BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
|
|
- Lanny Tanuwidjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut proyeksi yang dilakukan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan menilik populasi absolut Indonesia di masa depan, maka Indonesia akan memiliki penduduk lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2015, lebih dari 270 juta jiwa pada tahun 2025, lebih dari 285 juta jiwa pada tahun 2035 dan 290 juta jiwa pada tahun 2045 ( Berdasarkan data dari situs web Badan Pusat Statistik, di beberapa tahun terakhir, indikator persentase rumah tangga menurut status kepemilikan rumah milik sendiri mengalami peningkatan pada tahun 2011 sebesar 78,77%, tahun 2012 sebesar 80,18%, dan 2013 sebesar 79,47% ( Perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan adalah bidang yang sangat menjanjikan untuk pembangunan di Indonesia. Dengan meningkatnya status kepemilikan rumah milik sendiri akan memberikan kesempatan yang besar khususnya bagi perusahaan industri property untuk lebih meningkatkan pembangunan perumahan, apartemen, dan bangunan lainnya yang lebih strategis di kota-kota besar dan daerah prospek lainnya. Pertumbuhan tinggi yang terlihat di pasar properti Asia Tenggara tahun-tahun belakangan berlanjut selama Meski aktivitasnya sempat menurun karena segala isu politik dan ekonomi lainnya, jumlah populasi Indonesia yang besar ini tidak mungkin dilewatkan para investor sebagai peluang yang menguntungkan. Investor memiliki beberapa alasan yang dikemukakan oleh para ahli untuk berinvestasi di properti, yang pertama dapat berguna untuk mendapatkan passive income. Kedua, penduduk pasti bertumbuh dan semakin banyak, sehingga mau tak mau properti pasti digandrungi. Ketiga, uang yang dimiliki investor menjadi bertumbuh, terlebih membesarkan pundi-pundi kekayaan menggunakan uang orang lain atau istilahnya OPM (Other People Income). Selain itu relatif mudah berinvestasi pada perusahaan pengembang besar yang memiliki keberhasilan karena dapat menciptakan pasar yang baik. 1
2 2 Investor mengharapkan keuntungan di masa depan dengan melihat profitabilitas perusahaan. Profitabilitas perusahaan akan tercermin dari kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, aset, maupun dengan modal sendiri. Hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang efektivitas kinerja perusahaan ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan hasil penjualan dan investasi perusahaan. Wiagustini (2010) dalam Sufiana (2013) menjelaskan profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau ukuran efektivitas pengelolaan manajemen perusahaan, hal ini bisa diukur dari modal sendiri maupun seluruh dana yang diinvestasikan ke dalam perusahaan. Kemampuan inilah yang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi pertimbangan investor dalam menentukan dimana ia harus berinvestasi. Profitabilitas juga menggambarkan keefektifan dan keefisienan perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Semakin tinggi tingkat produktifitas suatu perusahaan, maka menunjukkan semakin baik pula kinerja perusahaan. Peluang bagi investor untuk menanamkan modalnya dapat membantu perusahaan atau organisasi melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Gill, Biger, dan Mathur (2010) menyatakan bahwa profitabilitas dapat dicapai jika perusahaan mengelola modal kerja dengan cara yang efisien. Dalam hal ini peranan modal sangat penting karena dibutuhkan perusahaan untuk membiayai kegiatan operasional sehari-hari. Begitu pula kemajuan perusahaan akan berjalan seiring dengan kebutuhan modal yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya, dimana makin besar suatu perusahaan akan semakin besar pula modal yang dibutuhkannya. Jika hal tersebut terjadi, mungkin permodalan tidak dipenuhi oleh perusahaan sendiri tanpa ada bantuan atau menarik modal dari luar perusahaan. Menurut Bramasto (2007) menjelaskan bahwa modal merupakan masalah utama yang akan menunjang kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya. Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional secara optimal. Setiap perusahaan melakukan aktivitas operasionalnya akan membutuhkan potensi sumber daya, salah satunya adalah modal, baik modal seperti kas, piutang, persediaan, dan modal tetap seperti aktiva tetap. Hal tersebut dibutuhkan setiap perusahaan untuk membiayai kegiatan operasionalnya sehari-hari,
