PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK OKULASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK OKULASI"

Transkripsi

1 PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN TEKNIK OKULASI TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan Disusun Oleh : WENING WIDIASTIKA H PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

2 HALAMAN PENGESAHAN Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca Laporan Tugas Akhir dengan Judul : PERBANYAKAN TANAMAN LENGKENG (Dimocarpus longan) DENGAN CARA OKULASI Yang dipersiapkan dan disusun oleh : WENING WIDIASTIKA H Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal :... Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima. Penguji I / Pembimbing Penguji Penguji II Ir. Panut Sahari, MP NIP Dra. Linayanti Darsana,M.Si NIP Surakarta, Juni 2011 Universitas Sebelas Maret Surakarta Fakultas Pertanian Dekan, Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS. NIP ii

3 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan karunia serta hidayah-nya yang selalu memberikan kesempatan dan kemampuan dalam menyusun tugas akhir ini dengan baik dan lancar dengan judul "Perbanyakan Tanaman lengkeng dengan Teknik Okulasi" di KBH Tejomantri. Penyusunan tugas akhir ini merupakan syarat utama untuk mencapai gelar Ahli Madya bagi mahasiswa D-III Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan, di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penyusunan tugas akhir ini, penulis sangat menyadari bahwa laporan ini tidak dapat diselesaikan tanpa dorongan dan bantuan baik langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta Prof. Dr. Ir. H. Bambang Pujiasmanto, MS. 2. Bapak Ir. Heru Irianto, MM selaku Ketua Program Studi DIII Agribisnis Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Ir. Panut Sahari, MP selaku Ketua Minat Program Studi Agribisnis Hortikultura dan Arsitektur Pertamanan serta pembimbing dalam penyusunan tugas akhir dan penguji I. 4. Dra. Linayanti Darsana,M.Si selaku penguji II terimakasih atas bimbingan dan sarannya. 5. Bapak Sudardjo selaku pimpinan KBH Tejomantri terima kasih atas ijin magang yang diberikan serta seluruh staf dan karyawan terimakasih atas bimbingannya. 6. Bapak Yatno terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya memberi pengarahan dilapangan. 7. Kedua orang tercinta dan adik-adik tersayang dirumah yang memberi semangat dan inspirasi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 8. Teman teman seperjuangan Agribisnis Diploma III iii

4 9. Semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan tugas akhir yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kritik dan saran yang menuju sempurnanya laporan ini senantiasa kami harapkan. Akhir kata, penulis mohon maaf bila dalam laporan ini terdapat kata-kata yang kurang berkenan. Harapan penulis, semoga laporan ini dapat bemanfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca semua pada umumnya. Surakarta, Juni 2010 Penyusun iv

5 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR TABEL... vi I. PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Tujuan Umum Tujuan Khusus... 4 II. TINJAUAN PUSTAKA... 5 III. TATALAKSANA PELAKSANAAN A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan Tempat Pelaksanaan Magang Waktu Pelaksanaan Magang B. Cara Pelaksanaan Metode Dasar Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi Selayang pandang KBH Tejomantri Keadaan KBH Tejomantri B. Pembahasan C. Identifikasi Masalah Dan Alternatif Solusinya v

6 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vi

7 DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Skema Struktur Organisasi KBH Tejomantri Gambar 2. Sayatan Batang Bawah Gambar 3. Pengambilan Mata Tunas Gambar 4. Penempelan Mata Tunas Pada Batang Bawah Gambar 5. Pembalutan Mata Tunas Dengan Plastik Gambar 6. Batang Yang Telah Selesai Diokulasi Gambar 7. Tanaman Lengkeng Yang Berhasil Diokulasi vii

8 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lengkeng (Dimocarpus longan) merupakan tanaman buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara. Tanaman yang muncul di daratan China ini merupakan keluarga buah rambutan dan leci. Dalam bahasa Mandarin, lengkeng disebut ong ya guo atau long yan yang berarti mata naga. Sementara di Indonesia buah ini populer dengan sebutan mata kucing. Daging buahnya berbentuk bulat, berwarna putih bening, dan mengandung banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam atau cokelat tua. Daging buah lengkeng mengandung banyak zat gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh. Ada sukrosa, glukosa, protein (nabati), lemak, vitamin A, vitamin B, asam tartarik, dan senyawa fitokimia (kimia tumbuhan) lain yang berguna bagi kesehatan. Lengkeng yang merupakan kerabat dekat dari rambutan (Naphelium lappceum), kapulasan (Naphelium mutabile) dan leci (Naphelium litchi). Pohon lengkeng dapat menjadi besar dan bercabang banyak,daunnya rimbun dan masih mampu berproduksi hingga umurnya diatas 100 tahun. Buahnya kecil; kurang lebih sebesar kelereng; warna kulit buahnya kecoklatan seperti sawo dan tidak berbulu; daging buahnya berwarna putih agak bening; bijinya satu dan berwarna hitam kecoklatan (Sunanto, 1990). Ada beberapa jenis lengkeng yaitu varietas batu dan kopyor. Lengkeng varietas batu termasuk lengkeng jenis unggul. Kulit buahnya agak kasar dan berwarna coklat muda. Buahnya lebih besar daripada lainnya. Daging buahnya lebih tebal dan nglothok, aromanya lebih tajam sehingga harganya lebih mahal. Sedangkan lengkeng varietas kopyor lebih murah, kulit buahnya halus,berwarna coklat agak kuning. Daging buahnya kurang nglothok. Mampu berproduksi di daerah ketinggian 950 meter di atas permukaan laut. Lengkeng batu dan lengkeng kopyor merupakan lengkeng jenis lokal yang banyak tubuh didaerah Temanggung dan Ambarawa. Kelemahan dari lengkeng lokal adalah karena waktu berbuah relatif commit lama to yaitu user tahun. Menanggapi

9 banyaknya permintaan konsumen akan tanaman lengkeng yang cepat berbuah dengan diikuti keunggulan yang lainya, maka pada pemulia mewujudkannya dengan cara memperbanyak tanaman dengan cara vegetatif seperti okulasi, sambung dan sambung susuan. Selain itu cara tersebut juga dapat memperbaiki kelemahan tanaman dan membuat tanaman lengkeng yang ada mempunyai nilai ekonomis yang lebih tinggi dari sebelumnya. Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih sering digunakan karena bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan sifat tetuanya dan tanaman dapat berbuah lebih cepat dibandingkan dengan bibit yang berasal dari biji. Perbanyakan bibit lengkeng secara vegetatif berhasil dilakukan melalui cara sambung pucuk, sambung susuan, cangkok, dan okulasi. Keberhasilan hidup bibit kelengkeng cara susuan lebih tinggi dibandingkan dengan cara perbanyakan vegetatif lainnya. Hal ini karena batang bawah dan batang atas masih hidup menyatu dengan pohon induknya, sehingga mendorong pembentukan bibit lebih cepat (Yulianto,et al.2008). Perbanyakan bibit melalui sambung susuan memiliki kelemahan, karena jumlah bibit yang dihasilkan dari satu cabang batang atas terbatas. Dengan ukuran batang atas sama pada sambung pucuk dapat menghasilkan 3 4 bibit, sedangkan pada sambung susuan hanya menghasilkan satu bibit (Firstantinovi, 2004). Membedakan bibit yang berasal dari hasil vegetatif dengan generatif sangat mudah. Meskipun demikian, tetap memerlukan keahlian, ketelitian, dan pengalaman sehingga kita dapat melakukannya dengan baik. Pada bibit lengkeng hasil okulasi terlihat ada bekas tempelan mata tunas pada bagian batangnya, sedangkan pada bibit kelengkeng dari hasil grafting terlihat bekas dari sambungan dan untuk tanaman lengkeng hasil susuan terlihat bekas sambungan yang saling berlawanan arah sebagai akibat pemotongan batang atas dan batang bawah (Usman, 2004). Pemilihan cara perbanyakan vegetatif dengan okulasi merupakan cara yang paling populer dilakukan, meskipun mudah tetapi cara ini tidak boleh sembarangan, ada faktor faktor yang harus diperhatikan. Keberhasilan perbanyakan tanaman secara commit vegetatif to user khususnya okulasi dipengaruhi

10 beberapa faktor seperti : faktor tanaman, faktor lingkungan dan faktor ketrampilan. Ketiga faktor tersebut jika terpenuhi maka akan menghasilkan bibit tanaman okulasi yang baik. Untuk mengetahui lebih jauh tentang teknik okulasi yang baik pada tanaman lengkeng dan kendala kendala yang ada dalam pembibitan secara okulasi khususnya tanaman lengkeng maka dilakukan kegiatan magang di Kebun Bibit Hortikultura (KBH) Tejomantri Desa Wonorejo Kecamatan Bekonang Kabupaten Sukoharjo. B. Tujuan 1. Tujuan Umum a. Meningkatkan pengetahuan mahasiswa mengenai hubungan antara teori dengan penerapannya di dunia kerja (lapangan) serta faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat merupakan bekal bagi mahasiswa setelah terjun di masyarakat. b. Meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja di bidang agribisnis. c. Meningkatkan wawasan mahasiswa tentang berbagai kegiatan agribisnis. d. Meningkatkan hubungan antara perguruan tinggi dengan Instansi pemerintah, perusahaan swasta dan masyarakat, dalam rangka meningkatkan kualitas Tri Darma Perguruan Tinggi. 2. Tujuan Khusus a. Memperoleh ketrampilan dan pengalaman kerja dalam bidang pertanian khususnya pembibitan atau perbanyakan tanaman lengkeng dengan teknik okulasi. b. Melihat dan memahami secara langsung upaya dan pengembangan agribisnis serta melaksanakan praktek langsung dilapangan, khususnya agribisnis tanaman lengkeng (Dimocarpus longan).

