BAB II GERAKAN HIDUP HEMAT (SUATU TINJAUAN TEORITIS DAN TEOLOGIS) lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 1

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II GERAKAN HIDUP HEMAT (SUATU TINJAUAN TEORITIS DAN TEOLOGIS) lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 1"

Transkripsi

1 BAB II GERAKAN HIDUP HEMAT (SUATU TINJAUAN TEORITIS DAN TEOLOGIS) 2.1 Tinjauan Teoritis Sebagai makhluk individu maupun sosial, kehidupan manusia tidak pernah terlepas dari kebudayaan dan nilai adat-istiadat dalam masyarakat. Tylor antara lain mengatakan bahwa kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. 1 Tylor menjelaskan bahwa manusia sebagai makhluk sosial berkewajiban untuk tetap menjaga serta melestarikan budaya dan hasilnya, baik itu lewat tulisan maupun adat kebiasaan agar kelak dapat diwariskan ke generasi selanjutnya. Demikian pentingnya kebudayaan dalam kehidupan manusia, sehingga ketakterpisahan itu pun terus mengikat manusia hingga kini dan mengharuskannya untuk terus mempertimbangkan nilai-nilai baru yang sesuai dan cocok dengan nilai-nilai budaya setempat. Manusia adalah makhluk yang berbudaya. Oleh karena itu kebudayaan menjadi sangat penting baginya. Hal ini penting, karena di dalamnya terdapat seperangkat gagasangagasan yang mempengaruhi tingkah laku individu atau kelompok dalam suatu ekosistem. Manusia hidup, berkembang dan akan terus mewariskan kebudayaan itu, sebab di dalamnya terdapat struktur-struktur yang saling berhubungan, sehingga merupakan kesatuan yang berfungsi sebagai pedoman dalam kehidupannya. Ki Sarino Mangun Pranoto yang dikutip oleh Budiono mengatakan bahwa, budaya manusia terwujud karena adanya perkembangan norma hidupnya atau lingkungannya. Norma hidup itu terwujud dalam bentuk 1 I Gede Wiranata, Antropologi Agama, (Bandung: Cita Aditya Bakti, 2002) hal

2 1) alam pikir, 2) alam budi, 3) alam karya, 4) alam tata susila, 5) alam seni yang meliputi: seni suara, sastra, tari, musik. Keseluruhan sifat-sifat hidup di atas itulah yang melahirkan adanya rasa budaya manusia. Kalau rasa budaya ini dilaksanakan maka terjadilah kebudayaan atau budaya manusia. Begitu erat hubungan manusia dengan kebudayaannya, disebabkan oleh karena kebudayaan merupakan lingkup di mana manusia harus hidup. 2 Ditinjau dari sudut etimologis kata kebudayaan (budaya) sendiri berasal dari kata Sansekerta buddhayah bentuk jamaknya, buddhi, artinya budi atau akal, dengan demikian kebuyaan dpat diartikan hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal. 3 Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kebudayaan merupakan hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, adat istiadat. 4 Karena itulah maka Ki Hajar Dewantara menyatakan bahwa kebudayaan adalah budi daya manusia dalam hidup bermasyarakat yang diperoleh melalui belajar. 5 Memperhatikan bahwa betapa luasnya definisi tentang kebudayaan maka Samuel Patty dalam analisanya tentang kebudayaan mengatakan bahwa dari setiap bangsa ada sejumlah unsur kebudayaan antara lain: 6 a. Peralatan bagi kehidupan manusia meliputi pakaian perumahan, alat rumah tangga, senjata, alat-alat untuk mata pencaharian, peralatan transportasi. b. Mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi (pertanian, peternakan, sistem reproduksi, sistem distribusi, dan sebagainya) c. Sistem kemasyarakatan meliputi: sistem perkawinan, sistem kekerabatan, organisasi sosial politik, sistem hukum. d. Bahasa baik lisan maupun tulisan. 2 Budiono Herusatoto, Simbolisme dalam Budaya Jawa (Yogyakarta: PT. Hanindita, 1984), 7. 3 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: PT Gramedia, 1982), 9. 4 Koentjaraningrat, Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan (Jakarta: PT Gramedia, 1982), 9. 5 Machmoed Effendhie, Sejarah Budaya (Jakarta: Dep. Pendidikan dan Kebudayaan, 1999), 3. 6 Semuel Patty, Bahan Mata Kuliah Agama dan Budaya 14

3 e. Kesenian meliputi seni rupa, seni ukir, seni tari, musik dan sebagainya. f. Sistem ilmu pengetahuan dan teknologi. g. Religi dan sistem kepercayaan. Berangkat dari pandangan di atas, maka sebagai pelaku dan pewaris budaya, manusia merupakan tonggak utama yang menentukan apa dan bagaimana budaya yang semestinya akan diwariskan kelak. Karena adat istiadat senantiasa tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan masyarakat yang nyata, cara berpikir dan pandangan hidup yang secara keseluruhan merupakan kebudayaan dari masyarakat pendukungnya, di mana adat istiadat itu hidup dan berkembang. Perlu juga diperhatikan bahwa adat istiadat dapat saja berubah sewaktu-waktu dengan timbulnya peristiwa-peristiwa ataupun kebutuhan-kebutuhan baru yang memerlukan penyelesaian dan penyesuaian secara baru pula. Karena kita ketahui bahwa adat istiadat pada suatu tempat merupakan norma-norma yang telah berlaku sepanjang masa dan telah diwariskan secara turun temurun sehingga merupakan sesuatu yang harus dipatuhi, ketika menyelenggarakan kepentingan bersama. Pandangan agama Marapu dalam hal kemiskinan yang disebabkan oleh upacaraupacara adat bukanlah hal yang penting karena kehidupan setelah kematian merupakan hal yang sangat penting. Pemikiran religius seperti pada dasarnya berpandangan bahwa kehidupan manusia di dalam dunia ini adalah sementara, sedangkan kehidupan yang kekal dan bahagia adalah di surga nanti setelah manusia mati. 7 Upacara-upacara adat merupakan alat bagi manusia untuk sampai ke surga (atau sejenisnya) tersebut. 8 Hal ini semakin diperparah dengan karakteristik masyarakat di pulau Sumba yang mempunyai orientasi ke masa lampau yang berlebihan, ketergantungan pada orang lain yang cukup besar, puas dengan apa yang dimiliki, pemanfaatan waktu yang tidak efektif, kehidupan ekonomi yang boros. 7 Mariasusai Dhavamony, Fenomenologi Agama, (Yogyakarta: Kanisius, 1995), Koentjaraningrat, Beberapa Pokok Antropologis Sosial, (Jakarta: Dian Rakyat, 1774),

