JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR"

Transkripsi

1 JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR ABSTRACT There are five types of speech acts seller uses: (1) assertive speech acts in the form of a statement, reporting and maintaining; (2) commissive speech acts in the form of promise; (3) directive speech acts in the form asking, inviting and requesting; (4) in the form of expressive grateful speech, and (5) in the form of declarative speech of decision. There are five types of speech acts which buyers use: (1) the assertive speech act in declaring and reporting (2) commissive speech acts in the form of proposing action; (3) directive speech acts in the form of questioning, commanding, and asking; (4) The expressive speech acts in the form of gratitude, and (5) in the form of declarative speech acts of decision to buy or cancel. By this research, directive speech acts is the most widely used by buyers and sellers in the Floating Market Lok Baintan Village, Banjar regency, followed by the kind of speech acts of assertive, expressive, and the least used by the seller and the buyer commissive and declarative speech act. Keywords: type, function, speech acts, the seller and the buyer. A. PENDAHULUAN Tindak tutur adalah tuturan dari seseorang yang bersifat psikologis dan yang dilihat dari makna tindakan dalam tuturannya itu. Serangkaian tindak tutur akan membentuk suatu peristiwa tutur (speech event). Lalu, tindak tutur dan peristiwa tutur ini menjadi dua gejala yang terdapat pada satu proses, yakni proses komunikasi. Menurut Searle (dalam Rani dkk, 2000:136), dalam komunikasi bahasa terdapat tindak tutur, Ia berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekedar lambang, kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Sebagaimana komunikasi bahasa yang dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, dan perintah, maka tindak tutur dapat pula berwujud pernyataan, pertanyaan dan perintah. 45

2 Melakukan sebuah tuturan, manusia memerlukan bahasa, salah satunya bahasa Banjar, bahasa Banjar adalah bahasa sehari-hari yang digunakan oleh suku (etnis) Banjar untuk berkomunikasi dalam pergaulan. Salah satunya pergaulan yang terjadi di pasar. Pada hakikatnya mekanisme pasar adalah suatu mekanisme untuk menjalankan perekonomian (Gregory 1995:46). Pasar Terapung Lok Baintan atau Pasar Terapung Sungai Martapura yang merupakan sebuah pasar terapung tradisional yang berlokasi di Desa Lok Baintan, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar. Aktivitas perdagangan dimulai setelah salat Subuh hingga sekitar pukul 8 pagi. Pedagangnya didominasi perempuan dengan memakai tutup kepala (Tanggui). Mereka menjual berbagai dagangan, seperti sayurmayur, buah-buahan, kue-kue tradisional, dan lain-lain. Di pasar terapung ini juga masih berlaku sistem barter, dan uang bukan merupakan alat transaksi utama di pasar ini. Dagangan yang akan dibarter biasanya adalah hasil bumi dan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Hal yang melatarbelakangi peneliti memilih subjek penelitian dengan judul Jenis dan Fungsi Tindak Tutur Penjual dan Pembeli di Pasar Terapung Desa Lok Baintan Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar adalah peneliti ingin mengetahui dan menggambarkan bagaimana penggunaan jenis dan fungsi transaksi jual beli di pasar terapung Desa Lok Baintan tersebut. Hal ini dirasa sangat penting dalam keterkaitannya dengan kearifan lokal Kalimantan Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis tindak tutur asertif yang digunakan penjual dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan.; mendeskripsikan jenis tindak tutur komisif yang digunakan penjual dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan; mendeskripsikan jenis tindak tutur direktif yang digunakan penjual dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan dan mendeskripsikan jenis tindak tutur ekspresif yang digunakan penjual dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan; mendeskripsikan jenis tindak tutur deklaratif yang digunakan penjual dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan. 46

3 B. TINJAUAN PUSTAKA Pragmatik mempelajari bahasa sebagaimana bahasa itu digunakan untuk berkomunikasi. Pragmatik adalah kajian tentang hubungan antara bentuk-bentuk linguistik dan para pengguna bentuk-bentuk ini. Pragmatik merupakan cabang ilmu yang berfokus pada makna atau maksud penutur. George (dalam Rahardi, 2003:12) Mengemukakan pendapatnya bahwa pragmatik mengacu pada makna bahasa, dalam kaitan dengan keseluruhan prilaku umat manusia. Ilmu tentang makna bahasa tidak semata-mata mempelajari makna yang terkandung tetapi juga dikaitkan dengan sikap dan pemakaian pada praktik komunikasi yang sesungguhnya dalam masyarakat. Jacob Mey (dalam Rahardi, 2003:13), menyimpulkan bahwa pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari pemakaian atau penggunaan bahasa yang pada dasarnya selalu harus ditentukan oleh konteks situasi tutur di dalam masyarakat. Konteks sangat penting dalam kajian pragmatik. Konteks ini didefinisikan oleh Leech (dalam Nadar, 2009) mendefinisikan sebagai background knowledge assumed to be shared by s and h and which contributes to h s interpretation of what s mean by a given utterance (latar belakang pemahaman yang dimiliki oleh penutur pada waktu membuat tuturan tertentu) (s berarti speaker penutur ; h berarti hearer lawan tutur ). Dengan demikian, konteks adalah hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan fisik dan sosial sebuah tuturan ataupun latar belakang pengetahuan yang sama-sama dimiliki oleh penutur dan lawan tutur yang membantu lawan tutur menafsirkan makna tuturan. Konteks tuturan sangat mempengaruhi interprestasi tindak tuturnya. Dalam setiap aktivitas komunikasi, peserta komunikasi selalu terkait dengan tuturan. Jika tuturan dianggap sebagai tindakan, berarti setiap terjadi kegiatan bertutur terjadi pula tindak tutur. Dengan demikian, tindak tutur dapat diperikan sebagai hal yang dilakukan peserta komunikasi ketika bertutur. Secara terminologis, tindak tutur dapat diberi pengertian sebagai unit terkecil aktivitas bertutur yang memiliki fungsi (Richard dalam Jumadi, 2010:60). Tidak berbeda jauh dengan Chaer, Cunningsworth (dalam Tarigan, 2009:38) tindak tutur memusatkan perhatian pada cara penggunaan bahasa mengko- 47