11 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Lengkeng (Dimocarpus longan) Lengkeng merupakan jenis tanaman buah dari suku lerak-lerakan atau Sapindaceae, secara botani tanaman lengkeng (Dimocarpus longan) Devisio : Magnoliophyta Sub Devisio : Magnoliopsida Classis : Dicotyledon Ordo : Sapindales Familia : Sapindaceae Genus : Dimocarpus Species : Dimocarpus longan (Praswoto, 2001) Lengkeng merupakan tanaman keras yang mempunyai batang kayu yang kuat, sistem perakarannya sangat luas dan mempunyai akar tunggang yang sangat dalam (terutama tanaman lengkeng yang berasal dari biji), sehingga sangat tahan terhadap kekeringan dan tidak mudah roboh. Daun lengkeng termasuk daun majemuk, tiap tangkai memiliki tiga sampai enam pasang daun. Bentuknya bulat panjang dan ujungnya agak runcing. Kuncup daunnya berwarna kuning kehijauan, tetapi ada pula yang berwarna merah. Perbungaan umumnya di ujung (flos terminalis), 4-80 cm panjangnya, lebat dengan bulu-bulu kempa, bentuk payung menggarpu (malai). Mahkota bunga lima helai, warna bunga lengkeng kuning muda atau putih kekuningan, ukurannya sangat kecil sehingga hanya dapat diamati secara jelas bila memakai alat pembesar (Sunanto,1990) Lengkeng (Dimocarpus longan) merupakan tanaman buah-buahan yang berasal dari daratan Asia Tenggara. Tanaman yang muncul di daratan China ini merupakan keluarga buah rambutan dan leci. Dalam bahasa Mandarin, lengkeng disebut ong ya guo atau long yan yang berarti mata naga. Sementara di Indonesia buah ini populer dengan sebutan mata kucing. Daging buahnya berbentuk bulat, commit berwarna to user putih bening, dan mengandung 4

12 banyak air. Di tengah daging buah terdapat biji berwarna hitam atau cokelat tua. Daging buah lengkeng mengandung banyak zat gizi yang penting untuk kesehatan dan kesegaran tubuh. Ada sukrosa, glukosa, protein (nabati), lemak, vitamin A, vitamin B, asam tartarik, dan senyawa fitokimia (kimia tumbuhan) lain yang berguna bagi kesehatan (Anonim, 2008). Sebagian ahli botani tanaman lengkeng merupakan kerabat dekat rambutan dan leci yang berasal dari India (Usman,2004). Namun, pendapat tersebut disanggah oleh Direktorat Perbenihan Dan Sarana Produksi (2008) yang menyatakan bahwa lengkeng termasuk familia Sapindaceae yang merupakan tanaman keras yang berasal dari daratan rendah Asia ( China, Vietnam, Thailand). Ada beberapa jenis dan asal lengkeng, Dimocarpus L. Sebagi berikut: 1. Ssp. Longan var.longan. longan (Inggris), lengkeng (Indonesia, Malaysia), Lam yai pa (Thailand) berasal dari wilayah pegunungan di Myanmar hingga tiongkok selatan. Kini dibudidayakan secara meluas hingga ke Taiwan, Thailand, Indonesia, Australia (Queenslan) dan Amerika Serikat (Florida). 2. Ssp. Longan var.longepetiolatus dari viatnam selatan. 3. Var. Longan var. Obtusus, lamyai khiaver, lamyai tao (Thailand) dari Indocina dan dibudidayakan di Thailand. 4. Ssp. Malesianus var. Malesianus, mata kucing (Mata kucing), medaru, medano, bedaro (Sumatra) iahu (Kaltim), isau, sau, kakus (Serawak) menyebar di Indocina dan Malaysia. 5. Ssp. Malesianus var. Echinatus, dari Kalimantan dan Filipina. ( Verheij dan Coronel,1997) Tanaman lengkeng di Indonesia dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut : 1. Lengkeng lokal Jenis lengkeng lokal di Indonesia antara lain adalah lengkeng batu atau lengkeng kopyor atau lengkeng Ambarawa dan lengkeng Bantul kekurangan lengkeng jenis commit lokal yang to user masih menjadi kendala yaitu umur

13 berbuahnya yang masih relatif lama (12 14 tahun). Kedepannya diharapkan lengkeng jenis lokal dapat menjadi varietas unggul dan berkembang menjadi sumber pendapatan agribisnis yang dapat diandalkan. Lengkeng Batu/Pringsurat merupakan lengkeng yang pertama-tama dikembangkan di Indonesia. Lengkeng Pringsurat telah dilepas dengan nama varietas Batu pada tahun Lengkeng jenis ini banyak ditemukan di daerah Temanggung dan Ambarawa. Lengkeng batu merupakan lengkeng jenis lokal yang termasuk varietas unggul. Buahnya berbentuk bulat dengan berat 5 6 gram per buah. Kulit buahnya halus, tipis dan berwarna cokelat. Daging buahnya berwarna bening, mudah terlepas dari bijinya, dan cukup tebal (sekitar 0,7 cm). Tinggi tanaman bisa mencapai 15 meter. Jika ditanam diatas lahan, satu pohon lengkeng bisa usia produktif atau berumur 12 tahun, bisa menghasilkan 350 kg buah lengkeng segar per tahun. Lengkeng kopyor mempunyai warna kulit buah berwarna cokelat kekuningan, daging buahnya tipis sulit dilepaskan dari bijinya dan buahnya bergerombol pada malai seperti anggur. 2. Lengkeng impor Lengkeng jenis impor mempunyai banyak keunggulan dibandingkan lengkeng jenis lokal, seperti daging buahnya lebih tebal, rasanya lebih manis, ukurannya lebih besar dan waktu berbuahnya relatif lebih cepat, berikut beberapa jenis lengkeng impor : a. Lengkeng pingpong Lengkeng jenis ini mempunyai tajuk dan daun yang unik, dahannya cenderung memanjang, lentur dan menjulur kesegala arah. Daun berwarna hijau tua dan berukuran kecil menggulung kebawah. Ukuran buah jumbo lebih besar dari lengkeng diamond river. Disebut lengkeng pingpong karena ukurannya yang seperti bola tenis meja. Kulit buahnya berwarna cokelat cerah dengan semburat merah muda di bagian pangkal buah. Buahnya memiliki aroma yang khas, buahnya cukup tebal, kulit buahnya tipis dan kering atau tidak berair saat dikupas. Lengkeng jenis commit ini dapat to user berbuah saat umur 8 12 bulan untuk

14 lengkeng dari perbanyakan vegetatif dan untuk tanaman yang berasal dari perbanyakan generatif berbuah saat berumur 2 3 tahun. Kelemahan dari kelengkeng jenis ini yaitu produktivitas tanaman yang rendah. b. Lengkeng diamond river Lengkeng diamond river merupakan lengkeng yang berasal dari Cina dan banyak dibudidayakan di Malaysia. Mengenali lengkeng ini cukup mudah, yaitu daunnya berwarna hijau cerah, lebar dan tepinya bergelombang. Tanaman ini memiliki sosok yang cenderung melebar kesamping dari pada tumbuh keatas. Tajuk yang kompak membuat diamond river paling disukai pembudidaya untuk ditanam didalam pot. Sementara itu,daging buahnya relatif tebal dan berair saat dikupas. Lengkeng ini bisa berbuah saat berumur 8-12 bulan untuk lengkeng hasil perbanyakan vegetatif dan 2 3 tahun untuk lengkeng hasil perbanyakan generatif ( berasal dari biji). c. Lengkeng itoh Lengkeng itoh yang merupakan hasil penyambungan diamond river dengan lengkeng dari Thailand ini, sepintas penampilan mirip diamond river dengan daun lebar dan bergelombnag. Kualitas buah paling unggul dibandingkan dengan lengkeng jenis lain. Daging buah tebal, manis kering dan berbiji tebal. Lengkeng itoh hasil cangkokan bisa berbuah saat berumur 2 tahun atau 7 10 bulan setelah tanam dari bibit berumur 6 bulan (Usman, 2004). Tanaman Lengkeng dapat tumbuh dan berproduksi baik di daerah yang mempunyai ketinggian meter diatas permukaan laut. Oleh karenanya di Pulau Jawa banyak diusahakan orang didaerah daerah seperti Ambarawa, Temanggung, Wonosobo, Malang Selatan dan sebagainya. Lengkeng dapat tumbuh baik di daerah daerah yang mempunyai tipe iklim B (basah), tipe iklim C (agak basah), tipe iklim D atau sedang (Sunanto, 1990). Kondisi suhu ideal bagi pertumbuhan lengkeng yaitu C pada siang hari dan C pada malam commit hari. to user Pada kisaran suhu tersebut tanaman