3 3 misalnya untuk membeli bahan mentah untuk produksi, membayar gaji karyawan dan upah buruh, membayar hutang yang jatuh tempo dan hutang jangka pendek, dan kegiatan-kegiatan operasional lainnya. Modal kerja yang cukup sangat diperlukan oleh perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan tersebut dapat terus melanjutkan kegiatan operasionalnya sehari-hari dan mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi hutang jangka pendek dan hutang yang jatuh tempo serta beban operasional yang akan muncul. Jika perusahaan mengalami kekurangan modal kerja, maka perusahaan akan menghadapi permasalahan dalam kegiatan operasionalnya sehari-hari dan bahkan dapat terancam kebangkrutan. Lazaridis dan Tryfonidis (2006) berpendapat modal kerja memiliki tiga komponen yaitu kas, piutang dan persediaan. Pengelolaan ketiga komponen tersebut memiliki cara yang berbeda untuk memaksimalkan profitabilitas atau untuk meningkatkan pertumbuhan perusahaan. Manajemen modal kerja memberikan pengaruh langsung terhadap profitabilitas perusahaan. Tingkat modal kerja yang optimal dapat memberikan nilai lebih pada perusahaan yang bersangkutan. Penelitian yang dilakukan oleh Nazir dan Afza (2009) pada semua perusahaan non-finansial yang terdaftar pada Karachi Stock Exchange periode menyatakan bahwa investor memberikan bobot pertimbangan pada saham perusahaan yang mengadopsi aggressive approach terhadap kebijakan modal kerja keuangannya, investor percaya perusahaan dengan ekuitas yang rendah, dan kewajiban jangka panjang yang rendah memiliki kinerja yang lebih baik dari yang lain. Manajemen modal kerja yang digunakan dalam penelitian ini yaitu number of days accounts receivable (NDAR), number of days inventory (NDI), serta number of days accounts payable (NDAP). Dalam penelitian ini, komponen siklus konversi kas tersebut digunakan sebagai dasar untuk menilai efisiensi pengelolaan modal kerja untuk menentukan relevansinya dalam pencapaian tujuan profitabilitas perusahaan. Kenaikan persediaan dapat dihubungkan dengan peningkatan hutang dagang, dimana dapat menganggu kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba (profitabilitas perusahaan) sehingga dibutuhkan pengelolaan modal kerja yang efektif yang dapat meningkatkan laba operasi perusahaan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Gill, Biger, dan Mathur (2010) berpendapat bahwa manajer dapat menciptakan keuntungan bagi perusahaan dengan
4 4 menangani siklus konversi kas dengan benar dan menjaga setiap komponennya (account receivable, account payable, dan inventory) dengan optimal. Penelitian tersebut dilakukan pada 88 perusahaan-perusahaan terpilih di Amerika yang terdaftar pada New York Stock Exchange pada periode , dengan hasil penelitian terdapat hubungan statistical significance antara profitabilitas yang diukur dengan gross operating profit dan cash conversion cycle. Hal ini juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Lazaridis, dan Tryfonidis (2006) pada 131 perusahaan yang terdaftar di Athens Stock Exchange sebagai sampel penelitian periode Hasil penelitian juga menggambarkan bahwa perusahaan kurang menguntungkan jika mengambil jangka waktu kredit yang diberikan oleh pemasok mereka terlalu lama, dan terdapat hubungan negatif antara account receivable dan profitabilitas perusahaan karena perusahaan kurang menguntungkan jika mengurangi account receivable untuk menghindari cash gap pada siklus konversi kas. Selain itu penurunan penjualan disertai oleh kesalahan pengelolaan persediaan mengakibatkan penurunan keuntungan perusahaan. Investasi pada modal kerja memerlukan biaya, dengan demikian penurunan modal kerja akan menurunkan biaya modal dan berarti ada penghematan sehingga dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan. Karena salah satu tujuan perusahaan adalah meningkatkan kemakmuran para pemegang saham atau pemilik perusahaan. Tujuan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham dapat ditempuh dengan memaksimumkan laba perusahaan. Oleh sebab itu, dalam pelaksanaan pengambilan keputusan harus dilakukan dengan hati-hati dan tepat, mengingat setiap keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan keuangan lainnya dan akan berdampak terhadap pencapaian tujuan perusahaan. Pelaksanaan manajemen keuangan yang baik akan mencerminkan kinerja perusahaan dalam memperoleh laba. Penelitian yang dilakukan oleh Napompech (2012) pada 255 perusahaan yang terdaftar di Stock Exchange of Thailand periode 2007 sampai 2009 mengungkapkan bahwa terdapat hubungan negatif antara gross operating profit dengan inventory conversion period dan the receivables collection period. Oleh karena itu, manajer dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan memperpendek siklus konversi kas, periode konversi persediaan dan periode penagihan piutang. Namun, tidak dapat meningkatkan profitabilitas dengan memperpanjang periode penangguhan hutang.