4 Pola hidup masyarakat Sumba Barat adalah orientasi ke masa lampau yang berlebihan, ketergantungan pada orang lain yang cukup besar, puas dengan apa yang dimiliki, pemanfaatan waktu yang tidak efektif, hidup boros. Kenyataan ini dapat dilihat dari kegiatan upacara atau pesta adat yang mengakibatkan pengeluaran dana yang begitu besar tanpa mempertimbangkan kemampuan ekonominya, hanya demi mempertahankan harga diri atau gengsi semata yang mana hanya bersifat sesaat. Sifat konsumtif masyarakat Sumba Barat yang cenderung boros dengan cara membantai ternak, menghabiskan dana secara tidak bijaksana ditambah lagi apabila dana yang digunakan itu bukan milik sendiri tetapi merupakan pinjaman Hal ini pada gilirannya dapat menjadi beban keluarga yang akhirnya dapat mengakibatkan terjadinya kemiskinan dan konflik sosial. Sesuatu menjadi tujuan bersama dalam kehidupan berkelompok, individu setiap manusia dalam suatu negara adalah tercapainya kesejahteraan. Kesejahteraan bersama yang cara penanganannya pun secara bersama antara semua pihak. Pihak yang bertanggung jawab dalam mensejahterakan rakyat adalah pemerintah dikarenakan pemerintah yang memiliki kebijakan dalam mengelola jalannya negara. Masyarakat dalam membantu pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan rakyatnya sangat diperlukan dikarenakan merupakan suatu kerja yang dilakukan secara bersama agar kesejahteraan dapat tercapai. Pembangunan ekonomi adalah pertumbuhan ekonomi yang ditambah dengan perubahan. Hal ini berarti bahwa pertumbuhan ekonomi tidak hanya berorientasi pada kenaikan produksi barang dan jasa, tetapi juga dalam berbagai aspek kegiatan ekonomi, seperti perkembangan pendidikan, teknologi, peningkatan kesehatan, peningkatan infrastruktur, peningkatan pendapatan dan kemakmuran masyarakat. 9 9 Sadono, Sukirno,Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah dan Dasar Kebijakan, (Jakarta: Kencana, 2006),

5 Dalam konteks ini, pembangunan ekonomi dapat dikatakan berhasil, apabila terjadi perubahan langsung pada peningkatan pendapatan per kapita masyarakat yang mengarah pada pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dalam pembangunan masyarakat, prioritas utama diberikan pada upaya untuk menbangun aspek masyarakat yang juga berarti aspek manusianya. Salah satu indikasi bahwa sudah ada pembangunan pada aspek masyarakat dan aspek manusia tersebut adalah adanya peningkatan kapasitas, termasuk kapasitas untuk membangun dirinya sendiri. Pada kenyataannya, proses perubahan dalam pembangunan negara-negara berkembang seringkali disebabkan oleh dominasi factor eksternal. 10 Menurut Rostow dalam kutipan Arif Budiman, pembangunan merupakan proses yang bergerak dalam sebuah garis lurus, yakni dari masyarakat yang terbelakang ke masyarakat maju. Rostow membagi proses pembangunan ini menjadi lima tahap, yaitu: Masyarakat tradisional, ditandai dengan gerak kemajuan yang sangat lambat. Produksi dipakai untuk konsumsi, tidak ada investasi. Pada tahap ini, masyarakat hanya memikirkan cara untuk bertahan hidup pada hari ini, tanpa berpikir untuk kelanjutan kehidupan mereka; 2. Prakondisi untuk lepas landas, ditandai dengan usaha untuk meningkatkan tabungan; 3. Lepas landas. Proses ini ditandai dengan tersingkirnya hambatan-hambatan yang menghalangi proses pertumbuhan ekonomi. 4. Bergerak kedewasaan ditandai dengan proses kemajuan yang terus bergerak ke depan. 5. Jaman konsumsi massal yang tinggi. Pada periode ini, investasi untuk meningkatkan produksi tidak lagi menjadi tujuan yang paling utama. Pada titik 10 Soetomo, Strategi-Strategi Pembangunan Masyarakat, (Yogjakarka: Pustaka Pelajar, 2006), Arief Budiman, Teori Pembangunan Dunia Ketiga, (Jakarta: Gramedia Pustaka Umum, 1996),

6 ini, pembangunan sudah merupakan sebuah proses yang berkesinambungan yang bisa menopang kemajuan secara terus menerus. Gerakan pembangunan dalam teori Rostow lebih bersifat evolusioner, karena harus mengikuti lima tahapan pembangunan yang telah ditetapkan. Pembangunan yang ideal dalam kacamata Rostow adalah apabila kelima tahapan tersebut telah dilewati dalam proses jangka tertentu. Suatu negara dikatakan maju dalam teori Rostow adalah apabila masyarakatnya telah mencapai tahapan akhir dalam lima tahapan yang diajukannya. Jika kita cermati lebih lanjut, teori Rostow dalam lima tahapan pembangunan hanya dapat diterapkan dalam konteks negara-negara yang sudah maju dan belum dapat diterapkan oleh negara-negara berkembang. Teori ini merupakan teori besar bagi keberhasilan pembangunan di negara-negara yang sudah maju dan berkembang pesat. Gerakan Hidup Hemat adalah salah satu bentuk kebijakan pemerintah Sumba Barat yang prihatin akan bentuk pola hidup masyarakat Sumba Barat yang boros. Masyarakat Sumba Barat seperti yang dipaparkan di atas, adalah masyarakat yang sangat konsumtif. Dalam upacara kematian biasanya akan menghabiskan hewan dalam jumlah yang cukup banyak. Hal ini merupakan salah satu hal yang menjadi perhatian pemerintah. Karena untuk mengorbankan sejumlah hewan, terkadang mereka berhutang, ini merupakan tindakan yang kurang bijaksana dan juga ini merupakan salah satu faktor pemicu kemiskinan. Terutama bagi mereka yang berada pada tataran tingkat sosial yang rendah. Berangkat dari hal inilah pemerintah mengusulkan suatu bentuk Gerakan yang dinamakan Gerakan Hidup Hemat yaitu salah satu aturan yang di dalamnya terdapat pembatasan jumlah hewan dalam upacara kematian. Kebijakan ini diambil untuk menekan jumlah persembahan hewan dalam jumlah yang tinggi. Kebijakan ini diharapkan mampu untuk menolong pemerintah dalam menghadapi masalah kemiskinan di Sumba Barat. 18

7 Pembangunan masyarakat bukan merupakan tindakan yang dilakukan hari ini dan berakhir keesokan harinya. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan tidak boleh menyebabkan ketergantunggan. Hal ini berarti bahwa masyarakat bergerak melakukan berbagai aktivitas membangun pada saat ada intervensi dan kembali statis setelah intervensi berakhir. Apabila intervensi berhasil mengembangkan kapasitas masyarakat, maka keberlanjutan akan tetap terjaga walaupun intervensi dihentikan. Hal ini disebabkan karena prakarsa dan aktivitas yang mandiri telah terlembagakan. Dalam pengertian pembangunan yang berkelanjutan, terkandung paling tidak tiga dimensi yang saling mendukung: keberlanjutan sumber daya alam, keberlanjutan ekonomi dan keberlanjutan sosial. Keberlanjutan sosial merupakan suatu kondisi dimana masyarakat dapat mengelola berbagai aktivitas membangun secara mandiri, sehingga dengan dan tanpa unsur eksternal proses pembangunan tetap berjalan. 12 Proses pemberdayaan masyarakat diharapkan menjadi proses yang memberi kebebasan bagi masyarakat untuk mengekspresikan diri dan potensi mereka dalam memberdayakan diri sendiri. Melalui gerakan Hidup Hemat ini diharapkan masyarakat dapat mensejahterakan dirinya sendiri, sehingga pada batas tertentu akan mampu pula mensejahterakan orang lain. Apabila proses pensejahteraan masyarakat ini dapat berjalan dengan baik, maka pembangunan di segala bidang tentunya akan semakin mudah terjangkau Hemat Kata hemat adalah kata yang kurang bisa diterima dalam lingkungan hidup kita dari pada kerendahan hati. 13 Kadang-kadang kita bisa menghargai orang yang rendah hati, sedangkan sukar rasanya bagi kita untuk menghargai orang yang hemat. Bahkan kita sering mengejek orang yang hemat dengan sebutan orang yang kikir. Kita menjulukinya sebagi orang yang hemat itu sebagi orang yang pelit. 12 Ibid, Mesach Krisetya, Diktat Spiritualitas Kristen Fakultas Teologi, Salatiga

