BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Received Signal Strength Indicator (RSSI) Dalam telekomunikasi, Received Signal Strength Indicator (RSSI) adalah sebuah ukuran kekuatan sinyal radio yang diterima oleh receiver. Teknologi localization node of wireless sensor network(wsn) biasanya menggunakan nilai RSSI untuk melakukan pengukuran jarak [2] Dengan mengumpulkan nilai RSSI, maka dapat ditentukan jarak antara transmitter dan receiver Model Shadowing Persamaan 2.1 adalah model shadowing yang banyak digunakan dalam tranmisi sinyal wireless.[3] = 10lg + (2.1) Keterangan, d adalah jarak dari pemancar dan penerima demgan satuan dalam meter, d o adalah jarak referensi yang biasa bernilai sama dengan 1 meter, P r (d) adalah kekuatan sinyal yang diterima oleh penerima (dbm), X dbm adalah variabel acak Gaussian yang nilai rata-ratanya adalah 0, nilai ini menggambarkan perubahan kekuatan sinyal yang diterima dalam jarak tertentu, n adalah indeks path loss. Sehingga diperoleh persamaan model shadowing yang disederhanakan yang ditunjukkan pada persamaan 2.2. = 10lg (2.2) 5

2 Dengan d o = 1m, sehingga diperoleh persamaan pengukuran jarak berdasarkan pada nilai RSSI yang digunakan dalam praktek ditunjukkan dalam persamaan dibawah ini. = = 10lg (2.3)!""# = 10 $%& (2.4) Dengan A adalah kekuatan sinyal yang diterima dalam jarak 1m dengan satuan dbm.[4] Tabel 1. Indeks path loss untuk lingkungan yang berbeda-beda Lingkungan Indeks path loss, n Free Space 2 Urban area cellular radio 2,7 3.5 Shadowed urban cellular radio 3 5 Line of Sight 1,6 1,8 Terhalang gedung-gedung 4-6 Terhalang pabrik-pabrik Gelombang Radio Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik, dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator (gelombang pembawa) dimodulasi(ditumpangkan frekuensinya) dengan frekuensi yang terdapat dalam frekuensi gelombang radio (RF; "radio frequency")) pada suatu spektrum elektromagnetik, dan radiasi elektromagnetiknya bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik. Frekuensi radio adalah tingkat osilasi dalam kisaran 3 khz sampai 300 GHz, yang sesuai dengan frekuensi gelombang radio, dan arus bolak yang membawa sinyal radio. Gelombang elektromagnetik lain yang memiliki frekuensi di atas gelombang radio meliputi sinar gamma, sinar-x, inframerah, ultraviolet, dan cahaya terlihat. 6

3 Ketika gelombang radio dikirim melalui kabel kemudian dipancarkan oleh antena, osilasi dari medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus bolak-balik dan voltase di dalam kabel. Dari pancaran gelombang radio ini kemudian dapat diubah oleh radio penerima (pesawat radio) menjadi signal audio atau lainnya yang membawa siaran dan informasi. Aplikasi tranmisi gelombang radio dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan telepon genggam pada mumnya. Tabel 2. Nama-nama band yang terdapat dalam spectrum frekuensi radio[5] 7

4 2.3 Spread Spectrum Sistem komunikasi spread spectrum dilatarbelakangi oleh kebutuhan akan sistem komunikasi yang dapat mengatasi masalah interferensi, dapat menjamin kerahasiaan informasi yang dikirim dan dapat beroperasi pada tingkat signal to noise ratio (S/N) yang rendah atau tahan terhadap derau yang besar. Dalam sistem komunkasi sekarang ini, dimana penggunaan frekuensi sudah cukup padat sehingga interferensi dan noise dari transceiver lain cukup besar. Pengembangan selanjutnya, digunakan pada sistem penentuan lokasi dengan ketetapan tinggi (high-resolution ranging), sistem anti lintasan jamak (anti multipath) dan sistem akses jamak (multiple access). Ada beberapa metode dari sistem spread spectrum yang didasarkan pada teknik modulasi, diantaranya. a. Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) b. Frequency Hopping Spread Spectrum (FHSS) Kode yang digunakan spread spectrum memiliki sifat random (acak) tetapi berulang secara periodal sehingga dinamakan acak semu (Pseudorandom) atau sering juga disebut noise semu (Pseudonoise). Pembangkit sinyal kode pseudonoise disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau Pseudo Noise Generator (PNG) yang dapat direalisasikan dengan susunan shift register dengan umpan balik tertentu dan sering disebut Shift Register Generator (SRG). Sinyal informasi akan memodulasi sinyal pembawa dan menghasilkan sinyal pembawa yang dimodulasi data. Sinyal pembawa yang telah dimodulasi data akan ditebarkan pada bandwidth frekuensi yang lebih besar. Proses penebaran diakukan dengan cara mengkorelasikan dengan kode Pseudonoise (PN) yang dihasilkan oleh Pseudo Random Generator (PRG). Hasil proses penebaran adalah berupa sinyal spread spectrum. Pada penerima spread spectrum terjadi proses despreading dilakukan dengan cara mengalikan sinyal yang diterima (sinyal spread spectrum) dengan kode PN yang terdapat pada sistem penerima. Proses despreading akan mengubah spektrum sinyal pembawa yang dimodulasi data kembali ke bandwidth semula. 8

5 2.3.1 Sistem Direct Sequence Spread Spectrum (DSSS) DSSS dipilih karena adanya kemudahan dalam mengacak data yang akan di spreading. Dalam DSSS spreading hanya menggunakan sebuah generator noise yang periodik yang disebut Pseudo Noise Generator (PNG). Kode yang digunakan pada sistem spread spectrum memiliki sifat acak tetapi periodik sehingga disebut sinyal acak semu disebut Pseudo Random Generator (PRG). Kode tersebut bersifat sebagai noise tapi deterministik sehingga disebut juga noise semu (Pseudo Noise). Kode PN merupakan rangkaian bit yang berkecepatan tinggi yang bernilai polar (1 dan -1) atau non polar (1 dan 0). Pembangkit sinyal kode ini disebut Pseudo Random Generator (PRG) atau Pseudo Noise Generator (PNG). PRG inilah yang akan melebarkan (sehingga memiliki frekuensi yang lebih tinggi) dan sekaligus mengacak sinyal data yang akan dikirimkan. Dalam skema ini, masing masing bit pada sinyal yang asli ditampilkan oleh bit-bit multipel pada sinyal yang ditransmisikan, yang disebut kode tipis (chipping). Kode tipis yang menyebarkan secara langsung sepanjang band frekuensi yang lebih luas sebanding dengan jumlah bit yang dipergunakan. Oleh karena itu, kode tipis 10-bit menyebarkan sinyal sepanjang band frekuensi yang 10 kali lebih besar dibandingkan kode tipis 1-bit. Patut dicatat bahwa bit informasi dari satu(logika 1) mengalikan bit-bit pseudorandom dalam kombinasi tersebut sehingga sinyal keluaran memiliki nilai yang sama dengan kode PN, sementara bit informasi 0 menyebabkan bit-bit pseudorandom ditransmisikan dengan mengalami inversi. Kombinasi bit stream memiliki data rate yang sama dengan deretan pseudorandom yang asli, sehingga memiliki bandwidth yang lebih lebar dibandingkan dengan stream informasi. Pada contoh ini, bit stream lebih besar 3 kali lipat rate informasi. 9