5 5 Temuan juga menunjukkan karakteristik industri berdampak pada profitabilitas perusahaan. Selain karakteristik industri dan manajemen modal kerja, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kinerja kegiatan dunia usaha dianggap penting untuk dapat meningkatkan pertumbuhan dibidang ekonomi. Maka dari itu setiap perusahaan sangat dianjurkan untuk menerapkan Good Corporate Governance. Banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan seperti yang tercermin pada munculnya beberapa skandal akuntansi serta krisis ekonomi yang paling sering dikenal dengan kasus skandal Enron dengan dituntutnya lima kantor akuntan publik pada tanggal 15 Juli Kemudian disusul dengan skandal WorldCom yang mengungkapkan adanya kebangkrutan yang dialami oleh perusahaan dengan kerugian terbesar pada masa itu di bidang keuangan dimana hal tersebut membuat masyarakat menjadi bertanya-tanya tentang kualitas kinerja keuangan perusahaan yang erat kaitannya dengan profitabilitas perusahaan. Oleh karena itu melihat keadaan yang semakin memburuk maka terbentuklah Sarbanes-Oxley Act yang dibentuk oleh U.S Federal Government pada tanggal 30 Juli 2002 dengan tujuan untuk memulihkan kepercayaan masyarakat mengenai kualitas kinerja keuangan perusahaan tersebut sebagai usaha perusahaan dalam meningkatkan profitabilitasnya. Suatu perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya diwakili oleh manajer (agent) yang ditunjuk oleh para pemegang saham (principal). Susanto & Subekti (2013) menjelaskan bahwa prinsipal menyerahkan pengelolaan perusahaan terhadap pihak manajemen dengan memberikan wewenang atas kegiatan perusahaan dan berkewajiban menyediakan laporan keuangan yang mana cenderung untuk melaporkan sesuatu yang memaksimalkan utilitasnya dan mengorbankan kepentingan pemegang saham. Konflik antara manajer dan pemegang saham disebut dengan masalah keagenan. Masalah keagenan dapat diminimumkan dengan suatu mekanisme pengawasan yang dapat menyelaraskan kepentingan-kepentingan tersebut, sehingga dapat mengurangi biaya keagenan (agency cost). Menurut Trisnantari (2012) corporate governance merupakan konsep yang didasari pada teori keagenan yang diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk memberikan keyakinan kepada prinsipal bahwa mereka akan menerima return atas dana yang telah diinvestasikan.
6 6 Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Chen, Wang dan Lin (2014) mengeksplorasi peran jaringan pusat direktur independen dalam menahan tunneling behavior (pengambilan manfaat atau keuntungan dari perusahaaan yang merugikan minority shareholder) oleh controlling shareholder pada pasar modal di China. Bukti empiris penelitian tersebut menunjukkan bahwa tunneling behavior oleh controlling shareholder berhubungan negatif dengan jaringan pusat direktur independen dan hubungan tersebut lebih kuat digunakan sebagai pengukuran tunneling. Hasil penelitian menjelaskan bahwa jaringan direktur independen menahan tunneling behavior oleh pemegang saham besar, yang memainkan peran positif pada tata kelola perusahaan. Hal ini dikarenakan direktur dapat membangun hubungan penting yang mempengaruhi peran tata kelola dari direktur independen. Struktur corporate governance di Indonesia sesuai dengan UU No. 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas, dimana Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) adalah badan tertinggi yang terdiri atas pemegang saham yang memilih anggota dewan komisaris dan dewan direksi. Jumlah anggota dewan komisaris dan dewan direksi yang diwajibkan masing-masing paling sedikit 2 orang untuk perusahaan yang telah go publik. Sedangkan Bapepam dengan Surat Edaran No. SE-03/PM/2000 mensyaratkan bahwa setiap perusahaan publik di Indonesia wajib membentuk komite audit dengan anggota minimal tiga orang yang diketuai oleh satu orang komisaris independen perusahaan dengan dua orang pihak eksternal yang independen terhadap perusahaan. Surat Edaran dari Bapepam tersebut hampir serupa dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor: 117/M-MBU/2002 yang mengatur kewajiban BUMN memiliki dua puluh persen anggota komisaris yang berasal dari pihak eksternal perusahaan berfungsi untuk memantau praktek good corporate governance telah berjalan efektif dengan memimpin komite audit pada perusahaan yang memiliki aset diatas 1 triliun dan telah go public. Mendukung peraturan pemerintah tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Wardhani (2006) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 1999 sampai 2004 yang mengalami kesulitan keuangan dengan perusahaan yang sehat secara keuangan, menunjukkan bahwa mekanisme corporate governance memiliki dampak yang kuat pada kinerja perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisioner dan turnover dewan memiliki dampak yang signifikan terhadap profitabilitas perusahaan yang
7 7 mengalami tekanan keuangan. Jumlah direksi akan mempengaruhi kondisi keuangan perusahaan baik secara jangka pendek maupun jangka panjang. Berkaitan dengan jumlah komisaris, penelitian tersebut menyimpulkan bahwa semakin kecil jumlah komisaris dalam suatu perusahaan maka kemungkinan perusahaan tersebut mengalami tekanan keuangan akan semakin besar. Pengurangan jumlah komisaris akan memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang terhadap kondisi keuangan perusahaan. Sedangkan, keberadaan komisaris independen justru tidak signifikan baik untuk pengujian pada periode yang sama ataupun untuk pengujian dengan menggunakan lag 1 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa keberadaan komisaris independen dalam perusahaan hanya bersifat retorik dan hanya untuk memenuhi regulasi yang ada. Selain Indonesia, Corporate Governance juga diterapkan oleh perusahaanperusahaan di negara