PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S. Oleh S O E P /IKM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S. Oleh S O E P /IKM"

Transkripsi

1 PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh S O E P /IKM S E K O L A H PA S C A S A R J A N A SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

2 PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN T E S I S Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Oleh S O E P /IKM SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

3 Judul Tesis : INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI PENGARUH POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN Nama Mahasiswa : S o e p Nomor Pokok : Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Menyetujui Komisi Pembimbing (Prof. Dr. Syamsir B.S, Sp.KJ (K)) Ketua (Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si) Anggota Ketua Program Studi, Direktur, (Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc) Tanggal lulus: 3 Juni 2009

4 Telah diuji pada Tanggal : 3 Juni 2009 PANITIA PENGUJI TESIS : Ketua : Prof. Dr. Syamsir B.S, Sp.KJ (K) Anggota : 1. Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si 2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

5 PERNYATAAN PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM DI RSU DR. PIRNGADI MEDAN TESIS Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Medan, Juni 2009 S O E P

6 ABSTRAK Depresi Postpartum adalah salah satu jenis depresi yang terjadi pada ibu setelah melahirkan yang diawali dari adanya kelelahan, gangguan tidur, adanya perasaan tidak mampu merawat bayi, adanya perasaan senang yang berlebihan akibat kelahiran bayi dan gejala stres dan upaya untuk menguranginya salah satunya adalah melalui intervensi psikoedukasi baik dengan metode eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu, dengan Non Equivalent Control Group untuk menganalisis pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan tiga hari secara normal tanpa tindakan khusus di RSU dr. Pirngadi Medan berjumlah 110 ibu bersalin. Sampel penelitian sebanyak 60 ibu bersalin masing-masing 30 orang sebagai kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 orang sebagai kelompok kontrol dengan kriteria dinyatakan depresi postpartum. Pengambilan dilakukan secara purposive sampling. Analisis data menggunakan uji Pair-Test dan regresi logistik pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 48,4% ibu menderita depresi postpartum setelah dilakukan intervensi psikoedukasi. Terjadi penurunan depresi postpartum sebesar 65% setelah dilakukan intervensi psikoedukasi. Hasil uji Pair- Test terdapat perbedaan depresi postpartum pada ibu yang dilakukan intervensi psikoedukasi dengan ibu yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi dengan nilai sig.0,011 (p<0,05), dan berdasarkan hasil uji regresi logistik menunjukkan tidak terdapat hubungan umur dan pekerjaan terhadap depresi post partum dan terdapat pengaruh signifikan pendidikan ibu (p=0,003), paritas ibu (p=0,016) dan dukungan suami (p=0,000) terhadap depresi postpartum. Disarankan perlu peningkatan penyuluhan kesehatan pada ibu yang melahirkan di RSU dr. Pirngadi Medan, dan perlu pemberian edukasi kepada keluarga atau suami yang mendampingi isterinya ketika melahirkan. Kata Kunci: Depresi Postpartum, Psikoedukasi.

7 ABSTRACT Postpartum depression is one type of depression that occur in the mother after delivering baby, beginning with fatigue, sleep problem, the feeling is not capable of caring for the baby, over euphoria after delivering baby,and stress symptoms, and efforts to minimize it is one of them through the psychoeducation intervention whether with the exploration methods, assessment, discussion, role play and demonstration. This study is a quasi-experimental research, with Non-equivalent Control Group to analyze the influence of psychoeducation intervention in overcoming postpartum depression. Population in this research is the post partum mother which has been delivered three days to normal without special action on the dr. Pirngadi General Hospital amounted to 110 mothers. Research sample is 60 post-partum mothers each group as 30 people who were given treatment, and 30 persons as control group with the stated criteria of postpartum depression. The sampling is purposive sampling. Analysis of data using Pair Test and logistic regression to the extent the confidence level 95%. Results of research shows there are 48.4% mothers had postpartum depression after the psychoeducation intervention. Postpartum depression decrease 65% after the psychoeducation intervention. Pair-test results there is a difference between postpartum depression mother with psychoeducation intervention with a mother who does not get psychoeducation intervention with the sig.value 0, 011 (p <0.05), and based on the logistic regression test showed no relationship between age and job with post partum depression and there is a significant relationship postpartum mother education (p = 0.003), mother parity (p = 0.016) and the husband support (p = 0.000) with postpartum depression. Suggested need to improve health education on postpartum mothers in dr. Pirngadi General Hospital, and it is necessary to give education to the family or the husband who accompanies his wife during the labor. Keywords: Postpartum Depression, Psychoeducation.

8 KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur selalu dipanjatkan kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang senantiasa dan tiada hentinya melimpahkan rahmat dan karunia Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan judul Pengaruh Intervensi Psikoedukasi dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi jenjang pendidikan Strata-2 pada Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat, Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini penulis haturkan terima kasih yang tak terhingga kepada Bapak Prof. Dr. Syamsir B.S., Sp.KJ (K) selaku Ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Raras Sutatminingsih, S.Psi, M.Si selaku Anggota Komisi Pembimbing, yang telah membimbing penulis dari awal sampai selesainya penyusunan tesis ini dan semua pihak yang telah membantu memberikan perhatian dan dukungan atas penyelesaian tesis ini, terutama kepada yang terhormat: 1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc, selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM selaku Ketua Program Studi IKM Kekhususan Promosi Kesehatan sekaligus Dosen Pembanding Tesis. 3. Ibu dr. Halinda Sari Lubis, MKKK selaku Dosen Pembanding Tesis. 4. Pimpinan RSU dr. Pirngadi Medan yang telah memberikan izin penelitian dan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian penulisan tesis ini. 5. Seluruh Staf Dosen dan Administrasi Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) yang telah memberikan pengajaran, bimbingan dan arahan selama pendidikan. 6. Ibunda tercinta Supiah Boru Pasaribu yang selalu memberikan doa dan dorongan baik moril maupun materi untuk selalu melanjutkan pendidikan penulis ke jenjang yang lebih tinggi.

9 7. Istri tercinta Lenny Hartati Harahap, SP. M.Si yang senantiasa memberi semangat belajar dan inspirasi serta doa selama penulis mengikuti perkuliahan hingga selesai pendidikan di Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara 8. Seluruh rekan-rekan Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh dari sempurna, penulis berharap semoga tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi yang memerlukannya. Medan, Juni 2009 Penulis, Soep

10 RIWAYAT HIDUP A. IDENTITAS 1. Nama : Soep 2. Jenis Kelamin : Laki-laki 3. Agama : Islam 4. Tempat/Tgl lahir : Deli Serdang/22 Desember 1970 B. RIWAYAT PENDIDIKAN 1. SD Negeri No Sei Rampah tahun SMP Negeri Sei Rampah tahun SMA Negeri Sei Rampah tahun Akper DepKes RI Medan tahun Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia tahun Program Magister Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana USU tahun C. RIWAYAT PEKERJAAN 1. Dosen Akper Sehat Binjai tahun Dosen Akper DepKes RI Medan tahun Konselor Community Mental Health Nursing (CMHN) Pasca Tsunami Banda Aceh tahun Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Medan tahun 2002 sekarang

11 DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK... i ABSTRACT... ii KATA PENGANTAR... iii RIWAYAT HIDUP... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... viii DAFTAR GAMBAR... ix DAFTAR LAMPIRAN... x BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan Tujuan Penelitian Hipotesis Manfaat Penelitian... 9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Depresi Depresi Postpartum Determinan Depresi Postpartum Diagnosis Depresi Postpartum Penatalaksanaan Depresi Postpartum Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) Psikoedukasi Landasan Teori Kerangka Konsep Penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Lokasi Penelitian Waktu Penelitian Populasi dan Sampel Metode Pengumpulan Data... 39

12 3.6. Variabel dan Definisi Operasional Metode Pengukuran Metode Analisa Data BAB 4 HASIL PENELITIAN Gambaran Umum Lokasi Penelitian Karakteristik Responden Analisis Univariat Analisis Bivariat Analisis Multivariat BAB 5 PEMBAHASAN Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Penurunan Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Hubugan Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Karakteristik Ibu dengan Depresi Postpartum Keterbatasan Penelitian BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA... 84

13 DAFTAR TABEL No. Judul Halaman 3.1. Distribusi Alat Ukur Depresi Postpartum Hasil Uji Validitas dan Realiabilitas Alat Ukur Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Pastportum yang Menderita Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Distribusi Skor Sebelum Intervensi Psikoedukasi Distribusi Skor Untuk Identifikasi Depresi Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Depresi pada Ibu Postpartum Peroleh Skor Indikator Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Setelah Dilakukan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum Distribusi Karakteristik Ibu Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum Distribusi Perbedaan Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Tabulasi Silang Depresi Postpartum Berdasarkan Karakteristik Ibu Hasil Uji Regresi Logistik Probabilitas Penurunan Depresi Postpartum Menurut Karakteristik Ibu Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi... 69

14 DAFTAR GAMBAR No. Judul Halaman 2.1. Pyramid of Family Care Landasan Teori dan Konsep Penelitian Kerangka Konsep Penelitian Desain Penelitian Distribusi Responden Menurut Skor Indikator Depresi Postpartum Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Sebelum dan Sesudah Intervensi Psikoedukasi dengan Booklet... 62

15 DAFTAR LAMPIRAN No. Judul Halaman 1. Jadwal Penelitian Kuesioner Penelitian Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden Izin Penelitian Surat Selesai Penelitian Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Hasil Pengolahan Data Booklet Psikoedukasi mengatasi Depresi Postpartum

16 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan jiwa yang dilatarbelakangi oleh berbagai permasalahan kehidupan yang dihadapi oleh setiap individu. Salah satu bentuk depresi tersebut adalah depresi postpartum, yaitu depresi pasca kelahiran. Depresi postpartum diawali dari adanya kelelahan, gangguan tidur, adanya perasaan tidak mampu merawat bayi, adanya perasaan senang yang berlebihan akibat kelahiran bayi dan gejala stres. Depresi postpartum merupakan salah satu bagian integral dari permasalahan gangguan jiwa yang terjadi pada ibu yang melahirkan. Dampak dari depresi ini dapat menurunkan semangat hidup, bahkan sampai pada tindakan ekstrem yaitu bunuh diri (Hawari, 2001). Secara epidemiologis, depresi postpartum dapat terjadi pada semua golongan umur persalinan dan diberbagai daerah di dunia maupun di Indonesia. Berdasarkan Laporan WHO (1999) diperkirakan wanita melahirkan yang mengalami depresi postpartum ringan berkisar 10 per 1000 kelahiran hidup dan depresi postpartum sedang atau berat berkisar 30 sampai 200 per 1000 kelahiran hidup. Beberapa penelitian juga mengemukakan bahwa depresi postpartum bervariasi di setiap daerah penelitian. Hasil penelitian O Hara dan Swain (1996) menemukan kejadian depresi postpartum di Belanda sekitar 2%-10%, di Amerika Serikat 8%-26%, di Kanada 50%-70% dan sekitar 13% wanita primipara mengalami depresi postpartum pada

17 periode tahun pertama pasca melahirkan. Chen (2000), melaporkan kejadian depresi postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40%, diberbagai negara dilaporkan bahwa terdapat 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan Wratsangka (1996) di RS Hasan Sadikin Bandung mencatat 33% ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil penelitian Alfiben (2000) di RSUP Cipto Mangunkusumo mencatat 33% ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan Sylvia (2002) di RSUD Serang mencatat 30% ibu setelah melahirkan mengalami depresi postpartum. Beberapa determinan terhadap terjadinya depresi postpartum, antara lain: 1) faktor hormonal berupa perubahan kadar estrogen, progesterone, prolaktin dan estriol yang terlalu rendah; 2) faktor demografi yaitu umur dan jumlah anak; 3) pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan; 4) latar belakang psikososial wanita yang bersangkutan, seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial ekonomi serta dukungan lingkungan sosialnya, yaitu dukungan dari suami, keluarga dan teman (Regina, 2001). Berdasarkan hasil penelitian Wratsangka (1996), bahwa kurangnya dukungan suami pada saat ibu melahirkan merupakan salah satu faktor risiko yang paling berpengaruh dengan kejadian depresi postpartum. Menurut Gardner dan Campbell (1991), dapat disimpulkan bahwa hal lain yang dapat memicu terjadinya depresi

18 postpartum adalah nyeri setelah persalinan, termasuk kelelahan, kurang tidur, asupan nutrisi yang menurun, kecemasan dan rasa takut pada saat akan melahirkan. Konsekuensi dari depresi postpartum menurut Beck (2000), bahwa depresi postpartum mempunyai efek yang merusak (negative effect) hubungan interaksi antara bayi dan ibu dalam tahun pertama kehidupan mereka dan adanya hubungan signifikan antara perilaku bayi dan ibu yang mengalami depresi. Bayi-bayi dari ibu yang mengalami depresi dilaporkan menunjukkan perilaku yang lebih rewel, mudah menangis dan kurang berespons terhadap rangsangan yang diberikan kepadanya. Berdasarkan penyebab dan dampak dari depresi postpartum serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, maka perlu dilakukan upaya penanganan yang serius terhadap ibu postpartum guna mengatasi kejadian depresi postpartum. Salah satu upaya tersebut adalah melalui psikoedukasi pada ibu postpartum. Upaya psikoedukasi pada ibu postpartum yang lazim ditemukan di Indonesia adalah hanya dalam bentuk saran dan nasehat agar ibu bayi dapat menjaga kesehatan diri dan bayinya, serta sabar terhadap segala konsekuensi yang dihadapinya, namun upaya tersebut tidak dilakukan secara komprehensif, dan tidak terprogram serta bukan merupakan bagian dari pelayanan persalinan seutuhnya, dan terkadang hanya pada kalangan tertentu saja, dan tenaga perawat tertentu saja (Wrasangka, 1996). Keadaan tersebut dapat menjadi salah satu faktor risiko terhadap terjadinya depresi postpartum pada ibu yang melahirkan. Secara umum kegiatan-kegiatan yang bersifat edukasi pada ruang perawatan ibu postpartum di rumah sakit atau klinik bersalin di Indonesia cenderung belum

19 dilaksanakan dengan baik, disebabkan oleh minimnya tenaga perawat yang mampu untuk melakukan psikoedukasi, terbatasnya waktu untuk melakukan psikoedukasi akibat banyaknya pasien, dan hanya terfokus pada perawatan fisik ibu dan bayi. Psikoedukasi merupakan suatu kebutuhan bagi ibu postpartum, karena periode postpartum merupakan suatu masa transisi di mana terjadi perubahan secara fisik dan psikologis, perubahan tersebut memerlukan proses adaptasi atau penyesuaian, sehingga menimbulkan berbagai gangguan emosional dan psikologis pada periode setelah melahirkan, terutama bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan (Field, 2004). Hal tersebut senada dengan pendapat Rubin (1999), yang mengutip pendapat Pilliteri, bahwa wanita setelah melahirkan melewati penyesuaian maternal yang meliputi fase menerima (taking in), fase dependent (taking hold) dan fase interdependent (letting go). Pada fase taking hold, beberapa ibu menghadapi kesulitan penyesuaian selama adaptasi maternal terutama untuk tugas-tugas sebagai orang tua, isolasi yang dialami karena harus merawat bayi. Pada fase taking hold ini sering terjadi depresi, perasaan mudah tersinggung yang biasanya timbul akibat berbagai faktor termasuk faktor psikologis akibat kejenuhan dengan banyaknya tanggung jawab sebagai orang tua, kehilangan dukungan yang pernah diterima dari anggota keluarga dan teman-teman ketika hamil, perasaan kecewa ketika persalinan dan kelahiran telah selesai, juga faktor keletihan setelah melahirkan, maka perlu penanganan yang serius terhadap masalah psikologis ibu postpartum. Menurut Wheller (1997), penanganan psikologis dalam bentuk psikoedukasi pada ibu

20 postpartum dapat mereduksi terjadinya depresi postpartum yang dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan bidan untuk mencari penyelesaian depresi postpartum. Menurut Roy (1999), psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari ibu dan suaminya yang sesuai dengan yang diharapkan yang difokuskan untuk mempertahankan keutuhan psikososial (self concept needs), perubahan fungsi atau peran dan ketergantungan atau kebutuhan interaksi. Psikoedukasi dapat diberikan dengan metode atau cara eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Manfaat dari pemberian psikoedukasi tersebut menurut Adryan (2002), dapat membantu mengatasi kecemasan, membuat perasaan menjadi lebih baik dan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi, mengurangi depresi dan menumbuhkan rasa percaya diri. Menurut Mottaghipour dan Bickerton (2005), psikoedukasi dapat memperkuat strategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental yang dialami. Pelayanan keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental dikembangkan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow, di mana tingkat dasar adalah connection and assessment, tingkat kedua general education, tingkat ketiga psikoedukasi, tingkat keempat consultation, tingkat kelima (tertinggi) family therapy. Nichols dan Humenick (2000), mengatakan psikoedukasi bagi ibu-ibu postpartum perlu melibatkan keluarga selama ibu berada di rumah sakit, agar ibu mandiri dalam melakukan perawatan diri dan bayinya serta mampu mengatasi

21 masalah psikologis yang dialaminya, hal ini memerlukan intervensi yang bersifat edukatif karena ibu sesungguhnya memiliki kemampuan melakukan perawatan mandiri atau merawat diri sendiri. Metode psikoedukasi yang dapat dilakukan pada ibu yang mengalami depresi postpartum dengan mengemas materi edukasi dalam bentuk poster, leaflet dan booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum, akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi postpartum. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa depresi postpartum dapat teratasi setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Psikoedukasi dapat diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan seperti dokter, psikolog, perawat dan bidan (Knowes, 1985). Berdasarkan pendapat para ahli (Tong dan Chamberlain, 2000; Rivard, 2004; Moses dan Roth, 2005; dan Mottaghipour, 2005), dapat disimpulkan di luar negeri baik pelayanan rumah sakit maupun pelayanan di komunitas sudah ada program psikoedukasi dan sudah dilaksanakan pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk poster, leaflet, flipchart, booklet dan video. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa depresi postpartum dapat teratasi setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut.

22 Salah satu rumah sakit di Indonesia yang juga mempunyai masalah psikologis pada ibu postpartum adalah Rumah Sakit Umum (RSU) dr. Pirngadi Medan. RSU dr. Pirngadi merupakan salah satu RSU di Kota Medan yang mempunyai kunjungan persalinan terbanyak, dengan jumlah persalinan ibu bersalin pertahun, dengan rata-rata 110 ibu bersalin perbulannya, dengan lama hari rawat antara 3-5 hari. Keadaan ini menunjukkan bahwa masalah psikologis ibu postpartum cenderung terjadi, khususnya depresi postpartum. Hasil wawancara dengan kepala ruangan RSU dr. Pirngadi Medan (April, 2008), yang merawat langsung ibu postpartum di ruang rawat inap bersalin diketahui bahwa pada hari ketiga setelah melahirkan sering menemukan gejala-gejala pada ibu postpartun seperti bersedih, cemas, mudah marah, tidak nafsu makan, susah tidur dan kurang perhatian pada bayinya pada saat menangis, hal ini merupakan bagian dari gejala gangguan psikologis ibu yang mengarah pada depresi postpartum. Hasil pengamatan langsung yang dilakukan oleh peneliti selama 1 (satu) minggu diruang rawat inap bersalin RSU dr. Pirngadi Medan (April, 2008), menemukan gejala-gejala pada ibu postpartum seperti sedih, susah tidur, tidak nafsu makan, mudah marah, pada saat bayi menangis kurang diperdulikan, hal ini juga merupakan gejala gangguan psikologis pada ibu postpartum yang mengarah pada depresi postpartum. Tingginya gejala-gejala yang mengarah pada depresi postpartum tersebut disebabkan oleh minimnya upaya pendidikan kesehatan yang terarah dan terstruktur yang dilakukan oleh tenaga perawat atau bidan di ruang rawat inap bersalin, hal ini disebabkan minimnya waktu atau kesempatan pada petugas kesehatan (bidan dan

23 perawat), dan tingginya kunjungan atau rujukan pasien melahirkan di RSU dr. Pirngadi Medan. Hasil wawancara dengan beberapa orang bidan yang merawat langsung ibu melahirkan, diketahui bahwa pendidikan kesehatan yang dilakukan dalam bentuk ceramah pada ibu-ibu setelah melahirkan di ruang rawat inap belum menunjukkan pengaruh dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. Keadaan tersebut dapat berisiko terhadap terjadinya depresi postpartum, selain dari faktor yang terdapat pada ibu seperti latar belakang psikososial ibu yang bersangkutan seperti tingkat pendidikan, status perkawinan, kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya serta kurangnya dukungan suami dan keluarga saat ibu melahirkan. Perlu dilakukan upaya strategis untuk mengatasi dan menanggulangi kejadian depresi postpartum pada ibu bersalin di RSU dr. Pirngadi Medan, salah satunya adalah program psikoedukasi pada ibu postpartum dengan metode pendidikan kesehatan, baik metode partisipatif, maupun media lainnya, yang diharapkan dapat mengurangi terjadinya gejala-gejala psikologis yang mengarah pada depresi atau gangguan kejiwaan lainnya. Penelitian tentang pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum belum pernah dilakukan di Indonesia dan di Provinsi Sumatera Utara khususnya di RSU dr. Pirngadi Medan. Intervensi psikoedukasi yang diberikan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk pendidikan kesehatan dengan menggunakan media booklet. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penelitian tentang pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum menjadi penting dilakukan mengingat konsekuensi dari terjadinya depresi postpartum sangat

24 berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan bayinya, keberlangsungan hidup ibu serta dapat menjadi masalah kesehatan ibu dan bayi, sehingga dapat menjadi masukan dalam perencanaan penanganan depresi postpartum serta gangguan jiwa lainnya pada ibu bersalin di RSU dr. Pirngadi Medan Permasalahan Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu: sejauhmana pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Hipotesis Hipotesis penelitian adalah intervensi psikoedukasi berpengaruh secara signifikan dalam mengatasi depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Manfaat Penelitian 1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dan pembuat kebijakan untuk menyusun program dalam memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan di semua tatanan sehingga angka kejadian depresi postpartum dapat diatasi.

