KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DESA TLUWUK KABUPATEN PATI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DESA TLUWUK KABUPATEN PATI"

Transkripsi

1 Jurnal Teknik Sipil Magister Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret Vol. I. No. 1 Oktober 2013 ISSN : KINERJA DAN ANGKA KEBUTUHAN NYATA OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DESA TLUWUK KABUPATEN PATI Ery Suryo Kusumo 1) 1)Mahasiswa Pascasarjana, Magister Teknik Sipil, Uiversitas Sebelas Maret, Jl. Ir. Sutamai 36A, Surakarta 57126; Telp ery_op@yahoo.co.id Abstrak Keberlangsungan sistem irigasi untuk mendukung ketahanan pangan memerlukan program operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang efektif. Salah satu bentuknya adalah dengan perencanaan penyediaan angka kebutuhan nyata operasi dan pemeliharaan (AKNOP). Sebagai langkah awal penyusunan AKNOP perlu adanya penilaian kinerja jaringan irigasi, yang salah satunya adalah irigasi tambak. Selama ini sistem penilaian kinerja masih menggunakan sistem manual yang memakan waktu cukup lama, sehingga diperlukan suatu sarana pendukung teknologi komputasi. Penelitian ini mengkaji bagaimana mempertahankan sistem jaringan irigasi tambak melalui rangkaian proses yang sistematis, yakni menciptakan model penilaian kinerja (tools), menghitung indeks kinerja di setiap komponen penilaian, mendapatkan kinerja jaringan tambak secara umum, merekomendasikan bentuk kegiatan yang diperlukan, dan menghitung kebutuhan anggaran berdasarkan bentuk kegiatan yang direkomendasikan. Metode penelitian ini melalui tiga tahap yaitu tahap perancangan model penilaian, tahap penilaian kinerja dan tahap penyusunan AKNOP jaringan tambak di Desa Tluwuk, Kecamatan Wedarijaksa, Kabupaten Pati, Provinsi Jawa Tengah. Hasil penelitian menunjukkan telah berhasil diciptakan model penilaian kinerja sebagai alat bantu (tools) yang berbasis PHP dan MySQL serta dapat digunakan pada jaringan reklamasi rawa pasang surut (tambak) maupun rawa non pasang surut (rawa lebak) yang dapat digunakan oleh lembaga maupun instansi yang membidangi irigasi rawa. Hasil penilaian kinerja jaringan irigasi tambak Tluwuk pada periode pasang purnama didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 2,71 atau berfungsi 57,20%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Untuk periode pasang perbani didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 3,18 atau berfungsi 45,40%; dan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Sesuai dengan kondisi terakhir yakni pengamatan saat pasang perbani maka tindakan yang direkomendasikan terhadap saluran dan bangunan air adalah rehabilitasi sedangkan tanggul pelindung berupa pemeliharaan. AKNOP jaringan irigasi tambak Tluwuk adalah Rp ,-. Implementasi dari AKNOP ini diharapkan indeks kinerja tambak Tluwuk meningkatkan menjadi 1,00 atau berfungsi 100% baik saat pasang purnama maupun pasang perbani. Kata kunci: Model Penilaian Kinerja Tambak,PHP dan MySQL, AKNOP 1. PENDAHULUAN Di Pulau Jawa khususnya Jawa Tengah, wilayah potensial pertambakan berada di pantai utara Jawa Tengah memanjang dari Kabupaten Brebes sampai Kabupaten Rembang dengan luas ha. Dari luas tambak tersebut, Kabupaten Pati memiliki tambak terluas dengan luas ha yang tersebar di Kecamatan Batangan, Wedarijaksa, Trangkil, Margoyoso, Tayu dan Dukuh Sekti (Prasetio dkk, 2010). Potensi tambak di Kabupaten Pati tersebut tidak dibarengi dengan mantabnya kondisi jaringan irigasi yang ada. Penelitian yang dilakukan Prasetio dkk (2010) menyatakan bahwa kondisi umum saluran irigasi tambak di Kabupaten Pati belum memadai, juga model saluran irigasi yang ada belum permanen. Para pembudidaya juga mengeluhkan sistem irigasi 1 yang tidak optimal diakibatkan oleh tingginya laju sedimentasi pada saluran-saluran utama irigasi tambak. Sedimentasi pada saluran irigasi utama ini menyebabkan pemasukan air bersih menjadi terhambat yang berakibat menurunnya kualitas air tambak secara signifikan. Di sisi lain, selama ini sistem penilaian kinerja jaringan irigasi tambak masih menggunakan sistem manual. Sistem tersebut sebagian besar masih menggunakan peran manusia, baik dari pendataan, pengolahan, penyimpanan sampai pada penyampaian informasi. Penelitian yang menggabungkan antara pengembangan sistem informasi dan implementasinya terhadap pengembangan manajemen jaringan irigasi antara lain telah dilaksanakan oleh Sidra (2012). Dalam penelitian tersebut menjelaskan perlunya suatu sistem informasi secara spasial untuk mengetahui

