Abstract. Keywords: representative speech act, directive speech acts, expressive speech acts. Abstrak

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Abstract. Keywords: representative speech act, directive speech acts, expressive speech acts. Abstrak"

Transkripsi

1 TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL-BELI DI PASAR TERAPUNG LOK BAINTAN MARTAPURA (SPEECH ACTS ON TRADING TRANSACTION AT FLOATING MARKET OF LOK BAINTAN MARTAPURA) Radiansyah dan Jumadi Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, Jl. Brigjend. H. Hasan Basry, Kampus Kayu Tangi, Banjarmasin, Kode Pos 70123, Abstract Speech Acts on Trading Transaction at Floating Market of Lok Baintan Martapura. Speech act is an act of speech when the speaker issued. In the process of buying and selling at the Floating Market Lok Baintan Martapura are speech acts. This study discusses the use of speech acts in the Floating Market Lok Baintan Martapura. This study aims to determine what kind of speech act use in the process of buying and selling at the Floating Market Lok Baintan Martapura. the use of speech acts that speak by merchants and shoppers are representative speech act, directive speech acts, and expressive speech acts. Representative speech acts used by traders and shoppers in the form of follow-inform, explain, inform, suggest, insist, besumpah, asserted, complaining and giving advice. Directive speech acts used by traders and shoppers in the form of permit, question, ask, force and advise. Meanwhile, the expressive speech acts used by the traders and buyers in the form of joy, resentment, joy, anger, pronunciation thank you, an apology, and praise. Speech acts of the most dominant traders are representative speech acts. Keywords: representative speech act, directive speech acts, expressive speech acts Abstrak Tindak Tutur dalam Transaksi Jual-Beli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Tindak tutur adalah suatu tindak berbicara saat penutur. Dalam proses jual beli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura adalah tindak tutur. Penelitian ini membahas penggunaan tindak tutur di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jenis tindak tutur yang digunakan dalam proses jual beli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. penggunaan tindak tutur yang diujarkan oleh pedagang dan pembeli sebagai representasi tindak tutur, tindak tutur direktif, dan tindak tutur ekspresif. Representasi tindak tutur digunakan oleh pedagang dan pembeli dalam bentuk tindak menginformasikan, jelaskan, menginformasikan, menyarankan, bersikeras, bersumpah, menegaskan, mengeluh dan memberikan nasihat. Tindak tutur direktif yang digunakan oleh pedagang dan pembeli dalam bentuk izin, pertanyaan, bertanya, memaksa dan memberikan saran. Sementara itu, tindak tutur ekspresif yang digunakan oleh para pedagang dan pembeli dalam bentuk sukacita, dendam, sukacita, kemarahan, pengucapan terima kasih, permintaan maaf, dan pujian. Tindak tutur satu pedagang yang paling dominan adalah tindak tutur representatif. Kata-kata kunci: tindak tutur representatif, tindak tutur direktif, tindak tutur ekspresif

2 PENDAHULUAN Tindak tutur merupakan suatu tindakan ketika penutur mengeluarkan ujaran. Dalam proses transaksi jual-beli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura terdapat tindak tutur. Penelitian ini membahas tentang penggunaan tindak tutur di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seperti apa penggunaan tindak tutur dalam proses transaksi jualbeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Manusia tidak dapat dipisahkan dari bahasa dalam menyampaikan informasi. Manusia dalam berkomunikasi menggunakan bahasa, baik dalam komunikasi lisan atau tertulis. Dalam berkomunikasi manusia dapat menyapa, bertanya, dan mengutarakan pendapat. Proses manusia dalam menyapa, bertanya, dan mengutarakan pandapat pasti berbeda pada setiap individuindividunya, sehingga setiap individu menggunakan bahasa atau kalimat-kalimat yang mudah untuk menyapa, bertanya, dan mengutarakan pendapat agar dapat dipahami. Sosiologi telah lama mencatat kelompok-kelompok manusia bukan hanya dibedakan dari bahasa yang digunakan melainkan juga dari tempat tinggal, kondisi sosial, pekerjaan, dan status ekonomi. Dari beberapa perbedaan itu, masyarakat mempunyai ciri atau dialek serta variasi bahasa sendiri. Dari perbedaan itu, Searle (dalam Arifin dan Rani, 2000: 136) mengemukakan dalam berkomunikasi yang menggunakan bahasa selalu terdapat tindak tutur. Searle berpendapat bahwa komunikasi bahasa bukan sekadar lambang, kata, atau kalimat, tetapi akan lebih tepat apabila disebut produk atau hasil dari lambang, kata, atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Austin (1962) menyatakan bahwa secara analitis dapat dipisahkan tiga macam tindak tutur yang terjadi secara serentak: (1) tindak lokusi, (2) tindak ilokusi, (3) tindak perlokusi. Dari pembagian ciri di atas, tindak lokusi menurut Lyons (dalam Arifin dan Rani, 2000: 138) adalah suatu tindak berkata, yaitu menghasilkan ujaran dengan makna tertentu referensi tertentu. Austin (dalam Arifin dan Rani, 2000: 139), mengemukakan tindak ilokusi menekankan pada pentingnya pelaksanaan isi ujaran bagi penuturnya. Secara khusus, Searle (dalam Arifin dan Rani, 2000) mendeskripsikan tindak ilokusi ke dalam lima jenis tindak tutur, yaitu (1) asertif adalah tindak tutur yang menjelaskan apa dan bagaimana sesuatu itu adanya, (2) komisif adalah tindak tutur yang mendorong penutur melakukan sesuatu, (3) direktif adalah tindak tutur yang berfungsi mendorong pendengar melakukan sesuatu, (4) ekspresif adalah tindak tutur yang menyangkut perasaan dan sikap, tindakan ini berfungsi untuk mengekspresikan dan mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap mitra tutur, (5) deklarasif/deklaratif adalah tindak tutur yang menghubungkan isi proposisi dengan realitas yang sebenarnya, dan yang terakhir tindak perlokusi adalah tindak tutur yang dilakukan untuk mempengaruhi orang lain atau membuat orang bereaksi. Penelitian tentang tindak tutur memang sudah pernah dilakukan oleh Norhana (2007). Akan tetapi Norhana meneliti Tindak Tutur dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban yang menekankan pada tuturan dalam mengungkapkan gugatan terhadap dominasi kekuasaan laki-laki. Dari penelitian yang sudah dilakukan, jelas berbeda karena penelitian yang dilakukan penulis lebih menekankan pada apa saja jenis penggunaan tindak tutur dalam transaksi jual beli di pasar Terapung Lok Baintan Martapura. METODE Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Penulis menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif di dalam penelitian ini, dengan cara membuat deskripsi yang sistematis dan akurat mengenai data yang diteliti. Metode deskriptif ini dipilih karena penelitian yang dilakukan bertujuan untuk menggambarkan tentang

