STRATEGI PROGRAM JAKARTA PUNYA CERITA DI SINDO TRIJAYA FM

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STRATEGI PROGRAM JAKARTA PUNYA CERITA DI SINDO TRIJAYA FM"

Transkripsi

1 STRATEGI PROGRAM JAKARTA PUNYA CERITA DI SINDO TRIJAYA FM Ratih Pranasari Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat, Telp. (62-21) , Ratih Pranasari, Drs. Heribertus Sunu Budihardjo ABSTRACT Jakarta Punya Cerita program is a unique program that discusses the history of Jakarta and Betawi culture in detail. Purpose of this research was to determine the program strategies of Jakarta Punya Cerita program on Sindo Trijaya FM. The Method of this research used is descriptive qualitative with techniques of collecting data through structured interviews and passive observation. Interviews were conducted with three speakers, Producer, Program Director, and Anchor. This research uses the theory of program strategies that selection, scheduling, promotion, and evaluation. Analysis of this research is the source of the triangulation. The source of triangulation is technical validity of the data to test the credibility of the data, carried out by checking the data that has been obtained through several sources, namely conducting interviews through three sources. The results is the strategy of Jakarta Punya Cerita program on Sindo Trijaya FM works quite well. The conclusion from this research is though the strategy of Jakarta Punya Cerita program on Sindo Trijaya works quite well. but in determining the topics need to be improved. (RP) Keywords: Program Strategies, Jakarta Punya Cerita Program. ABSTRAK Program Jakarta Punya Cerita merupakan program unik yang membahas tentang sejarah Jakarta dan budaya Betawi secara detail. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi program Jakarta Punya Cerita di Sindo Trijaya FM. Metode Penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara terstruktur dan observasi pasif. Wawancara dilakukan dengan tiga narasumber, yaitu Produser, Program Director, dan Anchor. Penelitian ini menggunakan teori strategi program yaitu selection, scheduling, promotion, dan evaluation. Analisis dari penelitian ini adalah triangulasi sumber. Triangulasi sumber adalah teknik keabsahan data untuk menguji kredibilitas data, dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber, yaitu melakukan wawancara melalui tiga narasumber. Hasil yang dicapai adalah strategi program Jakarta Punya Cerita di Sindo Trijaya FM berjalan dengan cukup baik. Simpulan dari penelitian ini adalah meskipun strategi program Jakarta Punya Cerita di Sindo Trijaya FM berjalan dengan cukup baik, tetapi dalam penentuan topik perlu ditingkatkan lagi. (RP) Kata Kunci: Strategi program, program Jakarta Punya Cerita.

2 PENDAHULUAN Sindo Trijaya FM adalah transformasi dari Trijaya FM yang sudah mengudara pada tahun 90an dengan frekuensi FM. Tagline Sindo Trijaya FM adalah informasi dan lagu enak, jadi Sindo Trijaya FM mempunyai format dari segi informasi sebagai menu utama dan musik sebagai selingan. Sajian informasi Sindo Trijaya dikemas secara khas, beragam dan hanya menyajikan informasi penting bagi pendengarnya. Salah satu program yang mengusung format informasi sebagai menu utama dan musik sebagai selingan adalah program Jakarta Punya Cerita. Jakarta Punya Cerita adalah program talk show yang membahas tentang Jakarta dari sisi budaya dan sejarah Betawi yang dikemas secara khas dan menghibur. Jakarta Punya Cerita dibuat atas dasar permintaan dari KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) kepada stasiun-stasiun radio untuk membuat suatu program yang menceritakan tentang daerah dari masing-masing kota. Misalnya, Jakarta membahas tentang semua hal yang berkaitan dengan Jakarta, Bandung membahas tentang Bandung, Medan membahas tentang Medan, dan lain-lain. Hal tersebut menjadi sebuah kesempatan yang baik, karena masyarakat Jakarta masih banyak yang tidak mengetahui secara detail tentang sejarah Jakarta dan budaya Betawi, maka dibentuklah program Jakarta Punya Cerita. Program Jakarta Punya Cerita disiarkan pada hari Jumat pada pukul WIB dengan Anchor yang bernama Lia Christie. Jakarta Punya Cerita disiarkan pada hari Jumat pada pukul WIB, karena pada saat itu masyarakat Jakarta sedang berada dalam perjalanan pulang dari kantor, berada dalam kendaraan mereka dan terjebak macet, atau bahkan masyarakat Jakarta sedang beristirahat di rumah. Selain itu, Jakarta Punya Cerita adalah salah satu program unggulan yang dimiliki oleh Sindo Trijaya FM. Maka, penentuan jam siar pada pukul WIB adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan program Jakarta Punya Cerita dengan konten program yang membahas tentang Jakarta dan budaya Betawi yang dikemas secara khas dan menghibur. Jakarta Punya Cerita dibentuk pada tahun 2012, dan pada tahun 2015 mendapatkan nominasi dari KPID Award 2015 dengan kategori program radio yang mengusung unsur daerah. Jakarta Punya Cerita selalu memberikan informasi dengan topik yang menarik dan mendatangkan narasumber utama, yaitu seorang sejarahwan dan penulis yang menerbitkan buku bertemakan budaya yaitu JJ Rizal. Jakarta Punya Cerita mempunyai lima segment acara yang didalamnya berisi talk show, pembacaan komentar dari pendengar tentang topik yang bersangkutan, dan komentar tersebut berasal dari SMS (Short Message Service) dan Twitter. Selain itu, program Jakarta Punya Cerita juga memutarkan lagu yang bertemakan Betawi, dan Lintas Informasi. Lintas Infomasi adalah sebuah program selingan berisi berita yang bersifat hardnews dan softnews. Jakarta Punya Cerita adalah program talk show yang membahas tentang Jakarta dan budaya Betawi secara mendalam. Misalnya, membahas tentang kota Jakarta yang mendapatkan gelar sebagai salah satu kota paling macet di dunia. Membahas tentang Gedung-Gedung bersejarah yang ada di Jakarta. Membahas tentang klub sepakbola Jakarta yaitu The Jakmania. Membahas tentang tradisi nanggok, yaitu tradisi membagikan atau memberikan sedekah kepada anak-anak pada saat bulan Ramadhan atau pada saat hari raya Idul Fitri, dan topik-topik lainnya yang berhubungan dengan Jakarta. Semua topik dibahas secara detail dengan suasana santai dan menghibur, karena ketika narasumber utama Jakarta Punya Cerita membahas tentang suatu topik, ia juga memberikan candaancandaan dan memutarkan lagu-lagu Betawi. Jakarta Punya Cerita dibentuk atas dasar permintaan KPID (Komisi Penyiaran Daerah). Lalu terbentuklah program Jakarta Punya Cerita yang berisi talkshow tentang sejarah Jakarta dan budaya Betawi, yang disiarkan pada jam Prime Time yaitu pada hari Jumat pukul WIB, dan menghadirkan narasumber utama yaitu seorang sejarahwan, yaitu JJ Rizal. Jakarta Punya Cerita masuk kedalam nominasi KPID Award 2015 dengan kategori program radio yang mengusung unsur daerah. Dilihat dari fenomena-fenomena tersebut, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi program Jakarta Punya Cerita di Sindo Trijaya FM.

