Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin E dan Vitamin C sebagai Tindakan Preventif terhadap Jumlah Sel Leydig Mencit (Mus musculus) yang dipapar Boraks
|
|
- Widyawati Sumadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin E dan Vitamin C sebagai Tindakan Preventif terhadap Jumlah Sel Leydig Mencit (Mus musculus) yang dipapar Boraks Effect of Vitamin E and Vitamin C Combination as Preventive Measure on The Leydig Cell Number in Mice (Mus musculus) Treated With Borax Citra Ayu Pramesti 1, Arimbi 2, Pudji Srianto 2 1 Mahasiswa PPDH Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga 2 Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga Kampus C Unair, Jalan Mulyorejo, Surabaya Telp , Fax citraayup.cp@gmail.com Abstract The aim of this research was to investigate the effect of vitamin E and C combination as preventive measure on Leydig cells number in mice (Mus musculus) treated with borax. Twenty five male micesof BALB/c strain divided into five groups; P1 (vitamin control) was given 28 mg/kg /day of vitamin C solution combinated 105 mg/ Kg/day of vitamin E solution, P2 (borax control) was given 260 mg/kg/day of borax, P3 was given combination of 28 mg/kg/day vitamin C and 105 mg/kg/day vitamin E solutions and 260 mg/kg/ day of boraks, P4 was given combination of 56 mg/kg /day of vitamin C and 210 mg/kg/day of vitamin E solutions and 260 mg/kg/day of borax, P5 was given combination of 112 mg/kg/day of vitamin C and 420 mg/kg/day of vitamin E solutions and 260 mg/kg/day of borax. Borax solution on P3, P4 and P5 groups treated in an hour after each groups treated with combination of vitamin C and E solutions. The treatment were given by oral gavage for 14 days. The result indicated there was a significant difference (P< 0.05) between P1 (vitamin control) and P2 (boraks control) group. Significant difference also shown on P2 (boraks control) with P3, P4, P5 groups. There was indicated that combination of vitamin C and vitamin E increased the number of normal Leydig cell of mice (Mus musculus) treated with borax. Keywords: Vitamin E, Vitamin C, Leydig cell, mice, borax Pendahuluan Boraks merupakan salah satu bahan kimia yang meresahkan kalangan masyarakat. Berdasarkan hasil investigasi dan pengujian laboratorium yang dilakukan oleh BPOM telah dibuktikan bahwa sejumlah produk pangan mengandung boraks yang banyak beredar di sejumlah pasar tradisional dan supermarket serta diperjual belikan secara bebas (Adinugroho, 2013). Pada tahun 2011, didapatkan 94 sampel produk pangan jajanan anak sekolah yang mengandung boraks (Utami, 2015). Padahal, Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 722 tahun 1988, boraks merupakan bahan tambahan makanan yang berbahaya dan bersifat racun 7
2 Citra Ayu Pramesti, Arimbi, Pudji Srianto. Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin E... bagi tubuh, sehingga merupakan bahan tambahan pangan yang dilarang. Asam borat yang terkandung dalam boraks mampu menyebabkan gangguan pada sistem reproduksi. Asam borat mampu menembus testes blood barrier dan brain blood barrier, sehingga menyebabkan gangguan pada fungsi testis dan hipothalamus (Chapin and Ku, 1994). Boraks juga dapat mempengaruhi metabolisme Reactive Oxygen Species (ROS) yang berhubungan dengan stres oksidatif dalam tubuh melalui gugus aktifnya, yaitu B=O yang mampu berikatan dengan lipid tak jenuh pada membran sel dan membentuk peroksidasi lipid (Adinugroho, 2013). Paparan tingkat rendah boraks mampu menyebabkan degenerasi epitel spermatogenik, menghambat pembentukan DNA dalam sel spermatozoa serta mengurangi kesuburan dan menyebabkan sterilitas (Cox and Kamprath, 2004). Menurut Rohmawati (2014) paparan boraks dosis 37 mg/ ekor/ hari pada tikus putih selama 14 hari dapat menyebabkan penurunan jumlah sel Leydig, nekrosis, kongesti dan oedema pada jaringan interstitiak testis. Sel Leydig merupakan sel yang berfungsi sebagai penghasil hormon testosteron yang berfungsi untuk proses spermatogenesis dalam tubulus seminiferus (Soenardirahardjo, dkk., 2006). Kerusakan pada sel Leydig dapat emngganggu proses steroidogenesis dan menyebabkan ketidakseimbangan sintesis hormon testosteron dan dapat mengganggu proses spermatogenesis, sehingga jika berlangsung lama akan menyebabkan infertilitas (Creasy, 2001). Sebagai usaha dalam mempertahankan sel dari paparan radikal bebas, maka dibutuhkan antioksidan yang dapat melawan pengaruh negatif dari radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil metabolisme oksidatif, yaitu hasil dari reaksi-reaksi kimia dan proses metabolik yang terjadi di dalam tubuh (Rohmatussholihat, 2009). Antioksidan yang sering digunakan adalah vitamin E dan C. Vitamin E dapat menghentikan peroksidasi lipid pada membran sel (Rohmatussholihat) sedangkan vitamin C dapat mendonorkan elektronnya agar senyawa lain tidak teroksidasi atau bersifat sebagai reduktor (Padayatty et al., 2003). Vitamin C juga dapat mengikat vitamin E radikal yang terbentuk akibat pemutusan rantai radikal bebas menjadi vitamin E yang aktif dan berfungsi kembali (Sulistyowati, 2006). Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaaruh kombinasi vitamin E dan vitamin C sebagai tindakan preventiv pada jumlah sel Leydig mencit (Mus musculus) yang dipapar boraks. Materi dan Metode Penelitian Lokasi Penelitian Penelitian ini telah dilaksankan pa bulan Januari Pebruari 2016 di Kandang Hewan Coba dan Laboratorium Patologi Veteriner Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga. Bahan Penelitian Bahan penelitian yang telah digunakan adalah boraks (Na 2 B 4 O 7. 10H 2 O), vitamin E, vitamin C, mencit, aquadest steril untuk melarutkan boraks dan vitamin C, minyak untuk melarutkan vitamin E, pellet pakan ayam sebagai pakan mencit,air minum, sekam dan formlain 10%. Metode Penelitian Tahap Persiapan Hewan coba dalam penelitian ini, yaitu mencit (Mus musculus) jantan dewasa, sehat dengan berat tubuh kurang lebih 30 gram diadaptasikan dengan kondisi lingkungan, pakan dan minum secara ad libitum selama 7 hari. Tahap Perlakuan Mencit jantan dewasa berjumlah 25 8
3 ekor dibagi secara acak menggunakan rumus Rancangan Acak Lengkap (RAL) dalam lima kelompok perlakuan dengan jumlah ulangan masing-masing perlakuan sebanyak 4 ekor mencit. Larutan vitamin E, vitamin C dan boraks diberikan secara oral menggunakan sonde lambung sehari sekali selama 14 hari. Larutan boraks diberikan satu jam setelah pemberian larutan kombinasi vitamin E dan vitamin C. Perincian mengenai masing-masing kelompok perlakuan adalah sebagai berikut : kontrol vitamin (P1) yaitu kelompok mencit yang hanya diberikan kombinasi vitamin C dosis 28 mg/kg BB/hari dan vitamin E dosis 105 mg/ kg BB/hari, kontrol boraks (P2) yaitu kelompok mencit yang hanya diberikan larutan boraks dosis 260 mg/kg bb/ hari, kelompok perlakuan 3 (P1) yaitu kelompok mencit yang diberikan larutan kombinasi vitamin C dosis 28 mg/kg BB/ hari dan vitamin E dosis 105 mg/kg BB/ hari serta larutan boraks dosis 260 mg/ kg BB/hari, kelompok perlakuan 4 (P4) yaitu kelompok mencit yang diberikan larutan kombinasi vitamin C dosis 56 mg/kg BB/ hari dan vitamin E dosis 210 mg/kg BB/ hari serta larutan boraks dosis 260 mg/kg BB/hari. Perlakuan 5 (P5) yaitu kelompok mencit yang diberikan laturan kombinasi vitamin C dosis 112 mg/kg BB/hari dan vitamin E dosis 420 mg/kg BB/hari serta larutan boraks dosis 260 mg/kg BB/hari. Analisis Data Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan lima perlakuan dan 4 ekor ulangan dangan setiap perlakuan. Data yang diperoleh berupa datan kuantitatif jumlah sel Leydig mencit (Mus musculus) yang dianalisis dengan uji sidik ragam ANOVA, jika terdapat perbedaan nyata maka akan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Hasil dan Pembahasan Data yang didapat berupa rerata jumlah sel Leydig selanjutnya dianalisis varian dengan uji ANOVA atau uji F satu arah dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui adanya pengaruh atau perbedaan nyata pada setiap kelompok perlakuan. Hasil uji ANOVA menunjukkan adanya perbedaan nyata, sehingga dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan. Data yang diperoleh dari hasil penelitian mengenai pengaruh kombinasi vitamin E dan vitamin E sebagai tindakan preventiv terhadap jumlah sel Leydig mencit (Mus musculus) yang dipapar boraks dapat dilihat dalam Tabel 1 dan Gambar 1 berikut. Tabel 1. Rerata Jumlah Sel Leydig pada Setiap Kelompok Perlakuan Gambar 1. Diagram Batang Rerata Jumlah Hitung Sel Leydig pada Setiap Perlakuan. 9
4 Citra Ayu Pramesti, Arimbi, Pudji Srianto. Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin E... Berdasarkan Tabel 1 dapat diketahui adanya perbedaan nyata (p<0,05) antara kelompok P2 (kontrol boraks) dengan kelompok P1 (kontrol vitamin). Perbedaan nyata (p<0,05) juga terdapat di antara kelompok P2 dengan P3, P4 dan P5 serta antara kelompok P1, P3 dan P4 terhadap P5. Gambar 1 di atas juga menunjukkan bahwa rerata jumlah sel Leydig terkecil terdapat pada kelompok P2 (kontrol boraks) dan terjadi kenaikan rerata jumlah sel Leydig pada kelompok P3, P4 dan P5. Rerata jumlah sel Leydig tertinggi terdapat pada kelompok P5 jika dibandingkan dengan kelompok perlakuan yang lainnya. Jumlah sel Leydig Perlakuan (mean±sd) P1 18,76 b ±1,757 P2 13,20 a ± 2,926 P3 19,40 b ± 2,518 P4 21,88 b ± 5,486 P5 29,76 c ± 3,044 a, b, c Superskrip yang berbeda pada kolom berbeda menunjukkan perbedaan