8 Ada peribahasa yang menyatakan Hemat Pangkal Kaya artinya bahwa mengimplementasikan pola hidup hemat atau tidak boros yaitu dengan membatasi pengeluaran agar tidak melebihi atau sama dengan pendapatan maka ini merupakan langkah awal menuju kehidupan yang kaya atau keadaan tidak kekurangan ( miskin ). Menurut Kamus Bahasa Indonesia Hemat diartikan tidak boros. 14 (Program pemerintah untuk mensejahterakan masyarakatnya dengan mengadakan program gerakan hidup hemat). Sejarah telah membuktikan bahwa masyarakat yang mampu mempertahankan generasinya karena memiliki sifat hidup hemat. Semua ajaran-ajaran di dunia mengajarkan hidup hemat. Dalam budaya Jepang, ada anggapan bahwa kalau ekonominya merosot maka moralnya merosot pula. Hemat berarti mengelola secara baik pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan. Pengeluaran pendapatan yang berlebihan maka akan menyebabkan hutang yang berakhir kepada penderitaan 15. Program Gerakan Hidup Hemat ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yang akan datang. Dampak positif yang ingin dicapai dengan adanya program ini adalah 16 : a. Pemanfaatan lahan dari lahan tidur menjadi lahan produktif menunjukkan persentase yang cukup meningkat sehingga produksi pertanian meningkat; b. Penyimpanan jenasah ditetapkan dan bahkan sudah diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat paling lama tiga hari. Kebijakan ini didukung pula dengan adanya Hasil Sidang Sinode Gereja Kristen Sumba (GKS); c. Pemotongan dan pembantaian hewan pada upacara-upacara adat berkurang dengan adanya kesepakatan maksimal lima ekor untuk tiap upacara adat; d. Berkurangnya tingkat pencurian di kalangan masyarakat miskin; 14 Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, Jakarta : Depertemen Pendidikan dan Kebudayaan 1991, hal Diunduh Tgl 23 mei 2011 pukul 21:27 16 PEMDA Sumba Barat, Panduan Umum Gerakan Membangun Sumba Barat Sejahtera (GERBANG SUTERA), Sumba Barat. 20

9 e. Tingkat kesejahteraan masyarakat meningkat, karena berkurangnya kewajibankewajiban upacara adat yang harus dilaksanakan; f. Melalui gerakan hidup hemat akan memperkecil tingkat pengeluaran, sehingga masyarakat bisa memanfaatkan sisa penghasilan untuk membiayai pendidikan, kesehatan dan lain sebagainya. Banyak manfaat apabila kita hidup hemat yang bisa kita dapat yaitu: a. Bagi diri sendiri: berarti kita telah mampu menyesuaikan pendapatan dengan kemampuan kita terhindar hidup boros dan bergaya hidup mewah; b. Bagi masyarakat: dapat menghilangkan kesenjangan sosial yaitu adanya perbedaan yang mencolok atau adanya jurang pemisah antara si kaya dan si miskin, sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial yang dapat meresahkan semangat kegotong-royongan dan kebersamaan; Kemiskinan Pembangunan adalah proses mewujudkan masyarakat sejahtera secara adil dan merata. Masyarakat sejahtera ditandai adanya dengan kemakmuran berupa meningkatnya konsumsi masyarakat karena meningkatnya pendapatan. Pembangunan merupakan proses perubahan sosial budaya yang dapat bergerak maju atas kekuatan sendiri dan berorientasi pada manusia dan struktur budaya. Pembangunan sebagai proses dinamis menuju keadaan sosial yang lebih baik, jelas merupakan gejala yang berdimensi sosial tinggi dan dapat didekati dari berbagai bidang ilmu pengetahuan Gunawan Sumodiningrat, Pemberdayaan Sosial: Kajian ringkasan tentang Pembangunan Manusia Indonesia (Kompas, Jakarta) 2007, hal 18 21

10 Sementara kehidupan sosial masyarakat Sumba saat ini, lebih menitikberatkan pada orientasi sosial budaya yang terkadang membutuhkan biaya tinggi. Hal ini menjadi beban bagi masyarakat yang memiliki status sosial dan berpenghasilan rendah, sehingga menciptakan tingkat kemiskinan yang tinggi. Kemiskinan adalah ketiadaan aset-aset dan kesempatan esensial yang menjadi hak setiap manusia. Setiap orang harus mempunyai akses pada pendidikan dasar dan rawatan kesehatan primer. Rumah tangga miskin mempunyai hak untuk menunjang hidupnya dengan jeripayahnya sendiri, serta juga mempunyai perlindungan terhadap ganggung mendadak dari luar. Selain pendapatan dan layanan dasar, individuindividu dan masyarakat juga menjadi miskin jika mereka tidak diberdayakan untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan dalam hal-hal yang menentukan kehidupan mereka. 18 Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi kekurangan hal-hal yang biasa untuk dipunyai seperti makanan, pakaian, tempat berlindung dan air minum, hal-hal ini berhubungan erat dengan kualitas hidup. Kemiskinan kadang juga berarti tidak adanya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan yang mampu mengatasi masalah kemiskinan dan mendapatkan kehormatan yang layak sebagai warga negara. Kemiskinan merupakan masalah global. 19 Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup: a. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan seharihari, sandang, perumahan dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar. 18 Makalah : Memerangi Kemiskinan di Asia dan Pasifik : Strategi Bank Pembangunan Asia Dalam Pengurangan Kemiskinan. (Asian Development Bank,1999) diunduh tgl. 1 Maret 2011 jam Wib. 22

11 b. Gambaran tentang kebutuhan social, termasuk keterkucilan social, ketergantungan, dan ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan informasi. Keterkucilan social biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi. c. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna memadai di sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. 20 Intinya kemiskinan adalah masalah multi dimensi yang kompleks menyangkut segi ekonomi, sosial budaya dan politik, dimana akar persoalan kemiskinan disebabkan oleh memudar serta lunturnya nilai-nilai luhur kemanusiaan, prinsipprinsip kemasyarakatan. Kaum miskin bukanlah merupakan suatu kelompok yang homogen. Sebagaimana halnya kemiskinan itu sangat beragam, demikian pula sebab dan korbannya. Kaum miskin itu mungkin tidak punya aset-aset esensial karena mereka hidup di tempat terpencil atau di daerah yang langka sumber daya; atau karena mereka renta akibat usia, kesehatan, lingkungan kehidupan, atau jenis pekerjaan. Mereka mungkin tidak mempunyai akses kepada aset-aset esensial karena mereka termasuk etnik minoritas atau komunitas yang dianggap berkedudukan sosial rendah. Tanggung jawab utama untuk menemukan pemecahan terhadap masalah kemiskinan terletak pada pemerintah dan kebijakan-kebikjakan yang diambil oleh pemerintah yang bersangkutan. Akan tetapi keberhasilannya tergantung pada upaya terpadu dari pemerintah dan masyrakat sipil diunduh tgl. 1 Maret 2011 jam Wib. 23