3 METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualiatatif. Bogdan dan Taylor (Gunawan, 2014) menjelaskan, penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati yang diarahkan pada latar dan individu secara holistik (utuh). Penelitian kualitatif tidak mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi memandang sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif agar memperoleh data secara alamiah atau natural dan komprehensif yang sesuai dengan latar dan data yang diperoleh. Paradigma dalam penelitian ini adalah postpositivisme. Menurut Salim (Gunawan, 2014) paradigma postpositivisme merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahan-kelemahan positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang memandang bahwa realitas memang ada dalam kenyataan sesuai dengan hukum alam, tetapi suatu hal, yang mustahil bila suatu realitas dapat dilihat secara benar oleh manusia (peneliti). Oleh karena itu, secara metodologi, pendekatan eksperimental melalui metode triangulation, yaitu penggunaan bemacam-macam metode, sumber data, peneliti dan teori. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk angka-angka. Dalam penelitian ini, melakukan analisis data, mencari hubungan, membandingkan dan menemukan pola atas dasar data aslinya. Hasil analisis data berupa penjelasan tentang situasi yang diteliti yang dibentuk dalam uraian naratif (Gunawan, 2014). Paradigma postpostivisme dan jenis penelitian deskriptif kualitatif saling berhubungan. Paradigma postposivisme adalah aliran yang berpendapat bahwa manusia akan mendapatkan kebenaran jika terlibat langsung dengan realitas. Maka dari itu, penelitian ini menggunakan metode triangulasi sumber, yaitu teknik keabsahan data yang artinya menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai sumber, yaitu melakukan wawancara dengan tiga narasumber dan melakukan pengamatan. Lalu dilanjutkan pada penelitian deskriptif kualitatif, yaitu pengumpulan data dari hasil pengamatan, hasil wawancara, dokumen, catatan lapangan dan melakukan analisis data. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan dua kategori, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer adalah observasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder adalah data pendukung, yaitu dokumentasi. Menurut Arikunto (Gunawan, 2014) observasi adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengadakan penelitian secara teliti, serta pencatatan secara sistematis. Penelitian ini menggunakan metode observasi partisipasi pasif, yaitu peneliti hanya datang di tempat kegiatan orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Tetapi, tetap melakukan metode wawancara untuk mendapatkan data yang lengkap. Moleong (2011) menjelaskan bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara dan informan yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Penelitian ini menggunakan metode wawancara terstruktur, yaitu melakukan wawancara dengan menggunakan instrumen wawancara tertulis yang berisi pertanyaan yang akan diajukan kepada informan. Penelitian ini melakukan wawancara dengan tiga narasumber yaitu Produser, Program Director dan Anchor. Sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk dokumentasi. Biasanya berbentuk surat-surat, catatan harian, laporan, artefak, foto, dan sebagainya. Sifat utama data ini tak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi peluang kepada peneliti untuk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi di waktu silam. Secara detail bahan dokumentar terbagi beberapa macam, yaitu otobiografi, surat-surat pribadi, buku atau catatan harian, memorial, kliping, dokumen pemerintah atau swasta, data di server dan flashdisk, data tersimpan di website, dan lain-lain (Gunawan, 2014). Penelitian ini mengguanakn teknik analisis data. Menurut Bogdan dan Biklen (Gunawan, 2014) analisis data adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara, catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan menyajikan apa yang ditemukan. Terdapat tiga macam proses analisis data (pengodean), yaitu open coding, axial coding, dan selective coding.