25 2. Sebagai bahan masukan bagi rumah sakit dan bidan dalam meningkatkan peran dan dukungan psikologis yang diberikan kepada klien serta menyadarkan bidan akan kecenderungan terjadinya depresi postpartum pada ibu yang baru melahirkan sehingga dapat menggunakan intervensi psikoedukasi dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. 3. Sebagai pengembangan ilmu dan pengetahuan dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya bidang promosi kesehatan dalam merancang metode promosi kesehatan dalam bentuk edukasi untuk mengatasi kejadian depresi postpartum.

26 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Depresi Menurut Hawari (2001), depresi adalah gangguan alam perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan, kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup, apatis dan pesimisme kemudian dapat diikuti gangguan perilaku. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang utama dewasa ini, hal ini amat penting karena orang dengan depresi produktivitasnya akan menurun dan ini amat buruk akibatnya bagi suatu masyarakat, bangsa dan negara yang sedang membangun. Depresi juga sebagai penyebab utama tindakan bunuh diri, dan tindakan ini menduduki urutan ke-6 dari penyebab kematian utama di Amerika Serikat. Menurut Chaplin (2005), depresi adalah merupakan gangguan kemurungan, kesedihan, patah semangat yang ditandai dengan perasaan gelisah, menurunnya kegiatan dan pesimisme menghadapi masa yang akan datang. Beberapa faktor penyebab dari depresi adalah: 1) kehilangan orang yang dicintai, mungkin karena kematian; 2) peristiwa traumatis atau stressfull, misalnya mengalami kekerasan, masalah sosial; 3) penyakit fisik yang kronis; 4) adanya penyakit mental lain; 5) seseorang yang mempunyai orang tua atau saudara kandung yang mengalami depresi akan mengalami peningkatan risiko mengalami depresi. Menurut Maslim (2000), gejala-gejala yang dapat terlihat dari seseorang yang mengalami depresi adalah: a) konsentrasi dan perhatian berkurang; b) harga diri dan

27 kepercayaan diri berkurang; c) gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna; d) pandangan masa depan yang suram dan pesimistis; e) gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri; f) tidur terganggu; g) nafsu makan berkurang. Depresi dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Depresi ringan; minimal harus ada dua dari tiga gejala utama depresi, ditambah sekurang-kurangnya dua gejala sampingan (yang tidak boleh ada gejala berat diantaranya), lamanya seluruh episode berlangsung sekurang-kurangnya sekitar dua minggu, hanya sedikit kesulitan dalam pekerjaan dan kegiatan sosial yang bisa dilakukannya. 2. Depresi sedang; minimal harus ada dua dari tiga gejala utama, ditambah sekurang-kurangnya empat dari gejala lainnya, seluruh episode berlangsung minimal dua minggu, menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan dan urusan rumah tangga, tanpa gejala somatik atau dengan gejala somatik. 3. Depresi berat tanpa gejala psikotik; semua gejala utama harus ada, ditambah minimal empat dari gejala lainnya dan beberapa diantaranya harus berintensitas berat, sangat tidak mungkin pasien untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, atau urusan rumah tangga kecuali pada taraf yang sangat terbatas. 4. Depresi berat dengan gejala psikotik; memenuhi seluruh kriteria depresi berat tanpa gejala psikotik, disertai waham, halusinasi atau stupor depresi.

28 2.2. Depresi Postpartum Menurut Pillitteri dan Regina (2001), depresi postpartum adalah depresi pasca persalinan yang mulai terjadi pada hari ketiga setelah melahirkan dan berlangsung sampai berminggu-minggu atau bulan yang dikategorikan sebagai sindrom gangguan mental ringan dengan menunjukkan kelelahan, perasaan sedih, mudah marah, gangguan tidur, gangguan nafsu makan, dan kehilangan libido (kehilangan selera untuk berhubungan dengan suami). Menurut Erikania (1999), depresi Postpartum adalah munculnya gangguan mood dan kondisi emosional berkepanjangan yang mewarnai seluruh proses mental yang muncul setelah melahirkan (pascasalin) pada periode mulai hari ke 4 sampai kurang lebih 3-4 minggu dengan disertai gejala mimpi buruk, tidak dapat tidur, cemas, meningkatnya sensitivitas, dan perubahan mood seperti sedih, kurang nafsu makan, mudah marah, kelelahan, sulit berkonsentrasi, perasaan tidak berharga, menyalahkan diri, dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan Determinan Depresi Postpartum Menurut Kruckman (2001), terjadinya depresi postpartum dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) faktor biologis berupa perubahan kadar hormonal seperti estrogen, progesteron, prolaktin, dan estriol yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dalam masa melahirkan atau mungkin perubahan hormon tersebut terlalu cepat atau terlalu lambat; 2) faktor demografi yaitu umur perempuan yang bersangkutan saat kehamilan dan persalinan seringkali dikaitkan dengan kesiapan

29 mental perempuan tersebut untuk menjadi seorang ibu, umur yang tepat bagi seorang perempuan untuk melahirkan pada usia antara tahun; 3) faktor pengalaman, depresi postpartum lebih banyak ditemukan pada perempuan yang baru pertama kali melahirkan (primipara) bahwa peran seorang ibu dan segala yang berkaitan dengan bayinya merupakan situasi yang sama sekali baru bagi dirinya dan dapat menimbulkan stres; 4) faktor pendidikan, perempuan yang berpendidikan tinggi menghadapi tekanan sosial dan konflik peran, antara tuntutan sebagai perempuan yang memiliki dorongan untuk bekerja atau melakukan aktivitasnya diluar rumah, dengan peran sebagai ibu rumah tangga dan orang tua dari anak-anaknya; 5) faktor selama persalinan hal ini mencakup lamanya persalinan serta intervensi medis yang digunakan selama proses persalinan. Diduga semakin besar trauma fisik yang ditimbulkan pada saat persalinan, maka akan semakin besar pula trauma psikis yang muncul dan kemungkinan perempuan yang bersangkutan akan menghadapi depresi pascasalin; 6) faktor dukungan sosial dari suami dan keluarga yang membantu pada saat kehamilan, persalinan, dan pascasalin, beban seorang ibu sedikit banyak berkurang. Menurut Pillitteri dan Regina (2001), faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya depresi postpartum yaitu: 1) kelelahan setelah melahirkan yang menyebabkan berubahnya pola tidur dan kurangnya istirahat menyebabkan ibu yang baru melahirkan belum kembali ke kondisi normal; 2) kegalauan dan kebingungan dengan kelahiran bayi yang baru, dan perasaan tidak percaya diri untuk dapat merawat bayinya yang baru sementara masih merasa bertanggung jawab dengan

30 semua pekerjaan yang ada; 3) perasaan stres dari perubahan dalam pekerjaan maupun rutinitas dalam rumah tangga; 4) perasaan kehilangan akan identitas diri, akan kemampuan diri, akan figur tubuh sebelum kehamilan dan perasaan akan menjadi kurang menarik; 5) kurangnya waktu untuk diri sendiri sebagaimana yang dilakukan sebelum dan selama kehamilan dan harus tinggal di dalam rumah dalam jangka waktu yang lama. Menurut Paykel (2001), yang mengutip pendapat Regina faktor penyebab depresi postpartum adalah: a) riwayat keluarga yang memiliki penyakit kejiwaan; b) kurangnya dukungan dari suami dan keluarga; c) perasaan khawatir yang berlebihan pada kesehatan janin; d) ada masalah pada kehamilan atau kelahiran bayi sebelumnya; e) sedang menghadapi masalah keuangan; f) hamil usia muda. Menurut Bowes (2003), yang mengutip pendapat Pillitteri faktor perubahan fisik pada periode postpartum meliputi perubahan adaptasi fisik juga dapat mempengaruhi keadaan psikologis ibu, yaitu: a. Uterus Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi otot-otot polos uterus. Pada akhir tahap ketiga persalinan, uterus berada digaris tengah, kira-kira 2 cm di bawah umbilicus dengan bagian fundus bersandar pada promontorium sakralis. Pada waktu 12 jam tinggi fundus mencapai kurang lebih 1 cm diatas imbilikus. Dalam beberapa hari kemudian perubahan involusio berlangsung dengan cepat. Fundus turun kira-kira 1-2 cm setiap 24 jam. Pada hari ke 6 fundus berada diantara umbilikus dengan pinggir atas simpisis pubis. Uterus tidak dapat

31 dipalpasi pada abdomen pada hari ke 9 postpartum. Seminggu setelah melahirkan uterus sudah berada didalam panggul dan pada minggu ke 6 beratnya menjadi gram. b. Afterpain Setelah melahirkan tonus uterus meningkat sehingga fundus tetap kencang. Relaksasi dan kontraksi yang periodik sering dialami multipara dan bisa menimbulkan nyeri yang bertahan sepanjang awal puerperium yang disebut afterpains. Proses menyusui dan pemberian oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri ini karena keduanya dapat merangsang kontraksi uterus. c. Lokia Pengeluaran lokia setelah melahirkan, jumlahnya berkurang secara perlahan dan disertai perubahan warna. Lokia ini mengalami perubahan, pada awalnya disebut lokia rubra berwarna merah terutama mengandung darah dan debris desidua serta debris trofoblastik. Aliran menyembur, menjadi merah muda atau coklat stelah 3-4 hari yang disebut lokia serosa. Lokia serosa terdiri dari darah lama, serum, leukosit dan debris jaringan. Sekitar 10 hari setelah bayi lahir, warna cairan ini menjadi kuning sampai putih disebut lokia alba. Lokia alba biasanya bertahan selama 2-6 minggu stelah bayi lahir dan berangsur berhenti. d. Payudara Konsentrasi hormon yang menstimulasi perkembangan payudara selama hamil (estrogen, progesteron, human chorionic gonadotropin, prolaktin, kortisol dan insulin) menurun dengan cepat setelah bayi lahir. Waktu yang dibutuhkan hormon-

32 hormon ini untuk kembali ke kadar sebelum hamil sebagian ditentukan oleh ibu menyusui atau tidak. Apabila wanita memilih untuk tidak menyusui dan tidak menggunakan obat antilaktogenik, kadar prolaktin akan turun dengan cepat. Sekresi dan eksresi kolostrum menetap selama beberapa hari pertama setelah melahirkan. Pada hari kedua atau ketiga ditemukan adanya nyeri seiring dimulainya produksi air susu. Pada hari ketiga atau keempat bisa terjadi pembengkakan (engorgement). Payudara teregang, bengkak, keras dan nyeri bila ditekan serta hangat jika diraba. Apabila bayi belum mengisap atau dihentikan, laktasi berhenti dalam beberapa hari atau satu minggu. e. Vagina dan perineum Struktur penopang uterus dan vagina bisa mengalami cedera sewaktu melahirkan. Jaringan penopang dasar panggul yang teregang memerlukan waktu sampai enam bulan untuk kembali ketonus semula. Relaksasi panggul berhubungan dengan pemanjangan dan melemahnya topangan permukaan struktur panggul. Struktur ini terdiri atas uterus, kandung kemih dan rektum. Walaupun relaksasi dapat terjadi pada setiap wanita, tetapi biasanya merupakan komplikasi langsung yang timbul terlambat akibat melahirkan. f. Perubahan hormonal (sistem endokrin) Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan signifikan hormon-hormon seperti human placental lactogen (HPL), estrogen, progesteron dan kortisol serta placental enzyme insulinase membalik efek diabetogenik kehamilan sehingga gula

33 darah menurun secara bermakna. Selama menyusui kadar prolaktin meningkat sehingga ovarium tidak berespons terhadap folikel stimulasi horman (FSH). Menurut Rubin (1999), yang mengutip pendapat Pilliteri faktor adaptasi psikologis yang terjadi pada ibu postpartum terdiri dari 3 fase juga dapat menyebabkan depresi postpartum yaitu: a) fase taking in disebut juga periode ketergantungan. Pada fase ini ibu berfokus pada diri sendiri dan tergantung pada orang lain. Pikiran ibu masih berfokus pada persalinan dan tenaganya diarahkan untuk kesehatan dan kesejahteraan dirinya, dibandingkan dengan merawat bayinya. Perilaku yang ditunjukkan pasif dan tergantung, ibu memerlukan bantuan untuk memenuhi kebutuhan fisik dan emosionalnya. Fase ini terjadi dalam 1 sampai 2 hari dan dapat diobservasi pada satu jam setelah persalinan; b) fase taking hold merupakan perpindahan dari periode ketergantungan menjadi mandiri. Pada fase ini tenaga ibu meningkat. Ibu merasa lebih nyaman dan lebih berfokus pada bayi daripada dirinya sendiri. Ibu lebih mandiri untuk memulai perawatan diri dan berfokus pada fungsi tubuh. Ibu dapat menerima tanggung jawab dalam perawatan bayi seperti mengontrol tubuhnya sendiri. Menurut Rubin, fase ini sangat ideal untuk memberikan edukasi tentang perawatan diri dan bayinya. Fase ini berlangsung mulai hari ke tiga sampai hari ketujuh; c) fase ketiga adalah fase letting go, yang merupakan periode kemandirian dalam menjalankan peran sebagai ibu baru. Ibu mulai dapat menjalankan peran barunya sebagai ibu secara penuh sejalan dengan kemampuan merawat bayi dan semakin percaya diri. Fase ini mulai sekitar dua minggu postpartum.

34 2.4. Diagnosis Depresi Postpartum Menurut Ling dan Duff (2001), bahwa gejala depresi postpartum yang dialami 60% wanita hampir sama dengan gejala depresi pada umumnya. Tetapi dibandingkan dengan gangguan depresi yang umum, depresi postpartum mempunyai karakteristik yang spesifik antara lain: 1) mimpi buruk, akibat mimpi-mimpi buruk yang menakutkan sehingga sering terbangun dan tidak dapat tidur lagi; 2) insomnia, biasanya timbul sebagai gejala suatu gangguan lain yang mendasarinya seperti kecemasan dan depresi atau gangguan emosi lain yang terjadi dalam hidup manusia; 3) phobia, rasa takut yang irasional terhadap sesuatu benda atau keadaan yang tidak dapat dihilangkan atau ditekan oleh ibu, walaupun diketahuinya bahwa hal itu irasional adanya; 4) kecemasan, rasa tidak aman dan khawatir yang timbul karena dirasakan akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan, tetapi sumbernya sebagian besar tidak diketahuinya; 5) meningkatnya sensitivitas, periode pasca kelahiran meliputi banyak sekali penyesuaian diri dan pembiasaan diri. Bayi harus diurus, ibu harus pulih kembali dari persalinan, ibu harus belajar bagaimana cara merawat bayi. Kurangnya pengalaman atau kurangnya rasa percaya diri dengan bayi yang lahir, atau waktu dan tuntutan yang ekstensif akan meningkatkan sensitivitas ibu; 6) perubahan mood, depresi postpartum muncul dengan gejala sebagai berikut: sedih, murung, perasaan tidak berharga, mudah marah, merasa terganggu dengan perubahan fisik, sulit konsentrasi, kurang nafsu makan, gangguan tidur, dan tidak mempunyai harapan untuk masa depan.

35 Menurut Anshari (2005), secara global diperkirakan 20% wanita setelah melahirkan mengalami depresi postpartum dengan gejala-gejala yang hampir sama dengan gejala depresi psikosis. Pada depresi postpartum gejala-gejala tersebut lebih khas antara lain: a) perasaan yang negatif pada bayi yang dilahirkannya; b) kesulitan untuk tidur; c) sering menangis; d) makan terlalu banyak atau terlalu sedikit; e) rasa tidak berharga dan rasa bersalah; f) menjauhkan diri dari teman atau keluarga; g) kehilangan harapan dan pesimistik; h) sakit kepala, nyeri dada, jantung berdebardebar, dan napas cepat; i) sulit untuk berkonsentrasi dan tidak dapat membuat keputusan; j) merencanakan dan percobaan bunuh diri Penatalaksanaan Depresi Postpartum Menurut Albin (2001), banyak perempuan tidak mau bercerita bahwa mereka menderita depresi postpartum, karena merasa malu, takut dan merasa bersalah karena merasa depresi disaat seharusnya merasa bahagia, dan takut dikatakan tidak layak untuk menjadi ibu. Tidak berarti bila menderita depresi postpartum tidak pantas menjadi ibu, ada beberapa bantuan yang dapat dilakukan untuk mangatasi depresi tersebut antara lain: 1) banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur; 2) hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri. Kerjakan apa yang dapat dilakukan dan berhenti saat merasa lelah; 3) mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pemberian makan pada malam hari, mintalah pada suami untuk mengangkat bayi untuk disusui saat malam hari sehingga ibu dapat menyusui ditempat tidur tanpa harus banyak bergerak; 4) bicarakan dengan

36 suami, keluarga, teman, mengenai perasaan yang dimiliki; 5) jangan sendirian dalam jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati; 6) bicaralah dengan ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman; 7) ikuti grup support untuk perempuan dengan depresi melalui edukasi; 8) jangan membuat perubahan hidup yang sangat drastis selama kehamilan seperti pindah pekerjaan, pindah rumah, memulai usaha baru, merenovasi atau membangun rumah. Bila perubahan drastis tidak dapat dielakkan, buatlah perencanaan yang matang dan bantuan ataupun support untuk persiapan kelahiran bayi. Menurut Wheller (1997), penatalaksanaan depresi postpartum dapat dilakukan dengan cara: 1) mengidentifikasi gangguan suasana hati postpartum dengan cara waspada terhadap tanda-tanda dan gejala gangguan suasana hati, ajarkan klien dan keluarganya tentang gangguan-gangguan ini melalui edukasi; 2) mendukung dan memberikan terapi klien dan keluarganya dengan cara pemberian psikoedukasi, kembangkan tujuan terapeutik yang spesifik, pertahankan jadwal konsultasi yang diprogramkan, jaga komunikasi terbuka dengan tenaga kesehatan, koordinasi dengan pelayanan sosial, sertakan partisipasi dan keterlibatan keluarga dalam rencana perawatan dan buat rujukan yang tepat; 3) mendukung upaya ikatan orang tua dan bayi dengan cara beri dukungan untuk perawatan lanjutan ibu kepada bayinya jika memungkinkan dan aman pada bayi, rencanakan perawatan berkesinambungan untuk ibu, bayi dan keluarga; 4) kurangi masalah yang dapat menyebabkan gangguan perasaan dan jika merasa terbebani dengan pekerjaan rumah usahakan seseorang untuk membantu; 5) luangkan waktu untuk melakukan sesuatu

37 untuk diri anda, minta seseorang untuk menjaga bayi anda dan minta pertolongan jika memerlukan pertolongan atau nasehat dan carilah seseorang yang dapat membantu anda. Menurut Erikania (1999), yang harus dilakukan jika seseorang mengalami perasaan negatif dan kacau setelah melahirkan, yaitu: 1) tanamkan dalam pikiran sesuatu yang positif dari gejala-gejala yang dirasakan setelah melahirkan; 2) carilah waktu istirahat sebanyak mungkin berhentilah memaksa diri sendiri melakukan segala sesuatu agar dapat tidur dengan nyenyak dan perhatikan asupan makanan; 3) jangan menghabiskan waktu sendirian sesekali luangkan waktu untuk berduaan saja dengan suami. Mencurahkan perasaan pada suami, keluarga, sahabat, akan membantu seseorang yang depresi mengeluarkan perasaan tertekan yang dialaminya; 4) kalau anda sering menangis tanpa sebab jangan memaksa untuk mencari jawabannya, manfaatkan air mata yang keluar untuk mengikis perasaan khawatir yang mengendap di dalam hati; 5) bila gejala-gejala depresi tersebut tidak hilang dalam waktu dua minggu, sebaiknya carilah bantuan tenaga profesional. Terapi individual dan terapi grup melalui psikoedukasi biasanya juga dapat digunakan untuk membantu penderita Edinburgh Postnatal Depresi Scale (EPDS) Menurut Cox (2000), untuk mendeteksi adanya depresi postpartum atau risiko untuk mengalami depresi postpartum, dapat digunakan alat ukur Edinburgh Postnatal Depresi Scale (EPDS) pada awal postpartum untuk mengidentifikasi berbagai risiko penyebab depresi postnatal. EPDS adalah alat yang berbentuk skala yang berfungsi

38 untuk mengidentifikasi risiko timbulnya depresi postpartum selama 7 (tujuh) hari pasca salin dengan 10 (sepuluh) pertanyaan. EPDS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swedia, Australia, Italia, dan Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 (dua) minggu kemudian. Menurut Regina (2001), di luar negeri skrining untuk mendeteksi gangguan mood depresi sudah merupakan acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining depresi postpartum dapat dipergunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur intensitas perubahan perasaan depresi selama 7 (tujuh) hari pasca salin. Pertanyaan-pertanyaannya berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, keinginan untuk bunuh diri serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada depresi postpartum. Kuesioner EPDS terdiri dari 10 (sepuluh) pertanyaaan, di mana setiap pertanyaan memiliki 4 (empat) pilihan jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu postpartum. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Jumlah skor dari sepuluh pertanyaan yang diajukan dalam EPDS 30 skor, semakin besar jumlah skor gejala depresi semakin berat. Skor di atas 12 (dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi positif 73% untuk mendiagnosis kejadian depresi postpartum. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Beck dan Gable (2001), menyebutkan bahwa validasi EPDS memiliki sensitifitas 86% dengan nilai prediksi 78% dan nilai