12 1.2 Landasan Teologis ( Penatalayanan ) Penatalayanan menurut PL artinya kepala rumah tangga (Kej 44: 19), atau kepala rumah (Kej 44: 4), artinya orang yang kepadanya dipercayakan tanggung jawab dan tugas untuk mengepalai serta mengurus harta serta kegiatan di dalam rumah tangga. Istilah lain dipakai juga kata hamba yang lahir dalam rumah tangga, yang diterima dan memperoleh hak sebagai pewaris (Kej 15: 3 4). 21 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa penatalayanan adalah orang yang dipercayai dan diberi hak serta tangung jawab untuk mengepalai, mengatur dan mengerjakan segala sesuatu yang dipercayakan kepadanya. Penatalayanan dalam PB dijelaskan bahwa seseorang yang mendapat kehormatan dan kepercayaan untuk melaksanakan suatu tugas tertentu. Jadi penatalayanan Kristen ialah semua orang Kristen yang dipercayakan atau mendapat kehormatan untuk mengepalai dan mengatur serta mengerjakan pelayanan Kristus yang dimandatkan secara penuh (Bd. 1 Kor 4: 1 2, Tit 1: 7, 1 Pet 4: 10, Mat 28: 19 20). 22 Dari penjelasan di atas, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain: 1. Penatalayanan adalah orang yang mendapat kepercayaan untuk melakukan tugas tertentu. 2. Penatalayanan memperoleh hak dan tanggung jawab penuh untuk menjalankan tugas yang telah dilimpahkan kepadanya. 3. Penatalayanan bertanggungjawab atas tugas yang dipercayakan kepadanya dan ia bertanggungjawab kepada pemimpinnya atas pelaksanaan tugas tersebut. 4. Penatalayanan bekerja atas nama dan untuk kepentingan tuannya ibid 24

13 5. Setiap orang Kristen adalah penatalayan Kristus yaitu orang yang dipercaya dan ditugaskan untuk melaksanakan pekerjaan Allah dengan hak yang penuh yang telah diserahkan kepadanya dan ia sepenuhnya melayani atas nama Allah serta bertangguingjawab kepada Allah atas pelaksanaan semua pekerjaan yang diserahkan kepadanya. Allah sebagai pencipta alam semesta adalah pemberi mandat, kuasa penuh kepada umatnya. Sebagai pemberi mandat, kuasa penuh, pemilikan penuh ada pada Allah (Mzm 24: 1, Yes 66: 2) dan di pihak lain sebagai penerima mandat, umat Allah memiliki kepercayaan dan wewenang penuh untuk menatalayani segala milik Allah yang dipercayakan Allah kepadanya (Kej 1: 28, Mat 28: 19 20). Umat Allah atau kita semuanya sebagai penerima mandat penatalayanan harus mengabdi dan penuh tanggungjawab dan wajib melaksanakannya. Mandat penatalayanan Allah didasarkan dan didukung oleh perjanjian berkat Allah sehingga dimana umat Alah menatalayani milik Allah dengan penuh tanggungjawab, di sana aka nada berkat Allah (Mat 28: 20 b). Lingkup penatalayanan umat Allah meliputi semua ciptaan Allah termasuk alam dan isinya, waktu, harta, diri, rumah tangga, gereja dan masyarakat (Kej 1: 28,2: 25, Yes 45: 12, Yoh 13: 15 17, Kol 1: 17). Kapasitas kemampuan umat Allah untuk mengerjakan penatalayanan milik Allah telah diberikan oleh Allah sehingga tidak ada umatnya yang dapat berdalih untuk tidak melaksanakan tugas penatalayanan Allah ( 1 Pet 4: 10, 1 Kor 4: 1, 1 Rj 19: 9, Kel 19: 4 6). 23 Tugas penatalayanan dapat dipahami sebagai tugas pengantara berkat Allah, maka umat Allah dituntut untuk membuktikan ketaatan kepada Allah sebagai syarat mutlak

14 untuk membuktikan bahwa umat Allah sedang terlibat dalam misi penatalayanan Allah yang dipercayakan kepadanya. Kuasa untuk melaksanakan penatalayanan Allah ada pada Allah dan ketaatan kita untuk melaksanakan tugas penatalayanan akan membuktikan bahwa tugas penatalayanan berjalan dengan baik dan berhasil. Ketaatan merupakan faktor terutama dan terpenting, karena penatalayanan Allah adalah kewajiban umat Allah yang tidak dapat ditunda atau ditawar-tawar. Tuhan Yesus secara tegas menggambarkan penatalayanan sebagai bagian utuh dari kedatangannya ke dunia ini dengan mengatakan datang bukan untuk dilayani melainkan melayani (Mrk 10 : 45). 24 Tugas yang dilaksanakannya adalah tugas dari Bapa yang mengutusnya. Tugas itu merupakan suatu tanggungjawab dan kepercayaan Bapa kepadanya yang harus dilaksanakan secara menyeluruh dan penuh tanggungjawab. Setiap orang Kristen yang terlibat dalam penatalayanan merupakan alat Allah untuk melebarkan kerajaannya dengan tanggungjawab untuk membawa berita pembebasan kepada dunia. Dengan melaksanakan tugas ini maka orang Kristen adalah teman sepelayanan (partner) dengan Kristus dalam kerajaan Allah. Tujuan operasional penatalayanan Yesus adalah melayani dan bekerja. Motif pelayanannya adalah kasih. Yesus melayani dengan kasih dan rela mempersembahkan diri dan nyawa sebagai korban karena dosa dan pelanggaran manusia. Paulus juga meneladani pelayanan Yesus (2 Kor 5: 14 15). Bila kasih Kristus telah menjadi motif penatalayanan orang Kristen, maka ia pasti melaksanakan penatalayanan Allah secara objektif dengan tidak egois. Dasar dan pola penatalayanan Yesus dilukiskan dengan kata berkorban dan inilah juga yang diteladani penatalayan Kristen termasuk di dalamnya Pengurus Seksi di setiap tingkatannya. Pengorbanan yang membawa dampak positif bagi seksi atau jemaatnya

15 Penatalayanan gereja yang patut dan membawa kemajuan bagi perkembangan gereja haruslah seperti yang dilakukan Yesus sebagai Penatalayan Agung. Yesus telah melengkapi gereja dengan karunia rohani bagi umatnya dalam rangka pelaksanaan penatalayanan Allah di dalam dan melalui gereja. Rasul Paulus dengan tegas menyinggung peranan karunia rohani dalam rangka penatalayanan gereja ( 1 Kor 12 14). Jadi penatalayan gereja berarti: 1. Penatalayanan gereja adalah penatalayanan Allah yang bertujuan membangun tubuh Kristus demi kepentingan bersama. 2. Setiap orang Kristen adalah penatalayanan Allah yang terlibat dalam penatalayanan gereja. 3. Kepada setiap orang Kristen Allah menganugerahkan karunia rohani untuk melaksanakan tugas dalam penatalayanan gereja, jadi karunia dan potensi itu harus dipertanggungjawabkan dalam kesatuan membagun tubuh kristus. 25 Dalam Mzm 24: 1 disebutkan Tuhanlah yang empunya bumi serta segala isinya, dan dunia serta yang ada di dalamnya. Jadi segala sesuatu yang ada, yang nampak dan tidak nampak adalah milik Alah yang harus ditatalayani dengan penuh tanggungjawab. Karena itu semua penatalayanan Kristen perlu menyadari bahwa apapun yang dimilikinya diterima dari Tuhan dan harus didaya-gunakan sesuai dengan kehendak Tuhan. Perjanjian Baru mengajar bahwa tiap orang Kristen harus memberi persembahannya secara teratur, metodik dan memadai, untuk mendukung kehidupan gereja, orang miskin, penginjilan dan missi (1Kor 16:2). Harta benda memiliki sifat yang fana: Amsal 27: 24 dan 1 Tim 6 :7. Penerapan praktis untuk hal ini adalah:

