BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah pesisir merupakan wilayah yang sangat dinamis dan mempunyai karakteristik yang beragam di setiap tempatnya. Hal tersebut disebabkan oleh interaksi antara litosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer yang secara alami membentuk suatu keragaman seperti gelombang, angin, arus dan pasang surut. Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: KEP.10/MEN/2002 tentang Pedoman Umum Perencanaan Pengelolaan Pesisir Terpadu, wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah peralihan antara ekosistem darat dan laut yang saling berinteraksi. Sebagai negara yang memiliki wilayah pesisir yang luas, banyak penduduk yang tinggal di daerah pesisir dan memanfaatkan laut sebagai sumber mata pencaharian. Sehubungan dengan pentingnya daerah pesisir, maka perlu diperhatikan kondisi fisik wilayah pesisir tersebut, diantaranya adalah kerusakan wilayah pesisir. Salah satu kerusakan yang sering terjadi di wilayah pesisir adalah abrasi pantai. Penyebab utama abrasi ini pada umumnya adalah gelombang. Secara umum, kerentanan merupakan tingkatan suatu sistem yang mudah terkena atau tidak mampu menanggulangi bencana. Tingkat kerentanan dapat dilihat dari aspek fisik, sosial kependudukan dan ekonomi. Kerentanan fisik menggambarkan suatu kondisi fisik yang rawan terhadap bencana tertentu. Dalam kaitannya dengan daerah pantai, kerentanan merupakan suatu kondisi yang menggambarkan keadaan dari suatu sistem alami serta keadaan sosial pantai terhadap bencana pantai. Identifikasi kerentanan suatu wilayah tergantung pada jenis fenomena yang mungkin terjadi pada daerah tersebut. Salah satu fenomena laut yang mempengaruhi kerentanan di wilayah pesisir terhadap abrasi adalah gelombang. Untuk memenuhi kebutuhan informasi gelombang di perairan daerah pesisir, diperlukan penelitian dan survei lapangan yang membutuhkan waktu yang lama dan dana yang besar. Salah satu alternatif untuk 1

2 mereduksi pengeluaran biaya adalah menggunakan pemodelan dengan metode numerik memanfaatkan teknologi komputer yang mampu memberikan gambaran kondisi gelombang di perairan daerah pesisir dalam waktu yang relatif singkat. Pemodelan numerik gelombang ini diharapkan dapat memberikan gambaran karakteristik gelombang di perairan daerah pesisir secara efisien dan efektif. Model gelombang yang dihasilkan akan dianalisis untuk mengidentifikasi kerentanan di wilayah pesisir terhadap abrasi. Penelitian ini merupakan salah satu bagian dari riset dan inovasi ITB 2011 di Kelompok Keahlian Sistem Keilmuan dan Rekayasa Wilayah Pesisir dan Laut yang berjudul Pemetaan Kerentanan Wilayah Pesisir terhadap Abrasi Pantai untuk Perencanaan Tata Ruang Wilayah Pesisir Kabupaten dan Kota Cirebon. 1.2 Tujuan Tujuan dari penulisan tugas akhir ini yaitu membuat peta gelombang melalui pemodelan numerik di wilayah Kota dan Kabupaten Cirebon. Peta gelombang yang dihasilkan akan digunakan untuk mengidentifikasi tingkat kerentanan di wilayah pesisir tersebut terhadap abrasi. 1.3 Ruang Lingkup Dalam pengerjaan penelitian tugas akhir ini, ruang lingkup pembahasan dari isi tugas akhir ini dibatasi sebagai berikut: a. Wilayah studi dibatasi pada daerah pesisir Kota dan Kabupaten Cirebon. b. Pembuatan peta yang dilakukan adalah peta gelombang melalui pemodelan numerik. c. Hasil dari pemetaan gelombang ini akan digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan wilayah pesisir tersebut terhadap abrasi. d. Variabel yang digunakan untuk mengidentifikasi kerentanan adalah tinggi signifikan gelombang dan sudut datang gelombang terhadap pantai. 2