39 prediksi positif 73% dan koefisien alpha 0,87% dengan sampel 84 orang wanita postpartum. Demikian juga hasil penelitian yang dilakukan Renaud (2005) konsistensi internal EPDS dengan menggunakan dua teknik pengukuran pada minggu pertama dan minggu ketiga postpartum memenuhi persyaratan untuk digunakan pada sebuah test untuk screening awal depresi postnatal di unit maternitas. EPDS memiliki sensitivitas 92,5% dengan nilai prediksi 76,7% dan koefisien alpha 0,95% dengan sampel 100 orang wanita postpartum Psikoedukasi Psikoeduksi dikembangkan oleh Mottaghipour dan Bickerton pada tahun 2005 ahli kesehatan mental orang dewasa bekerjasama dengan Australia National Standards for Mental Health Services, berupa kerangka kebutuhan pelayanan keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental yang disebut Pyramid of Family Care. Piramid ini dikembangkan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Maslow, di mana tingkat dasar adalah connection and assesment, tingkat kedua: general education, tingkat ketiga: psychoeducation, tingkat keempat: consultation dan tingkat kelima (tertinggi): Family therapy. Tingkatan kerangka kebutuhan pelayanan keluarga yang mengalami gangguan kesehatan mental dapat dilihat seperti gambar ini:

40 V. Family Therapy IV. Consultation III. Psychoeducation II. General Education I. Connection and Assesment Sumber: Mottaghipour dan Bickerton (2005) Gambar 2.1. Pyramid of Family Care Menurut Mottaghipour dan Bickerton (2005), psikoedukasi adalah merupakan suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga untuk memperkuat strategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental. Psikoedukasi dapat dilaksanakan diberbagai tempat pada berbagai kelompok atau rumah tangga. Tindakan psikoedukasi memiliki media berupa catatan seperti poster, booklet, leaflet, vidio, dan beberapa eksplorasi yang diperlukan. Proses pemberian psikoedukasi sangat diperlukan kehadiran keluarga sebagai kunci keberhasilan intervensi. Perawat dapat membangun hubungan saling percaya agar dapat melakukan pengkajian yang tepat dan memberikan pengertian terhadap keluarga bagaimana psikoedukasi memberikan keuntungan pada mereka, dapat mengatasi dan mencegah terjadinya gangguan emosional dengan strategi koping yang efektif. Menurut Roy (1999), psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari ibu dan suaminya sesuai

41 yang diharapkan yang difokuskan pada mempertahankan keutuhan psikososial (self concept needs), perubahan fungsi atau peran dan ketergantungan atau kebutuhan interaksi. Psikoedukasi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dengan metode atau cara eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Menurut Albin (2001), pemberian psikoedukasi mengenai perubahanperubahan yang dialami selama hidup dan bersikap terbuka dengan orang lain, serta penggunaan koping yang efektif dapat membantu untuk mengurangi kecemasan, membuat perasaan menjadi lebih baik dan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi, mengurangi depresi dan menumbuhkan rasa percaya diri. Menurut Billing dan Moons (1984), yang mengutip pendapat Keliat menjelaskan bahwa kecenderungan penggunaan koping seseorang dipengaruhi oleh karakteristik dari orang tersebut antara lain: 1) usia, orang yang lebih tua usianya berusaha menjadi model bagi orang yang lebih muda, semakin tinggi usia seseorang maka diharapkan akan lebih mampu menyesuaikan diri terhadap suatu masalah; 2) pengalaman, pada wanita multipara, memiliki pengalaman dalam persalinan, kelahiran merawat diri dan merawat bayi dan menjadi ibu, sehingga ibu lebih sering menggunakan koping dalam menghadapi masalah yang mungkin timbul. Pengalaman menggunakan koping ini, individu memungkinkan untuk melakukan evaluasi terhadap koping yang digunakan sebagai bahan dalam memilih koping yang akan dikembangkan bila menghadapi stres berikutnya. Sedangkan bagi wanita primipara membutuhkan waktu untuk beradaptasi terhadap perubahan menjadi ibu; 3) paritas, riwayat kehamilan sampai bersalin serta komplikasi dari kehamilan dan persalinan

42 sebelumnya. Serta jumlah anak yang dilahirkan akan mempengaruhi koping seseorang dalam menghadapi stres; 4) tingkat pendidikan, dalam hal ini tingkat pendidikan berpengaruh terhadap efektif tidaknya strategi koping yang digunakan. Orang yang berpendidikan tinggi akan lebih realistis dan lebih aktif dalam memecahkan masalah dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah. Semakin tinggi tingkat pendidikan diharapkan akan lebih mampu menyesuaikan diri; 5) pekerjaan, dalam hal ini pekerjaan dalam kaitannya dengan koping, hasil penelitian membuktikan bahwa mereka yang memiliki status pekerjaan mampu melakukan analisis logis dalam mengatasi masalah, sedangkan mereka yang tidak memiliki status pekerjaan cenderung menggunakan strategi yang berbentuk pelepasan emosi dan menghindari masalah; 6) dukungan suami, dalam hal ini ibu bersalin yang didampingi suaminya saat melahirkan akan merasa mendapatkan support yang lebih dan dapat menurunkan tingkat stres dalam melalui proses persalinan. Menurut Aldwin dan Reverson (1987), yang mengutip pendapat Keliat membagi bentuk strategi koping menurut fungsinya menjadi dua, yaitu: 1. Problem Focused Coping (PFD), merupakan suatu usaha untuk mengurangi atau menghilangkan stres dengan cara menghadapi stres secara langsung, atau individu secara aktif mencari penyelesaian dari masalah untuk menghilangkan kondisi atau situasi yang menimbulkan stres. Ada tiga strategi koping untuk Problem Focused Coping, yaitu: a) kehati-hatian (cautioness), yaitu individu memikirkan dan mempertimbangkan secara matang beberapa alternatif pemecahan masalah yang mungkin dilakukan, meminta pendapat orang lain tentang masalah yang dihadapi,

43 bersikap hati-hati sebelum memutuskan sesuatu dan mencoba mengevaluasi strategi yang pernah dilakukan; b) tindakan instrumental (instrumental action), meliputi tindakan individu yang ditujukan untuk menyelesaikan masalah secara langsung serta menyusun langkah-langkah yang diperlukan; c) negosiasi (negotiation), meliputi usaha individu yang ditujukan kepada orang lain yang terlibat atau menjadi penyebab masalah yang sedang dihadapinya untuk ikut memikirkannya atau menyelesaikan masalah tersebut. 2. Emotional Focused Coping (EFC), merupakan usaha yang dilakukan individu untuk mengurangi atau menghilangkan stres dengan cara tidak menghadapi secara langsung, tetapi lebih diarahkan untuk menghadapi tekanan-tekanan emosi, mengekspresikan perasaan misalnya berteriak saat marah, menangis atau dengan menggunakan situasi sebagai bahan lelucon. Emotional Focused Coping (EFC) mempunyai 4 strategi koping, yaitu: a) lari dari masalah (escapism) di mana individu menghindari masalah yang ada dengan cara mengalihkan pemikiran atau situasi misalnya berkhayal sedang berada pada situasi tempat yang menyenangkan, bernyanyi-nyanyi, banyak makan, tidur, merokok atau menghindari bertemu orang lain; b) pengurangan beban masalah (minimization), yaitu usaha untuk menolak masalah yang ada dengan cara menganggap seolah-olah masalah tidak ada, atau masalah besar dianggap sebagai sesuatu yang ringan dan mudah penyelesaiannya; c) menyalahkan diri sendiri (self blame), yaitu individu cenderung menyalahkan dan menghukum diri sendiri serta menyesali apa yang sudah terjadi; d) pencarian arti (seeking meaning), yaitu individu berusaha mencari arti kegagalan yang dialaminya.

44 Metode psikoedukasi dapat dilakukan pada ibu yang mengalami depresi postpartum dengan mengemas materi edukasi dalam bentuk poster, leaflet dan booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum, akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi postpartum dengan pendekatan pada penguatan koping individu dalam mengatasi depresi. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Psikoedukasi dapat diberikan oleh penyedia pelayanan kesehatan seperti dokter, psikolog, perawat dan bidan (Knowes, 1985). Berdasarkan pendapat para ahli (Tong dan Chamberlain, 2000; Rivard, 2004; Moses dan Roth, 2005; dan Mottaghipour, 2005), dapat disimpulkan di luar negeri baik pelayanan rumah sakit maupun pelayanan di komunitas sudah ada program psikoedukasi dan sudah dilaksanakan pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk poster, leaflet, flipchart, booklet dan video berisi hal-hal yang menyebabkan setelah melahirkan rentan terhadap depresi dan dukungan yang dapat diberikan dalam mengatasi depresi. Hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Menurut Klein (1990), yang mengutip pendapat Kendall mengajarkan teori coping skill. Teori ini menekankan pada tingkat kritis dan kesulitan yang

45 diperlukan untuk menemukan pengaruh dari pengalaman traumatik. Ada empat tingkatan yaitu: 1) keamanan (safety); 2) pengaruh aturan (affect regulation); 3) berduka (grieving); 4) pemberdayaan (empowerment). Istilah yang digunakan dalam mengembangkan konsep ini adalah adaptasi terhadap kelalaian memfasilitasi pemahaman dan pengertian dari setiap tingkatan. Wanita postpartum perlu difasilitasi dengan psikoedukasi agar mampu menghadapi situasi krisis yang meliputi keamanan (misalnya takut jatuh jika menggendong bayinya), pengaruh aturan (misalnya bangun malam hari menyusui bayi setiap 2-3 jam), berduka (misalnya perubahan bentuk tubuh seperti pembesaran payudara) dan pemberdayaan (misalnya bertambahnya tugas-tugas baru setelah punya anak atau suami yang tidak dapat berpartisipasi membantu ibu merawat bayi). Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa intervensi psikoedukasi dapat berpengaruh terhadap pencegahan depresi postpartum dengan melakukan pendidikan kesehatan dalam mengatasi masalah yang dihadapi setelah melahirkan Landasan Teori Pendekatan family centered care berkeyakinan bahwa persalinan dan kelahiran dipandang sebagai suatu keadaan normal, sejahtera, bukan suatu keadaan sakit. Keterlibatan suami dan anggota keluarga lainnya sangat diperlukan karena peristiwa persalinan, kelahiran dan merawat bayi merupakan pengalaman keluarga. Perawat berperan memfasilitasi keterlibatan seluruh anggota keluarga dalam membantu keluarga agar mampu membuat keputusan untuk perawatan mereka,

46 membantu keluarga memiliki pengalaman yang positif sesuai dengan harapannya, menangani masalah yang ditemui dalam perawatan ibu dan bayi serta interaksi harmonis diantara mereka melalui program edukasi (May dan Mahlmeister, 1990). Menurut Matteson (2000), dukungan sosial, (social support) didefinisikan sebagai informasi verbal atau non verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang yang akrab dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Orang yang merasa mendapat dukungan sosial, secara emosional merasa lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya. Pendapat yang sama dikemukakan Sarason (1983), menyatakan bahwa dukungan sosial adalah keberadaan, kesediaan dan kepedulian dari orang-orang yang dapat diandalkan, menghargai dan menyayangi kita. Pandangan yang sama juga dikemukakan Cox (1998) yang mengutip pendapat Sarafino, bahwa individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Menurut Alfiben et.al. (2000), dalam proses penyesuaian menjadi ibu, ibu sangat rentan terhadap gangguan emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan postpartum. Sistem dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling efektif didapat dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu membutuhkan bantuan dalam

47 menyelesaikan tugas-tugas rumah tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan dan pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik (Murray et.al, 2001). Dukungan anggota keluarga lainnya juga ikut mempengaruhi kesejahteraan ibu. Kehadiran orang tua sebagai model peran sebagai ibu sangat mendukung kesiapan psikologis ibu untuk menjalankan peran sebagai ibu, dan demikian juga anggota keluarga lainnya termasuk saudara, anak yang sudah dewasa dan pekerja di rumah tangga, juga membantu ibu sebagai tempat mengekspresikan perasaan atau tempat meminta bantuan dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga selama periode postpartum awal (Bick et.al, 2003). Penelitian yang dilakukan oleh Paykel et.al (1990), menunjukkan bahwa keberadaan ibu dalam keluarga besar (extended family) memberi pengaruh yang signifikan terhadap kejadian depresi postpartum dibandingkan dengan bila ibu tinggal dengan suami atau anak kandung (small family or nuclear family) di mana angka kejadian depresi postpartum ternyata lebih tinggi bagi ibu dengan small family dari pada extended family. Berdasarkan bahwa semakin banyak dukungan dari orangorang terdekat, semakin kecil kemungkinan timbulnya depresi selama postpartum. Menurut Ballard (1995), yang mengutip pendapat Bryar tujuan perawatan postpartum adalah memberikan kesempatan pada ibu untuk berhasil menjadi seorang ibu dan keberhasilan ini tidak saja pada proses fisiologis tetapi juga melibatkan proses psikologis yang akan menjadi motivasi bagi ibu untuk memenuhi kebutuhan menjadi orang tua. Perubahan respons emosi ibu setelah persalinan dipengaruhi oleh

48 kepribadian ibu dan kualitas dukungan yang mereka terima dari keluarga serta sistem dukungan sosial. Teori adaptasi, memandang individu memiliki empat model adaptasi terhadap berbagai perubahan, yaitu: fisiologi, konsep diri, peran dan ketergantungan. Tujuan dari psikoedukasi adalah untuk memperbaiki atau meningkatkan respons positif dari ibu dan suaminya sesuai yang diharapkan. Informasi yang diperlukan difokuskan pada mempertahankan keutuhan psikososial (self-concept needs), perubahan fungsi atau peran dan ketergantungan atau kebutuhan interaksi (Roy, 1999). Untuk membantu wanita postpartum agar mampu beradaptasi terhadap perubahan psikologis (konsep diri, peran dan ketergantungan) diperlukan bimbingan untuk mengembangkan mekanisme koping melalui edukasi. Teori krisis, di mana tujuan dari model ini adalah mencegah berkembangnya situasi krisis atau meningkatkan resolusi dari sebuah situasi krisis. Anguilera mencatat bahwa ada tiga faktor penting yang harus diseimbangkan, yaitu: persepsi nyata terhadap suatu kejadian, situasi dukungan yang adekuat, dan mekanisme koping yang adekuat (Anguilera, 1998). Informasi atau layanan yang diberikan dalam mengangani kondisi krisis yang terjadi pada wanita postpartum bertujuan untuk menyelaraskan ketiga faktor tersebut. Teori Self-Care, dalam hal ini teori Self-care Orem s didasarkan pada kemampuan individu untuk caring terhadap dirinya dan memiliki suatu kemampuan untuk memenuhi kebutuhannya. Tujuan dari teori ini adalah untuk meningkatkan kemampuan klien merawat dirinya. Orem mengidentifikasi tiga sistem selfcare:

49 wholly compensatory, partly compensatory, dan supportive-educative. Pada wholly compensatory, individu tidak berperan merawat dirinya tetapi sangat mengharapkan bantuan orang lain (total care). Partly compensatory, individu mampu melakukan perawatan dirinya tetapi tidak sepenuhnya, individu masih memerlukan bantuan orang lain. Sedangkan supportive educative, individu mampu merawat diri sendiri dan tidak memerlukan bantuan tenaga kesehatan secara langsung. Namun masih dibutuhkan informasi-informasi dalam meningkatkan derajat kesehatannya (Orem, 1995). Landasan teori penelitian ini menjelaskan bahwa pada periode postpartum terjadi perubahan yang memerlukan adaptasi fisik dan psikologis dari seorang wanita yang baru melahirkan. Agar mampu beradaptasi secara positif, maka perlu difasilitasi atau didukung oleh orang-orang terdekat yang dapat diandalkan oleh ibu postpartum termasuk tenaga profesional atau bidan. Bidan perlu menyediakan layanan yang tepat dalam memecahkan masalah klien. Seperti halnya kondisi yang sering dihadapi oleh ibu postpartum yaitu depresi, maka bidan perlu menyiapkan paket tindakan yang dapat mengatasi masalah psikososial dalam bentuk psikoedukasi. Dalam menguatkan landasan teori dan konsep penelitian ini, perlu didukung oleh teori atau konsep-konsep terkait sebagaimana dapat terlihat pada gambar berikut ini:

50 Dukungan Suami dan Keluarga Self Care Theory: Supportive-educative Teori Transisi Peran Adaptasi Postpartum: Stresor 1. Adaptasi Fisik 2. Adaptasi Psikologis Depresi Tidak depresi Adaptation Theory Perubahan: fisiologis, konsep diri, peran dan ketergantungan Psychoeducation Critical Theory: Keseimbangan persepsi, dukungan dan koping Sumber: Aldwin dan Reverson, 1987; Orem, 1995; Aguilera, 1998; Roy, 1999; Pilliteri, 2003; Moses-Kolko & Roth, 2004; Mottaghipour & Bickerton, Gambar 2.2. Landasan Teori dan Konsep Penelitian

51 2.9. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep penelitian ini menggambarkan bahwa yang akan diteliti adalah pengaruh intervensi psikoedukasi terhadap pencegahan depresi postpartum, namun untuk mengetahui depresi postpartum sebelum dilakukan intervensi psikoedukasi diukur dengan pretest dan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh intervensi tersebut diukur dengan posttest. INTERVENSI Psikoedukasi booklet PRETEST POSTTEST INPUT Depresi postpartum OUTPUT Depresi postpartum Variabel Moderate Karakteristik Ibu: - Umur - Paritas - Pendidikan - Pekerjaan - Dukungan Suami Gambar 2.3. Kerangka Konsep Penelitian

52 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam bentuk quasi experiment (eksperimen semu), dengan rancangan Non Equivalent Control Group (Arikunto, 1998), tujuannya ingin mengetahui pengaruh intervensi psikoedukasi dalam mengatasi kejadian depresi postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan. Penelitian ini menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberi perlakuan psikoedukasi dan kelompok kontrol. Desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Y e sb X Y e ssd Y k 1 Y k 2 Gambar 3.1. Desain Penelitian Keterangan: Y e sb : Pretest sebelum diberikan perlakuan psikoedukasi dengan booklet dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. Y e ssd : Posttest sesudah diberikan perlakuan psikoedukasi dengan booklet dalam mengatasi kejadian depresi postpartum. Y k 1 : Pretest untuk kelompok kontrol depresi postpartum. Y k 2 : Posttest untuk kelompok kontrol depresi postpartum. X : Intervensi psikoedukasi dengan booklet.

53 3.2. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di ruang rawat inap bersalin RSU dr. Pirngadi Medan, dengan pertimbangan merupakan RSU di Propinsi Sumatera Utara dengan jumlah kunjungan persalinan paling banyak diantara RSU lainnya, jumlah pasien bersalin orang setiap tahun dengan rata-rata 110 orang setiap bulannya. Selain itu sering dijumpai gejala pada ibu postpartum yang mengarah pada depresi postpartum seperti sedih, cemas, mudah marah, tidak nafsu makan, susah tidur dan kurang perhatian pada bayinya pada saat menangis, serta belum pernah dilakukan penelitian yang serupa di lokasi ini Waktu Penelitian Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, merancang kuesioner, membuat booklet psikoedukasi, konsultasi dengan pembimbing, pelaksanaan penelitian sampai dengan laporan akhir yang dimulai dari bulan Juli 2008 dan diharapkan selesai pada bulan Mei Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang sudah melahirkan tiga hari secara normal tanpa tindakan khusus di RSU dr. Pirngadi Medan. Berdasarkan data laporan tahunan RSU dr. Pirngadi Medan tahun 2007 jumlah persalinan normal rata-rata 110 orang setiap bulan. Metode pengambilan sampel yang disebut sebagai

54 responden dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sampel berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu (Budiarto, 2004). Sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi, yaitu: a. Ibu setelah melahirkan secara normal tiga hari di RSU dr. Pirngadi. b. Ibu yang dinyatakan mengalami depresi postpartum berdasarkan penilaian peneliti dengan kuesioner EPDS. c. Bersedia menjadi responden penelitian, dapat membaca dan menulis. Besar sampel dalam penelitian ini adalah 60 orang masing-masing 30 orang sebagai kelompok yang diberi perlakuan, dan 30 orang sebagai kelompok kontrol Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner EPDS yang diisi langsung ibu postpartum. Untuk mengetahui depresi postpartum digunakan instrumen berupa kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale (EPDS) yang dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti yang mengacu pada teori Cox (2000), yaitu pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, keinginan bunuh diri. Dalam mengembangkan kuesioner, peneliti juga mengacu pada teori Azwar (2000), penyusunan skala psikologi tentang peran wanita. Sebelum kuesioner digunakan sebagai alat pengumpulan data terlebih dahulu dilakukan pengujian pada pasien postpartum di RSU lain di Kota Medan yaitu RSU H. Adam

55 Malik Medan pada 10 orang responden untuk mengetahui validitas dan realiabilitas alat ukur. Pada pengukuran depresi postpartum ada 32 item pertanyaan, untuk tipe jawaban tidak pernah diberi skor 0, tidak begitu sering diberi skor 1, ya, kadangkadang diberi skor 2, ya, sering diberi skor 3 dalam bentuk favorable sebanyak 16 item, pada pertanyaan (1,2,3,4,5,6,7,8,17,18,19,20,21,22,23, dan 24). Total skor 13 depresi, total skor < 13 tidak depresi. Sedangkan untuk pernyataan unfavorable dengan tipe jawaban tidak pernah diberi skor 3, tidak begitu sering diberi skor 2, ya, kadang-kadang diberi skor 1, ya, sering diberi skor 0, pada pertanyaan (9,10,11,12,13,14,15,16,25,26,27,28,29.30,31, dan 32). Total skor 13 depresi, total skor < 13 tidak depresi. Distribusi alat ukur depresi postpartum yang sudah teruji validitas dan realiabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.1. Distribusi Alat Ukur Depresi Postpartum Aspek Pengukuran Nomor Item Pernyataan Jlh Favorable Unfavorable 1. Labilitas perasaan 1, 3, 4, 5, 17, 19, 20 9, 11, 12, 13, 25, 27, Kecemasan 6, 18, 22, 14, 26, Perasaan bersalah 2, 7, 23, 10, 15, Keinginan bunuh diri 8, 21, 24 16, 29, 32 6 Jumlah Sumber: Cox (2000); Azwar (2000). Data sekunder diperoleh dari catatan rekam medik RSU dr. Pirngadi Medan seperti jumlah kunjungan ibu bersalin dan data profil rumah sakit. Pengumpulan data dalam penelitian ini dibantu oleh tenaga bidan yang bertugas diruangan rawat inap ibu postpartum sebanyak 5 (lima) orang. Sebelum