lain, berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fidanoski, Mateska, and Simeonovski (2013) pada 15 bank dari 17 bank yang datanya diambil dari situs resmi National Bank of the Republic of Macedonia (NBRM) dan Macedonian Securities Exchange Commission, situs resmi bank yang bersangkutan dan laporan keuangan yang diterbitkan oleh bank diakhir tahun menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi dan dewan komisaris berhubungan positif dengan profitabilitas bank yang diukur dengan return on assets. Hal ini menjelaskan fakta bahwa penunjukkan anggota baru pada dewan direksi dan dewan komisaris akan menghasilkan proses pengambilan keputusan yang lebih kuat yang dapat meningkatkan kinerja bank. Namun terdapat hubungan dampak signifikan yang kearah negatif antara dewan independen yang diukur dengan proporsi anggota noneksekutif yang duduk sebagai dewan komisaris dengan profitabilitas bank yang di ukur dengan ROA dan ROE. Dalam penelitian ini, industri yang dipilih sebagai objek penelitian adalah industri sektor property dan real estate. Pada perusahaan property dan real estate dapat dilihat dari siklus operasi perusahaan yang melibatkan penanaman modal pada persediaan (inventories) dan piutang (account receivable) serta melakukan pembayaran atas hutang-hutangnya (account payable). Berkaitan dengan variabel number of days inventory, maka penelitian ini dilakukan di industri yang berhubungan pula dengan persediaan. Meskipun secara khusus pada industi property dan real estate persediaan terdiri dari kavling, bangunan dalam penyelesaian, dan
8 8 apartemen dalam penyelesaian. Selain itu, disertasi yang diajukan oleh Ketua Kehormatan Real Estate Indonesia (REI) Lukman Purnomosidi, terlihat bahwa nilai dan kinerja perusahaan sangat dipengaruhi oleh struktur modal yang sehat, penerapan good corporate governance dan kondisi pertumbuhan makro ekonomi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini karena berbagai penelitian sebelumnya dilakukan pada sektor industri lain mengenai pengaruh manajemen modal kerja (working capital management) dan mekanisme tata kelola perusahaan (good corporate governance mechanism) terhadap profitabilitas (profitability), maka penulis melakukan penelitian pada perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode sebagai pembeda dengan penelitian sebelumnya. Oleh karena itu judul dari penelitian ini adalah Analisis Pengaruh Manajemen Modal Kerja dan Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Property dan Real Estate Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun Penelitian ini mengembangkan penelitian sebelumnya yang di susun oleh Iswandi (2012) yang meneliti hubungan antara manajemen modal kerja dan profitabilitas industri. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sebagai berikut: 1. Variabel independen yang digunakan peneliti terdahulu adalah cash conversion cycle, number of days accounts receivable, number of days inventory dan number of days accounts payable, dan variabel kontrol yaitu pertumbuhan penjualan, ukuran perusahaan dan rasio hutang. Sedangkan dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan variable cash conversion cycle karena komponen dalam formula cash conversion cycle sudah diwakili oleh NDAR, NDI, dan NDAP perusahaan, namun peneliti juga menambahkan 3 variabel independen yaitu ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, dan dewan komisaris independen sebagai variabel yang menggambarkan mekanisme good corporate governance. Penambahan variabel tersebut dikarenakan penelitian yang dilakukan oleh Dewayanto (2010) pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode menunjukkan bahwa mekanisme pemantauan pengendalian internal
9 9 yang diproksikan dengan ukuran dewan komisaris dan komisaris independen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja perbankan, sedangkan ukuran dewan direksi memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja perbankan. Berdasarkan penelitian Dewayanto, maka peneliti ingin mengetahui variabel ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen jika diteiliti pada perusahaan property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggabungkan analisa pengaruh manajemen modal kerja dan mekanisme good corporate governance perusahaan terhadap profitabilitas yang diproksikan dengan return on asset (ROA). Manajemen modal kerja yang mampu menjaga komponen siklus konversi kas yaitu account receivable, inventory dan account payable perusahaan dengan optimal serta penerapan corporate governance yang baik saling membantu meningkatkan kepercayaan dari investor dan pelanggan, serta meningkatkan efisiensi operasi perusahaan, dimana hal-hal ini akan meningkatkan nilai perusahaan atau corporate value yang akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. 2. Penelitian sebelumnya mengukur profitabilitas sebagai variabel dependen dengan gross profit yaitu natural log dari gross profit, sedangkan penelitian ini mengukur profitabilitas dengan return on asset yaitu (net income / total assets). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Sufiana & Purnawati (2013) menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan, berpengaruh secara simultan terhadap profitabilitas perusahaan food and beverages di Bursa Efek Indonesia periode yang diproksikan dengan return on assets (ROA) perusahaan tersebut. 3. Obyek dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Sedangkan, obyek penelitian sebelumnya adalah 29 perusahaan dalam industri consumer goods yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode Periode penelitian ini mengambil tahun Sedangkan, periode penelitian sebelumnya mengambil tahun Alasan peneliti mengambil tahun karena periode tersebut menunjukkan kondisi yang paling aktual berkaitan dengan masalah yang ingin diteliti.