2 kondisi fisik jaringan irigasi yang berada di Daerah Irigasi Bantimurung. Pengembangan sistem informasi tersebut memanfaatkan Sistem Informasi Geografis (SIG). Penelitian yang dilakukan Indarto dan Usman (2010) menghasilkan Sistem Informasi Daerah Irigasi (SIDI) yang bekerja diatas Mapwindow GIS. Plug-in SIDI tersebut berfungsi sebagai alat pendukung (tools) untuk membantu operasi dan manajemen jaringan irigasi dan infrastrukturnya. Implementasi SIDI di Daerah Irigasi Sampean Baru menunjukkkan bahwa perangkat lunak SIDI dapat operasional dan user friendly untuk mendukung manajemen irigasi pada tingkat Daerah Irigasi. Sriyana (2010) memperkenalkan software Sistem Informasi Jaringan Irigasi (SIJARI) yang berbasis ArcView GIS 3.3. Aplikasi ini memberikan kemudahan perolehan data, dapat diupdate setiap saat serta cepat. McLoughlin (2007) dalam penelitiannya menyebutkan bahwa, irigasi dan sistem drainase yang ada mengalami penurunan pada kemampuan dan kinerja. Hal ini disebabkan awalnya dibiarkan bekerja diluar batas kapasitasnya, rendahnya kinerja operasi dan pemeliharaan (O&P), kekurangan dan bahkan pelayanan yang memburuk. Perlu adanya perhatian khusus untuk mengidentifikasi biaya yang relevan O&P irigasi. Kurangnya dana O&P serta rehabilitasi jaringan irigasi diidentifikasi sebagai salah satu penyebab menurunnya kondisi fisik jaringan irigasi di Kabupaten Pesisir Selatan Provinsi Sumatra Barat (Yuskardi, 2012). Analisis untuk mendapatkan satuan harga operasi dan pemeliharaan serta rehabilitasi per hektar perlu dilakukan agar penyediaan dana yang dianggarkan sesuai kebutuhan. Penilaian kinerja sebagai bentuk dari kegiatan pemantauan dan evaluasi berfungsi untuk mendapatkan data-data penyusunan program. Dijelaskan oleh Tri Rahajeng (2011), bahwa penilaian kinerja sistem irigasi sebaiknya dilakukan setiap tahun agar dapat diketahui nilai kinerja sistem irigasi masingmasing daerah irigasi. Nilai yang diperoleh digunakan untuk menyusun program tindak lanjut seperti perbaikan berat, rehabilitasi serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi yang lebih terarah dan tepat guna. Penelitian ini mengkaji bagaimana mempertahankan sistem jaringan irigasi tambak melalui rangkaian proses yang sistematis, yakni menciptakan model penilaian kinerja (tools), menghitung dan mendapatkan indeks kinerja di setiap komponen penilaian, mendapatkan kinerja jaringan tambak secara umum, merekomendasikan bentuk kegiatan yang diperlukan, dan menghitung kebutuhan anggaran berdasarkan bentuk kegiatan yang direkomendasikan. Berdasarkan uraian diatas maka maksud penelitian ini adalah menyusun model penilaian kinerja jaringan irigasi tambak, menghitungindeks kinerja serta besaran Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) jaringan irigasi tambak. tujuan dari penelitian ini adalah menciptakan model penilaian kinerja jaringan irigasi tambak danmenghitung nilai kinerja dan mendapatkan besaran AKNOP jaringan irigasi tambak sebagai upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan kinerja jaringan. 2. METODE PENELITIAN 2.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di jaringan irigasi tambak Desa Tluwuk Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah, dengan luas ± 420 ha.penilaian kinerja saat pasang purnama dilaksanakan tanggal 27 Januari 2013 (15 Shafar 1434 H atau 15 Sapar 1946), dan penilaian kinerja saat pasang perbani dilaksanakan tanggal 2 April 2013 (21 Jumadil Ula 1434 atau 21 Jumadil Awal 1946). 2.2 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah perpaduan dari penelitian pengembangan sistem informasi dan deskriptif evaluatif. 2.3 Analisis Data Analisis data meliputi: a. Rancang bangun model, beberapa aktivitasnyadidalamnya antara lain desain proses, HIPO, flowchart, desain input dan output, ERD, desain database dan desain user interface (Adjie, 2011).Bahasa pemrograman yang digunakan PHP dan MySQL. b. Analisis penilaian kinerja jaringan tambak mengacu pada Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum No. 02/SE/M/2011 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Jaringan Reklamasi Rawa. c. Komponen perhitungan AKNOP mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 16/PRT/M/2011 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak. 2.4 TahapPenelitian Tahapan pelaksanaan penelitian meliputi: 1) Tahap Perancangan Model 2) Tahap Penilaiain Kinerja 3) Tahap Perhitungan AKNOP 2

3 3. HASIL PENELITIAN 3.1 Rancang Bangun Model Pada desain proses dibuat diagram konteks sebagai inisialisasi awal sebagai awal sistem dan digambarkan secara general. Selanjutnya adalah pembuatan HIPO, yang berbasis pada fungsi, yaitu tiap-tiap modul di dalam system digambarkan oleh fungsi utamanya. Penulis menggunakan HIPO dengan jenis Visual Table of Contents (VTOC). Pada penyusunan flowchart, untuk model penilaian kinerja jaringan irigasi tambak terdiri atasflowchart perhitungan indeks kondisi saluran, flowchart perhitungan indeks kondisi bangunan, flowchart perhitungan indeks kondisi saluran dan bangunan serta flowchart perhitungan kinerja jaringan irigasi tambak. Untuk tahap desain input dan output, pada desain input model yang dirancang mencakup Jaringan Irigasi, Sungai Utama, Form Saluran, Form Bangunan Air dan Form Tanggul Pelindung, sedangkan output (keluaran) berupa Laporan Jaringan Irigasi, Laporan Kondisi Saluran, Laporan Kondisi Bangunan Air, Laporan Kondisi Saluran dan Bangunan serta Laporan Kinerja Jaringan. Selanjutnya adalah penyusunan Entity Relationship Diagram(ERD), salah satu pemodelan data konseptual yang paling sering digunakan dalam proses pengembangan basis data bertipe relasional. Setelah ERD tersusun maka dibuat desain database sebagai salah satu komponen penting dalam penyusunan aplikasi komputer. Tahap terakhir adalah implementasi. Untuk tahap awal rancangan model ini, sistem hanya membagi satu user yakni user selaku guestsekaligus administrator. Dibawah ini disajikan beberapa tampilan halaman hasil tahap perancangan model. Gambar 2. Tampilan Input Kondisi Saluran Gambar 3. Tampilan Input Kondisi Bangunan Air 3.2 Kinerja Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk Penilaian Kondisi Saluran Jaringan irigasi tambak di Desa Tluwuk merupakan salah satu jaringan tambak dengan sistem irigasi semi teknis. Petak-petak tambak yang ada memanfaatkan suplai air dari Kali Irigasi yang merupakan sungai utama dan langsung bermuara ke Laut Jawa. Hasil pengamatan lapangan saat pasang purnama diketahui bahwa air pasang purnama tidak dapat mencapai titik terakhir batas saluran kecuali untuk Kali Lambao. Penampang basah sudah banyak ditumbuhi tanaman aquatik dan adanya sedimentasi yang cukup tinggi terutama di Kali Irigasi dan Kali Batang. Pengamatan bermdi sebagian saluran sudah ditumbuhi rumput. Secara umum kondisi tanggul saluran terdapat longsoran yang memerlukan perbaikan.hasil penilaian kondisi saluran saat pasang purnama ditunjukkan dalam Tabel 1. Tabel 1. Indeks Kondisi Saluran Saat Pasang Purnama Gambar 1. Tampilan Halaman Utama 3