yang nyata pada kolom yang berbeda. Penurunan jumlah sel Leydig pada kelompok P2 diakibatkan karena adanya pengaruh boraks yang dapat menyebabkan kematian pada sel Leydig. Boraks yang mengandung bahan aktif asam borat menyebabkan gangguan permeabilitas membran sel melalui peroksidasi lipid, yaitu terbentuknya ikatan antara lipid tak jenuh pada membran sel akibat dengan gugus aktif asam borat, yaitu B=O (Adinugroho, 2013). Gangguan permeabilitas membran sel menyebabkan influk berlebih ion Ca 2+ ekstrasel ke sitoplasma dan keluarnya ion K + intrasel dari sitoplasma sel. Influk ion Ca 2+ pada sitoplasma sel menyebabkan dilepaskannya enzim ATPase yang diikuti dengan penurunan ATP, enzim phospolipase dan protease yang menyebabkan penghancuran membran sel dan protein sitoskeletal dan enzim endonuklease yang menyebabkan kerusakan kromatin dalam inti sel (Arimbi, dkk., 2013). Asam borat dalam mitokondria sel leydig juga mampu bertindak sebagai inhibitor kompetitif enzim glyceraldehid- 3-phosphatase dehydrogenase yang mampu mengkatalisis glyseraldehid- 3-phosphatase dengan cara reoksidasi NADH menjadi NAD + sehingga dapat membentuk asam piruvat. Inhibisi enzim gylceraldehid-3- phosphate dehidrogenase dapat menyebabkan penurunan asam piruvat, sehingga memicu penurunan ATP. Penurunan ATP akan menstimulasi terjadinya glikolisis anaerob oleh mitokondriadan menyebabkanpenimbunan asam laktat sehingga bermanifestasi pada penurunan ph intraseluler. Penurunan ph intraseluler menyebabkan pemadatan kromatin inti sel (piknotis), jika terus berlanjut akan mengganggu sintesis RNA dan mengakibatkan kematian sel (Rohmawati, 2014). Kerusakan membran, struktural sel dan inti sel Leydig menyebabkan kematian sel Leydig dan penurunan jumlah sel Leydig pada kelompok P2 (kontrol boraks). 10
5 P1 P2 Gambar 2. Gambaran Perubahan Histopatologi Jaringan Interstitial Testis Mencit (Mus musculus) Kelompok P1 (Kontrol Vitamin) dan Kelompok P2 (Kontrol Boraks) (Perbesaran 1000 kali, Pewarnaan H.E.) Peningkatan rerata jumlah sel Leydig terdapat pada kelompok P3, P4 dan P5 jika dibandingkan dengan kelompok P2. Peningkatan rerata jumlah sel Leydig pada kelompok perlakuan tersebut menunjukkan bahwa kombinasi vitamin E dan vitamin C pada kelompok perlakuan tersebut efektif mempertahankan sel Leydig dari paparan boraks. Vitamin E yang diberikan pada kelompok P3, P4 dan P5 mampu menghindarkan membran sel Leydig dari reaksi peroksidasi lipid oleh gugus aktiv asam borat, yaitu B-O-B (B=O). Mekanisme penghambatan reaksi peroksidasi lipid pada membran sel Leydig dikarenakan vitamin E mampu menyumbangkan gugus hidroksil (-OH) pada struktur cincin rantai radikal bebas (Scott, 1997), dalam penelitian ini adalah radikal asam borat (B=O) dan berubah menjadi oksidan tokoferil yang kurang reaktif. Vitamin C yang diberikan pada kelompok P3, P4 dan P5 berfungsi membantu menstabilkan kembali struktur oksidan tokoferil menjadi tokoferol atau vitamin E yang berfungsi kembali dengan cara menyumbangkan elektronnya (Sulistyowati, 2006). Mekanisme tersebut mampu melindungi sel Leydig pada kelompok P3, P4 dan P5 dari kerusakan membran sel, struktural sel dan inti sel akibat paparan boraks, sehingga tidak terjadi kematian pada sel Leydig dan tidak terjadi penurunan jumlah sel Leydig pada kelompok perlakuan tersebut. Rerata jumlah sel Leydig tertinggi terdapat pada kelompok P5 yang diberikan larutan kombinasi vitamin E dosis 420 mg/kg BB/hari dan larutan vitamin C dosis 112 mg/kg BB/hari. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kombinasi vitamin E dan vitamin C dosis tersebut di atas merupakan dosis yyang paling efektif dalam menghambat kerusakan sel Leydig akibat paparan boraks. Hasil tersebut juga didukung dengan data peningkatan rerata jumlah sel Leydig pada kelompok P3 dengan P4 yang tidak berbeda nyata, namun berbeda nyata dengan kelompok P5 menunjukkan bahwa dosis kombinasi vitamin E dan vitamin C pada kelompok P3 dan P4 mampu meningkatkan jumlah sel Leydig akibat paparan boraks tetapi kurang efektif jika dibandingkan dengan kelompok P5. 11