3 objek yang diteliti. Di dalam mengamati interaksi sosial yang terjadi, penulis melaksanakan metode ini dengan cara mengamati, ikut berperan serta melakukan wawancara dan merekam tuturan-tuturan yang diujarkan oleh si penjual dan pembeli yang sedang melakukan transaksi jual-beli di pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Data yang diperoleh dalam penelitian ini bersumber dari bahasa lisan yang dituturkan oleh pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli yang sedang melakukan transaksi jual-beli dan sumber data berasal dari para pedagang dan pembeli di pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah percakapan atau tindak tutur yang dituturkan para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Sumber data diperoleh dari tuturan yang diujarkan para pedagang dan pembeli berupa rekaman dan hasil wawancara. Untuk pengambilan data, penelitian ini dilakukan di lapangan, tepatnya di pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Adapun pelaku di dalam penelitian ini adalah para pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan observasi (simak), dan wawancara (cakap). Penggunaan teknik observasi mendominasi kegiatan pengumpulan data dalam kajian ini. Peneliti melakukan observasi terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan oleh para pedagang dan pembeli. Untuk mendapatkan data tuturan tersebut, peneliti melakukan perekaman. Dalam konteks itu, peneliti berusaha mendapatkan rekaman tuturan sebanyak mungkin dari proses komunikasi di pasar terapung Martapura. Dalam melakukan perekaman, peneliti menggunakan alat perekam berupa HP (handphone) untuk mendapatkan hasil rekaman yang lebih baik serta dapat didengar. Sumber data, pedagang di pasar Terapung Lok Baintan Martapura tidak mengetahui bahwa tuturannya direkam sehingga proses perekaman tidak berdampak kepada menurunnya derajat kealamiahan data dan tanpa direkayasa. Peneliti juga mengajukan beberapa pertanyaan diantaranya menanyakan data pribadi para pedagang dan status sosialnya. Dari hasil perekaman itu, kemudian dilakukan transkripsi. Selain melakukan perekaman, peneliti juga membuat catatan lapangan di mana terjadi percakapan antara pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli. Sebelum dilakukan analisis, data yang telah dikumpulkan dikelompokkan terlebih dahulu. Klasifikasi data itu dilakukan untuk mendapatkan tipe-tipe data yang tepat dan cermat, selanjutnya untuk mempermudah proses analisis. Klasifikasi tersebut dilakukan dengan cara berikut. 1. Pengumpulan data, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang berupa rekaman percakapan antara pedagang dengan pedagang dan pedagang dengan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. 2. Pentranskripsian data rekaman ke dalam bentuk tulisan. 3. Pengidentifikasian tindak tutur (asertif, direktif, dan ekspresif). 4. Pengklasifikasian tindak tutur (asertif, direktif, dan ekspresif). Mahsun (2007: 225) mendefinisikan analisis data sebagai upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasikan atau mengelompokkan data. Teknik analisis data pada penelitian ini dilakukan mengelompokkan data-data yang diperoleh hasil dari simak, rekam, dan wawancara. Mencatat data hasil rekaman, kemudian menganalisis seluruh data sesuai yang diperoleh, setelah itu mengidentifikasikan data sesuai dengan tindak tutur para pedagang dan pembeli berdasarkan penggunaan tindak tutur asertif, direktif, dan ekspresif. Data yang diperoleh dilakukan

4 pengecekan keabsahan data, dan terakhir menyimpulkan hasil penelitian tentang tindak tutur para pedagang dan pembeli. Analisis data penelitian meliputi (1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) verifikasi/penyimpulan. Reduksi data diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi dari kata kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Penyajian data diartikan sebagai proses penyusunan informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan, dan pengambilan tindakan, sedangkan penyimpulan diartikan sebagai proses pengambilan kesimpulan dengan cara mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi yang penting, dan alur sebab akibat. Reduksi data dilakukan dengan mendeskripsikan dan mengindentifikasi tindak tutur pada tuturan yang telah dikumpulkan. Kemudian, data yang telah dideskripsikan dan diidentifikasi berdasarkan kelompoknya. Pada tahap penyajian data dilakukan pengkodean seperti tindak tutur a) Rep (representatif), b) Dir (direktif) dan c) Eks (ekspresif). Pengkodean dilakukan untuk mengidentifikasi fokus yang telah ditentukan. Tahap terakhir analisis data adalah proses penyimpulan atau verifikasi. Proses ini merupakan proses interpretasi sebelum dihasilkan temuan kajian. Dalam kajian ini, penafsiran data dilakukan melalui proses heuristik. Dengan proses ini, data ditafsirkan menggunakan hipotesis-hipotesis yang ada di benak peneliti dan didukung oleh catatan lapangan dan data dari hasil wawancara. Hipotesis-hipotesis itu lebih mengarah kepada kerangka analisis data, bukan hipotesis kajian sebagaimana dipahami dalam jenis kajian kuantitatif. Dalam penelitian ini, untuk menguji keabsahan data yang digunakan pada penelitian, digunakan metode triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatau yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data sebelumnya. Sebelum dilakukan analisis, data yang terkumpul diadakan pengecekan keabsahannya. Dalam kajian kualitatif dikenal empat jenis triangulasi yakni triangulasi sumber, metode, peneliti, dan teori. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengumpulkan data sejenis dari sumber data yang berbeda. Triangulasi metode dilakukan dengan cara lebih dari satu teknik pengumpulan data, yakni dengan perekaman untuk mendapatkan data tuturan, observasi untuk mendapatkan catatan lapangan, dan wawancara untuk mendapatkan pandangan P dan T terhadap data yang ditriangulasikan. Penulis membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dengan narasumber yang dapat dipercaya. Selain itu, penulis juga akan membandingkan apa yang dikatakan narasumber di depan umum dengan dikatakan secara pribadi. Dengan triangulasi dalam pengumpulan data tersebut, dapat diketahui apakah narasumber memberi data yang berbeda. HASIL DAN PEMBAHASAN Penggunaan Tindak Tutur Representatif Berdasarkan hasil penelitian, seorang pedagang maupun pembeli lebih banyak menggunakan tindakk tutur representatif (Rep) berupa tindak menjelaskan apa adanya, seperti tindakan memberikan informasi, menjelaskan, memberitahukan, bersikeras, menyarankan, menegaskan, bersumpah, mengeluh, dan memberi saran. Tindak tutur representatif mempunyai fungsi untuk memberi tahu orang mengenai sesuatu. Contoh penggunaan tindak tutur representatif yang diujarkan oleh para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura bisa dilihat pada beberapa contoh kutipan dan percakapan berikut ini.