6 Gambar 2.1a DSSS Pada Pemancar Gambar 2.1b DSSS Pada Penerima Gambar 2.1 menunjukkan implementasi deretan langsung yang khusus. Dalam hal ini, stream informasi dan stream pseudorandom bahkan dikonversi ke sinyal-sinyal analog lalu dikombinasikan, bukannya menunjukkan OR-eksklusif dari dua stream dan kemudian memodulasikannya. Penyebaran spektrum dapat dicapai melalui teknik deretan langsung yang ditentukan dengan mudah. Sebagai contoh, anggap saja sinyal informasi memiliki lebar bit sebesar tb yang ekuivalen terhadap rate data = 1/tb. Dalam hal ini, bandwidth sinyal tergantung pada teknik pengkodean, kira-kira 2/tb. Hampir sama dengan itu, bandwidth sinyal pseudorandom adalah 2/Tc dimana Tc adalah lebar bit pseudorandom input. Bandwidth sinyal yang dikombinasikan kira-kira sebesar jumlah dari 2 bandwidth 10

7 tersebut. Jumlah penyebaran yang dicapai adalah hasil langsung dari rate data pseudorandom. Semakin besar data rate pseudorandom input, semakin besar jumlah penyebarannya. [16] Gambar 2.2 Contoh DSSS Menggunakan BPSK 2.4 Modul Wireless Radio frekuensi 2.4Ghz XBee PRO Radio Frequency Tranciever atau pengirim dan penerima frequensi radio ini berfungsi untuk komunikasi secara nirkabel (wireless). Salah satu modul komunikasi wireless dengan frekuensi 2.4Ghz adalah Xbee-PRO ZB ZigBee/IEEE GHz. Radio frequency tranciever ini merupakan sebuah modul yang terdiri dari RF receiver dan RF transmiter. Modul RF interface XBee/XBee-PRO ZB ini berhubungan dengan melalui logic-level asynchronous serial port. Melalui serial port ini, modul dapat berkomunikasi dengan logic dan voltage kompatibel Universal Asynchronous Receiver-Transmitter (UART) atau melalui level translator ke semua serial device contohnya pada RS-232 atau USB interface board. UART atau Universal Asynchronous Receiver-Transmitter adalah bagian perangkat keras komputer yang menerjemahkan bit-bit paralel data dan bit-bit serial. UART biasanya berupa sirkuit terintegrasi yang digunakan untuk komunikasi serial pada komputer atau port serial perangkat peripheral. Device 11

8 yang memiliki interface UART dapat terhubung langsung pada pin modul RF. Sistem data flow diagram pada UART dapat dilihat pada Gambar 2.3.[6] Gambar 2.3 Sistem data flow diagram pada lingkungan UART. Gambar 2.4 modul XBee PRO Pada dasarnya, XBee memiliki 2 mode beroperasi yakni mode Transparant dan API. Akan tetapi, apabila mode API digunakan, dibutuhkan pemaketan data RF. Untuk itu, data akan di-buffer terlebih dahulu sebelum dikirim atau diterima. Flow data serial menjadi paket RF. Pada XBee apabila ada data input (DI), data akan masuk ke DI buffer. Setelah itu, input data akan diteruskan ke RF TX buffer, kemudian untuk mentransmisikan input data, posisi RF switch menjadi transmitter. Begitu juga sebaliknya, apabila ada data yang diterima, posisi RF switch menjadi receiver lalu data akan masuk RF RX buffer, kemudian data diteruskan ke DO buffer lalu menjadi data output (DO), 12

9 kemudian DO diteruskan dari XBee ke host. Diagram data flow internal XBee dapat dilihat pada Gambar 2.5.[6] Gambar 2.5 Diagram data flow internal 2.5 Setting Alamat Modul XBee PRO (AT command) Langkah pertama yang harus dilakukan dalam menggunakan Xbee-PRO agar dapat melakukan komunikasi point to point adalah melakukan setting konfigurasi alamat (address). Proses konfigurasi ini dapat dilakukan melalui perangkat lunak X-CTU yang merupakan perangkat lunak aplikasi khusus untuk Xbee-PRO. Cara lain untuk melakukan setting dapat dilakukan melaui hyperterminal. Untuk melakukan seting konfigurasi address melalui hyperterminal ada dua metode. Metode pertama disebut one line per command dan metode kedua disebut multiple command on one line. Metode 1 (One line per command) Send AT Command Sistem Response +++ OK <CR> (Enter into Command Mode) ATDL <Enter> ATDL1A0D <Enter> ATWR <Enter> {current value}<cr> (Read Destination Address Low) OK <CR> (Modify Destination Address Low) OK <CR> (Write to non-volatile memory) 13

10 ATCN <Enter> OK <CR> (Exit Command Mode) Metode 2 (Multiple commands on one line) Send AT Command Sistem Response +++ OK <CR> (Enter into Command Mode) ATDL <Enter> {current value}<cr> (Read Destination Address Low) ATDL1A0D,WR,CN<Enter> OK<CR> OK<CR> OK <CR> Setelah Command diatas selesai, maka Xbee kembali ke mode transparent. Xbee radio memiliki 64-bit nomor serial yang dicetak pada dibelakangnya. Alamat bagian awalnya (high) 0013A200. Alamat bagian terakhirnya (low) akan selalu berbeda disetiap modul RF. Semua merk Xbee memiliki alamat awalnya adalah 0013A200.[7] 2.6 API mode Pada mode operasi XBee Application Programming Interface (API), data yang masuk diurutkan pada frame sesuai dengan urutan yang telah ditentukan. Data frame yang berurutan ini akan membantu dalam proses membedakan command, command response, dan status pengiriman. API frame dapat dilihat pada Gambar 2.6.[6] Gambar 2.6 struktur UART data frame Frame Delimiter: merupakan suatu byte (0x7E) yang membatasi antara satu API frame dan API frame yang lain atau menandakan bahwa API frame dimulai. 14

11 Length terdiri dari 2 byte (MSB dan LSB) yang menspesifikasi jumlah byte yang terkandung dalam kotak frame data. Namun tidak termasuk checksum. Frame data: frame yang berisikan data utama dari API. Frame data dari uart data frame membentuk struktur API-specific sebagai berikut: Gambar 2.7 Frame data UART dan Struktur API-spesifik cmdid frame (API-identifier) menandakan bahwa pesan API terkandung dalam cmddata frame. Modul Xbee mendukung API frame berikut: Tabel 3. Nama API frame dan Nilainya API Frame Names AT Command Request AT Command- Queue Parameter Value ZigBee Transmit Request Explicit Addressing ZigBee Command Frame Remote Command Request Create Source Route AT Command Response Modem Status ZigBee Transmit Status ZigBee Receive Packet (AO=0) ZigBee Explicit Rx Indicator (AO=1) ZigBee IO Data Sample Rx Indicator XBee Sensor Read Indicator (AO=0) Node Identification Indicator (AO=0) Remote Command Response API ID 0x08 0x09 0x10 0x11 0x17 0x21 0x88 0x8A 0x8B 0x90 0x91 0x92 0x94 0x95 0x97 15

12 Over-the-Air Firmware Update Status Route Record Indicator 0xA0 0xA1 Frame data yang digunakan pada penelitian ini terdapat tiga jenis yaitu Zigbee Receive Packet, AT Command dan AT Command Response Zigbee Receive Pakcet Frame Type : 0x90 Ketika modul menerima RF data, data dikirim keluar secara UART menggunakan jenis pesan ini. Tabel 4. Urutan jenis frame untuk Zigbee RX Packet Frame Fields Offset Example Description Start 0 0x7E Delimiter Length MSB 1 0x00 Number of bytes between the LSB 2 0x12 length and the checksum Frame Type 3 0x90 A P I Framespecific Data Frame ID 4 0x00 Identifies the UART data frame for the host to correlate with a subsequent ACK (acknowledgement). If set to 0, no response is sent. P A MSB 5 0x13 6 0xA2 7 0x00 16