10 Perumusan Masalah Modal kerja dan penerapan good corporate governance memiliki peranan penting dalam mempengaruhi tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Pengelolaan modal kerja dengan cara yang efisien dibutuhkan untuk memastikan bahwa perusahaan dapat terus membiayai kegiatan sehari-hari dan mempunyai dana yang cukup untuk memenuhi hutang jangka pendek. Selain itu, kepercayaan masyarakat terhadap kualitas kinerja dunia usaha melalu penerapan GCG dianjurkan oleh peraturan pemerintah untuk dipenuhi perusahaan go public. Sehingga, penelitian ini ingin menganalisis mengenai pengaruh modal kerja dan mekanisme good corporate governance terhadap profitabilitas perusahaan property, real estate periode Oleh karena itu, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days accounts receivable terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ? 2. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days inventory terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ? 3. Apakah terdapat pengaruh signifikan number of days accounts payable terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ? 4. Apakah terdapat pengaruh signifikan ukuran dewan direksi terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ? 5. Apakah terdapat pengaruh signifikan ukuran dewan komisaris terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ? 6. Apakah terdapat pengaruh signifikan proporsi komisaris independen terhadap profitabilitas perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun ?
11 Ruang Lingkup Penelitian Lingkup penelitian akan dibatasi untuk perusahaan yang bergerak di bidang industri sektor property, real estate dan konstruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia saja, dan tidak menyertakan perbandingan dengan jenis perusahaan yang bergerak pada industri lainnya. Sampel dalam penelitian dibatasi dengan adanya prosedur pemilihan sampel. Penelitian ini dibatasi selama 5 periode, yaitu dari tahun Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk menganalisis pengaruh number of days accounts receivable terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk menganalisis pengaruh number of days inventory terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk menganalisis pengaruh number of days accounts payable terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan direksi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk menganalisis pengaruh ukuran dewan komisaris terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode Untuk menganalisis pengaruh komisaris independen terhadap tingkat profitabilitas perusahaan sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode
12 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini diharapkan : 1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan Untuk memperkaya literatur mengenai pengaruh manajemen modal dan mekanisme corporate governance pada perusahaan. Serta dapat dipergunakan dan dimanfaatkan oleh peneliti selanjutnya sebagai bahan referensi untuk penelitian dalam mempelajari permasalahan yang sama, selain itu juga untuk menambah kepustakaan bagi universitas. 2. Bagi perusahaan sektor property, real estate dan konstruksi bangunan Dapat dijadikan bukti empiris tentang faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan, serta bahan masukan dan pertimbangan perusahaan dalam pengambilan keputusan di masa yang akan datang melalui kebijakan-kebijakan manajemen modal dan penerapan corporate governance yang ditetapkan perusahaan untuk memperoleh profitabilitas yang optimal. 3. Bagi investor dan calon investor Dapat berguna dalam menambah pengetahuan dan wawasan para investor dan calon investor untuk menilai pengelolaan modal kerja suatu perusahaan dan penerapan corporate governance pada industri bisnis, serta bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan yang bertujuan meningkatkan kemakmuran pemegang saham. 1.5 Ringkasan Metodologi Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menganalisis apakah terdapat atau tidaknya pengaruh manajemen modal kerja dan mekanisme good corporate governance terhadap profitabilitas pada perusahaan sektor property, dan real estate di Indonesia. Karakteristik penelitian ini adalah sebagai berikut ; 1. Jenis penelitian ini bersifat kuantitatif. 2. Penelitian ini merupakan penelitian kausal, yang bertujuan membuktikan hubungan sebab-akibat atau hubungan mempengaruhi dan dipengaruhi dari variabel-variabel yang diteliti. 3. Periode yang digunakan dalam penelitian yakni tahun
13 13 4. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu yang dinilai akan dapat memberikan data secara maksimal sesuai dengan tujuan penelitian. 5. Sampel yang digunakan lebih dari satu (pooled data), yaitu 23 perusahaan sektor property, real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 6. Metode pengumpulan data tidak langsung, yaitu dengan dokumentasi. Dokumentasi adalah mengumpulkan data dari berbagai sumber. Dalam penelitian ini sumber data didapat dari website Bursa Efek Indonesia ( 7. Metode analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah regresi berganda. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. 8. Metode penyajian data yang akan ditampilkan pada penelitian ini berupa hasil dari pengujian statistik dengan analisis regresi berganda dalam bentuk tabel dimana tabel tersebut dihasilkan dari alat uji statistik. 9. Unit analisis adalah perusahaan yang bergerak pada sektor property dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 10. Variabel independen yang diteliti dalam penelitian ini adalah manajemen modal kerja yang diproksikan number of days account receivable, number of days inventory, number of days account payable. Selain itu menggunakan variable independen mekanisme good corporate governance yang diproksikan dengan ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris dan komisaris independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas perusahaan yang diproksikan dengan return on asset perusahaan. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan ini merupakan gambaran umum mengenai isi dari keseluruhan pembahasan, yang bertujuan untuk memudahkan pembaca dalam mengikuti alur pembahasan yang terdapat dalam penulisan makalah skripsi ini. Adapun sistematika penulisan adalah sebagai berikut:
14 14 BAB 1 Pendahuluan Bab pertama berisi mengenai hal-hal umum mengenai penelitian ini, yakni latar belakang, identifikasi masalah, ruang lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian, sistematika penulisan serta penelitian terdahulu. BAB 2 Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis Bab kedua menjelaskan teori-teori dan pengembangan hipotesis yang digunakan sebagai acuan dan referensi dalam membahas masalah yang ada, yakni teori dan pengembangan hipotesis tentang kebijakan dividen, keputusan investasi, kebijakan pendanaan dan nilai perusahaan. Landasan teori ini diperoleh dari berbagai buku referensi dan media lainnya. BAB 3 Metoda Penelitian Bab ketiga berisikan tentang objek penelitian, desain penelitian, jenis dan sumber data, penentuan jumlah sampel, metode pengumpulan sampel, metode analisis data, metode penyajian data, uji statistik dan operasionalisasi variabel. BAB 4 Hasil dan Analisis Penelitian Bab keempat menjelaskan mengenai pembahasan data-data yang akan dianalisa dan hasil yang diperoleh dari proses pengumpulan data yang dibahas pada bab 3. BAB 5 Simpulan dan Saran Bab kelima berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan, keterbatasan dalam penelitian yang dijelaskan oleh peneliti, serta saran yang diberikan oleh peneliti yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam penelitian ini.