4 munikasikan maksud dan tujuan pembicara dan juga dengan maksud penggu-naan bahasa yang dilaksanakannya. Pemerian yang komprehensif dan eksplisit mengenai pelaksanaan tindak tutur ini mempunyai nilai penting bagi pengajar dan pelajar, bagi guru dan siswa dalam interaksi belajar-mengajar. Jenis Tindak Tutur Searle mengklasifikasikan tindak tutur yang didasarkan pada maksud penutur ketika berbicara. Adapun tindak tutur yang dikemukakan Searle sebagai berikut. a. Tindak Tutur Asertif Yule (2006:70) menyatakan tindak tutur asertif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang diyakini penutur sebagai masalahnya yang sebenarnya atau bukan. Berbagai pernyataan fakta, penegasan, kesimpulan, dan paparan. Searle (dalam Jumadi,2010:66) menyatakan bahwa tindak tutur asertif adalah tindak tutur yang berfungsi untuk memberi tahu orang-orang mengenai sesuatu. Selain itu, Searle juga menyatakan bahwa tindak tutur asertif mencakup tindak mempertahankan, menyatakan, dan melaporkan. Contoh : Pembeli : Buah apa ini, Cil? Penjual : Buah kalangkala. Buah kalangkala merupakan jenis tindak tutur asertif. Penjual memberi tahu pembeli tentang jenis buah yang dijualnya. Ketika pembeli bertanya Buah apa ini, Cil? Siswa menyatakan bahwa buah yang dijualnya bernama kalangkala. b. Tindak Tutur Komisif Yule (2006:71) menyatakan tindak tutur komisif adalah jenis tindak tutur yang digunakan oleh penutur untuk membuat dirinya sendiri berkomitmen untuk melakukan tindakan tertentu di masa yang akan datang. Komisif mengekspresikan apa yang dimaksudkan oleh penutur. Tindak tutur komisif dalam pandangan Searle dianggap sebagai tindak tutur yang memiliki fungsi untuk mendorong penutur melakukan sesuatu. Yang dimaksud dengan tindak komisif itu sendiri adalah bersumpah, berjanji, dan mengajukan usulan. Tindak tutur komisif akan membuat penutur berkomitmen untuk melakukan tindakan tertentu di masa yang akan datang. 48

5 Contoh : Bujuran, limaunya ni manis. Mun masam bulikakan ja. Nah, rasaikah dahulu! (Benar, jeruknya manis. Kalau rasanya asam, bisa dikembalikan. Ini dicicipi dulu!) Tuturan di atas menyatakan bahwa si penjual berjanji menerima kembali jeruk yang telah dibeli jika jeruk tersebut rasanya asam. Tuturan tersebut merupakan jenis tindak tutur komisif dengan fungsi berjanji. c. Tindak Tutur Direktif Yule (2006:71) menyatakan bahwa tindak tutur direktif adalah jenis-jenis tindak tutur yang digunakan penutur untuk membuat dirinya berkomitmen untuk melakukan tindakan tertentu di masa yang akan datang. Mereka mengekspresikan apa yang diinginkan penutur. Dipertegas oleh Bach dan Harmish (dalam Arifin dan Abdul Rani, 2000:206) mendefinisikan tindak tutur direktif sebagai tindak tutur yang mengekspresikan maksud penutur agar mitra tuturnya melakukan sesuatu. Secara lebih rinci, Jumadi (2010:83) mengemukakan jenis tindak tutur direktif meliputi perintah, permintaan, larangan, persilaan, nasihat, dan pertanyaan. Contoh : Cil, bungkusakan limau ni 30 bijilah! (Bi, tolong bungkuskan jeruk yang ini 30 biji ya!) Tuturan di atas dituturkan oleh pembeli. Tuturan tersebut berisikan pernyataan memerintah yang dilakukan oleh pembeli kepada penjual jeruk di pasar terapung. d. Tindak Tutur Ekspresif Yule (2006:70) menyatakan bahwa tindak tutur ekspresif adalah jenis tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan penutur. Mereka mengekspresikan keadaan-keadaan psikologis dan dapat berupa pernyataanpernyataan rasa senang, pedih, luka, tidak suka, dan duka. Jadi, dapat dikatakan bahwa tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang berkaitan dengan perasaan dan sikap. Tindakan ekspresif ini memiliki fungsi untuk mengekspresikan sikap psikologis pembicara terhadap pendengar sehubungan dengan keadaan tertentu. 49

6 Tindak tutur ini berupa tindakan meminta maaf, humor, memuji, basa-basi, menolak, berterima kasih, dan sebagainya. Dalam realisasinya tindak tutur ekspresif ditandai oleh penanda struktur formal tertentu. Tindak ekspresif menyesali misalnya, ditandai oleh penggunaan modalitas sayang, sayang sekali. Tindak ekspresif mengecam ditandai oleh penggunaan modalitas tertentu, misalnya kecewa dan sedih (Jumadi, 2010:66). Contoh : Nyamannya, Cil, kalolehnya! Bah, dasar harat meolah kakoleh Acil nih! (Kakolehnya enak sekali, Bi! Wah, bibi benar-benar ahli membuat kakoleh!) Contoh tuturan yang dituturkan pembeli tersebut berisikan pemberian pujian kepada penjual kakoleh di pasar terapung. e. Tindak Tutur Deklaratif Yule (2006:70) menyatakan tindak tutur deklaratif adalah jenis tindak tutur yang mengubah dunia melalui ujaran mereka. Kemudian Searle (dalam Chaer, 2010:30) menyatakan tindak tutur deklaratif adalah tindak tutur yang dilakukan si petutur dengan maksud untuk menciptakan hal (status, keadaan, dan sebagainya yang baru) misalnya memutuskan, membatalkan, dan memberi maaf. Jadi, tindak tutur deklaratif adalah tindakan tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya. Contoh : Pembeli : Inggih, ayu ja, Cillah. Kaina baasa. (Iya, nanti lain kali, ya Bi.) Pada tuturan tersebut pembeli membentuk keadaan baru, yaitu tidak jadi membeli barang yang diinginkannya. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Tindak Tutur Penjual di Pasar Terapung Lok Baintan Tindak Tutur Asertif Dari identifikasi tindak tutur asertif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan menyatakan, mempertahankan, dan melaporkan. Tindakan menyatakan dideskripsikan dalam kutipan percakapan berikut. 50