4 1. Open Coding Strauss dan Corbin (Gunawan, 2014) mengatakan Open Coding adalah proses perincian, pengujian, perbandingan, pengonsepan dan pengategorian data. Hasil pengodean terbuka ini merupakan sebuah bentuk memo. 2. Pengodean Berporos (Axial Coding) Strauss dan Corbin (Gunawan, 2014) mengemukakan pengodean berporos adalah seperangkat prosedur dimana data disatukan kembali secara baru setelah pengodean terbuka, dengan membuat hubungan diantara kategori-kategori. Hal ini dilakukan dengan menggunakan model pengodean berporos diawali dari penentuan jenis kategori, kemudian dilanjutkan dengan penemuan hubungan antarkategori atau antarsubkategori. Dalam pengodean berporos, adalah memberi kode terhadap setiap kategori data, dengan mengajukan pertanyaan, termasuk jenis kategori apa data ini. 3. Pengodean Selektif (Selective Coding) Strauss dan Corbin (Gunawan, 2014) mengemukakan pengodean selektif adalah proses menyeleksi kategori inti, secara sistematis menghubungkannya dengan kategori yang lain, memvalidasi hubungan tersebut, dan mengisi kategori yang memerlukan perbaikan dan pengembangan lebih lanjut. Penelitian ini menggunakan teknik keabsahan data. Pemeriksaan keabsahan data sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif demi kesasihan dan keandalan serta tingkat kepercayaan data yang telah terkumpul. Teknik keabsahan data adalah dengan menggunakan teknik triangulasi. Hal ini merupakan salah satu pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006). Teknik triangulasi adalah teknik yang termasuk kedalam teknik keabsahan data. Menurut Denzin (Imam Gunawan, 2014) triangulasi adalah penggabungan berbagai mode dalam suatu kajian tentang satu gejala tertentu. Keandalan dan kesasihan data dijamin dengan membandingkan data yang diperoleh dari satu sumber atau metode tertentu, dengan data yang didapat dari sumber atau metode lain. Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi sumber, karena penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara dengan berbagai sumber, yaitu dari tiga informan. Wawancara dilakukan kepada Produser, Program Director, dan Anchor. HASIL DAN BAHASAN Program Jakarta Punya Cerita dalam pelaksanaannya telah menerapkan strategi program sesuai dengan teori Eastman dan Ferguson. Ditinjau dari teori tersebut, program Jakarta Punya Cerita memperhatikan hampir semua komponen dari strategi tersebut. 1. Selection Program Jakarta Punya Cerita tidak melibatkan kebiasan pendengar ketika akan membuat program tersebut. Berawal dari permintaan dari KPID (Komisi Penyiaran Indonesia Daerah) untuk membuat sebuah program yang berhubungan dengan lokal. KPID memerintahkan kepada stasiunstasiun radio untuk membuat program yang berhubungan dengan daerah masing-masing. Misalnya Jakarta membuat program tentang Jakarta, sejarah Betawi, Bandung membuat program tentang Bandung, Medan membuat program yang membahas tentang kota Medan, dan lain-lain. Maka terbentuklah program Jakarta Punya Cerita, yaitu program talk show atau obrolan santai yang membahas tentang sejarah Jakarta dan budaya Betawi. Dari segi cost, Program Jakarta Punya Cerita awalnya mengeluarkan biaya untuk satu narasumber yaitu lima ratus ribu rupiah untuk biaya transportasi dan untuk satu kali datang. Jakarta Punya Cerita awalnya menghadirkan dua narasumber, yaitu JJ Rizal dan Ridwan Saidi, jadi saat itu biaya yang harus dikeluarkan untuk dua narasumber sebesar satu juta rupiah. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, biaya yang dikeluarkan untuk narasumber dianggap terlalu besar, sedangkan pemasukkan dari iklan tidak terlalu banyak, karena memang pemasukan iklan di radio berbeda dengan televisi. Sesuai dengan komitmen, JJ Rizal tidak mendapatkan biaya transportasi dan ia menyetujuinya. Jadi, sampai saat ini hanya JJ Rizal saja yang masih menjadi narasumber dalam program Jakarta Punya Cerita, sedangkan Ridwan Saidi memilih untuk tidak melanjutkan.

5 Yang berperan penting dalam penentuan topik adalah Produser dan narasumber utama yaitu JJ Rizal. JJ Rizal diberikan kewenangan untuk ikut serta dalam menentukan topik di program Jakarta Punya Cerita. Biasanya sebelum program Jakarta Punya disiarkan, sekitar dua hari sebelumnya, ada diskusi terlebih dahulu antara JJ Rizal dan Produser. Diskusi juga dapat dilakukan melalui chatting-an BBM, mention di Twitter atau SMS. JJ Rizal juga ikut serta dalam penentuan narasumber lainnya, ia berhak menentukan siapa narasumber yang akan hadir dalam program Jakarta Punya Cerita. Ketika JJ Rizal sedang melakukan siaran, ia terkadang membahas tentang masalah politik dan menyebutkan nama Gubernur DKI Jakarta, yaitu Ahok. Ia mengkritik Ahok dengan tindakan-tindakannya di politik, sedangkan pendengar tidak menyukai topik yang berhubungan dengan politik karena mereka menganggap bahwa Jakarta Punya Cerita memang sebuah program yang harus memberikan informasi dan hiburan yang membahas tentang Jakarta dan budaya Betawi, bukan tentang politik. Program Jakarta Punya Cerita memberikan topik-topik yang menarik tentang Jakarta dan budaya Betawi, dan JJ Rizal menjelaskannya secara detail. Misalnya, saat itu diadakan perhelatan seabad Ismail Marzuki. Ismail Marzuki adalah seorang komponis. Syair yang kuat, melodi yang indah, serta memiliki nilai keabadian yang tinggi adalah ciri khas hasil karya komposer pelopor senior. Lalu Jakarta Punya Cerita membahas tentang bagaimana syair-syair Ismail pada jaman dahulu dan sekarang, dan membahas lebih dalam. Jakarta Punya Cerita juga pernah menghadirkan narasumber lain selain JJ Rizal, yaitu Saut Situmorang, ia adalah seorang sastrawan Indonesia. Jakarta Punya Cerita juga membahas tentang klub sepakbola Jakarta yaitu The Jakmania. Selain itu, Jakarta Punya Cerita juga membahas lebih detail tentang diadakannya acara PRJ (Pekan Raya Jakarta) dan membahas tentang PRJ pada jaman dahulu dan sekarang, apa yang membedakan antara keduanya. Lalu membahas tentang gedung-gedung bersejarah yang ada di Jakarta, kemacetan yang terjadi di Jakarta, dan membahas tentang tradisi nanggok, yaitu tradisi berbagi atau bersedekah khususnya bagi kalangan menengah keatas dan umumnya ditujukan untuk anakanak. Biasanya mereka yang bersedekah menyiapkan sejumlah uang saat lebaran yang kemudian dibagikan kepada anak-anak yang datang berkunjung ke rumahnya. Sesuai dengan misi dari Sindo Trijaya FM yaitu menciptakan radio yang akan menciptakan masyarakat dengan wawasan luas, dan lebih memberikan program dengan format informasi, maka yang membedakan program ini dengan program lainnya yaitu program Jakarta Punya Cerita lebih menekankan sejarah Jakarta secara detail. Memberikan informasi tentang Jakarta dan budaya Betawi, menghadirkan narasumber utama seorang sejarahwan yaitu JJ Rizal, dan juga memutarkan lagu-lagu betawi. Pendengar pun dapat berinteraksi dengan Program Jakarta Punya Cerita yaitu memberikan komentar mengenai topik yang bersangkutan melalui BBM, WhatsApp, dan lain-lain. Program Jakarta Punya Cerita adalah suatu program yang bertujuan untuk memberikan informasi dan pengetahuan secara mendalam tentang Jakarta. 2. Scheduling Program sebelum dan sesudah Jakarta Punya Cerita yaitu program yang sama, program Sindo Hot Topik Petang. Sindo Hot Topik Petang adalah sebuah payung dari Jakarta Punya Cerita. Program Jakarta Punya Cerita berada diantara program Sindo Hot Topik Petang. Sindo Hot Topik Petang disiarkan dari pukul WIB, kemudian dilanjutkan oleh program Jakarta Punya Cerita dari pukul WIB, lalu dilanjutkan kembali oleh program Sindo Hot Topik Petang dari pukul WIB. Sindo Hot Topik Petang adalah sebuah program yang membahas tentang topik-topik aktual, interview, dan informasi lalu lintas. Dalam segment-segment Sindo Hot Topik Petang, akan ada wawancara langsung via telepon dengan narasumber. Produser akan menelpon narasumber sekitar satu jam atau setengah jam sebelum on-air, ia akan menghubungi narasumber untuk dimintai keterangan tentang topik yang akan diangkat oleh Anchor. Jika narasumber bersedia untuk meluangkan waktunya untuk melakukan wawancara, narasumber akan diberikan informasi oleh produser, pada jam berapa ia akan melakukan wawancara via telepon yang nantinya akan disambungkan ke studio. Selain wawancara dengan narasumber, produser juga menelpon wartawan yang nantinya akan melakukan laporan langsung via telepon di lokasi kejadian. Para wartawan sudah ditempatkan di beberapa lokasi untuk mendapatkan berita, seperti di Gedung KPK, Balaikota, Gedung DPR/MPR, Mabes Polri, dan lainlain.