15
BAB I PENDAHULUAN. tersebut terjadi, mungkin permodalan tidak dipenuhi oleh perusahaan sendiri
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Penelitian Pada dasarnya setiap perusahaan atau organisasi akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri (Lukviarman, 2006:33). Profitabilitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Nilai perusahaaan merupakan salah satu tolok ukur bagi investor dalam melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi menunjukkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan kinerja yang telah dilakukan. Dalam PSAK No 1 (Revisi 2012) menyebutkan bahwa
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari pencatatan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun berjalan. Laporan keuangan juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada umumnya tujuan perusahaan adalah memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan
BAB 1 PENDAHULUAN 2.1 Latar Belakang Setiap perusahaan akan melakukan berbagai aktivitas untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan ada tujuan jangka pendek dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu perusahaan, para investor biasanya melakukan analisis profitabilitas. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ini menimbulkan persaingan yang ketat sehingga perusahaan harus
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Perekonomian Indonesia pada saat ini sedang melaju pada era globalisasi yang memberikan peluang bagi perusahaan-perusahaan untuk mengembangkan usahanya. Di lain pihak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi perusahaan dalam perkembangan bisnis disemua perusahaan. Salah satu tujuan utama didirikannya perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut. Selain digunakan dalam operasi perusahaaan sehari-hari, modal kerja
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan pada dasarnya membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasionalnya. Tanpa adanya modal aktivitas usaha tidak dapat dijalankan.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Seiring bertumbuhnya perekonomian di Indonesia selama beberapa tahun terakhir ini, secara tidak langsung kegiatan investasi di pasar modal Indonesia pun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dapat lebih transparan dalam mengungkapkan informasi keuangan perusahaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kondisi lingkungan ekonomi yang berubah-ubah berpengaruh banyak pada dunia usaha. Untuk dapat bersaing, setiap perusahaan akan dihadapkan pada kondisi untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang
BAB I PENDAHULUAN I.I Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan mempunyai tujuan jangka pendek dan jangka panjang, tujuan jangka pendeknya adalah perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang semaksimal mungkin
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu :
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Modal Kerja Menurut Bambang Riyanto (2001:57) pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan adanya beberapa konsep, yaitu : 1) Konsep
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan pemegang saham. Kesejahteraan dapat ditingkatkan melalui kinerja perusahaan (firm performance)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan bisnis yang ketat seiring dengan perkembangan perekonomian dan teknologi menuntut perusahaan untuk terus mengembangkan inovasi produk, meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan merupakan alat untuk melakukan evaluasi atas suatu kinerja perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi keuangan dan kinerja
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. terkait penghitungan pajak. Kreditur, misalnya supplier dan pihak bank
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Akuntansi adalah proses dari tiga aktivitas yaitu pengidentifikasian, pencatatan, dan pengkomunikasian transaksi ekonomi dari suatu organisasi (bisnis maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pada perusahaan korporasi yang relatif besar umumnya terdapat pemisahan fungsi pemilikan dan pengelolaan perusahaan. Pemegang saham mengalami kesulitan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi perekonomian di dunia terus mengalami berbagai perubahan dan hal ini memicu para pengusaha berusaha lebih keras dalam mengembangkan usahanya, apalagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia, yang belum memiliki rumah. Disisi lain pemerintah juga sulit untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2011, menyebutkan bahwa masih ada sekitar 14 juta keluarga, atau 23% dari 61 juta keluarga di Indonesia,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan, salah satu fungsinya yang terpenting untuk perkembangan usaha adalah fungsi manajemen keuangan, yaitu menjaga keseimbangan keadaan finansialnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada umumnya, suatu perusahaan didirikan dengan tujuan meningkatkan nilai perusahaan tersebut secara maksimal. Nilai perusahaan dicerminkan dari harga saham
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penelitiaan. Bagian 1.1 menjelaskan mengenai latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kepercayaan investor terhadap perusahaan yang sudah go public merupakan faktor terpenting sebelum para investor menanamkan sejumlah modalnya. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Dunia usaha mempunyai peran aktif untuk mencapai tujuan utama dalam sebuah perusahaan yaitu untuk menghasilkan laba yang optimal. Seiring perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaaan juga harus dimaksimalkan, nilai peusahaan yang telah go public
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mencari profit atau laba, akan tetapi tidak hanya mendapatkan profit tetapi untuk memaksimalkan nilai perusahaan. Dengan demikian apabila
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. buku satu periode. Ada tiga macam laporan keuangan pokok yang dihasilkan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laporan keuangan perusahaan merupakan salah satu sumber informasi yang penting dalam menilai kinerja perusahaan di samping informasi lain seperti informasi industri,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan salah satu sarana ekonomi yang dikelola secara bersama-sama