7 Pembeli 1 : Yang ini berapa cil? Penjual :Lima blas sasikat. Pembeli 2 : Yang tahalus ini pang? Penjual : sapuluh nang itu. Percakapan di atas dilakukan oleh penjual dan pembeli. Pembeli 1 bertanya kepada penjual tentang harga pisang ambon. Penjual menjawab dengan kalimat lima blas sasikat. Kemudian pembeli 2 juga bertanya harga pisang, tetapi pisang yang ukurannya lebih kecil. Penjual kembali menjawab dengan kalimat sapuluh nang itu. Kalimat lima blas ribu dan sapuluh nang itu termasuk tindak tutur asertif, karena penjual menggunakan kalimat itu untuk memberitahu pembeli 1 dan 2 tentang harga pisang yang dijualnya. Penjual menyatakan bahwa pisang yang besar harganya lima belas ribu rupiah dan yang kecil sepuluh ribu rupiah. Tindak tutur asertif menyatakan juga dapat dilihat pada kutipan percakapan di bawah ini. Pembeli : Manis ai kalo, Paman? Penjual : Manis ni, Ding ai. Putikan di pohon, kada paraman Pada percakapan tersebut, pembeli bertanya kepada penjual perihal manis atau tidaknya buah yang ingin dibelinya. Penjual menjawab Manis ni, Ding ai. Putikan di pohon, kada paraman. Kalimat tersebut adalah tindak tutur asertif, melalui kalimat itu penjual ingin meyakinkan pembeli dengan menyatakan bahwa buah tersebut manis karena masak di pohon. Tindak tutur asertif dengan tindakan mempertahankan dapat dilihat pada percakapan berikut. Pembeli : Kada kurang lagi kah cil? Penjual : Kada, biasanya 12 ribu dijual. Pada percakapan di atas, pembeli menawar barang yang ingin dibelinya. Penjual menggunakan tindak tutur asertif untuk mempertahankan harga barang yang dijualnya dengan mengatakan Kada, biasanya 12 ribu dijual. Tindak tutur asertif dengan tindakan mempertahankan juga dapat dlihat pada percakapan berikut ini. 51

8 Pembeli : Barapaan sapuluh? Penjual : Lima balas ayu ha. Pembeli : Uma ai, sapuluh gen. Penjual : Ganal ni limaunya, kada dapat sapuluh. Pembeli bertanya kepada penjual harga buah yang ingin dibelinya. Penjual menjawab dan mengatakan bahwa harga buah tersebut lima belas ribu. Pembeli kemudian menawar karena merasa terlalu mahal. Tetapi, penjual tetap mempertahankan harga buah tersebut dengan mengatakan ganal ni limaunya, kada dapat sapuluh. Tindak tutur asertif dengan tindakan melaporkan dapat dilihat pada percakapan berikut ini. Penjual : Pucuk gumbilikah? Gasan manyayur nah. Pembeli : Napa lagi ada? Penjual : Banyak ai nah. Kacang, pucuk kastela, kastela anum, kambangnya jua. Nyaman dimakan basambal acan. Pada percakapan di atas, penjual menawarkan dagangannya kepada pembeli. Pembeli kemudian bertanya kepada penjual, barang apa lagi yang dijualnya selain pucuk gumbili. Penjual lalu menjawab menggunakan tindak tutur asertif. Ia memberitahu pembeli tentang jenis-jenis sayur yang dijulanya dengan mengatakan banyak ai nah. Kacang, pucuk kastela, kastela anum, kambangnya jua. Nyaman dimakan basambal acan. Tindak tutur asertif dengan tindakan melaporkan juga dapat dilihat pada percakapan di bawah ini. Pembeli : Malihat, Cil, ramanianya. Penjual : Nah, nang ini nah pina masak-masak. Acil mamutik di higa rumah. Labat banar buahnya. Masak di puhun ni. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli ramania di salah satu penjual di pasar terapung Lok Baintan. Dia meminta izin kepada penjual untuk melihat ramania yang diletakkan di dalam bungkalang yang disusun di atas jukung. Penjual kemudian menunjukkan ramania yang dijualnya sambil mengatakan nah, nang ini nah pina masak-masak. Acil mamutik di higa rumah. Labat banar buahnya. Masak di puhun ni. Melalui tuturannya, penjual 52

9 memberitahu pembeli bahwa dua memetik buah ramania yang tumbuh di samping rumahnya. Pohon ramanianya berbuah lebat dan buah yang dijualnya masak di pohon. Tindak Tutur Komisif Dari identifikasi tindak tutur komisif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan berjanji. Tindakan berjanji dideskripsikan dalam kutipan percakapan berikut ini. Penjual : Ni sudah, hangit nah. Talalu hangit pahit kaina. Nah, nang banyak nyiur tadi. Acil tinggal dahululah. Handak bajalan ka sana. Pembeli 1 : Kayapa piring pian? Penjual : Kaina acil buliki kasini. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli membeli kue khas Banjar, yaitu lupis, apam, kakoleh, dan putu mayang. Pembeli menggunakan piring dan sendok penjual kue tersebut dan makan di kelotok yang mereka tumpangi. Penjual mengatakan bahwa dia akan meninggalkan mereka sebentar karena ingin membawa dagangannya ke kelotok yang lain. Pembeli bertanya bagaimana dengan piring, Anda? Penjual menjawab bahwa ia akan kembali ke kelotok mereka untuk mengambil piring dan sendok yang mereka gunakan. Penjual tersebut mengatakan kaina acil buliki ka sini. Kalimat yang diucapkan penjual tersebut menunjukkan bahwa dia melakuan tindakan berjanji, dan berjanji termasuk tindak tutur komisif. Tindak Tutur Direktif Dari identifikasi tindak tutur direktif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan bertanya, mempersilakan dan meminta. Tindakan bertanya dideskripsikan dalam kutipan percakapan berikut ini. Pembeli : Cil, Cil, sini, Cil! Penjual : Hadang. Pembeli : Putu Mayang masih adalah, Cil? Penjual :Ada, apam batil, lupis, kakoleh banyak jua masih. Makankah? Handak nasikah? Ni nasi kuning, ni putih. Haruan, intalukah, hayamkah? 53