5 Kutipan antara pedagang dan pembeli Atul : Manjualakan ampun urang jua aku ni? ( menjualkan dagangan orang saya ini ) Radiansyah : Itu haja gin amun pian hakun ( itu saja kalau anda mau ) (Konteks : dituturkan ketika pembeli menawar dengan harga yang murah) Penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur representatif memberitahukan. Penutur menggunakan tindak tutur representatif berupa memberitahukan kepada mitra tuturnya. Tuturan yang digunakan pedagang (Atul) berupa menjualkan ampun urang jua aku ni. Pedagang (Atul) memberitahu bahwa dia sesungguhnya menjualkan dagangan orang berharap dari lebihnya harga yang ditawarkan itulah dia mengambil untung dari dagangan yang ditawarkannya. Pada kutipan di bawah ini terdapat penggunaan tindak tutur representatif mengeluh dan memberi saran. Radiansyah Maimunah : Kalarangan, kaya ini haja nah cil, lima blas ribu biar haja buati nang halus-halusnya lawan jua pian haja nang mamilihkan, urang ulun asal marasai ja? ( bagaimana bi kalu seperti ini saja, harganya lima belas ribu yang kecil-kecilnya dibuatkan juga dan yang memilih buahnya bibi juga, kami asalkan merasakan buah jeruk itu saja ) : Nang kayapa lah, kada meambil untung aku sadikit-sadikit tu pang aku maambil untung? ( bagaimana ya, tidak dapat untung saya, sedikit-sedikit itu saja saya mengambil untungnya ) (konteks: ketika pembeli mengeluh harga terlalu mahal) Kutipan di atas terdapat penggunaan tindak tutur representatif mengeluh dan memberi saran. Pada tuturan di atas pembeli (Radiansyah) merasa harga yang akan dibelinya terlalu mahal, ini ditandai dengan adanya tuturan pembeli kalarangan, sebenarnya maksud pembeli (Radiansyah) hanya ingin membeli beberapa saja kerena sudah jelas tuturan pembeli (Radiansyah) yang menyatakan hanya ingin mencicipi (merasai), pembeli (Radiansyah) tahu kalau harga barang yang akan dibelinya sebenarnya memang mahal karena sekarang bukan musimnya, tetapi dengan memberikan alasan yang kuat sehingga pedagang (Maimunah) mau menurunkan harga jeruknya. Tuturan di atas juga terdapat tindak tutur representatif yang berupa memberi saran. Tuturan itu ditandai dengan nang kaya ini haja nah cil, lima blas ribu biar haja buati nang halushalusnya lawan jua pian haja nang mamilihkan, urang ulun asal marasai ja? Pembeli (Radiansyah) memberikan saran kepada pedagang agar harga diturunkan dengan syarat pedagang (Maimunah) yang memilihkan dan menyuruh pedagang (Maimunah) mencampur yang kecil dengan yang besar, teknik ini dianggap pembeli (Radiansyah) agar pedagang (Maimunah) mau menjual dengan harga yang murah. Penggunaan Tindak Tutur Direktif Tindak tutur direktif adalah tindak tutur yang mendorong T melakukan sesuatu. Dengan demikian, tindak tutur ini bertujuan menghasilkan efek berupa tindakan yang dilakukan oleh T. Dalam pertuturan di pasar Terapung Lok Baitan Martapura juga banyak digunakan.

6 Tindak tutur direktif juga termasuk tindak tutur yang mempunyai banyak jenis. Keragaman penggunaan jenis tindak tutur direktif terkait dengan usaha-usaha yang dilakukan P agar T melakukan sesuatu. Usaha-usaha itu, seperti P meminta, bertanya, membolehkan, memaksa, dan menyarankan T melakukan sesuatu. Pada kutipan di bawah ini juga terdapat penggunaan tindak tutur direktif berupa pertanyaan. Siti : Berapa bungkus? ( Berapa bungkus ) Erlita : Dua bungkus ( Dua bungkus ) Siti : Beacar kah? ( Acarnya dibuat juga ) Erlita : Kada usah cil ai? ( Tidak usah Bi ) (konteks: dituturkan ketika sedang terjadi transaksi jual beli) Pada kutipan di atas terdapat penggunaan tindak tutur direktif berupa pertanyaan, pertanyaan pedagang (Siti) kepada pembeli (Erlita) dilakukan sebanyak dua kali ini ditandai dengan Berapa bungkus? dan Beacar kah? Pedagang (Siti) bertanya kepada pembeli (Erlita) sebanyak dua kali dan pertanyaannya berbeda. Pada kutipan terdapat penggunaan tindak tutur pertanyaan. Aminah : Mulai mana bubuhan ikam ni ( Dari mana kalian ini ) Radiansyah : Mulai banjar cil ai? (Dari banjar Bi ) Aminah : Naik apa bubuhan ikam, rusak kalu jalan muka tu ( Naik apa kalian, jalan didepan itu rusak ya ) Radiansyah : Inggih, bekendraan tadi cil, kendaraan ulun tinggal di muka sakulahan ( Iya, pakai sepeda motor Bi, sepeda motornya saya titipkan didepan sekolah ) Aminah : Iya kah, bararti shubuh banar bubuhan ikam bajalan batis tadi lah? ( Begitu ya, berarti masih shubuh sekali kalian berjalan ya ) Radiansyah : Inggih cil ae, maka jauh banar bajalan? ( Iya Bi, jauh sekali berjalan ) (konteks: dituturkan ketika pedagang dan pembeli sedang bercengkrama) Pada kutipan di atas terdapat penggunaan tindak tutur direktif pertanyaan, pedagang (Aminah) melakukan beberapa kali pertanyaan kepada pembeli (Radiansyah) karena pedagang (Aminah) ingin mengetahui darimana pembeli (Radiansyah) ini berasal karena di Pasar Terapung Lok Baintan pengunjungnya dari berbagai daerah dan bukan dari KALSEL saja tetapi juga dari luar pulau bisa saja pengunjung datang. Bahkan dari luar negeri banyak turis-turis asing berkunjung ke Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Pada kutipan di bawah ini terdapat penggunaan tindak tutur direktif berupa pertanyaan. Erlita : Sapa cil ngaran pian? ( Siapa nama Bibi )