6 Jakarta Punya Cerita ditempatkan pada hari Jumat pada pukul WIB, karena hari Jumat adalah hari melepas lelah, dan karena besok adalah weekend. Pada saat pukul WIB, masyarakat Jakarta berada dalam perjalanan pulang dan terjebak macet, atau bahkan sedang beristirahat di rumh, sehingga mereka dapat dengan santai mendengarkan program talk show tentang Jakarta diprogram Jakarta Punya Cerita. Tak jarang, Jakarta Punya Cerita mendatangkan narasumber lain sesuai dengan topik yang bersangkutan. Selain itu, Jakarta Punya Cerita juga memutarkan lagu-lagu Betawi yang dapat menjadi nilai tambah dan dapat menarik perhatian pendengar. Tingkat kepopularitasan dari program Jakarta Punya Cerita ini terlihat dari media sosial. Banyak pendengar yang memberikan komentar melalui media sosial seperti BBM, WA (WhatsApp), Twitter, dan juga melalui SMS. Tak jarang, Anchor membacakan komentar dari pendengar mengenai topik atau narasumber yang hadir dalam program Jakarta Punya Cerita. Bens Radio adalah sebuah stasiun radio yang isinya membahas tentang Jakarta, yang menjadi saingan dari program Jakarta Punya Cerita. Bens Radio adalah stasiun radio yang isinya mengenai budaya betawi. Bens radio adalah sebuah brand yang merupakan visualisasi Benyamin S dengan gambaran berbagai karakter baik secara keartisan maupun kehidupan sehari-hari. Berangkat dari pemikiran seniman besar betawi yakni Alm. H. Benyamin S yang menginginkan terlestarikannya budaya betawi sebagai indentitas Ibukota Jakarta, maka di dirikanlah Bens Radio. Bens Radio didirikan pada 5 Maret 1990 dengan format radio etnik, yaitu radio yang menggali potensi budaya Betawi, agar pendengar dapat merasakan budayanya sendiri, berkesenian dengan tradisinya sendiri, bertutur dan berdialog dengan bahasanya sendiri. Setelah wafatnya H. Benyamin Sueb, Bens Radio kini di pegang penuh pengelolaannya oleh Putra Ke-3 nya yaitu H. Biem Triani Benyamin yang juga pernah menjabat sebagai anggota DPD RI tahun 2004/ Promotion Tidak ada pengaruh iklan terhadap program Jakarta Punya Cerita. Karena, pemasukan iklan distasiun radio berbeda dengan stasiun televisi. Pendengar radio tak terlalu mempedulikan iklan dibandingkan dengan penonton televisi. Program Jakarta Punya Cerita dipromosikan melalui media sosial dan media cetak seperti koran Sindo, majalah Sindo Weekly. Sindo Weekly, sebelumnya bernama Trust, adalah nama majalah mingguan yang berasal dari Indonesia yang pertama kali diterbitkan pada tahun 2002 dan diterbitkan oleh PT Hikmat Makna Aksara. Majalah ini diterbitkan dalam Bahasa Indonesia. Selain edisi cetaknya, ada pula edisi online nya. Selain itu, dari media online seperti okezone.com, dan Sindonews.com. Program Jakarta Punya Cerita diiklankan 3x dalam sehari. Konstruksi dari iklan program Jakarta Punya Cerita adalah mengambil suara narasumber utama dari Jakarta Punya Cerita yaitu JJ rizal. Suara JJ Rizal dipotong beberapa detik, kemudian ada materi kata, mengatakan bahwa program Jakarta Punya Cerita layak untuk didengarkan, karena mengupas sejarah Jakarta dan lain-lain. kemudian, di Mix-an dengan lagulagu Betawi. Durasi iklan program Jakarta Punya Cerita sekitar satu menit. Kedekatan pendengar terlihat dari komentar-komentar yang diberikan oleh pendengar tentang program Jakarta Punya Cerita. Hal tersebut membuktikan bahwa pendengar dekat dengan program Jakarta Punya Cerita. Biasanya ketika program Jakarta Punya sedang disiarkan, pendengar memberikan komentar melalui BBM atau SMS. Mereka memberikan komentar tentang topik atau narasumber yang hadir dalam Jakarta Punya Cerita. Kemudian Anchor akan membacakan komentar-komentar tersebut. 4. Evaluation Tahap evaluasi dari program ini yaitu biasanya dalam satu bulan sekali, produser dan narasumber berdiskusi tentang topik. Topik yang sebelumnya disiarkan bagaimana, apakah berjalan dengan baik atau tidak. Lalu, membahas tentang topik apa yang akan diangkat nanti dan narasumber siapa yang akan hadir dalam program Jakarta Punya Cerita di episode selanjutnya. Jika hasil dari program ini menurun, maka yang dilakukan oleh tim program Jakarta Punya Cerita yaitu membuat topik yang menarik. Untuk mempertahankan agar program Jakarta Punya Cerita tetap diminati oleh pendengar yaitu dengan penentuan topik yang selalu menarik, tidak membahas tentang politik dan turut menghadirkan narasumber. Pendengar tidak menyukai topik yang membahas tentang politik