10 Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli kue khas Banjar di salah satu penjual kue di pasar terapung Lok Baintan. Pembeli tersebut ingin membeli putu mayang. Kemudian penjual juga menawarkan jenis kue khas Banjar yang lain kepada pembeli tersebut. Ia mengatakan Ada, apam batil, lupis, kakoleh banyak jua masih. Makankah? Handak nasikah? Ni nasi kuning, ni putih. Haruan, intalukah, hayamkah? Kata makankah?, handak nasikah? dan haruan, intalukah, hayamkah? adalah tindakan bertanya yang merupakan tindak tutur direktif. Tindak tutur direktif dengan tindakan bertanya juga dapat dilihat pada percakapan di bawah ini. Penjual : Kopi tadi nah. Ni Teh. Lupis tadi banyaki nyiurnya kalo? Pembeli 1 : Inggih, banyaki. Apamnya 2, cillah. Hangiti jua. Percakapan terjadi ketika penjual menyajikan lupis kepada seorang pembeli. Ia mengatakan Lupis tadi banyaki nyiurnya kalo? Tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif karena menggunakan kalimat tanya. Tindakan mempersilakan dapat dilihat pada percakapan berikut ini. Pembeli : Kada 1000 ja kah, Paman? Banyak nah maambil. Penjual : Ih, ayu ja. Pilih ja dulu, nyaman kena kuikatakan. Percakapan tersebut terjadi ketika pembeli menawar harga seikat rambutan. Ia menawar harga seikat rambutan menjadi seribu rupiah, karena ia membeli dalam jumlah yang banyak. Penjual menyetujuinya, dan mempersilakan pembeli untuk memilih sendiri rambutan yang diinginkannya. Ia mengatakan pilih ja dulu. Kalimat persilaan tersebut termasuk dalam tindak tutur direktif. Tindakan persilaan juga dapat dilihat pada percakapan penjual dan pembeli di bawah ini. Pembeli : Anu, mun kuini ni pang barapaan jua, Cil? Penjual : Dua ribu sabigi, masak di puhun jua ni. Manis. Ni nah nang sudah batatak, rasai ha. Percakapan tersebut terjadi ketika pembeli ingin membeli buah kuini pada seorang penjual buah kuini di pasar terapung Lok Baintan. Ia bertanya kepada penjual mengenai harga buah kuini tersebut. Penjual mengatakan bahwa 54

11 harganya dua ribu rupiah per biji. Penjual lalu mengatakan rasai ha kepada pembeli. Tuturan yang diucapkannya menunjukkan bahwa ia mempersilakan pembeli untuk mencicipi buah kuini yang sudah dikupas dan dipotong. Tuturan yang diucapkan untuk mempersilakan termasuk tindak tutur direktif. Tindakan meminta dapat dilihat pada percakapan berikut ini. Penjual : Tukariakan, nah! Pembeli : Berapa? Penjual : Saikat 5 ribu Percakapan di atas terjadi ketika seorang penjual menawarkan barang yang dijualnya kepada pembeli di pasar terapung Lok Baintan. Penjual mengatakan tukariakan, nah! Tuturan tersebut termasuk tindak tutur direktif karena penjual meminta pembeli untuk membeli barang yang dijualnya. Tindak Tutur Ekspresif Dari identifikasi tindak tutur ekspresif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan berterima kasih. Tindakan berterima kasih dideskripsikan dalam kutipan percakapan berikut ini. Pembeli : Nah ulun ambil 2 tuyuk. Penjual : Juallah 16 ribu. Tarima kasih! Pembeli : Inggih, tukar 16 ribu, sama-sama. Percakapan di atas terjadi ketika seorang pembeli membeli buah pada seorang penjual buah-buahan di pasar terapung Lok Baintan. Setelah pembeli menyerahkan uang sebanyak enam belas ribu rupiah, penjual mengucapkan terima kasih. Tindakan berterima kasih merupakan tindak tutur ekspresif, karena melalui tuturannya penjual menyatakan apa yang dia rasakan kepada pembeli. Penjual tersebut mengucapkan terima kasih karena merasa senang pembeli telah membeli buah yang dijualnya. Tindak Tutur Deklaratif Dari identifikasi tindak tutur deklaratif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan memutuskan. Tindakan memutuskan dideskripsikan dalam kutipan percakapan berikut ini. Pembeli : Manis ai kalo, Paman? 55

12 Penjual : Manis ni, Ding ai. Putikan di pohon, kada paraman. Pembeli : Kurangi lagi pamanlah, maambil 20 ikat nah. Penjual : Ayu ja nah. Pembeli : Kada 1000 ja kah, Paman? Banyak nah maambil. Penjual : Ih, ayu ja. Pilih ja dulu, nyaman kena kuikatakan. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli menawar harga rambutan yang ingin dibelinya. Penjual menyetujui keinginan pembeli yang menawar harga rambutan menjadi 1000 rupiah. Dengan demikian, penjual memutuskan harga rambutan yang dijualnya menjadi lebih murah, yaitu 1000 rupiah. berikut ini. Tindakan memutuskan juga dapat dilihat dalam kutipan percakapan Pembeli : Jadi barapa barataan nih? Penjual : Ramania dua puluh bigi, sapuluh ribu. Kuini sapuluh bigi dua puluh ribu. Sapuluh lawan dua puluh, tiga puluh samunyaan. Pembeli : Nah, Cil, pas lah. Tukar. Penjual : Ih, jual. Percakapan di atas terjadi ketika seorang pembeli membeli buah ramania di salah satu penjual di pasar terapung. Setelah transaksi jual-beli, penjual dan pembeli mengucapkan akad. Pembeli mengucapkan kata tukar dan penjual mengucapkan kata jual. Kata jual yang diucapkan penjual menyatakan bahwa dia memutuskan menjual ramania kepada pembeli tersebut. Tindak Tutur Pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Jenis tindak tutur yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ada lima, yaitu asertif, komisif, direktif, ekspresif, dan deklaratif. Tindak Tutur Asertif Dari identifikasi tindak tutur asertif yang digunakan pembeli di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan menyatakan dan melaporkan. Penjual : Manis ni, Ding ai. Putikan di pohon, kada paraman. Pembeli : kurangi lagi pamanlah, maambil 20 ikat nah. Penjual : Ayu ja nah. Pembeli : Kada 1000 ja kah, Paman? Banyak nah maambil. Percakapan di atas merupakan tindak tutur asertif dengan tindakan menyatakan. Seorang pembeli yang ingin membeli buah rambutan di pasar terapung menawar 56