7 Masirah : Ngaran acil kah, Masirah? ( Nama Bibi Masirah ) Erlita : Rumah pian parak mana cil, ( Rumah Bibi dekat mana ) Masirah : Parak langgar yang bagian ikam meandak kandraan tadi? ( Dekat mushula, tempat kalian meletakkan sepeda motor ) Erlita : Inggih cil lah, apa nama desa pian cil? ( Iya Bi, apa nama desa temapt Bibi tinggal ) Masirah : Desa Baitan luar ( Desa Baitan Luar ) Erlita : Laki pian bagawi apa cil? ( Suami ibu bekerja apa ) Masirah : Laki aku mancari iwak? (Suami saya bekerja sebagai nelayan ) Erlita : Inggih makasih cil lah? ( Iya terimakasih Bi ya ) (konteks: dituturkan ketika pedagang meminta pembeli untuk menunggu) Pada penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur direktif berupa pertanyaan yang menginterogasi untuk mengetahui seluk-beluk pedagang (Masirah), tetapi interogasi yang dilakukan berupa hal-hal sederhana dan bersifat terbuka, pedagang (Masirah) tidak menyadari bahwa pembeli (Erlita) mengajukan beberapa pertanyaan dan sifatnya interogasi untuk memperoleh data dari pedagang (Masirah). Penggunaan Tindak Tutur Ekspresif Tindak tutur ekspresif adalah tindak tutur yang menyatakan apa yang dirasakan penutur. Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terdapat beberapa penggunaan tindak tutur ekspresif yang diujarkan oleh para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura. Tindak tutur ekspresif yang dituturkan para pedagang dan pembeli tersebut berupa bentuk rasa senang, rasa tidak suka, rasa gembira, memuji, marah, pengucapan terima kasih, dan permintaan maaf. Contoh tindak tutur ekspresif yang dituturkan para pedagang dan pembeli dapat dilihat pada contoh-contoh tuturan berikut ini. Kutipan antara pedagang dan pembeli Aminah : Iya kah, minta maaf acil lah kadada kantongannya? ( Iya, Bibi minta maaf karena tidak mempunyai kantong kresek ) Erlita : Inggah kada papa cil? ( Iya tidak apa-apa Bi ) (konteks: ketika sudah terjadi transaksi jual beli) Pada penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa permintaan maaf, pedagang (Aminah) meminta maaf kepada pembeli (Erlita) karena dia tidak punya kantong kresek, kata-kata itu ditandai dengan Iya kah, minta maaf acil lah kadada kantongannya? Kebiasaan di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura, para pedagangnya sering tidak mempunyai kantong kresek. Hal ini terjadi karena sesama pedagang masih menggunakan cara barter. Oleh karena itu, mereka menganggap kantong kresek tidak terlalu perlu digunakan

8 dalam transaksi jual-beli karena mereka menganggap perahu (jukung) sebagai tempat atau wadah meletakkan barang yang akan didagangkan atau barang dagangan yang akan dibarterkan. Pada penggalan wacana di bawah ini terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa rasa gembira. Aminah : Ngaranku Aminah, iih, nah pisangnya? ( Nama saya Aminah, iya ini kue pisangnya ) Radiansyah : Tukar cil lah? Aminah (Saya tukar Bi ya ) : Iih jual? ( Iya jual ) (konteks: ketika pedagang menyerahkan barang dagangan yang akan dibeli pembeli) Pada penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa rasa gembira, hal ini ditandai dengan Iih, nah pisangnya?dan Iih jual? Pedagang (Aminah) merasa gembira karena barang dagangannya dibeli oleh pembeli (Radiansyah) dan sesuai dengan harga yang ditawarkan. Pada penggalan wacana di bawah ini juga terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif rasa gembira. Masirah : Iih ini nah gado-gadonya ( Iya ini gado-gadonya ) Erlita : Inggih cil tukar lah? ( Iya Bi tukar ya ) Masirah : Iih jual seadanya, berelaaan kita lah? ( Iya saya jual seadanya dan kita berelaan ya ) (konteks: dituturkan ketika transaksi sudah berakhir) Pada penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif rasa gembira. Hal ini ditandai dengan Iih jual seadanya, berelaaan kita lah? Ekspresif rasa gembira di atas ditandai dengan kata-kata Iih jual seadanya dan diikuti dengan kata-kata berelaaan kita lah? Pada zaman sekarang sulit menemukan yang menuturkan kata-kata berelaan pada akhir transaksi jual-beli, karena kata-kata seperti itu banyak digunakan oleh nenek-kakek kita pada zaman dulu. Pada kutipan di bawah ini terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa memuji. Irus : Lontongnya, bungasnya ikam ding? ( Lontongnya, cantik sekali kamu De ) Erlita : Bungas kenapa cil? ( Cantik kenapa Bi ) Irus : Kaya arab muha ikam? ( Seperti orang arab wajahmu ) Erlita : Bisa banar acil neh? Irus ( Bibi bisa saja ) : Bujuran, ( iya benar ) (konteks: pedagang menawarkan kepada pembeli) Pada kutipan di atas terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa memuji. Hal ini ditandai dengan Lontongnya, bungasnya ikam ding?dan Kaya arab muha ikam? Pedagang (Irus) di sini menawarkan barang dagangannya sekaligus memuji calon pembeli (Erlita) berharap