7 meskipun topik yang dibahas adalah politik di Jakarta. Pendengar lebih menyukai topik tentang Jakarta, sejarah Jakarta dan budaya Betawi. Misalnya, mengapa harus dinamakan jalan Batu Sari, mengapa dinamakan Jalan Kebon Jeruk, tentang kemacetan di Jakarta, gedung-gedung bersejarah yang ada di Jakarta, dan lain-lain. Jadi, pendengar tidak menyukai topik serius yang membahas tentang politik, pendengar lebih menyukai topik yang isinya menghibur dan santai. Hari Jumat dan pukul WIB adalah waktu yang tepat untuk mendengarkan siaran program radio yang ringan, menghibur dan menambah wawasan, yaitu program Jakarta Punya Cerita. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti mengenai Strategi Program Jakarta Punya Cerita di Sindo Trijaya FM, maka dapat disimpulkan bahwa tahap Selection program Jakarta Punya Cerita sudah tepat. Dalam hal ini, Sindo Trijaya menyajikan sebuah program yang unik, yaitu program talk show yang membahas tentang Jakarta dan budaya Betawi secara detail. Jenis topik yang siarkan misalnya membahas tentang gedung-gedung bersejarah yang ada di Jakarta, tradisi nanggok, kemacetan di Jakarta, dan lain-lain. Tahap Scheduling program Jakarta Punya Cerita sudah tepat. Dalam hal ini, Sindo Trijaya menempatkan program Jakarta Punya Cerita pada hari Jumat dimana hari tersebut adalah hari terakhir sebelum weekend. Jakarta Punya Cerita disiarkan pada pukul WIB. Penempatan pada jam tersebut sudah tepat karena pada saat itu masyarakat sedang berada dalam perjalanan pulang kantor, dan terjebak macet, atau bahkan sedang beristirahat di rumah. Jadi, ketika masyarakat pulang kantor, terjebak macet dan besok adalah weekend, mereka dapat mendengarkan program Jakarta Punya Cerita yang berisi obrolan santai tentang Jakarta secara mendalam. Tahap Promotion dalam program Jakarta Punya Cerita sudah cukup bagus. Jakarta Punya Cerita menggunakan media sosial, media cetak dan media online untuk mempromosikan program tersebut. Tahap Evaluation dari program Jakarta Punya Cerita, biasanya dalam waktu satu bulan sekali, melakukan diskusi yang membahas tentang topik apa yang akan diangkat diminggu selanjutnya, dan siapa narasumber yang akan hadir sesuai dengan topik yang bersangkutan. Strategi program Jakarta Punya Cerita yaitu dengan memberikan topik yang menarik dan narasumber yang turut hadir serta narasumber yang tepat sesuai dengan topik yang bersangkutan. Saran Saran yang dapat diberikan kepada perusahaan sesuai dengan pembahasan dari penelitian ini adalah: 1. Meningkatkan ide dalam menentukan topik agar pendengar lebih tertarik untuk mendengarkan program Jakarta Punya Cerita. 2. Narasumber utama tidak membahas tentang politik, karena pendengar tidak menyukainya. Pendengar lebih menyukai topik-topik yang berhubungan dengan Jakarta dan budaya Betawi, sesuai dengan nama dari program tersebut, yaitu Jakarta Punya Cerita. 3. Menghadirkan narasumber yang tepat dan bekompeten, hal tersebut akan meningkatkan ketertarikan pendengar.

8 REFERENSI BUKU Ardianto, E., Komala, L., Karlinah, S. (2010). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Jakarta: Simbiosa Rekatama Media. Cangara, Hafied. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Djamal, Hidajanto. (2011). Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi. Prenada Media Group. (2013). Dasar-Dasar Penyiaran: Sejarah, Organisasi, Operasional, dan Regulasi. Prenada Media Group. Eastmen, Susan Tyler, Fergusson, D.A. (2013). Media Programming: Strategies and Practices. Boston: Cengage Learning. Gunawan, Imam. (2014). Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Hausman, Carl. (2012). Modern Radio Production: Production, Programming, and Performance. Wadsworth Cengage Learning. Moleong, L.J. (2011). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset. Morissan. (2013). Manajemen Media Penyiaran, Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group. Mulyana, Deddy. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Mulyana, Deddy. (2008). Ilmu Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset. Nurudin. (2011). Pengantar Ilmu Komunikasi Massa. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Olii, Helena. (2006). Reportase Radio. PT. INDEKS Kelompok GRAMEDIA. Ratna, Nyoman, Kutha. (2010). Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Pustaka pelajar. Riswandi. (2009). Dasar-Dasar Penyiaran. Yogyakarta. Graha Ilmu. Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: PT. Alfabeta. Triartanto, A.lus. (2010). Broadcasting Radio: Teori dan Praktek. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. JURNAL (INTERNET) Adytya, Ditta. (2012). Strategi Komunikasi Pemasaran Radio Delta Fm Medan Dalam Bertahan Di Era Media Online. e-jurnal, Vol 1, No 1. Diakses 9 Juli 2015 dari Anwarudin. (2010). Strategi Penyiaran Radio Komunitas Dalam Memperoleh Pendengar. Diakses 7 Juni 2015 dari Subhi, Ahmad. (2014). Strategi Komunikasi Komite Aspirasi Masyarakat Dalam Memperjuangkan Hak-Hak Masyarakat. Diakses 1 Juni 2015 dari Terazono, Emiko. (2006). Commercial Radio Plans Survival Strategy. Diakses 1 Juni 2015 Greer, Clark F. (2011). Using Twitter for Promotion and Branding: A Content Analysis of Local Television Twitter Sites. Diakses 22 Mei 2015 dari INTERNET (BAHAN DISKUSI) Website Sindo Trijaya FM diakses pada 24 Mei 2015 Website Bens Radio diakses pada 26 Mei 2015 RIWAYAT PENULIS Ratih Pranasari lahir di kota Cianjur pada 29 Juni Penulis menamatkan pendidikan S1 di Universitas Bina Nusantara dalam bidang Ilmu Komunikasi Pemasaran peminatan Broadcasting pada tahun 2015.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Sindo Trijaya FM adalah transformasi dari Trijaya FM yang sudah mengudara pada tahun 90an dengan frekuensi 104.6 FM. Tagline Sindo Trijaya FM adalah informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG PENELITIAN Di jaman modern ini, masyarakat dapat dengan mudah dan menerima suatu informasi dari berbagai media massa. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses

BAB 1 PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan suatu proses yang kita ketahui, merupakan proses penyampaian pesan dari pemberi pesan melalui media ataupun secara langsung kepada penerima pesan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN

PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN PENGEMBANGAN ISI PROGRAM PESBUKERS DI ANTV DALAM MENYAJIKAN TAYANGAN YANG MEMATUHI REGULASI PENYIARAN SHANDY ARISAPUTRA 1401081936 Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 Kebon Jeruk Jakarta Barat,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism yang 37 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Paradigma A. Post Positivisme Paradigma ini merupakan aliran yang ingin memperbaiki kelemahankelemahan Positivisme yang hanya mengandalkan kemampuan pengamatan langsung

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN. 5.1 Kesimpulan BAB V KESIMPULAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan peneliti, maka dapat diambil beberapa hal yang menjadi kesimpulan dan saran peneliti. Walaupun terbatasnya waktu penelitian dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian yang dilakukan oleh penulis ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi produser program RADIONET SHOW di BINUS TV dalam meningkatkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism

BAB III METODOLOGI PENELTIAN. terhadap objek yang diteliti. Secara ontologi aliran ini bersifat critical realism BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1. Paradigma Dalam penelitian ini, penulis menggunakan paradigma penelitian post positivisme. Salim (2001:40) menjelaskan Postpositivisme sebagai berikut: Paradigma ini merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayak. Ada empat macam golongan media, antara lain media antarpribadi,

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan. penelitian merupakan pola pokir yang menunjukan hubungan antara BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma penelitian bertujuan untuk memudahkan tujuan penelitian yang telah ditetapkan. Sugiyono menjelaskan bahwa: Paradigma penelitian merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era seperti saat ini, masyarakat di Indonesia dituntut untuk semakin berkembang seiring dengan perkembangan jaman. Salah satu perkembangan yang terjadi adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 44 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma adalah serangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. 1 Paradigma dalam penelitian ini adalah konstruktivisme. Menurut Guba dan Lincoln realitas

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kebutuhan masyarakat akan informasi saat ini sangat tinggi. Informasi menjadi sebuah aspek yang sangat penting karena dapat memberikan perkembangan perkembangan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN 49 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Sesuai dengan tujuan penelitian mengenai kajian metodologi pada Strategi Media Relations PT. Televisi Transformasi Indonesia dalam Brand Positioning

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Industri televisi yang terus berkembang dari tahun ke tahun kian menarik untuk diamati. Setiap daerah terdapat banyak televisi swasta yang melakukan siaran secara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Produk PT Djarum. Menurut Maman penelitian deskriptif berusaha. bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. Produk PT Djarum. Menurut Maman penelitian deskriptif berusaha. bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tertentu. BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif, yaitu untuk memperoleh deskripsi mengenai Strategi Personal Selling Tenaga Pemasar Produk PT Djarum.

Lebih terperinci

STRATEGI PROGRAMMING INDONESIA SIANG DI TVRI

STRATEGI PROGRAMMING INDONESIA SIANG DI TVRI STRATEGI PROGRAMMING INDONESIA SIANG DI TVRI Annisa Nabila Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University Jln. K.H. Syahdan No.9, Palmerah, Jakarta Barat, 11480 Telp. (62-21)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap stasiun radio harus memiliki program siaran yang dikemas sedemikian rupa agar menarik perhatian dan didengar sebanyak mungkin oleh pendengar. Program siaran

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Berdasarkan penjelasan pada bab-bab sebelumnya, maka jenis metode penelitian kualitatif dipilih oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian. Penelitian kualitatif

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Salim dalam buku Imam Gunawan dalam buku Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Salim dalam buku Imam Gunawan dalam buku Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma atau pendekatan adalah falsafah yang mendasari suatu metodologi riset. 1 Paradigma yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi sebagai salah satu media massa, masih menempati posisi jawara paling diminati, dibanding media massa lainnya. Televisi memberi banyak kemungkinan ilustrasi

Lebih terperinci

ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI

ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI ANALISIS EVALUASI PROGRAM KOMEDI KOMPLEK CEPLAS-CEPLOS DI LPP TVRI ELFIZIA CARINA Marketing Communication, School of Economic and Communication, Binus University. Jln. K.H. Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi 11 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman dan perubahan cara pandang terhadap kemajuan teknologi informasi, kini bahasa tidak saja dilihat sebagai alat komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

ANALISIS STRATEGI PROGRAMMING DISOSOR DI 97,5 FM MOTION RADIO (STUDI PADA INTERAKSI PENDENGAR DI TWITTER SAAT ON AIR)

ANALISIS STRATEGI PROGRAMMING DISOSOR DI 97,5 FM MOTION RADIO (STUDI PADA INTERAKSI PENDENGAR DI TWITTER SAAT ON AIR) ANALISIS STRATEGI PROGRAMMING DISOSOR DI 97,5 FM MOTION RADIO (STUDI PADA INTERAKSI PENDENGAR DI TWITTER SAAT ON AIR) Regyana Refanya, Wira Respati, S.S., M.Si PT Radio Safari Bina Budaya (97,5 Motion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menggunakan metodologi kualitatif dengan paradigma interpretif dan pendekatan konstruktivis, dengan riset studi kasus (case study) dengan tipe penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat jaman sekarang membutuhkan suatu media massa seperti surat kabar, majalah, buku, radio, TV, dan film. Media massa memiliki arti yang bermacam-macam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya teknologi dan komunikasi saat ini mengakibatkan kebutuhan masyarakat akan informasi semakin besar. Dan informasi tersebut dapat dengan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis yaitu paradigma dimana kebenaran suatu realitas sosial dilihat sebagai hasil konstruksi sosial,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat.