13 harga yang telah ditentukan oleh penjual. Pembeli tersebut menawar rambutan yang harganya rupiah per ikat menjadi 1000 rupiah. Dia mengatakan banyak nah maambil (saya beli banyak) kepada penjual. Melalui tuturannya pembeli tersebut menyatakan bahwa dia akan membeli banyak rambutan, jika harganya 1000 rupiah saja. Tindakan menyatakan juga dapat dilihat pada percakapan di bawah ini. Penjual : Dua ribu sabigi, masak di puhun jua ni. Manis. Ni nah nang sudah batatak, rasai ha. Pembeli : Manis, Cillah. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli buah kuini di pasar terapung. Penjual mempersilakan pembeli tersebut untuk mencicipi buah kuini yang sudah dikupas dan dipotong. Pembeli mengatakan manis, Cil lah (manis, ya, Bi). Melalui tuturannya, pembeli menyatakan bahwa buah kuini yang akan dibelinya memiliki rasa yang manis. Tindakan melaporkan dapat dilihat pada kutipan berikut ini. Penjual : Inikah? Nah pilih ja! Pembeli : 30 biji, jadi 36 kalo Paman? Penjual : Nah, manggasullah. Ada duit pas kah? Pembeli : Kadada, kadada duit pacah. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli buah di pasar terapung. Ketika pembeli ingin membayar, ternyata si penjual tidak mempunyai uang kembalian. Pembeli kemudian memberitahu penjual bahwa dia juga tidak memiliki uang pas untuk membayar. Dia mengatakan nah kadada duit pacah (wah, tidak ada uang kecil). Tuturan pembeli tersebut merupakan tindak tutur asertif, karena melalui tuturannya dia melakukan tindak melaporkan. Penjual : Banyak ai nah. Kacang, pucuk kastela, kastela anum, kambangnya jua. Nyaman dimakan basambal acan. Pembeli :Nah ini nah, pucuk gumbil saikat, kastela 2 ikat. Kambangnya sapiring. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli akan membeli sayur di pasar terapung. Penjual menawarkan dagangannya berupa jenis-jenis sayuran yang sudah ditata 57

14 diatas perahu. Pembeli memilih sayur dan kemudian melaporkan kepada penjual bahwa dia ingin membeli daun singkong dan daun pepaya. Tindak Tutur Komisif Dari identifikasi tindak tutur komisif yang digunakan pembeli di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan mengajukan usulan. Pembeli : yang ini pang Mang berapa? Penjual : yang itu dalapan satangah satujuk. Pembeli : yang ganal tuh 7 aja nah, Man. Penjual : kada kawa, mun 8 biar ha. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli memilih buah ramania di salah satu pedagang di pasar terapung. Pembeli bertanya tentang harga ramania yang sudah disusun pedangang di atas perahu. Penjual menyatakan bahwa harganya delapan ribu rupiah. Pembeli mengatakan yang ganal tuh, tujuh aja nah, Paman (yang besr itu tujuh ribu saja ya, Paman). Melalui tuturannya, pembeli melakukan tindakan mengajukan usulan yang merupakan ciri dari tindak tutur komisif. Pembeli : Barapaan sapuluh? Penjual : Lima balas ayu ha. Pembeli : Uma ai, sapuluh gen. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli buah di pasar terapung. Ketika penjual mengatakan bahwa harga buah yang dijualnya adalah lima belas ribu rupiah. Pembeli menawar harganya dengan mengusulkan agar harganya menjadi sepuluh ribu rupiah saja. Tindak Tutur Direktif Dari identifikasi tindak tutur direktif yang digunakan penjual di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan bertanya, memerintah, dan meminta. Tindakan bertanya dideskripsikan dalam contoh kutipan percakapan berikut ini. Pembeli : Man, ini berapa? Penjual : Sapuluh satuyuk Pembeli : Yang ini pang, Mang, berapa? Penjual : Yang itu dalapan satangah satuyuk. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli ingin membeli buah di pasar terapung Lok Baintan. Pembeli ingin mengetahui harga buah yang akan dibelinya dengan 58

15 bertanya kepada penjual menggunakan kata tanya berapa. Penggunaan kata tanya berapa menandakan bahwa tuturan tesebut termasuk tindak tutur direktif. Pembeli : Saya beli garuda 10 ikat, batuk 10 ikat ya. Penjual : Inggih, Bu. Pembeli : Jadi berapa semuanya? Penjual : Garuda sepuluh 25 ribu. Batuk 8 ribu. Jadi 32 ribu. Dari percakapan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembeli menggunakan jenis tindak tutur direktif jenis pertanyaan. Hal ini ditegaskan dalam kata Jadi berapa semuanya? Penjual : Manis ni, Ding ai. Putikan di pohon, kada paraman. Pembeli : kurangi lagi pamanlah, maambil 20 ikat nah. Penjual : Ayu ja nah. Direktif permintaan pada percakapan di atas terlihat pada kata kurangi lagi pamanlah... kata tersebut menunjukan adanya tindak tutur untuk meminta lebih murah kepada penjualnya. Penjual : Laksa sungsung habis, Nak ai. Kada banyak maulah. Nang ini ha lagi nah. Pembeli : Ulun apam batil gen, Cil ai. Nang panaslah. 3 buting. Hangiti sadikit. Pada percakapan di atas terlihat, adanya tindak tutur direktif permintaan ditegaskan pada kata Hangiti permintaan dari pembeli. Pembeli : Manis, Cillah. Penjual sadikit kata tersebut menunjukan adanya : Han manis kalo. Kuininyakah jua, tampulu di sini nah. Kaini mun di pasar nang di muka pa tia larang pada di sini haraganya. Pembeli : Anuakan ja,cil ai. Ramania dua puluh, kuini sapuluh biji. Direktif perintah ditegaskan pada kata Anuakan ja,cil ai. Ramania dua puluh, kuini sapuluh biji yang artinya siapkan saja Pembeli : Pasakan sapuluh gen kalo. Penjual : Kada kawa lagi kaitu pang sudah haraganya. Ganal, manis limaunya. Pembeli : Ayu ha. Anuakan ja tiga puluh. Percakapan di atas juga menunjukan adanya direktif perintah Ayu ha. Anuakan ja tiga puluh yang artinya baiklah, siapkan saja tiga puluh 59