9 barang dagangannya akan dibeli, sering dijumpai apabila seseorang yang ada maunya kebiasaan dia akan memuji seseorang yang dia anggap mau menolongnya, contohnya kata-kata yang sering digunakan cantik, ganteng, manis, dan lain-lain. Hal itu dilakukan agar orang dipuji mau menuruti apa yang dia mau. Pada penggalan wacana di bawah ini terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif berupa rasa tidak suka. Pedagang : Aku terserah bagian ikam ja ( Saya terserah kalian saja ) Radiansyah : Kena ai dulu cil ai? ( Nanti dulu Bi lah ) (konteks: dituturkan ketika tidak adanya kecocokkan harga) Pada penggalan wacana di atas terdapat penggunaan tindak tutur ekspresif rasa tidak suka, pedagang merasa tidak suka karena harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan tawaran pembeli (Radiansyah). Hal ini ditandai dengan Aku terserah bagian ikam ja, di sini ekspresi yang dikeluarkan pedagang merasa tidak suka terhadap tawaran dari pembeli. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Tindak tutur yang dituturkan oleh para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura adalah tindak tutur representatif (asertif), tindak tutur direktif, dan tindak tutur ekspresif. Penggunaan Tindak tutur representatif yang dituturkan oleh pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura adalah berupa tindakan memberikan informasi, menegaskan, menjelaskan, memberitahukan, bersikeras, menyarankan, bersumpah, mengeluh, dan memberi saran. Penggunaan Tindak tutur direktif yang dituturkan oleh para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura adalah berupa meminta, bertanya, membolehkan, memaksa, dan menyarankan T melakukan sesuatu. Penggunaan Tindak tutur ekspresif yang dituturkan oleh para pedagang dan pembeli di Pasar Terapung Lok Baintan Martapura adalah berupa bentuk rasa senang, rasa tidak suka, rasa gembira, memuji, marah, pengucapan terima kasih, dan permintaan maaf. Saran S aran yang ingin disampaikan dalam penelitian ini kiranya perlu dilakukan penelitian sejenis dengan tempat dan karakteristik berbeda dan mengharapkan agar peneliti berikutnya meneliti mengenai tindak tutur secara lebih mendalam dan lebih luas. Peneliti mengharapkan agar penelitian ini menjadi acuan untuk penelitian kebahasaan mengenai tindak tutur dalam transaksi jual-beli dengan tempat dan pokok bahasan yang lebih luas.

10 DAFTAR RUJUKAN Arifin, Bustanul, dan Rani, Abdul Prinsip-Prinsip Analisis Wacana. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Austin, J. L How to Do Things with Words. Cambridge, Mass.: Harvard U. P. Mahsun Metode Penelitian Bahasa: Tahap Strategi, Metode, dan tekniknya. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. Norhana Tindak Tutur dalam Novel Perempuan Berkalung Sorban. Skripsi Banjarmasin: PS. PBSI FKIP Unlam.

TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN

TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN (SPEECH ACT IN TRADING TRANSACTION IN PASAR TUNGGING BELITUNG BANJARMASIN) Siti Norhasuna dan Zakiah Agus Kusasi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang dan Perumusan Masalah 1. Latar Belakang Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama. Sutedi (2003: 2) menyatakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, harapan, pesan-pesan, dan sebagainya. Bahasa adalah salah satu 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya senantiasa melakukan komunikasi. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat penting karena dengan bahasa orang dapat menerima

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun yang ada di luar bahasa yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal

Lebih terperinci

JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR

JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR JENIS TINDAK TUTUR PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TERAPUNG DESA LOK BAINTAN KECAMATAN SUNGAI TABUK KABUPATEN BANJAR ABSTRACT There are five types of speech acts seller uses: (1) assertive speech acts in

Lebih terperinci

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa REALISASI TUTURAN DALAM WACANA PEMBUKA PROSES BELAJARMENGAJAR DI KALANGAN GURU BAHASA INDONESIA YANG BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan

BAB I PENDAHULUAN. interaksi antarpesona dan memelihara hubungan sosial. Tujuan percakapan bukan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan berbicara menduduki posisi penting dalam kehidupan manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia melakukan percakapan untuk membentuk interaksi antarpesona

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi atau interaksi sosial. Sebagai alat komunikasi, bahasa dapat

Lebih terperinci

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU

TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU TUTURAN RESPONSIF SISWA TERHADAP TUTURAN DIREKTIF GURU DALAM WACANA INTERAKSI KELAS DI SMA NEGERI 1 BATU Siska Indri Febriana * Imam Suyitno Widodo Hs. E-mail: fchizka@gmail.com Universitas Negeri Malang,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang representasi kekuasaan pada tindak tutur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah, meminta BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan sarana terpenting dalam segala jenis komunikasi yang terjadi di dalam kehidupan, mulai dari sarana untuk menyampaikan informasi, memberi perintah,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis

BAB III METODE PENELITIAN. Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis BAB III METODE PENELITIAN Bagian ini menjelaskan langkah-langkah yang berkaitan dengan jenis penelitian, data dan sumber data, pengembangan instrumen, prosedur pengumpulan data, dan prosedur pengolahan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA

TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DAN IMPLIKASINYA Oleh Septia Uswatun Hasanah Mulyanto Widodo Email: septiauswatunhasanah@gmail.com Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep 2.1.1 Tindak Tutur Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik yang digagasi oleh Austin (1962) dengan mengemukakan pendapat bahwa pada dasarnya

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan,

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep yang digunakan dalam penelitian ini ada empat, yaitu tuturan, perkawinan, tindak tutur, dan konteks situasi. Keempat konsep ini perlu

Lebih terperinci

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap

Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Analisis Tindak Tutur Bahasa Jawa di Pasar Sampang Kecamatan Sampang Kabupaten Cilacap Oleh: Agus Setiaji Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa agussetiaji94 @yahoo.com Abstrak: Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, sidang di pengadilan, seminar proposal dan sebagainya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peristiwa tutur terjadinya atau berlangsung pada interaksi linguistik dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur dan lawan tutur;

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 ABSTRAK TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017 Kamaruddin, Aripudin, dan Teja Pratama* FKIP Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer

BAB I PENDAHULUAN. lain, alat yang digunakan berkomunikasi tersebut adalah bahasa. Chaer 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Manusia perlu berkomunikasi dan berinteraksi dengan manusia lain, alat yang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Istilah dan teori tentang tindak tutur mula-mula diperkenalkan oleh J. L. BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah ide atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret (KBBI, 2007: 588). 2.1.1 Tindak Tutur Istilah dan teori tentang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan berkomunikasi antar manusia terbagi menjadi dua bentuk komunikasi. Menurut Chaer (2007) tuturan dapat diekspresikan melalui dua bentuk yaitu lisan dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Hakikat Tindak Tutur Tindak tutur dapat dikatakan sebagai suatu tuturan saat seseorang melakukan beberapa tindakan seperti melaporkan, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, dan

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi

BAB II KERANGKA TEORI. ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi BAB II KERANGKA TEORI Kerangka teori ini berisi tentang teori yang akan digunakan dalam penelitian ini, yang berkaitan dengan: (1) pengertian pragmatik; (2) tindak tutur; (3) klasifikasi tindak tutur;

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa sebagai alat komunikasi, digunakan oleh anggota masyarakat untuk berinteraksi, dengan kata lain interaksi atau segala macam kegiatan komunikasi di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tindak tutur atau tindak ujar (speech act) merupakan sesuatu yang bersifat pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik pragmatik

Lebih terperinci

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik)

Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang Tidak Dirindukan karya Asma Nadia (kajian pragmatik) Linguista, Vol.1, No.1, Juni 2017, hal 6-11 ISSN (print): 2579-8944; ISSN (online): 2579-9037 Avaliable online at: http://e-journal.unipma.ac.id/index.php/linguista 6 Tindak tutur ilokusi novel Surga Yang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam BAB V SIMPULAN DAN SARAN Penelitian ini membahas strategi komunikasi guru BK (konselor) dalam menangani siswa bermasalah dilihat dari tindak tuturnya. Selain itu telah dibahas juga mengenai bentuk ilokusi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian untuk menjawab pertanyaan penelitian yaitu 1) realisasi tindak tutur petugas penerangan dengan masyarakat di kelurahan, 2) alas

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII C DI KELAS VIII C SMPN 26 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII C DI KELAS VIII C SMPN 26 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM PROSES PEMBELAJAR MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS VIII C DI KELAS VIII C SMPN 26 MUARO JAMBI SKRIPSI OLEH ADI AKHMAD ZAHIDIN A1B110025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung. Penggunaan bahasa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dalam hidupnya tidak terlepas dari interaksi yang menggunakan sebuah media berupa bahasa. Bahasa menjadi alat komunikasi yang digunakan pada setiap ranah profesi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai berikut. 1. Jenis tindak tutur dalam iklan kampanye

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA

TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA 0 ARTIKEL TINDAK TUTUR GURU DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR DI TK WANGUN SESANA PENARUKAN SINGARAJA Oleh Made Ratminingsih 0712011084 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI

Lebih terperinci

Rusmini. MAN 2 Model Banjarmasin, Jl. Pramuka KM 6 RT 20 No 28 Abstract. Abstrak

Rusmini. MAN 2 Model Banjarmasin, Jl. Pramuka KM 6 RT 20 No 28   Abstract. Abstrak KESANTUNAN BERBAHASA DALAM INTERAKSI ANTARA PENJUAL DAN PEMBELI TANAMAN BUNGA DAN BUAH DI PASAR KILOMETER 7 KABUPATEN BANJAR (SPEECH POLITENESS IN INTERACTION BETWEEN THE SELLERS AND THE BUYERS OF PLANTS

Lebih terperinci

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa,

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA

TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA TINDAK TUTUR ILOKUSI TOKOH KAKEK DALAM FILM TANAH SURGA SUTRADARA HERWIN NOVIANTO, RELEVANSINYA DENGAN PEMBELAJARAN MENYIMAK, DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS X SMA Oleh: Sri Utami Fatimah Program

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana

I. PENDAHULUAN. Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu kenyataan bahwa manusia mempergunakan bahasa sebagai sarana komunikasi. Bahasa adalah milik manusia dan merupakan satu ciri pembeda utama umat manusia dengan

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah Diajukanoleh

Lebih terperinci

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS

TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS TUTUR PUJIAN GURU DALAM INTERAKSI PEMBELAJARAN DI KELAS Ahmad Fadilahtur Rahman Guru Bahasa Indonesia SMPN 4 Situbondo Email: fadilahtur_rahman@yahoo.com Abstract: This study aimed to describe the form

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Objek dalam sebuah kalimat adalah tuturan. Suatu tuturan dapat dilihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Levinson (dalam Manaf 2009:6) Bahasa dapat dikaji, berdasarkan pragmatik, pragmatik adalah cabang linguistik yang membahas pemakaian bentuk bahasa untuk fungsi komunikasi.

Lebih terperinci

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi

ARTIKEL. Oleh Rini Saroza Nim Medann 16 Februarr20l6 Menyetujui: Dosen Pembimbing Skripsi ARTIKEL TINDAK TUTUR PADA PRAMT]NIAGA DI PASAR SWALAYAI{ Oleh Rini Saroza Nim 2113210025 I)osen Pembimbing SMpsi Hendra K Pulungan, S.Sos., M.I.Kom. Telah Diverilikasi dan Dinyatakan Memenuhi Syarat UntukDiunggah

Lebih terperinci

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE

ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ANALISIS TINDAK TUTUR DALAM ACARA INDONESIA LAWYERS CLUB TV ONE ARTIKEL E-JOURNAL Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa merupakan salah satu aspek yang penting dalam kehidupan manusia karena bahasa merupakan sistem suara, kata-kata serta pola yang digunakan oleh manusia untuk

Lebih terperinci

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan

BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN. Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan BAB 2 TINDAK TUTUR DAN SLOGAN IKLAN 2.1. Pengertian Tindak Tutur Pandangan Austin (Cummings, 2007:8) tentang bahasa telah menimbulkan pengaruh yang besar di bidang filsafat dan lingustik. Gagasannya yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tindak tutur adalah bagian dari pragmatik. Tindak tutur (istilah Kridalaksana pertuturan speech act, speech event) adalah pengujaran kalimat untuk menyatakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu 67 III. METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Salah satu ciri penelitian kualitatif itu bersifat deskriptif. Artinya, data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