13 C K E T 64-bit 8 0x40 64-bit address of sender Source 9 0x52 Address 10 0x2B LSB 11 0xAA 16-bit MSB 0x7D 16-bit address of sender Source Network Address 12 LSB 13 0x84 Receive Options 14 0x01 0x01 - Packet Acknowledged 0x02 - Packet was a broadcast packet Received 15 0x52 Data 16 0x x44 Received RF data 18 0x x x61 Checksum 21 0x0D 0xFF - the 8 bit sum of bytes from offset 3 to this byte AT Command Request Frame type : 0x08 Jenis frame ini digunakan untuk menanyakan atau men-setting parameter-parameter modul pada perangkat local. Penerapan API command ini berubah setelah pengeksekusian command. Contoh API berikut menggambarkan sebuah frame API untuk menanyakan nilai parameter NJ. 17

14 Dalam hal ini, tidak perlu mengirim AT karena jenis frame Api yang digunakan adalah AT command request. Tabel 5. Urutan Frame AT Command Request A P I P A C K E T Frame Fields Offset Example Description Start 0 0x7E Delimiter Length MSB 1 0x00 Number of bytes between LSB 2 0x12 the length and the checksum Framespecific Frame Type 3 0x08 Data Frame ID 4 0x01 Identifies the UART data frame for the host to correlate with a subsequent ACK (acknowledgement). If set to 0, no response is sent. AT Command 5 0x4E (N) Command Name - Two ASCII characters that 6 0x4A (J) identify the AT Command Checksum Parameter Value (optional) If present, indicates the requested parameter value to set the given register. If no characters present, register is queried. 9 0x0D 0xFF - the 8 bit sum of bytes from offset 3 to this byte. 18

15 Contoh diatas menggambarkan sebuah AT command ketika menanyakan nilai NJ AT Command Response Frame Type : 0x88 Dalam response sebuah pesan AT command, modul Xbee akan mengirim sebuah pesan AT Command Response. Sebagai contoh, perintah BD(Baud rate). Tabel 6. Urutan AT Command Response A P I P A C K E T Frame Fields Offset Example Description Start 0 0x7E Delimiter Length MSB 1 0x00 Number of bytes between LSB 2 0x05 the length and the checksum Framespecific Frame Type 3 0x88 Data Frame ID 4 0x01 Identifies the UART data frame for the host to correlate with a subsequent ACK (acknowledgement). If set to 0, no response is sent. AT Command 5 6 B = 0x42 D = 0x44 Command Name - Two ASCII characters that identify the AT Command Command Status 7 0x00 0= OK 1= ERROR 2= Invalid Command 3 = Invalid Parameter 19

16 Checksum Command Data Register data in binary format. If the register was set, then this field is not returned, as in this example. 8 0x0D 0xFF - the 8 bit sum of bytes from offset 3 to this byte. Contoh : jika parameter BD diubah pada perangkat local dengan frame ID 0x01. Jika sukses (parameter valid) maka respon seperti diatas akan diterima. [6] 2.7. Deskripsi Command Modul Xbee Pro ZB memperkirakan nilai numerik dalam heksadesimal. Nilai heksadesimal ditunjukkan dengan awalan 0x. Setiap perintah terkandung dalam katagori perintah DB (Receive Signal Strength) Command Parameter DB digunakan untuk membaca kekuatan sinyal yang diterima dalam dbm dari paket RF yang diterima terakhir. Nilai yang dilaporkan akurat antara - 40 dbm dan sensitivitas modul RF penerima. Nilai absolut dilaporkan dari modul sebagai contoh: 0x58 = - 88 dbm (desimal). Jika tidak ada paket RF yang diterima (setelah reset terakhir, power cycle atau sleep event), maka 0 yang akan dilaporkan. AT Command : ATDB Parameter Range [read-only]: 0x17-0x5C (XBee), 0x24-0x64 (XBee-PRO) Perintah ATDB dapat dilakukan langsung melalui hyperterminal, dengan terlebih dahulu mengetik +++ untuk masuk ke Command Mode. 20

17 2.8 Mikrokontroler Mikrokontroller merupakan sebuah processor yang digunakan untuk kepentingan kontrol. Meskipun mempunyai bentuk yang jauh lebih kecil dari suatu komputer pribadi dan computer mainframe, mikrokontroller dibangun dari elemen elemen dasar yang sama. Seperti umumnya komputer, mikrokontroller adalah alat yang mengerjakan instruksi instruksi yang diberikan kepadanya. Artinya, bagian terpenting dan utama dari suatu sistem terkomputerisasi adalah program itu sendiri yang dibuat oleh seorang programmer. Program ini menginstruksikan komputer untuk melakukan tugas yang lebih kompleks yang diinginkan oleh programmer. [8] Beberapa fitur yang umumnya ada di dalam mikrokontroller adalah sebagai berikut : RAM ( Random Access Memory ) RAM digunakan oleh mikrokontroller untuk tempat penyimpanan variable. Memori ini bersifat volatile yang berarti akan kehilangan semua datanya jika tidak mendapatkan catu daya. ROM ( Read Only Memory ) ROM seringkali disebut sebagai kode memori karena berfungsi untuk tempat penyimpanan program yang akan diberikan oleh user. Register Merupakan tempat penyimpanan nilai nilai yang akan digunakandalam proses yang telah disediakan oleh mikrokontroller. Special Function Register Merupakan register khusus yang berfungsi untuk mengatur jalannya mikrokontroller. Register ini terletak pada RAM. Input dan Output Pin 21

18 Pin input adalah bagian yang berfungsi sebagai penerima signal dari luar, pin ini dapat dihubungkan ke berbagai media inputan seperti keypad, sensor, dan sebagainya. Pin output adalah bagian yang berfungsi untuk mengeluarkan signal dari hasil proses algoritma mikrokontroller. Interrupt Interrupt bagian dari mikrokontroller yang berfungsi sebagai bagian yang dapat melakukan interupsi, sehingga ketika program utama sedang berjalan, program utama tersebut dapat diinterupsi dan menjalankan program interupsi terlebih dahulu. Beberapa interrupt pada umumnya adalah sebagai berikut : Interrupt Eksternal Interrupt akan terjadi bila ada inputan dari pin interrupt Interrupt timer Interrupt akan terjadi bila waktu tertentu telah tercapai Interrupt serial Interupt yang terjadi ketika ada penerimaan data dari komunikasi serial[8] Fitur AVR ATMega328 ATMega328 adalah mikrokontroller keluaran dari atmel yang mempunyai arsitektur RISC (Reduce Instruction Set Computer) yang dimana setiap proses eksekusi data lebih cepat dari pada arsitektur CISC (Completed Instruction Set Computer). Mikrokontroller ini memiliki beberapa fitur antara lain : 130 macam instruksi yang hampir semuanya dieksekusidalam satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna. Kecepatan mencapai 16 MIPS dengan clock 16 MHz. 22