4 Pengamatan kondisi saluran saat pasang perbani memberikan kondisi yang berbeda dibandingkan saat pasang purnama. Air pasang meninggalkan sedimen dan kotoran sisa pakan komoditas tambak. Hasil penilaian kondisi saluran irigasi tambak Tluwuk saat pasang perbani ditampilkan dalam Tabel 2. Tabel 2. Indeks Kondisi Saluran Saat Pasang Perbani Penilaian Kondisi Tanggul Pelindung Tanggul pelindung di jaringan tambak desa Tluwuk berupa urugan batu/tanah serta deretan pohon mangrove yang dapat pula berfungsi sebagai penahan gelombang pasang. Hasil pengamatan kondisi lapangan, secara umum kondisi tanggul pelindung dalam keadaan baik Penilaian Kondisi Saluran dan Bangunan Pada periode pasang purnama didapatkan indeks kondisi saluran dan bangunan sebesar 2,71; ekivalen memiliki kinerja sebesar 57,20% sehingga direkomendasikan kegiatan pemeliharaan berkala. Untuk periode pasang perbani, indeks kinerja saluran dan bangunan air memperlihatkan nilai 3,18; nilai ini ekivalen dengan 45,40% sehingga diperlukan kegiatan rehabilitasi Penilaian Kondisi Bangunan Air Sesuai pengamatan lapangan, bangunan air baik utama maupun penunjang yang ada di jaringan tambak Tluwuk mengalami kerusakan dan perlu adanya penggantian. Pintu stop log dari jumlah total 8 (delapan) buah hanya berfungsi baik 4 (empat) buah, pintu Bendung perlu perbaikan, dan perbaikan saluran berupa pasangan batu. Pengamatan kondisi bangunan air pada saat pasang perbani tidak mengalami perubahan sehingga hasil penilaian antara pasang purnama dan pasang perbani sama. Hasil penilaian kondisi bangunan air ditunjukkan dalam Tabel 3. Tabel 3. Indeks Kondisi Bangunan Air Penilaian Kinerja Jaringan Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak didasarkan pada hasil penilaian kinerja saluran dan bangunan air serta tanggul pelindung. Kinerja tambak Tluwuk ditunjukkan dalam Tabel 4. Tabel 4. Kinerja Jaringan Tambak Tluwuk Hasil penilaian menunjukkan indeks kinerja lebih baik pada periode pasang purnama daripada periode pasang perbani. Hal ini disebabkan pada periode pasang perbani konsentrasi sedimentasi yang tertinggal saat air pasang lebih banyak yang menyebabkan fungsi pengaturan air tidak berjalan maksimal. Selain semakin banyaknya tumbuhan air serta rumput di sepanjang saluran dan berm yang mengganggu aliran air menuju petakan tambak. 4

5 Hasil rancang bangun model akan diuji untuk mengetahui keberfungsiannya. Data penilaian kinerja yang didapat dari proses manual akan dimasukkan ke model.hasil kalibrasi model aplikasi dengan model manual (Ms. Excel) tidak terjadi perbedaan, dengan demikian model berfungsi dan dapat dijadikan sebagai alat bantu (tools) saat penilaian kinerja. Berdasarkan hasil analisis terhadap model terdapat kelebihan dan kekurangan dari model yang diciptakan. Kelebihan model ini antara lain: 1. Struktur sistem dan struktur data masih sederhana sehingga mudah digunakan saat melakukan penilaian kinerja jaringan irigasi rawa. 2. Mampu menampilkan indeks kinerja dan rekomendasi kegiatan di masing-masing komponen penilaian kinerja sebagai awal perencanaan kegiatan O&P jaringan irigasi. 3. Menggunakan bahasa pemrograman berbasis web dan multi-user sehingga hanya perlu dikemas untuk dapat publikasi situs. Adapun kelemahan-kelemahan dari model penilaian kinerja tambak ini yaitu: 1. Hanya mampu menampilkan dokumen penilaian kinerja yang berupa data, tanpa dukungan gambar maupun keterangan lainnya. 2. Sistem masih membagi menjadi satu kelompok yakni, user sebagai guest sekaligus administrator sehingga tingkat keamanan data lemah. 3. Perlu penambahan menu data aset irigasi sebagai database tersendiri. 3.3 AKNOP Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk Perhitungan AKNOP didasarkan pada hasil pengamatan kondisi terakhir yakni periode pasang perbani. Dengan demikian rincian AKNOP jaringan tambak Tluwuk terdiri atas biaya operasi rutin, pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan biaya rehabilitasi Biaya Operasi Rutin Untuk operasi jaringan irigasi tambak Tluwuk diperlukan pembiayaan berupa insentif (honor atau upah) dan perjalanan dinas (bagi pengamat, juru, PPA atau staf), serta biaya operasional kantor dan peralatan seperti kebutuhan ATK, bahan survey dan sebagainya. Hasil perhitungan kebutuhan biaya operasi di jaringan irigasi tambak Tluwuk dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rincian Biaya Operasi Rutin Pemeliharaan rutin adalah upaya menjaga dan mengamankan jaringan tata air tambak, agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar operasi dan mempertahankan keberlanjutan fungsi dan manfaat prasarana jaringan tambak yang dilakukan secara terus menerus.jenis kegiatan dan hasil perhitungan ditampilkan dalam Tabel 6. Tabel 6. Rincian Biaya Pemeliharaan Rutin Biaya Pemeliharaan Berkala Hasil peninjauan lapangan akan dihitung pula biaya pebaikan pintu air masing-masing satu unit untuk Kali Sagi dan Kali Lambao. Disamping kegiatan tesebut, dilakukan pula perbaikan pintu air di Bendung Tluwuk dan perbaikan pasangan batu di Kali Irigasi dan Kali Batang. Hasil perhitungan ditunjukkan dalam Tabel 7. Tabel 7. Rincian Biaya Pemeliharaan Berkala Biaya Rehabilitasi Demi kepentingan pengaturan tata air tambak dalam jaringan maka kegiatan galian alur Kali Irigasi dan Kali Batang masuk dalam kegiatan rehabilitasi. Demikian pula perbaikan pintu stoplog di Kali Kikis dan Krasak akan dilakukan penggantian pintu air yakni menjadi pintu klep otomatis. Hasil perhitungan biaya rehabilitasi ditunjukkan dalam Tabel 8. Tabel 8. Rincian Biaya Rehabilitasi Biaya Pemeliharaan Rutin AKNOP Jaringan Irigasi Tambak Tluwuk 5