56 dilakukan pengumpulan data terlebih dahulu diadakan pelatihan tentang cara pengisian kuesioner dan pemahaman isi kuesioner, dan cara menskoring setiap item pertanyaan serta cara menentukan mana yang mengalami depresi postpartum dan yang tidak mengalami depresi postprtum Uji Validitas Validitas alat ukur adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevaliditasannya atau kesahihan sesuatu instrumen. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Azwar, 2000). Uji validitas instrumen penelitian yang digunakan adalah validitas konstruk dengan mengetahui nilai total setiap item pada analisis realiabilitas yang tercantum pada nilai correlation corrected item. Suatu pertanyaan dikatakan valid atau bermakna sebagai alat pengumpul data bila korelasi hasil hitung (r hitung) lebih besar dari angka kritik nilai korelasi (r-tabel), pada taraf signifikansi 95% (Riduwan, 2005). Nilai r-tabel dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 10 ibu postpartum adalah sebesar 0,423, maka ketentuan dikatakan valid, jika: Nilai r-hitung variabel 0,423 dikatakan valid, dan Nilai r-hitung variabel < 0,423 dikatakan tidak valid Uji Realiabilitas Uji Realiabilitas bertujuan untuk melihat bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar dan sesuai kenyataan, maka berapa kalipun diambil tetap akan sama (Azwar, 2000). Teknik yang dipakai untuk

57 menguji kuesioner penelitian, adalah teknik Alpha Cronbach yaitu dengan menguji coba instrumen kepada sekelompok responden pada satu kali pengukuran, juga pada taraf 95% (Riduwan, 2005). Nilai r-tabel dalam penelitian ini untuk sampel pengujian 10 orang ibu postpartum adalah sebesar 0,423, maka ketentuan dikatakan realiabel, jika: nilai r-hitung variabel 0,423 dikatakan realiabel, dan nilai r-hitung variabel < 0,423 dikatakan tidak realiabel. Hasil uji realiabilitas dan validitas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Hasil Uji Validitas dan Realiabilitas Alat Ukur No Aitem Pertanyaan Nilai Corrected item- total Keputusan Correlation 01 Aitem Pertanyaan Favorable Pertanyaan Depresi 1 0,7401 Valid Pertanyaan Depresi 2 0,8580 Valid Pertanyaan Depresi 3 0,8772 Valid Pertanyaan Depresi 4 0,7848 Valid Pertanyaan Depresi 5 0,8098 Valid Pertanyaan Depresi 6 0,8849 Valid Pertanyaan Depresi 7 0,7848 Valid Pertanyaan Depresi 8 0,6167 Valid Pertanyaan Depresi 9 0,6941 Valid Pertanyaan Depresi 10 0,7848 Valid Pertanyaan Depresi 11 0,4648 Valid Pertanyaan Depresi 12 0,6786 Valid Pertanyaan Depresi 13 0,8453 Valid Pertanyaan Depresi 14 0,8098 Valid Pertanyaan Depresi 15 0,5764 Valid Pertanyaan Depresi 16 0,6301 Valid Nilai Aplha Cronbach Realibel 02 Aitem Pertanyaan UnFavorable Pertanyaan Depresi 1 0,9630 Valid Pertanyaan Depresi 2 0,9630 Valid Pertanyaan Depresi 3 0,7789 Valid Pertanyaan Depresi 4 0,5832 Valid Pertanyaan Depresi 5 0,9223 Valid Pertanyaan Depresi 6 0,9223 Valid Pertanyaan Depresi 7 0,8727 Valid Pertanyaan Depresi 8 0,8468 Valid Pertanyaan Depresi 9 0,5707 Valid Pertanyaan Depresi 10 0,5055 Valid

58 Lanjutan Tabel 3.2 No Aitem Pertanyaan Nilai Corrected item- total Keputusan Correlation Pertanyaan Depresi 11 0,8727 Valid Pertanyaan Depresi 12 0,5707 Valid Pertanyaan Depresi 13 0,8727 Valid Pertanyaan Depresi 14 0,8089 Valid Pertanyaan Depresi 15 0,9630 Valid Pertanyaan Depresi 16 0,9630 Valid Nilai Aplha Cronbach Realibel Berdasarkan Tabel 2.2. di atas, diketahui bahwa secara keseluruhan vaiabel favorabel dan unfavorable dapat dikatakan valid, karena nilai hasil pengujian pada Nilai Corrected item- total Correlation menunjukkan < nilai r-tabel yaitu di atas nilai 0,423, demikian juga dengan realiabilitas alat ukur juga dapat dikatakan realiabel, karena nilai r-hitung juga di bawah nilai r-tabel, yaitu nilai Aplha hasil hitung (r- Hitung) = 0,9554; (r h(0,9554 >r t(0,423) Prosedur Pengumpulan Data Prosedur pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang dilakukan meliputi dua tahapan, yaitu: 1. Tahap Persiapan Mempersiapkan sarana dan prasarana yang akan mendukung kegiatan ini seperti izin penelitian, koordinasi dengan bidan di ruang bersalin RSU dr. Pirngadi Medan, booklet dan petugas yang akan membantu. 2. Tahap Pelaksanaan a. Sebelum dilakukan intervensi psikoedukasi ibu yang melahirkan setelah tiga hari dilakukan pretest dengan menggunakan kuesioner EPDS dengan

59 terlebih dahulu diberikan penjelasan cara mengisinya, setelah diskor yang mengalami depresi postpartum menjadi sampel yang akan diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan, yang tidak mengalami depresi postpartum tidak menjadi sampel dalam penelitian ini. b. Setelah itu dilakukan pembagian kelompok yang diberi perlakuan dengan kelompok kontrol. Kelompok yang diberi perlakuan psikoedukasi dengan metode ceramah menggunakan booklet selama 30 menit dan diskusi selama 15 menit. Materi psikoedukasi yang diberikan sesuai dengan booklet yang sudah disusun sebelumnya. c. Pada tahap selanjutnya dilakukan posttest dengan menggunakan kuesioner EPDS untuk mengetahui perbandingan sebelum diberi perlakuan dengan sesudah diberi perlakuan apakah masih mengalami depresi postpartum. Pada kelompok kontrol dilakukan posttest dengan menggunakan kuesioner EPDS untuk melihat apakah masih mengalami depresi postpartum Variabel dan Definisi Operasional Variabel Independen Variabel independen dalam penelitian ini adalah intervensi psikoedukasi, yaitu suatu tindakan yang diberikan untuk mengatasi depresi dengan memperkuat mekanisme koping pada ibu postpartum yang mengalami depresi postpartum melalui pendidikan kesehatan agar ibu mampu mengembangkan koping efektif dan mengatasi

60 depresi yang dialami. Media yang digunakan berbentuk booklet mengenai keseimbangan persepsi, koping dan dukungan Variabel Dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah depresi postpartum, yaitu perubahan emosional dan suasana hati ibu postpartum yang dialami pada minggu pertama sampai minggu keempat postpartum seperti labilitas perasaan, kecemasan, perasaan bersalah, keinginan bunuh diri: 1) Labilitas perasaan adalah keadaan atau situasi dan kondisi emosional individu yang mengarah pada respons negatif. 2) Kecemasan adalah perasaan was-was atau khawatir seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai ancaman dan bersifat subjektif. 3) Perasaan bersalah adalah keadaan suasana hati dan perasaan yang menyalahkan diri sendiri terhadap sesuatu yang terjadi. 4) Keinginan bunuh diri adalah dorongan dari dalam diri sendiri untuk mengakhiri kehidupan Variabel Moderate Dalam penelitian ini terdapat variabel moderate yaitu umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, dan dukungan keluarga: 1) Umur adalah jumlah tahun hidup yang dihitung sejak tanggal lahir sampai dengan tahun terakhir pada saat penelitian yang dinyatakan dalam tahun. 2) Paritas adalah jumlah kelahiran bayi baik kelahiran bayi hidup maupun kelahiran bayi mati yang pernah dialami sampai kelahiran bayi saat penelitian dilakukan.

61 3) Pendidikan adalah jenis pendidikan terakhir yang pernah dijalani sampai akhir jenjang pendidikan. 4) Pekerjaan adalah kegiatan rutin yang dilakukan dan menghasilkan pendapatan. 5) Dukungan keluarga adalah adanya interaksi dalam bentuk dukungan psikologis yang diperoleh dari anggota keluarga termasuk suami, orang tua, dan saudara Metode Pengukuran Pengukuran terhadap variabel independen yaitu intervensi psikoedukasi didasarkan pada skala nominal. Pengukuran variabel dependen yaitu depresi postpartum didasarkan pada skala ordinal berdasarkan 32 (tiga puluh dua) pertanyaan dari tiga indikator depresi postpartum dengan alternatif jawaban, sebagai berikut: a. Tidak pernah, diberi skor 0 b. Tidak begitu sering, diberi skor 1 c. Ya, kadang-kadang, diberi skor 2 d. Ya, sering diberi skor 3 Masing-masing indikator depresi postpartum tersebut terdiri dari: 1. Aspek Labilitas terdiri dari 14 pertanyaan dengan total skor Aspek Kecemasan terdiri dari 6 pertanyaan dengan total skor Aspek Perasaan Bersalah terdiri dari 6 pertanyaan dengan total skor Aspek Keinginan Bunuh Diri terdiri dari 6 pertanyaan dengan total skor 18

62 Selanjutnya skor setiap jawaban diakumulasikan dan variabel dependen dikategorikan menjadi dua kategori, yaitu: 1. Depresi, jika responden memperoleh nilai Tidak Depresi, jika responden memperoleh nilai <32 Pengukuran variabel moderate pertama yaitu umur didasarkan pada skala ordinal, dan dikategorikan menjadi: 2. Usia muda, jika responden berusia 20 tahun 3. Usia dewasa, jika responden berusia > 20 tahun Pengukuran variabel moderate kedua yaitu paritas didasarkan pada skala ordinal, dan dikategorikan menjadi: 1. Primipara, jika responden hanya mempunyai satu anak 2. Multipara, jika responden mempunyai 2 anak Pengukuran variabel moderate ketiga yaitu pendidikan didasarkan pada skala ordinal, dan dikategorikan menjadi: 1. Tinggi, jika responden berpendidikan D3 dan S1 2. Sedang, jika responden berpendidikan SLTA 3. Rendah, jika responden berpendidikan SD dan SLTP Pengukuran variabel moderate keempat yaitu pekerjaan didasarkan pada skala nominal, dan dikategorikan menjadi: 1. Bekerja, jika responden mempunyai pekerjaan sebagai PNS/TNI/POLRI/, Buruh/Tani/Wiraswasta maupun pegawai swasta

63 2. Tidak bekerja, jika responden tidak mempunyai pekerjaan tetap dan hanya sebagai ibu rumah tangga. Pengukuran variabel moderate kelima yaitu dukungan keluarga didasarkan pada skala ordinal, melalui 4 (empat) partanyaan dengan skor tertinggi 4 dan terendah 1, kemudian dikategorikan menjadi: 1. Baik, jika responden memperoleh skor Kurang baik, jika responden memperoleh skor Metode Analisa Data Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan sebagai berikut: a. Analisa Univariat Analisis univariat dilakukan dengan mendiskripsikan besarnya persentase pada seluruh variabel penelitian dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. b. Analisa Bivariat Analisis bivariat merupakan kelanjutan dari analisis univariat dengan cara melakukan tabulasi silang antara variabel dependen pada kelompok kontrol dengan kelompok intervensi pada semua variabel penelitian dengan menggunakan uji statistik Pair-Test pada taraf kepercayaan 95%, mengingat variabel dependen menggunakan dua sampel pada objek yang sama, data merupakan data ordinal. Kemudian dilihat perbedaan mean variabel dependen pada dua kelompok penelitian (kelompok kasus dan kelompok kontrol). Uji statistik Chi Square pada taraf kepercayaan 95% untuk melihat pengaruh karakteristik ibu postpartum terhadap depresi postpartum.

64 c. Analisa Multivariat Analisis multivariat ini dilakukan untuk melihat pengaruh intervensi psikoedukasi terhadap karakteristik ibu postpartum dengan depresi postpartum dengan menggunakan uji regresi logistik pada tingkat kepercayaan 95% guna mengidentifikasi variabel-variabel dari karakteristik ibu yang mempunyai keeratan pengaruhnya dengan depresi postpartum.

65 BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum dr. Pingadi Medan merupakan salah satu rumah sakit umum milik Pemerintah Kota Medan. Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 30 Tahun 2002 tanggal 06 September 2002 tentang Tugas Pokok dan Fungsi, Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Medan adalah unsur penunjang Pemerintah Daerah yang dipimpin oleh seorang kepala, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris Daerah. Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan mempunyai tugas melaksanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasilguna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan secara serasi terpadu dengan upaya peningkatan serta pencegahan dan melaksanakan upaya rujukan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Badan Pelayanan Kesehatan RSU dr. Pirngadi Kota Medan mempunyai fungsi sebagai berikut: a) menyelenggarakan pelayanan medis, b) menyelenggarakan pelayanan penunjang medis dan non medis, c) menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan, d) menyelenggarakan pelayanan rujukan, e) menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan, f) menyelenggarakan penelitian dan pengembangan, g) mengelola administrasi dan keuangan, dan h) melaksanakan seluruh kewenangan yang ada sesuai dengan bidang tugasnya.

66 Organisasi dipimpin oleh seorang kepala badan yang membawahi 5 (lima) kepala bidang, 1 (satu) sekretaris, 20 (dua puluh) kepala bagian/sub bidang serta 20 ketua Staf Medis Fungsional (SMF) dan 18 kepala instalasi. Adapun visi RSU dr. Pirngadi adalah terwujudnya Badan Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit Umum dr. Pirngadi Kota Medan MANTAP (Mandiri, Tanggap dan Profesional) TAHUN Penjelasan visi tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mandiri dalam pendanaan & pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat. 2. Tanggap terhadap tuntutan masyarakat, perubahan pola penyakit dan kemajuan IPTEK di bidang kesehatan. 3. Profesional dalam pelaksanaan pelayanan sesuai standart dan etika. Sedangkan misi RSU dr. Pingadi Medan adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan upaya kesehatan paripurna kepada semua golongan masyarakat secara merata dan terjangkau, sesuai dengan tugas pokok, fungsi serta peraturan yang berlaku 2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang bersifat spesialistik dan sub spesialistik yang bermutu. 3. Meningkatkan upaya pelayanan kesehatan secara profesional dan etis agar timbul kepercayaan dan harapan serta rasa aman dan kenyamanan bagi penderita. 4. Meningkatkan peran rumah sakit sebagai tempat pendidikan, penelitian dan pengembangan IPTEK di bidang kesehatan.

67 4.2. Karakteristik Responden Karakteristik ibu postpartum dalam penelitian ini meliputi umur, pendidikan, paritas, pekerjaan dan dukungan suami. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Postpartum yang Menderita Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan No Karakteristik Ibu Jumlah (n) Persentase (%) 1 Umur 1) Usia Muda ( 20 Tahun) 6 10,0 2) Usia Dewasa (>20 Tahun) 54 90,0 Total Pendidikan 1) Tinggi 11 18,3 2) Sedang 31 51,7 3) Rendah 18 30,0 Total Paritas 1) Primipara (1 anak) 35 58,3 2) Multipara ( 2 anak ,7 Total Pekerjaan 1) Bekerja 22 36,7 2) Tidak Bekerja 38 63,3 Total Dukungan Suami 1) Kurang 35 58,3 2) Baik 25 41,7 Total Berdasarkan Tabel 4.1. di atas, diketahui ibu postpartum berdasarkan umur, mayoritas berusia lebih dari 20 tahun yaitu sebanyak 54 ibu (90%) dibandingkan usia muda yaitu sebanyak 6 ibu (10%). Berdasarkan pendidikan mayoritas ibu postpartum berpendidikan kategori sedang yaitu menamatkan pendidikan SLTA sederajat yaitu sebanyak 31 ibu (51,7%),

68 diikuti pendidikan kurang sebanyak 18 ibu (30,0%) dan ibu dengan pendidikan baik sebanyak 11 ibu (18,3%). Berdasarkan paritas, mayoritas ibu mempunyai satu anak (primipara) yaitu sebanyak 35 ibu (58,3%) dibandingkan ibu dengan jumlah anak 2 anak (multipara) yaitu sebanyak 25 ibu (41,7%). Berdasarkan pekerjaan, mayoritas ibu berstatus tidak bekerja yaitu hanya sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 38 ibu (63,3%) dibandingkan ibu yang bekerja yaitu sebanyak 22 ibu (36,7%). Berdasarkan dukungan suami, mayoritas ibu mempunyai dukungan suami kategori baik sebanyak 35 ibu (58,3%) dibandingkan ibu dengan dukungan suami kategori kurang yaitu sebanyak 25 ibu (41,7%) Analisis Univariat Analisis univariat dalam penelitian ini adalah mendistribusikan responden menurut jumlah skor yang diperolehnya, dan pertanyaan-pertanyaan favorable dan unfavorable untuk mengidentifikasikan depresi postpartum pada ibu postpartum, variabel depresi ibu postpartum setelah dilakukan intervensi psikoedukasi, dan distribusi karakteristik ibu berdasarkan perlakukan psikoedukasi Distribusi Responden Berdasarkan Perolehan Skor Depresi postpartum dapat dilihat dari jumlah skor yang diperoleh responden, sebelum dan sesudah dilakukan intervensi psikoedukasi. Berikut ini jumlah skor yang diperoleh responden berdasarkan sebelum dan sesudah intervensi psikoedukasi.

69 a. Perolehan Skor Sebelum Intervensi Psikoedukasi Tabel 4.2. Distribusi Skor Sebelum Intervensi Psikoedukasi Perolehan Skor Jumlah (n) Persentase (%) TIDAK DEPRESI 1 Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor DEPRESI 7 Skor Skor Skor Skor Skor Skor Total Berdasarkan Tabel 4.2. di atas, diketahui bahwa dari 110 responden yang dilakukan evaluasi depresi dengan menggunakan kuesioner EPDS diketahui terdapat 60 ibu postpartum yang mengalami depresi postpartum dengan perolehan skor lebih dari 32. Hasil penelitian menunjukkan responden yang tidak termasuk depresi post partum mayoritas mempunyai skor 17 yaitu sebanyak 11 responden (10,0%) dan responden yang termasuk depresi postpartum mayoritas mempunyai skor 40 yaitu sebanyak 17 ibu (15,5%%).

70 b. Perolehan Skor Sesudah Intervensi Psikoedukasi Perolehan skor ini didasarkan pada responden yang sudah dinyatakan depresi postpartum dan dilakukan intervensi psikoedukasi, seperti pada Tabel 4.3 Tabel 4.3. Distribusi Skor untuk Identifikasi Depresi Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Psikoedukasi SKOR Dilakukan Tidak Total Dilakukan n % n % n % 1 Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Skor Total Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Depresi Indikator depresi dapat dilihat berdasarkan pertanyaan favorable dan unfavorable dengan jumlah pertanyaan 32 pertanyaan dengan alternatif jawaban Tidak pernah (skor 0), tidak begitu sering (skor 1), ya, kadang-kadang (diberi skor 2), dan ya, sering (skor 3), seperti pada Tabel 4.4.