16 Tindak Tutur Ekspresif Dari identifikasi tindak tutur ekspresif yang digunakan pembeli di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan berterimakasih. Pembeli : Ayu ja kaina baasa, Pamanlah. Penjual : Rasai dahulu nah. Pembeli : Ayu ja, kaina gen, makasih dulu, Pamanlah. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli pembeli membatalkan rencananya membeli buah di salah satu pembeli di pasar terapung. Penjual mempersilakan pembeli untuk mencicipi dagangan yag dijualnya. Tetapi, pembeli tetap menolak dan mengucapkan terima kasih kepada penjual karena telah menawarkan dagangan kepadanya. Tindakan berterima kasih juga dapat dilihat pada kutipan di bawah ini. Pembeli : Kada kurang lagi kah? Penjual : Pas ding ae. Pembeli : Makasih dulu cil lah. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli mencoba menawar harga barang yang ingin dibelinya kepada penjual di pasar terapung. Tuturan yang menyatakan tindakan berterima kasih ada pada kalimat makasih dulu, cil lah (terima kasih, ya, Bi). Tindak Tutur Deklaratif Dari identifikasi tindak tutur deklaratif yang digunakan pembeli di pasar terapung Lok Baintan ditemukan tindakan memutuskan dan membatalkan. Penjual : Ramania dua puluh bigi, sapuluh ribu. Kuini sapuluh bigi dua puluh ribu. Sapuluh lawan dua puluh, tiga puluh samunyaan. Pembeli : Nah, Cil, pas lah. Tukar. Penjual : Ih, jual. Percakapan di atas terjadi ketika pembeli memutuskan membeli buah di salah satu pedagang di pasar terapung. Hal ini ditegaskan pada kata Nah, Cil, pas lah. Tukar yang artinya Ini pas, saya beli Penjual : Inggih, Bu ai. Mun batuk dasar manis asam rasanya. Lawan berair. Memang seperti itu, Bu ai. Pembeli : Saya beli garuda 10 ikat, batuk 10 ikat ya. Penjual : Inggih, Bu. 60

17 Percakapan di atas terjadi ketika pembeli memutuskan membeli buah di salah satu pedagang di pasar terapung. Hal ini ditegaskan pada kata Saya beli garuda 10 ikat, batuk 10 ikat ya. Pembeli : Berapaan? Penjual : Batuk 1.500, antalagi 2.000, timbul 2.500, garuda Pembeli : Uma ai, kurangi ai, Paman ai. Penjual : Pas sudah tu. Manis nah rambutannya. Pembeli : Ayu ja kaina baasa, Pamanlah. Penjual : Rasai dahulu nah. Pembeli : Ayu ja, kaina gen, makasih dulu, Pamanlah. Dalam peristiwa jual beli tentunya terdapat berbagai jenis tindak tutur, salah satunya tindak tutur deklaratif membatalkan. Pada kalimat berikut ditegaskan deklaratif membatalkan. Ayu ja kaina baasa, Pamanlah dan Ayu ja, kaina gen yang artinya Baiklah, nanti lain kali saja DAFTAR PUSTAKA Arifin, Bustanul dan Abdul Rani Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Arikunto, Suharsmi Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta: Rineka Cipta. Basrowi dan Suwandi Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Kajian Bahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Chaer, Abdul Kesantunan Berbahasa. Jakarta: Rineka Cipta. Dajjasudarma, T. Fatimah Wacana. Bandung: Refika Aditama. Daymon, Christine dan Immy Holloway Qualitative Research Methods in Publik Relations and Marketing Communication. Terjemahan oleh Cahya Wiratama Riset Kualitatif. Yogyakarta: Bentang. Iskandar Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press. Jumadi Wacana. Yogyakarta: Pustaka Prisma. 61

18 Kesuma, Tri Mastoyo Jati. Tanpa Tahun. Pengantar (Metode) Penelitian Bahasa. Tanpa Penerbit. Mahsun, Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi, Metode dan Tekniknya. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada. Edisi Revisi. Muin, Abdul Analisis Kontrastif Bahasa Arab dan Indonesia Telaah terhadap Fonetik dan Morfologi. Jakarta: PT. Al-Husna Baru. Nadar F. X Pragmatik dan Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: GRAHA ILMU. Rafiek Muhammad Sosiologi Bahasa. Banjarmasin: Unlam. Rahardi, R. Kunjana Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga. Rahardi, R. Kunjana Berkenalan dengan Ilmu Bahasa Pragmatik. Malang: Dioma. Satori, Djaman dan Aan Komariah Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta. Tarigan, Henry Guntur Pengajaran Pragmatik (Edisi Revisi). Bandung: Angkasa. Tim Penyiapan Naskah Edisi Keempat Pedoman Penulisan Karya Ilmiah: Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Laporan Penelitian. Malang: Biro Administrasi Akademik, Perencanaan, dan Sistem Informasi Bekerja Sama dengan Penerbit Universitas Negeri Malang. Verhaar, J.W.M Asas-Asas Linguistik Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Yule, George Pragmatik. Banjarmasin: Unlam. 62

TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN

TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN (SPEECH ACT IN TRADING TRANSACTION IN PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN) Siti Norhasuna dan Zakiah Agus Kusasi Pendidikan

Lebih terperinci

Abstract. Keywords: representative speech act, directive speech acts, expressive speech acts. Abstrak

Abstract. Keywords: representative speech act, directive speech acts, expressive speech acts. Abstrak TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN MARTAPURA (SPEECH ACTS ON TRADING TRANSACTION AT FLOATING MARKET OF LOK BAINTAN MARTAPURA) Radiansyah dan Jumadi Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN. Dana Aswadi dan Erni Susilawati

PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN. Dana Aswadi dan Erni Susilawati Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 210 PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN Dana

Lebih terperinci

Rusmini. MAN 2 Model Banjarmasin, Jl. Pramuka KM 6 RT 20 No 28 Abstract. Abstrak

Rusmini. MAN 2 Model Banjarmasin, Jl. Pramuka KM 6 RT 20 No 28   Abstract. Abstrak KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI TANAMAN BUNGA DAN BUAH DI PASAR KILOMETER 7 KABUPATEN BANJAR (SPEECH POLITENESS IN INTERACTION BETWEEN THE SELLERS AND THE BUYERS OF PLANTS

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur

BAB V PENUTUP. bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya. Analisis jenis kalimat, bentuk penanda dan fungsi tindak tutur komisif bahasa Jawa dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi bersifat arbitrer yang dipergunakan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan alat utama dalam komunikasi dan memiliki daya ekspresi dan informatif yang besar. Bahasa sangat dibutuhkan oleh manusia karena dengan bahasa manusia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR INDUK MODERN PUSPA AGRO SIDOARJO SKRIPSI Oleh SULIKAH TRI HANDAYANI NIM 09340130 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH FAKULTAS

Lebih terperinci

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 11 No. 2 (2016) 21 31

LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : Vol. 11 No. 2 (2016) 21 31 LENTERA Jurnal Ilmiah Kependidikan ISSN : 0216-7433 Vol. 11 No. 2 (2016) 21 31 KESANTUNAN DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SMP ANGGREK BANJARMASIN Haswinda Harpriyanti 1

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR

REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR JAHDIAH: REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR... REALISASI KESANTUNAN TINDAK TUTUR KOMISIF BERJANJI DALAM BAHASA BANJAR (POLITENESS REALIZATION OF COMMISSIVE SPEECH ACT OF PROMISING IN BANJAR LANGUAGE) Jahdiah