6 Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan maka didapatkan biaya AKNOP jaringan irigasi tambak Tluwuk sebesar Rp ,- (dua miliar lima ratus sebelas juta dua ratus lima puluh tiga ribu tujuh ratus rupiah). Rincian biaya AKNOP ditunjukkan dalam Tabel 9. Tabel 9. AKNOP Jaringan Tambak Tluwuk Dari tabel dapat dilihat bahwa biaya rehabilitasi merupakan biaya yang paling besar (71,43%) dalam rangka pengelolaan jaringan irigasi. Gambar 4 menampilkan grafik prosentase pembiayaan AKNOP jaringan irigasi tambak Tluwuk. Gambar 4. Grafik Prosentase AKNOP 4. IMPLIKASI Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak merupakan upaya mengukur kemampuan kerja jaringan tata air tambak berdasarkan kondisi fisik dan fungsinya dalam mengatur tata air. Dari penilaian kinerja tersebut dihasilkan indeks kinerja dan rekomendasi kegiatan yang diperlukan. Perhitungan AKNOP didasarkan pada rekomendasi kegiatan yang diperlukan terhadap saluran dan bangunan. Selain menambah khazanah pengetahuan dan teknologi keairan, diharapkan implementasi AKNOP dapat mempertahankan atau meningkatkan kinerja jaringan irigasi tambak desa Tluwuk, Kabupaten Pati dan model penilaian kinerja dapat digunakan sebagai alat bantu (tools) saat penilaian kinerja jaringan irigasi rawa boleh instansi atau lembaga yang membidangi irigasi rawa. 5. KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya dapat disimpulkan : 1) Model penilaian kinerja sebagai alat bantu (tools) saat penilaian kinerja jaringan irigasi tambak telah berhasil disusun. Model penilaian kinerja ini berbasis PHP dan MySQL. Model ini dapat digunakan di jaringan reklamasi rawa baik rawa pasang surut (tambak) maupun rawa non pasang surut (rawa lebak). 2) Pada periode pasang purnama didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 2,71 (berfungsi 57,20%), sedangkan periode pasang perbani didapatkan indeks kinerja saluran dan bangunan sebesar 3,18 (berfungsi 45,40%)dengan kinerja tanggul pelindung dalam kondisi baik. Sesuai dengan kondisi terakhir yakni pengamatan saat pasang perbani maka tindakan yang direkomendasikan terhadap saluran dan bangunan air adalah rehabilitasi sedangkan untuk tanggul pelindung berupa pemeliharaan. 3) Angka Kebutuhan Nyata Operasi dan Pemeliharaan (AKNOP) jaringan irigasi tambak Tluwuk adalah Rp ,-. 6. REKOMENDASI Beberapa saran yang dapat dilakukan antara lain : 1) Saat penilaian kinerja perlu menyusun hirarki komponen penyusun jaringan irigasi seteliti mungkin sehingga tidak ada komponen / elemen dari saluran, bangunan air dan tanggul pelindung yang terlewatkan. 2) Perlunya penambahan komponen penyusun kinerja jaringan seperti aspek kelembagaan / organisasi pengelola jaringan tambak, produktivitas hasil tambak maupun kontruksi pengaman luar jaringan (jetty, sea dike dan sebagainya) yang juga dapat berfungsi sebagai penahan gelombang pasang sehingga penilaian lebih obyektif. 3) Perpaduan dengan aplikasi program lainnya seperti GIS, Java dan sebagainya dimungkinkan untuk membuat desain struktur perhitungan dan tampilan program lebih menarik. 4) Penilaian kinerja jaringan irigasi tambak hendaknya dapat dilakukan setiap tahun sehingga perhitungan AKNOP sesuai kondisi lapangan. Dengan harapan hasil perhitungan AKNOP tersebut dapat sebagai masukan untuk diterapkan di tahun anggaran berikutnya. DAFTAR PUSTAKA [1] Adjie, F Perancangan Sistem Informasi Akademik Pada CV. Lentera Mandiri (Language Education Center) di Kartasura, Sukoharjo. Laporan Proyek Akhir. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Sinar Nusantara. Surakarta. (Unpublised). 6

7 [2] Anonim Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16/PRT/M/2011 tentang Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi Tambak.. [3] Ditjen SDA, Kementerian Pekerjaan Umum Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum Nomor 02/SE/M/11 tentang Pedoman Penilaian Kinerja Reklamasi Rawa. Jakarta. [4] Indarto & Usman, F Desain Fitur dan Implementasi Sistem Informasi Daerah Irigasi (Studi Kasus: Daerah Irigasi Sampean Baru). Media Teknik Sipil. ts/article/view/89/85/. Diakses tanggal 20 November [5] McLoughlin O & M Budget Irrigation System Level In Third World: Economic, Explore Alternative Journal of The American Water Resources Association. Volume 4, Issue 3, page /j tb00911.x/abstract/. Diakses tanggal 9 September [6] Prasetio, A.B., Albasri & Rasidi Perkembangan Budidaya Bandeng Di Pantai Utara Jawa Tengah (Studi Kasus: Kendal, Pati dan Pekalongan). Prosiding. Forum Inovasi Teknologi Akuakultur, Diakses tanggal 3 April [7] Sidra, Andi Sistem Informasi Spasial Kondisi Fisik Jaringan Irigasi Bantimurung Kabupaten Maros. Skripsi. Universitas Hasanuddin. Makassar. Diakses tanggal 10 April [8] Sriyana Sistem Informasi Jaringan Irigasi (SIJARI) Kabupaten Sukoharjo berbasis Program Arcview GIS 3.3. Jurnal Teknik. Volume 31 Nomor 1. ik/.../1510/. Diakses tanggal 5 Desember [9] Tri Rahajeng, E.A Kinerja Sistem Irigasi Daerah Irigasi (DI) Krisak Kabupaten Wonogiri. Diakses tanggal 10 Agustus [10] Wahjono, H.D. 2007, Pengembangan Sistem Database Sumber Daya Air Kota Samarinda. Jurnal Teknik Lingkungan, Volume 8 Nomor 3: rticle/.../398/. Diakses tanggal 7 Desember [11] Yuskardi Analisis Harga Satuan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (AKNPI) Berdasarkan Klasifikasi Kondisi Jaringan Irigasi. Diakses tanggal 10 Agustus

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM Nomor 16/PRT/M/2011 Tentang PEDOMAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM, Menimbang Mengingat : bahwa

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI TAMBAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN

Lebih terperinci

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN

Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN Politeknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kementerian pekerjaan umum BBWS (Balai Besar Wilayah Sungai) adalah instansi yang melakukan aktifitas pengelolaan sumber daya air di wilayah

Lebih terperinci

PILIHAN JENIS OUTLINE SKRIPSI

PILIHAN JENIS OUTLINE SKRIPSI PILIHAN JENIS OUTLINE SKRIPSI Program Studi: Teknik Informatika TOPIK : Jaringan Komputer dan Keamanan Sistem Pemrograman Science (Mobile / Multimedia) Penelitian Ilmiah (Jaringan Komputer, Keamanan Sistem,