19 32 KB Flash memory dan pada arduino memiliki bootloader yang menggunakan 2 KB dari flash memori sebagai bootloader. Memiliki EEPROM (Electrically Erasable Programmable Read Only Memory) sebesar 1KB sebagai tempat penyimpanan data semi permanent karena EEPROM tetap dapat menyimpan data meskipun catu daya dimatikan. Memiliki SRAM (Static Random Access Memory) sebesar 2KB. Memiliki pin I/O digital sebanyak 14 pin 6 diantaranya PWM (Pulse Width Modulation) output. Master / Slave SPI Serial interface. Mikrokontroller ATmega 328 memiliki arsitektur Harvard, yaitu memisahkan memori untuk kode program dan memori untuk data sehingga dapat memaksimalkan kerja dan parallelism. Instruksi instruksi dalam memori program dieksekusi dalam satu alur tunggal, dimana pada saat satu instruksi dikerjakan instruksi berikutnya sudah diambil dari memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi instruksi dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock. 32 x 8-bit register serba guna digunakan untuk mendukung operasi pada ALU ( Arithmatic Logic unit ) yang dapat dilakukan dalam satu siklus. 6 dari register serbaguna ini dapat digunakan sebagai 3 buah register pointer 16-bit pada mode pengalamatan tak langsung untuk mengambil data pada ruang memori data. Ketiga register pointer 16-bit ini disebut dengan register X ( gabungan R26 dan R27 ), register Y ( gabungan R28 dan R29 ), dan register Z ( gabungan R30 dan R31 ). Hampir semua instruksi AVR memiliki format 16-bit. Setiap alamat memori program terdiri dari instruksi 16-bit atau 32-bit. Selain register serba guna di atas, terdapat register lain yang terpetakan dengan teknik memory mapped I/O selebar 64 byte. Beberapa register ini digunakan untuk fungsi khusus antara lain sebagai register control Timer/ Counter, Interupsi, ADC, USART, SPI, EEPROM, dan fungsi I/O lainnya. Register register ini menempati memori pada alamat 0x20h 0x5Fh.[9] 23

20 Berikut ini adalah tampilan architecture ATmega 328 : Konfigurasi PIN ATMega328 Gambar 2.8 Architecture ATmega328 Gambar 2.9 Konfigurasi Pin ATMega328 24

21 Tabel 7. Konfigurasi Port B Tabel 8. Konfigurasi Port C 25

22 Tabel 9. Konfigurasi Port D Fitur Mikrokontroller ATmega16U2 Atmega16U2 memiliki fitur USB dan ISP Flash Controller. Fitur USB controller pada Atmega16U2 adalah - Complies fully with Universal Serial Bus Specification REV MHz PLL for Full-speed Bus Operation : data transfer rates at 12 Mbit/s USB kontroller menyediakan hardware untuk mengimplementasi sebuah perangkat USB2.0 full-speed yang sesuai dalam Atmega16U2. Diagram blok sederhana USB kontroller digambarkan sebagai berikut, 26

23 Gambar 2.10 Diagram blok USB kontroller USB kontroller memerlukan sebuah referensi clock 48MHz ± 0.25% untuk penyesuaian USB full-speed. Clock ini dibangkitkan oleh sebuah internal PLL. Refereni clock untuk PLL harus disediakan oleh sebuah eksternal kristal atau masukan eksternal clock. Hanya kedua opsi clock ini yang mampu menyediakan referensi clock dalam kebutuhan akurasi dan jitter spesifikasi USB. Untuk memenuhi spesifikasi karakteristik listrik USB, USB Pad (D + atau D-) harus didukung pada tegangan 3.0V ke 3.6V. Mikrokontroller Atmega16U2 dapat diberi tegangan hingga 5.5V, suatu regulator internal tersedia agar mendukung USB pad dengan benar. a. Pilihan Powering Modul USB Berdasarkan pada target aplikasi catu daya yang dipilih (Vcc), Atmega16U2 USB kontroller membutuhkan skema powering yang berbeda, seperti telihat pada gambar berikut, 27

24 Gambar 2.11 Mode pengoperasian versus frekuensi dan catu daya (Vcc) ATmega16U2 tampil sebagai virtual com port untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware Atmega16U2 meneggunakan driver standar USB COM. [15] 2.9 Liquid Crystal Display (LCD) 2x16 Kegunaan LCD banyak sekali dalam perancangan suatu system dengan menggunakan mikrokontroler. LCD (Liquid Crystal Display) dapat berfungsi untuk menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Pada praktek proyek ini, LCD yang digunakan adalah LCD 16 x 2 yang artinya lebar display 2 baris 16 kolom dengan 16 Pin konektor.[8] Adapun konfigurasi dan deskripsi dari pin-pin LCD antara lain: GND 0V (Pin 1) : Merupakan sumber tegangan +5V VCC (Pin 2) : Merupakan sambungan ground. VEE (Pin 3) : Merupakan input tegangan Kontras LCD. RS Register Select (Pin 4) : Merupakan Register pilihan 0 = Register 28

25 Perintah, 1 = register data R/W (Pin 5) : Merupakan read select, 1 = read, 0 = write. Enable Clock LCD (Pin 6) : Merupakan masukan logika 1 setiap kali pengiriman Atau pembacaan data D0 D7 (Pin 7 Pin 14) : Merupakan Data Bus 1-7 Anoda ( Pin 15) : Merupakan masukan tegangan positif backlight Katoda (Pin 16) : Merupakan masukan tegangan negatif backlight Gambar 2.12 LCD 2 x 16 Display karakter pada LCD diatur oleh pin EN, RS dan RW. Jalur EN dinamakan Enable. Jalur ini digunakan untuk memberitahu LCD bahwa sebuah data sedang dikirimkan. Untuk mengirimkan data ke LCD, maka melalui program EN harus dibuat logika low 0 dan set pada dua jalur kontrol yang lain RS dan RW. Ketika dua jalur yang lain telah siap, set EN dengan logika 1 dan tunggu dan berikutnya di set.[10] 29

26 BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Penelitian Metodee pengukuran jarak dalam penelitian ini menggunakan prinsip Riceived Signal Strenght Indocator (RSSI) untuk mengetahui jarak Transceiver 1 terhadap Transceiver 2. Untuk satu dimensi pengukuran dapat dilihat pada gambar 7.1. Transceiver A dan B berada pada situasi line-of- sight. Umumnya untuk memungkinkan posisinya secara 2D atau 3D adalah dengan menambahkan beberapa receiver.[11] Dalam penelitian ini difokuskan untuk 1 dimensi saja yaitu jarak. Gambar 3.1 Ilustrasi Penelitian Hal yang pertama dilakukan adalah melakukan percobaan untuk menetapkan nilai RSSI pada jarak 1 meter yang dijadikan nilai konstanta A pada persamaan 2.3. Kemudian dilakukan pengujian dari jarak 5m-90m dan dilanjutkan dengan pengujian pada jarak 100m-200m(dengan interval 10m) untuk menentukan batas kemampuan alat dalam mengukur jarak dengan kesalah(error) terkecil. 30

27 3.2 Perancangan Alat Diagram Blok Rangkaian Adapun diagram blok dari sistem yang dirancang, seperti yang diperlihatkan pada gambar 3.2 Gambar 3.2 Diagram blok rangkaian Dari blok diagram pada Gambar 3.2 menunjukkan skema perangkat keras pendukung sistem. Pada rancangan alat ukur jarak yang terdiri dari dua buah transceiver Xbee XBP24-Z7WIT-004 yaitu satu buah sebagai transmitter (remote node) dan satu buah receiver (local noder). Kemudian data RSSI akan dicatat dan disimpan pada database visual basic (PC) dan di analisa jarak antara kedua titik wireless tersebut. Modul Xbee 1 dan MCU 1 sebagai local MCU, modul Xbee 2 dan MCU 2 sebagai remote MCU. 31