15 lengkeng bisa berbunga dan berbuah. Sebaliknya, jika suhu pada malam hari melewati kisaran optimal, tanaman tidak bisa berbunga. Meskipun demikian, lengkeng dapat beradaptasi dan hidup pada kondisi suhu yang ekstrem sangat dingin, yaitu kurang dari 0 0 C atau pada suhu tinggi hingga 35 o C. Kelembaban udara ideal bagi lengkeng adalah 65-90% dan curah hujan mm/tahun. Bunga tanaman lengkeng sensitif terhadap curah hujan. Curah hujan terlalu tinggi bisa mengakibatkan bunga rontok, sehingga lengkeng tidak dapat berproduksi optimal (Usman, 2004). Lengkeng dapat tumbuh baik di daerah-daerah yang tanahnya bertekstur halus dengan ph antara 5,5-6,5. Tanah yang bertekstur halus biasanya adalah tanah yang sebagian besar terdiri dari debu dan lempung atau tanah-tanah yang tidak berpasir, misal tanah-tanah andosol, vertisol, latosol, atau laterit dan sebagainya (Sunanto, 2004). Lengkeng hidup baik ditanah lempung yang berpasir dan mengandung kapur. Tanah lempung memiliki ciri berwarna kelabu hingga kecoklatan dan bertekstur liat atau liat berpasir. Jenis tanah lain yang baik bagi pertumbuhan lengkeng adalah tanah andosol yang umumnya terdapat di dataran tinggi. Tanah andosol memiliki ketebalan solum 1,0-2,25 m, berwarna hitam sampai kelabu atau cokelat tua, struktur remah dan memiliki ph 5,0-7,0. Jenis tanah latosol juga sesuai untuk tanaman lengkeng. Jenis tanah ini tersebar didataran rendah hingga dataran tinggi. Tanah latosol memiliki solum setebal 1,3-5,0, berwarna merah hingga cokelat atau kekuningan dengan ph 4,5-6,5. Pada dasarnya lengkeng membutuhkan tanah yang subur dan banyak mengandung zat organik. Keasaman tanah yang ideal bagi lengkeng berkisar 5,5-6,5 serta memiliki aerasi dan drainase yang baik. Tanah yang becek kurang disukai lengkeng karena dapat menyebabkan akar tanaman busuk (Usman, 2004). B. Teknik perbanyakan tanaman secara okulasi Cara perbanyakan tanaman secara vegetatif lebih sering digunakan karena bibit yang dihasilkan memiliki sifat yang sama dengan sifat induknya dan tanaman lebih cepat berbuah commit dibandingkan to user bibit yang berasal dari biji.

16 Okulasi sering disebut juga dengan menempel, oculatie (belanda) atau budding (inggris). Oculus artinya mata, sedangkan bud artinya tunas yang dalam bahasa Indonesia disebut mata tunas. Okulasi atau penempelan ini adalah mempersatukan dua sifat baik tanaman yang berakar kuat serta tumbuh subur dapat disatukan dengan tanaman yang buahnya bermutu tinggi. Okulasi dilakukan pada tanaman yang mempunyai perakaran yang baik dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit dipadukan dengan tanaman yang mempunyai rasa buah yang lezat, tetapi mempunyai perakaran yang kurang baik. Tanaman yang mempunyai perakaran yang baik digunakan sebagai batang bawah yang akan ditempeli (batang bawah). Pengaruh batang bawah terhadap batang atas kemungkinan nampak pada besarnya buah, warna, ketebalan kulit, kandungan cairan, rasa dan aroma buah, waktu pembungaan atau pembuahan serta menambah ketahanan terhadap hama penyakit (Wudiyanto, 2002). Okulasi merupakan cara penyambungan satu mata tunas sebagai entres (batang atas) dengan batang bawah pada tanaman sejenis (sefamili). Bibit okulasi dapat berbuah mulai umur 3 tahun. Tahapan-tahap penyiapan bibit okulasi adalah sebagai berikut : 1. Persiapan alat dan bahan - Bahan tanaman berupa bibit batang bawah berumur 8-12 bulan, mata tunas dari cabang yang tumbuhnya tegak ataupun agak condong, pisau okulasi, tali pengikat, dan sarana penunjang lainnya. 2. Tata cara pengokulasian - Batang bawah dibersihkan di lahan persemaian ataupun dalam polybag dengan menggunakan kain lap. - Batang bawah diiris pada kulit kira-kira cm dari permukaan tanah dengan ukuran irisan (sayatan) 3-5 cm. Kulit hasil irisan dikelupas ke bawah, lalu dipotong dua per tiga bagian. - Cabang yang mempunyai mata dipilih, kemudian mata disayat dengan menyertakan sedikit kayunya. Ukuran sayatan entres 2 cm di atas dan di bawah mata, lalu kayunya dilepaskan secara hati-hati.

17 - Mata entres ditempelkan pada sayatan batang bawah hingga pas. - Bidang tempelan (okulasi) diikat dengan tali plastik atau rafia dimulai dari atas ke bawah dengan tidak menutup mata okulasi. 3. Pemeliharaan pasca okulasi - Pemeriksaan mata okulasi sekitar hari sejak pengokulasian. Apabila mata berwarna hijau, berarti penyambungan tersebut berhasil. Sebaliknya, bila mata berwarna coklat dan kering, berarti okulasi gagal. - Ujung batang bawah dipotong dengan ketinggian cm tepat di atas bidang okulasi apabila tunas entres telah mencapai cm. - Tunas-tunas yang tumbuh di bawah mata (tunas) okulasi dipangkas dengan pisau maupun tangan. - Bibit okulasi disemaikan ke polybag atau keranjang bambu yang diameternya cukup lebar sesuai dengan ukuran bibit. Sebagian tanah disertakan pada saat pemindahan agar letak akar tidak berubah (Rukmana, 1999).

18

19 III. TATALAKSANA PELAKSANAAN A. Tempat Dan Waktu Pelaksanaan 1. Tempat Pelaksanaan Magang Pelaksanaan magang dilaksanakan di Kebun Bibit Hortikultura Tejomantri Wonorejo Polokarto Sukoharjo. 2. Waktu Pelaksanaan Magang Magang ini dilaksanakan pada Tanggal 7 Februari 7 Maret B. Cara Pelaksanaan Adapun Metode yang digunakan dalam pelaksanaan magang ini yaitu : 1. Metode Dasar Metode dasar yang digunakan dalam penyusunan laporan adalah metode Deskriptif Analitik, yaitu metode penerapan permasalahan sehingga memusatkan perhatian pada permasalahan yang ada pada masa sekarang dan bertitik tolak dari data yang dikumpulkan, dianalisis dan disimpulkan dalam konteks teori teori yang ada dan dari penelitian terdahulu. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui teknik wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang sudah dipersiapkan dan dengan pencatatan yaitu mencatat data data yang diperlukan dari sumber yang dapat dipercaya. 3. Metode Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis dengan menggunakan tabulasi representatif yaitu dengan menganalisa data yang telah terkumpul dengan analisis kualitatif. Pada kasus kasus tertentu mahasiswa dapat pula menjelaskan secara lebih mendalam berdasarkan teori-teori atau keterangan yang relevan.

20 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Selayang Pandang KBH Tejomantri Keberadaan Kebun Benih Hortikultura Tejomantri bermula dari tanah kas desa Wonorejo yang dibuat menjadi kebun oleh masyarakat setempat. Kebun tersebut terbengkalai tidak dipelihara dengan baik sehingga tanah pada kebun tersebut menjadi kritis dan tandus. Keadaan tanah tersebut membuat tanaman pada lahan dikebun pertumbuhannya kurang baik sehingga secara ekonomis lahan tersebut tidak menguntungkan. Tanah kemudian dipinjam oleh Dinas Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta pada 1953 sampai dengan tahun 1958 untuk diupayakan rehabilitasi (tanpa ada sewa menyewa). Tahun 1958, tanah beserta isinya dikembalikan ke Desa Wonorejo, namun karena Desa Wonorejo tidak mampu memelihara dan mengelola kebun tersebut dengan baik, akhirnya tanah tersebut dijual kepada Kebun Dinas Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta. Tanaman yang dipelihara diantaranya cengkih, randu, kelapa, jeruk dan lain-lain. Mulai tahun 1971, status tanah berubah menjadi Kebun Benih Hortikultura. Nama Tejomantri merupakan nama Pimpinan Kebun /Mantri Tani yaitu Bapak Sunarto yang sama dengan tokoh pewayangan Togog alias Tejomantri. Tokoh wayang Togog alias Tejomantri merupakan pamong bangsa Kurawa yang berkarakter fisik serba jelek seperti kondisi kebun benih saat itu. Berkat ketekunan dan keuletan bapak Sunarto, sebagai pamong yang dibantu oleh staf kebun, sedikit demi sedikit kondisi kebun benih dibenahi dan dibangun sehingga menjadi baik. Pengolahan Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kewedanan Bekonang, Kabupaten Sukoharjo dari tahun 1958 sampai tahun 1985 dilakukan oleh Dinas Pertanian Rakyat Wilayah Surakarta. Namun sejak tahun 1986 Kebun Benih Hortikultura Tejomantri commit diserahkan to user ke Dinas Pertanian Tanaman 13

21 Pangan Kabupaten Sukoharjo. Kemudian sejak April 1986 pengelola kebun Benih Hortikultura Tejomantri dipindahkan kepada UPTD Wilayah Surakarta di bawah Dinas Tanaman Pangan Provinsi Jawa Tengah yang berkembang menjadi Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta di Tegalgondo. Fungsi dari KBH Tejomantri sendiri sebagai pelaksana teknis pembibitan tanaman adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu sarana Pengali Anggaran Daerah (PAD) Sukoharjo. 2. Penyedia lapangan pekerjaan sekitar. 3. Sebagai penyedia sekaligus produsen bibit bermutu. 4. Sebagai sarana pendidikan. 5. Sebagai penyedia lahan demonstrasi pertanian. Kebun Bibit Hortikultura Tejomantri merupakan kebun produksi tanaman hortikultura terutama tanaman tahunan dan tanaman hias. Produksi bibit di KBH Tejomantri lebih diintensitaskan pada bibit tanaman mangga. Fungsinya sebagai kebun KBH Tejomantri juga memproduksi bibit tanaman hias dan tahunan lainnya baik tanaman yang berasal dari hasil vegetatif ataupun generatif. Bibit tanaman yang diproduksi antara lain : melinjo, legkeng, durian, rambutan (tanaman buah) untuk tanaman hias antara lain: palem, euphorbia, adenium, walisota, anthurium, aglonema, sameo, puring dll. Selain itu KBH Tejomantri juga menyediakan untuk tanaman penghijauan yaitu jati, mahoni, binahong, gabon. 2. Keadaan KBH Tejomantri a. Keadaan geografis Kebun Benih Hortikultura Tejomantri di Desa Wonorejo, Kecamatan Polokarto, Kabupaten Sukoharjo berada pada jarak 2 km dari jalan raya Bekonang. Daerah Kebun Benih Hortikultura Tejomantri termasuk daerah dataran dengan batas-batas sebagai berikut : 1) Sebelah timur : Dukuh Kersan, Desa Jatisobo 2) Sebelah selatan : Tanaman commit persawahan to user Desa Wonorejo