6 Citra Ayu Pramesti, Arimbi, Pudji Srianto. Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin E... P3 P4 P5 Gambar 3. Gambaran Perubahan Histopatologi Jaringan Interstitial Testis Mencit (Mus musculus) Kelompok P3, P4, dan P5 (Perbesaran 1000 kali, Pewarnaan H.E.) Kesimpulan Pemberian kombinasi vitamin E dan vitamin C dosis 28 mg/kg BB/hari dan 105 mg/kg BB/hari, 56 mg/kg BB/hari dan 210 mg/kg BB/hari serta 112 mg/kg BB/hari dan 420 mg/kg BB/hari mampu meningkatkan jumlah sel Leydig mencit (Mus musculus) yang dipapar boraks dosis 260 mg/kg BB/hari. Daftar Pustaka Adinugroho, N Pengaruh Pemberian Boraks Dosis Bertingkat Terhadap Perubahan Gambaran Makroskopis dan Mikroskopis Hepar Selama 28 Hari (Studi pada Tikus Wistar). Jurnal Media Medika Muda KTI. Universitas Diponegoro. Arimbi, Ajik, A., Roesno, D., Hani, P., Thomas, V.W., Djoko, L Buku Ajar Patologi Umum Veteriner. Surabaya: Airlangga University Press. Chapin, R.E and Ku, W.W Mechanism of the Testicular Toxicity of Boric Acid in Rats: In Vivo and In Vitro Studies. 102(7): Cox, R.R., and Kamprath, E. J Essential Micronutrient Soil Test. In Micronutrients in Agriculture. Eds. J J Mortvedt, P M Giordano and W L Lindsay. Pp Soil Science Soc. Amer., Madison. Creasy, D.M Pathogenesis of Male reproductive Toxicity. Toxicologic Pathology, Vol 29. 1:
7 Departemen Kesehatan RI Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.722/ Menkes/Per/IX/1988 Tentang Bahan Makanan Tambahan Direktorat Pengawasan Makanan dan Minuman. Dirjen POM Departemen Kesehatan RI. Padayatty, S.J., Arie, K., Yaohui, W., Peter, E., Oran, K., Je-Hyuk, L., Shenglin, C., Christopher, C., Anand, D., Sudhir, K.D. and Mark, L Vitamin C as an Antioxidant: evaluation of its Role in Disease Prevention. Journal of the American College of Nutrition. Vol. 22, No. 1, Rohmatussolihat Antioksidan, Penyelamat Sel-Sel Tubuh Manusia. Bio Trends. 4(1): 7-8. Scott, G Antooxidants in Science, Technology, Medicine and Nutrition. Chichester. Albion Publishing. Soenardirahardjo, B.P., Widjiati, Maslichah, M., Epy, M.L Buku Ajar Embriologi. Surabaya: Airlangga University Press. Sulistyowati, Y Pengaruh Pemberian Likopen Terhadap Status Antioksidan (Vitamin C, Vitamin E dan Gluthation Peroksidase) Tikus (Rattus norvegicus) galur Sprague Dawley Hiperkolesterolemik [Tesis]. Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro. Utami, D.K Pengaruh Boraks Terhadap Sistem Reproduksi Pria. Fakultas Kedokteran Universitas Lampung. Majority 4(8):
Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E sebagai Tindakan Preventif terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang dipapar Boraks
Veterina Medika Vol. 9, No. 3, Nopember 2016 Pengaruh Pemberian Kombinasi Vitamin C dan Vitamin E sebagai Tindakan Preventif terhadap Gambaran Histopatologi Hepar Mencit yang dipapar Boraks Effects of
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Penelitian Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa mencit yang terpapar 2-ME Telah dilakukan penelitian pengaruh ekstrak jahe terhadap jumlah spermatozoa
Lebih terperinciABSTRAK. Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa Liliana W., S. Si., M. Kes Pembimbing II : Djaja Rusmana, dr., M. Si
ABSTRAK PEMBERIAN VITAMIN C, E, SERTA KOMBINASINYA MENINGKATKAN DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS MENCIT (Mus musculus) GALUR Swiss Webster YANG DIBERI PAJANAN Allethrin Natalia, 2011; Pembimbing I : Teresa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Infertilitas adalah ketidak mampuan untuk hamil setelah sekurang-kurangnya satu tahun berhubungan seksual, sedikitnya empat kali seminggu tanpa kontrasepsi (Straight,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning terhadap jumlah spermatozoa mencit yang diberi 2-ME Hasil pengamatan pengaruh ekstrak etanol biji labu kuning
Lebih terperinciDIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR
ABSTRAK PENGARUH PASTA TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS SEMINIFERUS DAN KETEBALAN LAPISAN EPITEL GERMINAL MENCIT JANTAN GALUR BALB/c YANG DIINDUKSI CISPLATIN Irene, 2008. Pembimbing
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM)
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Boraks pada saat ini sering sekali diberitakan melalui media cetak maupun elektronik karena penyalahgunaannya dalam bahan tambahan makanan. Berdasarkan dari
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penggunaan rokok sebagai konsumsi sehari-hari kian meningkat. Jumlah konsumen rokok di Indonesia menduduki peringkat ketiga terbesar di dunia setelah Cina dan India. Tidak
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Senyawa 2-Methoxyethanol (2-ME) tergolong senyawa ptalate ester (ester
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Infertilitas merupakan masalah yang memiliki angka kejadian yang cukup besar di Indonesia. Penyebab infertilitas pria dipengaruhi oleh banyak faktor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berasal dari emisi pembakaran bahan bakar bertimbal. Pelepasan timbal oksida ke
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pencemaran atau polusi merupakan perubahan yang tidak dikehendaki yang meliputi perubahan fisik, kimia, dan biologi. Pencemaran banyak mengarah kepada pembuangan
Lebih terperinciADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1.1 Pengaruh polisakarida krestin dari ekstrak jamur Coriolus versicolor terhadap kecepatan motilitas spermatozoa mencit Hasil pengamatan pengaruh polisakarida
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
26 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan metode post test group only design. Menggunakan tikus putih jantan galur Sprague dawley berumur
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Akhir- akhir ini sering dibicarakan tentang boraks yang terdapat pada beberapa jenis makan yang kita konsumsi, boraks sering digunakan dalam campuran beberapa bahan
Lebih terperinciABSTRAK. PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN
ABSTRAK PENGARUH SAOS TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP DIAMETER TUBULUS TESTIS MENCIT GALUR DDY YANG TELAH DIINDUKSI DENGAN CISPLATIN Alvin, 2010. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara konsumen rokok terbesar di dunia, sebanyak 31,4% orang dewasa di Indonesia adalah perokok. Konsumsi rokok oleh seseorang individu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Berbagai usaha dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Misalnya
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring meningkatnya taraf hidup manusia dewasa ini, maka kebutuhan akan berbagai hal juga mengalami peningkatan seperti kebutuhan akan sandang, papan, pangan, kesehatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam masyarakat latihan fisik dipahami sebagai olahraga. Olahraga dapat mempertahankan dan meningkatkan kesehatan tubuh, serta berdampak pada kinerja fisik. Olahraga
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Infertilitas adalah salah satu masalah kesehatan utama dalam hidup, dan sekitar 30% infertilitas disebabkan faktor laki-laki (Carlsen et al., 1992; Isidori
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: Rattus sp, asap rokok, ekstrak buah juwet, kualitas spermatozoa, ROS, antioksidan.
ABSTRAK Penelitian yang bertujuan mengetahui kualitas spermatozoa tikus putih jantan dewasa (Rattus sp.) setelah diberikan paparan asap rokok dan ekstrak buah juwet (Syzygium cumini L.) telah dilakukan
Lebih terperinciABSTRAK. Antonius Budi Santoso, Pembimbing I: Sylvia Soeng, dr. M.Kes. Pembimbing II: Sri Utami Sugeng, Dra., M.Kes.
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN TEPUNG TEMPE KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill) SELAMA MASA PREPUBERTALTERHADAP VIABILITAS SPERMATOZOA MENCIT JANTAN GALUR SWISS WEBSTER Antonius Budi Santoso, 2007. Pembimbing
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsumsi alkohol telah menjadi bagian dari peradaban manusia selama jutaan tahun. Minuman beralkohol dihasilkan dari fermentasi ragi, gula dan pati. Etanol merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang berpengaruh pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infertilitas merupakan salah satu masalah penting bagi setiap orang. Infertilitas pada pria berkaitan erat dengan spermatogenesis. Proses ini dipengaruhi oleh dua faktor
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar) JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Disusun untuk memenuhi sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dibagi menjadi kelompok kontrol dan perlakuan lalu dibandingkan kerusakan
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental laboratorik. Penelitian dilakukan dengan memberikan perlakuan pada sampel yang telah dibagi menjadi
Lebih terperinciPEMBAHASAN. 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit. Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi
1 BAB VI PEMBAHASAN 6.1 Efek Pelatihan Fisik Berlebih Terhadap Spermatogenesis Mencit Pada penelitian ini, data menunjukkan bahwa kelompok yang diberi pelatihan fisik berlebih selama 35 hari berupa latihan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angka pengguna telepon seluler (ponsel) atau handphone di Indonesia semakin meningkat tiap tahunnya. Penelitian yang dilakukan oleh Roy Morgan Research di Australia
Lebih terperinciADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga RINGKASAN. Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel
57 RINGKASAN Dwi Aprilia Anggraini. Gambaran Mikroskopis Sel Astrosit dan Sel Piramid Cerebrum pada Tikus Putih (Rattus novergicus) Galur Wistar Setelah Pemberian Ekstrak Etanol Daun Pegagan (Centella
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Radikal bebas merupakan salah satu penyebab timbulnya berbagai penyakit degeneratif, seperti kardiovaskuler, tekanan darah tinggi, stroke, sirosis hati, katarak,
Lebih terperinciABSTRAK. Susan, 2007, Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing II : Sri Utami S., Dra., M.Kes.
ABSTRAK PENGARUH PASTA TOMAT (Solanum lycopersicum) TERHADAP KECEPATAN GERAK, JUMLAH, DAN VIABILITAS SPERMATOZOA PADA MENCIT GALUR BALB/c YANG MENGALAMI SPERMIOTOKSISITAS AKIBAT INDUKSI SISPLATIN Susan,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Plumbum adalah salah satu logam berat yang bersifat toksik dan paling banyak ditemukan di lingkungan (WHO, 2010). Logam plumbum disebut non essential trace element
Lebih terperinciABSTRACT. SUBCHRONIC EFFECT OF BORAX ( Sodium tetraborate ) INTOXICATION TO POPULATION NUMBER OF PRIMARY SPERMATOCITE IN MALE MICE S TESTIS
ABSTRACT SUBCHRONIC EFFECT OF BORAX ( Sodium tetraborate ) INTOXICATION TO POPULATION NUMBER OF PRIMARY SPERMATOCITE IN MALE MICE S TESTIS Refial Mizan, 2007 1 st Tutor : Endang Evacuasiany, dra, Apt,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Angka kejadian infertilitas masih menjadi masalah kesehatan di dunia termasuk Indonesia. Infertilitas adalah ketidakmampuan terjadinya konsepsi atau memiliki anak pada
Lebih terperinciThe Effect of Buah Merah (Pandanus conoideus) Oil Administration on Erythrocyte Number Experimental Study on the Male UV Expossed Wistar Rats
36 Vol. 2, No. 1, Januari - Juni 2010 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Merah (Pandanus conoideus) terhadap Jumlah Eritrosit Studi Eksperimental pada Tikus Jantan Galur Wistar yang Dipajan Sinar UV The Effect
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini adalah Histologi, Patologi Anatomi dan Farmakologi. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Pembuatan ekstrak kulit manggis (Garcinia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penggunaan herbisida di Indonesia terutama di sektor pertanian akhir akhir ini ternyata semakin meningkat. Disektor pertanian, herbisida digunakan secara intensif
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahan pewarna saat ini memang sudah tidak bisa dipisahkan dari makanan dan minuman olahan. Berbagai makanan yang dijual di toko, warung dan para pedagang keliling hampir
Lebih terperinciABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA
ABSTRAK EFEK PEMBERIAN ETANOL 40% PERORAL TERHADAP KETEBALAN LAPISAN SEL SPERMATOGENIK TUBULUS SEMINIFERUS TIKUS WISTAR JANTAN DEWASA Kadek Devi Aninditha Intaran, 2016 Pembimbing I : Hartini Tiono, dr.,
Lebih terperinciBAB 1 PEBDAHULUAN. kalangan usia <18 tahun dan persentasenya sebesar 51,4%. Sementara itu, insiden
BAB 1 PEBDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebiasaan merokok sudah menjadi kebiasaan manusia sejak ratusan tahun yang lalu dan jumlah penggunanya semakin meningkat. Di Amerika perokok baru bertambah 6.300 orang
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
22 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ditemukan di hati dan ginjal, sedangkan di otak aktivitasnya rendah. 2 Enzim
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Enzim katalase bersifat antioksidan ditemukan pada hampir sebagian besar sel. 1 Enzim ini terutama terletak di dalam organel peroksisom. Katalase ditemukan di semua
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Melibatkan dua kelompok subyek, dimana salah satu kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang baik pun meningkat. Salah satu sumber gizi yang paling penting adalah protein
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dari tahun ke tahun jumlah penduduk di negara Republik Indonesia semakin meningkat yang menyebabkan kebutuhan akan sumber makanan yang memiliki gizi yang
Lebih terperinciABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI LATIHAN FISIK BERAT
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT MANGGIS TERHADAP MOTILITAS DAN JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT SWISS WEBSTER YANG DIINDUKSI LATIHAN FISIK BERAT Ardi Prawira, 2014. Pembimbing I : Sylvia Soeng, dr., M.Kes. Pembimbing
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Parasetamol merupakan obat antipiretik dan analgetik yang telah lama digunakan di dunia. Parasetamol merupakan obat yang efektif, sederhana dan dianggap paling aman sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi paru dan penurunan kualitas hidup manusia. 2 Penyakit paru
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Paru merupakan suatu organ respiratorik yang memiliki area permukaan alveolus seluas 40 m 2 untuk pertukaran udara antara O 2 dengan CO 2. 1 Kelainan yang terjadi pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebiasaan merokok merupakan masalah penting sekarang ini. Rokok bagi sebagian orang sudah menjadi kebutuhan hidup yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan sehari-hari.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin merupakan pemanis buatan yang memberikan rasa manis. Sakarin digunakan dalam jumlah kecil karena memiliki tingkat kemanisan yang tinggi, yaitu 200-700 kali
Lebih terperinciABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR
ABSTRAK EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR Theresia Vania S S, 2015, Pembimbing I : Lusiana Darsono, dr.,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciAktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.)
Aktifitas Anti Oksidan Ekstrak Metanol 70% Daun Krokot (Portulaca oleracea L.) OLEH : S. A n d h i J u s u p, d r, M. K e s S e t y o S r i R a h a r j o, d r. M K e s F A K U L T A S K E D O K T E R A
Lebih terperinciInfertilitas pada pria di Indonesia merupakan masalah yang perlu perhatian
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Infertilitas adalah menurunnya atau hilangnya kemampuan menghasilkan keturunan, istilah ini sama sekali tidak menunjukkan ketidakmampuan menghasilkan keturunan sepertinya
Lebih terperinciABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS
ABSTRAK EFEK DOSIS EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP JUMLAH SEL SERTOLI DAN LEYDIG TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR Penyusun NRP Pembimbing I Pembimbing II : Alvian Andriyanto
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Roundup adalah herbisida yang menggunakan bahan aktif glifosat yang banyak digunakan di dunia. Glifosat (N-phosphonomethyl-glycine) digunakan untuk mengontrol gulma
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan
33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Rancangan penelitian dalam penelitian ini menggunakan rancangan eksperimental dengan Post Test Only Control Group Design. Desain ini menggunakan
Lebih terperinciABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT
ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT Sebastian Hadinata, 2014, 1 st Tutor : Heddy Herdiman,
Lebih terperinciKata kunci : Plumbum, malondyaldehide, Integritas membran spermatozoa, Myrmecodia pendans
Pengaruh Antioksidan Sarang Semut (Myrmecodia pendans) Terhadap Kadar MDA dan Integritas Membran Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus) Yang Terpapar Plumbum Dr. Djuna Lamondo, M.Si 1), Drs. Mustamin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah infertilitas pria merupakan masalah yang menunjukkan peningkatan dalam dekade terakhir ini. Infertilitas yang disebabkan oleh pria sebesar 50 %, sehingga anggapan
Lebih terperinciGambar 6. Desain Penelitian
19 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Dipilih mencit dengan kriteria: - Berat badan 20-30 gram - Jantan - Sehat - Berusia 2-3 bulan Mencit diaklimatisasi selama 7 hari Dari 25 mencit kemudian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Makanan dan minuman merupakan bahan yang sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, yang berguna bagi kelangsungan hidupnya. Makanan penting untuk pertumbuhan maupun untuk
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG)
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN C DAN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIPAJANKAN MONOSODIUM GLUTAMAT (MSG) Ummi Kalsum 1, Syafruddin Ilyas 2 dan Salomo Hutahaean 2 1 Mahasiswa
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus Conoideus Lam.) TERHADAP KADAR BILIRUBIN TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCL 4 Andre Setiawan Iwan, 2009. Pembimbing I : Hana
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar)
PENGARUH PEMBERIAN BORAKS DOSIS BERTINGKAT TERHADAP PERUBAHAN GAMBARAN MAKROSKOPIS DAN MIKROSKOPIS HEPAR SELAMA 28 HARI (Studi pada tikus wistar) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH Diajukan sebagai syarat
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5 (lima) kelompok
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Arus globalisasi tidak saja membawa dampak positif di segala bidang seperti informasi dan teknologi, namun juga berpengaruh pada pola hidup terutama pola aktivitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium, dengan rancangan percobaan post-test only control group design. Pengambilan hewan uji sebagai sampel
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) DALAM MENGURANGI NEKROSIS HEPATOSIT TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI CCl 4 Gregorius Enrico, 2009 Pembimbing
Lebih terperinciABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK EKSTRAK ETANOL, EKSTRAK PROTEIN BIJI KEDELAI DAN FRAKSI ETIL ASETAT TEMPE KEDELAI Detam 1 TERHADAP KADAR HDL SERUM MENCIT GALUR Balb/C JANTAN Allen Albert Pelapelapon, 2011. Pembimbing
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan eksperimental murni, dengan rancangan post-test control group design. Pada jenis penelitian ini, pre-test tidak dilakukan karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kerusakan oksidatif dan injuri otot (Evans, 2000).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latihan fisik secara teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan termasuk mengurangi risiko penyakit kardiovaskuler, osteoporosis, dan penyakit diabetes (Senturk
Lebih terperinciWaktu dan Tempat Penelitian Materi Penelitian Metode Penelitian Pembuatan Tikus Diabetes Mellitus Persiapan Hewan Coba
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli 2007 sampai dengan bulan Juli 2008 di Laboratorium Bersama Hewan Percobaan Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Etanol disebut juga etil alkohol atau alkohol yang merupakan sejenis cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, dan tak berwarna. Etanol merupakan jenis alkohol yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pencegahan, diagnosis, pengobatan, dan pemulihan (Menteri Kesehatan RI,
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Akses terhadap obat merupakan salah satu hak azasi manusia. Obat merupakan salah satu unsur penting dalam upaya peningkatan kesehatan, pencegahan, diagnosis, pengobatan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia dari semua kelompok usia dan ras. Jong (2005) berpendapat bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Kanker merupakan suatu jenis penyakit berupa pertumbuhan sel yang tidak terkendali secara normal. Penyakit ini dapat menyerang semua bagian organ tubuh dan dapat menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktivitas fisik adalah kegiatan hidup yang harus dikembangkan dengan harapan dapat memberikan nilai tambah berupa peningkatan kualitas, kesejahteraan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan, manusia amat tergantung kepada alam sekeliling. Yang paling mendasar manusia memerlukan oksigen, air serta sumber bahan makanan yang disediakan alam.
Lebih terperinciABSTRAK. Dilanny Puspita Sari, 2014; Pembimbing I : Endang Evacuasiany, Dra. Apt, M.S, AFK Pembimbing II : Fanny Rahardja, dr. M.
ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK BIJI JINTEN HITAM (Nigella sativa Linn.) TERHADAP JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT GALUR Swiss-Webster YANG DIPAJANKAN RADIASI ELEKTROMAGNETIK TELEPON SELULER Dilanny Puspita
Lebih terperinciPENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK BUAH MERAH (Pandanus conoideus Lam.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE PLASMA DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR (Rattus norvegicus L.) YANG DIINDUKSI KARBON TETRAKLORIDA (CCl 4 ) Adiatma
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS DAN JUMLAH SEL SPERMA MENCIT (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI TUAK
PENGARUH PEMBERIAN VITAMIN E TERHADAP GAMBARAN HISTOLOGIS TESTIS DAN JUMLAH SEL SPERMA MENCIT (Mus musculus, L.) YANG DIPAPARI TUAK TESIS Oleh MERIANI HERLINA NIM. 087008013/BM PROGRAM MAGISTER ILMU BIOMEDIK
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang Lingkup Penelitian Anatomi. Penelitian ini meliputi bidang Ilmu Gizi, Farmakologi, Histologi dan Patologi 4.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan
Lebih terperinciABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN
ABSTRAK EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN Steffanny H H Katuuk, 1310114, Pembimbing I : Lusiana Darsono,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelainan hati dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar enzim dari
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Kelainan hati dapat diketahui dengan pemeriksaan kadar enzim dari kelompok transaminase. Jenis enzim yang sering digunakan untuk mengetahui kelainan hati adalah Glutamat Piruvat
Lebih terperinciEFEK CENDAWAN ULAT CINA
ABSTRAK EFEK CENDAWAN ULAT CINA (Cordyceps sinensis [Berk.] Sacc.) TERHADAP KADAR INTERLEUKIN 1 PADA MENCIT (Mus musculus L.) YANG DIINDUKSI PARASETAMOL Banu Kadgada Kalingga Murda, 2009. Pembimbing I
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tawas banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam pangan. Tawas paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran. Tujuan penambahan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Merokok berbahaya bagi kesehatan, menyebabkan banyak penyakit dan mengurangi kualitas dan angka harapan hidup. Menurut laporan status global World Health Organization
Lebih terperinciThe Effect of Mangosteen Peel Extract on Sperm Motility and Sperm Count of Swiss Webster Mice Induced by Hard Physical Exercise
The Effect of Mangosteen Peel Extract on Sperm Motility and Sperm Count of Swiss Webster Mice Induced by Hard Physical Exercise Ardi Prawira 1, Stella Tinia 2, Sylvia Soeng 3 1 Faculty of Medicine, Maranatha
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi,
21 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Ruang lingkup penelitian Ruang lingkup keilmuan dalam penelitian ini adalah ilmu farmakologi, histologi, dan patologi anatomi. 4.2 Tempat dan waktu penelitian 1) Tempat
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN 4.1. Ruang lingkup penelitian Penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Farmakologi, Farmasi dan Patologi Anatomi. 4.2. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilaksanakan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN IV.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan selama tiga bulan meliputi pemeliharaan hewan coba di Laboratorium MIPA UNNES dan dilakukan pemberian warfarin LD
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mana asam glutamat-d hanya dapat digunakan oleh organisme tingkat
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Efek negatif MSG pada testis Monosodium glutamat (MSG) di dalam tubuh akan mengalami penguraian menjadi bentuk asalnya, yaitu asam glutamat.1-4 Asam glutamat yang terkandung
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dalam air, tidak berbau dan sangat manis. Pemanis buatan ini mempunyai tingkat kemanisan 550
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sakarin adalah zat pemanis buatan yang dibuat dari garam natrium, natrium sakarin dengan rumus kimia (C 7 H 5 NO 3 S) dari asam sakarin berbentuk bubuk kristal putih,
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepar merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia, dengan berat 1.200-1.500 gram. Pada orang dewasa ± 1/50 dari berat badannya sedangkan pada bayi ± 1/18 dari berat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Beberapa tahun terakhir, perilaku merokok terus meningkat dan telah menjadi sebuah budaya sosial di seluruh dunia. 1 Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkhasiat obat ini adalah Kersen. Di beberapa daerah, seperti di Jakarta, buah ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Ribuan jenis tumbuhan yang diduga berkhasiat obat, sejak lama secara turun-temurun dimanfaatkan oleh masyarakat. Salah satu dari tumbuhan berkhasiat obat ini adalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gaya hidup remaja yang telah digemari oleh masyarakat yaitu mengonsumsi minuman beralkohol. Mengonsumsi etanol berlebihan akan mengakibatkan gangguan pada organ hati
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus
Lebih terperinciABSTRAK. Elizabeth, 2016; Pembimbing I : Heddy Herdiman, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Rita Tjokropranoto, dr., M.Sc.
ABSTRAK PENGARUH EKSTRAK ETANOL PURWOCENG (Pimpinella alpina) DAN JINTAN HITAM (Nigella sativa) TERHADAP KONSENTRASI SPERMATOZOA DAN KADAR TESTOSTERON PADA TIKUS WISTAR JANTAN Elizabeth, 2016; Pembimbing
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH
PENGARUH PEMBERIAN DARK CHOCOLATE PADA JUMLAH SPERMATOZOA MENCIT BALB/C JANTAN YANG DIPAPAR ASAP ROKOK LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post
23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan post test only group design. Penelitian eksperimental bertujuan untuk mengetahui kemungkinan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi.
26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah Ilmu Kedokteran Forensik, Ilmu Patologi Anatomi dan Farmakologi. 4.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infertilitas adalah ketidakmampuan pasangan suami istri dengan kehidupan seksual aktif dan tidak memakai alat kontrasepsi untuk hamil dalam kurun waktu satu tahun.
Lebih terperinci