28 3.2.2 Flowchart Mulai Remote MCU 2mengirim RF Data 0 Local Xbee menerima RF data Local MCU mengecek nilai RSSI Apakah nilai RSSI 0x00? tidak Cek kembali konfigurasi dari kedua Xbee ya Tampilkan nilai RSSI ke LCD Kirim Nilai RSSI ke Visual basic 6.0 melalui ATMega 16U2 Ambil sampel RSSI 25 kali Analisa nilai RSSI ke jarak Selesai Gambar 3.3 Diagram alir data 32

29 3.2.3 Rangkaian Mikrokontroller Atmega328P Pada Gambar 3.4 menampilkan rangkaian sistem minimum mikrokontroler Atmega328P, atau dengan kata lain rangkaian yang harus ada untuk menjalankan suatu mikrokontroler Gambar 3.4. Sistem mikrokontroller ATMega328P Pada Gambar 3.4 menunjukkan rangkaian minimal yang diperlukan agar mikrokontroler mampu bekerja. Sistem tersebut terdiri dari x-tal Q1 senilai 16 MHz, 2 buah kapasitor senilai 22pF. Komponen ini berfungsi sebagai osilator untuk mikrokontroler. Sistem reset otomatis menggunakan 33

30 kapasitor 10uF/16V dan sebuah resistor senilai 10KΩ. Dengan pemasangan kapasitor dan resitor ini, pada saat power supply dinyalakan maka mikrokontroler akan reset secara otomatis, kemudian bekerja secara normal. Hal ini disebabkan oleh proses pengisian dan pengosongan pada komponen kapasitor. Pada kaki-kaki PB5, PB4 dan PB3 serta RST (Reset) dihubungkan ke PC untuk jalur pemrograman secara langsung. Atau biasa disebut ISP (In Sistem Programming) Rangkaian ATMega16U2 Komunikasi serial merupakan hal yang penting dalam sistem embedded, karena dengan komunikasi serial kita dapat dengan mudah menghubungkan mikrokontroler dengan devais lainnya. Komunikasi 16U2 dengan 328P menggunakan Komunikasi serial UART, sehingga hanya membutuhkan pin RX 16U2 yang dihubungkan ke pin TX 328P dan pin TX 16U2 dihubungkan ke pin RX 328P. Mikrokontroller Atmega16U2 berperan sebagai jembatan antara port USB komputer dan port serial prosesor utama (atmega328p) karena fitur USB Rev.2.0-nya. Atmega16U2 menjalankan software yang disebut firmware (dinamakan demikian karena tidak bisa mengubahnya setelah diprogram dalam chip) yang dapat diperbarui(updated) melalui protokol usb khusus yang disebut DFU (Device Firmware Update). Firmware tersebut yang berperan sebagai konverter USB ke Serial. Gambar 3.5 Sistem Mikrokontroller Atmega16u2 34

31 DFU (Device Firmware Update) adalah mekanisme yang diterapkan untuk melakukan modifikasi perangkat firmware. Setiap perangkat yang mendukung USB dapat memanfaatkan kemampuan ini. Suatu perangkat tidak bisa secara bersamaan melakukan dua operasi yaitu DFU mode dan aktivitas normalnya, aktifitas normal tersebut harus berhenti selama operasi DFU.[17] Rangkaian LCD (Liquid Crystal Display) LCD adalah suatu display dari bahan cairan Kristal yang berfungsi menampilkan suatu nilai hasil sensor, menampilkan teks, atau menampilkan menu pada aplikasi mikrokontroler. Gambar 3.6 Rangkaian Skematik dari LCD ke mikrokontroler Pada gambar rangkaian di atas pin 2 dihubungkan ke Vcc (5V), pin 1 dan 16 dihubungkan ke Gnd (Ground), pin 3 merupakan pengaturan tegangan Contrast dari LCD, pin 4 merupakan Register Select (RS), pin 5 merupakan R/W (Read/Write) dihubungkan ke ground(0v) karena program yang akan dibuat hanya memerintah untuk menulis ke LCD, pin 6 merupakan Enable, pin merupakan data. Reset, Enable dan data dihubungkan ke mikrokontroler Atmega328P. Fungsi dari potensiometer (R1) adalah untuk mengatur gelap/terangnya karakter yang ditampilkan pada LCD. 35

32 Tabel 10. Koneksi hubungan antara Modul Lcd dengan Mikrokontroller Pin Lcd Keterangan Pin Keterangan Mikrokontroller 1 GND 8 GND 2 +5V 7 Vcc 4 RS 18 Port B.4 5 RW 8 GND 6 EN 17 Port B.3 11 D4 13 Port D.7 12 D5 12 Port D.6 13 D6 11 Port D.5 14 D7 6 Port D Rangkaian Power Supply a. Power Supply 5 volt Rangkaian power supply berfungsi untuk mensupplay arus dan tegangan ke seluruh rangkaian yang ada. Rangkaian power supply ini terdiri dari satu keluaran, yaitu 5 volt, keluaran 5 volt digunakan untuk menghidupkan seluruh rangkaian termasuk rangkaian power supply 3,3 volt, karena rangkaian power supply 3,3 volt tersebut memerlukan tegangan input sebesar 5 volt agar tegangan keluarannya stabil sehingga tidak mengganggu proses pengiriman dan penerimaan data melalui gelombang radio. Rangkaian skematik power supply 5 volt dapat dilihat pada gambar 3.6 di bawah ini: 36

33 Gambar 3.7. Rangkaian power supply 5 Volt Trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC & 6 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 5 volt DC akan diratakan oleh kapasitor 2200 µf. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT) digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA dinyalakan. Transistor PNP TIP 32 disini berfungsi sebagai penguat arus apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan (LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar. 37

34 b. Power Supply 3,3 volt Gambar 3.8 Rangkaian power supply 3,3 volt LP DBVR digunakan untuk meregulasi tegangan masuk (5 volt) menjadi tegangan keluaran 3,3 volt. Kapasitor pada keluaran (pin 5) digunakan untuk stabilitas tegangan keluaran. Pin ON/OFF dihubungkan ke Vin jika fitur shutdown tidak digunakan.[13] 3.3 Perancangan Perangkat keras Perancangan Xbee Pro Series 2 dengan Atmega328P Gambar 3.9 Antarmuka Xbee ke mikrokontroller 38

35 Dalam penelitian ini menggunakan 2 buah modul wireless, yaitu jenis Xbee Pro Series 2. Setiap Xbee memiliki alamat masing-masing yakni 0013A200409EE10C (local node) dan 0013A200409EE0D2 (remote node). Komunikasi Xbee dengan mikrokontroller menggunakan Komunikasi serial UART, sehingga hanya membutuhkan pin RX Xbee yang dihubungkan ke pin TX mikrokontroller dan pin TX Xbee dihubungkan ke pin RX mikrokontroller. 3.4 Flowchart pada Mikrokontroller dan Visual Basic (PC) Remote Mikrokontroller Konsep pemrograman pada remote mikrokontroler dapat digambarkan dengan menggunakan diagram alir (flowchart) seperti berikut Mulai Inisialisasi serial Kirim Data serial melalui pin TX Delay 1000 miliseconds selesai Gambar 3.10 Flowchart program pada remote mikrokontroller Local Mikrokontroller Konsep pemrograman pada local mikrokontroler dapat digambarkan dengan menggunakan diagram alir (flowchart) seperti berikut 39