BAB I PENDAHULUAN. melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa kawat. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi seperti yang dikatakan oleh Onong Uchyana Effendy adalah media komunikasi jarak jauh dengan penayangan gambar dan pendengaran suara, baik melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB. 3 METODE PENELITIAN

BAB. 3 METODE PENELITIAN BAB. 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut: BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Peneliti menguraikan paradigma sebagai berikut: Paradigma menurut Lexy J. Moleong merupakan pola atau model tentang bagaimana sesuatu distruktur (bagian dan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan Taylor yaitu 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah sebuah penelitian kualitatif yang didasarkan pada fenomena, gejala, fakta, atau informasi sosial. Menurut Bogdan dan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Bogdan dan Taylor (dalam Basrowi, 2008: 21) mendefinisikan kualitatif sebagai prosedur penelitian

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Pendekatan kualiatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena sedalam-dalamnmya melalui

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif menggunakan metode kualitatif yaitu pengamatan, wawancara, atau penelaahan dokumen. Metode kualitatif ini digunakan karena beberapa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pradigma tertanam kuat dalam sosialisai penganut dan praktisinya. Pradigma 33 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pradigma Penelitian Pradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Sebagaimana yang di kutip Dedy Mulyana, menurut Patton pradigma tertanam

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma postpositivisme. Paradigma post-positivisme menurut Patton 40 adalah perbaikan positivisme

Lebih terperinci

27 Universitas Indonesia

27 Universitas Indonesia BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Paradigma dan Pendekatan Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata (Mulyana, 2006:9). Paradigma yang digunakan dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk mempengaruhi persepsi, pikiran serta tingkah laku masyarakat. Media massa pada saat ini sangat berpengaruh untuk

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Insert merupakan program infotainment satu satunya yang ada di stasiun televisi Trans TV. Program infotainment yang pernah ditayangkan sampai tiga kali sehari ini,

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. banyaknya program acara variety show, reality show, infotainment menjadi BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Acara televisi saat ini didominasi oleh program acara hiburan yang hanya mengejar rating dan share yang berorientasi kepada keuntungan saja. Begitu banyaknya

Lebih terperinci

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan

BAB 3 PENDAHULUAN. kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan BAB 3 PENDAHULUAN 3.1. Metode Penelitian 3.1.1 Penelitian Kualitatif Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata,

Lebih terperinci

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI

STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI STRATEGI KOMUNIKASI PEMASARAN PROGRAM MUSIK DALAM MENINGKATKAN JUMLAH PENGIKLAN DI SOLO RADIO FM NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Gelar Sarjana S-1 Jurusan Ilmu Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion.

BAB I PENDAHULUAN. jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman modern seperti ini industri hiburan kreatif sudah semakin banyak jenis dan ragamnya, dari mulai drama, musik, olahraga, realita bahkan Fashion. Semua hal tersebut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi merupakan salah satu unsur utama dalam segala kegiatan kehidupan manusia, baik secara pribadi maupun kelompok. Komunikasi sangat erat kaitannya dengan segala

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nyoman Kutha Ratna (2011:21) adalah seperangkat keyakinan mendasar, pandangan dunia yang berfungsi untuk menuntun tindakantindakan manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Teknologi dan media komunikasi saat ini berkembang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya stasiun televisi yang mengudara di indonesia. kini stasiun

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE

PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE PERSEPSI MAHASISWA BINUS UNIVERSITY JURUSAN MARKETING COMMUNICATION ANGKATAN 2008 TERHADAP PROGRAM RADIO SHOW DI TV ONE Muhammad Asad Chalik Binus University, Marketing Communication, Jakarta, Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Penelitian Pada jaman sekarang, musik sudah menjadi nafas dan teman sejati tiap individu di dunia. Musik menemani kegiatan sehari-hari dan menjadi bagian dari momen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hotel adalah suatu badan usaha yang bergerak di bidang jasa akomodasi yang dikelola secara komersial, dengan menyediakan layanan makanan, minuman, dan fasilitas lainnya.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Media massa memiliki tiga fungsi dasar, yaitu fungsi informatif, fungsi edukatif, dan fungsi hiburan. Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat dan Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan penulis dalam laporan ini bersifat deskriptif. Melalui kerangka konseptual tertentu (landasan teori), periset melakukan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Pendekatan Penelitian Penelitian kualitatif bertujuan mengembangkan konsep sensitivitas pada masalah yang dihadapi, menerangkan realitas yang berkaitan dengan penelusuran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Uses and Gratification sangat menonjolkan sisi audiens sebagai pihak yang paling aktif menentukan pilihan media mana yang hendak digunakan. Teori Uses and Gratification

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan dan percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan fakta-fakta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif (Qualitative research) adalah suatu penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi ini, sudah tak asing lagi kita mendengar kata televisi. Televisi adalah sebuah media elektronik yang menjadi benda warisan ciptaan manusia, yang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1980an. Pemikirannya dinamai post-positivisme. Paham ini menentang BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Paradigma yang digunakan oleh Peneliti adalah paradigma post positivisme. Munculnya gugatan terhadap positivisme di mulai tahun 1970-1980an. Pemikirannya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk menemukan kebenaran atau untuk lebih membenarkan kebenaran. Usaha untuk mengejar kebenaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Memasuki era globalisasi, masyarakat lebih moderen ditandai dengan adanya perkembangan teknologi secara besar-besaran. Komunikasi manusia tidak mengenal jarak

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Radio merupakan salah satu media yang paling sering digunakan oleh masyarakat. Karena media yang diperlukan untuk mengakses radio sangat mudah didapatkan. Radio berfungsi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian kualitatif adalah salah satu metode penelitian yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman tentang kenyataan melalui proses berpikir induktif.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibutuhkan masyarakat. Saat ini ada beragam media yang memberikan informasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Media massa merupakan sarana menyebarkan informasi kepada masyarakat. Oleh karena itu, media massa memiliki peranan penting dalam penyebaran informasi yang dibutuhkan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dan pada akhirnya informasi yang disampaikan oleh media, harus dipahami dalam 34 3.1 Paradigma penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana pandangan tertentu bagaimana media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan.