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan merupakan salah satu sarana ekonomi yang dikelola secara bersama-sama untuk mencapai laba optimal dan memaksimalkan nilai (value) nya. Hal ini dilakukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal saat ini mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Karena pasar modal merupakan kegiatan yang berhubungan dengan penawaran umum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan dan untuk meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang saham.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama investor dalam menanamkan modalnya di sebuah perusahaan yaitu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Persaingan dunia bisnis semakin hari semakin ketat dan sangat kompetitif. Terbukti jika perusahaan tidak dapat menghadapi tantangan ini sangat banyak perusahaan-perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan pengukur Corporate Governance (CG), terhadap kinerja keuangan perusahaan property and real estate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi, perusahaan dapat memperoleh dana untuk memperluas usahanya, salah satunya dengan mendaftarkan perusahaan pada pasar modal. Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pertumbuhan sektor industri manufaktur memiliki peran penting dalam perekonomian di Indonesia. Pada tahun 2012 industri manufaktur menyumbang 20,8% atau sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. diantaranya masalah modal kerja yang menyangkut tentang keputusan-keputusan
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian terdahulu mempunyai kaitan dengan penelitian ini diantaranya masalah modal kerja yang menyangkut tentang keputusan-keputusan manajemen
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perolehan laba merupakan tujuan akhir yang dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah perolehan laba atau keuntungan yang maksimal, di samping hal-hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Konsep corporate governance diajukan demi tercapainya pengelolaan perusahaan yang lebih transparan bagi semua pengguna laporan keuangan. Bila konsep ini diterapkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap aktivitas ekonomi pasti mempunyai objective function yang merupakan tujuan akhir dari pencapaian suatu kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh para pelaku ekonomi.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kinerja keuangan merupakan ukuran keberhasilan atas pelaksanaan fungsifungsi keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi perusahaan yang bersangkutan.
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan
BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Exchange rate, GCG (kepemilikan institusional, komite audit, ukuran dewan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita dihadapkan dengan persaingan yang ketat antar perusahaan dalam memenuhi kebutuhan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1. Pengertian Modal Kerja Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rentabilitas Menurut Munawir (2004:86), rentabilitas atau profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya perusahaan mempunyai tujuan dalam melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari profit, tujuan utama perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Working capital dalam perusahaan merupakan peran vital guna kesinambungan kinerja perusahaan, karena working capital merupakan suatu jumlah yang harus terus menerus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu mempertahankan kelangsungan usahanya.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pengertian Saham Saham merupakan salah satu instrument pasar keuangan yang paling banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham, dimana untuk mendapatkan nilai tersebut harus dipastikan bahwa perusahaan beroperasi secara
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Persaingan bisnis dalam industri manufaktur semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian yang mengakibatkan adanya tuntutan bagi perusahaan untuk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan informasi yang menunjukkan posisi keuangan untuk menunjukkan kinerja perusahaan, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Harga property yang terus meningkat setiap tahun atau setiap harinya semakin mahal, hal ini dikarenakan jumlah populasi yang terus meningkat sehingga permintaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komprehensif untuk mengungkapkan (disclosure) semua fakta, baik transaksi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laporan keuangan menjadi perhatian utama bagi penggunanya sebagai informasi akuntansi kepada pihak internal maupun pihak eksternal untuk pengambilan keputusan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor
Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Departemen Perindustrian dan Perdagangan mengeluarkan target pertumbuhan sektor industri rata-rata 8 persen per tahun untuk perioda 2005 2009. Selain itu,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate governance terhadap manajemen laba di industri perbankan Indonesia. Konsep good corporate
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebuah organisasi yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang maupun badan dengan memberikan modal usaha dalam bentuk saham yang digunakan untuk menjalankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Industri manufaktur memegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor lain karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Corporate governance sampai saat ini memiliki peranan yang sangat penting di dalam menyelaraskan kepentingan prinsipal dan agen. Menurut Forum for Corporate
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manajer perusahaan mempunyai tujuan untuk meningkatkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan investasi, keputusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai perusahaan dengan meningkatkan kemakmuran pemilik atau para pemegang sahamnya. Namun terkadang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian dunia khususnya dalam bidang investasi saham. Pasar modal merupakan sarana alternative
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun institusi pemerintah, sekaligus sarana bagi masyarakat untuk melakukan kegiatan investasi.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan yang akan dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta persamaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Nilai Perusahaan Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah untuk memaksimumkan kekayaan atau nilai perusahaan (Salvatore, 2005).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai meningkat tajam sejak negara-negara Asia dilanda krisis ekonomi. Penelitian yang dilakukan oleh
