kerja. Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi. S u r a b a y a, O k t o b e r
Oktober 2011 Tata Kerja Asosiasi Psikologi Industri dan Organisasi S u r a b a y a, O k t o b e r 2 0 1 1 Daftar Isi Mukadimah BAB I Nama, Waktu dan Kedudukan Pasal 1 Nama Pasal 2 Waktu Pasal 3 Kedudukan
Lebih terperinciBAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT. kampung demak Jaya dan diikuti oleh ketua RT yakni Erik Setiawan (45 tahun) berkumpul di
BAB V AKSI BERSAMA MASYARAKAT A. Membentuk Komunitas Pemuda di Kampung Demak Jaya Adanya perkumpulan-perkumpulan sebelumnya yang dilakukan oleh masyarakat dan membangun kesepakatan untuk membangun sebuah
Lebih terperinciBAB III PENETAPAN TIM SELEKSI PEMILIHAN CALON ANGGOTA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID) PROVINSI JAWA TIMUR
BAB III PENETAPAN TIM SELEKSI PEMILIHAN CALON ANGGOTA KOMISI PENYIARAN INDONESIA DAERAH (KPID) PROVINSI JAWA TIMUR A. Profil Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Jawa Timur 1. Visi dan Misi
Lebih terperinci( Kop surat Lembaga Penyiaran Pemohon )
FORMULIR RK-1 ( Kop surat Lembaga Penyiaran Pemohon ) Nomor : ( tuliskan nomor surat permohon ) Perihal : Permohonan Izin Penyelenggaraan Penyiaran. Lampiran : 1. Data dan Informasi ( nama Lembaga Pemohon
Lebih terperinciASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI)
ASOSIASI PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN INDONESIA (APS-TPI) MUKADDIMAH Keinginan untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan program studi dengan membentuk dan bergabung dalam suatu wadah yang dapat
Lebih terperinciANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA
ANGGARAN DASAR FORUM ORANGUTAN INDONESIA PEMBUKAAN Orangutan merupakan satu- satunya jenis kera besar yang saat ini hidup di Sumatera dan Kalimantan, sedangkan 3 jenis lainnya hidup di Afrika. Kelestarian
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012
NOMOR 5 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH DATAR NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO LUHAK NAN TUO FM DENGAN RAHMAT
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media yang paling mudah dijangkau oleh berbagai kalangan, baik kalangan atas, menengah, maupun kalangan bawah. Harga televisi yang ramah di kantung
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan akan informasi memang sudah bukan menjadi barang baru ditengah kehidupan masyarakat globalisasi. Lewat sebuah informasi, masyarakat akan semakin mengetahui
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan metode analisis wacana kritis dari teori Teun A. Van Dijk terhadap tayangan program paket berita jurnal parlemen
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk
Lebih terperinciLEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 129, 2005 PENYIARAN. LEMBAGA PENYIARAN. Penyelenggaraan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi sekarang ini terlihat sangat pesat. Perkembangan ini tidak hanya melahirkan era informasi global tetapi
Lebih terperinciLEMBAGA PENYIARAN. Click to edit Master subtitle style
LEMBAGA PENYIARAN Click to edit Master subtitle style Setiap stasiun penyiaran televisi atau radio tentunya memiliki wadah, dalam menjalankan fungsinya dalam melayani jasa penyiaran lembaga penyiaran televisi
Lebih terperinciMENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28 /P/M.
MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 28 /P/M.KOMINFO/09/2008 TENTANG TATA CARA DAN PERSYARATAN PERIZINAN PENYELENGGARAAN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Abad ini disebut abad komunikasi massa. Komunikasi telah mencapai satu tingkat dimana orang mampu berbicara dengan jutaan manusia secara serentak dan serempak.
