ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SISTEM MULTI FRAKSI HARGA SAHAM DENGAN AUTO REJECTION TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM KOMPAS 100

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SISTEM MULTI FRAKSI HARGA SAHAM DENGAN AUTO REJECTION TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM KOMPAS 100"

Transkripsi

1 ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SISTEM MULTI FRAKSI HARGA SAHAM DENGAN AUTO REJECTION TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM KOMPAS 100 Putri Marisa Apriliana Chandra Wijaya Ilmu Administrasi Niaga Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh akibat perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection terhadap likuiditas saham. Pengaruh nya diukur dengan dua variabel yaitu, bid-ask spreads dan volume perdagangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan dari Indeks Kompas 100 yang melakukan transaksi perdagangan saham selama periode yang ditentukan oleh peneliti, yaitu dimulai dari tanggal 13 Desember 2012 sampai dengan 22 Januari Metode penelitian ini adalah eksplanatif dan dengan teknik analisis paired t-test. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jika likuiditas diukur dengan bid-ask spread dan volume perdagangan maka perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection dapat meningkatkan likuiditas saham.. Kata kunci : Fraksi Harga Saham, Auto Rejection, Bid-Ask Spreads, Volume Perdagangan, Kompas 100 Abstract This study aims to determine whether there are effects due to changes in the stock price of a multi fractions with auto rejection to the liquidity of the stock. Her influence is measured by two variables, namely, bid-ask spreads and trading volume. The sample used in this study is a stock company of Compass 100 index stock trading transactions during the specified period by the researcher, which starts from December 13, 2012 until January 22, This research method is explanatory and analytical techniques is paired t-test. Results of this study indicate that if liquidity measured by bid-ask spreads and trading volume fraction of the multiple system changes with auto rejection stock price may increase stock liquidity. Keywords: Tick Size, Auto Rejection, Bid-Ask Spreads, Trading Volume, Kompas 100 PENDAHULUAN Sejak terjadi krisis ekonomi tahun 1997 di Indonesia, hampir semua sektor pembangunan mengalami keterpurukan. Hal ini juga mengakibatkan enggannya investor luar untuk

2 menginvestasikan dananya di Indonesia. Untuk mengatasi agar investor mau menginvestasikan dananya dengan cara membeli saham, Bursa Efek Indonesia membuat aturan baru tentang fraksi harga yang lebih dikenal dengan istilah tick size. Setiap pasar modal memiliki fraksi harga yang menentukan berapa harga minimal yang boleh berubah dalam tawar menawar atas suatu saham. Misalnya dengan menggunakan satuan fraksi 25, investor dapat menawar saham hanya pada kelipatannya, misalnya pada harga 250, 275, 300, 325, dan seterusnya. Aturan fraksi harga ditetapkan oleh masing-masing pasar modal. Oleh karena itu, pasar modal mempunyai wewenang untuk mengubahnya. Misalnya, Stock Exchange of Singapore pada tanggal 18 Juli 1994 melakukan perubahan fraksi harga dari 50 sen menjadi 10 sen untuk harga saham diatas 25 dollar (Lau dan McInish, 1995). Toronto Stock Exchange pada tanggal 15 April 1996 menurunkan fraksi harga dari C$0,125 menjadi C$0,05 untuk harga saham di atas C$5 ( Bacidore, Porter dan Weaver,1997). New York Stock Exchange pada tanggal 24 Juni 1997 menurunkan fraksi harga dari $1/8 menjadi $1/16 untuk semua harga saham (Bollen dan Whaley, 1999). Perubahan-perubahan pada fraksi harga saham dilakukan dalam rangka menciptakan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien serta untuk lebih meningkatkan likuiditas perdagangan efek. Di Indonesia, tujuan utama Bursa Efek Indonesia menetapkan fraksi harga saham adalah untuk menarik investor agar membeli saham dan meningkatkan likuiditas. Motivasi Bursa Efek Indonesia menurunkan fraksi tercermin dalam berita pers Nomor 21/BEJ-Kom/0600: Perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menciptakan perdagangan yang teratur, wajar dan efisien serta untuk lebih meningkatkan likuiditas perdagangan efek. Dari berbagai penelitian di Bursa lain menunjukkan bahwa penurunan fraksi harga saham menyebabkan peningkatan volume perdagangan saham dan penurunan rentang tawar menawar (bid-ask spread). Selain itu, untuk mendongkrak pasar modal agar lebih bergairah lagi serta mempertimbangkan risiko investasi yang cukup besar bagi investor, PT Bursa Efek Indonesia mengambil salah satu kebijakan dengan mengubah satuan fraksi harga. Hal ini dituangkan dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor: Kep-307/BEJ/ Didalamnya ditetapkan Perubahan/Penambahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek (khususnya terkait dengan perubahan fraksi harga), dengan ini diumumkan mengenai perubahan atas satuan perubahan harga (fraksi) dalam melakukan tawar-menawar efek. Yaitu untuk saham dengan harga previous kurang dari Rp 200 (dua ratus rupiah) ditetapkan fraksi sebesar Rp 1 (satu rupiah) dan untuk setiap jenjang perubahan harga, maksimum yang

3 diperkenankan adalah Rp 10 (sepuluh rupiah). Adapun ketentuan satuan perubahan harga di Bursa Efek Indonesia yang mulai berlaku tanggal 2 Januari 2007 adalah sebagai berikut: Tabel 1 Rentang Harga Penggunaan Tick Size di Bursa Efek Indonesia Harga Saham tick size Maksimal Jenjang Perubahan Harga S < Rp 200 Rp 1 Rp 10 Rp 200 > S < Rp 500 Rp 5 Rp 50 Rp 500 > S < Rp 2000 Rp 10 Rp 100 Rp 2000 > S < Rp 5000 Rp 25 Rp 250 S Rp 5000 Rp 50 Rp 500 Sumber: PT. Bursa Efek Indonesia Di Bursa Efek Indonesia mulanya diberlakukan sistem Fraksi Tunggal yakni sebelum tanggal 3 Juli 2000 sebesar Rp 25 (dua puluh lima rupiah) dan maksimal jenjang perubahan harga untuk sekali tawar adalah sebesar 8 poin atau Rp 200 (8x25). Kemudian mulai tanggal 3 Juli 2000 diberlakukan perubahan satuan harga (fraksi) saham dari Rp 25 (dua puluh lima rupiah) menjadi Rp 5 (lima rupiah). Dengan maksimum perubahan harga untuk setiap kali tawar-menawar sesuai dengan kelompok harga saham kurang dari Rp 500 sebesar Rp 50 (lima puluh rupiah) kelompok harga saham Rp 500 s/d kurang dari Rp sebesar Rp 200 (dua ratus rupiah), kelompok harga saham lebih dari atau sama dengan Rp sebesar Rp 500 (lima ratus rupiah). Perkembangan lebih lanjut Bursa Efek Indonesia memutuskan untuk memberlakukan sistem Multi Fraksi mulai tanggal 20 Oktober 2000 (dengan tiga pengelompokan fraksi harga), yaitu sebesar Rp 5 (lima rupiah), Rp 25 (dua puluh lima rupiah) dan Rp 50 (lima puluh rupiah). Dengan maksimum perubahan harga untuk setiap kali tawar-menawar sesuai dengan kelompok harga saham kurang dari Rp 500 sebesar Rp 50 (lima puluh rupiah), kelompok harga saham Rp 500 s/d Rp sebesar Rp 250 (dua ratus lima puluh rupiah), lebih besar atau sama dengan Rp sebesar Rp 500 (lima ratus rupiah). Kemudian mulai tanggal 3 Januari 2005, PT Bursa Efek Indonesia menambahkan fraksi harga Rp 10 (sepuluh rupiah), sehingga terdapat empat pengelompokan fraksi harga yaitu Rp 5 (lima rupiah), Rp 10 (sepuluh rupiah), Rp 25 (dua puluh lima rupiah) dan Rp 50 (lima puluh rupiah). Dengan maksimum perubahan harga untuk setiap kali tawar-menawar sesuai