22 3) Sebelah barat : Tanaman persawahan Desa Wonorejo 4) Sebelah utara : Dukuh Winong, Desa Kragilan, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo b. Topografi Kebun Benih Hortikultura Tejomantri mempunyai keadaan tanah yang mendatar sedikit bergelombang dan berwarna coklat dengan struktur tanah yang subur dan gembur. Daerah Kebun Benih Hortikultura Tejomantri terletak di dataran rendah dengan sifat tanah sebagai berikut : 1) Jenis tanah : Regosol 2) Struktur tanah : Lempung berpasir 3) Tekstur tanah : Coklat 4) Reaksi tanah : Agak asam 5) ph : 6 7 6) Aerasi : Sedang 7) Kesuburan : Sedang c. Keadaan tanah Tanah di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri merupakan jenis tanah regosol dengan ph dan mempunyai struktur tanah lepaslepas. Tanah regosol bertekstur pasir, seperti tanah di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri, memiliki perkapabilitas lebih cepat dan porositas lebih besar dibandingkan dengan jenis tanah yang lainnya. Tanah regosol di Kebun Benih Hortikultura Tejomantri berwarna kelabu coklat atau coklat kuning sampai keputihan. Tanah berstruktur lapis atau butir tunggal dengan tekstur pasir sampai lempung berdebu, kepadatan lepas atau teguh dan keras. d. Kondisi Iklim Berdasarkan data curah hujan yang diperoleh dari Dinas Perairan Kecamatan Polokarto selama 10 tahun terakhir maka tipe iklim Kebun Benih Hortikultura Tejomantri termasuk tipe iklim C atau agak basah, yaitu dengan kelembaban udara 65-90% dan curah hujan mm/tahun.

23 e. Luas Areal Luas Kebun Benih Hortikultura Tejomantri seluruhnya adalah 14,756 m 2 (Gambar Denah Pada Lampiran 1). Mulai tahun 1996 Kebun Benih Hortikultura Tejomantri sepenuhnya dikelola oleh Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura Wilayah Surakarta dan Tegalgondo. Struktur organisasi kepegawaian dapat dilihat pada skema gambar di bawah ini : PIMPINAN KBH TEJOMANTRI SEKSI ADMINISTRASI SEKSI PERANCANAAN DAN PPERKEMBANGAN TEKNOLOGI SEKSI PRODUKSI SEKSI PEMASARAN Gambar 1. Skema Struktur Organisasi KBH Tejomantri. B. Pembahasan Dari hasil kegiatan magang yang dilakukan ada beberapa urutan kegiatan yang dilakukan untuk melaksanakan praktek kegiatan okulasi tanaman lengkeng adalah sebagai berikut :

24 1. Penyemaian Bibit Penyemaian bibit pada KBH Tejomantri biasanya menggunakan jenis tanaman lengkeng jenis lokal, untuk kesempatan kali ini yang digunakan sebagai batang bawah yaitu varietas batu. Pemilihan lengkeng batu sebagai batang bawah adalah karena merupakan lengkeng jenis lokal maka daya adaptasi terhadap lingkungan tinggi, sehingga sistem perakaran tanaman lebih kuat. Lengkeng Batu/Pringsurat merupakan lengkeng yang pertama-tama dikembangkan di Indonesia. Lengkeng Pringsurat telah dilepas dengan nama varietas Batu pada tahun Lengkeng jenis ini banyak ditemukan di daerah Temanggung dan Ambarawa. Biji agak kecil, rasa buah manis, mudah mengelupas (nglotok) dan beraroma harum. Selain itu lengkeng batu merupakan lengkeng lokal dengan varietas unggul dari lengkeng jenis lokal lainnya. Tahap penyemaian diawali dari Persiapan lahan semai, pada KBH Tejomantri dimulai dengan memilih lahan. Lahan yang dipilih untuk penyemaian adalah lahan yang subur, gembur dan mendapat penyinaran yang baik. Sebelum ditanami tanah diolah dahulu dengan mencangkul kurang lebih sedalam 15 cm, kemudian dicampur dengan pupuk kandang dan pasir dengan perbandingan antara pupuk kandang dan pasir 1 : 1 untuk membantu aerasi dan drainase tanah, setelah pencampuran selesai lahan disiram dengan air secukupya dan diratakan. Luas lahan semai disesuaikan dengan banyaknya benih yang disemai. Benih yang sudah siap tanam ditanam pada lahan yang sudah disiapkan atau dideder (diperam). Lahan semai harus dijaga kelembabannya agar pertumbuhan dengan baik. Biji lengkeng yang dijadikan bibit harus dipilih dari buah yang benar benar masak dan berasal dari indukan yang kuat, pertumbuhannya subur, buahnya lebat dan unggul. Biji harus utuh tidak cacat, kulitnya licin dan mengkilat, mudah dikelothok dan rasanya manis. Biji lengkeng yang akan disemai harus dipisahkan dari daging buahnya, biji tidak terkena hama atau penyakit dan mulus. Biji lengkeng yang siap disemai harus dikeringkan dahulu commit dengan to user cara diangin anginkan. Biji - biji

25 tersebut tidak boleh dijemur pada sinar matahari untuk menghindari penguapan kandungan air pada biji yang berlebihan (Sunanto, 1990). Biji yang mempunyai vigor dan viabiliatasnya baik dalam jangka waktu seminggu benih sudah berkecambah. Perawatan kecambah dilakukan dengan penyiramannya yang teratur dan penyiangan gulma disekitar lahan penyemaian. Benih yang tumbuh menjadi bibit setelah berumur 4 bulan atau sudah mulai berkayu bibit dipindahkan kelahan yang lebih luas agar mendapatkan hara dan nutrisi makanan yang cukup untuk pertumbuhan tanaman dengan jarak tanam 25cm x 25cm. Bibit yang siap diokulasi ciri cirinya sudah berkayu dan ukuran batang sudah sebesar pensil atau sekitar umur 8 12 bulan. 2. Pemilihan mata tunas Keberhasilan dari perbanyakan vegetatif, terutama okulasi, ditentukan oleh mata tempel yang baik. Mata tempel harus diambil dari pohon induk yang sudah jelas kualitasnya atau keunggulannya. Pada teknik okulasi, mata tunas (mata tempel) harus diambil dari tanaman yang memiliki pertumbuhan yang baik, sehat serta cukup umur untuk diambil sebagai mata entres, mata tunas diambil dari cabang yang tumbuh keatas (tunas air) dan Pengambilan mata tempel tidak saat batang sedang tumbuh tunas. Selain itu pemilihan mata tunas yang akan digunakan sebagai batang atas harus dipilih batang yang sudah pernah berbuah, bentuknya silindris dan tumbuh tegak lurus. Pemilihan ini bertujuan agar hasil okulasi cepat berbuah dan pertumbuhan batang yang diokulasi tumbuh keatas. Mata tunas yang digunakan dalam praktek okulasi di KBH Tejomantri yaitu lengkeng jenis diamond river. Pemilihan lengkeng varietas ini karena daging buahnya yang tebal dan umur berbuahnya relatif cepat yaitu 8 12 bulan setelah pengokulasian dan produktivitas tanaman lebih tinggi dibanding lengkeng pingpong. Selain itu lengkeng diamond river paling dicari oleh konsumen karena tajuknya yang kompak membuat tanaman lengkeng ini terlihat menarik dan banyak digunakan sebagai tabulampot untuk menghias commit taman to atau user beranda rumah.

26 3. Pelaksanaan okulasi KBH Tejomantri adalah kebun produksi bibit tanaman, selain memproduksi bibit dari biji atau zailing juga memproduksi bibit yang berasal dari perbanyakan vegetatif seperti cangkok, okulasi dan sambung pucuk. Namun, yang sering dilakukan adalah dengan teknik okulasi. Teknik okulasi yang dilakukan di KBH Tejomantri adalah metode tempel segiempat atau teknik jendela dan metode tempel lidah atau fokert. Metode tempel segiempat yaitu dengan menempelkan mata tunas pada batang bawah dengan masih terdapat kulit kayu sekitar mata tunas yang dibentuk segiempat, sedangkan metode lidah atau fokert ujung sayatan lidah dibuat setengah lingkaran untuk menjepit mata tunas. Peralatan yang akan digunakan untuk okulasi sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu atau disterilkan untuk mengurangi terjadinya kontaminasi jamur, bakteri atau organisme lain yang menyebabkan kegagalan pada tanaman yang diokulasi. pisau yang digunakan untuk membuat sayatan pada batang yang diokulasi harus tajam dan diusahakan hanya sekali proses sayatan untuk mengurangi cacat pada tanaman yang dapat menghambat penyatuan tempelan. Tanaman lengkeng dapat dilakukan okulasi setelah umur lebih kurang 8 12 bulan dari bibit zailing atau batang tanaman sudah sebesar pensil. Langkah langkah dalam pelaksanaan okulasi dapat dipaparkan sebagai berikut : 1. Batang bawah disayat, berukuran lebar 1 cm panjang 2-4 cm kemudian diambil kulit kayu pada bagian yang disayat.