Lebih terperinci

Lita Luthfiyanti. Abstract. Abstrak

Lita Luthfiyanti. Abstract. Abstrak JENIS DAN FUNGSI TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI TKIT UKHUWAH BANJARMASIN (THE TYPE AND FUNCTION OF SPEECH ACTS TEACHERS AND STUDENTS IN TEACHING AND LEARNING IN TKIT UKHUWAH

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 2 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI

ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI ANALISIS IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA TRANSAKSI TAWAR MENAWAR PENJUAL DAN PEMBELI LAIN JENIS KELAMIN DI PASAR TRADISONAL KOTA BATU SKRIPSI Oleh SUSANTI FITRIANA PATRISIA NIM 201010080311008 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri. Bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan media komunikasi yang paling canggih dan produktif. Kentjono (dalam Chaer, 2007: 32) mengemukakan bahwa bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA. TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA Oleh Linda Apriyanti Nurlaksana Eko Rusminto Sumarti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : lindaapriyanti1251@gmail.com

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS

TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 CIAMIS TINDAK TUTUR DALAM BERCERITA Oleh Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK Berdasarkan observasi penulis saat melakukan kegiatan PPL. Anak terlihat cenderung pasif melakukan kegiatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap 1 BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM

ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM ANALISIS TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM NOVEL HAFALAN SHALAT DELISA KARYA TERE LIYE ARTIKEL E-JOURNAL ELFI SURIANI NIM 120388201079 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU

Lebih terperinci

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM:

OLEH: DENIS WAHYUNI NPM: TINDAK TUTUR DIREKTIF DAN EKSPRESIF DALAM KOMUNIKASI PENJUAL DAN PEMBELI DI DEPOT SATE DAN GULE HAJI UMAR DESA SUMBEREJO KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI ARTIKEL SKRIPSI Diajukan Untuk Penulisan Skripsi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI TINDAK TUTUR PUJIAN DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI PKBM AL-ISLAMIYAH DESA AWAR-AWAR KECAMATAN ASEMBAGUS KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI OLEH MARITA AWWALIYAH MAGHFIRAH NIM 09340035 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

Lebih terperinci

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Oleh: Agus Setiaji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa agussetiaji94 @yahoo.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU Siska Indri Febriana * Imam Suyitno Widodo Hs. E-mail: fchizka@gmail.com Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU TAMAN KANAK-KANAK DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR TK AISYIYAH 29 PADANG Nensi Yuferi 1), Hasnul Fikri 2), Gusnetti 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia 2)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada Abstrak Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Taman kanak-kanak merupakan salah satu sarana pendidikan yang baik dalam perkembangan komunikasi anak sejak usia dini. Usia empat sampai enam tahun merupakan masa

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. (6) definisi operasional. Masing-masing dipaparkan sebagai berikut. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini dipaparkan subbab-subbab yaitu, (1) latar belakang, (2) fokus masalah, (3) rumusan masalah, (4) tujuan penelitian, (5) manfaat penelitian dan (6) definisi operasional. Masing-masing

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa berbahasa. Sebagian orang menggunakan bahasa lisan atau tulisan dengan menggunakan kata-kata yang jelas

Lebih terperinci

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia ABSTRAK

Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia   ABSTRAK REALISASI PRINSIP KESOPANAN BERBAHASA INDONESIA DI LINGKUNGAN SMA MUHAMMADIYAH PURWOREJO TAHUN 2012 DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA DI SMA Oleh: Budi Cahyono, Pendidikan Bahasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Frinawaty Lestarina Barus, 2014 Realisasi kesantunan berbahasa politisi dalam indonesia lawyers club 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam berbahasa diperlukan kesantunan, karena tujuan berkomunkasi bukan hanya bertukar pesan melainkan menjalin hubungan sosial. Chaer (2010:15) mengatakan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF PADA TUTURAN ANAK USIA EMPAT- -ENAM TAHUN DESA GENTING PULUR KECAMATAN JEMAJA TIMUR KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan

BAB 5. KESIMPULAN dan SARAN. pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan 1 BAB 5 KESIMPULAN dan SARAN 5.1 Kesimpulan Bahasa merupakan produk budaya yang paling dinamis dalam pemakaiannya. Bahasa juga kerap dijadikan media dalam mengungkapkan pemikiran, permintaan, dan perasaan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

Isnaniah. MIS Muhammadiyah 3 Alfurqan Banjarmasin. Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai Ujung, Kode Pos 70121,

Isnaniah. MIS Muhammadiyah 3 Alfurqan Banjarmasin. Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai Ujung, Kode Pos 70121, TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR UJUNG MURUNG BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN (SPEECH ACTS IN THE SALE AND PURCHASE TRANSACTIONS AT UJUNG MURUNG MARKET BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN) Isnaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial.

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kepentingan untuk menjalin hubungan interaksi sosial. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah media komunikasi yang paling efektif bagi manusia dalam berhubungan dengan dunia di luar dirinya. Hal itu berarti bahwa fungsi utama bahasa adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM PEMENTASAN NASKAH DRAMA SEPASANG MERPATI TUA KARYA BAKDI SOEMANTO KAJIAN PRAGMATIK EXPRESSIVE SPEECH ACTS IN STAGING PLAYS AN OLD PAIR OF DOVES PRAGMATIC ASSESSMENT BAKDI WORK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Manusia mempunyai dua peran dalam berkomunikasi, baik secara lisan maupun tulisan, yaitu sebagai pemberi informasi dan sebagai penerima informasi. Komunikasi

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Studi deskriptif dilihat dari lokusi, ilokusi, dan perlokusi) Ida Hamidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berbahasa merupakan aktivitas sosial bagi manusia. Seperti aktivitas sosial lainnya berbahasa baru terwujud apabila manusia terlibat di dalamnya (Alan dalam

Lebih terperinci

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang Abstrak: Ungkapan penerimaan dan penolakan merupakan bagian dari ungkapan persembahan dalam suatu tindak

Lebih terperinci

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH UTAMA DALAM FILM KEHORMATAN DI BALIK KERUDUNG SUTRADARA TYA SUBIYAKTO DAN RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK DAN BERBICARA DI KELAS X SMA Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO

KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO KESANTUNAN BERBAHASA GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI SMA NEGERI 2 LINTAU BUO Oleh: Nuri Gusriani 1, Atmazaki 2, Ellya Ratna 3 Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Pengertian Pragmatik Pragmatik pertama kali diperkenalkan oleh seorang filsuf yang bernama Charles Morris. Pragmatik merupakan cabang ilmu bahasa yang semakin dikenal pada masa

Lebih terperinci

REALISASI SAPAAN DATU DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA BANJAR. Greetings Datu Realization of Banjar Language Expressive Speech Acts

REALISASI SAPAAN DATU DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA BANJAR. Greetings Datu Realization of Banjar Language Expressive Speech Acts REALISASI SAPAAN DATU DALAM TINDAK TUTUR EKSPRESIF BAHASA BANJAR Greetings Datu Realization of Banjar Language Expressive Speech Acts RISSARI YAYUK Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Selatan Jln. A. Yani.