4 dengan kelompok harga saham kurang dari Rp 200 sebesar Rp 10 (sepuluh rupiah), kelompok harga saham Rp 200 s/d < Rp 500 sebesar Rp 50 (lima puluh rupiah), kelompok harga saham Rp 500 s/d Rp sebesar Rp 250 (dua ratus lima puluh rupiah), lebih besar atau sama dengan Rp sebesar Rp 500 (lima ratus rupiah). Penyesuaian fraksi harga baru yang bersifat multi fraksi berdasarkan kisaran harga tertentu bertujuan untuk mengakomodasi rentang harga yang berbeda. Khususnya memenuhi kebutuhan banyak investor yang enggan bertransaksi pada saham berharga tinggi (lebih besar atau sama dengan Rp 5.000) dengan fraksi yang terlalu kecil. Keadaan yang diharapkan segera terwujud dari kebijaksanaan multi fraksi adalah terjadinya peningkatan likuiditas saham (yang diukur dengan variabel bid-ask spread, depth, dan volume perdagangan) serta mewujudkan pasar modal yang efisien, wajar, dan teratur di Bursa Efek Indonesia (Asia Ghani; Mas Achmad Daniri dalam Investor 2000). Terakhir, pada tanggal 14 November 2012 Direksi PT. Bursa Efek Indonesia mengubah peraturan Nomor: Kep-0005/BEI/ dengan peraturan Nomor: Kep-00399/BEI/ tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas. Didalam peraturan ini disebutkan bahwa sistem multi fraksi harga saham baru akan diberlakukan per tanggal 2 Januari Dimana, pada multi fraksi harga saham baru ini ditambahkan dengan suatu sistem baru, yaitu Auto Rejection. Auto Rejection adalah penolakan secara otomatis oleh Jakarta Automated Trading System (JATS) terhadap penawaran jual dan atau permintaan beli Efek Bersifat Ekuitas yang dimasukkan ke dalam JATS akibat dilampauinya batasan harga atau jumlah Efek Bersifat Ekuitas yang ditetapkan oleh Bursa. Harga penawaran jual dan atau permintaan beli yang dimasukkan ke dalam JATS adalah harga penawaran yang masih berada didalam rentang harga yang ditentukan seperti pada Tabel 1.1. Apabila anggota bursa memasukkan harga diluar rentang harga tersebut makan secara otomatis akan ditolak oleh JATS. Berikut batasan auto rejection yang berlaku sampai saat ini : a) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih kecil dari Rp 50; b) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 35% di atas atau di bawah acuan harga untuk saham dengan rentang harga Rp 50; c) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 25% di atas atau di bawah acuan harga untuk Saham dengan rentang harga Rp 200; d) Harga penawaran jual atau penawaran beli saham lebih dari 20% di atas atau di bawah acuan harga untuk Saham dengan rentang harga di atas Rp Berdasarkan penelitian dari Kee H. Chung dan Kenneth A. Kim, pasar saham yang

5 likuid ditunjukkan dengan besar kecilnya bid-ask spread, depth dan volume perdagangan. Bid-ask spread merupakan selisih harga order jual terendah dengan harga order beli tertinggi. Bid-ask spread menentukan biaya eksekusi perdagangan yang dihadapi investor dan sering digunakan untuk membandingkan kualitas pasar antar pasar saham yang berbeda. Depth merupakan volume lembar saham pada harga order jual terendah dan harga order beli tertinggi. Perubahan depth adalah penting untuk mengevaluasi perubahan likuiditas secara menyeluruh. Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham yang di transaksikan selama satu hari dan merupakan indikator kinerja yang penting karena berhubungan langsung dengan pendapatan perusahaan. Bagi investor, informasi merupakan kebutuhan yang mendasar dalam pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan pemilihan portofolio investasi yang paling menguntungkan dengan tingkat risiko tertentu. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai (Marwan Asri, 1999). Pengumuman perubahan sistem fraksi harga saham baru dianggap sebagai informasi yang berarti bagi investor untuk melakukan keputusan. Dengan pengumuman ini, maka akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham, karena investor telah melakukan pembelian terhadap saham-saham yang berharga tinggi, maupun berharga murah dengan fraksi yang relevan. Likuiditas saham penting bagi investor untuk memastikan bahwa saham dapat mudah diperdagangkan secara kontinyu, karena dengan naiknya permintaan dan jumlah saham tetap mengakibatkan harga saham naik setelah pengumuman. Pada tahun 2005, Kee H. Chung dan Kenneth A. Kim melakukan penelitian untuk mengukur likuiditas saham dengan variabel bid-ask spread, depth, volume perdagangan, return volatility, dan return over rate. KHC dan KAK melakukan penelitiannya dengan menggunakan Indeks Kuala Lumpur Stock Exchange (KLSE), mereka meneliti apakah pengaruh dari tujuh rentang variasi dengan nilai yang cukup kecil didalam indeks ini terhadap likuiditas saham. Jika dibandingkan dengan penelitian diatas, peristiwa perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection yang diberlakukan di Bursa Efek Indonesia, memberikan inspirasi kepada penulis untuk mengevaluasi secara empiris apakah penerapan peraturan sistem multi fraksi harga saham memberikan pengaruh kepada likuiditas saham di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini, penulis akan meneliti likuiditas saham dari Indeks Kompas 100. Sampel yang dipilih adalah saham-saham yang terdaftar didalam Kompas 100 karena untuk

6 meneliti apakah akan ada pengaruh dari penetapan sistem multi fraksi harga saham yang baru jika dilakukan pada sampel yang secara keseluruhan memang merupakan saham yang likuid. Berdasarkan latar belakang di atas maka penelitian ini berjudul ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN SISTEM MULTI FRAKSI HARGA SAHAM DENGAN AUTO REJECTION TERHADAP LIKUIDITAS SAHAM KOMPAS 100. TINJAUAN TEORITIS Fraksi Harga Saham Perdagangan saham di bursa efek reguler ditentukan dalam satuan perdagangan saham (round lot), dimana satu satuan perdagangan adalah satu lot yang terdiri dari 500 lembar saham.untuk itu saham yang dapat dibeli maupun dijual di pasar regular minimal 500 lembar saham atau kelipatannya. Investor dapat membeli atau menjual saham kurang dari 500 lembar saham tapi transaksi dilakukan melalui jenis perdagangan yang dinamakan Odd Lot (Husnan, 2001). Husnan (2001) menyatakan fraksi harga saham sebagai besaran kelipatan harga saham atau biasa disebut 1 poin. Husnan memberikan contoh seperti : jika harga naik sebesar 5 poin pada fraksi harga saham Rp 25 berarti harga saham tersebut naik sebesar Rp 125. Bursa saham dunia menggunakan istilah tick size atau minimum price variation untuk menyebut fraksi harga saham. Fraksi harga saham dapat berbentuk desimal seperti pada NYSE dan Nasdaq dan berbentuk bulat seperti yang berlaku di Indonesia. Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001), fraksi harga adalah batasan nilai tawarmenawar atas suatu efek yang ditentukan oleh Bursa Efek. Salah satu protokol terpenting dalam pasar sekuritas adalah besarnya kenaikan harga minimum (tick) di mana para pelaku pasar melakukan transaksi dan menetapkan harga. Jika besarnya harga minimum terlalu tinggi, maka akan ada perbedaan penawaran, dan perbedaan itu akan mencapai level yang sangat kompetitif. Jika besarnya harga minimum terlalu kecil, maka dapat mengurangi tingkat kedalaman pasar dan memperbesar biaya negosiasi, sehingga akan memperlambat proses penentuan harga. Selain itu, ukuran harga minimum yang kecil bisa mengubah kekuatan pasar, dari investor publik menjadi pelaku perdagangan profesional yang akan memuluskan jalan para profesional melewati batasan-batasan publik yang ada. Penggunaan besaran fraksi dan