27 Gambar 2. Sayatan Batang Bawah 2. Mata tunas (entres) pada cabang disayat bersama sebagian kulit kayunya dari arah bawah keatas sesuai ukuran sayatan batang bawah. Gambar 3. Pengambilan Mata Tunas 3. Mata tunas (entres) ditempelkan pada celah sayatan batang bawah hingga benar-benar menyatu. Gambar 4. Penempelan Mata Tunas Pada Batang Bawah 4. Pada bidang tempelan (okulasi) dibalut dengan plastik bersih mulai dari tempelan bawah sampai keatas dan berakhir dibawah lagi.

28 Gambar 5. Pembalutan Mata Tunas Dengan Plastik Gambar 6. Batang Yang Telah Selesai Diokulasi 5. Pada umur 4-6 minggu setelah penempelan pembalut plastik dapat dibuka untuk mengetahui keberhasilannya. Gambar 7. Tanaman Lengkeng Yang Berhasil Diokulasi Sayatan batang atas atau mata tempel disesuaikan dengan batang bawah yang disayat agar terjadi commit kompabilitas to user yang baik, pada penempelan

29 harus dipastikan tempelan bagian atas benar benar menempel rapat karena pada bagian tersebut merupakan tempat datangnya aliran makanan hasil fotosintesis semakin banyak aliran makanan yang didapat maka proses pertunasan batang akan lebih cepat. Mata okulasi yang telah ditempel ditali dengan teknik genting yaitu ditali dari bawah keatas, tujuannya adalah agar air tidak masuk pada mata tempel yang menyebabkan busuk pada tempelan. Ikatan tidak boleh terlalu kencang dan terlalu longgar jika terlalu terlalu kencang maka antara sambungan dapat tercekik dan jika terlalu longgar maka dapat dimungkinkan masuknya air dan angin yang dapat menyebabkan okulasi busuk. Waktu okulasi yang diperlukan oleh tanaman lengkeng untuk terjadi persenyawaan antara batang atas dan batang bawah kurang lebih 4-6 minggu. Apabila mata tempel menyatu dan berwarna hijau segar berarti okulasi berhasil, namun bila berwarna coklat sampai hitam dan kering berarti penempelan gagal. Batang yang berhasil diokulasi dan pada mata tempel tumbuh tunas maka batang pohon induk atau batang bawah yang tumbuh diatas tunas tempelan dipotong sebagian atau dibengkokan untuk menyisakan sebagian daunnya guna membantu suplai makanan pada tunas baru pada hasil tempelan. Tunas baru pada tempelan yang sudah tumbuh cukup daun menunjukan sudah mampu untuk melakukan fotosintesis sendiri sehingga sebagian batang dari batang bawah yang tersisa sudah bisa dihilangkan sepenuhnya. Pelaksanaan okulasi sangat baik dilakukan pada bulan September Oktober (akhir musim kemarau) karena jika musim penghujan, terlalu banyak air menyebabkan okulasi membusuk, timbul bakteri, dan tumbuh jamur. 4. Pemeliharaan Pemeliharaan terhadap mata tunas yang telah tumbuh antara lain yaitu memberi ajir pada tanaman lengkeng untuk mengikat mata tunas yang telah tumbuh agar tumbuh lurus keatas, memotong tunas tunas lain yang tumbuh disekitar mata tempel supaya tidak terjadi persaingan suplai makanan yang dapat menghambat pertumbuhan tunas hasil okulasi.

30 Penyiangan juga dilakukan pada lingkungan sekitar tanaman tumbuh terutama pada awal pertumbuhan dengan menyiang gulma yang tumbuh disekitar tanaman yang dapat menimbulkan kompetisi dalam mendapatkan makanan dan hara pada tanaman lengkeng. Penyiraman pada tanaman dilakukan jika perlukan saja untuk menjaga kelebaban lingkungan. Pemupukan dilakukan 2 kali dalam setahun yaitu pada awal tanam dan menjelang musim berbuah, pupuk yang digunakan NPK (15: 15 :15). Pemberian pupuk pada masing masing tanaman 20gram per tanaman atau kurang lebih satu sendok makan, jarak pemberian pupuk pada tanaman kurang lebih cm dari daerah perakaran tanaman. Untuk pestisida pengendalian hama penyakit tanaman digunakan seperlunya saja jika tanaman terkena penyakit dan terserang hama. Tanaman lengkeng hasil okulasi yang telah berumur satu tahun yang ditanam dilahan dipindahkan pada polybag polybag besar dengan sistem transplansi atau muter. Cara pelaksanaan transplansi dilakukan dengan menggunakan linggis dan cangkul, tanaman yang akan dipindah digali sedalam perakaran tunggang tanaman, dengan masih menyisakan sebagian tanah yang masih terikat pada perakaran. Jika tanah terlalu remah maka sebelum dipindah dari lahan tanah yang berada disekitar perakaran diikat dengan tali supaya tanah tidak pecah. Pohon yang telah dirolling kemudian dimasukan kedalam polybag yang sudah diisi sebagian media baru, setelah pohon dimasukan dalam polybag ratakan bagian yang kosong dengan media baru dan dipadatkan supaya tanaman tegak berdiri dan tidak goyang. Pohon lengkeng yang sudah di transplansi menunjukan tanaman sudah siap jual. Pemasaran yang dilakukan di KBH Tejomantri dilakukan pada konsumen yang datang dikebun langsung dan melalui pemesanan. Di KBH Tejomantri menjual bibit secara eceran dan partai besar, untuk dalam partai besar biasanya dilakukan pemesanan terlebih dahulu. Di KBH Tejomantri merupakan kebun spesialis tanaman mangga sehingga untuk pesanan tanaman lengkeng commit dalam to user jumlah besar belum bisa memenuhi

31 sendiri, untuk itu pihak KBH Tejomantri bekerja sama dengan nursery lain untuk memenuhi permintaan lengkeng dalam jumlah besar. Faktor lain yang menyebabkan KBH Tejomantri belum dapat mengembangkan lengkeng secara okulasi maupun perbanyakan vegetatif lainya disebabkan belum mempunyai indukan determedier yang baik. Inovasi yang dilakukan oleh pihak KBH Tejomantri adalah membuat tanaman multi varietas dengan membuat satu tanaman dengan memiliki 2 jenis varietas sehingga memberi nilai ekonomis lebih tinggi pada tanaman. C. Analisis Usaha Tani Berikut ini adalah analisis perbanyakan tanaman lengkeng dengan okulasi dengan luasan 1000 m 2 (dalam 2 tahun) di KBH Tejomantri adalah sebagai berikut : 1. Biaya Produksi a. Biaya Tetap 1) Cangkul 2 Rp ,- Rp ,- 2) Pisau okulasi 3 Rp ,- Rp ,- 3) Gunting 2 Rp ,- Rp ,- 4) Linggis 1 Rp ,- Rp ,- 5) Ember Besar 2 Rp ,- Rp ,- Total biaya tetap Rp ,- b. Biaya variabel 1) Biaya Sarana Produksi a) Biji lengkeng 1000 Rp. 100,- Rp ,- b) Mata tempel 1000 Rp c) Pupuk Pupuk kandang 25 Rp ,- Rp ,- NPK 20 Rp. 8500,- Rp ,- d) Plastik okulasi ½ Rp ,- Rp ,- e) Polybag besar Rp ,- Total biaya sarana produksi Rp ,-

32 2) Biaya Tenaga Kerja a) Pengolahan tanah 1 orang x 1 HOK Rp ,- Rp ,- b) Penanaman 2 orang x 1 HOK Rp Rp ,- c) Penyiangan 3 orang x 1 HOK Rp Rp ,- d) Pemupukan 3 orang x 1 HOK Rp Rp ,- e) Okulasi 1 orang x 4 HOK Rp Rp ,- f) Transplansi 1 orang x 7 HOK Rp Rp ,- Total biaya tenaga kerja Rp ,- 3) Biaya lain-lain Rp Total biaya variable Rp ,- Total Biaya Produksi Rp ,- 2. Produksi dan Keuntungan Produksi bibit lengkeng dari 1000 bibit yang diokulasi persentase kegagalan 3% sehingga dihasilkan bibit siap jual sebanyak 970 tanaman dengan harga jual pertanaman Rp ,-. Banyaknya penerimaan dan keuntungan dapat diketahui sebagai berikut : Penerimaan = Harga jual x Jumlah produksi = x 970 = Rp Keuntungan = Penerimaan Biaya total = = Rp Perbandingan Antara Penerimaan dan Biaya R/C Ratio (Revenue Cost Ratio) merupakan ukuran perbandingan antara penerimaan dengan biaya operasional. R/C Ratio dihitung untuk menentukan kelayakan suatu usaha. R/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini layak untuk dijalankan. Rumus R/C Ratio adalah total penerimaan dibagi total biaya produksi. Sehingga R/C Ratio dari perbanyakan lengkeng di KBH Tejomantri adalah sebagai berikut : jumlah penerimaan R/CRatio= total biaya

33 = Ƽ. 䦠 enen.enenen. en.enenen = 3,9 Hal ini berarti bahwa setiap pengeluaran Rp ,- akan diperoleh penerimaan sebesar Rp ,-. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah usaha perbanyakan lengkeng secara okulasi layak dijalankan dan menguntungkan secara ekonomis. 4. Analisis Titik Impas (Break Event Point / BEP ) Analisis titik impas pulang modal / Break Event Point (BEP) adalah suatu kondisi yang menggambarkan hasil usaha tani yang diperoleh sama dengan modal yang dikeluarkan. Dalam kondisi seperti ini usaha tani yang dihasilkan tidak menghasilkan keuntungan tetapi juga tidak mengalami kerugian. Usaha perbanyakan lengkeng dikatakan tercapai titik impasnya bila harga jual tanaman sesuai dengan BEP harga atau produksi tanaman sesuai dengan BEP produksi. Biaya variabel perunit = ホ ント 0ga,Ǵ a,ǵ a,ǵr0ga,ǵ ホ ント ju r ú 0g 트a,Ǵ a,ǵma,ǵ = 쁈 泸.Ƽ Ƽ Ė.enenen Ƽ 䦠 en = Rp 2056,00- BEP (unit) = = ホ ント 0ga,Ǵ a,ǵ 트 j 트 a,ǵ a,ǵr a,ǵ úa,ǵu jrú 0g 트 ホ ント 0ga,Ǵ a,ǵ a,ǵr0ga,ǵ ホ ント ju jrú 0g 트 쁈 Ė.enenen 쁈 泸 en.enenen 쁈 enė = 61 unit Jadi artinya pihak KBH Tejomantri tidak mendapat untung atau rugi jika mampu menjual bibit okulasi lengkeng sebanyak 61 tanaman selama 2 tahun.