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 142/PMK.07/2007 TENTANG PENETAPAN ALOKASI DANA ALOKASI KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2008 MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komputer. Dalam hal ini komputer sangat berperan aktif dalam penyebaran

BAB I PENDAHULUAN. komputer. Dalam hal ini komputer sangat berperan aktif dalam penyebaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi elektronika di Indonesia saat ini sangat pesat sekali, khususnya dibidang komputer mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Sesuai

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. kepada pihak yang membutuhkan. Permasalahan lainnya adalah kurangnya

PENDAHULUAN. kepada pihak yang membutuhkan. Permasalahan lainnya adalah kurangnya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada saat ini pengolahan data akademik dan pengarsipan mengenai absensi pada Pondok Pesantren Miftahul Huda (PPMH) di Malang masih menggunakan cara manual, dengan kata

Lebih terperinci

Aplikasi Perhitungan Penentuan Nilai Akreditasi Sekolah Dasardi Wilayah UPTD DIKPORA Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur ABSTRAK

Aplikasi Perhitungan Penentuan Nilai Akreditasi Sekolah Dasardi Wilayah UPTD DIKPORA Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur ABSTRAK Aplikasi Perhitungan Penentuan Nilai Akreditasi Sekolah Dasardi Wilayah UPTD DIKPORA Kecamatan Montong Kabupaten Tuban Jawa Timur ABSTRAK Penilaian akreditasi memiliki peran sebagai salah satu penunjang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin maju menjadi pemicu untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin maju menjadi pemicu untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi yang semakin maju menjadi pemicu untuk berpikir lebih maju. Dengan didorong perkembangan teknologi, manusia menginginkan segala sesuatu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton.

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi kapas seperti kapas kecantikan dengan merek Selection Cotton. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota

BAB 1 PENDAHULUAN. Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Kotamadya Jakarta Pusat yang terletak di tengah-tengah Provinsi DKI Jakarta dan sebagai pusat pemerintahan, perdagangan dan pusat bisnis di Ibukota Jakarta, merupakan

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN PENGELOLAAN DATA PESERTA DIKLAT BERBASIS WEB (STUDI KASUS: BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DIY)

RANCANG BANGUN PENGELOLAAN DATA PESERTA DIKLAT BERBASIS WEB (STUDI KASUS: BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DIY) RANCANG BANGUN PENGELOLAAN DATA PESERTA DIKLAT BERBASIS WEB (STUDI KASUS: BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN DIY) Lutfandita Landistyas, Kusrini STMIK AMIKOM Yogyakarta email : kusrini@amikom.ac.id

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi.

BAB I PENDAHULUAN. analisis terhadap sesuatu serta peristiwa-peristiwa yang terjadi dimuka bumi. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau Sistem Informasi Berbasis Pemetaan dan Geografis adalah sebuah alat bantu manajemen yang berupa informasi berbantuan komputer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah memiliki peran vital untuk memajukan sumberdaya petani agar kesejahteraan petani semakin meningkat. Petani dapat meningkatan produksi pertanian dengan menyediakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Karyawan merupakan salah satu faktor produksi dalam instansi Kementerian Agama

BAB I PENDAHULUAN. mungkin. Karyawan merupakan salah satu faktor produksi dalam instansi Kementerian Agama BAB I PENDAHULUAN I.I. Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini menunjukkan kemajuan yang sangat pesat, sehingga untuk dapat bersaing dan bertahan harus memanfaatkan faktor produksi yang tersedia

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS DEKSTOP PADA MADRASAH ALIYAH AR-RAHMAH SUNGAI TABUK

SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS DEKSTOP PADA MADRASAH ALIYAH AR-RAHMAH SUNGAI TABUK Technologia Vol 8, No.1, Januari Maret 2017 40 SISTEM INFORMASI AKADEMIK BERBASIS DEKSTOP PADA MADRASAH ALIYAH AR-RAHMAH SUNGAI TABUK Mayang Sari, S.Kom, M.Kom mayang@fti.uniska-bjm.ac.id Yusri Ikhwani,

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI PENGEMBANGAN APLIKASI PENGOLAHAN NILAI SISWA BERBASIS WEB DI SEKOLAH DASAR NEGERI Cahya Permana 1, Ridwan Setiawan 2 Jurnal Algoritma Sekolah Tinggi Teknologi Garut Jl. Mayor Syamsu No. 1 Jayaraga Garut

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Nugroho Dwis Sugiharto

NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Nugroho Dwis Sugiharto PERANCANGAN SISTEM PENILAIAN INDEKS KESIAPAN MODERNISASI IRIGASI (STUDI KASUS DAERAH IRIGASI WADASLINTANG) PEMBIAYAAN PROYEK KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM NASKAH PUBLIKASI diajukan oleh Nugroho Dwis Sugiharto

Lebih terperinci

PENGESAHAN PEMBIMBING...

PENGESAHAN PEMBIMBING... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii ABSTRAK... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR MODUL

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG

SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG SISTEM INFORMASI PEMETAAN SISWA BERPRESTASI DI BIDANG OLAHRAGA KECAMATAN SAMARINDA SEBERANG Muhammad Solikhul Ihsan 1*, Nataniel Dengen 2, Ummul Hairah 3 Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi merupakan ilmu terapan yang telah dikembangkan lebih lanjut meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) melalui kegiatan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software). Salah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan teknologi sekarang ini telah membuat manusia bekerja dengan tepat dan akurat sehingga pemanfaatan waktu harus dilakukan secara efisien. Banyaknya data maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa,

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Provinsi Jawa Timur adalah provinsi di bagian timur Pulau Jawa, Indonesia. Provinsi Jawa Timur saat ini tumbuh menjadi provinsi besar yang modern. Dengan pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri

BAB I PENDAHULUAN. zaman komputerisasi saat perusahaan-perusahaan atau instansi baik itu negeri BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Teknologi merupakan hal yang paling mendukung khususnya teknologi komputerisasi yang sangat membantu dalam penyajian informasi serta mempercepat proses pengolahan data

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan sekumpulan rangkaian tahapan kegiatan atau prosedur yang digunakan oleh pelaksana penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Terdapat dua kriteria yang dapat dijadikan acuan dalam mengukur tingkat keberhasilan suatu lembaga pendidikan dalam melaksanakan program-programnya, yaitu kriteria

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang)

Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang) Rancang Bangun Aplikasi Manajemen Data Siswa (Studi Kasus SMK Negeri 1 Karawang) Ahmad Fauzi Fakultas ilmu Komputer, Universitas Singaperbangsa Karawang ahmad.fauzi@staff.unsika.ac.id Abstrak Sekolah memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hardware) dan juga berupa perangkat lunak (Software), tetapi mempunyai nilai

BAB I PENDAHULUAN. (Hardware) dan juga berupa perangkat lunak (Software), tetapi mempunyai nilai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi dan informasi merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dalam perkembangannya. Untuk mengelola informasi dibutuhkan teknologi yang baik dan canggih.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koperasi Bina Usaha Sejahtera merupakan salah satu lembaga keuangan non-profit yang beranggotakan para pegawai dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Lebak.