7 maksimum perubahan sebagai acuan dalam tawar-menawar saham di bursa terhadap suatu saham yang berada dalam suatu rentang harga, apabila pada akhir bursa harga suatu saham (harga penutupan) melalui batasan rentang harga, maka penggunaan maksimum perubahan sesuai dengan batasan rentang harga dari saham yang bersangkutan mulai berlaku pada hari bursa berikutnya. Perubahan fraksi atas suatu saham sebagai akibat perubahan rentang harga saham tersebut mengakibatkan harga saham tersebut harus merupakan kelipatan dari fraksi harga yang baru yang berlaku pada rentang harga tersebut. Dengan demikian, harga saham yang menjadi patokan untuk menentukan fraksi harga adalah harga penutupan hari sebelumnya. Menurut Tjiptono dan Hendy (2001 : 88), tick size atau fraksi harga adalah batasan nilai tawar menawar atas suatu efek yang ditentukan oleh Bursa Efek. Misalnya fraksi harga yang diberlakukan adalah 25, maka pihak-pihak yang terlibat dalam tawar menawar atas suatu efek hanya diperbolehkan menawar ke atas atau ke bawah sebesar nilai tersebut. Misalnya suatu saham ditawarkan dengan harga Rp 1500, maka pihak tawar menawar berlaku dengan kelipatan 25, yaitu dapat berupa 1475,1450 dan seterusnya. Kenaikan atau penurunan atas satu kelipatan fraksi harga disebut dengan poin. Dengan skema tersebut, misalnya suatu saham awalnya berharga 400 kemudian naik menjadi 425 maka disebut naik sebesar 1 poin dan seterusnya. Jadi, kesimpulan yang dapat diambil yaitu fraksi harga saham atau tick size adalah kelipatan penawaran harga saham, fraksi harga saham tergantung pada harga per saham. Fraksi harga saham sangat penting diketahui ketika menempatkan limit orders yang menentukan harga saham yang mungkin. Likuiditas Saham Dalam investasi saham, likuiditas merupakan salah satu aspek pertimbangan bagi investor dalam memilih saham perusahaan go publik yang akan dibeli selain itu juga untuk memperoleh capital gain dan dividen. Likuiditas saham ditunjukkan dengan banyaknya unit saham yang beredar sehingga memungkinkan adanya transaksi dalam jumlah besar tanpa mengakibatkan penurunan harga yang berarti. Reilly dan Brown (2003) menyatakan bahwa secara umum likuiditas saham diukur oleh bid-ask spread dan volume perdagangan. Semakin lebar spread yang diakibatkan oleh selisih harga bid dan harga ask maka mencerminkansemakin besar biaya perdagangan dan

8 menyatakan likuiditas yang semakin rendah atau tidak likuid. Menurut Huang dan Stoll (2001) likuiditas dapat diukur dengan bid-ask spread, yaitu perbedaan antara harga jual (ask) dan harga beli (bid). Semakin besar bid-ask spread maka semakin rendah likuiditas saham tersebut, dan sebaliknya. Dihitung dengan menggunakan persamaan (1) : Ask price it - Bid price it Bid/ask spread it = x 100 ( Ask price it + Bid price it ) / 2 Sumber: Jogiyanto, 2003 Keterangan : Bid /ask spread it = nilai selisih harga order jual dengan harga order beli pada saham i pada hari t Ask price it Bid price it = harga order jual terendah pada saham i pada hari t = harga order beli tertinggi pada saham i pada hari t Dalam investasi saham di pasar modal, volume perdagangan saham menunjukkan jumlah saham emiten yang di transaksikan dalam tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli selama periode transaksi. Kesempatan bertransaksi muncul karena pembeli dan penjual mempunyai tingkat permintaan dan penawaran yang berbeda. Tingkat permintaan dan penawaran yang berbeda sangat dipengaruhi oleh harapan investor terhadap suatu saham. Pengharapan tersebut tergantung dari isyarat yang terkandung dalam suatu informasi atas saham tersebut. Apabila investor mengartikan informasi tersebut sebagai isyarat yang positif maka tingkat permintaan saham akan lebih tinggi dari tingkat penawaran saham dan berlaku sebaliknya. Hal ini akan berlanjut pada meningkatnya volume perdagangan saham, demikian pula sebaliknya. Volume perdagangan saham menggunakan dihitung dengan persamaan (2) berikut ini :

9 saham perusahaan i yang diperdagangkan pada waktu t TV it = Sumber: Jogiyanto, 2003 N jumlah hari transaksi saham pada waktu t METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Tujuan dilakukannya sebuah penelitian berdasarkan pendekatan kuantitatif adalah upaya untuk menemukan hukum universal dan mencoba menjelaskan mengapa suatu gejala terjadi, dengan menghubungkan antara gejala yang satu dengan gejala lainnya (Prasetyo dan Jannah, 2005). Dalam penelitian ini, teknik mengambilan data menggunakan dua studi dalam mengumpulkan data yaitu melalui studi kepustakaan dan studi lapangan. Pengolahan data dalam penelitian ini akan dilakukan dengan Microsoft Excel 2007 yang digunakan untuk input data dan penghitungan variabel. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham saham LQ-45 yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta, karena saham-saham tersebut mempunyai likuiditas yang tinggi dan aktif diperdagangkan. Sedangkan sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan menggunakan metode purposive sampling. Metode ini digunakan untuk memperoleh batasanbatasan dan kesesuaian dengan tujuan dari penelitian ini. Kriteria yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Saham-saham yang masuk dalam daftar saham Kompas 100 di Bursa Efek Indonesia dalam periode Agustus Januari Sampel ini digunakan karena peneliti akan membandingkan perubahan setelah diberlakukannya surat keputusan Direktur PT. BEI tentang penetapan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection tanggal 2 Januari Periode yang akan diteliti adalah bulan Desember 2012 dan Januari b) Perusahaan-perusahaan yang termasuk pada saham Indeks Kompas 100 seperti diatas, yang tidak melakukan transaksi perdagangan selama periode penelitian. Periode yang dimaksud adalah 14 hari sebelum dan 14 hari setelah diberlakukannya peraturan perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection.