16 a. Kelolah harta benda dengan baik. b. Anggarkanlah keuangan. Belilah yang perlu. Pengeluaran harus lebih kecil dari penghasilan, hal ini merupakan pencegahan terhadap jerat hutang. Oswald Sanders, mengutip A.W. Tozer mengatakan: cirri kedewasaan Rohani adalah lebih banyak member daripada diberi, Maleakhi 3: 10, standar minimum pemberian kepada Allah sebab kita dibawah anugerah 26. Hemat pada suatu saat disajikan kepada orang-orang yang terkenal yang rindu untuk berdisiplin kepada hidup yang lebih berarti. Mereka dengan mudah menerima disiplin kepatuhan, kerendahan hati, kasih, dan kemurnian. Tetapi ketika hemat disebutkan mereka menentang keras. Mereka berpendapat bahwa praktek hemat demikian itu akan mengacaukan ekonomi dan merusak semangat kerja dari banyak orang. Mereka percaya bahwa kita harus menikmati sebanyak-banyaknya kelimpahan dunia kita. Hemat dimengerti dan dilakukan, dengan maksud untuk menggoncangkan kesadaran kita supaya bebas dari penguasaan benda-benda. Jika kita mempraktekkan hemat, yang berarti mengatakan tidak kepada benda untuk kepentingan benda itu sendiri, dan mengatakan ya kepada benda hanya pada waktu ada nilai yang lebih tinggi yang akan dicapai yang meminta benda itu, maka ia akan membentuk suatu kesadaran yang merupakan kebiasaan terhadap benda

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang

BAB IV TINJAUAN KRITIS. budaya menjadi identitasnya. Apabila manusia dicabut dari budayanya, ia bukan lagi orang BAB IV TINJAUAN KRITIS Dari pemaparan pada bab-bab sebelumnya kita dapat melihat bahwa manusia selalu menyatu dengan kebudayaannya dan budaya itu pun menyatu dalam diri manusia. Karena itu budaya menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sejarah kehidupan manusia, kebudayaan selalu ada sebagai upaya dan kegiatan manusia untuk menguasai alam dan mengolahnya bagi pemenuhan kebutuhan manusia. Kebudayaan

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria ANUGERAH ALLAH YANG MENYELAMATKAN Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta

Lebih terperinci

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang

APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang PENATALAYANAN APAKAH PENATALAYANAN ITU? Kepada orang Kristen, penatalayanan berarti tanggung jawab manusia kepada, dan penggunaan daripadanya, segala sesuatu yang dipercayakan Tuhan kepadanya hidup, tubuh,

Lebih terperinci

Bab V PROGRAM GERAKAN HIDUP HEMAT

Bab V PROGRAM GERAKAN HIDUP HEMAT Bab V PROGRAM GERAKAN HIDUP HEMAT 5.1 Latar Belakang Munculnya Program Gerakan Hidup Hemat Lewin (1951) mengembangkan model perubahan terencana dalam tiga tahapan yang menjelaskan bagaimana mengambil inisiatif,

Lebih terperinci

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT

KEBUDAYAAN & MASYARAKAT KEBUDAYAAN & MASYARAKAT Pengantar Sosiologi FITRI DWI LESTARI MASYARAKAT Masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya

Lebih terperinci

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam

Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam Alkitab menyatakan Allah yang menaruh perhatian atas keselamatan manusia. Anggota Keallahan bersatu dalam upaya membawa kembali manusia ke dalam persatuan dengan Pencipta mereka. Yesus meninggikan kasih

Lebih terperinci

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat,

BAB IV. 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat. Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, BAB IV ANALISIS 1. Makna dan Nilai wariwaa dalam adat Pada umumnya kehidupan manusia tidak terlepas dari adat istiadat, yang secara sadar maupun tidak telah membentuk dan melegalkan aturan-aturan yang

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Permasalahan BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan Papua terkenal dengan pulau yang memiliki banyak suku, baik suku asli Papua maupun suku-suku yang datang dan hidup di Papua. Beberapa suku-suku asli Papua

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa, tarian dan adat istiadat yang dimiliki oleh setiap suku bangsa juga sangat beragam. Keanekaragaman

Lebih terperinci

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017

Th A Hari Minggu Biasa VIII 26 Februari 2017 1 Th A Hari Minggu Biasa V 26 Februari 2017 Antifon Pembuka Mzm. 18 : 19-20 Tuhan menjadi sandaranku. a membawa aku keluar ke tempat lapang. a menyelamatkan aku karena a berkenan kepadaku. Pengantar Rasa-rasanya

Lebih terperinci

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH

BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH BAB TIGA PENYELAMATAN ALLAH Minggu ke-3, ARTI DAN HAKIKAT PENYELAMATAN ALLAH 19. Pert : Apakah yang dimaksud dengan penyelamatan Allah? Jwb : Penyelamatan Allah adalah tindakan Allah melepaskan manusia

Lebih terperinci

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di

Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di BAB 2 Jemaat yang bagaimanakah yang ALLAH inginkan? Mengapa Jemaat adalah pusat perhatian ALLAH? Siapakah Kepala Gereja? Bagaimana strata anggota jemaat di hadapan ALLAH? Alkitab menggunakan berbagai ungkapan

Lebih terperinci

Kehendak Manusia dalam Keadaannya Sekarang Telah Dirusak, dan Tunduk kepada Perbudakan yang Sangat Mengasihankan

Kehendak Manusia dalam Keadaannya Sekarang Telah Dirusak, dan Tunduk kepada Perbudakan yang Sangat Mengasihankan Kehendak Manusia dalam Keadaannya Sekarang Telah Dirusak, dan Tunduk kepada Perbudakan yang Sangat Mengasihankan (John Calvin, Institutes of the Christian Religion, II.2, disadur oleh syo) Dosa telah masuk

Lebih terperinci

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan

Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Rencana Allah untuk Gereja Tuhan Yesus berkata, "Aku akan mendirikan jemaatku dan alam maut tidak akan menguasainya" (Matius 16:18). Inilah janji yang indah! Ayat ini memberitahukan beberapa hal yang penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran sebagai aktor, sebagimana manusia itu dapat memberikan sumbangan dan memfasilitasi kehidupan yang mencakup

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Ritual Ritual adalah tehnik (cara metode) membuat suatu adat kebiasaan menjadi suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama,

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN

BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN BAB II URAIAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN KEBUDAYAAN 2.1 Uraina Tentang Seni Kata seni berasal dari kata "SANI" yang kurang lebih artinya "Jiwa Yang Luhur/ Ketulusan jiwa". Menurut kajian ilmu di eropa

Lebih terperinci

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa

PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa PEMBERIAN SEBAGAI WUJUD PELAYANAN KASIH 2 Korintus 8:1-15 I Gede Puji Arysantosa Tujuan: Jemaat memahami bahwa pemberian (sumber daya, ide, waktu, dana, dan materi) merupakan salah satu wujud perbuatan

Lebih terperinci

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan keanekaragaman budaya, hal ini dikarenakan Indonesia terdiri dari berbagai suku dan adat budaya. Setiap suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak bisa dilepaspisahkan karena, masyarakat adalah pencipta sekaligus pendukung kebudayaan. Dengan demikian tidak