Lebih terperinci

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI SISTEM CUSTOMER RELATIONSHIP MANAGEMENT (CRM) ALUMNI PADA UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI Riyadi Reinhard Erinovanto Program Studi Informatika, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Achmad Yani Jln. Terusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk. pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung

BAB I PENDAHULUAN. atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk. pengolahan, penyusunan dan pelayanan koleksi yang mendukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebagai sebuah sistem, perpustakaan terdiri dari beberapa unit kerja atau bagian yang terintregasikan melalui sistem yang dipakai untuk pengolahan, penyusunan dan pelayanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini, berbagai permasalahan yang ada dapat diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi. Peningkatan kinerja manusia yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus

BAB I PENDAHULUAN. pinus. Dengan banyaknya desa yang telah disalurkan bantuan bibit pohon pinus BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dinas Kehutanan Kecamatan Tarutung telah memprogramkan penanaman Pinus sebagai tanaman hutan rakyat. Program ini dilihat sebagai peluang ekonomi sehingga bermunculan

Lebih terperinci

KAJIAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI (D.I) TEMPURAN DI KABUPATEN BLORA

KAJIAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI (D.I) TEMPURAN DI KABUPATEN BLORA KAJIAN PEMELIHARAAN JARINGAN IRIGASI DAERAH IRIGASI (D.I) TEMPURAN DI KABUPATEN BLORA TESIS Diajukan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Magister Teknik Pada Program Magister Teknik Sipil Konsentrasi

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A)

PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) PENENTUAN PRIORITAS KEGIATAN OPERASI DAN PEMELIHARAAN DAERAH IRIGASI DENGAN MENGGUNAKAN METODA ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP) (185A) Fauzia Mulyawati 1, Ig. Sudarsono 1 dan Cecep Sopyan 2 1 Jurusan Teksik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis,

BAB I PENDAHULUAN. untuk menyimpan, mengolah dan menampilkan informasi bereferensi geografis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Geographic Information System (GIS) atau juga disebut Sistem Informasi Geografis (SIG) merupakan suatu sistem komputer yang memiliki kemampuan untuk menyimpan, mengolah

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT WARD DESIGN adalah perusahaan yang bergerak di bidang jasa konsultan dan bangun. Perusahaan ini didirikan pada 2007 dengan visi menjadi perusahaan jasa konsultan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia. Salah satu informasi yang dibutuhkan masyarakat pada saat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Saat ini kebutuhan untuk memperoleh informasi secara cepat dan mudah telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat dunia, tidak terkecuali bagi masyarakat Indonesia.

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11/PRT/M/2015 TENTANG EKSPLOITASI DAN PEMELIHARAAN JARINGAN REKLAMASI RAWA PASANG SURUT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGIS 1.

Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGIS 1. Rancang Bangun Aplikasi Sistem Informasi Daerah Irigasi Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Sukoharjo Berbasis WebGIS 1. Pendahuluan Indonesia merupakan Negara agraris, sampai saat ini

Lebih terperinci

APLIKASI PENGELOLAAN PROPOSAL KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI UNIVERSITAS TELKOM

APLIKASI PENGELOLAAN PROPOSAL KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI UNIVERSITAS TELKOM APLIKASI PENGELOLAAN PROPOSAL KEGIATAN KEMAHASISWAAN DI UNIVERSITAS TELKOM Lusi Husriana Nova 1), Wardani Muhamad 2) 1), 2) Manajemen Informatika Universitas Telkom Bandung Jl Telekomunikasi Terusan Buah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini. BAB I PENDAHULUAN Bab I ini memaparkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan batasan masalah dalam penelitian ini. 1.1 Latar Belakang Dua pertiga bumi adalah wilayah peraiaran. Perairan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari BAB 1 Pendaluhuan BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Daerah irigasi merupakan kesatuan wilayah atau daerah yang mendapat air dari suatu jaringan irigasi. Air mempunyai peran besar bagi kehidupan semua

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen)

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN POTENSI SMA/SMK BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kabupaten Kebumen) 1 Erna Kharistiani, 2 Eko Aribowo (0006027001) 1,2 Program Studi Teknik Informatika Universitas Ahmad

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web

BAB I PENDAHULUAN. Pemetaan lokasi cabang cabang toko baju Mode Fashion berbasis web BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan lokasi cabang Mode Fashion di Kota Medan yang begitu cepat harus diimbangi dengan penyampaian informasi dengan cepat dan tepat. Pemetaan lokasi cabang

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisa Sistem yang berjalan Proses yang sedang berjalan dalam penginformasian mengenai data lokasi Kantor Kecamatan di Kota Medan masih menggunakan daftar tabel

Lebih terperinci

dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini, SD, dan kalau perlu TK

dulu anak Indonesia baru mempelajari bahasa Inggris pada tingkat SMA, sekarang mereka memulainya pada tingkat yang lebih dini, SD, dan kalau perlu TK SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PEMETAAN LOKASI TEMPAT KURSUS EF (English First) DI WILAYAH KOTA JAKARTA DENGAN MENGGUNAKAN ARCVIEW Ria Awalliya (11108638) riaawalliya@gmail.com Jurusan Sistem Informasi Fakultas

Lebih terperinci

6 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

6 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 6 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teknologi sudah menjadi bagian yang sangat penting dalam sebuah perusahaan untuk membantu setiap proses bisnis yang ada. Dengan menggunakan teknologi, perusahaan

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG INFRASTRUKTUR IRIGASI LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03/PRT/M/2015 TENTANG PENGGUNAAN DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG INFRASTRUKTUR PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN DAK BIDANG

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kemajuan dalam bidang teknologi informasi yang semakin pesat telah membawa manusia memasuki dunia baru yang di penuhi dengan berbagai inovasi. Seperti halnya dalam

Lebih terperinci

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN

PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN PEDOMAN TEKNIS DESAIN OPTIMASI LAHAN RAWA TA 2018 DIREKTORAT PERLUASAN DAN PERLINDUNGAN LAHAN KATA PENGANTAR Pedoman Desain Optimasi Lahan Rawa dimaksudkan untuk memberikan acuan dan panduan bagi para