34 ホ ント 0ga,Ǵ a,ǵ트 j트a,ǵ BEP (rupiah) = 泸 䥐 䥐 = 쁈 Ė.enenen 泸. = Rp ,05- Artinya KBH Tejomantri tidak mendapat untung atau rugi jika penjualan bibit okulasi lengkeng selama 2 tahun Rp , Benefit Cost Ratio (B/C Ratio) Menurut Anonim (2010), B/C Ratio (Benefit Cost Ratio) biasanya digunakan untuk mengukur kelayakan suatu usaha tani dilihat dari keuntungan yang diperoleh yaitu dengan cara membandingkan antara keuntungan dengan total biaya yang dikeluarkan. B/C Ratio lebih dari satu maka usaha ini berarti untung dan layak untuk dijalankan. Rumus B/CRatio adalah keuntungan dibagi total biaya. Sehingga Rumus B/C Ratio adalah untuk usaha produksi bibit lengkeng okulasi sebagai berikut : B/C Ratio = Keuntungan Total Biaya = Rp Rp = 2,91 (B/C > 1 = untung) Artinya dari setiap modal Rp 1,00 yang dikeluarkan akan diperoleh hasil Rp 2,91. Jadi semakin tinggi B/C Ratio maka semakin tinggi pula keuntungan yang diperoleh. Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila nilai benefit cost (B/C Ratio) lebih dari 1. D. Identifikasi Masalah Dan Alternatif Solusinya Dari hasil kegiatan magang mahasiswa di KBH Tejomantri, penulis dapat mengidentikasi beberapa permasalahan yang terjadi di KBH Tejomantri, antara lain : a. Kondisi kepegawaian di KBH Tejomantri sangat minim baik karyawan kantor ataupun tenaga lapang sehingga perawatan kebun kurang terpelihara dengan baik. Solusinya adalah dengan penambahan karyawan

35 supaya kondisi kebun lebih terawat dan pemanfaatan kebun yang lebih optimal. b. Pembibitan tanaman lengkeng kurang diperhatikan, dikarenakan belum memiliki pohon indukan determedier untuk itu perlu solusinya adalah dengan melakukan perawatan pohon indukan lebih intensif untuk mendapatkan pohon induk yang berkualitas. c. KBH Tejomantri adalah badan milik pemerintah sehingga setiap tahun mempunyai target yang harus dipenuhi sesuai dengan anggaran yang telah ditetapkan. d. KBH Tejomantri adalah kebun spesialis tanaman mangga yang diprioritaskan, namun belakangan jumlah permintaan pasar terhadap bibit mangga sangat minim sehingga pendapatan kebun menjadi berkurang yang akibatnya gagal memenuhi target permintaan Dinas terkait. Solusinya adalah dengan mengembangkan jenis varietas tanaman lain yang menjadi objek pasar dan melakukan pelayanan plus yaitu jasa antar sampai dengan tanam pada konsumen untuk dapat meningkatkan pendapatan. e. Pohon lengkeng yang belum mendapatkan sertifikat dari BSPB menjadi kendala pengembangan perbanyakan bibit lengkeng di KBH Tejomantri karena pohon kurang mendapat perawatan yang intensif sehingga produktivitas pohon rendah dan terdapat serangan hama penyakit pada tanaman. Solusinya yaitu dengan melakukan perawatan intensif pada pohon indukan untuk mendapatkan mata tempel atau batang atas yang baik untuk pengembangan perbanyakan tanaman secara vegetatif. f. Jam kerja yang berlakukan hanya sampai pukul sangat kurang sepadan dengan upah yang diterima pekerja dan yang dibayarkan pada pekerja yang dibayar untuk 1 HOK, sehingga pekerja kurang menghargai waktu dan pekerjaan yang ada. Solusinya adalah dengan mengefektifkan jam kerja pekerja dengan pengawasan dari pihak kantor sehingga kinerja pekerja lebih terkontrol.

36 V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan 1. Mata tunas yang digunakan sebagai entres dalam okulasi lengkeng harus dari batang yang berkualitas baik, produksi tinggi serta tahan terhadap hama dan penyakit. Mata tunas sebaiknya dipilih dari batang pohon induk yang sudah pernah berbuah supaya batang hasil okulasi lebih cepat berbuah. 2. Pemilihan batang bawah diutamakan dari tanaman lokal yang mempunyai perakaran kuat dan produksi buahnya manis agar tidak mempengaruhi hasil okulasi batang atas. 3. Umur tanaman yang akan diokulasi mempengaruhi keberhasilan okulasi karena umur tanaman berpengaruh pada pembentukan jaringan kambium pada tanaman. Tanaman lengkeng siap diokulasi pada usia ± 1 tahun dari bibit zailing dengan ukuran batang sudah sebesar pensil. 4. Okulasi multivarietas pada satu tanaman dapat digunakaj sebagai salah satu alternatif untuk meningkatkan nilai ekonomi tanaman sehingga harga jual lebih tinggi dibanding lengkeng okulasi biasa. B. Saran 1. Pengembangan potensi kebun perlu dipikirkan agar pendapatan kebun meningkat seperti misalnya menjadikan kebun sebagai tempat rekreasi agrowisata untuk lebih mengenalkan masyarakat akan pentingnya tanaman. 2. Peningkatan inovasi lebih diintensitaskan lagi untuk meningkatkan nilai ekonomis tanaman dan meningkatkan pendapatan kebun tidak hanya lengkeng multivarietas tapi juga dapat membuat lengkeng dalam pot (tabulampot). 3. Memperluas wilayah pemasaran dan penggunaan teknologi dalam pemasaran untuk meningkatkan pendapatan dan mempromosikan lokasi kebun.

37 4. Pengembangan perbanyakan lengkeng okulasi lebih ditingkatkan sehingga dapat memenuhi permintaan pasar dan meningkatkan kemampuan kebun sebagai produsen bibit tanaman hortikultura.

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi

IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi IV. PEMBAHASAN A. Kondisi Umum Lokasi 1. Sejarah berdirinya Kebun Benih Hortikultura Tejomantri Berdirinya Kebun Benih Hortikultura Tejomantri berasal dari tanah kas Desa Wonorejo. Pada awalnya Kebun Benih

Lebih terperinci

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG)

(STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) PERBANYAKAN TANAMAN ANGGUR DENGAN STEKBUNG (STEK-SAMBUNG) SAMBUNG) Perbanyakan anggur yang banyak dilakukan adalah dengan stek batang/cabang Cabang/ranting yang digunakan adalah hasil dari pangkasan lanjutan/produksi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang 17 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang cukup lengkap untuk mempertahankan kesehatan tubuh. Komposisi zat-zat makanan yang terkandung dalam

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh cabang lagi kecil-kecil, cabang kecil ini ditumbuhi bulu-bulu akar yang sangat halus. Akar tunggang

Lebih terperinci

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. ) PENDAHULUAN Blimbing manis dikenal dalam bahasa latin dengan nama Averhoa carambola L. berasal dari keluarga Oralidaceae, marga Averhoa. Blimbing manis

Lebih terperinci

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA)

III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) III. METODOLOGI TUGAS AKHIR (TA) A. Tempat Pelaksanaan Kegiatan Tugas Akhir (TA) akan dilaksanakan pada lahan kosong yang bertempat di Dusun Selongisor RT 03 / RW 15, Desa Batur, Kecamatan Getasan, Kabupaten

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. B. Tujuan Penulisan BAB I PENDAHULUAN Peningkatan produksi karet yang optimal harus dimulai dengan pemilihan klon yang unggul, penggunaan bibit yang berkualitas sebagai batang bawah dan batang atas serta pemeliharaan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN BAB I PENDAHULUAN Beberapa program terkait pengembangan perkebunan kakao yang dicanangkan pemerintah adalah peremajaan perkebunan kakao yaitu dengan merehabilitasi tanaman kakao yang sudah tua, karena

Lebih terperinci

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA Dalam rangka meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi bawang merah, peran benih sebagai input produksi merupakan tumpuan utama

Lebih terperinci

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag Oleh : Tatok Hidayatul Rohman Cara Budidaya Cabe Cabe merupakan salah satu jenis tanaman yang saat ini banyak digunakan untuk bumbu masakan. Harga komoditas

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar

TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar xii TINJAUAN PUSTAKA Jeruk Besar Jeruk besar (Citrus grandis (L.) Osbeck) yang sering disebut pamelo berasal dari Asia Tenggara, yaitu Indonesia, India, Cina Selatan dan beberapa jenis berasal dari Florida,

Lebih terperinci

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian

Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Sambung Pucuk Pada Tanaman Durian Oleh : Elly Sarnis Pukesmawati, SP., MP GRAFTING atau ent, istilah asing yang sering didengar itu, pengertiannya ialah menggambungkan batang bawah dan batang atas dari

Lebih terperinci

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR 13 BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Pelaksanaan Tugas Akhir dilaksanakan di Dusun Kwojo Wetan, Desa Jembungan, Kecamatan Banyudono, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. B. Waktu Pelaksanaan