Lebih terperinci

Iman Kristen dan Kebudayaan

Iman Kristen dan Kebudayaan Iman Kristen dan Kebudayaan Oleh: Ricky A.A Dumbela 682014088 Menuha Calvin 672014159 Hani Sandi Aji 562014054 Candrayani Sugiono 672014001 Yohana Dimara 672012186 Rodi 672014221 Yonas Sagita Adi C 682014046

Lebih terperinci

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN I Allah Tritunggal Kami percaya kepada satu Allah yang tidak terbatas, yang keberadaan-nya kekal, Pencipta dan Penopang alam semesta yang berdaulat; bahwa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Tinjauan Pustaka 1. Definisi Kebudayaan Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi

Lebih terperinci

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7

GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 GEOGRAFI BUDAYA Materi : 7 Agus sudarsono 1 VII. KEBUDAYAAN 2 A. BUDAYA DAN KEBUDAYAAN Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi

Lebih terperinci

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN 2013 2018 Visi Terwujudnya Kudus Yang Semakin Sejahtera Visi tersebut mengandung kata kunci yang dapat diuraikan sebagai berikut: Semakin sejahtera mengandung makna lebih

Lebih terperinci

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri

Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Orang Kristen Dan Dirinya Sendiri Negara kecil itu sedang dilanda perang saudara dan kaum gerilya bertempur di mana-mana. Seorang pemuda ditangkap dan nyawanya terancam jika ia tidak mau melepaskan agama

Lebih terperinci

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos

LITURGI SABDA. Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos TAHN B - Hari Minggu Biasa XV 12 Juli 2015 LTRG SABDA Bacaan pertama (Am. 7 : 12-15) Pergilah, bernubuatlah terhadap umat-ku. Bacaan diambil dari Nubuat Amos Sekali peristiwa berkatalah Amazia, imam di

Lebih terperinci

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean

Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Hidup dalam Kasih Karunia Allah 2Kor.6:1-10 Pdt. Tumpal Hutahaean Dalam hidup ini mungkinkah kita sebagai anak-anak Tuhan memiliki kebanggaan-kebanggaan yang tidak bernilai kekal? Mungkinkah orang Kristen

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I)

PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) PANCASILA SEBAGAI LANDASAN ETIKA (I) Modul ke: 08 Udjiani Fakultas EKONOMI DAN BISNIS A. Pengertian Etika B. Etika Pancasila Hatiningrum, SH.,M Si Program Studi Manajemen A. Pengertian Etika. Pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masyarakat Bima merupakan perpaduan dari berbagai suku, etnis dan budaya yang hampir menyebar di seluruh pelosok tanah air.akan tetapi pembentukan masyarakat Bima yang

Lebih terperinci

Spiritualitas Penatalayanan

Spiritualitas Penatalayanan Spiritualitas Penatalayanan Oleh: Pnt. Virgo Tri Septo A. Lokakarya Penatalayanan Majelis dan Badan Pelayanan Jemaat GKI Madiun Minggu, 24 September 2017 Apa itu Penatalayanan? Penatalayanan adalah segala

Lebih terperinci

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong

1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11. Pdt. DR. Stephen Tong 1Pet.5:1-4; Yeh.34:1-6; Yoh.10:11 Pdt. DR. Stephen Tong Yesus mengatakan ada dua macam orang yang melayani Tuhan, yang semacam adalah gembala yang lainnya adalah orang upahan. Gembala mengasihi domba-domba

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai fakta sosial, manusia sebagai makhluk kultural (Ratna, 2005:14). Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan salah satu hasil karya seni yang sekaligus menjadi bagian dari kebudayaan. Sebagai salah satu hasil kesenian, karya sastra mengandung

Lebih terperinci

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2

GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 GKI MENGALAMI PEMBARUAN BUDI Roma 12:1-2 Tata Ibadah Minggu GKI Kebayoran Baru 27 AGUSTUS 2017 PERSIAPAN a. Saat Teduh b. Sebelum ibadah dimulai, organis/pianis memainkan lagu-lagu gerejawi. c. Lonceng

Lebih terperinci

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari...

Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Tugas Seorang Suami Seorang pemuda yang bahagia dengan cepat pulang ke rumah untuk memberitahukan orang tuanya kabar baik bahwa pacarnya telah berjanji untuk menikahinya. Tetapi sang ayah, daripada menanggapi

Lebih terperinci

TATA GEREJA PEMBUKAAN

TATA GEREJA PEMBUKAAN TATA GEREJA PEMBUKAAN Bahwa sesungguhnya gereja adalah penyataan Tubuh Kristus di dunia, yang terbentuk dan hidup dari dan oleh Firman Tuhan, sebagai persekutuan orang-orang percaya dan dibaptiskan ke

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia, mitos dan ritual saling berkaitan. Penghadiran kembali pengalaman BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ritual merupakan suatu proses pelaksanaan tradisi. Meskipun sudah ada ritual tanpa mitos-mitos dalam beberapa periode jaman kuno. Dalam tingkah laku manusia,

Lebih terperinci

Tugas Seorang. Istri

Tugas Seorang. Istri Tugas Seorang Istri Seorang wanita yang mengetahui bahwa peranannya sebagai istri merupakan suatu tanggung jawab besar, adalah orang yang bijaksana. Ia sudah siap untuk menerima petunjuk dari Allah bagaimana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Senakin kabupaten Landak Kalimantan Barat. Teori-teori tersebut dalah sebagai BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam Bab II ini penulis akan menjelaskan kajian teori yang akan digunakan dalam menganalisis data hasil penelitian yang berjudul pergeseran makna Tangkin bagi masyarakat Dayak Kanayatn

Lebih terperinci

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014)

(Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) (Dibacakan sebagai pengganti homili pada Misa Minggu Biasa VIII, 1 /2 Maret 2014) Para Ibu/Bapak, Suster/Bruder/Frater, Kaum muda, remaja dan anak-anak yang yang terkasih dalam Kristus, 1. Bersama dengan

Lebih terperinci

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th.

Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang. Roma 8: Pdt. Andi Halim, S.Th. Kebaktian Paskah Lebih dari Para Pemenang Roma 8:31-39 Pdt. Andi Halim, S.Th. Umumnya saat mendengar kata pemenang kita berpikir itu adalah orang yang hebat, yang berprestasi, dan yang luar biasa. Inilah

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI

BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI BAB IV ANALISA DAN REFLEKSI TEOLOGI Dalam bab ini berisi tentang analisa penulis terhadap hasil penelitian pada bab III dengan dibantu oleh teori-teori yang ada pada bab II. Analisa yang dilakukan akan

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN BAB II DESKRIPSI TEORETIS DAN FOKUS PENELITIAN A. Deskripsi Teoretis 1. Hakikat Tradisi dan Kebudayaan Tradisi adalah adat kebiasaan turun temurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.