36 Mulai Inisialisasi serial dan port Jika ada/tidak data yang diterima pada receive serial buffer? ya tidak Kirim API AT Command request, ATDB Delay 200 miliseconds Cek kembali receive serial buffer Jika ada/tidak data respon dari AT command? tidak ya For Int i =0 ; i <10; i++ Baca serial receive buffer Tampilkan Byte ke 8 ke LCD selesai Gambar 3.11 Flowchart program pada mikrokontroller lokal 40

37 Alur kerja diagram alir adalah sebagai berikut: 1. Start dimulainya program 2. Pertama-tama dilakukan untuk inisialisasi serial dan port, proses ini berfungsi untuk mendefinisikan pin-pin I/O mikrokontroller yang akan digunakan dalam rangkaian dan untuk menentukan baud rate yang digunakan untuk mengirim data serial. 3. Melakukan proses pembacaan serial receive buffer, apakah receive buffer menerima RF data? Jika ada RF data packet yang diterima maka mikrokontroller akan meminta AT command ATDB, jika tidak ada maka mikrokontroller akan terus melakukan pengecekan pada serial receive buffer. 4. Kemudian mikrokontroller akan melakukan delay selama 200ms untuk menunggu respon dari Xbee. 5. Melakukan proses pembacaan serial receive buffer kembali, apakah ada respon AT command dibalas oleh Xbee? Jika ada mulai melakukan pembacaan setiap byte yang dikirim Xbee sebanyak 10 kali, jika tidak ada maka mikrokontroller akan terus melakukan pengecekan pada serial receive buffer. 6. Tampilkan nilai byte ke 8 ke LCD dan kirim nilai tersebut ke PC karena nilai byte tersebut merupakan nilai RSSI yang akan dianalisa. 41

38 3.4.3 Visual Basic (PC) Mulai Inisialisasi serial dan port Jika ada/tidak data yang diterima pada serial receive? ya tidak Simpan data yang diterima ke buffer" Pisahkan string dengan angka, angka di simpan ke IntRssi Delay 1000 milisekon Ambil nilai IntRssi sebanyak 25 kali Ambil nilai rata-rata Rssi dari 25 data, simpan ke IntTotal jarak = 10 ^ ((IntTotal ) / 17.6) Tampilkan jarak Selesai Gambar 3.12 Flowchar Program pada Visual Basic

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada Bab III ini akan diuraikan mengenai perancangan perangkat keras dan perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat pengukur tinggi bensin pada reservoir SPBU. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1. DESKRIPSI KERJA SISTEM Gambar 3.1. Blok diagram sistem Satelit-satelit GPS akan mengirimkan sinyal-sinyal secara kontinyu setiap detiknya. GPS receiver akan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari setiap modul yang dipakai pada skripsi ini. 3.1. Perancangan dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iv v vi KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI... ix DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR SINGKATAN...

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat

BAB III PERANCANGAN SISTEM. perancangan mekanik alat dan modul elektronik sedangkan perancangan perangkat BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Pada bab ini akan dibahas mengenai perencanaan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak ( Software). Pembahasan perangkat keras meliputi perancangan mekanik

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini menjelaskan tentang perancangan sistem alarm kebakaran menggunakan Arduino Uno dengan mikrokontroller ATmega 328. yang meliputi perancangan perangkat keras (hardware)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Sistem yang dirancang adalah sistem yang berbasiskan mikrokontroller dengan menggunakan smart card yang diaplikasikan pada Stasiun Kereta Api sebagai tanda

Lebih terperinci

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat

BAB III STUDI KOMPONEN. tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 2. Sudah memiliki Kecepatan kerja yang cepat BAB III STUDI KOMPONEN Bab ini menjelaskan mengenai komponen apa saja yang digunakan dalam tugas akhir ini, termasuk fungsi beserta alasan dalam pemilihan komponen. 3.1 Mikrokontroler Perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Prinsip Kerja Sistem Yang Dirancang Pada dasarnya alat yang dibuat ini adalah untuk melakukan suatu transfer data karakter menggunakan gelombang radio serta melakukan pengecekan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB III DESKRIPSI MASALAH BAB III DESKRIPSI MASALAH 3.1 Perancangan Hardware Perancangan hardware ini meliputi keseluruhan perancangan, artinya dari masukan sampai keluaran dengan menghasilkan energi panas. Dibawah ini adalah diagram

Lebih terperinci

Perancangan Sistem Pengukur Jarak Antara 2 Titik Wireless Xbee Pro Berdasarkan Nilai RSSI

Perancangan Sistem Pengukur Jarak Antara 2 Titik Wireless Xbee Pro Berdasarkan Nilai RSSI Perancangan Sistem Pengukur Jarak Antara 2 Titik Wireless Xbee Pro Berdasarkan Nilai RSSI Ahmad Deny Andika 1, Poltak Sihombing 2, Tulus Ikhsan Nasution 3 Program Studi Sarjana (S1) Fisika Fakultas Matematika

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Keterangan : Nodal Sensor Router Nodal Koordinator/Gateway Gambar 3.1. Konsep jaringan ZigBee Gambar 3.1. memperlihatkan konsep jaringan ZigBee yang terdiri

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Rancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram dari sistem AVR standalone programmer adalah sebagai berikut : Tombol Memori Eksternal Input I2C PC SPI AVR

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C. BAB II DASAR TEORI 2.1 ARDUINO Arduino adalah pengendali mikro single-board yang bersifat open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk memudahkan penggunaan elektronik dalam berbagai bidang.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Uraian Umum Dalam perancangan alat akses pintu keluar masuk menggunakan pin berbasis mikrokontroler AT89S52 ini, penulis mempunyai pemikiran untuk membantu mengatasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan

BAB III PERANCANGAN ALAT. Gambar 3.1 Diagram Blok Pengukur Kecepatan BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1 PERANCANGAN PERANGKAT KERAS Setelah mempelajari teori yang menunjang dalam pembuatan alat, maka langkah berikutnya adalah membuat suatu rancangan dengan tujuan untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Gambaran Umum Merupakan alat elektronika yang memiliki peranan penting dalam memudahkan pengendalian peralatan elektronik di rumah, kantor dan tempat lainnya.