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menjalankan kegiatan bisnisnya, perusahaan memiliki beberapa tujuan diantaranya adalah kelangsungan hidup perusahaan (going concern), laba dalam jangka
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1, dikatakan bahwa laporan keuangan harus menyajikan informasi yang berguna untuk investor dan calon investor,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kemajuan dan perkembangan ekonomi dunia bisnis yang semakin ketat dan situasi ekonomi yang tidak menentu pada saat sekarang ini mendorong perusahaan untuk terus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk menghasilkan laba perusahaan. Pertumbuhan dan kelangsungan hidup suatu perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan
14 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Salah satu masalah kebijaksanaan keuangan yang dihadapi perusahaan adalah masalah efisiensi modal kerja. Manajemen modal kerja yang baik sangat penting dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu daya tarik berinvestasi bagi investor dalam pasar primer maupun pasar sekunder adalah dividen. Dividen merupakan salah satu faktor yang akan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT. Kimia Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan perusahaan dalam jangka panjang adalah memaksimalkan nilai perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari keputusan pendanaan, investasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dapat menjadi perusahaan yang mampu bersaing dengan perusahaan yang lain.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan industri barang konsumsi adalah salah satu perusahaan yang ikut berperan dalam pasar modal. Perusahaan industri barang konsumsi merupakan perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Negara-negara didunia pada era globalisasi dan pasar bebas saat ini, dituntut untuk menerapkan sistem pengelolaan bisnis yang berbasis prinsip tata kelola perusahaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era persaingan industri manufaktur yang berkembang bebas saat ini, perusahaan diharapkan mampu menghasilkan produk bermutu bagi konsumen untuk mencapai tujuan
Lebih terperinciBAB I. Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan. yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Perkembangan bisnis Real Estate dan Property mengalami perkembangan yang cukup pesat di Indonesia. Real Estate Indonesia (REI) memperkirakan pertumbuhan bisnis
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Komang Agung Surya Parimana, I Gede Suparta Wisadha (2015)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Para peneliti sebelumnya melakukan penelitian tentang kompensasi eksekutif dan ukuran perusahaan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Berikut penjelasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam situasi perekonomian yang sedang recovery ini masyarakat dihadapkan pada berbagai pilihan mengenai cara menginvestasikan dana. Berbagai macam pilihan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen. penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mempertahankan kontinuitas perusahaan merupakan elemen penting yang harus dijaga oleh perusahaan, terutama menyangkut kesejahteraan pemegang saham yang digambarkan
Lebih terperinciBab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan perekonomian di Indonesia tidak dapat terlepas dari sektor perbankan, khususnya peran perbankan sebagai sumber pembiayaan industri dalam negeri. Oleh karena
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan ekonomi sangat mendorong pertumbuhan ekonomi yang dimana pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini dunia usaha dan indsutri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan yang diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan nilai perusahaan kepada
Lebih terperinci1 Universitas Indonesia
1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN Pemisahan antara kepemilikan saham dan manajemen di perusahaanperusahaan besar sangat diperlukan. Sebagian besar perusahaan itu memiliki ratusan atau ribuan pemegang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerjanya dengan ukuran keuangan. Pengukuran dengan aspek keuangan lebih
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kinerja perusahaan merupakan suatu hasil dari sebuah perusahaan dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar. Sesuai dengan tujuan awal perusahaan yaitu mencari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu 2.1.1 Kun Muflihati dan Hening (2015) Penelitian ini dilakukan untuk menguji secara empiris dan membuktikan adanya pengaruh perputaran kas, perputaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perekonomian di Indonesia salah satunya dipengaruhi oleh transaksi saham yang berlaku dalam lantai bursa pasar modal. Hal ini dimungkinkan karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Konsep tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) baru mulai berkembang setelah kejadian The New York Stock Exchange Crush pada tanggal 19 Oktober
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada Era Globalisasi ini, persaingan negara- negara maju dan berkembang tak terkecuali pada bidang bisnis manufakturnya semakin ketat seiring dengan perkembangan perekonomian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis terhadap laporan keuangan PT. Kalbe Farma Tbk., maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Hasil kinerja likuiditas perusahaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penerapan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sangat penting artinya, karena tujuan dalam mendirikan sebuah perusahaan selain untuk
Lebih terperinciBAB V PENUTUP. Ace Hardware Indonesia Tbk adalah sebagai berikut: 1. Rasio likuiditas PT Ace Hardware Indonesia Tbk bila dilihat dari current
BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Simpulan rinci yang didapatkan dari perhitungan analisis rasio keuangan yang telah dilakukan sebagai salah satu dasar penilaian kinerja keuangan pada PT Ace Hardware Indonesia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk memperoleh modal yang semurah murahnya dan menggunakan seefektif, seefisien,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Pasar modal memiliki peran besar bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi sekaligus yaitu fungsi ekonomi dan fungsi keuangan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjual belikan sekuritas.
Lebih terperinci