Lebih terperinci

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) A. Latar Belakang Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing,

BAB I PENDAHULUAN. memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan bangsa di dunia yang mendiami suatu daerah tertentu memiliki adat istiadat (kebiasaan hidup) dan kebudayaan masing-masing, setiap bangsa memiliki

Lebih terperinci

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian

LITURGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian TAHN B - Hari Minggu Prapaskah I 22 Februari 2015 LITRGI SABDA Bacaan pertama (Kej 9 : 8-15) Perjanjian Allah dengan Nuh sesudah ia dibebaskan dari air bah. Bacaan diambil dari Kitab Kejadian Sesudah air

Lebih terperinci

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4)

ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono. Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) ANTROPOLOGI ALKITAB (Pelajaran 12) By Dr. Erastus Sabdono Pemulihan Gambar Diri (Bagian 4) Proses keselamatan dalam Yesus Kristus pada dasarnya adalah proses menjadikan manusia unggul bagi Tuhan. Manusia

Lebih terperinci

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS

BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS MAKALAH 3 BUAH-BUAH ROH & KARUNIA ROH KUDUS Oleh Herlianto herlianto@yabina.org (Depok, Indonesia) ( Ya y a s a n b in a a w a m ) *) Makalah ini disampaikan dalam rangka Seminar Pneumatologi yang diselenggarakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa

I. PENDAHULUAN. Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mengalami perubahan tingkat-tingkat hidup (the life cycle), yaitu masa anak-anak, remaja, nikah, masa tua, dan mati (Koenthjaraningrat, 1977: 89). Masa pernikahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara

BAB I PENDAHULUAN. daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelurahan Bagan Deli Kecamatan Medan Belawan merupakan salah satu daerah pesisir pantai yang ada di Medan. Sebagaimana daerah yang secara geografis berada di pesisir

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pepatah Jawa dinyatakan bahwa budaya iku dadi kaca benggalaning bangsa (kebudayaan itu menjadi cermin besar yang menggambarkan peradaban suatu bangsa). Hal ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya.

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah mahluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan budaya yang pada awalnya merupakan unsur pembentukan kepribadiannya. Umumnya manusia sangat

Lebih terperinci

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV.

BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP. landasan untuk masuk dalam bagian pembahasan yang disajikan dalam Bab IV. BAB IV MAKNA ARUH MENURUT DAYAK PITAP 4.1. PENDAHULUAN Bertolak dari uraian tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, dan tujuan penelitian yang terdapat dalam Bab I, yang dilanjutkan dengan pembahasan

Lebih terperinci

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini

Surat Roma ini merupakan surat Paulus yang paling panjang, paling teologis, dan paling berpengaruh. Mungkin karena alasan-alasan itulah surat ini Catatan: Bahan ini diambil dari http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=47, diakses tanggal 3 Desember 2012. Selanjutnya mahasiswa dapat melihat situs www.sabda.org yang begitu kaya bahan-bahan

Lebih terperinci

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa.

Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. 1. Allah, Sumber Segala Kasih Santo Yohanes Rasul adalah orang yang sejak semula boleh mengalami kasih Yesus secara istimewa. Pada perjamuan malam ia boleh duduk dekat Yesus dan bersandar dekat dengan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata

BAB V PENUTUP. budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan Kesimpulan akhir dari penelitian tentang teologi kontekstual berbasis budaya Jawa terhadap liturgi GKJ adalah ada kesulitan besar pada tata peribadahan GKJ di dalam menanamkan

Lebih terperinci

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang

Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah. Tanggal Penulisan: M Latar Belakang SUPLEMEN MATERI KHOTBAH PELKAT 10 11 MARET 2017 Penulis : Yohanes Tema : Yesus, Putra Allah Tanggal Penulisan: 80-95 M Latar Belakang YOHANES 4 : 27 54 Injil Yohanes adalah unik di antara keempat Injil.

Lebih terperinci

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015

Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015 Surat 1 Yohanes 5 (Bagian 43) Sunday, July 19, 2015 Kepastian Keempat: Kesaksian Jika kita ucapkan kata kesaksian, itu berarti sesuatu yang tidak diragukan lagi. Jika kita bersaksi tentang sesuatu, seperti

Lebih terperinci

UTANG SUATU KEPUTUSAN SETIAP HARI

UTANG SUATU KEPUTUSAN SETIAP HARI UTANG SUATU KEPUTUSAN SETIAP HARI Lesson 11 for March 17, 2018 Kita mungkin menghadapi berbagai situasi dalam hidup kita dan oleh karena berbagai alasan kita harus berhutang. Ada saran praktis dalam Alkitab

Lebih terperinci

Pdt. Gerry CJ Takaria

Pdt. Gerry CJ Takaria Defenisi Gereja menurut Alkitab Di terjemahkan dari bahasa Yunani ekklesia, yang berarti dipanggil keluar. Ungkapan ini pada umumnya digunakan untuk orang yang mengadakan pertemuan apa saja. Di Perjanjian

Lebih terperinci

KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012

KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012 Pelajaran 6 KEBAIKAN RAHASIA (Perbuatan-perbuatan Tersembunyi), 10 November 2012 KEBAIKAN RAHASIA Perbuatan-perbuatan Tersembunyi 10 November 2012 1. Persiapan A. Sumber Matius 6:2-4 Mazmur 139:1-3 Ibrani

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB II KAJIAN TEORI. Adat berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang 1 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Adat "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang berarti "cara", "kebiasaan" dengan makna berulang kali. Merupakan nama kepada pengulangan perbuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia lahir pada 17 Agustus 1945 adalah negara kesatuan yang berbentuk Republik. Dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah Indonesia terdiri atas beberapa

Lebih terperinci

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja

Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Pola Tuhan Bagi Para Pekerja Kim mempelajari alasan-alasan bagi perkumpulan orang percaya dalam gereja yang mula-mula. Ia melihat adanya bermacam-macam keperluan yang mempersatukan mereka - keperluan akan

Lebih terperinci

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa

Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN PERDA KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 3 TAHUN 2015 Pemerintahan Desa diselenggarakan oleh Pemerintah Desa Pemerintah Desa adalah kepala Desa yang dibantu oleh perangkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara

BAB I PENDAHULUAN. Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keanekaragaman suku bangsa dan budaya yang dimiliki oleh setiap negara merupakan kebanggaan yang luar biasa bagi negaranya sendiri. Begitu juga dengan keanekaragaman

Lebih terperinci

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan

Kitab Mazmur : Kumpulan Tulisan Nubuatan Setelah pada bulan lalu kita mempelajari kitab Mazmur sebagai kitab puisi yang berisi seni ekspresi hati manusia dalam hubungannya dengan Tuhan, pada bulan ini kita akan melihat kitab Mazmur sebagai kitab

Lebih terperinci

-AKTIVITAS-AKTIVITAS

-AKTIVITAS-AKTIVITAS KEHIDUPAN BARU -AKTIVITAS-AKTIVITAS BARU Dalam Pelajaran Ini Saudara Akan Mempelajari Bagaimanakah Saudara Mempergunakan Waktumu? Bila Kegemaran-kegemaran Saudara Berubah Kegemaran-kegemaran Yang Baru

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan

II TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teoritis A. Tinjauan Umum Peranan Tokoh Masyarakat dalam Menumbuhkan Kesadaran Tolong Menolong 1. Pengertian Peranan Secara umum peranan adalah perilaku yang dilakukan

Lebih terperinci

Surat Yohanes yang pertama

Surat Yohanes yang pertama 1 Surat Yohanes yang pertama Kami ingin memberitakan kepada kalian tentang Dia yang disebut Firman a yaitu Dia yang memberikan hidup kepada kita dan yang sudah ada sebelum dunia diciptakan. Kami sudah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk konsumsi

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk konsumsi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beras merupakan salah satu padian paling penting di dunia untuk konsumsi manusia. Di negara-negara Asia yang penduduknya padat, khususnya Bangladesh, Myanmar, Kamboja,

Lebih terperinci

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN

5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN 5. STRUKTUR SOSIAL PERDESAAN TUJUAN PERKULIAHAN 1. Mahasiswa memahami struktur sosial di perdesaan 2. Mahasiswa mampu menganalisa struktur sosial perdesaan KONSEP DASAR STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DAPAT