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 PERANCANGAN UMUM SISTEM Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari system pengukuran tangki air yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan apa saja

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Dalam bab ini akan dibahas mengenai proses perancangan mekanik pintu gerbang otomatis serta penyusunan rangkaian untuk merealisasikan sistem alat. Dalam hal ini sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan sistem keamanan pada kendaraan roda dua menggunakan sidik jari berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 21 BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1 Gambaran umum Perancangan sistem pada Odometer digital terbagi dua yaitu perancangan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Perancangan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY BAB III PERANCANGAN SISTEMKENDALI PADA EXHAUST FAN MENGGUNAKAN SMS GATEWAY 3.1 Perancangan Alat Dalam merealisasikan sebuah sistem elektronik diperlukan tahapan perencanaan yang baik dan matang. Tahapan-tahapan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan secara umum perancangan sistem pengingat pada kartu antrian dengan memanfaatkan gelombang radio, yang terdiri dari beberapa bagian yaitu blok diagram

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI II.1. Tinjauan Pustaka 1. Perancangan Telemetri Suhu dengan Modulasi Digital FSK-FM (Sukiswo,2005) Penelitian ini menjelaskan perancangan telemetri suhu dengan modulasi FSK-FM. Teknik

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras Perancangan perangkat keras pada sistem keamanan ini berupa perancangan modul RFID, modul LCD, modul motor. 3.1.1 Blok Diagram Sistem Blok diagram

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Pengertian Umum Perancangan Media Penyampaian Informasi Otomatis Dengan LED Matrix Berbasis Arduino adalah suatu sistem media penyampaian informasi di dalam ruangan yang menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan didalam menyelesaikan pembuatan alat elektrostimulator.perencanaan tersebut meliputi dua bagian yaitu perencanaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI PLC (Programable Logic Control) adalah kontroler yang dapat diprogram. PLC didesian sebagai alat kontrol dengan banyak jalur input dan output. Pengontrolan dengan menggunakan PLC

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS 3.1. Pendahuluan Perangkat pengolah sinyal yang dikembangkan pada tugas sarjana ini dirancang dengan tiga kanal masukan. Pada perangkat pengolah sinyal

Lebih terperinci

PERANCANGAN SISTEM PENGUKUR JARAK ANTARA 2 TITIK WIRELESS XBEE PRO BERDASARKAN NILAI RSSI SKRIPSI AHMAD DENY ANDIKA

PERANCANGAN SISTEM PENGUKUR JARAK ANTARA 2 TITIK WIRELESS XBEE PRO BERDASARKAN NILAI RSSI SKRIPSI AHMAD DENY ANDIKA PERANCANGAN SISTEM PENGUKUR JARAK ANTARA 2 TITIK WIRELESS XBEE PRO BERDASARKAN NILAI RSSI SKRIPSI AHMAD DENY ANDIKA 080801040 DEPARTEMEN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas perencanaan dan pembuatan dari alat yang akan dibuat yaitu Perencanaan dan Pembuatan Pengendali Suhu Ruangan Berdasarkan Jumlah Orang ini memiliki 4 tahapan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN 3.1. Diagram Blok Sistem Suplly Display Card RF RFID Atmega328 Buzzer Driver motor Motor Gambar 3.1 Diagram blok system 3.1.1. Fungsi-fungsi diagram blok 1. Blok card

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Sistem Minimum AVR USB Sistem minimum ATMega 8535 yang didesain sesederhana mungkin yang memudahkan dalam belajar mikrokontroller AVR tipe 8535, dilengkapi internal downloader

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika. Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 TAKARIR Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika Assembler Bahasa pemrograman mikrokontroler MCS-51 Assembly Listing Hasil dari proses assembly dalam rupa campuran dari

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan alat pendeteksi kadar alkohol pada buah-buahan untuk dikonsumsi ibu hamil menggunakan beberapa metode rancang bangun yang pembuatannya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan dan implementasi timbangan digital daging ayam beserta harga berbasis mikrokontroler ini terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Bluetooth Menurut Brent A. Miller Ide dasar dari teknologi komunikasi Bluetooth lahir dari para teknisi yang berasal dari Swedish telecommunications M telefonaktiebolaget LM Ericsson

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Baggage Arrival System Baggage Arrival System merupakan sebuah sistem konveyor penanganan bagasi pada area kedatangan di bandara. Adapun fungsi konveyor ini adalah memindahkan

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika

TAKARIR. Akumulator Register yang digunakan untuk menyimpan semua proses aritmatika TAKARIR AC (Alternating Current) Adalah sistem arus listrik. Sistem AC adalah cara bekerjanya arus bolakbalik. Dimana arus yang berskala dengan harga rata-rata selama satu periode atau satu masa kerjanya

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Didalam merancang sistem yang akan dibuat ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelumnya, pertama-tama mengetahui prinsip kerja secara umum dari sistem yang akan dibuat

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perancangan dari perangkat keras, serta perangkat lunak dari alat akuisisi data termokopel 8 kanal. 3.1. Gambaran Sistem Alat yang direalisasikan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5] BAB II DASAR TEORI Dalam bab ini dibahas beberapa teori pendukung yang digunakan sebagai acuan dalam merealisasikan skripsi yang dibuat. Teori-teori yang digunakan dalam pembuatan skripsi ini adalah sensor

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan Alat Pengaduk Adonan Kue ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut antara

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana

BAB II DASAR TEORI. mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno. memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O, dimana BAB II DASAR TEORI 2.1 Arduino Uno R3 Arduino Uno R3 adalah papan pengembangan mikrokontroler yang berbasis chip ATmega328P. Arduino Uno memiliki 14 digital pin input / output (atau biasa ditulis I/O,

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM 4.1 Diagram Blok Sistem Blok diagram dibawah ini menjelaskan bahwa ketika juri dari salah satu bahkan ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL

BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL 34 BAB III SISTEM PENGUKURAN ARUS & TEGANGAN AC PADA WATTMETER DIGITAL Pada bab ini akan dijelaskan mengenai rancangan desain dan cara-cara kerja dari perangkat keras atau dalam hal ini adalah wattmeter

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PERENCANAAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT 3.1 Pendahuluan Dalam bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat dari Sistem Interlock pada Akses Keluar Masuk Pintu Otomatis dengan Identifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM 18 BAB III PERANCANGAN SISTEM Pada pembahasan perancangan sistem ini akan menjelaskan cara kerja dari keseluruhan sistem kendali on/off dan intensitas lampu menggunakan frekuensi radio. Pengiriman data

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk

BAB III PERANCANGAN SISTEM. untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input untuk BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Dasar Perancangan Sistem Perangkat keras yang akan dibangun adalah suatu aplikasi mikrokontroler untuk efisiensi energi listrik pada kehidupan sehari-hari. Perangkat input

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Alat Pendeteksi Uang Palsu Beserta Nilainya Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1PHOTODIODA Dioda foto adalah jenis dioda yang berfungsi mendeteksi cahaya. Berbeda dengan dioda biasa, komponen elektronika ini akan mengubah cahaya menjadi arus listrik. Cahaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan robot pengantar makanan berbasis mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI 4.1. Spesifikasi Sistem 4.1.1. Modul Mikrokontroler Pada sistem ini menggunakan Arduino Uno R3. Arduino Uno R3 adalah modul mikrokontroler yang menggunakan ATmega328, modul

Lebih terperinci

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di

BAB III TEORI PENUNJANG. Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di BAB III TEORI PENUNJANG 3.1. Microcontroller ATmega8 Microcontroller adalah sebuah sistem fungsional dalam sebuah chip. Di dalamnya terkandung sebuah inti proccesor, memori (sejumlah kecil RAM, memori

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL

BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL BAB III PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI KERUSAKAN KABEL. Diagram Blok Diagram blok merupakan gambaran dasar membahas tentang perancangan dan pembuatan alat pendeteksi kerusakan kabel, dari rangkaian sistem

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi 68 BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK 3.1. Gambaran Umum Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi perangkat elektronik. Perancangan rangkaian elektronika terdiri

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Gambaran Umum Sistem Bab ini akan membahas tentang perancangan sistem yang digunakan dari alat sistem keamanan rumah. Dalam membuat suatu sistem harus dilakukan analisa mengenai

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ketepatan masing-masing bagian komponen dari rangkaian modul tugas akhir BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Dan Pengukuran Setelah pembuatan modul tugas akhir maka perlu diadakan pengujian dan pengukuran. Tujuan dari pengujian dan pengukuran adalah untuk mengetahui ketepatan