71 Tabel 4.4. Distribusi Responden Berdasarkan Indikator Depresi pada Ibu postpartum INDIKATOR DEPRESI JAWABAN Total n % n % n % n % n % 1 Tidak bisa tertawa dan merasakan hal lucu Menyalahkan diri bila terjadi kesalahan Merasa takut dan panik tanpa alasan Merasa tidak bahagia dan sulit tidur Cemas tidak bisa membesarkan bayi Merasa sangat tidak bahagia dan menangis Merasa bersalah pd suami bila lelah merawat bayi Pernah ada pikiran untuk melukai bayi Merasa gembira menghadapi sesuatu Merasa kuatir dan cemas tanpa alasan jelas Merasa segala sesuatu menjadi beban Merasa sedih atau jengkel tidak menentu Pernah ada pikiran melukai diri sendiri Kuatir suami tidak senang pada perubahan fisik Bersalah bila suami yg mengasuh bayi Pernah ada pikiran ingin mati saja Tidak ada pikiran untuk melukai diri Bisa tertawa dan merasakan hal yang lucu Tidak menyalahkan diri bila terjadi kesalahan Tidak merasa takut dan panik Merasa bahagia dan dapat dtidur Merasa bahagia dan tertawa Tidak cemas dan mampu membesarkan bayi Tidak merasa bersalah karena lelah rawat bayi Tidak ada pikiran untuk melukai bayi Tidak kuatir dan cemas tanpa alasan jelas Tidak merasa terbeban segal sesuatunya Tidak merasa sedih atau jengkel Tidak ada pikiran untuk melukai diri sendiri Tidak kuatir suami tdk senang Tidak bersalah, suami yg gantikan mengasuh bayi Tidak ada pikiran untuk mati saja Keterangan : 0= Tidak Pernah ; 1=Tidak Begitu Sering ; 2=Ya,Kadang-kadang; 3=Ya, Sering

72 Berdasarkan Tabel 4.4 di atas, diketahui berdasarkan pertanyaan di atas diketahui mayoritas ibu postpartum didominasi tidak pernah antara lain tidak pernah ada pikiran untuk melukai bayi (68,3%), tidak pernah menyalahkan diri jika bersalah (55,0%), tidak pernah merasa takut atau panik dan tidak merasa bahagia (53,3%), merasa bersalah bila suami yang mengasuh bayi jika sedang tidur (45,0%), tidak pernah ada pikiran untuk mati saja (35,0%). Selain itu mayoritas ibu postpartum merasa tidak begitu sering merasa gembira menghadapi sesuatu, sedih atau jengkel tidak menentu masing-masing 48,3%, diikuti perasaan segala sesuatu menjadi beban (43,3%), pernah ada pikiran untuk mati saja (53,3%), perasaan cemas tidak bisa merawat bayi (35,0%). Sedangkan ibu postpartum yang kadang-kadang mengalami gejala-gejala yang mengarah pada depresi mayoritas ibu postpartum merasa sedih tidak bisa merawat bayi (25,0%), pernah ada pikiran melukai diri (23,3%), kuatir dan cemas tanpa alasan (21,7%). Selain itu dalam penelitian ini juga menemukan ibu postpartum yang mengalami dan sering mengalami perasaan gembira menghadapi sesuatu, kuatir suami tidak senang jika terjadi perubahan fisik, dan bersalah jika suami yang mengasuh bayi masing-masing 6,7%. Selain itu mayoritas responden sering terpikir untuk ingin mati saja (45,0%), tidak bersalah suami yang menggantikan mengasuh bayi (40,0%), kuatir suami tidak senang terhadap perubahan fisik ibu postpartum (43,3%), tidak menyalahkan diri bila

73 terjadi kesalahan (38,3%), merasa bahagia dan tertawa (36,7%), tidak merasa sedih atau jengkel (35,0%). Selain itu ibu mayoritas kadang-kadang merasa bahagia dan dapat tidur, tidak merasa sedh atau jengkel tidak menentu serta tidak ada pikiran untuk melukai diri sendiri masing-masing 43,3%. Sedangkan ibu yang tidak begitu sering, mayoritas merasa tidak bersalah pada suami (41,7%), diikuti sering tidak ada pikiran untuk melukai diri sendiri (36,7%), tidak cemas tidak bisa membesarkan bayi (26,7%). Selain itu ibu yang tidak pernah merasakan gejala-gejala yang termasuk unfavorable 5% ibu tidak pernah tidak menyalahkan diri bila terjadi kesalahan, tidak pernah merasa cemas dan mampu membesarkan bayi, diikuti tidak pernah merasa bersalah pada suami karena lelah merawat bayi (3,3%) Distribusi Frekuensi Responden Perolehan Skor Indikator Depresi PostPartum Perolehan skor indikator depresi tersebut adalah didasarkan pada jumlah skor labilitas perasaan, kecemasan, rasa bersalah dan keinginan bunuh diri ibu postpartum. Hasil penelitian dapat dilihat pada gambar berikut ini:

74 Gambar 4.1. Distribusi Responden Menurut Skor Indikator Depresi Postpartum Berdasarkan Gambar 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa depresi postpartum pada ibu postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan cenderung lebih dominan mengalami labilitas perasaan, dan diikuti oleh kecemasan. Berdasarkan akumulasi skor di atas dapat dilihat indikator depresi postpartum menurut penilaian dari setiap indikator. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.5.

75 Tabel 4.5. Peroleh Skor Indikator Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum No Indikator Depresi Postpartum Jumlah (n) Persentase (%) 1 Labilitas Perasaan a Tidak Pernah b Tidak Begitu Sering c Kadang-kadang d Ya, Kadang-kadang e Ya, Sering Total Kecemasan a Tidak Pernah b Tidak Begitu Sering c Kadang-kadang d Ya, Kadang-kadang e Ya, Sering Total Rasa Bersalah a Tidak Pernah b Tidak Begitu Sering c Kadang-kadang d Ya, Kadang-kadang e Ya, Sering Total Keinginan Bunuh Diri a Tidak Pernah b Tidak Begitu Sering c Kadang-kadang d Ya, Kadang-kadang e Ya, Sering Total Berdasarkan Tabel 4.5 di atas, diketahui berdasarkan labilitas perasaan mayoritas ibu termasuk kadang-kadang yaitu sebanyak 21 ibu (35,0%) diikuti ibu yang tidak begitu sering sebanyak 14 ibu (23,3%). Berdasarkan kecemasan ibu mayoritas ibu termasuk ya, kadang-kadang yaitu sebanyak 18 ibu (30,0%) diikuti ibu yang tidak begitu sering yaitu sebanyak 15 ibu (25,0%).

76 Berdasarkan rasa bersalah mayoritas ibu termasuk tidak begitu sering yaitu sebanyak 18 ibu (30,0%) dan diikuti ibu yang tidak pernah yaitu sebanyak 16 ibu (26,7%) dan berdasarkan keinginan bunuh diri mayoritas ibu tidak pernah yaitu sebanyak 25 ibu (41,7%) Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Pasca Intervensi Psikoedukasi Depresi postpartum pada ibu postpartum ini didasarkan pada hasil penilaian depresi (favorable dan unfavorable) setelah dilakukan intervensi psikoedukasi dari 60 ibu yang telah dinyatakan depresi berdasarkan hasil penilaian depresi sebelumnya. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu postpartum Psikoedukasi Depresi Dilakukan Tidak Dilakukan n % n % 1 Depresi Tidak Depresi Total Berdasarkan Tabel 4.6 di atas 93,3% ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi tidak mengalami depresi dibandingkan ibu yang depresi hanya 6,7%, sedangkan yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi 63,3% termasuk depresi dan yang tidak depresi sebesar 36,7%. Secara umum dapat dikategorikan jumlah ibu yang mengalami depresi postpartum seperti pada Tabel 4.7.

77 Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Depresi Postpartum Setelah Dilakukan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum Depresi Postpartum Jumlah (n) % 1 Depresi 21 48,4 2 Tidak Depresi 39 51,6 Total ,0 Berdasarkan Tabel 4.7 di atas, diketahui bahwa dari 60 ibu postpartum yang dinyatakan depresi setelah dilakukan intervensi psikoedukasi dengan booklet diketahui terjadi penurunan jumlah ibu postpartum yang dinyatakan depresi menjadi 21 ibu (48,4%) dan terdapat 39 ibu (51,6%) yang dinyatakan sudah tidak mengalami depresi postpartum. Secara skematis penurunan depresi postpartum dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut: Depresi Tidak Depresi 65.0 Sebelum Intervensi Sesudah Intervensi Gambar 4.2. Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Sebelum dan Sesudah Intervensi Psikoedukasi dengan Booklet Berdasarkan Gambar 4.2 di atas, diketahui depresi postpartum pada ibu postpartum sebelum diintervensi dengan psikoedukasi adalah seratus persen (60 ibu

78 postpartum), kemudian setelah dilakukan intervensi psikoedukasi menurun menjadi 35,0% artinya terjadi penurunan depresi sebesar 65% pada ibu postpartum Karakteristik Ibu Berdasarkan Perlakuan Psikoedukasi Karakteristik ibu meliputi umur, pendidikan, pekerjaan, paritas dan dukungan suami yang didistribusikan berdasarkan perlakuan atau intervensi psikoedukasi dengan booklet pada ibu postpartum. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.8. Tabel 4.8. Distribusi Karakteristik Ibu berdasarkan Intervensi Psikoedukasi pada Ibu Postpartum Karakteristik Ibu Dilakukan Psikoedukasi Tidak Dilakukan n % n % Umur 1 Usia Muda (<20 Tahun) Usia Dewasa ( 20 Tahun) Total Pendidikan 1 Baik Sedang Kurang Total Paritas 1 Primipara (1 anak) Multipara ( 2 anak Total Pekerjaan 1 Bekerja Tidak Bekerja Total Dukungan Suami 1 Baik Kurang Total Berdasarkan Tabel 4.8 di atas, diketahui mayoritas ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi berusia > 20 tahun yaitu sebanyak 23 orang (76,7%) dibandingkan ibu postpartum yang berusia 20 tahun, yaitu sebanyak 7

79 orang (23,3%). Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi mayoritas juga pada ibu postpartum berusia dewasa (> 20 Tahun) yaitu sebanyak 26 orang (86,7%) dibandingkan ibu postpartum berusia muda yaitu sebanyak 4 orang (13,3%). Berdasarkan pendidikan, diketahui mayoritas ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi mempunyai pendidikan kategori sedang yaitu sebanyak 13 orang (43,3%) dibandingkan ibu postpartum dengan pendidikan kurang dan baik masing-masing yaitu 10 orang (33,3%) dan 7 orang (23,3%). Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi mayoritas juga pada ibu postpartum mempunyai pendidikan kategori sedang yaitu sebanyak 18 orang (60,0%) dibandingkan ibu postpartum dengan pendidikan kurang dan baik masing-masing yaitu 1 orang (3,3%) dan 11 orang (36,7%). Berdasarkan paritas, diketahui mayoritas ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi mempunyai paritas 1 anak (primara) yaitu sebanyak 18 orang (60,0%) dibandingkan ibu postpartum dengan paritas 2 anak (multipara), yaitu sebanyak 12 orang (40,0%). Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi mayoritas pada ibu postpartum juga tidak jauh beda yaitu pada ibu dengan paritas 1 anak (primara) yaitu sebanyak 17 orang (86,7%) dibandingkan ibu postpartum dengan paritas 2 anak (multipara) yaitu sebanyak 13 orang (43,3%). Berdasarkan pekerjaan ibu, mayoritas ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 22 orang (73,3%) dibandingkan ibu postpartum yang bekerja yaitu sebanyak 8 orang (26,7%). Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi mayoritas juga pada ibu

80 postpartum juga berstatus tidak bekerja yaitu sebanyak 16 orang (53,3%) dibandingkan ibu postpartum yang bekerja yaitu sebanyak 14 orang (46,7%). Berdasarkan dukungan suami, mayoritas ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi mempunyai dukungan suami kategori kurang yaitu sebanyak 23 orang (76,7%) dibandingkan ibu postpartum dengan dukungan suami kategori baik yaitu sebanyak 7 orang (23,3%). Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi mayoritas pada ibu postpartum dengan dukungan suami kategori baik yaitu sebanyak 18 orang (60,0%) dibandingkan ibu postpartum dengan dukungan suami kategori kurang yaitu sebanyak 12 orang (40,0%) Analisis Bivariat Analisis bivariat dalam penelitian ini adalah melihat perbedaan proporsi depresi postpartum pada ibu postpartum yang dintervensi psikoedukasi dengan ibu postpartum yang tidak dintervensi psikoedukasi. Kemudian dilihat perbedaan depresi ibu postpartum terhadap intervensi psikoedukasi dengan booklet dengan menggunakan uji pair-test pada taraf kepercayaan 95% (α=0,05). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9.

81 Perbedaan Depresi Postpartum berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Tabel 4.9. Distribusi Perbedaan Depresi Postpartum Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Psikoedukasi Depresi Dilakukan Tidak Total Dilakukan n % N % n % 1 Depresi Tidak Depresi *) Signifikan pada taraf kepercayaan 95% Hasil Uji Pair Test χ SD t Nilai Sig. 0,15 0,444 2,615 0,011* Berdasarkan Tabel 4.9 di atas, diketahui proporsi ibu postpartum yang dilakukan intervensi psikoedukasi dengan booklet 71,8% tidak mengalami depresi dibandingkan ibu postpartum yang depresi yaitu sebesar 9,5%. Sedangkan ibu postpartum yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi 90,5% mengalami depresi dibandingkan ibu postpartum yang tidak mengalami depresi yaitu sebesar 28,2%. Hasil uji pair-test menunjukkan rata-rata perbedaan depresi pada ibu postpartum yang diintervensi psikoedukasi dengan ibu postpartum yang tidak diintervensi psikoedukasi adalah sebesar 0,15, simpangan baku (standar deviasi) sebesar 0,444, dan pada nilai t sebesar 2,615, dan dengan nilai signifikansi p=0,011, artinya pada taraf kepercayaan 95% terdapat perbedaan signifikan intervensi psikoedukasi dengan depresi postpartum pada ibu postpartum Pengaruh Karakteristik Ibu dengan Depresi Postpartum Pengaruh karakteristik ibu dengan depresi postpartum dapat diketahui melalui uji chi square pada taraf kepercayaan 95%, dan didasarkan pada analisis proporsi masing-masing karakteristik ibu berdasarkan depresi postpartum. Hasil tabulasi Silang karakteristik ibu dengan depresi postpartum dapat dilihat pada Tabel 4.10.

82 Tabel Tabulasi Silang Depresi Postpartum berdasarkan Karakteristik Ibu Depresi Postpartum Karakteristik Ibu Tidak Total Depresi Depresi n % n % n % Umur 1 Usia Muda 20 Tahun) Usia Dewasa (>20 Tahun) Pendidikan 1 Rendah Sedang Tinggi Paritas 1 Primipara (1 anak) Multipara ( 2 anak Pekerjaan 1 Bekerja Tidak Bekerja Dukungan Suami 1 Kurang Baik Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui proporsi ibu postpartum yang mengalami depresi 35,2% terjadi pada ibu dengan usia dewasa (>20 tahun) dibandingkan ibu dengan usia 20 tahun (33,3%). Berdasarkan pendidikan diketahui proporsi ibu postpartum yang mengalami depresi 61,1% terjadi pada ibu berpendidikan rendah dibandingkan ibu dengan pendidikan sedang (32,3%). Berdasarkan paritas, diketahui proporsi ibu postpartum yang mengalami depresi 44,0% terjadi pada ibu dengan paritas 2 anak (multipara) dibandingkan ibu dengan paritas primara (1 anak) yaitu sebesar 28,6%.

83 Berdasarkan pekerjaan, diketahui proporsi ibu postpartum yang mengalami depresi relatif sama antara ibu postpartum yang bekerja dengan yang tidak bekerja masing-masing 36,4% dan 34,2%. Berdasarkan dukungan suami, diketahui proporsi ibu postpartum yang mengalami depresi 76,0% terjadi pada ibu dengan dukungan suami kategori kurang dibandingkan ibu dengan ibu postpartum dengan dukungan suami kategori baik yaitu sebesar 5,7% Analisis Multivariat Analisis multivariat dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh intervensi psikoedukasi terhadap karakteristik Ibu dalam penurunan depresi postpartum dengan menggunakan uji regresi logistik. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.12 analisis regresi logistik dalam penelitian ini menggunakan tehnik stepwise forward, sehingga secara otomatis dalam pengujian serempak muncul variabel yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen. Tabel Hasil Uji Regresi Logistik No Variabel Nilai B Nilai B (Exp) Nilai p- Value 1 Pendidikan ,026 0,003 2 Paritas 2,462 11,725 0,016 3 Dukungan Suami 4,302 73,845 0,000 4 Nilai Konstanta -4,567 Berdasarkan Tabel 4.11 di atas, diketahui bahwa dari seluruh variabel karakteristik ibu postpartum terdapat 3 (tiga) variabel yang paling berpengaruh

84 terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum, yaitu pendidikan (p-value=0,003), paritas (p-value=0,016) dan dukungan keluarga (pvalue=0,000). Berdasarkan nilai B (Exp) diketahui bahwa variabel paling besar nilainya adalah variabel dukungan keluarga yaitu sebesar 73,845, artinya 73,8% depresi post partum dipengaruhi oleh dukungan keluarga, artinya semakin rendah dukungan keluarga dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi maka semakin besar peluang ibu untuk mengalami depresi, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi dukungan keluarga baik maka dapat menurunkan depresi post partum. Berdasarkan hasil uji regresi logistik tersebut, maka dapat dibuat persamaan regresi untuk mengidentifikasi probabilitas terhadap penurunan depresi postpartum, yaitu: p = 1 + e 1 [ 4, ,302 ( dukungan kelu arg a ) + 2,462 ( paritas ) 3,369 ( pendidikan )] Maka dapat dibuat tabel probabilitas penurunan depresi postpartum pada ibu post partum di RSU Dr Pirngadi Medan, yaitu: Tabel Probabilitas Penurunan Depresi Postpartum Menurut Karakteristik Ibu Berdasarkan Intervensi Psikoedukasi Dukungan Paritas Pendidikan Proporsi % Keluarga 1 (baik) 1 (multipara) 1 (baik/sedang) 8,86 88,6% 1 (baik) 1 (multivara) 0 (rendah) 8,29 82,9% 1 (baik) 0 (primipara) 0 (rendah) 4,57 45,7% 0 (kurang) 0 (primipara) 0 (rendah) 0,38 38,0%

85 Berdasarkan Tabel 4.12 di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Karakteristik dukungan keluarga baik, paritas multipara dan pendidikan baik/sedang dalam pemberian intervensi psikoedukasi maka probabilitas terjadi penurunan depresi adalah sebesar 88,6%. 2. Karakteristik dukungan keluarga baik, paritas multipara dan pendidikan kurang dalam pemberian intervensi psikoedukasi maka probabilitas terjadi penurunan depresi adalah sebesar 82,9%. 3. Karakteristik dukungan keluarga baik, paritas primipara dan pendidikan kurang dalam pemberian intervensi psikoedukasi maka probabilitas terjadi penurunan depresi adalah sebesar 45,7%. 4. Karakteristik dukungan keluarga tidak baik, paritas primipara dan pendidikan kurang dalam pemberian intervensi psikoedukasi maka probabilitas terjadi penurunan depresi adalah sebesar 38,0%.

86 BAB 5 PEMBAHASAN 5.1. Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 110 ibu yang melakukan persalinan di RSU dr. Pirngadi terdapat 60 ibu postpartum sesuai dengan kriteria inklusi yaitu ibu postpartum yang melakukan persalinan secara normal, dan dinyatakan menderita depresi berdasarkan penilaian dengan menggunakan kuesioner Edinburgh Postnatal Depression Scale. Ibu postpartum yang depresi 90,0% berusia > 20 tahun, 51,7% berpendidikan sedang yaitu hanya menamatkan pendidikan SLTA sederajat, dan 63,3% berstatus tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga. Hal tersebut menunjukkan bahwa depresi pada ibu postpartum lebih banyak terjadi pada usia dewasa, karena meskipun secara psikologis masih labil, namun kecenderungan tersebut dapat menjadi faktor pendukung terhadap terjadinya depresi, dan faktor pekerjaan juga berperan penting, ibu yang tidak bekerja atau ibu rumah tangga berpengaruh terhadap pendapatan keluarganya. Selain itu 58,3% depresi pada ibu postpartum terjadi pada ibu yang melahirkan anak pertama (primipara), dan 58,3% kurang mendapatkan dukungan suami ketika melahirkan. Hal ini menunjukkan bahwa ibu dengan kelahiran pertama memberikan kontribusi terhadap depresi pada ibu postpartum, karena biasanya ibu yang

87 melahirkan anak pertama mempunyai tekanan-tekanan kecemasan yang tinggi, labilitas perasaan, cemas, dan mempunyai perasaan bersalah yang tinggi, dan ada ketakutan tersendiri jika bayi yang dilahirkan tidak selamat dan jika selamat takut tidak mampu memberikan perawatan yang baik, apalagi ketika melakukan persalinan kurang mendapatkan perhatian dan dukungan dari suami, karena dukungan suami akan berpengaruh terhadap psikolgis ibu ketika melahirkan dan dapat mencegah gejala-gejala depresi pada ibu. Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh O hara dan Swain (1996) melaporkan 13% wanita yang melahirkan anak pertama mengalami depresi postpartum pada periode tahun pertama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Paavilainen (2002) dalam Latifah, dkk (2007), bahwa ibu postpartum berisiko terhadap kejadian depresi, 10-15% mengalami depresi berat. Demikian juga Chen (2000) melaporkan kejadian depresi postpartum ringan sampai berat di Taiwan sebesar 40%, diberbagai negara dilaporkan bahwa terdapat 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Penurunan Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Psikoedukasi adalah suatu tindakan yang diberikan kepada individu dan keluarga untuk memperkuat strategi koping atau suatu cara khusus dalam menangani kesulitan perubahan mental. Depresi adalah salah satu perubahan psikologis dan mental seseorang akibat pengaruh faktor luar diri individu maupun dalam diri

88 individu berupa labilitas perasaan, kecemasan, dan tekanan psikologis, termasuk depresi postpartum. Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan hasil uji pair-test terdapat perbedaan signifikan intervensi psikoedukasi terhadap penurunan depresi postpartum pada ibu yang mengalami depresi postpartum. Menurut Hawai (2001), Depresi postpartum merupakan salah satu permasalahan gangguan jiwa yang terjadi pada ibu yang melahirkan yang berdampak terhadap penurunan semangat hidup, bahkan sampai pada tindakan ekstrem yaitu bunuh diri. Intervensi psikoedukasi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dengan metode atau cara eksplorasi, asesmen, diskusi, bermain peran dan demonstrasi. Intervensi psikoedukasi dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan stimulus pemikiran melalui booklet yang berisi tentang pengertian depresi postpartum, perubahan-perubahan baik fisik maupun mental, faktor-faktor yang dapat menyebabkan depresi postpartum, akibat depresi postpartum pada bayi yang dilahirkan maupun keluarga, cara mencegah depresi postpartum, dan cara-cara untuk mengatasi bila terjadi depresi postpartum dengan pendekatan pada penguatan koping individu dalam mengatasi depresi. Hasil penelitian menunjukkan ternyata psikoedukasi dengan metode booklet efektif menurunkan depresi pada ibu postpartum, dari 100% menurun menjadi 35%, artinya terjadi pengurangan jumlah ibu setelah melahirkan yang mengalami depresi

89 postpartum sebesar 65% berdasarkan evaluasi dengan kuesioner EPDS setelah 30 menit pemberian edukasi menggunakan booklet. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa setelah dilakukan intervensi psikoedukasi jumlah ibu postpartum yang mengalami depresi sebanyak 21 orang (48,4%) dari 60 orang depresi sebelumnya. Perlakuan atau intervensi psikoedukasi yang dilakukan, 76,7% dilakukan pada ibu usia dewasa, 43,3% pada ibu dengan pendidikan sedang, 60% pada ibu dengan paritas primipara, 73,3% pada ibu yang berstatus tidak bekerja dan 76,7% pada ibu dengan dukungan suami kategori kurang. Hal ini menunjukkan bahwa dengan intervensi pada ibu dengan karakteristik tersebut dapat menurunkan depresi mengingat depresi postpartum dalam penelitian ini umumnya terjadi pada ibu dewasa, berpendidikan sedang, primipara, tidak bekerja yaitu sebagai ibu rumah tangga dan kurang mendapatkan dukungan suami, dan terbukti pada nilai t=2,615, rata-rata sebesar 0,15 dan pada standar deviasi 0,444 menunjukkan penurunan yang signifikan terhadap depresi ibu postpartum. Secara proporsi menunjukkan bahwa dari 30 ibu yang diintervensi psikoedukasi 71,8% tidak mengalami depresi lagi (terjadi penurunan depresi) dibandingkan yang masih mengalami depresi hanya 9,5%, sedangkan yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi 90,5% mengalami depresi dan hanya 28,5% tidak mengalami depresi. Kemungkinan 28,5% yang tidak mengalami depresi lagi meskipun tidak diintervensi dapat diasumsikan dipengaruhi oleh faktor psikologis yang dialami oleh ibu, misalnya gejala depresi yang dialami masih ringan, atau adanya faktor lain yang merubah kondisi psikolgis ibu.