10 Penelitian dari Kee H. Chung dan Kenneth A. Kim (2005), menganalisa pengaruh pengumuman sistem multi fraksi harga baik secara teoritis maupun secara empiris menemukan bahwa: a) Likuiditas jika diukur dengan variabel bid-ask spread, maka hasilnya akan berpengaruh negatif atau signifikan menurun; dan b) Likuiditas jika diukur dengan variabel volume perdagangan maka hasilnya akan berpengaruh negatif atau signifikan menurun. Sehingga pada penelitian ini penulis membuat hipotesis penelitian sebagai berikut : H 1 : Perubahan fraksi multi fraksi harga saham dengan auto rejection berpengaruh negatif terhadap bid-ask spread. H 2 : Perubahan fraksi multi fraksi harga saham dengan auto rejection berpengaruh positif terhadap volume perdagangan. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini meliputi langkah-langkah sebagai berikut : a) Menentukan event windows terhadap penetapan sistem multi fraksi harga saham. Event windows yang digunakan adalah 14 hari sebelum dan 14 hari setelah penetapan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection diberlakukan. Periode tersebut dapat dinotasikan sebagai t o yaitu event date atau tanggal mulai diberlakukannya sistem fraksi harga saham tersebut. Sedangkan t -20 sampai dengan t 20 adalah periode uji. Perhatikan skema berikut. Gambar 1 Skema Periode Uji Desember Januari Januari 2013 event date t -14 t-0 t + 14 event windows Sumber : Hasil olahan data penulis b) Menentukan bid-ask spread untuk setiap perusahaan sampel dengan

11 menggunakan persamaan (1). c) Menentukan rata-rata bid-ask spread untuk setiap periode sebelum dan setelah penetapan sistem fraksi harga saham. Menentukan volume perdagangan untuk setiap perusahaan sampel dengan menggunakan persamaan (2). d) Menentukan rata-rata volume perdagangan untuk setiap periode sebelum dan setelah fraksi harga saham diturunkan. e) Melakukan uji hipotesis dengan menggunakan paired t-test (satu sisi). Likuiditas saham yang diukur dengan bid-ask spread dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Merumuskan hipotesis statistik; Ho : BAS 1 BAS 2 Artinya, bid-ask spread pada saat setelah peraturan multi fraksi harga saham tidak lebih kecil secara signifikan dari pada bid-ask spread sebelum peraturan tersebut diberlakukan. H 1 : BAS 1 < BAS 2 Artinya, bid-ask spread pada saat setelah peraturan multi fraksi harga saham tidak lebih kecil secara signifikan dari pada bid-ask spread sebelum peraturan tersebut diberlakukan. b) Menentukan level of significant ( ) dari uji hipotesis sebesar 5 %; c) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan; Ho diterima : t hitung -t tabel ( ; n - 1) dan Ho ditolak: t hitung < -t tabel ( ; n - 1). d) Menentukan nilai t hitung; e) Menarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah ditentukan. Jika t hitung -t tabel ( ; n - 1), berarti Ho diterima dan H 1 ditolak atau berarti bid-ask spread saat dan setelah penurunan fraksi harga saham tidak lebih kecil secara signifikan dari pada bid-ask spread sebelum penurunan fraksi harga saham. Tidak lebih kecil artinya penurunan fraksi harga saham tidak meningkatkan likuiditas. Jika t hitung < -t tabel ( ; n - 1), berarti Ho ditolak dan H 1 diterima, atau berarti bid-ask spread saat dan setelah penurunan fraksi harga saham lebih kecil secara signifikan dari pada bid-ask spread sebelum penurunan fraksi harga

12 saham. Lebih kecil artinya penurunan fraksi harga saham meningkatkan likuiditas. f) Melakukan pembahasan dengan membandingkan antara hasil penelitian dengan peneliti terdahulu dan teori-teori yang mendasari. Likuiditas saham diukur dengan volume perdagangan dengan langkah- langkah : a) Merumuskan hipotesis statistik; Ho : VP 1 VP 2 Artinya, volume perdagangan saat dan setelah penurunan fraksi harga saham tidak lebih besar secara signifikan dari pada volume perdagangan sebelum penurunan fraksi harga saham. H 1 : VP 1 > VP 2 Artinya, volume perdagangan saat dan setelah penurunan fraksi harga saham lebih besar secara signifikan dari pada volume perdagangan sebelum penurunan fraksi harga saham. b) Menentukan level of significant ( ) dari uji hipotesis sebesar 5 %; c) Menentukan daerah penerimaan dan penolakan; Ho diterima : t hitung t tabel ( ; n - 1) dan Ho ditolak : t hitung > t tabel ( ; n - 1). d) Menentukan nilai t hitung ; e) Menarik kesimpulan berdasarkan uji statistik yang telah ditentukan. Jika t hitung t tabel ( ; n - 1), berarti Ho diterima dan H 1 ditolak atau berarti volume perdagangan saat dan setelah penurunan fraksi harga saham tidak lebih besar secara signifikan dari pada volume perdagangan sebelum penurunan fraksi harga saham. Tidak lebih besar artinya penurunan fraksi harga saham tidak meningkatkan likuiditas. Jika t hitung > t tabel ( ; n - 1), berarti Ho ditolak dan H 1 diterima, atau berarti volume perdagangan saat dan setelah penurunan fraksi harga saham lebih besar secara signifikan dari pada volumeperdagangan relatif sebelum penurunan harga saham. Lebih besar artinya penurunan fraksi harga saham meningkatkan likuiditas.

13 f) Melakukan pembahasan dengan membandingkan antara hasil penelitian dengan peneliti terdahulu dan teori-teori yang mendasari. HASIL PENELITIAN Berikut ini merupakan hasil pengujian yang telah dilakukan untuk membuktikan pengaruh perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection terhadap likuiditas saham kompas 100. Tujuan dari analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran data secara umum yang menyangkut nilai rata-rata (mean), nilai maksimum, nilai minimum, dan standar deviasi dari masing-masing variabel. Hasil analisis deskriptif dapat dilihat dari tabel 2 dan 3: Tabel 2 Tabel Analisis Deskriptif Variabel Bid-Ask Spread Mean Standar Deviasi Max Min Sumber : Hasil olahan data penulis Tabel 3 Tabel Analisis Deskriptif Variabel Volume Perdagangan Mean Standar Deviasi Max Min Sumber : Hasil olahan data penulis Pengujian hipotesis adalah untuk mengetahui apakah ada pengaruh akibat perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection terhadap likuiditas saham. Pengaruh nya diukur dengan dua variabel yaitu, bid-ask spreads dan volume perdagangan, maka pada bagian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t untuk sampel berpasangan (paired t- test). Hasil pengujian hipotesis dapat dilihat dari tabel 4 dan 5:

14 Tabel 4 Tabel Statistik Uji t- Bid-Ask Spread Mean -0,6479 Standar Deviasi 0,9539 t- hitung -67,9232 t- table -1,697 Kesimpulan Ho ditolak dan H1 diterima Sumber : Hasil olahan data penulis Tabel 5 Tabel Statistik Uji t- Volume Perdagangan Mean ,4875 Standar Deviasi ,6685 t- hitung 4,0556 t- table 1,697 Kesimpulan Ho ditolak dan H1 diterima Sumber : Hasil olahan data penulis PEMBAHASAN Tabel 4 diatas menunjukkan bahwa selama periode penelitian rata-rata perbedaan bidask spread pada saat setelah dan sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection adalah sebesar -0,6479. Hasil pengujian secara statistik pada tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai t- hitung = -67,9232 adalah lebih kecil dibandingkan dengan nilai t- tabel = -1,697. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau berarti bid-ask spread pada saat setelah perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection lebih kecil secara signifikan dibandingkan dengan bid-ask spread sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham ini. Artinya, jika likuiditas diukur dengan bid-ask spread, maka perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection dapat meningkatkan likuiditas saham. Kemudian untuk Tabel 5, tabel tersebut menunjukkan bahwa selama periode penelitian, rata-rata perbedaan volume perdagangan pada saat setelah dan sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection adalah sebesar ,4875. Hasil pengujian