BAB I PENDAHULUAN. dikatakan sebagai konsumsi sehari hari seperti makanan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan teknologi elektronik semakin pesat pada era globalisasi. Teknologi yang semakin canggih dapat mempermudah khalayak atau audiens untuk mendapatkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan hal terpenting dalam menunjukkan keberadaan seseorang. Komunikasi tidak saja dilakukan antar personal, tetapi dapat pula melibatkan sekian banyak

Lebih terperinci

BAB I. informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu Televisi. TV sebagai alat penangkap

BAB I. informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu Televisi. TV sebagai alat penangkap BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi melahirkan suatu media baru yang dapat menyajikan informasi secara cepat kepada masyarakat yaitu Televisi. TV sebagai alat penangkap siaran dan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Di era globalisasi saat ini, perkembangan teknologi semakin berkembang dengan cepat dan pesat. Semakin maju kemampuan teknologi maka juga berpengaruh pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian 1. Metode Penelitian dan Jenis Penelitian penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan pendekatan kualitatif,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses

BAB I PENDAHULUAN. memnuhi kebutuhannya. Pendekatan ini kemudian di kenal dengan sebutan uses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media massa adalah alat atau perantara untuk proses pengiriman atau penyampaian sebuah pesan dari komunikator kepada komunikan yang terdapat pada komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti 39 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Seperti yang diungkapkan oleh Lexi Moleong, yang mendefinisikan metode kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Pendekatan penelitian kualitatif pada hakikatnya ialah mengamati orang dalam hidupnya, berinteraksi

Lebih terperinci

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV)

ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN IMTV) ANALISIS ISI PROGRAM TELEVISI LOKAL BERJARINGAN DI BANDUNG (STUDI PADA PROGRAM KOMPAS TV, TVRI, DAN ) Fathania Pritami Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom Jl. Telekomunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Penelitian mengenai Peran Director Of Photography Dalam Proses Produksi Film Gie, penulis melakukan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Pradigma adalah basis kepercayaan utama atau metafisika dari sistem berfikir : basis dari ontologi, epistemologi dan metodelogi. Dalam pandangan filsafat, paradigma

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian. Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Latar, Sumber Data, Satuan Kajian 3.1.1 Deskripsi Latar Peneliti melakukan pengamatan secara langsung di PT. LG Electronics Indonesia pada kegiatan Public Relations

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa sedang mengalami penurunan audiens. Terutama ketika memasuki era digital, media massa seperti media cetak dan elektronik mulai dibayang-bayangi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menjawab persoalan-persoalan dalam penelitian tersebut. Paradigma merupakan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Paradigma menurut Nasution, membantu merumuskan tentang apa yang harus dipelajari, paradigma juga membantu untuk menyelesaikan persoalan-persoalan apa yang mesti

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Paradigma Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilih untuk menggunakan paradigma interpretatif. Sesuai dengan pendapat Van Wynsberghe dan Khan paradigma interpretif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi.

BAB III METODE PENELITIAN. Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. 34 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Dalam Penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian di Desa Yosomulyo, Kecamatan Gambiran, Kabupaten Banyuwangi. Pemilihan tempat ini karena masyarakat

Lebih terperinci

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

B A B III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen 44 B A B III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan metode penelitian yang dipakai adalah studi kasus. Menurut Bogdan dan Biklen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau

BAB III METODE PENELITIAN. Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau 70 BAB III METODE PENELITIAN A. Metode dan Prosedur Penelitian 1. Metode Penelitian Metodologi penelitian berasal dari bahasa yunani yaitu mathodos = cara atau jalan, logos = ilmu. Jadi metodologi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbicara mengenai perkembangan televisi pastinya terdapat banyak program,dan tidak semua program terlihat menarik. Oleh karena itu, untuk menciptakan sebuah program

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Radio sudah tidak asing lagi ditelinga masyarakat umum. Baik ketika didengar di rumah tinggal, di mobil, di rumah-rumah makan, maupun di pertokoan. Dengan keunggulannya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. hidup tanpa adanya informasi dan komunikasi yang ia jalani di lingkungan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam masyarakat modern seperti sekarang ini, peranan dan pengaruh informasi dan komunikasi sangat terasa. Tidak ada kegiatan yang dilakukan didalam dan oleh masyarakat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

BAB III METODE PENELITIAN. fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian, misalnya perilaku, dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah. 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi adalah media massa yang sangat diminati dan tetap menjadi favorit masyarakat. Kekuatan audio dan visual yang diberikan televisi mampu merefleksikan kehidupan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Paradigma Penelitian Paradigma adalah suatu cara pandang untuk memahami kompleksitas dunia nyata. Paradigma tertanam kuat dalam sosialisasi para penganut dan praktisinya.

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dilakukan dengan mencari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyiaran merupajan sebuah proses untuk menyampaikan siaran yang di awali dengan penyiapan materi atau konsep, lalu proses produksi atau pengambilan gambar dan juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan

BAB I PENDAHULUAN. Stasiun televisi ini berkembang karena masyarakat luas haus akan hiburan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia pertelevisian di Indonesia saat ini sangatlah pesat, salah satu buktinya adalah banyak stasiun televisi yang bermunculan. Stasiun televisi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 33 BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian 1. Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang digunakan pada studi ini adalah pendekatan kualitatif. Metode penelitian kualitatif adalah

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 41 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Sifat Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Musik dangdut merupakan sebuah genre musik yang mengalami dinamika di setiap jamannya. Genre musik ini digemari oleh berbagai kalangan masyarakat Indonesia. Berkembangnya dangdut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci