PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN"

Transkripsi

1 PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga) SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh: MUHAMMAD ARIEF MUFTI HABIBI NIM: FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017 i

2 ii

3 iii

4 iv

5 v

6 HALAMAN PERSEMBAHAN Skripsi ini telah tersusun dan saya persembahkan kepada: 1. Kedua orang tua saya bapak Muhibul dan ibu Eny Rohmatin yang telah mendidik dan membimbing serta memberi kebebasan kepada saya untuk memilih dan berekspresi. 2. Kedua kakak kandung saya Nurul Ike Pravita dan Galuh Indah Puspita yang selalu mendukung saya diwaktu kecil hingga sekarang. 3. Kedua kakak ipar saya Joko Irianto dan Abdullah Salam Nurul Ma arif yang selalu memberi nasehat supernya. 4. Keempat keponakan saya Gading, Aga, Cinta, Barick yang selalu memberi inspirasi kecilnya. 5. Semua guru saya yang telah mendidik dan membimbing. 6. Nia, teman spesialku yang selalu setia menemani dan menungguku. 7. Keluarga besar Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi yang telah menjadi tempat menggali ilmu dan pengalaman. vi

7 MOTTO JANGAN BELENGGU MIMPIMU, LIARKAN IA APAPUN ITU LANGKAH SELANJUTNYA BANGUN DAN WUJUDKAN vii

8 KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT yang atas anugerah-nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan studi (S1) pada jurusan tarbiyah program studi Pendidikan Agama Islam di Institut Agama Islam Negeri Kota Salatiga. Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan para pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-nya. Yang telah menunjukkan kita agama yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan ke jaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan ini. Sesederhana apapun bentuk skripsi ini penulis merasa tidak dapat menyelesaikannya sendiri, tentu saja hal ini tidak terlepas adanya bantuan dari berbagai pihak. Selanjutnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga; 2. Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga dan pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan perhatian selama kuliah; 3. Siti Rukhayati, M.Ag selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga; viii

9 4. ix

10 ABSTRAK Habibi, Muhammad Arief Mufti Penerapan Dasadarma Pramuka Butir Ke Delapan Dalam Membentuk Karakter Mahasiswa Melalui Pendidikan Kepramukaan (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr. Mukti Ali, M. Hum. Kata Kunci: Penerapan Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan dan Pembentukan Karakter Penelitian ini merupakan upaya untuk mengetahui Penerapan Dasadarma Pramuka Butir ke Delapan Dalam Membentukan Karakter (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga). Kepramukaan merupakan proses pendidikan ekstra dalam bentuk kegiatan yang menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dalam Prinsip Dasar Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK) untuk membentuk watak peserta didik. Sedangkan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan wadah untuk berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental, spiritual, karakter maupun di bidang lainnya yang dapat digunakan sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Sesuai pendekatan yang digunakan, maka kehadiran peneliti dalam penelitian ini menjadi mutlak adanya. Penelitian ini dilakukan di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi IAIN Salatiga dengan informan pengurus, anggota dan juga alumni Racana. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer meliputi observasi dan wawancara dan data sekunder berupa dokumentasi. Hasil penelitian dapat diketahui bahwa karakter merupakan pembeda antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti yang terpancar dari perilakunya. Kandungan dasadarma ke delapan berupa karakter disiplin, berani, dan setia. Pembentukan karakter yang dilakukan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan melalui setiap kegiatan yang dilaksanakan. Kegiatan yang dilaksanakan diantaranya Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega, rapat koordinasi, latihan ruti, dan bina SGT (Siaga, Galang, Tegak). Setiap kegiatan yang dilaksanakan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dilakukan dengan menggunakan metode yang menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat seseorang tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. x

11 DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Berlogo... ii Nota Pembimbing... iii Lembar Pengesahan... iv Pernyataan Keaslian... v Halaman Persembahan... vi Motto... vii Kata Pengantar... viii Abstrak... x Daftar Isi... xi Daftar Tabel... xiii Daftar Lampiran... xiv BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Fokus Penelitian... 6 C. Tujuan Penelitian... 6 D. Manfaat Penelitian... 6 E. Penegasan Istilah... 7 F. Metode Penelitian... 9 G. Sistematika Penulisan BAB II: LANDASAN TEORI A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) B. Karakter dan Pembentukannya C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma BAB III: PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi B. Metode Pengumpulan Data C. Temuan Penelitian xi

12 BAB IV: PEMBAHASAN A. Makna Karakter B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan dalam Pembentukan Karakter mahasiswa BAB V: PENUTUP A. Kesimpulan B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN xii

13 DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Indikator Disiplin Tabel 2.2 Indikator Berani Tabel 2.3 Indikator Setia Tabel 3.1 Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Tabel 3.2 Daftar Dewan Brigade Khusus Racan Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun Tabel 3.3 Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi Tabel 3.4 Daftar Informan Alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi xiii

14 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Nota Penunjukan Pembimbing Lampiran II Tentang Lembar Konsultasi Skripsi Lampiran III Keterangan Penelitian Lampiran IV Tentang Pedoman Wawancara Lampiran V Hasil Wawancara Lampiran VI Tentang Dokumentasi Lampiran VII Tentang SKK Lampiran VIII Tentang Daftar Riwayat Hidup xiv

15 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak dari globalisasi yang terjadi saat ini telah membuat masyarakat Indonesia terlupa akan pentingnya pendidikan karakter bangsa. Dampak yang ditimbulkan yang juga didukung kemajuan teknologi tersebut tidak hanya dampak yang positif saja, melainkan juga banyak dampak negatif yang telah ditimbulkan, diantara dampak negatif yang ditimbulkan dari era globalisasi yaitu sering ditemuinya degradasi nilai atau moral yang terjadi sekarang ini. Hal tersebut disebabkan karena rendahnya kesadaran masyarakat untuk menerapkan nilai-nilai moral yang ada dalam kehidupan sehari-hari, terutama rendahnya kesadaran akan nilai-nilai moral ini tercermin dalam kehidupan sehari-hari pada kalangan pemuda yang sudah melupakan nilai-nilai moral bangsa yang ada sejak zaman dahulu kala telah menjadi suatu karakteristik bangsa Indonesia sehingga telah dikenal oleh bangsa-bangsa lain di dunia. Dimana karakteristik bangsa Indonesia yang telah dikenal oleh bangsabangsa lain di dunia bahwa bangsa Indonesia memiliki karakter yang berbeda dari bangsa-bangsa lain, diantaranya karakteristik bangsa Indonesia yaitu memiliki karakter kepahlawanan, nasionalisme, sifat heroik, semangat kerja keras, pantang menyerah dan berani menghadapi segala tantangan. Karakter yang luhur itulah yang saat ini banyak ditinggalkan dan dilupakan oleh 1

16 2 masyarakat Indonesia, terutama pada kalangan pemuda yang sudah tidak lagi mengenal karakter-karakter luhur bangsa yang sudah dikenal sejak dahulu kala. Maka dari itulah pentingnya penanaman pendidikan karakter bagi generasi muda bangsa Indonesia, dikarenakan generasi muda bangsa Indonesia inilah yang akan membawa perubahan dan kemajuan bagi bangsa Indonesia. Penanaman pendidikan karakter di dunia pendidikan sekarang ini serasa lebih tepat, apabila penanaman pendidikan karakter tersebut disalurkan dengan tepat pula. Bangsa Indonesia yang tengah menghadapi gejolak dan tantangan krisis moral, sangat membutuhkan model pendidikan karakter yang secara konseptual benar-benar dapat diterapkan untuk memperbaiki dan menumbuhkan moral (Suparlan, 2015:6). Karena karakter merupakan suatu pondasi bangsa yang sangat penting dan perlu untuk ditanamkan sejak dini. Sebab maju-mundurnya, aman-bobroknya suatu bangsa atau negara tergantung kepada karakter anak muda sebagai generasi penerus. Karakter bangsa merupakan aspek penting dari kualitas sumber daya manusia karena kualitas karakter bangsa menentukan kemajuan suatu bangsa (Muslich, 2011:35). Sejak jaman dulu telah banyak langkah yang dilakukan dalam rangka pendidikan karakter, namun belum menjadi fokus utama pendidikan. Padahal karakter merupakan aspek yang sangat penting bagi kesuksesan manusia dimasa yang akan datang, sehingga pengembangan karakter diharapkan menjadi orientasi utama di lembaga sekolah. Artinya pendidikan karakter tidak hanya sekedar wacana dan konsep yang bagus namun dapat

17 3 diimplemantasikan dalam proses pendidikan di sekolah. Tentunya tidak terlepas dari dukungan orang tua siswa dan pihak berkompeten dalam dunia pendidikan. Pendidikan karakter disebutkan sebagai pendidikan nilai, pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, dan pendidikan watak (Amirulloh, 2015:11), yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik buruk, memelihara yang baik dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. Adanya penanaman nilai-nilai tersebut diharapkan mampu menghadapi globalisasi yang terjadi saat ini dan yang akan datang. Pembentukan karakter sampai saat ini telah melalui proses yang tiada henti. Karakter dijadikan komponen yang sangat penting bagi seseorang agar dapat mencapai tujuan hidup dengan baik, sehingga karakter memegang peran penting dalam menentukan sikap dan perilaku seseorang. Membentuk karakter memang tidak semudah membalikkan telapak tangan, butuh waktu yang lama dan energi yang tidak sedikit untuk mewujudkannya. Karakter yang telah terbentuk akan sulit diubah, maka akan lebih baik membentuknya sejak dini. Akan tetapi tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap, bertingkat dan berkelanjutan. Dalam upaya pembentukan karakter perlu adanya keterlibatan semua pihak, mulai dari keluarga, masyarakat dan lembaga pendidikan. Terkait dengan pembentukan karakter di era global ini, lembaga pendidikan telah menyediakan suatu lembaga formal yang ikut bertanggung jawab dalam

18 4 pembentukan karakter yaitu gerakan pramuka yang turut membantu tugas pendidikan informal. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah bagi para remaja untuk mengembangkan potensi diri, terutama mengembangkan kepemimpinan yang terdapat dalam dirinya, sehingga nantinya para remaja atau pemuda bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berkualitas. Oleh karena itu para remaja bukan hanya menguasai sebuah ilmu dan teknologi akan tetapi harus juga dipersiapkan menjadi seorang pemimpin yang cerdas, terampil, disiplin, berani, dan tangguh. Gerakan pramuka merupakan salah satu wadah dan usaha untuk pembinaan karakter generasi muda dengan menggunakan pendidikan kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat. Terkait pembentukan karakter hal yang harus diperhatikan dikembangkan pramuka dapat membangun akhlak anak bangsa yang baik, berbudi pekerti, berpikir positif, tangguh, percaya diri, disiplin, tanggungjawab, kebersamaan hingga kemandirian. Pada saat ini di sekolah dasar, menengah pertama, menengah atas, maupun di perguruan tinggi hampir seluruhnya mempunyai organisasi ekstrakulikuler gerakan pramuka dengan tingkatan masing-masing. Perguruan tinggi khususnya di IAIN Salatiga telah ada organisasi pramuka dengan nama Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Latar belakang adanya organisasi pramuka di IAIN Salatiga tidak lain untuk membentuk karakter mahasiswa. Pendidikan pramuka merupakan hal terpenting dalam membentuk karakter bukanlah berarti bahwa pendidikan yang lainnya tidak penting. Pendidikan

19 5 kepramukaan melatih peserta didiknya untuk menjadi generasi penerus yang mandiri, memiliki disiplin tinggi, budi pekerti luhur, mampu membangun masyarakat serta berguna bagi bangsa dan negara. Nilai-nilai kepramukaan bersumber dari satya pramuka dan dasadarma pramuka. Satya pramuka merupakan kode kehormatan bagi setiap anggota pramuka yang menunjukkan nilai ketuhanan, sikap nasionalisme dan solidaritas. Dasadarma pramuka merupakan kode moral, janji dan komitmen diri yang wajib diamalkan oleh setiap anggota pramuka agar memiliki kepribadian baik. Sementara itu kecakapan dan keterampilan diajarkan dalam kegiatan kepramukaan agar nantinya dapat berguna ketika hidup di masyarakat. Salah satu isi dasadarma yang menarik untuk diteliti dalam upaya pembentukan karakter adalah dasadarma butir kedelapan: disiplin, berani dan setia. Berdasarkan latar belakang tersebut perlu dilakukan penelitian tentang PENERAPAN DASADARMA PRAMUKA BUTIR KE DELAPAN DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA MELALUI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN (Studi Pada UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi IAIN Salatiga)

20 6 B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan sebelumnya, maka dapat diambil beberapa pokok masalah yang sangat menarik untuk dikaji lebih lanjut, diantaranya: 1. Apa yang dimaksud dengan karakter? 2. Apa kandungan dasadarma butir ke delapan? 3. Bagaimana penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa? C. Tujuan Penelitian Dengan adanya fokus penelitian di atas, maka tujuan dari diadakannya penelitian ini adalah: 1. Mengetahui yang dimaksud dengan karakter; 2. Mengetahui kandungan dasadarma butir ke delapan; 3. Mengetahui pelaksanaan penerapan Dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi yang jelas mengenai penerapan Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani, dan setia) dalam pembentukan karakter mahasiswa. Penerapan tersebut dapat memberikan manfaat yang baik secara teoritis maupun praktis.

21 7 Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan pemikiran atau gagasan yang berguna untuk meningkatkan pengetahuan dan pengembangan ilmu pendidikan, khususnya dalam pembentukan karakter mahasiswa dan umumnya bagi orang banyak. Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan baru bagi penulis yang belum dimengerti sebelumnya dan sebagai media pembelajaran untuk mengembangkan diri kearah yang lebih baik lagi. Selain bagi penulis, penelitian ini juga ditujukan untuk anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi agar mengetahui bahwa pembentukan karakter dapat dilakukan melalui penerapan dasadarma, dan bagi orang secara umum penelitian ini memberikan pengetahuan bahwa banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan Dasadarma, salah satunya adalah dalam pembentukan karakter. E. Penegasan Istilah 1. Pengertian Dasadarma Dasadarma merupakan ketentuan moral pramuka atau watak pramuka. Dasadarma itu berarti sepuluh tuntunan tingkah laku bagi pramuka Indonesia yang berisi penjabaran Pancasila, agar para pramuka dapat mengerti, menghayati, dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pengertian Karakter disiplin, berani, dan setia Karakter adalah jawaban mutlak untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik didalam masyarakat. Diantara karakter yang ada yaitu disiplin,

22 8 berani, dan setia. Disiplin yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan (Amirulloh, 2015:644). Berani merupakan sikap pantang menyerah. Salah satu sifat yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada setiap manusia, meskipun dalam hatinya merasa takut namun tetap maju meskipun rasa takut menyelimutinya. meski pertama mengalami kegagalan ia akan selalu memikirkan bagaimana kegagalan tersebut tidak terulang untuk yang kesekian kalinya. Setia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia setia mempunyai arti berpegang teguh (pada janji, pendirian, dan sebagainya). 3. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Dalam kegiatan racana berorientasi pada kegiatan yang dapat membantu dalam menyelesaikan perkuliahan sebagai seorang mahasiswa dengan menggunakan sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan meiliki nomer Gugus Depan dan beralamatkan di PKM 2 lantai 1.

23 9 F. Metode Penelitian Metode adalah pengetahuan tentang cara kerja atau berbagai cara. Sedangkan penelitian adalah suatu cara yang dilakukan untuk mengetahui pengetahuan melalui metode-metode ilmiyah. Ketepatan dalam menggunakan metode adalah syarat utama untuk menuju keberhasilan suatu penelitian. Ada beberapa hal yang perlu dipaparkan berkaitan dengan metode penelitian, yang pertama berupa pendekatan dan rancangan penelitian. Pendekatan dan rancangan penelitian yang peneliti gunakan berupa deskriptif analisis, sehingga metode yang digunakan adalan metode kualitatif agar dapat mengetahui bagaimana penerapan dasadarma dalam pembentukan karakter mahasiswa di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Hal yang kedua berupa metode pengumpulan data, adapun metode pengumpulan data yang digunakan sebagai berikut: 1. Metode Observasi Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Untuk melakukan observasi peneliti mengamati langsung situasi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga. Berdasarkan dari pendapat di atas peneliti menggunakan teknik observasi langsung terhadap pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga guna untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan.

24 10 2. Metode Wawancara/interview Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011:105). Pendapat lain mengatakan bahwa wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui interaksi verbal/lisan (Suwartono, 2014:48). Teknik pengumpulan data melalui wawancara dilakukan terstruktur, terbuka, dan langsung kepada pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi. Terstruktur artinya peneliti menggunakan pedoman wawancara yang sudah disusun sesuai dengan bangunan teori yang ada. Terbuka artinya informan dapat memberikan penjelasan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dimiliki. Langsung artinya peneliti melakukan wawancara secara langsung dengan informan. 3. Metode Dokumentasi Teknik dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Metode dokumentasi ini digunakan untuk pengumpulan data seperti foto-foto mengenai Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, sejarah berdirinya, profil, dan visi misi Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

25 11 G. Sistematika Penulisan Sistematika bertujuan untuk memperjelas gambaran umum tentang skripsi ini yang terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal berisikan halaman sampul, lembar berlogo, halaman judul, lembar persetujuan, pernyataan keaslian tulisan, motto dan persembahan, abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel serta daftar lampiran. Bagian inti terdiri dari lima bab. Bab pertama yaitu pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, serta sistematika penulisan, bab kedua landasan teori yang berisi pembahasan tentang teori mengenai judul penelitian, yaitu mengenai pembentukan karakter dari penerapan dasadarma butir ke delapan pada Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga, bab ketiga paparan data dan temuan penelitian yang berisi tentang gambaran lokasi dan objek penelitian, di dalamnya meliputi sejarah berdirinya, Visi dan Misi, struktur organisasi UKM Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, penyajian data penelitian yang meliputi data nama responden dan data hasil penelitian, bab keempat pembahasan hasil penelitian yang berisi tentang analisis diskriptif dan pembahasan hasil penelitian, dan yang terakhir bab kelima penutup yang berisi tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran.

26 12 Bagian akhir skripsi memuat daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup. Pada penelitian ini data yang dilampirkan berupa ringkasan pengumpulan data yang meliputi transkrip wawancara, hasil dokumentasi selama penelitian dan dokumen lainnya yang relevan.

27 BAB II LANDASAN TEORI A. Dasadarma Butir ke Delapan (Disiplin, Berani, dan Setia) Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota gerakan pramuka golongan penggalang, penegak, pandega, dan anggota dewasa. Pada dasarnya dasadarma merupakan aturan yang perlu dipatuhi dan diterapkan oleh anggota pramuka dalam kehidupan, dalam hal ini sebagai dasar pembentukan karakter bagi anggota pramuka. Menurut Ilyas dan Qoni (2012:23), dasadarma adalah alat pendidikan mandiri yang progresif untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia. Dasadarma merupakan kode kehormatan pramuka dalam bentuk ketentuan moral. Secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh kewajiban, aturan dan kebajikan. Dalam buku Kursus Pembina Pramuka Mahir Tingkat Dasar (2016:40) dasadarma diartikan sebagai alat proses pendidikan diri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur dan juga landasan gerak gerakan pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong. 13

28 14 Kode kehormatan itu merupakan suatu norma atau nilai-nilai luhur dalam kehidupan para anggota gerakan pramuka yang merupakan ukuran tingkah laku anggota gerakan pramuka. Apabila seseorang yang telah mengikuti pendidikan kepramukaan dan mereka merealisasikan di dalam kehidupan sehari-hari sesuai kode kehormatan pramuka maka orang tersebut akan memiliki karakter yang baik dalam diri mereka masing-masing, misalnya mereka menjadi disiplin, berani terhadap apa yang mereka kerjakan, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia yang jika kita lihat diera sekarang sudah semakin memprihatinkan, memiliki kesadaran tentang kejujuran disetiap keadaan, dan masih banyak lagi pendidikan karakter yang bisa didapatkan dari gerakan pramuka jika para pemudanya bersedia untuk menerapkan yang telah mereka dapatkan dari pramuka kedalam kehidupan mereka sehari-hari. Pramuka sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler di lingkungan pendidikan sangat relevan dengan pendidikan karakter terbukti dengan kesamaan nilai-nilai pendidikan karakter dengan nilai-nilai dasadarma. Upaya menanamkan dan membentuk karakter, pramuka menggunakan kode kehormatan. Kode kehormatan mempunyai makna suatu norma yang menjadi ukuran kesadaran mengenai akhlak yang tersimpan dalam hati yang menyadari harga dirinya, serta menjadi standar tingkah laku pramuka di masyarakat. Ketentuan moral yang disebut dasadarma untuk anggota pramuka tingkatan penggalang, penegak, pandega dan anggota dewasa menurut Ilyas dan Qoni (2012:33) selengkapnya dijelaskan sebagai berikut; pertama, taqwa

29 15 kepada Tuhan Yang Maha Esa yang berarti mengerjakan yang utama dan meninggalkan yang tercela sesuai dengan petunjuk dan perintah Tuhan Yang Maha Esa. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, oleh karena itu, acuan bagi bangsa Indonesia dalam menjalankan kehidupan berbangsa aturan Tuhan Yang Maha Esa. Darma ini merupakan perwujudan Pancasila sila pertama; kedua, cinta alam dan kasih sayang sesama manusia. Tuhan Yang Maha Esa menciptakan alam dan seisinya, termasuk manusia. Maka sudah menjadi sebuah keharusan bagi pramuka untuk melimpahkan cinta kasihnya kepada alam sekitar dan menjaga kelestariannya. Hal ini bertujuan agar alam sekitar dapat terus memberikan manfaat secara berkelanjutan sampai dengan generasi berikutnya. Cinta kasih sesama manusia memberikan pemahaman agar pramuka memiliki satu kesatuan dengan sesama,tidak membeda-bedakan antara manusia satu dengan yang lain dalam koridor ketentuan moral yang ada. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila kedua; ketiga, patriot yang sopan dan kesatria. Sebagai warga negara, maka pramuka adalah putra terbaik bangsa yang siap dan setia membela tanah airnya. Kehalusan dan kesopanan yang ada pada dirinya tidak boleh menghalangi sikap kesatria yang gagah berani membela bangsa dan negara. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila ketiga; keempat, patuh dan suka bermusyawarah, patuh merupakan wujud konsisten terhadap kesepakatan dan aturan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sedangkan bermusyawarah adalah sikap utama seorang demokrat untuk

30 16 menghormati pendapat orang lain. Orang yang suka bermusyawarah terhindar dari sikap arogan, otoriter, dan kecenderungan semaunya sendiri. Darma ini merupakan perwujudan pancasila sila keempat; kelima, rela menolong dan tabah. Rela menolong merupakan perbuatan yang jauh dari perhitungan untung rugi. Keikhlasan merupakan kunci dari dasadarma ini, bahwa menolong sesama harus dilandasi keikhlasan; keenam, rajin, terampil, dan gembira. Manusia diciptakan dengan kelebihan akal budinya, oleh karena itu maka sudah menjadi kewajiban bagi manusia untuk mengembangkan dirinya. Pramuka dituntut untuk rajin belajar dalam proses pengembangan dirinya. Mengembangkan keterampilan diri agar bisa hidup di atas kaki sendiri, serta selalu berupaya menjaga kegembiraan dalam aktivitasnya sebagai wujud syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa; ketujuh, hemat, cermat, dan bersahaja. Hemat merupakan wujud ketepatan dalam menggunakan sesuatu. Cermat adalah ketelitian dan kehati-hatian dalam menjalankan tugas atau melakukan sesuatu. Sedangkan bersahaja kesederhanaan dalam menjalani semua aktivitas; kedelapan, disiplin, berani, dan setia. Disiplin adalah kemampuan diri untuk mengendalikan diri dan patuh pada ketentuan yang ada. Berani adalah sikap mental untuk bersedia menghadapi dan mengatasi suatu masalah atau tantangan,sedangkan setia adalah ketetapan pada satu pendirian atau pilihan; kesembilan, bertanggungjawab dan dapat dipercaya yang memiliki makna pramuka itu bertanggung jawab terhadap segala sesuatu yang telah diperbuatnya. Rasa tanggung jawab tersebut minimbulkan kepercayaan orang lain terhadap

31 17 pribadi-pribadi dalam pramuka; dan yang kesepuluh, suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan. Pikiran, perkataan, dan perbuatan yang suci akan menimbulkan pengertian dan kesadaran menurut siratan jiwa pramuka sehingga pramuka itu menemukan dirinya sesuai dengan tujuan gerakan pramuka yang diantaranya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur, tinggi mental, moral budi pekerti dan kuat kenyakinan beragama. Sepuluh dasadarma yang telah disebutkan sebelumnya peneliti mengambil satu dasadarma yaitu butir ke delapan yang menjadi fokus penelitian ini. Dasadarma butir kedelapan ini terdapat tiga nilai karakter yaitu disiplin, berani, dan setia. Sekarang ini kata disiplin telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak pengertian disiplin yang berbeda antara ahli yang satu dengan yang lain. Moh Shochib (2000:2) mengemukakan pribadi yang memiliki dasar-dasar dan mampu mengembangkan kedisiplinan diri berarti memiliki keteraturan diri berdasarkan acuan nilai moral. Lebih lanjut dijelaskan bahwa siswa yang mengembangkan kedisiplinan diri memiliki keteraturan diri berdasarkan nilai agama, nilai budaya, aturan-aturan pergaulan, pandangan hidup, dan sikap hidup yang bermakna bagi dirinya sendiri, masyarakat, bangsa, dan negara. Tulus Tu u (2004:31) menyatakan: Dalam bahasa Indonesia istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan

32 18 yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Sedangkan Cony R. Semiawan (2009:89) mendefinisikan bahwa disiplin secara luas dapat diartikan sebagai semacam pengaruh yang dirancang untuk membantu anak agar mampu menghadapi tuntutan dari lingkungan. Disiplin mempunyai empat unsur pokok; pertama, peraturan sebagai pedoman perilaku; kedua, konsistensi dalam peraturan; ketiga, hukuman untuk pelanggaran peraturan. Sementara yang keempat, penghargaan untuk perilaku yang baik yang sejalan dengan peraturan yang berlaku.salah satu definisi disiplin adalah melatih melalui pengajaran atau pelatihan. Berdasarkan dari beberapa definisi yang telah disebutkan sebelumnya dapat diketahui disiplin merupakan sebuah sikap yang terikat akan aturan yang dijalankan dengan kesadaran, dimana dalam menjalankan aturan itu merupakan wujud mempelajari tanggung jawab untuk menyesuaikan diri agar memberikan pengalaman yang mengandung moral. Dapat dikatakan pula bahwa disiplin adalah alat untuk menciptakan perilaku dan tata tertib manusia sebagai pribadi yang baik, disiplin adalah suatu keadaan dimana sesuatu itu berada dalam keadaan tertib, teratur dan semestinya, serta ada suatu pelanggaran-pelanggaran baik secara langsung maupun tidak langsung. Disiplin pada hakikatnya akan tumbuh dan terpancar dari hasil kesadaran manusia. Sebaliknya, disiplin yang tidak bersumber dari kesadaran hati nurani akan menghasilkan disiplin yang lemah dan tidak akan bertahan lama.

33 19 Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebut sebelumnya dapat kita ketahui bahwa hakikat dari nilai disiplin ialah perilaku individu yang menunjukkan pada ketaatan pada sebuah aturan tertentu dan apabila melanggarnya akan dikenakan sanksi yang berlaku. Berikut beberapa indikator disiplin dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.1 Indikator disiplin NO. Indikator 1. Berusaha mentaati aturan 2. Berusaha melakukan segala sesuatu tepat waktu 3. Selalu berusaha tanggungjawab dalam kerja Nilai karakter dalam dasadarma butir kedelapan yang kedua yaitu berani. Berani atau keberanian merupakan sebagai salah satu butir karakter mempunyai definisi yang mendorong pada kebesaran jiwa, sifat-sifat luhur, rela berkorban, dan memberikan sesuatu yang paling dicintainya (Sugihartono, 2007:81). Keberanian memiliki kontribusi besar dalam pencapaian tujuan pendidikan. Hal itu dapat dikaitkan dengan suatu temuan bahwa keberanian adalah kekuatan emosional yang mencakup kemauan yang kuat untuk mencapai tujuan di tengah-tengah tantangan yang dihadapi dari dalam maupun dari luar (Zulkifli, 2005:37). Pernyataan senada juga diungkapkan oleh Indra Munawar (2010) yaitu keberanian adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinankemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri keberanian menurut Indra

34 20 Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme. Keberanian merupakan suatu kualitas karakter yang mesti dipupuk dalam diri seseorang. Berdasarka dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut tentang keberanian maka dapat disimpulkan bahwa keberanian adalah sikap untuk melakukan sesuatu tanpa memperdulikan kemungkinan akibat buruk meskipun harus menghadapi bahaya, kesulitan, kesakitan dan lain-lain. Dari uraian tersebut, beberapa indikator berani dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.2 Indikator Berani NO. Indikator 1. Tidak mudah merasa minder dan takut 2. Berani mengungkapkan sanggahan, kritikan, dan saran ketika diskusi 3. Berani menghadapi suatu permasalahan dan mampu menyelesaikannya Nilai karakter dalam dasadarma ke delapan yang ketiga adalah setia. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesiaa setia diartikan berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat dan sebagainya. Setia adalah suatu perbuatan atau perasaan yang dilakukan atau dikendalikan oleh pikiran emosional seseorang dengan melihat dan merasakan suatu kejadian yang berhubungan dengan kehidupan pribadi maupun kelompok. Setia dalam kehidupan pribadi adalah suatu bentuk tanggungjawab yang harus dijalankan karena kepentingan diri sendiri, konsekuensi dari apa yang diperbuat, dilakukan dan

35 21 dihasilkan. Setia dalam kehidupan kelompok, sama halnya dalam kehidupan pribadi akan tetapi lebih bersifat temporer. Setia atau kesetiaan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita, itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berhati tulus dan konsekuen. Setia memiliki banyak makna, seperti loyal, patuh, ketaatan, disiplin. Dapat disimpulkan kesetiaan adalah suatu sikap yang berpegang teguh pada komitmen awal walaupun ada pilihan lebih baik. Tidak jauh dari bisa dipercaya, peduli, pengertian mampu menjaga dan melindungi, jujur, termasuk menepati janji dan bertanggung jawab atas semua sikap dan tingkah laku secara benar. Kesetiaan dalam sebuah organisasi sangatlah penting, ini karena kita telah mengambil amanat dan tanggungjawab dalam berorganisasi, terutama di Racana Kusuma Dilaga Woro Srikandhi. Dari uraian tersebut, berikut beberapa indikator setia dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 2.3 Indikator setia NO. Indikator 1. Mampu menjaga nama baik Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi 2. Mampu menepati janji 3. Patuh kepada keputusan pimpinan

36 22 B. Karakter dan Pembentukannya Karakter dimaknai sebagai cara berfikir dan berperilaku yang khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa dan negara (Samani, 2012:41). Karakter berasal dari Bahasa Yunani yang berarti to mark atau menandai dan memfokuskan bagaimana menerapkan nilai kebaikan dalam bentuk tindakan nyata atau tingkah laku seseorang. Karakter juga dapat diartikan sebagai tabiat, yaitu perangai atau perbuatan yang selalu dilakukan atau kebiasaan. Karakter adalah mustika hidup yang membedakan manusia dengan binatang (Zubaedi, 2011:1). Karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang (Fitri, 2012:20). Kata akhlak sendiri berasal dari bahasa arab berupa jamak atau bentuk ganda dari kata khuluq yang secara etimologis berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat (Tebba, 2005:65). Akhlak merupakan kelakuan yang timbul dari hasil perpaduan antara hati nurani, pikiran, perasaan, bawaan, dan kebiasaan yang menyatu, membentuk suatu kesatuan tindak akhlak yang dihayati dalam kenyataan hidup keseharian. Dari kelakuan itu lahirlah perasaan moral yang terdapat dalam diri manusia sebagai fitrah, sehingga ia mampu membedakan mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang bermanfaat dan mana yang tidak berguna (Daradjat, 1995:10).

37 23 Sepintas memang kata moral, akhlak, dan karakter secara terminologi seolah bermakna sama. Namun, jika diselidiki dari makna akarnya kesemuanya memiliki perbedaan. Moral lebih cenderung pada penyampaian nilai yang berkembang dan berlaku di suatu masyarakat. Dengan kata lain moral kurang bersinggungan dengan ranah afektif dan psikomotorik. Sedangkan akhlak, kriteria benar salah dalam menilai suatu perbuatan merujuk pada Al-Quran dan Sunah. Telaah lebih lanjut mengenai akhlak adalah terbentuknya karakter positif dalam perilaku seseorang. Namun dalam implementasinya akhlak cenderung pada sebuah pengajaran right and wrong seperti halnya moral. Sedangkan karakter sendiri merupakan sifat yang mendasar yang ada pada diri manusia. Sering orang juga menyebutnya tabiat atau perangai. Karakter bisa dikatakan lebih tinggi dari moral, karena karakter tidak hanya berkaitan tentang benar salah, tetapi juga bagaimana menanamkan kebiasaan tentang hal baik dalam kehidupan. Jika dikaitkan dengan pendidikan, maka antara moral, karakter, dan akhlak mempunyai orientasi yag sama yaitu pembentuk watak. Karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain (Hidayatullah, 2009:9). Moral sendiri merupakan Karakter itu mengenai sesuatu yang ada dalam diri seseorang yang menyebabkan orang tersebut disifati (Wibowo, 2012:36). Individu juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik dan individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.

38 24 Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:35) menyatakan bahwa karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Menurut Masnur Muslich (2011:71), karakter juga berkaitan dengan kekuatan moral, berkonotasi positif, bukan netral. Jadi orang yang berkarakter adalah orang yang mempunyai kualitas moral positif. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah disebutkan sebelumnya dapat diketahui bahwa karakter bersifat memancar dari dalam ke luar. Artinya, kebiasaan dilakukan bukan atas permintaan atau tekanan dari orang lain melainkan atas kesadaran dan kemauan sendiri. Dapat digarisbawahi pula bahwa karakter tidak lain adalah cara berfikir dan berperilaku seseorang. Dua hal ini tidak dapat dipisahkan dalam diri setiap manusia, artinya jika kita bisa berfikir tentang kebaikan maka sejatinya kita juga harus mampu melakukan kebaikan sebagaimana yang kita pikirkan. Tanpa penerapan semacam itu, maka sesuatu yang kita pikirkan hanyalah menjadi sesuatu tidak ada gunanya dalam kehidupan. Dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan karakter adalah kualitas moral seseorang dalam berperilaku atas kesadaran diri sendiri sehingga menjadi ciri khas individu dan dapat membedakan dirinya dengan individu lainnya. Kualitas moral seseorang dalam bertindak sangat dipengaruhi dengan lingkungan. Kenyataannya setiap individu akan terlibat pertemuan dengan orang lain di lingkungan mereka berada, peristiwa ini sangat rentan masalah. Jika masalah muncul bagaimanakah cara menyelesaikannya dengan baik?

39 25 Jika seorang individu dapat menguasai diri dengan baik, maka dia dapat menyelesaikan masalah dengan baik pula. Individu yang demikianlah yang dikatakan berkarakter. Kesimpulannya bahwa pembentukan karakter memang sangat penting bagi kehidupan manusia. Pembentukan karakter pada intinya bertujuan membentuk pribadi yang tangguh, berakhlak mulia, bermoral, toleran, gotong royong dan berjiwa patriotik. Berkaitan dengan hal tersebut, Kesuma dkk (2011:11) menyatakan sebagai berikut: Tujuan pembentukan karakter yaitu memfasilitasi penguatan dan pengembangan nilai-nilai tertentu sehingga terwujud dalam perilaku anak,baik ketika proses sekolah maupun setelah lulus sekolah, mengoreksi perilaku peserta didik yang tidak bersesuaian dengan nilainilai yang dikembangkan sekolah, membangun koreksi yang harmoni dengan keluarga dan masyarakat dalam memerankan tanggung jawab pendidikan karakter secara bersama. Pembentukan karakter yang baik, akan menghasilkan perilaku individu yang baik pula. Pribadi yang selaras dan seimbang serta dapat mempertanggung jawabkan semua tindakan yang dilakukan. Tindakan itu dapat membawa kearah yang lebih baik dan kemajuan. Terlepas dari tujuan pembentukan karakter, proses seseorang dalam membentuk karakter pastinya telah melalui proses yang panjang dan terus menerus. Dalam proses tersebut terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi sukses tidaknya dalam pembentukan karakter seseorang. Karakter seseorang diukur dengan apa yang dilakukan berdasarkan tindakan sadarnya. Dengan demikian, yang harus diperhatikan adalah faktor yang mempengaruhi

40 26 tindakan sadar tersebut. Karakter tidak akan terbentuk tanpa adanya faktorfaktor di dalamnya. Secara umum faktor-faktor tersebut terbagi atas dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan kumpulan dari unsur kepribadian atau sifat manusia yang secara bersamaan mempengaruhi perilaku manusia. Faktor internal tersebut diantaranya insting biologis, kebutuhan psikologis dan kebutuhan pemikiran. Insting biologis (dorongan biologis) seperti makan, minum dan hubungan biologis. Karakter seseorang sangat terlihat dari cara dia memenuhi kebutuhan atau insting biologis ini, contohnya adalah sifat berlebihan dalam makan dan minum akan mendorong pelakunya sersifat rakus. Seseorang yang bisa mengendalikan kebutuhan biologisnya akan memiliki karakter mulia yang membawanya kepada karakter sederhana. Selain dari sisi biologis, faktor yang tidak kalah penting adalah dari sisi psikologi. Psikologi sendiri merupakan ilmu yang mempelajari tingkah laku, khususnya tingkah laku manusia (Islamuddin, 2012:1). Sebagai faktor internal, psikologi seseorang merupakan hal utama dalam menentukan intensitas belajar seseorang (Djamarah, 2011:191), dalam hal ini belajar mengenali diri sampai karakter terbentuk dengan baik. Kebutuhan psikologisseperti kebutuhan akan rasa aman, penghargaan, penerimaan dan aktualisasi diri. Seperti orang yang berlebihan dalam memenuhi rasa aman akan melahirkan karakter penakut, orang yang berlebihan dalam memenuhi kebutuhan penghargaan akan melahirkan karakter sombong dan lain-lain.

41 27 Apabila seseorang mampu mengendalikan kebutuhan psikologisnya, maka dia akan memiliki karakter rendah hati. Kebutuhan pemikiran yaitu kumpulan informasi yang membentuk cara berfikir seseorang seperti mitos dan agama yang masuk ke dalam benak seseorang akan mempengaruhi cara berfikirnya yang selanjutnya mempengaruhi karakter dan perilakunya. Selain faktor internal ada juga faktor eksternal yang merupakan faktor diluar diri manusia namun secara langsung mempengaruhi perilakunya. Bisa diartikan faktor ini merupakan lingkungan dimana seseorang itu berada. Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan (Djamarah, 2011:176). Faktor eksternal paling utama yaitu lingkungan keluarga. Keluarga merupakan media untuk berkomunikasi yang akan mengantarkan dalam pembentukan karakter, Mukti Ali (2017:47) menyatakan: Keluarga adalah media untuk menyalurkan dan meluapkan aspirasi hati yang terpendam. Sebagai salah satu sarana untuk kontrol diri, cermin, inspirasi, motivasi, dan pembentukan pandangan. Untuk itu komunikasi dalam keluarga harus terjalin dengan baik dan terbuka untuk pencapaian karakter dalam pertumbuhan menjadi seseorang. Nilai-nilai yang berkembang dalam keluarga, kecenderungankecenderungan umum serta pola sikap kedua orang tua terhadap anak akan sangat mempengaruhi perilaku dalam semua tahap pertumbuhan seseorang. Orang tua yang bersikap demokratis dan menghargai anaknya secara baik, akan mendorong anak itu bersikap hormat pada orang lain. Sikap demokratis dalam keluarga ditandai oleh adanya peraturan dan kebebasan, sehingga setiap anak akan mengetahui bahwa setiap tindakan mengandung konsekuensi

42 28 (Mukti Ali, 2017:50). Sikap otoritatif yang berlebihan akan menyebabkan anak menjadi minder dan tidak percaya diri. Selain lingkungan keluarga, lingkungan sosial juga merupakan faktor eksternal dalam pembentukan karakter. Nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat dan membentuk pola sistem sosial, ekonomi, dan politiknya serta mengarahkan perilaku umum mereka, kemudian kita sebut dengan budaya. Anak yang tumbuh di tengah lingkungan masyarakat yang menghargai nilai waktu, biasanya akan menjadi disiplin. Persaingan yang membudaya dalam suatu masyarakat akan mendorong anggota-anggotanya bersifat ambisius dan mungkin sulit mencintai orang lain. Faktor eksternal yang terakhir yaitu lingkungan pendidikan. Institusi pendidikan normal yang sekarang mengambil begitu banyak waktu pertumbuhan setiap orang, dan institusi pendidikan informal seperti media massa dan masjid, akan mempengaruhi perilaku seseorang sesuai dengan nilai-nilai dan kecenderungan-kecenderungan yang berkembang dalam lingkungan tersebut. Orientasi pada sistematika dan akurasi pada pendidikan formal membuat orang bersikap hati-hati, teratur, dan jujur. Sementara nilainilai konsumerisme yang berkembang lewat media massa yang telah menjadi corong industri membuat orang menjadi konsumtif dan hedonis. Pendapat lain menyatakan perkembangan karakter setiap individu dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan (Zubaedi, 2011:109). Kedua faktor ini pembentukan karakter dimulai. Faktor bawaan erat kaitannya dengan masing-masing individu dalam pembentukan karakternya

43 29 karena setiap manusia memiliki potensi bawaan dari lahir termasuk potensi yang berkaitan dengan karakter. Sedangkan faktor lingkungan berkaitan dengan nilai-nilai yang akan tertanam dalam diri seseorang baik di lingkungan keluarga, sekolah, maupun lingkungan yang lebih luas sehingga mempengaruhi seseorang. Untuk membentuk karakter juga diperlukan syarat-syarat mendasar bagi terbentuknya karakter yang baik. Berkaitan dengan hal tersebut, Megawangi (dalam Zubaedi, 2011:111) menyatakan sebagai berikut. Syarat pembentukan karakter yang harus dipenuhi yaitu, maternal bonding, rasa aman, dan stimulasi fisik dan mental. Maternal bonding merupakan dasar penting dalam pembentukan karakter anak karena aspek ini berperan dalam pembentukan kepercayaan orang lain pada anak. Kebutuhan rasa aman yaitu kebutuhan anak dalam lingkungan yang stabil dan aman. Kebutuhan ini sangat penting bagi pembentukan karakter anak karena lingkungan yang berubah-ubah akan membahayakan perkembangan emosi anak yang akan berpengaruh pada perkembangan karakter anak. Kebutuhan stimulasi fisik dan mental juga merupakan aspek penting dalam pembentukan karakter. Melihat faktor-faktor yang telah disebutkan, telah jelas sekali bahwa memang dalam sebuah karakter tidak dapat tumbuh begitu saja, ada banyak faktor yang melatarbelakangi adanya pembentukan karakter tersebut. Faktor internal yakni yang berasal dari diri sendiri, misalnya cara makan, cara berfikir, dan lain-lain. Faktor yang tidak kalah pentingnya yaitu faktor keluarga, faktor tambahan yang ikut membantu sebuah karakter anak terbentuk. Pada intinya karakter terbentuk berawal dari dalam diri masing-

44 30 masing individu, yang selanjutnya dipengaruhi banyak faktor eksternal yang berada di sekitarnya. Dengan adanya faktor-faktor tersebut yang telah disebutkan, proses pembentukan karakter dilihat sebagai usaha sadar seseorang secara sadar, bukan usaha yang sifatnya terjadi secara kebetulan. Atas dasar ini pembentukan karakter merupakan usaha yang dilakukan secara sungguhsungguh untuk memupuk nilai-nilai etika pada diri seorang individu. Upaya untuk mengimplementasikan pembentukan karakter perlu dilakukan dengan pendekatan yang holistis, yaitu mengintegrasikan pembentukan karakter ke dalam setiap sektor kehidupan, salah satunya di lingkungan pendidikan dengan adanya pendidikan ekstra. Banyak sekali pendidikian ekstra yang ada di lingkungan pendidikan salah satunya pramuka sebagai tempat pembentukan karakter yang berupaya memanfaatkan dan memberdayakan semua yang ada untuk membentuk, memperbaiki, menguatkan dan menyempurnakan karakter seseorang. Muchlas Samani dan Hariyanto (2013) menyatakan bahwa pengembangan karakter terbagi dalam empat pilar; pertama, kegiatan pembelajaran di kelas, terintegrasi ke dalam KBM pada setiap mata pelajaran; kedua, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah (school culture), dengan pembiasaan pada peserta didik; ketiga, kegiatan kokurikuler dan atau ekstra kurikuler, seperti pramuka, olahraga, dan sebagainya; sedangkan yang keempat, kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat, dengan menerapkan pembiasaan yang dilakukan di sekolah. Pastinya dari keempat

45 31 pilar tersebut perlu adanya keterkaitan satu sama lain agar pembentukan karakter dapat maksimal. Karena penelitian ini fokus pada pembentukan karakter melalui pramuka di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi pangkalan IAIN Salatiga maka tentunya pembentukannya juga sangat terkait dengan manajemen di dalamnya. Manajemen ini tentunya merupakan bagian dari pembentukan karakter yang direncanakan, dilaksanakan dan dikendalikan dalam kegiatankegiatan yang telah disusun sebelumnya. Setiap kegiatan yang dilakukan mengandung dan mendorong setiap anggotanya dalam menghayati nilai-nilai dalam kode kehormatan pramuka yang berlandaskan pancasila. Muchlas Samani menyebutkan pusat kurikulum telah mengidentifikasi sejumlah nilai pembentuk karakter yang merupakan hasil kajian empirik. Nilai-nilai yang bersumber dari agama, pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional tersebut adalah: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja Keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, dan (18) Tanggung Jawab. Nilai-nilai ini sesuai dengan karakter bangsa Indonesia yang memiliki masyarakat majemuk. Karakter yang telah terbentuk akan sulit untuk dirubah, akan tetapi tidak ada istilah terlambat dalam upaya pembentukan maupun mengubah karakter, kita tetap perlu membina dan mengembangkannya secara bertahap,

46 32 bertingkat dan berkelanjutan. Dalam hal ini, M. Noor Rohinah (2012:41) menyatakan ada tiga langkah dalam mengubah karakter seseorang yaitu terapi kognitif, terapi mental dan perbaikan fisik. Terapi kognitif merupakan cara paling efektif untuk memperbaiki karakter dan mengembangkannya adalah dengan memperbaiki cara berfikir. Terapi mental merupakan warna perasaan kita adalah cerminan bagi tindakan kita. Tindakan yang harmonis akan mengukir lahir dari warna perasaan yang kuat dan harmonis. Perbaikan fisik sebagaimana yang dikatakan ahli kesehatan, dasar-dasar kesehatan itu tercipta melalui perpaduan yang baik antara tiga unsur yaitu: gisi makanan yang baik dan mencukupi kebutuhan, olahraga yang terarur dalam kadar yang cukup, dan istirahat yang cukup dan memenuhi kebutuhan relaksasi tubuh. C. Pembentukan Karakter Melalui Penerapan Dasadarma Penjelasan teori-teori pembentukan karakter ternyata dapat ditemukan pembentukannya dalam pendidikan kepramukaan melalui penerapan dasadarma yang diaplikasikan dalam kegiatan-kegiatan. Pendidikan kepramukaan ternyata tidak hanya sebatas materi tentang pengetahuan saja, akan tetapi juga terdapat pembentukan watak, karakter dan pembentukan mental dalam kegiatan kepramukaan. Tujuan gerakan pramuka adalah untuk mendidik dan membina kaum muda agar menjadi manusia yang berkepribadian, berwatak, berahlak mulia, tinggi kecerdasan dan ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga gerakan pramuka mengenai tujuan

47 33 kepramukaan. Sedangkan pembentukan karakter dapat diartikan sebagai upaya-upaya yang dapat dilakukan melalui proses pendidikan dengan menggunakan metode-metode yang sesuai. Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa melalui penerapan dasadarma pembentukan karakter dapat dilakukan, karena dasadarma mengandung nilai-nilai baik sangat luas cakupannya. Metode-metode yang digunakan juga sesuai sebagi alat dalam pembentukan karakter seperti metode berkelompok, pemecahan masalah, sistem among dan metode-metode lainnya. Jika disimpulkan maka ternyata penerapan dasadarma bisa dijadikan sebagai alat pembentukan karakter.

48 BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Berdasarkan dari dokumen yang diperoleh Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi berdiri pada tangal 9 Maret Pada tanggal 27 September 1996 diadakan rapat untuk pembaharuan nama Racana. Pada waktu itu munculah nama-nama yang diusulkan seperti Damardjati-Sekar Arum, Sunan Bayat-Nyi Sunan Bayat, Ki Ageng Pandanaran-Nyai Ageng Pandanaran, Kusuma Dilaga-Woro Srkandhi, dan Damardjati-Robi ah Al Adawiyah. Rapat berikutnya barulah disetujui nama racana yang akan digunakan. Nama racana yang akan digunakan tersebut adalah Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi atas usulan kakak Anshori, kakak Hakim H, dan kakak Hamim, dengan berdasarkan referensi dari buku yang sesuai. Kusuma Dilaga dan Woro Srikandhi merupakan tokoh pewayangan dalam cerita Mahabrata. Kusuma Dilaga adalah nama lain dari Werkudoro atau Bima yang merupakan salah satu dari Pandawa. Dia digambarkan sebagi laki-laki yang besar, gagah dan kuat. Senjata pusaka Werkudoro adalah Godho Rujakpolo, sehingga senjata tersebut digunakan sebagai pusaka adat bagi racana putranya. Woro Srikandhi adalah istri dari Arjuna yang juga merupakan salah satu dari Pandawa. Senjata yang digunakannya adalah Busur 34

49 35 Panah, sehingga pusaka adat bagi racana putri menggunakan busur dan anak panah. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi merupakan salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dalam bidang kepramukaan sebagai wadah bagi mahasiswa yang senang dalam mengikuti kegiatan kepramukaan. Racana adalah wadah bagi anggota pramuka tingkat Pandega, yaitu tingkatan setelah penegak. Usia anggota Pandega sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka adalah tahun atau yang sudah berstatus sebagai mahasiswa. Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berpangkalan di IAIN Salatiga dan memiliki nomer Gugus Depan (Gudep) Racana adalah organisasi kemahasiswaan yang memiliki struktur pembinaan sampai tingkat nasional, yaitu Kwartir Nasional (KWARNAS). Racana disini memiliki proses pendidikan yang mana lebih diarahkan kearah tugas mahasiswa (Tridharma Perguruan Tinggi). Oleh karena itu agar dapat berjalan dengan baik antara tugas kuliah dan berorganisasi maka perlunya manajemen waktu dengan baik sehingga semua itu dapat berjalan dengan beriringan. Sebagai organisasi perlu adanya visi dan misi sebagai acuan dalam berorganisasi, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mempunyai visi melahirkan kader-kader kepanduan yang profesional dan berintegritas tinggi dan misi membentuk kepribadian mahasiswa yang berakhlakul karimah sesuai dengan tri satya dan dasadarma.

50 36 Untuk membantu tercapainya visi dan misi tersebut, dibentuklah pasukan khusus dengan nama Brigade Khusus Nagasandhi. Brigade Khusus ini merupakan satuan khusus yang terdapat di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Brigade Khusus dibentuk untuk menjadi sebuah pasukan inti di Racana. Pasukan tersebut harus dapat menjadi pasukan yang siaga untuk keperluan racana. Jadi Brigade Khusus merupakan bagian dari Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Mengutip dari arsip Brigade Khusus Nagasandhi, pada tahun 1993 terbesit dari seorang pemikir untuk menciptakan sebuah pasukan yang elite. Dari situ diadakanlah penelitian guna menciptakan pasukan tersebut. Setelah memperoleh data yang cukup, maka diadakanlah rapat untuk membentuk pasukan khusus di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Rapat tersebut munculah nama-nama seperti Pasukan Khusus (PASSUS), Pasukan Inti (PATI) dan Brigade Khusus (BRIGSUS). Dengan pertimbangan yang matang maka disepakatilah pasukan tersebut dengan nama Brigade Khusus (BRIGSUS). Pada tanggal November 1994 diadakan Pembrivetan dan Pelantikan (VETTIK) yang pertama kali sehingga pada tanggal 17 November 1994 dijadikan hari lahirnya Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi (BRIGSUS Nagasandhi). Pembrivetan merupakan pengukuhan untuk menjadi anggota Brigade Khusus. Dalam pelaksanaanya Brigade Khusus menggunakan sistem komando dan dipimpin oleh seorang komandan dan diberi kekuasaan untuk mengelola corpsnya secara independen. Untuk

51 37 dapat menjadi anggota Brigade Khusus harus melewati seleksi dan pendidikan terlebih dahulu. Dalam brigsus terdapat 3 jurusan yaitu Pertolongan Pertama (PP), Peraturan Baris Berbaris (PBB) dan Search and Rescue (SAR). Dalam kepramukaan terdapat banyak sekali kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan prinsip dasar kepramukaan dan metode kepramukaan adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatankegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan. Kegiatan itu bervariasi jenisnya (Ilyas dan Qoni, 2012:49). Sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi menjelaskan bahwa gerakan pramuka di IAIN Salatiga sebagai wadah untuk berlatih serta pengembangan diri, baik dibidang kepramukaan, mental, spiritual, maupun dibidang lainnya yang dapat digunakan sebagai bekal dalam kehidupan masyarakat dan bangsa. Adapun aplikasinya menggunakan sistem bina diri, bina satuan dan bina masyarakat. Sebagai sebuah organisasi yang aktif, Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi memiliki progam kerja yang sudah disusun untuk dilaksanakan. Progam kerja itu disusun ketika awal kepengurusan dan akan dilaporkan sebagai laporan pertanggung jawaban ketika di akhir kepengurusan nanti. Progam kerja tersebut disusun mulai dari progam kerja tahunan, progam kerja bulanan, progam kerja mingguan hingga progam kerja harian. Progam kerja tahunan seperti rapat kerja, penerimaan anggota baru, latihan gabungan dengan pangkalan lain, bakti sosial dan laporan pertanggung jawaban.

52 38 Progam kerja bulanan seperti safari Racana, rapat bulanan, donor darah dan lain sebagainya. Progam kerja mingguan seperti latihan rutin, rapat koordinasi kegiatan, bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), ujian SKU dan kegiatan lainnya. Progam kerja harian seperti piket sanggar, diskusi bersama dan menyelesaikan tugas-tugas. Dalam Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga terdapat progam kerja interen dan progam kerja eksteren. Progam kerja interen adalah progam kerja yang dilaksanakan dalam pangkalan sendiri dan progam kerja eksteren adalah kegiatan partisipasi keluar pangkalan seperti menghadiri undangan dari pangkalan lain. Progam kerja tersebut disusun dengan rapi dan dibuat tabel progam kerja kemudian ditempelkan di dinding agar bisa diketahui semua anggota Racana. Progam kerja Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi secara garis besar diantaranya Pendidikan dan Pengkaderan, Pembinaan dan Pengembangan, Keagamaan dan Pengabdian, Umum dan Partisipasi. Dari setiap program secara garis besar dibagi lagi menjadi beberapa kegiatan yang mencerminkan setiap program besar tersebut, seperti PLCPP (Pendidikan dan Latihan Calon Pramuka Pandega), latihan rutin, rapat kerja, Bina SGT (Siaga, Penggalang, Tegak), kegiatan keagamaan dan Peringatan Hari Besar Nasional (PHBN). Pelaksana program kerja Racana Kusuma Dilaga-WoroSrikandhi tersusun dalam Dewan atau pengurus, berikut adalah daftar nama Dewan Racana dan Brigade Khusus Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga periode 2016.

53 39 Tabel 3.1 Daftar Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun 2016 No. Nama Jabatan 1. Dr. Mukti Ali, S.Ag., M. Hum. Pembina Dra. Astuti Sakdiyah, M.Pd Pembina Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana Laili Safa ah Ketua Racana Ahmad Muhaimin Pemangku Adat Nur Hidayati Pemanggu Adat Afif Husein Sekretaris Rifa atul Muna Sekretaris Indri Iswanto Bendahara Fatikhatus Sakdiyah Bendahara Luzman Rifqie Operasional I Edy Setiyawan Operasional II Diah Ayu Sita Resmi Operasional I Febri Dwi Fatmawati Operasional II Saidur Riyadloh Tekpram I Muhammad Maskuri Tekpram II Siti Nur Chasanah Tekpram I Nurul Lailatul Khasanah Tekpram II Al Mudasir Litbang I Muhamad Fitriantono Litbang II Athi Lutfia Litbang I Noviana Diah Riza Litbang II Irvan Dwi Aprianto Kerumahtanggaan I Muhammad Anas Shobirin Kerumahtanggaan II Ovie Varihat El Vithria Kerumahtanggaan I Zaidatul Aslamiah Kerumahtanggaan II Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi

54 40 Tabel 3.2 Daftar Dewan Brigade Khusus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi IAIN Salatiga Tahun 2016 No Nama Jabatan 1 Bayu Prasetyo Komandan Brigade Khusus 2 Sofhatun Jamilah Pemangku Adat Brigade Khusus 3 Lu Luk Suroya Sekretaris Brigade Khusus 4 Metik Fatmasari Bendahara Brigade Khusus 5 Khoirul Alfani Diklat Brigade Khusus I 6 Dyah Puspitasari Diklat Brigade Khusus II 7 Miftahul Falah Logistik Brigade Khusus I 8 Resa Adi Agnesya Logistik Brigade Khusus II 9 Irfan Budi Prasetya Danka PP 10 Muhammad Rafi Naufal Danka Sar 11 Hanif Nurcahya Agustian Danka PBB Sumber : Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi B. METODE PENGUMPULAN DATA Metode merupakan cara untuk mengumpulkan data, dan banyak sekali metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan data sebuah penelitian. Metode mengandung prosedur dan cara melakukan verifikasi data yang diperlukan untuk memecahkan dan menjawab masalah penelitian. Dengan kata lain metode akan memberikan petunjuk bagaimana penelitian itu dilaksanakan. Untuk mendapatkan data yang diperlukan, maka penulis juga memerlukan metode-metode dalam pengumpulan data. Selain itu penulis juga memerlukan instrument dalam pengumpulan data tersebut. Penelitian kali ini metode yang penulis gunakan ada tiga yaitu metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi.

55 41 Metode observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui suatu pengamatan, dengan disertai pencatatan-pencatatan terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran (Fathoni, 2011:104). Data yang ingin diperoleh oleh penulis adalah data mengenai situasi umum IAIN Salatiga dan kegiatan kepramukaan pada Unit Kegiatan Mahasiswa Pramuka Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi Gudep kota salatiga IAIN Salatiga. Metode yang kedua yaitu wawancara. Wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui proses tanya jawab lisan yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang mewawancarai dan jawaban diberikan oleh yang diwawancara (Fathoni, 2011:105). Dalam hal ini menguraikan mengenai pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi IAIN Salatiga melalui penerapan dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani, dan setia), maka penulis melakukan wawancara pada sebagian pengurus dan anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi maupun pihak lain yang sesuai. Metode yang ketiga yaitu dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Arikunto, 2010:274). Dalam melakukan penelitian ini, metode dokumentasi penulis lakukan untuk mengetahui gambaran umum lokasi penelitian yang meliputi, absensi kegiatan, buku induk, foto-foto kegiatan, dan dokumen lain tentang Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi.

56 42 C. TEMUAN PENELITIAN Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan beberapa metode yang telah disebutkan sebelumnya, peneliti mendapatkan data mengenai pembentukan karakter mahasiswa melalui penerapan dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani, dan setia), yaitu dengan cara wawancara kepada sebagian pengurus, anggota Racana dan juga pihak yang sesuai, dalam hal ini adalah beberapa alumni Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Dalam penelitian ini responden yang peneliti gunakan berjumlah 20 orang. Identitas responden sebagai berikut: Tabel 3.3 Daftar Informan Pengurus dan Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi NO. NAMA JABATAN 1. Arsyad Bagus Saputra Ketua Racana Laili Safa ah Ketua Racana Rifa atul Muna Sekretaris Bayu Prasetyo Komandan Brigsus 5. Sofatun Jamilah Pemangku Adat Brigsus 6. Diah Ayu Sita Resmi Anggota Racana 7. Dyah Puspitasari Anggota Racana 8. Luzman Rifqi Anggota Racana 9. Khoirul Alfani Anggota Racana 10. Albarra R.A Anggota Racana 11. Kristina Mayasari Anggota Racana 12. Reigiana Dyah Antari Anggota Racana 13. Al Mu kharomi Zailani Anggota Racana 14. Al Mu rismillah Zailani Anggota Racana 15. Edy Setiyawan Anggota Racana 16. Lu luk Soraya Anggota Racana

57 43 Tabel 3.4 Daftar Informan Racana Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi No. Nama 1. M. Nurul Huda, S.Pd.I 2. Nurrochim, S.Pd.I 3. Saiful Hadi, S.Pd.I 4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I Wawancara kali ini bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai makna karakter, kandungan dasadarma butir ke delapan, dan penerapan dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil wawancara dengan beberapa narasumber diketahui beberapa makna dari karakter antara lain karakter merupakan jati diri pembentuk watak dan juga akhlaqul karimah manusia. M. Nurul Huda mengatakan: Karakter itu pembentuk watak atau perilaku seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk akhlaqul karimah manusia. (wawancara, 11/01/2017) Noor Sahid Manggolo mempertegas tentang makna karakter selain sebagai jati diri juga karakter sebagai refleksi diri ke dunia luar. Setiap apa yang dilakukan mencerminkan apa yang ada di dalam diri seseorang. Karakter itu jati diri seseorang, bisa juga dikatakan sebagai refleksi diri kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti kita tak akan bisa memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang lain. (wawancara, 11/01/2017)

58 44 Sedangkan Saiful Hadi mengatakan bahwa karakter merupakan susunan cara berfikir yang membentuk pola pemikiran seseorang, bisa dikatakan setiap individu pasti memiliki perbedaan satu sama lain. Saiful Hadi berpendapat: Karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar dari diri seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang berkarakter dan mana tidak. (wawancara, 11/01/2017). Karakter juga dimaknai sebagai akhlaq, sifat, budi pekerti, dan tingkah laku. Akhlak atau budi pekerti yang menjadi ciri khas seseorang atau sekelompok orang serta nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat. Laili Syafa ah mengemukakan bahwa karakter itu akhlak atau budi pekerti. Karakter adalah suatu tabiat, akhlaq atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain (wawancara, 20/12/2016). Dipertegas lagi pendapat Khoirul Alfani yang mengemukakan karakter merupakan perilaku yang membedakan antar individu. Perilaku disini yang dilakukan secara sadar tanpa ada paksaan dari manapun, sehingga perilaku yang nampak terlihat natural sebagai pembeda antar individu. Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang individu yang membedakan satu orang individu dengan individu lain (wawancara, 21/12/2016)

59 45 Edy Setiyawan mengemukakan bahwa karakter diartikan sebagai tingkah laku. Karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda. (wawancara, 31/01/2017) Luzman Rifqi mengemukakan karakter itu merupakan sifat dari seorang individu. Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan antar individu (wawancara, 21/12/2016). Setelah mengetahui pendapat responden mengenai makna karakter kemudian peneliti menggali informasi lagi apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah atau tidak. Pada dasarnya karakter bisa dibentuk atau dirubah dengan cara pembiasaan. Proses pembiasaan diri memiliki arti penting dalam kesuksesan membentuk karakter. Untuk itu dalam berhasilnya sebuah pembentukan karakter bukanlah pada perbuatan semata melainkan sebuah pembiasaan, dan dalam mengawali pembiasaan yang positif itu melalui keteladanan yang baik pula di lingkungan seseorang tinggal. M. Nurul Huda berpendapat: karakter yang terbentuk bisa saja dirubah, dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran mahasiswa ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah itu doktrin yang baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal pembiasaan saja. (wawancara, 11/01/2017). Khoirul Alfani juga berpendapat bahwa karakter yang telah dibentuk bisa dirubah dengan cara pembiasaan. Menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya. (wawancara, 21/12/2016)

60 46 Menurut penuturan Sofatun Jamilah karakter yang terbentuk juga bisa dirubah dengan pembiasaan dikehidupan sehari-hari. (wawancara, 24/12/2016). Dipertegas lagi penuturan Kristina Mayasari: Karakter yang terbentuk bisa saja dirubah, misalkan melalui pembiasaan yang baru,mungkin melalui terapi sikap juga bisa merubah karakter seseorang. (wawancara, 23/12/2016). Menurut penuturan Reigiana Dyah Antari: bisa, melalui pendidikan karakter kan bisa, atau mungkin dengan cara pembiasaan perilaku positif (wawancara, 23/12/2016) Sedangkan menurut penuturan Albarra R.A: Menurut saya karakter yang terbentuk bisa dirubah, dengan pembiasaan sehari-hari atau mungkin diterapi psikologi, karena karakter kan berkaitan dengan psikologi (wawancara, 22/12/2016). Data selanjutnya yang ingin diketahui dari wawancara adalah mengenai kandungan dasadarma butir ke delapan, dari hasil wawancara peneliti telah menghimpun beberapa jawaban responden mengenai hal tersebut. M. Nurul Huda berpendapat dengan adanya dasadarma ke delapan setiap anggota pramuka harus memiliki jiwa disiplin dan berani dalam hal apapun. Dari dasadarma ke delapan itu kan mengharuskan kita untuk disiplin dalam hal apapun pastinya, berani, kalau saya mengartikan berani itu dengan slogan jangan bilang tidak bisa sebelum mencoba, nah itu yang saya pakai sampai sekarang dan saya juga berharap anggota Racana juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa tertanam sifat berani dalam dirinya. (wawancara, 11/01/2017) Rifa atul Muna mengungkapkan dasadarma itu berisi aturan untuk disiplin, bersikap berani dan juga setia.

61 47 Dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan anggota pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia. (wawancara, 22/12/2016). Hal ini dipertegas pernyataan Laili Syafa ah yang menyatakan bahwa dasadarma ke delapan itu sebuah aturan yang mengharuskan anggota pramuka bersikap disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan. (wawancara, 20/12/2016). Diperkuat lagi pernyataan dari Diah Ayu Sita Resmi yang menyatakan: Dasadarma ke delapan itu sebuah nilai yang dapat membuat diri kita disiplin waktu, menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan dan setia pada janji. (wawancara, 19/12/2016). Dari beberapa pernyataan tersebut dapat diketahui dasadarma ke delapan mengandung nilai karakter disiplin, berani dan juga karakter setia, sesuai bunyi dari dasadarma ke delapan itu sendiri yaitu Disiplin, Berani dan Setia. Disiplin sendiri memiliki makna sikap untuk berusaha menjalankan aturan. Edy Setiyawan berpendapat: disiplin merupakan sikap seseorang yang berusaha untuk menjalankan aturan yang mengikat. (wawancara, 31/01/2017). Diperkuat lagi pernyataan Albarra R.A: Disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, runtut,tertib dan rajin. (wawancara, 22/12/2016). Berani memiliki makna sebuah tindakan yang tidak mementingkan resiko, Rifa atul Muna berpendapat: berani itu sebuah tindakan yang tanpa melihat resiko yang dihadapi. (wawancara, 22/12/2016).

62 48 Dipertegas pendapat Edy Setiyawan yang menyatakan: berani adalah sikap individu yang dimana tanpa melihat resiko dari sebuah perbuatan, tetapi juga waspada. (wawancara, 31/01/2017). Bayu Prasetyo berpendapat: menurut saya berani itu karakter yang tanpa mempedulikan akibat yang akan dihadapi. (wawancara, 23/12/2016). Setia memiliki makna berpegang teguh pada komitmen, Lu luk Soraya berpendapat: Setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan sebuah sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah hubungan. (wawancara, 26/01/2017). Arsyad Bagus Saputra berpendapat: Setia adalah bertahan dan mempertahankan, dalam situasi apapun pastinya. (wawancara, 19/12/2016) Edy Setiyawan berpendapat: setia itu kalau menurut saya sebuah sikap yang mengharuskan seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas. (wawancara, 31/01/2017). Setelah mengetahui makna karakter dan kandungan dasadarma butir ke delapan, perlu diketahui pula bagaimana penerapan dasadarma butir ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa. Hasil penelitian dan hasil wawancara, pembentukan karakter memang ada di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi. Saat penerimaan anggota baru pun pembentukan karakter sudah dilakukan, seperti yang diungkapkan Kristina Mayasari: Di racana memang ada pembentukan karakter, seperti saat penerimaan anggota itu kan juga merupakan langkah awal Racana dalam pendidikan sekaligus pembentukan karakter. (wawancara, 23/12/2016).

63 49 Pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi secara umum telah dikemas dalam kegiatan-kegiatan yang melibatkan seluruh anggota Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan karakter pun dapat dilakukan, hal ini seperti yang diutarakan Sofatun Jamilah: Kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti terselip pembentukan karakter, contohnya saat latihan rutin PBB diajarkan untuk disiplin, saat anggota racana bina SGT (Siaga,Galang, Tegak) di sekolahan-sekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama baik racana dan juga IAIN Salatiga. (wawancara, 24/12/2016) Anggota racana dilatih untuk bisa membantu seorang pembina dalam melakukan kegiatan kepramukaan di suatu pangkalan. Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak) disini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota Racana di suatu pangkalan Pramuka, baik itu tingkat Siaga, Penggalang, maupun Penegak. Racana bertugas memfasilitasi anggotanya dengan cara menyalurkan ke suatu pangkalan pramuka dan membuat kontroling didalamnya. Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter berani dan setia. Hal yang sama juga diungkapkan Laili Syafa ah: Di racana pembentukan karakter itu ada, kan memang di Racana kegiatan yang dilakukan untuk membentuk karakter anggotanya. (wawancara, 20/12/2016) M. Nurul Huda juga mengutarakan bahwa pembentukan karakter di Racana dikemas dalam kegiatan, beliau berpendapat: Banyak sekali kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter anggotanya, seperti yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana merubah karakter disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun saya masih menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis sampai titik butir nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya menghargai waktu juga saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya

64 50 melihat yang sekarang juga tidak jauh beda dengan yang saya alami dulu. (wawancara, 11/01/2017) Dipertegas lagi dengan pendapat Nurrochim: Kalau selama saya jadi anggota Racana dulu pembentukan karakter itu terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat kegiatan laporan pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun karakter tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang memancing setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan unekunek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin sampai sekarangpun itu masih berlaku. (wawancara, 11/01/2017) Pelaksanaan pembentukan karakter pada anggota Racana ini secara umum dilakukan melalui proses belajar di dalam suatu kegiatan. Dengan adanya kegiatan-kegiatan secara langsung maupun tidak langsung, setiap anggota akan belajar membentuk karakter. Konsep pembentukan karakter yang terkandung dalam setiap kegiatan menggunakan dasar berupa kode kehormatan pramuka yaitu dasadarma yang di dalamnya mengandung nilainilai baik. Dengan demikian pembentukan karakter bisa dilakukan dengan cara menerapkan kandungannya. Diah Ayu Sita Resmi berpendapat: Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk, apalagi melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa dibentuk dengan baik. (wawancara, 19/12/2016) Pernyataan serupa diungkapkan Arsyad Bagus Saputra: Karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka dengan menerapkannya akan membentuk karakter seseorang. (wawancara, 19/12/2016) Laili Syafa ah berpendapat: Karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang pasti akan membentuk karakter siapapun yang menerapkannya. (wawancara, 20/12/2016)

65 51 Dari beberapa pernyataan narasumber tersebut dapat digaris bawahi bahwa dengan menerapkan dasadarma dapat membentuk karakter seseorang. Dari kesepuluh isi dasadarma penelitian ini memfokuskan pada pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma butir kedelapan yaitu disiplin, berani dan setia. Ada beberapa kegiatan yang dapat membentuk karakter sesuai dasadarma ke delapan, contohnya kegiatan rapat rutin yang bisa membentuk keberanian. Menurut penuturan Albarra R.A: Saya juga merasakannya, di racana pembentukan karakter itu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat, anggota diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani. (wawancara, 22/12/2016). Selain kegiatan rapat ada juga kegiatan yang mendorong anggota Racana untuk disiplin yaitu latihan rutin Peraturan Baris Berbaris (PBB). Seperti yang diungkapkan Dyah Puspitasari: Melalui kegiatan-kegiatan di Racana banyak penerapannya, misalnya konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan rutin Peraturan Baris Berbaris melatih disiplin sebagai penerapan dasadarma ke delapan. (wawancara, 21/12/2016). Sebagai wujud bahwa anggota Racana memiliki karakter sesuai dengan Dasadarma butir kedelapan dapat dilihat dari perilaku yang dilakukan. Sebagai contoh anggota Racana melaksanakan sholat tepat waktu sebagai wujud disiplin waktu. Hal ini seperti yang diungkapkan Sofatun Jamilah dan Kristina Mayasari: Contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana yang langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus saat menjadi panitia kegiatan anggota racana berani melaksanakan tugas sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolahsekolah, mereka setia membawa nama baik racana. (wawancara, 24/12/2016).

66 52 Ya seperti yang saya utarakan tadi, bahwa anak racana setelah adanya pendidikan mengalami perubahan karakter disiplin, contohnya seperti sholat berjamaah di sanggar tepat waktu, selalu berusaha tepat waktu menghadiri undangan rapat, dalam forum diskusi maupun rapat lebih bisa berani mengungkapkan pendapat dan juga patuh terhadap aturan ketua. (wawancara. 23/12/2016). Dalam pembentukan karakter perlu diadakannya kedisiplinan, salah satunya adalah kedisiplinan dalam melaksanakan ibadah shalat. Karena dengan disiplin melaksanakan shalat anggota Racana melatih pembinaan disiplin kepribadiannya. Dengan melakanakan shalat, seseorang akan menumbuhkan sikap disiplin, yang dimaksud disiplin disini adalah ketepatan waktu dan kekhusyuan seseorang dalam mengerjakan shalat setiap hari. Dengan pengaturan waktu shalat, akan membuat dampak atau efek disiplin dalam hidup kita. Dengan melaksanakan kewajiban shalat, seseorang dapat menumbuhkan kesadaran akan pentingnya waktu dalam kehidupan seharihari. Selain disiplin waktu anggota Racana juga disiplin diri, seperti penuturan Arsyad Bagus Syaputra: Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha berpakaian rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep. (wawancara, ). Proses pembentukan karakter disiplin ini didasari pengalaman dari setiap anggota Racana di setiap kegiatan yang dilakukan, pengalaman disini adalah keseluruhan peristiwa yang pernah dialami oleh seseorang baik secara langsung maupun tidak langsung dalam perjalanan hidupnya. Pengalaman seseorang juga mempunyai pengaruh terhadap pembentukan karakter.

67 53 Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi mengedepankan pembentukan karakter malalui kegiatan. Setiap anggota diarahkan untuk mengikuti setiap kegiatan yang telah direncanakan. Lingkungan yang dihadapi memberikan pengalaman bagi anggota yang akan membentuk karakternya dan juga mempengaruhi kepribadian. Lingkungan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, keluarga, dan juga mayarakat yang baik terutama di bidang nilai dan kebiasaan-kebiasaan hidup akan membentuk kepribadian, dalam hal ini adalah karakter anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi. Pembiasaan merupakan salah satu faktor penting dalam membentuk dan menempa disiplin, pembiasaan juga merupakan suatu proses yang di dalamnya ada beberapa aturan atau prosedur yang harus diikuti. Misalnya, gerakan-gerakan latihan, mematuhi atau mentaati ketentuan-ketentuan atau peraturanperaturan, proses membiasakan hidup dalam kelompok, menumbuhkan rasa setia kawan, kerja sama yang erat dan sebagainya. Peraturan-peraturan tersebut merupakan faktor-faktor penting dalam suksesnya mencapai tujuan tertentu. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari nilai-nilai karakter tersebut juga sangat penting.

68 BAB IV PEMBAHASAN A. Makna Karakter Agus Zaenul Fitri berpendapat sebagaimana dikutip pada landasan teori karakter diartikan sebagai sifat manusia pada umumnya yang bergantung pada faktor kehidupannya sendiri. Karakter adalah sifat kejiwaan, akhlak, budi pekerti yang menjadi ciri khas seorang atau sekelompok orang. Dipertegas lagi pendapat M. Furqon Hidayatullah bahwa karakter adalah kualitas atau kekuatan mental atau moral, akhlak atau budi pekerti individu yang merupakan kepribadian khusus yang membedakan dengan individu lain. Dari kedua pendapat tersebut dapat diketahui bahwa karakter merupakan pembeda antar individu satu dengan yang lainnya yaitu berwujud budi pekerti yang terpancar dari perilakunya. Hasil wawancara dengan beberapa anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi juga ditemukan makna karakter adalah suatu perilaku yang membedakan individu satu dengan yang lainnya. M. Noor Rohinah menyatakan sebagaimana dikutip pada landasan teori bahwa karakter erat kaitannya dengan kepribadian seseorang dimana seseorang bisa disebut orang yang berkarakter jika tingkah lakunya sesuai dengan kaidah moral. Kaidah moral dalam Pramuka terdapat dalam kode etik Pramuka yaitu Satya dan Dasadarma Pramuka, sebagaimana yang tertera pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, 54

69 55 dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa. Maka jika dikaitkan dengan pramuka karakter merupakan jati diri yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu dasadarma pramuka yang mengandung nilai moral. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan M. Nurul Huda beliau juga berpendapat bahwa karakter itu pembentuk watak atau perilaku seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk akhlaqul karimah manusia. B. Kandungan Dasadarma Butir ke Delapan Berdasarkan data yang diperoleh, dasadarma butir ke delapan apabila diterapkan dengan baik dan benar akan membentuk tiga karakter bagi siapa saja yang menerapkannya yaitu karakter disiplin, karakter berani dan karakter setia. Sebagaimana hasil wawancara dengan M. Nurul Huda beliau menyatakan dasadarma ke delapan itu mengharuskan kita untuk disiplin dalam hal apapun dan berani bertindak. Nilai disiplin, berani, dan setia secara nyata telah disebutkan pula dalam nilai-nilai pembangun karakter bangsa. Menurut Tulus Tu u sebagaimana dikutip dalam landasan teori menyatakan istilah disiplin kerapkali terkait dan menyatu dengan istilah tata tertib dan ketertiban. Istilah ketertiban mempunyai arti kepatuhan seseorang dalam mengikuti peraturan atau tata tertib karena didorong atau disebabkan oleh

70 56 sesuatu yang datang dari luar dirinya. Sebaliknya, istilah disiplin sebagai kepatuhan dan ketaatan yang muncul karena adanya kesadaran dan dorongan dari dalam diri orang itu. Hasil wawancara beberapa responden juga menyatakan bahwa disiplin sebagai sebuah tindakan yang patuh terhadap aturan yang telah disepakati. Menurut Albarra R.A sebagaimana hasil wawancara dia berpendapat disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, runtut, tertib dan rajin. Sikap disiplin yang bisa dilihat di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi adalah saat datang waktu sholat banyak anggota yang segera melaksanakannya. Contoh lain anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi berusaha untuk tidak melanggar aturan. Menurut Indra Munawar yang sudah dikutip pada landasan teori keberanian yaitu adalah suatu sikap untuk berbuat sesuatu dengan tidak terlalu merisaukan kemungkinan-kemungkinan buruk. Ada beberapa ciri-ciri keberanian menurut Indra Munawar antara lain adanya tekad, percaya diri, konsistensi, dan optimisme. Keberanian merupakan suatu kualitas karakter yang mesti dipupuk dalam diri seseorang, dengan demikian anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi harus berani bertindak tanpa harus memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Sebagai contoh harus berani merumuskan kegiatan dan juga berani mempertanggungjawabkan dari hasil kegiatan yang telah dilaksanakan. Hasil pertanggungjawaban semacam ini dilaksanakan pada kegiatan Laporan Pertanggung Jawaban, dari kegiatan inilah karakter berani anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dibentuk.

71 57 Sebagaimana data yang diperoleh pada landasan teori kandungan dasadarma ke delapan yang terakhir yaitu kesetiaan. Setia atau kesetiaan dua kata yang hampir mempunyai kesamaan makna, yaitu mengabdikan keyakinan hati terhadap orang lain yang membuat diri kita merasa aman dan terlindungi, yang membuat kita jadi bahagia, yang membuat kita bisa bertahan hidup dan bisa mengatasi segala permasalahan hidup kita, itulah setia yang hanya bisa dimiliki oleh orang-orang yang berhati tulus dan konsekuen. C. Penerapan Dasadarma Butir ke Delapan Dalam Pembentukan Karakter Mahasiswa Berdasarkan data yang diperoleh, pembentukan karakter yang dilakukan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dikemas dalam kegiatan. Diantara nya kegiatan Latihan Rutin, Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak), dan rapat koordinasi. Latihan rutin merupakan penerapan dari teori belajar behavioristik yang dikemukakan oleh para tokoh psikologi behavioristik seperti Thorndike, Pavlov, Watson dan Guthrie. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh ganjaran (reward) dan penguatan (reinforcement) dari lingkungan. Dengan demikian dalam tingkah laku belajar terdapat jalinan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral dan stimulusnya (Dalyono, 2011). Jadi dapat disimpulkan bahwa teori behavioristik menekankan pada terbentuknya tingkah laku yang nampak sebagai hasil dari proses belajar. Dari tingkah laku tersebut akan membentuk karakter

72 58 seseorang, dan dari latihan ini dapat membentuk karakter disiplin dan keberanian. Latihan rutin adalah kegiatan mingguan di Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi. Tempat dan waktu dalam kegiatan ini menyesuaikan sesuai dengan kesepakatan bersama. Materi yang diberikan tiap pertemuannya berbeda, seperti materi tentang pengetahuan kepramukaan. Selain itu juga latihan Peraturan Baris Berbaris yang melatih kedisiplinan anggota Racana. Latihan rutin dapat dijadikan wahana penambah pengetahuan, disamping pengetahuan yang telah didapatkan di bangku kuliah, selain itu juga dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter karena dalam latihan rutin bisa menanamkan jiwa terbiasa pada anak, dengan jiwa seperti itu maka akan membuat seseorang menjadi mudah dalam mencapai kesuksesan, seperti pepatah yang mengatakan bisa karena terbiasa. Kegiatan selanjutnya yang bisa dijadikan pembentuk karakter sesuai dasadarma ke delapan adalah Bina SGT (Siaga, Galang, Tegak) sebagai belajar praktik langsung di lapangan. Anggota Racana dilatih untuk bisa membantu seorang pembina dalam melakukan kegiatan kepramukaan di suatu pangkalan. SGT merupakan singkatan dari siaga, penggalang dan penegak, yaitu sebutan untuk tingkatan pramuka di masing-masing sekolah, siaga untuk tingkatan sekolah dasar, penggalang untuk tingkatan sekolah menengah pertama dan penegak untuk tingkatan sekolah menengah atas. Bina SGT di sini maksudnya adalah menerjunkan langsung anggota Racana di suatu pangkalan pramuka, baik itu tingkat siaga, penggalang, maupun penegak.

73 59 Racana bertugas memfasilitasi dengan cara menyalurkan ke suatu pangkalan pramuka kemudia membuat kontroling di dalamnya. Bagi anggota Racana yang sudah dianggap mampu maka dia diterjunkan dalam sebuah pangkalan pramuka. Hal ini dilakukan ketika ada sebuah pangkalan pramuka yang meminta permohanan kerjasama pada Racana. Setelah permohonan tersebut disetujui oleh pengurus Racana maka barulah Racana mengirimkan anggotanya yang telah dipandang mampu untuk membantu di pangkalan tersebut dan di sana dia bertugas dalam membantu Pembina ketika menyampaikan materi kepada peserta didik. Materi yang disampaikan sesuai dengan rencana yang telah diprogamkan. Biasanya setiap satu orang diberi tanggungjawab dalam mengelola satu kelas. Dia diberi tugas dalam menyampaikan materi latihan pada kelas tersebut. Kegiatan ini dapat dijadikan kegiatan pembentukan karakter berani bagi mahasiswa karena kita dilatih untuk berani menyampaikan suatu materi pada peserta didik. Melatih seseorang agar dapat berani berbicara di depan forum, menyampaikan ide-ide dan gagasan-gagasannya tanpa merasa malu dan takut. Sebagai mahasiswa dan terlebih lagi sebagai calon pendidik, latihan seperti ini sangat diperlukan agar nantinya ketika diterjunkan di masyarakat sudah siap. Ketika praktek pengembangan lapangan misalnya, latihan seperti ini bisa dijadikan bekal sehingga ketika pelaksanaanya nanti sudah terbiasa dan dapat berjalan dengan baik. Kegiatan selanjutnya rapat koordinasi sebagi sarana belajar memecahkan masalah. Pada dasarnya setiap orang maupun setiap kelompok

74 60 pasti memiliki suatu masalah, karena masalah itu bisa datang dimana saja dan kapan saja, serta bisa menimpa siapa saja tanpa terkecuali. Setiap orang pasti memiliki masalah sendiri-sendiri yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Orang yang berhasil adalah orang yang dapat mengatasi masalahnya dan dapat menemukan jalan keluar dalam memecahkan masalahnya tersebut. Sehingga sangat diperlukan latihan-tatihan dan pembiasaan dalam memecahkan masalah. Salah satu latihan pembiasaan dalam memecahkan masalah adalah melalui rapat dan musyawarah. Dengan rapat dan musyawarah sebuah masalah akan mudah untuk dipecahkan, karena di dalam musyawarah ini akan muncul berbagai pendapat dan solusi. Dengan aktif melaksanakan musyawarah maka akan dapat membatu dalam menghadapi suatu masalah yang datang dan akan menanamkan jiwa tenggang rasa sehingga akan dapat menghilangkan sikap egois. Musyawarah yang dilakukan di Racana merupakan jalan yang dilalui dalam memecahkan sebuah masalah. Musyawarah dalam Racana tersebut terkemas dalam bentuk rapat-rapat koordinasi. Rapat koordinasi merupakan rapat-rapat yang dilakukan ketika mempersiapkan suatu acara di Racana. Rapat tersebut dilaksanakan untuk membahas semua hal yang dibutuhkan ketika akan mengadakan suatu acara. Waktu dan tempat dalam melaksanakan rapat ini menyesuaikan dengan kesepakatan bersama. Rapat koordinasi ini diikuti oleh seluruh dewan Racana dan anggota Racana. Adanya rapat koordinasi seperti ini diharapkan kegiatan yang akan dilaksanakan nantinya akan dapat tertata dan tersusun dengan rapi serta

75 61 kegiatan tersebut dapat terprogam dengan baik. Dengan perencanaan yang baik maka akan melahirkan kegitan yang berkualitas. Rapat koordinasi juga dilaksanakan ketika ada sebuah masalah di Racana. Rapat ini dilaksanakan dalam pemecahan masalah tersebut sehingga dalam Racana semua keputusan adalah hasil dari kesepakatan bersama bukan atas kemauan seseorang. Racana adalah organisasi yang bersifat demokrasi bukan otoriter. Rapat-rapat koordinasi melatih seseorang untuk dapat menyusun dan mempersiapkan sebuah progam kerja dengan baik. Selain itu juga melatih seseorang dalam memecahkan sebuah masalah. Dengan mengikuti rapatrapat koordinasi seperti ini dapat bermanfaat dalam melatih karakter seseorang untuk bisa berani mengungkapkan pendapat ketika ingin bertanya, menyanggah, memberikan kritikan dan saran. Selain itu juga bermanfaat dalam membentuk keberanian berbicara di dalam forum. Pelaksanaan rapat seperti ini akan dapat melatih dalam belajar tata cara berbicara dengan benar dan berkualitas. Sehingga apa yang dibicarakan adalah hal yang bermutu bukan hanya sekedar omong kosong belaka. Pramuka atau kepramukaan maupun gerakan pramuka ini diciptakan untuk dapat memberikan tempat bagi para pemuda mengembangkan sikap positif, kreatif, aktif, dan disiplin, serta sifat-sifat terpuji lainnya. Berdasarkan hal tersebut mengartikan bahwa suatu kegiatan maupun organisasi dibentuk dengan fungsi dan tujuan serta peran tertentu begitu juga dengan kegiatan kepramukaan. Kegiatan kepramukaan semacam itu diharapkan setiap anggota dapat mengembangkan diri sesuai dengan perilaku-perilaku yang terpuji.

76 62 Karena itulah pembentukan karakter yang merupakan suatu sistem maupun kegiatan yang disusun secara sadar guna mendidik dalam hal watak, perilaku, sikap, dan ucapan yang sesuai dengan nilai-nilai karakter dikembangkan dengan berkolaborasi pada kegiatan kepramukaan akan dapat menghasilkan pembelajaran yang efektif, karena adanya kesamaan dalam nilai. Penerapan dasadarma yang diaplikasikan melalui kegiatan kepramukaan akan membentuk pemahaman bahwa melalui kegiatan kepramukaan yang diintegrasikan dengan pendidikan karakter akan membentuk suatu pendidikan terbuka dan ditujukan paling utama untuk mengembangkan perilaku remaja, di dalamnya terdapat berbagai nilai terpuji (nilai-nilai karakter) yang dirancang sebagai suatu unsur dan tujuan utama yang berguna untuk mengembangkan karakter bangsa. Sehingga dengan kegiatan kepramukaan secara rutin tersebut, anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dapat menumbuhkan dan mengembangkan nilai-nilai karakternya. Sebab dalam kepramukaan terdapat beberapa nilai yang sama dengan nilai-nilai karakter. Sehingga antara keduanya dapat saling berkolaborasi dan mencapai tujuan yang sama yakni sebuah bangsa yang kuat dan berkarakter, dalam hal ini dapat terlihat bahwa kepramukaan mampu menjadi media yang efekif dari berbagai model pembelajaran nilai karakter. Itulah cara yang dilakukan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi dalam upaya pembentukan karakter pada mahasiswa yang dikemas dalam bentuk kegiatan-kegiatan. Selain kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan sebelumnya, masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh Racana. Kegiatan-

77 63 kegiatan itu seperti konservasi alam, donor darah, kerohanian, patriotisme dan kegiatan-kegiatan lainnya yang bersifat mendidik. Kegiatan-kegiatan tersebut berguna untuk menambah pengetahuan, menambah pengalaman, menambah relasi, serta sangat berguna dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa. Kegiatan dalam Racana juga bersifat menarik dan menyenangkan dan mengandung pembentukan karakter.

78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijabarkan pada bab-bab sebelumnya oleh peneliti mengenai penerapan dasadarma ke delapan dalam pembentukan karakter mahasiswa, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah pembentukan karakter dilakukan dan dikemas dalam kegiatan-kegiatan Racana. Kegiatan-kegiatan tersebut juga berguna untuk menambah pengetahuan, menambah pengalaman, menambah relasi, serta sangat berguna dalam pembentukan karakter bagi mahasiswa. Dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan racana ternyata memiliki dampak yang besar dalam pembentukan karakter mahasiswa. Kegiatan-kegiatan di racana dalam pembentukan karakter mahasiswa seperti Latihan Rutin sebagai pembiasaan dalam belajar yang dilakukan setiap minggunya, pembinaan pada pangkalan-pangkalan pramuka ditingkat siaga, penggalang dan penegak sebagai sarana belajar praktik langsung di lapangan. Selain kegiatan-kegiatan di atas, kegiatan di racana yaitu rapat koordinasi sebagi sarana belajar memecahkan masalah, masih banyak kegiatan yang dilakukan oleh racana. Kegiatan-kegiatan itu seperti konservasi alam sebagai penerapan dasadarma juga yaitu dasadarma ke dua. Kegiatankegiatan tersebut bertujuan untuk mendidik dan membina kaum muda agar 64

79 65 menjadi manusia yang berkepribadian, berkarakter, berahlak mulia, tinggi kecerdasan dan ketrampilannya, serta kuat dan sehat jasmaninya. Selain itu tujuan gerakan pramuka adalah untuk membentuk warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada negara kesatuan republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna, yang dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas pembangunan bangsa dan negara, memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam lingkungan baik secara lokal, nasional, maupun internasional. Dari kegiatan-kegiatan Racana yang telah disebutkan di atas, dapat bermanfaat sebagai pembentukan karakter bagi mahasiswa. Pembentukan karakter yang dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan kepramukaan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi antara lain: a. Berani berbicara dalam sebuah forum b. Disiplin waktu c. Lebih percaya diri d. Berani dalam menyelesaikan masalah Masih banyak pembentukan karakter yang dapat diperoleh dengan mengikuti kegiatan kepramukaan. Karena fungsi gerakan pramuka adalah untuk mempersiapkan kader bangsa yang memiliki kepribadian kepemimpinan yang berjiwa Pancasila, disiplin, sehat dan kuat mental, moral dan fisiknya. Selain itu juga memiliki jiwa patriot yang berwawasan luas dan dijiwai nilai-nilai perjuangan yang diwariskan oleh para pejuang bangsa.

80 66 Serta memiliki kemampuan untuk berkarya dengan semangat kemandirian, berfikir, kreatif, inovatif, dan dapat dipercaya, berani dan mampu menghadapi tugas-tugas. Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar karakter mereka bisa terbentuk melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang mereka ikuti. Menurut hasil analisis data yang diperoleh ketika wawancara mengenai pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma mahasiswa ternyata sebagian besar mereka berpendapat bahwa kegiatan kepramukaan sangat membantu dalam pembentukan karakter. Melalui kegiatan kepramukaanlah pembentukan karakter dapat dilakukan. Dengan menggunakan metode yang menarik, menantang, mendidik dan menyenangkan akan membuat seseorang tidak merasa jenuh dan bosan dalam belajar. Dalam pramuka juga dilatih untuk bisa membina dirinya sendiri, membina satuannya dan membina masyarakat sehingga sangat berguna sebagai bekal ketika terjun di masyarakat. Dengan demikian, jika disimpulkan pembentukan karakter di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi dilakukan melalui berkegiatan. B. Saran Bagi Pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi saran dari penulis agar pengurus Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan mampu bekerja lebih optimal dalam menjalankan kegiatan-kegiatan yang sudah diprogramkan agar hasil yang didapat lebih memuaskan. Pengurus racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan dapat lebih memprogamkan kegiatan-kegiatan di Racana, kegiatan tersebut direncanakan

81 67 dengan matang, disusun dengan rapi kemudian dilakukan dengan maksimal sehingga hasil yang didapatkan bisa memuaskan. Pengurus racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapankan dapat menjaga keutuhan anggotanya dan dapat mendidik anggotanya dengan baik terutama dalam pembentukan karakternya melalui kegiatan-kegiatan kepramukaan yang telah diprogamkan dengan baik. Saran untuk anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan lebih semangat lagi dalam mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di Racana karena dengan aktif mengikuti kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan karakter dalam diri dapat dilakukan. Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi diharapkan senantiasa dapat memanajemen waktunya dengan baik agar dapat berimbang antara kuliah dengan kegiatan-kegiatan racana sehingga antara organisasi dan kuliah keduanya dapat dilaksanakan dengan baik, dengan begitu akan menjadikan seseorang yang pintar dalam ilmu kuliah juga bagus dalam berorganisasi. Saran untuk mahasiswa umum maupun masyarakat supaya mengetahui bahwa pembentukan karakter mahasiswa dapat dilakukan dalam kegiatankegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi di IAIN Salatiga. Kepada Mahasiswa umum dan masyarakat agar jangan lagi memandang pramuka sebagai kegiatan yang tidak bermanfaat karena seperti anak kecil yang kerjanya hanya tepuk tangan dan bernyanyi saja, karena ternyata kegiatan pramuka manfaatnya sangat besar sekali untuk diri sendiri dan orang lain dan dalam kegiatan kepramukaan berguna dalam

82 68 pembentukan karakter, watak dan mental. Kepada Mahasiswa umum dan masyarakat disarankan agar mau menerima dan mendukung seluruh kegiatankegiatan kepramukaan yang positif dan bersifat mendidik terutama kegiatankegiatan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi di IAIN Salatiga Saran bagi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga diharapkan dapat mengetahui bahwa pembentukan karakter mahasiswa di IAIN Salatiga dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sehingga Racana memberikan kontribusi yang besar bagi IAIN Salatiga terutama dalam pembentukan karakter mahasiwa. Kepada IAIN Salatiga diharapkan agar tetap mendukung kegiatan-kegiatan kepramukaan yang dilakukan oleh Racana Kusuma Dilaga- Woro Srikandhi. Kepada IAIN Salatiga diharapkan dapat menginformasikan dan menghimbau bagi mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan-kegiatan kepramukaan karena melalui kegiatan-kegiatan tersebut pembentukan karakter mahasiswa dapat dilakukan.

83 DAFTAR PUSTAKA Ali, Mukti Komunikasi Antarbudaya dalam Tradisi Yogyakarta: Pustaka Ilmu Group Agama Jawa. Amirulloh Teori Pendidikan Karakter Remaja Dalam Keluarga. Bandung: Alfabeta Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Daradjat, Zakiah, Akhlak Tasawuf. Jakarta:PT Raja Gafindo Persada Djamarah, Syaiful Bahri Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta Fathoni, Abdurrahmat Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi. Jakarta: Rineka Cipta Fitri, Agus Zaenul Pendidikan Karakter Berbasis Nilai dan Etika di Sekolah. Yogyakarta: Arruz Media Hidayatullah, M.Furqon Guru Sejati Membangun Insan Berkarakter Kuat dan Cerdas. Surakarta: Yuma Pustaka Ilyas dan Qoni Buku Pintar Pramuka.Yogyakarta: Familia Islamuddin, Haryu Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Kesuma, Dharma dkk Pendidikan Karakter: Kajian Teori dan Praktik di Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya Muslich, Masnur Pendidikan Karakter Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional. Jakarta: Sinar Grafika Offset Rohinah, M. Noor Mengembangkan Karakter Anak Secara Efektif Di Sekolah Dan Di Rumah. Yogyakarta: Pedagogia Samani, Muchlas dan Hariyanto Konsep dan Model Pendidikan Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset Semiawan, Conny R Penerapan Pembelajaran Pada Anak. Jakarta: PT Ideks Shochib, Moh Pola Asuh Orang Tua Dalam Membantu Anak Mengembangkan Disiplin Diri. Jakarta: Rineka Cipta Sugihartono Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Suparlan Mendidik Hati Membentuk Karakter. Yokyakarta: Pustaka Pelajar

84 Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: CV. Andi Ofsset Syukur, Abdul Dkk Konsep Dasar Materi Pendidikan Kepramukaan. Salatiga: STAIN Salatiga Press Tebba, Sudirman Seri Manusia Malaikat. Togyakarta: Scripta Perenia Tu u, Tulus Peran Disiplin pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta: Grasindo Wibowo, Agus Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Zubaedi Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya Dalam Lembaga Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Zulkifli. L Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya Faqihan, 2010, Arti Setia, (Online), ( diakses 23 Agustus 2016) Indra, 2010, Pengertian dan Ciri-Ciri Keberanian (Psikologi), (Online), ( diakses 12 Juni 2016)

85

86

87 Daftar Informan NO. NAMA KODE JABATAN 1 Arsyad Bagus Saputra TANGGAL WAWANCARA ABS Ketua Racana Desember Laili Safa ah LS Ketua Racana Desember Rifa atul Muna RM Sekretaris Desember Bayu Prasetyo BP Komandan Brigsus 23 Desember Sofatun Jamilah SJ Pemangku Adat Brigsus 24 Desember Diah Ayu Sita Resmi DA Anggota Racana 19 Desember Dyah Puspitasari DP Anggota Racana 21 Desember Luzman Rifqi LR Anggota Racana 21 Desember Khoirul Alfani KHA Anggota Racana 21 Desember Albarra R.A ALB Anggota Racana 22 Desember Kristina Mayasari KM Anggota Racana 23 Desember Reigiana Dyah Antari RD Anggota Racana 23 Desember Lu luk Soraya LL Anggota Racana 26 Januari Al Mu rismillah Zailani Al Mu kharomi Zailani MR Anggota Racana 29 Januari 2017 MK Anggota Racana 29 Januari Edy Setiyawan ES Anggota Racana 31 Januari 2017

88 HASIL WAWANCARA 1. Apa karakter itu? ABS : Karakter adalah watak dan tingkah yang dimiliki individu LS: Karakter adalah suatu tabiat, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain RM: karakter itu sifat yang dimiliki seseorang, yang antar individu pasti berbeda BP: karakter merupakan sifat seseorang yang terbentuk karena kebiasaan yang dilakukan SJ: Karakter itu sikap yang membedakan satu orang dengan orang lain DA: karakter adalah sikap,yang dimana mamiliki nilai-nilai yang baik DP: Karakter adalah sesuatu yang dibawa individu sebagai ciri khas LR: Karakter adalah sifat yang melekat pada individu yang membedakan antar individu KHA: Karakter adalah watak, budi pekerti dan perilaku seseorang individu yang membedakan satu orang individu dengan individu lain ALB: Karakter adalah suatu watak yang satu sama lain tidak ada yang sama KM: karakter itu sebuah sifat yang dimiliki setiap individu yang antara satu dengan yang lain tidak sama RD: karakter itu bentuk tindakan seseorang yang dibentuk sejak dini MK: karakter merupakan suatu dasar pembentuk kepribadian seseorang MR: karakter itu kepribadian yang dimiliki seseorang

89 ES: karakter bisa diartikan sebuah tingkah laku yang terbentuk dan melekat pada individu,berarti setiap individu itu berbeda-beda LL: karakter itu pembeda antar individu yang mempengaruhi watak dan perilakunya 2. Menurut anda, faktor Apa saja yang dapat mempengaruhi karakter seseorang? ABS : Faktor keluarga, teman, lingkungan, pendidikan dan media LS: Faktor genetik atau warisan dari orang tua, pendidikan, lingkungan sosial dan juga besarnya tekad dan kejelasan tujuan hidup seseorang RM: yang paling berpengaruh pastinya keluarga BP: faktor lingkungan, seperti lingkungan masyarakat dan lingkungan sekolah SJ: Faktor pendidikan, faktor lingkungan DA: faktor internal dan eksternak, faktor internal itu dari diri sendiri sedangkan faktor eksternak dari lingkungan keluarga, sekolah atau organisasi yang ia jabat DP: Ya yang pasti adalah individu itu sendiri, keluarga, masyarakat serta pergaulan di lingkungan belajar LR: Faktor Pendidikan,keluarga dan teman bermain KHA: Faktor Keluarga, lingkungan, teman sebaya dan pengalaman yang empiris ALB: Faktor keluarga yang paling utama, karena dari keluarga kita mengenal pertama kali tentang sesuatu KM: faktor yang paling berperan ya lingkungan keluarga masing-masing

90 RD: ada faktor yang berasal dari diri sendiri ada juga faktor dariluar,yang dari luar faktor keluarga berperan sangat penting MK: faktor intern individu dan juga dari luar, seperti genetik, faktor lingkungan keluarga maupun pendidikan MR: menurut saya faktor yang paling dominan itu keluarga, karena keluarga itu awal kita mengenal lingkahlaku ES: kalau saya sih lebih condong ke faktorlingkungan pendidikan, karena kan di lingkungan pendidikan kita diajarkan tentang segala sesuatu LL: kalau saya pribadi faktor yang paling berpengaruh yaitu faktor keluarga 3. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah? Dengan cara seperti apa? ABS : Bisa, dengan cara dilatih dan dibiasaan LS: Bisa, salah satu upaya merubah sebuah karakter dapat melalui dengan pendidikan yang mengimplementasikan pembentukan karakter yang diharapkan RM: bisa saja, asal ada kemauan dan terus belajar pastinya BP: pastinya bisa, yaitu dengan cara mencontoh dari lingkungan dan dilakukan terus-menerus SJ: Bisa, dengan pembiasaan di kehidupan sehari-hari DA: bisa berubah, untuk merubah karakter seseorang itu dengan cara memperlihatkan atau mempengaruhi setiap hari dan pastinya diimbangi dengan usaha dalam merubah diri dengan menekuni hal yang ingin dirubah DP: Bisa, bisa dirubah dengan kebiasaan yang dilatih terus

91 LR: Bisa dirubah, yaitu dengan motivasi dan doktrin serta lingkungan hidup KHA: menurut saya karakter yang sudah terbentuk itu bisa dirubah yaitu dengan cara pembiasaan dan dorongan motivasi yang kuat pastinya ALB: Menurut saya bisa, dengan pembiasaan sehari-hari atau mungkin diterapi psikologi, karena karakter kan berkaitan dengan psikologi KM: bisa saja dirubah, misalkan melalui pembiasaan yang baru,mungkin melalui terapi sikap juga bisa merubah karakter seseorang RD: bisa,melalui pendidikan karakter kan bisa, ata mungkin dengan cara pembiasaan perilaku positif MK: bisa, melalui pendidikan pastinya MR: karakter bisa saja dirubah, asalkan ada kemauan ES: bisa,dengan cara terapi mungkin, seperti terapi psikologi LL: menurut saya bisa saja karakter dirubah, misalkan dengan cara membiasakan apa yang ingin dirubah 4. Dari mana seharusnya karakter dibentuk? ABS : Yang jelas dari lingkungan keluarga dan dibiasakan sejak dini LS: Diawali dengan lingkungan keluarga pastinya,selanjutnya lingkungan sosial dan lingkungan sekolah atau pekerjaan RM: dari diri sendiri dulu,baru lingkungan keluarga BP: dari lingkungan keluarga, karena keluarga kan tempat pertama kita mengenal sesuatu SJ: Dari lingkungan keluarga, karena kan keluarga merupakan tempat seseorang mengenal sesuatu hal

92 DA: dari diri sendiri pastinya, kemudian dukungan orang tua dan lingkungan sekitar DP: Dari lingkungan keluarga LR: Dari keluarga serta lingkungan masyarakat KHA: Dari lingkup keluarga dan diri sendiri ALB: Dari lingkungan keluarga pastinya KM: dari lingkungan keluarga pastinya RD: dari diri sendiri dulu,ada kemauan untukberubah atau tidak MK: dari lingkungan keluarga yang diterapkan sejak kecil MR: dari keluarga, lingkungan terkecil dulu ES: yang pasti daari keluarga LL: dali lingkungan keluarga,khususnya orangtua 5. Bagaimana peran lingkungan pendidikan dalam membentuk karakter? ABS : Sangat berperan, tingkat pemikiran dan pemahaman di lingkungan seseorang tinggal akan sangat membantu untuk bertindak LS: Lingkungan pendidikan memiliki pearan selain mencerdaskan juga memiliki peran membentuk sikap jujur, disiplin,keberanian RM: ya berperan membiasakan saja apa yang mungkin telah dibawa anak didik dari rumah BP: peran lingkungan pendidiakan sebagai media pembiasaan saja SJ: Lingkungan pendidikan juga sangat berperan setelah keluarga,karena lingkungan pendidikan memberikan pengalaman selain di keluarga

93 DA: lingkungan membantu mewujudkan karakter yang berbudi pekerti dan berkarakter baik DP: Sangat berperan, karena lingkungan pendidikan juga berperan dalam membentuk karakter LR: Di Indonesia tidak terlalu signifikan, yang paling utama itu lingkungan keluarga dan masyarakat KHA: Peran lingkungan pendidikan sangat penting, yaitu dalam pendidikan tujuannya adalah pembentukan karakter peserta didik ALB: Lingkungan pendidikan kan setelah keluarga, jadi di lingkungan pendidikan pasti akan terbiasa dengan apa yang didapat di rumah KM: lingkungan pendidikan kan setelah keluarga,jadi ya perannya tidak begitu besar dibanding keluarga RD: menurut saya lingkungan pendidikan juga berperan begitu besar dalam pembentukan karakter seseorang, karena didalamnya ada pendidikan karakter MK: lingkungan pendidikan juga sangat berperan kalau masalah pembentukan karakter, karena didalamnya ada proses belajar yang melibatkan anak didik, nah melalui pendidikan itu terselip pendidikan karakter MR: peran lingkungan pendidikan ya sebagai wadah pembentukan karakter anak ES: lingkungan pendidikan berperan sebagai pengolah kepribadian yang sudah dimiliki seseorang dengan cara pendidikan LL: peran lingkungan pendidikan sepertihalnya lingkungan keluarga yang memberikan contoh kepada peserta didik 6. Nilai karakter apa yang biasa dibentuk di lingkungan pendidikan?

94 ABS : Nilai karakter disiplin, religius, kreatif, mandiri dan lain sebagainya LS: Religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, tanggungjawab RM: banyak sih yang bisa dibentuk, seperti kedisiplinan, keberanian, kejujuran BP: karakter disiplin, jujur, toleransi, kreatif SJ: Yang paling menonjol itu sikap disiplin, kerjasama, dan menghargai DA: nilai sosial, supaya dalam lingkungan masyarakat bisa ikut partisipasi DP: Banyak sih, yang pesti disiplin dan tanggung jawab LR: Banyak, misalnya disiplin,kreatif dan kemandirian KHA: Religius,disiplin, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif,mandiri dan lain-lain ALB: Kedisiplinan, kreatif, tanggung jawab KM: biasanya seperti karakter disiplin, toleransi, tanggung jawab, dan mandiri RD: yang paling menonjol itu karakter disiplin MK: kalau dilingkungan pendidikan itu karakter disiplin yang paling ditekankan MR: kalau menurut saya karakter yang biasa dibentuk dilingkungan pendidikan itu kerjakeraas, kreatif dan mandiri ES: ya sesuai dengan 18 pembentukan karakter dari kementrian pendidikan, seperti disiplin,berani, toleransi, kerja keras,kretif, mandiri

95 LL: karakter disiplin, kretif,suka membaca 7. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada pembentukan karakter? Seperti apa? ABS : Ya tentu ada, setiap kegiatan yang disusun di racana itu sebenarnya melatih anggota untuk membentuk karakter, jadi di racana itu pembentukan karakter melalui kegiatan yang berdasarkan kode kehormatan pramuka, yaitu tri satya dan dasadarma LS: Ada, memang di Racana kegiatan yang dilakukan untuk membentuk karakter anggotanya RM: ada, melalui penerapan tri satya dan dasadarma yang dikemas dalam kegiatan-kegiatan di racana BP: pastinya ada, di racana pembentukan karakter itu dilakukan sejak penerimaan anggota baru yaitu PLCPP, dan selanjutnya melalui kegiatan-kegiatan yang telah disusun sebelumnya SJ: Ada, kan ada banyak kegiatan racana, nah setiap kegiatan itu pasti terselip pembentukan karakter, contohnya saat latihan PBB diajarkan untuk disiplin, saat anggota racana mengajar pramuka di sekolahansekolahan,mereka dituntut untuk setia slalu membawa nama baik racana dan juga IAIN Salatiga DA: ada, dengan adanya tugas organisasi akan mempengaruhi pembentukan karakter anggota DP: Jelas ada, terutama kedisiplinan, karena mengacu pada dasadarma yang diterapkan melalui kegiatan LR: Sangat ada, karena di Racana memang untuk membentuk karakter mahasiswa

96 KHA: ada,seperti penerapan dasadarma pramuka, kan dasadarma mengandung nilai yang baik yang apabila diterapkan pasti akan membentuk karakter ALB: Ada, saya juga merasakannya, diracana pembentukan karakter itu dilakukan melalui kegiatan-kegiatan, contohnya kegiatan rapat,anggota diharapkan berani berpendapat, otomatis membentuk karakter berani KM: ada, seperti saat penerimaan anggota itu kan juga merupakan langkah awal Racana dalam pendidikan karakter RD: ada, kan memang di racana itu tempatnya para mahasiswa di didik untuk lebih berkarakter MK: ada, saya sendiri juga merasakan bahwa mengikuti racana bisa membentuk karakter saya, seperti berani berpendapat saat rapat, kan saking seringnya ikut rapat jadi lebih berani berpendapat MR: ada, menurut saya diracana itu penbentukan karakter itu melalui kegiatan-kegiatan yang ada, seperti ARR,kita sebagai anggota dituntut untuk berani terjun langsung di masyarakat. ES: ada, kalau saya pribadi pembentukan karakter di racana itu melalui penerapan dasadarnma, contohnya konservasi alam, itu kan penerapan dasadarma ke dua, contoh lain latihan rutin dengan materi PBB, disana kita diajarkan kedisiplinan LL: ada,racanaitu melakukan pembentukan karakter anggota dengan cara berkegiatan 8. Karakter apa yang diharapkan pada diri anggota Racana sebagai mahasiswa? ABS : Jujur, religius, disiplin, kreatif serta mandiri LS: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif,peduli sosial RM: disiplin, kreatif dan mandiri

97 BP: tanggungjawab dan disiplin tinggi SJ: Ya seperti disiplin,berani, cinta alam, toleransi DA: karakter yang berakhlak dari luar maupun dari dalam diri mahasiswa sehinggamenghasilkan kaum intelek dan terus berkarya DP: Disiplin, tanggung jawab, mahir handal dan profesional LR: Berbudi luhur dan disiplin KHA: Karakter yang sesuai dengan dasadarna dan trisatya ALB: Disiplin, bertanggung jawab, kreatif KM: seperti disiplin,pemberani dalam ambil keputusan, dan yang pasti religius RD: ya karakter mulia, sepertireligius, jujur,teleransi, disiplin MK: karakter disiplin, tanggungjawab, mandiri MR: karakter kerjakeras dan disiplin ES: karakter jujur,disiplin,dan mandiri LL: disiplin, toleransi, mandiri dan kreatif 9. Contoh Karakter apa yang di bentuk di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi? ABS : Religius, disiplin, kreatif, mandiri LS: Tanggung jawab dalam mengemban amanah dalam menjalankan sebuah kegiatan, disiplin aturan yang ada RM: kedisiplinan, kreatif, mandiri, dan tanggung jawab BP: kedisiplinan, toleransi, kerjakeras,pantang menyerah

98 SJ: Kedisiplinan, yang dilaksanakan malalui pelatihan PBB DA: diajarkan untuk sesalu ucap salam ketika bertemu sesama anggota, ini melatih karakter religius anggota, kemudian sebisa mungkin melaksanakan sholat berjamaah, sebagai wujud disiplin waktu dan juga kewajiban DP: Bertanggung jawab atas tugas yang dibebankan di Racana LR: Rela berkorban, disiplin dan setia KHA: Religius,disiplin,kerja keras dan toleransi ALB: Karakter disiplin sangat kuat dibentuk di Racana KM: kedisiplinan, melalui pembiasaan mentaati peraturan racana, patuh kepada ketua RD: pemberani, ada saat anggota racana diajak untuk diskusi saat rapat, dan saat itu dituntut untuk berani menyampaikan ide MK: disiplin, berani, tanggung jawab, kreatif MR: kreatif, mandiri, kerjakeras, dan toleransi ES: yang saya rasakan itu pembentukan karakter kerjakeras,karena tiap kali ada kegiatan kita sebagai anggota itu dituntut untuk bekerjakeras agar kegiatan itu terlaksana dengan baik LL: kalau sebagai anggota, saya merasakan adanya pembentukan karakter berani, t erutama berani saat mengungkapkan pendapat saat rapat 10. Seberapa penting karakter bagi anggota Racana sebagai mahasiswa? Alasannya? ABS : Sangat penting, karena karakter seseorang akan mempengaruhi sistem kerja mereka, otomatis kan apabila orang itu berkarakter baik kerja mereka juga baik

99 LS: Penting sekali, karena Racana merupakan organisasi yang kuat maka dibutuhkan sekali sebuah karakter yang baik di tubuh anggota Racana RM: penting sekali, karena dengan memiliki karakter akan membuat kita sebagai mahasiswa dipandang bisa mempengaruhi orang disekitar kita BP: penting mas, karena kan karakter itu yang membuat kita lebih bisa menguasai diri kita dan memberikan contoh di lingkungan sekitar SJ: Sangat penting, karena karakter itulah yang akan membuat seseorang bisa menonjolkan kualitas diri DA: penting sekali, karena dalam mencetak akhlakul karimah,intelektual dan punya karya yang sangat dibanggakan DP: Sangat penting, karena sebagai anggota Racana juga berperan sebagai mahasiswa yang harus mempunyai tujuan hidup LR: Sangat penting, karena fase mahasiswa membentuk jati diri kedepannya KHA: Sangat penting, karena seorang mahasiawa tentunya harus berkarakter, apalagi anggota Racana harus dan wajib berkarakter ALB: Penting sekali, karena tanpa karakter yang kuat, mahasiswa tidak akan jadi agen perubahan KM: penting sekali,karakter kan merupakan landasanseseorang membawa diri dilingkungan mereka berada, jadi apabila orang itu berkarakter mulia pasti akan menguasailingkungannya RD: penting banget, karena dengan karakter baik akan mengantarkan orang itu untuk lebih jadi individu yang bermanfaat MK: penting banget mas, dengan memiliki karakter yang baik otomatis kehidupan kita jadi lebih terarah

100 MR: menurut saya penting, karena karakter itu akan menentukan kita dalam mengambil tindakan ES: penting,alasannya ya karena karakter itu yang bisa menunjukkan seberapa kualitas diri kita LL: penting banget, trutama untuk memberikan pengaruh pada lingkungan kita berada 11. Apa Dasadarma itu? ABS : Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka dalam bentuk sepuluh ketentuan LS: Dasadarma itu ya aturan bagi anggota pramuka RM: dasadarma itu pedoman dalam berperilaku bagi anggota pramuka BP: dasadaarma itu merupakan tata kelakuan bagi anngota pramuka SJ: Dasadarma itu sepuluh asas dasar untuk pramuka DA: dasadarma adalah sepuluh kehormatan yang memiliki nilai baik,seperti halnya pendidikan karakter DP: Dasadarma adalah kode etik gerakan pramuka sekaligus sebagai pedoman bagi anggota pramuka LR: Dasadarma adalah pedoman bagi anggota pramuka KHA: Dasadarma adalah kehormatan anggota pramuka yang dijadikan patokan dan dasar dalam bertingkah laku ALB: Dasadarma itu sepuluh ketentuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuka

101 KM: dasadarma itu pedoman atau kode etik yang digunakan dalam organisasi kepramukaan yang dimana pedoman tersebut menjadi landasan kepramukaan RD: dasadarma itu dasar aturan bagi seorang pandu untuk menjadi seorang yang berkepribadian baik MK: dasadarma merupakan sepuluh landasan bagianggota pramuka untuk bertindak MR: dasadarma itu sepuluh aturan yang digunakan anggota pramuka untuk membentuk karakter ES: dasadarma itu sepuluh ketentuan moral bagi seorang pramuka LL: dasadarma itu dasar pembentukan moral anggota pramuka 12. Apa yang anda pahami dari Dasadarma butir ke delapan (disiplin, berani dan setia)? ABS : Pramuka harus disiplin, berani dalam kebaikan dan setia dalam kebenaran LS: Sebuah aturan yang mengharuskan anggota pramuka bersikap disiplin, lebih berani bertindak dan setia pada aturan RM: dasadarma butir kedelapan itu ya aturan yang mengharuskan anggota pramuka agar disiplin, mempunyai sikap berani dan juga setia BP: ya bahwa pramuka itu mempunyai aturan harus disiplin berani dan setia SJ: Sikap yang harus dimiliki oleh seorang pramuka yaitu disiplin,berani dan setia

102 DA: sebuah nilai yang dapat membuat diri kita disiplin waktu, menghargai waktu,berani dalam mengambil keputusan dan setia pada janji DP: Merupakan patokan bagi anggota pramuka itu harus disiplin pada aturan, berani dalam bertindak benar dan setia akan janji yang sudah dibuat LR: Merupakan wujud dari karakter yang penting bagi individu, terutama bagi anggota pramuka KHA: Bahwa anggota pramuka itu harus disiplin,berani dan setia pada setiap aktifitasnya ALB: Pramuka diharuskan bersikap disiplin, berani dalam kebenaran dan setia akan janji pramuka KM: sikap yang harus dimiliki oleh anak pramuka dalam wujud disiplin diri, berani bertindak dan setia akan sumpah RD: bahwa anak pramuka harus disiplin tinggi dan pemberani MK: aturan yang mengarahkan anggota pramuka harus disiplin,berani dan setia MR: ketentuan bahwa pramuka itu harus bersikap disiplin, mempunyai keberanian dan juga setia dan patuh ES: aturan yang menunjukkan sikap disiplin berani dan setia itu harus dimiliki angoota pramuka setia LL: sebuah ketentuan moral anak pramuka yang harus disiplin berani dan 13. Apa yang bisa diperoleh dari Dasadarma butir kedelapan? ABS : Sikap kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan

103 LS: Sebuah sikap disiplin dan berani yang akan menentukan kejelasan suatu tujuan hidup RM: apabila diterapkan kita pasti bersikap disiplin BP: ya kedisiplinan, keberanian dalam apapun, dan juga sikap setia akan kebenaran SJ: Disiplin dalam melaksanakan segala sesuatu, berani dalam mejalankan tugas dan setiadalam menjalankan tanggung jawab DA: dapat menjadi pribadi yang disiplin dalam keseharian dan melakukan hal-hal yang bermanfaat DP: Lebih bisa bersikap disiplin dalam hal apapun dan berani bersikap yang positif LR: Dapat disiplin waktu, lebih berani dalam hal positif KHA: Sikap disiplin, berani dan setia ALB: Melatih diri lebih disiplin,lebih berani dalam keputusan, berani menerima saran dari orang lain dan bertahan dengan pendapat sendiritetapi tidak egois dan tetap toleran KM: yang pasti kediplinan, baik untuk diri sendiri maupun orang lain RD: anak pramuka memperoleh pembentukan karakter disiplin,berani dan setia MK: perilaku yang mencerminkan kedisiplinan, sikap berani dan juga kesetiaan MR: apabila diterapkan pasti akan membuat diri pribadi yang disiplin akan semua hal ES: ya pasti sikap disiplin, mempunyai keberanian dan juga memiliki jiwa yang setia

104 LL: perilaku disiplin, sikap yang berani dan juga pasti setia akan janji 14. Apa makna Disiplin menurut anda? ABS : Menurut saya disipilin itu tepat dan sesuai dengan apa yang seharusnya LS: Disiplin itu menjalankan suatu hal yang sudah diatur dengan sadar tanpa sebuah tekanan RM: disiplin itu sikap yang patuh akan aturan BP: menurut saya disiplin itu aturan yang mengharuskan diri kita untuk senantiasa patuh SJ: Disiplin itu taat, tertib dalm melaksanakansesuatu DA: disiplin itu taat, patuh dalam menghargai waktu dan apapun sesuai aturan DP: Disiplin adalah tingkah individu dalam melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan kaidah yang berlaku dan sesuai dengan aturan LR: Disiplin adalah dapat melaksanakan segala sesuatu dengan baik dan penuh tanggung jawab KHA: Disiplin adalah melakukan sesuatu sesuai porsinya dan sesuai dengan tempatnya ALB: Disiplin itu melaksanakan segala sesuatu sesuai aturan yang berlaku, runtut,tertib dan rajin KM: disiplin itu melaksanakan kegiatan sesuai aturan RD: disiplin itu melakukan apa yang telah direncanakan MK: disiplin itu melakukan sesuai aturan yang telah disepakati MR: disiplin merupakan sikap taat akan aturan

105 ES: disiplin merupakan sikap seseorang yang berusaha untuk menjalankan aturan yang mengikat LL: disiplin itu patuh terhadap peraturan 15. Apa makna Berani menurut anda? ABS : Berani menurut saya adalah tidak bersembunyi dibalik orang lain LS: Berani merupakan sikap yang selangkah lebih maju dari yang lain RM: berani itu sebuah tindakan yang tanpa melihat resiko yang dihadapi BP: menurut saya berani itu karakter yang tanpa mempedulikan akibat yang akan dihadapi SJ: Berani itu tidak takut, mantab dalam berbuat DA: berani itu tanpa rasa takut dalam menghadapi apapun yang sesuai kebenaran DP: Berani adalah tidak ketakutan terhadap segala sesuatu yang sesuai dengan peraturan LR: Berani itu tidak takut menghadapi segala sesuatau dan permasalahan dengan adanya dasar yang kuat KHA: Berani adalah kuat menghadapi segala permasalahan dan tantangan dengan berani namun harus berdasarkan kebenaran ALB: Berani itu kemampuan hati seseorang dalam mengalahkan ketakutan berpendapat,mengkritisi,dan menerima hal positif maupun negatif KM: berani itu tidak pernah takut mengambil keputusan RD: berani itu sebuah tindakan tanpa menyalahkan orang lain,tetapi tidak menyalahi aturan

106 MK: berani itu sikap pantang menyerah MR: berani merupakan perbuatan yang didasarkan kebenaran ES: berani adalah sikap individu yang dimana tanpa melihat resiko dari sebuah perbuatan, tetapi juga waspada LL: menurut saya berani itu tidak ada keraguan dalam melangkah 16. Apa makna Setia menurut anda? ABS : Setia adalah bertahan dan mempertahankan, dalam situasi apapun pastinya LS: Setia itu sikap percaya yang dilaksanakan dengan sebuah sikap untuk mengikutinya RM: setia itu sebuah komitmen terhadap janji BP: setia merupakan kondisi dimana seseorang taat akan sebuah janji SJ: Setia itu selalu menepati janjinya DA: setia itu istiqomah dalam hal apapun DP: Setia adalah sikap seseorang yang berpegang teguh akan sebuah janji LR: Setia merupakan tanggung jawab atas segala sesuatu serta tidak melenceng KHA: Setia adalah patuh, taat terhadap sesuatu ikatan atau komitmen ALB: Setia itu bertahan dalam suatu ketetapan atau prinsip yang sudah ditanam pada diri sendiri agar lebih tertata KM: kemampuan menjalankan sesuai ucapan, istiqomah RD: setia itu konsisten MK: setia itu sikap yang konsisten terhadap apapun

107 MR: setia itu sebuah tindakan yang mengikat seseorang akan komitmen ES: setia itu kalau menurut saya sebuah sikap yang mengharuskan seseorang untuk memenuhi sebuah komitmen awal mas LL: setia itu berhubugan dengan komitmen, jadi setia bisa dikatakan sebuah sikap yang memegang teguh sebuah komitmen awal dalam sebuah hubungan 17. Adakah karakter disiplin, berani dan setia pada diri anggota Racana? Contohnya seperti apa? ABS : Pastinya ada, contohnya seperti saat anggota selalu berusaha berpakaian rapi, berani berpendapat, setia iuran Gudep LS: Pastinya ada, karena raasa percaya dan memilikinya, maka anggota akan menjalankan dan mengikuti segala apa yang diatur dan apa yang harus dijalankandi badan organisasi. Contohnya Berani membentuk sebuah program kerja, menyusun dan melaksanakan program kerja hingga akhir, serta hadir didalamnya RM: ada mas, contohnya saat kita laporan pertanggungjawaban itu mas, saya sendiri merasakan saat laporan itu kita dituntut disiplin, selain disiplin waktu disiplin disini juga berupa kepatuhan kita kepada pimpinan, selain disiplin kita juga dituntut berani dalam mempertanggungjawabkan apa yang kita lakukan saat kegiatan berlangsung BP: selama saya jadi anggota karakter tersebut itu ada mas, contohnya gampang ditemukan disanggar yaitu saat datang waktu sholat banyak anggota yang segera melaksanakan sholat di sanggar berjamaah,ini kan disiplin waktu kanmas SJ: Ada, contohnya ketika datang waktu sholat, banyak anggota racana yang langsung melaksanakan sholat, ini kan wujud disiplin waktu, terus saat menjadi panitia kegiatananggota racana berani melaksanakan tugas

108 sebagai panitia, kalau setia istu saat anggota mengajar ke sekolahsekolah, mereka setia membawa nama baik racana DA: adasekali, dalam kegiatan menepati waktu dan menghargai,mengambil keputusan pada saat rapat dan komitmen dalam kinerja menjadi dewan DP: ada, Ketika kegiatan anggota racana datang tepat waktu, itu wujud nyata bahwa anggota memiliki karakter disiplin berani dan setia sesuai dasadarma ke delapan yaitu disiplin berani dan setia LR: ada,contohnya tepat waktu saat berkegiatan, lebih berani dalam berpendapat saat rapat maupun saat melaporkan hasil kegiatan KHA: ada, contohnya dalam belajar dan bertanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari itu lebih berani, misal saat kita terjun langsung di masyarakat di kegiatan ARR, kita kan dituntut berani menghadapi masyarakat yang pastinya memiliki pemikiran yang berbeda beda, nah disana kita harus mampu memberi usulan usulan ALB: Ada, saya juga merasakannya Teman-teman itu lebih disiplin waktu, dan satu komando,berani memberi masukan apabila perlu tambahan,mereka berani bicara di forum KM: ada, setelah melalui pendidikan di racana saya juga merasakan diri saya lebih disiplin,disiplin waktu terutama dan berani berpendapat RD: ada, kan memang kita dididik untuk disiplin, berani dan setia, contoh gampangnya dapat dilihat saat laporan pertanggungjawaban,saat itu anggota pasti akan lebih disiplin dalam melaksanakannya dan juga berani menyampaikan yang akan dilaporkan MK: ada mas, jelas sekali dapat dilihat saat berkegiatan, dari awal rapat pembentukan panitia sampai akhir kegiatan kita dituntut unuk disiplin

109 waktu,berani mengambil resiko saat kegiatan dan setia dari misi di kegiatan tersebut MR: ada, saya juga merasakan setelah jadi anggota racana itu lebih bisa menghargai waktu, apalagi saat kita berhadapan dengan pembina Racana, kita dituntut untuk disiplin dan berani ES: ada,saya melihat teman-teman itu dari waktu ke waktu ada perubahan soal disiplin diri, contohnya itu saat awal masuk di Racana teman teman itu seakan menyepelekan waktu itu lho mas, nah setelah mengikuti kegiatan kegiatan yang dituntut untuk disiplin dan berani seakan-akan mereka itu sudah terbiasa dengan disiplin dan lebih berani bersikap LL: ada lah mas, sejak awal masuk racana kan kita diajarkan disiplin dan berani, contohnya ya dapat dilihat saat kegiatan yang mengharuskan kita disiplin, saya melihat teman teman itu selalu disiplin waktu saat kegiatan 18. Adakah manfaat penerapan dasadarma? Apa manfaatnya? ABS : Ya ada, itu pasti,dengan menerapkan dasadarma bisa membentuk sikap, mental, dan karakter LS: Ada, Dengan menerapkan dasadarma,nilai-nilai karakter sudah pasti terpenuhi RM: pastinya ada, kan dasadarma itu berisi nilai-nilai baik, nah apabila diterapkan pasti akan membentuk pribadi yang baik pula BP: ya pasti ada, manfaatnya apabila diterapkan dengan baik saya yakin akan membentuk pribadiyang berkarakter baik sesuai kandungan dasadarma SJ: Ada, dengan menerapkan dasadarma itu menumbuhkansikap-sikap yang sesuai dengan norma yang baik, saya sendiri juga baru berusaha menerapkannya, salah satunya sikap disiplin

110 DA: Ada, dalam kehidupan sehari-hari penerapan dasadarma bila diterapkan ada manfaatnya, yakni salah satunya musyawarah di lingkungan masyarakat, kita tahu isi atau kandungan dengan cara mengaplikasikannya setiap hari dan tidak mengingkari ataupun tidak menjalankan, seperti bertaqwa kepada Tuhan, itu berisi bahwa kita harus mengimaninya DP: ada, dengan menerapkan dasadarma kepribadian anggota Racana jadi lebih baik LR: ada,banyak Kandungan dasadarma apabila diaplikasikan dalam kehidupan bisa untuk sarana menata diri agar lebih baik KHA: ada, Dengan menerapkan dasadarma sikap perilaku kita akan lebih baik lagi dan kita akan memiliki akhlak dan budi pekerti yang baik ALB: Ada, Banyak sekali manfaatnya, dari dasadarma ke satu sampai sepuluh tersemat halbaik, yang bila dilaksanakan akan bermanfaat bagi kehidupan KM: ada, banyak sekali manfaatapabila isi dasadarma diterapkan sungguh-sungguh,karena didalamnya terdapat nilai luhur bagi kehidupan manusia, misalnya kita diajarkan untuk disiplin, mencintai alam sekitar RD: ada, dengan menerapkan dasadarma kita diajarkan untuk selalu bersikap positif seperti cinta alam dan kasih sayang sesama manusia, itu kan bagus sekali kalau diterapkan MK: mas, nilai-nilai positif dalam dasadarma apabila diterapkan ya pasti akan berdampak baik pada yang menerapkannya MR: ada, manfaatnya ya apabila dasadarma diterapkan pasti akan membentuk mental dan karakter yang baik, tahu sendiri lah mas isi dasadarma itu kan banyak mengandung nilai-nilai karakter

111 ES: kalau melihat kandungan dasadarma pasti ada manfaatnya apabila diterapkan pasti akan membuat sikap kita jadi lebih baik LL: ya kalau memang benar-benar diterapkan pasti manfaatnya sangat bagus, kalau melihat isi kandungannnya yang begitu menjunjung nila nilai positif 19. Apakah karakter bisa dibentuk melalui penerapan Dasadarma? bagaimana? ABS : Bisa, karena dalam dasadarma mengandung nilai-nilai baik maka dengan menerapkannya akan membentuk karakter seseorang LS: Bisa, karena di dalam dasadarma terkandung nilai-nilai baik yang pasti akan membentuk karakter siapapun yang menerapkannya RM: bisa, Kan dalam dasadarma mengandung nilai-nilai karakter yang baik, kalau di Racana pembentukan karakter itu dilakukan dengan adanya kegiatan yang didasarkan pada dasadarma BP: bisa, didasadarma itu ada nilai karakter yang banyak, dan apabila diterapkan dengan baik pasti akan membentuk karakter, lahkah penerapannya itu kalau di Racana sudah terselip dalam kegiatan, contohnya dasadarma ke dua diterapkan dalam kegiatan Konservasi alam SJ: Bisa, ya dengan mengamalkan apa yang menjadi kandungan dasadarma, misalnya taqwa kepada tuhan, dengan melaksanakannya pasti akan jadi orang yang berkarakter religius DA: Karakter adalah sikap, jadi besar kemungkinan bisa dibentuk, apalagi melalui dasadarma, karena nilai dari karakter sama dengan nilai dasadarma, dengan metode dan prinsip yang benar maka karakter bisa dibentuk dengan baik DP: bisa, melalui kegiatan-kegiatan di racana banyak penerapannya, misalnya konservasi alam,itu kan penerapan dasadarma ke dua, latihan PBB melatih disiplin

112 LR: bisa, dengan mempraktekkan kandungan dasadarma KHA: bisa, misal ketua racana memerintahkan sesuatu sebisa mungkin anggota mematuhinyasebgai wujud disiplin terhadap aturan pimpinan ALB: Bisa,karena dasadarma itu panduan pembentukan karakternya anak pramuka. Ya dengan menerapkan isi nya, misal cinta alam pada dasadarma kedua,diracana ada kegiatan konservasi alam sebagai penerapan dasadarma KM: bisa saja, asalkan kandungannya dipahami dulu,setelah itu apabila diterapkan pasti akan berpengaruh pada karakter seseorang RD: bisa, kan dasadarma didalamnya terdapat nilai karakter yang baik, pasti apabila diterapkan ya membentuk karakter seseorang MK: bisa, dasadarma itu kan aturan bagi anggota pramuka, nah apabila diterapkan pasti akan membentuk karakternya MR: bisa, saya sendiri merasakan setelah saya belajar menerapkan dasadarma, seperti disiplin, saya berusaha menerapkannya dengan melaksanakan sholat tepat waktu, dan itu membuat saya merasa kedisiplinan itu mengalir seiring berjalannya waktu ES: bisa saja, apabila diterapkan dengan baik pasti akan membentuk karakter siapa saja yang menerapkannya LL: bisa, kalau yang saya tahu selama diracana penerapan seperti itu dilakukan melalui kegiatan 20. Adakah penerapan Dasadarma di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi? Seperti apa? ABS : Ada, sampai sekarang banyak upaya dalam penerapan dasadarma melalui kegiatan-kegiatan

113 LS: ada, contohnya Setiap anggota diajarkan sikap tolong menolong seperti ketika dibutuhkan bantuan kesehatan anggota siap, anggota diharapkan hadir tepat waktu ketika kegiatan sebagai wujud disiplin dan melaksanakan kegiatan PHBI sebagai wujud religius RM: ada, kegiatan yang dilakukan di racana itu kan upaya dalam membentuk karakter mahasiswa dan juga sebagai penerapan dasadarma BP: ada, contoh penerapannya melalui kegiatan, konservasi alam misalnya, itu kan penerapan dasadarma ke dua,bisa juga saat latihan rutin PBB,penerapan dasadarma ke delapan SJ: Ada, banyak sekali kegiatan yang didalamnya mengandung pendidikan karakter, contohnya disiplin berani dan setia, setiap anggota akan diajak untuk berlatih membentuk kedisiplinan, keberanian dan kesetiaan DA: sangat ada, termasuk keseharian atau pada saat melaksanakan program kerja di racana, melalui kegiatan itulah dasadarma dapat diterapkan, mulai dari disiplin waktu dan yang lain, pada saat kegiatan intra kampus maupun ekstra kampus, disitulah kita diberi tanggung jawab untuk mengemban semua tugas yang kita dapatkan, dari sana kita dididik supaya berkarakter DP: ada, anggota racana dilatih memiliki jiwa sosial yang tinggi tidak hanya mementingkan diri sendiri LR: ada, penerapannya banyak di kegiatan kalau itu mas KHA: ada, kalau saya melihat dan apa yang saya rasakan penerapanseperti itu saat kegiatan, secara gak sadar sih ALB: Ada, akan tetapi belum semuanya diterapkan, penerapannya biasanya lewat kegiatan, misalnya kegiatan latihan PBB,itu melatih disiplin, saat latihan gabungan itu melatih banyak hal, seperti keberanian, kerja keras, mandiri

114 KM: ada, misalnya saat kegiatan Amalan Ramadhan Racana, disana anggota racana diajarkan untuk peduli sesama, saat latihan PBB anggota racana dituntut untuk disiplin RD: ada, penerapannya biasanya melalui sebuah kegiatan, misalnya saat latihan gabungan, disana anggota racana diajarkan untuk disiplin, berani mengikuti tantangan materi latihan MK: ada, secara gak sadar dalam setiap kegiatan di racana itu sudah bentuk menerapkan dasadarma, seperti konservasi alam itu kan wujud menerapkan dasadarma ke dua MR: ada, kalau saya juga merasakan penerapannya itu tidak secara langsung tetapi pada akhirnya baru sadar gitu lho mas, lewat kegiatankegiatan gitu lah ES: ada, saya melihat penerapan dasadarma itu tidak begitu terlihat, tapi secara tidak langsung itu membentuk karakter kami sebagai anggota Racana, misal saat kita ikut latihan rutin PBB,itu kan bisa membentuk karakter disiplin kita, meski tidak instan kita bisa disiplin LL: ada, selama saya di Racana setiap kegiatan yang saya ikuti itu terdapat pembentukan karakternya, contohnya itu saat Latihan Gabungan, disana saya merasakan kedisiplinan itu penting,ini kan menunjukkan karakter disiplin dibentuk didalamnya 21. Karakter seperti apa yang bisa diperoleh melalui penerapan Dasadarma Pramuka? ABS : Yang pasti karakter yang sesuai dengan harapan keluarga,bangsa dan agama seperti disiplin,tanggung jawab,keberanian,setia, kreatif LS: Kita lebih religius, toleransi antar sesama, disiplin waktu, kerja keras,kreatif,mandiri,peduli sosial dan tanggung jawab RM: seperti disiplin, berani dan tanggung jawab

115 BP: karakter disiplin, toleransi, religius SJ: Toleransi,disiplin, berani, religius DA: seperti tanggung jawab dalam mengemban tugas, dapat dipercaya sebagai dewan racana dan semua yang terkadang dalam dasadarma dapat kita peroleh DP: karakter religius, jujur, kreatif, disiplin LR: jujur,disiplin, kreatif, mandiri dan yang pasti peduli sesama KHA: karakter yang religius, toleran, disiplin,patuh, jujur, bertanggung jawab dan lain sebagainya ALB: Kita lebih toleransi antar sesama, disiplin waktu KM: kalau diterapkan kita pasti akan lebih disiplin, religius, toleransi dan juga berani RD: karakter religius, disiplin,berani, cinta alam MK: karakter yang sesuai isi dasadaarma pastinya,seperti disiplin,berani, toleransi dan juga kerja keras MR: karakter berani,karakter disiplin, karakter kerja keras dan karakter religius ES: banyak yang bisa diperoleh sih,misalnya disiplin,keberanian, karakter religius sebagai wujud dasadarma ke satu dan masih banyak lagi LL: karakter yang menonjolkan bahwa itu anak pramuka, yaitu kreatif dan mandiri 22. Apakah anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi sudah menerapkan Dasadarma khususnya butir ke delapan? Contohnya seperti apa?

116 ABS : Sudah, walapun belum semuanya di terapkan, contohnya seperti mentaati peraturan di sanggar, itu yang utama saya amati selama jadi dewan Racana LS: Siap sudah, contohnya Ya seperti merayakan peringatan hari besar islam, konservasi alam sebagai wujud cinta alam, menjalankan sebuah kegiatan RM: sudah, contohnya selalu berusaha menepati waktu BP: sudah, selama saya jadi dewan di Racana yang saya amati anggota itu berusaha tidak melanggar atauran SJ: sudah, selama saya jadi dewan contohnya anggota itu Selalu berusaha mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud disiplin pada aturan DA: sudah meski belum sepenuhnya dilaksanakan, mulai dari dewan maupun anggota bertanggung jawab atas Racana,seperti selalu melaksanakan program kegiatan yang telah disusun, disiplin akan tugas DP: sudah, tapi belum semuanya, menerapkan sifat hemat, terutama saat kegiatan LR: ya, sudah,meski tidak semua dasadarma, contohnya disiplin waktu, terutama saat kegiatan KHA: sudah, contohnya karakter disiplin yang diimplementasikan dalam kegiatan ALB: sudah Selalu sedia mengikuti aturan di Racana, sebagai wujud disiplin pada aturan KM: sudah, kami selalu berusaha untuk tidak melanggar aturan, itu aja RD: sudah, saya sendiri berusaha untuk selalu mentaati aturan di sanggar, dan juga melaksanakan perintah ketua

117 MK: sudah, secara tidaklangsung kita selalu menerapkannya di setiap kegiatan,contohnya ya kita berusaha datang tepat waktu saat ada rapat MR: sudah meski tidak semuanya sadar, contohnya kalau saya pribadi berusaha patuh pada ketua sebagai wujud disiplin aturan dari ketua ES: sudah, saat rapat dan LPJ secara tidak langsung kita menerapkan dasadarma ke delapan yaitu sikap berani LL: sudah, cantoh realnya seperti berusaha sholat tepat waktu sebagai wujud disiplin waktu 23. Apa harapan anda terkait pembentukan karakter melalui penerapan Dasadarma? ABS : saya berharap semoga pramuka dengan dasadarmanya menjadikan solusi untuk membentuk karakter yang lebih efektif dan mengena lebih jauh dan menyeluruh LS: Harapan saya terhadap pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma ialah terbentuknya karakter bangsayang baik, karena bangsa yang memiliki karakter ialah bangsa yang dihuni oleh masyarakat yang berkarakter yang baik.pramuka sebagai wadah pendidikan nonformal yang menaungi penerapan dasadarma dimana karakter yang akan dibentuk dari dasadarma sangat real dan aplikatif dalam penerapannya,bukan hanya teori RM: saya berharap,dengan dasadarma itu bukan hanya anggota racana yang bisa menerapkannya BP: saya Cuma berharap kandungan dasadarmaitu diterapkan dengan sebaik-baiknya SJ: Saya berharap semua kandungan dasadarma bisa dipahami semua orang, karena dasadarma mengandung nilai karakter baik

118 DA: melalui dasadarma ini saya berharap anak pramuka menjadi insan yang berguna bagi nusa bangsa dan agama serta menjadi pedoman untuk diri kita DP: saya berharap penerapan dasadarma dapat diterapkan semaksimal mungkin LR: saya berharap anggota racana lebih bisa mengaplikasikan apa yang terkandung di dasadarma dalam kehidupan sehari hari KHA: harapan saya semakin banyak orang yang menyadari betapa pentingnya karakter dan pembentukannya melalui dasadarma ALB: Harapan saya, karakter anggota Racana lebih tertata,karena dasadarma merupakan acuan dalam pembentukan karakter seseorang, terutama anggota pramuka KM: saya berharap untuk isi kandungan dasadarma bisa diaplikasikan di setiap kegiatan, yang nantinya pasti akan membentuk karakter anggota racana RD: kalau saya berharap racana lebih giat lagi menerapkan dasadarma dalam kegiatan yang nantinya bisa mempengaruhi karakter seluruh anggota racana MK: saya berharap di racana khususnya dasadarma bisa diterapkan secara lebih mendalam, agar karakter yang terbentuk itu lebih terasa MR: harapan saya anggota racana sadar bahwa dengan menerapkan dasadrama bisa membentuk karakter mereka ES: saya berharap semua anggota pramuka bisa menerapkan dasadarma LL: saya berharap dengan penerapan dasdarma karakter yang ada di dalamnya bisa menancap dengan kuat di setia porang yang menerapkannya

119 Daftar Informan Alumni Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi No. Nama 1. M. Nurul Huda, S.Pd.I 2. Nurrochim, S.Pd.I 3. Saiful Hadi, S.Pd.I 4. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I Hasil wawancara 1. Apa makna karakter menurut anda? M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter itu pembentuk watak atau perilaku seseorang, jika dikaitkan dengan pramuka karakter itu sebuah jati diri yang berlandaskan kode etik pramuka yaitu satya dan dasadarma pramuka, dan jika dikaitkan dengan agama karakter itu sebuah perilaku yang yang membentuk akhlaqul karimah manusia. Nurrochim, S.Pd.I: karakter itu sebuah tingkah laku yang membuat seseorang bisa dikenali sebagai manusia sesungguhnya. Saiful Hadi, S.Pd.I: karakter itu semacam pola pemikiran yang terpancar dari diri seseorang, dari sana kita bisa simpulkan mana orang yang berkarakter dan mana tidak. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: karakter itu jati diri seseorang, bisa juga dikatakan sebagai refleksi diri kita ke dunia luar, tanpa adanya itu pasti kita tak akan bisa memperlihatkan seberapa kemampuan kita bagi orang lain. 2. Menurut anda, Apakah karakter yang sudah terbentuk bisa dirubah? Dengan cara seperti apa? M. Nurul Huda, S.Pd.I : karakter yang terbentuk bisa saja dirubah, dengan cara pendoktrinan nilai-nilai karakter, kalau ditataran mahasiswa

120 ini lebih mudah untuk memasukkan doktrin-doktrin, entah itu doktrin yang baik atau buruk, nah setelah pendoktrinan ini tinggal pembiasaan saja Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran,silahkan amati saja para alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin,itu kan proses pembelajaran di Racana juga Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak mudah, merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun 3. Bagaimana dengan di Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandhi, apakah ada pembentukan karakter? Seperti apa? M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, khususnya di brigsus itu banyak sekali materi-materi pendidikan karakter, seprti karakter disiplin, karakter taqwa, karakter saling membantu, jiwa sosial,jiwa korsa ada semua disitu Nurrochim, S.Pd.I: bisa, dengan pembelajaran,silahkan amati saja para alumni,banyak yang memiliki karakter disiplin,itu kan proses pembelajaran di Racana juga Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, jelas itu, tetapi ya butuh proses yang panjang pastinya, tidak serta merta berubah begitu aja, kalau di racana perubahan karakter semacam itu dapat didapat seiring anggota rajin mengikuti

121 kegiatan, pasti tujuan dari kegiatan yang diadakan mengandung nilai karakter yang akan membentuk siapa saja yang terlibat didalamnya Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa saja dirubah, tetapi menurut saya tidak mudah, merubah karakter seseorang diperlukan pengaruh yang kuat dari lingkungan sekitar, lingkungan itu berpengaruh sangat besar lho dalam hal ini, misalnya yang saya rasakan di racana lingkungan diracana secara tak lngsung telah mempengaruhi karakter saya, terutama hal disiplin, saya dulu dituntut untuk selalu menepati waktu ketika ada kegiatan apapun 4. Apa makna dasadarma menurut anda? M. Nurul Huda, S.Pd.I : dasadarma itu kode etik pramuka, yang didalamnya mengandung banyak sekali nilai-nilai karakter Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya lebih kepada aturan bagi pramuka untuk menjalankan tugasnya sebagai pramuka Saiful Hadi, S.Pd.I: saya memaknai dasadarma sebagai tolak ukur kepribadian anggota pramuka, kepribadian anggota pramuka seharusnya bisa dilihat dari dasadarma Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kalau menurut saya itu aturan,dimana aturan ini dijadikan kode etik pramuka dalam bertindak, kalau sesuai dasadarma anggota pramuka itu tidak bisa berbuat semaunya sendiri, semuanya sudah diatur di dalamnya, misalnya dasaadarma pertama mengatur kita agar selalu senantiasa taqwa haya pada Tuhan Yang Maha Esa. 5. Adakah manfaat jika dasadarma diterapkan dalam kehidupan sehari-hari? M. Nurul Huda, S.Pd.I : ada, manfaatnya banyak sekali. Dari segi religius kita diajarkan untuk selalu bertqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.dasadarma kedua mengajarkan kita selalu tadabur alam, bersyukur kepada alam, dari segi sosial dengan menerapkan dasadarma yang rela menolong tan tabah kita bisa bermanfaat bagi sesama, banyak sekali manfaatnya.

122 Nurrochim, S.Pd.I: jelas ada, bahkan dalam melakukan segala sesuatu jika kita menengok dasadarma semuanya akan terarah dengan baik Saiful Hadi, S.Pd.I: manfaatnya banyak sekali, dengan catatan diterapkan dengan baik, jika asal-asalan ya percuma juga,cuma dapat capek. Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: ada, dari dasadarma kita bisa mengambil nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, misalnya kita ambil nilai disiplin dalam dasadarma ke delapan, dengan menerapkannya pasti akan membentuk kepribadian kita jadilebih disiplin 6. Apakah karakter bisa dibentuk dengan cara menerapkan dasadarma pramuka? M. Nurul Huda, S.Pd.I : bisa sekali, dari dasadarma satu sampai sepuluh itu jika diterapkan semua, insyaallah akan menjadikan manusia yang sempurna, sebagai contoh dasadarma ke satu yang berbunyi Taqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa,ini karakter religiusnya,banyak lagi karakter yang bisa dibentuk melalui penerapan sperti itu. Karakter disiplin ada,karakter sosial ada,karakter berni ada, komplitlah. Nurrochim, S.Pd.I: bisa mengingat isi dasadarma yang sangat komplek akan nilai karakter pasti sangat bisa dan sangat membantu dalam pembentukan karakter siapa saja yang menerapkannya. Saiful Hadi, S.Pd.I: bisa, bukan Cuma karakter yang akan terbentuk jika dasadrma itu diterapkan, tetapi juga membentuk pola berfikir yang positif Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: bisa, yang pasti dengan ikut pramuka. Mengingat apa yang termaktup dalam dasadarma tidak Cuma karakter saja yang bisa dibentuk,tetapi juga yang lainnya 7. Apa yang anda pahami dari dasadarma ke delapan? M. Nurul Huda, S.Pd.I : dari dasadarma ke delapan itu kan mengharuskan kita untuk disiplin dalam hal apapun pastinya, berani, kalau saya mengartikan berani itu dengan slogan jangan bilang tidak bisa

123 sebelum mencoba, nah itu yang saya pakai sampai sekarang dan saya juga berharap anggota Racana juga menerapkan hal seperti ini supaya bisa tertanam sifat berani dalam dirinya. Nurrochim, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu mengarahkan agar kita selalu disiplin dan berni karena banyak sekali orang sukses itu berawal dari kedisiplinan dan juga keberanian, maka dari itu bersyukurlah jadi anak pramuka, karena segala sesuatunya sudah diatur dalam dasadarma. Saiful Hadi, S.Pd.I: dasadarma ke delapan itu semacam aturan yang mengharuskan anggota pramuka harus disiplin,berani dan setia, para perumus dasadrma mungkin sudah sudah memikirkan efek dari kandungan dasadarma itu jika diterapkan secara maksimal, dan efeknya bisa mempengaruhi sikap manusia Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya memaknai dasadrma ke delapan sebagai pedoman hidup,bahwasanya hidup perlu adanya kedisiplinan, keberanian, dan kesetiaan 8. Apakah di racana sudah menerapkan dasadarma ke delapan? Dengan cara seperti apa? M. Nurul Huda, S.Pd.I : sudah, khususnya di pendidikan brigsus banyak sekali agenda yang menerapkan dasadarma ke delapan, seperti pelatihan baris-berbaris,itu mendidik supaya disiplin,ada juga saat musrac mussus, disana anggota racana dituntut untuk berani bicara. banyak sekali kegiatan di Racana yang bisa membentuk karakter anggotanya, seperti yang saya alami saat pendidikan Brigsus, disana merubah karakter disiplin saya dalam makan dan sampai sekarangpun saya masih menerapkannya, bahwa makan itu harus sampai habis sampai titik butir nasi sekecil apapun, dan bagaimana cara saya menghargai waktu juga saya dapatkan di kegiatan Brigsus. Kalau saya melihat yang sekarang juga tidak jauh beda dengan yang saya alami dulu.

124 Nurrochim, S.Pd.I: sudah, kalau selama saya jadi anggota Racana dulu pembentukan karakter itu terjadi saat ikut kegiatan, misalnya saat kegiatan laporan pertangungjawaban, secara otomatis itu membangun karakter tanggungjawab lho, ada lagi dalam kegiatan rapat yang memancing setiap anggota yang hadir untuk berani bicara menyampaikan unek-unek, itu juga membentuk karakter berani mereka dan mungkin sampai sekarangpun itu masih berlaku. Saiful Hadi, S.Pd.I: sudah,kalau saya dulu penerapan semacam ini dirancang dalam tujuan sebuah kegiatan di racana, yang materinya memuat pembentukan karakter yang ada dalam dasadarma ke delapan, di pendidikan brigsus misalnya, ada banyak sekali materi-materi tentang itu semua, tinggal nantinya para peserta kegiatan sadar atau tidak dengan apa yang mereka dapatkan Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: sudah, semua penerapan dasadarma itu terrangkum dalam kegiatan, jadi kalau ditanya penerapannya seperti apa ya dengan adanya kegiatan-kegiatan di racana 9. Apakah anda melihat ada karakter yang sesuai dalam dasadarma ke delapan di diri anggota Racana? M. Nurul Huda, S.Pd.I : selama saya menghadiri agenda racana banyak melihat anggota yang berusaha disiplin waktu, ini sebagai contoh bahwa anggota Racana memiliki sifat atau karakter disiplin itu tadi dan seperti yang saya katakan tadi bahwa pembentukan karakter di racana itu lewat kegiatan, jadi jika mau tahu anggota itu berkarakter atau tidak bisa dilihat setelah mengikuti beberapa kegiatan yang dilaksanakan Nurrochim, S.Pd.I: ada, sebagai contoh para alumni saja,banyak sekali alumni yang sukses karena disiplin dan berani, kalau yang saya lihat sekarang juga ada karakter anggota yang sesuai dengan dasadaarma ke delapan, contoh ini tadi lah, kegiatan upgreding dan raker, saya lihat mereka berusaha bekerja sesuai jadwal yang ada,ini kan disiplin waktu

125 Saiful Hadi, S.Pd.I: yang saya amati sih ada karakter semacam itu, terutama anak-anak brigsus, setiap kali mengadakan kegiatan mereka selalu menyempatkan untuk sholat tepat waktu sebagai cara mendisiplinkan diri dengan waktu, karena yang sering saya datangi itu acara brigsus jadi ya kurang lebih saya bisa menilai karakter dari seorang brigsus. Dikaitkan lagi dengan kegiatan di brigsus banyak materi tentang kedisiplinan dan keberanian, termasuk materi kegiatan yang bisa membentuk karakter Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: dasadarma kedelapan itu disiplin berani dan setia, dan selama saya amati karakter yang sesuai dengan itu jelas ada di anggota racana, contohnya yang saya temukan itu ketika berkegiatan mereka tak melupakan shollat tepat waktu, itu kan disipin waktu, dulu saat disuruh membuat laporan dan melaporkan hasil kegiatan, secara tidak langsung saya merasakan adanya sikap berani untuk bertanggung jawab. Dan masih banyak lagi contoh lainnya 10. Apa harapan anda berkaitan dengan pembentukan karakter melalui penerapan dasadarma? M. Nurul Huda, S.Pd.I : saya berharap dengan adanya mengikuti kegiatan pramuka khususnya di racana, anggota racana memiliki karakter yang kuat sesuai dasadarama dan jadi orang sukses, dan kalau mau jadi orang hebat jadilah pramuka Nurrochim, S.Pd.I: saya berharap kandungan dasadarma dikemas dalam kegiatan dan dimantabkan lagi, mengingat banyak sekali manfaatnya salahsatunya bisa membentuk karakter anggota racana Saiful Hadi, S.Pd.I: harapan saya anggota racana itu bisa menghayati tujuan dari setiap dasadarma Noor Sahid Manggolo, S.Pd.I: saya berharap pembentukan karakter dengan penerapan dasadarma itu terus digencarkan, terus dilakukan agar

126 nantinya setiap anggota dapat menghayati isi dari dasadarma itu sendiri yang sangat bermanfaat kedepannya

127

128

129 SKKM Nama Program Studi : M. Arief Mufti Habibi : PAI (Pendidikan Agama Islam) Nim : Dosen PA Fakultas : Suwardi, M.Pd. : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan NO KEGIATAN OPAK STAIN SALATIGA 2010 USER EDUCATION OLEH UPT PERPUSTAKAAN STAIN SALATIGA AMALAN RAMADHAN RACANA KE-12 PLCPP XX OLEH RACANA STAIN SALATIGA NATIONAL WORKSHOP OF ENTREPRENEURSHIP AND BASIC COOPERATION 2010 KURSUS PEMBINA PRAMUKA MAHIR TINGKAT LANJUT KE-3 SE-JAWA OLEH KWARCAB SALATIGA TEMU PRESTASI PENGGALAN DAN PENEGAK LATIHAN GABUNGAN SE-JAWA SK KETUA STAIN SALATIGA PENGANGKATAN PENGURUS RACANA WAKTU KEGIATAN AGUSTUS SEPTEMBER AGUSTUS- 3 SEPTEMBER OKTOBER DESEMBER JANUARI FEBRUARI FEBRUARI MARET 2011 POIN KETERANGAN 3 PESERTA 2 PESERTA 2 PESERTA 2 PESERTA 8 PESERTA 3 PANITIA 3 REKA KERJA/PANITIA 4 PESERTA 4 TEKNIK KEPRAMUKAA

130 LOMBA TEMU TEGAK (LTT) VIII SE- KARISIDENAN SURAKARTA PEKAN OLAHRAGA STAIN III GALANG TANGKAS SE- EKS KARISIDENAN SURAKARTA GLADI TANGGUH BRIGSUS KE-VI JAMBORE DAN OLIMPIADE ANAK SOLEH HIDAYATULLAH SE-JAWA TENGAH AMALAN RAMADHAN RACANA KE BEBEK CUP III PERKEMAHAN WIRAKARYA KE-10 PTAI SE-INDONESIA PIAGAM PENGHARGAAN SEBAGAI DEWAN RACANA SK KEPALA UPK STAIN SALATIGA PENGANGKATAN PENGURUS RACANA 2012 LATIHAN GABUNGAN PTAI SE-JAWA SEMINAS NASIONAL EKONOMI SYARIAH 22. OPAK STAIN SALATIGA 23. PENDIDIKAN DAN LATIHAN CALON PRAMUKA PANDEGA KE-22 RACANA 9-10 APRIL APRIL JURI 3 PANITIA 7-8 MEI JURI 30 APRIL-1 MEI JUNI AGUSTUS OKTOBER NOVEMBER DESEMBER JANUARI APRIL PANITIA 5 PANITIA 3 PANITIA 3 PANITIA 8 PESERTA 2 TEKPRAM RACANA SEKRETARIS 5 PANITIA 2 JUNI PESERTA 5-7 SEPTEMBER OKTOBER PANITIA 3 PANITIA

131

132 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Data Pribadi Nama : Muhammad Arief Mufti Habibi Tempat, Tanggal lahir : Kab. Semarang, 08 Mei 1992 Jenis Kelamin Agama Alamat Laki-laki : Islam : Dsn. Krajan I RT03, RW01, Desa Bener, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang : habibiehabib08@gmail.com Nomer HP : Latar Belakang Pendidikan SD : SD N Bener 02 tamat tahun 2004 SMP : SMP N 2 Tengaran tamat tahun 2007 MA : MAN Salatiga tamat tahun 2010 PERGURUAN TINGGI : STAIN 2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 200 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

Kode Kehormatan Pramuka

Kode Kehormatan Pramuka Kode Kehormatan Pramuka (1) Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas janji yang disebut satya dan ketentuan moral yang disebut Darma adalah salah satu unsur yang terdapat dalam Metode Kepramukaan. (2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Proses pendidikan diselenggarakan dalam rangka mengembangkan pengetahuan, potensi, akal dan perkembangan diri manuisa, baik itu melalui jalur pendidikan formal,

Lebih terperinci

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM:

Oleh: AJI ABDUL MAJID NIM: PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Tugas dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan wahana pendidikan formal dalam meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai peserta didik yang mampu melahirkan nilai-nilai pancasila

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa diantaranya yang paling meresahkan adalah penyalahgunaan. narkoba dan bahkan sampai menjerumus kepada seks bebas. BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pada masa sekarang ini pergaulan bebas sangatlah berbahaya apalagi yang banyak terjadi pada kalangan pemuda calon penerus generasi bangsa diantaranya yang paling meresahkan

Lebih terperinci

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 12 Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka, (Jakarta : Kemenpora, 2010), hlm Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, Undang-Undang Republik BAB IV ANALISIS PENDIDIKAN KARAKTER YANG TERKANDUNG DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DAN RELEVANSINYA DENGAN PENCAPAIAN KURIKULUM 2013 A. Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk

BAB I PENDAHULUAN. pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu aspek yang mempunyai peranan pokok dalam memajukan suatu bangsa khususnya generasi muda untuk masa yang akan datang. Maka dari itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan adalah tumpuan sebuah bangsa menuju persaingan global. Di dalam pendidikan banyak aspek yang saling mempengaruhi satu sama lain, antara lain pemerintah,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa Kabupaten A. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengelolaan pendidikan karakter di Sekolah Dasar Negeri 2 Botumoputi Kecamatan Tibawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Sisdiknas tahun 2003 pasal I mengamanahkan bahwa tujuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan upaya mencapai kedewasaan subjek didik yang mencakup segi intelektual, jasmani dan rohani, sosial maupun emosional. Undang-Undang Sisdiknas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana untuk menjadikan seseorang atau individu menjadi orang yang bermanfaat bagi bangsa dan negara. Setiap manusia harus mendapatkan

Lebih terperinci

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik

PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH. Saipul Ambri Damanik Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 13 (2) Juli Desember 2014: 16-21 PRAMUKA EKSTRAKULIKULER WAJIB DI SEKOLAH Saipul Ambri Damanik Abstrak: Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara faktual, data realistik menunjukkan bahwa moralitas maupun karakter bangsa saat ini telah runtuh. Runtuhnya moralitas dan karakter bangsa tersebut telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.131, 2010 PENDIDIKAN. Kepramukaan. Kelembagaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5169) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa

Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Memahami Budaya dan Karakter Bangsa Afid Burhanuddin Kompetensi Dasar: Memahami budaya dan karakter bangsa Indikator: Menjelaskan konsep budaya Menjelaskan konsep karakter bangsa Memahami pendekatan karakter

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat mempertahankan hidupnya kearah yang lebih baik. Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada era zaman sekarang, pendidikan merupakan salah satu aspek utama yang memiliki peranan penting dalam mempersiapkan sekaligus membentuk generasi muda. Di

Lebih terperinci

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar

Kompetensi Inti Kompetensi Dasar Kompetensi Inti 2. Mengembangkan perilaku (jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli, santun, ramah lingkungan, gotong royong, kerjasama, cinta damai, responsif dan proaktif) dan menunjukan sikap sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang: (1) Latar Belakang Masalah, (2) Rumusan Masalah, (3) Pembatasan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Penegasan Isilah. 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan karakter siswa yang diharapkan bangsa

Lebih terperinci

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih,

BAB I PENDAHULUAN. 1 Alfitra Salam, APU, Makalah Simposium Satu Pramuka Untuk Satu Merah Putih, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya penting yang dapat menunjang pembentukan watak, karakter dan akhlak manusia adalah melalui pendidikan secara terus menerus. Pendidikan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI

PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI PENDIDIKAN KEPRAMUKAAN SEBAGAI PEMBENTUKKAN KARAKTER SISWA KELAS V SDN NGLETH 1 KOTA KEDIRI Wahyu Nur Aida Universitas Negeri Malang E-mail: Dandira_z@yahoo.com Abstrak Tujuan penelitian ini untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO

BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO 64 BAB IV ANALISIS PENANAMAN KEDISIPLINAN SISWA MELALUI KEGIATAN PRAMUKA DI MA YMI WONOPRINGGO Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka di MA YMI Wonopringgo, peneliti

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1

PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS KEARIFAN LOKAL* 1 Oleh Drs. H. Syaifuddin, M.Pd.I Pengantar Ketika membaca tema yang disodorkan panita seperti yang tertuang dalam judul tulisan singkat

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA

PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA PENDIDIKAN KARAKTER CERDAS FORMAT KELOMPOK (PKC - KO) DALAM MEMBENTUK KARAKTER PENERUS BANGSA Ramtia Darma Putri tyadhuarrma27@gmail.com Universitas PGRI Palembang Erfan Ramadhani erfankonselor@gmail.com

Lebih terperinci

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H.

REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU : H. REVITALISASI ASET GERAKAN PRAMUKA DALAM MENGANTISIPASI PROGRAM PEMERINTAHAN BARU Oleh : H. Muhammad Syafrudin, ST, MM (Anggota DPR RI Fraksi PAN Dapil NTB Andalan Nasional Kwarnas Pramuka Urusan Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem

BAB I PENDAHULUAN. tinggi serta mau bersaing dalam tantangan hidup. Akan tetapi sistem BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zaman sekarang adalah era globalisasi, dan era kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, hal yang menimbulkan persaingan dalam berbagai bidang yang menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penerus, pemuda harus dibina dan dipersiapkan sebaik baiknya untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Generasi muda adalah generasi penerus bangsa. Membangun manusia Indonesia diawali dengan membangun kepribadian kaum muda. Sebagai generasi penerus, pemuda harus

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG GERAKAN PRAMUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa pembangunan kepribadian ditujukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga mempunyai sifat konstruktif dalam hidup manusia. Karena itulah kita dituntut untuk mampu mengadakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa,

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek perkembangan anak, meliputi perkembangan kognitif, bahasa, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan anak usia dini ( PAUD ) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang sekolah dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan manusia. Melalui pendidikan, seseorang dapat semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Pendidikan dapat dikatakan sebagai faktor utama dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan IPTEK (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Komunikasi) dewasa ini banyak membawa pengaruh positif maupun negatif bagi penggunanya. Apabila generasi muda

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Disiplin merupakan kesadaran diri yang muncul dari batin terdalam untuk mengikuti dan menaati peraturan-peraturan nilai-nilai dan hukum yang berlaku dalam satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu, serta membimbing seseorang untuk mengembangkan segala

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan akan berlangsung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan nasional memiliki peranan yang sangat penting bagi warga negara. Pendidikan nasional bertujuan untk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan elemen yang sangat penting dalam perkembangan sebuah negara. Untuk menyukseskan program-program pendidikan yang ada diperlukan kerja keras

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai salah satu proses perubahan pada pembentuk sikap, kepribadian dan keterampilan manusia untuk menghadapi masa depan. Dalam proses pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Maraknya isu yang dihadapi sekolah-sekolah pada saat ini dalam menciptakan iklim sekolah yang sosial dan emosionalnya baik adalah masalah kedisiplinan siswa.

Lebih terperinci

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP

GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTE& Oleh: NUR ROHMAH MUKTIANI, MPd. NIP. 19731006 20011 2 001 Disampaikan dalamsrawung Ilmiah jurusan POR FIK UNY 16 Februari2012 ! GRAND DESIGN PENDIDIKAN KARAKTER A. Latar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pada Pasal 3 menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal yang mempunyai tanggungjawab untuk mendidik peserta didiknya. Sekolah menyelenggarakan proses belajar mengajar dengan

Lebih terperinci

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006 Oleh : Rini Rahmawati NIM K 7402135 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan di Indonesia merupakan salah satu segi pendidikan nasional yang sangat penting, yang merupakan bagian dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan sosial yang sering terjadi di masyarakat membuktikan adanya penurunan moralitas, kualitas sikap serta tidak tercapainya penanaman karakter yang berbudi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses yang ditempuh oleh peserta didik melalui proses pembelajaran dengan tujuan untuk memperoleh berbagai ilmu berupa pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan tidak dapat dipisahkan dengan proses pembelajaran. Di dalam proses BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang penting bagi setiap insan manusia. Pendidikan dapat dilakukan baik secara formal maupun non formal. Setiap pendidikan tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan adalah adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Negara Indonesia sebagai negara berkembang dalam pembangunannya membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia Indonesia yang pada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dampak globalisasi yang terjadi saat ini membawa masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal, pendidikan karakter merupakan suatu pondasi bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. bermoral, sopan santun dan berinteraksi dengan masyarakat. BAB I PENDAHULUAN A. Konteks penelitian Pendidikan merupakan wahana untuk membentuk manusia yang berkualitas, sebagaimana dalam undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan pasal 3, yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang yang berada dalam lingkungan kehidupan tertentu. 1 Tingkah laku seseorang yang menggambarkan baik dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan kepramukaan menjadi salah satu bagian penting dalam insan pendidikan Indonesia yang berwujud pada gerakan pramuka. Gerakan pramuka adalah lembaga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia ini sangat dinamis dalam arti perjalanan kehidupan seorang manusia dipengaruhi oleh apa yang terjadi di sekelilingnya dan manusia belajar apa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masalah Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhi sumberdaya manusia tersebut,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa ini, dunia pendidikan menghadapi berbagai masalah yang sangat kompleks yang perlu mendapatkan perhatian bersama. Fenomena merosotnya karakter kebangsaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan diberbagai bidang yang ada di masyarakat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan Negara Indonesia pada zaman sekarang ini cukup pesat sekali karena dipengaruhi oleh era globalisasi yang hampir merata di seluruh dunia terutama

Lebih terperinci

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN KARAKTER RELIGIUS PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 2 SUMBERGEMPOL TAHUN PELAJARAN 2014/2015 SKRIPSI OLEH: MASTURI NIM. 3211113120 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan saat ini berkembang dari waktu ke waktu, sehingga pendidikan saat ini jauh berbeda dengan pendidikan di masa lalu. Lembaga pendidikan mulai banyak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dan melakukan tindak lanjut hasil pembelajaran. Guru adalah pemeran utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Guru memiliki peran vital dalam proses pembelajaran di kelas, guru memiliki tugas dan tanggung jawab menyusun rencana pembelajaran, melaksanakan kegiatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah mengungkapkan Pancasila sebagai jiwa seluruh rakyat Indonesia, memberi kekuatan hidup serta membimbing dalam mengejar kehidupan lahir batin yang semakin baik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya sangatlah tidak mungkin tanpa melalui proses pendidikan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan sebuah usaha yang ditempuh oleh manusia dalam rangka memperoleh ilmu yang kemudian dijadikan sebagai dasar untuk bersikap dan berperilaku. Karena

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gaya atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karakter merupakan kunci kepemimpinan. Istilah karakter dianggap sama dengan kepribadian. Kepribadian dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan akhlak sangat penting ditanamkan sejak dini, baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, agar menjadi manusia yang berbudi pekerti luhur.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Usia anak-anak merupakan usia yang sangat penting dalam perkembangan psikis seorang manusia. Pada usia anak-anak terjadi pematangan fisik yang siap merespon apa yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I Pendahuluan ini, akan di bahas tentang: a) Latar Belakang Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e) Penegasan Istilah A. Latar belakang Masalah

Lebih terperinci

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21

PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 PEMBENTUKAN WATAK BANGSA INDONESIA MELALUI PENDIDIKAN PANCASILA SEBAGAI UPAYA PEMBANGUNAN BANGSA INDONESIA ABAD 21 Machful Indra Kurniawan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa kesimpulan sebagai 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

Lebih terperinci

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan. Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2014/2015 41 BAB III METODE PENILITIAN A. Tempat dan Waktu penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Rajabasa Raya Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT

PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT PERAN GERAKAN PRAMUKA DALAM MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP SEHAT DI MASYARAKAT Azrul Azwar Disampaikan pada Mukernas &Simposium Nasional IAKM, Pontianak 9 Juli 2012 1 GERAKAN PRAMUKA Gerakan Pramuka adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada dasarnya memiliki tujuan untuk mengubah perilaku manusia. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk menghasilkan sumber daya manusia sehingga terjadilah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1

BAB I PENDAHULUAN. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2010, Gerakan Pramuka, Pasal 10, ayat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gerakan pramuka Indonesia merupakan nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Pramuka merupakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Majunya perkembangan IPTEK pada era globalisasi sekarang ini membuat dunia terasa semakin sempit karena segala sesuatunya dapat dijangkau dengan sangat mudah.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan karakter saat ini memang menjadi isu utama pendidikan, selain menjadi bagian dari proses pembentukan akhlak anak bangsa. Dalam UU No 20 Tahun 2003

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin

BAB II LANDASAN TEORI. dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya Sin 8 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian Sebelumnya yang Relevan Penelitian tentang nilai-nilai moral sudah pernah dilakukan oleh Lia Venti, dengan judul Nilai-Nilai Moral dalam Novel Nyanyian Lembayung Karya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu tujuan pendidikan Nasional adalah agar anak didik menjadi manusia yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berahlak mulia. Untuk mewujudkan tujuan Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini proses pembelajaran hendaknya menerapkan nilai-nilai karakter. Hal tersebut sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan karakter di Indonesia. Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manusia untuk merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan penting dalam proses

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaraan PENANAMAN KARAKTER DISIPLIN DAN TANGGUNG JAWAB MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PATROLI KEAMANAN SEKOLAH (Studi Kasus pada Kegiatan Ekstrakurikuler Patroli Keamanan Sekolah di SMK Negeri 2 Sragen Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah proses perubahan atau pendewasaan manusia, berawal dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak biasa menjadi biasa, dari tidak paham menjadi pahan

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI BUDAYA SEKOLAH ISLAMI (BUSI) DI SD ISLAM TERPADU SULTAN AGUNG 05 KRIYAN JEPARA

IMPLEMENTASI BUDAYA SEKOLAH ISLAMI (BUSI) DI SD ISLAM TERPADU SULTAN AGUNG 05 KRIYAN JEPARA IMPLEMENTASI BUDAYA SEKOLAH ISLAMI (BUSI) DI SD ISLAM TERPADU SULTAN AGUNG 05 KRIYAN JEPARA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan hak asasi setiap individu anak bangsa yang telah diakui dalam UUD 1945 pasal 31 ayat (1) yang menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Masyarakat terus berkembang dan berubah menyesuaikan dengan kondisi jaman dan peradaban. Manusia sebagai bagian dari perkembangan jaman adalah faktor penentu keberlangsungan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah dan rakyat Indonesia dewasa ini tengah gencar-gencarnya mengimplementasikan pendidikan karakter di institusi pendidikan. Pendidikan karakter yang diimplementasikan

Lebih terperinci

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh: PENGARUH INTENSITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 1 TERAS BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Untuk Memenuhi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa Indonesia memang sangat majemuk. Oleh karena itu lahir sumpah pemuda, dan semboyan bhineka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Salah satu persoalan krusial sebagai dampak proses globalisasi yang terkait dengan kehidupan keagamaan adalah semakin menipisnya ruang religiusitas dalam kehidupan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia saat ini sedang dihadapkan kepada situasi yang kurang menguntungkan. Kondisi ini terjadi sejalan dengan semakin banyaknya kenyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu upaya yang sangat strategis untuk membawa masyarakat dan bangsa Indonesia ke tengah-tengah persaingan global ialah dengan meningkatkan dan kualitas

Lebih terperinci