15 secara statistik pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai t- hitung = 4,0556 adalah lebih besar dibandingkan dengan nilai t- tabel = 1,697. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya volum perdagangan pada saat setelah perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection lebih besar secara signifikan dibanding volum perdagangan sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham ini. Artinya, jika likuiditas diukur dengan volum perdagangan, maka perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection juga dapat meningkatkan likuiditas saham, sama dengan halnya apabila likuiditas saham diukur dengan variabel bid-ask spreads. KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh akibat perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection terhadap likuiditas saham. Pengaruh nya diukur dengan dua variabel yaitu, bid-ask spreads dan volume perdagangan. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah saham perusahaan dari Indeks Kompas 100 yang melakukan transaksi perdagangan saham selama periode yang ditentukan oleh peneliti, yaitu dimulai dari tanggal 13 Desember 2012 sampai dengan 22 Januari Teknik analisis dalam penelitian ini adalah dengan melakukan paired t-test. Dengan demikian, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa selama periode penelitian rata-rata perbedaan bid-ask spread pada saat setelah dan sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection adalah relatif lebih kecil secara signifikan. Artinya, jika likuiditas diukur dengan bid-ask spread, maka perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection dapat meningkatkan likuiditas saham. Sedangkan untuk variabel volume perdagangan, rata-rata perbedaan volume perdagangan pada saat setelah dan sebelum perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection adalah relatif lebih besar secara signifikan atau berpengaruh positif. Artinya, jika likuiditas diukur dengan volume perdagangan, maka perubahan sistem multi fraksi harga saham dengan auto rejection juga dapat meningkatkan likuiditas saham, sama dengan halnya apabila likuiditas saham diukur dengan variabel bid-ask spreads. SARAN Bagi PT. Bursa Efek Indonesia sebagai pembuat regulator dalam transaksi perdagangan saham, agar kiranya dalam membuat peraturan perdagangan saham tetap melihat kondisi perekonomian di Indonesia. Hal tersebut dimaksudkan agar dalam kondisi

16 apapun bahkan dalam kondisi perekonomian yang kurang baik, saham-saham yang diperdagangkan pada Bursa Efek Indonesia tetap merupakan saham-saham yang likuid. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis, sebaiknya: a) Menggunakan pengelompokkan penelitian berdasarkan kategori rentang harga masing-masing saham sesuai dengan peraturan multi fraksi harga saham yang berlaku. b) Mengganti sampel penelitian dengan jumlah yang lebih banyak atau bukan dari suatu saham-saham yang termasuk kedalam suatu indeks. c) Menambahkan variabel lainnya seperti depth, return volatility, dan return over rate. Sehingga perubahan yang terjadi antara sebelum dan sesudah event windows yang ditentukan akan lebih terlihat dengan jelas dan memperkaya studi tentang sistem multi fraksi saham itu sendiri. DAFTAR PUSTAKA Allen, David E. Dan Sudiman, Josephine Does Tick Size Change Improve Liquidity Provision? Evidence from the Indonesia Stock Exchange. Australia: Edith Cowan University. Asri, Mawan Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham yang Diukur dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta: Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia, Vo. 14, No. 4, p Bacidore, J Journal of Financial Intermediation, The Impact of Decimalization on Market Quality : An Empirical Investigation of the Toronto Stock Exchange. Bollen, N. P dan Whaley, R. E Pacific Basin Finance Journal, Do Expirations of Hang Seng Index Derivatives Affect Stock Market Volatility?. Chung, Kee H. dan Kenneth, A. Kim Liquidity and Quote Clustering ini a Market with Multiple Tick Sizes. Correlations in Stock Returns: The Journal of Finance, Vol. IV. Darmadji, Tjiptodono dan Fakhruddin, Hendy M Tanya Jawab Pasar Exchange, Working Paper, 1730 Filbert Street No San Fransisco. Fatmawati, Sri dan Asri, Marwan Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas Saham Yang Diukur Dengan Besarnya Bid-Ask Spread di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Ekonomi dan Bisnis Indonesia (JEBI): Vol.14.

17 Huang, Roger D. and Huang, Hans R Tick size, Bid-Ask Spread and Market Structure, Journal of Financial and Quantitive Analysis, Vol. 36 (4), p Husnan, Suad Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas Edisi 2. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Lau, Sie Ting dan Mc Inish, Thomas H Pacific-Basin Finance Journal, Reducing Tick Size on the Stock Exchange of Singapore. Michael Aitken and Carole Comerton-Forde Do Reductions in Tick Sizes Influence Liquidity?, Accounting and Finance, p Modal Indonesia. Jakarta: Salemba Empat. Purwoto, Lukas dan Tandelilin Pengaruh Tick Size terhadap Volatilitas: Investasi Empiris di Bursa Efek Jakarta, KOMPAK, p Purwoto, Lukas dan Tandelilin The Impact Of Tick Size Reduction Liquidity: Empirical Efidence From Jakarta Stock Exchange, Gadjah Tarun Chordia dan Bhaskaran Trading Volume and Cross Auto Correlations in Stock Returns: The Journal Of Finance, Vol. IV Purwoto, Lukas Perubahan Fraksi Harga di Bursa Efek Jakarta, Ventura, Vol. 6, No. 3, p Purwoto, Lukas Kerumunan Harga Saham pada Multifraksi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Ricker, J Breaking the Eight: Sixteenths on the New York Stock Rode, David dan Parikh, Satu dan Friedman, Yolanda, dan Kane, Jeremiah An Evolutionary Approach to Technical Trading and Capital Market Efficiency. The Wharton School University of Pensylvania. Soejoto, Ady Analisis Harga Saham Perusahaan Manufaktur dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya di Pasar Modal Indonesia: Jurnal Ekuitas, Vol.6 (3), September 2002, hal Spekulasi di Pasar Modal. Fokus Ekonomi, Vol. 1, No. 2, hal: Sugiyono Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Tarun Chordia and Bhaskaran, 2000, Trading Volume and Cross Auto Taswan dan Soliha, Euis Perspektif Analisis Pelaku Investasi dan Spekulasi di Pasar Modal, Fokus Ekonomi Vol. 1, No. 2, hal: Asnawi, Said Kelana, dan Wijaya, Chandra Riset Keuangan: Pengujian- Pengujian Empiris. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

18 Jogiyanto Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Yogyakarta: BPFE. Yogyakarta. Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00005/BEI/ , tanggal 20 Januari Pengumuman PT. Bursa Efek Indonesia Nomor Peng-00460/BEI.PSH/ , tentang Pengumuman Saham yang Masuk dan Keluar dalam Penghitungan Indeks KOMPAS 100. Peraturan Nomor II-A: Tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas, Lampiran Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Indonesia Nomor Kep /BEI/ , tanggal 14 November ML/Sektor+Moneter/

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan mulai tanggal 6 Januari penyesuaian terhadap besaran satuan dan fraksi harga.

BAB I PENDAHULUAN. diberlakukan mulai tanggal 6 Januari penyesuaian terhadap besaran satuan dan fraksi harga. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Direksi PT Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 November 2013 mengeluarkan surat keputusan nomor Kep-00071/BEI/11-2013 perihal Perubahan Satuan Perdagangan dan Fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang pasar modal mendefinisikan pasar modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang

BAB I PENDAHULUAN. negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pasar modal merupakan suatu indikator kemajuan perekonomian suatu negara baik negara maju maupun negara berkembang serta menunjang perkembangan ekonomi negara bersangkutan.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Pasar modal Indonesia sedang mengalami pertumbuhan yang pesat. Hal ini terlihat dari pertumbuhan kapitalisasi pasar maupun naiknya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Pada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory)

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Struktur Mikro Pasar (Market Microstructure Theory) Teori struktur mikro pasar digunakan sebagai dasar hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu singkat ketika berinvestasi di pasar modal. Untuk menghindari resiko kerugian yang besar, maka dalam berinvestasi,

BAB I PENDAHULUAN. waktu singkat ketika berinvestasi di pasar modal. Untuk menghindari resiko kerugian yang besar, maka dalam berinvestasi, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dewasa ini pembahasan tentang pasar modal semakin menarik. Hal ini karena orang (investor) dapat memperoleh keuntungan yang besar dalam waktu yang singkat apabila berinvestasi