Lebih terperinci

Cara Menanam Cabe di Polybag

Cara Menanam Cabe di Polybag Cabe merupakan buah dan tumbuhan berasal dari anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis 16 TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Ada 2 tipe akar ubi jalar yaitu akar penyerap hara di dalam tanah dan akar lumbung atau umbi. Menurut Sonhaji (2007) akar penyerap hara berfungsi untuk menyerap unsur-unsur

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis Tanaman manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk famili Clusiaceae yang diperkirakan berasal dari Asia Tenggara khususnya di semenanjung Malaya, Myanmar, Thailand, Kamboja,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani tanaman karet Menurut Sianturi (2002), sistematika tanaman karet adalah sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Spermatophyta Subdivisio : Angiospermae Kelas : Dicotyledoneae

Lebih terperinci

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih BUDIDAYA SUKUN Sukun merupakan tanaman tropis sehingga hampir disemua daerah di Indonesia ini dapat tumbuh. Sukun dapat tumbuh di dataran rendah (0 m) hingga dataran tinggi (700 m dpl). Pertumbuhan optimal

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Manggis dan Syarat Tumbuh Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah berupa pohon yang banyak tumbuh secara alami pada hutan tropis di kawasan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bawang merah telah dikenal dan digunakan orang sejak beberapa ribu tahun yang lalu. Dalam peninggalan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN PUSTAKA Botani TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negaranegara bekas Uni Soviet, Cina,

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR

PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR PENGARUH PEMBERIAN URIN SAPI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN PAKCOY (Brassica rapa L.) TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Pertanian di Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH

TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH TEKNOLOGI SAMBUNG PUCUK PADA DUKU KUMPEH Oleh: Dr. Desi Hernita BPTP Jambi Duku Kumpeh memiliki rasa manis, legit, daging buah bening, tekstur daging kenyal, tidak berserat, dan hampir tidak berbiji. Rasa

Lebih terperinci

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI

BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT. Oleh: YULFINA HAYATI BUDIDAYA CABAI KERITING DALAM POT Oleh: YULFINA HAYATI PENDAHULUAN Tanaman cabai (Capsicum annum) dalam klasifikasi tumbuhan termasuk ke dalam family Solanaceae. Tanaman ini berasal dari Amerika Tengah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini

BAB I PENDAHULUAN. buah ini sudah lama menjadi salah satu makanan khas dari kota Medan.Buah ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG USAHA Durian merupakan salah satu jenis buah yang sangat di idolakan di Indonesia. Sesuai dengan sebutan durian yang di duga berasal dari istilah melayu, buah ini sudah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : 1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Mentimun Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam : Divisi :

Lebih terperinci

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Cara Menanam Tomat Dalam Polybag Pendahuluan Tomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Jambu biji disebut juga Jambu Klutuk (Bahasa Jawa), Jambu Siki, atau Jambu Batu yang dalam bahasa Latin disebut Psidium Guajava. Tanaman jambu biji merupakan

Lebih terperinci

PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon) DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI

PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon) DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI digilib.uns.ac.id PERBANYAKANTANAMAN MELINJO (Gnetum gnemon) DENGAN TEKNIK CANGKOK DI KEBUN BENIH HORTIKULTURA TEJOMANTRI WONOREJO POLOKARTO SUKOHARJO SKRIPSI Oleh : CAECILIA ALFANIA CHRISTIANI H.3308056

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA PENGARUH PEMBERIAN PESTISIDA NABATI TERHADAP BUDIDAYA TANAMAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) VARIETAS PERANCIS SECARA ORGANIK TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli

Lebih terperinci

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala Geografi Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala TANAH Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya Botani Tanaman TINJAUAN PUSTAKA Bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio: Spermatophyta, Subdivisio: Angiospermae, Kelas: Monocotyledonae, Ordo: Liliales/ Liliflorae, Famili:

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus: II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Kedelai Suprapto (1999) mennyatakan tanaman kedelai dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisi: Spermatophyta, Kelas: Dicotyledone, Ordo:

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo

TINJAUAN PUSTAKA. A. Tanaman Sawo II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Sawo Tanaman sawo memiliki klasifikasi sebagai berikut: Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Subdivisio : Magnoliopshida Classis : Dicotyledoneae Subclassis : Sympetalae

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Susunan akar kedelai pada umumnya sangat baik, pertumbuhan akar tunggang lurus masuk kedalam tanah dan mempunyai banyak akar cabang. Pada akar-akar cabang banyak terdapat

Lebih terperinci

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1 Wahyu Asrining Cahyowati, A.Md (PBT Terampil Pelaksana) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya I. Pendahuluan Tanaman kakao merupakan

Lebih terperinci

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang

KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN. UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis UD. Sabila Farm terletak di Desa Pakembinangun yaitu Jalan Kaliurang KM 18.5, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa Pakembinangun

Lebih terperinci

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Peluang Usaha Budidaya Cabai? Sambal Aseli Pedasnya Peluang Usaha Budidaya Cabai? Tanaman cabai dapat tumbuh di wilayah Indonesia dari dataran rendah sampai dataran tinggi. Peluang pasar besar dan luas dengan rata-rata konsumsi cabai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh 4 TINJAUAN PUSTAKA Botani Paprika Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Buah Naga Buah naga ( Dragon Fruit) merupakan salah satu tanaman hortikultura yang baru dibudidayakan di Indonesia dengan warna buah merah yang menyala dan bersisik hijau

Lebih terperinci

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah

3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah. 4. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Sifat Dan Bentuk Tanah 1. List Program Untuk Menu Utama MPenjelasan_Menu_Utama.Show 1 2. List Program Untuk Penjelasan Menu Utama MPenjelasan_Tanah.Show 1 3. List Program Pertanyaan Untuk Ciri-Ciri Asal Terjadinya Tanah MSifat_Bentuk2.Show

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Berdasarkan klasifikasi taksonomi dan morfologi Linneus yang terdapat dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom : Plantae, Divisio : Spermatophyta,

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Tanaman Durian

Teknik Budidaya Tanaman Durian Teknik Budidaya Tanaman Durian Pengantar Tanaman durian merupakan tanaman yang buahnya sangat diminatai terutama orang indonesia. Tanaman ini awalnya merupakan tanaman liar yang hidup di Malaysia, Sumatera

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman cabai Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis tanaman hortikultura penting yang dibudidayakan secara komersial, hal ini disebabkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Tanaman Pakcoy Pakcoy (Brassica rapa L.) adalah jenis tanaman sayur-sayuran yang termasuk keluarga Brassicaceae. Tumbuhan pakcoy berasal dari China dan telah dibudidayakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Taksonomi Kedelai Berdasarkan klasifikasi tanaman kedelai kedudukan tanaman kedelai dalam sistematika tumbuhan (taksonomi) diklasifikasikan sebagai berikut (Cahyono, 2007):

Lebih terperinci

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR 16 III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR A. Tempat Pelaksanaan Tugas Akhir Kegiatan Tugas Akhir dilaksanakan di Banaran RT 4 RW 10, Kelurahan Wonoboyo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. B. Waktu

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN TANPA PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TIMUN

PENGARUH PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN TANPA PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TIMUN PENGARUH PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK DAN TANPA PEMBERIAN MULSA PLASTIK HITAM PERAK TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN TIMUN (Cucumis sativus L.) VARIETAS MONZA F1 TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian

Lebih terperinci

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK

PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK PERBANYAKAN BAHAN TANAM LADA DENGAN CARA STEK ( Piper ningrum L. ) Oleh Murhawi ( Pengawas Benih Tanaman Ahli Madya ) Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya A. Pendahuluan Tanaman

Lebih terperinci

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung.

I. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. I. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, Bandar Lampung. Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2010 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri

TINJAUAN PUSTAKA. pada perakaran lateral terdapat bintil-bintil akar yang merupakan kumpulan bakteri TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Siahaan dan Sitompul (1978), Klasifikasi dari tanaman kedelai adalah sebagai berikut : Kingdom Divisio Subdivisio Kelas Ordo Famili Genus Spesies : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI

PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI PELUANG BISNIS BUDIDAYA JAMBU BIJI Oleh : Nama : Rudi Novianto NIM : 10.11.3643 STRATA SATU TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 A. Abstrak Jambu

Lebih terperinci

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN IV. KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Letak Geografis Desa Karangsewu terletak di Kecamatan Galur, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Adapun batas wilayah Desa Karangsewu adalah

Lebih terperinci

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN

LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN LAPORAN TUGAS AKHIR BUDIDAYA PAKCOY (Brassica rapa L.) DENGAN PERLAKUAN PEMBERIAN PUPUK DAUN Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut,

BAB I PENDAHULUAN. sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia adalah negara yang kaya akan sumberdaya alam seperti sumberdaya alam pertanian, sumberdaya alam hasil hutan, sumberdaya alam laut, sumberdaya alam tambang,

Lebih terperinci

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan. Disusun Oleh : LISA RAHAYU H

Jurusan / Program Studi Agribisnis Hortikultura Dan Arsitektur Pertamanan. Disusun Oleh : LISA RAHAYU H Budidaya Tanaman Melon ( Cucumis melo L.) di Pusat Pelatihan Pertanian Terpadu OISCA Karanganyar TUGAS AKHIR Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Derajat Ahli Madya Pertanian Di Fakultas

Lebih terperinci

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar.

:Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. I. Profil Perusahaan I.1 Data Perusahaan Nama Perusahaan Bidang Usaha Jenis Produk : CV. Drago Sejahtera :Agronomi dan agroindustri sebagai pembudidaya dan supplier komoditas buah naga segar. : Buah Naga

Lebih terperinci

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah Oleh : Juwariyah BP3K garum 1. Syarat Tumbuh Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat tumbuh yang sesuai tanaman ini. Syarat tumbuh tanaman

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit 3 TINJAUAN PUSTAKA Botani Kelapa Sawit Kelapa sawit adalah tanaman perkebunan berupa pohon batang lurus dari famili Palmae yang berasal dari Afrika. Kelapa sawit pertama kali diintroduksi ke Indonesia

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Tinjauan Agronomis Bawang prei termasuk tanaman setahun atau semusim yang berbentuk rumput. Sistem perakarannya

Lebih terperinci

Cara Mencangkok Pohon Mangga

Cara Mencangkok Pohon Mangga Cara Mencangkok Pohon Mangga Alat-alat yang diperlukan : 1. Pisau yang kuat dan tajam. 2. Serabut kelapa atau plastik. 3. Tali pengikat atau memakai tali rafia. 4. Paku untuk menusuk bagian bawah plastik.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman gladiol termasuk ke dalam famili Iridaceae dan memiliki daun yang 10 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Bunga gladiol yang berasal dari daratan Afrika Selatan ini memang sangat indah. Bunga ini simbol kekuatan, kejujuran, kedermawanan, ketulusan

Lebih terperinci

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO Sejumlah faktor iklim dan tanah menjadi kendala bagi pertumbuhan dan produksi tanaman kakao. Lingkungan alami tanaman cokelat adalah hutan tropis. Dengan demikian curah hujan,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani dan Morfologi Tanaman Gladiol Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti pedang sesuai dengan bentuk daunnya yang meruncing dan memanjang.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi Kacang Hijau Kacang hijau (Vigna radiata L.) merupakan salah satu komoditas tanaman kacang-kacangan yang banyak dikonsumsi rakyat Indonesia. Kacang hijau termasuk

Lebih terperinci

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU ketiak daun. Bunga berbentuk lancip, panjangnya sampai 5 mm, berwarna hijau kekuningan atau putih, berbau harum. Buah berbentuk bulat telur atau agak lonjong, panjangnya

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.))

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Menurut Van Steenis (2005), bengkuang (Pachyrhizus erosus (L.)) termasuk ke dalam Kelas : Magnoliopsida, Ordo : Fabales, Famili : Fabaceae, Genus : Pachyrhizus, Spesies

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Botani Tanaman Caisin Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan tanaman asli Asia. Caisin dibudidayakan di Cina Selatan dan Tengah, di negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia,

Lebih terperinci

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN

Disusun oleh A. Rahman, A. Purwanti, A. W. Ritonga, B. D. Puspita, R. K. Dewi, R. Ernawan i., Y. Sari BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan yang salah satunya adalah cokelat yang berasal dari buah kakao.kakao merupakan salah satu komoditas

Lebih terperinci

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir

Budidaya Tanaman Obat. Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat Elvira Syamsir Budidaya Tanaman Obat untuk Murid Sekolah Dasar Pengarang: Elvira Syamsir ilustrator: yanu indaryanto Penerbit: Seafast Center IPB DISCLAIMER This publication is made

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

II. TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Kacang Tanah Kacang tanah tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm dan mengeluarkan daun-daun kecil. Kacang tanah kaya dengan lemak, protein, zat besi, vitamin E

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Botani Tanaman Tomat Tanaman tomat termasuk tanaman semusim yang berumur sekitar 4 bulan (Pudjiatmoko, 2008). Klasifikasi tanaman tomat adalah sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Botani Tanaman Bayam Bayam (Amaranthus sp.) merupakan tanaman semusim dan tergolong sebagai tumbuhan C4 yang mampu mengikat gas CO 2 secara efisien sehingga memiliki daya adaptasi

Lebih terperinci

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik

Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Mangga Hibrid Agri Gardina 45 Genjah dan Unik Agri Gardina 45 merupakan mangga hibrid yang terdaftar sebagai varietas unggul baru melalui SK Mentan No: 125/Kpts /SR.120/D.2.7/3/2014. Mangga ini dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Menurut Rahayu dan Berlian ( 2003 ) tanaman bawang merah dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Botani Bawang Merah

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Seledri Kedudukan tanaman seledri dalam taksonomi tumbuhan, diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom Divisi Sub-Divisi Kelas Ordo Family Genus : Plantae : Spermatophyta

Lebih terperinci

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk Standar Nasional Indonesia Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk ICS 65.020.20 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii 1 Ruang lingkup...

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

II. TINJAUAN PUSTAKA A. II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tanaman Durian 1. Karakteristik tanaman durian Durian (Durio zibethinus Murr.) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya

Lebih terperinci

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT MAKALAH DASAR PERLINDUNGAN TANAMAN PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT Disusun oleh: WIDYA ALMAIDA (0910440215) JURUSAN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Lahan pertanian milik masyarakat Jl. Swadaya. Desa Sidodadi, Kecamatan Batang Kuis, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatra

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota 6 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Mentimun Papasan Tanaman mentimun papasan (Coccinia gandis) merupakan salah satu angggota Cucurbitaceae yang diduga berasal dari Asia dan Afrika. Tanaman mentimun papasan memiliki

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium 14 TINJAUAN PUSTAKA Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) Dalam dunia tumbuhan, tanaman bawang merah diklasifikasikan dalam Divisi : Spermatophyta ; Sub Divisi : Angiospermae ; Class : Monocotylodenae ;

Lebih terperinci

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot

Makalah. Tanaman Buah dalam Pot. Tabulampot Makalah Tanaman Buah dalam Pot Tabulampot Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat Indonesia tiap tahunnya menunjukan angka peningkatan. Lahan di Indonesia yang dulunya luas pun kini menjadi

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pemupukan pada Tanaman Tomat 2.1.1 Pengaruh Aplikasi Pupuk Kimia Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada tanaman tomat tertinggi terlihat pada

Lebih terperinci

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT

MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT iptek hortikultura MEMBUAHKAN TANAMAN BUAH DALAM POT Tanaman buah dalam pot (tabulampot) semakin banyak digemari di kawasan perkotaan karena tabulampot menjadi solusi hobi berkebun tanaman buah dengan

Lebih terperinci

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I.

KARYA TULIS. Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi. Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. KARYA TULIS Perbanyakan Bibit Durian Melalaui Biji, Penyambungan (Grafting), Dan Okulasi Oleh Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) I. PENDAHULUAN Durian (Durio zibethinus Murray) adalah buah yang memiliki

Lebih terperinci

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan.

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. 43 BAB IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Fisik Daerah Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Sragi Kabupaten Lampung Selatan. Kecamatan Sragi merupakan sebuah Kecamatan yang ada

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan 5 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau Kacang-kacangan (leguminosa), sudah dikenal dan dimanfaatkan secara luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung (POLINELA). Waktu penelitian dilaksanakan sejak bulan Mei 2011 sampai dengan panen sekitar

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Caisim (Brassica juncea L.) Caisim merupakan jenis sayuran yang digemari setelah bayam dan kangkung (Haryanto dkk, 2003). Tanaman caisim termasuk dalam famili Cruciferae

Lebih terperinci

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA Pemeliharaan pada tanaman muda Kegiatan-kegiatan : Penyiangan Pendangiran Pemupukan Pemberian mulsa Singling dan Wiwil Prunning Pemberantasan hama dan

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Saccharum officinarum TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Morfologi Tanaman Tebu Dalam taksonomi tumbuhan, tebu tergolong dalam Kerajaan Plantae, Divisi Magnoliophyta, Kelas Monocotyledoneae, Ordo Glumaceae, Famili Graminae, Genus

Lebih terperinci

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula

PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK. Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula PERKEMBANGBIAKAN VEGETATIF CANGKOK Di Susun Oleh: Kelompok 7 Sony Paula JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE 2015 DAFTAR ISI BAB 1 PENDAHULUAN...2 A. Latar belakang...2

Lebih terperinci

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili Papilionaceae; genus Arachis; dan spesies Arachis hypogaea L. Kacang tanah

Lebih terperinci

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi

AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM. Oleh : Medi Humaedi AGRIBISNIS PANEN TANAMAN BUAH GEDONG GINCU DI LUAR MUSIM Oleh : Medi Humaedi BAB I 1.1. 1.2. 1.3. DAFTAR ISI PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan. Rumusan Masalah.. 1 1 2 3 BAB II 2.1. 2.2. TINJAUAN PUSTAKA

Lebih terperinci

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara. Penyulaman Penyulaman dilakukan apabila bibit ada yang mati dan perlu dilakukan dengan segera agar bibit sulaman tidak tertinggal jauh dengan bibit lainnya. Penyiangan Penyiangan terhadap gulma dilakukan

Lebih terperinci

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam

Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam iptek hortikultura Teknologi Praktis : Agar Populasi Tanaman Pepaya Bisa 100 Persen Berkelamin Sempurna (Hermaprodit) dan Seragam Buah pepaya telah menjadi buah trend setter sejak beredarnya beberapa varietas

Lebih terperinci

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN

KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN KETERSEDIAAN BENIH KRISAN (STEK) KABUPATEN SEMARANG, MELALUI PENILAIAN PROSES PRODUKSI BENIH KRISAN Oleh : Sri Lestari Utami, Pejabat Fungsional Pengawas Benih Tanaman Madya Abdul Mutholib A. selaku Petani

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Bahan dan Alat Metode Penelitian BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat, yaitu pembibitan di Kebun Percobaan Leuwikopo Institut Pertanian Bogor, Darmaga, Bogor, dan penanaman dilakukan di

Lebih terperinci

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU Ubi kayu diperbanyak dengan menggunakan stek batang. Alasan dipergunakan bahan tanam dari perbanyakan vegetatif (stek) adalah selain karena lebih mudah, juga lebih ekonomis bila

Lebih terperinci