90 Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Mottaghipour, (2005), bahwa pemberian psikoedukasi bagi klien postpartum dengan mengemas materi edukasi tentang cara pencegahan depresi dalam bentuk poster, leaflet, flipchart, booklet dan vidio berisi hal-hal yang menyebabkan setelah melahirkan rentan terhadap depresi dan dukungan yang dapat diberikan dalam mengatasi depresi. Ternyata dari hasil yang diterapkan membuktikan bahwa terjadi penurunan angka depresi postpartum setelah dilakukan program psikoedukasi dalam bentuk materi tersebut. Demikian juga menurut pendapat Wheller (1997) penanganan psikologis dalam bentuk psikoedukasi pada ibu bersalin dapat mereduksi terjadinya depresi postpartum yang dilakukan oleh penyedia pelayanan kesehatan termasuk dokter, perawat dan bidan untuk mencari penyelesaian depresi postpartum Pengaruh Karakteristik Ibu terhadap Depresi Postpartum pada Ibu Postpartum Hasil penelitian berdasarkan uji chi square menunjukkan bahwa dari lima variabel karakteristik yang diuji menunjukkan bahwa variabel umur dan pekerjaan tidak terdapat pengaruh signifikan antara umur ibu terhadap depresi postpartum, artinya umur ibu tidak menjadi faktor yang berpotensi terhadap terjadinya depresi postpartum, dan secara proporsi menunjukkan perbedaan proporsi ibu yang depresi postpartum relatif sama yaitu usia muda (33,3%) dan usia dewasa (35,2%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Wisner (2001) bahwa tidak ada perbedaan

91 umur ibu dengan terjadinya depresi postpartum, meskipun pada beberapa kasus umumnya terjadi pada ibu yang melahirkan usia antara tahun. Hasil penelitian ini memberikan fenomena bahwa pekerjaan apapun atau status pekerjaan ibu tidak menjadi faktor penyebab terjadinya depresi postpartum. Secara proporsi menunjukkan proporsi ibu yang bekerja dengan tidak bekerja yang mengalami depresi relatif sama yaitu 36,4% dan 34,2%. Pekerjaan dalam penelitian ini merupakan aktivitas rutin yang dilakukan oleh ibu. Pekerjaan apa saja yang dilakukan oleh ibu baik beraktivitas di instansi pemerintah, swasta atau sebagai ibu rumah tangga cenderung tidak berpengaruh pada kondisi psikologis saat melahirkan maupun saat setelah melahirkan, namun cenderung berhubungan dengan pendapatan keluarga, sehingga kecil pengaruhnya terhadap terjadinya depresi pada ibu postpartum. Berdasarkan pendidikan, hasil penelitian menunjukkan bahwa ibu yang mengalami depresi 61,1% terjadi pada ibu dengan pendidikan rendah dibandingkan pendidikan sedang (32,3%) dan tinggi (0%), dan secara statistik dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan ibu dengan depresi postpartum, artinya dengan pendidikan rendah memberikan kontribusi terhadap psikologis ibu dalam menghadapi persalinan atau pasca persalinan, hal ini diasumsikan berkorelasi dengan pemahamannya tentang konsekuensi yang dihadapi jika sedang melahirkan maupun setelah melahirkan. Berdasarkan paritas ibu, hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh signifikan paritas ibu terhadap depresi postpartum yang ditunjukkan oleh nilai p<0,05

92 proporsi ibu yang mengalami depresi postpartum berdasarkan paritas, 44,0% depresi terjadi pada ibu dengan paritas primipara (1 anak) dibandingkan ibu dengan paritas multipara ( 2 anak) yaitu sebesar 28,6%. Keadaan ini menjadi suatu fenomena bahwa ibu yang mempunyai anak 1 atau melahirkan anak pertama cenderung dinilai memberikan kontribusi psikologis ibu untuk mengalami kecemasan, labilitas perasaan dan perasaan bersalah, karena ibu yang melahirkan anak pertama cenderung lebih kuatir terhadap kemungkinankemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kematian bayi, atau merasa belum siap memperoleh anak pertama. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chen (2000) 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum. Demikian juga dengan penelitian Latifah, dkk (2007), bahwa 16% depresi postpartum dialami oleh ibu dengan paritas primipara dibandingkan ibu dengan multipara. Ibu primipara biasanya akan mengalami banyak kesulitan dalam proses adaptasi peran menjadi orang tua. Berdasarkan dukungan suami, menunjukkan bahwa terdapat pengaruh signifikan dukungan suami terhadap depresi postpartum yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,000 (p<0,05), artinya dukungan suami menjadi faktor penting terhadap gejalagejala yang dialami oleh ibu yang mengarah pada depresi postpartum. Proporsi ibu yang menderita depresi postpartum 76,0% terjadi pada ibu dengan dukungan suami kategori kurang dibandingkan ibu dengan dukungan suami kategori baik (5,7%). Dukungan suami dalam penelitian ini adalah adanya interaksi suami ketika isterinya sebelum melakukan persalinan maupun pasca persalinan. Bentuk interaksi

93 tersebut dalam bentuk dukungan baik dukungan moril seperti perhatian, dorongan semangat, dukungan spiritual, maupun dukungan lain yang mempengaruhi psikologis ibu. Menurut Cobb (1993) bahwa individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Menurut Alfiben et.al. (2000) dalam proses penyesuaian menjadi ibu, ibu sangat rentan terhadap gangguan emosi terutama selama kehamilan, persalinan dan postpartum. Sistem dukungan yang kuat dan konsisten merupakan faktor utama keberhasilan melakukan penyesuaian bagi ibu. Dukungan yang paling efektif didapat dari suami. Pada periode postpartum awal, ibu membutuhkan bantuan dalam menyelesaikan tugas-tugas rumah tangganya seperti menyiapkan makanan, mencuci pakaian dan berbelanja, dan juga ibu membutuhkan dorongan, penghargaan dan pernyataan bahwa ia adalah ibu yang baik Pengaruh Intervensi Psikoedukasi terhadap Karakteristik Ibu dengan Depresi Postpartum Hasil penelitian berdasarkan uji regresi logistik dengan menggunakan tehnik stepwise forward menunjukkan bahwa variabel Karakteristik pertama yang paling signifikan terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik dukungan suami. Yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,000 (p<0,05)

94 dengan nilai B (Exp) yaitu sebesar 73,845 artinya 73,8% penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh dukungan suami, artinya semakin tinggi dukungan suami dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi maka semakin besar peluang penurunan depresi yang dialami oleh ibu, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi dukungan suami rendah maka semakin kecil dapat menurunkan depresi ibu. Dengan kata lain dapat diasumsikan suami yang mendampingi ibu saat dilakukan intervensi psikoedukasi lebih cepat depresi yang dialami ibu dapat teratasi dibandingkan dengan ibu yang tidak didampingi suami saat dilakukan intervensi psikoedukasi lebih lambat teratasi depresinya. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Cobb (1993) bahwa individu yang menerima dukungan sosial akan merasa dicintai, diperhatikan, dihargai, serta merasa dirinya merupakan bagian dari suatu jaringan sosial. Rasa aman karena dicintai mempunyai pengaruh positif terhadap kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis. Variabel karakteristik kedua yang paling signifikan terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik pendidikan. Yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,003 (p<0,05) dengan nilai B (Exp) yaitu sebesar 0,026 artinya 0,26% penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu, artinya semakin tinggi tingkat pendidikan ibu dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi maka semakin besar peluang penurunan depresi yang dialami, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi tingkat pendidikan ibu rendah maka semakin kecil penurunkan depresi ibu. Dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan antara pendidikan ibu dengan penurunan depresi

95 postpartum, artinya dengan pendidikan tinggi memberikan konstribusi terhadap penerimaan intervensi psikoedukasi yang diberikan. Hal ini diasumsikan berkorelasi dengan pemahamannya tentang konsekuensi yang dihadapi jika sedang melahirkan maupun setelah melahirkan. Variabel karakteristik ketiga yang paling signifikan terhadap intervensi psikoedukasi dalam mengatasi depresi postpartum adalah karakteristik paritas. Yang ditunjukkan oleh nilai sig.0,016 (p<0,05) dengan nilai B (Exp) yaitu sebesar 11,725 artinya 11,70% penurunan depresi postpartum dipengaruhi oleh paritas ibu, artinya ibu yang lebih dari satu kali melahirkan dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi semakin cepat penurunan depresinya, sebaliknya jika dalam pelaksanaan intervensi psikoedukasi ibu baru pertama kali melahirkan maka semakin lambat penurunan depresinya. Dengan kata lain terdapat pengaruh signifikan antar ibu yang baru pertama kali melahirkan dengan ibu yang sudah beberapa kali melahirkan dengan penurunan depresi postpartum setelah diberikan intervensi psikoedukasi. Hal ini diasumsikan bahwa ibu yang mempunyai anak satu atau melahirkan anak pertama cenderung dinilai memberikan kontribusi psikologis ibu untuk mengalami kecemasan, labilitas perasaan dan perasaan bersalah, karena ibu yang melahirkan anak pertama cenderung lebih kuatir terhadap kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya kematian bayi, atau merasa belum siap memperoleh anak pertama dibandingkan dengan ibu yang mempunyai anak lebih dari satu.

96 Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Chen (2000) 50%-80% ibu yang baru pertama kali melahirkan mengalami depresi postpartum. Demikian juga dengan penelitian Latifah, dkk (2007), bahwa 16% depresi postpartum dialami oleh ibu dengan paritas primipara dibandingkan ibu dengan multipara. Ibu primipara biasanya akan mengalami banyak kesulitan dalam proses adaptasi peran menjadi orang tua Keterbatasan Penelitian Keterbatasan dalam penelitian ini didasarkan dari beberapa aspek antara lain: 1) Aspek Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah quasi experiment dengan memberikan intervensi psikoedukasi dengan metode booklet sehingga belum mampu sepenuhnya diperoleh informasi yang kuat terhadap efektivitas metode tersebut dalam menurunkan depresi postpartum pada ibu pasca melahirkan, namun peneliti mengatasinya dengan memperkuat kajian teori dan perbandingan penelitian sebelumnya. 2) Aspek Kualitas Data dan Informasi Data dan informasi primer yang diperoleh mutlak bersumber dari ibu pasca persalinan sehingga untuk mengidentifikasi depresi postpartum relatif sulit dilakukan dalam waktu yang cepat mengingat kondisi stabilitas ibu setelah melahirkan, demikian juga dengan intervensi yang dilakukan juga relatif sulit, namun peneliti mengatasinya dengan mencari waktu dan suasana yang santai.

97 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebesar 48,4% ibu menderita depresi postpartum setelah dilakukan intervensi psikoedukasi. 2. Terjadi penurunan depresi postpartum pada ibu postpartum sebesar 65% setelah dilakukan intervensi psikoedukasi dari 60 ibu yang mengalami depresi postpartum. 3. Terdapat perbedaan depresi postpartum pada ibu yang dilakukan intervensi psikoedukasi dengan ibu yang tidak dilakukan intervensi psikoedukasi dengan nilai sig.0, Terdapat pengaruh signifikan karakteristik ibu postpartum seperti pendidikan ibu (p=0,003), paritas ibu (p=0,016) dan dukungan suami (p=0,000) terhadap intervensi psikoedukasi dengan penurunan depresi postpartum.

98 6.2. Saran 1. Perlu ditingkatkan penerapan penyuluhan kesehatan khususnya melalui psikoedukasi dengan memberikan informasi yang cukup tentang pencegahan depresi postpartum pada saat pemeriksaan kehamilan trimester I, II dan III dan setelah tiga hari melahirkan di RSU dr. Pirngadi Medan untuk mencegah dan mengatasi depresi postpartum pada ibu postpartum. 2. Perlu kehadiran suami untuk mendampingi isterinya ketika melahirkan dan pada saat pemberian intervensi psikoedukasi guna memberikan dukungan psikologis terhadap isteri sehingga menghindari dan mencegah terjadinya depresi atau masalah kejiwaan lainnya. 3. Perlu penelitian lanjutan tentang pengaruh psikoedukasi dengan metode lebih dari satu dan mengikutsertakan beberapa variabel lain seperti komplikasi persalinan, status kehidupan bayi pasca melahirkan dan adanya trauma masa lalu yang diduga menjadi faktor risiko terhadap terjadinya depresi postpartum. 4. Prioritas pemberian intervensi psikoedukasi perlu lebih diutamakan pada ibu postpartum dengan tingkat pendidikan rendah dan juga diutamakan pada ibu primipara.

99 DAFTAR PUSTAKA Albin R. S Bagaimana Mengenal dan Mengarahkan Gangguan Mental. Yogyakarta: Kanisius. Aldwin dan Reverson Negative Thinking Mediates The Effect of Self Esteem on Depressive Symptom In College Woman, Nursing Research Journal. 49(4), Alfiben Efektifitas Peningkatan Dukungan Suami dalam Menurunkan Terjadinya Depresi Postpartum. Majalah Obstetric Ginaecology Indonesia. Volume 24. Nomor 4. Januari Anshari H Depresi Pasca Kelahiran Anak Pertama. http// bana2.dagdigdug.com. Diperoleh tgl 11 Nopember Alimul A Prosedur Pelaksanaan Penelitian Keperawatan. Jakarta: EGC. Arikunto. S Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. (5 th ed). Jakarta: Rineka Cipta. Ballard C. and Davies R Postnatal Depression in Feathers. Internasional Review of Psychiatri. Volume 8. Nomor 1. Maret, Beck C. T. and Gable Postpartum Depression Screening Scale: Develompment and Psychometric Testing. England: Midwives Press. Billing and Moons Postnatal Depression. Nursing Standard. Volume 13. Nomor 6. Januari Bowes Detecting and Preventing Postnatal Depression. Journal Community Nurse. Volume 19. Nomor 20. Desember, Budiarto Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta: EGC. Campbell S. B Postpartum Depression: A Role For Social Network and Life Stress Variables. The Journal of Nervous and Mental Dissease. Volume 171. Nomor 1. Agustus, Chen C Effects of Support Group in Postnatally Distress Woman. Jurnal of Psychosomatic Research. Volume 49. Nomor 10. Juni, 2000.

100 Cox J Postnatal Depression A Guide for Health Professionals. London: Churchill Livingstone. Chaplin C. P Penyusunan SkalaPpsikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Dadang H Manajemen Stres, Cemas dan Depresi. Jakarta: FK-UI. Erikania. J Mengenal Post Partum Blues. Nakita. 8 Mei No.05/1. Halaman 6. Jakarta: PT. Kinasih Satya Sejati. Field T Depresi Ibu Berefek Buruk pada Anak. Diperoleh tgl 22 Maret Gardner and Campbell Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders. Washington: W. B. Saunders Company. Klein Foundation of Maternal Newborn Mursing(3 rd ed). Philadelphia: W. B. Saunders Company. Kruckman Maternity Nursing: Family, Newborn and Women s Health Care, Education (18 th ed), Philadelpia : Lippincott. Ling and Duff Gejala-gejala yang Sering Dialami Wanita Postpartum. Diperoleh tgl 12 November Matteson Comprehensive Maternity Nursing: Nursing Process and The Childbearing Family. (2 nd ed). Philadelphia: J.B. Lippincott Co. Moses-kolko E. L. and Roth E. K Antepartum and Postpartum Depression. Philadelphia: W. B. Saunders Co. Mottaghipour Y The Pyramid of Family Care: A Framework For Family Involvement With Adult Mental Health Services. Toronto: Prentice Hall Health. Nichols F. H. and Humenick S. S Childbirth Education, Practice, Research, and Theory. Philadelphia: W.B. Saunders Company. O,Hara M. W. and Swain L.P Social Support Life Events and Depression During Pregnancy and The Puerperium. Toronto: Prentice Hall Health. Olds, S.B., London, M.L., & Ladewig, P.A. W Maternal Newborn Nursing. (6 th ed), Toronto: Prentice Hall Health.

101 Paykel et. Al Live Event and Social Support In Puerperal Depression. Journal Psychologi. 136, Pillitteri A Maternal and Child Healt Nursing. Philadelpia: Lippincott Williams and Wilkins. Regina Depresi Pasca Melahirkan & Pendekatan Keagamaan. Diperoleh tgl 26 Mei Depresi Pasca Melahirkan. Diperoleh tgl 10 Nopember Renaud Predictive Validation Study of the Edinburgh Postnatal Depresion Scale. Affective Disorders Journal. Volume 93. Nomor 37. April Riduwan Panduan Penyusunan Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Rivard J. C Implementing A Trauma Recovery Framework For Youths In Residential Treatment. Child and Adolescent Social Work Journal. Volume 21. Nomor 5. April Roy Depresi dan Solusinya. Yogyakarta: Diperoleh tgl 19 desember Rubin Maternal Infacide Associated With Mental Illness. Diperoleh tgl 26 april Rusdi Maslim Pedoman Penatalaksanaan Diagnosis Gangguan Jiwa III, Jakarta: EGC. Saifuddin A Penyusunan Skala Psikologi. Jakarta: Pustaka Belajar. Sylvia Depresi Pasca Persalinan dan Dampaknya Pada Keluarga. Jakarta: FK-UI. Tong J. and Chamberlain M Postpartum Depression: A Midwife Perspective. Philadelphia: Lippincott. Wheller L Nurse Midweifery Handbook : A Practical Guide To Prenatal and Postpartum Care. Philadelphia: Lippincott.

102 WHO Postnatal Depression In Fathers. Internasional Review Psychiatry. Volume 8. Nomor 1. Januari Wratsangka Faktor Resiko Wanita Postpartum Mengalami Depresi. Diperoleh tgl 15 April 2008.

103 Lampiran 1. Jadwal Penelitian No Kegiatan 1 Penelusuran Pustaka 2 Survey Pendahuluan 3 Konsultasi Pembimbing 4 Persiapan Kolokium 5 Kolokium Bulan Kegiatan Juli Agus Sep Des Jan Peb Mar Apr Mei Juni.'08.'08.'08.'08.'09.'09.'09.'09.'09.'09 6 Persiapan alat dan bahan 7 Pengumpulan data Pengolahan 8 dan analisis data 9 Penyusunan laporan tesis 10 Seminar Hasil Persiapan 11 sidang Komprehensif 12 Sidang Komprehensif

104 Lampiran 2. Nomor Kode Responden KUESIONER PENELITIAN PENGARUH INTERVENSI PSIKOEDUKASI DALAM MENGATASI DEPRESI POSTPARTUM Petunjuk Pengisian : 1. Lingkari salah satu jawaban yang anda pilih pada pilihan jawaban 2. Isilah pada titik-titik untuk pertanyaan yang tidak ada pilihannya 3. Pada kolom sebelah kanan atas kolom ini di isi oleh petugas 4. Pada kolom score di isi oleh petugas Karakteristik Ibu 1) Umur :...Tahun 2) Pendidikan : 1. Tamat SD; 2.Tamat SLTP, 3. Tamat SLTA, 4, Tamat D-3/S1 3) Pekerjaan Ibu : 1. PNS/POLRI/TNI 2. Pegawai Swasta/Wiraswasta 3. Petani/buruh 4. Tidak Bekerja/Ibu Rumah Tangga 4) Jumlah Anak :... Orang 5) Dukungan Suami A1. Bila saya mengeluh kepada suami tentang kesusahan pikiran saya, maka suami bersikap : 01. Marah atau menyalahkan saya 02. Diam atau tidak menanggapi 03. Memberi jalan keluar atau turut merasakan perasaan saya 04. Tidak meninggalkan saya dan memberi perhatian terus menerus A2. Apakah suami membantu anda dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga sehari-hari : 01. Tidak pernah 02. Jarang 03. Kadang-kadang 04. Sering A3. Apakah anda tinggal serumah dengan : 01. Sendiri bersama anak 02. Suami dan anak 03. Suami, anak dan orangtua 04. Suami, anak, orangtua, saudara atau pekerja rumah tangga A4. Sejak melahirkan sampai saat ini yang paling berperan membantu pekerjaan maupun kesusahan pikiran saya adalah : 01. Tidak ada yang membantu 02. Keluarga (orangtua atau saudara) 03. Suami 04. Suami dan keluarga

105 Keterangan : Tidak pernah Tidak begitu sering Ya, kadang-kadang Ya, sering = tidak pernah dialami = terjadi 1 3 kali sehari = terjadi 4 7 kali sehari = lebih dari 7 kali sehari VARIABEL DEPENDEN KEJADIAN DEPRESI POSTPARTUM No Edinburg Postnatal Depression Scale (EPDS) Score 1. Saya tidak bisa tertawa dan tidak dapat merasakan hal-hal yang lucu dari segala sesuatu, misalnya suatu pertunjukkan, bacaan, cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-hari (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 2. Saya menyalahkan diri saya apabila terjadi kesalahan (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 3. Saya merasa takut dan panik tanpa alasan yang jelas (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 4. Saya merasa sangat tidak bahagia sehingga saya sulit tidur (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 5. Saya merasa sangat tidak bahagia, sehingga saya menangis (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 6. Saya merasa cemas tidak dapat merawat dan membesarkan bayi saya dengan kasih sayang (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 7. Saya merasa bersalah kepada suami bila karena kelelahan merawat bayi sehingga tidak sempat menyiapkan kebutuhan sehari-harinya (0) Tidak pernah

106 (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 8. Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai bayi saya (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, Kadang-kadang (3) Ya, sering 9. Saya bisa tertawa dan dapat merasakan hal-hal yang lucu dari segala sesuatu, misalnya suatu pertunjukkan, bacaan, cerita komedi, lawakan, guyonan, obrolan sehari-hari (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 10 Saya tidak menyalahkan diri saya apabila terjadi kesalahan (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 11 Saya tidak merasa takut dan panik tanpa alasan yang jelas (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 12 Saya merasa sangat bahagia sehingga saya dapat tidur (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 13 Saya merasa sangat bahagia, sehingga saya dapat tertawa (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 14 Saya merasa tidak cemas karena merasa dapat merawat dan membesarkan bayi saya dengan kasih sayang (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 15 Saya merasa tidak bersalah kepada suami bila karena kelelahan merawat bayi sehingga tidak sempat menyiapkan kebutuhan sehari-harinya (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang

107 (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 16 Tidak ada pikiran-pikiran untuk melukai bayi saya (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0 Tidak pernah 17 Saya Tidak merasa gembira menghadapi segala sesuatu (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 18 Saya merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 19 Segala sesuatu terasa membebani saya (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 20 Saya merasa sedih atau jengkel tidak menentu (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 21 Pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 22 Saya merasa khawatir bila suami tidak senang dengan perubahan fisik saya setelah melahirkan (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 23 Saya merasa bersalah bila suami harus menggantikan mengasuh bayi bila saya tertidur (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 24 Pernah ada pikiran-pikiran ingin mati saja

108 (0) Tidak pernah (1) Tidak begitu sering (2) Ya, kadang-kadang (3) Ya, sering 25 Saya merasa gembira menghadapi segala sesuatu (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 26 Saya tidak merasa khawatir dan cemas tanpa alasan yang jelas (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 27 Segala sesuatu tidak terasa membebani saya (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 28 Saya tidak merasa sedih atau jengkel tidak menentu (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 29 Tidak pernah ada pikiran-pikiran untuk melukai diri sendiri (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 30 Saya merasa tidak khawatir bila suami tidak senang dengan perubahan fisik saya setelah melahirkan (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 31 Saya merasa tidak bersalah bila suami harus menggantikan mengasuh bayi bila saya tertidur (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah 32 Tidak ada pikiran-pikiran ingin mati saja (3) Ya, sering (2) Ya, kadang-kadang (1) Tidak begitu sering (0) Tidak pernah

109 Lampiran 3. PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN Pengaruh Intervensi Psikoedukasi Dalam Mengatasi Depresi Postpartum di RSU dr. Pirngadi Medan Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Jenis Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Jumlah Anak : Perempuan : : : : Setelah mendapat penjelasan dari peneliti bersedia menjadi responden pada penelitian yang akan dilakukan oleh Soep Mahasiswa Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Kekhususan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Sekolah Pasacasarjana Universitas Sumatera Utara Medan Tahun Medan, Pebruari 2009 Responden, (.)