Lebih terperinci

INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR

INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR UNIVERSITY NETWORK FOR INDONESIA INFRASTRUCTURE DEVELOPMENT () INFRASTRUKTUR PERDAGANGAN DI PASAR MODAL SEBAGAI SARANA PENINGKATAN PENDANAAN INFRASTRUKTUR Lily Cania 1, Wisudanto 2 1 Departemen Manajemen,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang

BAB I PENDAHULUAN. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Likuiditas bursa saham di Indonesia sudah lama dinilai belum maksimal. Masih banyak saham yang tidak aktif diperdagangkan atau tidak bergerak yang sering disebut dengan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan

PENDAHULUAN. menurunkan biaya transaksi jual beli saham. Akan tetapi informasi dibalik kebijakan PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG Penurunan fraksi harga (tick size) dalam beberapa tahun terakhir telah banyak dilakukan oleh pasar modal di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kebijakan ini diterapkan dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan. peristiwa sesuai dengan apa adanya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan. peristiwa sesuai dengan apa adanya. BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriftif komparatif yang kemudian diverifikasi berdasarkan teori. Penelitian deskriptif diartikan sebagai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk. dimasukkan ke aktiva produktif selama periode waktu tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dewasa ini, masyarakat semakin tidak asing dengan istilah investasi. Investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk dimasukkan ke aktiva produktif selama periode

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perubahan abnormal return, bid-ask spread,

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia telah melakukan tick size reduction untuk saham

BAB V PENUTUP. Bursa Efek Indonesia telah melakukan tick size reduction untuk saham 86 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Bursa Efek Indonesia telah melakukan tick size reduction untuk saham dengan range harga kurang dari Rp 200,-, yakni dari tick size Rp 5,- menjadi Rp 1,- pada tanggal 11 Desember

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab

BAB V PENUTUP. Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis serta pembahasan yang telah dilakukan pada babbab sebelumnya, maka penelitian yang bertujuan untuk menganalisis perubahan abnormal return, bid-ask spread,

Lebih terperinci

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis

Bab II. Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 7 Bab II Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis 2.1 Perubahan Peraturan Nomor II-A tentang Perdagangan Efek Bersifat Ekuitas Sesuai dengan Surat Keputusan No. KEP-00071/BEI/11-2013 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham

BAB V PEMBAHASAN. A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham BAB V PEMBAHASAN A. Perubahan Kebijakan Fraksi Harga Tahun 2007 dan Pengaruhnya Terhadap Likuiditas Saham Indikator yang digunakan dalam melakukan pengujian terhadap likuiditas saham pada penelitian ini

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP.. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai analisis Overreaction

BAB V PENUTUP.. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai analisis Overreaction BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai analisis Overreaction Hyphothesis dan pengaruh bid-ask spread dan firm size terhadap price reversal saham di BEI, dapat diambil

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada

BAB V PENUTUP. dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan permasalahan penelitian diatas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh dari neglected firm pada abnormal return saham,

Lebih terperinci

Pengaruh Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan terhadap Likuditas Bursa Efek Indonesia

Pengaruh Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan terhadap Likuditas Bursa Efek Indonesia FINESTA Vol.3 No. 1, (2015) 91-95 91 Pengaruh Perubahan Fraksi Harga dan Satuan Perdagangan terhadap Likuditas Bursa Efek Indonesia William Chandra Program Manajemen Keuangan, Program Studi Manajemen Fakultas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Macam Pasar Modal Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. investor atau untuk membentuk portofolionya sendiri.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia. investor atau untuk membentuk portofolionya sendiri. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Sistem Perdagangan di Bursa Efek Indonesia Sistem perdagangan yang digunakan di Bursa Efek Indonesia adalah order driven market system dan sistem lelang kontinyu (continues auction

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul Transaction 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu yang mendasari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian yang dilakukan Atkins dan Dyl (1997) dengan judul

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Tujuan dari pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pasar modal

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM

ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM ANALISIS PERBEDAAN ABNORMAL RETURN, LIKUIDITAS SAHAM, DAN TINGKAT KEMAHALAN HARGA SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PEMECAHAN SAHAM OLEH: RATIH NUR INDAHSARI B. A311 08 267 JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA

SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA SISTEM PERDAGANGAN EFEK DI BURSA EFEK INDONESIA 2.1. SISTEM PERDAGANGAN EFEK Saham, bukti right, waran, obligasi konversi adalah jenis-jenis efek yang diperdagangkan di BEI. Transaksi Di BEI dilakukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perusahaan pada dasarnya membutuhkan pembiayaan untuk kegiatan operasionalnya. Untuk perusahaan yang sudah go public dana tersebut salah satunya dapat diperoleh dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor ekonomi pada sebuah negara. Hal tersebut di dukung oleh peranan pasar modal yang sangat strategis

Lebih terperinci

Perbedaan Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perpindahan Kelompok Fraksi Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Perbedaan Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perpindahan Kelompok Fraksi Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Perbedaan Kinerja Perusahaan Berdasarkan Perpindahan Kelompok Fraksi Saham Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Oleh: Ayu Agustin Nilamsari Agus Sumanto Abstraksi Penelitian

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari

Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pemecahan Saham (Stock Split) Informasi bersifat informatif apabila memiliki kriteria kelengkapan, relevansi dan tepat waktu sehingga mampu memberikan gambaran yang jelas mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan dimasa yang akan datang. Investasi dapat dilakukan pada BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Investasi dewasa ini menjadi pilihan masyarakat dalam menggunakan kelebihan dananya. Menurut Tandelilin (2010:2) investasi merupakan komitmen atas sejumlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang penelitian Pasar modal merupakan salah satu bagian dari indikator kemajuan atau simbol refleksi perkonomian suatu negara. Industri pasar modal memiliki peranan penting

Lebih terperinci

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B

Skripsi. Disusun Oleh : Wahyu Widya Yanti B ANALISIS DAMPAK PENGUMUMAN RIGHT ISSUE TERHADAP RETURN SAHAM DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi kasus pada perusahaan go public di BEI periode 2010-2013) Skripsi Diajukan untuk memenuhi tugas dan syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pasar modal memiliki peran penting dalam perekonomian suatu Negara karena pasar modal mempunyai fungsi ekonomi yaitu sebagai penyedia fasilitas yang mempertemukan dua

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini akan dijabarkan beberapa teori yang menjadi landasan analisis penulis mengenai hubungan variabel- variabel dalam penelitian, yaitu : Stock split (pemecahan saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pasar modal merupakan wadah bagi pemilik modal (investor) untuk melakukan investasi dan salah satu alternatif untuk melakukan pembiayaan. Pasar modal

Lebih terperinci

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar

Kosep Dasar: Saham Aru A m ru H. H Prim Pri andar m i andar Kosep Dasar: Saham Arum H. Primandari Investasi Investasi Investasi: pada hakikatnya merupakan kegiatan menempatkan sejumlah dana yang dimiliki saat ini dengan harapan akan memperoleh keuntungan di masa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu strategi investasi pasif yang sering digunakan dalam melakukan investasi saham adalah strategi buy and hold. Strategi ini berkenaan dengan keputusan untuk

Lebih terperinci

PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia)

PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia) PENGARUH FRAKSI HARGA SAHAM BARU TERHADAP LIKUIDITAS (Studi Di PT Bursa Efek Indonesia) The Impact of The New Tick Size on Liquidity (Evidence from the Indonesia Stock Exchange) Silpi Siti Marliyah 1,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bid-Ask Spread Menurut Stoll (1989:115), Bid Ask Spread adalah kompensasi ekonomi yang diberikan kepada market maker atas pelayanan/jasanya. Bid Ask Spread dibedakan menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Di era globalisasi ini, perkembangan perusahaan go public semakin pesat. Saham-saham diperdagangkan untuk menarik para investor menanamkan modal pada