Lebih terperinci

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan

MATERI I MATERI I. subyek yang ikut berperan subyek yang ikut berperan 14 1 7. PERTANYAAN UNTUK DISKUSI Menurut Anda pribadi, manakah rencana Allah bagi keluarga Anda? Dengan kata lain, apa yang menjadi harapan Allah dari keluarga Anda? Menurut Anda

Lebih terperinci

Seri Kedewasaan Kristen (3/6)

Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Seri Kedewasaan Kristen (3/6) Nama Kursus   : ORANG KRISTEN YANG BERTANGGUNG JAWAB (OKB) Nama Pelajaran : Bertanggung Jawab untuk Hidup Benar dan Menggunakan                 Karunia-karunia

Lebih terperinci

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l

BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS. l. Dia menamakan dirinya  hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus-- l:l 1 BAGIAN III--TEOLOGI YAKOBUS PENDAHULUAN A. Penulis. l. Dia menamakan dirinya " hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus"-- l:l 2. Empat orang yang bernama "Yakobus " disebutkan dalam Perjanjian Baru: a. Yakobus

Lebih terperinci

Orang Kristen dikenal sebagai orang yang sangat

Orang Kristen dikenal sebagai orang yang sangat Kekeliruan tentang Penghakiman Orang Kristen dikenal sebagai orang yang sangat yakin akan keselamatan. Sejumlah gelar atau sebutan diberikan kepada mereka berkaitan dengan hal tersebut seperti: anakanak

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN TENTANG PENANGANAN FAKIR MISKIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:a.bahwa setiap warga negara berhak untuk

Lebih terperinci

Intro: Apakah orang percaya/ Kristen akan diadili juga?

Intro: Apakah orang percaya/ Kristen akan diadili juga? 2 Kor. 5:10 Intro: Apakah orang percaya/ Kristen akan diadili juga? Seperti apakah pengadilan itu nantinya? 4 5 6 7 PENGADILAN-PENGADILAN DI MASA DATANG PENGADILAN TERHADAP ORANG PERCAYA/ TUBUH KRISTUS

Lebih terperinci

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat

Human Relations. Kebudayaan dan Human Relations. Amin Shabana. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Hubungan Masyarakat Human Relations Modul ke: Kebudayaan dan Human Relations Fakultas Ilmu Komunikasi Amin Shabana Program Studi Hubungan Masyarakat www.mercubuana.ac.id Pendahuluan Istilah kebudayaan merupakan tejemahan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN A. Kebudayaan dan Kesenian. 1. Kebudayaan sebagai proses pembangunan Koentjaraningrat dalam Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan mendeskripsikan bahwa

Lebih terperinci

Antropologi Psikologi

Antropologi Psikologi Modul ke: Antropologi Psikologi Wujud dan Unsur Kebudayaan Fakultas PSIKOLOGI Wenny Hikmah Syahputri, M.Psi., Psi. Program Studi Psikologi Wujud Kebudayaan Koentjaraningrat menyebutkan kebudayaan ada tiga

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th.

Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Taurat dan Kasih Karunia Allah Roma 7:13-26 Pdt. Andi Halim, S.Th. Bagian ini adalah bagian yang sering ditafsir berbeda-beda. Watchman Nee, seorang penginjil di Tiongkok, menafsirkan bahwa orang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia pada dasarnya dilatarbelakangi oleh adanya suatu sejarah kebudayaan yang beragam. Keberagaman yang tercipta merupakan hasil dari adanya berbagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebudayaan merupakan sistem nilai yang terkandung dalam sebuah masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh kebudayaan yang membentuk lapis-lapis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian

BAB I PENDAHULUAN. membiasakan anak dengan prinsip-prinsip hidup yang mencerminkan kepribadian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terciptanya keluarga yang baik harus diawali dengan suatu pernikahan, karena pernikahan adalah satu-satunya sarana untuk membentuk rumah tangga dan melahirkan anak-anak.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan

BAB I PENDAHULUAN. kepada semua orang agar merasakan dan mengalami sukacita, karena itu pelayan-pelayan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gereja Kristen Sumba (GKS) Nggongi adalah salah satu dari sekian banyak gereja yang ada di Indonesia. Gereja hadir untuk membawa misi menyampaikan kabar baik

Lebih terperinci

PERAN KAUM BAPAK DALAM ERA GLOBALISASI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG SOSIAL BUDAYA

PERAN KAUM BAPAK DALAM ERA GLOBALISASI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG SOSIAL BUDAYA PERAN KAUM BAPAK DALAM ERA GLOBALISASI DITINJAU DARI SUDUT PANDANG SOSIAL BUDAYA OLEH : LOTH BOTAHALA, S.T., M.Si. Dosen pada : Program Studi Kimia, Universitas Tribuana, Kalabahi I. PENDAHULUAN Disampaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1

BAB I PENDAHULUAN. (hidup berkelompok) yang biasa kita kenal dengan istilah zoon politicon. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seperti yang kita ketahui, manusia merupakan mahluk sosial. Hal ini memiliki arti bahwa manusia dalam menjalani kehidupannya, tentu akan membutuhkan bantuan dari manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan suatu negara yang memiliki keragaman etnis dan budaya. Keragaman budaya tersebut menjadi kekayaan bangsa Indonesia dan perlu dikembangkan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan

BAB V PENUTUP. Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN Tradisi penjualan anak adalah suatu tradisi masyarakat di pulau Timor dengan tujuan memperoleh kesehatan dan keselamatan bagi anak dan orang tua yang memiliki kemiripan wajah

Lebih terperinci

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA

TEKS DESKRIPSI BUDAYA INDONESIA Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesia merdeka pada tahun 1945. Kebudayaan nasional dalam pandangan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor

BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR. 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor BAB IV ANALISA USAHA PENGEMBANGAN JAMUR DI GEREJA BATAK KARO PROTESTAN (GBKP) BOGOR 4.1 Analisa Usaha Pengembangan Jamur di GBKP Bogor Bila dilihat dari hasil penelitian yang penulis telah lakukan, usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial, berinteraksi, bermasyarakat dan menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat. Masyarakat adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

BAB I PENDAHULUAN. buddayah, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia dikenal sebagai Negara yang terdiri atas berbagai suku bangsa. Masing-masing suku bangsa memiliki warisan budaya yang tak ternilai harganya.kata budaya

Lebih terperinci

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan

BAB IV. Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan. 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan BAB IV Makna Slametan Bagi Jemaat GKJW Magetan 4.1 Pemahaman jemaat GKJW Magetan melakukan slametan Jika kita kembali melihat kehidupan jemaat GKJW Magetan tentang kebudayaan slametan mau tidak mau gereja

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PEMBENTUKAN DAN PENGELOLAAN BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : BUPATI BENGKAYANG, bahwa

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang heterogen atau majemuk, terdiri dari berbagai etnik dan berada dalam keberagaman budaya. Belajar dari sejarah bahwa kemajemukan

Lebih terperinci

Siapakah Yesus Kristus? (4/6)

Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Siapakah Yesus Kristus? (4/6) Nama Kursus : SIAPAKAH YESUS KRISTUS? Nama Pelajaran : Yesus adalah Juru Selamat dan Tuhan Kode Pelajaran : SYK-P04 Pelajaran 04 - YESUS ADALAH JURU SELAMAT DAN TUHAN DAFTAR

Lebih terperinci