3 1.4 Metodologi Penelitian Untuk mencapai tujuan penelitian seperti yang tercantum pada subbab 1.2 dengan ruang lingkup yang tertulis pada subbab 1.3, langkah kegiatan dalam pengerjaan tugas akhir ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. a. Melakukan studi literatur terkait dengan penelitian yang dilakukan. b. Mengumpulkan data terkait dengan penelitian yang akan dilakukan. c. Menentukan domain model untuk data pemodelan. d. Menentukan syarat batas dan syarat awal model yang akan dibuat. e. Menentukan parameter input model. f. Melakukan uji sensitifitas model. g. Melakukan pemodelan dua musim. h. Melakukan analisis terhadap model yang dihasilkan untuk mengidentifikasi kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi. Untuk menjelaskan hubungan antara langkah-langkah pengerjaan tugas akhir di atas, dibuat skema seperti pada Gambar 1.1. Persiapan Studi Literatur Pengumpulan Data: Data Batimetri Data Garis Pantai Data Angin Pemodelan Data Sekunder Model Pembuatan Peta Identifikasi Kerentanan Wilayah Pesisir terhadap Abrasi Peta Kerentanan Wilayah Pesisir terhadap Abrasi Selesai Gambar 1.1. Skema Metodologi Penelitian 3

4 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penyusunan tugas akhir ini, langkah-langkah penelitian yang tercantum pada subbab 1.4 disusun ke dalam lima bab. Masing masing bab memiliki pokok bahasan tersendiri seperti berikut. a. Bab I Pendahuluan Pada bab ini dibahas mengenai penulisan tugas akhir yang meliputi latar belakang dilakukan penelitian pemodelan gelombang dengan metode numerik di Kota dan Kabupaten Cirebon, tujuan pemodelan, ruang lingkup yang membatasi penelitian pada tugas akhir ini, metodologi penelitian yang dilakukan dan sistematika penulisan dalam penyusunan tugas akhir. b. Bab II Tinjauan Pustaka Pada bab ini akan dibahas mengenai tinjauan pustaka dengan melakukan studi literatur yang berkaitan dengan gelombang laut, pemodelan gelombang dengan metode numerik dan kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi. c. Bab III Metodologi Penelitian Pada bab ini akan dibahas mengenai tahap-tahap pengerjaan penelitian tugas akhir beserta dengan penjelasannya. Bagian dari penelitian tugas akhir yang masuk ke dalam bab ini adalah pengumpulan data untuk mendapatkan data sekunder yang akan digunakan dalam pemodelan gelombang serta cara melakukan pemodelan gelombang sehingga didapatkan model gelombang yang pada akhirnya dibuat peta gelombang di perairan Kota dan Kabupaten Cirebon. Selain itu, pada bab ini juga dibahas mengenai metode untuk mengidentifikasi kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi dengan menggunakan variabel gelombang yang dihasilkan dari pemodelan. Bagian akhir dari bab ini menjelaskan mengenai cara membuat peta kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi di wilayah pesisir Kota dan Kabupaten Cirebon. d. Bab IV Hasil dan Pembahasan Pada bab ini akan dibahas mengenai produk yang dihasilkan dari penelitian yang dilakukan dan analisisnya. Hasil yang dibahas dalam bab ini adalah hasil uji sensitifitas model gelombang, peta gelombang yang dihasilkan dari pemodelan dan kerentanan di wilayah pesisir Kota dan Kabupaten Cirebon. 4

5 e. Bab V Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi mengenai kesimpulan dari penelitian pemodelan gelombang yang dilakukan dan kesimpulan mengenai kerentanan di wilayah pesisir Kota dan Kabupaten Cirebon terhadap abrasi. Selain itu, pada bab ini berisi saran untuk penelitian yang sebaiknya dilakukan di masa yang akan dating. Penelitian tersebut berkaitan dengan pemodelan gelombang dan identifikasi kerentanan wilayah pesisir terhadap abrasi. 5