110 Lampiran 4.

111 Lampiran 5.

112 Lampiran 6. (1) Pertanyaan Favorable Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas Alat Ukur Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ****** R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. DEPRESI1 2,2000, ,0 2. DEPRESI2 1,9000, ,0 3. DEPRESI3 2,0000 1, ,0 4. DEPRESI4 2,0000, ,0 5. DEPRESI5 2,3000, ,0 6. DEPRESI6 2,1000, ,0 7. DEPRESI7 2,0000, ,0 8. DEPRESI8 1,8000, ,0 9. DEPRESI9 2,0000, ,0 10. DEPRES10 2,0000, ,0 11. DEPRES11 1,8000, ,0 12. DEPRES12 2,1000, ,0 13. DEPRES13 2,3000, ,0 14. DEPRES14 2,3000, ,0 15. DEPRES15 2,3000, ,0 16. DEPRES16 2,4000, ,0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 33, , , Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted DEPRESI1 31, ,0111,7401,9515 DEPRESI2 31, ,9333,8580,9490 DEPRESI3 31, ,6111,8772,9486 DEPRESI4 31, ,9444,7848,9506 DEPRESI5 31, ,8444,8098,9506 DEPRESI6 31, ,4889,8849,9485 DEPRESI7 31, ,9444,7848,9506 DEPRESI8 31, ,7889,6167,9538 DEPRESI9 31, ,2778,6941,9524 DEPRES10 31, ,9444,7848,9506 DEPRES11 31, ,6778,4648,9574 DEPRES12 31, ,6000,6786,9526 DEPRES13 31, ,9556,8453,9494 DEPRES14 31, ,8444,8098,9506 DEPRES15 31, ,9556,5764,9546 DEPRES16 31, ,7667,6301,9535 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10,0 N of Items = 16 Alpha =,9545 (2) Pertanyaan Un Favorable

113 Reliability ****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Mean Std Dev Cases 1. DEP_1 2,4000, ,0 2. DEP_2 2,4000, ,0 3. DEP_3 2,2000, ,0 4. DEP_4 2,1000 1, ,0 5. DEP_5 2,3000, ,0 6. DEP_6 2,3000, ,0 7. DEP_7 2,5000, ,0 8. DEP_8 2,3000, ,0 9. DEP_9 1,9000 1, ,0 10. DEP_10 1,8000 1, ,0 11. DEP_11 2,5000, ,0 12. DEP_12 1,9000 1, ,0 13. DEP_13 2,5000, ,0 14. DEP_14 2,2000, ,0 15. DEP_15 2,4000, ,0 16. DEP_16 2,4000, ,0 N of Statistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 36, , , Item-total Statistics Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted DEP_1 33, ,6778,9630,9526 DEP_2 33, ,6778,9630,9526 DEP_3 33, ,6556,7789,9552 DEP_4 34, ,3333,5832,9614 DEP_5 33, ,6222,9223,9522 DEP_6 33, ,6222,9223,9522 DEP_7 33, ,9333,8727,9553 DEP_8 33, ,6222,8468,9545 DEP_9 34, ,8444,5707,9606 DEP_10 34, ,7889,5055,9625 DEP_11 33, ,9333,8727,9553 DEP_12 34, ,8444,5707,9606 DEP_13 33, ,9333,8727,9553 DEP_14 33, ,2111,8089,9547 DEP_15 33, ,6778,9630,9526 DEP_16 33, ,6778,9630,9526 R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10,0 N of Items = 16 Alpha =,9583

114 Lampiran 7. Frequency Table HASIL PENGOLAHAN DATA Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

115 Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak Pernah Tidak Begitu Sering Ya, kadang-kadang Total DEPRS_P8 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya, Sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPRS_P9 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

116 Valid Ya, Sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPR_P10 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya, cukup sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPR_P11 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent DEPR_P12 Valid Ya, hampir setiap waktu Ya, cukup sering hanya sekali-kal Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya, hampir setiap waktu Ya, cukup sering hanya sekali-kal Total DEPR_P13 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent DEPR_P14 Valid Ya, cukup sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

117 Valid Ya, cukup sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPR_P15 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Ya, cukup sering Kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPR_P16 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPRSI_1 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak sama sekali hampir tidak pernah ya,kadang-kadang Total DEPRSI_2 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak, saya bisa atasi tidak, hampir selalu diatasi ya, kadang-kdang saya bisa atasi Total DEPRSI_3 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

118 Valid tidak sama sekali tidak begitu sering ya,cukup sering Total DEPRSI_4 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah jarang kadang-kadang Total DEPRSI_5 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPRSI_6 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPRSI_7 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPRSI_8 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

119 Valid tidak sama sekali hampir tidak pernah ya,kadang-kadang Total DEPRSI_9 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPRS_10 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid tidak, hampir selalu bisa ditasi ya, kadang-kadang sya tdk bisa atasi tidak, hampir selalu saya atas Total DEPRS_11 Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ya, sering ya,kadang-kadang jarang Total DEPRS_12 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

120 Valid ya, sering ya,kadang-kadang jarang Total DEPRS_13 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid ya, sering ya,kadang-kadang jarang Total DEPRS_14 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid ya,hampir selalu ya,kadang-kadang tidak begitu sering Total DEPRS_15 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Tidak pernah tidak begitu sering ya,kadang-kadang Total DEPSR_16 Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Frequency Table

121 Valid Total Skor Kecemasan Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Total Skor Rasa Bersalah Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

122 Valid Total Skor Keinginan Bunuh Diri Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Bar Chart

123 12 Skor Kecemasan Frequency Skor Kecemasan Skor Rasa Bersalah Frequency Skor Rasa Bersalah

124 14 Skor Keinginan Bunuh Diri Frequency Skor Keinginan Bunuh Diri Skor Labilitas Perasaan Frequency Skor Labilitas Perasaan Analisis Univariat Frequency Table

125 Intervensi Psikoeducation Valid Dilakukan Psikoedukasi Tidak Dilakukan Psikoedukasi Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Usia Muda(<=20 tahun) Usia Dewasa (>20 tahun) Total Umur Ibu Post Partum Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Rendah Sedang Tinggi Total Pendidikan Ibu Post Partum Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Paritas Ibu Post Partum Valid Primipara (1 anak) Multipara (>= 2 anak) Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Valid Bekerja Tidak Bekerja Total Pekerjaan Ibu Post Partum Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent

126 Valid Kurang Baik Total Dukungan Suami pada Ibu Post Partum Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Depresi Postpartum Pasca Intervensi Valid Tidak depresi depresi Total Cumulative Frequency Percent Valid Percent Percent Crosstabs Depresi Postpartum Pasca Intervensi * Intervensi Psikoeducation Crosstabulation Count Depresi Postpartum Pasca Intervensi Total Tidak depresi depresi Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total Umur Ibu Post Partum * Intervensi Psikoeducation

127 Crosstab Count Umur Ibu Post Partum Total Usia Muda(<=20 tahun) Usia Dewasa (>20 tahun) Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total Pendidikan Ibu Post Partum * Intervensi Psikoeducation Crosstabulation Count Pendidikan Ibu Post Partum Total Rendah Sedang Tinggi Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total Paritas Ibu Post Partum * Intervensi Psikoeducation Crosstabulation Count Paritas Ibu Post Partum Total Primipara (1 anak) Multipara (>= 2 anak) Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total Pekerjaan Ibu Post Partum * Intervensi Psikoeducation Crosstabulation Count Pekerjaan Ibu Post Partum Total Bekerja Tidak Bekerja Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total

128 Dukungan Suami pada Ibu Post Partum * Intervensi Psikoeducation Crosstabulation Count Dukungan Suami pada Ibu Post Partum Total Kurang Baik Intervensi Psikoeducation Tidak Dilakukan Dilakukan Psikoedukasi Psikoedukasi Total ANALISIS BIVARIAT Crosstabs Umur Ibu Post Partum * Depresi Postpartum Pasca Intervensi

129 Crosstab Count Umur Ibu Post Partum Total Usia Muda(<=20 tahun) Usia Dewasa (>20 tahun) Depresi Postpartum Pasca Intervensi Tidak depresi depresi Total Pendidikan Ibu Post Partum * Depresi Postpartum Pasca Intervensi Crosstab Count Pendidikan Ibu Post Partum Total Rendah Sedang Tinggi Depresi Postpartum Pasca Intervensi Tidak depresi depresi Total Paritas Ibu Post Partum * Depresi Postpartum Pasca Intervensi Crosstab Count Paritas Ibu Post Partum Total Primipara (1 anak) Multipara (>= 2 anak) Depresi Postpartum Pasca Intervensi Tidak depresi depresi Total Pekerjaan Ibu Post Partum * Depresi Postpartum Pasca Intervensi

130 Count Pekerjaan Ibu Post Partum Total Bekerja Tidak Bekerja Crosstab Depresi Postpartum Pasca Intervensi Tidak depresi depresi Total Dukungan Suami pada Ibu Post Partum * Depresi Postpartum Pasca Intervensi Crosstab Count Dukungan Suami pada Ibu Post Partum Total Kurang Baik Depresi Postpartum Pasca Intervensi Tidak depresi depresi Total T-Test Paired Samples Statistics Pair 1 Intervensi Psikoeducation Depresi Postpartum Pasca Intervensi Std. Error Mean N Std. Deviation Mean Paired Samples Correlations Pair 1 Intervensi Psikoeducation & Depresi Postpartum Pasca Intervensi N Correlation Sig

131 Pair 1 Intervensi Psikoeducation - Depresi Postpartum Pasca Intervensi Mean Paired Samples Test Paired Differences 95% Confidence Interval of the Std. Error Difference Std. Deviation Mean Lower Upper t df Sig. (2-tailed) Logistic Regression Case Processing Summary Unweighted Cases a N Percent Selected Cases Included in Analysis Missing Cases 0.0 Total Unselected Cases 0.0 Total a. If weight is in effect, see classification table for the total number of cases. Dependent Variable Encoding Original Value Tidak depresi depresi Internal Value 0 1 Block 0: Beginning Block

132 Classification Table a,b Observed Step 0 Depresi Postpartum Pasca Intervensi Overall Percentage Tidak depresi depresi a. Constant is included in the model. b. The cut value is.500 Predicted Depresi Postpartum Pasca Intervensi Percentage Tidak depresi depresi Correct Variables in the Equation Step 0 Constant B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Variables not in the Equation Step 0 Variables Overall Statistics DIDIK PARITAS KERJA DUKUNGAN Score df Sig Block 1: Method = Forward Stepwise (Conditional)

133 Omnibus Tests of Model Coefficients Step 1 Step 2 Step 3 Step Block Model Step Block Model Step Block Model Chi-square df Sig Model Summary Step Log Cox & Snell Nagelkerke likelihood R Square R Square Classification Table a Observed Step 1 Depresi Postpartum Pasca Intervensi Overall Percentage Step 2 Depresi Postpartum Pasca Intervensi Overall Percentage Step 3 Depresi Postpartum Pasca Intervensi Overall Percentage a. The cut value is.500 Tidak depresi depresi Tidak depresi depresi Tidak depresi depresi Predicted Depresi Postpartum Pasca Intervensi Percentage Tidak depresi depresi Correct

134 Variables in the Equation Step DUKUNGAN 1 a Constant Step DIDIK 2 b DUKUNGAN Constant B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Step DIDIK c PARITAS DUKUNGAN Constant a. Variable(s) entered on step 1: DUKUNGAN. b. Variable(s) entered on step 2: DIDIK. c. Variable(s) entered on step 3: PARITAS. Model if Term Removed a Variable Step 1 Step 2 PARITAS PARITAS DUKUNGAN Change in Model Log -2 Log Sig. of the Likelihood Likelihood df Change Step 3 DIDIK PARITAS DUKUNGAN a. Based on conditional parameter estimates

135 Variables not in the Equation Step 1 Step 2 Step 3 Variables Overall Statistics Variables Overall Statistics Variables Overall Statistics DIDIK KERJA DUKUNGAN DIDIK KERJA KERJA Score df Sig

136 Lampiran 8. Habis melahirkan, kok malah menangis?

137 Punya anak kok sedih? Anak bukan beban Lihat, lucu kan? Kehadiran buah hati biasanya menjadi saat paling dinanti-nantikan, perasaan senang dan bahagia selalu muncul.

138 Tetapi banyak wanita justru bersedih, cemas dan gampang marah sesudah bersalin karena terjadinya perubahan - perubahan hormon yang dapat menimbulkan gangguan emosional/psikologis dan apabila berlanjut maka akan terjadi depresi postpartum. APA YANG DISEBUT DEPRESI POSTPARTUM? Bila keadaan ini ringan, maka mudah hilang, tetapi bila berlanjut karena dipengaruhi faktor pemicu lainnya seperti kurangnya perhatian suami atau keluarga, masalah ekonomi dll akan memperberat kondisi Depresi postpartum adalah suasana hati ibu yang dialami setelah bersalin berubah menjadi sedih, mudah menangis, mudah marah tanpa sebab, tidak enak perasaan, susah tidur, pikiran kusut dan bila berlanjut tidak mau mengurus bayinya, malah dapat mencederai dirinya atau mencederai bayinya.

139 PERUBAHAN APA YANG TERJADI PADA IBU SELAMA POSTPARTUM? Perubahan Fisik : Seperti pengeluaran lokia, nyeri setelah melahirkan, mengecilnya rahim dan vagina, perubahan pada kulit dan otot perut, membesarnya payudara. Perubahan Psikologis : Seperti suasana hati yang tidak menyenangkan, malu, sedih, mudah menangis, mudah tersinggung, cepat marah, sulit tidur, tidak nafsu makan, sakit kepala, pusing, tidak mau merawat bayi. Apabila ini berlangsung lama, akan menjadi lebih berat sampai timbul pikiran merusak diri sendiri atau bayi. Gejala seperti ini disebut depresi

140 - -

141 Faktor-faktor apa saja yang dapat menyebabkan depresi postpartum? - Perubahan hormon - Tidak percaya diri dan tidak siap terhadap peran baru menjadi ibu, dengan bertambahnya tugas dan tanggung jawab akan menimbulkan kecemasan dan kekhawatiran - Hubungan yang tidak harmonis dengan suami atau keluarga - Kehamilan yang tidak diinginkan atau jenis kelamin anak yang tidak sesuai dengan harapan keluarga - Kelelahan selama persalinan - Perilaku bayi yang rewel mengakibatkan ibu tidak punya waktu untuk istirahat - Perubahan struktur fisik setelah melahirkan menyebabkan gangguan gambaran diri

142 Bila ibu depresi apa akibat yang ditimbulkannya?

143 Bagi Ibu : tidak dapat merawat bayi dengan baik, hubungan dengan suami dan keluarga tidak harmonis, muncul sikap bermusuhan dan mudah marah, apabila semakin berat dapat merusak diri sendiri seperti bunuh diri atau mencederai bayi Bagi bayi : pertumbuhan dan perkembangan bayi terganggu, baik fisik maupun mentalnya, bayi menjadi sangat rewel, bayi akan mudah sakit-sakitan, dan dapat cedera. Bagi suami : Mengalami kecemasan karena perilaku istri yang aneh, tidak terpenuhinya kebutuhan seks dan tidak terpenuhinya kebutuhan hidup sehari-hari. Bila terjadi gejala-gejala depresi postpartum pada ibu bagaimana cara mengatasinya?

144 1. Bicarakan rasa tertekan dengan orang yang memiliki keterampilan mendengar ( suami, keluarga, sahabat dekat) 2. Luangkan waktu berbicara dengan suami atau anggota keluarga lainnya 3. Hentikan membebani diri sendiri, kerjakan apa yang dapat dilakukan dan berhenti saat merasa lelah 4. Banyak istirahat sebisanya, tidurlah selama bayi tidur 5. Mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumahtangga dan pemberian makan bayi pada malam hari 6. Jangan sendirian dalam jangka waktu lama, pergilah keluar rumah untuk merubah suasana hati 7. Bicaralah dengan ibunda agar dapat saling bertukar pengalaman 8. Jangan membuat perubahan hidup yang sangat drastis selama kehamilan seperti pindah pekerjaan, pindah rumah, memulai usaha baru, merenovasi atau membangun rumah. 9. Ikuti grup support untuk perempuan dengan depresi melalui edukasi

145 Bagaimana cara mengatasi depresi postpartum? 1. Munculkan keberanian dalam diri anda untuk menghadapi sesuatu yang baru dan siap belajar menghadapi tantangan 2. Sadari bahwa status anda sudah menjadi seorang ibu dan juga sebagai seorang istri, wanita yang memiliki anak dan suami merupakan kebanggaan tersendiri 3. Merawat bayi dan memenuhi segala kebutuhan keluarga bukan hanya tanggung jawab ibu tetapi sudah menjadi tanggungjawab bersama seluruh keluarga termasuk suami dan anggota keluarga lainnya 4. Minta bantuan suami dan anggota keluarga untuk mengerjakan pekerjaan rumah dan perawatan bayi seperti mengganti pakaian bayi, menggendong bayi saat menangis malam hari dan memandikan bayi 5. Terima dan sayangilah apapun adanya bayi anda karena dia adalah karunia Tuhan yang sangat berharga 6. Jangan malu membicarakan segala sesuatu dengan suami anda atau kepada ibu (orangtua) supaya mereka dapat membantu dan memikirkan solusi dalam menyelesaikannya 7. Makan makanan yang seimbang, bergizi, mengandung banyak vitamin dan mineral seperti sayuran dan buah-buahan untuk menjaga Fisik anda tetap kuat 8. Susun urutan prioritas pekerjaan yang perlu anda selesaikan dan jangan paksakan memikirkan atau mengerjakan sendiri bila anda tidak mampu, mintalah bantuan orang terdekat (suami dan keluarga) 9. Istirahatlah yang cukup, tidurlah pada saat bayi tidur agar kesehatan tetap terjaga dengan baik

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap

BAB 1 PENDAHULUAN. Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Persalinan merupakan proses fisiologis yang dialami oleh hampir setiap perempuan.peristiwa tersebut merupakan peristiwa penting dalam kehidupan ibu dan keluarganya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalan lahir dengan melewati beberapa tahapan (Bahiyatun, 2008). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seorang wanita yang telah hamil selanjutnya akan mengalami proses persalinan. Persalinan (labor) merupakan serangkaian proses fisiologis yang dialami oleh wanita untuk

Lebih terperinci

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas

Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Proses Adaptasi Psikologi Ibu Dalam Masa Nifas Masa nifas adalah masa 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai enam minggu berikutnya. Pengawasan dan asuhan postpartum masa nifas sangat diperlukan yang tujuannya

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG

2015 GAMBARAN KEJADIAN POSTPARTUM BLUES PADA IBU NIFAS BERDASARKAN KARAKTERISTIK DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Melahirkan adalah sebuah karunia terbesar bagi wanita dan momen yang sangat membahagiakan, tapi ada beberapa kasus dapat menjadi momen yang menakutkan hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita.