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM III.1. Analisa Masalah Dalam perancangan sistem otomatisasi pemakaian listrik pada ruang belajar berbasis mikrokontroler terdapat beberapa masalah yang harus

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT BAB III PEANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Pendahuluan Dalam Bab ini akan dibahas pembuatan seluruh sistem perangkat yang ada pada Perancangan Dan Pembuatan Alat Aplikasi pengendalian motor DC menggunakan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK Bab ini membahas tentang perancangan perangkat lunak yang meliputi interface PC dengan mikrokontroller, design, database menggunakan Microsoft access untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi adalah suatu sistim yang di ciptakan dan dikembangkan untuk membantu atau mempermudah pekerjaan secara langsung atau pun secara tidak langsung baik kantor,

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN BAB III PERANCANGAN DAN PEMODELAN Pada bab ini akan membahas mengenai perancangan dan pemodelan serta realisasi dari perangkat keras dan perangkat lunak untuk alat pengukur kecepatan dengan sensor infra

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori (2.1)

Bab II Dasar Teori (2.1) Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI 3.1 Perancangan Blok Diaram Metode untuk pelaksanaan Program dimulai dengan mempelajari sistem pendeteksi kebocoran gas pada rumah yang akan digunakan. Dari sini dikembangkan

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN Konsep dasar sistem monitoring tekanan ban pada sepeda motor secara nirkabel ini terdiri dari modul sensor yang terpasang pada tutup pentil ban sepeda

Lebih terperinci

8. Mengirimkan stop sequence

8. Mengirimkan stop sequence I 2 C Protokol I2C merupakan singkatan dari Inter-Integrated Circuit, yang disebut dengan I-squared-C atau I-two-C. I 2 C merupakan protokol yang digunakan pada multi-master serial computer bus yang diciptakan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK 4.1 Pengukuran Alat Pengukuran dilakukan untuk melihat apakah rangkaian dalam sistem yang diukur sesuai dengan spesifikasi

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Sistem Secara Umum Perancangan sistem yang dilakukan dengan membuat diagram blok yang menjelaskan alur dari sistem yang dibuat pada perancangan dan pembuatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Penelitian Terdahulu Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu : Penelitian yang dilakukan oleh Universitas Islam

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM. Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA SISTEM Pada bab ini diterangkan tentang langkah dalam merancang cara kerja sistem, baik secara keseluruhan ataupun kinerja dari bagian-bagian sistem pendukung. Perancangan

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared).

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). 30 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 3.1 Diagram Blok Rangkaian Di bawah ini adalah blok diagram dari perancangan alat sensor keamanan menggunakan PIR (Passive Infrared). Buzzer PIR (Passive Infra Red) Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN III.1. Analisis Permasalahan Dalam Perancangan dan Implementasi Penyaji Minuman Otomatis Berbasis Mikrokontroler ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan

Lebih terperinci

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55

ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 ARSITEKTUR MIKROKONTROLER AT89C51/52/55 A. Pendahuluan Mikrokontroler merupakan lompatan teknologi mikroprosesor dan mikrokomputer. Mikrokontroler diciptakan tidak semata-mata hanya memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT BAB III PERANCANGAN ALAT 3.1. Identifikasi Kebutuhan Proses pembuatan alat penghitung benih ikan ini diperlukan identifikasi kebutuhan terhadap sistem yang akan dibuat, diantaranya: 1. Perlunya rangkaian

Lebih terperinci

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM 42 BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI SISTEM Pada bab ini dijelaskan pembuatan alat yang dibuat dalam proyek tugas akhir dengan judul rancang bangun sistem kontrol suhu dan kelembaban berbasis mirkrokontroler

Lebih terperinci

Makalah Seminar Tugas Akhir. PERANCANGAN SISTEM MONITORING KELEMBABAN DAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE 2,4 GHz

Makalah Seminar Tugas Akhir. PERANCANGAN SISTEM MONITORING KELEMBABAN DAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE 2,4 GHz Makalah Seminar Tugas Akhir PERANCANGAN SISTEM MONITORING KELEMBABAN DAN TEMPERATUR MENGGUNAKAN KOMUNIKASI ZIGBEE 2,4 GHz Hendrit Garaudy 1, Sumardi, ST. MT. 2, Darjat, ST. MT. 2 Jurusan Teknik Elektro,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 18 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Mikrokontroler Mikrokontroler adalah suatu mikroposesor plus. Mikrokontroler adalah otak dari suatu sistem elektronika seperti halnya mikroprosesor sebagai otak komputer.

Lebih terperinci

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200

PC-Link. 1x Komputer / Laptop dengan OS Windows 2000, Windows XP atau yang lebih tinggi. Gambar 1 Blok Diagram AN200 PC-Link PC-Link Application Note AN200 GUI Digital Input dan Output Oleh: Tim IE Aplikasi ini akan membahas software GUI (Grapic User Interface) yang digunakan untuk mengatur Digital Input dan Output pada.

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga BAB III PERANCANGAN SISTEM 3.1. Blok Diagram Sistem Untuk dapat membandingkan LM35DZ dengan DS18B20 digunakan sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga perbandinganya dapat lebih

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari

III. METODE PENELITIAN. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari III. METODE PENELITIAN 3.1 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini terdiri dari berbagai instrumen, komponen, perangkat kerja serta bahan-bahan yang dapat dilihat

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Dalam perancangan argo becak motor berbasis arduino dan GPS ini, terdapat beberapa masalah yang harus dipecahkan. Permasalahan-permasalahan tersebut

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini membahas tentang perancangan sistem yang dibuat dimana diantaranya terdiri dari penjelasan perancangan perangkat keras, perancangan piranti lunak dan rancang bangun

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah.

BAB IV PERANCANGAN. Gambar 4. 1 Blok Diagram Alarm Rumah. BAB IV PERANCANGAN 4.1 Perancangan Sebelum melakukan implementasi diperlukan perancangan terlebih dahulu untuk alat yang akan di buat. Berikut rancangan alat Alarm rumah otomatis menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dan perancangan tugas akhir ini telah dimulai sejak bulan Juli 2009 dilakukan di Laboratorium Konversi Energi Elektrik dan Laboratorium

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32 BAB II DASAR TEORI Pada bab ini akan menerangkan beberapa teori dasar yang mendukung terciptanya skripsi ini. Teori-teori tersebut antara lain mikrokontroler AVR ATmega32, RTC (Real Time Clock) DS1307,

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif.

BAB II DASAR TEORI. tertarik dalam menciptakan objek atau lingkungan yang interaktif. BAB II DASAR TEORI 2.1 Karakteristik Ikan Karakteristik ikan yang dapat dihitung ialah ikan yang dapat hidup di berbagai lingkungan air tawar, misalnya ikan lele. Ikan lele hidup di air tawar, tahan penyakit,

Lebih terperinci

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER

BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER BAB IV PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UKUR TEMPERATUR BERBASIS MIKROKONTROLER Pada bab ini akan dibahas mengenai perancangan dan pembuatan alat ukur temperatur berbasis mikrokontroler. Pembuatan alat ukur

Lebih terperinci

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN

= t t... (1) HASIL DAN PEMBAHASAN 10 bertujuan untuk melihat lama pengiriman data dari klien (perumahan) hingga ke pos pemantauan. Waktu respon sistem dihitung dengan menggunakan fungsi sebagai berikut: t respon = t t... (1) server klien

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi DAFTAR ISI ABSTRAK... i KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR LAMPIRAN... xi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Identifikasi Masalah...

Lebih terperinci