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 9 BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Bursa Efek Indonesia BEI merupakan satu satunya pasar modal yang ada di Indonesia. Transaksi perdagangan di BEI menggunakan orderdriven

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham yang beredar, sesuai dengan faktor pemecahnya (split factor). BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham (Stock Splits) 2.1.1.1 Pengertian Pemecahan Saham Menurut Abdul Halim (2007 : 98), stock split (pemecahan saham) adalah perubahan nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain) BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah tempat berinvestasi dengan konsekuensi untung (gain) dan rugi (lost). Salah satu pertimbangan investor untuk berinteraksi di pasar modal

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. khususnya indeks LQ 45 periode tahun , diperoleh beberapa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. khususnya indeks LQ 45 periode tahun , diperoleh beberapa BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Dari hasil analisis pengaruh return saham, volume perdagangan saham dan varian return saham terhadap bid-ask spread saham di bursa efek indonesia khususnya indeks

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menuju kedewasaannya mulai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menuju kedewasaannya mulai 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Perusahaan-perusahaan di Indonesia dalam menuju kedewasaannya mulai berkembang menjadi perusahaan besar. Dalam aktifitas, perusahaan besar membutuhkan sumber modal

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. dalam ekuitas pemegang saham. Menurut Abdul Halim (2007 : 98), split stock BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Pemecahan Saham Menurut kamus investasi dan keuangan, peristiwa pemecahan saham merupakan cara yang dilakukan dengan tujuan untuk memecah jumlah saham

Lebih terperinci

Kata kunci : harga saham, volume perdagangan, ukuran perusahaan, bid ask spread.

Kata kunci : harga saham, volume perdagangan, ukuran perusahaan, bid ask spread. PENGARUH HARGA SAHAM, VOLUME PERDAGANGAN DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP BID-ASK SPREAD PADA PERUSAHAAN FOOD AND BEVERAGE YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Viri Anggraini (virianggraini@ymail.com)

Lebih terperinci

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN

PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN PENGARUH KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN ROKOK YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2013-2015 Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program studi strata I pada Fakultas

Lebih terperinci

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) TERHADAP HARGA SAHAM LQ-45 DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Fica Marcellyna (ficamarcellyna@ymail.com) Titin Hartini Jurusan Akuntansi STIE MDP Abstrak: Tujuan penelitian

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Stock Split, volume

BAB V PENUTUP. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Stock Split, volume 67 BAB V PENUTUP Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh Stock Split, volume perdagangan, dan Return saham terhadap Bid-Ask Spread pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pengambilan

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data historis tentang harga saham, jumlah lembar saham dan index harga saham gabungan diperoleh dari Yahoo Finance tahun

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat menjadi pengetahuan bagi investor dan masyarakat. penulis dapat menyimpulkan bahwa: BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui reaksi pasar modal terhadap peristiwa pengumuman penurunan harga BBM 16 Januari 2015. Penelitian ini menggunakan metode

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA

ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA ANALISIS PERBEDAAN LIKUIDITAS DAN VOLUME PERDAGANGAN SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT DI BURSA EFEK INDONESIA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemain saham atau investor perlu memiliki sejumlah informasi yang berkaitan dengan dinamika harga saham agar bisa mengambil keputusan tentang saham perusahaan yang layak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Pembahasan dalam penelitian ini merujuk pada penelitian-penelitian sebelumnya yang meneliti tentang stock split dan akan menjelaskan persamaan dan perbedaan

Lebih terperinci

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013.

FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013. FENOMENA LONG WEEKEND DALAM MEMPENGARUHI ABNORMAL RETURN : CASE STUDY HARI LIBUR NASIONAL WAFAT ISA ALMASIH TAHUN 2013 Sheilla Annisa Universitas Paramadina Program Studi Manajemen 2014 (Sheilla Annisa/210000254)

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Investasi pada hakikatnya merupakan penanaman modal yang dilakukan saat ini dengan harapan keuntungan dimasa yang akan datang. Kegiatan investasi menjadi semakin berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba merupakan fokus utama dalam penilaian prestasi perusahaan. Hal ini disebabkan karena laba perusahaan selain merupakan indikator

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor

BAB I PENDAHULUAN. ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Investasi adalah sebuah komitmen saat ini atas uang atau modal lain dengan ekspektasi memperoleh keuntungan di masa depan (Bodie et al, 2014). Investor berekspektasi

Lebih terperinci

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT

ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT ABNORMAL RETURN DI SEKITAR TANGGAL PENGUMUMAN STOCK SPLIT Oleh: Yogo Heru Prayitno 1) E-mail: yogo.heru@widyatama.ac.id 1) Universitas Widyatama Bandung ABSTRACT The researcher observed the announcement

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. atau modal untuk mengembangkan usahanya adalah dengan go public, yaitu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu alternatif untuk memperoleh sumber dana yang dibutuhkan oleh perusahaan yang menghadapi kendala dalam masalah terbatasnya dana atau modal untuk mengembangkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dengan demikian, pasar modal juga bisa diartikan sebagi pasar untuk BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pasar Modal Pasar modal adalah pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Dengan demikian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya Indonesia, dituntut menunjukkan performa yang lebih baik. Hal BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam lingkungan persaingan global yang disertai dengan dukungan teknologi informasi yang ada saat ini, membuat setiap perusahaan di negara berkembang salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan iklim investasi di Indonesia saat ini, ditandai dengan semakin ramainya transaksi jual-beli saham yang terjadi di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal itu menunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Pengertian pasar modal sendiri menurut Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, pasar modal sebagai Kegiatan yang bersangkutan

Lebih terperinci

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE

PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE PENGARUH PERGANTIAN CEO TERHADAP RETURN SAHAM PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS LQ 45 PERIODE 2007-2012 CEO TURNOVER EFFECT ON STOCK COMPANY RETURN THAT WAS INSIDED INDEX LQ45 PERIOD 2007-2012 Ni Wayan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sebelum penggabungan PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT. Bursa Efek Surabaya (BES) menjadi PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 30 November

Lebih terperinci

KONDISI BURSA EFEK INDONESIA AKIBAT PENETAPAN SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA NOMOR Kep-00071/BEI/

KONDISI BURSA EFEK INDONESIA AKIBAT PENETAPAN SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA NOMOR Kep-00071/BEI/ ISSN : 2337-3067 E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana 5.7 (2016): 2037-2062 KONDISI BURSA EFEK INDONESIA AKIBAT PENETAPAN SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA NOMOR Kep-00071/BEI/11-2013

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Hamish D dan Yuan Peng. (2013). From Cents to Half Cents and Its Impact on Liquidity.

DAFTAR PUSTAKA. Anderson, Hamish D dan Yuan Peng. (2013). From Cents to Half Cents and Its Impact on Liquidity. DAFTAR PUSTAKA Anderson, Hamish D dan Yuan Peng. (2013). From Cents to Half Cents and Its Impact on Liquidity. Bacidore, J. (1997). The Impact of Decimalization on Market Quality: An Empirical Investigation

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah seluruh saham yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada periode 2007 2008. Pada tahun 2007 terdapat 408 emiten dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana bertemu untuk menjualbelikan sekuritasnya. Dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pasar modal merupakan sarana untuk melakukan transaksi sekuritas atau tempat dimana pihak yang memiliki kelebihan dana (investor) dan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, 2003, Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit. Penerbit dan Percetakan AMP YKPN.

DAFTAR PUSTAKA. Abdul Halim, 2003, Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit. Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. DAFTAR PUSTAKA Abdul Halim, 2003, Auditing 1 Dasar-dasar Audit Laporan Keuangan, Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN. Amir Hamzah. (2006). Pengaruh Pengumuman Rgiht Issue terhadap Biaya Modal dan Volume

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Pemecahan Saham (Stock Split) Menurut kamus istilah keuangan dan investasi, stock split atau pemecahan saham merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat utang (obligasi), ekuiti (saham),

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Kegiatan Investasi merupakan aktivitas yang dilakukan individu maupun perusahaan dengan menanamkan dana pada saat ini dengan harapan mendapatkan keuntungan

Lebih terperinci

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak

Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark Fernando Pasaribu 2. Abstrak EFEK BID-ASK, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS DALAM FENOMENA PRICE REVERSAL SAHAM WINNER DAN LOSER KELOMPOK ENTITAS INDEKS LQ 45 PERIODE - DI BURSA EFEK INDONESIA Rismaeka Purnamasari Latjuba 1 Rowland Bismark

Lebih terperinci

Vol. 5 Oktober 2013 ISSN:

Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: Vol. 5 Oktober 2013 ISSN: 1858-2559 EFEK BID-ASK, FIRM SIZE DAN LIKUIDITAS DALAM FENOMENA PRICE REVERSAL SAHAM WINNER DAN LOSER KELOMPOK ENTITAS INDEKS LQ-45 PERIODE 2009-2011 DI BURSA EFEK INDONESIA RISMAEKA

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur tahun 2007 hingga

BAB V PENUTUP. perusahaan melakukan stock split pada perusahaan manufaktur tahun 2007 hingga BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Penelitian ini memiliki tujuan untuk meneliti dan mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan dan kemahalan harga saham terhadap keputusan perusahaan melakukan stock split

Lebih terperinci

PERBANDINGAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN FRAKSI HARGA DAN SATUAN PERDAGANGAN

PERBANDINGAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN FRAKSI HARGA DAN SATUAN PERDAGANGAN ISSN: 2302-8556 E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.14.2 Februari (2016). 1298-1325 PERBANDINGAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH PERUBAHAN FRAKSI HARGA DAN SATUAN PERDAGANGAN I Kadek Dony Darma

Lebih terperinci

Mekanisme Perdagangan

Mekanisme Perdagangan Mekanisme Perdagangan (Sumber: http://www.idx.co.id) Proses Pelaksanaan Perdagangan di Bursa Proses Pelaksanaan Perdagangan secara Remote Pelaksanaan Perdagangan Pelaksanaan perdagangan Efek di Bursa dilakukan

Lebih terperinci

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE

ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE ANALISIS ABNORMAL RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PERIODE 2008-2012 Wening Asriningsih Universitas Negeri Yogyakarta, Indonesia Email: wening.asri@yahoo.com Abstrak: Analisis

Lebih terperinci

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI

ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI ANALISA PENGARUH LIKUIDITAS SAHAM TERHADAP VOLUME PERDAGANGAN PADA PERUSAHAAN YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK JAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VOLATILITY SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PADA INDEKS LQ45. Lukman Dwi Adisetia.

PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VOLATILITY SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PADA INDEKS LQ45. Lukman Dwi Adisetia. PENGARUH HARGA, VOLUME PERDAGANGAN, DAN VOLATILITY SAHAM TERHADAP BID-ASK SPREAD SAHAM PADA INDEKS LQ45 Lukman Dwi Adisetia Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh harga, volume

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai fenomena market overreaction dan pengaruh firm size dan likuiditas terhadap fenomena price reversal pada indeks sektor manufaktur

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari lender (pihak yang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan pasar modal sebagai lembaga piranti investasi memiliki fungsi ekonomi dan keuangan yang semakin di perlukan oleh masyarakat sebagai media alternatif

Lebih terperinci

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI PENGARUH STOCK SPLIT TERHADAP LIKUIDITAS DAN RETURN SAHAM PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh : ZAINUL BACHTIAR B 200 090 031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS

Lebih terperinci

Analisa Kelayakan Investasi Pada Bank BJB dengan menggunakan metode Reelative Valuation

Analisa Kelayakan Investasi Pada Bank BJB dengan menggunakan metode Reelative Valuation Analisa Kelayakan Investasi Pada Bank BJB dengan menggunakan metode Reelative Valuation 1. Latar Belakang PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk sebagai salah satu bank lokal dengan taraf

Lebih terperinci

ANALISIS PERBEDAAN SISTEM FRAKSI HARGA SAHAM TERHADAP VARIABEL BID- ASK SPREAD, DEPTH

ANALISIS PERBEDAAN SISTEM FRAKSI HARGA SAHAM TERHADAP VARIABEL BID- ASK SPREAD, DEPTH ANALISIS PERBEDAAN SISTEM FRAKSI HARGA SAHAM TERHADAP VARIABEL BID- ASK SPREAD, DEPTH, DAN VOLUME PERDAGANGAN (Studi pada fraksi harga Rp. 10, Rp. 25, Rp. 50 di Bursa Efek Indonesia) TESIS Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/ melakukan perubahan satuan

BAB I PENDAHULUAN. Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/ melakukan perubahan satuan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tanggal 8 November 2013, PT Bursa Efek Indonesia melalui Surat Keputusan Direksi nomor Kep-00071/BEI/11-2013 melakukan perubahan satuan perdagangan dan fraksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pasar modal adalah jaringan tatanan yang memungkinkan pertukaran klaim jangka panjang dan penambahan financial assets pada saat yang sama sehingga memungkinkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adanya penyebaran atau kapitalisasi nilai perusahaan, karena dalam stock split BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Stock Split Menurut Baridwan (2002;241), stock split adalah usaha perusahaan untuk memperbanyak jumlah saham yang beredar dengan mengurangi nilai nominal saham. Pengurangan

Lebih terperinci

JBBE, Vol.06, No.2, Sept ISSN: X

JBBE, Vol.06, No.2, Sept ISSN: X ANALISIS PENGARUH SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT TERHADAP STOCK RETURN PADA PERUSAHAAN PROPERTY AND REAL ESTATE YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) Ade Manggala Hardianto 1 1 Jurusan Manajemen

Lebih terperinci

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENGARUH RASIO PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAM DI PERUSAHAAN MANUFAKTUR (Studi Kasus Pada Perusahaan Food and Beverages dan Consumers Goods yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2014)

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. pengaruh bid-ask spread, market value, dan variance return terhadap holding. period saham dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

BAB V PENUTUP. pengaruh bid-ask spread, market value, dan variance return terhadap holding. period saham dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 65 BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Dari hasil pengujian dan analisis yang telah dilakukan mengenai pengaruh bid-ask spread, market value, dan variance return terhadap holding period saham dapat diambil kesimpulan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan pasar modal di Indonesia akhir-akhir ini sangat pesat. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di jaman yang serba canggih saat ini kebutuhan individu maupun perusahaan akan informasi cenderung meningkat, tak terkecuali di pasar modal. Pada dunia bisnis pasar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar

BAB I PENDAHULUAN. surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian pasar BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam pasar yang efisien, informasi yang masuk ke pasar akan tercermin pada hargaharga surat berharga. Pasar akan memproses informasi yang relevan kemudian

Lebih terperinci

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version BAB I PENDAHULUAN

PDF created with FinePrint pdffactory Pro trial version  BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perkembangan dewasa ini menunjukan bahwa sejalan dengan semakin kompleksnya dunia usaha membawa dampak pada tingginya tingkat persaingan antara perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa

BAB I PENDAHULUAN. membuktikan bahwa krisis ekonomi yang melanda negara-negara di Benua Eropa BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Outlook Ekonomi dan Pasar Modal 2011, minat investor asing untuk masuk ke pasar modal Indonesia pada tahun 2011 tumbuh hingga 20%. Hal ini membuktikan

Lebih terperinci