BAB I PENDAHULUAN. adalah saat yang paling menggembirakan dan ditunggu-tunggu setiap. perubahan tersebut mungkin relatif pada tiap-tiap wanita. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perempuan banyak melewati proses-proses yang cukup sulit dalam hidup mereka, proses tersebut diantaranya proses kehamilan, melahirkan dan nifas, serta proses perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ

BAB I PENDAHULUAN. merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Periode setelah melahirkan juga disebut dengan periode postpartum, merupakan masa enam minggu sejak bayi lahir sampai saat organ-organ reproduksi kembali seperti semula

Lebih terperinci

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG

GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG GAMBARAN KEJADIAN POST PARTUM BLUES BERDASARKAN GEJALA DAN FAKTOR PENYEBAB PADA IBU NIFAS DI KELURAHAN MARGADANA DAN SUMUR PANGGANG Fetra Farlina 1, Iroma Maulida 2, Adevia Chikmah 3 D III Kebidanan Politeknik

Lebih terperinci

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum. Niken Andalasari Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Niken Andalasari Periode Post Partum Periode post partum adalah masa enam minggu sejak bayi baru lahir sampai organ-organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis seorang perempuan yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum perempuan menganggap kehamilan adalah

Lebih terperinci

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013

AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013 PAPER CARA MENGATASI MASALAH PSIKOLOGI PADA IBU NIFAS Disusun oleh : ANNISA NOER UMAMI 201207004 AKADEMI KEBIDANAN ADILA BANDAR LAMPUNG T.A 2012/2013 KATA PENGANTAR Puji syukur atas kehadirat Allah SWT

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan

BAB I PENDAHULUAN. istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan peristiwa alamiah dan fase hidup yang paling istimewa dalam kehidupan seorang calon ibu. Setiap pasangan menginginkan kehadiran seorang bayi setelah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Postpartum 2.1.1 Definisi Postpartum Menurut Marmi (2012), postpartum adalah masa beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai minggu keenam setelah melahirkan. Masa post pertum

Lebih terperinci

KARMILA /IKM

KARMILA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KEPATUHAN PERAWAT TERHADAP PENGGUNAAN ALAT PELINDUNG DIRI DALAM PENCEGAHAN INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT SARI MUTIARA MEDAN TAHUN 2014 TESIS Oleh KARMILA

Lebih terperinci

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN

SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN SKRIPSI PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan OLEH : PUTU PAMELA KENWA PRAWESTI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik

BAB III METODE PENELITIAN. desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan desain case control. Kasus kontrol adalah suatu penelitian (survei) analitik yang menyangkut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase

BAB I PENDAHULUAN. postpartum yang terdiri dari tiga fase yaitu fase dependen (taking in), fase BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Postpartum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya kembali organ-organ

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi

BAB I PENDAHULUAN. sebagai gangguan postpartum depression. Depresi postpartum keadaan emosi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu tugas perkembangan yang utama dari seorang wanita adalah hamil dan melahirkan seorang anak, dan kemudian membesarkannya. Kehamilan adalah masa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Depresi Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih, loyo; karena tekanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sikap 1. Pengertian sikap Sikap adalah suatu kecenderungan bertindak ke arah atau menolak suatu faktor lingkungan. Manifestasi sikap tidak dapat dilihat langsung tetapi hanya

Lebih terperinci

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS

MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS MAKALAH KOMUNIKASI PADA IBU NIFAS DI SUSUN OLEH: KELOMPOK : 10 1. REVIA MONALIKA 2. RIA PRANSISKA 3. RENI 4. RIKA DOSEN PEMBIMBING : VERA YUANITA, SST SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MITRA ADIGUNA PROGRAM

Lebih terperinci

2. Perubahan fisik dan psikologis ibu pasca persalinan Selama periode persalinan ibu akan mengalami perubahan-perubahan, yaitu :

2. Perubahan fisik dan psikologis ibu pasca persalinan Selama periode persalinan ibu akan mengalami perubahan-perubahan, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perubahan psikologis pasca persalinan normal 1. Pengertian pasca persalinan Bobak, dkk (2005) menyatakan pasca persalinan adalah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Pustaka. 1. Konsep Pendidikan. Menurut Suhartono (2007) pendidikan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pendidikan Menurut Suhartono (2007) pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang Zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Masa Post Partum Masa post partum atau masa nifas sering dikenal juga dengan puerperium berasal dari kata puer yang berarti seorang anak dan parere yang berarti kembali ke semula

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan dan kelahiran anak adalah proses fisiologis, namun wanita BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sudah menjadi kodrat seorang wanita untuk mengandung kemudian melahirkan, yang tentunya akan sangat menentukan kehidupan selanjutnya. Kehamilan dan kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan indikator dasar pelayanan kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian maternal/ibu setiap 100.000 kelahiran

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA 0 FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB DEPRESI PASCA MELAHIRKAN PADA KELAHIRAN ANAK PERTAMA Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh: PUSPA WARDANI F 100 000 066 FAKULTAS

Lebih terperinci

DEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan

DEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan DEPRESI POSTPARTUM DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PERAN PADA IBU NIFAS Dewi Susilowati Dosen Poltekkes Kemenkes Surakarta Jurusan Kebidanan PENGANTAR Proses penyesuaian menjadi ibu sangat rentan terhadap gangguan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM PENGARUH PERAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP KESIAPAN WANITA MENOPAUSE DALAM MENGHADAPI KELUHAN MENOPAUSE DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr ZAINOEL ABIDIN BANDA ACEH PROVINSI ACEH TESIS Oleh : CUT YUNIWATI 097032146/IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Perawatan merupakan suatu proses pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang meliputi biologis, psikologis, sosial dan spiritual dalam rentang sakit sampai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah Persalinan adalah proses alami yang akan berlangsung dengan sendirinya, tetapi persalinan pada manusia setiap saat terancam penyulit yang membahayakan ibu maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh

BAB I PENDAHULUAN. Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kata kanker merupakan kata yang paling menakutkan di seluruh dunia. Satu dari empat kematian yang terjadi di Amerika Serikat disebabkan oleh penyakit kanker (Nevid et

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas

BAB I PENDAHULUAN. perhatian lebih dikarenakan angka kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas atau postpartum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42 hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan selanjutnya. (Manuaba,1998). dalam kehidupannya. Pengalaman baru ini memberikan perasaan yang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis, perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita

Lebih terperinci

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala

tingkat emosional. Tekanan psikologis setelah melahirkan merupakan gejala BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Melahirkan merupakan proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita. Berbagai reaksi ibu setelah melahirkan akan mempengaruhi sikap, perilaku dan tingkat emosional.

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS

HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS HUBUNGAN PERILAKU PETUGAS KESEHATAN DI BAGIAN PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RSUD IDI KABUPATEN ACEH TIMUR TESIS Oleh SYARIFAH RINA 127032016/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP PETUGAS SEARCH AND RESCUE TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN SAR DI KANTOR SAR MEDAN TESIS

PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP PETUGAS SEARCH AND RESCUE TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN SAR DI KANTOR SAR MEDAN TESIS PENGARUH PERSEPSI DAN SIKAP PETUGAS SEARCH AND RESCUE TERHADAP PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA KEGIATAN SAR DI KANTOR SAR MEDAN TESIS Oleh DIANTA BANGUN 077010002/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan.

BAB I PENDAHULUAN. dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Depresi adalah masalah kesehatan yang penting dan lebih sering dialami oleh perempuan daripada laki-laki, khususnya pada awal melahirkan. Depresi menurut Kaplan dan

Lebih terperinci

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut:

Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL Tujuan Asuhan Keperawatan pada ibu hamil adalah sebagai berikut: a. Menentukan diagnosa kehamilan dan kunjungan ulang. b. Memonitori secara akurat dan cermat tentang kemajuan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues

METODE PENELITIAN. normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum blues Definisi Operasional METODE PENELITIAN Postpartum adalah jangka antara kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ke normal atau masa sebelum melahirkan (Wong & Perry, 2006). Sedangkan, postpartum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang berlangsung dari minggu ke-1 hingga minggu ke-13, trimester kedua dari BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehamilan adalah suatu kondisi maternal berkembangnya fetus di dalam tubuh (DeCherney et al., 2007). Kehamilan dibagi menjadi trimester pertama yang berlangsung dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN. telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya. dan bertambah cenderung lebih cepat (Nugroho, 2000). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan keberhasilan pemerintah dalam pembangunan nasional, telah mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang, yaitu adanya kemajuan ekonomi, perbaikan lingkungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dimana terjadi penurunan hemoglobin (Hb) atau sel darah merah <11 gr/dl selama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anemia selama kehamilan masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia selama dekade terakhir. Anemia pada ibu hamil adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehamilan dan menjadi seorang ibu merupakan sebuah peristiwa yang dinantikan oleh banyak kaum wanita. Namun dalam kenyataannya, seringkali timbul masalahmasalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal. Sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel kanker dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlunya kesehatan dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. perlunya kesehatan dipelihara dan ditingkatkan kualitasnya serta dilindungi dari 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan salah satu faktor yang sangat menentukan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini menjadi alasan perlunya kesehatan

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NORMA KARO-KARO /IKM

TESIS. Oleh NORMA KARO-KARO /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP DAN KETERAMPILAN PENYULUH TERHADAP KEBERHASILAN PROMOSI KESEHATAN PADA PASIEN DI INSTALASI REHABILITASI MEDIK RSUP H.ADAM MALIK MEDAN TESIS Oleh NORMA KARO-KARO 127032129/IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menopause merupakan masa berhentinya menstruasi yang terjadi pada perempuan dengan rentang usia 48 sampai 55 tahun. Masa ini sangat kompleks bagi perempuan karena berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap individu akan melewati tahap-tahap serta tugas perkembangan mulai dari lahir hingga lansia. Ketika memasuki usia dewasa awal tugas perkembangan individu

Lebih terperinci

GAMBARAN GEJALA POSTPARTUM BLUES PADA IBU PASCA BERSALIN DI KLINIK SUMIARIANI

GAMBARAN GEJALA POSTPARTUM BLUES PADA IBU PASCA BERSALIN DI KLINIK SUMIARIANI GAMBARAN GEJALA POSTPARTUM BLUES PADA IBU PASCA BERSALIN DI KLINIK SUMIARIANI OLEH : PUTRI MAULIZA 145102146 KARYA TULIS ILMIAH PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA A. å B. SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA Jln. Ringroad Barat Ambarketawang, Gamping, Sleman Yogyakarta 59242 Telp. (0274)4342000, Fax. (0274)434542 Email : info@stikesayaniyk.ac.id

Lebih terperinci

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM PENGARUH PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU SERTA DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN MAKANAN PADA BALITA DI PUSKESMAS BANDAR KHALIFAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI TESIS Oleh MARIA POSMA HAYATI 097032136/IKM

Lebih terperinci

TESIS. Oleh KATHERINE EMILY PANGGABEAN /IKM

TESIS. Oleh KATHERINE EMILY PANGGABEAN /IKM 1 EFEKTIFITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN MEDIA POSTER DAN FLIP CHART DALAM PENINGKATAN PERILAKU MENJAGA KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SDN 060799 DAN SDN 060953 MEDAN TAHUN 2015 TESIS Oleh KATHERINE

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah

BAB I PENDAHULUAN. Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Data demografi menunjukkan bahwa populasi remaja mendominasi jumlah penduduk di dunia. Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2007 sekitar seperlima

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Lebih terperinci

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns

AKPER HKBP BALIGE. Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Carolina M Simanjuntak, S.Kep, Ns Masa nifas dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan

BAB I PENDAHULUAN jiwa yang terdiri atas jiwa penduduk laki-laki dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2015 adalah sebanyak 255.461.686 jiwa yang terdiri atas 128.366.718 jiwa penduduk laki-laki dan 127.094.968 jiwa penduduk perempuan.

Lebih terperinci

Referat Fisiologi Nifas

Referat Fisiologi Nifas Referat Fisiologi Nifas A P R I A D I Definisi Masa Nifas ialah masa 2 jam setelah plasenta lahir (akhir kala IV) sampai 42 hari/ 6 bulan setelah itu. Masa Nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan

Lebih terperinci

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta

TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM. Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta TERAPI PIJAT OKSITOSIN MENINGKATKAN PRODUKSI ASI PADA IBU POST PARTUM Sarwinanti STIKES Aisyiyah Yogyakarta Email: sarwinantisyamsudin@yahoo.com Abstract: The purpose of this study was to know the effect

Lebih terperinci

PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN

PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN PERBEDAAN RISIKO DEPRESI POST PARTUM ANTARA IBU PRIMIPARA DENGAN IBU MULTIPARA DI RSIA AISYIYAH KLATEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan oleh: MAYA

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru

BAB 1 PENDAHULUAN. Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Periode postpartum merupakan masa transisi dan perubahan peran pada ibu baru dan keluarganya. Masa postpartum terdiri dari adaptasi fisiologis dan adaptasi psikologis.

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG

2015 GAMBARAN BENDUNGAN ASI BERDASARKAN KARAKTERISTIK PADA IBU NIFAS DENGAN SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT UMUM TINGKAT IV SARININGSIH BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Angka kejadian seksio sesarea di Indonesia menurut data survey nasional pada tahun 2007 adalah 921.000 dari 4.039.000 persalinan atau sekitar 22,8% dari seluruh persalinan

Lebih terperinci

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM PENGARUH PENGETAHUAN, KEPERCAYAAN DAN ADAT ISTIADAT TERHADAP PARTISIPASI SUAMI DALAM PERAWATAN KEHAMILAN ISTRI DI KELURAHAN PINTU SONA KABUPATEN SAMOSIR T E S I S Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA 097032133/IKM

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini depresi menjadi jenis gangguan jiwa yang paling sering dialami oleh masyarakat (Lubis, 2009). Depresi adalah suatu pengalaman yang menyakitkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti yang dijelaskan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti yang dijelaskan 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Peneitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, seperti yang dijelaskan oleh Arikunto bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak usia sekolah mempunyai berbagai resiko yang lebih mengarah pada kecerdasan, moral, kawasan sosial dan emosional, fungsi kebahasaan dan adaptasi sosial.

Lebih terperinci

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT

PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI ISTIRAHAT OLEH : KELOMPOK 5 I Gusti Agung Ayu Cahyaningrum Ananta P07124214 017 Kadek Devi Ary Suta P07124214 022 Ni Putu Ayu Sinta Puji Rahayu P07124214

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wanita mulai dari usia remaja hingga dewasa normalnya akan mengalami periode menstruasi atau haid dalam perjalanan hidupnya, yaitu pengeluaran darah yang terjadi secara

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kecemasan merupakan unsur kejiwaan yang menggambarkan perasaan, keadaan emosional yang dimiliki oleh seseorang pada saat menghadapi kenyataan atau kejadian dalam hidupnya.

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN PENGARUH PENYULUHAN OLEH TENAGA PELAKSANA GIZI DENGAN METODE CERAMAH DISERTAI MEDIA POSTER DAN LEAFLET TERHADAP PERILAKU IBU DAN PERTUMBUHAN BALITA GIZI KURANG DI KECAMATAN TANJUNG BERINGIN TAHUN 2010

Lebih terperinci

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN

PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN PENGARUH PEMBERIAN KONSELING TERHADAP DEPRESI POST PARTUM DI PUSKESMAS II DAN IV DENPASAR SELATAN Pamela Kenwa, Made Kornia Karkata, I Gusti Ayu Triyani Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masa nifas (postpartum) merupakan masa pemulihan dari sembilan bulan kehamilan dan proses kelahiran. Pengertian lainnya yaitu masa nifas yang biasa disebut masa puerperineum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah

BAB I PENDAHULUAN. masa nifas dini (early postpartum) adalah periode kepulihan dimana ibu telah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masa nifas adalah periode yang dimulai dari akhir persalinan sampai dengan kembalinya organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum hamil. Periodeini berlangsung 6 minggu

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI

NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI 1 NASKAH PUBLIKASI PERBEDAAN DEPRESI POSTPARTUM DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI Oleh : DEWI LUCKY SETYOWATI ULY GUSNIARTI PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA UNIVERSITAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009). Proses pemulihan kesehatan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum hamil

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan

BAB I PENDAHULUAN. mengalami hambatan dalam persalinan. 1. interaksi secara sinkron antara kekuatan his dan mengejan (power), jalan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persalinan merupakan suatu proses fisiologis dimana uterus mengeluarkan hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang dapat hidup ke dunia luar melalui vagina baik dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

TESIS. Oleh NONI NUR ISLAMIE /IKM

TESIS. Oleh NONI NUR ISLAMIE /IKM PENGARUH PENGETAHUAN DAN MEKANISME KOPING TERHADAP SIKAP KELUARGA UNTUK MENERIMA PASIEN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) YANG TELAH TENANG DI BADAN LAYANAN UMUM DAERAH RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI SUMATERA UTARA

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Definisi BAB I PENDAHULUAN Pasca melahirkan adalah periode dimana ibu menjalani hari yang melelahkan. Kelelahan ini terkait dengan keadaan sang bayi maupun perubahan kondisi fisik dan psikis ibu, dan hal ini dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Setiap individu akan mengalami perubahan pada dirinya baik secara fisik maupun emosional. Semakin bertambahnya usia, individu akan mengalami berbagai macam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Prof. Dr. Hi. Aloei Saboe Merupakan Rumah Sakit Umum (RSU) terbesar yang ada di Wilayah Provinsi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah satu diagnosis kardiovaskular yang paling cepat meningkat jumlahnya (Schilling, 2014). Di dunia,

Lebih terperinci

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S.

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S. PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA ASKES SOSIAL DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr.PIRNGADI MEDAN T E S I S Oleh TRISNA HARYANTI 097032043/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh adanya penyempitan arteri koroner, penurunan aliran darah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penyakit Jantung Koroner (PJK) adalah penyakit jantung yang terjadi akibat ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen miokardium yang disebabkan

Lebih terperinci

CUT ZULIATI MULI /IKM

CUT ZULIATI MULI /IKM PENGARUH KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP DI PUSKESMAS KOTA MEDAN TESIS OLEH CUT ZULIATI MULI 077013005/IKM PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) adalah penyakit paru yang dapat dicegah dan diobati, ditandai oleh hambatan aliran udara yang tidak

Lebih terperinci

TESIS OLEH : RITA DEWI BANGUN NIM / IKM

TESIS OLEH : RITA DEWI BANGUN NIM / IKM PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL KEPALA RUANG DAN MOTIVASI INTRINSIK PERAWAT PELAKSANA KONTRAK TERHADAP KINERJA PERAWAT PELAKSANA KONTRAK DI RUANG RAWAT INAP RSUD DR. PIRNGADI MEDAN TESIS OLEH

Lebih terperinci

TESIS. Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING /IKM

TESIS. Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING /IKM HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL KELUARGA DAN STATUS KESEHATAN DENGAN GEJALA DEPRESI PADA LANSIA YANG TINGGAL DI UPT PELAYANAN SOSIAL WILAYAH BINJAI MEDAN TAHUN 2013 TESIS Oleh SERLY MONIKA BR SEMBIRING 117032237/IKM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dukungan sosial merupakan keberadaan, kesediaan, keperdulian dari orang-orang yang bisa diandalkan, menghargai dan menyayangi kita yang berasal dari teman, anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedih, loyo; karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal yang berkenaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sedih, loyo; karena tekanan jiwa; keadaan merosotnya hal-hal yang berkenaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi Pengertian depresi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah keadaan tertekan dan perasaan semangat menurun dengan ditandai muram, sedih, loyo; karena tekanan jiwa;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri. Kehamilan merupakan sebuah peristiwa besar bagi wanita dan keluarga. Kehamilan yang sehat,

Lebih terperinci

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN

LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Lampiran 1 LEMBAR PENJELASAN KEPADA RESPONDEN Saya yang benama Eva Sartika Simbolon sedang menjalani Program Pendidikan D-IV Bidan Pendidik di Fakultas Keperawatan. Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan

Lebih terperinci

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I

ABSTRAK TINGKAT DEPRESI POSTPARTUM PADA IBU MENYUSUI DI PUSKESMAS DENPASAR TIMUR I DAFTAR ISI SAMPUL DEPAN... i SAMPUL DALAM... ii PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iv PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v KATA PENGANTAR... vi ABSTRAK... vii ABSTRACT... viii RINGKASAN...

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J. HUBUNGAN PARITAS DENGAN KEMAMPUAN MEKANISME KOPING DALAM MENGHADAPI POSTPARTUM BLUES PADA IBU POST SECTIO CAESARIA DI BANGSAL MAWAR 1 RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi

BAB I PENDAHULUAN. tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan. Sifatnya sangat subjektif karena perasaan nyeri berbeda pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan

BAB I PENDAHULUAN. melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Salah satu target yang ditentukan dalam tujuan ke-5 pembangunan

Lebih terperinci

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012

PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 PENELITIAN PENGARUH TERAPI MUSIK RELIGI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN PRE OPERASI DI RUANG BEDAH RSUP. DR. M. DJAMIL PADANG TAHUN 2012 Penelitian Keperawatan Jiwa SITI FATIMAH ZUCHRA BP. 1010324031

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Kehamilan 2.1.1.1 Definisi Kehamilan adalah suatu keadaan mengandung embrio atau fetus di dalam tubuh, setelah bertemunya sel telur

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN

GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN GAMBARAN PENGETAHUAN, MOTIVASI IBU NIFAS DAN PERAN BIDAN TERHADAP BOUNDING ATTACHMENT DI RUANG KEBIDANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH RADEN MATTAHER TAHUN 2014 1 Sondang, 2* Hardiana 1,2 STIKes Prima Jambi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat melahirkan bayi dengan selamat. Ada dua cara persalinan yaitu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proses melahirkan dikenal dengan dua cara, melahirkan secara normal dan dengan operasi cesar. Kata normal menjadi bias definisinya karena pengukuran atas ketidaknormalan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita

BAB 1 PENDAHULUAN. kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dunia, kanker merupakan penyebab kematian nomor dua setelah penyakit kardiovaskuler. Insiden dan mortalitas kanker terus meningkat. Jumlah penderita kanker mencapai

Lebih terperinci