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Inventaris adalah daftar yang memuat semua barang milik kantor yang dipakai untuk melaksanakan tugas. Salah satu atau beberapa perlengkapan mengalami gangguan pasti

Lebih terperinci

PEMBUATAN APLIKASI TES SKOLASTIK MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2012 & MS ACCESS 2013

PEMBUATAN APLIKASI TES SKOLASTIK MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2012 & MS ACCESS 2013 PEMBUATAN APLIKASI TES SKOLASTIK MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL STUDIO 2012 & MS ACCESS 2013 Nama : Eka Nugraha NPM : 12111347 Jurusan : Sistem Informasi Pembimbing : Nelly Sofi, SKOM., MMSI FAKULTAS ILMU

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034

SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO. Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 SISTEM INFORMASI DATA GURU SE-KABUPATEN KARO PADA DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN KARO Dibuat Oleh: David Super Natanail Ginting 1A112034 Latar Belakang Setiap perusahaan atau institusi yang beroperasi secara

Lebih terperinci

ISBN: SNIPTEK 2016 SISTEM INFORMASI PENJUALAN KAWAT BERBASIS WEB PADA CV. GIVRO MULTI TEKNIK

ISBN: SNIPTEK 2016 SISTEM INFORMASI PENJUALAN KAWAT BERBASIS WEB PADA CV. GIVRO MULTI TEKNIK ISBN: 978-602-72850-3-3 SNIPTEK 2016 SISTEM INFORMASI PENJUALAN KAWAT BERBASIS WEB PADA CV. GIVRO MULTI TEKNIK Abdussomad STMIK Nusa Mandiri abdussomad.abd@gmail.com ABSTRAK Sektor bisnis merupakan sektor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan yang luas, maka penggunaan internet sebagai fasilitas

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan yang luas, maka penggunaan internet sebagai fasilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dengan lahirnya dan pesatnya perkembangan dari internet menjadi salah satu infrastruktur komunikasi yang termurah dan dengan tingkat penerimaan yang luas, maka penggunaan

Lebih terperinci

Manual Book Website Adverse Drug Report

Manual Book Website Adverse Drug Report Manual Book Website Adverse Drug Report Latar Belakang... 3 Maksud dan Tujuan... 3 Solusi... 3 Tahapan - tahapan pembangunan... 3 Deskripsi Umum Sistem... 4 Spesifikasi Sistem... 16 Latar Belakang Perkembangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan teknologi informasi saat ini terasa sangat pesat, hampir di semua aspek kegiatan telah menggunakan teknologi informasi sebagai penunjang kegiatannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat

BAB I PENDAHULUAN. Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Kota Medan sebagai Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah sebagai pusat kegiatan pemerintahan, sosial politik, pendidikan dan kebudayaan. Keberadaan fasilitas pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi di bidang geografis, informasi dapat ditampilkan dengan lebih

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi di bidang geografis, informasi dapat ditampilkan dengan lebih BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi telah merambah di semua aspek kehidupan. teknologi telah banyak membantu manusia, dan komputer merupakan alat bantu yang memberikan informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sekolah dasar (disingkat SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di mana saja. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KONSELING PELANGGARAN SISWA DI SMP NEGERI 1 NGANCAR SKRIPSI

RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KONSELING PELANGGARAN SISWA DI SMP NEGERI 1 NGANCAR SKRIPSI RANCANG BANGUN SISTEM APLIKASI KONSELING PELANGGARAN SISWA DI SMP NEGERI 1 NGANCAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom.) Pada Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada abad 21 sekarang ini sering disebut dengan abad Informasi. Dengan perkembangan Informasi yang pesat mengharuskan pengelolaan data dilakukan secara cepat, mudah,

Lebih terperinci

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN IRIGASI PARTISIPATIF (PIP) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mencapai keberlanjutan

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG

SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG 20 SEBATIK STMIK WICIDA SISTEM INFORMASI PERSEDIAAN SUKU CADANG MOBIL BERBASIS LOCAL AREA NETWORK (LAN) PADA CV. INDOPRIMA TRANSPORTASI SERVICE BONTANG Ita Arfyanti 1), Azahari Lathyf 2), Ryan Agusta 3)

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Sekolah Internasional di Kota Medan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan, desain sistem,

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA

SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS PERTANIAN PADI DI KABUPATEN BANTUL, D.I. YOGYAKARTA Agus Rudiyanto 1 1 Alumni Jurusan Teknik Informatika Univ. Islam Indonesia, Yogyakarta Email: a_rudiyanto@yahoo.com (korespondensi)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Balai Hidrologi dan Tata Air merupakan badan pemerintah yang mengelola data hidrologi di Indonesia. Badan ini memiliki fungsi untuk melakukan penyusunan program, pengumpulan,

Lebih terperinci

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. 1.2 Perumusan masalah

1. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang. 1.2 Perumusan masalah 1. Pendahuluan 1.1 Latar belakang Di era telekomunikasi, perkembangan teknologi komunikasi mengarah ke sebuah teknologi yang berbasis mobile atau perangkat bergerak. Saat ini mobile phone tidak hanya digunakan

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR DI STMIK SINAR NUSANTARA SURAKARTA

SISTEM MONITORING PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR DI STMIK SINAR NUSANTARA SURAKARTA ISSN : 2338-4018 SISTEM MONITORING PEMBIMBINGAN TUGAS AKHIR DI STMIK SINAR NUSANTARA SURAKARTA R. Hadwi Prihatanto (hadwiprihatanto@gmail.com) Bebas Widada (bbswdd@yahoo.com ) Wawan Laksito Y. S (wlaksito@yahoo.com)

Lebih terperinci

JPGMI, Vol. 2, No Hal [16-25] ISSN :

JPGMI, Vol. 2, No Hal [16-25] ISSN : PERANCANGAN PROTOTYPE MEDIA PEMBELAJARAN ANALISIS PERANCANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS WEB PADA PUSAT PELATIHAN INFORMATION ACCESS CENTER IBI DARMAJAYA Sutedi Program Studi Sistem Informasi, Fakultas

Lebih terperinci

SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO. Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah

SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO. Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah Sistem Penjadwalan Ujian Doktor... SISTEM PENJADWALAN UJIAN DOKTOR PADA PASCASARJANA UNIVERSITAS DIPONEGORO Rizka Ella Setyani, Sukmawati Nur Endah Jurusan Ilmu Komputer/ Informatika, Universitas Diponegoro

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENUNTUTAN PADA BIDANG TINDAK PIDANA UMUM PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SUMATERA SELATAN

SISTEM INFORMASI PENUNTUTAN PADA BIDANG TINDAK PIDANA UMUM PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SUMATERA SELATAN SISTEM INFORMASI PENUNTUTAN PADA BIDANG TINDAK PIDANA UMUM PADA KANTOR KEJAKSAAN TINGGI SUMATERA SELATAN Novi Yusmeli Intan Sari Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Pengadilan Tinggi

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA BAB IV HASIL DAN UJI COBA IV. Hasil IV.1. Tampilan Hasil 1. Halaman Home Halaman home merupakan tampilan aplikasi saat pertama dijalankan. Bentuk halaman home dapat dilihat pada gambar IV.1 Gambar IV.1.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dimana penerapannya mengarah pada kemajuan teknologi masa. manusia dalam proses pengambilan keputusan.