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK TELEVISI REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang diberi amanat melakukan. melaksanakan tugas dan wewenangnya bebas dari kekuasaan manapun.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), sebagai lembaga negara yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Lebih terperinciANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURABAYA TAHUN 2017
ANGGARAN RUMAH TANGGA BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES TAHUN 2017 BAB I VISI DAN MISI PASAL 1 VISI BERSATU, BERSINERGI, MEMBANGUN PASAL 2 MISI 1. MENINGKATKAN PERAN AKTIF SERTA KESOLIDAN
Lebih terperinciTahun Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran
Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Terhadap Layanan Perizinan Penyelenggaraan Penyiaran Tahun 2017 Direktorat Penyiaran Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika PENDAHULUAN MAKSUD
Lebih terperinciANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI)
ANGGARAN DASAR ASOSIASI FAKULTAS EKONOMI SE-INDONESIA (AFEI) MUKADDIMAH Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 serta didasari oleh tanggung
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2005 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK RADIO REPUBLIK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk
Lebih terperinciPEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG
PEMERINTAH KABUPATEN TANAH BUMBU PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH BUMBU NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG PENDIRIAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA BERSUJUD KABUPATEN TANAH BUMBU DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciOleh Ketua KPID Sulsel Makassar, 26 Fabruari 2013
DASAR PEMIKIRAN PENERBITAN SURAT EDARAN KPID SULSEL TTG PENETAPAN HARI-HARI BESAR & AGENDA PUBLIK YANG PENTING DIBUATKAN ILM PADA MEDIA PENYIARAN DI SULAWESI SELATAN Oleh Ketua KPID Sulsel Makassar, 26
Lebih terperinciANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI)
ANGGARAN DASAR DAN ANGGARAN RUMAH TANGGA ASOSIASI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI INDONESIA (APSPBI) Daftar isi ANGGARAN DASAR... 1 ANGGARAN RUMAH TANGGA... 6 STRUKTUR ORGANISASI... 10 ANGGARAN DASAR
Lebih terperinciKomisi Penyiaran Indonesia Lembaga Negara Independen
1 - Komisi Penyiaran Indonesia Lembaga Negara Independen PERATURAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA NOMOR 3/P/KPI/08/2006 TENTANG IZIN PENYELENGGARAAN PENYIARAN KOMISI PENYIARAN INDONESIA, Menimbang: a. bahwa
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR
BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR : 188/55/KEP/429.011/2016 TENTANG KODE WILAYAH KEARSIPAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DAN LEMBAGA LAINNYA DI LINGKUNGAN
Lebih terperinciBUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG
BUPATI MAGELANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MAGELANG, Menimbang
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses penyampaian pesan dari pemberi pesan melalui media ataupun secara langsung kepada penerima pesan
Lebih terperinciBAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS
BAB VIII RANCANGAN PROGRAM STRATEGIS 8.1. Rancangan Program Peningkatan Peran LSM dalam Program PHBM Peran LSM dalam pelaksanaan program PHBM belum sepenuhnya diikuti dengan terciptanya suatu sistem penilaian
Lebih terperinciPEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL
SALINAN PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI SELATAN,
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2012 NOMOR : 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO GEMILANG KABUPATEN MAGELANG DENGAN RAHMAT TUHAN
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2005 TENTANG PENYELENGGARAAN PENYIARAN LEMBAGA PENYIARAN BERLANGGANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, maupun komunikasi. Salah satu buah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan teknologi di era globalisasi sekarang ini memang tidak dapat dimungkiri. Begitu pesatnya perkembangan teknologi tersebut memberikan dampak yang signifikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semenjak bergulirnya gelombang reformasi, otonomi daerah menjadi salah satu topik sentral yang banyak dibicarakan. Otonomi daerah menjadi wacana dan bahan kajian
Lebih terperinciBAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN
BAB IV GAMBARAN OBYEK PENELITIAN 4.1 Profil Pangarsa Pangarsa merupakan paguyuban pendengar radio di Salatiga dan sekitarnya. Pangarsa didirikan pada tanggal 12 Mei 2007, dan dicetuskan oleh 6 orang. Mereka
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN Wawancara dengan Promotion Manager. komunitas Volumers yang berada di beberapa daerah.
BAB IV HASIL PENELITIAN 4.1 Penyajian Data Penelitian 4.1.1 Wawancara 4.1.1.1 Wawancara dengan Promotion Manager Peneliti melakukan sesi wawancara dengan beberapa sumber, diantaranya, Promotion Manager,
Lebih terperinciUNDANG-UNDANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM
UNDANG-UNDANG UNIT KEGIATAN MAHASISWA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 1. Unit Kegiatan Mahasiswa (disingkat UKM) adalah wadah aktivitas kemahasiswaan untuk mengembangkan minat, bakat dan keahlian tertentu
Lebih terperinciBUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG
BUPATI BANYUWANGI PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 23 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDAPATAN KABUPATEN BANYUWANGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA
Lebih terperinciGUBERNUR SULAWESI BARAT
GUBERNUR SULAWESI BARAT PERATURAN GUBERNUR SULAWESI BARAT NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS (UPTD) RADIO SIARAN BANUA MALAQBI PADA DINAS PERHUBUNGAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
Lebih terperinciBUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG
SALINAN BUPATI LAMPUNG BARAT PROVINSI LAMPUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN LEMBAGA PENYIARAN PUBLIK LOKAL RADIO SWARA PRAJA FM DENGAN
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL
PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN RANCANGAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR : TAHUN 2011 TENTANG PENYIARAN TELEVISI MELALUI KABEL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SULAWESI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pada hakekatnya penelitian merupakan wadah untuk mencari kebenaran atau untuk memberi kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran dilakukan
Lebih terperinciSALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 265 /KEP/ /2013
BUPATI BANYUWANGI SALINAN KEPUTUSAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR: 188/ 265 /KEP/429.011/2013 TENTANG PENYELENGGARA UJIAN NASIONAL SEKOLAH DASAR (SD), MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) DAN SEKOLAH DASAR LUAR BIASA (SDLB)
Lebih terperinci