Lebih terperinci

Majidi Rahmi. Abstract. Abstrak. SMPN 6 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan

Majidi Rahmi. Abstract. Abstrak. SMPN 6 Barabai Kabupaten Hulu Sungai Tengah Kalimantan Selatan TINDAK TUTUR GURU DAN SISWA KELAS VIII DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SMP NEGERI 6 BARABAI (SPEECH ACTS OF TEACHERS AND STUDENTS OF VIII CLASS IN INDONESIAN LANGUAGE LEARNING AT SMP NEGERI 6 BARABAI)

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada

TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA. Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS XII SMK NEGERI 1 NARMADA Munawir Guru SMK Negeri 1 Narmada Abstrak Guru sebagai insan akademik memiliki peranan untuk menyampaikan materi

Lebih terperinci

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI TINDAK PROVOKATIF DALAM SPANDUK DI WILAYAH KOTA SURAKARTA KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabang linguistik yang mempelajari tentang penuturan bahasa secara mendalam adalah pragmatik. Pragmatik merupakan ilmu yang mempelajari tentang bagaimana suatu ujaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang. menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tindak tutur merupakan suatu bentuk tindakan dalam konteks situasi tutur. Hal ini sejalan dengan pendapat Yule (2006: 82) yang menyatakan bahwa tindak tutur adalah tindakan-tindakan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH

TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM NOVEL LELAKI YANG MENGGENGGAM AYAT-AYAT TUHAN KARYA TAUFIQURRAHMAN AL-AZIZY E JURNAL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA

Lebih terperinci

PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN. Dana Aswadi dan Erni Susilawati

PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN. Dana Aswadi dan Erni Susilawati Stilistika: Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya ISSN 2527-4104 Vol.2 No.2, 1 Oktober 2017 210 PENGGUNAAN REGISTER BERUPA NOMINA DI KALANGAN PEDAGANG TRADISIONAL PASAR TERAPUNG KOTA BANJARMASIN Dana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar-mengajar guru mempunyai peran penting dalam menyampaikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik melalui komunikasi. Komunikasi adalah alat untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tindak tutur merupakan tind yang dilakukan oleh penutur terhadap mitra tutur dengan suatu tujuan dan maksud. Dalam pragmatik tindak tutur dibagi menjadi tiga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wacana merupakan komunikasi pikiran dengan kata-kata, ekspresi dengan ide-ide atau gagasan-gagasan, dan konversasi atau percakapan (Tarigan, 2009:22). Wacana direalisasikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan

BAB I PENDAHULUAN. identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan BAB I PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan beberapa definisi kata kunci

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi, sebab bahasa adalah alat komunikasi yang sangat penting, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan ciri yang paling khas manusia yang membedakan dengan makhluk-makhluk lain. Dengan bahasa manusia dapat mengadakan komunikasi, sebab bahasa adalah alat

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS)

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH. Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA FILM MIMPI SEJUTA DOLAR KARYA ALBERTHIENE ENDAH Suci Muliana Universitas Sebelas Maret (UNS) sucimuliana41@yahoo.com Abstrak Penelitian yang berjudul tindak tutur ekspresif

Lebih terperinci

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR

PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR PERILAKU VERBAL GURU DALAM PEMBELAJARAN SASTRA INDONESIA DI KELAS XI SMA NEGERI 1 GIANYAR Ni Luh Komang Sri Majesty, I Made Sutama, Gede Gunatama Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas

Lebih terperinci

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA.

Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA. TINDAK TUTUR ASERTIF PENJUAL DAN PEMBELI DI PASAR TEMPEL RAJABASA DAN IMPLIKASINYA Oleh Linda Apriyanti Nurlaksana Eko Rusminto Sumarti Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan e-mail : lindaapriyanti1251@gmail.com

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. hubungan-hubungan antara bahasa dan konteksnya yang tergramatikalisasi atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pragmatik adalah salah satu bagian dari ilmu linguistik. Pragmatik adalah kajian mengenai arti dalam hubungannya dengan situasi pada saat tuturan diucapkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Metode pada dasarnya adalah cara yang digunakan untuk mencapai tujuan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis karena

Lebih terperinci

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM PEMBELAJARAN OLAHRAGA PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 BANDAR LAMPUNG Oleh Atik Kartika Nurlaksana Eko Rusminto Mulyanto Widodo Magister Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN

TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN TINDAK TUTUR GURU BAHASA INDONESIA DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SMK NEGERI SE-KABUPATEN KUNINGAN TAHUN PELAJARAN 2012/2013 (Studi deskriptif dilihat dari lokusi, ilokusi, dan perlokusi) Ida Hamidah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial selalu berhubungan dengan orang lain. Dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya, manusia memerlukan sebuah alat komunikasi.

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN digilib.uns.ac.id BAB V SIMPULAN DAN SARAN Bab ini terdiri atas dua subbab yaitu simpulan dan saran. Bagian simpulan memaparkan tentang keseluruhan hasil penelitian secara garis besar yang meliputi strategi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran di sekolah menengah atas, pelajaran sains dianggap 1 BAB 1 PENDAHULUAN Di dalam pendahuluan ini akan diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. 1.1 Latar Belakang Dalam pembelajaran

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI

TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI TINDAK TUTUR DAN KESANTUNAN BERBAHASA DI KANTIN INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI Oleh: Latifah Dwi Wahyuni Program Pascasarjana Linguistik Deskriptif UNS Surakarta Abstrak Komunikasi dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penggunaan bahasa merupakan realitas interaksi komunikasi antara penutur dan lawan tutur yang berlangsung dalam kegiatan berkomunikasi. Komunikasi tersebut

Lebih terperinci

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang

UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA. Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang UNGKAPAN PENERIMAAN DAN PENOLAKAN DALAM BAHASA INDONESIA Nur Anisa Ikawati Universitas Negeri Malang Abstrak: Ungkapan penerimaan dan penolakan merupakan bagian dari ungkapan persembahan dalam suatu tindak

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati

TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND. Sucy Kurnia Wati TINDAK TUTUR REMAJA KOMPLEK PERUMAHAN UNAND Sucy Kurnia Wati Abstrak Artikel ini bertujuan untuk mengetahui menjelaskan tindak ilokusi yang digunakan dalam tuturan remaja komplek perumahan UNAND dan menjelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa merupakan sistem simbol bunyi bermakna dan berartikulasi oleh alat ucap yang bersifat arbiter dan konvensional, yang dipakai sebagai alat komunikasi oleh sekelompok

Lebih terperinci

Keyword: function of pragmatic, discourse monologue, and social networking.