BAB I PENDAHULUAN. informasi, dimana penerapannya mengarah pada kemajuan teknologi masa. manusia dalam proses pengambilan keputusan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman dalam bidang teknologi, perusahaan atau instansi semakin dipicu untuk menggunakan teknologi yang maju sebagai alat atau media

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Proyek 2.1.1. Pengertian Manajemen Menurut James A.F. Stoner (2006) Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian upaya

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai sistem informasi akuntansi Bantuan Operasional Sekolah (BOS) pada SMPN 13 yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis,

BAB I PENDAHULUAN. jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi telah menjadi komponen yang sangat penting bagi keberhasilan bisnis dan organisasi. Teknologi informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metodologi penelitian adalah cara yang digunakan dalam memperoleh berbagai data untuk diproses menjadi informasi yang lebih akurat sesuai permasalahan yang akan diteliti.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. secara lebih aktual dan optimal. Penggunaan teknologi informasi bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi yang sangat cepat telah membawa manusia memasuki kehidupan yang berdampingan dengan informasi dan teknologi itu sendiri. Yang berdampak pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penjualan Koran dan dari banyaknya iklan yang dimuat. Sebagai perusahaan media

BAB I PENDAHULUAN. penjualan Koran dan dari banyaknya iklan yang dimuat. Sebagai perusahaan media BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Pos merupakan salah satu media cetak dalam bentuk Koran yang sudah lama terbit di Surabaya. Hingga sekarang namanya sudah terkenal di Jawa Timur. Pendapatan

Lebih terperinci

Analisa Pengembangan Penjadwalan Convention Center STIKOM Bali berbasis web

Analisa Pengembangan Penjadwalan Convention Center STIKOM Bali berbasis web Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Analisa Pengembangan Penjadwalan Convention Center STIKOM Bali berbasis web M. Samsudin 1), Ni Nyoman Utami Januhari 2).

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG (Studi Kasus: Minimarket Gemart Bandar Lampung)

SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG (Studi Kasus: Minimarket Gemart Bandar Lampung) SISTEM INFORMASI PENJUALAN BARANG (Studi Kasus: Minimarket Gemart Bandar Lampung) Muhammad Ma mur Jurusan Manajemen Informatika, AMIK Dian Cipta Cendikia Bandar Lampung Jl. Cut Nyak Dien No. 65 Palapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam perusahaan atau instansi tentu nya memiliki data yang cukup besar, salah satunya adalah inventory. Suatu kegiatan dalam proses pengolahan data pada suatu gudang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa kelurahan, dan setiap bulannya masing-masing kelurahan wajib

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa kelurahan, dan setiap bulannya masing-masing kelurahan wajib BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kecamatan Coblong merupakan suatu organisasi pemerintahan yang terdiri dari beberapa kelurahan, dan setiap bulannya masing-masing kelurahan wajib melaporkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. segala sesuatu dapat dilakukan dengan se-efisien mungkin. Sama halnya dengan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan suatu faktor penunjang perkembangan zaman. Dengan adanya ilmu pengetahuan dan teknologi maka segala sesuatu dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI...

BAB II LANDASAN TEORI... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI... iii HALAMAN SURAT PERNYATAAN KARYA ASLI TUGAS AKHIR... iv HALAMAN MOTTO... v HALAMAN PERSEMBAHAN... vi KATA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan Negara kepulauan yang letak geografis berada pada 94-141 BT dan 6 LU - 11 LS. Letak geografisnya, menjadikan Indonesia sebagai negara yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Uji kompetensi adalah proses penilaian baik teknis maupun non teknis melalui pengumpulan bukti yang relevan untuk menentukan apakah seseorang kompeten atau belum pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dalam arti yang lebih sempit, adalah sistem komputer yang memiliki kemampuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Sistem Informasi Geografis adalah sistem informasi khusus yang mengelola data yang memiliki informasi spasial (bereferensi keruangan). Atau dalam arti yang lebih sempit,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi komunikasi dan sistem informasi saat ini sangat pesat, sehingga banyak yang menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari untuk mempermudah

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1 Analisa Sistem ng Sedang Berjalan Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, maka penulis mendapati beberapa kendala-kendala yang dihadapi pada sistem yang sedang

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM Pada bab ini akan dibahas mengenai Sistem Informasi Geografis Lokasi Taman Kanak kanak Di Daerah Medan Marelan yang meliputi analisa sistem yang sedang berjalan dan desain

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH BERSALIN HESAKI BUAY MADANG TIMUR BERBASIS WEB

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH BERSALIN HESAKI BUAY MADANG TIMUR BERBASIS WEB SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH BERSALIN HESAKI BUAY MADANG TIMUR BERBASIS WEB Asih Purnama Sari Yosep Indra Febrianto Priyono Jurusan Sistem Informasi STMIK PalComTech Palembang Abstrak Sistem informasi

Lebih terperinci

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Poliklinik umum atau poli umum merupakan salah satu dari banyak poliklinik di puskesmas yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang bersifat umum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN I - 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang mempunyai lebih dari 3.700 pulau dengan luas daratan ± 1.900. 000 km 2 dan lautan ± 3.270.000 km 2.Garis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah pekerjaan terutama untuk sebuah instansi pemerintahan atau

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah pekerjaan terutama untuk sebuah instansi pemerintahan atau 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komputer sudah merupakan kebutuhan sebagai alat penunjang untuk mempermudah pekerjaan terutama untuk sebuah instansi pemerintahan atau perusahaan. Oleh karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998

BAB I PENDAHULUAN. yang berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Usaha Kecil dan Menengah atau sering disebut UKM adalah sebuah istilah yang mengacu kepada jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih mencapai Rp 200.000.000 tidak

Lebih terperinci