Lebih terperinci

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG

WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG WUJUD KALIMAT IMPERATIF TUTURAN GURU TAMAN KANAK-KANAK KARYA PKK PACONGKANG KABUPATEN SOPPENG Munirah, Lili Suriani munirah.fkip@gmail.com Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Magister Universitas

Lebih terperinci

TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN

TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN TUTURAN DIREKTIF TOKOH UTAMA DAO MING SI DAN SHAN CAI EPISODE 1-15 DALAM DRAMA SERI METEOR GARDEN ( 流星花园 /LIU XING HUA YUAN) KARYA CAI YUEXUN ATIQOTUL FITRIA Pendidikan Bahasa Mandarin, Fakultas Bahasa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Menurut pendapat Austin (1962) yang kemudian dikembangkan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Berbahasa dalam bentuk berbicara merupakan bagian dari keterampilan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA

ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA ANALISIS TINDAK TUTUR TIDAK LANGSUNG TIDAK LITERAL ANTARA PEMBELI DENGAN PENJUAL BUAH DI MOJOSONGO, SURAKARTA Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa adalah sistem lambang bunyi ujaran yang digunakan untuk berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Bahasa yang baik berkembang berdasarkan suatu sistem,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI

ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI ANALISIS TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM SITUASI PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS X MAN MALANG 1 SKRIPSI Oleh RATIH INDAH SARI 09340055 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA DAN DAERAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa manusia akan sulit berinteraksi dan berkomunikasi dengan sesamanya. Selain itu bahasa juga menjadi

Lebih terperinci

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana

Lebih terperinci

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR Ni Luh Komang Sri Majesty, I Made Sutama, Gede Gunatama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal

I. PENDAHULUAN. Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal 1 I. PENDAHULUAN Bagian pendahuluan dalam tesis ini terdiri dari, latar belakang yang berisi hal-hal yang menjadi latar belakang pemilihan topik penelitian, termasuk mensignifikasikan pemilihan topik penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran

BAB V PENUTUP. Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian ini bagi pembelajaran BAB V PENUTUP Pada bagian ini akan dibahas mengenai kesimpulan hasil penelitian Analisis Pemanfaatan Prinsip Kesantunan Berbahasa pada Kegiatan Diskusi Kelas Siswa Kelas XI SMA N 1 Sleman, implikasi penelitian

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan BAB V SIMPULAN DAN SARAN Pada Bab 5 ini akan disajikan simpulan dan saran berdasarkan hasil temuan dari dua pertanyaan penelitian dan pembahasan pada pada Bab 4. Bab ini diawali dengan simpulan dan ditutup

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA GURU DAN SISWA PADA ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME

TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA GURU DAN SISWA PADA ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME TINDAK TUTUR ILOKUSI ANTARA GURU DAN SISWA PADA ANAK PENYANDANG DOWN SYNDROME Inten Fitriani Liliana Muliastuti Asisda WAP Abstrak. Penelitian ini membahas mengenai fenomena tindak tutur yang dimiliki

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi

BAB II KAJIAN TEORI. keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah teori pragmatik, aspek-aspek situasi BAB II KAJIAN TEORI Untuk mendukung penelitian ini, digunakan beberapa teori yang dianggap relevan dan dapat mendukung penemuan data agar memperkuat teori dan keakuratan data. Teori-teori tersebut adalah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di

BAB I PENDAHULUAN. interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan dalam setiap transaksi jual-beli di 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mendengar kata pasar tidak lebih dari anggapan bahwa adanya pembeli dan penjual harus bertemu secara langsung untuk mengadakan interaksi jual-beli. Hal ini dapat ditemukan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

Keyword: function of pragmatic, discourse monologue, and social networking.

Keyword: function of pragmatic, discourse monologue, and social networking. FUNGSI PRAGMATIS DALAM WACANA MONOLOG MARIO TEGUH DI JEJARING SOSIAL Nanik Setyawati 1 ; Riyadi Santosa 2 ; Sumarlam 2 ; Dwi Purnanto 3 1 Doctoral Student of Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Professor

Lebih terperinci

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASIANTARGURUDI SMK NEGERI 1 MARTAPURA(LINGUISTIC POLITENESS IN TEACHERS COMMUNICATIONS IN SMK NEGERI 1 MARTAPURA)

KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASIANTARGURUDI SMK NEGERI 1 MARTAPURA(LINGUISTIC POLITENESS IN TEACHERS COMMUNICATIONS IN SMK NEGERI 1 MARTAPURA) KESANTUNAN BERBAHASA DALAM KOMUNIKASIANTARGURUDI SMK NEGERI 1 MARTAPURA(LINGUISTIC POLITENESS IN TEACHERS COMMUNICATIONS IN SMK NEGERI 1 MARTAPURA) Marny Rustina SMK Negeri 1 Martapura e-mail marnyrustina@ymail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pragmatik adalah cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi (Wijana,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A

TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A TINDAK TUTUR ILOKUSI PADA IKLAN PEMASARAN GEDUNG PERKANTORAN AGUNG PODOMORO CITY NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: FENDY ARIS PRAYITNO NIM A310 090 180 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. misalnya di rumah, di jalan, di sekolah, maupundi tempat lainnya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur merupakan tindakan yang terjadi dalam setiap proses komunikasi dengan menggunakan bahasa. Manusia sebagai makhluk sosial memerlukan alat komunikasi sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kegiatan yang menjadi konteks dan tempat tuturan itu tejadi. 1 BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakangMasalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A

BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Diajukan Oleh: SEPTIN ARIYANI A BENTUK DAN FUNGSI TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Disusun sebagai salah satu syarat menyeleaikan Program Studi Strata 1 pada Jurusan Bahasa Indonesia Fakultas Keguruan

Lebih terperinci