Keyword: function of pragmatic, discourse monologue, and social networking. FUNGSI PRAGMATIS DALAM WACANA MONOLOG MARIO TEGUH DI JEJARING SOSIAL Nanik Setyawati 1 ; Riyadi Santosa 2 ; Sumarlam 2 ; Dwi Purnanto 3 1 Doctoral Student of Universitas Sebelas Maret Surakarta 2 Professor

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Prinsip kerja..., Ratih Suryani, FIB UI, Universitas Indonesia 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia di segala bidang kehidupannya untuk komunikasi. Fungsi bahasa yang mendasar adalah untuk komunikasi. Fungsi bahasa tersebut bergantung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah sebagai lembaga untuk belajar mengajar merupakan tempat untuk menerima dan memberi pelajaran serta sebagai salah satu tempat bagi para siswa untuk menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain. Mereka saling berinteraksi dengan orang di sekitarnya maupun BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan, Manfaat, Definisi Operasional 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupannya sebagai makhluk sosial selalu

Lebih terperinci

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE Naskah Publikasi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra

Lebih terperinci

Isnaniah. MIS Muhammadiyah 3 Alfurqan Banjarmasin. Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai Ujung, Kode Pos 70121,

Isnaniah. MIS Muhammadiyah 3 Alfurqan Banjarmasin. Jl. Sultan Adam Komplek Kadar Permai Ujung, Kode Pos 70121, TINDAK TUTUR DALAM TRANSAKSI JUAL BELI DI PASAR UJUNG MURUNG BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN (SPEECH ACTS IN THE SALE AND PURCHASE TRANSACTIONS AT UJUNG MURUNG MARKET BANJARMASIN KALIMANTAN SELATAN) Isnaniah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Film adalah media komunikasi yang bersifat audio visual untuk menyampaikan suatu pesan kepada sekelompok orang yang berkumpul di suatu tempat tertentu (Effendy, 1986:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Bahasa diperlukan manusia sebagai sarana yang paling utama dan penting untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada hakikatnya, manusia merupakan makhluk sosial yang membutuhkan manusia lainnya dalam kehidupannya. Dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, manusia saling berkomunikasi

Lebih terperinci

REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Abstract

REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA. Abstract REPRESENTASI KEKUASAAN PADA TINDAK TUTUR GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA Oleh Jully Andry Yanto Nurlaksana Eko Rusminto Wini Tarmini kandreinz@gmail.com Abstract The objective of this research

Lebih terperinci

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Konsep adalah pemikiran rancangan suatu karya dasar yang ada diluar bahasa yang digunakan untuk memahami hal-hal lain(kbbi, 2003:58). 2.1.1Implikatur

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property

BAB II KAJIAN TEORI. Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property 7 BAB II KAJIAN TEORI 2.1 Kesopanan Berbahasa Kesopanan berbahasa sangat diperlukan bagi penutur dan petutur. Menurut Fraser dalam Irawan (2010:7) mendefinisikan kesopanan adalah property associated with

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan.

I. PENDAHULUAN. juga dapat menyampaikan pikiran, perasaan kepada orang lain. demikian, bahasa juga mempunyai fungsi sebagai alat kekuasaan. 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi antarmanusia. Manusia berbahasa setiap hari untuk berkomunikasi. Berbahasa adalah suatu kebutuhan, artinya berbahasa merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa adalah salah satu alat komunikasi yang sangat penting bagi kehidupan manusia, karena melalui bahasa manusia dapat saling berhubungan dengan sesama anggota masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa mengalami perubahan signifikan seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannya. Banyaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia memperlakukan bahasa sebagai alat komunikasi. Keinginan dan kemauan seseorang dapat dimengerti dan diketahui oleh orang lain melalui bahasa dengan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI Untuk Memenuhi sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sosial kita selalu berkomunikasi dengan menggunakan bahasa lisan maupun tulisan. Komunikasi melalui bahasa memungkinkan setiap orang untuk dapat menyesuaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14)

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dapat dilakukan oleh manusia melalui bahasa. Chaer (2010:14) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia dalam kehidupannya memerlukan komunikasi untuk dapat menjalin hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan masyarakat. Komunikasi dapat dilakukan oleh

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES PEMBELAJARAN SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 KABUPATEN KERINCI PROVINSI JAMBI Rena Anggara 1), Marsis 2), Syofiani 2) 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peristiwa tutur merupakan gejala sosial, sedangkan tindak tutur merupakan gejala individual, dan keberlangsungannya ditentukan oleh kemampuan berbahasa si penutur

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI

TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI TINDAK TUTUR BERBAHASA INDONESIA DALAM INTERAKSI JUAL-BELI DI PASAR MINGGU TAMANAGUNG BANYUWANGI SKRIPSI Oleh Erly Haniyati Nisak NIM 100210402060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA JURUSAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersosialisasi mereka membentuk sebuah komunikasi yang bertujuan untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari pengaruh manusia lain. Di dalam dirinya terdapat dorongan untuk berinteraksi satu sama lain. Mereka membutuhkan

Lebih terperinci

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah EKO CAHYONO

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan,

BAB I PENDAHULUAN. tulis dalam berkomunikasi. Menurut Arifin (2000: 3), dalam wacana lisan, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia menggunakan bahasa untuk berkomunikasi dengan sesama. Secara umum penggunaan bahasa lisan lebih sering digunakan dari pada bahasa tulis dalam berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Menurut Sudaryanto bahwa: Metode deskriptif dilakukan semata-mata hanya berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks,

BAB I PENDAHULUAN. berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakangPenelitian Bahasa adalah hasil budaya suatu masyarakat berupasistemlambangbunyiujaranyang kompleks dan aktif. Kompleks, karenaujarantersebutmengandung pemikiran-pemikiran

Lebih terperinci